Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
SH -> Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6; Mzm 13:1-6
SH: Mzm 13:1-6 - Kemenangan di atas kemenangan (Kamis, 11 Januari 2001) Kemenangan di atas kemenangan
Setiap orang yang
dikejar-kejar musuh akan mengalami ketakutan,
kecemasan, kebingungan, kuatir, dan segala macam
per...
Kemenangan di atas kemenangan
Setiap orang yang dikejar-kejar musuh akan mengalami ketakutan, kecemasan, kebingungan, kuatir, dan segala macam perasaan lainnya yang mencekam, terlebih lagi bila musuhnya pasti dapat mengalahkannya. Di saat seperti itulah, ia membutuhkan pertolongan yang tidak terlambat Bagaimana dengan pemazmur, apakah ia juga sedang dalam keadaan demikian?
Di awal mazmur ini kita dapat membayangkan kondisi pemazmur yang sedang berteriak kepada Allah (ayat 1-2) karena himpitan musuhnya. Satu hal yang patut kita teladani adalah bahwa ia datang dan mengadukan halnya kepada TUHAN. Dua ayat pertama diawali dengan kata-kata: `berapa lama lagi', menunjukkan bahwa ia sedang menantikan uluran pertolongan tangan Tuhan. Mungkin untuk kesekian kalinya ia berteriak kepada Tuhan, tetapi walau nampaknya tidak segera mendapatkan jawaban, pemazmur tidak segera beralih kepada selain Tuhan yang akan segera memberikan pertolongan.
Mengapa ia tidak mau beralih kepada yang lain? Karena keyakinannya hanya kepada Tuhan, Allahnya (ayat 4). Bagi pemazmur, hanya Tuhan yang dapat membuat matanya bercahaya, sehingga tetap siaga dan waspada menghadapi musuh dan lawannya (ayat 5). Maka ia pun yakin bahwa musuh-musuhnya tidak akan berkata bahwa mereka telah mengalahkannya atau lawan-lawannya bersorak-sorak karena ia goyah (ayat 5).
Walaupun mazmur ini diawali dengan ratapan, tetapi diakhiri dengan tekad iman yang teguh, karena ia percaya kepada kasih setia Tuhan yang menyelamatkannya (ayat 6). Ia yakin bahwa Tuhan tidak pernah berubah, maka ia akan menyanyi bagi Tuhan karena kebaikan-Nya nyata dalam hidupnya (ayat 6). Iman pemazmur telah membawa kemenangan, bukan hanya kemenangan fisik tetapi yang lebih penting adalah kemenangan iman atas musuh- musuhnya. Bukan kelepasan dari musuh yang menjadi dasar sorak-sorai keselamatan dan nyanyian kemenangan, melainkan imannya yang jelas dan teguh kepada Tuhan, Allah yang penuh kasih setia dan kebaikan. Inilah kemenangan di atas kemenangan.
Renungkan: Siapa pun musuh Anda saat ini, bukanlah penentu kekalahan atau kemenangan Anda, karena kemenangan di atas kemenangan hanya dialami bila Anda mau memandang-Nya dengan kacamata iman.
SH: Mzm 13:1-6 - Tuhan tidak melupakan Anda (Minggu, 5 Januari 2003) Tuhan tidak melupakan Anda
Pemazmur mengalami tekanan penderitaan begitu hebat, bagaikan
seorang yang sedang sakit keras, hampir mati (ayat 4b)....
Tuhan tidak melupakan Anda
Pemazmur mengalami tekanan penderitaan begitu hebat, bagaikan seorang yang sedang sakit keras, hampir mati (ayat 4b). Penderitaan itu begitu berat bagi si pemazmur sampai seakan-akan Tuhan melupakan dia (ayat 2). Penderitaan yang dialami orang beriman menjadi teramat berat seolah lebih berat daripada yang ditanggung oleh orang tidak beriman, sebab kesungguhan imannya dan kenyataan yang diimaninya diuji kesejatiannya (ayat 3-5). Bagaimana memahami bahwa Allah mahakasih apabila orang yang beriman kepada-Nya dibiarkan menderita?
Namun, di tengah pergumulan itu, keyakinan si pemazmur tidak sampai goyah. Pemazmur percaya kepada kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan menyelamatkan dan baik kepadanya (ayat 6). Di dalam penderitaan berkepanjangan itu, pemazmur belajar berseru bertalu-talu kepada Allah. Imannya dilatih untuk percaya teguh meski belum melihat (ayat 6). Pengharapannya dilatih agar mendoakan kepentingan kemuliaan Allah dan bukan kepentingan kenyamanannya sendiri (ayat 4,5). Melalui Mazmur ini kita sedikit beroleh kejelasan mengapa Tuhan tidak segera bertindak dalam kesempitan hidup kita. Justru karena ingin menyatakan kemuliaan-Nya lebih besar dan karena ingin kita mengenal Dia lebih dalam, Allah bertindak demikian.
Renungkan: Tatkala penderitaan membuat kita seolah ada dalam kesenjangan dari hadirat Allah, Allah sedang melatih iman dan harap kita untuk melihat dan melangkah lebih jauh.
SH: Mzm 13:1-6 - Tetap percaya walau goyah (Minggu, 13 Januari 2008) Tetap percaya walau goyah
Seorang hamba Tuhan pernah berpesan agar jangan pernah mengandalkan
perasaan karena perasaan berubah-ubah sesuai situa...
Tetap percaya walau goyah
Seorang hamba Tuhan pernah berpesan agar jangan pernah mengandalkan perasaan karena perasaan berubah-ubah sesuai situasi. Sebaliknya, kita harus berpegang teguh dalam iman kepada fakta bahwa Tuhan penuh kasih dan setia. Namun tidak dapat disangkal bahwa perasaan seringkali begitu mendominasi sebagian anak Tuhan sehingga fakta-fakta iman kabur bahkan menghilang.
Itulah yang dialami pemazmur. Perasaan kuat yang mendominasi dirinya adalah Tuhan melupakan dan mengabaikan dirinya sama sekali. Sampai empat kali ia berseru kepada Tuhan, "Berapa lama lagi ...?" (ayat 2-3). Tuhan seakan membisu, tidak peduli dan masa bodoh kepadanya. Perasaan-perasaan yang bukan sesaat atau sementara, tetapi yang terus-menerus dirasakannya secara manusiawi membawanya pada depresi dan bahaya kehilangan iman. Kata "goyah" yang dipakai di ayat 5 kurang kuat untuk menggambarkan goncangan bak gempa bumi atau tsunami yang membongkar hancurkan segala sesuatu sampai ke dasarnya. Perasaan tertekan itu makin kuat ditambah cemoohan para musuh dan sorak-sorai para lawan yang melihat si pemazmur tanpa daya dan sedikit lagi hancur (ayat 3b, 5).
Namun justru dalam kegoncangan dahsyat seperti itu, iman pemazmur bangkit. Bukankah seruan "putus asa" yang ditujukan kepada Tuhan merupakan tanda iman yang pantang menyerah apalagi mati (ayat 4)? Kepastian iman bukan lahir dari kekuatan mental ataupun berpikir positif, melainkan anugerah dari Tuhan sendiri yang kasih setia-Nya tidak pernah berakhir dalam menjawab umat-Nya (ayat 6).
Saat putus asa melanda hidup Anda karena merasa Tuhan tidak kunjung menjawab, saat itulah Anda perlu berseru seperti pemazmur. Ingat segala kebaikan Tuhan pada masa lampau. Tolaklah segala hasutan Iblis bahwa Tuhan sudah melupakan Anda. Lawanlah godaan untuk berpaling pada alternatif lain. Yakinlah bahwa Tuhan akan membuat Anda bersorak karena penyelamatan-Nya berlanjut!
SH: Mzm 13:1-6 - Berapa lama lagi, Tuhan? (Minggu, 3 April 2011) Berapa lama lagi, Tuhan?
Mungkin judul di atas mewakili pertanyaan kita saat menantikan pertolongan Tuhan yang tak kunjung tiba, dengan perasaan tert...
Berapa lama lagi, Tuhan?
Mungkin judul di atas mewakili pertanyaan kita saat menantikan pertolongan Tuhan yang tak kunjung tiba, dengan perasaan tertekan. Pemazmur memang merasa tertekan. Empat pertanyaan berturut-turut dia ajukan sebagai pertanyaan retoris, yang tidak membutuhkan jawaban, melainkan hanya sebuah penegasan akan kedaruratan situasi yang dia alami. Dua pertanyaan pertama menegaskan ketidakhadiran Tuhan (2) sebagai penyebab kekhawatiran dan kesedihan pemazmur. Dua pertanyaan berikut mengisahkan keberanian para musuh untuk menekan dia (3). Sungguh suatu tuduhan yang berani.
Namun si pemazmur tidak berhenti hanya pada keluhan. Pemazmur melanjutkan dengan tiga permohonan serius (4). Ia minta Tuhan memperhatikan, menjawab, dan membangkitkan pengharapannya. Dua alasan disampaikan. Pertama, kalau Tuhan tidak menolong maka ia akan mati (4b). Kedua, kalau ia mati maka musuh akan menyombongkan diri dengan kemenangan (5).
Sebagaimana tipikal mazmur keluhan, pemazmur menutup mazmurnya dengan suatu sikap yang optimis. Pemazmur yakin, sebagaimana kasih setia Tuhan sudah pernah ia rasakan maka ia akan mengalaminya lagi. Maka pemazmur bertekad memuji Tuhan dan memercayakan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan (6).
Seberapa jauh kita bisa meniru pemazmur ketika persoalan menimpa bertubi-tubi dan sepertinya Tuhan tidak peduli kepada kita? Keberanian pemazmur "mempersalahkan" Tuhan bukan suatu kekurangajaran melainkan kejujuran saat ia tidak mengerti. Kita bersyukur kepada Tuhan, karena ada Yesus yang menjadi Imam Besar kita, yang pernah mengalami semua pergumulan manusia (Ibr. 2:17-18; 4:14-16). Kita tidak perlu "mempersalahkan" Tuhan, sebab di dalam Yesus semua pergumulan kita dimengerti. Dalam hikmat dan waktu-Nya, Dia akan menyelesaikan-Nya.
SH: Mzm 13:1-6 - Menanti dengan iman (Minggu, 29 Maret 2015) Menanti dengan iman
Menanti bukan pekerjaan yang mudah, apalagi menyenangkan. Menanti berkepanjangan bisa membuat orang tertekan bahkan berhenti berh...
Menanti dengan iman
Menanti bukan pekerjaan yang mudah, apalagi menyenangkan. Menanti berkepanjangan bisa membuat orang tertekan bahkan berhenti berharap. Kalau sudah demikian, sepertinya jalan keluar satu-satunya hanyalah mengakhiri hidup! Benarkah demikian?
Kita tidak tahu apa penyebab pemazmur merasa dilupakan Tuhan, atau merasa Tuhan tidak peduli lagi kepadanya? Yang jelas, perasaan ini sudah berlarut-larut sehingga pemazmur jatuh sakit (4), dan merasa akan segera ajal kalau Tuhan tidak menjawab pergumulannya ini. Perasaan yang sudah berat ini diperberat lagi dengan orang-orang yang menyuarakan cemoohan mereka atasnya. Bahwa pemazmur sudah ditinggalkan Tuhannya. Ia sebentar lagi pasti hancur (5).
Di tengah kegalauan ini, pemazmur menaikkan hatinya kepada Tuhan. Dari perasaan tidak menentu ini, pemazmur memberanikan diri untuk memercayai Tuhan kembali. Dasarnya adalah kasih setia Tuhan yang sudah pernah pemazmur alami, yang ia yakini tidak pernah berubah (6). Segera setelah pemazmur menyatakan keyakinan ini, sukacita yang sekian lama tenggelam kini bak mentari yang terbit di pagi hari, mengenyahkan awan kelam nan kelabu. Sukacita itupun diekspresikan dengan nyanyian yang mengisahkan kebaikan Tuhan yang sudah pernah pemazmur alami.
Masalah boleh saja masih ada. Musuh masih mengintai, menantikan kehancuran anak-anak Tuhan. Suara Tuhan pun, mungkin masih tidak tertangkap oleh antena hati kita. Akan tetapi, bersama pemazmur, kita pun dapat bertahan untuk tidak tenggelam. Bahkan kita bisa menaikkan hati kita kepada Tuhan, karena kita meyakini kasih setia-Nya. Bersama pemazmur kita bisa menyanyi memuji Tuhan kita karena kebaikan-Nya yang sudah pernah kita alami, yang membuat kita yakin akan sekali lagi kita alami.
SH: Mzm 13:1-6 - Penderitaan yang Menguatkan (Rabu, 11 April 2018) Penderitaan yang Menguatkan
Dalam perikop ini, pemazmur memulai ungkapannya dengan pertanyaan "Berapa lama lagi Tuhan?" Pertanyaan itu diulangi sampa...
Penderitaan yang Menguatkan
Dalam perikop ini, pemazmur memulai ungkapannya dengan pertanyaan "Berapa lama lagi Tuhan?" Pertanyaan itu diulangi sampai lima kali. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya perasaan pemazmur seolah-olah dirinya ditinggalkan Allah. Artinya, derita yang dirasakan pemazmur sangat berat dan sudah mencapai batas yang dapat ditanggungnya.
Sebenarnya apa pokok masalah yang sedang dihadapi pemazmur? Apakah dirinya sakit parah? Apakah nyawanya terancam? Ternyata tidak. Jika demikian, mengapa pemazmur mengatakan matanya tidak bercahaya dan goyah? Bila mata pemazmur tidak bercahaya, hal itu berarti Allah tidak bersama dengannya. Apakah benar Allah sudah tidak menyertai pemazmur?
Mazmur 19:9 menyatakan bahwa mata seseorang akan bercahaya karena firman Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang Mazmur 19:9, maka ungkapan pemazmur menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berfirman kepadanya. Tidak adanya firman Allah itulah yang membuat hati pemazmur goyah. Ia seolah-olah kehilangan pegangan dan tuntunan hidup karena selama ini hidupnya berlandaskan pada firman Allah. Itulah alasannya pemazmur meratap, "Berapa lama lagi Tuhan?"
Yang menarik adalah penderitaan pemazmur tidak membuatnya menyangkal dan meninggalkan Allah. Sebaliknya, ia tetap berseru dan semakin berharap kepada Allah dalam doa yang tiada putusnya.
Pengalamannya bersama Allah yang penuh kasih dan setia membawa pemazmur pada pengharapan bahwa Allah akan melepaskan penderitaannya. Sebab itu, dengan keyakinan ia berkata bahwa kasih setia kepada Allah dan perjanjian-Nya saja ia percaya (6). Kasih setia tanpa syarat inilah yang menjadi kekuatan pemazmur untuk berseru.
Penderitaan merupakan bagian hidup manusia. Ketika kita mengalaminya, hanya Tuhan yang mau mengerti isi hati dan keluh kesah kita. Di sinilah kita baru bisa semakin mengenal Allah dan membuat kita dapat berkata seperti pemazmur: "kepada kasih setia-Mu aku percaya" (6). [BK]
SH: Mzm 13:1-6 - Siapa Bilang Allah Cuek? (Selasa, 15 Maret 2022) Siapa Bilang Allah Cuek?
Pernahkah kita merasa bahwa doa kita tidak dijawab oleh Allah? Apakah itu tandanya Allah cuek dan tidak peduli lagi terhadap...
Siapa Bilang Allah Cuek?
Pernahkah kita merasa bahwa doa kita tidak dijawab oleh Allah? Apakah itu tandanya Allah cuek dan tidak peduli lagi terhadap kita?
Demikian pula pemazmur yang tengah menunggu jawaban dari setiap doanya. Pertanyaan muncul di dalam dirinya: Berapa lama lagi ia harus menunggu jawaban dari Tuhan? (2) Berapa lama ia harus bersabar terhadap setiap penderitaan dan penindasan yang datang kepada dirinya? (3) Ia begitu menantikan jawaban doa dari Allah karena musuhnya siap mencemooh dan merendahkannya (4-5). Meskipun demikian, ia tetap memuliakan Allah (6).
Kondisi yang tidak membaik mendatangkan kekhawatiran di dalam diri pemazmur. Tidak ada tanda-tanda Allah menjawab doanya, seakan-akan Allah diam dan tidak menghiraukan dirinya. Di samping itu, tekanan dari musuhnya makin menjadi-jadi. Mereka bersiap untuk merendahkan dan mencemoohnya. Keadaan itu bisa saja membuat pemazmur putus asa.
Namun, hal itu tidaklah terjadi, ia tidak berhenti berharap. Meski hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran bahkan ketakutan, tetapi ia sadar bahwa ada satu hal yang bisa ia lakukan, yaitu terus berharap dan berdoa kepada Allah. Ia percaya bahwa Allah akan menjawab doanya.
Dalam penantian yang berat itu, ia tetap memuji kebesaran Allah. Ia tetap mengingat kebaikan-kebaikan Allah yang telah ia alami di sepanjang hidupnya. Inilah kekuatan yang dimiliki pemazmur. Pergumulan dan masalah yang bertubi-tubi menimpanya tidak membuatnya berhenti berharap dalam menantikan jawaban doa Allah.
Menanti di tengah ketidakpastian sangat bisa menimbulkan keputusasaan. Namun demikian, hal itu tidak berlaku bagi kita orang percaya. Allah tidak pernah cuek ataupun tidak peduli terhadap umat-Nya. Meski harus dilalui dengan kepedihan dan air mata, Allah pasti akan menjawab setiap doa dan permohonan kita. Mari kita belajar memfokuskan diri pada kebaikan Allah dalam hidup kita. Dengan begitu, kita akan tetap dapat bersorak-sorai memuji Allah sambil menanti jawaban doa dari Allah atas pergumulan hidup kita. [MAR]
SH: Mzm 13:1-6 - Mata Bercahaya karena Ada Harapan (Selasa, 9 April 2024) Mata Bercahaya karena Ada Harapan
Mungkinkah Tuhan melupakan orang pilihan-Nya? Mungkinkah Ia menyembunyikan wajah-Nya dari orang benar seperti Daud?...
Mata Bercahaya karena Ada Harapan
Mungkinkah Tuhan melupakan orang pilihan-Nya? Mungkinkah Ia menyembunyikan wajah-Nya dari orang benar seperti Daud?
Daud sempat merasa dilupakan Allah ketika ia menghadapi masalah yang tak kunjung selesai. Sumber masalah itu adalah musuhnya. Mengikuti naluri manusiawinya, Daud mempertanyakan kapan pertolongan Allah akan tiba. Empat kali ia bertanya: "Berapa lama lagi ...?" (2-3).
Karena itu, Daud memohon kepada Allah. Dalam doanya, ia tidak meminta harta, takhta, atau status, melainkan harapan. Katanya: "Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati ..." (4). Harapannya dilandasi pada kasih setia Allah (6).
Masalah yang menyesakkan hati Daud belum pergi. Namun, ia telah "bersorak-sorak" dan ia mau "menyanyi untuk TUHAN" (6). Mengapa? Karena imannya telah disegarkan dan harapannya dibangkitkan. Inilah sesungguhnya yang paling kita butuhkan untuk bertahan hidup: harapan.
Dalam sebagian besar situasi kehidupan yang pelik, kita lebih membutuhkan harapan daripada uang. Secercah harapan lebih bernilai daripada seribu keping emas. Asalkan ada harapan, seseorang memiliki alasan untuk berjuang dan bertahan hidup sampai besok.
Namun, harapan yang kita butuhkan bukan harapan yang sembarangan. Manusia membutuhkan harapan pada kehidupan setelah kematian, jaminan bahwa kita akan hidup bahagia setelah mati. Harapan ini adalah "sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita" (Ibr. 6:19). Jaminan ini hanya terdapat pada Tuhan Yesus Kristus.
Apakah Anda sedang menghadapi masalah yang tak kunjung selesai? Apakah krisis dalam keluarga Anda seperti rintangan yang tiada berkesudahan? Mari kita menyikapinya dengan terus berharap pada kasih setia Allah. Kalaupun kita merasa sulit untuk terus berharap pada hari-hari ini, kita bisa berdoa mengikuti kata-kata Daud, "Buatlah mataku bercahaya".
Biarlah mata kita terus bercahaya karena harapan yang selalu kita tujukan kepada Tuhan, kepada Dia yang tak pernah mengecewakan. [PHM]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
BIS: Mazmur (Pendahuluan Kitab) MAZMUR
PENGANTAR
Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan buku nyanyian dan buku
doa. Buku ini dikarang oleh berbagai pujangga dalam wa
MAZMUR
PENGANTAR
Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan buku nyanyian dan buku doa. Buku ini dikarang oleh berbagai pujangga dalam waktu yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab.
Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.
Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai oleh Gereja Kristen sejak semula.
Isi
Ke-150 Mazmur dibagi dalam lima kelompok atau buku, sebagai berikut:- Buku Pertama:
Mazmur 1:1-41:13 - Buku Kedua !!:
Mazmur 42:1-72:19 - Buku Ketiga :
Mazmur 73:1-89:52 - Buku Keempat:
Mazmur 90:1-106:48 - Buku Kelima :
Mazmur 107:1-150:6
Ajaran: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Mazmur, anggota jemaat mengerti bagaimana
hidup dengan penuh pengucapan syukur menghadapi pencobaan/pender
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Mazmur, anggota jemaat mengerti bagaimana hidup dengan penuh pengucapan syukur menghadapi pencobaan/penderitaan dan pentingnya mengakui dosa.
Pendahuluan
Penulis : Kitab Mazmur ditulis oleh banyak orang, di antaranya adalah Raja Daud, Musa, Asaf, Anak-anak Korah, Heman, dan lain-lain. Tetapi Raja Daud merupakan penulis terbanyak.
Isi Kitab: Kitab Mazmur terdiri dari 150 pasal. Isi kitab Mazmur mengungkapkan tanggapan orang-orang beriman kepada Tuhannya, baik dalam bentuk doa atau nyanyian.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Mazmur
Pembagian isi Kitab Mazmur
- Mazmur pujian terhadap Allah. Contoh: Mazm 8:1-9; 29:1-11; 33:1-22; 68:1-35\ /TB Mazm 100:1-5; 103:1-105:45; 117:1-2\ Mazm 145:1-150:6.
- Mazmur pengucapan terimakasih kepada Alla Contoh: Mazm 9:1-20; 18:1-50; 32:1-11; 66:1-20\ /TB Mazm 76:1-12; 116:1-19\\.
- Mazmur Pemujaan atas keagungan Allah sebagai raja. Contoh: Mazm 2:1-12; 20:1-9; 21:1-13; 45:1-17; 47:1-9\ /TB Mazm 72:1-20; 93:1-5; 96:1-13; 97:1-12; 98:1-9\ Mazm 99:1-9; 110:1-7; 132:1-18.
- Mazmur Permohonan, Ratapan, dan Keluhan. Contoh: Mazm 3:1-8; 6:1-10; 13:1-6; 22:1-31; 25:1-22\ /TB Mazm 31:1-24; 35:1-28; 38:1-22; 39:1-13; 42:1-11\ Mazm 43:1-5; 44:1-26; 51:1-19; 63:1-11; 74:1-23\ /TB Mazm 79:1-13; 80:1-19; 83:1-18; 85:1-13; 86:1-17\ Mazm 102:1-28; 130:1-8; 140:1-143:12.
- Mazmur tentang Ziarah. Contoh: Mazm 84:1-12; 120:1-134:3.
- Mazmur tentang Sejarah Bangsa Israel. Contoh: Mazm 78:1-72; 95:1-11; 105:1-45; 106:1-48; 114:1-8.
- Mazmur tentang keagungan Firman Allah. Contoh: Mazm 119:1-176.
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Mazmur mengajarkan bagaimana anak-anak Allah hidup dan berjalan mengikuti Allah.
Kitab Mazmur mengajarkan bagaimana Allah memberkati setiap orang yang mau berpegang/hidup sesuai dengan Firman Allah.
Kitab Mazmur mengungkapkan keagungan Allah sebagai pencipta alam semesta dan sekaligus sebagai pemeliharaannya.
Kitab Mazmur mengajarkan kebesaran dan kemuliaan sifat-sifat Allah.
Kitab Mazmur mengajarkan tentang Allah yang tidak mau bergaul dengan orang-orang yang hidup di dalam perbuatan dosa.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Mazmur yang terbanyak?
- Apakah isi Kitab Mazmur di dalam pembagiannya?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dalam mempelajari Kita Mazmur?
Intisari: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Pujian dan ucapan syukur
BAGAIMANA MAZMUR DIKUMPULKANMazmur merupakan kumpulan puji-pujian dan doa yang dikumpulkan selama kurun waktu yang panjang d
Pujian dan ucapan syukur
BAGAIMANA MAZMUR DIKUMPULKAN
Mazmur merupakan kumpulan puji-pujian dan doa yang dikumpulkan selama kurun waktu yang panjang dalam sejarah umat Israel, paling tidak sejak zaman Daud sampai sesudah pembuangan ke Babel. Kita boleh juga menamakannya sebagai 'kumpulan dari kumpulan-kumpulan', sebab seratus lima puluh mazmur itu dibagi dalam lima buku: Maz 1:1-41:13; Maz 42:1-72:20; Maz 73:1-89:52; Maz 90:1-106:48; Maz 107:1-150:6. Walaupun para ahli Alkitab melihat adanya beberapa perbedaan dalam kelompok-kelompok Mazmur ini, tetapi itu jelas bukan mengenai isi pokoknya. Lain dengan buku nyanyian kita, Mazmur berisi doa dan ucapan syukur, permohonan dan puji-pujian yang tidak beraturan urutannya. Beberapa Mazmur ditulis lebih dari satu kali, Sebagai contoh, Mazmur 14 = Mazmur 53; Mazmur 60:5-12 = Mazmur 108:6-13; Mazmur 14 = Mazmur 40:13-17. Kita menemukan beberapa Mazmur yang diulang dalam kitab- kitab lain dalam Perjanjian Lama, dan kita juga menemukan Mazmur yang tidak berada dalam kumpulan utama. Dalam penelitian ini kita akan mengelompokkan mazmur-mazmur berdasarkan pokok yang berbeda, dan melihat apa saja yang dapat kita pelajari darinya dewasa ini.
PUISI IBRANI
Sebagian besar puisi masa kini bersanjak, tetapi tidak demikian halnya dengan puisi Israel kuno. Para penyair cenderung untuk membandingkan suatu ungkapan dengan ungkapan yang lain, kadang-kadang hal yang sama diulang dengan cara yang berbeda, kadangkala dengan kebalikannya. Sebagai contoh, lihatlah Mazmur 146:3: "Janganlah percaya kepada para bangsawan,
kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan."
Atau Mazmur 11:5:
"Tuhan menguji orang benar dan orang fasik,
dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."
Kadang pemikiran itu dilanjutkan dalam ayat berikutnya.
Puisi semacam ini tidak terlalu banyak kehilangan arti pada waktu diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan ini berarti bahwa kita tetap dapat menikmatinya pada masa kini. Beberapa pemazmur mulai menulis setiap baris atau sejumlah baris dengan huruf yang sama. Mazmur 119 memakai hampir seluruh alfabet Ibrani dengan cara ini.
MAZMUR DAN PENYEMBAHAN
Sejumlah besar mazmur pada mulanya merupakan doa-doa atau puji-pujian pribadi, tetapi banyak yang kemudian ditulis untuk penyembahan umum. Ada yang ditujukan untuk pemimpin biduan atau untuk para penyanyi Rumah Tuhan seperti 'bani korah'. Mazmur-mazmur itu dipakai untuk upacara penyembahan di Rumah Tuhan, terutama pada waktu diadakan upacara-upacara besar. Seperti halnya buku nyanyian kita yang berisi beraneka macam pujian yang ditulis oleh penggubah yang berbeda-beda, pada tempat dan situasi yang berbeda pula, Mazmur berisi penyembahan bangsa Israel sepanjang zaman.
Pesan
1. Allah harus disembaho Oleh karena siapa Dia: Allah adalah Raja yang besar dan berkuasa, yang wilayah kekuasaan-Nya menjangkau seluruh dunia. Ia dapat bertindak menurut kehendak-Nya dan apapun tidak dapat menghalang-halangi rencana-Nya. Dibandingkan dengan Dia, ilah-ilah lain bukan apa-apa. Maz 24:7-10; 29:1-11; 47:8,9; 93:1-4; 99:1,2; 113:1-6; 135:5,6; 145:10-13.
Dia kudus dan benar dalam menangani umat-Nya, laki-laki dan perempuan. Oleh karenanya, Dia menghakimi semua orang dan tidak seorang pun terluput dari penghakiman-Nya.Maz 33:4,5; 75:7; 76:7-9; 96:10-13; 97:6; 99:3-5; 105:7
Dia penuh kasih dan memperhatikan semua orang. Dia terutama membela yang lemah dan tak berdaya, dan sudah tentu, umat kepunyaan-Nya, Israel. Sementara itu, Dia baik kepada semua orang, dan umat-Nya laki-laki dan perempuan dapat selalu bergantung pada kasih-Nya. Maz 33:18, 19,22; 68:5,6; 100:5; 108:4; 113:7-9; 117:1,2; 136:1-26; 145:8,9; 146:5-9
o Oleh karena apa yang telah dijadikan-Nya: Allah telah menciptakan dunia dengan segala isinya. Dia melakukan dengan penuh kuasa, tetapi dengan santai. Keberadaan segala sesuatu adalah karena Dia. Maz 24:1,2;33:6-9; 65:5-8; 95:1-5; 135:5-7; 136:4-9; 147:4,5
Dia tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi Dia juga memenuhi segala kebutuhan mereka. Dia menjaga kelangsungan dunia dengan kuasa-Nya. Maz 65:9-13; 67:6,7; 104:1-35; 111:5; 146:5-7; 147:8,9
Sudah tentu termasuk di sini, manusia sendiri, kecil tak berdaya, namun menjadi mahkota dari segala ciptaan Allah. Maz 8:3-9; 95:6,7; 100:3
o Oleh karena apa yang telah dilakukan-Nya: Dia membuat Israel menjadi bangsa kepunyaan-Nya dengan membebaskan mereka dari Mesir dan memimpin mereka melalui padang belantara menuju tanah Perjanjian Kanaan. Dia mengusir musuh-musih yang mengejar mereka. Maz 68:7-18; 81:1-10; 99:6-8; 105:1-45; 114:1-8; 135:8-12; 136:10-25
Dia terus memberikan kepada umat-Nya kemenangan melawan musuh yang mengancam mereka. Maz 33:10-19; 46:6-11; 76:1-12
2. Puji-pujian membawa kita:
o Untuk percaya: Jika Allah sungguh besar dan penuh kasih, dan jika dia telah menolong umat-Nya di masa lampau, maka Dia dapat dan mau menyelamatkan mereka dari kesesakan pada saat ini; apapun bentuknya. Maz 24:3-5; 29:11; 33:18-22; 46:1-11; 97:10-12; 108:7-13; 115:9-15
o Untuk berdoa: Inilah cara umat Allah untuk secara alamiah menyatakan kepercayaan mereka kepada-Nya. Mereka membawa segala kebutuhan mereka ke dalam doa. Maz 67:1,2; 68:28; 106:4,5; 108:6,12,13; 122:6-9
o Untuk bertanggung jawab: Memuji Allah dengan kata-kata saja tidaklah cukup; kita harus memuji Dia dengan kehidupan yang dipakai untuk pelayanan-Nya. Kita harus memenuhi janji-janji yang kita buat terhadap-Nya. Maz 65:1,2; 76:11; 81:8-10; 95:7-11
Penerapan
1. Allah sungguh luar biasaKita tidak dapat mengukur kekuasaan dan kekuatan-Nya. Dunia dengan segala seluk-beluknya, termasuk segala masalah yang dihadapi umat manusia dan bangsa-bangsa, semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya. Segala sesuatu yang kita miliki dan apapun kedudukan kita, semua itu datang dari-Nya. Oleh karena itu:
o Kita merasa betapa kecil dan tidak berarti kita bila memikirkan siapa Dia.
o Kita patut memuji, menyembah dan bersyukur kepada-Nya baik dengan bibir maupun dengan kehidupan kita.
2. Allah penuh perhatian
Dia mengasihi ciptaan-Nya dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Dengan kuasa-Nya yang besar Dia memilih suatu bangsa bagi diri-Nya, membebaskan mereka dan memberi mereka warisan. Oleh karena itu:
o Kita tahu bahwa kita dapat mengandalkan Dia untuk memenuhi segala kebutuhan kita.
o Kita dapat berharap pada-Nya untuk bertindak atas nama umat kepunyaan-Nya.
3. Allah itu baik
Kendati kebesaran-Nya luar biasa, Dia secara sukarela memberi dengan berlimpah. Dia ingin supaya kita mendapat yang terbaik dan Dia bertanggung jawab atas kesejahteraan kita. Oleh karena itu:
o Kita menyembah Dia dengan penuh sukacita dan kegembiraan dan tidak semata-mata sebagai suatu kewajiban.
o Kita mendapatkan kepuasan yang mendalam pada saat kita menaikkan pujian dan kemulian yang patut diterima-Nya.
Tema-tema Kunci
1. Penyembahan
Berulangkali kita diundang untuk ikut ambil bagian dalam menyembah Dia, yaitu dengan menaikkan pujian dan pujaan yang layak diterima-Nya. Apa yang dapat kita simak dari contoh-contoh ayat berikut mengenai penyembahan yang benar? Maz 24:3,4; 29:1,2; 33:1-3; 47:1,6,7; 75:1,9; 95:1,2,6; 96:1-3; 98:1,4-6; 99:5,9; 100:4; 105:4; 147:1; 150:1-6.
2. Umat Allah
Merekalah yang melakukan penyembahan. Allah memilih mereka untuk menjadi umat kepunyaan-Nya, dan berjanji untuk melindungi mereka. Oleh karena salib, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sekarang dapat menikmati anugerah ini. Lihat Maz 33:12; 47:4; 48:14; 105:7-15; 135:4. Di sana-sini kita dapat secara sekilas melihat bangsa-bangsa yang menyembah Allah. Maz 68:29,31-33; 113:1-4; 117:1; 148:7-12.
3. Sion dan Rumah Tuhan
Yerusalem dan Rumah Allah merupakan pusat penyembahan orang Israel, dan umat Allah akan berziarah ke sana untuk memuliakan-Nya. Maz 24:3; 46:4,5; 46:4,5; 48:1-3,8,9,11-14; 87:1-7; 122:1-9;147:12-14. Oleh karena Roh Kristus ada di mana-mana, penyembahan kita tidak terikat pada suatu tempat atau bangunan tertentu, tetapi kita dapat merasakan sukacita pada saat kita bersekutu untuk menyembah Allah. Tidaklah mengherankan bahwa dalam Perjanjian Baru, Sion, kota Suci, menjadi gambaran tentang surga. Lihat Ibrani 12:22-24; Wahyu 21:1-22:5
MAZMUR (2)
Pada saat mengalami kesusahan
TAKDIR KITA SEBAGAI MANUSIA
Para pemazmur tidak terluput dari penderitaan manusiawi dalam segala bentuknya. Baik itu mengenai raja yang mencoba untuk memerintah negerinya, menghadapi musuh-musuh atau persekongkolan, ataupun yang dialami oleh masing-masing pemazmur, segala kesusahan dan doa-doa mereka dicatat untuk kita. Ada kalanya mereka berbicara atas nama seluruh bangsa; pada kesempatan lain mereka menumpahkan segala keluh-kesah mereka kepada Dia, satu-satunya yang tampak mau mendengarkan. Walaupun kadang penderitaan mereka itu semata-mata disebabkan oleh dosa-dosa mereka sendiri, tetapi pada saat-saat lain penderitaan itu tampaknya tidak adil. Allah telah berjanji untuk meberkati dan memberi kemakmuran kepada mereka yang mengasihi dan menaati-Nya. Lalu, mengapa justru sebaliknya yang terjadi, yaitu mereka harus menderita sedangkan yang jahat hidup dalam kemakmuran? Masalah lain timbul pada saat mereka jatuh sakit atau pada waktu hidup mereka dalam keadaan bahaya. Perjanjian Lama jarang sekali berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, saat Allah meluruskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran di dunia ini. Kehidupan di alam baka-tempat orang mati-jauh dari kehidupan nyata dan tidak menarik. Oleh karena itu, anugerah dan hukuman harus berlaku di dunia ini dan saat ini juga. Dapat Anda bayangkan bagaimana perasaan mereka ketika hal itu tidak terjadi demikian.
JERITAN PEMBALASAN?
Walaupun demikian, para pemazmur yakin bahwa karena Allah itu adil, Dia akan menghukum orang yang berdosa dan membenarkan umat-Nya. Di sinilah kita menghadapi masalah tentang apa yang sering mereka doakan bagi musuh-musuh mereka. Tidak ada kasih dan pengampunan. Ada yang begitu buruk bagi mereka yang menentang orang yang benar; yang hampir tidak mencerminkan kekristenan. Kita juga sukar untuk menerima apa yang kelihatannya sebagai pembenaran diri pada waktu mereka menyampaikan permohonan mereka kepada Allah. Bagaimana kita mengerti hal ini dilihat dari sudut pandang Kristen? Pertama-tama, kita perlu mencatat bahwa mereka tidak membual mengenai kebenaran mereka seperti orang-orang Farisi dalam kitab injil. Sepanjang yang mereka ketahui, mereka selalu setia kepada Allah, dan mereka tidak mengerti mengapa mereka harus menderita. Perlu diingat bahwa para pemazmur tidak mempunyai gambaran mengenai penghakiman Allah yang akan datang. Pembalasan Allah yang mereka ketahui adalah pada waktu mereka masih hidup, ketika terjadi kekejaman dan kehausan darah. Yang kedua, kita harus ingat bahwa dengan melawan umat Allah, berarti musuh-musuh itu menentang Allah. Dalam perjanjian Baru kita diajar untuk mengasihi musuh-musuh kita, tetapi kita juga diyakinkan bahwa Allah akan menghakimi orang-orang berdosa. Fakta bahwa dosa patut mendapat hukuman tidak pernah diabaikan.
ORANG TIDAK BERDOSA MENDERITA
Masalah mengenai penderitaan yang tidak seharusnya diterima, dan memohon pembenaran dari Allah, membawa kita kepada kasus Yesus Kristus yang luar biasa. Tidak salah lagi bahwa banyak dari mazmur ini, yang ditulis pada saat-saat kesusahan, selalu diingat pada waktu kisah-Nya diceritakan.
Pesan
1. Segala macam kesusahan Sedemikian jauh masalah yang sering dibawa oleh pemazmur kepada Allah ialah tantangan dari musuh-musuh mereka. Ini kadang-kadang berarti musuh bangsa Israel; raja-raja dan bangsa-bangsa lain yang mengancam umat Allah. Seringkali mereka adalah musuh pribadi, yang karena ambisi, iri hati dan kebencian, ingin membinasakan pemazmur. Maz 12:1-4; 14:1-4; 17:10-12; 22:12-16; 55:9-14; 64:1-6; 74:3-8; 79:1-4; 83:1-8; 94:4-7; 109:1-5; 137:7; 140:1-5. Pada beberapa peristiwa para penulis Mazmur tahu bahwa penderitaan mereka disebabkan oleh dosa yang harus mereka akui terlebih dahulu jika mereka berharap untuk mendapat berkat Allah. Maz 25:6,7,11; 38:4,18; 51:1- 19; 69:5; 130:3,4. Salah satu alasan mengapa mazmur-mazmur khusus ini telah menjadi semacam pertolongan bagi banyak hal adalah karena mereka tidak sembunyi-sembunyi dalam memaparkan kesedihan, kesakitan dan kesengsaraan pribadi. Maz 25:16-18; 38:1-22; 42:1-11; 69:1-3; 109:22-25.
2. Kesusahan menjadi doao Untuk keadilan, terutama supaya Allah terlihat berada di pihak orang baik, dan bahwa Dia akan membenarkan umat kepunyaan-Nya. Maz 7:3-9; 17:1-5; 35:11-17, 22-26; 94:1-3; 140:12,13
o Untuk kemenangan, supaya musuh tahu bahwa Allah membela umat-Nya. Maz 3:7,8; 35:1-3; 60:1-5.
o Untuk pimpinan, sehingga pemazmur dapat mengetahui kehendak Allah dalam saat-saat yang sulit. Maz 5:8; 25:4,5; 86:11; 143:8,10.
o Untuk kesembuhan, terutama sehubungan dengan pendeknya hidup kita di dunia ini. Maz 6:1-7; 31:9-13.
o Untuk perlindungan, supaya Allah dapat membuktikan bahwa Dia adalah pelindung pemazmur. Maz 11:1; 31:1-5; 61:1-4; 142:5.
o Untuk pengampunan, sehingga tidak ada yang menghalangi hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Maz 25:11,18; 51:1,2,7,9,10; 79:8,9.
o Untuk pemulihan bangsa, supaya orang melihat dan tahu bahwa Tuhan mempunyai suatu perjanjian istimewa dengan umat-Nya, Israel. Maz 14:7; 25:22; 51:18,19; 79:1-13; 80:1-19; 85:1-13
3. Allah akan menjawab
o Dia adalah Allah yang mengasihi dan membela umat kepunyaan-Nya; yang meberi kekuatan kepada yang lemah dan yang menolong orang yang tak berdaya. Maz 17:7-9; 51:1; 62:5-8; 85:7-13; 109:21,26; 143:1.
o Dia telah melakukannya di masa lampau; kita boleh yakin bahwa Dia akan melakukan lagi. Maz 22:3-5; 77:13-20.
o Karena mereka sungguh percaya, doa-doa yang dimulai dengan cerita sedih seringkali berakhir dengan pujian kepada dia yang mereka ketahui akan bertindak untuk dan menyelamatkan mereka. Maz 7:17; 13:5,6; 28:6,7; 56:10-13; 69:30-36;109:30,31.
Penerapan
1. Kesusahan dialami oleh semua orang Umat Allah tidak terluput dari berbagai macam kesusahan. Bergantung kepada Allah bukan suatu jaminan untuk kehidupan yang mudah. Kenyataannya, dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini, orang yang tidak berdosa sering menderita dan orang yang tidak bertuhan berada di puncak.
2. Ceritakanlah semuanya kepada Allah Kita dapat bersikap jujur dan terbuka terhadap Allah apabila kita membagi kesakitan, kekecewaan dan kesedihan kita dengan Dia. Dia mendengar dan mengerti, bahkan pada waktu orang lain tidak.
3. Allah telah berjanji Allah telah berjanji untuk menolong umat kepunyaan-Nya. Dia mengasihi dan setia kepada perjanjian-Nya yang istimewa dengan umat-Nya.
4. Doa akan dijawab Walaupun kelihatannya Allah tidak menjawab doa-doa kita, Dia adil dan pada suatu ketika Dia akan menghakimi orang yang jahat dan menunjukkan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan dibenarkan.
5. Kesempatan yang Allah berikan Saat-saat sukar menjadi saat-saat untuk bergantung dan membuktikan kasih Allah secara baru dan lebih mendalam. Apabila segalanya berjalan lancar, kita cenderung untuk bergantung kepada kemampuan kita sendiri.
6. Memuji Allah pada waktu berada dalam kesusahan Dengan mengetahui siapa Allah, mereka yang percaya kepada-Nya dapat memuji Dia bahkan pada saat segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana. Walaupun kita dapat berubah, tetapi Dia tak pernah berubah.
Tema-tema Kunci
1. Doa yang tidak dijawab Satu masalah yang sering timbul dalam mazmur-mazmur ini ialah kenyataannya bahwa Allah tampaknya tidak selalu mendengar atau menjawab doa-doa kita. Pada saat-saat seperti ini mungkin kita tergoda untuk meragukan kuasa atau kasih-Nya. Carilah ayat-ayat berikut dan lihatlah apa yang dilakukan oleh para pemazmur: Maz 10:1-18; 13:1-6; 22:1-5; 42:1-11; 73:1-20; 77:1-20.
2. Hidup ini singkat Pada waktu mengalami kesusahan, terutama pada waktu kehidupan mereka terancam, para pemazmur mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidaklah lama. walaupun kita sudah diberi petunjuk lebih jelas daripada mereka bahwa hidup kita di dunia ini bukanlah segalanya, kita diingatkan untuk mempergunakan kesempatan yang ada selagi kita masih bisa. Lihat Maz 39:4-6,12,13; 88:3-12; 90:3-12; 102:3-11, 23-28.
3. Penghiburan di dalam Allah Dalam dunia yang selalu berubah ini, dengan teman-teman yang selalu berganti dan keadaan yang menakutkan, mazmur-mazmur ini berulangkali mengingatkan kita bahwa Allah selalu sama. Kita dapat berlari dan berlindung pada-Nya pada waktu kita merasa terancam atau kesepian atau putus asa. Lihat Maz 17:15; 38:9; 39:7; 73:21-28; 94:18,19.
MAZMUR (3)
Tentang kesaksian, hidup tak bercela dan raja
KEHIDUPAN YANG BAIK
Dalam mazmur kita berulang kali diingatkan tentang hak istimewa menjadi milik Allah dan hidup untuk Dia. Kadangkala peringatan itu dalam bentuk kesaksian, yaitu ketika pemazmur menyaksikan kebaikan Allah dan ingin membagikannya kepada orang lain. Dalam mazmur lain kita diajar tentang bagaimana menjalani kehidupan yang menyenangkan dan memuliakan Allah. Di sini pemazmur memakai kebijaksanaan praktis yang telah dihimpunnya untuk mengajar orang lain tentang jalan-jalan Allah.
JUDUL MAZMUR
Banyak mazmur berjudul seperti "Mazmur Daud", atau "untuk pemimpin biduan". Hal ini dapat memberikan kepada kita petunjuk tentang kapan dan mengapa mazmur-mazmur itu ditulis. Lebih dari tujuh puluh mazmur dianggap berasal dari Daud; beberapa di antaranya berhubungan dengan kejadian yang dialaminya. Ini mungkin berarti bahwa Daud menulis semua itu, walaupun kata-kata itu mungkin berarti "untuk Daud" atau bahkan "untuk raja"; karena raja berasal dari keluarga Daud. Selebihnya mungkin merupakan bagian dari berbagai kumpulan mazmur yang dinyanyikan oleh paduan suara Bait Allah.
RAJA DAN BANGSA
Pembagian kita tentang mazmur mengenai raja agak kurang tepat, karena sebagian besar mazmur lainnya juga berasal dari raja. Sebenarnya, karena raja mewakili bangsanya, ia sering berbicara untuk seluruh rakyatnya dan bukan hanya untuk dirinya sendiri. Allah membuat suatu perjanjian istimewa dengan Daud dan keturunannya (lihat 2Sa 7:1-29). Mereka memerintah rakyat atas nama-Nya. Mereka diperintahkan untuk mengasihi dan berlaku adil, sementara itu Allah sendiri berjanji akan mendampingi mereka dalam pergumulan mereka dan memberkati pemerintahan mereka.
RAJA YANG AKAN DATANG
Seluruh raja Israel, termasuk Daud, gagal untuk hidup sesuai dengan standar yang diminta. Beberapa raja lebih baik daripada yang lain; beberapa dengan terang-terangan meninggalkan Allah dan menyembah ilah-ilah lain. Ini merupakan salah satu sebab mengapa Allah pada akhirnya menghukum seluruh bangsa dengan mengusir mereka dari negeri mereka sendiri. Walau demikian, melalui hal itu pengharapan mulai timbul; bahwa pada suatu hari seorang Raja yang dicita-citakan akan datang. Oleh karena raja-raja diurapi dengan "minyak", Raja yang akan datang ini dikenal sebagai "yang diurapi" (dalam bahasa Ibrani, "Mesias"; dan dalam bahasa Yunani, "Kristus"). Pada masa Perjanjian Baru, ketika negeri Israel diduduki oleh bangsa Romawi, rakyat sangat merindukan kedatangan-Nya. Oleh karena itulah mereka menyambut Yesus sebagai "Anak Daud" (Mat 21:9). Jelas bahwa Yesus menjadi Raja dengan cara yang berbeda dengan apa yang mereka harapkan. Setelah kebangkitan-Nya, para pengikut Yesus mulai melihat bahwa banyak dari mazmur mengenai raja ditujukan kepada Dia, dan bahwa khususnya pada waktu kedatangan-Nya kembali, Dia akan menggenapi semua gambaran yang ideal sebagai Raja Allah.
Pesan
1. Kehidupan yang baik
Orang benar yang sejati menjalani kehidupan yang baik, sebab ia tahu bahwa Allah baik, dan bahwa Allah menghendaki tingkah laku seperti itu Maz 15:2-5; 19:14; 101:2-6. Ia sungguh-sungguh bertekad untuk patuh pada perintah Allah. Takut kepada Tuhan, perasaan bahwa kehidupannya tidak terlepas dari pandangan Allah mengendalikan segala tindak-tanduknya Maz 1:2; 19:1-11; 37:31; 112:1; 119:1-176; 128:1. Ia juga tahu bahwa Allah akan menghakimi segala tindakan orang, laki-laki maupun perempuan Maz 1:5; 50:6; 82:1,8. Hidup tanpa cela berarti bertekad untuk menghindar dari segala yang jahat. Juga berarti tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak taat kepada perintah Allah. Sebaliknya, orang yang saleh mencari sahabat di antara mereka yang menempatkan Allah di atas segalanya Maz 1:1; 26:4,5; 37:8,27; 10:3-8.
2. Kesaksian
Fakta bahwa Allah itu baik dan setia dirasakan sebagai pengalaman pribadi oleh orang yang percaya kepada-Nya. Manakala mereka datang kepada-Nya pada waktu mengalami kesesakan, Dia mendengar dan menjawab doa-doa mereka. Ini membangkitkan pujian dan rasa syukur Maz 30:1,4; 34:1-3; 40:1-2; 103:1-3; 107:1-43; 118:1-4. Ketika Allah menjawab doa seperti ini, hal itu mendorong kita untuk menceritakan kepada orang lain apa yang telah dilakukan-Nya, sehingga mereka juga dapat membuktikan kasih-Nya Maz 9:1,11; 40:9-10; 66:16-19; 107:2-3. Lebih dari itu, hal ini membuat pemazmur memperbarui ketaatannya dan berharap bahwa Allah akan menjawab doa-doa mereka yang lain. Kesaksian menjadi permohonan. Maz 40:6-8; 116:12-19; 27:7-12; 40:11-17; 126:4- 5.
3. Raja
Hal yang istimewa mengenai raja Israel ialah bahwa sebagai keturunan Daud, Allah sendiri yang mengangkatnya untuk memangku jabatan tersebut. Baik rakyat maupun raja percaya kepada janji Allah bahwa keluarga Daud akan memerintah untuk selamanya. Oleh sebab itu, raja dianggap sebagai anak angkat Allah Maz 2:1-11; 18:50; 72:17; 89:1-4,19-37; 132:1-5,10-12,17,18. Penting sekali bahwa raja tidak boleh menyalahgunakan wewenangnya. Tugasnya ialah untuk memerintah umat Allah dengan adil dan bijaksana, di samping memimpin mereka untuk berperang melawan musuh-musuh mereka. Maz 18:20-26; 45:7; 72:1-4,7,12-14; 89:14,30-32. Raja yang harus memenuhi kewajiban-kewajiban ini tidak perlu takut. Allah berjanji untuk berperang atas namanya, memberikan masa pemerintahan yang panjang, dan memberkati segala yang dilakukannya. Allah membuat raja yang setia menjadi besar sebaliknya kebesaran dan kemasyhuran raja membawa kemuliaan bagi Allah. Maz 2:4-9; 18:1-50; 21:1-13; 110:1,2,5-7.
Penerapan
1. Raja pilihan Allah memerintah
Gambaran ideal mengenai seorang raja dalam mazmur-mazmur ini, yang tidak pernah digenapi dalam sejarah umat Israel, mengarahkan kita kepada Yesus Kristus. Oleh karena Dia adalah Putra Allah, yang telah bangkit dari kematian dan duduk di sebelah kanan Allah, Dia memenuhi syarat sebagai Raja yang akan memerintah untuk selamanya dan yang kerajaan-Nya meliputi seluruh dunia. Dia sudah bertakhta di surga, tetapi pada suatu hari Dia akan kembali dengan kemuliaan untuk membangun pemerintahan yang benar di atas bumi ini. Pada hari itu semua gambaran tentang kemuliaan Raja akan menjadi nyata dan benar.
2. Allah menghendaki ketaatan
Jika anak Allah berkuasa, maka kita harus taat kepada pemerintahan-Nya di sini dan sekarang ini. Ini berarti kita harus menanggapi firman Allah dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dapat juga berarti bahwa kita harus mengurangi beberapa kegiatan yang sedang kita lakukan. Jelaslah ini berarti menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Allah bagi kita. Namun demikian, oleh karena kita tahu tentang kebaikan Allah kepada mereka yang menghormati Dia, maka ketaatan bukan menjadi kewajiban yang berat tetapi malah merupakan suatu kegembiraan dan sukacita.
3. Allah adalah perlindungan kita Bila kita menaati Allah, kita juga akan mengalami kuasa-Nya di dalam hidup kita. Kita akan belajar untuk berlindung kepada-Nya pada masa-masa sulit dan bahaya. Kita akan mengalami bahwa Dia dapat menjawab doa-doa kita dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Kebenaran ini patut diceritakan agar orang lain dapat mengenal Allah dalam hal yang sama pula. Usul yang diberikan secara pribadi adalah kesaksian yang paling berpengaruh.
Tema-tema Kunci
1. Berkat Allah
Banyak yang dapat kita baca dalam mazmur mengenai apa yang dapat Allah lakukan bagi orang percaya kepada-Nya. Dia memberikan kepada mereka perlindungan, kemenangan, pembenaran, pimpinan, sukacita, kehidupan, kekuatan, dan pengampunan. Lihatlah bagaimana tema-tema di atas terkandung dalam kumpulan ayat-ayat berikut: Maz 1:3; 9:3,4,9,10; 16:7,8; 18:16-18,29-36,50; 27:11; 32:1-5; 34:4-10,15-22; 37:3-6,23-26; 46:1-11; 52:8,9; 66:5-12; 91:1-16; 103:1-5,8-18; 112:1-10; 118:5-7; 128:1-6; 144:1,2.
2. Pemerintahan raja bersifat universal
Raja pilihan Allah akan memerintah atas seluruh ciptaan-Nya (Maz 2:8-11; 72:8-11,17; 89:27). Hal ini akan menjadi kenyataan pada saat Kristus datang kembali, tetapi apa hubungannya dengan pemberitaan kabar baik ke seluruh dunia sekarang ini?
3. Janji dan penggenapan
Pada waktu para penulis Perjanjian Baru ingin menggambarkan kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus, mereka sering memakai Kitab Mazmur. Hal ini mungkin karena Yesus sendiri sudah mengarahkannya ke situ. Lihat Mazmur 2 dalam Kis 4:25,26; 13:33; Ibr 1:5; 5:5; Wah 2:26,27; 19:15. Maz 18:49 dalam Rom 15:9. Maz 45:6,7 dalam Ibr 1:8,9. Maz 89 dalam Kis 2:30; Wah 1:5. Maz 110 dalam Mar 12:36; 14:62; 16:19; Kis 2:34,35; 1Ko 15:25; Efe 1:20-22; Kol 3:1; Ibr 1:3,13; 5:6; 8:1; 10:12,13; 12:2. Maz 132 dalam Kis 2:30.
Garis Besar Intisari: Mazmur (Pendahuluan Kitab) [1] MAZMUR PUJI-PUJIAN DAN UPACARA SYUKUR
Maz 8Apakah manusia itu?
Maz 24 Raja kemuliaan
Maz 29Beri kepada Allah hak-Nya!
Maz 33Alla
[1] MAZMUR PUJI-PUJIAN DAN UPACARA SYUKUR
Maz 8 | Apakah manusia itu? |
Maz 2 | 4 Raja kemuliaan |
Maz 29 | Beri kepada Allah hak-Nya! |
Maz 33 | Allah di atas segalanya |
Maz 46 | Tempat perlindungan dan kekuatan kita |
Maz 47 | Nyanyikanlah pujian bagi Allah kita |
Maz 48 | Allah dan kota-Nya |
Maz 65 | Ucapan syukur atas panen |
Maz 67 | Allah kita telah memberkati kita |
Maz 68 | Kemurahan dan kemuliaan |
Maz 75 | Allah berkuasa |
Maz 76 | Allah yang ditakuti |
Maz 81 | Belajar dari apa yang telah dilakukan Allah |
Maz 87 | Sion, kota Allah kita |
Maz 93 | Tuhan di tempat yang tinggi itu berkuasa |
Maz 95 | Marilah kita menyembah dan bersujud |
Maz 96 | Hakim segera datang! |
Maz 97 | Allah mengasihi milik kepunyaan-Nya |
Maz 98 | Bersorak-sorailah dengan penuh kegembiraan kepada Tuhan |
Maz 99 | Tuhan memerintah |
Maz 100 | Tuhan itu baik |
Maz 104 | Allah yang menciptakan semua |
Maz 105 | Allah membebaskan umat-Nya |
Maz 108 | (Maz 57; Maz 60) Dialah yang memberi kemenangan |
Maz 111 | Pekerjaan Allah luar biasa |
Maz 113 | Siapakah yang menyamai Tuhan Allah kita? |
Maz 114 | Ketika laut berhenti mengalir |
Maz 115 | Allah kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya |
Maz 117 | Pujilah Dia, hai setiap orang |
Maz 122 | Kota suci |
Maz 133 | Ketika semua orang diikat dalam kasih persaudaraan |
Maz 134 | Datang, pujilah Tuhan |
Maz 135 | Tuhan kita di atas segala ilah-ilah lain |
Maz 136 | Kasih-Nya bertahan sepanjang masa |
Maz 145 | Setia kepada semua yang dijanjikan-Nya |
Maz 146 | Berbahagialah mempunyai Allah seperti Dia! |
Maz 147 | Ia menyembuhkan hati yang luka |
Maz 148 | Nama-Nya saja ditinggikan |
Maz 149 | Allah berkenan pada umat-Nya |
Maz 150 | Biarlah segala sesuatu memuji Tuhan! |
[1] MAZMUR PADA SAAT MENDERITA KESUSAHAN
Maz 3 | Allahlah yang aku perlukan |
Maz 4 | Percayalah kepada-Nya |
Maz 5 | Pimpin aku, ya Tuhan |
Maz 6 | Aku letih lesu |
Maz 7 | Allah itu adil |
Maz 10 | Mengapa si jahat hidup makmur? |
Maz 11 | Allah tahu apa yang terjadi |
Maz 12 | Allah berjanji untuk menolong |
Maz 13 | Aku percaya akan kasih-Mu |
Maz 14 | (Maz 53) semua orang seakan-akan tidak bertuhan |
Maz 17 | Tuhan, tunjukanlah bahwa aku berada di pihak yang benar |
Maz 22 | Mengapa Allah meninggalkanku? |
Maz 25 | Tuhan itu baik dan benar |
Maz 28 | Allah telah mendengar doa-doaku |
Maz 31 | Waktuku berada di tangan-Mu |
Maz 35 | Bertindaklah terhadap musuh-musuhku, ya Tuhan |
Maz 38 | Tuhan, aku sakit dan berdosa |
Maz 39 | Aku tidak selamanya berada di sini |
Maz 42 | Mengapa jiwaku tertekan? |
Maz 43 | Aku akan memuji Allah kembali! |
Maz 44 | Mengapa Engkau tidak mendengar kami, ya Tuhan? |
Maz 51 | Kasihanilah aku! |
Maz 54 | Allah adalah penolongku |
Maz 55 | Sahabatku berbalik melawan aku |
Maz 56 | Aku percaya kepada Allah |
Maz 57 | Dalam naungan sayap-Nya |
Maz 58 | Manusia jahat; Allah adil |
Maz 59 | Allah adalah kekuatanku |
Maz 60 | Tuhan, kami membutuhkan pertolongan-Mu |
Maz 61 | Batu karang yang lebih tinggi |
Maz 62 | Jiwaku menemukan ketenangan |
Maz 64 | Allah akan mengadili yang jahat |
Maz 69 | Selamatkanlah aku -- aku hampir tenggelam! |
Maz 71 | Allah akan menyertai aku sampai pada akhirnya |
Maz 73 | Mengapa orang tak berdosa menderita? |
Maz 74 | Mengapa Engkau meninggalkan kami? |
Maz 77 | Telah lupakah Allah? |
Maz 79 | Keluh kesah narapidana |
Maz 80 | Pulihkan bangsa-Mu, ya Tuhan |
Maz 83 | Musuh-musuh kami adalah musuh-musuhmu |
Maz 85 | Segarkan kami kembali |
Maz 86 | Ajar kami jalan-Mu |
Maz 88 | Selamatkanlah kami dari kematian |
Maz 90 | Hanya tujuh puluh tahun |
Maz 94 | Allah Yang Maha Tahu |
Maz 102 | Aku berubah; Dia tak pernah berubah |
Maz 109 | Menangani pemfitnah |
Maz 120 | Aku mendambakan damai |
Maz 123 | Kami bergantung pada-Mu, ya Tuhan |
Maz 129 | Kita telah cukup menderita |
Maz 130 | Keluar dari kesesakan |
Maz 137 | Bagaimana kami dapat bernyanyi? |
Maz 140 | Engkau adalah Allahku |
Maz 141 | Pimpinlah aku di jalan yang benar |
Maz 142 | Bebaskan aku dari penjara |
Maz 143 | Kasih yang tak kunjung padam setiap pagi |
[1] MENGENAI KEHIDUPAN YANG BAIK
Maz 1 | Hamba Allah |
Maz 15 | Menuju kebahagiaan |
Maz 19 | Hukum Allah dan kehidupanku |
Maz 26 | Adil |
Maz 36 | Takut dan kasih pada Allah |
Maz 37 | Bergantung pada Allah dan melakukan yang baik |
Maz 49 | Hanya satu kehidupan |
Maz 50 | Kehidupan yang benar; penyembahan yang benar |
Maz 52 | Orang jahat tak berumur panjang |
Maz 82 | Hakim yang adil |
Maz 101 | Membela yang benar |
Maz 112 | Allah memberi kemakmuran kepada umat kepunyaan-Nya |
Maz 119 | Hukum Allah adalah segala-galanya |
Maz 125 | Aman dalam pemeliharaan Allah |
Maz 127 | Allah harus membangun |
Maz 128 | Rumah tangga yang saleh |
[2] TENTANG KESAKSIAN
Maz 9 | Tuhan memerintah selamanya |
Maz 16 | Hanya Allah yang kuperlukan |
Maz 23 | Aku tidak akan kekurangan apa pun |
Maz 27 | Cahaya dan keselamatanku |
Maz 30 | Dia menyelamatkanku dari kematian |
Maz 32 | Sukacita pengampunan |
Maz 34 | Rasakan dan buktikan |
Maz 40 | (Maz 70) Aku ingin kehendak-Mu, Tuhan |
Maz 41 | Engkau mengalahkan musuh-musuhku |
Maz 46 | Tempat perlindungan dan kekuatan kita |
Maz 63 | Kasih-Mu lebih besar dari hidup |
Maz 66 | Allah selalu menjaga kita |
Maz 78 | Kebaikan Allah; kejahatan kita |
Maz 84 | Rajaku dan Allahku |
Maz 91 | Aku tidak perlu takut |
Maz 92 | Sungguh baik bersyukur kepada Allah |
Maz 103 | Kasih-Nya seperti kasih bapak kepada anaknya |
Maz 106 | Menguji kesabaran Allah |
Maz 107 | Pembebasan, penyembuhan dan keselamatan |
Maz 116 | Allah mendengar doaku |
Maz 118 | Apa yang dilakukan Allah luar biasa |
Maz 121 | Pertolonganku datang dari Tuhan |
Maz 124 | Andaikan Allah tidak menolongku... |
Maz 126 | Menabur dalam air mata; menuai dalam sukacita |
Maz 131 | Tenang dalam pemeliharaan Allah |
Maz 138 | Nama-Mu dan firman-Mu |
Maz 139 | Engkau mengenal aku secara utuh |
Maz 144 | Batu karangku dan tempat perlindunganku |
[3] TENTANG RAJA
Maz 2 | Hari pentahbisan |
Maz 18 | Tuhan beserta Daud |
Maz 20 | Allah memberi kemenangan |
Maz 2 | 1 Raja bergantung kepada Allah |
Maz 45 | Keelokan raja |
Maz 72 | Kedaulatan yang benar |
Maz 89 | Allah memilih Daud |
Maz 110 | Imam Agung |
Maz 132 | Janji Allah yang teguh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi