Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 27:1-14
Jerusalem: Mzm 27:1-14 - Aman dalam perlindungan Allah Doa permohonan ini berisikan kepercayaan yang sebulat-bulatnya. Dengan mengandalkan Tuhan semata-mata, Maz 27:1-6, pemazmur mohon perlindungan Allah t...
Doa permohonan ini berisikan kepercayaan yang sebulat-bulatnya. Dengan mengandalkan Tuhan semata-mata, Maz 27:1-6, pemazmur mohon perlindungan Allah terhadap orang yang menuduhnya dengan tidak semena-mena, Maz 27:7-13. Tinggal dalam bait Allah, dalam perlindungan Tuhan merupakan kebahagiaan tertinggi, Maz 27:4. Nyanyian ini agaknya dibawakan oleh dua kelompok penyanyi bergiliran, Maz 27:1-6,7-13, sesamanya korban pembakaran nazar dipersembahkan, Maz 27:6.
Ende -> Mzm 27:1-14
Ende: Mzm 27:1-14 - -- Dalam mazmur ini seorang, jang penuh kepertjajaan (Maz 27:1-6) minta
pertolongan Jahwe terhadap orang2 jang menuduhnja tanpa alasan
(Maz 27:7-12). Kes...
Dalam mazmur ini seorang, jang penuh kepertjajaan (Maz 27:1-6) minta pertolongan Jahwe terhadap orang2 jang menuduhnja tanpa alasan (Maz 27:7-12). Kesukaan jang tertinggi untuk orang ini ialah tinggal dalam Bait-Allah (Maz 27:4) dimana ia pasti akan mendapat perlindungan dan kerelaan Jahwe.
Agaknja lagu ini dinjanjikan oleh dua golongan penjanji (Maz 27:1-6,7-13) sedang suatu kurban dipersembahkan untuk membajar nadar (Maz 27:6).
Ref. Silang FULL -> Mzm 27:7
Ref. Silang FULL: Mzm 27:7 - Tuhan, seruan // jawablah aku · Tuhan, seruan: Mazm 5:4; 18:7; 55:18; 119:149; 130:2; Yes 28:23
· jawablah aku: Mazm 4:2; Mazm 4:2
· Tuhan, seruan: Mazm 5:4; 18:7; 55:18; 119:149; 130:2; Yes 28:23
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 27:7-14
Matthew Henry: Mzm 27:7-14 - Keyakinan akan Kebaikan Ilahi Keyakinan akan Kebaikan Ilahi (27:7-14)
Dalam ayat-ayat di atas, Daud mengungkapkan,
I. Hasratnya terhadap Allah, melalui banyak permohonan. Jika ...
Keyakinan akan Kebaikan Ilahi (27:7-14)
Dalam ayat-ayat di atas, Daud mengungkapkan,- I. Hasratnya terhadap Allah, melalui banyak permohonan. Jika ia tidak bisa pergi ke rumah Tuhan, dia masih tetap dapat menemukan cara untuk menghampiri takhta kasih karunia melalui doa, di mana pun dia berada.
- 1. Dengan kerendahan hati dia berseru, sebab dia sungguh-sungguh yakin bahwa dia akan didengarkan: “Dengarlah kiranya, ya Tuhan, akan doaku, bukan hanya dengan segenap hatiku sebagaimana orang yang begitu bersungguh-sungguh, tetapi juga dengan seruanku.” Dia juga meminta jawaban damai sejahtera, yang dia nanti-nantikan bukan karena jasa yang telah dibuatnya, melainkan karena kebaikan Allah: Kasihanilah aku dan jawablah aku(ay. 7). Jika kita berdoa dan percaya, Allah sungguh berkenan untuk mendengar dan menjawab kita.
- 2. Dia menyambut undangan Allah yang telah berbaik hati memanggilnya untuk melaksanakan kewajiban ini (ay. 8). Gegabah sekali jika kita menghampiri hadirat Raja dari segala raja tanpa dipanggil oleh-Nya terlebih dahulu. Kita pun tidak akan bisa mendekat dengan penuh keyakinan kecuali Dia mengulurkan tongkat emas-Nya kepada kita. Karena itulah, ketika hendak berdoa, Daud mengarahkan pikirannya kepada panggilan yang diberikan Allah kepadanya untuk datang menghampiri takhta kasih karunia-Nya, dan, seolah-olah, dengan penuh hormat dia menyentuh ujung tongkat emas yang diulurkan kepadanya itu. Hatiku berkata kepada-Mu (begitulah teks aslinya diawali) atau mengenaiEngkau, Carilah wajah-Ku. Pertama-tama dia merenung-renungkan panggilan Allah itu, dan kemudian mengajarkan atau mengkhotbahkannya kembali kepada dirinya sendiri (dan ini khotbah yang terbaik, yaitu mendengarkan dua kali apa yang dikatakan Allah sekali): Engkau berkata(begitulah bisa ditambahkan) Carilah wajah-Ku. Baru setelah itu dia kembali lagi kepada apa yang telah ia renungkan dengan begitu sungguh-sungguh, melalui tekad yang kudus, yaitu, wajah-Mu kucari, ya TUHAN.
- Perhatikanlah di sini:
- (1) Inti sejati dari penyembahan rohani, yaitu mencari wajah Allah. Inilah yang merupakan perintah Allah: Carilah wajah-Ku. Dia ingin supaya kita bersungguh-sungguh mencari-Nya dan menjadikan perkenan-Nya sebagai kebaikan utama yang kita cari. Dan inilah tujuan dan hasrat dari para orang kudus: “Wajah-Mu kucari, ya TUHAN, dan aku tidak akan puas sampai menemukannya.” Tangan-Nya yang terbuka berkenan mengenyangkan segala yang hidup ( 145:16), tetapi hanya sinar wajah-Nyalah yang akan dapat memuaskan hasrat jiwa yang hidup (4:6-7).
- (2) Undangan manis dari Allah yang penuh kasih karunia untuk menjalankan tugas ini: Engkau berkata, Carilah wajah-Ku. Perkataan ini bukan hanya menyatakan izin, tetapi juga perintah. Dan perintah-Nya supaya kita mencari menyiratkan janji bahwa kita akan menemukan, sebab Ia tidak akan tega untuk berkata, Carilah Aku dengan sia-sia. Allah memanggil kita untuk mencari wajah-Nya di dalam percakapan kita kepada dan dengan-Nya. Dia memanggil kita melalui bisikan Roh-Nya kepada dan dengan roh kita, supaya kita mencari wajah-Nya. Dia memanggil kita melalui firman-Nya, melalui kesempatan yang Ia berikan kepada kita untuk menyembah-Nya, dan melalui pemeliharaan-Nya yang istimewa, penuh belas kasihan dan terkadang melibatkan kesukaran. Saat dengan bodohnya kita berpaling kepada kesia-siaan, Allah, oleh karena kasih-Nya kepada kita, memanggil kita untuk mencari belas kasihan di dalam diri-Nya.
- (3) Kesiapan jiwa yang saleh untuk menanggapi undangan yang manis itu. Panggilan itu dijawab dengan segera: Hatiku menjawab, wajah-Mu kucari, ya TUHAN. Panggilan itu ditujukan bagi semua orang: Carilah wajah-Ku. Namun, seperti halnya Daud, kita harus menerapkannya kepada diri kita masing-masing, Aku akan mencarinya. Perkataan itu tidak akan berguna bagi kita jika kita hanya meneruskannya kepada orang lain sementara kita sendiri tidak menerima seruan tersebut. Panggilan itu berbunyi, Carilah wajah-Ku, sedangkan jawabannya tegas, wajah-Mu kucari, ya TUHAN, seperti dalam Yeremia 3:22, Inilah kami, kami datang kepada-Mu. Hati yang saleh selalu siap menggaungkan panggilan dari Allah yang rahmani, sebab hati itu telah dibuat bersedia pada hari yang telah ditentukan oleh kuasa-Nya.
- 3. Daud sangat terperinci dalam menyebut permohonan-permohonannya,
- (1) Untuk mendapatkan perkenan Allah, supaya dia tidak ditolak oleh Allah (ay. 9): “Wajah-Mu kucari, ya TUHAN, dalam ketaatan akan perintah-Mu. Karena itu, Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku. Jangan pernah membiarkan aku berkekurangan akan kebaikan-Mu yang menghidupkan itu. Janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka.” Dia mengakui bahwa dia patut dimurkai oleh Allah, tetapi dia meminta, Allah boleh menghajarnya, tetapi jangan membuang dia dari hadirat-Nya. Sebab, berada di luar hadirat Allah sama saja dengan neraka.
- (2) Supaya hadirat Allah selalu bersamanya: “Engkaulah pertolongankuselama ini, dan Engkau adalah Allah penyelamatku. Karena itu, ke mana lagi aku harus pergi selain kepada-Mu? Janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku. Janganlah menarik kembali kuat kuasa-Mu dariku, sebab aku tidak berdaya tanpanya. Janganlah mengambil tanda kehendak baik-Mu dariku, sebab aku akan menjadi resah tanpanya.”
- (3) Untuk mendapatkan kebaikan bimbingan ilahi (ay. 11): “Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN! Buatlah aku mengerti akan makna pemeliharaan-Mu bagiku dan jadikan semuanya jelas di mataku. Buatlah aku mengerti akan kewajibanku di dalam setiap perkara yang membuatku ragu, supaya aku tidak melakukan kesalahan di dalamnya, melainkan dapat berjalan lurus, dan supaya aku tidak melakukannya dengan keragu-raguan, melainkan berjalan dengan penuh keyakinan.” Bukan cara, melainkan kejelasan (yaitu kejujuran) yang akan mengarahkan dan memelihara kita dalam melaksanakan kewajiban kita. Dia meminta supaya dia dituntun di jalan yang rata oleh sebab seterunya, atau (sebagaimana disebutkan dalam tafsiran tambahan) para pengintainya. Para seterunya mengamat-amati dia supaya mereka dapat memperoleh kesempatan untuk menyerangnya saat dia sedang lengah. Saul pun memandang Daud dengan iri hati (1 Sam. 18:9). Hal itu mendorong Daud untuk berdoa, “Tuhan, tuntunlah aku di jalan yang rata, supaya mereka tidak akan mendapati sesuatu yang buruk atau terlihat buruk yang dapat mereka pakai untuk menuduhku.”
- (4) Supaya mendapatkan kebaikan perlindungan ilahi (ay. 12): “Janganlah menyerahkan aku kepada nafsu lawanku. Tuhan, jangan biarkan mereka mendapatkan apa yang mereka cari, sebab mereka berikhtiar untuk mengincar nyawaku, dan aku tidak dapat melindungi diriku sendiri dari mereka, selain dengan kuasa yang Engkau miliki atas hati nurani mereka. Sebab, telah bangkit menyerang aku saksi-saksi dusta, yang menginginkan lebih dari nama baik atau harta kekayaanku, sebab mereka bernafaskan kelaliman. Mereka mengincar darah, darah yang sangat berharga, dan mereka amat haus akan itu.” Di sini, Daud melambangkan Kristus, sebab saksi-saksi dusta bangkit melawan Dia, dan mereka memang bernafaskan kelaliman. Akan tetapi, sekalipun Dia diserahkan ke dalam cengkeraman tangan jahat mereka, Dia tidaklah diserahkan kepada nafsu mereka, sebab mereka tidak dapat mencegah Dia ditinggikan.
- II. Dia mengungkapkan ketergantungannya kepada Allah,
- 1. Bahwa Dia akan menolong dan menyokongnya pada saat pertolongan dan sokongan lain mengecewakannya (ay. 10): “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, yaitu kawan-kawan yang paling dekat dan paling kukasihi di dunia ini, dari siapa seharusnya aku mengharapkan dan layak mendapatkan kelegaan sepenuh-penuhnya, saat mereka meninggal, atau berada jauh dariku, atau tidak mampu menolongku pada saat aku membutuhkan, atau tidak bersikap baik dan tidak memedulikanku serta tidak akan menolong aku, saat aku tidak berdaya sebagimana seorang anak yatim piatu malang yang ditinggalkan tanpa ayah ibu, aku tetap tahu bahwa TUHAN menyambut aku, seperti seekor domba malang yang tersesat digendong dan diselamatkan dari kebinasaan.” Dia biasanya datang menolong orang-orang yang percaya kepada-Nya saat semua pertolongan lain telah gagal, saat pertolongan-Nya benar-benar mendatangkan kemuliaan setinggi-tingginya bagi-Nya dan juga memberi penghiburan sepenuh-penuhnya bagi mereka. Pada-Mu anak piatu boleh mendapat belas kasihan. Janji ini telah sering dipenuhi dengan saksama. Anak-anak yatim piatu yang diabaikan telah banyak dipelihara di dalam Pemeliharaan ilahi yang memberi mereka penghiburan dan kawan-kawan dengan cara yang sama sekali tidak pernah diduga orang. Allah adalah kawan yang lebih baik dan lebih setia dibandingkan dengan orangtua kita di dunia ini.
- 2. Bahwa pada waktu yang tepat ia akan melihat kebaikan Allah dinyatakan (ay. 13). Dia percaya bahwa dia akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup. Jika tidak, dia pasti sudah terbenam dalam kesukaran-kesukarannya. Bahkan orang kudus yang tersaleh sekalipun tidak mustahil merasa lemah saat kesukaran-kesukaran terus-menerus menerjang. Roh mereka kelabakan, dan tubuh serta hati mereka menjadi takut. Tetapi pada saat itulah iman menjadi andalan. Iman mencegah mereka dari rasa putus asa saat memikul beban berat. Iman terus mendorong mereka untuk tetap berharap, berdoa, menanti, dan mengingatkan mereka akan kebaikan-kebaikan Allah dan membuat mereka tetap bersukacita. Akan tetapi, keyakinan seperti apa yang menyokong Daud sehingga dia tidak menjadi lemah? – bahwa dia akan melihat kebaikan TUHAN, yang saat itu terlihat begitu jauh darinya. Orang-orang yang berjalan dengan iman akan kebaikan Tuhan, pada waktunya akan berjalan di dalam pengharapan untuk melihat kebaikan itu. Inilah yang diharapkan akan dilihat Daud di negeri orang-orang yang hidup, yaitu,
- (1) Di dunia ini, dia akan menang melawan kesukaran-kesukarannya dan tidak akan binasa di dalam semua itu. Penghiburannya bukan karena dia akan melihat negeri orang-orang yang hidup, melainkan karena dia akan melihat kebaikan Allah di tempat itu. Sebab, itulah penghiburan sejati bagi jiwa yang saleh, penghiburan yang melebihi segala penghiburan yang bisa dirasakan segala ciptaan.
- (2) Di tanah Kanaan dan di Yerusalem, di mana para nabi berada. Dibandingkan dengan orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah, tanah Israel dapat disebut sebagai negeri orang-orang yang hidup. Di sanalah Allah dikenal, dan di sana jugalah Daud berharap untuk melihat kebaikan-Nya (2 Sam. 15:25-26). Atau,
- (3) Di sorga. Hanya sorga sajalah yang dapat benar-benar disebut sebagai negeri orang-orang yang hidup, di mana tidak ada lagi kematian. Bumi ini merupakan negeri orang-orang yang akan mati. Tidak ada apa pun yang dapat menguatkan kita sehingga tidak menjadi lemah di bawah tekanan bencana di dunia saat ini selain daripada pengharapan iman akan kehidupan yang kekal, yang di dalamnya kita melihat kemuliaan dan merasakan kesenangan akan datang.
- 3. Bahwa sementara itu, dia akan dikuatkan supaya mampu memikul segenap bebannya (ay. 14). Apakah dia mengatakannya kepada dirinya sendiri atau kepada kawan-kawannya, intinya hanya satu. Inilah yang membesarkan hatinya: Dia akan menguatkan hatimu, akan meneguhkan rohmu, dan rohmu itu akan menahan segala kesukaran. Di dalam kekuatan itu,
- (1) Tetaplah dekat kepada Allah dan setialah melakukan tugasmu. Nantikanlah Tuhan dengan iman, dan doa, dan dengan penyerahan diri kepada kehendak-Nya dengan penuh kerendahan hati. Ya, nantikanlah TUHAN. Apa pun yang kauperbuat, bertumbuhlah dalam mengikuti Allah.
- (2) Teguhkanlah rohmu di tengah-tengah marabahaya dan kesukaran yang besar: Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Tabahkanlah hatimu dengan tetap mempercayai Allah. Biarlah pikiranmu selalu terpusat kepada-Nya, dan janganlah membiarkan apa pun juga membuatmu goyah. Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan pasti berdiri teguh.
SH: Mzm 27:1-14 - Optimisme Kristen (Rabu, 21 Maret 2001) Optimisme Kristen
Ketakutan yang dirasakan oleh manusia bersumber dari
rasa ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk
mengatasi suatu konflik at...
Optimisme Kristen
Ketakutan yang dirasakan oleh manusia bersumber dari rasa ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk mengatasi suatu konflik atau krisis yang terjadi dalam hidupnya.Ketika menghadapi tantangan dan serangan yang begitu hebat dari musuh-musuhnya (2-3), Daud tidak hancur, tidak gentar, dan tidak meragukan Allah sedikit pun. Ia pasti mempunyai kunci hidup tegar dan kokoh menghadapi krisis, yang sangat diperlukan oleh Kristen di Indonesia supaya Kristen dapat melewati setiap badai yang saat ini melanda negara kita dengan tetap teguh berpegang pada kebenaran iman kristen. Apa saja kunci itu?
Daud tidak membiarkan pikiran dan hatinya dikuasai oleh krisis yang dihadapi sehingga hanya terpaku kepada krisis saja. Sebaliknya ia tetap memfokuskan pikirannya kepada kebesaran dan siapakah Allah bagi dirinya (1). Kristen yang terpaku kepada permasalahan hidupnya cenderung membesar-besarkan masalah itu. Jika ia terfokus kepada Allah maka masalah apa pun akan terlihat kecil sehingga ia tidak akan gentar. Namun yang harus diingat adalah apa yang dilakukan Daud bukanlah seperti yang diajarkan oleh kekuatan berpikir positif dari gerakan zaman baru. Ketika Daud berhasil menghadapi dan mengatasi krisis yang terjadi, hal itu dikarenakan Allah secara pribadi yang bertindak (6). Tindakan Allah ini bukan didorong karena kekuatan pikiran Daud namun karena hubungan pribadi yang indah antara Daud dan Allah (4). Orang yang mempunyai hubungan yang indah dengan Allah adalah orang yang tinggal di Rumah Allah (5). Akankah Allah diam saja ketika tamunya diganggu kenyamanan dan keamanannya (bdk. Renungan tanggal 17)? Kedekatan Daud dengan Allah tidak dicapai melalui aktivitas agama maupun aktivitas rohani yang bernuansa magis. Kedekatan itu dibina melalui kehidupan doa yang sehat dimana ketergantungannya kepada Allah sangat diutamakan (7- 12).
Renungkan: Pikiran yang terfokus kepada Allah dan membina hubungan yang dekat dengan-Nya melalui doa, membuat Daud optimis menjalani kehidupannya walaupun situasi dan kondisi tidak mendukung (13-14). Ketakutan apa yang membayangi hidup Anda saat ini? Masa depan? Karier? Usaha? Kondisi politik, sosial, dan ekonomi yang tidak stabil? Lakukan 2 hal seperti yang dilakukan oleh Daud!
SH: Mzm 27:1-14 - Aman dalam perlindungan Tuhan (Kamis, 27 Februari 2003) Aman dalam perlindungan Tuhan
Sekali lagi bila orang benar diserang, difitnah dan diancam,
kepada siapakah ia berlindung? Adakah tempat yang cuk...
Aman dalam perlindungan Tuhan
Sekali lagi bila orang benar diserang, difitnah dan diancam, kepada siapakah ia berlindung? Adakah tempat yang cukup aman di bumi ini bagi orang benar? Di manakah perlindungan sejati?
Pemazmur menyatakan dengan tegas bahwa Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng hidupnya. Maka, ia tidak usah takut akan musuh seperti apa pun karena kepercayaannya bahwa Tuhan adalah perlindungannya (ayat 1-3). Lebih dari pada itu, pemazmur yakin bahwa tempat paling aman adalah rumah Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan dalam hidupnya karena di hadirat Tuhanlah pemazmur terlindungi dari mara bahaya (ayat 4-6). Maka, dengan mantap pemazmur menaikkan doa permohonannya agar Tuhan segera menyelamatkan dia (ayat 7), dan jawaban Tuhan tidak jauh dari keyakinannya, yaitu agar pemazmur mencari wajah-Nya (ayat 8), maksudnya tentu meminta firman atau juga belajar dari firman- Nya. Maka, pemazmur minta sungguh Tuhan mengajarnya supaya ia semakin yakin akan perkenanan Tuhan atasnya (ayat 7-10). Permohonan pemazmur semakin mendesak karena desakan dari para musuh yang telah memfitnahnya dan ingin menghabiskannya. Namun, pemazmur tetap berpegang pada kepercayaannya, yaitu Tuhan yang akan menyelamatkannya. (ayat 11-13) Mazmur ini ditutup dengan ajakan untuk menantikan Tuhan (ayat 14).
Pemazmur mempercayakan hidupnya ke tangan Tuhan, yang diyakininya sebagai perlindungan sejati. Hadirat Tuhan adalah tempat perlindungan yang paling aman. Bila Tuhan yang melindungi, siapakah musuh yang dapat mengganggu?
Renungkan: Sewaktu-waktu kerusuhan dapat menimpa kita; penderitaan, wabah penyakit, malapetaka, kemiskinan menyerbu tanpa dapat kita elakkan. Saat itu, Anda tidak dapat lari berlindung kepada siapa pun atau ke tempat mana pun yang aman, kecuali kepada Tuhan dan tempat kudus-Nya.
SH: Mzm 27:1-14 - Hanya Tuhan penolongku (Minggu, 4 Mei 2008) Hanya Tuhan penolongku
Dalam zaman yang serba tidak pasti dan penuh ancaman ini, apakah
yang menjadi andalan Anda? Bersama pemazmur, mari kita n...
Hanya Tuhan penolongku
Dalam zaman yang serba tidak pasti dan penuh ancaman ini, apakah yang menjadi andalan Anda? Bersama pemazmur, mari kita nyatakan keyakinan bahwa Tuhan adalah persandaran yang teguh dan yang satu-satunya (ayat 1-6). Keyakinan demikian akan memberanikan kita untuk datang dan memohon pertolongan-Nya (ayat 7-14).
Pemazmur mulai dengan pertanyaan retoris, "Jika Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng hidupnya, kepada siapakah dia harus takut?" Ketiga lambang ini menegaskan sifat Allah. Terang melambangkan kehadiran Allah yang mengenyahkan kegelapan, sekaligus memberi rasa aman. Keselamatan jelas merupakan akibat dari perlindungan Tuhan. Sedangkan benteng menggambarkan pertahanan dan perlindungan yang kokoh terhadap serangan musuh.
Di manakah tempat perlindungan paling aman bagi anak-anak Tuhan (ayat 4-6)? Tentu di rumah Tuhan! Dua kata dipakai di sini, yaitu rumah Tuhan dan bait-Nya. Yang dimaksud bukanlah wujud fisik melainkan kehadiran dan penyertaan Tuhan atas umat-Nya, yakni ketika umat beribadah dan Dia menyatakan berkat-Nya. Bandingkan dengan keyakinan pemazmur untuk tinggal selamanya di rumah Tuhan (Mzm. 23:6). Dengan keyakinan seperti inilah pemazmur berani meminta pertolongan Tuhan atas semua kesesakan yang ia alami (ayat 12). Delapan kata kerja dipakai untuk mengajukan permohonannya (ayat 7, 9, 11-12), diselingi dengan motivasi yang mendorong pemazmur bermohon: "wajah-Mu kucari, ya Tuhan" (ayat 8). Mencari wajah Tuhan berarti mencari perkenan-Nya. Kalau Tuhan berkenan, pasti Ia menolong.
Keyakinan pemazmur kiranya menjadi keyakinan sekaligus komitmen Anda. Pertolongan manusia terbatas baik oleh daya, waktu, dan juga kemauan (ayat 10). Saat kesusahan datang, ingat dua hal: sifat Tuhan yang peduli dan mau menolong umat-Nya, dan bahwa Dia pernah menolong Anda. Katakan, 'Tuhan aku percaya pada-Mu' (ayat 13) dan nantikanlah pertolongan-Nya (ayat 14)!
SH: Mzm 27:1-14 - Memperteguh keyakinan (Minggu, 14 Agustus 2011) Memperteguh keyakinan
Kebanyakan ekspresi dinamis dari mazmur-mazmur adalah perasaan yang muncul dari keadaan tertekan dan bingung karena situasi yan...
Memperteguh keyakinan
Kebanyakan ekspresi dinamis dari mazmur-mazmur adalah perasaan yang muncul dari keadaan tertekan dan bingung karena situasi yang buruk menuju keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dan berujung pada syukur dan pujian, dengan kadang kala menurun kembali kepada keluh kesah.
Mazmur 27 mulai dengan pernyataan keyakinan pemazmur akan Tuhan sebagai penolong dan pelindungnya (1-6). Baru di bagian kedua (7-12), keluh kesah dan permohonan minta tolong terungkap. Ditutup dengan ucapan pemazmur yang menguatkan dirinya sendiri untuk meyakini kembali kebaikan Tuhan (13-14).
Mazmur 27 menunjukkan dinamika kehidupan manusia yang realistis. Naik-turun dan pasang-surut kehidupan adalah bagian yang akan dialami siapa pun, termasuk anak-anak Tuhan. Bisa jadi, pengalaman pertama sebagai anak Tuhan adalah perlindungan-Nya yang nyata dan damai yang melingkupi seluruh aspek kehidupannya. Namun keadaan stabil dan tenang itu sekonyong-konyong bisa berubah menjadi krisis. Krisis itu terasa berat ketika kehadiran Tuhan tidak dapat dirasakan. Tak heran dalam kegalauan hati kadang kita merasa jangan-jangan Tuhan sedang marah (9).
Bersama pemazmur kita tidak perlu terjebak keraguan dan keputusasaan. Yakinlah bahwa Tuhan dapat diandalkan. Anda tahu syair "Jejak-jejak kaki di pasir"? Kisah perjalanan seseorang bersama Tuhan, yang digambarkan dengan dua pasang jejak kaki. Suatu waktu jejak itu terlihat hanya sepasang. Orang tersebut mengira bahwa Tuhan tidak menyertai dia, padahal masa itu adalah masa sulit. Namun Tuhan memberitahu bahwa sesungguhnya jejak kaki yang ia lihat itu adalah jejak kaki Tuhan! Di saat sulit itu sesungguhnya Tuhan menggendong dia
Kiranya dengan kaca mata iman kita meyakini bahwa Tuhan menyertai hidup kita, apa pun situasinya dan bagaimana pun perasaan kita!
SH: Mzm 27:1-14 - Nantikanlah Tuhan (Minggu, 19 Juli 2015) Nantikanlah Tuhan
Menanti sesuatu yang tak pasti tidaklah menyenangkan karena membuat kita gelisah dan ragu. Namun, pada mazmur ini, Daud justru meng...
Nantikanlah Tuhan
Menanti sesuatu yang tak pasti tidaklah menyenangkan karena membuat kita gelisah dan ragu. Namun, pada mazmur ini, Daud justru mengajak kita untuk menantikan Tuhan. Situasi seperti apa yang dihadapi Daud? Ada tiga kemungkinan: saat Daud dalam pelarian karena ingin dibunuh Saul, awal perang tujuh tahun antara suku Yehuda dengan suku-suku Israel lain, atau ketika Daud lari karena pemberontakan Absalom. Dari ketiganya, tidak satupun peristiwa yang berlangsung sebentar. Ia harus menunggu Tuhan dalam waktu panjang dan situasi mengancam. Pada 1 Samuel 22:3, ketika Daud lari Saul, ia berkata kepada raja Moab, "Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu apa yang dilakukan Allah kepadaku". Daud tidak tahu apa rencana Allah, tetapi ia tetap mencari (8) dan menantikan Tuhan (14) sampai ia memahami rencana Tuhan. Mengapa Daud tetap menanti Dia? Karena Tuhan terang keselamatannya (1a), benteng hidupnya (1b). Selama bersama Tuhan, ia percaya Tuhan melindungi dan menyertainya (4-5).
Alkitab mencatat beberapa pengalaman menunggu Tuhan: Allah bisa memberitahu Musa tentang rencana membebaskan Israel. Namun, Allah membuatnya menunggu empat puluh tahun agar Musa belajar bergantung pada-Nya. Allah bisa memberi keturunan kepada Abraham tidak lama setelah ia dan Sara menikah. Namun Allah menunggu Abraham tua agar ia belajar beriman. Yesus bisa langsung datang dan menyembuhkan ketika Lazarus masih sakit. Namun, Ia menunggu agar dapat membangkitkannya dari kematian dan memuliakan Allah. Allah dapat menjawab doa dan memenuhi kebutuhan tokoh-tokoh itu, tetapi Ia membuat mereka menunggu karena Ia sedang membangun kerohanian mereka. Begitu pula dengan kita. Saat Allah membuat kita menunggu lama untuk jawaban doa dari-Nya, karena Ia ingin membangun kerohanian kita.
SH: Mzm 27:1-14 - Perisai Perlindunganku ialah Tuhan (Rabu, 8 Agustus 2018) Perisai Perlindunganku ialah Tuhan
Jika melihat kejahatan dalam dunia ini, mungkin saja seseorang berpikir bahwa dirinya selalu berada dalam ancaman....
Perisai Perlindunganku ialah Tuhan
Jika melihat kejahatan dalam dunia ini, mungkin saja seseorang berpikir bahwa dirinya selalu berada dalam ancaman. Sebab memang tidak ada tempat yang benar-benar aman di muka bumi ini. Jika kita bersembunyi di setiap sudut bumi sekali pun, maka bahaya juga akan mengintai di sana. Mungkin satu-satunya tempat teraman adalah berada di dunia orang mati. Tetapi, siapakah yang ingin segera ke sana?
Dalam pasal ini, pemazmur berdoa kepada TUHAN dengan penuh keyakinan bahwa Dia adalah terang dan keselamatan. Ia adalah benteng tempat berlindung (1). Keyakinan sekaligus pengakuan iman ini bukan tanpa alasan. Sebab ada pengalaman pribadi di dalam-Nya. Bukan juga karena hidup pemazmur selalu dalam keadaan aman, sebaliknya ia selalu berada dalam ancaman bahaya. Diserang oleh sepasukan musuh (2), dikepung oleh tentara (3), orang-orang berperang terhadapnya (3), ayah dan ibu meninggalkannya (10).
Berbagai pengalaman itulah yang mungkin sedang atau pernah dialami oleh pemazmur. Bukan ketakutan atau kalimat pesimistis yang keluar dari mulutnya, melainkan pujian dan permohonan kepada TUHAN. Pemazmur percaya bahwa ketika ia berlindung kepada TUHAN, Dia akan membuat musuh-musuhnya tergelincir dan jatuh (2).
Kepercayaannya kepada TUHAN tidak luntur seberat apa pun tantangan yang dihadapi di depan matanya (3). Karena pemazmur tahu di mana tempat terbaik untuknya bisa melihat perlindungan TUHAN dan merasa aman, yaitu berada dalam hadirat TUHAN (4). Di sanalah ia dengan jujur mengakui kelemahannya dan betapa ia sangat memerlukan TUHAN (7-12).
Satu-satunya tempat teraman dalam dunia adalah hadirat Allah. Karena Allah adalah perisai perlindungan yang dapat dipercaya. Bersama dengan Allah kita dapat merasakan ketenangan, kenyamanan, dan kekuatan baru.
Doa: Ya Tuhan, bawalah aku semakin hari semakin dekat dengan Engkau dan berserah penuh kepada-Mu. Karena di situlah aku merasa aman dan tenang. [IVT]
Utley -> Mzm 27:7-10
Utley: Mzm 27:7-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 27:7-107 Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 8 Hatiku mengikuti firman-Mu: "Caril...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 27:7-10
7 Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 8 Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. 9 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! 10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.
Mazm 27:7-10 Seringkali dalam Mazmur bait yang terpisah mengulangi penekanan atau tema dari bait sebelumnya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
- 1. tingkat lain dari paralelisme yang sengaja
- 2. proses editorial dimana
- a. kata
- b. tema
- c. suasana hati
- d. tindaka.
yang mirip dalam suara, makna, atau teologinya dikelompokkan bersama oleh editor / penyunting di kemudian hari.
Mazm 27:7 "Dengarlah... seruan" Yang pertama adalah Qal IMPERATIVE (BDB 1033, KB 1570), begitu umum dalam Mazmur sebagai cara memohon pada Tuhan. KATA KERJA yang kedua, "berseru" (BDB 894, KB 1128, Qal IMPERFECT), juga menunjukkan doa. Ayat-ayat ini mengulangi fokus dari ayat Mazm 27:4.
Konteks permintaan doanya adalah
- 1. kasihanilah aku - BDB 335, KB 334, Qal IMPERATIVE
- 2. jawablah aku - BDB 772, KB 851, Qal IMPERATIVE
Mazm 27:8 Perhatikan bahwa NASB dan NKJV memiliki frase pengantar ini dalam huruf miring (yaitu, "Ketika Engkau mengatakan"), yang menunjukkan bahwa itu bukan bagian dari naskah Ibraninya. Terjemahan NRSV dan NJB menganggap pembicaranya adalah si pemazmur.
KATA KERJA "mencari" (BDB 134, KB 152) diulang
- 1. pertama sebuah Qal IMPERATIVE (JAMAK) pembuka
- 2. kedua sebuah Piel IMPERFECT (TUNGGAL, KATA KERJA pembukaan ay. Mazm 27:8 juga TUNGGAL)
Ini tampaknya merupakan dialog antara YHWH dan pemazmur. Satu memanggil dan lainnya dengan tepat merespon. KATA KERJA "mencari" menunjukkan seruan kepada hubungan pribadi (lih. Mazm 24:6; Ul 4:29), yang menunjukkan ibadah dan ketaatan. Dalam Mazmur ini, karena penekanannya pada doa, ini mungkin memparalelkan ay. 4,7.
□ "wajah" Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani untuk kontak pribadi yang dekat (lih. Mazm 24:6), di mana baik "mencari" dan "wajah" muncul bersama-sama.
Mazm 27:9 Ada serangkaian KATA-KATA KERJA JUSSIVE yang menunjukkan hal-hal yang diminta pemazmur kepada YHWH untuk tidak dilakukan.
- 1. janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku - BDB 711, KB 771, Hiphil JUSSIVE, lih. Mazm 69:17; 102:2; 143:7
- 2. janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka - BDB 639, KB 692, Hiphil JUSSIVE
- 3. janganlah membuang aku - BDB 643, KB 693, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, lih. Mazm 94:14, kecuali mereka berhenti menjadi pengikut setia (lih. Yer 12:7)
- 4. janganlah meninggalkan aku - BDB 736, KB 806, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
Perhatikan elemen pribadi yang terlibat dalam semua permintaan!
- NASB "karena."
- NKJV "ketika."
- NRSV "jika."
- TEV "seandainya."
- NJB, JPSOA."
- REB "meskipun."
- NET Bible "sekalipun.
KONJUNGSI pengantarnya (BDB 471-475) memiliki bidang semantik yang luas. Hanya kontekslah yang dapat menentukan maknanya. Jelas konteks ini tidak memungkinkan terjemahan yang jelas.
□ "ayahku dan ibuku meninggalkan aku" Ini adalah KATA KERJA yang sama yang digunakan dalam Mazm 27:9. Meskipun terjemahan dari frasa ini tidak pasti, artinya jelas. Sahabat manusia terdekat seseorang atau keluarga dapat pergi meninggalkan tetapi Allah perjanjian tidak akan pernah meninggalkan (lih. Ul 31:6; Yos 1:5; Yes 49:15; Ibr 13:5).
Buku Pegangan UBS (hal. 266) menyebutkan bahwa TEV, NEB, JB menganggap ayat itu sebagai mengekspresikan suatu kemungkinan teoritis untuk membuat suatu simpulan sastra yang kuat, bukannya peninggalan yang senyatanya.
Orang bertanya-tanya apakah ini mungkin mencerminkan janji YHWH kepada Daud dan keturunannya dalam 2Sam 7. Mungkin ayat Mazm 27:13 berhubungan dengan 2Sam 7:28.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.