Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 66:1-20
Jerusalem: Mzm 66:1-20 - Nyanyian syukur karena orang Israel tertolong Nyanyian syukur umat ini (mulai Maz 66:13 dibawakan oleh seorang pemimpin atau pembawa acara) nampaknya iringan korban yang dipersembahkan untuk melun...
Nyanyian syukur umat ini (mulai Maz 66:13 dibawakan oleh seorang pemimpin atau pembawa acara) nampaknya iringan korban yang dipersembahkan untuk melunasi sebuah nazar, Maz 66:13-15. Dalam bagian pertama, Maz 66:2-9, umat memuji Tuhan dengan mengenangkan karyaNya dalam sejarah dahulu. Karya itu kini masih diteruskan juga, sebab Allah sekali lagi membebaskan umat dari kesusahan dan penindasan, Maz 66:10-15. Karya ajaib Tuhan itu kini diwartakan kepada semua orang yang turut serta dalam ibadat (perjamuan korban?) ini, Maz 66:16-20. Tetapi pemazmur mengajak semua bangsa untuk menggabungkan diri dalam memuji Allah karena karyaNya yang besar bagi umat Israel, Maz 66:8. Dalam gaya bahasa dan pandangannya Maz 66 ini berdekatan dengan Deutero-yesaya.
Ende -> Mzm 66:1-20
Ende: Mzm 66:1-20 - -- Lagu ini mengiringi kurban di Bait-Allah, jang dipersembahkan karena suatu
nadar, setelah orang dilepaskan dari kesusahannja (Maz 66:10-15). Lalu
perb...
Lagu ini mengiringi kurban di Bait-Allah, jang dipersembahkan karena suatu nadar, setelah orang dilepaskan dari kesusahannja (Maz 66:10-15). Lalu perbuatan Jahwe ini diwartakan kepada semua orang jang ikut serta dalam (perdjamuan?) kurban itu (Maz 66:16-20). Dalam bagian pertama (Maz 66:2-9) umat memudji Jahwe karena perbuatan2Nya jang adjaib dalam sedjarah dahulukala.
Ref. Silang FULL -> Mzm 66:13
Ref. Silang FULL: Mzm 66:13 - korban-korban bakaran // kepada-Mu nazarku · korban-korban bakaran: Mazm 51:21; Mazm 51:21
· kepada-Mu nazarku: Mazm 22:26; 50:14; 116:14; Pengkh 5:3; Yun 2:9
· korban-korban bakaran: Mazm 51:21; [Lihat FULL. Mazm 51:21]
· kepada-Mu nazarku: Mazm 22:26; 50:14; 116:14; Pengkh 5:3; Yun 2:9
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 66:13-20
Matthew Henry: Mzm 66:13-20 - Daud Bertekad untuk Memuji Allah; Daud Menyatakan Apa yang Telah Diperbuat Allah bagi Jiwa Daud Bertekad untuk Memuji Allah; Daud Menyatakan Apa yang Telah Diperbuat Allah bagi Jiwanya (66:13-20)
Di sini setelah sang pemazmur menggugah semu...
Daud Bertekad untuk Memuji Allah; Daud Menyatakan Apa yang Telah Diperbuat Allah bagi Jiwanya (66:13-20)
Di sini setelah sang pemazmur menggugah semua orang dan semua umat Allah pada khususnya untuk memuji Tuhan, sekarang ia menggugah dan mengajak dirinya sendiri untuk melakukannya.- I. Dalam ibadah-ibadahnya kepada Allahnya (ay. 13-15). Dia telah berseru kepada orang lain untuk menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan untuk bersorak-sorai di dalamnya, tetapi, untuk dirinya sendiri, ia bertekad untuk berbuat lebih jauh, dan ia akan memuji Allah,
- 1. Dengan korban-korban persembahan yang berharga, yang, menurut hukum Taurat, dipersembahkan demi mendatangkan kehormatan bagi Allah. Tidak semua orang mampu mempersembahkan korban-korban ini, atau rela membayar harga yang sedemikian mahal untuk memuji Allah. Tetapi untuk Daud sendiri, karena mampu, ia juga rela membayar harga yang sedemikian mahal untuk memberikan penghormatan kepada Allah (ay. 13): Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korban bakaran. Korban-korbannya harus dipersembahkan di depan umum, di tempat yang sudah dipilih Allah: “Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korbanku.” Kristus adalah Bait Allah kita, yang kepada-Nya kita harus membawa karunia-karunia rohani kita, dan yang oleh-Nya karunia-karunia itu akan dikuduskan. Korban-korban itu haruslah yang terbaik yang dimiliki raja, yakni korban-korban bakaran, yang sepenuhnya dihanguskan di atas mezbah, bagi kehormatan Allah, yang tidak bisa ikut dinikmati oleh si pembawa korban. Korban-korban bakaran dari binatang gemuk, bukan dari binatang pincang atau kurus, tetapi yang paling baik diberi makan, dan yang paling layak dihidangkan di meja raja sendiri. Allah, yang terbaik dari semuanya, haruslah dilayani dengan yang terbaik yang kita miliki. Perjamuan yang diadakan Allah bagi kita adalah perjamuan dengan masakan yang bergemuk, dan bersumsum (Yes. 25:6), dan korban-korban yang seperti itulah yang harus kita bawa ke hadapan-Nya. Ia akan menyediakan lembu-lembu dan kambing-kambing jantan, begitu royalnya ia dalam mengembalikan puji-pujian, tanpa mengirit-irit. Ia tidak akan mempersembahkan korban yang tidak menuntut suatu harga, tetapi yang membuatnya membayar harga yang sangat mahal. Dan ini dipersembahkannya dengan asap korban dari domba-domba jantan, maksudnya, dengan lemak domba-domba jantan, yang setelah dibakar di atas mezbah, asapnya akan naik seperti asap dari bakaran ukupan. Atau domba-domba jantan dengan asap bakaran ukupan. Bakaran ukupan melambangkan pengantaraan Kristus, yang tanpanya binatang-binatang tergemuk yang kita korbankan sekalipun tidak akan diterima.
- 2. Dengan membayar nazarnya menurut kesadaran hati nurani. Pujian kita kepada Allah atas dibebaskannya kita dari suatu permasalahan tidak akan diterima jika kita tidak dengan kesadaran hati nurani membayar nazar yang kita buat sewaktu kita dilanda masalah. Inilah tekad sang pemazmur (ay. 13-14), Aku akan membayar kepada-Mu nazarku, yang telah diucapkan bibirku, dan dikatakan mulutku pada waktu aku susah.
- Perhatikanlah:
- (1) Adalah hal yang sangat biasa, dan sangat terpuji, apabila kita sedang tertekan karena penderitaan apa pun, atau sedang mengharap-harapkan suatu belas kasihan, untuk membuat nazar, dan mengucapkannya dengan khidmat di hadapan Tuhan, untuk mengikat diri kita supaya jauh dari dosa, dan lebih dekat kepada kewajiban kita. Bukan berarti bahwa nazar ini sepadan dengan kebaikan Allah, atau akan membuat-Nya menimbang-nimbang untuk memberikan kebaikan-Nya itu, melainkan suatu persyaratan bagi kita untuk menerima pertanda-pertanda dari kebaikan-Nya itu.
- (2) Nazar yang kita buat pada waktu kita susah janganlah dilupakan apabila kesusahan itu sudah berakhir, tetapi harus dipenuhi dengan cermat, sebab lebih baik tidak bernazar sama sekali daripada bernazar tetapi tidak membayarnya.
- II. Dalam apa yang dinyatakannya kepada sahabat-sahabatnya (ay. 16). Ia mengumpulkan suatu jemaat yang baik untuk mendengarkan ucapan syukurnya atas kebaikan-kebaikan Allah kepadanya: “Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, karena,
- 1. Kalian akan bergabung denganku untuk mengangkat puji-pujian dan membantuku untuk mengucap syukur.” Kita harus mempunyai keinginan untuk dibantu oleh orang-orang yang takut akan Allah ketika mengucap syukur atas segala belas kasihan yang telah kita terima, sama halnya ketika berdoa memohon belas kasihan, kita memerlukan bantuan orang-orang lain yang takut akan Allah.
- 2. “Engkau akan dibangun dan didorong oleh apa yang akan kukatakan. Orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita ( 34:3). Orang-orang yang takut kepada-Mu melihat aku dan bersukacita ( 119:74), dan karena itu biarlah mereka menemani aku, maka aku akan menyatakan puji syukurku itu di hadapan mereka, dan bukan di hadapan orang duniawi yang congkak yang akan mengolok-olok dan menertawakannya” (mutiara janganlah dilemparkan kepada babi). “Tetapi kepada orang-orang yang takut akan Allah, dan yang akan memanfaatkannya dengan baik, aku akan menyatakan apa yang telah diperbuat Allah bagi jiwaku,” bukan dengan kesombongan dan keangkuhan, supaya dianggap sebagai orang yang lebih disayangi sorga daripada orang lain, tetapi bagi kehormatan Allah, yang kepada-Nya kita memang berutang budi untuk ini, dan demi membangun orang lain. Perhatikanlah, umat Allah harus menceritakan pengalaman-pengalaman mereka satu sama lain. Kita harus memanfaatkan segala kesempatan untuk bercerita satu sama lain mengenai perkara-perkara besar dan baik yang telah diperbuat Allah kepada kita, terutama apa yang telah diperbuat-Nya bagi jiwa kita, serta berkat-berkat rohani yang telah dicurahkan-Nya kepada kita dalam perkara-perkara sorgawi. Hati kita selayaknya tersentuh dengan perbuatan-perbuatan Allah yang demikian, dan oleh sebab itu dengan hal-hal tersebut juga kita harus mempunyai keinginan untuk menggerakkan orang lain. Nah, apa gerangan yang telah diperbuat Allah bagi jiwanya itu?
- (1) Allah telah mengerjakan di dalam diri Daud suatu kecintaan pada kewajiban berdoa, dan dengan anugerah-Nya telah membesarkan hatinya dalam menjalankan kewajiban itu (ay. 17): Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku. Tetapi jika Allah, di antara hal-hal lain yang telah diperbuat-Nya bagi jiwa kita, belum memberi kita Roh yang mengangkat kita menjadi anak, yang mengajar dan memampukan kita untuk berseru, “ya Abba, ya Bapa,” maka janganlah kita menyerukannya terlebih dahulu. Allah telah memberikan kepada kita izin untuk berdoa, perintah untuk berdoa, dorongan-dorongan untuk berdoa, dan (sebagai mahkota dari semuanya) hati untuk berdoa. Ini merupakan alasan bagi kita untuk menyebutkannya dengan penuh rasa syukur demi mendatangkan pujian bagi-Nya, terlebih lagi, kita berseru kepada-Nya dengan mulut kita, dan dengan lidah kita menyanyikan pujian. Kita dimampukan oleh iman dan harapan untuk memberikan kemuliaan kepada-Nya ketika sedang mengharapkan belas kasihan dan anugerah dari-Nya, dan untuk memuji-Nya atas belas kasihan yang masih kita harapkan namun belum kita miliki. Dengan berseru kepada-Nya, maka kita sebenarnya meninggikan Dia. Dia berkenan memandang diri-Nya dihormati oleh doa-doa rendah hati yang dipanjatkan orang yang lurus hatinya dengan penuh rasa percaya. Dan inilah perkara besar yang telah diperbuat-Nya bagi jiwa kita, bahwa sejauh ini Dia telah berkenan untuk turut berbagi kepentingan bersama kita sehingga, dalam mencari kesejahteraan hidup kita sendiri, kita juga mencari kemuliaan-Nya. Puji-pujian untuk meninggikan Dia ada di lidahku (begitulah kita bisa membacanya). Maksudnya, aku menimbang-nimbang di dalam pikiranku bagaimana aku dapat meninggikan dan membesarkan nama-Nya. Apabila doa-doa ada di dalam mulut kita, maka puji-pujian haruslah ada di dalam hati kita.
- (2) Allah telah mengerjakan di dalam dirinya kengerian akan dosa sebagai musuh doa (ay. 18): Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, aku tahu betul bahwa tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Para penulis Yahudi, sebagian di antaranya terpengaruh oleh ragi orang-orang Farisi, yaitu kemunafikan, memberikan tafsiran yang sangat menyeleweng pada perkataan ini: Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, maksudnya (menurut mereka), jika aku hanya membiarkan dosa-dosa di dalam hatiku, dan pelanggaran tidak terlahir dalam perkataan dan perbuatanku, tentulah Allah tidak mau mendengar, maksudnya, Dia tidak akan marah terhadapku, tidak akan memperhatikannya, sehingga mempersalahkan aku karenanya. Seolah-olah dosa-dosa di dalam hati bukanlah dosa dalam pandangan Allah. Kekeliruan tafsiran ini sudah dipaparkan oleh Juruselamat kita dalam penafsiran rohani yang diberikan-Nya terhadap hukum Taurat (Mat. 5:7-48). Akan tetapi, pengertian ini sudah jelas: Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, maksudnya, “Seandainya aku memikirkan kejahatan, seandainya aku mencintai kejahatan, menurutinya, dan membiarkan diriku berkubang di dalamnya, Allah tidak mau mendengar doaku. Seandainya aku memperlakukan kejahatan sebagai teman dan menjamunya, merancangnya dan enggan berpisah dengannya, seandainya aku mengisap kejahatan itu di dalam mulutku seperti manisan, meskipun hanya sekadar dosa hati yang kubiarkan seperti itu dan yang kuperlakukan sedemikian rupa, seandainya di dalam batinku aku suka akan pelanggaran itu, tentulah Allah tidak mau mendengar doaku, tidak akan menerimanya, atau berkenan padanya, dan juga aku tidak dapat mengharapkan jawaban damai sejahtera untuk doaku.” Perhatikanlah, pelanggaran yang dibiarkan bersemayam di dalam hati, pastilah akan merusakkan penghiburan dan keberhasilan doa. Sebab, korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN. Orang-orang yang terus hidup di dalam kasih namun bersekutu dengan dosa tidak mempunyai kepentingan entah dalam janji Allah atau dalam diri Sang Pengantara, dan oleh sebab itu tidak dapat berharap doanya akan dikabulkan.
- (3) Allah dengan penuh rahmat telah mengaruniakan kepadanya jawaban damai sejahtera bagi doa-doanya (ay. 19): “Sesungguhnya, Allah telah mendengarku; meskipun, karena sadar akan banyaknya kesalahan di dalam diriku, aku mulai takut bahwa doa-doaku akan ditolak, namun, bagi penghiburanku, aku mendapati bahwa Allah berkenan memperhatikannya.” Ini diperbuat Allah bagi jiwanya. Dengan menjawab doanya Allah memberinya suatu pertanda akan kebaikan-Nya dan suatu bukti bahwa Dia telah mengerjakan sebuah pekerjaan yang baik di dalam dirinya. Dan oleh sebab itu, ia menutup dengan, “Terpujilah Allah” (ay. 20). Kedua ayat sebelumnya merupakan pernyataan besar dan pernyataan kecil dalam sebuah kerangka berpikir: Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Allah tidak mau mendengar doaku. Itulah pernyataannya: namun sesungguhnya, Allah telah mendengar aku. Itulah anggapannya, dan dari sini dia bisa mengambil kesimpulan yang masuk akal, “Oleh sebab itu, tidak ada niat jahat dalam hatiku.” Karena itu, bukannya merasakan penghiburan ini bagi dirinya sendiri, ia memberikan pujian kepada Allah: Terpujilah Allah. Apa pun pernyataan-pernyataan awalnya, kemuliaan Allah haruslah selalu menjadi tujuan akhirnya. Allah telah mendengar, dan karena itu terpujilah Allah. Perhatikanlah, apa yang kita peroleh dengan doa haruslah kita kenakan dengan pujian. Kasih setia sebagai jawaban doa memang, secara khusus, mewajibkan kita untuk bersyukur. Ia tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku. Agar jangan sampai kelegaan yang didapatnya itu dipandang sebagai sesuatu yang dianugerahkan karena doanya itu memang berharga, ia menyatakan bahwa itu diberikan karena kasih setia Allah. Hal ini ditambahkannya dengan cara meralat: “Bukan doaku yang menghasilkan kelegaan itu, melainkan kasih setia-Nya yang mengirimkannya kepadaku.” Oleh sebab itu, Allah tidak menolak doa kita, karena Dia tidak menolak kasih setia-Nya sendiri, sebab kasih setia itulah yang merupakan dasar dari pengharapan-pengharapan kita dan sumber dari penghiburan-penghiburan kita, dan karena itu harus menjadi pokok puji-pujian kita.
SH: Mzm 66:1-20 - Memurnikan perak. (Selasa, 28 April 1998) Memurnikan perak.
Untuk lebih terjurus, judul senada Mazmur ini diberikan dalam terjemahan lain yaitu Lagu Syukur atas pembebasan ilahi dari Sennache...
Memurnikan perak.
Untuk lebih terjurus, judul senada Mazmur ini diberikan dalam terjemahan lain yaitu Lagu Syukur atas pembebasan ilahi dari Sennacherib. Itu menunjukkan kemuliaan Allah yang menang atas musuh kejam. Allah yang berperang bagi umat-Nya. Pemazmur mengisyaratkan bahwa Allah pernah dengan sengaja menguji (bukan mencobai) umat-Nya. Apa maksud-Nya? Pastikanlah dari ayat 10. Anda kena jaring? (ayat 11). Kepala Anda dilangkahi orang? Anda dihanguskan atau ditenggelamkan? (ayat 12). Ia biarkan musuh Anda menghina Anda, lalu Ia bebaskan Anda. Supaya apa?
Sela, sela, sela. Ungkapan favorit ini dapat diartikan sebagai rehat, istirahat, berhenti sejenak dan renungkan kebenaran itu! Kata sela hampir selalu dipakai untuk menarik perhatian kita kepada ungkapan penting, keagungan kasih karunia Allah. Di sekujur tubuh mazmur ada perwujudan atau manifestasi Kekuatan Ilahi yang harus diakui manusia. Baca ayat 4, 7,
SH: Mzm 66:1-20 - Puasa yang membebaskan (Jumat, 12 Oktober 2001) Puasa yang membebaskan
Pembaharuan hidup membutuhkan kuasa yang mampu mematahkan berbagai
belenggu yang mengikat dan menjerat hidup kita. Dan kuasa
...
Puasa yang membebaskan
Pembaharuan hidup membutuhkan kuasa yang mampu mematahkan berbagai belenggu yang mengikat dan menjerat hidup kita. Dan kuasa pembebasan yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Tuhan yang mampu memberikan kemerdekaan sejati bagi kita.
Kuasa pembebasan seperti inilah yang menjadi inti pembahasan Mazmur
66 ini. Melalui mazmur ini, bangsa Israel dituntun untuk menyadari
keberadaan Allah yang layak dimuliakan, karena Ia memiliki kuasa
pembebasan yang dijalankan-Nya dengan cara yang dahsyat (ayat
Kuasa pembebasan yang Tuhan kerjakan ini sedemikian dahsyat dan
punya peranan penting bagi kehidupan umat Allah. Peranan tersebut
antara lain: [1] Sebagai pendorong bagi umat Allah untuk memuji
Tuhan (ayat 1-7); [2] Sebagai kunci yang menolong umat Allah untuk
dapat memahami peranan kesulitan dalam kehidupan mereka. Melalui
kuasa pembebasan, umat Allah tidak lagi bertanya mengapa mereka
harus mengalami kesulitan, melainkan secara positif dapat melihat
peranan kesulitan sebagai alat Tuhan yang berfungsi memurnikan
mereka (ayat 8-12); [3] Menjadi pembimbing bagi umat Allah untuk
berespons secara pribadi kepada Allah, dalam bentuk persembahan
(ayat 13-15), ataupun pengakuan iman yang lahir dari pengalaman
pribadi mereka bersama Tuhan dalam kehidupan yang nyata (ayat
Renungkan: Tuhan sedemikian peduli dengan kehidupan umat-Nya, Ia tidak pernah memisahkan kita dari kasih setia-Nya, dan dengan kuasa pembebasan- Nya mematahkan berbagai belenggu yang mengikat kita. Di dalam kuasa pembebasan-Nya, Ia mampu mengubah keadaan kita, sehingga dalam Tuhan tidak dikenal kata putus asa. Seberapa besarkah kesadaran dan penghayatan Anda tentang hal ini? Belenggu-belenggu apakah yang selama ini sulit Anda patahkan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk terus berharap?
SH: Mzm 66:1-20 - Ibadah yang sejati (Minggu, 20 Juni 2004) Ibadah yang sejati
Ibadah yang sejati selalu melibatkan unsur penyembahan akan
kebesaran Tuhan, ucapan syukur atas perbuatan besar Tuhan atas
...
Ibadah yang sejati
Ibadah yang sejati selalu melibatkan unsur penyembahan akan kebesaran Tuhan, ucapan syukur atas perbuatan besar Tuhan atas hidup kita hari lepas hari, termasuk saat-saat menderita, dan tekad untuk hidup lebih berkenan kepada Tuhan.
Mazmur 66 ini adalah suatu ajakan beribadah. Mazmur ini bisa dibagi
menjadi tiga bagian besar. Ayat 1-12 adalah ajakan untuk semua
manusia (bumi, 1; bangsa-bangsa, 8) untuk memuji Allah karena
kebesaran dan kedahsyatan-Nya atas alam ciptaan-Nya (ayat
Hal indah yang boleh kita tarik dari mazmur ibadah ini: kebaikan Allah nyata tidak hanya ketika segala hal berjalan lancar dan aman, tetapi juga ketika Allah menguji kita melewati semua permasalahan hidup (ayat 10-12) sehingga kita menjadi lebih baik lagi.
Renungkan: Ibadah sepatutnya diungkapkan dengan segenap kesungguhan, baik dalam pujian kepada Tuhan maupun ajakan berbakti bagi sesama.
SH: Mzm 66:1-20 - Mari mengingat karya Tuhan (Selasa, 14 Juli 2009) Mari mengingat karya Tuhan
Banyak orang yang tidak suka melihat masa lalunya, malah memilih
untuk melupakannya saja karena menganggap masa lalun...
Mari mengingat karya Tuhan
Banyak orang yang tidak suka melihat masa lalunya, malah memilih untuk melupakannya saja karena menganggap masa lalunya kelam. Tak ada yang menyenangkan dan pantas untuk diingat.
Pemazmur dalam bacaan kita hari ini, begitu bersemangat melihat ulang pengalaman hidup yang telah dia lalui: Tuhan telah menjawab doa yang dia panjatkan dengan hati nuraninya yang tulus (ayat 16-20). Tuhan tentu tidak mau mendengar doa orang yang licik dan tidak tulus. Sebab itu pemazmur memuji-muji Allah dan mempersembahkan korban untuk menepati nazar yang telah dia ucapkan sebelumnya, pada waktu dia mengalami kesusahan (ayat 13-15).
Pemazmur pun mengajak umat Tuhan untuk mengingat ulang karya-karya Allah dalam perjalanan sejarah bangsa mereka. Dengan ajaib, Allah telah melepaskan mereka dari kejaran tentara Mesir (ayat 5-7). Dengan prajurit bersenjata di belakang mereka dan gulungan ombak di depan mereka, siapakah yang dapat menyangka sebelumnya bahwa Allah akan membelah laut menjadi jalan yang terbuka bagi mereka? Ajaib bukan? Maka meskipun pengalaman itu begitu mendebarkan, seolah nyawa berada di ujung tanduk, pemazmur dengan jelas menyaksikan bahwa Tuhan tidak membiarkan musuh berjaya atas mereka (ayat 8-12). Tuhan tidak membiarkan mereka binasa begitu saja. Oleh sebab itu pemazmur mengajak umat untuk merespons karya Allah yang ajaib itu dengan puji-pujian dan sorak sorai (ayat 1-4).
Seberapa sering Anda mengisi ibadah Anda dengan puji-pujian kepada Tuhan? Seberapa sering hati Anda terangkat karena mengingat ulang karya Tuhan dalam perjalanan hidup? Ketika hidup terasa menekan, ketika Anda kehilangan sukacita dan memandang dunia dengan kacamata buram, mari ingat lagi apa yang telah Allah lakukan dalam hidup Semua itu akan menyatakan kebesaran dan kasih Allah. Dengan mengingat-ingat semua itu, niscaya sukacita akan mengalir dan puji-pujian pun akan terucap dari bibir Anda.
SH: Mzm 66:1-20 - Pada-Mu Allah kami memuji (Minggu, 24 Juni 2012) Pada-Mu Allah kami memuji
Kapan terakhir kali Anda memuji Tuhan karena karya besar-Nya atas bangsa dan negara ini? Atau selama ini fokus Anda hanya m...
Pada-Mu Allah kami memuji
Kapan terakhir kali Anda memuji Tuhan karena karya besar-Nya atas bangsa dan negara ini? Atau selama ini fokus Anda hanya mensyukuri berkat-berkat pribadi saja? Pemazmur melakukan keduanya. Pertama, ia mewakili umat memuji Tuhan atas karya-Nya (1-12). Kedua, ia menaikkan syukur untuk pertolongan Tuhan atas dirinya (13-20).
Pujian ini dikumandangkan dengan mengajak seluruh bumi memuji Allah. Sebab Dia adalah Allah yang karya-Nya dalam sejarah begitu agung. Kisah Keluaran menjadi saksi umat Tuhan bagaimana Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir secara tuntas, lalu menyeberangi Laut Teberau. Ditambah lagi penyeberangan Sungai Yordan sebagai tanda masuknya umat Tuhan ke negeri perjanjian. Pujian ini patut pula dipanjatkan semua bangsa karena hanya Allah Israel yang sanggup melakukan perbuatan ajaib menyelamatkan bangsa-Nya sendiri (8). Pujian ini pun merupakan pengakuan akan kedaulatan Allah atas umat-Nya. Allah berkenan menguji dan memurnikan iman kepercayaan mereka (10-12).
Berangkat dari pujian secara global, pemazmur kemudian memanjatkan syukurnya secara pribadi. Pemazmur bersyukur untuk kebaikan Tuhan yang telah ia alami dalam hidupnya (16-20). Maka tekad pemazmur adalah mempersembahkan kurban syukur kepada Allah dan membayar nazar (13-15).
Tidak mudah untuk melihat kebesaran Tuhan di bumi pertiwi ini. Kritik tajam terhadap negeri ini adalah karena negeri ini seolah berjalan dengan moda autopilot. Namun, kita percaya bahwa Allah tetap berdaulat, baik dalam kehidupan berbangsa bernegara, maupun dalam pribadi-pribadi anggota masyarakatnya. Mulailah dengan ucapan syukur atas kebaikan-Nya yang Anda sudah rasakan. Teruskan dengan memuji kebesaran Allah yang telah menuntun bangsa ini di masa lampau. Ajaklah orang di sekeliling Anda untuk memuji nama-Nya.
SH: Mzm 66:1-20 - Bahan Bakar Pujian (Minggu, 17 April 2016) Bahan Bakar Pujian
Ketika bertemu dengan ibadah di gereja yang tampak suam-suam kuku dan tidak bersemangat, hikmat hari ini biasanya menyatakan bahwa...
Bahan Bakar Pujian
Ketika bertemu dengan ibadah di gereja yang tampak suam-suam kuku dan tidak bersemangat, hikmat hari ini biasanya menyatakan bahwa masalahnya ada pada lagu-lagunya, pemimpinnya ataupun alat musiknya. Tampaknya kita lupa dan mengabaikan hal yang lebih penting dari itu, yaitu masalah kehabisan "bahan bakar" untuk ibadah kita. Bahan bakar seperti apakah itu?
Kita melihat dalam Mazmur 66 bahwa pemazmur dikuasai perasaan takjub dan sukacita yang akhirnya menghasilkan ajakan untuk memuji Tuhan (1, 8). Jadi, perasaan takjub dan sukacita itulah yang menjadi "bahan bakar" untuk luapan puji-pujian dan ajakan untuk memuji Allah.
Dari mana "bahan bakar" tersebut diperoleh? Jawabannya terletak pada perenungan yang dilakukan oleh pemazmur atas pengalaman bersama maupun pribadi atas karya Allah. Perasaan takjub dan sukacita itu timbul saat pemazmur mengingat karya-karya Allah yang telah dialami umat-Nya di masa lalu (5-6).
Perasaan sukacita juga timbul tatkala pemazmur merenungkan tentang sosok Allah sebagai Hakim yang berdaulat (6b-7) dan yang berperan sebagai pembebas dan penyelamat umat-Nya (8-12).
Di bagian berikutnya kita melihat bahwa rasa takjub dan sukacita itu juga bersumber dari pengalaman pribadi pemazmur (13-20). Pemazmur mengalami perlakuan Allah yang menakjubkan dan menimbulkan sukacita, yaitu dalam bentuk doa yang didengar (19). Perasaan takjub dan sukacita adalah "bahan bakar" untuk pujian yang otentik. Untuk memperoleh bahan bakar tersebut, kita perlu memerasnya lewat perenungan akan karya dan pribadi Allah. Hari ini kalau ada masalah pada ibadah yang suam-suam kuku, mungkinkah masalahnya terletak pada kondisi kita yang minus refleksi akan karya Allah dan bukannya pada musik ataupun pada jenis lagu yang digunakan?
Renungkan: Mari kita belajar sungguh-sungguh merenungkan segala karya Allah yang telah kita alami dan meresponinya dengan pujian yang sungguh pula. [WF]
Baca Gali Alkitab 7
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa pujian yang dipanjatkan oleh pemazmur (1-4)?
2. Mengapa kita harus melihat perbuatan Allah yang dahsyat (5-7)?
3. Apa ajakan pemazmur kepada bangsa-bangsa sekitarnya (8-12)?
4. Apa yang dipersembahkan pemazmur kepada Allah (13-15)?
5. Apa yang hendak diceritakan pemazmur kepada orang banyak (16-20)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Doa yang seperti apakah akan dijawab oleh Tuhan?
2. Mengapa doa dan ucapan syukur sangat penting dalam kehidupan umat percaya?
Apa respons Anda?
1. Tekad apa yang akan kita lakukan sebagai wujud dari ucapan syukur kepada Allah?
2. Apa doa yang patut dilakukan kepada Allah?
Pokok Doa:
Agar hidup umat Allah senantiasa penuh dengan nyanyian dan syukur.
SH: Mzm 66:1-20 - Kedahsyatan yang Disyukuri (Sabtu, 9 November 2019) Kedahsyatan yang Disyukuri
Apakah semua orang memuji perbuatan Allah yang dahsyat? Tidak, hanya mereka yang menyadari dan mengalami saja yang akan me...
Kedahsyatan yang Disyukuri
Apakah semua orang memuji perbuatan Allah yang dahsyat? Tidak, hanya mereka yang menyadari dan mengalami saja yang akan memuji perbuatan-Nya yang dahsyat.
Dalam mazmur ini, ada dua dasar pujian yang dinaikkan kepada Allah: Pertama, bangsa Israel memuji Allah karena Ia telah memimpin mereka keluar dari tanah Mesir (1-12). Pemazmur memberi dorongan: "Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan" (5). Ini mengingatkan mereka akan peristiwa besar yang Allah lakukan pada waktu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Ia membelah Laut Teberau menjadi tanah yang kering. Allah memerintah dengan perkasa (6-7).
Allah telah memimpin umat Israel sedemikian rupa dalam penyertaan-Nya siang dan malam. Namun, di padang gurun umat Israel memberontak kepada Allah sehingga mereka dibuang ke Babel dan mengalami kesukaran. Mereka mengalami pengujian, ibarat seseorang memurnikan emas dan perak. Yang lulus ujian akan dibebaskan dari pembuangan. Mereka akan memperoleh tanah perjanjian (8-12). Penyelamatan Israel merupakan bukti nyata agar bangsa-bangsa mengenal Tuhan dan memuji Dia. Sekalipun, umat itu tersebar ke seluruh bumi, hidupnya dipertahankan dan kakinya tidak goyah. Mereka tidak jatuh dan kehilangan identitas sebagai umat pilihan Allah karena Allah yang dahsyat menyertai mereka.
Kedua, pujian syukur kepada Allah atas keluputan dan keselamatan yang dianugerahkan (13-20). Dalam kesulitan (14), Allah telah menolong dan menyelamatkan umat-Nya. Pemazmur berjanji akan memenuhi nazarnya, memuji-Nya dan memasyurkan perbuatan-Nya yang dahsyat (13-20). Ia akan masuk ke rumah Allah dan mempersembahkan kurban bakaran.
Ucapan syukur itu sangat sakral dan bukan ucapan kosong tanpa dasar. Terlalu banyak hal dahsyat yang Allah lakukan. Hal itu membuat kita patut bersyukur. Sudahkah Anda menaikkan rasa syukur kepada Allah hari ini?
Doa: Kami bersyukur mempunyai Allah yang dahsyat dalam hidup ini. [CVSN]
Baca Gali Alkitab 2
Terlalu banyak hal untuk disyukuri dalam hidup ini. Bersyukur seharusnya bukan hal yang sulit dilakukan oleh orang Kristen. Tetapi, menjadi Kristen tidak otomatis menjadikan seseorang senantiasa bersyukur. Tuhan Yesus sendiri mengatakan hanya satu orang yang kembali untuk bersyukur dari sepuluh orang yang mengalami anugerah (Luk. 17:11-19). Meski tampak biasa dan sederhana, bersyukur adalah perkara besar di hadapan Allah. Allah sangat menghargai orang yang bersyukur. Banyak nas Alkitab yang menjelaskan hal ini.
Dalam ucapan syukur terkandung iman, pemahaman, penyerahan, sembah, cinta, dan esensi spiritual yang begitu dalam terhadap Allah yang Maha Tinggi. Pemazmur bersyukur kepada Allah. Dalam nas ini, kita melihat bagaimana syukur yang berkenan kepada Allah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimanakah ungkapan bersyukur diungkapkan pemazmur? Apa saja elemen ucapan syukur yang dinyatakan pemazmur (1-4)?
2. Apa yang diingat pemazmur tentang masa lalu sehingga bersyukur kepada Allah (5-12)?
3. Apakah Allah menjawab doa pemazmur? Apa yang kemudian hendak dilakukan pemazmur dengan nazarnya (13-15)?
4. Apa yang akhirnya disaksikan oleh pemazmur (16-20)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah hidup Anda dipenuhi dengan syukur?
2. Apakah kesulitan besar orang sulit bersyukur?
3. Apa respons yang Allah inginkan dari nas ini?
Apa respons Anda?
1. Apakah Anda masih dapat bersyukur di tengah permasalahan?
2. Sudahkah Anda bersyukur hari ini?
Pokok Doa:
Kiranya Allah memberikan hati yang dapat melihat kebesaran-Nya dan senantiasa bersyukur dalam ketakjuban.
Utley -> Mzm 66:8-15
Utley: Mzm 66:8-15 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 66:8-158 Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa. dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! 9 Ia mempertahankan jiwa kami ...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 66:8-15
8 Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa. dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! 9 Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. 10 Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak. 11 Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada pinggang kami; 12 Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah menempuh api dan air. tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas. 13 Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korban bakaran, aku akan membayar kepada-Mu nazarku, 14 yang telah diucapkan bibirku. dan dikatakan mulutku pada waktu aku susah. 15 Korban-korban bakaran dari binatang gemuk akan kupersembahkan kepada-Mu, dengan asap korban dari domba-domba jantan. aku akan menyediakan lembu-lembu dan kambing-kambing jantan. Sela
Mazm 66:8-15 Bait ini merujuk pada perlakuan YHWH atas Israel yang pemberontak. Dia menghakiminya, untuk memulihkan dirinya. Semua orang seharusnya bergembira karena tujuan penebusan YHWH melalui Israel kepada semua bangsa masih layak (lihat Topik Khusus pada Pendahuluan Mazm 2).
Mazm 66:9 "Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup" Ini bisa jadi (1) sebuah rujukan sejarah kepada Hizkia ketika ia akan mati akibat borok dan berdoa agar Allah menyelamatkannya. Melalui Yesaya ia diberi sepuluh tahun lagi untuk hidup (lih. 2Raj 20). Atau (2) rujukan pada kehidupan bangsa Israel saat ia diserang lagi dan lagi oleh musuh dari daerah Bulan Sabit Subur. Apapun singgungan tepatnya, jelaslah bahwa pemeliharaan saat-demi- saat dari Allah bagi para pengikut yang setia adalah inti dari karunia kehidupan kita. Dan bahwa Allah adalah satu- satunya yang memiliki kehidupan dan Ia memberikannya kepada mereka yang percaya pada-Nya (yaitu, Mazm 65:5).
□ "dan tidak membiarkan kaki kami goyah" Istilah Ibrani "tergelincir" ini (har. "sempoyongan," "goyang," atau "tergelincir," BDB 557) dapat digunakan untuk
- 1. membawa sesuatu pada tiang (lih. Bil 4:10,12; 13:23)
- 2. kuk tahanan di sekitar leher (lih. Nah 1:13)
- 3. di sini ini adalah citra keamanan. Kaki seseorang tidak terpeleset di jalan iman (lih. Mazm 55:22; 121:3, KATA KERJA dalam Mazm 15:5; 112:6).
Frasa ini persis berlawanan dengan konotasi dari kata Ibrani untuk "iman" (lihat Topik Khusus pada Mazm 12:1), yang awalnya berarti "kuda-kuda yang stabil" (lih. Mazm 17:5; 38:16; 121:3).
Mazm 66:10 "Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah," Ini adalah konsep pengujian yang berasal dari industri pengolahan logam (lih. ay. Mazm 66:10b). Allah menguji anak-anakNya (lih. Kej 22:1; Mat 4:1). Ia melakukannya untuk membersihkan kita, untuk memurnikan kita, dan membuat kita lebih kuat (cf. Za 13:9; 1Pet 1:7). Lihat Topik Khusus pada Mazm 11:4b-5.
Mazm 66:11 "Engkau telah membawa kami ke dalam jaring" Perhatikan berapa kali "Engkau" muncul dalam ayat Mazm 66:10-12 (lih. Mazm 65:9-11). Pemazmur mencatat tindakan penghakiman YHWH yang dirancang untuk membawa umat- Nya ke tempat pertobatan sehingga Dia bisa memberkati mereka (lih. ay. Mazm 66:12c). "Jaring" (BDB 845) berasal dari akar yang berarti "berburu" (BDB 844 II, lih. Yeh 13:21) dan sering digunakan untuk perangkap binatang (lih. Yeh 12:13; 17:20). Istilah ini digunakan dalam Hab 1:15-17 untuk menggambarkan mesin militer dari Babel. Karena itu, ini mungkin menjadi rujukan pada penyerbuan tanah Israel.
Penggunaan lain dari istilah ini adalah gagasan tentang "benteng" (BDB 845 II, lih. Mazm 31:3; 71:3; 91:2; 144:2). Ini akan menyampaikan suatu makna yang sama sekali berbeda ketika diterjemahkan ke dalam ayat Mazm 66:11.
□ "mengenakan beban pada pinggang kami" Istilah untuk "beban" ini (BDB 734, KB 558, ditemukan hanya di sini dalam PL) adalah lebih berupa pengekangan daripada ide tentang berat. BDB mendefinisikannya sebagai "kompresi" atau "tekanan." Pinggang adalah otot terkuat dari tubuh manusia dan sering digunakan sebagai sebuah metafora untuk kekuatan manusia (lih. Ul 33:11).
Mazm 66:12 "Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami" Ini adalah suatu metafora yang menggambarkan kendali orang yang jahat (yaitu, bangsa-bangsa kafir) atas umat Allah (lih. Yes 51:23).
□ "kami telah menempuh api dan air" Ini adalah dua metafora yang berbicara tentang percobaan yang keras. Lihat pernyataan yang indah di Yes 43:2 bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita di tengah-tengah pencobaan.
- NASB "tempat kelimpahan."
- NKJV "untuk pemenuhan yang kaya."
- NRSV "ke tempat yang luas."
- TEV "ke tempat yang aman."
- NJB "untuk bernapas lagi" JPSOA "menuju kemakmuran."
- REB "menjadi tempat kelimpahan."
- LXX "untuk mengingatkan" atau "penyegaran.
Istilah ini (BDB 924, KB 1201) sangat sulit diterjemahkan. Arti dasarnya adalah jenuh. Ini adalah istilah yang sama yang digunakan dalam Mazm 23:5 untuk "cawan yang meluap" Ini kadang-kadang diterjemahkan "tempat yang luas" (lih. Mazm 18:19; 31:8; 118:5), yang berarti tempat perhentian, atau "tempat yang berbuah," yang merujuk ke Tanah Perjanjian. Terjemahan-terjemahan yang mencakup kata "perhentian" tersebut di sini mendasarkan ini pada perubahan satu huruf Ibrani dalam kata ini (lihat Alkitab NET, hal 931, # 7).
Proyek Naskah UBS (hal. 287) memberikan "jenuh" sebuah peringkat "B" (ada keraguan) dan menyebutkan bahwa ia memiliki dua konotasi.
- 1. kelimpahan
- 2. perhentian atau bernapas bebas
Mazm 66:13-15 Ini adalah di mana penulis (lih. ay. Mazm 66:16b, atau Israel dalam arti kolektif) datang untuk mempersembahkan korban syukur dan membayar nazar (lih. Bil 30:2; Ul 23:21-23).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.