Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 75:1-10
Jerusalem: Mzm 75:1-10 - Allah, Hakim yang adil Ini sebuah nyanyian syukur, Maz 75:2, dan puji-pujian, Maz 75:9-10, yang berupa firman Allah menggambarkan penghakiman ilahi atas orang fasik; tidak a...
Ini sebuah nyanyian syukur, Maz 75:2, dan puji-pujian, Maz 75:9-10, yang berupa firman Allah menggambarkan penghakiman ilahi atas orang fasik; tidak ada seorangpun yang terluput dari padanya dan tidak ada sesuatunya yang dapat menghalangi penghakiman itu, Maz 75:3-6. Dan firman Allah itu disetujui pemazmur, Maz 75:7-9. Mungkin mazmur ini terpengaruh oleh 1Sa 2 dan Zak 1:18-21.
Ende -> Mzm 75:5
lambang binasa kekuasaan dan kekuatan.
Ref. Silang FULL -> Mzm 75:5
· bertegang leher: Ayub 15:25; [Lihat FULL. Ayub 15:25]
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 75:1-5
Matthew Henry: Mzm 75:1-5 - Tekad Sang Pengadil
Meski judul mazmur ini mengusung nama Asaf, isinya begitu sesuai dengan keadaan Daud ketika dia naik takhta setelah kematian Saul, sehingga kebanyak...
Meski judul mazmur ini mengusung nama Asaf, isinya begitu sesuai dengan keadaan Daud ketika dia naik takhta setelah kematian Saul, sehingga kebanyakan penafsir mengaitkannya dengan masa itu dan memperkirakan bahwa Asaf menuliskannya sebagai perwakilan Daud, sebagai rekanan Daud dalam menulis sajak (mungkin inti mazmur ini diambil dari beberapa pidato yang dijadikan Daud sebagai peraturan negeri pada saat dia mulai berkuasa, lalu kemudian Asaf mengubahnya menjadi bait-bait syair supaya lebih mudah disebarkan kepada rakyat), atau mungkin juga Daud sendirilah yang menuliskannya, lalu menyerahkannya kepada Asaf yang merupakan pemimpin biduan di Bait Allah. Dalam mazmur ini,
- I. Daud menyatakan rasa syukurnya kepada Allah karena telah mengantarnya ke atas takhta (ay. 2, 10).
- II. Dia berjanji untuk melayani kepentingan umum dalam memakai kuasa yang telah diberikan Allah kepadanya (ay. 3, 4, 11).
- III. Dia menegur kekurangajaran orang-orang yang menentangnya naik takhta (ay. 5-6).
- IV. Dia mengungkapkan bahwa semua itu terjadi karena kedaulatan mutlak Allah dalam kehidupan anak-anak manusia (ay. 7-9). Pada saat kita menyanyikan mazmur ini, kita harus memuliakan Allah atas segenap pergolakan yang terjadi di berbagai negeri dan kerajaan, percaya bahwa semuanya terjadi sesuai dengan hikmat-Nya, dan bahwa Ia akan menjadikan segala sesuatunya baik bagi umat-Nya.
- I. Sang pemazmur memuji Allah atas keberhasilannya naik ke tempat yang penuh kehormatan dan kuasa, dan atas hal-hal besar lainnya yang telah diperbuat Allah baginya dan bagi umat-Nya Israel (ay. 2): Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, atas segala kebaikan yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan lagi, kami bersyukur kepada-Mu. Rasa syukur kita memang harus sering diulang-ulang. Bukankah kita kerap berdoa meminta belas kasihan ketika kita memerlukannya, lalu apakah kita pikir cukup bersyukur sekali dua kali saja setelah memperoleh belas kasihan itu? Bukan hanya aku yang mengucap syukur, tetapi kami, aku dan semua teman-temanku. Apabila kita sepenanggungan dengan orang lain dalam meminta belas kasihan, maka kita pun harus bergabung dengan mereka dalam memanjatkan puji-pujian. “Kepada-Mu, ya Allah, sumber dari belas kasihan yang kami miliki (dan kami tidak akan melayangkan kemuliaan yang hanya layak diberikan kepada-Mu kepada sarana yang Engkau pakai), kami bersyukur karena nama-Mu sudah dekat(kjv, karena penggenapan janji-Mu terhadap Daud sudah dekat) dan segala perbuatan-Mu yang ajaib, yang telah Engkau perbuat baginya, diceritakan orang.”
- Perhatikanlah:
- 1. Dari antara banyak peristiwa pemeliharaan yang sifatnya biasa dan betul-betul di luar pemikiran kita, ada banyak sekali pekerjaan yang dilakukan Allah bagi umat-Nya yang sungguh dapat disebut sebagai perbuatan-perbuatan yang ajaib.
- 2. Perbuatan-perbuatan yang ajaib tersebut mengumandangkan kedekatan nama-Nya, yang menunjukkan bahwa Dia selalu siap dan ada di dekat kita ketika kita membutuhkan-Nya, dan bahwa Dia hendak melakukan hal-hal besar bagi umat-Nya, sebagai penggenapan maksud dan janji-Nya.
- 3. Ketika perbuatan-perbuatan ajaib Allah menyatakan kedekatan nama-Nya, maka kita wajib bersyukur kepada-Nya, lagi dan lagi mengucap syukur.
- II. Daud bersedia memikul kewajiban untuk menggunakan kekuasaannya dengan sebaik-baiknya, sebagai balasan atas kepercayaan agung yang diberikan kepadanya (ay. 3): Apabila aku menetapkan waktunya, aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran. Di sini dia yakin bahwa Allah akan menyempurnakan segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya pada waktu yang tepat. Jadi, sekalipun rakyat begitu lambat berkumpul kepadanya dan banyak pertentangan sengit yang menghambat, pada akhirnya semuanya akan terlaksana juga. Sebab, apa yang telah disabdakan Allah dalam kekudusan-Nya pasti akan Ia laksanakan melalui hikmat dan kuasa-Nya. Sementara ia sedang mengharap-harapkan belas kasihan, ia pun berjanji untuk mengindahkan kewajibannya: “Saat aku menjadi hakim aku akan menghakimi, dan menghakimi dengan kebenaran, tidak seperti orang-orang sebelumnya yang mengabaikan penghakiman, atau malah lebih buruk lagi, memutarbalikkannya. Mereka tidak berbuat kebaikan dengan kuasa mereka, atau malah menyelewengkannya untuk merugikan orang lain.”
- Perhatikanlah:
- 1. Orang-orang yang dinaikkan ke atas jabatan kehormatan harus ingat bahwa kedudukan itu haruslah dipakai untuk melayani, serta harus menggiatkan diri mereka dengan segenap ketekunan dan tekad bulat untuk melaksanakan tugas yang telah dipercayakan kepada mereka. Dia tidak berkata, “Apabila aku menetapkan waktunya, aku akan berleha-leha, menikmati kedudukanku dan menyerahkan kepentingan umum ke tangan orang lain saja,” melainkan, “Aku sendiri yang akan mengurusinya.”
- 2. Kepercayaan umum harus ditangani dengan ketulusan yang besar. Orang-orang yang menghakimi haruslah menghakimi dengan kebenaran, berdasarkan aturan-aturan keadilan tanpa membeda-bedakan orang.
- III. Dia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa pemerintahannya akan menjadi berkat bagi bangsa Israel (ay. 4). Keadaan kerajaannya kini begitu buruk: Bumi hancur dan semua penduduknya. Tidaklah mengherankan jika segalanya hancur dan binasa, sebab pemerintahan sebelumnya begitu bobrok. Kebejatan merajalela karena hukum tidak dijalankan untuk melawan kejahatan dan kebobrokan. Mereka terpecah-belah karena kurangnya persatuan, tidak seperti yang seharusnya mereka lakukan dalam pemerintahan yang telah ditetapkan Allah. Mereka tercerai-berai, saling bertentangan satu sama lain, terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil, yang tampaknya akan menyeret mereka ke ambang kehancuran, tetapi akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya. Pada masa pemerintahan Saul pun Daud berusaha semampunya memajukan kesejahteraan rakyat. Walaupun begitu, dia berharap untuk dapat berbuat lebih lagi ketika sudah memegang tampuk pemerintahan. Tidak saja mencegah kehancuran bangsa itu, tetapi juga memulihkan kekuatan dan ketenteramannya. Kini,
- 1. Lihatlah kelicikan pihak-pihak penentang itu. Mereka menghancurkan negeri dan penduduknya.
- 2. Lihatlah bagaimana kekuatan seorang pemimpin sering kali mampu mengokohkan bangsanya. Bangsa itu pasti sudah tenggelam, jika saja Daud tidak mengokohkan penyangganya. Hal ini juga menggambarkan Kristus dan pemerintahan-Nya. Bumi dan semua penduduknya hancur oleh karena dosa. Kemurtadan manusia membuat seluruh ciptaan terancam binasa. Tetapi Kristus mengokohkan tiang-tiangnya. Dia menyelamatkan seluruh dunia dari kebinasaan kekal dengan menyelamatkan umat-Nya dari dosa, dan ke dalam tangan-Nyalah diserahkan segenap urusan kerajaan Pemeliharaan, sebab Dia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan(Ibr. 1:3).
- IV. Dia mencela orang-orang yang menentang pemerintahannya, yang menentang dia untuk naik takhta dan menghalangi jalannya dengan berusaha mempertahankan kejahatan dan kebejatan yang selama ini hendak dibersihkannya (ay. 5-6): Aku berkata kepada pembual-pembual,“Jangan membual.” Daud telah berkata demikian kepada mereka pada zaman Saul. Saat dia belum memiliki kuasa untuk mengekang mereka, dia telah memiliki hikmat dan anugerah untuk menegur dan menasihati mereka. Meskipun mereka amat congkak karena didukung oleh raja yang merana itu, Daud tetap memperingati mereka agar tidak bersikap lancang. Atau lebih tepatnya, ia kini memperingatkan mereka supaya tidak begitu. Segera setelah naik takhta, ia pun mengumandangkan hukum melawan kejahatan dan kebejatan, yang isinya bisa kita dapati di sini.
- 1. Terhadap para pendosa biasa, yaitu para pembual di Israel yang menghancurkan diri mereka sendiri, Daud berkata, “Jangan membual. Janganlah begitu lancang menentang akal budi dan kepentinganmu sendiri seperti yang kamu lakukan dengan melawan hukum Allah yang telah diberikan kepada bangsa Israel dan melawan janji-janji yang telah diberikan-Nya kepada Daud.” Kristus, Anak Daud, memberikan nasihat ini. Dia mengeluarkan peraturan ini, Jangan membual. Dia yang dijadikan Allah sebagai hikmat bagi kita, meminta kita supaya bertindak bijaksana demi kepentingan kita sendiri, dan tidak berlaku seperti orang bebal.
- 2. Kepada para pendosa bejat yang sombong, orang-orang fasik yang berani menentang Allah, dia berkata, “Jangan meninggikan tanduk. Jangan bermegah di dalam kuasa dan hak-hak istimewamu. Jangan bersiteguh dalam menentang dan membenci pemerintahan yang berkuasa atasmu. Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, seolah-olah kamu dapat memperoleh segala yang kamu inginkan dan berlaku semau-maunya. Jangan berbicara dengan bertegang leher, dengan menegarkan tengkuk yang tidak rela untuk tunduk, bahkan kepada kehendak Allah dalam pemerintahan. Siapa yang tidak mau tunduk pasti akan hancur, dan siapa yang menegarkan tengkuk pasti akan dibinasakan.” Inilah titah Kristus dalam Injil-Nya, yaitu bahwa setiap gunung dan bukit akan diratakan di hadapan-Nya(Yes. 40:4). Janganlah kuasa anti-Kekristenan meninggikan diri untuk melawan-Nya dengan kepala dan tanduk mereka, sebab mereka akan diluluhlantakkan. Apa yang diutarakan dengan tegang leher harus dibatalkan dengan hati yang sesal. Kalau tidak begitu, kita pasti celaka. Firaun bertanya dengan tegang leher, Siapakah Tuhan itu? Dan Allah pun membuat dia merasakan akibatnya.
Tekad Sang Pengadil (75:1-6)
Dalam ayat-ayat di atas,SH: Mzm 75:1-10 - Berdialog dengan Allah dalam pergumulan. (Senin, 10 Agustus 1998) Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.
Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirm...
Berdialog dengan Allah dalam pergumulan.
Mazmur ini unik, isinya semacam dialog antara Asaf yang berdoa syukur; dan di tengah syukurnya Tuhan berfirman kepadanya. Israel yang luput dari pembinasaan musuh mensyukuri pemeliharaan Tuhan meski ancaman musuh itu masih ada. Menghadapi musuh yang sombong itu, Israel mengingat sabda Tuhan. Dengan demikian mereka yang bertahan ini terus menerus merendahkan diri dan bersyukur kepada Tuhan. Bagaimana kita harus bersikap di tengah masyarakat yang makin melawan Tuhan? Sama: merendahkan diri, bersandar dan berpaut kepada Tuhan, serta senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan.
Yang merendahkan diri akan ditinggikan. Menghadapi musuh, Asaf dan orang Israel belajar merendahkan diri, mencari wajah Tuhan. Mereka menyerahkan ancaman dan penghinaan musuh kepada Tuhan. Semua musuh Israel yang hebat, kuat dan sangat terkenal seperti Asyur dan Mesir akhirnya dapat mereka taklukkan. Tuhan berperang bagi umat-Nya, dan menguatkan umat-Nya (ayat 75:10" context="true" vsf="TB">11b). Kita tidak perlu meniru cara-cara dunia, mencari kedudukan dan nama dengan mengorbankan orang lain. Hal demikian tidak akan bertahan lama. Allah sendiri pada waktunya akan meruntuhkan kemegahan itu. Kebesaran sejati ada pada pihak yang merendahkan diri dan memuliakan Allah saja.
SH: Mzm 75:1-10 - Cawan keadilan di tangan Tuhan (Selasa, 23 Oktober 2001) Cawan keadilan di tangan Tuhan
Mazmur ini merupakan nyanyian ajakan kepada umat Tuhan agar
menantikan waktu Tuhan untuk menegakkan keadilan di atas ...
Cawan keadilan di tangan Tuhan
Mazmur ini merupakan nyanyian ajakan kepada umat Tuhan agar menantikan waktu Tuhan untuk menegakkan keadilan di atas bumi yang sudah rusak. Pemazmur mengajak kita untuk menyadari peran Tuhan sebagai Hakim atas alam ini yang akan mengokohkan penghakiman, sehingga kebenaran akan ditegakkan dan kejahatan akan dihancurkan. Inilah penghiburan bagi kita yang hidup di tengah masyarakat yang mempermainkan keadilan dan membiarkan ketidakbenaran semakin merajalela.
Bumi dan penduduknya ini telah runtuh karena merebaknya ketidakbenaran. Namun Tuhan akan menegakkan kembali tiang-tiangnya yang telah roboh (ayat 4). Ia akan menentukan waktu penghakiman- Nya dan akan menyatakan kedaulatan kuasa-Nya. Ia akan melibatkan diri-Nya secara langsung dalam proses pengadilan ini (ayat 3).
Ia memperdengarkan suara-Nya, menghardik orang-orang fasik yang menolak perintah-Nya untuk tidak membual, meninggikan tanduk mereka, dan mengajak-Nya bersitegang leher (ayat 5, 6), karena tidak ada suatu kuasa pun yang mampu menahan kedaulatan penghukuman-Nya. Tangan-Nya mengatur setiap peristiwa dan Ia berdaulat melaksanakan penghakiman-Nya. Tiada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya untuk meninggikan atau merendahkan seseorang (ayat 7-8). Ia meramu penghakiman-Nya dalam cawan murka-Nya, dan akan diminumkan-Nya kepada orang-orang fasik sampai kepada ampas- ampasnya (ayat 9). Ia tidak lagi menunda penghakiman-Nya. Ia akan melakukannya dengan tegas hingga tuntas, sehingga kekuatan orang- orang fasik akan dihancurkan dan kekuatan orang benar akan dinyatakan (ayat 11). Atas perbuatan Tuhan ini, umat Tuhan akan bersyukur kepada Tuhan, menyerukan nama-Nya, menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, bersorak-sorai, dan bermazmur selama-lamanya (ayat 2, 10).
Renungkan: Kesabaran Tuhan dan realita penderitaan manusia karena hadirnya ketidakadilan, bukanlah akhir dari kisah umat manusia di bumi. Akan tiba saatnya bagi Tuhan untuk tidak lagi bersabar terhadap kelaliman dunia ini. Akan tiba waktunya bagi hadirnya kekuasaan tanpa agresi dan kemuliaan tanpa kesombongan. Bagaimanakah Anda dapat berperan dalam perealisasian penegakan keadilan ini?
SH: Mzm 75:1-10 - Keadilan Allah sumber harapan kita (Jumat, 22 April 2005) Keadilan Allah sumber harapan kita
Mengeluh, mencurahkan gejolak hati saat mengalami kesulitan
hidup (pasal 74), adalah wajar. Memuji Tuhan, ber...
Keadilan Allah sumber harapan kita
Mengeluh, mencurahkan gejolak hati saat mengalami kesulitan
hidup (pasal 74), adalah wajar. Memuji Tuhan, bersaksi tentang
kebesaran-Nya dalam situasi hidup sulit yang sama, wajarkah?
Bila Anda menjawab tidak, bersiaplah untuk berubah sesudah
merenungkan Mazmur ini!
Situasi dan kondisi boleh sama sukar dan muskil, namun orang beriman bisa maju lebih daripada sekadar bersikap jujur mencurahkan isi hati di hadapan Tuhan. Doa adalah perjumpaan riil dengan Allah. Selain mengakui keberadaan diri secara jujur, doa juga menjumpai dan mengakui keberadaan Allah secara jujur. Bila itu terjadi, firman yang Allah ucapkan akan terdengar ulang secara baru (ayat 3). Prinsip kebenaran dan penghakiman Allah atas orang berdosa dan kenyataan bahwa Allah tak akan membiarkan dunia yang dikasihi-Nya diluluhlantakkan oleh para pelaku kejahatan, bukan lagi teori. Dalam perjumpaan nyata dengan Allah, kebenaran itu akan menjadi kenyataan seturut waktu Allah (ayat 3a). Dari perjumpaan itu, mengalirlah syukur dan kesaksian akan kedahsyatan Allah dan keajaiban karya-karya-Nya (ayat 2).
Sumber harapan kita bukan beberapa aspek diri dan sifat Allah, tetapi keseluruhan-Nya. Kita cenderung hanya menekankan sifat pemurah dan kasih Allah. Padahal Allah menyatakan banyak lagi sifat diri-Nya yang harus kita kenali dan imani penuh. Apabila kita hanya mengimani kebaikan-Nya dan tidak percaya pada keadilan dan penghakiman-Nya, bagaimana kita beroleh penghiburan dan pengharapan menghadapi berbagai kejahatan dalam hidup ini? PeMazmur mampu bersyukur dan bersaksi kendati kesulitan masih menekannya, sebab ia menatap kepada kedaulatan dan keadilan Allah. Kekuatan sejahat sedahsyat apa pun, tunduk ke bawah perintah Allah (ayat 7-8). Kejahatan merajalela segila apa pun, pasti harus menenggak cawan murka Allah (ayat 9).
Renungkan: Perhitungkan Allah sepenuh yang Ia nyatakan dalam firman-Nya, baru Anda dapat memperlakukan kondisi hidup macam apa pun sebagai seorang pemenang.
SH: Mzm 75:1-10 - Bersyukur untuk keadilan Allah (Kamis, 29 Oktober 2009) Bersyukur untuk keadilan Allah
Ingat kisah janda miskin yang mengadukan perkaranya kepada hakim yang
lalim di Luk. 18:1-8? Seringkali kita seper...
Bersyukur untuk keadilan Allah
Ingat kisah janda miskin yang mengadukan perkaranya kepada hakim yang lalim di Luk. 18:1-8? Seringkali kita seperti janda tersebut, mengharapkan keadilan yang tak kunjung datang dari hakim yang lalim. Walau kisah itu berakhir dengan dikabulkannya permohonan janda tersebut oleh si hakim lalim, kita tahu kenyataan di dunia berbicara lain. Namun jangan lupa kisah ini hendak mengarahkan kita kepada Allah Bapa yang jauh melampaui si hakim lalim.
Pemazmur bersyukur karena Allah adalah Hakim yang adil, yang membela umat-Nya. Dia tidak bisa diajak main-main atau disuap untuk membengkokkan perkara. Pemazmur bersyukur bersama-sama orang-orang yang menyerukan nama Tuhan karena mereka telah mengalami perbuatan ajaib Tuhan yang membela mereka (ayat 2). Menyerukan nama Tuhan berarti berdoa, bersandar penuh kepada Dia yang Maha Kuasa dan Maha Adil. Bersama dengan mereka yang sudah mengalami pembelaan Tuhan, kita diajak untuk mengingat-ingat segala berkat yang sudah pernah Ia turunkan atas kita. Ingat nyanyian rohani, “Hitung berkat satu-persatu, pasti kau akan heran lihat jumlahnya!”
Bagaimana keadilan Tuhan ditegakkan? Pada waktu-Nya sendiri, Tuhan akan menghakimi dunia ini. Orang fasik akan menerima ganjarannya. Tanduk-tanduk mereka akan dipatahkan. Tanduk melambangkan kekuatan; orang fasik yang segarang apa pun tidak dapat bertahan di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Sebaliknya tanduk orang benar akan dinyatakan kebenarannya dan ditinggikan (ayat 8-9, 10-11). Berarti mereka akan menjadi saksi Tuhan akan kebenaran dan keadilan.
Mengandalkan Tuhan sebagai hakim yang adil berarti memercayakan penuh hidup kita ke tangan-Nya. Dia tidak pernah keliru mengadili. Dia tidak pernah terlambat membela umat-Nya. Kalau Anda sedang ditimpa masalah karena perbuatan orang berdosa, hitung kebaikan Tuhan masa lampau. Dia yang adil akan membela perkara Anda.
SH: Mzm 75:1-10 - Pada waktu Tuhan (Minggu, 9 September 2012) Pada waktu Tuhan
Pengalaman masa lampau ditolong oleh Tuhan tidak selalu menjadi jaminan bahwa Tuhan akan menolong persis sama pada masa kini. Pengal...
Pada waktu Tuhan
Pengalaman masa lampau ditolong oleh Tuhan tidak selalu menjadi jaminan bahwa Tuhan akan menolong persis sama pada masa kini. Pengalaman masa lampau hanya menegaskan bahwa Tuhan dapat diandalkan.
Mazmur 75 mulai dengan ungkapan syukur karena pengalaman masa lampau ditolong Tuhan (2)! Namun, bagaimana dengan masa sekarang? Mazmur ini adalah suatu liturgi dalam ibadah yang mengharapkan Tuhan bertindak menegakkan keadilan-Nya. Sosok pemimpin ibadah mewakili penyataan Tuhan (3-6). Tuhan akan bertindak pada waktu-Nya menegakkan kebenaran dan membela orang benar. Maka, orang fasik diperingatkan untuk tidak sembrono mengangkat "tanduk"! Tanduk melambangkan kekuatan. Sikap sombong di hadapan Tuhan hanya akan membuahkan kehancuran. Suara Tuhan itu pun direspons dengan aklamasi oleh umat bahwa memang Tuhan adalah hakim yang adil dan berkuasa (7-9). Peninggian dan perendahan manusia ada di dalam kedaulatan-Nya. Semua orang fasik pasti menerima penghukuman Tuhan (9).
Mamur 75 ditutup oleh pemimpin ibadah mewakili umat dengan pujian kepada Tuhan yang bertindak dalam keadilan-Nya. Tanduk orang fasik (=kuasa yang disombongkannya) akan dihancurkan Tuhan. Sebaliknya tanduk orang benar (=kemegahannya di dalam Tuhan) akan ditinggikan, yaitu mendapatkan pembenaran.
Saat liturgi Mazmur 75 dikumandangkan, ancaman musuh/orang fasik belum berakhir. Namun, mazmur ini digubah dengan pengharapan bahwa janji Tuhan akan digenapi pada waktu-Nya. Jadi, saat Anda dan saya menghadapi ancaman oleh karena iman kita, ingat akan janji Tuhan. Kumandangkan Mazmur 75 sebagai doa dan ungkapan iman. Nantikan dengan yakin dan syukur, pada waktu-Nya Tuhan akan bertindak.
SH: Mzm 75:1-10 - Allah, Hakim yang Adil (Minggu, 31 Juli 2016) Allah, Hakim yang Adil
Lembaga peradilan sering mendapat sorotan publik. Ironisnya, sorotan itu bukan karena lembaga ini telah bertindak adil, melain...
Allah, Hakim yang Adil
Lembaga peradilan sering mendapat sorotan publik. Ironisnya, sorotan itu bukan karena lembaga ini telah bertindak adil, melainkan karena mempermainkan keadilan dan kebenaran hanya karena uang.
Allah kita tidak demikian ketika bertindak sebagai Hakim. Bacaan hari ini adalah nyanyian pujian tentang keyakinan dan penantian akan keselamatan dan keadilan dari Tuhan atas umat-Nya. Kemungkinan mazmur ini dilatarbelakangi oleh adanya serangan dari Sanherib atau musuh lain yang berbahaya. Dalam situasi yang mencemaskan karena serangan musuh, Asaf mengajak umat bersyukur dan bersorak-sorak kepada Allah (2, 11). Bukan tanpa alasan Asaf melakukan hal itu. Keyakinan Asaf yang menjadi dasar ajakannya kepada umat untuk bersyukur dan bermazmur bagi Allah. Asaf percaya, apapun yang akan terjadi, Tuhan yang mereka sembah adalah adalah Allah dan Hakim yang adil (3, 8).
Pertama, karena Allah adalah Hakim yang adil, maka Allah pasti menghakimi dengan kebenaran (3-4). Kebenaran dan keadilan Allah itu tidak akan terbantahkan oleh siapa pun, bahkan oleh pembual dan orang fasik sekalipun (5-6). Kedua, karena Allah adalah Hakim yang adil, maka Allah pasti menghakimi dengan keadilan (7-9). Meski manusia dapat memutarbalikkan fakta dan berusaha menjatuhkan serta merendahkan sesamanya, namun Allah sanggup merendahkan orang fasik dan meninggikan orang benar (7-8, 11). Allah pun sanggup memberikan penghukuman yang sesuai dengan keadilan dan kebenaran-Nya (9).
Hari ini kehidupan kita dikelilingi dengan ketidakadilan. Bahkan, ketidakadilan itu mungkin dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjunjung tinggi dan menjadi teladan dalam menjalankan keadilan dan kebenaran. Namun, jangan berhenti berharap dan beriman kepada Tuhan karena Dia adalah Allah, Hakim yang adil. Percayalah, akan tiba waktunya Allah akan memperlihatkan keadilan-Nya, baik kepada orang fasik maupun umat kesayangan-Nya. [MFS]
SH: Mzm 75:1-10 - Allah Menghancurkan Kuasa Orang Fasik (Rabu, 20 November 2019) Allah Menghancurkan Kuasa Orang Fasik
Kenyataan bahwa orang- orang fasik sangat berkuasa dan berada di sekitar kita kadang membuat kita mempertanyaka...
Allah Menghancurkan Kuasa Orang Fasik
Kenyataan bahwa orang- orang fasik sangat berkuasa dan berada di sekitar kita kadang membuat kita mempertanyakan keadilan Allah, bahkan meragukan jika Allah dapat menghancurkan kekuatan orang fasik. Menyadari pergumulan umat Tuhan yang sering tertindas, Mazmur 75 sekali lagi menegaskan bahwa Allah kita adalah Allah yang adil, yang akan menghancurkan kekuatan orang fasik.
Pemazmur bersyukur karena segala perbuatan Allah yang ajaib dikisahkan oleh umat-Nya (2). Hal utama yang patut disyukuri pemazmur adalah kenyataan bahwa Allah adalah Hakim yang akan merendahkan orang fasik dan meninggikan orang benar (8).
Dalam mazmur ini, orang fasik bangga dengan kekuatan mereka. Kekuatan digambarkan dengan kata "tanduk." Perhatikan kata "tanduk" muncul 4x (5, 6, 11 [2x]). Dua kali Allah memperingatkan orang fasik tidak mengangkat tanduk mereka tinggi-tinggi (5, 6). Ketika mereka terus meninggikan tanduknya, pada akhirnya piala yang berisikan murka Allah akan dituangkan ke atas mereka (9) dan "segala tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya" (11). Sedangkan, "tanduk-tanduk orang benar akan ditinggikan" (11b).
Pemazmur percaya bahwa walaupun kekuatan orang fasik begitu dahsyat, tetapi Allah dengan mudah menghancurkan kekuatan mereka dan meninggikan orang benar. Jadi, jangan takut dengan kuasa orang fasik, meski terlihat hebat, dahsyat, dan tidak terkalahkan. Mereka dapat berkuasa saat Allah masih membiarkan mereka berkuasa. Ketika tiba masa penghakiman, kekuatan mereka dengan mudah dipatahkan dan Allah akan menegakkan hak orang benar.
Saking hebatnya berita hoaks dan fitnahan dalam setiap pilkada dan pilpres, terkadang hal itu membuat kita pesimis dan bertanya-tanya: apakah kebenaran akan menang? Melalui kesaksian pemazmur, kita diingatkan untuk percaya kepada Allah. Pada akhirnya, Allah akan meninggikan orang benar dan menghancurkan kuasa orang fasik.
Doa: Jangan biarkan kekuatan orang fasik membuatku takut. [IT]
Utley -> Mzm 75:1-5
Utley: Mzm 75:1-5 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 75:1-51 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian. (75-2) Kami bersyukur kepada-Mu, ...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 75:1-5
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian. (75-2) Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan nama-Mu menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib. 2 (75-3) "Apabila Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran. 3 (75-4) Bumi hancur dan semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya." Sela 4 (75-5) Aku berkata kepada pembual-pembual: "Jangan membual." Dan kepada orang-orang fasik: "Jangan meninggikan tanduk! 5 (75-6) Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher!"
Mazm 75:1 "Kami bersyukur" KATA KERJA ini (BDB 392, KB 389, Hiphil PERFECT) diulang dua kali untuk penekanan (perhatikan Mazm 107:1,8,15,21,31). Istilah ini dalam Hiphil sering digunakan (65 kali) di Kitab Mazmur. Ini sebagian besar diterjemahkan sebagai "pujian," tapi di Mazm 32:5 ini diterjemahkan "mengaku."
- NASB, NKJV, NRSV "Karena Nama-Mu dekat" NJB, RSV,
- Peshitta, LXX "kami memanggil nama-Mu" JPSOA "Hadirat-Mu dekat"
Naskah Masoret (NM) diikuti oleh NASB. Proyek Naskah UBS (hal. 326) memberikan pilihan kedua sebuah nilai "C" (cukup meragukan), tetapi menerimanya sebagai kemungkinan besar teks aslinya.
Masalahnya adalah, apakah artinya "Nama-Mu dekat"?
- 1. kami memberitakanakan hadirat-Mu bersama dengan umat-Mu dalam tindakan pembebasan
- 2. Engkau (misalnya, "Nama-Mu," yang sama dengan kehadiran pribadi YHWH) adalah dekat sekarang dan kita bisa mengharapkan Engkau untuk bertindak (karena dosa Israel YHWH tidak selalu melepaskan mereka)
- 3. kami memanggil nama-Mu dan memberitakan apa yang telah Engkau lakukan bagi umat perjanjian (dua tindakan yang terpisah)
- 4. AB membuatnya gelar bagi Allah, "O Yang Dekat," seperti halnya
- a. "Yang Ditinggikan" di Mazm 75:5a
- b. "Sang Pemenang" di Mazm 75:6 (dua kali)
- c. "Yang Abadi" di Mazm 74:9
- d. "Yang Adil" di Mazm 74:10
AB mengklaim ada dua belas nama Ilahi dalam Mazmur ini.
□ "orang-orang yang menyerukan nama-Mu menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib" Saat orang Israel mengajari anak-anaknya tentang nenek moyang mereka dan janji-janji Allah (lih. Ul 4:9,10; 6:7,20-25; 11:19; 32:46), mereka meneruskan janji-janji tersebut dan penggenapan mereka kepada generasi berikutnya. "Tindakan ajaib" ini (BDB 810, KB 927, lihat Topik Khusus: PERKARA-PERKARA AJAIB) adalah tindakan pembebasan, perlindungan, dan penyediaan yang kuat yang telah dialami oleh Israel di sepanjang sejarah nya. Perwahyuan tentang karakter, janji-janji, dan intervensi setia dari YHWH ini adalah suatu cara untuk
- 1. menjaga Israel tetap dalam iman
- 2. membawa bangsa-bangsa kepada iman
NIDOTTE, vol. 3, hal. 284, menyebutkan kata-kata yang berbeda yang digunakan untuk menggambarkan tindakan-tindakan Allah yang mengungkapkan karakter-Nya.
- 1. keajaiban, lih. Mazm 9:1; 26:7; 40:5; 75:1
- 2. pekerjaan/tindakan, lih. Mazm 44:1; 73:28; 107:22; 118:17
- 3. kemuliaan, lih. Mazm 96:3
- 4. kebenaran, lih. Mazm 71:15
- 5. kasih setia, lih. Mazm 88:11
- 6. kebesaran, lih. Mazm 145:6
Mazm 75:2-5 "Apabila Aku menetapkan waktunya," Dalam ayat-ayat ini, Allah adalah pembicaranya. Ada kemungkinan ini berhubungan dengan Mazm 74:22-23 (yaitu, Allah membela Kasus-Nya).
Mazm 75:2 "Aku menetapkan waktunya" Ini adalah cara sastra untuk menyatakan kedaulatan Allah. Dia menetapkan waktu dan tempat untuk semua peristiwa dunia (yaitu, Mazm 74:12-17; Ul 32:8; Rom 9; 10; 11).
- 1. musim - Kej 1:14-18; Mazm 72:17; 74:16-17; 104:19; 136:7-8
- 2. hari-hari ibadah - Kej 2:3; Kel 20:8-11; Im 23; Bil 28; 29
- 3. segala sesuatu ditugaskan oleh Allah - Pengkh 3:1-11 (lih. Ayub 14:5; Mazm 31:15; Kis 17:31)
Umat Allah tidak mengerti jadwal waktu-Nya. Dia menmbebaskan sesuai jadwal-Nya, bukan jadwal umat- Nya. Seringkali penghakiman, bahkan penyerbuan, adalah kehendak-Nya! Tapi satu hari nanti Ia akan meluruskan segala sesuatunya!
□ "Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran" Dua poin teologis ditegaskan.
- 1. Allah akan menghakimi bumi
- 2. Dia akan melakukannya secara adil berdasarkan perwahyuan-Nya (Mazm 9:8; 58:11; 67:4; 96:10,13; 98:9)
Mazm 75:3 "Bumi hancur dan semua penduduknya" KATA KERJA-nya (BDB 556, KB 555, Niphal PARTICIPLE, lih. Kel 15:15; Yos 2:9,24; 1Sam 14:16; Yes 14:31; Yer 49:23) menggambarkan rasa takut dari para penduduk.
Tidak hanya hati orang yang meleleh tapi bumi itu sendiri dipengaruhi oleh kehadiran Sang Pencipta / Hakim (lih. Mazm 46:6; Yes 24:19-20; Am 9:5; Mi 1:4; Nah 1:5).
Dalam PB, 2Pet 3:10 memprediksi penghancur-leburan planet ini (Mat 5:18; 24:35; Wahy 21:1).
Ada langit baru dan bumi baru yang datang. Perjanjian baru dari Yer 31:31-34 akan dilaksanakan sepenuhnya.
Alkitab menjelaskan zaman baru ini dalam citra Taman Eden (bandingkan Kej 1; 2 dengan Wahy 21; 22).
□ "Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya" Ini adalah cara sastra untuk merujuk pada dasar-dasar bumi (yaitu, penciptaan mula-mula, lih. 1Sam 2:8; Ayub 38:4-6).
Dalam Yun 2:6 "dasar gunung-gunung" juga merupakan citra penciptaan. Lihat catatan saya di bawah ini dari Yun 2:6.
Yun 2:6 "di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam" PL menggunakan arah fisik "turunke bawah" untuk menggambarkan dunia orang mati (BDB 432, KB 434, Qal PERFECT, lih. Bil 16:30,33; Mazm 55:15; Yes 5:14; 14:19). Istilah dunia orang mati dan "lubang sumur" (BDB 1001) adalah berparalel (Mazm 30:3). Ekspresi metafora dari pengertian Yunus mendekati dunia di bawah inilah yang membuat pengalamannya menjadi obyek komentar Yesus (lih. Mat 12:40-41; Luk 11:30). Yunus percaya ia akan mati, tetapi Allah telah berkemurahan padanya! Penghakiman Allah bukanlah kata terakhir-Nya. Ada maksud tujuan di dalam hukuman tersebut.
Pemazmur dan umat perjanjian tidak mengerti mengapa mereka menghadapi kesulitan seperti itu ketika mereka tahu bahwa Allah mereka memegang kendali atas segala hal! Bahkan di tengah-tengah kekacauan, penyerbuan, dan ketidakadilan kedaulatan Allah adalah stabil dan pasti (lih. Wahy 4; 5)! Jadwal waktu-Nya diarahkan untuk tujuan-tujuan penebusan -Nya yang lebih besar, bukannya keinginan / kerinduan / kebutuhan jangka pendek kita!
□ "Sela" Lihat catatan pada Mazm 3:2 dan Pengantar VII.
Mazm 75:4-5 Sang Pencipta berbicara sebagai Sang Pemandu Moral. Hukum YHWH mencerminkan karakter-Nya. Orang-orang yang menghadapi penghakiman-Nya adalah mereka yang
- 1. membual - "jangan membual," BDB 237, KB 248, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
- 2. fasik - "jangan mengangkat tandukmu," BDB 926, KB 1202 (dua kali), Hiphil IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
- 3. congkak - "jangan berbicara. . ., "BDB 180, KB 210, Piel IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE.
Sepertinya "orang fasik," (Mazm 75:4) dari Mazmur ini adalah:
- 1. bangsa-bangsa kafir yang sedang mencoba melakukan suatu penyerbuan
- 2. orang-orang Israel yang sombong (Mazm 78:3,8-9,18-19)
Mazm 75:4 "tanduk" Ini adalah sebuah simbol kekuatan dan keunggulan hewan (lihat Topik Khusus: TANDUK-TANDUK YANG DIGUNAKAN OLEH ISRAEL, MAZM 75:10; 1SAM 2:1,10; DAN 7; 8).
- NASB "sombong"
- NKJV, NRSV,
- Peshitta "leher"
- NEB, LXX "Batu karang"
Naskah Masoret memiliki terjemahan "leher" (BDB 848). REB memiliki "batu karang." Kedua kata ini sangat mirip (misalnya, "batu karang" memiliki satu lagi konsonan). Mungkin REB mencerminkan penggunaan dar Ayub 15:26. Proyek Naskah UBS (hal. 326) memberikan "leher" nilai "C" (sangat meragukan). Terjemahan JPSOA memiliki "dalam gertak sombong yang sia-sia."
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.