Teks -- Kisah Para Rasul 17:28 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Kis 17:22-31 - -- Wejangan Paulus ini tersusun sbb: Sesudah kata pendahuluan yang mengenai pengalaman Paulus di Atena, Kis 17:22-23, Paulus memberitakan Allah sejati, y...
Wejangan Paulus ini tersusun sbb: Sesudah kata pendahuluan yang mengenai pengalaman Paulus di Atena, Kis 17:22-23, Paulus memberitakan Allah sejati, yang diperlawankan dengan pikiran orang bukan Yahudi tentang ilah:
1) Allah menciptakan alam semesta oleh karena itu orang tidak boleh menyangka Allah berkediaman dalam kuil atau membutuhkan kebaktian yang ditujukan kepadaNya,
Jerusalem: Kis 17:28 - -- Propaganda monoteisme oleh orang Yahudi sudah biasa mengemukakan bahwa manusia dijadikan "menurut gambar dan rupa Allah", Kej 1:26-27; Wis 2:23; Sir 1...
Propaganda monoteisme oleh orang Yahudi sudah biasa mengemukakan bahwa manusia dijadikan "menurut gambar dan rupa Allah", Kej 1:26-27; Wis 2:23; Sir 17:1-8, dengan maksud memperlihatkan betapa bodohnya penyembahan berhala
Jerusalem: Kis 17:28 - pujangga-pujangga Var: orang-orang berhikmat, atau: beberapa orang di antara kamu
Var: orang-orang berhikmat, atau: beberapa orang di antara kamu
Jerusalem: Kis 17:28 - Sebab kita ini Kutipan dari karya yang berjudul Phenomenes, karangan Aratus, pujangga atau penyair yang berasal dari pulau Sisilia (abad III seb. Mas.). Seorang fils...
Kutipan dari karya yang berjudul Phenomenes, karangan Aratus, pujangga atau penyair yang berasal dari pulau Sisilia (abad III seb. Mas.). Seorang filsuf dari mazhab Stoa, Kleantes (abad III seb. Mas.) mengutarakan pikirannya dengan rumusan yang hampir sama.
Ende -> Kis 17:28
Ende: Kis 17:28 - Pudjangga kamu Kutipan ini terdapat dalam karja Epimanides dari Ngasos,
jang hidup dalam abad keenam seb. Kr. Pudjangga ini djuga dimaksudkan Paulus
dalam Tit 1:12.
...
Kutipan ini terdapat dalam karja Epimanides dari Ngasos, jang hidup dalam abad keenam seb. Kr. Pudjangga ini djuga dimaksudkan Paulus dalam Tit 1:12.
Utjapan "kita adalah sebangsa dengan Dia" berasal dari seorang pudjangga bernama Aratus jang hidup dalam abad ketiga seb.Kr.
Ref. Silang FULL -> Kis 17:28
· kita ada: Ul 30:20; Ayub 12:10; Dan 5:23
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 17:22-31
Matthew Henry: Kis 17:22-31 - Paulus di Atena Paulus di Atena ( Kis 17:22-31)
Di sini kita mendapati khotbah Rasul Paulus di Atena. Sudah kita lihat berbagai macam khotbah yang disampaikan pa...
Paulus di Atena ( Kis 17:22-31)
- Di sini kita mendapati khotbah Rasul Paulus di Atena. Sudah kita lihat berbagai macam khotbah yang disampaikan para rasul kepada orang-orang Yahudi, atau orang-orang bukan-Yahudi yang mengenal dan menghormati Perjanjian Lama, dan yang menyembah Allah yang benar dan hidup, dan melulu yang harus mereka lakukan hanyalah menyatakan dan menyerukan bahwa Yesuslah Mesias. Tetapi di sini kita mendapati khotbah kepada orang-orang kafir, yang menyembah dewa-dewa palsu, dan hidup tanpa Allah yang benar di dalam dunia. Dan kepada mereka ini, tujuan dari isi pembicaraan para rasul berbeda dengan yang disampaikan kepada orang-orang Yahudi dan bukan-Yahudi tadi. Dalam berbicara dengan orang-orang Yahudi dan bukan-Yahudi itu, yang harus mereka lakukan adalah menuntun para pendengar mereka itu melalui nubuatan-nubuatan dan mujizat-mujizat untuk mengenal Sang Penebus dan beriman kepada-Nya. Sedangkan dalam berbicara dengan orang-orang kafir seperti di Atena itu, yang harus para rasul lakukan adalah menuntun mereka melalui pemeliharaan ilahi sehari-hari untuk mengenal Sang Pencipta dan menyembah Dia. Isi pembicaraan semacam ini sudah kita dapati sebelumnya, yaitu dengan orang-orang kasar penyembah berhala di Listra, yang mendewa-dewakan Barnabas dan Paulus (14:15). Sedangkan yang dicatat di sini adalah mengenai para penyembah berhala yang lebih sopan dan halus di Atena. Sungguh mengagumkan khotbah itu, dan dalam segala hal disesuaikan dengan para pendengarnya dan dengan tujuan Paulus bagi mereka.
- I. Ia menetapkan hal ini, sebagai maksud dari pembicaraannya, bahwa ia ingin menuntun mereka untuk mengetahui satu-satunya Allah yang hidup dan yang benar, sebagai satu-satunya yang pantas mereka puja. Di sinilah dia harus meletakkan dasar, dan mengajar mereka tentang asas pertama dari semua agama, bahwa Allah itu ada, dan Allah itu satu. Ketika berkhotbah melawan dewa-dewa yang mereka sembah, ia tidak bermaksud untuk membuat mereka percaya bahwa Tuhan itu tidak ada, melainkan supaya mereka menyembah Allah yang benar. Socrates, yang sudah menelanjangi penyembahan berhala, didakwa di pengadilan ini, dan dikutuk, bukan hanya karena ia tidak menghargai apa yang oleh penduduk kota dianggap sebagai dewa-dewa, melainkan juga karena ia memperkenalkan dewa-dewa baru. Dan ini jugalah yang dituduhkan kepada Paulus. Secara tersirat ia mengakui tuduhan yang pertama, tetapi membela diri dari tuduhan yang kedua, dengan menyatakan bahwa ia tidak memperkenalkan dewa-dewa baru, tetapi membawa mereka mengenal satu Allah, Yang Lanjut Usianya itu. Sekarang,
- 1. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa mereka perlu diajar dalam hal ini. Sebab mereka sudah kehilangan pengetahuan akan Allah yang benar yang menjadikan mereka, dengan menyembah dewa-dewa palsu yang mereka buat (Deos qui rogat ille facit – Yang menyembah dewa dan menjadikannya adalah orang yang sama): Aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Kejahatan yang didakwakannya kepada mereka adalah bahwa mereka memberikan kepada pihak lain kemuliaan yang hanya layak diberikan kepada Allah. Bahwa karena takut, maka mereka menyembah setan-setan, roh-roh yang mereka anggap mendiami patung-patung yang mereka puja. “Sudah waktunya kalian tahu bahwa hanya ada satu Allah saja, kalian yang melipatgandakan dewa-dewa melebihi bangsa-bangsa mana saja di sekitar kalian, dan menyatukan penyembahan berhala dengan urusan hidup kalian sehari-hari. Dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa – deisidaimonesteroi, kamu dengan mudah menerima segala sesuatu yang berbau agama, tetapi justru inilah yang membuat agama semakin rusak. Aku membawakan kepada kalian apa yang akan memperbaharui agama itu.” Bangsa-bangsa di sekitar mereka memuji mereka sebagai orang saleh karena penyembahan berhala ini, tetapi Paulus mencela mereka karenanya. Namun, dapat diamati bagaimana ia memperlunak dakwaannya itu, tidak membesar-besarkannya hingga membuat mereka marah. Ia memakai sebuah kata yang diartikan baik di kalangan mereka: Dalam segala hal kamu sangat beribadah lebih daripada orang biasa, begitu sebagian orang membacanya. Dalam segala hal kamu sangat taat. Atau, jika diartikan dalam arti yang buruk, perkataan itu diperlunak: “Kamu seolah-olah (hōs) percaya takhayul lebih dari seperlunya.” Dan ia tidak mengatakan apa yang lebih dari yang dilihatnya sendiri. Theōrō – aku melihatnya, aku mengamatinya. Mereka menuduh Paulus menawarkan dewa-dewa baru. “Tidak,” tegasnya, “Kamu sudah punya cukup banyak dewa. Aku tidak mau menambahkan yang lain lagi.”
- 2. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sendiri sudah menyediakan kesempatan yang baik supaya Allah yang satu dan benar ini dinyatakan kepada mereka, yaitu dengan mendirikan mezbah, kepada Allah yang tidak dikenal. Ini menunjukkan suatu pengakuan bahwa ada Allah yang bagi mereka masih tidak dikenal. Dan sedih rasanya memikirkan bahwa di Atena, tempat yang seharusnya menjadi pusat kebijaksanaan, Allah yang benar merupakan Allah yang tidak dikenal, satu-satunya Allah yang tidak dikenal. “Sekarang kamu harus menerima Paulus, sebab Allah inilah yang ingin disampaikannya kepada kamu dengan kedatangannya, Allah yang secara diam-diam kamu keluhkan bahwa kamu tidak mengenal-Nya.” Ketika kita sadari bahwa kita bercacat cela dan berkekurangan, saat itulah Injil mengangkat kita dan menggendong kita.
- (1) Berbagai macam dugaan kaum cendekiawan tentang mezbah yang dipersembahkan kepada Allah yang tidak dikenal ini.
- [1] Sebagian orang berpendapat bahwa arti dari tulisan itu adalah, kepada Allah yang bagi Dia merupakan kehormatan untuk tidak dikenal. Dan bahwa yang mereka maksudkan di sini adalah Allah orang Yahudi, yang nama-Nya tak boleh diucapkan, dan hakikat-Nya tak terselami. Ada kemungkinan bahwa mereka sudah mendengar dari orang-orang Yahudi, dan dari kitab Perjanjian Lama, tentang Allah Israel, yang telah membuktikan diri-Nya mengatasi segala allah, tetapi merupakan Allah yang menyembunyikan diri (Yes. 45:15). Orang-Orangkafir menyebut Allah orang Yahudi, Deus incertus, incertum Mosis Numen – satu Allah yang tidak pasti siapa, Allah Musa yang tidak pasti siapa, dan Allah tanpa nama. Nah, Allah ini, ujar Paulus, yang tidak bisa diketahui secara sempurna dengan diselidiki, Dialah yang kuberitakan kepada kamu.
- [2] Sementara menurut sebagian yang lain, arti dari tulisan itu adalah, kepada Allah yang tidak kami kenal, dan kami tidak bahagia karenanya. Ini menunjukkan bahwa mereka berpikir mereka akan berbahagia jika mengenal-Nya. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa, pada waktu wabah melanda Atena, sesudah mereka mempersembahkan korban kepada semua dewa mereka secara bergiliran untuk mengusir wabah itu, mereka disarankan untuk melepaskan sejumlah domba dan membiarkan mereka pergi ke mana saja. Dan, di tempat domba-domba itu berhenti untuk berbaring, di situlah mereka harus membangun mezbah, tō prosēkonti Theō – kepada Allah yang tepat, atau kepada Allah yang mengusir wabah itu. Dan, karena mereka tidak tahu bagaimana menyebut Dia, mereka hanya menuliskannya, kepada Allah yang tidak dikenal. Sementara yang lain, dari antara ahli-ahli sejarah terbaik di Atena, memberi tahu kita bahwa mereka menuliskan pada banyak mezbah, kepada dewa-dewa Asia, Eropa, dan Afrika – kepada Allah yang tidak dikenal. Dan beberapa bangsa sekitar biasa bersumpah atas nama Allah yang tidak dikenal di Atena, begitu menurut Lucian.
- (2) Amatilah, betapa Paulus menyebutkan hal ini dengan bersahaja. Agar tidak disangka mata-mata, atau orang asing yang tidak sewajarnya ingin mengetahui rahasia-rahasia mereka, ia memberi tahu bahwa ia mengamati hal ini ketika berjalan-jalan, dan melihat barang-barang pujaan mereka, atau benda-benda suci mereka. Berhala-berhala itu ada di tempat umum, dan ia tidak tahan melihatnya, maka pantas saja kalau ia mengatakan sesuatu tentang agama di tempat itu. Dan amatilah betapa dengan bijaksana dan cerdik ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai percakapannya tentang Allah yang benar.
- [1] Ia memberi tahu mereka bahwa Allah yang diberitakannya kepada mereka adalah Allah yang sudah mereka sembah. Dan karena itu, ia sama sekali tidak menyodorkan dewa-dewa yang baru atau asing: “Karena kalian bergantung pada-Nya, maka Dia sudah mendapat semacam penghormatan dari kalian.”
- [2] Dia adalah Allah yang mereka sembah tanpa mereka ketahui, yang merupakan cela bagi mereka, karena di seluruh dunia mereka terkenal dengan pengetahuan mereka. “Sekarang,” kata Paulus, “Aku datang untuk menghapuskan cela itu, supaya kamu bisa menyembah secara sadar Dia yang sudah kamu sembah tanpa kamu sadari. Dan pasti kamu senang jika ibadahmu yang buta diubah menjadi penyembahan yang masuk akal, sehingga kamu tidak menyembah apa yang tidak kamu kenal.”
- II. Ia meneguhkan ajarannya tentang satu Allah yang hidup dan benar, dengan menunjuk pada karya-karya ciptaan dan pemeliharaan-Nya: “Allah yang kunyatakan kepadamu adalah satu-satunya Allah yang pantas kamu sembah, yang memanggilmu untuk menyembah Dia. Dia adalah Allah yang telah menjadikan bumi dan mengaturnya. Dan, dengan bukti-bukti yang kasat mata dari semuanya ini, kamu bisa dituntun pada Hakikat yang tak kasat mata ini, dan diyakinkan akan kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya.” Bangsa-bangsa bukan-Yahudi pada umumnya, dan orang-orang Atena pada khususnya, dalam ibadah-ibadah mereka tidak mengikuti ajaran para filsuf mereka, yang banyak di antaranya berbicara secara jelas dan sangat baik tentang satu Numen (roh atau kuasa yang ilahi yang berkuasa – pen.) tertinggi, tentang kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tak terbatas, dan kuasa serta pemerintahan-Nya di mana-mana (lihat tulisan-tulisan Plato, dan lama sesudah itu tulisan-tulisan Cicero). Sebaliknya, mereka mengikuti para pujangga mereka dan cerita-cerita mereka yang kosong. Karya-karya Homer menjadi semacam kitab suci bagi ilmu ketuhanan orang kafir, atau lebih tepatnya ilmu mengenai setan-setan, bukan karya-karya Plato. Dan para filsuf menerimanya begitu saja tanpa perlawanan. Mereka menduga-duga tentang Tuhan, memperdebatkannya di antara mereka sendiri, dan mengajarkannya kepada murid-murid mereka, tetapi tidak pernah memanfaatkannya untuk menentang penyembahan berhala seperti yang sudah seharusnya mereka lakukan. Betapa mereka tidak tahu apa-apa mengenai hal-hal ini, dan tidak terpengaruh apa-apa dengannya. Bahkan, mereka membiarkan diri jatuh ke dalam takhayul bangsa mereka sendiri, dan berpikir bahwa memang sudah begitu seharusnya. Eamus ad communem errorem – Mari kita mengikuti kesalahan orang banyak. Nah, Paulus di sini bertekad, pertama-tama, untuk memperbaharui filsafat orang-orang Atena (ia meluruskan kesalahan-kesalahannya), dan memberi mereka pengertian yang benar tentang satu-satunya Allah yang benar dan hidup. Lalu ia membawa perkara itu lebih jauh dari yang pernah mereka usahakan demi memperbaharui ibadah mereka, dan membawa mereka keluar dari penyembahan pada banyak dewa dan berhala. Cermatilah betapa mulianya hal-hal yang dikatakan Paulus di sini tentang Allah yang disembahnya, dan yang diiginkannya agar juga disembah oleh mereka.
- 1. Dia adalah Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Ini diakui oleh banyak filsuf mereka. Tetapi para pengikut aliran Aristoteles menyangkalnya, dan bersikeras “bahwa dunia sudah ada sejak dari kekekalan, dan segala sesuatu selalu ada sejak dari kekekalan, dan semuanya memang sudah begitu sejak dari dulu sampai sekarang.” Para pengikut aliran Epikuros berkhayal “bahwa dunia dijadikan oleh sekumpulan atom yang bertemu secara kebetulan, yang setelah terus-menerus bergerak, pada akhirnya tanpa sengaja membentuk kerangka dunia ini.” Melawan kedua pikiran tersebut, Paulus di sini menegaskan bahwa Allah melalui pekerjaan-pekerjaan kuasa-Nya yang tak terbatas, sesuai dengan rancangan akal budi yang tak terbatas, pada permulaan waktu menjadikan dunia dan segala isinya. Dunia itu tidak berasal dari materi kekal seperti yang mereka khayalkan, melainkan dari Akal Budi kekal.
- 2. Oleh karena itu, Dia adalah Tuhan atas langit dan bumi, maksudnya, Dia adalah Pemilik sah, dan Tuan atas segala makhluk, kuasa, dan kekayaan dunia atas dan dunia bawah, yang jasmani dan rohani, yang kelihatan dan tidak kelihatan. Ini disimpulkan dari kenyataan bahwa Dia menjadikan langit dan bumi. Jika Dia menciptakan semua, tanpa ragu lagi Dia jugalah yang mengatur semuanya. Dan, apabila Dia memberikan keberadaan, maka tanpa bisa diganggu gugat Ia juga berhak memberikan hukum.
- 3. Dia, secara khusus, adalah Pencipta manusia, semua manusia (ay. Kis 17:26): Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia. Ia menjadikan manusia pertama, Ia menjadikan semua orang, Ia membentuk setiap tubuh manusia, dan Ia adalah Bapa dari semua roh manusia. Ia telah menjadikan semua bangsa manusia, bukan hanya semua orang di dalam bangsa-bangsa itu, melainkan juga bangsa-bangsa dalam kemampuan mereka untuk membentuk bangsa. Dialah Pendiri mereka, dan Dia mengatur mereka untuk membentuk komunitas-komunitas supaya mereka saling menjaga dan bermanfaat bagi satu sama lain. Ia menjadikan mereka semua dari satu darah, dari hakikat yang satu dan sama. Dia yang membentuk hati mereka sekalian. Karena berasal dari satu nenek moyang yang sama, maka di dalam Adam mereka semua bersaudara, dan demikian pula mereka bersaudara di dalam Nuh, sehingga dengan begitu mereka bisa tergerak untuk saling mengasihi dan membantu, sebagai sesama makhluk ciptaan dan saudara. Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? (Mal. 2:10). Dia telah menjadikan mereka untuk mendiami seluruh muka bumi yang, sebagai Allah pemurah, telah diberikan-Nya, dengan sepenuhnya, kepada anak-anak manusia. Dia tidak menjadikan mereka untuk tinggal di satu tempat, melainkan untuk menyebar ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, satu bangsa tidak boleh memandang rendah bangsa lain, seperti orang Yunani memandang rendah semua bangsa lain. Sebab semua orang di seluruh muka bumi berasal dari darah yang sama. Orang-orang Atena sesumbar bahwa mereka lahir dari tanah air mereka sendiri, orang-orang asli, dan tidak mempunyai hubungan darah dengan bangsa lain mana pun. Kesombongan dan keangkuhan diri inilah yang direndahkan Rasul Paulus di sini.
- 4. Bahwa Ia pemurah terhadap seluruh ciptaan (ay. Kis 17:25): Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu. Ia tidak hanya mengembuskan nafas hidup kepada manusia pertama, tetapi juga terus mengembuskannya kepada setiap orang. Ia memberi kita jiwa ini, Ia membentuk roh manusia di dalam dirinya. Ia tidak hanya memberi kita hidup dan nafas ketika menjadikan kita, tetapi juga terus-menerus memberikannya kepada kita. Pemeliharaan-Nya adalah suatu penciptaan yang terus-menerus. Ia menggenggam jiwa kita dalam kehidupan. Setiap saat kita mengembuskan nafas, dengan penuh rahmat Dia memberikannya lagi kepada kita. Tidak hanya udara-Nya yang kita hirup, tetapi juga dalam genggaman-Nya kita bernafas (Dan. 5:23). Dia memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Sebab, seperti halnya yang paling hina dari anak-anak manusia hidup dengan bergantung pada-Nya, dan menerima segala sesuatu dari Dia, demikian pula yang terbesar, para filsuf yang paling bijak dan penguasa yang terkuat, tidak bisa hidup tanpa Dia. Dia memberi kepada semua, bukan hanya kepada semua anak manusia, melainkan juga kepada makhluk-makhluk yang lebih rendah, kepada semua binatang, segala yang hidup dan bernyawa (Kej. 6:17). Hidup dan nafas mereka berasal dari Dia, dan apabila memberi hidup dan nafas, maka itu berarti Dia memberi segala sesuatu, segala sesuatu yang diperlukan untuk menopang kehidupan. Bumi penuh dengan kebaikan-Nya (Mzm. 104:24, 27).
- 5. Bahwa Dia adalah Pemerintah yang berdaulat atas segala perkara anak manusia, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya (ay. Kis 17:26): Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka. Lihatlah di sini,
- (1) Kedaulatan pemerintahan Allah atas diri kita: Ia telah menentukan setiap peristiwa, horisas, perkaranya sudah diputuskan. Keputusan-keputusan Allah Sang Pemelihara tidak dapat diganggu gugat dan tidak bisa dibantah, tidak dapat diubah dan tidak bisa diganti.
- (2) Kearifan keputusan-keputusan-Nya. Ia sudah menentukan segala sesuatunya. Ketentuan-ketentuan Sang Akal Budi Kekal bukanlah keputusan yang dibuat secara tiba-tiba, tetapi ketentuan yang sudah bersanding dengan kebijaksanaan kekal, dan merupakan salinan dari titah-titah ilahi. Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku (Ayb. 23:14). Apa pun yang berasal dari Allah, tersembunyi di dalam Allah sebelum adanya seluruh sekalian alam.
- (3) Perkara-perkara yang diperhatikan oleh pemeliharaan-Nya. Perkara itu adalah waktu dan tempat: waktu dan tempat hidup kita di dunia ini ditentukan dan ditetapkan oleh Allah yang menjadikan kita.
- [1] Ia telah menentukan waktu-waktu yang berkaitan dengan kita. Bagi kita waktu tampak berubah-ubah, tetapi sebenarnya Allah telah menetapkannya. Masa hidup kita ada dalam tangan-Nya, yang memperpanjang atau memperpendek, membuat pahit atau manis, sesuai kehendak-Nya. Ia telah menetapkan dan menentukan waktu kita datang ke dunia, dan waktu kelanjutan hidup kita di dunia. Waktu kita lahir, dan waktu kita mati (Pkh. 3:1- 2), dan semua perkara kecil yang ada di antaranya, yakni waktu untuk semua urusan kita di dunia ini. Entah waktu kelimpahan atau musibah, Dialah yang telah menentukannya. Dan kepada Dialah kita harus bergantung, untuk waktu-waktu yang masih ada di depan kita.
- [2] Ia juga telah menentukan dan menetapkan batas-batas kediaman kita. Dia yang sudah menentukan bumi sebagai tempat kediaman anak-anak manusia telah menetapkan bagi anak-anak manusia tempat kediamannya masing-masing di bumi, telah menegakkan hak milik bagi tiap orang. Untuk itu Ia telah menentukan batas-batas supaya kita tidak saling melanggar. Tempat di mana kita dibuang, tempat kelahiran dan tempat tinggal kita, semuanya sudah ditentukan dan ditetapkan Allah. Itulah sebabnya mengapa kita harus menyesuaikan diri dengan tempat kediaman kita, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
- 6. Bahwa Ia tidak jauh dari kita masing-masing (ay. Kis 17:27). Ia ada di mana-mana, bukan hanya di sebelah kanan kita, tetapi juga membentuk buah pinggang kita (Mzm. 139:13). Mata-Nya tertuju pada kita sepanjang waktu, dan mengenal kita dengan lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Para penyembah berhala membuat patung-patung Allah, supaya Allah ada bersama-sama dengan mereka dalam patung-patung itu. Hal yang tidak masuk akal ini ditunjukkan oleh Rasul Paulus di sini. Sebab Allah adalah Roh yang tak terbatas, yang tidak jauh dari kita masing-masing, dan tidak akan lebih dekat, tetapi malah semakin jauh dari kita dalam arti tertentu, apabila kita berpura-pura mewujudkan atau menggambarkan Dia dengan gambaran apa pun. Dia dekat dengan kita, baik untuk menerima penghormatan yang kita berikan kepada-Nya maupun memberikan kemurahan-kemurahan yang kita minta dari Dia, di mana saja kita berada, meskipun tidak dekat dengan mezbah, patung, atau kuil. Tuhan atas segala sesuatu, sama seperti Ia kaya (Rm. 10:12), demikian pula Dia dekat (Ul. 4:7) kepada semua yang memanggil kepada-Nya. Dia yang menghendaki kita untuk berdoa di setiap tempat, meyakinkan kita bahwa Dia tidak pernah jauh dari kita. Dari negeri atau bangsa mana saja kita berasal, dan apa saja pekerjaan, pangkat, dan kedudukan kita di dunia ini, entah kita tinggal di istana atau di pondok bambu, di tengah keramaian atau di tempat terpencil, di kota atau di padang gurun, di kedalaman laut atau di jauh di atas laut, hal ini pasti, bahwa Allah tidak jauh dari kita masing-masing.
- 7. Bahwa di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada (ay. Kis 17:28). Kita senantiasa bergantung pada pemeliharaan-Nya, dan itu penting bagi kelanjutan hidup kita, seperti sungai bergantung pada mata air, dan cahaya bergantung pada matahari.
- (1) Di dalam Dia kita hidup, maksudnya, kelanjutan hidup kita terjadi berkat Dia dan kuasa pemeliharaan-Nya sehari-hari. Ia adalah hidup kita dan lanjut umur kita. Bukan hanya karena kesabaran dan belas kasihan-Nya maka hidup kita yang hilang tidak sepenuhnya binasa, melainkan juga karena kuasa, kebaikan, dan perhatian-Nya sebagai Bapa maka hidup kita yang rapuh diperpanjang. Tidak perlu Ia murka untuk menghancurkan kita. Jika saja Ia menahan perbuatan-perbuatan baik-Nya, kita akan mati dengan sendirinya.
- (2) Di dalam Dia kita bergerak. Oleh karena pemeliharaan-Nya sehari-hari yang tak putus-putusnyalah jiwa kita bergerak, pikiran kita mengembara ke sana kemari memikirkan seribu satu macam hal, dan perasaan kita tertuju pada sasaran yang tepat. Juga melalui Dialah jiwa kita menggerakkan tubuh kita. Kita tidak bisa menggerakkan tangan, atau kaki, kecuali melalui Dia, sebab sama seperti Dia Penyebab Pertama, demikian pula Dia Penggerak Pertama.
- (3) Di dalam Dia kita ada. Bukan saja kita menerima keberadaan kita pertama-tama dari Dia, melainkan juga di dalam Dia kita masih memilikinya. Berkat perhatian dan kebaikan-Nya yang tak putus-putuslah maka bukan saja kita ada dan tidak tertelan dalam kehampaan, melainkan juga bahwa kita menerima keberadaan kita, menerima keberadaan ini, masih ada sebagai salah satu makhluk yang mulia, yang mampu mengenal dan menikmati Allah. Dan kita tidak terbuang di tengah-tengah kejamnya binatang-binatang, atau jatuh ke dalam kesengsaraan roh-roh jahat.
- 8. Bahwa dalam segala hal kita ini keturunan Allah. Dia adalah Bapa kita yang melahirkan kita (Ul. 32:6, 18), dan Dia sudah membesarkan dan mengasuh kita seperti anak-anak (Yes. 1:2). Bila seorang musuh menyatakan hal ini, maka itu bermanfaat sebagai argumentum ad hominem – bantahan melawan orangnya. Dan karena itu, Rasul Paulus di sini mengutip ucapan salah seorang pujangga Yunani, Aratus, yang berasal dari Kilikia, saudara sebangsa Paulus, yang dalam karyanya Phenomena, pada halaman-halaman pertama, berbicara tentang dewa kafir Yupiter. Yupiter dalam bahasa puitis berarti Allah tertinggi. Dan Aratus mengatakan ini tentang dia, tou gar kai genos semen – sebab kita ini dari keturunannya juga. Dan Paulus bisa saja mengutip pujangga-pujangga lain untuk memenuhi maksud dari perkataannya, bahwa dalam Allah kita hidup dan bergerak, contohnya:
Spiritus intus alit, totamque infusa per artus- Mens agitat molem.
- Roh yang selalu bekerja ini, yang meresap di segenap penjuru, Menyatu dan berpadu dengan kumpulan materi yang amat besar
- – Virgil, Æneid 6.
Est Deus in nobis, agitante calescimus illo. Inilah Sang Ilahi yang menghangatkan hati kita.- – Ovid, Fast. 6.
Jupiter est quodeunque vides, Quocunque moveris.- Ke mana pun engkau memandang, ke mana pun engkau mengembara, Yupiter memenuhi pemandangan alam ini
- – Lucan, lib. 2.
- Tetapi ia memilih mengutip dari Aratus, karena dalam sedikit kata, Aratus berbicara banyak. Dengan ini tampak bahwa bukan saja Paulus sendiri adalah seorang cendekiawan, melainkan juga bahwa pengetahuan manusia itu bisa membantu memperlengkapi pewarta Injil dan juga berguna baginya, terutama untuk meyakinkan orang-orang luar. Sebab pengetahuan manusia memampukan dia untuk mengalahkan mereka dengan senjata mereka sendiri, dan untuk menebas kepala Goliat dengan pedangnya sendiri. Bagaimana bisa musuh-musuh kebenaran dikalahkan di kubu-kubu pertahanan mereka sendiri oleh orang-orang yang tidak mengenal mereka? Demikian pula halnya, orang yang mengaku sebagai umat Allah harus merasa malu apabila mereka melupakan hubungan mereka dengan Allah, dan hidup bertentangan dengan pengakuan mereka itu, sampai ada seorang pujangga kafir dapat berkata tentang Allah, kita ini dari keturunan-Nya, dibentuk oleh-Nya, dibentuk untuk-Nya, lebih diperhatikan dan dipelihara oleh-Nya daripada anak-anak oleh orangtua. Dan oleh karena itu, mereka wajib mematuhi perintah-perintah-Nya, menuruti aturan-aturan-Nya, dan menjadi umat yang ternama dan terpuji bagi kehormatan-Nya. Karena di dalam Dia dan dengan bergantung pada-Nya kita hidup, kita harus hidup untuk Dia. Karena di dalam Dia kita bergerak, kita harus bergerak menuju padaNya. Dan karena di dalam Dia kita ada, dan dari Dia kita menerima segala penopang dan penghiburan dari keberadaan kita, kita harus menguduskan keberadaan kita untuk Dia, dan datang kepada-Nya untuk meminta keberadaan yang baru, keberadaan yang lebih baik, keberadaan yang abadi.
- III. Dari semua kebenaran agung tentang Allah ini, ia menyimpulkan betapa ganjil penyembahan berhala mereka, seperti yang sudah dilakukan para nabi pada zaman dulu. Jika memang demikian,
- 1. Maka Allah tidak dapat digambarkan dengan patung. Jika kita berasal dari keturunan Allah, karena kita roh di dalam daging, maka tentunya Dia yang adalah Bapa dari roh kita adalah Roh sendiri. Sebab roh adalah bagian utama dari diri kita, dan merupakan bagian dari diri kita yang dengannya kita disebut sebagai keturunan Allah. Dan kita tidak boleh berpikir bahwa ke-Allah-an itu sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia (ay. Kis 17:29). Kita melanggar Allah, dan menghina Dia, jika berpikiran begitu. Allah menghormati manusia dalam menjadikan jiwanya menurut rupaNya sendiri. Tetapi manusia tidak menghormati Allah jika ia menjadikan Allah menurut rupa tubuhnya. Ke-Allah-an itu rohani, tidak terbatas, tidak jasmani, dan tidak terpahami. Oleh sebab itu, sangat keliru dan tidak tepatlah pengertian kita tentang Allah yang didapat melalui patung, sekalipun bahan untuk membuat patung itu begitu mahal, emas atau perak. Sekalipun bentuknya begitu ajaib, diciptakan dengan begitu indah oleh kesenian dan keahlian manusia, dan sekalipun wajahnya, tubuhnya, atau pakaiannya begitu memesona, patung itu pengajar kebohongan.
- 2. Maka Ia tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (ay. Kis 17:24). Ia tidak tertarik untuk datang ke rumah ibadah mana saja yang dibangun manusia untuk Dia, tidak pula Dia terbatas pada rumah ibadah itu. Rumah ibadah tidak akan pernah lebih mendekatkan Dia kepada kita, atau menahan-Nya lebih lama di tengah-tengah kita. Rumah ibadah itu hanya untuk memudahkan kita untuk berkumpul bersama-sama menyembah Allah. Tetapi Allah tidak memerlukan tempat istirahat ataupun tempat tinggal, atau semarak dan kemegahan bangunan apa pun, untuk memperbesar kemuliaan penampakan-Nya. Hati yang saleh dan lurus, rumah ibadah yang tidak dibuat oleh tangan manusia, melainkan dengan Roh Allah, di situlah Dia tinggal, dan di situ Dia suka tinggal. Lihat 1 Raja-Raja 8:27; Yesaya 66:1-2.
- 3. Maka Ia tidak disembah, therapeuetai, Ia tidak diabdi, atau tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa (ay. Kis 17:25). Dia yang menjadikan semuanya, dan memelihara semuanya, tidak bisa diuntungkan oleh pelayanan-pelayanan apa saja dari kita, dan tidak juga Dia memerlukannya.
- Jika kita menerima dan mendapat semuanya dari Dia, maka Dia itu maha-mencukupi adanya, dan karena itu tidak bisa tidak mencukupi diri-Nya sendiri, dan tidak bergantung pada siapa pun juga. Apa yang diperlukan Allah dari pelayanan-pelayanan kita, atau apa keuntungan yang bisa diperoleh-Nya dari pelayanan-pelayanan kita itu, bila Ia sudah memiliki segala kesempurnaan pada diri-Nya sendiri, dan kita tidak mempunyai apa-apa yang baik, kecuali kita mendapatkannya dari Dia? Memang para filsuf mengerti kebenaran ini, bahwa Allah tidak membutuhkan kita ataupun pelayanan-pelayanan kita. Tetapi orang-orang yang tidak tahu apa-apa membangun kuil-kuil dan mempersembahkan korban-korban kepada dewa-dewa mereka, dengan menganggap bahwa dewa-dewa itu perlu rumah dan makanan. Lihat Ayub 35:5-8; Mzm. 50:8, dst.
- 4. Maka sudah menjadi kepentingan kita semua untuk mencari Allah (ay. Kis 17:27): Supaya mereka mencari Tuhan, maksudnya, supaya mereka takut dan menyembah Dia dengan benar. Oleh sebab itu, Allah membuat anak-anak manusia tetap bergantung pada-Nya supaya hidup dan memperoleh segala penghiburannya, supaya Dia bisa menjaga mereka untuk terus melakukan kewajiban-kewajiban mereka terhadap-Nya. Kita diberi petunjuk-petunjuk yang jelas tentang hadirat Allah bersama kita, pemerintahan-Nya atas kita, pemeliharaan-Nya yang penuh perhatian terhadap kita, dan kemurahan-Nya terhadap kita. Ini supaya kita senantiasa mencari-cari, di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam, yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara? (Ayb. 35:10-11). Orang berpikir bahwa tidak ada hal lain yang lebih berkuasa untuk meyakinkan kita bahwa Allah itu ada, mendorong kita untuk mencari kehormatan dan kemuliaan-Nya dalam pelayanan-pelayanan kita, dan mengusahakan kebahagiaan kita untuk dikenan dan dikasihi-Nya, selain dengan memikirkan tentang hakikat kita sendiri, terutama tentang segala kekuatan dan kemampuan mulia yang ada pada jiwa kita sendiri. Jika kita memikirkan hal ini, dan merenungkannya, kita dapat melihat baik hubungan maupun kewajiban kita terhadap Allah yang di atas kita. Namun, begitu gelapnya penyingkapan ini, dibandingkan dengan penyingkapan oleh wahyu ilahi, dan begitu tidak pantas kita menerimanya, sehingga orang yang tidak mendapat wahyu ilahi hanya bisa berharap mudah-mudahan dapat menjamah dan menemukan Dia.
- (1) Sangat tidak pasti apakah dengan cara ini mereka bisa mencari tahu Allah. Itu hanya sebuah permulaan pencarian: mudah-mudahan saja mereka bisa.
- (2) Jika mereka benar-benar menemukan sesuatu tentang Allah, itu hanya pengertian-pengertian yang kabur tentang Dia. Mereka hanya bisa menjamah-Nya, seperti orang meraba-raba dalam kegelapan, atau seperti orang buta, yang memegang sesuatu yang dijumpainya di jalan, tetapi tidak tahu apakah itu yang mereka cari atau bukan. Sangat kabur gagasan pujangga mereka ini tentang hubungan antara Allah dan manusia, dan sangat umum, bahwa kita ini dari keturunan-Nya: sama seperti gagasan para filsuf mereka. Pitagoras berkata, Theion genos esti brotoios – Manusia memiliki semacam sifat ilahi. Dan Heraklitos (apud Lucian) ketika ditanya, apa itu manusia? menjawab, Theoi thnētoi – Dewa yang fana. Juga, ketika ditanya apa itu dewa?, ia menjawab, athanatoi anthropoi – manusia yang kekal. Dan Pindar berkata (Nemean, Ode 6), En andron hen theōn genos– Allah dan manusia itu berkerabat dekat. Memang benar bahwa dengan pengetahuan tentang diri kita sendiri, kita bisa dituntun pada pengetahuan tentang Allah, tetapi itu pengetahuan yang sangat kabur. Dengannya kita hanya bisa merasakan Dia. Oleh sebab itu, kita mempunyai alasan untuk bersyukur bahwa dengan Injil Kristus kita diberi tahu secara jauh lebih jelas daripada yang bisa kita dapatkan dengan terang alam. Sekarang kita tidak lagi merasakan Dia, tetapi dengan muka yang tidak berselubung, kita semua melihat kemuliaan Tuhan, seperti dalam cermin.
- IV. Paulus kemudian mengundang mereka semua untuk bertobat dari penyembahan berhala mereka, dan berbalik darinya (ay. Kis 17:30- 31). Ini bagian penerapan dari khotbah Paulus di perguruan itu. Setelah menyatakan Allah kepada mereka (ay. Kis 17:23), sebagaimana mestinya ia menekankan kepada mereka untuk bertobat kepada Allah, dan juga mengajar mereka untuk percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, jika mereka mau bersabar mendengarnya. Setelah menunjukkan kepada mereka betapa tidak beralasannya mereka menyembah ilah-ilah lain, ia membujuk mereka untuk tidak lagi meneruskan ibadah mereka yang bodoh itu, tetapi untuk berbalik darinya kepada Allah yang hidup dan benar. Amatilah,
- 1. Bagaimana Allah memperlakukan bangsa-bangsa bukan-Yahudi sebelum Injil datang di antara mereka: Allah seolah tidak peduli dengan zaman kebodohan ini.
- (1) Zaman itu adalah zaman kebodohan besar. Pengetahuan manusia bertumbuh subur lebih daripada sebelum-sebelumnya di dunia bangsa bukan-Yahudi sebelum kedatangan Kristus. Tetapi dalam perkara-perkara mengenai Allah, mereka jelas-jelas bodoh. Sungguh bodoh orang yang tidak mengenal Allah atau menyembah Dia tanpa diketahuinya. Penyembahan berhala terjadi karena kebodohan.
- (2) Zaman-zaman kebodohan ini seolah tidak mendapat perhatian Allah. Kita bisa memahaminya,
- [1] Sebagai tindakan Allah yang adil. Allah membenci atau mengabaikan zaman-zaman kebodohan ini, dan tidak mengirimkan Injil-Nya kepada orang-orang pada zaman itu, seperti yang dilakukan-Nya sekarang. Dia sangat murka melihat kemuliaan-Nya diberikan kepada yang lain seperti itu. Dan Ia tidak suka dan benci zaman-zaman ini. Begitu sebagian orang memahaminya. Atau lebih tepatnya,
- [2] Sebagai tindakan Allah yang sabar dan menahan diri.
- Dia seolah tidak peduli dengan zaman-zaman ini. Ia tidak berusaha mencegah mereka dari penyembahan berhala ini dengan mengutus nabi-nabi kepada mereka, seperti yang dilakukan-Nya kepada Israel. Ia tidak menghukum mereka dalam penyembahan berhala mereka, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel, tetapi memberi mereka karunia-karunia pemeliharaan-Nya (14:16-17). Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri (Mzm. 50:21). Ia tidak memanggil mereka atau membuat mereka ingin bertobat seperti yang dilakukan-Nya sekarang. Dia membiarkan mereka sendiri. Karena mereka tidak memanfaatkan terang yang mereka miliki, tetapi sengaja tak acuh, Ia tidak mengirimkan kepada mereka terang-terang yang lebih besar. Atau, Ia tidak segera menghukum mereka dengan berat, tetapi bersabar terhadap mereka, karena mereka melakukannya tanpa mereka ketahui (1Tim. 1:13).
- 2. Perintah Allah kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi melalui Injil, yang sekarang dikirimkan-Nya ke tengah-tengah mereka: Maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat, yakni bahwa mereka harus mengubah pikiran dan perilaku mereka, malu akan kebodohan mereka, bertindak dengan lebih bijaksana, meninggalkan penyembahan berhala, dan mengikat diri untuk menyembah Allah yang benar. Bahkan, itu berarti berbalik dari segala dosa dengan rasa sedih dan malu, dan dengan riang hati bertekad untuk menjalankan setiap kewajiban.
- (1) Ini adalah perintah Allah. Dengan hanya memberi tahu kita bahwa masih ada ruang untuk bertobat, itu sudah merupakan perkenanan-Nya yang besar. Tetapi Allah melangkah lebih jauh lagi, Ia memperlihatkan wewenang-Nya sendiri untuk kebaikan kita, dan menetapkan sebagai kewajiban kita apa yang sebenarnya merupakan hak istimewa kita.
- (2) Itu adalah perintah-Nya kepada semua orang, di mana-mana, kepada manusia, dan bukan kepada malaikat, yang tidak memerlukannya, kepada manusia, dan bukan kepada setan, yang tidak mendapat keuntungan darinya, kepada semua orang di segala tempat. Semua orang sudah melakukan sesuatu yang darinya mereka harus bertobat, dan mereka punya cukup banyak alasan untuk bertobat. Semua orang diundang untuk bertobat, dan akan mendapat keuntungan darinya. Para rasul diperintahkan untuk memberitakan pertobatan ini di mana-mana. Para nabi diutus untuk menyuruh orang-orang Yahudi supaya bertobat. Tetapi para rasul diutus untuk mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa.
- (3) Sekarang dalam zaman Injil, pertobatan ini diperintahkan dengan lebih sungguh-sungguh, karena orang lebih didesak untuk bertobat daripada sebelumnya-sebelumnya. Sekarang, jalan pengampunan dosa itu dibuka lebih lebar daripada sebelumnya, dan janji-janjinya digenapi secara lebih penuh. Oleh karena itu, sekarang Ia mengharapkan kita semua untuk bertobat. “Sekarang bertobatlah. Sekarang pada akhirnya, sekarang pada waktunya, bertobatlah. Karena sudah terlalu lama kamu berbuat dosa. Sekarang, selagi masih ada waktu, bertobatlah, sebelum semuanya terlambat.”
- 3. Alasan kuat untuk mempertegas perintah ini, yaitu karena penghakiman yang akan datang. Allah menyuruh kita untuk bertobat, karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia (ay. Kis 17:31). Dan sekarang di dalam Injil Ia sudah menyingkapkan pembalasan di dunia lain secara lebih jelas daripada sebelum-sebelumnya. Amatilah,
- (1) Allah yang menjadikan dunia akan menghakimi dunia itu.
- Dia yang memberikan kepada anak-anak manusia segenap keberadaan dan kemampuan mereka akan memanggil mereka untuk mempertanggungjawabkan bagaimana mereka menggunakannya, dan membalas mereka sesuai dengan perbuatan mereka. Apakah tubuh mereka mengikuti jiwa yang melayani Allah, ataukah jiwa membebani tubuh dengan hanya melayani keinginan daging. Dan setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya (2Kor. 5:10). Allah yang sekarang mengatur dunia akan menghakiminya, akan membalas sahabat-sahabat yang setia pada pemerintahan-Nya dan menghukum para pemberontak.
- (2) Ada suatu hari yang ditetapkan untuk melihat apa yang sudah diperbuat oleh semua orang sepanjang sejarah waktu, dan untuk menentukan terakhir kali bagaimana keadaan kekal mereka. Harinya sudah ditetapkan menurut kebijaksanaan Allah, dan tidak bisa diubah. Tetapi hari itu adalah hari-Nya, tidak bisa diketahui siapa-siapa. Hari keputusan, hari pembalasan, hari yang akan mengakhiri semua hari sepanjang sejarah waktu.
- (3) Dunia akan dihakimi dengan benar. Sebab Allah bukannya tidak benar dengan mengadakan pembalasan. Jauhlah Ia untuk berbuat kesalahan. Apa yang diketahui-Nya tentang semua sifat dan perbuatan manusia benar adanya, tidak bisa keliru. Oleh karena itu, hukuman-Nya atas mereka adil tanpa bisa disanggah. Dan, karena tidak bisa disanggah, hukuman-Nya tidak mengenal kekecualian.
- (4) Allah akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan Yesus sendiri, yang kepada-Nya segala penghakiman diserahkan. Oleh Dia Allah menjadikan dunia, oleh Dia Allah menebusnya, oleh Dia Allah mengaturnya, dan oleh Dia Allah akan menghakiminya.
- (5) Dibangkitkannya Kristus oleh Allah dari antara orang mati merupakan bukti besar bahwa Kristus ditetapkan dan ditahbiskan sebagai Hakim atas yang hidup dan yang mati. Diberikannya kehormatan itu kepada Kristus membuktikan bahwa Allah merancangkan kehormatan ini bagi Kristus. Dibangkitkannya Kristus oleh Allah dari antara orang mati merupakan permulaan dari pengangkatan-Nya, penghakiman-Nya atas dunia akan menyempurnakan pengangkatan-Nya itu. Dan Dia yang memulai pasti akan mengakhiri. Allah sudah memberikan kepada semua orang suatu bukti, suatu dasar yang memadai bagi mereka supaya mereka dapat membangun iman mereka, bahwa akan ada penghakiman di masa depan dan bahwa Kristus akan menjadi Hakim mereka. Perkaranya tidak bisa disangsikan, sudah pasti dan tidak dapat dipertanyakan. Hendaklah semua musuh-Nya yakin akan hal ini, dan gemetar di hadapan Dia. Hendaklah semua sahabat-Nya yakin akan hal ini, dan bersorak-sorai di dalam Dia.
- (6) Dengan menimbang bahwa penghakiman akan datang, dan Kristus akan berkuasa untuk melakukan penghakiman itu, maka hendaklah kita terdorong untuk bertobat dari dosa-dosa kita, dan berpaling kepada Allah. Ini satu-satunya cara untuk menjadi sahabat Sang Hakim pada hari itu, yang akan menjadi hari yang mengerikan bagi semua orang yang hidup dan mati tanpa bertobat. Tetapi pada hari itu, mereka yang sungguh-sungguh bertobat akan mengangkat muka mereka dengan sukacita, sebab mereka tahu bahwa penyelamatan mereka sudah dekat.
SH: Kis 17:16-34 - Hati-hati dengan dialog antar agama (Senin, 19 Juni 2000) Hati-hati dengan dialog antar agama
Dialog antar umat beragama semakin marak di Indonesia, karena
karakter masyarakat Indonesia yang sedemikian ...
Hati-hati dengan dialog antar agama
Dialog antar umat beragama semakin marak di Indonesia, karena karakter masyarakat Indonesia yang sedemikian pluralis, suasana keterbukaan yang begitu semarak, dan HAM yang mulai dihargai oleh masyarakat kita. Dialog ini memang efektif untuk mencegah terjadinya gesekan-gesekan antar umat beragama. Sehingga diharapkan terciptanya suasana aman, tenteram, dan kondusif (mendukung).
Namun Kristen harus tetap memandang bahwa dialog hanyalah salah satu metode pendekatan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi penyampaian berita keselamatan. Paulus, ketika berada di tengah-tengah masyarakat yang begitu pluralis (kota Atena), juga mengadakan dialog dengan penduduk setempat yang menganut berbagai agama (17-20). Paulus berhasil menciptakan suasana yang kondusif sehingga orang-orang Atena yang haus akan pengajaran dan senang berdialog (21), menjadi terbuka terhadap apa yang Paulus beritakan (19-20). Paulus berhasil membuktikan metode dialog yang efektif (34).
Apa kuncinya untuk sukses berdialog? Selain kekuatan Roh yang menyertai dia, ada kekuatan-kekuatan lain yang dimiliki oleh Paulus. Pertama, Paulus memiliki pemahaman Injil yang utuh, mengungkapkan siapakah Allah dengan segala kepenuhan-Nya. Ia menjabarkan bahwa seluruh alam semesta dan sejarah manusia berpusat kepada Allah (26-28). Ia juga menyatakan bahwa seluruh umat manusia sudah mengenal semua itu melalui alam dan wahyu umum (28). Kemudian Paulus menyatakan siapakah Yesus (31). Injil yang disampaikan bukan kacangan karena di dalamnya terkandung berbagai perspektif yang terintergrasi: Yesus yang dintergrasikan dengan doktrin Allah, salib diintegrasikan dengan ciptaan, dan keselamatan dengan penghakiman. Kedua, Paulus memiliki kekuatan dan kedalaman motivasi. Ini bermula dari perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar (16) yang memukul perasaan dan emosinya (16). Paulus mempunyai kecemburuan Ilahi dan rindu nama-Nya selalu dikuduskan. Baru kemudian ia berdialog (17).
Renungkan: Apakah aku mempunyai pemahaman Injil seperti Paulus? Apakah aku terprovokasi ketika melihat rumah-rumah ibadah agama-agama lain? Bila jawabannya 'ya', Anda siap untuk berdialog. Bila jawabannya 'tidak', Anda siap untuk masuk pelatihan Allah.
SH: Kis 17:16-34 - Berbagi Injil dengan orang terdidik (Selasa, 31 Mei 2005) Berbagi Injil dengan orang terdidik
Di mana-mana berita Injil tetap sama. Allah mengasihi dunia yang
berdosa dan memberikan Kristus untuk kesela...
Berbagi Injil dengan orang terdidik
Di mana-mana berita Injil tetap sama. Allah mengasihi dunia yang
berdosa dan memberikan Kristus untuk keselamatan mereka. Namun,
cara memberitakan Injil harus disesuaikan dengan konteksnya.
Atena adalah kota terpelajar dan kota religius. Selain ada kumpulan orang Yahudi, di Atena terdapat banyak pengikut filsafat tertentu dan penyembah berhala. Paulus menyapa masing-masing kelompok sesuai dengan konteks masing-masing (ayat 16-18). Oleh karena memberitakan sesuatu yang baru, Paulus mendapat kesempatan membagikannya di sidang Areopagus (ayat 19-21). Di sini kita melihat strategi penginjilan Paulus yang peka konteks dan memanfaatkan pengetahuan iman mereka akan wahyu umum. Pertama, Paulus tidak mengecam berhala-berhala sesembahan mereka. Sebaliknya, ia memakai salah satu berhala yang tidak bernama untuk memperkenalkan Allah yang disembahnya (ayat 22-23). Kedua, Paulus memperkenalkan Allah sebagai Sang Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia berdaulat penuh atas segala ciptaan-Nya, termasuk manusia. Hidup manusia berasal dari dan bergantung penuh kepada Allah (ayat 24-28). Ketiga, Paulus memperkenalkan cara beribadah yang benar di hadapan Allah yang Mahabesar. Ibadah yang benar bukan dengan menyembah berhala melainkan dengan menjalani kehidupan yang kudus yang berkenan kepada-Nya. Kehidupan itu harus dipertanggungjawabkan satu kali kelak di hadapan Dia yang telah membangkitkan Kristus (ayat 29-31). Hasil pemberitaan Injil itu terbagi dua. Ada yang menolak Injil, tetapi tidak sedikit juga mereka yang bertobat (ayat 32-33).
Di balik sikap kritis bahkan sinis orang-orang terpelajar, ada kebutuhan batin yang membuat mereka mencari-cari kebenaran. Kita harus belajar peka akan konteks dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita sehingga pemberitaan Injil kita tepat cara dan sasarannya.
Camkan: Roh Kudus mengurapi anak Tuhan yang mempersiapkan diri dengan baik untuk memberitakan Injil-Nya.
SH: Kis 17:16-34 - Mengidentifikasi diri (Selasa, 8 Juni 2010) Mengidentifikasi diri
Kaum intelek adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi. Walau terbuka terhadap hal-hal baru, mereka tidak menerimanya begitu...
Mengidentifikasi diri
Kaum intelek adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi. Walau terbuka terhadap hal-hal baru, mereka tidak menerimanya begitu saja melainkan akan meneliti lebih lanjut. Mungkin seperti itu pulalah kaum intelek di Atena.
Karena harus menghindari penganiayaan di Berea, Paulus pergi ke Atena, suatu kota istimewa. Kota budaya dan kota pendidikan. Ada begitu banyak patung dewa di sana, sehingga ada orang yang berseloroh bahwa lebih mudah bertemu patung daripada bertemu orang di Atena. Atena juga tempat berkumpul kaum intelek yang hobi mendengar paham-paham baru. Mereka tertarik mendengar ajaran Paulus.
Bagaimana Paulus mengabarkan Injil kepada kaum cendekiawan itu? Paulus tidak mulai dengan pemaparan Kitab Suci sebagaimana yang selalu ia lakukan, karena pendengar sebelumnya sudah mengenal PL. Paulus memulai dengan komentar atas ketertarikan mereka terhadap hal-hal yang bersifat spiritual. Lalu Paulus menerangkan pokok-pokok iman mengenai Allah Pencipta serta supremasi Allah atas manusia dan dosa-dosanya (24-30). Ini merupakan konfrontasi terhadap golongan Epikuros, yang menganut paham bahwa Allah tidak terlibat aktif dalam kehidupan ciptaan-Nya. Dalam pemaparan selanjutnya, Paulus secara tegas mengkonfrontir pendapat orang Atena yang salah tentang Allah. Ia mengemukakan realitas penghakiman yang akan datang, yang akan dilakukan oleh Yesus, yang telah bangkit dari kematian.
Berhasilkan Paulus menginjili kaum intelek di Atena? Penjelasan tentang kebangkitan justru membuat Paulus menjadi bahan tertawaan. Namun Allah memberi kasih karunia kepada beberapa orang untuk beriman kepada Kristus.
Ternyata kaum intelek pun tak mudah memahami kebangkitan Kristus karena kebangkitan-Nya memang untuk diimani bukan untuk diterima berdasarkan rasio manusia yang pada dasarnya selalu menolak Allah. Namun itu bukan alasan untuk tidak memberitakan Injil kepada mereka, sebab Tuhan pun mengasihi mereka.
SH: Kis 17:16-34 - Setia memberitakan Injil (Kamis, 24 Juli 2014) Setia memberitakan Injil
Dalam bagian firman Tuhan ini kita akan menelusuri jejak Paulus yang kali ini tidak disertai rekannya, Silas dan Timotius, y...
Setia memberitakan Injil
Dalam bagian firman Tuhan ini kita akan menelusuri jejak Paulus yang kali ini tidak disertai rekannya, Silas dan Timotius, yang masih tinggal di Berea. Bagian ini dimulai dengan kesedihan hati Paulus tatkala melihat bahwa kota Atena ternyata penuh dengan patung-patung berhala (16)
Hal ini memotivasi Paulus untuk memberitakan firman Tuhan dengan cara bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, bahkan dengan orang yang setiap hari dijumpainya di pasar (17). Perjumpaannya dengan beberapa ahli pikir Yunani dari golongan Stoa maupun Epikurus (18), membuahkan kesempatan bagi Paulus untuk berbicara di depan sidang terbuka Areopagus, yaitu semacam DPRD-nya kota Atena.
Peluang emas ini dipakai Paulus untuk menjelaskan secara tuntas mengenai Allah sebagai Pencipta, yang juga Tuhan atas ciptaan-Nya, serta tidak tinggal dalam kuil buatan tangan manusia (22-24). Allah sedemikian tidak dilayani oleh tangan manusia sebaliknya Dialah pemberi dan penopang kehidupan manusia (25). Paulus kemudian mendorong semua pendengarnya agar mereka mencari Dia seraya mendoakan agar mereka dapat menjamah dan menemukan Dia yang tidak jauh dari mereka (25-27).
Masalah muncul ketika dalam penutup khotbahnya, Paulus mendorong mereka bertobat dengan tidak memperlakukan Allah seperti berhala sebelum penghakiman Allah diberlakukan atas mereka (29-31). Kaum terpelajar Yunani yang tidak memercayai adanya kebangkitan orang mati langsung bereaksi menolak Paulus. Namun, ada juga yang percaya kepada pemberitaannya, termasuk salah seorang anggota Areopagus.
Mari kita tarik sejumlah pelajaran. Pertama, kita harus memiliki kepekaan seperti Paulus untuk melihat setiap peluang sebagai kesempatan berharga untuk memberitakan Injil. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian dan belas kasihan melihat begitu banyak jiwa yang membutuhkan Injil. Kedua, kita belajar dari konsistensi Paulus memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus yang merupakan intisari Injil.
SH: Kis 17:16-34 - Radikal Mengikut Kristus (Minggu, 23 September 2018) Radikal Mengikut Kristus
Rasul Paulus adalah salah satu contoh murid Kristus yang menjaga dan memberitakan iman dalam kehidupannya. Ia menjadikan ima...
Radikal Mengikut Kristus
Rasul Paulus adalah salah satu contoh murid Kristus yang menjaga dan memberitakan iman dalam kehidupannya. Ia menjadikan imannya sebagai kekuatan. Hal ini membawa pada pola kehidupan yang sesuai dengan keyakinannya itu.
Paulus bersedih karena di Atena ia melihat banyak patung berhala (16). Orang Atena menyembah allah yang terbuat dari benda mati, bukan Allah yang sejati. Karena itu, ia berusaha untuk bertukar pikiran (17). Paulus memberitakan keyakinannya bahwa Yesus adalah Mesias (18). Kalangan yang tidak menerima membawa Paulus pada sidang rakyat di Aeropagus untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan ajarannya (19). Paulus menggunakan cara berpikir orang Atena yang suka menyembah banyak patung untuk menjelaskan keyakinannya. Paulus memberitakan Allah Mahakuasa, yang tidak dikenal oleh orang-orang Atena (23). Sebab Ialah Sang Khalik pencipta bumi dan isinya (24). Mereka perlu memahami-Nya dan percaya kepada-Nya (27). Allah tidak bisa dibatasi oleh batu atau emas (29).
Akhirnya Paulus menyerukan agar orang-orang Atena bertobat (30). Allah menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Kristus dari antara orang mati (31). Orang-orang Atena mengejek keyakinan Paulus sebagai suatu kesalahan (32). Namun, penjelasan Paulus itu membuat beberapa orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Dengan demikian jelaslah bahwa kebenaran tentang Yesus sebagai Mesias mampu membuat orang bertobat.
Hidup dalam pertobatan adalah langkah hidup radikal. Seperti orang berbalik dari arah yang salah menuju kepada arah yang seharusnya dijalani. Melalui Kristus, manusia bertobat dan dapat mengikuti kehendak Allah. Dan semuanya itu bukanlah karena terpaksa, tetapi kerelaan untuk mengikut Dia.
Doa: Pimpinlah kami agar mempunyai iman yang teguh bahwa Yesus adalah Mesias sehingga hidup sepenuhnya sebagai pengikut-Nya. [JS]
SH: Kis 17:1-34 - Baca Gali Alkitab 3 (Rabu, 23 Juli 2014) Baca Gali Alkitab 3
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang terjadi di Tesalonika, setelah Paulus mengabarkan Injil di rumah ibadat orang Yahudi (1-4, ...
Baca Gali Alkitab 3
1. Apa yang terjadi di Tesalonika, setelah Paulus mengabarkan Injil di rumah ibadat orang Yahudi (1-4, 5-8)?
2. Bagaimana orang Yahudi di Berea kalau dibandingkan dengan mereka yang di Tesalonika (11-12)?
3. Apa yang dilakukan orang Yahudi Tesalonika ketika mendengar pelayanan Paulus di Berea (13)? Siapa yang tetap di Tesalonika setelah Paulus harus berangkat ke Atena (14-15)?
4. Mengapa Paulus bersedih hati ketika ia berada di Atena (16)? Apa yang ia lakukan untuk hal tersebut (17-21)?
5. Saat kesempatan datang untuk Paulus berbicara di Areopagus, bagaimana ia menggunakannya (22-31)? Apa respons orang-orang yang mendengarkan khotbah Paulus (32, 34)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang bisa kita pelajari dari kenyataan bahwa di tempat mana pun pelayanan pemberitaan Injil dilakukan, di situ selain ada orang yang menerima Injil, ada juga yang menentangnya?
2. Apa strategi pemberitaan Injil yang Anda bisa pelajari dari Paulus saat ia berada di Atena?
3. Hal apa dalam pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus yang berpotensi menimbulkan penolakan? Apa hal ini kesalahan, atau bagian vital dalam penginjilan yang tidak boleh dibuang?
Apa respons Anda?
1. Adakah pengalaman Anda dalam memberitakan Injil, baik yang ditolak atau yang diterima?
2. Bagaimana Anda menghadapi penolakan tersebut? Apa yang akan Anda lakukan sekarang?
3. Bagaimana Anda menindaklanjuti orang yang menerima Injil yang Anda beritakan?
Pokok Doa:
Gereja terus menggiatkan jemaatnya untuk melakukan tugas panggilan memberitakan kabar baik.
Utley -> Kis 17:22-31
Utley: Kis 17:22-31 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 17:22-3122 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal ka...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 17:22-31
22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. 23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. 24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, 25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah- olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. 26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, 27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. 28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. 29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. 30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. 31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Kis 17:22 "kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa" Secara harfiah "takut kepada dewa-dewa (daim∩n)". Hal ini dapat berarti (1) dalam arti negatif, "takhayul", seperti pada KJV, atau (2) dalam arti positif, "sangat tepat dalam praktek detail keagamaan" (NKJV, lih. Kis 25:19). Orang-orang ini memiliki rasa ingin tahu intelektual dan hormat untuk hal-hal keagamaan, tetapi hanya dalam batasan tertentu (tradisi-tradisi mereka).
□ "semua" Perhatikan berapa kali dalam khotbah ini bahwa Paulus menggunakan inklusif "semua" atau frasa yang menghubungkannya.
- 1. "Segala hal", ay. 22
- 2. "Segala hal", ay. 24
- 3. "Segala yang hidup dan yang bernapas", ay. 25
- 4. "Segala hal", ay. 25
- 5. "Segala bangsa", ay. 26
- 6. "Seluruh muka bumi, ay. 26
- 7. "Setiap dari kita masing-masing", ay. 27
- 8. "Kita" (dua kali) ", ay. 28
- 9. "Semua di mana-mana", ay. 30
- 10. "Seluruh Dunia" (lit. bumi yang dihuni), ay. 31
- 11. "Semua orang", ay. 31
kabar baik Paulus adalah bahwa Allah mengasihi semua manusia dan telah menyediakan jalan bagi mereka untuk mengenal-Nya dan diampuni
Kis 17:23 "tulisan,kepada Allah yang tidak dikenal" Orang Yunani takut mereka akan lupa atau lali melakukan ibadah mereka kepada seorang dewa penting yang dapat menyebabkan masalah jika diabaikan, sehingga mereka secara teratur memiliki monumen dari jenis ini (lih. Pausanias, Deskripsi Yunani Kis 1:1 dan Philostratus, Life of Apollonius Kis 6:3). Hal ini menunjukkan ketakutan mereka terhadap dunia roh dan politeisme.
□ "Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya" Ada permainan kata antara "tidak dikenal" dan "tanpa mengenal". Kita mendapatkan kata dalam bahasa Inggris "agnostik" dari kata Yunani ini. Paulus mengadaptasi pemberitaan Injil kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan yang percaya kepada sesuatu jiwa dari dunia yang tak ada.
□ "itulah yang kuberitakan kepada kamu" Paulus jelas menyatakan bahwa ia bukan "peleter" (ay. 18) dan bahwa ia mengenal Allah maha tinggi yang tidak mereka kenal.
Kis 17:24 "Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya" Inti teologis Paulus yang pertama yaitu Allah adalah Pencipta (lih. Kej 1; 2; Mazm 104; 146:6; Yes 42:5). Orang Yunani percaya bahwa roh (Tuhan) dan zat(atom) sama-sama kekal. Paulus menegaskan Kej 1 konsep penciptaan di mana pribadi Allah yang punya tujuan menciptakan langit dan bumi (planet dan alam semesta).
□ "tidak diam dalam kuil–kuil buatan tangan manusia" ini adalah kutipan dari (1) Perjanjian Lama (lih. 1Raj 8:27; Yes 66:1-2) atau (2) seorang filsuf Yunani, Euripides, Fragmen 968. Ada beberapa kutipan dalam konteks ini dari penulis Yunani (lih. ay.Kis 17:25 & 28). Paulus juga dilatih di skolastik Yunani.
Kis 17:25 "seolah-olah Dia kekurangan apa-apa" Pikiran yang sama ditemukan dalam (1) Heracles Euripides 1345f; (2) Euthyphro Plato 14c; (3) Aristobulus, Fragmen 4; atau (4) Mazm 50:9-12. Kuil-kuil Yunani sering dianggap sebagai tempat di mana para dewa diberi makan dan dirawat.
□ "karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang" Ini mungkin merupakan acuan kepada Yes 42:5. Ini adalah cara teologis Paulus menyatakan (1) kasih Allah bagi manusia (rahmat, karunia) dan (2) penyediaan Allah bagi manusia (pemeliharaan). Sebuah kebenaran yang serupa dibuat oleh Zeno, pendiri sekolah Stoa, dicatat dalam Clement dari Alexandria, Stromateis 5:76:1. Perhatikan "autos", adalah Allah sendiri!
Sungguh suatu kebenaran yang luar biasa bagi orang-orang non-Yahudi yang tidak mengenal Tuhan untuk bisa mendengar dan menerima.
Kis 17:26 "Dari satu orang saja Ia telah menjadikan" Manuskrip Yunani Barat menambahkan "satu darah". Bagaimanapun, naskah-naskah Yunani P74, A, dan B menghilangkan istilah tersebut. Jika asli maka mengacu pada Adam. Jika sebuah kiasan untuk filsafat Yunani maka mencerminkan kesatuan kemanusiaan dari satu keturunan. frasa ini jelas menegaskan solidaritas seluruh umat manusia, dan teologis itu menegaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah (lih. Kej 1:26-27). Sisa dari ayat ini dapat mengacu ke Kejadian. Manusia diperintahkan untuk beranak cucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi (lih. Kej 1:28; 9:1,7). Manusia segan untuk dipisahkan dan memenuhi bumi. Menara Babel (lih. Kej 10; 11) menunjukkan mekanisme Tuhan untuk melakukannya.
□ "telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka" Paulus menegaskan bahwa Allah tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi mengarahkan segala sesuatu. Hal ini mungkin menjadi acuan untuk Ul 32:8. Namun, kebenaran ini juga ditegaskan di tempat lain dalam PL (lih. Ayub 12:23; Mazm 47:7-9; 66:7).
Kis 17:27 ini mungkin adalah kutipan lain dari penyair Yunani, Aratus.
□ "jika" ini adalah FOURTH CLASS CONDITIONAL yang berarti sangat jauh dari kenyataan. Manusia harus mengenali kebutuhan mereka. Kedua kata adalah AORIST ACTIVE OPTATIVES.
- NASB, NKJV, NRSV "mudah-mudahan menjamah Dia"
- TEV "saat mereka mencari-cari dia"
- NJB "merasa menuju ke arahnya"
Kata itu berarti "menjamah" atau "meraba" (lih. Luk 24:39). konteks ini menyiratkan meraba-raba karena kegelapan atau kebingungan. Mereka mencoba menemukan Tuhan, tetapi tidak mudah. Penyembahan berhala adalah kekuatan yang membutakan menggambarkan kejatuhan seperti halnya penyembahan berhala dan takhayul (lih. Rom 1; 2), Tetapi Allah hadir!
□ "Dia tidak jauh dari kita masing-masing" Suatu kebenaran yang luar biasa. Allah menciptakan kita, Allah bagi kita, Allah beserta kita (lih. Mazm 139)! Paulus menyatakan kasih Tuhan, pemeliharaan, dan kehadiran dengan semua manusia. Ini adalah kebenaran Injil (lih. Ef 2:11-3:13).
Paulus mungkin mengacu pada Ul 4:7, tetapi memperluasnya kepada semua manusia. Inilah rahasia tersembunyi dari Perjanjian Baru!
Kis 17:28 "seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu" Kata sebelumnya, "di dalam Dia kita hidup dan kita bergerak dan kita ada", adalah kutipan dari
- 1. Pujian Cleanthes untuk Zeus. Dia adalah kepala sekolah Stoa pada tahun 263-232 SM atau
- 2. Phainomena Aratus (dari soli, sebuah kota dekat Tarsus), baris 5. Aratus berasal dari Kilikia dan hidup sejak tahun 315-240 SM. kutipan ini menekankan:
Paulus juga mengutip Epicureans dalam 1Kor 15:32 dan Menander, Thais, dalam 1Kor 15:33. Paulus terlatih dalam sastra Yunani dan retorika, mungkin di Tarsus, yang merupakan kota universitas terbesar.
□ "Sebab kita ini dari keturunan Allah juga" Ini adalah kutipan lainnya, mungkin dari Epimenides, dikutip oleh Diogenes Laertius dalam Kehidupan para Filsuf 1:112.
Kis 17:29 Ini adalah kesimpulan Paulus dan penolakan terhadap penyembahan berhala (lih. Mazm 115:1-18; Yes 40:18-20; 44:9-20; 46:1-7; Yer 10:6-11; Hab 2:18-19). Tragedi kejatuhan manusiaan adalah bahwa mereka mencari kebenaran rohani dan persekutuan dari barang-barang buatan manusia yang tidak dapat berbicara atau menolong!
Kis 17:30 "tidak memandang lagi zaman kebodohan" Ini adalah aspek mengejutkan dari rahmat Allah (lih. Rom 3:20,25; 4:15; 5:13,20; 7:5,7-8; 1Kor 15:56). Tapi sekarang mereka telah mendengar Injil dan bertanggung jawab secara rohani!
□ "sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka" Pernyataan ini menegaskan bahwa Allah ingin semua manusia di mana-mana untuk bertobat. Ini menunjukkan universalisme kasih karunia Allah dan kasih (lih. Yoh 3:16; 1Tim 2:4; 2Pet 3:9). Ini bukan universalisme dalam arti bahwa semuanya akan diselamatkan (lih. ay. Kis 17:32-33). Tapi dalam arti bahwa Allah menginginkan semua manusia bertobat dan percaya kepada Yesus untuk keselamatan. Yesus mati untuk semua! Semua dapat diselamatkan! Misteri kejahatan adalah bahwa tidak semua akan diselamatkan.
□ "bertobat" Istilah Ibrani berarti "perubahan tindakan ", sedangkan istilah Yunani mengacu pada "perubahan pikiran". Keduanya penting. Kedua sekolah filsafat menyebutkan dalam ay. 18 akan menolak ini, tapi untuk alasan yang berbeda. Lihat Topik Khusus: Pertobatan di Kis 2:38.
Kis 17:31 "Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia" PemberitaanPaulus jelas dan berulang kali menyatakan belas kasih Allah dan penyediaan. Tapi ini baru sebagian. Allah yang penuh cinta dan kasih sayang juga adalah Allah yang adil yang menginginkan kebenaran. Manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya akan menjadi pengurus dari karunia kehidupan. Tema PB tentang Allah akan menghakimi dunia adalah pengulangan (mis. Mat 10:15; 11:22,24; 16:27; 22:36; 25:31-46; Wahy 20:11-15).
□ "oleh seorang yang telah ditentukan-Nya" Ini konsep hari penghakiman berdasarkan hubungan iman kita kepada manusia yang telah bangkit, Yesus dari Nazaret, belum pernah didengar sebelumnya dan luar biasa untuk kaum intelektual Yunani (lih. 1Kor 1:23), tetapi inti dari kesaksian Injil (lih. Kis 10:42; Mat 25:31-33).
Topik Teologia -> Kis 17:28
Topik Teologia: Kis 17:28 - -- Allah yang Berpribadi
Allah sebagai Bapa Atas Ciptaan
Bil 16:22 Kis 17:28-29 1Ko 8:6 Efe 3:14-15 Efe 4:6 Ibr 12:9
Allah i...
- Allah yang Berpribadi
- Allah sebagai Bapa Atas Ciptaan
- Allah itu Imanen
- Kej 2:7 Kel 29:45-46 Ula 4:7 Ula 4:39 Ayu 33:4 Ayu 34:14-15 Maz 33:13-15 Maz 104:29-30 Maz 139:1-10 Yes 57:15 Yes 63:11-14 Yer 23:23-24 Mik 1:3 Mat 5:45 Mat 6:25-30 Mat 10:29-30 Kis 17:27-28 Rom 11:36 1Ko 3:23 1Ko 12:6 1Ko 15:28 Efe 4:6 Kol 1:17 Wah 21:3-4
- Allah itu Mahahadir
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Allah Aktif atas Ciptaan
- Neh 9:6 Ayu 34:12-15 Maz 36:5-9 Maz 66:8-9 Maz 104:29-30 Maz 119:89-91 Maz 145:1-21 Yes 40:28 Kis 17:28 Kol 1:17 1Ti 6:13 Ibr 1:2-3
- Pemeliharaan Allah
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Imanensi dan Transendensi Allah Dinyatakan
- Keselamatan
- Panggilan
- Asal dan Sarana Panggilan
- Ciptaan Allah dan Panggilan-Nya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Alam
- Memelihara Rasa Keajaiban Terhadap Alam
- Dukungan Allah Terhadap Alam
- Eskatologi
- Kematian
- Natur Kematian
- Durasi Kehidupan
- Durasi Kehidupan Ada di Tangan Allah
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 9:29--22:21 - Rintangan Kedegilan RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagog...
RINTANGAN KEDEGILAN (Kis 9:29, 30; 22:17-21)
Ketika Saulus memberitakan injil di Yerusalem, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah sinagoga Helenistik27tempat Stefanus pernah memberitakan injil.28
Ia punya urusan yang belum selesai di situ: "Ia juga berbicara dan bersoal jawab29dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani" (Kisah 9:29a). Dalam kitab Kisah, kata Yunani yang diterjemahkan "bersoal jawab" hanya ditemukan satu kali di tempat lainnya, yaitu dalam Kisah 6, dimana kita membaca orang-orang Yahudi berbahasa Yunani itu "bersoal jawab dengan Stefanus" (6:9; huruf miring oleh saya). Saulus datang kembali untuk menyelesaikan pekerjaan yang dimulai oleh Stefanus.
Sinagoga Helenistik adalah tempat yang paling berbahaya bagi Saulus. Sewaktu orang-orang Yahudi Helenistik itu tidak mampu menjawab Stefanus, mereka membenci dia dan membunuh dia. Kebencian mereka terhadap Saulus bahkan lebih sengit lagi, sebab dalam benak mereka Saulus adalah orang murtad dan pengkhianat, orang yang telah mencampakkan agama dan mengkhianati mereka!30Oleh sebab itu kita tidak terkejut saat membaca, "Tetapi mereka itu berusaha membunuh dia" (9:29b)! Saulus perlu waktu tiga tahun di Damsyik dan tanah Arab untuk membuat orang-orang itu begitu marah sehingga ingin membunuh dia. Tetapi di Yerusalem ia hanya perlu waktu dua minggu (Galatia 1:18). Sekali lagi, dalam penyediaan Allah, rencana jahat itu tersingkap, dan sekali lagi dalam penyediaan Allah, Saulus memiliki teman-teman Kristen yang menyelamatkan dia. Kita baca, "Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus" (9:30). Kaisarea merupakan pelabuhan utama di Palestina, sekitar 112 kilometer barat laut Yerusalem.31 Sedangkan Tarsus adalah kampung halaman Saulus.32 Kisah 22 memberi kita rincian tentang keberangkatan dia dari Yerusalem yang tidak terdapat dalam Kisah 9.33 Dalam Kisah 22 Paulus menekankan bahwa ketika orang-orang Yahudi Helenistik itu ingin membunuh dia, jika ia diberi pilihan, ia memilih untuk tetap tinggal di Yerusalem.
Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah,34rohku diliputi oleh kuasa ilahi.35Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (22:17-21).
Untuk pertama dan terakhir kalinya, Saulus berdebat dengan Tuhan. Pada intinya ia berkata "Aku rasa aku dapat meyakinkan mereka!"—dengan implikasi tambahan "Dan kalaupun aku tidak dapat, aku rela mati seperti Stefanus!"36Secara tidak langsung Tuhan menjawab, "Aku tidak siap bagi kematianmu! Tujuanmu paling akhir— memberitakan injil kepada bangsa non-Yahudi—masih menunggu di depan. Di sini engkau tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tinggalkan kota ini, dan cepat kerjakan!" Saulus berhenti mendebat dan mulai mematuhi. Ia menyingkirkan rintangan kedegilan dengan ketundukan.
Sedikit nasihat paling penting yang dapat saya berikan kepada orang Kristen baru mana saja adalah ini: Belajarlah mempercayai Tuhan dan bersandarlah kepada hikmat-Nya! Jika Allah memberitahu Anda untuk melakukan sesuatu dalam firman-Nya, Ia adalah benar—baik Anda mengerti atau tidak mengerti alasan bagi perintah-Nya itu. Belajarlah mentaati Dia tanpa bertanya—dan bersandarlah dalam jaminan bahwa Ia akan memberkati Anda!
TFTWMS: Kis 17:19-34 - Jika Anda Tetap Mengajar Terlepas Apapun Hasilnya JIKA ANDA TETAP MENGAJAR TERLEPAS APAPUN HASILNYA (Kis 17:19, 20, 22, 32-34)
Ketika orang-orang Atena itu tiba di tujuan mereka (dimanapun tempatnya)...
JIKA ANDA TETAP MENGAJAR TERLEPAS APAPUN HASILNYA (Kis 17:19, 20, 22, 32-34)
Ketika orang-orang Atena itu tiba di tujuan mereka (dimanapun tempatnya), mereka menanyai Paulus, "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan ini? Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua itu" (ay. 19b, 20).
Menurut Anda bagaimanakah cara Paulus merespon undangan itu? Dari sudut pandang manusia, "kesuksesan" penginjilannya di Atena sejauh ini dianggap tidak ada. Lukas juga tidak menyinggung tentang apakah ada orang yang menjadi percaya sebagai respon atas pengajaran Paulus di sinagoga. Setelah berkhotbah di agora Paulus dicap sebagai "si peleter" dan "pemberita ajaran dewa-dewa asing." Ketika ia memandangi orang-orang yang mengelilingi dia di Areopagus, jelas terlihat bahwa mereka tidak tertarik untuk mempelajari kebenaran, melainkan untuk memuaskan keingintahuan mereka. Namun begitu, rasul Paulus tidak merasa bimbang. "Paulus pergi berdiri di atas Areopagus29dan berkata, ...." (ay. 22a).
Kita akan mempelajari khotbah hebat Paulus itu secara rinci dalam pelajaran kita berikutnya. Lagi, kita akan melihat bahwa respon yang timbul tampaknya memang sedikit (ay. 32-34). Bagaimanapun, untuk sejenak marilah kita membuat suatu penerapan: Sebagaimana telah kita coba untuk tekankan di seluruh seri pelajaran ini, Allah telah memberi kita amanat untuk mengajar dan menginjil (Matius 28:18-20). Memberitakan injil dan mengajar adalah urusan kita; sedangkan respon adalah urusan Allah (1Korintus 3:6, 7). Garisbawahilah hal ini dalam benak Anda: Bila Anda terus mengajar dan memberitakan Firman Allah dengan setia, terlepas apapun hasilnya, maka Anda adalah orang yang sukses di pemandangan Allah!
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
TFTWMS: Kis 9:10--22:16 - Orang Kristen Yang Tidak Bersemangat ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara ...
ORANG KRISTEN YANG TIDAK BERSEMANGAT (Kis 9:10-17; 22:10, 12-16)
Tuhan membiarkan Saulus dalam kegelapan—secara harfiah, secara rohani, dan secara intelektual—selama tiga hari.5Mengapa? Sebelumnya, dalam kitab Kisah tidak ada pendosa yang menyesal diperlakukan seperti ini, jadi pasti ada alasannya.6Mungkin Tuhan meninggalkan Saulus sendirian untuk "menghitung biaya" komitmennya (band. Lukas 14:28); ia harus mengorbankan segala sesuatu yang berharga baginya (band. Filipi 3:7). Mungkin Tuhan memberi kesempatan kepada orang-orang Yahudi untuk melihat kebutaan Saulus, supaya mereka dapat lebih terkesan ketika perubahan hidup Saulus telah lengkap.7
Saya biasa mengatakan bahwa Tuhan perlu tiga hari untuk menemukan seorang penginjil yang cukup berani untuk mendekati sang penyiksa yang kejam itu. Hal itu saya katakan sambil bercanda, sebab jika Tuhan benar-benar kehendaki, Ia pasti dapat menempatkan seorang penginjil menanti di depan pintu gerbang kota Damsyik sebagaimana Ia pernah menyuruh seorang penginjil menanti datangnya sida-sida di sebuah jalan. Memang benar ketika Tuhan akhirnya menemui penginjil itu,8penginjil itu kurang bersemangat untuk menemui Saulus.
"Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias.9Firman Tuhan [Yesus10] kepadanya dalam suatu penglihatan: ‘Ananias!’ Jawabnya: ‘Ini aku, Tuhan!’" (9:10). Jangan kacaukan Ananias yang pencinta uang dalam pasal 5 dengan anak Allah yang setia ini. Ananias ini adalah "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ" (22:12).11Ketika Yesus menampakkan diri kepada dia, awalnya ia menjawab dengan positif: "Ini aku, Tuhan." (Band. 1Samuel 3:1-18; Yesaya 6:8-13.) Saya dapat bayangkan Ananias dengan segera mengambil pena dan beberapa lembar kertas untuk menuliskan perintah Tuhan. 12
Yesus memulainya dengan, "Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus" (9:11a).
Ananias mencatat. "Jalan yang bernama Jalan Lurus.
Titik."
"Dan carilah di rumah Yudas" (9:11b).
"Rumah Yudas. Titik."
"... carilah ... seorang dari Tarsus ...." (9:11c).
Saya bayangkan Ananias mulai ragu-ragu, lalu bergumam: "Dari Tarsus. Titik."
"... seorang ... yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi" (9:11d, 12; huruf miring oleh saya).
Saya lihat Ananias menjatuhkan penanya. "Seorang yang bernama Saulus? Tuhan, saya tahu benar tentang orang ini.
Biar saya ceritakan kepada-Mu tentang orang ini!"
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu13di Yerusalem.14Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu" (9:13, 14).15
Ketika Tuhan memberi perintah, kata "Tidak" bukanlah jawaban yang Ia mau dengar. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk "pergi," dengan menambahkan kata-kata penjelasan: Ananias menyebut Saulus sebagai seorang penganiaya, namun Yesus melihat ke depan bukan ke belakang. Yang Yesus lihat bukanlah seorang pembunuh, melainkan "alat pilihan bagi-Ku16untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain17serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku" (9:15, 16).
Perkataan Yesus itu menggambarkan "Suka-Duka (The Agony and the Ecstasy)"18pelayanan Saulus. "Sukanya" adalah bahwa ia akan memperoleh kehormatan membawa nama Yesus "kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." Yang pertama kali disebut adalah bangsa-bangsa lain, sebab ini merupakan misi khusus Paulus. Raja-raja yang di hadapannya ia akan berdiri adalah termasuk Herodes Agripa (lihat 25:23-26) dan Nero.19
"Dukanya" tercermin dalam kata-kata "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."20Ada ironi di dalam perkataan Yesus ini: Orang yang datang ke Damsyik dengan niat untuk menimbulkan penderitaan malahan harus menanggung penderitaan. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, biasanya Ia juga memanggil kita untuk menderita (2Timotius 3:12).
Sebelum kita berlalu dari perintah Tuhan kepada Ananias ini, beberapa kata dalam ayat 12 harap digarisbawahi: "ia melihat ... seorang ... masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." (Huruf miring oleh saya.) Timbul beberapa perdebatan mengenai mengapa Ananias menumpangkan tangannya ke atas Saulus. Teks itu dengan jelas mengatakan bahwa tujuan penumpangan tangan itu adalah untuk memulihkan penglihatan Saulus.
Ananias tidak berkata "tidak" untuk yang kedua kalinya:
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus,21katanya: "Saulus, saudaraku, 22Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Simaklah Ananias tidak mengatakan bahwa penumpangan tangannya itu adalah untuk melimpahkan Roh Kudus ke atas Saulus, sebaliknya ia diutus untuk dua tujuan: (1) supaya Saulus dapat melihat kembali dan (2) supaya Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebagaimana sudah Yesus katakan sebelumnya, penumpangan tangan Ananias itu untuk menyelesaikan tujuan yang pertama. Ananias berkata, "Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!" (22:13). "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput23gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi [Dan seketika itu juga (ia) melihat kembali dan menatap dia]" (9:18a; band. 22:13).
Ananias kemudian mengulangi tantangan utama yang diberikan oleh Yesus di jalan itu:24
Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar25dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang26tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar27(22:14, 15). Pengulangan kata-kata itu mengukuhkan Ananias sebagai utusan Tuhan dan, pada waktu yang sama, memberi bobot pada tugas itu.
Saulus masih belum diberitahu apa yang ia "harus perbuat" untuk diselamatkan. Ananias menatap Saulus yang tengah berlutut itu, air mata mengalir di pipinya, dan ia menyampaikan perintah Tuhan: "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"28(22:16).
Sewaktu saya masih kanak-kanak, para pengkhotbah kebangunan rohani dari denominasi biasa berteriak, "Diselamatkan seperti Saulus diselamatkan di jalan menuju Damsyik! Milikilah penglihatan, dengarkanlah suara itu, milikilah pengalaman!" Jika Saulus sudah diselamatkan di jalan menuju Damsyik, maka Tuhan pasti tidak tahu soal itu, sebab Ia sendiri memberi tahu Saulus, "Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat" (9:6; huruf miring oleh saya). Saulus juga tidak tahu soal itu, sebab ia masih bertanya, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" (22:10) dan kemudian ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari. (Jika Saulus sudah selamat, maka ia adalah orang selamat yang paling merana di dalam seluruh isi Kitab Suci!) Selanjutnya, penginjil terilham dari Allah juga tidak tahu soal itu, sebab ia memberitahu Saulus, "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (22:16; huruf miring oleh saya).
Saulus sudah percaya kepada Yesus, namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Ia sudah bertobat dari dosa-dosanya,29namun dosa-dosanya itu masih perlu disucikan. Ia sudah mengakui Kristus sebagai "Tuhan," namun dosa-dosanya masih perlu disucikan. Menurut utusan Allah itu, dosa-dosa Saulus tidak akan disucikan sampai ia dibaptiskan—diselamkan dalam air.
Ini tidak berarti air Damsyik memiliki kuasa istimewa untuk menyucikan dosa. Air yang dengannya Saulus dibaptis adalah air yang sama yang digunakan oleh penduduk Damsyik untuk memasak makanan dan mencuci pakaian mereka. Kitab Suci menekankan bahwa dosa-dosa kita disucikan dalam darah Yesus (Wahyu 7:14; band. Wahyu 1:5; simak KJV). Darah Kristus adalah yang menyucikan dosa kita; sedangkan baptisan adalah saat dimana darah-Nya itu menyucikan dosa-dosa kita.
Beberapa orang mengatakan bahwa cara seorang pendosa diselamatkan adalah dengan berdoa kepada Allah. Jika Saulus perlu melakukan "doa orang berdosa"30agar diselamatkan, maka ia sudah dalam posisi tubuh yang tepat ketika Ananias menghampiri dia—namun secara tidak langsung penginjil itu malah berkata, "Berhenti mengulur-ulur waktu! Bangkitlah. Berhenti berdoa dan mulailah mentaati!" Orang berdosa yang masih meminta Allah untuk mengasihi dia atau menyelamatkan dia adalah sama dengan "berdiam diri" (KJV), sebab Allah telah melakukan semua yang dapat Ia lakukan untuk meyakinkan orang berdosa bahwa Ia mengasihi dia, dan semua yang dapat Ia lakukan untuk menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa (Yohanes 3:16). Sekarang terserah kepada orang berdosa itu sendiri untuk menjawab dalam ketaatan. "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"31
TFTWMS: Kis 17:22-31 - Jika Anda Selalu Melakukan Yang Terbaik JIKA ANDA SELALU MELAKUKAN YANG TERBAIK (Kis 17:22-31)
Di zaman kini dunia menganggap kuil-kuil dan patung-patung di Atena sebagai pencapaian terting...
JIKA ANDA SELALU MELAKUKAN YANG TERBAIK (Kis 17:22-31)
Di zaman kini dunia menganggap kuil-kuil dan patung-patung di Atena sebagai pencapaian tertinggi kemahiran manusia. Apapun juga yang kita mungkin katakan tentang karya seni dan arsitektur mereka, bangsa Yunani itu telah melakukan yang terbaik dalam menghormati dewa-dewa berhala mereka. Paulus tidak bisa melakukan kurang dari itu untuk Allah yang benar dan hidup. Bisa jadi para pendengar Paulus itu tidak secara khusus bersikap menerima, namun di bukit Ares itu ia memberitakan salah satu khotbah terhebat yang pernah dikhotbahkan oleh manusia fana.
Untuk sejenak, marilah kita melihat pelayanan kita sendiri kepada Tuhan. Apakah kita selalu memberi Dia milik kita yang terbaik, atau apakah mungkin bahwa kadang kala kita memberikan Dia sisa-sisa30dari waktu, uang, tenaga dan bakat kita? Apapun hasilnya, Anda adalah orang sukses jika Anda selalu melakukan yang terbaik dalam Anda bekerja untuk sang Tuan.
TFTWMS: Kis 17:22-31 - Isi Khotbah ISI KHOTBAH (Kis 17:22-31)
Di Areopagus (bukit Mars) terdapat dua batu putih. Pada waktu berlangsungnya pengadilan, penuntut berdiri di salah satu ba...
ISI KHOTBAH (Kis 17:22-31)
Di Areopagus (bukit Mars) terdapat dua batu putih. Pada waktu berlangsungnya pengadilan, penuntut berdiri di salah satu batu itu dan terdakwa berdiri di batu yang lainnya. Karena suara merambat ke atas, maka kedua batu ini diletakkan di ujung bagian bawah bukit itu. Dalam bayangan saya, saya dapat melihat Paulus berdiri di atas atau di dekat salah satu batu-batu itu, siap berbicara kepada kaum cendekiawan Atena.
Bagaimanakah seharusnya ia memulainya? Ia tidak bisa memulainya seperti yang pernah ia lakukan dalam sinagoga Antiokia di Pisidia, yaitu dengan meninjau hubungan Allah dengan bangsa Israel (13:17). Ia bahkan tidak bisa bertukar pikiran "dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci" seperti yang pernah ia lakukan di sinagoga Tesalonika (17:2), sebab para pendengarnya itu tidak mengetahui Firman Allah. Kita harus selalu bisa memulai dimanapun orang berada. Ketika Yesus bertemu dengan seorang perempuan di sebuah sumur, Ia berbicara tentang air—air kehidupan (Yohanes 4:10). Ketika Paulus bertemu dengan orang-orang yang mengaku pencari kebenaran, ia berbicara tentang kebenaran—kebenaran tentang Allah dan manusia.
"Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: 'Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah '" (ay. 22). Kata Yunani yang diterjemahkan "sangat beribadah" adalah satu kata majemuk yang artinya "orang-orang yang takut setan" (yaitu, orang-orang yang menghormati setan). Berbeda dengan kita, kata "setan" bagi para pendengar Paulus tidak secara otomatis memiliki konotasi jelek; sebab bangsa Yunani menyembah banyak setan.2Karena kota itu dipadati oleh banyak berhala yang dipersembahkan untuk setan-setan ini, maka ada kemungkinan mereka tidak menganggap pernyataan itu sebagai pujian3maupun kritikan,4tetapi semata-mata sebagai pernyataan tentang suatu fakta.
Paulus mengilustrasikan maksudnya: "Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal" (ay. 23a). Para sejarawan sekular telah mencatat bahwa keberadaan mezbah-mezbah untuk dewa-dewa yang tidak dikenal di wilayah itu merupakan hal yang biasa.5Sewaktu saya mengunjungi Pergamum (di seberang Laut Aegea dari Atena), saya melihat reruntuhan kuil Demeter, dimana para arkeolog menemukan sebuah mezbah yang dipersembahkan "kepada allah yang tidak dikenal."
Ada spekulasi yang cukup banyak tentang asal-usul tempat keramat ini. Dalam beberapa kasus, ketika sebuah mezbah sudah tidak dipakai lagi dan belakangan dipugar kembali, jika tulisan awalnya sudah lenyap, maka kemungkinan mezbah itu diberi tulisan yang bersifat umum "kepada allah atau allah-allah yang tidak dikenal."
Satu penjelasan yang poluler mengaitkan masalah ini dengan suatu peristiwa yang pernah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Sebuah wabah menyapu seluruh negeri itu, membunuh ratusan orang. Karena mengira dewa-dewa sedang marah, maka penduduk itu memberi korban persembahan kepada ribuan dewa mereka, namun wabah itu tidak juga lenyap. Dicarilah nasihat dari orang bijak yang sudah tua yang bernama Epimenides. "Pastilah ada satu allah yang kalian tidak kenal yang marah kepada kalian," katanya. Perkataannya itu berisi usulan sebuah langkah yang harus ditempuh: Mereka harus melepaskan satu kawanan domba yang beragam warna di sekitar tempat keramat yang dikenal sebagai Areopagus, dan berdoa supaya allah yang tidak dikenal itu mau membuat domba yang ingin ia korbankan untuknya itu tiduran. Penduduk itu menuruti nasihat tersebut, mereka mendirikan mezbah dimana saja seekor domba sudah tiduran dan mengorbankan domba itu di atas mezbah itu.6Setidaknya satu mezbah yang dipersembahkan untuk "allah yang tidak dikenal" masih tetap bertahan sampai era Paulus.
Penjelasan sederhana untuk keberadaan mezbah ini mungkin begini bahwa beberapa orang penyembah berhala yang sangat hati-hati begitu takut kalau-kalau mereka telah melupakan satu allah. Karena tidak mau mengambil resiko, mereka lalu mendirikan sebuah mezbah untuk allah mana saja yang tidak dikenal. Apapun alasan bagi berdirinya tempat keramat itu, tempat itu melayani dengan sempurna pelbagai tujuan Paulus. Ia sudah dituduh memperkenalkan "dewa-dewa asing" (ay. 18); ia akan tunjukkan bahwa yang ia beritakan adalah Allah yang keberadaan-Nya diakui oleh orang-orang Atena, namun yang mereka akui tidak mereka kenal. "Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya," kata rasul itu, "itulah yang kuberitakan kepada kamu" (ay. 23b).
Kata "tanpa mengenalnya" dalam ayat 23 kedengarannya menghina. Kebanyakan dari kita akan lebih suka disebut "jelek" daripada "bodoh/tidak tahu." Bagaimanapun, Paulus memakai kata yang sama yang mereka terapkan kepada "allah yang tidak dikenal."7Kata Yunani yang diterjemahkan "tidak dikenal" adalah agnosto,8sebuah kata majemuk yang menggabungkan a (a adalah awalan yang bersifat meniadakan) dengan gnosis (kata untuk "pengetahuan"). Kata itu menunjukkan adanya kurang pengetahuan (yaitu, kebodohan). Secara tidak langsung Paulus berkata, "Dengarkanlah saya dan kalian akan mengetahui Allah yang kalian kira tidak dapat dikenal."
Apa Yang Allah Telah Perbuat
Simaklah bahwa ketika Paulus berbicara kepada orang-orang yang tidak memiliki konsep yang benar tentang Allah, ia tidak memulainya dengan bercerita tentang Yesus, tetapi tentang Allah. Semua agama yang salah di dunia ini didasarkan pada pandangan yang salah tentang Allah. Ingatlah: Anda harus bisa memulai dimanapun orang berada, bukan dimana Anda mau mereka berada.
(1) Allah menciptakan segalanya.
Paulus tidak memulainya dengan bukti-bukti filsafat tentang keberadaan Allah. Kebanyakan orang percaya kepada sesuatu yang disebut dengan "allah," seperti yang diyakini oleh orang-orang Antena. Sebaliknya, khotbah Paulus bermula dimana Perjanjian Lama bermula (Kejadian 1:1) dengan mengacu kepada Allah "yang telah menjadikan bumi dan segala isinya" (ay. 24a).9
Perkataan Paulus itu mengingatkan kita akan pelbagai pemandangan yang menakjubkan seperti halnya bumi Parahyangan yang indah di Jawa Barat, ngarai si Anai di Padang, Gunung Bromo di Jawa Timur, matahari terbenam yang mengagumkan di pantai-pantai pulau Bali, gemerlapnya cahaya bintang di malam hari di daratan mana saja. Saya dipenuhi oleh kekaguman saat saya menyadari bahwa "Allah menciptakan segalanya!"
Paulus memberitahu mereka bahwa bukan mereka yang menciptakan Allah, tetapi Allahlah yang menciptakan mereka; mereka tidak bisa menciptakan tempat kediaman untuk Allah, tetapi Allahlah yang telah menciptakan tempat kediaman untuk mereka—bumi ini. Perkataan Paulus itu membantah konsep kebendaan Epikuros bahwa dunia ini terwujud sebagai akibat dari benturan atom-atom secara kebetulan.
Pengertian yang benar tentang tujuan kehidupan mana saja haruslah bermula dengan pengertian dan pengakuan tentang adanya sang Pencipta. Demikianlah Iblis terus melancarkan serangan secara besar-besaran terhadap konsep penciptaan khusus—dan kita harus dengan penuh semangat menentang kebohongan setan bahwa kita terwujud secara kebetulan!
Paulus meneruskan untuk mengungkapkan Allah yang telah menciptakan segalanya: "Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia,10dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa" (ay. 24b, 25a). Waktu itu Paulus dikelilingi oleh kumpulan kuil-kuil berhala termegah yang dunia pernah lihat. Tidak seberapa jauh terdapat kuil Zeus, kuil paling besar yang pernah dibangun. Di bawahnya ada agora, yang dipadati dengan pelbagai berhala dan kuil, termasuk Parthenon yang tak ada tandingannya. Bagaimanapun, Allah tidak membutuhkan kuil-kuil itu, terlepas betapa indahnya kuil-kuil itu. Tidak seperti berhala-berhala mati dan tak berdaya yang berada di dalam kuil, Allah tidak memerlukan orang-orang Atena untuk melayani Dia; sebaliknya, merekalah yang membutuhkan pertolongan-Nya.
(2) Allah menciptakan semua manusia.
Paulus beranjak dari hal yang bersifat umum kepada yang khusus. Karena Allah menciptakan segalanya, maka artinya Ia menciptakan kita: "Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang" (ay. 25b). Awalnya, Ialah yang memberi kita kehidupan; lalu Ia memampukan kita untuk melanjutkan kehidupan dengan memberi kita nafas; setelah itu, Ia memberi kita "segala sesuatu" yang menopang kehidupan. Seberapa besarkah Anda memerlukan Allah? Tariklah nafas panjang. Allahlah yang memampukan Anda menarik nafas itu—dan tanpa itu, Anda akan mati. Setiap nafas yang Anda tarik adalah pemberian Yang Mahakuasa!
Lagi, "dari satu orang11saja Ia [Allah] telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi" (ay. 26a). Banyak terjemahan yang menambahkan kata "orang" setelah kata "satu," yang mengacu kepada Adam.12Karena Allahlah yang menciptakan kita semua, maka kita memiliki Bapa yang sama dan kita semua bersaudara! Sekali lagi, pelbagai adegan membanjiri pikiran saya: Anak-anak sekolah di Yogya bergaya untuk difoto, para remaja Bandung berjalan-jalan dengan celana jean mereka, wajah laki-laki tua dengan kerutan tahun-tahun kehidupannya terlukis di wajahnya, seorang pribumi Irian melakukan tarian tradisional, penduduk pedesaan yang suka menolong, sebuah keluarga pemulung dengan rumah kardusnya, Annie Christine Wilkinson mendekap lengan ibunya.13 Beberapa dari mereka ada yang seperti saya, sedangkan yang lainnya tidak; tetapi semuanya adalah hasil pekerjaan tangan Allah!
Jika dalam pembicaraan sebelumnya Paulus telah menyerang pandangan orang Yunani tentang Allah, maka di sini ia menyerang pandangan orang Yunani tentang manusia. Bangsa Yunani menganggap diri mereka lain daripada yang lain, dengan asal-usul dan status yang berbeda dari semua orang lain. Mereka mengelompokkan umat manusia ke dalam dua kategori: "Orang Yunani dan orang barbar." Kebanggaan nasionalis mereka pastilah terpukul sewaktu mendengar bahwa "dari satu orang saja," Allah "telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia [termasuk negeri Yunani!] untuk mendiami seluruh muka bumi."
Supaya adil terhadap bangsa Yunani, mereka itu tidaklah sendirian dalam bersikap congkak. Kebanyakan kelompok etnis menganggap umat manusia terdiri dari "kita" dan "mereka." Pembagian bangsa Yahudi adalah "bangsa Yahudi dan non-Yahudi." Pengelompokan bangsa Romawi adalah "warganegara dan bukan warganegara." Sayangnya, pengelompokan yang merugikan seperti itu tetap berlanjut di antara mereka yang tidak sadar bahwa Yesus telah merubuhkan pelbagai rintangan di antara manusia (Efesus 2:14) sehingga kita semua bisa menjadi "satu dalam Yesus Kristus" (Galatia 3:26-28). Satu-satunya kategori yang benar-benar menjadi perkara penting adalah "dalam Kristus" dan "di luar Kristus."
(3) Allah mengendalikan segalanya.
Setelah menyatakan bahwa "dari satu orang saja," Allah "telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi," Paulus menambahkan, "dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka" (ay. 26).14Daniel 2:21 merupakan tafsiran yang baik untuk ayat itu: "Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja." Dengan kata lain, Allahlah yang pegang kendali. Ia bukan hanya menentukan musim-musim tertentu (14:17), namun Ia juga menentukan lamanya pemerintahan raja-raja. Ia tidak hanya menetapkan batas-batas geografi seperti halnya lautan, tetapi Ia juga menetapkan batas-batas politik. Allah tidak menciptakan dunia dan kemudian pergi begitu saja; Ia aktif terlibat dalam urusan manusia baik dahulu maupun kini. Meskipun orang-orang Atena itu tidak menyadari hal itu, namun Allah Yang Tidak Dikenal itu telah memberi tempat terhormat kepada mereka dalam sejarah!15
Apa Yang Manusia Harus Lakukan
Setelah mengungkapkan apa yang Allah telah lakukan, Paulus lalu beralih kepada apa yang manusia harus lakukan.
(1) Manusia harus mencari Allah.16
Ayat 27 dimulai dengan perkataan "supaya mereka mencari Dia." Kata "supaya" mengaitkan ayat ini dengan kebenaran yang baru saja diketengahkan.17Allah menciptakan segalanya dan mengendalikan segalanya untuk mendorong kita supaya mencari Dia.18Kita ditempatkan di dunia ini bukan untuk mencari kedudukan, kepemilikan atau kesenangan; kita ditempatkan di dunia ini untuk mencari Allah! 19Allah tidak membutuhkan pelayanan kita (ay. 25), namun Ia benar-benar menginginkan persekutuan kita!
Mau tidak mau saya akan bertanya-tanya jika perkataan Paulus selanjutnya bukan merupakan penggambaran terselubung mengenai para filsuf Atena itu: "mudah-mudahan [mereka] menjamah dan menemu-kan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing" (ay. 27b). Para filsuf itu sedang mencari-cari kebenaran, namun—hanya memakai akal manusia—mereka meraba-raba dalam kegelapan. Sebuah kesamaan yang terlintas di pikiran saya adalah anak-anak yang menutup matanya dengan kain penutup pada sebuah pesta permainan, mereka tersandung-sandung di sekeliling ruang pesta saat mencoba untuk "menyematkan ekor kuda."20Tanpa kain penutup, hal itu akan mudah dilakukan; namun dengan kain penutup, hal itu hampir mustahil dilakukan. Jika saja para filsuf itu bersedia menelan kesombongan mereka dan mengakui bahwa Allah Yang Tidak Dikenal itu telah menyatakan diri-Nya, maka mereka dapat membuka kain penutup yang mereka kenakan sendiri dan dapat melihat bahwa "Ia tidak jauh dari kita masing-masing."
Seberapa dekatkah Allah? "Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (ay. 28a). Beberapa orang ada yang menuduh bahwa Paulus membicarakan sebuah konsep pantheis yang serupa dengan pantheisme materialis golongan Stoa. Bagaimanapun, perkataan Paulus itu jauh dari konsep Stoa tentang Kekuatan non-personal yang merembesi alam bila dibandingkan dengan konsep alkitab tentang Allah yang personal, Mahaberada yang memenuhi langit dan bumi, yang "menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibrani 1:3)—termasuk kita!21
Karena mengetahui bahwa pendengarnya banyak yang menemui kesulitan untuk memahami konsep Allah yang dekat, maka Paulus lalu mengatakan bahwa para pujangga mereka sendiri setuju dengan pernyataannya: "seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga" (ay. 28b). Di sini Paulus mengutip dua syair. Kutipannya yang pertama telah diungkapkan beberapa tahun lebih awal dalam sebuah syair yang ditujukan kepada Epimenides22(abad 600 S.M.): "Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada." Kutipannya yang kedua, "Sebab kita ini dari keturunan Allah juga," tampaknya mengacu kepada sebaris kata dari tulisan Aratus23(lahir 310 S.M.): "Sebab kita ini benar-benar keturunan Allah." 24Harus juga diperhatikan bahwa allah yang diacu dalam syair-syair itu bukanlah Yehovah (yang "tidak dikenal" oleh mereka), melainkan allah utama mereka, Zeus.25Paulus tidaklah sedang mengatakan bahwa Yehovah harus dikenali dalam sosok Zeus. Sebaliknya, ia sedang menunjukkan bahwa filsafat manusia bahkan bisa mengarah kepada konsep Allah yang dekat dan personal, dan oleh sebab itu, perkataan Paulus tentang sifat Allah yang sejati tidak boleh dianggap tidak masuk akal.
(2) Manusia harus beribadah dengan benar.
Setelah berbicara tentang sifat Allah Yang Tidak Dikenal, Paulus dengan cepat bergerak kepada masalah menyembah satu-satunya Allah yang benar. Bagaimana kita menyembah Allah adalah selalu didasarkan pada konsep kita tentang Allah.
Paulus sudah beberapa kali menyinggung masalah peribadahan. Di awal pelajarannya, ia sudah menyatakan bahwa mereka sudah menyembah Allah Yang Tidak Dikenal "dalam ketidaktahuan" (ay. 23). Ia juga telah menekankan bahwa Allah "tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia" (ay. 24, 25). Pernyataannya bahwa Allah yang esa telah menciptakan segalanya (ay. 25, 26) akan membawa kepada kesimpulan bahwa seluruh manusia harus menyembah Allah yang sama dan dengan cara yang sama juga.
Supaya orang-orang Atena itu tidak salah menanggapi implikasi dari perkataannya itu, Paulus kini menghujamkan pisau belati ke pusat praktik-praktik keberhalaan mereka: "Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi26sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia" (ay. 29). Bagaimana bisa yang lebih rendah (manusia) menciptakan yang lebih kuat (Allah)? Selanjutnya, jika kita ini yang hidup, bernafas, dan bergerak diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, bagaimana bisa kita beranggapan bahwa sesuatu yang diciptakan dari zat yang dingin, mati, dan tak berdaya bisa menjadi Allah?
Itu merupakan sebuah pernyataan yang berani, bahkan kemungkinan yang paling nekat.27Setiap orang Atena memiliki berhala-berhala kecil yang terbuat dari emas dan perak, sementara kotanya sendiri dipenuhi dengan berhala-berhala yang bagus sekali yang terbuat dari batu pualam—termasuk patung Atena yang terbuat dari batu pualam yang dilapisi dengan gading dan emas yang mahal.
(3) Manusia harus bertobat.
Tanpa rasa takut, Paulus segera masuk ke dalam kesimpulannya. Jika perkataannya benar, maka ibadah bertakhyul orang-orang Atena adalah salah; jika mereka ingin menyukakan satu-satunya dan hanya satu-satunya Allah yang benar dan hidup, maka mereka tidak punya pilihan lain selain merubah diri: "Dengan tidak memandang lagi28zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat" (ay. 30). Untuk ketiga kalinya, Paulus memakai kata Yunani yang menunjukkan "kebodohan": (1) Dengan menyebut Allah sebagai "tidak dikenal," orang-orang Atena itu sudah mengakui kebodohan mereka mengenai Allah (ay. 23a). (2) Mereka sudah menyembah Allah "dalam ketidaktahuan" (ay. 23b). (3) Kini, Paulus berkata bahwa Allah memaklumi "kebodohan" mereka di masa lalu tetapi tidak di masa kini. Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada mereka; dan mereka tidak lagi punya alasan apa saja untuk kebodohan mereka itu.29
Beberapa penafsir bergumul dengan pertanyaan "Sampai seberapa jauhkah Allah tidak memandang kebodohan mereka?" Karena saya tidak mengetahui pikiran Allah (Yesaya 55:8, 9), maka itu bukan pertanyaan yang dapat saya jawab. Selanjutnya, karena Paulus menyiratkan bahwa Allah kini tidak lagi memaklumi kebodohan mereka, maka itu bukan pertanyaan yang perlu saya jawab; pertanyaan itu hanya sedikit atau tidak berkaitan dengan bagaimana Allah di zaman kini berhubungan dengan umat manusia. Oleh sebab itu, saya puaskan diri saya dengan menarik sebuah kesamaan sederhana: Sewaktu anak-anak perempuan saya masih kecil-kecil, saya memaklumi beberapa tingkah laku mereka yang kemudian tidak lagi saya maklumi ketika mereka bertumbuh semakin dewasa. Di masa lalu, ketika umat manusia masih dalam tahap kebayian, Allah memaklumi beberapa tingkah laku mereka yang kemudian tidak lagi Ia maklumi (simak Matius 19:8-9). Sekarang Allah berkata kepada semua umat manusia, "Kalian sudah cukup lama berada di bumi sehingga sudah dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah; oleh sebab itu, Aku menuntut tanggung jawab kalian atas segala perbuatan kalian"!
Perkataan Petrus bahwa Sanhedrin yang membenarkan diri itu perlu bertobat (5:31) sudah "menusuk hati mereka," dan mereka bermaksud membunuh dia (5:33). Kini Paulus menunjuk kepada para filsuf yang berpuas diri dan memberitahu mereka bahwa orang-orang cerdas itu perlu bertobat! "Bertobat" artinya "merubah pikiran dan sikap terhadap dosa, sebagai akibat dari kesedihan yang sungguh-sungguh karena dosa, dan memutuskan untuk merubah cara hidup."30Para pendengar Paulus itu secara khusus perlu berbalik "dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar" (1Tesalonika 1:9).
Di era Paulus, pertobatan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, dan begitu juga halnya di era kita. Dalam buku yang berjudul Whatever Became of Sin? Karl Menninger, M.D., menulis:
... di masa kini hanya sedikit kaum pendeta yang berani mengambil resiko untuk menyuarakan pertobatan, seperti yang pernah dilakukan oleh para nabi dan Yohanes Pembaptis dan [para penginjil masa lalu] ... Mereka takut didamprat orang banyak (seperti yang dilakukan oleh beberapa ekstrimis) karena menyuarakan kembali ancaman hukuman dengan api dan belerang. Mereka begitu takut untuk dituduh sampai-sampai mereka diam membisu meskipun apa yang mereka imani harus didengar dan diperhatikan oleh orang-orang yang duduk di bangku gereja.31
Orang-orang yang menyukakan manusia (Galatia 1:10) yang Menninger sebut "kaum pendeta" boleh saja ragu-ragu untuk memerintahkan manusia bertobat, namun para pemberita injil janganlah takut melakukan hal itu. Sewaktu Yesus datang untuk menginjil, kata pertama yang keluar dari mulut-Nya adalah "Bertobat" (Matius 4:17).
Paulus sudah memberitahu orang-orang Atena tentang masa lalu: Allah memaklumi kebodohan mereka. Paulus juga sudah memberitahukan tentang masa kini: "sekarang," Allah ingin "memberitakan ... bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat." Untuk memotivasi mereka, ia kemudian memberitahu mereka tentang masa depan: "Karena Ia telah menetapkan suatu hari,32pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia" (ay. 31a). Golongan Epikuros menganggap kehidupan sebagai proses menuju kemusnahan, golongan Stoa menganggap kehidupan sebagai jalan kecil yang untuk diserap dalam kekuatan kehidupan ilahi, tetapi Paulus mengumumkan bahwa kehidupan adalah "sebuah perjalanan menuju kursi penghakiman Allah"!33Paulus memulai khotbahnya dengan menegaskan bahwa Allah Yang Tidak Dikenal itu adalah Pencipta mereka; ia mengakhirinya dengan meneguhkan bahwa Allah Yang Tidak Dikenal itu akan menjadi Hakim mereka!
Khotbah pembukaan Paulus mengenai "kebenaran tentang Allah dan manusia" pada dasarnya sudah selesai. Tanpa mengutip satupun isi Kitab Suci, Paulus sudah menyajikan satu argumentasi alkitabiah secara susul-menyusul. Bagaimanapun, ia masih perlu memperkenalkan pelajarannya yang paling penting, mengenai "kebenaran tentang Yesus." Ia menyatakan bahwa Allah akan "menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (ay. 31b; huruf miring oleh saya). "Seseorang" itu adalah Yesus. Kebangkitan Yesus melayani banyak tujuan;34satu tujuan yang agak kurang diketahui adalah bahwa kebangkitan itu membuktikan akan adanya hari penghakiman! (Ketika orang-orang denominasi merayakan Kebangkitan Yesus, saya bertanya-tanya berapa banyakkah dari mereka yang memberitakan tentang hari Penghakiman!) Paulus pernah dibawa ke hadapan perhimpunan para pembesar ini sebab ia telah memberitakan Yesus dan kebangkitan (ay. 18). Ketika ia menutup khotbahnya, ia kembali ke titik semula, dan berakhir dengan dua tema tersebut!35
Mengapa Paulus berbicara tentang Yesus sebagai Hakim bukannya sebagai Juruselamat? Mengapa ia memerintahkan pertobatan bukannya iman, sebagaimana yang biasa terjadi dalam khotbah-khotbah injili? Apapun alasan Paulus, kita bisa yakin atas tiga fakta ini: (1) Roh Kudus memberi Paulus isi berita yang diperlukan oleh orang-orang itu pada waktu yang khusus itu (Matius 10:19).36(2) Mereka yang datang untuk mendengarkan lebih jauh isi pemberitaan Paulus (ay. 32) akan mendengar tentang Yesus dan salib dalam penyajiannya berikutnya (1Korintus 2:2). (3) Kata "bertobat" dalam ayat 30 mewakili keseluruhan respon manusia, sebagaimana halnya kata "percaya" mewakili keseluruhan respon manusia dalam nas yang serupa dalam kitab Kisah. Supaya konsisten, mereka yang mendebat bahwa baptisan adalah tidak penting sebab baptisan kadang-kadang tidak disinggung sebagai sebuah syarat keselamatan, harus juga mendebat bahwa iman dalam Yesus sebagai Juruselamat adalah tidak penting sebab iman tidak disinggung sebagai sebuah syarat keselamatan dalam khotbah Paulus di bukit Mars. Mereka yang memperlakukan Kitab Suci secara jujur tahu bahwa injil yang Paulus beritakan kepada orang-orang Atena maupun kepada yang lainnya bukanlah "injil yang lain" (Galatia 1:6). Sama seperti yang lainnya, mereka juga harus merespon supaya diselamatkan dari dosa-dosa dahulu mereka: Mereka harus percaya kepada Yesus, bertobat dari dosa-dosa mereka, mengakui iman mereka, dan dikuburkan dalam baptisan (Roma 6:3, 4).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubaha...
NASIHAT ORANG DEWASA UNTUK PARA BAYI DALAM KRISTUS (Kis 9:23-30; 22:17-21)
Sewaktu Yesus berbicara kepada Nikodemus, Ia membandingkan proses perubahan hidup dengan kelahiran. Ia berkata kepada pemimpin Yahudi itu, "Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3; band. Yohanes 3:5; 1Petrus 1:22, 23). Perjanjian Baru mengacukan orang-orang Kristen baru sebagai " manusia yang belum dewasa (bayi-bayi ) dalam Kristus" (1Korintus 3:1; lihat juga Ibrani 5:13).1 Sebagai bayi dalam Kristus, orang Kristen baru itu terbuka bagi segala bahaya dan bagi kebahagian anak-anak yang baru lahir.
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita melihat "proses lahir baru" Saulus dari Tarsus (lebih dikenal sebagai rasul Paulus).2Dalam sajian ini, kita akan melanjutkan pelajaran kita tentang Kisah 9, dengan melihat hari-hari pertama Saulus sebagai orang Kristen baru.3Dari kisah itu kita akan menarik beberapa "nasihat orang dewasa bagi para bayi dalam Kristus."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan ...
KESIMPULAN (KIS 9:23-30; 22:17-21)
Marilah kita sudahi pelajaran ini dengan menguji diri kita sendiri. Biarlah setiap orang bertanya, "Kemajuan macam apakah yang telah saya capai sebagai orang Kristen?" Paulus menuliskan kata-kata sedih ini kepada orang Kristen yang tidak bertumbuh secara rohani sebagaimana seharusnya: "Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi ... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya" (1Korintus 3:1, 2).
Tidak ada salahnya dilahirkan sebagai bayi; namun adalah tragis untuk tetap menjadi bayi. Jika pengujian jujur Anda mengungkapkan bahwa Anda belum bertumbuh sebagaimana seharusnya, putuskanlah untuk "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:15).
CATATAN KHOTBAH
Richard Rogers menulis bahwa menurut Kisah 9:27, Barnabas berkata bahwa gereja di Yerusalem harus menerima Saulus sebagai anggota sebab (1) Saulus telah melihat Tuhan, (2) ia telah berbicara dengan Tuhan, dan (3) ia telah memberitahu orang lain tentang Tuhan. Rogers berkata bahwa kita juga perlu "melihat Tuhan (dengan mempelajari Alkitab), bicara dengan Tuhan (dalam doa), dan bicara dengan orang lain tentang Yesus (dalam penginjilan). Rogers menyebut semua itu merupakan kualitas Perubahan, Persekutuan, Pengakuan (Richard Rogers, "The Need of Placing Membership in a Local Church," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.)
PERJALANAN MULA-MULA SAULUS
- 1. Saulus meninggalkan Yerusalem menuju Damsyik, "berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh" orang Kristen (9:1; 22:5; 26:12).
- 2. Setelah bertemu Yesus di jalan ke Damsyik, Saulus masuk ke kota itu dan diberitahu oleh Ananias untuk dibaptis. Dengan segera ia mulai memberitakan injil (9:20-22).
- 3. Saulus mengasingkan diri ke tanah Arab (Galatia 1:17) dan belakangan kembali ke Damsyik. Untuk melepaskan diri dari kemarahan orang-orang Yahudi, ia meninggalkan kota itu pada malam hari dalam sebuah keranjang, (Kisah 9:23-35) lalu ia pergi ke Yerusalem Di situ ia diterima oleh Barnabas, dan ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus (Kisah 9:26-28; Galatia 1:18, 19).
- 4. Diancam kembali oleh orang-orang Yahudi, Saulus/ Paulus diungsikan ke Kaisarea oleh saudara-saudara dan kemudian dipulangkan ke Tarsus (9:29, 30).
- 5. Sewaktu di Tarsus untuk kira-kira tujuh tahun, Paulus menginjil di Kilikia dan Siria (Galatia 1:21). Barnabas membawa Saulus dari Tarsus ke Antiokhia di mana ia dan Saulus bekerja selama satu tahun (Kisah 9:19-25).
Kota-Kota Dalam Dunia Perjanjian Baru
"[Damsyik] dikelilingi oleh perbukitan dan dibatasi oleh gurun pasir, dengan berkilo-kilometer taman bunga yang berpotongan dengan banyak aliran sungai dan kanal, dimeriahkan dengan keceriaan dan kapal-kapal niaga. Di pelbagai sudut, bazaar, dan pasarnya terdapat banyak sutera, batu permata, gading, karpet, dan pedang; para pejalan yang kehausan biasanya melepaskan dahaga mereka dengan jus jeruk yang didinginkan oleh salju yang berasal dari bukit-bukit Lebanon. Dinding-dinding dan menara-menaranya dipisahkan oleh kubah-kubah dan pintu gerbang-pintu gerbang yang sangat besar, dan melalui salah satu pintu gerbang itu, yaitu Pintu Gerbang Timur ... Saulus sendiri harus dituntun masuk." Spreading the Gospel
Bernard R. Youngman "[Damsyik] merupakan pusat jaringan perdagangan yang sangat besar dengan banyak jalan yang sangat lebar untuk iring-iringan niaga hingga mencapai Siria utara, Mesopotamia, Anatolia, Persia, dan tanah Arab. Jika "‘Jalan’ baru agama Kristen tumbuh subur di Damsyik, maka Jalan itu akan dengan cepat mencapai semua tempat tersebut ... Dari sudut pandang Sanhedrin dan Saulus si kepala penganiaya, Jalan itu harus dihentikan di Damsyik." The NIV Study Bible "Dataran dimana Tarsus terletak adalah dikelilingi oleh deretan pegunungan tinggi di sebelah utara dan barat laut, pegunungan itu tertutup salju hampir di sepanjang tahun. Wilayah di luar Tarsus dicapai melalui sebuah jalan masuk yang menembus deretan gunung itu yang disebut Gerbang Kilikia, jalan ini merupakan satu-satunya jalan masuk ke Kilikia dari arah barat. Bagian timur Kilikia dikelilingi juga oleh deretan gunung, dan melalui deretan gunung ini terdapat dua jalan tembus yang terkenal ... yang memberi jalan masuk ke Siria."
New Commentary on Acts J.W. McGarvey "Kaisarea dibangun oleh Herodes yang Agung di tempat kediaman bangsa Fenisia ... Kota ini dilengkapi dengan pelabuhan buatan yang bagus sekali, sehingga pelabuhan ini menjadi pelabuhan utama di dalam kerajaan Herodes. Herodes menyebut kota baru ini ... Kaisarea untuk menghormati Kaisar Augustus. Setelah tahun 6 S.M. kota itu menjadi tempat kediaman para gubernur Romawi di Yudea yang mendirikan pusat pemerintahan mereka di istana Herodes (band. 23:35)." The Book of the Acts, rev. ed. F.F. Bruce
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kri...
Catatan Akhir:
- 1 Kedua nas ini memakai istilah "bayi" dalam nada menghina sebab mereka yang ditegur itu tidak bertumbuh sebagai orang Kristen. Memulai sebagai seorang bayi tidaklah salah; yang sangat salah adalah tetap menjadi bayi seumur hidup!
- 2 Sebagaimana dalam pelajaran sebelumnya, saya akan memakai kembali kedua nama itu: Saulus dan Paulus.
- 3 Saya kadang-kadang akan mengacukan para murid Kristus sebagai "orang Kristen," meskipun julukan itu tidak muncul sampai dengan 11:26.
- 4 Setiap orang yang selamat ditambahkan kepada gereja ini (lihat catatan tentang 2:41, 47).
- 5 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today. (Huruf miring oleh saya.) Beberapa orang mengira "rumah tangga" dalam 1Timotius 3:15 artinya "Bait Allah," namun dalam konteks "rumah" (dari oikos) dalam ayat 15, makna kata itu tentunya sama dengan yang terdapat dalam ayat 4, 5, dan 12. Di seluruh nas ini Paulus membandingkan keluarga Allah dengan keluarga para pemimpin gereja.
- 6 Jika tepat, dapat pula ditambahkan pelbagai pendapat tentang ungkapan penghargaan untuk keluarga jasmaniah.
- 7 Karena sekarang ini banyak orang meremehkan gereja, poin ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
- 8 Lagi, lihat catatan tentang 2:41, 47.
- 9 Saya menduga Ananias mampu melenyapkan keraguan apapun yang mungkin menghinggapi saudara-saudara itu.
- 10 NIV juga menulis "bergabung." 11W.E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 334. (Huruf miring oleh saya.) Ini adalah kata yang diterjemahkan "bersatu" dalam Matius 19:5. Lihat Lukas 15:15; Kisah 5:13; 10:28 untuk pemakaian lain kata-kata ini.
- 12 Julukan "anggota" berasal dari Roma 12 dan 1Korintus 12, dimana individu-individu Kristen dibandingkan dengan anggota- anggota tubuh jasmani: kaki, tangan, mata, kuping, dll. Untuk menjadi "anggota" sebuah jemaat lokal tidak berarti "nama orang itu ada dalam daftar," namun sebaliknya orang itu merupakan bagian yang berfungsi dalam jemaat itu. "Menjadi anggota" sebuah jemaat artinya mengungkapkan keinginan untuk bekerja dalam jemaat itu.
- 13 Kadang-kadang seseorang dibaptis jauh dari rumahnya dan berencana untuk menjadi bagian dari jemaat dimana ia tinggal.
- 14 Lihat catatan tentang 20:28 dalam pelajaran akan datang.
- 15 Jemaat yang alkitabiah tidak harus memiliki para penatua, namun setiap jemaat harus mengarah kepada pemilihan orang-orang yang memenuhi syarat sebagai penatua sesegera mungkin (Titus 1:5). Bahkan jika tidak ada para penatua dalam satu jemaat, kita masih perlu bertanggung jawab kepada seseorang. Menjadi bagian dari satu jemaat lokal dapat membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab kita.
- 16 Lagi, lihat catatan tentang 20:28.
- 17 Kita punya masalah yang tidak dimiliki Saulus: dalam era Saulus tidak ada denominasi, namun sekarang ini ada banyak denominasi, jadi pertama-tama kita perlu memastikan bahwa jemaat mana saja yang kita akan "menggabungkan diri" adalah jemaat yang mengikuti prinsip-prinsip Firman Allah.
- 18 Lihat artikel tambahan " ‘bergabung dangan’ Jemaat Lokal" dalam seri pelajaran ini.
- 19 Ini menunjukkan kita tidak perlu menerima siapa saja dan setiap orang ke dalam persekutuan jemaat lokal secara otomatis. Bagaimanapun, jika tidak ada alasan yang memaksa untuk melakukan sebaliknya, orang-orang yang telah dibaptis secara alkitabiah (berarti ditambahkan kepada gereja Tuhan) biasanya memang diterima.
- 20 Mereka mungkin terkejut bahwa Saulus dapat melihat kembali dengan begitu cepatnya, namun mereka tidak terkejut saat melihat dia. Tempat tujuannya adalah sinagoga-sinagoga di Damsyik (9:2).
- 21 Kenyataannya, inilah satu-satunya kesempatan dimana ungkapan itu muncul dalam kitab Kisah, meskipun dalam 13:33 Paulus menggunakan sebagian dari istilah itu.
- 22 Ini tidak untuk mengatakan bahwa istilah "Anak Allah" dipakai dalam kaitannya dengan penampakan Yesus, namun Yesus muncul sebagai Dia yang bicara dari sorga, yaitu sebagai kehadiran Allah.
- 23 Paulus memakai istilah itu sekitar lima belas kali dalam surat-suratnya.
- 24 Untuk contoh dimana penalaran Paulus sejalan dengan pemikiran ini, lihat Kisah 13:6-14; 17:1-3, 10.
- 25 Bandingkanlah 6:9.
- 26 Ia akan masuk dahulu ke dalam sinagoga jika tempat itu memiliki sinagoga, dan biasanya memang ada. Untuk satu pengecualian, lihatlah pekerjaan Paulus di Filipi dalam Kisah 16.
- 27 Pada suatu ketika Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), yang memampukan dia untuk mengadakan "tanda-tanda seorang rasul sejati," yang mencakup "tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa (2Korintus 12:12), dan memberi dia kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang Kristen dan memberi mereka pelbagai karunia mujizatiah (Kisah 19:1-7). Lukas tidak mengatakan kapan Saulus menerima baptisan Roh Kudus (atau padanannya), apakah pada saat peristiwa dalam Kisah 9 atau setelahnya. Di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik, Saulus kemungkinan besar berbicara berdasarkan pengilhaman, "membingungkan orang-orang Yahudi," tetapi kita tidak tahu pasti.
- 28 Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 29 Faktor lainnya sudah tentu adalah Roh yang ada dalam dirinya.
- 30 Dalam Galatia 1:11-24, Paulus berbicara tentang waktu ia menjadi orang Kristen. Ayat-ayat itu akan digunakan dalam pelajaran ini untuk menambah informasi dalam Kisah 9.
- 31 Lihat peta dalam seri pelajaran ini.
- 32 Galatia 1:17b. Ayat ini cocok juga berada di antara 9:22 dan 9:23 seperti juga di tempat lainnya.
- 33 Beberapa orang mengetengahkan bahwa Gunung Sinai berada tepat di bagian selatan tanah Arab (Galatia 4:25) dan hal itu mengesankan bahwa Saulus mengadakan perjalanan rohani ke Sinai sebagaimana yang pernah dilakukan Musa dan Elia, namun kita tidak punya bukti untuk perjalanan itu.
- 34 Catatan Paulus tentang Yesus yang menetapkan Perjamuan Tuhan ditulis sebelum Injil mana saja mencatat peristiwa itu.
- 35 Oleh sebab itu, ia sama sekali tidak lebih rendah dari rasul-rasul lainnya (2Korintus 12:11).
- 36 Yohanes 1:42.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Ko...
PELBAGAI RINTANGAN BAGI ORANG KRISTEN BARU (Kis 9:19-31; 22:17-21)
Rasul Paulus sering membandingkan kehidupan Kristiani dengan suatu perlombaan (1Korintus 9:24-27; 2Timotius 4:7, 8). Bagi beberapa orang, kehidupan Kristiani bagaikan lomba lari cepat; orang-orang itu mampu berlari dengan kecepatan penuh di sepanjang lintasan. Bagi kebanyakan dari kita, kehidupan Kristiani adalah lomba maraton, suatu perlombaan daya tahan. Bagaimanapun, perlombaan yang Paulus hadapi lebih menyerupai lomba lari lintas gawang tinggi. Begitu ia keluar dari air baptisan, ia punya pelbagai rintangan yang harus disingkirkan, pelbagai hambatan yang harus diatasi. Dalam pelajaran ini, kita akan melanjutkan kajian kita tentang pelayanan mula-mula Paulus. Sambil melakukan hal itu, kita akan memperhatikan beberapa rintangan yang Paulus hadapi. Karena tantangannya itu serupa dengan tantangan yang dihadapi juga oleh para bayi dalam Kristus, maka kita ingin secara khusus melihat bagaimana dia mengatasi pelbagai rintangan tersebut.
RINTANGAN KEGAGALAN (Kis 9:19-22)
Bagi orang tua, salah satu saat paling menggembirakan adalah ketika anak mereka mulai dapat melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Ia melangkah selangkah, lalu jatuh. Belakangan, ia mencoba kembali. Setelah melangkah dua langkah, sekali lagi ia tersungkur ke tanah. Sedikit demi sedikit ia melangkah dua langkah sebelum terjatuh lagi, kemudian tiga langkah, kemudian makin bertambah banyak. Saya senang menonton filem keluarga yang berisi rekaman langkah-langkah awal anak perempuan kami nomor dua, Debbie. Sebenarnya Debbie tidak belajar jalan biasa tetapi belajar lari. (Sampai kini ia masih belum bisa memperlambat gerakannya!) Bagaimanapun, dalam filem itu Debbie beberapa kali jatuh terguling selagi ia berjalan tertatih-tatih. Renungkanlah ini: Bagaimana jika Debbie tidak bangkit lagi setelah mencoba melangkah dua atau tiga kali? Sekarang ini kami tentunya akan memiliki seorang anak perempuan dewasa yang harus digotong-gotong ke sana ke mari ! Para bayi dalam Kristus harus belajar berjalan sebagaimana yang para bayi lakukan—dan mereka juga akan masih sering tersandung dan jatuh, bahkan mungkin akan lebih sering dibandingkan bayi-bayi lain mana saja. Pertanyaannya bukanlah "Akankah orang Kristen baru kadang-kadang gagal menjalani kehidupan dan pelayanan Kristiani yang idealis?" Kitab Suci dan pengalaman kita memberitahukan bahwa mereka akan gagal. Pertanyaan yang penting adalah "ketika mereka jatuh, akankah mereka bangkit lagi dan terus berusaha?"
Saulus kelihatannya memandang pelbagai upaya awalnya di Damsyik dan Yerusalem sebagai kegagalan. Belakangan ia menulis bahwa pelarian dia dari Damsyik pada tengah malam sebagai contoh kelemahan (2Korintus 11:30, 32, 33). Ketika belakangan ia berbicara tentang pelariannya dari Yerusalem, ia menunjukkan bahwa ia pergi dengan berat hati (Kisah 22:17-21). Namun begitu, Saulus mampu menyingkirkan rintangan kegagalan itu melalui iman. Ia tidak menyerah, ia memperbaiki diri dan berusaha lagi.
Sambil Anda memulai kehidupan Kristiani Anda, belajarlah dari Saulus: Jangan biarkan kegagalan menjadi faktor penentu. Bila Anda jatuh, bangkitlah1dan berusaha lagi. Itulah satu-satunya cara belajar jalan. Menyerah dan berdiam diri mungkin akan lebih aman, namun tindakan itu akan melumpuhkan rohani Anda, dan Anda akan selalu bergantung pada orang lain!2
Baru-baru ini saya dan isteri saya meluangkan waktu di Brasov, Romania. Saya terkesan dengan kemajuan orang-orang Kristen baru di situ. Dalam pelayanan ibadah mereka, hampir setiap anak muda membaca Kitab Suci, memimpin doa, memimpin pujian, atau memberi ceramah singkat. Para pemuda Kristen ini belum tiba pada titik "bermain aman" dan berusaha untuk tidak dipermalukan. Mereka bertumbuh dengan mencoba-coba —termasuk membuat pelbagai kesalahan.
RINTANGAN PENGANIAYAAN (Kis 9:23-25).
Dalam pelajaran kita sebelumnya kita telah melihat bahwa setelah dibaptis Saulus mulai memberitakan injil di dalam pelbagai sinagoga di Damsyik. Kita juga telah pelajari bahwa pada suatu ketika ia pergi ke daerah gurun pasir Arab. Setelah pulang dari Arab, ia mulai lagi memberitakan injil di Damsyik. "Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus" (ay. 23). Karena tidak dapat menaklukkan lidah Saulus dengan argumentasi, maka mereka berusaha menaklukkannya dengan kematian.3
Seseorang pernah berkata bahwa "kemartiran adalah cara dunia untuk menghancurkan bukti."4 Ayat 24 berkata, "Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus.5Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia." Dalam tulisannya kepada jemaat Korintus, Paulus menambahkan tulisan yang membingungkan ini: "Di Damsyik wali negeri6[bawahan] raja Aretas7menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku"
(2Korintus 11:32). Saya katakan membingungkan sebab, pertama kita tidak tahu otoritas apa yang dimiliki raja Arab Aretas di Damsyik, yang biasanya dikontrol oleh bangsa Romawi.8Namun begitu, yang lebih membingungkan adalah fakta bahwa orang Yahudi dan orang Arab tampaknya bekerja sama dalam upaya mereka membunuh Saulus! Kerja sama orang Yahudi dan orang Arab tidaklah lazim9baik dahulu maupun sekarang! Mungkin orang-orang Yahudi di Damsyik itu memiliki pengaruh politik yang sangat kuat;10mungkin baik orang Yahudi maupun orang Arab sama-sama memandang Saulus sebagai ancaman.11Apapun alasannya, semua sumber daya di Damsyik telah dikerahkan dalam upaya membunuh satu orang! Kisah pelarian Saulus merupakan salah satu kisah terbaik dalam Perjanjian Baru: "Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya12mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang" (Kisah 9:25). Belakangan Paulus menulis, "Dalam sebuah keranjang13aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota" (2Korintus 11:33). Pada masa itu, membangun apartemen yang menempel dengan tembok kota adalah hal biasa (Yosua 2:15). Saya dapat membayangkan Saulus dikelilingi oleh para sahabat, yang berjubel dalam salah satu apartemen, ketika mereka dengan nada pelan tapi mendesak sedang membahas apa yang mereka harus perbuat. Akhirnya, seseorang meninggalkan ruangan dan kembali lagi dengan tali yang kuat tergulung di salah satu pundaknya, sambil membawa satu keranjang besar. Setelah isi keranjang itu dikeluarkan, ia berkata kepada Saulus, "Cobalah, apakah [keranjang ini] cukup besar!" Dalam beberapa menit kemudian Saulus diturunkan dari jendela ke dalam kegelapan malam. Saya dapat melihat tubuhnya terayun-ayun ke sana ke mari dalam kegelapan itu, terus-terusan menghantam dinding, dan akhirnya terlontar ke luar ketika keranjang itu menghantam tanah.
Ketika saya masih muda, saya menganggap pelarian Paulus sebagai petualangan yang menyenangkan. Bagi Paulus hal itu tidak menyenangkan, tetapi memalukan— cara yang paling hina yang pernah dilakukan orang dewasa untuk keluar dari kota! 14Pada awalnya ia berencana masuk ke kota Damsyik dengan pamer kekuasaan dan meninggalkannya dengan pamer kekuatan (dengan menyeret orang-orang Kristen terbelenggu yang menangis). Sebaliknya, ia masuk ke kota itu seperti seorang pengemis buta, dan sekarang ia meninggalkan kota itu seperti seorang tawanan yang diselundupkan!
Kalau saya jadi Saulus, setelah keluar dari kota, saya akan mencari tempat sepi untuk menyembunyikan diri sampai kemarahan mereka reda. Sebaliknya, Saulus malahan berangkat ke arah selatan menuju suatu kota yang penduduknya lebih membenci dia daripada penduduk Damsyik; ia menuju Yerusalem. Saulus menyingkirkan rintangan penganiayaan dengan ketekunan. Yesus memuji mereka "yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan" (Lukas 8:15).
Menjadi orang Kristen akan menjadi berkat bagi hidup Anda, baik sekarang maupun di akhirat nanti—namun itu tidak berarti kehidupan Kristiani adalah mudah. Dalam kehidupan Kristiani Anda, beberapa orang bahkan ada yang ingin mematahkan semangat Anda, berusaha menjegal Anda atau menjatuhkan Anda! Jika itu terjadi, ingatlah: "Iblis tidak ambil pusing terhadap orang yang tidak bernilai!" Seorang teman terlintas dalam pikiran saya. 15Sewaktu saya membaptis orang muda ini, ia begitu gembira dan menyangka semua orang yang mengenal dia akan ikut senang juga; namun teman-temannya menganggap dia gila, dan keluarganya merasa terhina. Ia berusaha mengkristenkan setiap orang yang ia kenal, mengira semua orang akan menerima ajaran Perjanjian Baru—namun nyatanya mereka tidak mau. Setiap kali orang muda ini dijatuhkan oleh orang lain, ia bangkit dan berusaha lagi. Karena ketekunannya itu, sekarang ini ia punya pengaruh yang tidak pernah sirna dalam jemaat dimana ia menjadi anggota aktif!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan ...
KESIMPULAN (KIS 9:19-31; 22:17-21)
Saulus tidak menemukan kehidupan Kristiani sebagai kehidupan yang mudah, tetapi ia juga tidak menemukan kehidupan itu sebagai kehidupan yang mustahil. Ia menemukan bahwa ia dapat meloncati rintangan apa saja dengan pertolongan Tuhan (Filipi 4:13)! Begitu juga kita. Jika kita berbuat sama, di penghujung hidup kita, ketika perlombaan bagi kita telah selesai, maka Tuhan menanti kita dengan mahkota kemenangan. Sebagaimana belakangan dikatakan oleh rasul itu, "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2Timotius 4:8).
Pasal 9 berakhir dengan salah satu laporan kemajuan yang biasa Lukas selipkan ke dalam kitab itu: "Selama beberapa waktu jemaat45di seluruh Yudea, Galilea46dan Samaria berada dalam keadaan damai. 47Jemaat itu dibangun 48dan hidup dalam takut akan Tuhan. 49 Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan ["dorongan"; NIV] Roh Kudus"50(9:31).
Kata-kata Lukas itu mengacu kepada gereja secara keseluruhan, namun gereja itu sendiri terdiri dari kumpulan orang seperti Anda. Kita tidak akan menyalahgunakan teks ini untuk mengatakan bahwa jika Anda mempelajari pelbagai pelajaran yang terdapat dalam kehidupan mula-mula Saulus sebagai orang Kristen,51maka secara pribadi Anda akan menikmati kedamaian dan akan terbangun secara rohani! Sambil Anda terus berada dalam "takut akan Tuhan dan dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus," Anda pasti akan bertumbuh sebagai seorang anak Allah! Saya sungguh-sungguh berdoa semoga Anda akan melakukan hal itu!
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gagasan tentang adanya rintangan/lintas gawang itu sendiri membawa kita kepada penyajian secara visual. Gambarlah beberapa gawang dalam sebuah lintasan lomba. Beri label "gagal," "penganiayaan," "masa lalu," "kedegilan," dan "kekecewaan" pada rintangan-rintangan tersebut. Lalu gambar juga seorang pelari yang melompati gawang-gawang itu satu persatu ("gambar orang" sederhana [seperti simbol di WC umum], atau seperti gambar yang digambar seorang anak, akan memadai). Tulislah bagaimana Saulus melintasi setiap gawang itu: Saulus melintasi gawang kegagalan dengan iman, gawang penganiayaan dengan ketekunan , gawang masa lalu dengan kesabaran , gawang kedegilan dengan ketundukkan, dan gawang kekecewaan dengan kesetiaan.
CATATAN KHOTBAH
Kisah 9:31 dapat digunakan sebagai bahan khotbah secara tekstual tentang "Tujuan bagi [nama jemaat lokal]": (1) Ketenangan ("jemaat ... dalam keadaan damai"); (2) Kesegaran ("dibangun"); (3) Kehormatan ("hidup dalam takut akan Tuhan"); (4) Kepemilikan ("oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus"); dan (5) Keberhasilan ("jumlahnya makin bertambah besar"). Tiga dari lima poin ini diambil dari C. Bruce White, "The Strength of the Early Church," The Preacher’s Periodical (kini Truth for Today), March 1987.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat catatan tentang 8:22, 24.
- 2 Lihat 1Korintus 3:1, 2; Ibrani 5:12-14. Nas-nas itu juga menyiratkan bahwa orang Kristen yang tidak pernah dewasa bisa hilang!
- 3 Mereka telah berusaha melakukan yang sama terhadap Yesus dan Stefanus.
- 4 Ini dikutip oleh Rick Atchley, "A Man Without a Congregation," Khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 22 September 1985.
- 5 Ini hal yang sering menimpa Paulus (14:4-6; 23:12-22). Umumnya orang-orang itu, bahkan yang bukan orang Kristen sekalipun, mengasihi Paulus atau membenci dia. Ia sering mempunyai teman-teman non-Kristen yang peduli terhadap keselamatan dia (19:31). Dalam semuanya ini, kita melihat adanya penyediaan Allah dalam melindungi Paulus. 6"Wali negeri" adalah wakil pribadi Raja Aretas di Damsyik. Kita tidak tahu berapa besar kekuasaannya. Para penerjemah KJV dan NIV beranggapan bahwa orang ini adalah "gubernur" kota.
- 7 Raja Aretas IV memerintah atas kerajaan Arab Nabatea-"Tanah Arab" tempat Saulus menetap untuk beberapa lama.
- 8 Damsyik kemungkinan dikontrol oleh Aretas untuk sementara (selama periode ini tidak ditemukan adanya koin Romawi). Kekuatan Arab itu kemungkinan berada di luar kota, menjaga pintu-pintu gerbang (Letak Damsyik berdekatan dengan tepi gurun Arab). Upaya wali negeri itu mungkin bersifat pribadi dan terbatas pada apa yang dapat dilakukan oleh jumlah penduduk Arab [yang amat banyak] dalam kota itu.
- 9 Kedua kelompok orang itu saling membenci karena pelbagai alasan. Beberapa tahun kemudian (66 M.), orang Arab Nabatea membunuh lebih 10,000 orang Yahudi di Damsyik!
- 10 Kelompok orang Yahudi yang hidup di Damsyik adalah besar .
- 11 Di Damsyik Saulus menimbulkan kerusuhan lewat pemberitaannya; mungkin ia juga menimbulkan kerusuhan ketika tinggal di tanah Arab!
- 12 "Murid-muridnya" merupakan istilah yang tidak lazim. Apapun alasan lainnya, istilah itu menunjukkan bahwa Saulus telah mencapai beberapa keberhasilan dalam mengkristenkan banyak orang di Damsyik. Tentunya Paulus tidak pernah mendorong siapa saja untuk beranggapan bahwa mereka itu adalah pengikut dia; sebaliknya, ia selalu mengarahkan manusia kepada Yesus (1Korintus 1:12, 13).
- 13 Dalam kedua kisah ini digunakan dua kata Yunani yang berbeda untuk "keranjang." Kata yang dipakai dalam Kisah 9 mengacu kepada keranjang besar yang dipakai untuk penyimpanan (Matius 15:37; Markus 8:8). Kata yang dipakai dalam 2 Korintus 11 sering diacu sebagai sebuah jaring. Ini dapat berarti bahwa keranjang yang dipakai adalah anyaman yang agak longgar atau keranjang itu digantung dalam sebuah jaring sebagai pengamanan tambahan.
- 14 Ingatlah bahwa ia mengutip peristiwa ini sebagai suatu contoh kelemahan dia (2Korintus 11:30-33).
- 15 Kasus-kasus serupa pernah terjadi dalam banyak jemaat. Satu contoh setempat dapat dipakai untuk menggantikan contoh milik saya ini.
- 16 Galatia 1:18. Orang Yahudi menghitung penggalan tahun sebagai keseluruhan tahun. "Tiga tahun" dalam hitungan Yahudi akan terdiri dari sisa waktu dari tahun ketika Saulus pergi ke Damsyik, satu tahun berikutnya, ditambah dengan apa yang terjadi pada tahun ketika ia melarikan diri dari Damsyik.
- 17 Karena tiga tahun sebelumnya murid-murid itu telah diusir dari Yerusalem (8:1), lalu siapakah murid-murid ini? Beberapa murid mungkin ada yang tidak meninggalkan Yerusalem (lihat catatan tentang 8:1) dan beberapa murid mungkin telah kembali lagi. (Beberapanya bisa juga para mualaf baru, namun kata "takut" menunjukkan bahwa kebanyakan adalah bagian dari mereka yang dahulunya pernah dianiaya oleh Saulus.) Karena "semua" murid tidak percaya kepada Saulus, ini kemungkinan mencakup juga para rasul.
- 18 Karena Saulus telah merubah hidupnya tiga tahun sebelumnya, beberapa orang bertanya-tanya bagaimana bisa umat Kristen di Yerusalem tidak mengetahui tentang perubahan hidupnya itu. Kemungkinan ada banyak faktor penyebab: (1) Komunikasi di masa itu tidak sebaik sekarang. (2) Jika Aretas IV pada masa itu memang mengontrol Damsyik (sebuah kemungkinan sebagaimana ditulis dalam catatan akhir sebelumnya), maka hubungan antara Damsyik dan Yerusalem selama itu adalah rendah. (3) "Lenyapnya" Saulus ke tanah Arab untuk waktu yang lama mungkin telah menimbulkan kecurigaan. Bagaimanapun, faktor yang terpenting adalah bahwa Saulus telah sangat dalam melukai murid-murid di Yerusalem, sehingga sulit bagi mereka untuk mempercayai apa saja yang ia katakan.
- 19 Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 190.
- 20 Ini merupakan yang terakhir kalinya dalam kitab Kisah dimana hanya para rasul saja yang dikatakan sebagai pemimpin gereja di Yerusalem. Menurut pernyataan agung Paulus dalam Galatia 1:18-20, satu-satunya rasul yang ada di Yerusalem pada waktu itu adalah Petrus (yang lainnya mungkin sedang dalam perjalanan memberitakan injil). Lain dari itu, satu-satunya pemimpin yang ada dalam kota itu adalah Yakobus, saudara tiri Tuhan (Galatia 1:19). Bagaimanakah kisah ini dapat diselaraskan dengan pernyataan Lukas bahwa Saulus dibawa "kepada para rasul"? Mungkin Lukas menganggap Petrus sebagai wakil dari semua rasul, atau mungkin ia memakai kata "para rasul" dalam pengertian yang lebih luas daripada Kedua belas rasul itu (seperti yang ia tulis dalam 14:4, 14) dan menyertakan Yakobus. Ingatlah bahwa makna kata "rasul" adalah "orang yang diutus" dan dapat dipakai dalam pengertian umum ("orang yang diberi tugas oleh gereja," dll.) maupun dalam pengertian khusus untuk "Kedua belas dan Paulus."
- 21 Telah ditekankan bahwa Saulus bukan saja telah mendengar Yesus; ia juga telah melihat Yesus.
- 22 Lihat peta seri dalam pelajaran ini. Tarsus adalah kota penting. Barnabas bisa saja telah berkali-kali pergi dari Siprus ke Tarsus.
- 23 Barnabas bisa saja telah diutus oleh gereja sebagaimana belakangan ia diutus ke Antiokhia (11:22), atau bisa saja secara pribadi ia pergi ke Damsyik.
- 24 Saran lain yang telah diberikan adalah bahwa Barnabas telah mengetahui tentang Saulus secara mujizatiah (berdasarkan 13:1, Barnabas adalah seorang nabi dan/atau seorang guru yang terilham). Bagaimanapun, jika benar begitu, mengapakah para rasul tidak memakai kekuatan mereka untuk memperoleh informasi yang sama?
- 25 Jika kitab Ibrani diikut-sertakan, maka kita memiliki empat belas kitab yang ditulis oleh Paulus.
- 26 Dalam Galatia 1:22, 23 Paulus menyatakan bahwa pada saat itu ia "tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea." Yang dimaksud "jemaat-jemaat Kristus di Yudea" adalah semua jemaat di Yudea tidak termasuk jemaat yang ada di Yerusalem. Persinggahan singkat Paulus (hanya lima belas hari) tidak memberi dia waktu untuk memberitakan injil di luar Yerusalem.
- 27 Hal ini tersirat dalam fakta bahwa "Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani."
- 28 Saulus mungkin pernah bertemu Stefanus di situ untuk pertama kalinya (lihat catatan tentang 6:9, 10).
- 29 NIV menulis "berdebat," yang lebih saya sukai.
- 30 Orang yang pernah menjadi bagian suatu pergerakan namun kemudian meninggalkan dan menentangnya, orang itu biasanya lebih dibenci daripada orang-orang yang menentang pergerakan itu tetapi tidak pernah menjadi bagian dari pergerakan tersebut. Pengalaman pribadi tentang sifat kasus ini boleh juga diceritakan untuk menggambarkan kebencian orang-orang Yahudi Helenistik terhadap Saulus.
- 31 Lihat peta dan juga catatan tentang 10:1.
- 32 Lihat peta dan juga catatan tentang Tarsus.
- 33 Banyak orang mengkaitkan kejadian ini dengan kunjungan Saulus ke Yerusalem seperti yang tercatat dalam 11:27-30; 12:25, namun kita tidak punya catatan tentang penginjilan Saulus di Yerusalem pada kunjungan tersebut, juga tidak ada petunjuk bahwa pada kesempatan itu ia harus meninggalkan kota itu dengan tiba-tiba. Karena kisah di 22:17-21 bagi saya tampak sangat cocok sekali dengan 9:29, 30, maka saya menyertakannya di sini.
- 34 Lihat catatan tentang 21:26 pada edisi akan datang.
- 35 Lihat catatan tentang 10:10.
- 36 Paulus tidak pernah membiarkan ancaman mati mencegah dia melakukan apa yang ia anggap benar (band. 20:24). Mengenai mati "sebagaimana Stefanus mati," lihat 2Timotius 4:16b untuk pernyataan yang serupa dengan yang Stefanus katakan ketika ia mati.
- 37 Adegan ini pasti begitu traumatis ketika Saulus, untuk pertama kalinya sejak perubahan hidupnya, bertemu dengan ayahnya-ayah yang telah membesarkan dia untuk menjadi seorang Farisi!
- 38 Ia mungkin berhasil mengkristenkan saudarinya; paling tidak saudarinya itu tidak mengucilkan dia sebagaimana para anggota keluarga lainnya (23:16). Beberapa orang juga menganggap Roma 16:7, 11, 21 mengacu kepada "sanak saudara" dalam daging (yaitu keluarga).
- 39 Lihat peta dalam seri pelajaran ini. Tarsus terletak di Kilikia, dan Siria berbatasan dengan Kilikia di timur. Pada masa itu Siria dan Kilikia merupakan satu provinsi kerajaan yang bersatu.
- 40 Setelah Petrus memberitakan injil kepada orang non-Yahudi pertama bersama dengan seluruh isi rumahnya (Kisah 10; band. 15:7-9), lalu yang lainnya juga menginjili orang-orang non-Yahudi di Antiokhia Siria (11:20). Ketika Saulus tiba di Antiokhia, ia mungkin menginjili orang-orang non-Yahudi untuk pertama kalinya (11:25, 26). Paling tidak, perkataan Petrus di 15:7-9 mencegah Saulus untuk menginjili orang-orang non-Yahudi selama sebagian besar, jika tidak semua, waktunya di Tarsus.
- 41 Ini merupakan pelajaran penting yang Paulus harus pelajari. Sebagaimana akan kita lihat nanti, rencana Paulus tidak selalu sejalan dengan rencana Tuhan, namun ia bersedia menunggu sampai Tuhan berkata "ya" sebelum ia memulainya.
- 42 2Korintus 11:23-25. 2 Korintus ditulis dari Makedonia di penghujung perjalanan misionari ketiga (lihat catatan tentang 20:1, 2 pada edisi akan datang) sekitar dua belas tahun setelah pelayanan Saulus di Tarsus.
- 43 Kapal karam dalam Kisah 27 terjadi setelah 2 Korintus ditulis.
- 44 Di daerah itu Saulus sudah tentu sama agresifnya seperti ketika ia dahulu berada di Damsyik, tanah Arab, dan Yerusalem-dan seperti ia nantinya dalam pelbagai perjalanan misionari. Tidak sulit untuk membayangkan Saulus terus-menerus bertentangan dengan para pemimpin keagamaan.
- 45 Di sini, beberapa naskah memiliki bentuk jamak kata "gereja" (lihat KJV), namun kebanyakan naskah yang lebih tua memiliki bentuk singular-sebuah pemakaian kata "gereja" yang tidak lazim dalam kitab Kisah. Meskipun dalam tiga provinsi terdapat beberapa gereja (Galatia 1:22), namun Lukas memandang semua umat Kristen di Palestina sebagai terdiri dari "[satu] gereja " di daerah itu.
- 46 Kita belum secara khusus menyinggung tentang penginjilan di Galilea. Penginjilan di situ mungkin dilakukan oleh murid-murid yang terpencar-pencar (8:1, 4).
- 47 NIV punya gagasan yang tepat saat mengatakan, "Kemudian Gereja ... menikmati masa damai." (Huruf miring oleh saya.) Setan tidak akan membiarkan gereja tanpa gangguan untuk waktu yang lama. Dalam konteks ini, pemikiran utamanya sepertinya adalah bahwa gereja "menikmati kedamaian" sebab sang kepala penganiaya telah dikristenkan. Kemungkinan juga ada petunjuk bahwa gereja itu menikmati kedamaian sebab Saulus telah meninggalkan tempat itu (meninggalkan orang-orang Yahudi Helenistik tanpa target).
- 48 Orang Kristen dibangun lewat Firman (20:32). Masa itu adalah masa damai, namun bukan masa untuk berpuas diri. "Mereka menggunakan kesempatan itu untuk memperbaiki dan menguatkan layar mereka sebelum badai selanjutnya mulai menerjang" (Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 [Wheaton, Ill.:Victor Books, 1989], 442).
- 4
- 9 Lihat Amsal Sulaiman 1:7; 9:10; 10:27; 14:27; Pengkhotbah 12:13.
- 5
- 0 Ini mungkin mengacu kepada penghiburan dan do rongan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri setiap orang Kristen. Lihat "Apakah Yang Roh Kudus Lakukan?" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III." 5
- 1 Periksalah kembali pelbagai saran yang diberikan dalam pelajaran ini dan sebelumnya.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) BAGAIMANAKAH ANDA MENGARTIKAN S-U-K-S-E-S (DALAM PEKERJAAN TUHAN)? (Kis 17:16-34)
Di Atena, pusat budaya dan filsafat dunia Yunani-Romawi, Paulus sen...
BAGAIMANAKAH ANDA MENGARTIKAN S-U-K-S-E-S (DALAM PEKERJAAN TUHAN)? (Kis 17:16-34)
Di Atena, pusat budaya dan filsafat dunia Yunani-Romawi, Paulus sendirian. Banyak orang menganggap pekerjaannya di Atena sebagai "salah satu kegagalan terbesar Paulus," dengan mengutip fakta-fakta ini: (1) Lukas hanya menyinggung adanya sedikit respon. (2) Perjanjian Baru tidak pernah mengacukan adanya satu jemaat di Atena. (3) Paulus biasanya memiliki rekan-rekan seperjalanan yang berasal dari sebagian besar tempat ia bekerja (Kisah 20:4), namun tidak pernah ada daftar teman seperjalanannya yang berasal dari Atena. (4) Dalam surat-surat Paulus, tidak satu orang Kristen pun dari Atena pernah disapa dalam ucapan salam Paulus. Dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, maka tidak sulit untuk memahami mengapa beberapa orang menyebut pekerjaan Paulus di Atena sebagai kegagalan—tetapi benarkah begitu?
Dunia menilai kesuksesan secara dangkal—berdasarkan kepemilikan, keberhasilan, tingkat pendidikan, penampilan, pengaruh, dan kekuasaan. Sebagian dari kita dalam gereja jatuh ke dalam perangkap yang sama jika kita membayangkan kesuksesan dalam bentuk bangunan, orang banyak, program, respon, dan kegairahan. Apa sajakah yang benar-benar merupakan "kesuksesan" dalam pekerjaan Tuhan?
Izinkan saya menjadikan pelajaran ini sepribadi 1mungkin dan mengutarakan bahwa Anda sukses secara rohani jika Anda memenuhi pelbagai kriteria berikut ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 17:16-34)
Pada pembukaan pelajaran kita, kita telah mencatat bahwa untuk mengukur kesuksesan pekerjaan Tuhan di tempat dimana hal itu...
KESIMPULAN (KIS 17:16-34)
Pada pembukaan pelajaran kita, kita telah mencatat bahwa untuk mengukur kesuksesan pekerjaan Tuhan di tempat dimana hal itu terjadi, kita sering menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti ini: "Jenis bangunan seperti apakah yang Anda miliki?"; "Berapa orangkah yang datang?"; "Berapa orangkah yang sudah dibaptis?" Kita jarang menanyakan pertanyaan yang paling penting dari semuanya itu: "Apakah injil diberitakan secara penuh?"
Seandainya Anda tidak menangkap aplikasi pribadi pelajaran saya, izinkan saya untuk mengulanginya: Anda adalah orang yang sukses jika Anda dengan setia melaksa- nakan tugas yang Allah sudah berikan kepada Anda untuk dikerjakan. Bacalah apa yang Alkitab harus katakan tentang pekerjaan Yeremia dan pekerjaan awal Yehezkiel: Dari sudut pandang manusia keduanya adalah "orang-orang yang gagal," namun keduanya telah melaksanakan tugas yang Allah berikan kepada mereka! Dalam pemandangan Allah, mereka itu sukses—dan Anda juga akan sukses, jika Anda mau "pergi dan melakukan yang sama."
CATATAN KHOTBAH
Bruce White menyebut satu khotbah (yang tidak diterbitkan) tentang Kisah 17:16-34 "Hal Terbaru di Atena," sementara Rick Atchley menjudulkannya "Apa Yang Tidak Diketahui Oleh Yang Tahu Segalanya" (Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Tex.,12 Oktober 1986).
Khotbah terbaik yang pernah saya dengar tentang Kisah 17 adalah yang dikhotbahkan oleh James O. Baird di O.C.C. Bible Teachers Workshop pada 1967. Dengan judul "Menyongsong Tantangan 1967," pelajaran itu dimulai dengan memperhatikan bahwa dunia di era Paulus, seperti di era kita, ditandai oleh perubahan: politik, agama, dan moral. Saudara Baird mengetengahkan dua respon yang ekstrim terhadap perubahan: (1) Perasaan kita bisa dibuat meluap-luap, atau (2) kita bisa mengikuti perubahan tanpa memikirkannya. Paulus tidak melakukan itu semua: (1) Ia punya perasaan yang peka yang dapat tergugah oleh apa yang sedang terjadi, (2) ia melakukan sesuatu (lawan dari diam saja), dan (3) ia tetap berfokus pada pokok-pokok utama (topik tentang "khotbah di bukit Mars").
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Dalam paragraph sebelumnya, saya mengacu kepada "gereja itu." Untuk menerapkannya kepada gereja secara keseluruhan, judu...
Catatan Akhir:
- 1 Dalam paragraph sebelumnya, saya mengacu kepada "gereja itu." Untuk menerapkannya kepada gereja secara keseluruhan, judul utama dalam pelajaran ini dapat dirubah dari bentuk tunggal ke bentuk jamak dan dari orang kedua ke orang pertama: "Jika Hati Kita Bisa Digerakkan ...."; "Jika Kita Berbuat Semampunya ...."; dll.
- 2 Pada masa itu terdapat tiga kota universitas yang hebat di dunia; salah satunya adalah Atena. Dua yang lainnya adalah Aleksandria di Mesir dan Tarsus, kampung halaman Paulus. Paulus sudah terbiasa dengan kota-kota universitas.
- 3 "Akropolis" adalah kata Yunani yang menggabungkan kata "kota" (polis) dengan kata "tinggi" (acro). Secara harfiah, artinya "kota tinggi." Di zaman kuno, kebanyakan kota dengan ukuran apa saja memiliki akropolis, yang bukan saja berfungsi sebagai lokasi pelbagai kuil, perpustakaan, dll., tetapi juga sebagai tempat berlindung bagi penduduk yang melarikan diri seandainya diserang. Catatlah: Jika Anda tinggal di Amerika, Anda dapat mengamati bahwa akropolis kadang kala difungsikan dengan pelbagai tujuan yang serupa dengan sebuah benteng yang ada di Old West.
- 4 "Parthenon" adalah kata Yunani untuk "perawan." Ini merupakan kuil untuk para perawan yang dipersembahkan untuk Atena.
- 5 Patung Atena yang paling terkenal itu berada di dalam Parthenon, tetapi di luar Parthenon juga ada satu patung.
- 6 Zeus dianggap sebagai dewa utama bangsa Yunani. Lihat catatan tentang 14:12.
- 7 Sewaktu saya dan isteri saya berpergian ke Eropa dan pelbagai tempat lainnya, saya mengalami kesulitan untuk mengagumi katedral-katedral kuno dan bangunan-bangunan keagamaan lainnya. Bisa jadi mereka itu memiliki nilai seni, namun bagi saya mereka merupakan monumen pelarian manusia dari pola ilahi (1Timotius 4:1-4).
- 8 Lihat artikel tambahan tentang "Keberhalaan Dulu dan Kini" dalam seri pelajaran ini.
- 9 Kita tidak bisa tahu dengan pasti apakah Silas dan Timotius pernah tiba di Atena atau tidak. Saat berikutnya nama mereka disebut dalam Kisah adalah dalam 18:5. Bagaimanapun, 1Tesalonika 3:1, 2 kemungkinan menunjukkan bahwa Timotius bergabung kembali dengan Paulus di Atena, tetapi Paulus kemudian segera mengirim dia kembali ke Tesalonika. Beberapa orang berspekulasi bahwa Silas juga bergabung kembali dengan Paulus di Atena, namun Paulus dengan segera mengirim dia ke tempat lain, mungkin ke Filipi. Baik Silas dan Timotius pada akhirnya bergabung kembali dengan Paulus di Korintus.
- 10 Kata Yunani yang diterjemahkan "bertukar pikiran" dapat juga berarti "berdebat" (lihat KJV). Di sinagoga itu Paulus tentunya berdebat tentang Yesus yang menjadi Kristus; ia mungkin juga sudah menegur orang-orang Yahudi itu atas ketidakmampuan mereka berbicara lantang menentang keberhalaan di Atena.
- 11 Lihat catatan tentang 16:19.
- 12 Para pengunjung datang dari seluruh dunia ke Atena untuk belajar.
- 13 Sudah tentu, ini tidak akan mencakup pekerja, tetapi diacukan kepada orang-orang yang nongkrong di agora setiap hari.
- 14 Aristoteles menjabarkan filsafat sebagai "sains yang memikirkan kebenaran."
- 15 Saya duga mereka tidak mau disebut golongan Zeno.
- 16 Jika Anda seperti saya, istilah "serambi" agaknya mengesankan suatu bagunan besar yang rendah. 'Serambi-serambi" ini merupakan bangunan yang berhias: sebuah gang beratap, setidaknya satu sisinya terbuka. Simaklah bahwa kata Yunani stoa dipakai dalam teks aslinya untuk mengacu kepada "Serambi Salomo [KJV-porch; NIV-Colonnade]" (lihat catatan tentang 3:11).
- 17 Lego tidak selalu berarti "mengambil," namun dalam konteks ini begitulah artinya .
- 18 Di zaman itu, orang-orang jenis ini banyak dijumpai. Begitu juga di zaman kini.
- 19 Dalam bahasa Yunani, "Yesus" berkelamin maskulin, sementara anastasis berkelamin feminim. Karena orang-orang penyembah berhala sering memiliki dewa-dewa yang berkelamin maskulin dan feminim, bangsa Yunani itu bisa jadi telah mengira Paulus sedang memberitakan hal yang sama mengenai Allahnya.
- 20 Dalam pikiran mereka, setan-setan ini memiliki kekuatan-kekuatan tertentu, tetapi mereka tidaklah sekuat yang "Kekal" (para dewa dan dewi). Lihat artikel tambahan tentang "de'mon" pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 21 Seorang pelajar penginjil, yang namanya dirahasiakan, mengucapkan kata itu "hairy octopus."
- 22 Dalam legenda Yunani, Poseidon adalah dewa laut (sejajar dengan dewa Neptunus bangsa Romawi).
- 23 Di masa lalu, di bukit Ares itu terdapat sebuah kuil.
- 24 Saya pernah diberitahu bahwa sebuah pengadilan Yunani yang disebut Areopagus masih tetap berjalan.
- 25 Beberapa orang menganggap ungkapan "berdiri di atas Areopagus" (ay. 22) lebih mengarah kepada pengadilan daripada ke bukit itu, namun saya menduga bahwa Paulus sanggup berdiri di tengah-tengah puncak bukit itu.
- 26 Jika Paulus berada di bukit Mars, Socrates pernah diadili dan divonis di tempat yang sama sebagai seorang yang memutar balikkan agama yang sah.
- 27 Secara pribadi saya beranggapan bahwa Paulus dibawa ke situ untuk menghindari kegiatan dan kesibukan agora.
- 28 Memang ironis bahwa orang-orang Atena secara keseluruhan tidak terkesan terhadap khotbah Paulus, namun kini keturunan mereka telah menempatkan satu plakat untuk mengenang hal itu.
- 29 Karena mengikuti Latin Vulgate, KJV di sini menulis "bukit Mars." Bagi banyak orang Kristen, khotbah Paulus di Kisah 17 akan selalu menjadi "khotbah Paulus di bukit Mars."
- 30 Di Amerika, "sisa-sisa" adalah ungkapan yang umum untuk makanan yang tersisa di atas meja ketika acara makan sudah selesai. Jika yang tersisa hanya sedikit, maka "makanan sisa" ini kadang kala kita berikan kepada anjing piaraan keluarga. Beberapa dari kita memperlakukan Allah seperti seekor anjing keluarga, hanya memberi Dia sisa-sisa kecil dari hidup kita.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) SALAH SATU KHOTBAH TERHEBAT YANG PERNAH DIBERITAKAN (Kis 17:22-34)
Di antara pelbagai pertanyaan paling penting yang mungkin akan ditanyakan adalah ...
SALAH SATU KHOTBAH TERHEBAT YANG PERNAH DIBERITAKAN (Kis 17:22-34)
Di antara pelbagai pertanyaan paling penting yang mungkin akan ditanyakan adalah ini: "Dari manakah asal saya?"; "Mengapakah saya ada di sini?"; "Kemanakah tujuan saya?" "Ilmu pengetahuan berusaha menjawab pertanyaan pertama, dan filsafat bergumul dengan pertanyaan kedua; namun hanya iman Kristen yang memiliki jawaban yang memuaskan terhadap semua tiga pertanyaan itu."1
Jawaban jelas dari sorga terhadap pelbagai pertanyaan manusia yang membingungkan itu dicatat dalam Kisah 17, dalam khotbah Paulus di bukit Mars. Khotbah ini hanya dicatat dalam sepuluh ayat, dan dapat dibaca habis dalam waktu kurang dari dua menit; tetapi khotbah itu merupakan salah satu khotbah terhebat yang pernah diberitakan oleh manusia fana.
Kita telah membahas pelbagai keadaan di sekitar penyajian ini. Kini marilah kita teliti karya agung ini secara terperinci.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 17:22-34)
Bersukacitalah; Allah Yang Tidak Dikenal sudah dinyatakan! "Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (ay...
KESIMPULAN (KIS 17:22-34)
Bersukacitalah; Allah Yang Tidak Dikenal sudah dinyatakan! "Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (ay. 28). Sekarang kita perlu meninggalkan kehidupan egois kita di belakang dan berbalik kepada Dia. "Sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat" (ay. 30). Anda mengira bahwa Anda tidak perlu bertobat? Maka pelajaran ini adalah untuk Anda!
Bagaimanakah cara Anda merespon? Akankah Anda bersikap sinis seperti yang beberapa orang lakukan? Akankah Anda menunda-nunda keputusan seperti yang orang lain lakukan? Atau akankah Anda percaya dan taat seperti yang sedikit orang lakukan? Ingatlah: Sekarang, Yesus bisa menjadi Juruselamat Anda, dan nanti Ia akan menjadi Hakim Anda. Allah "telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia" (ay. 31). Kebangkitan menjamin hal itu!
CATATAN KHOTBAH
Anda mungkin ingin menjudulkan khotbah Paulus sebagai "Jawaban Jelas Sorga Terhadap Pelbagai Pertanyaan Manusia Yang Membingungkan," dan membagi khotbah itu berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dalam paragraf pertama: (1) "Dari manakah asal saya?" (Allahlah yang menciptakan saya) (ay. 24-26). (2) "Mengapakah saya ada di sini?" (untuk mencari Allah) (ay. 27-29). (3) "Kemanakah tujuan saya?" (ke hari Penghakiman). Pokok-pokok pikiran ini bisa juga dikelompokkan sebagai (1) Asal-usul Manusia, (2) Tujuan Manusia, dan (3) Nasib Manusia.
Warren W. Wiersbe membuat garis besar khotbah Paulus seperti ini: (1) Keagungan Allah (Ia adalah Pencipta) (ay. 24), (2) Kebaikan Allah (Ia adalah Penyedia) (ay. 25), (3) Pemerintahan Allah (Ia adalah Penguasa) (ay. 26-29), (4) Karunia Allah (Ia adalah Juruselamat) (ay. 30-31).
MENGUTIP DARI SUMBER-SUMBER TAK TERILHAM
Khotbah Paulus di bukit Mars kemungkinan menggambarkan pendidikan klasiknya; ia mampu mengutip dari para penyair sekular yang tulisan-tulisannya dihormati oleh para pendengarnya. Dua kesempatan lainnya dimana Paulus mengutip dari para penulis tak terilham terdapat dalam 1 Korintus 15:33 dan Titus 1:12. Dari contoh-contoh ini kita menarik dua kesimpulan: (1) Seorang penginjil dibolehkan mengutip dari sumber-sumber tak terilham untuk tujuan memberi ilustrasi atau klarifikasi. (2) Contoh-contoh pengutipan ini terlihat sangat sedikit sekali sehingga kita menyimpulkan bahwa pengutipan itu harus jangan dilakukan terlalu sering. Sebuah kelas Alkitab atau khotbah tidak boleh menjadi gado-gado kutipan dari pelbagai buku, majalah, surat kabar, dan sumber sekular lainnya. Perintah yang mulia tetap tidak berubah: "Beritakanlah firman" (2 Timotius 4:2; huruf miring oleh saya). Injil tetaplah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Roma 1:16).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 473.
2 Lihat komentar tentang 1...
Catatan Akhir:
- 1 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 473.
- 2 Lihat komentar tentang 17:18.
- 3 Jika Paulus diadili, maka tindakan Paulus memuji sidang khusus ini dengan maksud mempengaruhi keputusan sudang itu tidaklah dibenarkan.
- 4 KJV menulis "terlalu percaya takhyul," yang mungkin merupakan pikiran pribadi Paulus tentang keberhalaan mereka. Pernah dikatakan bahwa Paulus bisa jadi sedang bermain kata-kata dengan para pendengarnya-dengan memakai ungkapan yang bermakna sesuatu bagi mereka namun bermakna lain bagi dia.
- 5 Dua penulis sekular yang bersaksi atas praktik ini adalah Pausanias dalam abad kedua dan Philostratus dalam permulaan abad ketiga.
- 6 Beberapa penulis Yunani menceritakan tentang wabah ini, dan ini menunjukkan bahwa nasihat itu dilaksanakan dan wabah itu berakhir.
- 7 Kata yang sama akan dipakai lagi dalam ayat 30.
- 8 Ini merupakan kata yang darinya kita mendapat kata "agnostik," yang arti harfiahnya "orang yang tidak tahu." Seorang Atheis berkata, "Tidak ada Allah"; seorang agnostik berkata, "Saya tidak tahu apakah Allah itu ada atau tidak."
- 9 Lihat catatan tentang 14:15-17.
- 10 Perkataan Paulus ini mengingatkan kita kepada perkataan Salomo (1Raja-Raja 8:27) dan Stefanus (Kisah 7:48-49).
- 11 NASB dengan tepat menerjemahkan ungkapan ini; teks aslinya semata-mata menulis "satu." Banyak terjemahan telah meyisipkan sebuah kata setelah kata "satu." KJV menulis "satu darah." Ini merupakan aplikasi yang tepat atas kebenaran ayat ini dan sudah diperkuat oleh ilmu medis. Terlepas apapun ras atau asal-usulnya, darah satu orang pada dasarnya sama seperti darah setiap orang lainnya. Perbedaan golongan darah tidak ada kaitannya terhadap ras dan asal-usul manusia.
- 12 Simaklah Kejadian 3:20. Meskipun ayat ini mengacu kepada Hawa, namun poinnya sama.
- 13 Annie Christine lahir pada 30 Agustus, 1995. Orang tua anak perempuan ini beribadah di Sidang Jemaat Kristus Judsonia, Amerika, tempat dimana saya berkhotbah.
- 14 Beberapa orang sudah mencoba untuk memberi nada tambahan berbau rasis pada 17:26; menurut mereka makna ayat itu adalah bahwa "Allah menempatkan setiap orang di tempatnya, dan ia harus menetap di tempat itu." Bagaimanapun, pertimbangkanlah bahwa orang yang membuat pernyataan ini adalah seorang Yahudi yang lahir dan tinggal di Asia, dididik di Yerusalem, dan menginjil di Eropa. Ia bergaul dengan semua orang pada semua tingkat pendidikan dan sosial. Sudah jelas ia tidak sedang "tinggal" di dalam apa yang disebut dengan tingkat sosial yang "sudah ditentukan Allah sebelumnya" atau "kedudukan" geografis.
- 15 Dimana saja seseorang tinggal, ia bisa menyatakan bahwa selama ini Allah aktif dalam urusan bangsa itu.
- 16 Simaklah Ibrani 11:6 dan Matius 7:7, 8. Lihat Juga Ulangan 4:29.
- 17 Teks aslinya mengaitkan ayat 27 dengan ayat-ayat sebelumnya dalam bentuk yang sederhana, ayat 27 dimulai dengan kata kerja, "mencari ...."
- 18 NIV menulis "Allah melakukan ini supaya manusia mencari Dia." (Huruf miring oleh saya.)
- 19 Untuk pernyataan yang lebih hebat tentang tujuan hidup manusia di bumi, lihatlah Matius 5:16. "Mencari Allah" bisa dianggap sebagai tujuan pertama manusia; "memuliakan Allah," sebagai tujuan tertinggi manusia.
- 20 Dalam permainan ini sebuah gambar kuda tanpa ekor ditempelkan di dinding. Secara bergantian, anak-anak ditutup matanya dengan kain penutup dan diberikan ekor kertas dengan penyematnya. Setelah diputar sebanyak tiga kali, mereka harus mencoba menyematkan ekor kertas itu ke gambar kuda di dinding. Pemenangnya adalah anak yang paling dekat menyematkan ekor kertas itu ke tempat yang benar. Di negara-negara lain, dengan kain penutup mata ini anak-anak memainkan permainan yang berbeda. Salah satu dari permainan itu bisa dipakai untuk menggantikan ilustrasi saya ini.
- 21 Perkataan Paulus berikutnya-"kita ini dari keturunan Allah juga"- benar-benar bertolak belakang dengan konsep pantheistiknya golongan Stoa.
- 22 Kutipan dalam Titus 1:12 umumnya ditujukan juga kepada Epimenides. Epimenides sangat dihormati oleh para filsuf Yunani, beberapa orang Yunani bahkan menganggap dia terilham.
- 23 Aratus adalah orang Kilikia seperti halnya Paulus. Paulus kemungkinan sudah sering mendengar perkataan Aratus dikutip orang semasa pendidikan awalnya di Tarsus.
- 24 Penyair lainnya, Cleanthes, mengungkapkan gagasan yang sama dengan perkataan yang agak sedikit berbeda.
- 25 Lihat catatan tentang 14:12.
- 26 Di sini KJV memakai "Ke-Allahan" untuk menerjemahkan theion, yang mengacu kepada pelbagai hakekat ilahi yang berbeda. Kata Inggris kuno "God-head (Allah-kepala)" mungkin saja dianggap sebagai "Godhood (Ke-Allahan)." Sebagaimana "kemanusiaan" mengacu kepada pelbagai hakekat manusia yang membuat manusia benar-benar manusia, maka "Ke-Allahan" akan mengacu juga kepada pelbagai hakekat Allah yang membuat Allah benar-benar Allah. Istilah "Sifat Ilahi" dalam NASB merupakan satu cara untuk mengungkapkan konsep ini.
- 27 Lihat 19:23-28 untuk reaksi yang timbul belakangan terhadap ajaran Paulus tentang keberhalaan.
- 28 KJV memuat istilah yang menarik "pura-pura tidak melihat," namun kata Yunaninya merupalkan kata majemuk yang menggabungkan kata depan yang artinya "atas" dengan satu kata yang dapat berarti "melihat."
- 29 Untuk teks lain dengan kesimpulan yang sama, lihat Roma 1:20.
- 30 Lihat "Bertobat" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 31 Karl Menninger, Whatever Became of Sin? (New York: Hawthorn Books, Inc., 1973), 195-96.
- 32 Selain Allah, tidak seorangpun yang tahu kapan harinya (Matius 24:36).
- 33 William Barclay, The Acts of the Apostles, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 132.
- 34 Roma 1:4; 1Korintus 15:20; dll.
- 35 "Pelajaran kedua ini akan sudah mengungkapkan isi ayat 31 yang diringkas. Siapakah orang yang Allah tentukan itu? Dan bagaimanakah keadaan dari kebangkitannya dari antara orang mati?" (F.F. Bruce, The Book of Acts, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 342).
- 36 Apakah tujuan Paulus berbicara tentang Allah sebagai Hakim karena ia ingin mereka yang berada di Areopagus mengetahui bahwa mereka akan dihakimi seperti halnya mereka menghakimi dia? Apakah Paulus berbicara tentang pertobatan sebab ia sangat sadar akan kepuasan diri mereka?
- 37 Lihatlah akhir dari pelajaran tentang "Mencari Orang-Orang Berhati Jujur".
- 38 KJV menulis "mengejek." Kemungkinan lainnya adalah "mencerca."
- 39 Wiersbe, 474.
- 40 Pernyataan ini diabadikan dalam Eumenides Aeschylus, dikutip oleh Richard Oster dalam The Acts of the Apostles, Part II (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979), 77.
- 41 Lihat catatan tentang 17:18 dalam seri pelajaran ini.
- 42 Lihat catatan tentang 24:25 pada pelajaran yang akan datang.
- 43 Istilah dalam ayat 33 menunjukkan bahwa Paulus bebas untuk datang dan pergi semau dia, jadi ada kemungkinan ia tidak diadili secara resmi.
- 44 1Korintus 2:1-3 bisa menunjukkan bahwa pengalaman Paulus di Atena menyusahkan dia.
- 45 Menurut tradisi, Dionisius menjadi bishop (penatua) gereja di Atena. Bisa jadi memang begitu. Pelbagai tradisi lainnya mengenai dia kurang memungkinkan. Kini di Atena, ada nama sebuah jalan yang diberi nama menurut namanya.
- 46 Sekali lagi Lukas menekankan peranan wanita dalam gereja mula-mula.
- 47 Ada beragam terkaan sekitar jatidiri Damaris-dari "seorang wanita jalanan" sampai "seorang anggota aristokrat." Kebanyakan spekulasi menduga bahwa ia mendengar khotbah di bukit Mars, namun Lukas tidak berkata begitu. Kemungkinan ia adalah seorang perempuan yang takut akan Allah yang pernah mendengar Paulus berbicara di sinagoga.
- 48 Kita tidak bisa memastikan apakah Silas dan Timotius bergabung dengan Paulus di Atena atau tidak.
- 49 Ada juga beberapa penjelasan lain untuk pernyataan Paulus ini. Beberapa penafsir percaya bahwa ungkapan terbatas "di Korintus" haruslah dipahami sebagai menunjukkan "orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya," yaitu sejauh yang menyangkut Korintus. Lihat komentar tentang 18:8.
- 50 Lihat catatan tentang 2:47.
- 51 Teks ini berbicara tentang "beberapa orang laki-laki [setidaknya 2 orang] ... di antaranya juga Dionisius ... [+1] ... dan seorang perempuan bernama Damaris
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi