Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 85:1-13
Jerusalem: Mzm 85:1-13 - Doa mohon Israel dipulihkan Doa permohonan ini diucapkan kaum buangan yang sudah kembali ke tanah air berkat karunia Allah, Maz 85:2-4. Tetapi keadaan di tanah air jauh dari memu...
Doa permohonan ini diucapkan kaum buangan yang sudah kembali ke tanah air berkat karunia Allah, Maz 85:2-4. Tetapi keadaan di tanah air jauh dari memuaskan sehingga umat mengeluh dan minta doa kepada Tuhan, Maz 85:5-8. Maka ia diberi janji kenabian bahwa damai sejahtera, rohani jasmani, akan terujud di masa mendatang Maz 85:9-13, di masa Mesias, sesuai dengan nubuat Yesaya, Maz 45:8; 51:5; 58:8 dan Zakharia, Zak 8:12; 9:10. Isi mazmur ini mirip dengan isi Maz 126.
Ende -> Mzm 85:1-13
Ende: Mzm 85:1-13 - -- Kaum pembuangan berkat kerelaan Jahwe sudah dapat pulang ketanah airnja
(Maz 85:2-4). Akan tetapi keadaannja disana djauh dari memuaskan dan
karena i...
Kaum pembuangan berkat kerelaan Jahwe sudah dapat pulang ketanah airnja (Maz 85:2-4). Akan tetapi keadaannja disana djauh dari memuaskan dan karena itu umat mengeluh dan berdoa kepada Tuhan (Maz 85:5-8). Maka seorang atas nama Jahwe, imam atau nabi dalam ibadat, mendjawab dan mendjandjikan anugerah2 Tuhan dan kesedjahteraan umat (Maz 85:8-13).
Menurut isinja lagu ini menjerukan Maz 126.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 85:8-13
Matthew Henry: Mzm 85:8-13 - Jawaban Ilahi bagi Doa; Berkat yang Diberikan sebagai Jawaban atas Doa Jawaban Ilahi bagi Doa; Berkat yang Diberikan sebagai Jawaban atas Doa (85: 9-14)
Di sini kita temukan jawaban atas doa-doa dan pertanyaan-pertanyaan...
Jawaban Ilahi bagi Doa; Berkat yang Diberikan sebagai Jawaban atas Doa (85: 9-14)
Di sini kita temukan jawaban atas doa-doa dan pertanyaan-pertanyaan jemaat dalam ayat-ayat sebelumnya.- I. Secara umum, ini adalah jawaban berupa damai sejahtera. Pemazmur langsung menyadari hal ini (ay. 9), karena ia berdiri di tempat pengintaian untuk mendengar apa yang hendak difirmankan Allah kepadanya, seperti yang dilakukan sang nabi (Hab. 2:1-2). Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Hal ini menyiratkan tentang,
- 1. Penenangan perasaannya yang bergolak – dukacitanya, ketakutannya – dan gejolak rohnya yang disebabkan oleh perasaan-perasaan itu: “Tenangkanlah dirimu, hai jiwaku, nantikan Allah dan tindakan-Nya dengan keheningan yang penuh kerendahan hati. Aku telah berbicara cukup atau bahkan terlampau banyak. Sekarang aku mau mendengar apa yang hendak dikatakan Allah dan menyambut kehendak-Nya yang suci. Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?” Jika kita ingin Allah mendengar apa yang kita katakan kepada-Nya melalui doa, kita juga harus siap mendengar apa yang dikatakan-Nya kepada kita melalui firman-Nya.
- 2. Meningkatnya pengharapannya. Sesudah menaikkan doa, ia menantikan sesuatu yang sangat besar dan sangat baik dari Allah yang mendengarkan doa. Setelah berdoa, kita harus memelihara doa-doa kita, dan menantikan jawabannya.
- Sekarang amatilah di sini:
- (1) Apa yang dijanjikannya kepada diri sendiri mengenai jawaban dari Allah atas doa-doanya: Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Ada orang-orang di dunia yang merupakan umat Allah yang disisihkan bagi-Nya, tunduk kepada-Nya, dan akan diselamatkan oleh-Nya. Semua umat-Nya adalah orang-orang yang dikasihi-Nya, dikuduskan melalui anugerah-Nya, dan diabdikan bagi kemuliaan-Nya. Orang-orang ini adakalanya kurang merasakan damai, di luar mereka ada banyak pergumulan dan di dalam batin penuh dengan ketakutan. Namun, cepat atau lambat, Allah akan berbicara kepada mereka. Kalaupun Ia tidak memberikan damai lahiriah, Ia akan memberikan damai batiniah dengan menyampaikannya ke dalam hati mereka dengan Roh-Nya yang telah membisikkan-Nya ke telinga mereka melalui firman dan para hamba-Nya. Ia akan membuat mereka bisa mendengar berita sukacita dan kesukaan.
- (2) Apa manfaat yang diperolehnya dari pengharapan ini.
- [1] Ia memperoleh penghiburan darinya, dan begitulah seharusnya dengan kita: “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, mendengar jaminan damai sejahtera yang diberikan-Nya sebagai jawaban atas doa.” Ketika Allah berbicara tentang damai, janganlah kita menutup telinga, tetapi menerimanya dengan rendah hati dan penuh rasa syukur.
- [2] Ia memperingatkan orang-orang yang dikasihi-Nya supaya menjalankan kewajiban yang diperlukan untuk memperoleh damai ini: Jangan mereka kembali kepada kebodohan. Karena hanya dengan persyaratan inilah, bukan dengan yang lain, damai bisa diharapkan. Hanya kepada orang-orang yang berpaling dari dosalah, damai dibicarakan. Sebaliknya, apabila mereka kembali berbuat dosa, maka itu adalah tanggungan mereka sendiri. Semua dosa merupakan kebodohan, terutama dosa kembali mengerjakan kebiasaan tercela. Sungguh merupakan kebodohan yang sangat mencolok untuk kembali berbuat dosa setelah kita sepertinya telah berpaling darinya, untuk kembali kepada dosa setelah Allah menyampaikan damai sejahtera. Allah memang menghendaki perdamaian, tetapi saat Ia berbicara, maka perkataan-Nya menjadi perang bagi orang-orang bodoh demikian.
- II. Di sini ada rincian mengenai jawaban damai sejahtera itu. Ia sama sekali tidak meragukan bahwa tidak lama lagi segala sesuatu akan pulih kembali. Oleh sebab itu ia memberi kita harapan yang menyenangkan perihal pertumbuhan keadaan jemaat di dalam kelima ayat terakhir mazmur ini. Ayat-ayat ini menggambarkan damai sejahtera dan kemakmuran yang akhirnya akan dilimpahkan Allah ke atas anak-anak tawanan yang setelah mengalami berbagai kesukaran dan pergolakan, akhirnya bisa menetap di negeri sendiri. Namun, hal ini juga boleh diartikan, baik sebagai janji bagi semua orang yang takut akan Allah dan yang menegakkan keadilan, bahwa mereka akan merasa tenteram dan bahagia, maupun sebagai nubuat tentang kerajaan Sang Mesias dan tentang berkat-berkat yang akan memperkaya kerajaan itu. Di sini terdapat,
- 1. Pertolongan yang sudah dekat (ay. 10): “Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat, dekat kepada kita, bahkan lebih dekat daripada yang kita sangka. Sebentar lagi keselamatan itu akan terlaksana saat waktu Allah tiba, sebesar apa pun kesukaran dan kesusahan yang kita alami, dan waktu-Nya tidak lama lagi.” Ketika orang Israel dituntut membuat batu bata sama banyaknya meskipun tidak diberi jerami lagi, datanglah Musa. Pertolongan itu dekat bagi semua orang yang takut akan Dia. Ketika masalah mendekat, keselamatan pun berada dekat. Sebaliknya, keselamatan menjauh dari orang-orang fasik ( 119:155). Hal ini cocok diterapkan kepada Kristus, sumber dari keselamatan kekal. Sungguh merupakan penghiburan bagi orang-orang kudus dari Perjanjian Lama, yang meskipun tidak sempat melihat penebusan di Yerusalem yang mereka nanti-nantikan itu, tetap merasa yakin bahwa keselamatan itu sudah dekat dan akan menjadi bagian semua orang yang takut akan Allah.
- 2. Kehormatan dipastikan: “Sehingga kemuliaan diam di negeri kita, supaya kita bisa meneguhkan dan menetapkan penyembahan kepada Allah di antara kita, karena itulah yang menjadi kemuliaan suatu negeri. Apabila tidak ada penyembahan, maka Ikabod – kemuliaan itu telah pergi. Di mana ada penyembahan, kemuliaan akan berdiam di situ.” Hal ini bisa mengacu kepada Mesias yang akan menjadi kemuliaan bagi Israel, umat-Nya, dan yang datang serta tinggal di antara mereka (Yoh. 1:4). Untuk alasan itulah negeri mereka disebut negerimu, ya Imanuel (Yes. 8:8).
- 3. Segala anugerah bertemu dan berpelukan penuh kebahagiaan (ay. 11-12): Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Hal ini bisa diartikan,
- (1) Sebagai pembaruan rakyat dan pembaruan pemerintahan. Bila keduanya mengalami pembaruan, maka semua anugerah akan tampak jelas dan penuh kuasa di dalam keduanya. Baik penguasa maupun rakyat akan murah hati dan setia, adil dan cinta damai. Tanpa kesetiaan dan kasih, segalanya akan hancur (Hos. 4:1; Yes. 59:14-15). Sebaliknya, apabila kesetiaan dan kasih bertemu dalam pengelolaan segala urusan, mempunyai tujuan, menegakkan hukum, apabila ada banyak kebenaran hingga tumbuh di mana-mana bak rumput yang muncul dari tanah, dan juga keadilan hingga tercurah bak hujan dari langit, maka segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Jika dalam setiap pertemuan kasih dan kesetiaan bertemu, dalam setiap pelukan keadilan serta damai sejahtera saling berciuman, dan kejujuran sudah menjadi umum, maka kemuliaan akan diam di negeri, sementara dosa kecurangan merupakan hal tercela bagi siapa pun.
- (2) Sebagai kembalinya perkenanan Allah, dan kelanjutannya. Ketika umat kembali kepada Allah dan melekat kepada-Nya dengan penuh hormat, Ia akan kembali kepada mereka dan tinggal bersama mereka dengan belas kasih-Nya. Sebagian orang memahaminya seperti ini, bahwa dengan demikian kesetiaan manusia bertemu dengan kasih Allah, dan keadilan manusia bertemu dengan damai sejahtera Allah. Jika Allah mendapati kita setia kepada-Nya, kepada sesama, dan kepada diri sendiri, maka kita akan mendapati Dia bermurah hati terhadap kita. Bila kita menyimpan keadilan di dalam hati nurani kita, kita akan menerima damai sejahtera. Jika kesetiaan akan tumbuh dari bumi, artinya (menurut uraian Dr. Hammond), tumbuh dari hati manusia, yaitu tanah yang baik bagi kesetiaan untuk bisa tumbuh subur, maka keadilan (yaitu kasih Allah) akan turun dari sorga, seperti matahari yang menyinari dunia ketika menyebarkan pengaruhnya atas hasil bumi dan memelihara pertumbuhannya.
- (3) Sebagai keselarasan sifat-sifat ilahi dalam pekerjaan Mesias. Di dalam Dia yang merupakan keselamatan dan juga kemuliaan kita, kasih dan kesetiaan bertemu. Kasih dan kesetiaan Allah, serta keadilan dan damai sejahtera-Nya akan bercium-ciuman. Artinya, perkara keselamatan kita yang luar biasa itu telah disusun dan direncanakan dengan begitu baik, hingga Allah menaruh belas kasihan terhadap orang berdosa yang malang dan berdamai dengan mereka, tanpa menyalahi kesetiaan dan keadilan-Nya. Dia memang bersungguh-sungguh dalam memberikan ancaman dan adil dalam pemerintahan-Nya, namun Ia juga mengampuni orang berdosa dan membawa mereka ke dalam kovenan dengan diri-Nya sendiri. Kristus, sebagai Pengantara, mempersatukan langit dan bumi kembali, yang tadinya berseteru karena dosa. Melalui Dia, kesetiaan akan tumbuh dari bumi, kesetiaan yang diperkenan Allah dalam batin, dan setelah itu, keadilan akan menjenguk dari langit. Karena Allah itu benar, dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Atau, ini juga menunjukkan bahwa di dalam kerajaan Mesias, semua anugerah ini akan tumbuh dengan subur, berjaya, dan memerintah atas semua.
- 4. Banyak hal yang didambakan akan diberikan (ay. 13): TUHAN akan memberikan kebaikan, segala sesuatu yang dipandang-Nya baik bagi kita. Semua hal baik datang dari kebaikan Allah, dan ketika kasih, kesetiaan, dan keadilan menanamkan pengaruh secara menyeluruh atas hati dan kehidupan manusia, segala sesuatu yang baik boleh diharapkan. Dengan demikian jika kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan (Mat. 6:33). Ketika kemuliaan Injil tinggal di negeri kita, maka kemuliaan itu akan bertambah-tambah, karena kesejahteraan jiwa akan menghasilkan kemakmuran lahiriah bersamanya, atau membuat ketiadaannya terasa manis ( 67:7).
- 5. Bimbingan yang pasti di jalan yang baik (ay. 14): Keadilan janji-Nya yang telah diberikan-Nya kepada kita dan menjamin kebahagiaan bagi kita, serta keadilan pengudusan, karya baik yang telah dikerjakan-Nya di dalam diri kita, semua ini akan berjalan di hadapan-Nyaguna mempersiapkan jalan bagi-Nya, baik untuk meningkatkan pengharapan kita akan perkenan-Nya maupun untuk melayakkan kita. Semua ini juga akan berjalan di hadapan kita dan menjadi pedoman kita untuk membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan bagi kita. Artinya, untuk membangkitkan pengharapan kita dan membimbing perilaku kita supaya kita dapat maju mendekati-Nya sementara Ia menghampiri kita di jalan kasih. Kristus, surya kebenaran itu, akan membawa kita kepada Allah, dan menempatkan kita di jalan yang menuju kepada-Nya. Yohanes Pembaptis, sang pengkhotbah keadilan itu, akan pergi sebelum Kristus untuk menyediakan jalan bagi-Nya. Keadilan merupakan pedoman yang pasti, baik dalam menjumpai Allah maupun dalam mengikuti Dia.
SH: Mzm 85:1-13 - Allah telah menyelamatkan. (Minggu, 23 Agustus 1998) Allah telah menyelamatkan.
Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya dari pembuangan. Keselamatan itu utuh dan total. Dosa diampuni, hak atas tanah dipulihk...
Allah telah menyelamatkan.
Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya dari pembuangan. Keselamatan itu utuh dan total. Dosa diampuni, hak atas tanah dipulihkan (ayat 85:1-3" context="true" vsf="TB">2-4). Masa lampau telah lalu, namun masa untuk memperbaiki akibat-akibat dosa yang menghancurkan itu kini terbentang menantang karya umat Allah. Desa dan kota yang tinggal puing-puing, tanah yang gersang tak siap untuk menghasilkan, kelumpuhan ekonomi; itulah yang kini mereka gumuli dalam doa di hadapan kasih setia Tuhan. Pengampunan memang penting dan vital tetapi bukan segala-galanya. Kini mereka memerlukan keyakinan dan kekuatan bahwa Tuhan yang telah mengampuni dan memulihkan itu akan memampukan mereka membangun kehidupan baru bersama-Nya (ayat 85:10-13" context="true" vsf="TB">11-14).
Arti keselamatan. "Selamat" istilah Indonesia untuk salam atau syalom mengandung arti sangat luas. Akibat hubungan mesra umat dengan Tuhan, umat menjalani kehidupan yang serasi de-ngan kehendak Allah dan berkat penyertaan Allah mengalir ke segala segi kehidupan. Ketenangan jiwa, keserasian sosial, kualitas hidup terhormat, kemakmuran merata, dlsb. adalah bagian yang tercakup dalam keselamatan. Ketika Israel balik kembali dari pembuangan, pengalaman pertama mereka adalah diampuni Tuhan. Pengalaman berikut adalah tantangan bahwa mereka harus bertindak dalam iman yang taat untuk membangun kembali kehidupan ekonomi-sosial-politik yang telah hancur sebelumnya. Banyak keluh kesah dalam hidup ini dilontarkan orang. Banyak doa permohonan ampun atas dosa-dosa yang terjadi di antara bangsa Indonesia telah kita tujukan kepada Tuhan. Dalam terang janji firman-Nya, kita tahu bahwa Dia mengampuni. Namun akibat-akibat buruk dosa-dosa itu tidak dapat lenyap begitu saja. Kita ditantang untuk berusaha keras menata kembali kehidupan bermasyarakat, bekerja, bersosial-politik yang berintikan takut akan Tuhan (ayat 85:10-11" context="true" vsf="TB">11-12). Sebagai orang yang memahami kebenaran firman, Kristen seharusnya lebih aktif bersinar di tengah situasi sekarang ini. Saksikan Kristus dan wujudkan karya iman kita!
SH: Mzm 85:1-13 - Anjing yang kembali ke muntahannya (Minggu, 4 November 2001) Anjing yang kembali ke muntahannya
Kehidupan orang percaya seringkali masih jatuh bangun di
dalam dosa. Memang proses penyucian merupakan lorong yan...
Anjing yang kembali ke muntahannya
Kehidupan orang percaya seringkali masih jatuh bangun di dalam dosa. Memang proses penyucian merupakan lorong yang sempit dan sulit dilewati.
Mazmur 85 adalah doa bangsa Israel untuk kembali meminta belas
kasihan Allah. Mereka mengingat pemulihan yang Allah lakukan
setelah mereka dihukum akibat dosa-dosa mereka (ayat 2-4).
Mungkin hal ini mengacu pada peristiwa pascapembuangan
Babilonia. Kini mereka memohon lagi pada Allah agar Ia
menyingkirkan murka-Nya berdasarkan kasih setia-Nya (ayat
Bangsa Israel tidak memberikan contoh yang baik ketika menyia- nyiakan pengampunan Tuhan. Namun demikian, mereka tidak tenggelam dalam rasa bersalah dan penghukuman. Mereka menyadari dosa mereka dan berbalik pada Tuhan. Tentu mereka malu ketika sekali lagi harus meminta pertolongan Allah yang mereka sakiti hati-Nya. Mereka tahu bahwa Allah akan memberikan keselamatan-Nya pada orang-orang yang takut akan Dia (ayat 10). Kini mereka harus mendengarkan firman Tuhan agar tidak bebal seperti anjing yang kembali ke muntahannya (ayat 9).
Pada akhirnya, doa dan harapan dalam ayat 5-8 akan dijawab dengan
kondisi shalom, sebagaimana diimani bangsa Israel (ayat
Renungkan: Ketika Anda kembali jatuh ke dalam dosa, beranilah berharap pada kasih setia dan keselamatan dari Allah. Berbaliklah pada-Nya, dan dengan anugerah Tuhan, jangan berbuat dosa lagi!
SH: Mzm 85:1-13 - Kemarin, kini, kelak (Rabu, 28 September 2005) Kemarin, kini, kelak
Doa dalam mazmur ini mungkin dipanjatkan dalam era pasca
pembuangan. Era itu masa kesulitan. Mereka harus membangun di
...
Kemarin, kini, kelak
Doa dalam mazmur ini mungkin dipanjatkan dalam era pasca pembuangan. Era itu masa kesulitan. Mereka harus membangun di atas puing-puing kehancuran, akibat dari ketidaksetiaan mereka terhadap Tuhan. Memang mereka sudah kembali dari pembuangan, namun Bait Allah seolah hampa hadirat-Nya. Tanah masih belum memberi hasil, juga kedamaian seolah masih jauh dari pengalaman nyata mereka. Realitas mereka waktu itu menyatakan bahwa sesudah pemulihan awal itu mereka masih memerlukan pemulihan lanjutan dari Allah.
Pada situasi demikian umat mengingat kembali bahwa Allah adalah pemulih, pengampun yang di masa lalu telah reda dari murka-Nya (ayat 2-4). Pemazmur juga mengacu kepada sabda pelihat yang menatap ke depan (ayat 9), yang menyatakan bahwa syalom akan terwujud dalam pengalaman nyata mereka (ayat 10-14). Dalam kepedihan pertobatan, timbul ingatan akan kasih setia Tuhan, juga kecermatan menatap penuh hasrat ke saat ketika syalom diwujudkan Allah di bumi ini. Dalam kaitan dengan dua keyakinan itulah pemazmur menaikkan permohonannya agar Allah memulihkan mereka dan meniadakan murka-Nya atas mereka (ayat 5-8).
Kegagalan dengan segala akibat pahitnya, juga kebutuh-an akan pemulihan Allah yang berkesinambungan bukan saja pengalaman umat Perjanjian Lama, tetapi juga kita kini. Tokoh-tokoh Kristen seperti Thomas a Kempis, Oliver Cromwell menarik pelajaran penting dari mazmur ini. Se-perti mereka, kita patut secara serius menghayati pertobatan dan kerinduan akan terwujudnya kesetiaan dan pemerintahan Allah yang dulu pernah Ia nyatakan dan yang kelak akan Ia genapkan, menjadi pengalaman nyata kita kini.
Renungkan: Kemarin, kini, dan kelak Allah tidak berubah dalam kesetiaan-Nya dan pasti merampungkan rencana-rencana kekal-Nya. Sepanjang masa kehidupan kita bisa menjadi bermakna dan bertujuan bila kita menghayati kebenaran ini.
SH: Mzm 85:1-13 - Bertobat agar dipulihkan (Selasa, 10 November 2009) Bertobat agar dipulihkan
Tak putus dirundung malang". Mungkin inilah pepatah yang tepat untuk
menggambarkan situasi yang dialami oleh bangsa Ind...
Bertobat agar dipulihkan
Tak putus dirundung malang". Mungkin inilah pepatah yang tepat untuk menggambarkan situasi yang dialami oleh bangsa Indonesia. Berbagai macam persoalan dan penderitaan datang silih berganti. Tak sedikit orang yang mulai merasakan frustasi dan depresi. Para pemimpin dan elit politik lebih sering memakai masalah yang terjadi untuk menjatuhkan kinerja pemimpin yang menjadi lawan politiknya. Yang paling memprihatinkan adalah ketika mereka memanfaatkan penderitaan rakyat untuk kepentingan politiknya. Bagaimana menghadapi persoalan kompleks ini?
Menghadapi persoalan yang berat, pemazmur memilih untuk tidak menyalahkan atau memojokkan pihak lain. Dengan penuh kerendahan hati dan bahkan penyesalan yang mendalam, ia datang pada Tuhan dan mengakui segala kelalaian, pelanggaran, ketidaksetiaan, dan ketidaktaatan pada Tuhan. Ia menyadari dan mengakui bahwa apa yang terjadi pada bangsanya saat itu, adalah karena pilihan bangsanya sendiri untuk menjauh dari Tuhan. Ia tidak menyalahkan orang lain, apalagi Tuhan. Ia sadar betul bahwa persoalan bangsanya saat ini adalah karena perbuatan mereka sendiri (ayat 2-8). Dari apa yang ia ungkapkan, terlihat bahwa ia meyakini, bahkan sangat optimis bahwa Tuhan akan memulihkan bangsanya, karena telah terbukti betapa besarnya kasih Allah pada manusia. Bagi pemazmur, pemulihan bangsa hanya terjadi apabila Tuhan mengampuni dosanya dan dosa bangsanya (ayat 10-14). Sebagai bentuk komitmennya yang baru, pemazmur berjanji untuk selalu mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya (ayat 8).
Ingin bangsa Indonesia pulih dan mengalami kesejahteraan? Bertobatlah. Hanya Tuhan yang sanggup memulihkan bangsa kita. Jangan saling menyalahkan apalagi mencari kesalahan orang lain. Kita harus BERTOBAT! Akui segala kelalaian, pelanggaran, ketidak setiaan, dan ketidaktaatan pada Tuhan. Lalu tunjukkan perubahan hidup yang sesungguhnya dalam ketaatan pada firman Tuhan.
SH: Mzm 85:1-13 - Janji syalom Tuhan (Minggu, 18 November 2012) Janji syalom Tuhan
Hidup terus bergulir dari masa lampau ke masa kini menuju masa depan. Masa kini jadi masa lampau dan masa depan jadi kenyataan. Da...
Janji syalom Tuhan
Hidup terus bergulir dari masa lampau ke masa kini menuju masa depan. Masa kini jadi masa lampau dan masa depan jadi kenyataan. Dalam progres waktu, memori manusia berperan penting. Manusia mampu mengingat masa lalu, yang manis maupun yang pahit, untuk dijadikan pegangan menghadapi masa kini juga masa depan. Pengalaman pahit masa lalu, bisa membuat orang lebih berhati-hati menjalani masa kini dan mengantisipasi masa datang. Namun, bisa juga pengalaman buruk masa lampau membuat kelumpuhan dalam menjalani masa kini apalagi masa depan. Belum lagi faktor kesalahan manusiawi dalam memori manusia. Kuncinya tentu bukan pada memori manusia, tetapi pada Allah yang hadir dalam sejarah umat-Nya.
Syukur kepada Allah, walau situasi pemazmur saat itu tidak ideal (5-8), jauh dari pengalaman dipelihara dan dipulihkan Allah (2-4), pemazmur masih mampu melihat ke depan dan meyakini syalom Allah akan dinyatakan (9-14)! Ya, janji Allah adalah pegangan pemazmur tatkala memori hanya dapat mengakui apa yang telah terjadi tanpa mampu menggiringnya ke masa sekarang apalagi masa depan.
Sebaliknya pengenalan akan Allah yang berkehendak memberikan syalom kepada umat-Nya menjadi kekuatan untuk menjalani masa kini dan menyongsong masa depan yang gemilang. Syalom Allah bukan hanya keselamatan dari musuh, tetapi juga penegakan keadilan di dalam negeri serta kesejahteraan umat.
Bagi umat Tuhan masa kini, ingatan akan kebaikan Allah haruslah ditumpukan pada karya salib Kristus 2000 tahun silam. Di situlah "kasih dan kesetiaan [telah] bertemu, keadilan dan damai sejahtera [telah] bercium-ciuman". Catatan sejarah keselamatan itu merupakan janji syalom Allah yang dapat dialami umat sepanjang zaman. Maka kita berani menyongsong masa depan kedatangan Dia kembali yang membawa penyempurnaan!
SH: Mzm 85:1-13 - Doa untuk Pemulihan Israel (Minggu, 6 November 2016) Doa untuk Pemulihan Israel
Sungguh menarik memerhatikan doa yang dinaikkan bagi umat Israel hari ini. Mazmur 85 mengisahkan kembali pengalaman hidup ...
Doa untuk Pemulihan Israel
Sungguh menarik memerhatikan doa yang dinaikkan bagi umat Israel hari ini. Mazmur 85 mengisahkan kembali pengalaman hidup Israel pascapembuangan di Babel. Pemazmur memulai doanya dengan syukur. Perhatikanlah ayat 2-4! Semua ayat dimulai dengan kata "Engkau", ada enam kata "telah" yang dipakai, dan semua kata kerja yang digunakan berbentuk aktif. Jelas, orang Israel menyadari bahwa kepulangan mereka merupakan inisiatif Allah semata.
Kisah kepulangan Israel dari tanah pembuangan sungguh ajaib. Orang Israel tidak pernah menyangka bahwa raja Media Persia (Koresy) yang berhasil menaklukkan Babel memperkenankan mereka pulang ke Yerusalem. Ini peristiwa yang tidak masuk akal bagi umat Israel pada waktu itu. Seperti mimpi rasanya. Bayangkan penguasa baru memberikan kesempatan kepada bangsa Yahudi pulang ke tanah leluhurnya! Jika pada keluaran dari Mesir, mereka dituntun oleh Musa-ada negosiasi dengan Firaun; maka pada keluaran kedua ini mereka tidak berbuat apa-apa. Dan mereka mengakui semua itu sebagai anugerah TUHAN.
Namun, optimisme yang mereka miliki ketika keluar dari negeri Babel harus berhadapan dengan situasi konkret-Yerusalem telah hancur total dan tinggal puing-puing. Menghadapi kenyataan itu, umat berseru dengan suara nyaring, "Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami..." (5). Mereka menyadari bahwa tanpa penyertaan Tuhan, tidaklah mungkin mereka sampai ke Yerusalem. Hanya karena pertolongan Tuhan, mereka akan dimampukan membangun Yerusalem kembali. Dasar dari proses pembangunan Yerusaelam adalah kerinduan untuk mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah (9).
Keberadaan kita sejatinya merupakan anugerah Tuhan semata. Satu-satunya cara agar kita dapat bertahan dalam menghadapi persoalan hidup ialah keinginan untuk senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Dalam segala keputusan yang diambil, kita tidak hanya mendengarkan pendapat kita sendiri, tetapi secara serius mempersilakan Tuhan bicara dan mendengarkan-Nya. [CC]
SH: Mzm 85:1-13 - Pemulihan yang Mendatangkan Sukacita (Sabtu, 30 November 2019) Pemulihan yang Mendatangkan Sukacita
Pemulihan merupakan salah satu kebutuhan dan kerinduan terpenting dalam kehidupan manusia. Setiap saat manusia m...
Pemulihan yang Mendatangkan Sukacita
Pemulihan merupakan salah satu kebutuhan dan kerinduan terpenting dalam kehidupan manusia. Setiap saat manusia memerlukan pemulihan. Ada yang ingin dipulihkan dari sakit penyakit; dari hubungan rumah tangga dan sesama yang retak; dari keterpurukan ekonomi, dan masih banyak lagi. Namun, ada satu pemulihan yang dapat mendatangkan sukacita dalam kehidupan kita, yaitu pemulihan hubungan dengan Allah.
Pemazmur menyadari dan mensyukuri bahwa Allah berkenan memulihkan dan mengampuni umat-Nya karena amarah Allah terhadap keberdosaan umat-Nya telah reda (2-4). Pemazmur juga menyadari bahwa pemulihan dari Allah itu senantiasa dibutuhkan oleh manusia. Dalam kelemahannya, manusia selalu jatuh dalam dosa. Itu sebabnya, setiap saat manusia, baik disengaja maupun tidak, dapat menyakiti hati Allah dan merusak relasi yang selama ini telah dibangun bersama Allah.
Karena itu, pemazmur terus berdoa kepada Tuhan supaya Dia memulihkan keadaan umat-Nya (5-8). Pemazmur memohon agar Tuhan tidak hanya meniadakan sakit hati dan murka-Nya, tetapi juga menghidupkan dan mengasihi umat-Nya kembali supaya tetap dalam relasi yang diperkenan-Nya. Bagi pemazmur, pemulihan dan kasih Allah ini merupakan sukacita yang tak ternilai dalam kehidupan manusia.
Pemulihan kondisi seperti apa yang paling Anda rindukan saat ini di hadapan Tuhan? Tidak ada yang salah jika kita mengharapkan disembuhkan dari sakit penyakit, kondisi keuangan yang sulit, dan hubungan antar sesama yang rumit. Keinginan seperti itu lumrah dan manusiawi. Namun, jangan sampai kondisi di atas membuat kita lupa pada prinsip kebenaran yang lebih penting, yaitu kondisi keberdosaan kita. Dosa membuat relasi kita semakin jauh dari Tuhan; iman kita goyah karena masalah duniawi. Sukacita terbesar kita adalah ketika mengalami pemulihan dari Tuhan karena Ia akan memampukan kita menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita.
Doa: Pulihkanlah hidup kami, agar kami dapat menikmati kasih dan rahmat-Mu. [AB]
Baca Gali Alkitab 5
Daud adalah seorang yang mempunyai iman yang teguh kepada Allah. Dalam segala pergumulannya, hatinya senantiasa terarah kepada Allah. Bahkan, ia adalah salah satu tokoh teladan iman dalam Surat Ibrani (lih. Ibr. 11:32). Allah juga menyebutnya sebagai orang yang berkenan di hati-Nya (lih. Kis. 13:22). Jarang sekali ada tokoh Alkitab lainnya yang mendapatkan predikat seperti ini.
Daud adalah seorang yang tulus dan jujur di hadapan Allah. Ia takut kepada Allah. Dalam mazmurnya, kita dapat melihat kejernihan imannya. Betapa Allah menjadi cinta dan kekuatan satu-satunya bagi Daud. Allah sungguh berkenan kepada-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang menjadi permohonan Daud yang pertama dalam doanya ini (1-7)?
2. Apa yang menjadi pengakuan iman Daud terhadap Allah (8-10)?
3. Apa yang menjadi kerinduan Daud terhadap Allah (11-13)?
4. Apa yang Daud doakan terhadap para musuhnya (14-17)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Allah terkadang mengizinkan pergumulan berat hadir sebagai ujian iman, bagaimana Anda bertahan dan melewati semuanya?
2. Apakah Anda merasa Tuhan pernah merancangkan yang jelek dan mencelakakan terhadap hidup Anda?
Apa respons Anda?
1. Pernahkah Anda bergumul berat dan meninggalkan Tuhan? Apakah yang kemudian Allah lakukan kepada Anda?
2. Pernahkah Anda mensyukuri semua pergumulan berat yang diizinkan Allah terhadap Anda? Apakah Anda sudah menemukan tujuan Allah mengizinkan semua itu?
Pokok Doa:
Kiranya Tuhan memberi kepekaan hati untuk mengerti apa yang sedang terjadi dalam hidup.
Utley -> Mzm 85:8-13
Utley: Mzm 85:8-13 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 85:8-138 (85-9) Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai ke...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 85:8-13
8 (85-9) Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi- Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? 9 (85-10) Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. 10 (85-11) Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. 11 (85-12) Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. 12 (85-13) Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. 13 (85-14) Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.
Mazm 85:8-13 Bait ini adalah jawaban terhadap doa-doa pemazmur. Dia ingin Tuhan berbicara padanya ("Aku mau mendengar," BDB 1033, KB 1570, Qal COHORTATIVE). Dia akan meneruskan pesan / visi.
- 1. perdamaian ke
- a. umat-Nya
- b. yang dikasihi-Nya (BDB 339)
- 2. keselamatan-Nya dekat
- 3. kemuliaan diam di negeri mereka (yaitu, kehadiran pribadi YHWH, seperti awan Shekinah, tapi di sini di Bait Allah, Mazm 63:2; 102:15-16)
- 4. kasih dan kesetiaan akan bertemu
- 5. keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman
- 6. kesetiaan akan tumbuh dari bumi
- 7. keadilan akan menjenguk dari langit
- 8. YHWH akan memberikan kebaikan
- 9. keadilan akan berjalan di depan-Nya
Tetapi perhatikan kondisi-kondisinya.
- 1. jangan mereka kembali kepada kebodohan (BDB 493) - BDB 996, KB 1427, Qal IMPERFECT digunakan dalam pengertian JUSSIVE
- 2. orang yang takut pada-Nya / menghormati-Nya (Topik Khusus: Takut)
Bahkan ada kemungkinan "kepada orang-orang yang dikasihi-Nya" dari Mazm 85:8b juga merupakan kondisi bagi perdamaian. Tidak ada damai terlepas dari hubungan yang benar dengan Tuhan dan kemudian orang lain.
Juga Mazm 85:11 berbicara tentang kesetiaan sebagai syarat bagi kebenaran Allah (yaitu, Allah sendiri) untuk memandang dari surga.
Mazmur Mazm 85:10-11 adalah semacam citra yang kuat tentang umat Allah. Atribut-atribut ini dipersonifikasikan sebagai datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-Nya.
- 1. pemulihan dari pembuangan
- 2. menghentikan kekeringan
- 3. puncak eskatologis (Topik Khusus: Rencana Penebusan Kekal YHWH)
Mazm 85:8 "Allah, TUHAN" Ini adalah El ditambah YHWH. Biasanya ini adalah YHWH Elohim, seperti dalam Kej 2:4 (YHWH Elohim). The NJB melihat dua nama bagi Allah ini sebagai memperkenalkan baris-baris paralel.
"Apa pesan Tuhan?"
"Pesan Yahweh adalah perdamaian."
Pendekatan yang sama ini diikuti oleh AB (hal. 285).
□ "jangan mereka kembali kepada kebodohan" Ini mencerminkan MT. LXX memahami frasa tersebut sebagai "dan kepada orang-orang yang memalingkan hati mereka kepada-Nya." Proyek Naskah UBS (hal. 345) memberikan MT peringkat "C" (yaitu, cukup meragukan).
Mazm 85:12 Janji pertanian yang melimpah terkait dengan ketaatan perjanjian (yaitu, Im 26; Ul 27; 28; 29; 30). AB melihat Mazmur ini sebagai seruan pra-pembuangan agar turun hujan di tengah kekeringan. Alkitab Studi Yahudi (hal. 1377) melihat Mazmur ini sebagai suatu permohonan untuk pemulihan umat Allah ke Kanaan. Hal ini didasarkan pada
- 1. "tanah" di Mazm 85:1,9-12
- 2. "memulihkan keadaan," seperti yang digunakan dalam Yer 30:3,18; Am 9:14
- 3. Mazm 85:7, merujuk ke Bait Suci yang dipulihkan}
□ "hal yang baik" Merujuk pada apakah ini?
- 1. pembebasan - Kel 18:9
- 2. berkat - Mazm 34:10
- 3. Kanaan - Kel 3:8; Deut. 1:35; 3:25; 4:21-22; 8:7,10; Yos 23:13
- 4. kebaikan yang tidak ditentukan dari YHWH bagi mereka yang mematuhi perjanjian-Nya - Mazm 84:11
Mungkin saja itu adalah ambiguitas yang disengaja yang berarti peyediaann Allah dalam setiap bidang yang dibutuhkan. (Mazm 67:6) di sini, pertanian yang melimpah).
Mazm 85:13 PL sering menggunakan citra dari "cara", "jalan," "jalan raya" untuk menunjukkan tindakan Allah dan manusia (yaitu, Mazm 25:4,8,9,10,12,15). Kehidupan spiritual dicirikan sebagai "jalan"!
Kebenaran sekali lagi dipersonifikasikan (Mazm 85:10-11). sebagai pewarta (Mazm 85:8) yang berjalan mendahului Israel yang menyerukan kabar baik dari kasih, pemeliharaan, perlindungan, dan kehadiran dengan umat-Nya setelah pengasingan atau kekeringan. Jerome Bible Commentary (hal. 591) melihatnya sebagai kemungkinan referensi eskatologis.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.