Teks -- 1 Yohanes 3:22 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 3:22
Full Life: 1Yoh 3:22 - KARENA KITA MENURUTI SEGALA PERINTAH-NYA.
Nas : 1Yoh 3:22
Mengapa ada doa yang dijawab dan yang lain tidak? Yohanes menyatakan
bahwa kehidupan doa yang efektif berkaitan dengan pengabdian k...
Nas : 1Yoh 3:22
Mengapa ada doa yang dijawab dan yang lain tidak? Yohanes menyatakan bahwa kehidupan doa yang efektif berkaitan dengan pengabdian kita terhadap Allah. Menaati, mengasihi, dan menyenangkan Allah (Yoh 8:29; 2Kor 5:9; Ef 5:10; Ibr 13:21) adalah syarat yang sangat diperlukan untuk menerima apa yang kita minta dalam doa (bd. Mazm 50:14-15; Ams 15:29; Yes 59:1-2; Mat 6:15; Mr 11:25; Yak 5:16;
lihat art. BERDOA DENGAN EFEKTIF).
Jerusalem -> 1Yoh 3:12--4:6
Jerusalem: 1Yoh 3:12--4:6 - -- Dalam bagian ini anak-anak Allah yang hidup dalam kebenaran dan kasih, diperlawankan dengan dunia tempat dosa dan kebencian berkuasa.
Dalam bagian ini anak-anak Allah yang hidup dalam kebenaran dan kasih, diperlawankan dengan dunia tempat dosa dan kebencian berkuasa.
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 3:22
Ref. Silang FULL: 1Yoh 3:22 - kita minta // segala perintah-Nya // berkenan kepada-Nya · kita minta: Mat 7:7; Mat 7:7
· segala perintah-Nya: Yoh 14:15; Yoh 14:15
· berkenan kepada-Nya: Yoh 8:29; Ibr 13:21
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 3:20-22
Matthew Henry: 1Yoh 3:20-22 - Kesaksian Hati Nurani Kesaksian Hati Nurani (3:20-22)
Setelah menyiratkan bahwa bisa saja ada, bahkan di antara kita, hak istimewa seperti jaminan atau keyakinan hati ya...
Kesaksian Hati Nurani (3:20-22)
- Setelah menyiratkan bahwa bisa saja ada, bahkan di antara kita, hak istimewa seperti jaminan atau keyakinan hati yang benar di hadapan Allah, Rasul Yohanes melanjutkan di sini,
- I. Untuk menegakkan pengadilan hati nurani, dan menegaskan kewenangannya: Sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu (ay. 20). Hati kita di sini adalah kekuatan kita untuk memberi penilaian dengan bercermin pada diri sendiri. Kemampuan yang luhur dan mulia yang dengannya kita dapat mengenal diri kita sendiri, roh kita, kecenderungan-kecenderungan kita, dan tindakan-tindakan kita, dan sesuai dengan pengenalan itu kita dapat menjatuhkan penghakiman atas keadaan kita di hadapan Allah. Sama pula halnya dengan hati nurani, atau kekuatan moral dari kesadaran diri. Kekuatan ini dapat bertindak sebagai saksi, hakim, dan pelaksana hukum. Kekuatan itu entah menuduh atau membela, menghukum atau membenarkan. Kekuatan itu diatur dan ditempatkan untuk melakukan pekerjaan ini oleh Allah sendiri: roh manusia, dengan dimampukan dan diberdayakan seperti itu, adalah pelita TUHAN, terang yang dinyalakan dan ditempatkan oleh Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya, memeriksa dan mengamati bagian penetralia – relung-relung hati dan rahasia-rahasia manusia batiniah (Ams. 20:27). Hati nurani adalah wakil Allah, menegakkan pengadilan dalam nama-Nya, dan bertindak untuk Dia. Memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah (1Ptr. 3:21). Allah adalah Hakim Utama dari pengadilan itu: Jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita, lebih tinggi kedudukan-Nya daripada hati dan nurani kita dalam kuasa dan penghakiman. Karena itulah tindakan dan keputusan pengadilan hati nurani merupakan tindakan dan keputusan Allah. Karena,
- 1. Jika hati nurani menghukum kita, maka Allah juga demikian: Sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu (ay. 20). Allah adalah saksi yang lebih besar daripada hati nurani kita, dan lebih mengetahui sesuatu yang menentang kita daripada hati nurani kita: Ia mengetahui segala sesuatu. Ia Hakim yang lebih besar daripada hati nurani. Sebab, sebagai yang tertinggi, penghakiman-Nya akan tetap, dan akan terlaksana pada akhirnya dan sepenuhnya. Tampak bahwa ini merupakan rancangan dari seorang rasul lain ketika ia berkata, sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, yaitu dalam hal di mana aku dikecam oleh sebagian orang. “Aku tidak sadar akan tipu muslihat apa pun, tidak pula membiarkan diri berlaku tidak setia dalam pekerjaan mengurus dan melayani jemaat. Tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Bukan oleh hati nuraniku sendiri aku harus berdiri atau jatuh pada akhirnya. Pembenaran atau keputusan yang membenarkan dari suara hati nuraniku, atau kesadaran diriku, tidak akan menentukan perselisihan antara kamu dan aku. Sama seperti kamu tidak bersandar pada penilaian hati nurani, demikian pula kamu tidak akan ditentukan oleh keputusannya. Dia, yang menghakimi aku (yang menghakimi aku pada akhirnya dan dengan kuasa tertinggi), dan yang penghakiman-Nya akan menentukan kamu dan aku, ialah Tuhan” (1Kor. 4:4). Atau,
- 2. Jika hati nurani membebaskan kita, maka Allah pun demikian: Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah (ay. 21), maka kita mendapat jaminan bahwa Ia menerima kita sekarang, dan akan membebaskan kita pada hari penghakiman terakhir. Akan tetapi, mungkin ada jiwa yang lancang akan berkata di sini, “Aku senang dengan hal ini. Hatiku tidak menuduhku, dan karena itu aku dapat menyimpulkan bahwa Allah juga tidak.” Seperti juga, sebaliknya, dalam ayat sebelumnya, mungkin ada jiwa yang saleh dan gemetar akan segera berteriak, “Semoga saja ini tidak benar! Tetapi hati nuraniku menuduhku, dan kalau begitu apakah sudah pasti aku harus menantikan penghukuman Allah?” Tetapi hendaklah orang-orang seperti itu tahu bahwa kekeliruan-kekeliruan saksi tidak diperhitungkan di sini sebagai tindakan pengadilan. Kebodohan, kekeliruan, prasangka, keberpihakan, dan kelancangan dapat dikatakan sebagai kesalahan-kesalahan para petugas pengadilan, atau para pelayan hakim (seperti pikiran, kehendak, nafsu, amarah, keinginan daging, atau otak yang kacau), atau hal-hal demikian dari juri, yang memberikan putusan keliru, dan bukan kesalahan hakim itu sendiri. Hati nurani – syneidēsis sepantasnya adalah kesadaran diri. Tindakan-tindakan yang bodoh dan salah bukanlah tindakan-tindakan kesadaran diri, melainkan tindakan dari suatu kekuatan yang salah. Pengadilan hati nurani di sini dijelaskan dalam prosesnya, sesuai dengan pendiriannya pada awal mula oleh Allah sendiri. Dan sesuai dengan proses itu, apa yang terikat dalam hati nurani terikat juga di sorga. Oleh sebab itu, hendaklah hati nurani didengar, berhikmat, dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
- II. Untuk menunjukkan hak istimewa orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik di hadapan Allah. Mereka memiliki kepentingan di sorga dan di pengadilan yang di atas. Tuntutan-tuntutan mereka didengar di sana: Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya (ay. 22). Di sini dianggap bahwa orang-orang yang memohon tidak menginginkan, atau tidak berniat menginginkan, apa saja yang bertentangan dengan kehormatan dan kemuliaan pengadilan yang di atas itu, atau kebaikan rohani yang mereka niatkan sendiri. Karena itu mereka bisa yakin akan menerima hal-hal baik yang mereka minta. Anggapan ini sangat tepat berlaku bagi orang-orang yang memohon itu, atau bahwa mereka dianggap pasti akan menerima hal-hal baik yang mereka minta, mengingat bahwa mereka memenuhi syarat dan telah melakukan perbuatan baik: Karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya (ay. 22). Jiwa-jiwa yang patuh dipersiapkan untuk menerima berkat, dan mereka dijanjikan akan didengar. Tetapi, siapa yang melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah tidak bisa berharap bahwa Allah akan menyenangkan mereka dengan mendengar dan menjawab doa-doa mereka (Mzm. 66:18; Ams. 28:9).
SH: 1Yoh 3:19-24 - Keberanian berdoa di hadapan Allah (Sabtu, 6 Desember 2003) Keberanian berdoa di hadapan Allah
Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa.
Tanda yang tampak dari anak-anak Allah adala...
Keberanian berdoa di hadapan Allah
Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang tampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, tidak mengasihi saudara seiman dan manusia lainnya seperti Kristus mengasihi manusia. Jika demikian apakah masih layak disebut anak-anak Allah?
Yohanes menasihatkan untuk tidak mendengar suara hati. Allah lebih mengenal kita dari pada kita mengenal diri sendiri (ayat 20). Oleh karena itu sepatutnyalah kita menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian hati melainkan pada belas kasihan Allah. Allah yang menilai bukan suara hati. Betapapun kuat dan hebatnya suara hati menuduh, kita dapat menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Inilah dasar keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (ayat 21). Di samping itu, kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan yang berkenan pada-Nya (ayat 22). Ini merupakan bukti bahwa kita memiliki relasi dengan Allah yaitu relasi yang dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (ayat 23). Tetapi perlu kita sadari bahwa kasih hanya muncul jika atau karena percaya pada Yesus. Jadi, hanya yang percaya pada Yesus Kristus dan yang mengasihi sesama sajalah yang disebut orang Kristen. Kasih adalah bukti kelihatan bahwa seseorang percaya pada Yesus.
Ada satu hal lagi yang dikatakan Yohanes yaitu bahwa Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita (ayat 24). Roh yang diberikan pada kita merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jadi Yohanes mendorong orang percaya untuk memperdalam relasi dengan Allah sehingga memiliki keberanian yang semakin kuat untuk menghampiri dan meminta apa saja pada Allah dalam doa.
Renungkan: Relasi mendalam dan intim dengan Allah membuahkan doa yang berani meminta apa saja kepada-Nya.
SH: 1Yoh 3:19-24 - Mengasihi dalam Kebenaran (Sabtu, 31 Juli 2021) Mengasihi dalam Kebenaran
Bagi penulis surat Yohanes, tindakan saling mengasihi tidak bisa lepas dari tindakan percaya kepada Tuhan Yesus. Saling men...
Mengasihi dalam Kebenaran
Bagi penulis surat Yohanes, tindakan saling mengasihi tidak bisa lepas dari tindakan percaya kepada Tuhan Yesus. Saling mengasihi tidak sekadar diwujudkan dengan perkataan, melainkan harus dilakukan dalam kebenaran (18). Perintah untuk percaya kepada nama Yesus Kristus (23) menekankan kesatuan antara iman dan perbuatan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus dengan menunjukkan perbuatan mengasihi Allah dan sesama.
Mengasihi juga berkaitan dengan kebenaran. Kebenaran adalah lawan dari dusta dan tipu muslihat. Maksudnya, tidak ada lagi kepalsuan. Benar juga berarti utuh. Kebenaran juga melekat pada keberadaan Allah. Dengan demikian, mengasihi dalam kebenaran adalah mengasihi secara utuh dan tanpa kepalsuan di dalam Allah. Mengasihi seperti inilah yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita.
Mengasihi dalam kebenaran adalah ciri khas anak-anak Allah sebab mereka berasal dari kebenaran. Mengasihi adalah tanda nyata bahwa anak-anak Allah ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam mereka. Mengasihi adalah cara hidup anak-anak Allah untuk mencapai keintiman dengan Allah. Dengan demikian, mengasihi menjadi bukti bahwa anak-anak Allah melakukan perbuatan yang berkenan kepada-Nya.
Mungkin kita perlu bertanya tentang motivasi kita dalam mengasihi. Apa yang menjadi motivasi kita dalam mengasihi Allah dan sesama? Adakah hal tertentu yang tersembunyi yang menggerakkan kita untuk berkorban bagi orang lain?
Bagaikan fenomena gunung es, puncaknya terlihat, namun dasarnya sangat dalam tak terlihat. Demikianlah motivasi di balik tindakan mengasihi, kebenarannya merupakan dasar yang sangat dalam, jauh dari jangkauan untuk terlihat. Dasar yang tidak terlihat ini lebih besar daripada yang terlihat.
Orang lain bisa saja memuji kita karena merasakan kebaikan dan pengorbanan yang kita lakukan. Namun, apakah mereka mengetahui motivasi di balik tindakan kita itu? Mari kita memurnikan motivasi kita dan sungguh-sungguh mengasihi. Biarlah Allah dan sesama kita tidak menemukan kepalsuan di dalam diri kita. [JMH]
Baca Gali Alkitab 5
Yohanes bersikeras pada pentingnya memiliki pemahaman yang benar mengenai Yesus dan mengasihi satu sama lain. Pemaparan yang diberikannya mengenai kasih berakar pada keyakinannya bahwa kebenaran tentang Yesus terletak pada perwujudan kasih Allah di dalam diri-Nya. Allah menyatakan Diri-Nya secara terbuka kepada umat-Nya dan memberikan hidup yang kekal.
Yohanes mengingatkan para pembacanya akan keyakinan mendasar tentang apa yang telah Allah perbuat melalui Yesus Kristus. Yohanes mendorong mereka supaya hidup sesuai dengan keyakinan itu dan meyakinkan mereka tentang keamanan mereka sendiri di dalam kasih Allah. Orang-orang percaya pun diperintahkan untuk mengungkapkan iman yang autentik kepada Yesus dan mengungkapkan kasih yang autentik kepada anak-anak Allah (23).
Apa saja yang Anda baca?
1. Siapa yang berasal dari kebenaran dan diperbolehkan menenangkan hati di hadapan Allah? (19)
2. Siapakah yang mengetahui segala sesuatu? (20)
3. Bagaimana cara mendekat dan meminta kepada Allah? (21-22)
4. Sebutkan perintah Allah yang disampaikan oleh Yohanes? (23)
5. Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah ada di dalam kita? (24)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pelajaran apakah yang bisa kita terapkan dalam hidup kita dari firman Allah hari ini?
2. Apa perintah yang Allah berikan kepada kita melalui bacaan Alkitab hari ini?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana cara kita bersyukur atas penyertaan Allah di dalam hidup kita?
2. Bagaimana cara kita mewujudkan tekad untuk taat dan setia kepada Allah dalam kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat?
Pokok Doa:
Ucapan syukur atas penyertaan Tuhan dan tekad untuk setia kepada-Nya selama-lamanya.
SH: 1Yoh 3:11-24 - Dibenci namun mengasihi (Jumat, 8 Desember 2000) Dibenci namun mengasihi
Seorang kakak yang menyayangi adiknya akan berusaha semaksimal
mungkin menyelamatkan jiwa adiknya yang juga menyayangin...
Dibenci namun mengasihi
Seorang kakak yang menyayangi adiknya akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan jiwa adiknya yang juga menyayanginya, sekalipun harus mengorbankan jiwanya sendiri. Seorang kakak yang telah mengenal Kristus selalu ditentang adiknya yang belum percaya Kristus, tetap membuat sang kakak menyatakan kasih Kristus demi keselamatan jiwa adiknya di dalam Kristus. Inilah perbedaannya, kasih anak-anak Allah adalah kasih yang terpancar karena bersumber kasih sejati Yesus Kristus.
Seorang yang tetap di dalam maut dan tetap menolak Kristus tidak mungkin memiliki kasih sejati, karena ia belum pernah menyadari, menghayati, dan mengalami kasih Kristus. Ia hanya mengasihi selama orang tersebut mengasihinya atau mau mengikuti kehendaknya. Kasihnya hanya merupakan respons dari kebaikan,
perhatian, kemurahan, dan kasih orang lain. Sebaliknya, anak-anak Allah memiliki kasih proaktif, senantiasa memancarkan kasih kepada siapa saja, baik kepada yang akan memberikan respons kasih maupun kepada yang akan memberikan respons kebencian. Baginya objek kasih tidak menentukan apakah dia bisa mengasihi atau tidak, tetapi Subjek yang ada di dalam dirinya, yakni Yesus Kristus. Itulah sebabnya kasih Kristus yang menjadi `motivator' dalam dirinya untuk terus memancarkan kasih kepada siapa saja, termasuk kepada orang-orang yang membenci kita karena belum mengenal Kristus.
Seperti Kristus, kita pun dibenci dunia. Namun karena kasih-Nya, Ia mati bagi dunia, bagi kita yang berdosa. Ia pantas membenci kita karena kita memusuhi-Nya, namun justru Ia mengasihi dan menyelamatkan kita dari dosa. Meneladani Kristus, kita harus mengasihi sesama, mulai dari saudara. Artinya, kita siap dihina, ditolak, dihindari, diasingkan, dianiaya, dll, asalkan mereka percaya kepada Kristus. Tidak cukup dengan perkataan, tetapi wujudkan kasih melalui tindakan nyata dalam kebenaran, sehingga mereka melihat bukti kasih kita secara konkrit. Dengan demikian kita berani tampil di hadapan Allah sebagai pelaku perintah-Nya karena kita hidup dalam kebenaran-Nya.
Renungkan: Tidak mudah mengasihi orang yang membenci dan menolak kita, namun itulah panggilan kita sebagai Kristen di tengah dunia: melaksanakan perintah-Nya, yakni mengasihi saudara sekalipun ia tak akan memberikan respons kasih. Bersediakah Anda?
SH: 1Yoh 3:11-24 - Tanda orang percaya (Sabtu, 1 Desember 2007) Tanda orang percaya
Kekristenan bermakna "hubungan pribadi dengan Kristus". Tampaknya
hanya ada dua pribadi yang terlibat di dalamnya, yaitu ora...
Tanda orang percaya
Kekristenan bermakna "hubungan pribadi dengan Kristus". Tampaknya hanya ada dua pribadi yang terlibat di dalamnya, yaitu orang percaya dan Kristus. Meski demikian, bagaimana seorang percaya memperlakukan dan mengasihi saudara seiman, terkait juga di dalam relasi itu. Ketika seseorang menjadi Kristen, ia tidak lagi dikuasai dosa, ia mulai melakukan apa yang benar, dan mulai mengasihi saudara di dalam Kristus (ayat 11). Kasih bisa menjadi indikator keselamatan di dalam diri seseorang (ayat 14).
Kita tidak perlu terkejut bila dunia membenci kita (ayat 13), tetapi kita harus heran bila ada kebencian di dalam tubuh Kristus. Yohanes memakai kisah Kain sebagai contoh kegagalan dalam mengasihi (ayat 12). Kain gagal karena tidak beriman (Ibr. 11:4). Lalu lahir ketidaktaatan yang berakhir pada kebencian; lahir kesombongan yang menghasilkan panas hati (Kej. 4:5). Kebencian dapat ditunjukkan secara aktif maupun pasif. Di mata Allah, membenci saudara sama dengan membunuh dia di dalam hati (ayat 15). Perbedaan kebencian dan pembunuhan terletak pada tindakannya, sikap hatinya sama! Walau tidak melakukan tindakan membunuh secara langsung (mungkin karena takut dihukum), terselip harapan bahwa orang itu bisa lenyap. Penolakan terhadap seseorang juga berarti memperlakukan orang itu seolah dia telah mati.
Mereka yang menyatakan diri sebagai Kristen harus saling mengasihi. Ini bukan tugas! Ini bukti kekristenan sejati! Di mana tidak ada kasih, di situ iman mati. Bila kita tidak mengasihi saudara seiman, orang Kristen macam apa kita? Kasih sejati bukan hanya ada di dalam hati atau mulut, tetapi dinyatakan melalui tindakan. Ujian mengasihi bukan hanya melakukan tindakan yang dramatis dan heroik. Berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan atau berbagi rezeki dengan mereka yang kekurangan, merupakan tindakan kasih yang nyata (ayat 17-18). Jangan biarkan kasih kita hanya ada di bibir tanpa aksi nyata. Kita harus menyatakan kasih dalam tindakan dan kebenaran, dalam aksi dan dalam kejujuran.
Utley -> 1Yoh 3:13-22
Utley: 1Yoh 3:13-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 3:13-2213 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. 14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah da...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 3:13-22
13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. 14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. 15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. 16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. 17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18 Anak- anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, 20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. 21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, 22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:13 "Janganlah kamu heran" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan suatu NEGATIVE PARTICLE yang sering berarti menghentikan tindakan yang telah berjalan (lih. 1Pet 4:12-16). Ini bukanlah suatu dunia yang adil; ini bukan dunia seperti yang Allah maksudkan!
□ "apabila" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut andang si penulis atau untuk tujuan penulisannya.
□ "dunia membenci kamu" Dunia membenci Yesus; dunia akan membenci para pengikutNya. Ini adalah tema lazim dalam PB (lih. Yoh 15:18; 17:14; Mat 5:10-11; 2Tim 3:12) dan satu lagi bukti seseorang adalah orang percaya.
3:14 "Kita tahu" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE (oida memiliki bentuk PERFECT, namun arti PRESENT). Ini adalah satu lagi tema lazim. Keyakinan anak-anak Allah berhubungan dengan (1) perubahan pikiran dan (2) suatu perubahan tindakan, yang adalah akar arti dari kata "bertobat" dalam bahasa Yunani dan Ibrani.
□ "kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup" Ini satu lagi PERFECT ACTIVE INDICATIVE (lih. Yoh 5:24). Satu dari bukti perpindahan dari maut ke dalam hidup (yaitu, jaminan Kristen, lihat Topik Khusus pada Yoh 6:37) adalah bahwa kita saling mengasihi. Yang lain adalah bahwa dunia membenci kita.
□ "karena kita mengasihi saudara kita" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Kasih adalah sifat utama keluarga Allah (lih. Yoh 13:34-35; 15:12,17; 2Yoh 1:5; 1Kor 13; Gal 5:22) karena ini adalah sifat Allah (lih. 4:7-21). Kasih bukanlah dasar hubungan manusia dengan Allah, namun hasilnya. Kasih bukanlah dasar keselamatan, namun satu lagi bukti dari nya.
□ "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut" Ini adalah sebuah PRESENT PARTICIPLE yang digunakan sebagai subyek dengan sebuah kata kerja PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Seiring dengan orang percaya tinggal dalam kasih, orang tidak percaya tinggal dalam kebencian. Kebencian, seperti kasih, adalah suatu bukti orientasi kerohanian seseorang.
3:15 "Setiap orang" Yohanes telah menggunakan kata ini (pas) 8 kali sejak 2:29. Arti pentingnya adalah bahwa tak ada perkecualian terhadap apa yang Yohanes katakan. Hanya ada dua jenis orang, pengasih atau pembenci. Yohanes melihat kehidupan dalam istilah hitam atau putih, tak ada warna antara.
□ "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE (yaitu. Sesuatu yang terus berlangsung, kebencian yang tetap). Dosa muncul pertama-tama dalam alam pikir. Dalam Khotbah di bukit Yesus mengajar bahwa membenci sama dengan membunuh seperti bernafsu sama dengan berzinah (lih. Mat 5:21-22).
□ "Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya" Ini bukan berkata seseorang yang berbuat pembunuhan tidak bisa menjadi seorang Kristen. Dosa dapat diampuni, namun tindakan-tindakan gaya hidup menyatakan hati. Ini berkata bahwa seseorang yang punya kebiasaan membenci tidak bisa menjadi seorang Kristen. Kasih dan kebencian adalah saling berdiri sendiri! Kebencian merenggut kehidupan, namun kasih memberikan kehidupannya.
3:16 "Kita ketahui" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Istilah Yunani yang digunakan dalam ay. 15 adalah oida; disini ini adalah ginōskō. Ini digunakan secara bersinonim dalam tulisan-tulisan Yohanes.
□ "Demikianlah…kasih" Yesus telah menunjukkan contoh tertinggi dari kasih. Orang-orang percaya harus berusaha menyamai teladanNya (lih. 2Kor 5:14-15).
□ "Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita" Ini adalah sebuah AORIST TENSE yang merujuk pada Kalvari menggunakan kata-kata Yesus sendiri (lih. Yoh 10:11,15,17,18; 15:13).
□ "kitapun wajib" orang-orang percaya terikat dengan teladan Yesus (lih. Yoh 2:6; 4:11).
□ "menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" Kristus adalah contohnya. Sebagaimana Ia menyerahkan nyawaNya bagi orang lain, orang-orang Kristen harus menyerahkan nyawanya jika perlu untuk saudara-saudara. Kematian terhadap keberpusatan pada diri sendiri adalah suatu kebalikan dari Kejatuhan, pemulihan gambar Allah dan hidup untuk kebaikan bersama (lih. 2Kor 5:14-15; Fili 2:5-11; Gal 2:20; 1Pet 2:21).
3:17 "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan" Ini adalah KATA-KATA KERJA PRESENT SUBJUNCTIVE. Menyerahkan hidup seseorang dalam ay. 16 sekarang ditempatkan dalam alam potensi, pertolongan praktis dari saudara seseorang. Ayat-ayat ini mirip sekali dengan Yakobus (lih. Yak 2:15,16).
□ "tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu and closes his heart against him" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE. Istilah hati secara hurufiah adalah "usus," suatu ungkapan Ibrani bagi emosi. Lagi, tindakan kita menyatakan Bapa kita.
3:18 "marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah" Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata (lih. Mat 7:24; Yak 1:22-25; 2:14-26).
□ "tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran" istilah "kebenaran" sangat mengherankan. Seseorang akan mengharapkan suatu sinonim dari "perbuatan," seperti "tindakan." Istilah ini sepertinya berarti asli (NJB) atau benar (TEV) seperti penggunaan dari "berita" dalam Yak 1:5; 3:11 yang menekankan baik doktrin maupun gaya hidup, demikian pula "kebenaran." Perbuatan dan motif, keduanya harus dimotivasi oleh kasih yang memberi hidup (kasih Allah) dan bukan sekedar perbuatan untuk dipertontonkan yang memuaskan ego dari si pelaku atau si pemberi.
3:19 "Demikian kita ketahui" ini menunjuk pada tindakan-tindakan kasih yang disebutkan terdahulu. Ini meruakan suatu FUTURE MIDDLE (deponent) INDICATIVE, yang adalah satu lagi bukti dari pertobatan sejati seseorang.
"bahwa kita berasal dari kebenaran" Gaya hidup mengasihi dari orang percaya menunjukkan dua hal: (1) bahwa mereka ada di sisi kebenaran; dan (2) bahwa hati nurani mereka jernih. Lihat Topik Khusus: kebenaran pada Yoh 6:55.
3:19-20 ada banyak kebingungan mengena bagaimana menterjemahkan naskah Yunani dari dua ayat ini. Satu kemungkinan terjemahan menekankan penghakiman Allah, sementara yang lain menekankan belas kasih Allah. Karena konteksnya, pilihan kedua tampaknya paling tepat.
3:20-21 Kedua ayat ini adalah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL.
3:20
Semua orang percaya mengalami kedukaan di dalam karena tidak hidup memenuhi "tolok ukur" yang mereka ketahui sebagai kehendak Allah bagi hidup mereka. Rasa sakit di hati nurani tersebut bisa berasal dari Roh Allah (menyebabkan pertobatan) atau dari setan (menyebabkan penghancuran diri atau kehilangan kesaksian). Ini adalah rasa bersalah yang tepat dan sekaligus tidak tepat. Orang-orang percaya tahu perbedaannya dari membaca buku Allah (atau mendengar utusan-utusanNya). Yohanes sedang mencoba untuk menghibur orang-orang percaya yang hidup sesuai tolok ukur kasih namun masih bergumul dengan dosa (baik tindakan atau kelalaian). Lihat Topik Khusus: Hati pada Yoh 12:40.
□ "mengetahui segala sesuatu" Allah tahu motif kita sebenarnya (lih. 1Sam 16:7; 1Raj 8:39; 1Taw 28:9; Yer 17:10; Luk 16:15; Kis 1:24; Rom 8:26,27; 1Kor 4:4).
3:21 "jikalau hati kita tidak menuduh kita" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL. Orang-orang Kristen masih bergumul dengan dosa dan diri sendiri (lih. 2:1; 5:16-17). Mereka masih menghadapi pencobaan dan bertindak secara tidak pantas dalam situasi-situasi tertentu. Sering hati nurani mereka menuduh mereka. Sebagaimana suatu hymne Methodist (judul dan penciptanya tak diketahui) menyatakan:
"Dan tak ada, O Tuhan , yang memiliki peristirahatan yang sempurna, Karena tak ada yang sepenuhnya bebas dari dosa;
Dan mereka yang penat akan melayaniMu yang terbaik Mereka paling menyadari kesalahan dalam mereka."
Suatu pengenalan akan injil, suatu persekutuan yang manis dengan Yesus, suatu keberserahan pada pimpinan Roh dan kemahatahuan Bapa menenangkan hati kita yang terbuat dari debu!
□ "maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah" Ini berbicara mengenai jalan masuk yang bebas dan terbuka kepada hadirat Allah. Ini adalah istilah dan konsep Yohanes yang sering diulang-ulang (lih. 1Yoh 2:28; 3:21; 4:17; 5:14; Ibr 3:6; 10:35). Frasa ini memperkenalkan dua dari manfaat jaminan: (1) bahwa orang percaya memiliki keyakinan yang sempurna di hadapan Allah; dan (2) mereka mendapatkan dariNya apapun yang mereka minta.
3:22 "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE dan sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Ini mencerminkan pernyataan yesus dalam Mat 7:7; 18:19, Yoh 9:31; 14:13-14; 15:7,16; 16:23; Mr 11:24; Luk 11:9-10. Janji-janji Kitab Suci ini sedemikian berbeda dari pengalaman orang percaya dalam doa. Ayat ini sepertinya menjanjikan jawaban doa yang tak terbatas. Inilah di mana suatu pembandingan dari naskah-naskah lain yang relevan membantu memberikan keseimbangan teologis.
"karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" Perhatikan dalam konteks ini dua persyaratan untuk doa yang dijawab:
- 1. ketaatan
- 2. berbuat apa yang berkenan kepada Allah (lih. Yoh 8:29). I Yohanes adalah buku tentang "bagaimana caranya" mencapai kehidupan dan pelayanan Kristen yang efektif.
Topik Teologia -> 1Yoh 3:22
Topik Teologia: 1Yoh 3:22 - -- Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuha...
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Keyakinan pada Allah Mendorong Kita ke dalam Kehidupan Kristen yang Benar
- Allah Berjanji untuk Mengabulkan Doa Orang yang Taat
- Berdoalah dengan Ketaatan kepada Allah
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi