Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> Mzm 42:1--43:5
Ende: Mzm 42:1--43:5 - -- Kedua mazmur ini adalah satu lagu sadja. Seorang (agaknja dari suku bangsa
Levit) diusir dari tanah-airnja dan sebab itu pun dari hadirat Jahwe di
Bai...
Kedua mazmur ini adalah satu lagu sadja. Seorang (agaknja dari suku bangsa Levit) diusir dari tanah-airnja dan sebab itu pun dari hadirat Jahwe di Bait-Allah. Ia sekarang tinggal dalam pembuangan dekat gunung Hermon, disebelah utara Palestina, tempat djuga terdapat sumber2 sungai Jarden, dan ada ditengah kaum kafir. Disana ia mengeluarkan isi-hatinja, jakni kerinduannja akan Bait-Allah. Ia minta Allah, agar ia dibebaskanNja dan dipulangkanNja.
Ref. Silang FULL -> Mzm 43:5
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 43:1-5
Matthew Henry: Mzm 43:1-5 - Berbagai Seruan dan Permohonan
Mazmur ini, ada kemungkinan, ditulis pada kesempatan yang sama seperti mazmur sebelumnya, dan, karena tidak punya judul, dapat dipandang sebagai tam...
Mazmur ini, ada kemungkinan, ditulis pada kesempatan yang sama seperti mazmur sebelumnya, dan, karena tidak punya judul, dapat dipandang sebagai tambahan untuk mazmur itu. Ketika kesakitan kembali menimpanya sekarang, sang pemazmur segera mengambil jalan untuk mendapatkan obat penawar yang sama, karena ia telah memasukkan cara ini ke dalam bukunya sebagai cara yang “probatum est – sudah terbukti.” Ayat kedua dari mazmur ini hampir sama dengan ayat kesepuluh dari mazmur sebelumnya. Demikian pula, ayat kelima dari mazmur ini sama persis dengan ayat kedua belas dari mazmur sebelumnya. Kristus sendiri, yang mempunyai Roh secara tidak terbatas, ketika ada kesempatan, berdoa sebanyak dua tiga kali dengan “mengucapkan doa yang itu juga” (Mat. 26:44). Dalam mazmur ini,
- I. Daud mengadu kepada Allah tentang kejahatan-kejahatan yang telah diperbuat musuh-musuhnya kepadanya (ay. 1-2).
- II. Dia berdoa kepada Allah untuk mengembalikan lagi kepadanya kesenangan yang dulu dirasakannya dengan bebas dalam mengikuti upacara-upacara ibadah bersama, dan ia berjanji akan memanfaatkannya dengan baik (ay. 3-4).
- III. Ia berusaha menenangkan gejolak rohnya sendiri dengan harapan dan keyakinannya yang hidup kepada Allah (ay. 5). Karena itu, jika dalam menyanyikan mazmur ini, kita berusaha melakukannya seperti Daud di sini, maka kita bernyanyi dengan anugerah Allah di dalam hati kita.
- I. Sebagai Hakimnya, Hakimnya yang adil, yang ia tahu akan mengadilinya, dan yang ia tahu (karena sadar akan kejujurannya sendiri) akan memberikan keadilan kepadanya (ay. 1): Berilah keadilan kepadaku, ya Allah dan perjuangkanlah perkaraku! Ada orang-orang yang mendakwanya. Ia membela diri melawan mereka dan terhadap pengadilan mereka, di mana dia secara tidak adil dinyatakan bersalah dan dihukum. Ia berseru kepada pengadilan sorga, mahkamah agung, berdoa agar penghakiman mereka yang melawannya berbalik menentang mereka sendiri dan agar ketidakbersalahannya dibersihkan. Ada orang-orang yang telah melukainya. Jadi, ia menggugat mereka dan mengutarakan keluhannya kepada Dia yang membalaskan kesalahan, dengan berdoa meminta keadilan bagi dirinya dan terhadap mereka.
- Perhatikanlah:
- 1. Siapa musuh-musuhnya yang dengan mereka dia sedang bergumul. Inilah sekelompok orang berdosa, yang disebutnya kaum yang tidak saleh atau yang tidak berbelas kasihan. Orang-orang yang tidak berbelas kasihan memperlihatkan bahwa mereka tidak saleh. Sebab, orang-orang yang takut atau yang mengasihi tuan mereka pasti akan mempunyai belas kasihan terhadap teman-teman mereka sesama hamba. Dan di sini ada sesorang jahat yang mengepalai mereka, seorang penipu dan curang, kemungkinan besar Saul, yang bukan saja sama sekali tidak menunjukkan kebaikan kepada Daud, tetapi juga yang paling licik dan tidak jujur terhadapnya. Jika Absalom adalah orang yang dimaksudkannya, sifatnya pun tidak lebih baik. Selama ada orang-orang jahat seperti itu di luar neraka, dan beribu-ribu kaumnya, maka tidak heran jika orang-orang baik, yang masih berada di luar sorga, menjumpai perlakuan yang keras dan hina. Sebagian orang berpikir bahwa Daud, melalui roh bernubuat, merancang mazmur ini untuk digunakan oleh orang-orang Yahudi di pembuangan mereka di Babel, dan bahwa orang-orang Kasdim adalah kaum yang tidak saleh yang dimaksudkan di sini. Mazmur ini dapat diterapkan dengan paling baik kepada mereka, namun seperti perikop-perikop Alkitab lain yang serupa, tidak ada yang boleh ditafsirkan menurut selera pribadi. Allah bisa saja merancangnya untuk digunakan oleh mereka, tidak peduli apakah Daud merancangnya demikian atau tidak.
- 2. Apa yang menjadi doanya dalam kaitan dengan orang-orang yang berbuat jahat kepada dia: Berilah keadilan kepadaku. Tentang perselisihan Allah dengan dirinya karena dosanya, dia berdoa, “Janganlah berperkara denganku, sebab jika demikian aku akan dihukum.” Namun, tentang perselisihan musuh-musuhnya dengan dirinya, dia berdoa, “Ya Tuhan, adililah aku, sebab aku tahu bahwa aku akan dibenarkan. Perjuangkanlah perkaraku terhadap mereka, berpihaklah kepadaku, dan dalam pemeliharaan-Mu bangkitlah membelaku.” Barangsiapa yang mempunyai perkara yang jujur boleh berharap bahwa Allah akan memperjuangkan perkaranya. “Perjuangkanlah perkaraku sehingga aku terluput dari mereka, supaya apa yang hendak mereka perbuat terhadapku tidak terlaksana.” Kita harus memandang bahwa perkara kita sudah cukup diperjuangkan jika kita terluput dari musuh-musuh kita, meskipun mereka tidak dihancurkan.
- II. Sebagai kekuatannya, kekuatannya yang mahamencukupi. Demikianlah ia memandang Allah (ay. 2): “Engkaulah Allah tempat pengungsianku (kjv: Engkaulah Allah kekuatanku – pen.), Allahku, kekuatanku, yang dari-Nya segala kekuatanku berasal, yang di dalam Dia aku menguatkan diriku sendiri, yang sudah sering kali menguatkan aku, dan yang tanpa-Nya aku lemah seperti air dan sama sekali tidak mampu entah untuk berbuat sesuatu atau menanggung suatu penderitaan bagi-Mu.” Daud sekarang berkabung, tanpa sukacita rohani, namun Dia mendapati Allah sebagai Allah kekuatannya. Jika kita tidak bisa menghibur diri di dalam Allah, kita dapat tetap tinggal di dalam Dia, dan boleh mendapatkan dukungan-dukungan rohani ketika kita kehilangan kegembiraan-kegembiraan rohani. Di sini Daud menyerukan hal ini kepada Allah: “Engkaulah Allah, kepada-Mulah aku bergantung sebagai kekuatanku. Lalu mengapa Engkau membuang aku?” Ini merupakan suatu kesalahan, sebab Allah tidak pernah membuang siapa pun yang percaya kepada-Nya, apa pun kekhawatiran dan kesedihan yang mungkin telah mereka rasakan sendiri. “Engkaulah Allah kekuatanku. Lalu mengapa musuhku terlalu kuat bagiku, dan mengapa aku berkabung karena kekuatannya yang menindas itu?” Memang sulit untuk mendamaikan kekuatan besar musuh-musuh gereja dengan kekuatan mahabesar Allah atas gereja. Namun, apabila tiba harinya, mereka akan diperdamaikan, ketika semua musuh-Nya menjadi tumpuan kaki-Nya.
- III. Sebagai Penuntunnya, Penuntunnya yang setia (ay. 3): Tuntunlah aku, dan bawalah aku ke gunung-Mu yang kudus.
- Ia berdoa,
- 1. Agar Allah dengan pemeliharaan-Nya akan membawanya kembali dari pembuangan, dan membuka jalan baginya lagi untuk menikmati hak-hak istimewanya secara bebas di tempat kudus Allah. Hatinya tertuju pada gunung yang kudus dan tempat kediaman Allah, bukan pada kehangatan keluarganya, kedudukannya di istana, atau kesenangan-kesenangannya. Ia bisa menahan diri terhadap hal-hal ini, namun ia tidak sabar untuk melihat lagi tempat kediaman Allah. Tidak ada hal lain yang begitu menarik di matanya selain tempat kediaman Allah. Ke sanalah ia ingin dibawa kembali dengan senang hati. Untuk itu ia berdoa, “Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang (kjv: terang-Mu dan kebenaran-Mu – pen.). Biarlah aku mendapatkannya sebagai buah dari kebaikan-Mu, yang adalah terang, dan sebagai penunaian janji-Mu, yang adalah kebenaran.” Kita tidak perlu apa-apa lagi untuk membuat kita berbahagia selain hal-hal baik yang mengalir dari kebaikan Allah dan yang termasuk di dalam janji-Nya. Belas kasihan itu, kebenaran itu, sudah cukup, sudah merupakan segalanya. Dan, apabila kita melihat semua ini dalam pemeliharaan-pemeliharaan Allah, maka kita melihat diri kita sendiri berada dalam bimbingan yang sangat aman. Perhatikanlah, orang-orang yang dituntun Allah akan dituntun-Nya ke gunung-Nya yang kudus dan ke tempat kediaman-Nya. Oleh sebab itu, orang-orang yang menganggap diri dipimpin oleh Roh, namun berpaling dari ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan, pastilah menipu diri mereka sendiri.
- 2. Bahwa Allah dengan anugerah-Nya akan membawanya kembali bersekutu dengan-Nya, dan akan mempersiapkan dia untuk melihat dan menikmati hadirat-Nya di dunia lain. Sebagian penulis Yahudi mengartikan terang dan kebenaran di sini sebagai Mesias Sang Raja dan Elia sang pelopor-Nya: Keduanya sudah datang, untuk menjawab doa-doa Perjanjian Lama. Tetapi kita masih harus berdoa meminta terang dan kebenaran Allah, Roh terang dan kebenaran, yang mengisi ketiadaan kehadiran tubuh jasmani Kristus, untuk menuntun kita masuk ke dalam rahasia kesalehan dan membimbing kita di jalan menuju sorga. Ketika Allah mengutus terang dan kebenaran-Nya ke dalam hati kita, terang dan kebenaran itu akan membimbing kita ke dunia atas dalam segala ibadah kita dan juga dalam segala tujuan dan pengharapan kita. Dan, jika kita mengikuti terang dan kebenaran itu dengan kesadaran hati nurani, maka keduanya pasti akan membawa kita ke gunung yang kudus di atas.
- IV. Sebagai sukacitanya, sukacitanya yang tak terkatakan. Jika Allah membimbingnya ke tempat kediaman-Nya, jika Dia mengembalikan lagi kebebasan-kebebasannya yang dulu, maka ia tahu betul apa yang harus diperbuatnya: Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah (ay. 4). Dia akan mendekat sedekat mungkin kepada Allah, sukacitanya yang tak terkatakan itu.
- Perhatikanlah:
- 1. Orang-orang yang datang ke tempat kediaman Allah harus datang ke mezbah-Nya. Orang-orang yang datang untuk menjalankan ketetapan-ketetapan ibadah harus memeriksa kelayakan mereka untuk datang, dan sesudah itu datang ke ketetapan-ketetapan ibadah yang khusus, ke ibadah-ibadah yang paling menyentuh hati dan paling mengikat. Semakin dekat kita datang, dan semakin kita melekat kepada Allah, semakin baik jadinya.
- 2. Orang-orang yang datang ke mezbah Allah harus memastikan bahwa saat datang kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, mereka lakukan dengan sepenuh hati, dengan hati yang benar. Sia-sia saja kita mengikuti upacara-upacara ibadah yang kudus jika kita tidak datang kepada Allah yang kudus dalam kesempatan-kesempatan itu.
- 3. Orang-orang yang datang kepada Allah harus datang kepada-Nya sebagai sukacita mereka yang tak terkatakan. Bukan hanya sebagai kebahagiaan mereka di masa mendatang, melainkan juga sebagai sukacita mereka pada saat ini. Dan Ia bukan hanya sukacita yang biasa saja, melainkan sukacita yang amat luar biasa, jauh melebihi segala sukacita indrawi yang dibatasi oleh waktu. Perkataan tersebut dalam bahasa aslinya sangat tegas – kepada Allah kegembiraan sukacitaku, atau kegembiraan sorak-soraiku. Apa pun yang membuat kita bergembira atau bersorak di dalam Allah haruslah ada sukacita di dalamnya. Segala sukacita dari kegembiraan kita harus berakhir di dalam Dia, harus melewati pemberian itu menuju kepada Sang Pemberi pemberian itu.
- 4. Ketika kita datang kepada Allah sebagai sukacita kita yang tak terkatakan, penghiburan-penghiburan kita di dalam Dia harus menjadi pokok puji-pujian kita kepada-Nya sebagai Allah, Allah kita: Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku! Daud sangat mahir bermain kecapi (1 Sam. 16:16, 18), dan dengan apa yang menjadi kemahirannya itu ia akan memuji Allah. Sebab Allah harus dipuji dengan apa yang terbaik yang kita miliki. Pantas jika Dia harus dipuji dengan cara terbaik seperti itu, sebab Dia adalah Yang Terbaik.
- V. Sebagai pengharapannya, pengharapannya yang tidak pernah gagal (ay. 5). Di sini, sama seperti sebelumnya, Daud berbantah dengan dirinya sendiri karena kekesalan dan kemurungannya, dan mengakui bahwa ia berbuat jahat dengan menyerah pada perasaan-perasaan itu. Ia sadar bahwa ia tidak mempunyai alasan untuk berbuat demikian: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Kemudian ia menenangkan dirinya dengan pengharapan dan kepercayaan penuh bahwa ia akan memuliakan Allah lagi (Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya) dan akan menikmati kemuliaan bersama-Nya: Dia penolongku dan Allahku! Hal itu kita tidak bisa menegaskan terlalu banyak. Dengan cara itulah kita harus hidup dan mati.
Berbagai Seruan dan Permohonan (43:1-5)
Di sini Daud berseru kepada Allah, dengan iman dan doa, sebagai Hakimnya, kekuatannya, Penuntunnya, sukacitanya, dan pengharapannya, dengan perasaan-perasaan dan ungkapan-ungkapan yang sesuai.SH: Mzm 43:1-5 - Mohon keadilan pada Allah. (Selasa, 16 Desember 1997) Mohon keadilan pada Allah.
Orang beriman diminta untuk memancarkan kasih dan kemurahan yang Allah berikan kepada-Nya. Orang beriman akan berespons la...
Mohon keadilan pada Allah.
Orang beriman diminta untuk memancarkan kasih dan kemurahan yang Allah berikan kepada-Nya. Orang beriman akan berespons lain terhadap orang yang berbuat jahat. Kasih dan kemurahan yang dipancarkan orang beriman tidak membuatnya kebal terhadap berbagai luka akibat penderitaan dan kejahatan. Panggilan untuk mengampuni tidak membuat keinginan agar keadilan ditegakkan, lenyap dari hati orang beriman.
Iman dan perilaku sosial. Menjaga diri terhadap kejahatan, menyikapi orang yang kejahatannya membuat kita menderita adalah hal yang sangat sulit. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan dengan kapasitas sosial, kita memerlukan sesama saudara seiman yang dapat saling menguatkan. Gereja Tuhan harus dapat berfungsi sebagai kesatuan yang di dalamnya orang secara riil saling menerima sebagai suatu keluarga iman. Hanya di dalam konteks persekutuan yang mampu menjadi suatu masyarakat baru itulah orang beriman dapat menangkal kejahatan di dalam masyarakat lama yang penuh dosa ini.
Renungkan: Karena Allah kasih dan adil, Kristen tidak membalas kejahatan tetapi mengampuni dan memohon Tuhan menegakkan keadilan-Nya.
Doa: Kristus, Engkaulah harapan jiwaku dalam suka duka.
SH: Mzm 43:1-5 - Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku (Senin, 13 Agustus 2001) Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku
Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup,
perlakuan yang tidak adil, dan kond...
Allah tempat pengungsianku, sukacitaku, dan kegembiraanku
Kegelisahan-kegelisahan akibat berbagai tekanan hidup, perlakuan yang tidak adil, dan kondisi yang tidak aman seringkali menjadi beban yang memperberat langkah hidup kita. Di saat seperti ini kita membutuhkan adanya pembebasan, pembelaan, dan tempat peristirahatan yang dapat memulihkan sukacita kita. Kebutuhan akan hal seperti inilah yang melatarbelakangi lahirnya doa permohonan pemazmur. Namun dimanakah jawaban atas pergumulan ini dapat ditemukan?
Sebagaimana dalam Mazmur 42, demikian juga dalam Mazmur 43 ini, pemazmur diliputi kegelisahan yang sedemikian dalam. Ia diliputi ketidakmengertian, mengapa Allah yang adalah tempat pengungsian yang aman membuang dirinya sehingga ia hidup berkabung di bawah impitan musuh (ayat 2). Kekuatan dan jawaban atas pergumulannya ini terletak di dalam doa yang dipanjatkannya. Ia memohon agar Tuhan memperjuangkan keadilan dan perkaranya serta meluputkannya dari orang-orang curang yang menipunya (ayat 1). Ia berdoa memohon agar Tuhan memerintahkan terang dan kesetiaan-Nya untuk menuntunnya berjumpa Allah yang adalah sukacita dan kegirangannya (ayat 3-4).
Doanya ini mengubah kegelisahannya menjadi pengenalan akan Allah sebagai tempat pengungsian yang membuatnya bersuka dan bergembira. Doa ini telah membawa keletihan jiwanya pada tempat peristirahatan yang nyaman. Doa ini mengubah nada refrein lagunya, semula ia menyanyikan refrein lagunya dengan nada pilu dengan harap-harap cemas (ayat 42:6, 12), tetapi kini dengan nada optimis ia berkata: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku, dan Allahku!" (ayat 5). Melalui kekuatan yang ditemukan dalam doanya ia menyadari bahwa tidak seharusnya ia merasa tertekan dan gelisah, karena ia memiliki pengharapan di dalam Allah yang menjadi penolongnya.
Renungkan: Apakah kita merasa tertekan, gelisah, terbuang, dan hidup di bawah impitan? Berharap dan berdoalah agar terang serta kesetiaan Tuhan menuntun Anda mendekat kepada Allah, dan nikmatilah persekutuan yang indah dengan-Nya.
SH: Mzm 43:1-5 - Pengharapan akan keadilan Allah (Sabtu, 7 Februari 2004) Pengharapan akan keadilan Allah
Ada saatnya bagi kita untuk menerima semua tekanan dari
lingkungan yang tidak seiman dengan sepenuhnya bersandar...
Pengharapan akan keadilan Allah
Ada saatnya bagi kita untuk menerima semua tekanan dari lingkungan yang tidak seiman dengan sepenuhnya bersandar kepada Allah yang akan menolong dan memberikan kekuatan. Ada pula saatnya bagi kita untuk mendobrak keluar dari tekanan itu dengan meminta Allah bertindak.
Mazmur 43 sebenarnya menyambung Mazmur 42. Pemazmur yang mulai berhasil mengatasi perasaan tertekannya sekarang meminta Allah bertindak demi keadilan-Nya. Ia adalah orang saleh yang mengalami penindasan dari orang-orang yang jahat, yaitu kaum tidak saleh, penipu, dan orang curang (ayat 1).
Tidak jelas apa yang pemazmur minta untuk Allah lakukan terhadap para musuhnya demi keadilan-Nya. Namun, pemazmur tahu apa yang ia dan bangsanya butuhkan. Pemazmur meminta agar Tuhan yang selama ini diyakininya sebagai tempat pengungsiannya bersegera menuntunnya kembali ke tempat di mana mereka boleh menikmati hadirat Allah (ayat 2,3).
Permintaan si pemazmur agar Tuhan bersegera melepaskan dia dari lingkungan orang-orang yang tidak percaya Tuhan sebenarnya mewakili kerinduan umat Israel untuk lepas dari penjajahan Babel dan kembali ke tanah mereka sendiri. Bagi mereka tempat ibadah yang sejati hanyalah di Yerusalem, kota kudus Allah, dan secara lebih spesifik lagi Bait Allah yang berdiri di Gunung Sion (ayat 3). Selama mereka masih dibuang di Babel, mereka tidak dapat dengan bebas beribadah kepada-Nya. Selama itu pula mereka tidak dapat menikmati Allah maupun Allah menikmati korban-korban persembahan dan puji-pujian mereka (ayat 4).
Sekali lagi pemazmur menasihati jiwanya agar menaruh harapan pada Allah saja.
Renungkan: Katakan pada jiwa Anda: “Allah akan menolong saya.” Lalu, bersyukurlah kepada-Nya.
SH: Mzm 42:1--43:5 - Mengatasi depresi rohani (Senin, 25 Mei 2009) Mengatasi depresi rohani
Allah kita adalah Allah yang selalu membentuk umat-Nya. Untuk itu,
kadang kala Ia membiarkan umat bergumul dengan perma...
Mengatasi depresi rohani
Allah kita adalah Allah yang selalu membentuk umat-Nya. Untuk itu, kadang kala Ia membiarkan umat bergumul dengan permasalahan dalam waktu yang panjang. Inilah yang pemazmur alami.
Pemazmur menghadapi keadaan yang sangat sulit. Ia merasa terisolasi secara rohani. Ia terus berseru kepada Allah, tetapi Allah tidak mengindahkan dia (ayat 42:3, 10; 43:2). Ia juga merasa terisolasi secara fisik. Ia adalah penyanyi Lewi dari bani Korah (ayat 42:1) yang dulunya memimpin umat Allah dengan nyanyian syukur ke rumah Allah (ayat 42:5). Namun saat itu ia sudah tidak dapat melakukannya. Ketiga, ia merasa terisolasi secara sosial. Sepanjang hari lawannya mengolok dia sambil berkata "Di mana Allahmu?" (ayat 42:4, 11).
Dapat kita katakan bahwa pemazmur mengalami depresi rohani. Namun ia tidak tinggal diam. Ia mau keluar dari situasi itu. Apa yang dia lakukan? Pertama, ia mengakui bahwa ia merasa tertekan dan gelisah (ayat 42:6, 12; 43:5). Pengakuan akan keadaan kita dapat membuat diri kita lebih siap. Kedua, pemazmur mengingat kembali apa yang terjadi pada masa lalu. Ia mengingat sukacita saat memimpin umat masuk ke rumah Allah (ayat 42:5). Ia mengingat bagaimana kasih setia Allah selalu datang dan ia terus memanjatkan doa pada Allah (ayat 42:9). Ingatan akan masa lalu membuat kita melihat kembali kasih setia Tuhan dan nikmatnya mengikut Tuhan. Ketiga, ia berbicara pada jiwanya sendiri, memerintahkan dirinya berharap kepada Allah yang adalah penolong (ayat 42:6, 12, 43:5). Kadang kala kita perlu berbicara pada diri kita, menghibur dan mendorong diri kita untuk bangkit. Keempat, ia berdoa agar Allah memberikan keadilan dan meluputkan dia dari penderitaan (ayat 43:1). Namun harus diingat, meski Allah tidak langsung meluputkan kita dari kesulitan, bukan berarti Allah tak peduli.
Sama seperti pemazmur, kita juga dapat mengalami depresi rohani. Jika kita mengalaminya, marilah kita juga belajar untuk melakukan apa yang pemazmur lakukan agar kita dapat keluar dari depresi rohani.
SH: Mzm 42:1--43:5 - Rindu kepada Allah (Minggu, 1 Januari 2012) Rindu kepada Allah
Perasaan apa yang Anda bawa memasuki 2012 ini? Seharusnya sebagai anak Tuhan kita menaikkan syukur karena kasih setia-Nya membawa ...
Rindu kepada Allah
Perasaan apa yang Anda bawa memasuki 2012 ini? Seharusnya sebagai anak Tuhan kita menaikkan syukur karena kasih setia-Nya membawa kita melewati tahun yang lama memasuki yang baru. Namun, kalau mau jujur, banyak di antara kita melewati tahun baru dengan hati yang penuh kegalauan. Kita memasuki 2012 dengan perasaan hampa bahkan tertekan. Coba tangkap perasaan pemazmur yang terungkap dari Mazmur 42-43 ini. Mungkin Anda bisa mengidentifikasikan diri Anda dengan pemazmur.
Pemazmur merasa kesepian yang mendalam. Ia rindu akan Tuhan, tetapi Tuhan serasa jauh. Ia merasa haus akan Tuhan seperti rusa yang mendapati sungai yang kering. Ia rindu beribadah kepada-Nya, namun ia tidak memiliki kesempatan untuk itu. Mungkin pemazmur sedang ada di pembuangan jauh dari rumah Tuhan. Pemazmur merasa tertekan karena berada di tengah-tengah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan yang mencemooh imannya. "Di mana Allahmu?" demikian olok mereka. "Kalau Tuhanmu hidup, mengapa kamu menjadi tawanan kami?" (42: 4, 11) Sepertinya tuduhan mereka benar. Pemazmur merasa Tuhan melupakan dirinya (10).
Namun, perasaan yang mencekam pemazmur ini tidak menenggelamkannya pada keputusasaan. Pemazmur tetap meyakini kasih setia Tuhan. Oleh karena itu, ia menegur dirinya sendiri, ia membangunkan kembali pengharapan dalam batinnya (6, 12, 43:5). Ia percaya dapat terus mengandalkan Tuhan. Tuhan yang adil akan menolongnya lepas dari himpitan musuh (43:1-3) sehingga ia bisa menyembah Tuhan lagi dengan segenap hatinya (43:4).
Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Betapa pun situasi sekeliling kita sepertinya tidak berpengharapan. Tuhan tetap menyertai kita. Katakan pada jiwamu, mengapa engkau tertekan? Berharaplah pada Tuhan, dan bersyukur lagi untuk kasih-Nya.
SH: Mzm 42:1--43:5 - Kegelapan Rohani (Minggu, 1 November 2015) Kegelapan Rohani
Dalam kedua mazmur ini, pemazmur meratap melalui 3 pertanyaan yang semakin kuat intensitasnya: "Bilakah aku boleh datang melihat All...
Kegelapan Rohani
Dalam kedua mazmur ini, pemazmur meratap melalui 3 pertanyaan yang semakin kuat intensitasnya: "Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (42:3), "Mengapa Allah melupakan aku?" (42:10), dan "Mengapa Allah membuang aku?" (43:2). Pemazmur bertanya: "Mengapa jiwaku gundah gulana? Mengapa jiwaku tertekan, gelisah? Mengapa hidup berkabung? Mengapa hidup di luar tanah perjanjian?". Semua pertanyaan itu tanpa jawaban. Itulah sebabnya muncul beragam perasaan: Kerinduan dalam akan Allah (42:2), gundah gulana (42:5), tertekan (42:7), berkabung (42:10; 43:2). Allah senyap.
Bagaimana menjelaskan kesenyapan dan ketersembunyian Allah? Allah sembunyi karena dosa umat-Nya. Itu ekspresi murka-Nya. Lalu mengapa Allah menyembunyikan diri-Nya terhadap pemazmur? Teologi salib bisa menjelaskannya melalui pengajaran bahwa kenyataan yang tampak bukanlah kenyataan yang sesungguhnya. Salib Kristus terlihat bagi dunia sebagai kekalahan. Sebenarnya, justru salib adalah kemenangan Yesus atas maut. Kemenangan Kristus atas maut terbungkus dalam kematian-Nya. Kemuliaan Kristus dibalut oleh kehinaan salib. Jika Allah tampaknya sembunyi, sebenarnya itu untuk kebaikan pemazmur.
Dalam ketersembunyian Allah, pemazmur justru menyadari relasinya dengan Allah bersifat pribadi. Pemazmur menyaksikan Allah sebagai Allahku (43:4). Ia menyapa Allah bukan sebagai Allah kami atau Allah mereka, melainkan Allahku. Tali relasi pribadi inilah yang menuntun pemazmur melewati gelapnya kesenyapan Allah. Melalui pengalaman rohani ini, pemazmur menyingkapkan bahwa kegelapan rohani yang paling gelap sekali pun, tidak dapat memisahkannya dengan Allah. Bila Allah mengizinkan pemazmur berjalan dalam kegelapan, itu karena Allah ingin membawanya kepada dimensi pengenalan yang lebih tinggi akan Allah.
Bersyukurlah bila suatu saat Anda mengalami kegelapan rohani, karena Allah ingin membawa Anda mengenal-Nya lebih intim. [AB]
SH: Mzm 42:1--43:5 - Rindukah Kau kepada Allah? (Kamis, 17 Oktober 2019) Rindukah Kau kepada Allah?
Rasa rindu adalah perasaan yang sangat alami dan wajar. Rindu terjadi karena perasaan cinta yang besar, namun tidak bisa t...
Rindukah Kau kepada Allah?
Rasa rindu adalah perasaan yang sangat alami dan wajar. Rindu terjadi karena perasaan cinta yang besar, namun tidak bisa terpuaskan karena terbatas oleh ruang dan waktu. Perasaan rindu ini tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia. Kerinduan juga bisa kita tujukan kepada Tuhan, tempat, peristiwa, suasana, hewan, dan benda-benda tertentu.
Pemazmur mengungkapkan kerinduannya kepada Allah. Kerinduan itu dilukiskan seperti rusa yang haus merindukan sungai yang berair (2-3). Tampaknya, pemazmur berada pada situasi yang tidak memungkinkan baginya beribadah kepada Allah. Ia berada di tempat yang jauh, yaitu di tempat di mana orang tidak mengenal Tuhan (42:7; 43:2). Orang-orang di situ mencela kepercayaannya kepada Allah (42:4, 10-11; 43:1-2). Dalam kerinduan, ia teringat perannya dahulu sebagai pemimpin umat dalam menyanyikan pujian kepada-Nya (42:5).
Untuk menguatkan hati, pemazmur menyerukan kepada dirinya sendiri untuk berharap dan bersyukur kepada-Nya (42:2, 6; 43:5). Ia berharap bahwa Allah akan membawanya kembali pulang untuk beribadah kepada-Nya (43:3-4).
Pernahkah kita mengalami perasaan rindu sedemikian dalam kepada Allah? Pernahkah kita merindukan suasana beribadah bersama umat Tuhan?
Rindu terkadang berubah menjadi perasaan yang berat. Namun, Allah adalah pribadi yang begitu dekat dengan kita. Jika ingin bertemu dengan-Nya, kita bisa berjumpa dengan-Nya lewat firman, doa, dan pujian kepada-Nya. Dahulu umat Israel beribadah hanya di tempat tertentu. Namun sekarang, kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Artinya, tidak ada lagi yang bisa membatasi kita. Bahkan jika kita ingin merasakan persekutuan bersama umat Tuhan, gereja sudah ada di mana-mana. Walaupun waktu dan keadaan membatasi, ibadah kita kepada-Nya tak mungkin lagi terhalang. Sebab, lewat iman dan roh, kita langsung berpaut kepada Allah.
Doa: Tuhan, terima kasih saat kami merindukan-Mu, di situ Engkau selalu hadir dan menyapa kami. [IT]
Utley -> Mzm 43:5
Utley: Mzm 43:5 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 43:55 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku. Berharaplah kepada Allah! Sebab aku...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 43:5
5 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku. Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazm 43:5 Ini adalah bagian ulangan dari Mazm 42:5,11. Inilah yang menyatukan kedua mazmur ini.
Topik Teologia -> Mzm 43:5
Topik Teologia: Mzm 43:5 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Emosi Manusia
Kej 42:21 1Sa 1:10 Ayu 3:20 Ayu 10:1 Ayu 30:25 Ayu 33:20 Maz 6:4 Maz 35:9 Maz 43:5 ...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Emosi Manusia
- Kej 42:21 1Sa 1:10 Ayu 3:20 Ayu 10:1 Ayu 30:25 Ayu 33:20 Maz 6:4 Maz 35:9 Maz 43:5 Maz 84:3 Maz 119:81 Yes 38:15 Yes 61:10 Rat 3:20 Yeh 27:31 Zak 11:8 Luk 12:19 Yoh 12:27 1Te 5:23
- Keutuhan Manusia Direpresentasikan oleh Jiwa
- Kej 2:7 Kej 12:5 Kej 17:14 Ima 11:43-44 Bil 30:3-13 Ula 10:22 Ula 24:7 Hak 5:21 Hak 16:30 1Sa 18:1,3 1Ra 20:32 Ayu 16:4 Ayu 30:25 Maz 35:12-13 Maz 43:5 Maz 49:19 Maz 63:2 Maz 69:19 Maz 84:2 Maz 103:1-2,22 Maz 116:7 Maz 146:1-2 Ams 18:7 Ams 23:14 Yes 55:3 Yes 61:10 Yer 37:9 Yer 38:17,20 Rat 3:25 Mar 8:35 Luk 9:25 Yoh 12:25 Kis 2:43 Kis 7:14 Kis 27:37 Rom 2:9 Rom 11:3 Rom 13:1 2Ko 12:15 1Pe 3:20
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Berharap kepada Allah
- Objek Pengharapan
- Allah adalah Objek Pengharapan
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.