Teks -- Kisah Para Rasul 22:24 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 22:22-30
Matthew Henry: Kis 22:22-30 - Pembelaan Paulus yang Pertama Pembelaan Paulus yang Pertama ( Kis 22:22-30)
Paulus meneruskan penjelasan tentang dirinya, setelah menunjukkan kepada mereka tugas perutusannya un...
Pembelaan Paulus yang Pertama ( Kis 22:22-30)
- Paulus meneruskan penjelasan tentang dirinya, setelah menunjukkan kepada mereka tugas perutusannya untuk memberitakan Injil di antara bangsa-bangsa lain tanpa sedikit pun mencela orang-orang Yahudi dengan kesal. Dan dapat diduga selanjutnya dia bermaksud menunjukkan bagaimana dia setelah itu, dengan bimbingan khusus dari Roh Kudus di Antiokhia, dikhususkan untuk pelayanan ini. Dia akan menunjukkan betapa lunaknya dia terhadap orang Yahudi, betapa hormatnya dia terhadap mereka, dan betapa hati-hatinya dia mengutamakan mereka di semua tempat yang dia datangi, dan mempersatukan orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain ke dalam satu tubuh. Lalu dia akan menunjukkan betapa mengagumkannya Allah telah mengakui dia, dan pelayanan baik apa yang telah dikerjakan untuk kepentingan kerajaan Allah di antara manusia pada umumnya, tanpa sedikit pun merugikan kepentingan sesungguhnya jemaat Yahudi pada khususnya. Tetapi, apa pun yang hendak dia katakan, mereka memutuskan dia tidak boleh mengatakan apa pun lagi terhadap mereka. Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu. Sampai saat itu mereka sudah mendengarkan dia dengan sabar dan cukup perhatian. Namun ketika dia berbicara tentang diutus kepada bangsa-bangsa lain, walaupun itulah yang dikatakan Kristus sendiri kepadanya, mereka tidak dapat menerimanya. Untuk mendengar bangsa-bangsa lain disebut saja pun mereka benar-benar tidak sanggup. Mereka benar-benar benci terhadap orang-orang itu, dan benar-benar iri terhadap mereka. Begitu mendengar bangsa-bangsa lain disebut, mereka kehilangan kesabaran, dan melupakan segala sopan santun dan tata krama. Demikianlah mereka menjadi cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat (Rm. 10:19).
- Nah, di sini kita diberi tahu betapa marah dan mengamuknya orang-orang itu terhadap Paulus, karena menyebutkan bahwa bangsa-bangsa lain juga diakui untuk mendapatkan anugerah ilahi, dan karenanya membenarkan pemberitaan Injil-nya di antara mereka.
- I. Mereka menyela perkataannya dengan mengeraskan suara mereka, untuk membingungkan dia, dan supaya tidak ada yang bisa mendengar sepatah kata pun yang dia katakan. Hati nurani yang terluka memberontak walau hanya sedikit saja disentuh, dan orang-orang yang bertekad tidak mau menuruti akal sehat biasanya bertekad tidak mau mendengarkannya sebisa mungkin. Dan roh yang memusuhi Injil Kristus biasanya menampakkan diri untuk membungkam hamba-hamba Kristus dan InjilNya, dan menghentikan mulut mereka, seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi terhadap Paulus di sini. Nenek moyang mereka telah berkata kepada pelihat-pelihat terbaik, Jangan menilik (Yes. 30:10). Dan mereka pun berkata kepada pembicara-pembicara terbaik, Jangan bicara. Diamlah! Apakah engkau mau dibunuh? (2Taw. 25:16).
- II. Mereka meneriaki dia sebagai orang yang tidak pantas untuk hidup, apalagi untuk bebas. Tanpa mempertimbangkan penjelasan-penjelasan yang sudah dia kemukakan untuk membela dirinya, atau tawarannya untuk menjawab pertanyaan apa pun bagi mereka, mereka berteriak dengan gaduh, “Enyahkan orang yang seperti ini dari muka bumi, yang berpura-pura diutus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Bah, ia tidak layak hidup!” Jadi orang-orang yang telah menjadi berkat terbesar di zaman mereka telah digambarkan bukan hanya sebagai beban bagi dunia ini, namun juga wabah penyakit bagi generasi mereka. Dia yang pantas diberi kehormatan terbesar dalam hidup dikutuki sebagai orang yang tidak pantas hidup. Lihatlah alangkah berbedanya perasaan Allah dan manusia terhadap orang-orang baik, namun keduanya sependapat bahwa orang-orang baik ini kemungkinan besar tidak akan hidup lama di dunia ini. Paulus mengatakan tentang orang-orang Yahudi yang saleh bahwa dunia ini tidak layak bagi mereka (Ibr. 11:38). Dan oleh karena itu mereka harus disingkirkan, supaya dunia dapat dihukum dengan adil ketika kehilangan mereka. Orang-orang Yahudi yang fasik itu mengatakan bahwa Paulus tidak layak untuk hidup, dan karena itu dia harus disingkirkan, supaya meringankan beban yang dirasakan dunia karena dia, seperti beban karena kedua orang saksi itu (Why. 11:10).
- III. Mereka sangat marah terhadap Paulus, dan terhadap kepala pasukan karena tidak segera membunuh dia atas permintaan mereka, atau melemparkan dia sebagai mangsa kepada mereka, supaya mereka bisa mengganyang dia (ay. Kis 22:23). Karena telah kehilangan akal sehat akibat hawa nafsu, mereka berteriak-teriak seperti singa yang mengaum-aum atau beruang yang mengamuk, dan melolong seperti serigala-serigala malam. Mereka melemparkan jubah mereka dengan marah dan mengamuk, seperti ingin mengatakan bahwa mereka ingin mengoyak-oyak dia seperti itu seandainya mereka bisa mendatangi dia. Atau, lebih tepatnya, mereka menunjukkan betapa mereka siap melempari dia dengan batu, seperti orang-orang yang melempari Stefanus dengan batu melempar pakaian mereka (ay. Kis 22:20). Atau, mereka mengoyakkan pakaian mereka, seolah-olah dia telah menghujat, dan menghamburkan debu ke udara karena membenci hal itu. Atau juga, untuk mengisyaratkan betapa mereka siap melempari Paulus dengan batu, jika kepala pasukan mau mengizinkan mereka. Namun mengapa kita harus berusaha memberi alasan untuk perbuatan-perbuatan yang penuh amarah ini, padahal mereka sendiri tidak bisa menjelaskannya? Niat mereka hanyalah membuat kepala pasukan tahu betapa marah dan gusarnya mereka terhadap Paulus, sehingga tidak ada yang bisa dia lakukan untuk memuaskan mereka selain membiarkan saja mereka berbuat semaunya terhadap Paulus.
- IV. Kepala pasukan menjaga keselamatannya, dengan menyuruh supaya dia dibawa ke dalam markas (ay. Kis 22:24). Terkadang penjara melindungi orang-orang baik dari amukan orang banyak. Saat bagi Paulus belumlah tiba, dia belum menyelesaikan kesaksiannya, dan oleh karena itu Allah mengangkat seseorang untuk menjaga dia, ketika tidak ada seorang pun temannya muncul untuk membela dia. Ya TUHAN, jangan penuhi keinginan orang fasik.
- V. Kepala pasukan memerintahkan supaya Paulus disiksa, untuk memaksa dia mengakui beberapa kejahatan menyolok yang telah mendorong orang banyak melakukan kekerasan yang tidak biasa terhadap dia. Dia menyuruh memeriksa dan menyesah dia (seperti yang sekarang dilakukan di beberapa negara dengan alat penyiksa), supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. Dalam hal ini kepala pasukan itu tidak bersikap adil. Dia seharusnya memisahkan beberapa pengadu yang berteriak-teriak membuat keributan, dan membawa mereka ke markas karena mengganggu ketenangan. Dan dia seharusnya memeriksa mereka, dengan menyesah mereka juga, untuk mengetahui alasan mereka menuntut orang yang dapat menjelaskan tentang dirinya dengan sangat baik, dan tidak tampak melakukan apa pun yang pantas dihukum mati atau dipenjara. Sudah sepantasnya menanyai mereka, namun sama sekali tidak pantas menanyai Paulus, apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. Dia bisa memberi tahu bahwa mereka tidak memiliki alasan yang adil untuk melakukannya. Kalau ada alasan, biarlah mereka beri tahukan. Tidak ada orang yang diwajibkan mendakwa dirinya sendiri, walaupun bersalah, apalagi dipaksa mendakwa dirinya sendiri ketika tidak bersalah. Pastilah kepala pasukan itu tidak memahami bangsa Yahudi sehingga dia menyimpulkan bahwa Paulus pasti telah melakukan sesuatu yang sangat buruk yang membuat mereka berteriak-teriak menentang dia. Bukankah mereka baru saja berteriak-teriak menentang Tuhan Yesus kita, “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” padahal mereka tidak bisa mengatakan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan hakim, “Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini?” Apakah ini alasan yang pantas atau adil untuk menyesah Paulus, bahwa orang banyak yang kasar dan ricuh berteriak-teriak menentang dia, namun tidak bisa memberitahukan mengapa atau apa sebabnya, dan oleh karena itu dia harus dipaksa memberi tahu?
- VI. Paulus meminta hak istimewanya sebagai warga kota Roma (TB: warga negara Rum), yang olehnya dia dikecualikan dari semua pengadilan dan hukuman seperti ini (ay. Kis 22:25). Ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, atau diikat dengan tali kulit ke tempat penyambukan, seperti yang mereka pakai untuk mengikat penjahat-penjahat paling keji di penjara untuk memaksa mereka mengaku, dia tidak berteriak menentang tidak adilnya tindakan mereka terhadap seseorang yang tidak bersalah. Dengan sangat tenang dia memberi tahu mereka bahwa tindakan mereka terhadap dia sebagai seorang warga Roma tidak sah. Ini pernah dia lakukan sekali sebelumnya di Filipi setelah dia didera (16:37), namun di sini dia menggunakannya untuk mencegah mereka. Berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: “Engkau mengenal hukum. Bolehkah kamu, yang adalah orang Roma, menyesah seorang warga negara Rum, apalagi tanpa diadili?” Cara dia bicara jelas menandakan betapa kudusnya keyakinan dan ketenangan pikiran yang dinikmati orang baik ini, tanpa terganggu kemarahan ataupun ketakutan di tengah segala penghinaan yang diterimanya, dan bahaya yang sedang dihadapinya. Orang-orang Romawi mempunyai suatu hukum (disebut sebagai lex Sempronia), bahwa jika hakim menghukum atau menyalahkan seorang merdeka dari Roma, indicta causa – tanpa mendengarkan pembelaan dirinya, dan mempertimbangkan dengan hati-hati seluruh perkaranya, dia dapat dikenai hukuman orang banyak, yang sangat iri dengan kebebasan mereka. Setiap orang memang memiliki hak istimewa supaya tidak diperlakukan dengan buruk, kecuali jika terbukti dia telah berbuat salah. Sama seperti setiap orang Inggris karena Magna Charta tidak boleh dicabut haknya atas hidup atau atas tanah, kecuali jika diputuskan oleh dua belas orang temannya.
- VII. Kepala pasukan terkejut karena hal ini, dan menjadi takut. Dia telah menganggap Paulus sebagai seorang pengembara Mesir, dan merasa heran dia dapat berbicara dalam bahasa Yunani (21:37). Namun dia lebih terkejut lagi saat mendapati Paulus seorang terhormat seperti dirinya. Alangkah banyaknya orang-orang yang sangat berguna dan berjasa direndahkan karena tidak dikenal, dipandang dan diperlakukan sebagai sampah masyarakat, padahal jika mereka tahu siapa sebenarnya orang-orang itu, mereka akan mengakui betapa unggulnya orang-orang itu di bumi ini! Kepala pasukan didatangi oleh perwira-perwira, prajurit-prajurit bawahan (21:32). Salah seorang dari mereka melaporkan hal ini kepada kepala pasukan (ay. Kis 22:26): Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warga negara Rum, dan penghinaan apa pun yang dilakukan terhadapnya akan dianggap penghinaan terhadap keagungan bangsa Romawi, seperti yang mereka senang bicarakan. Mereka semua mengetahui betapa berharganya hak istimewa ini bagi warga Roma. Tully memuji hal ini dalam salah satu pidatonya melawan Verres, O nomen dulce libertatis, O jus eximium nostræ civitatis! O lex Porcia! O leges Semproniæ; facinus est vincere Romanum civem, scelus verberare – Oh, Kebebasan! Aku mencintai namamu yang memesona; dan undang-undang Porcian dan Sempronian kami ini, alangkah mengagumkannya! Sungguh sebuah kejahatan jika membelenggu seorang warga Roma, namun tidaklah termaafkan orang yang memukulnya. “Oleh karena itu,” kata perwira itu, “marilah kita memperhatikan diri kita sendiri. Jika orang ini adalah seorang Roma, dan kita melakukan penghinaan apa pun terhadapnya, paling sedikit kita akan kehilangan pekerjaan kita.” Nah,
- 1. Kepala pasukan mau mempercayai kebenaran hal ini dari mulut Paulus sendiri (ay. Kis 22:27): “Katakanlah, benarkah engkau warga negara Rum? Apakah engkau berhak menerima segala hak istimewa sebagai warga Roma?” “Ya,” kata Paulus, “Benar,” dan mungkin dia memberikan suatu kartu atau alat lain yang membuktikan hal itu, karena kalau tidak mereka mungkin tidak mempercayai perkataannya.
- 2. Kepala pasukan dengan sangat terbuka membandingkan dengan dia menyangkut hal ini. Dan tampaknya hak istimewa yang dimiliki Paulus sebagai warga Roma lebih terhormat daripada kolonel itu, karena kolonel itu mengakui bahwa dia membeli hak istimewanya. “Aku warga Roma dengan hak kebebasan penuh, namun kewarganegaraan (KJV: kebebasan) itu kubeli dengan harga yang mahal, aku harus mengeluarkan banyak uang. Bagaimana engkau mendapatkannya?” “Sesungguhnya,” kata Paulus, “aku mempunyai hak itu karena kelahiranku.” Sebagian orang beranggapan bahwa dia berhak mendapat kebebasan ini karena tempat kelahirannya, sebagai seorang penduduk asli Tarsus, sebuah kota yang oleh kaisar diberi hak istimewa yang sama dengan hak istimewa yang dinikmati Roma sendiri. Yang lainnya lebih beranggapan bahwa itu karena ayahnya atau kakeknya ikut berjuang dalam perang antara Kaisar dan Antonius, atau perang sipil Romawi lainnya, dan karena jasanya yang gemilang diberi penghargaan berupa kebebasan atau kewarganegaraan dari kota itu, sehingga Paulus mendapat kebebasannya sejak lahir. Dan di sini dia meminta haknya supaya bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Untuk tujuan itu kita bukan hanya boleh namun juga harus menggunakan semua cara yang sah menurut hukum.
- 3. Ini langsung menyelesaikan persoalan Paulus. Orang-orang yang ditunjuk untuk memeriksa dengan menyesah dia langsung berhenti. Mereka segera mundur (ay. Kis 22:29), supaya mereka sendiri jangan sampai terjebak. Bahkan, kepala pasukan itu sendiri, walaupun kita bisa menduga dia sangat ingin terlibat dalam persoalan itu, merasa takut ketika mendengar bahwa Paulus adalah seorang warga Roma, karena, walaupun dia tidak pernah memukulinya, namun dia telah membelenggunya supaya bisa dipukuli. Demikianlah banyak orang mau menahan diri dari perbuatan jahat karena takut kepada manusia, tetapi tidak menahan diri karena takut kepada Allah. Lihatlah di sini manfaat hukum dan hakim manusia. Kita pantas bersyukur kepada Allah karenanya, karena bahkan ketika keduanya tidak memberikan persetujuan atau perlindungan khusus kepada umat dan hamba-hamba Allah, namun, karena mendukung kesetaraan dan keadilan antarmanusia secara umum, keduanya telah membantu menghentikan amukan orang-orang yang jahat, tidak berakal sehat, dan melanggar hukum. Tanpa hukum, mereka tidak akan terkendali. Kepada mereka hukum dan hakim manusia berkata, Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan! Dan karena itulah kita berutang atas pelayanan ini kepada semua pihak berwenang, supaya kita berdoa bagi mereka, karena ada manfaat yang pantas kita harapkan dari mereka, tidak peduli kita mendapatkannya atau tidak, asalkan kita tenang dan tenteram – agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan (1Tim. 2:1-2).
- 4. Gubernur, pada keesokan harinya, membawa Paulus ke hadapan Mahkamah Agama (ay. Kis 22:30). Dia melepaskan ikatannya (KJV) terlebih dahulu, supaya Paulus tidak dihakimi sebelum perkaranya diperiksa, dan supaya dia tidak dituntut karena mengikat seorang warga Roma. Lalu dia memanggil imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama supaya datang berkumpul untuk meneliti perkara Paulus, karena dia mengetahui bahwa itu adalah masalah agama, dan menganggap mereka sebagai hakim-hakim yang paling pantas untuk perkara itu. Dalam perkara serupa Galio melepaskan Paulus. Karena mengetahui bahwa masalah itu berkaitan dengan hukum orang Yahudi, Galio mengusir para penuntut dari ruang pengadilan (18:16), dan tidak mau melibatkan diri sama sekali di dalamnya. Namun, dalam perkara yang satu ini orang Romawi ini, yang adalah seorang tentara, menahan Paulus dalam penjara, dan membawa perkaranya dari para perusuh kepada sidang umum. Nah,
- (1) Kita boleh berharap bahwa dengan melakukan ini dia bermaksud menyelamatkan Paulus, karena dia berpikir, jika Paulus adalah orang yang tidak bersalah dan tidak berbahaya, walaupun orang banyak marah terhadapnya, namun imam-imam kepala dan penatua-penatua akan bersikap adil kepadanya, dan membebaskan dia. Karena, mereka adalah, atau seharusnya adalah, orang-orang yang terpelajar dan penuh pertimbangan, dan pengadilan mereka diatur dengan peraturan-peraturan yang adil. Ketika nabi tidak dapat menemukan kebaikan di antara orang-orang yang lebih kecil, dia menyimpulkan bahwa hal itu adalah karena mereka adalah orang-orang bodoh, sebab mereka tidak mengetahui jalan TUHAN, hukum Allah mereka, dan yakin bahwa dia akan lebih berhasil di antara orang-orang besar, seperti imam-imam kepala di sini. Namun tidak lama kemudian dia merasa kecewa, karena mereka pun semuanya telah mematahkan kuk, telah memutuskan tali-tali pengikat (Yer. 5:4-5). Namun,
- (2) Apa yang gubernur itu katakan di sini dimaksudkan untuk memuaskan rasa ingin tahunya sendiri: Dia ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Kalau saja dia menyuruh supaya Paulus dibawa ke ruangannya sendiri, dan berbicara bebas dengannya, dia bisa saja segera mengetahui darinya lebih banyak dari yang dia tanyakan, dan yang bisa saja meyakinkan dia untuk menjadi seorang Kristen. Namun terlalu sering orang-orang besar lebih suka menjaga jarak dari apa yang bisa menyadarkan hati nurani mereka, dan tidak ingin mengetahui jalan-jalan Tuhan lebih banyak dari yang bisa membantu mereka untuk membicarakannya.
SH: Kis 22:22-30 - Mempertanggungjawabkan iman (Jumat, 7 September 2007) Mempertanggungjawabkan iman
Meski Paulus telah memberikan penjelasan panjang lebar, hal itu tidak
meredakan amuk massa (22). Bagi orang Kristen ...
Mempertanggungjawabkan iman
Meski Paulus telah memberikan penjelasan panjang lebar, hal itu tidak meredakan amuk massa (22). Bagi orang Kristen Yahudi, menjadikan orang-orang nonYahudi sebagai pengikut Kristus tanpa terlebih dulu membuat mereka menjadi Yahudi, merupakan hal yang tak dapat diterima. Jelaslah mereka lebih mengutamakan sebuah identitas budaya dan bangsa daripada identitas iman.
Amuk massa itu kemudian berlanjut pada tindakan main hakim sendiri. Orang-orang yang menghasut Paulus menuntut supaya Paulus dibunuh (22). Karena rasa ingin tahu, kepala pasukan membawa Paulus ke markas dan melanjutkan interogasi untuk mengetahui apa sesungguhnya yang telah diperbuat oleh Paulus. Interogasi pada zaman itu ternyata tak berbeda dengan yang terjadi sekarang, yakni melibatkan penyiksaan (24-25). Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa dirinya adalah warga negara Romawi. Maka ia mempertanyakan perlakuan para pasukan terhadap dirinya, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum Romawi (25-27).
Berbeda dengan para penghasut yang bertindak tanpa aturan, para pasukan tunduk kepada hukum Romawi. Para penghasut meski ingin membela Hukum Taurat, terlihat lebih ingin mempertahankan adat istiadat Yahudi yang kaku. Sebagai gantinya, penyelidikan terhadap Paulus dilakukan melalui proses 'dialog' dengan memanggil imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama untuk menjernihkan semua yang dituduhkan kepada Paulus (30).
Di dalam hubungan sensitif antarumat beragama di Indonesia, kita diingatkan untuk selalu tunduk pada hukum. Kita juga diingatkan tentang pentingnya kesiapan untuk 'berdialog' tentang iman Kristen. Paulus memang terhindar dari penyiksaan karena status kewarganegaraannya, tetapi ia tetap harus mempertanggungjawabkan imannya kepada para pemimpin agama Yahudi. Maka penting bagi kita untuk bersaksi tentang iman Kristen, dan juga mampu memberi pertanggungjawaban tentang isi iman kita.
SH: Kis 22:23-29 - Aku warga negara Rum (Minggu, 2 Juli 2000) Aku warga negara Rum
Tindakan orang-orang Yahudi tidak sekadar mengekspresikan
kemarahan besar atau bahkan kebuasan, namun lebih merupakan
...
Aku warga negara Rum
Tindakan orang-orang Yahudi tidak sekadar mengekspresikan kemarahan besar atau bahkan kebuasan, namun lebih merupakan reaksi kengerian terhadap penghujatan yang `dilakukan' Paulus. Kepala pasukan Rum berhasil menyelamatkan Paulus dan membawanya ke markas. Ketika tentara Rum tidak dapat menjelaskan sebab-musabab huru-hara itu, kepala pasukan memerintahkan tentaranya untuk memeriksa Paulus dengan siksaan. Ini merupakan prosedur yang lazim untuk mendapatkan informasi dari seorang pesakitan. Ia akan disesah dengan sebuah cambuk kulit yang ujungnya berlogam tajam. Seseorang yang disesah dengan cambuk demikian jika tidak mati, maka akan mengalami kelumpuhan seumur hidupnya.
Ketika Paulus menyatakan bahwa ia warga negara Rum, maka kepala pasukan itu membatalkan penyesahan atasnya dan menjadi ketakutan, karena menyesah seorang warga negara Rum adalah tindakan melanggar hukum. Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa Paulus tidak ragu-ragu menuntut haknya sebagai seorang warga negara Rum. risten di Indonesia seharusnya juga bangga terhadap status kewarganegaraannya dan harus secara aktif menuntut haknya sesuai hukum yang berlaku, untuk mengekpresikan iman kepercayaannya dan beribadah dengan bebas dan rasa aman yang penuh. Harus diakui bahwa zaman sekarang hak-hak warga negara Kristen di berbagai bidang banyak yang dikebiri. Saatnya akan tiba dengan segera dimana tantangan yang legal terhadap hak-hak konstitusional kita akan memuncak dan setiap Kristen akan dipanggil dan dituntut untuk membuat suatu keputusan apakah tetap setia atau menyangkali Dia.
Renungkan: Paulus yang telah setia mengikuti pimpinan Allah dan Allah bertindak melindungi hamba-Nya. Demikian pula Kristen, Allah akan melindungi Kristen pada saat kita mengikuti pimpinan-Nya dan setia pada-Nya.
Bacaan untuk Minggu ke-3 sesudah Pentakosta
Hosea 6:1-6 Roma 4:13-25 Matius 9:9-13 Mazmur 50:1-15
Lagu: Kidung Jemaat 337
Pemahaman Alkitab 1 -- Kisah 22:1-22
Kecerdasan dan ketajaman Paulus dalam berstrategi tidak diragukan lagi. Sebagai penganut jalan Tuhan, Paulus tidak kurang akal untuk membinasakan para pengikut Kristus, dengan meminta surat kuasa dari Imam Besar. Kemahiran berstrategi yang melekat dalam pikirannya ini pun nampak ketika ia harus mempertanggungjawabkan misinya di hadapan orang Yahudi. Berbagai cara pengungkapan kebenaran dipakainya sebagai metode pendekatan kepada orang Yahudi yang memusuhi dan berniat membunuhnya. Dengan demikian misi pemberitaan injil keselamatan dapat tetap disebarluaskan, walaupun saat itu ia hanyalah seorang tawanan.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1. Sebutan apakah yang dipakai Paulus sebagai sapaan awal kepada orang-orang Yahudi (1)? Mengapa ia menyebut mereka demikian? Dalam menyampaikan pembelaannya, mengapa ia memakai bahasa Ibrani? Langkah-langkah awal inikah yang membuat mereka menjadi agak tenang? Jelaskan!
2. Apakah maksud Paulus menceritakan identitas dirinyadengan lengkap? Ketika mengidentifikasikan dirinya, Paulus sangat berhati-hati memilih istilah, misalnya: 'jalan Tuhan' sebagai pengganti kata `pengikut Yesus' (5), mengapa demikian? Peristiwa penting dalam hidupnya pun tak lupa diceritakan (6-9), apa yang ingin ditekankan Paulus dalam pengalaman ini? Mengapa kesaksian ini perlu disahkan dengan kehadiran Ananias, orang Yahudi yang taat Taurat (12)?
3. Paulus tak lupa menjelaskan misi yang dipercayakan kepadanya, yakni kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Bagaimana reaksi mereka ketika mendengar bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi ini dapat terhitung sebagai bangsa Yahudi karena Kristus? Mengapa mereka menjadi marah dan langsung berteriak, adakah yang salah dari misi Paulus ini?
4. Dari semua penjelasan Paulus, nampak jelas bahwa ia tidak bersalah, baik secara politik maupun agama. Lalu dengan alasan apakah mereka menangkap Paulus? Apa yang dapat kita teladani sebagai Kristen di tengah masyarakat pluralis? Bagaimana masyarakat menilai Anda sebagai Kristen, apakah Anda dibenci karena tingkah laku atau karena kebenaran Injil yang harus dipertahankan?
SH: Kis 22:23-29 - Kita bukan keset (Rabu, 6 Agustus 2014) Kita bukan keset
Tuhan memang memanggil orang Kristen untuk siap menderita bagi Dia. Namun, tidak berarti kita harus selalu pasrah menerima aniaya. A...
Kita bukan keset
Tuhan memang memanggil orang Kristen untuk siap menderita bagi Dia. Namun, tidak berarti kita harus selalu pasrah menerima aniaya. Ada saatnya orang Kristen perlu bersuara dan membela haknya karena kita bukan keset yang harus menerima injakan orang. Inilah yang dilakukan Paulus dalam nas yang kita pelajari.
Meskipun ia selalu siap menderita bagi Kristus. Namun, ketika kepala pasukan Romawi memerintahkan pasukannya untuk menyiksa Paulus tanpa adanya vonis dari pengadilan, Paulus menyatakan haknya sebagai warga negara Romawi. Kewarganegaraannya diperoleh berdasarkan kelahirannya, bukan dibeli, seperti status kewarganegaraan kepala pasukan itu (28). Paulus jelas sadar hukum karena menurut hukum Romawi, seorang warga negara Romawi tidak boleh menerima hukuman dan bahkan siksaan, kecuali pengadilan menyatakan bahwa orang itu bersalah. Oleh karena itu, perwira yang ingin menyiksanya mundur dan melaporkan hal itu kepada kepala pasukan, yang kemudian membatalkan perintahnya.
Paulus berani bertindak karena mengetahui dengan jelas hak-haknya sebagai seorang warga negara. Kita pun harus memahami dengan jelas hak dan kewajiban kita sebagai warga negara, karena hal itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar negara kita. Kadang-kadang kita enggan untuk mengurus dan mempertahankan hak-hak kita karena tidak ingin buang-buang waktu, sementara tidak ada jaminan untuk kepastian penyelesaiannya.
Namun kita harus mengingat bahwa memperjuangkan hak kita sebagai warganegara tetap membutuhkan hikmat, tanggung jawab, dan mengikuti pimpinan Tuhan. Jangan seperti banteng liar yang asal menyeruduk. Dengan hikmat dan pimpinan Tuhan, kita akan tahu kapan kita harus membela hak kita ketika diperlakukan tidak adil dan kapan kita harus menerima pelanggaran atas hak-hak kita, dengan penuh syukur. Karena bila hak kita tetap diinjak-injak dan ketidakadilan tetap kita terima, walaupun kita telah memperjuangkannya, kita perlu meneladani Yesus yaitu mengampuni mereka yang telah menganiaya kita.
SH: Kis 22:23-29 - Berharap dan Bertindak (Jumat, 1 Maret 2019) Berharap dan Bertindak
Charles R. Swindoll pernah berucap, "Hidup adalah sepuluh persen apa yang menimpa Anda. Sisa sembilan puluh persen adalah baga...
Berharap dan Bertindak
Charles R. Swindoll pernah berucap, "Hidup adalah sepuluh persen apa yang menimpa Anda. Sisa sembilan puluh persen adalah bagaimana Anda bereaksi terhadapnya." Pesan ini cukup kuat dalam konteks pasang surut dinamika kehidupan. Pada suatu saat nanti, kita mungkin terjebak dalam situasi sulit. Kondisi demikian memaksa kita bertindak. Apakah kita pasrah saja atau mencari solusi agar lepas dari petaka?
Paulus pun pernah terjebak dalam kondisi darurat. Ia bagaikan telur di ujung tanduk. Banyak orang Yahudi marah kepadanya (23). Untuk meredam situasi, kepala pasukan memerintahkan agar Paulus dibawa ke markas. Di sana mereka akan memeriksa dan menyesahnya untuk mencari tahu penyebab kerusuhan (24).
Namun, perlu diketahui bahwa orang Romawi mempunyai suatu hukum, yaitu Lex Porcia. Hukum ini dibuat oleh L. Porcius Licinus (185 SM), seorang pejabat Romawi. Menurut hukum ini, hakim yang menolak mendengar pembelaan seorang warga Roma akan dijatuhi sanksi. Penaltinya sangat serius, yaitu hukuman mati.
Paulus yang ditelentang untuk disiksa akhirnya meminta hak istimewa itu (25). Pasalnya, Paulus mempunyai status warga negara Roma. Setelah memeriksa informasi itu (26-28), Kepala pasukan itu pun menjadi takut (29).
Paulus cerdik untuk keluar dari tekanan. Ia mengeluarkan senjata rahasianya pada saat yang tepat. Menariknya, solusi itu sama sekali tidak melanggar peraturan. Ia tetap jujur dan berlaku tidak curang. Pendeknya, Paulus cerdik seperti ular, namun tulus bak merpati (Mat. 10:16).
Kita bisa mempelajari dua hal dari pengalaman Paulus ini. Pertama, ia arif. Paulus bukan sosok pengecut yang takut menderita. Namun, ia tahu apa yang harus ia jalani. Kedua, ia proaktif. Paulus tidak merengek di hadapan masalah. Sebaliknya, ia memutar otak menemukan pemecahan masalah. Paulus menjalankan dengan seimbang prinsip ora et labora (bekerja dan berdoa).
Doa: Tuhan, berikan kami kebijaksanaan menghadapi segala perkara kehidupan. [SL]
SH: Kis 22:1-30 - Baca Gali Alkitab 5 (Rabu, 6 Agustus 2014) Baca Gali Alkitab 5
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Paulus sebelum ia bertobat? (1-5)
2. Pengalaman supranatural apa...
Baca Gali Alkitab 5
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Paulus sebelum ia bertobat? (1-5)
2. Pengalaman supranatural apa yang dialami Paulus kemudian, dalam perjalanannya ke Damsyik? (6-11)
3. Bagaimana Paulus merespons pengalaman supranatural itu? (12-16)
4. Apa yang Paulus alami dalam kunjungannya yang pertama ke Yerusalem setelah ia bertobat? (17-21)
5. Bagaimana respons orang Yahudi setelah Paulus memaparkan kisah hidup dan pertobatannya? (22-23)
6. Mengapa Paulus kemudian ditahan? (24) Apa yang kemudian membuat Paulus tidak jadi dicambuk? (25-29)
7. Apa yang kemudian dilakukan oleh kepala pasukan? Untuk tujuan apa? (30)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Di awal pembelaannya (1-5), Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan para pendengarnya. Menurut Anda, apa tujuannya?
2. Mengapa orang banyak bereaksi keras ketika Paulus menyebutkan bahwa ia diutus kepada bangsa-bangsa lain?
Apa respons Anda?
1. Dalam pembelaannya, Paulus menjadikan kisah hidupnya sebagai kesaksian bagi para pendengarnya. Adakah kisah dalam hidup Anda yang membuat Anda dapat bersaksi tentang Kristus kepada orang lain? Atau cobalah berbagi kisah pengalaman iman Anda dengan beberapa orang dekat.
Pokok Doa:
Agar orang-orang Kristen mau berbagi kisah pengalaman imannya dengan Kristus sehingga orang lain diberkati.
Utley -> Kis 22:22-29
Utley: Kis 22:22-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 22:22-2922 Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: "En...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 22:22-29
22 Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: "Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!" 23 Mereka terus berteriak sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara. 24 Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. 25 Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?" 26 Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum." 27 Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar." 28 Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku." 29 Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Romawi
Kis 22:22 Rasis dan prasangka agamawi mereka kini terungkap. Semua manusia dikondisikan baik historis maupun kultural.
- NASB "melemparkan pakaian mereka"
- NKJV "merobek pakaian mereka"
- NRSV "melemparkan jubah mereka"
- TEV "mengebaskan pakaian mereka"
- NJB "mengebaskan jubah mereka"
Merobek dan mengebaskan jubah atau melemparkannya ke udara adalah tanda-tanda berkabung atas penghujatan dalam PL (Greek-English Lexicon, Louw dan Nida, vol. 1, hal. 213, lih. Kis 14:14).
□ "menghamburkan debu ke udara" Paulus beruntung karena tidak ada batu yang tersedia. Meletakkan debu di kepala seseorang adalah tanda berkabung (lih. Yos 7:6; 1:2 1Sam 4:12; II Sam; Ayub 2:12), berkabung di sini adalah karena menghujat (lih. Yes 47; Rat 2; Mi 1:10).
Kis 22:24 "Kepala Pasukan" Ini adalah kata chiliarch (lih. ay. Kis 22:27-29). yang berarti pemimpin 1000 orang, sama seperti istilah perwira (lih. ay. Kis 22:25,26), menyiratkan pemimpin 100 orang. Namun, jumlahnya relatif. Dia adalah petugas yang bertanggung jawab atas pasukan Romawi di Yerusalem.
□ "Markas" Ini mengacu pada Benteng Antonia, yang diabaikan dan terhubung ke area Bait Allah. Dibangun pada Periode Persia pada masa Nehemia (lih. Neh 2:8; 7:2). Herodes Agung menamakannya menurut nama Marc Antony. Selama hari-hari raya jumlah penduduk Yerusalem membengkak sampai tiga kali populasi normal. Bangsa Romawi memindahkan sejumlah besar pasukan dari Kaisarea ke Benteng Antonia untuk tujuan keamanan.
□ "memeriksa dan menyesah" Ini berarti "memukul untuk tujuan mendapatkan informasi dari dia" Disesah adalah suatu bentuk penyiksaan yang kejam. Banyak yang mati karenanya. Jauh lebih parah daripada cambuk Yahudi atau pukulan Romawi dengan tongkat. Sebuah cambuk kulit dengan potongan-potongan logam, batu atau tulang yang dijahit ke dalam alur, digunakan untuk mencambuk tahanan.
Kis 22:25 "Paulus ditelentangkan" Biasanya para korban membungkuk dan diikat ke sebuah tiang rendah untuk dicambuk.
□ "Apakah diperbolehkan" Prajurit-prajurit ini hendak melanggar hukum mereka sendiri dalam beberapa poin: (1) seorang warga negara Romawi tidak boleh diikat (lih. Kis 21:33; 22:29), (2) seorang warga negara Romawi tidak boleh dicambuk (lih. Livy, History Kis 10:9; Cicero, Pro Rabirio Kis 4:12-13), dan (3) Paulus tidak pernah diadili dan ditemukan bersalah (lih. Kis 16:37).
Kis 22:27 "benarkah engkau warganegara Rum?" kata"engkau" ditekankan. Kepala pasukan Romawi ini tidak percaya bahwa Paulus adalah seorang warga negara Romawi.
Kis 22:28 "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal" Ada tiga cara untuk menjadi warga negara Romawi: (1) kelahiran, (2) diberikan untuk layanan khusus kepada negara; dan (3) dibeli (Dio Cassius, Rom. Hist. 60:17:5-6). Nama perwira ini menyiratkan bahwa dia membeli kewarganegaraan di bawah pemerintahan Klaudius dan bahwa ia adalah seorang Yunani (Klaudius Lisias, lih. Kis 23:26). Istri Klaudius, Messaline, sering menjual kewarganegaraan Romawi dengan harga yang mahal.
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 22:24-29 - Pembelaannya Di Hadapan Bangsa Romawi Pembelaannya Di Hadapan Bangsa Romawi (Kis 22:24-29)
Jika kepala pasukan Romawi itu berharap dapat menemukan penyebab terjadinya kerusuhan atas pidat...
Pembelaannya Di Hadapan Bangsa Romawi (Kis 22:24-29)
Jika kepala pasukan Romawi itu berharap dapat menemukan penyebab terjadinya kerusuhan atas pidato Paulus itu, ia pasti kecewa. Ia mungkin tidak mengerti bahasa Aram, dan kalaupun ia mengerti,36ia mungkin merasa heran mengapa kata "bangsa-bangsa lain" bisa memicu reaksi yang begitu garang. Kepala pasukan itu tetap tidak mengetahui apa-apa baik di awal maupun di akhir pembelaan Paulus.
Karena frustasi, "kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas" (ay. 24a) untuk menenangkan gerombolan orang itu. Lalu ia memerintahkan untuk "memeriksa dan menyesah dia [Paulus], supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia" (ay. 24b). Bagi bangsa Romawi, cara ini merupakan Prosedur Penanganan Baku. Mereka tidak mengharapkan seorang penjahat akan mengatakan kebenaran kecuali kebenaran itu didapat dengan memukuli penjahat itu.37
Di luar penyaliban, penyesahan merupakan hukuman yang paling kejam yang disebarluaskan oleh bangsa Romawi. Empat atau lima lembar kulit diikat bersama pada satu gagang kayu yang kuat. Beberapa potongan tulang dan metal ditempelkan pada lembaran-lembaran kulit tersebut. Bila digunakan oleh seorang algojo yang berapi-api, setiap pecutan dari siksaan itu dapat merobek daging, memperlihatkan otot dan tulang. Banyak orang yang "diperiksa" seperti itu menjadi lumpuh seumur hidup; beberapa mati; hanya sedikit yang tetap bertahan hidup dengan pikiran jernih. Paulus memang sudah sering kali dipukuli (2Korintus 11:24, 25), namun ia belum pernah mengalami sesahan cara Romawi.
Kepala pasukan itu tidak menemani para penyiksa ke ruang penyiksaan; mungkin ia tidak tahan melihat siksaan. Ruangan itu mungkin ruangan yang sama tempat Yesus disesah atas perintah Pilatus (Yohanes 19:1; Matius 27:26; Markus 15:15). Pakaian Paulus dilucuti; lalu ia diikat ke tiang siksaan. 38Ketika pemegang cemeti itu bersiap untuk memukul, rasul itu bicara kepada perwira yang bertugas: "Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, 39berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: 'Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?'" (ay. 25).40
Pertanyaan sederhana Paulus telah mengubah para penyiksa itu menjadi tersiksa. Membelenggu dan menyesah seorang warganegara Romawi adalah melanggar hukum41; baik Paulus dan mereka sama-sama sudah mengetahui hal itu. Mereka juga sudah tahu bahwa mereka bisa kehilangan jabatan dan mungkin nyawa mereka jika mereka melanjutkan pemukulan itu, karena Paulus benar-benar seorang warganegara Romawi. Perwira itu dengan segera mencari kepala pasukan: "... perwira itu melapor-kannya kepada kepala pasukan, katanya: `Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum'" (ay. 26).
Dengan kuatir, "datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: 'Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?' Jawab Paulus: 'Benar'" (ay. 27). Jawaban Paulus itu agaknya sukar dipercaya. Menurut penilaiannya, orang Yahudi yang kecil dan botak42itu tidak begitu terlihat mengesankan (2Korintus 10:10). Kini, dengan berdiri tanpa baju, tubuhnya dipenuhi oleh luka-luka lama (Galatia 6:17) dan memar-memar serta luka-luka baru, ia lebih terlihat seperti pecundang tiga kali43daripada seorang warganegara Romawi yang beradab. Saya bisa mendengar nada skeptis44dalam suara pejabat itu ketika ia menjawab, "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal" (ay. 28a).45Mungkin ia berpikir, "Bagaimana bisa seorang Yahudi gelandangan bisa memiliki uang sebanyak itu?" Jawab Paulus dengan tenang, "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku" (ay. 28b).46
Kelahiran Paulus di Tarsus tidak membuat dia menjadi warganegara Romawi; Tarsus adalah kota terbuka, tetapi bukan sebuah koloni Romawi. Oleh sebab itu, ayah atau kakeknya pasti telah menjadi warganegara Romawi. Kita tidak tahu bagaimana kewarganegaraan itu didapat. Kemungkinan, seorang moyang Paulus telah melakukan pengabdian khusus kepada pemerintah Romawi 47— mungkin kepada Pompey atau Markus Antonius, dimana keduanya punya hubungan dengan Tarsus.
Sesuatu dalam suara atau sikap Paulus tidak meragukan pikiran mereka yang mendengarkan dia: Ia memang seperti yang ia katakan!48"Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur" (ay. 29a). Saya bisa melihat mereka berebut melepaskan dia, cambuk kulit itu dilepaskan dengan jari-jari yang gemetaran. J.W. McGarvey dengan tepatnya mengamati: "Kita harus memuji kekuasaan sebuah hukum, yang di sebuah propinsi terpencil, dan di dalam tembok penjara, mampu meremukkan peralatan penyiksaan yang kuat lewat pernyataan sederhana, 'Saya warganegara Romawi.'"49 Kepala pasukan itu bahkan "takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum"50 (29b). Jika saja pemukulan itu sudah terjadi, ia mungkin akan sudah kehilangan kewarganegaraan yang ia beli dengan sangat mahal—bahkan mungkin nyawanya. Ia pasti merasa lega bahwa tragedi sudah bisa dihindari— namun ia jadi semakin bingung. Kenapakah orang Yahudi/ Romawi yang tak berbahaya ini menimbulkan kebencian yang begitu besar?
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan melihat upaya yang tak ada hentinya dari kepala pasukan itu untuk "menemukan kebenaran."51Untuk saat ini, marilah kita berhenti sejenak untuk melihat pelajaran apa yang dapat kita tarik dari apa yang telah kita pelajari.
PERMINTAAN MAAF KITA
Ingatlah bahwa kata "apologi" dalam kitab suci tidak ada hubungannya dengan apa yang sekarang kita sebut "minta maaf." Terlalu banyak orang yang mengaku orang Kristen malu terhadap iman mereka—dan mengira bahwa mereka harus minta maaf atas keyakinan mereka itu. Apologi Alkitabiah bukanlah suatu pengakuan bersalah, melainkan suatu argumentasi untuk kebenaran. Dari teks kita, izinkan saya menarik beberapa pelajaran mengenai "memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab ... tentang pengharapan yang ada padamu" (1 Petrus 3:15b):
1 . Bersiap sedia. Cepat atau lambat, seperti halnya Paulus, Anda akan diminta untuk mempertahankan iman Anda—jadi siapkanlah diri Anda secepatnya, ketimbang terlambat.
2 . Bersikap sopan. Tidak lama sebelum penangkapan ini, Paulus telah menulis, "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Tuhan ... Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17-21). Ia telah menuliskannya, tetapi bisakah ia menghayatinya? Dengan gerombolan orang Yahudi yang menggila yang berteriak-teriak menuntut nyawanya dan para prajurit Romawi yang tidak peka yang siap untuk mengoyak dagingnya, ia benar-benar diuji dengan berat! Ia lulus ujian itu, dengan tetap bersikap tenang dan sopan. Mereka yang menantang iman Anda bisa jadi bersikap kasar, namun Anda tidak boleh begitu.
3 . Jadikanlah bersifat pribadi. Bisa jadi Anda tidak mengetahui segala hal tentang Alkitab atau tidak mampu menjawab setiap pertanyaan yang mungkin ditanyakan, tetapi Anda bisa memberitahu orang lain bagaimana Anda menjadi orang Kristen. "Anda adalah penguasa tunggal atas apa yang Yesus telah lakukan untuk Anda!"52 Perkataan Paulus pada dasarnya adalah suatu cerita tentang pengalaman perubahan hidupnya. Anda akan terdorong untuk terus belajar lebih jauh tentang Alkitab sehingga Anda akan bertumbuh semakin mahir dalam membela iman Kristen, tetapi usahakanlah perkataan Anda itu selalu bersifat pribadi.
4 . Berpusatlah pada Kristus . Meskipun Paulus menceritakan perubahan hidupnya, namun tujuannya bukanlah untuk menarik perhatian untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Tuhan. Nama "Yesus orang Nazaret" mengingatkan para pendengarnya tentang Dia yang telah disalibkan, dan cerita Paulus tentang penglihatan di tengah jalan memberitahu mereka bahwa Yesus yang sama ini telah dibangkitkan. Kita ini tidak untuk memenangkan manusia untuk diri kita, melainkan untuk Yesus.
5 . Bersikaplah luwes . Dasar pemberitaan Paulus adalah selalu sama, namun pendekatannya pada kesempatan ini berbeda dari pendekatannya di dalam beberapa sinagoga. Kenalilah orang-orang yang menantang Anda, dan sesuaikanlah pembelaan Anda menurut situasinya.
6 . Buatlah tantangan. Setelah Paulus menceritakan apa yang Yesus telah perbuat, ia lalu memberitahukan apa yang manusia harus lakukan. Jika Yesus adalah Mesias, maka setiap manusia harus merespon seperti dia: Setiap orang harus "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (ay. 16b). Lalu setiap orang harus menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Sewaktu Anda mempertahankan iman Anda, tujuan Anda bukanlah untuk memenangkan perdebatan, tetapi jiwa. Tantanglah semua orang yang hadir untuk membuat komitmen yang sama kepada Tuhan seperti yang Anda sudah buat.
7 . Bersikaplah konsisten . Pembelaan Anda bisa meyakinkan orang hanya jika kehidupan Anda konsisten dengan perkataan Anda. Paulus siap mati bagi imannya; bisakah orang-orang melihat bahwa Anda siap mati untuk iman Anda?
8 . Bersikaplah wajar/cerdas. Meskipun kita harus siap sedia untuk menderita bagi iman kita, namun kita juga harus menggunakan akal sehat. Paulus tidak bersedia menderita bila penderitaannya tidak bisa memajukan kepentingan Kristus. Ia tidak ragu-ragu untuk menuntut hak-haknya sebagai seorang warganegara Romawi. Anda tidak harus menanggung siksaan dari orang-orang yang tidak percaya. Tetaplah santun, sambil menjauhi mereka.
9 . Bersikaplah gigih. Setelah Anda melakukan yang terbaik, janganlah kecewa jika Anda gagal meyakinkan orang-orang yang menantang iman Anda. Paulus tidak berusaha meyakinkan gerombolan orang banyak itu. Dalam empat pasal berikutnya, ada tiga lagi pelajaran dari Paulus yang dicatat, ditambah satu pelajaran pribadi. Sejauh yang tercatat, tidak satu orangpun berhasil dikristenkan; namun rasul itu telah melakukan apa yang Allah mau ia lakukan. Jika Anda terus membagi iman Anda, maka Anda akan melakukan apa yang Allah mau Anda lakukan, terlepas apakah Anda melihat "hasilnya" atau tidak. Jangan pernah, jangan pernah menyerah.
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) CARA MEMINTA MAAF(21:40-22:29)
Saat saya berpikir tentang meminta maaf, saya teringat pertengkaran antara saya dengan saudara saya, Coy, sewaktu kami...
CARA MEMINTA MAAF(21:40-22:29)
Saat saya berpikir tentang meminta maaf, saya teringat pertengkaran antara saya dengan saudara saya, Coy, sewaktu kami masih kecil. Ketika cercaan kami menjadi kasar, Ibu pun turun tangan. Ia akan membuat kami saling berhadapan dan menyuruh, "Minta maaf." Biasanya kami akan menghentak-hentakkan kaki, mata melihat kemana-mana kecuali ke masing-masing pihak, dan bergumam, "Maafkan saya." Kadang-kadang, Ibu akan meminta kami untuk saling berjabat tangan. Jika kami sudah secara khusus bersikap garang, perintah yang lebih tegas akan diberikan: "Sekarang pelukan!" Dengan ogah-ogahan kami akan saling menyorongkan tubuh, lalu mencoba untuk saling melingkarkan tangan kami, dan memberi sedikit cubitan. Kadang-kadang, baik ia atau saya akan mulai terkikih-kikih—dan segala sesuatunya menjadi baik kembali.
Sayangnya, beberapa dari kita tidak pernah berkembang melewati gumaman "Maafkan saya," ketika meminta maaf. Beberapa orang bahkan tidak mampu mengucapkan kata-kata sederhana itu. Kadang-kadang, permintaan maaf kita adalah seperti bocah kecil laki-laki yang diancam tidak akan diberi makanan sampai ia minta maaf terlebih dahulu kepada saudara perempuannya. Setelah menggerutu sebentar, ia mendatangi saudara perempuannya dan membuka rahasia: "Saya kan sudah beritahu kamu untuk terjun ke sungai itu. Jadi ... jangan terjun!"
Pelajaran ini bukan tentang bagaimana melakukan jenis permintaan maaf seperti itu—meskipun hal itu mungkin saja diperlukan. Sebaliknya, kita ingin bicara tentang apa yang Alkitab sebut "minta maaf." Dalam 22:1 Paulus berkata, "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri." Kata Yunani yang diterjemahkan "membela diri" adalah apologia,1kata yang darinya kita dapatkan "apologi." Namun begitu, "apologi" ini bukanlah pengakuan telah berbuat salah atau permohonan minta ampun, melainkan apa yang ada dalam pikiran Petrus saat ia berkata untuk siap sedia "memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab ... tentang pengharapan yang ada padamu" (1 Petrus 3:15b). 2Dalam Kitab Kisah terdapat delapan kata Apologia, dan tujuh dari kata itu terdapat dalam pasal 22-26, 3pada saat Paulus berkali-kali membela dirinya di hadapan orang-orang Yahudi dan Romawi.4 Setelah kita mempelajari apologi, atau pembelaan pertama Paulus, kita akan mengaplikasikan pembelaan kita sendiri di hadapan dunia yang tidak percaya.
PEMBELAAN PAULUS
Di akhir pelajaran kita sebelumnya, Paulus baru saja diselamatkan oleh komandan angkatan bersenjata Romawi setempat dari gerombolan orang yang marah di Bait Allah. Ketika Paulus hampir dibawa ke Benteng Antonia,5ia bicara kepada pejabat itu: "aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu" (21:39b). Jika saya baru saja dipukuli sampai sekarat, saya akan berkata, "Keluarkan saya dari sini segera! Saya tidak mau berhubungan lagi dengan gerombolan orang ini!" Namun Paulus berkata, "Izinkan saya berbicara kepada mereka." 6Komandan itu mengizinkan dia (21:40a)—kemungkinan karena ia mengira bahwa nantinya ia akan mendapat keterangan tentang apakah keributan itu terjadi.
Pembelaannya Di Hadapan Orang-orang Yahudi (Kis 21:40-22:23)
Saya bisa membayangkan Paulus berdiri di atas tangga, para prajurit berdiri di bawahnya di antara dia dan orang banyak. Pakaiannya yang terkoyak-koyak dipenuhi oleh debu dan darah, wajahnya tergores dan membengkak. Namun begitu, ia memiliki wibawa ilahi dalam dirinya saat ia mengangkat tangannya untuk menarik perhatian mereka.
Paulus … berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu;7ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani,8katanya: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri."9Ketika orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka (21:40b-22:2a).
Paulus berbicara dalam bahasa Yunani kepada komandan itu (21:37), namun kepada sesamanya orang Yahudi ia berbicara dalam bahasa ibu mereka.10Ia bahkan mengakui mereka sebagai keluarganya, dengan menyebut mereka "saudara-saudara 11dan bapa-bapa." Paulus memulai pembelaannya dengan menyamakan dirinya dengan para pendengarnya.
Ia ingin mereka mengetahui bahwa ia mengerti mereka .12Sebagaimana mereka, ia juga telah dibesarkan untuk menghormati Taurat. Karena selama lebih dua puluh tahun ia tidak tinggal di Yerusalem dan banyak orang yang tidak mengenal dia secara pribadi, maka ia mengilas balik pusaka Yahudinya. "Aku adalah orang Yahudi," katanya, "lahir di Tarsus di tanah Kilikia" (22:3a). 13Ia meyakinkan para pendengarnya bahwa dilahirkan di Tarsus tidak berarti ia memiliki mental penyembah berhala; ia dibesarkan di Yerusalem (22:3b) Di kota itu ia "dididik dengan teliti di bawah14pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita [mereka]" (22:3c). Gamaliel, yang baru saja lima tahun mati, dianggap sebagai salah satu rabi terbesar yang pernah hidup.15Keabsahan keagamaan Paulus tidak bisa diragukan.
Meskipun Paulus tidak secara langsung menyinggung pelbagai tuduhan ke atas dia, ia menunjukkan bahwa mereka tidak punya dasar yang nyata. Dua tuduhan ke atas Paulus adalah (1) pemberitaanya menentang orang Yahudi dan (2) ia tidak menghormati Taurat (21:28). Dalam kata pembukaannya, Paulus secara tidak langsung berkata, "Sebaliknya, Aku bangga menjadi seorang Yahudi, dan selama ini aku selalu punya rasa hormat yang dalam terhadap Taurat!" Setelah "dididik dengan teliti ... dalam hukum nenek moyang," Paulus begitu "giat bekerja bagi Allah" (22:3d)—seberapa giatnya, sebentar lagi ia akan memberitahu mereka. Sebelum ia melakukannya, ia menambahkan perkataan yang mengejutkan ini "sama seperti kamu semua pada waktu ini" (22:3e). Ia memuji kegiatan mereka yang beberapa saat sebelumnya sudah dengan bernafsunya memukuli dia sampai sekarat!16 Paulus membiarkan mereka tahu bahwa ia bahkan mengerti mengapa mereka mau membunuh dia—sebab di masa lalu ia pernah merasakan hal yang sama terhadap orang-orang Yahudi yang menjadi orang Kristen:
Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; ... Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua17dapat memberi kesaksian.18 Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara19di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum (22:4, 5).20
Paulus lalu, secara tidak langsung, meminta mereka untuk mencoba memahami dia. Dalam perjalanannya ke Damsyik, hal yang tak terpikir dalam pikirannya adalah menjadi pengikut Yesus—namun sesuatu yang menakjubkan telah terjadi di tengah jalan. Ia tidak pergi untuk mencari Tuhan, tetapi Tuhan telah datang mencari dia.
Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.21Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar (22:6-9).
Beberapa dari mereka yang menemani Paulus dari Yerusalem ke Damsyik mungkin masih tinggal di Yerusalem dan bisa membuktikan kebenaran pernyataannya itu. Makna yang lebih besar adalah perubahan dalam diri Paulus. Bagaimana para pendengarnya itu bisa menjelaskan perubahan hidupnya yang mengherankan, jika ia belum pernah melihat Yesus dalam penglihatan?
Paulus melanjutkan ceritanya: "Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" (22:10a). Ini merupakan jerit mohon kelepasan dari beban kesalahan: "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat untuk membayar kerugian, dan untuk diampuni dari semangatku yang salah arah?" Bahkan bisa lebih dari itu. Sampai titik itu dalam hidupnya, Paulus mengira bahwa ia sudah tahu persis siapa dirinya, kemana ia sedang pergi, dan bagaimana cara ia pergi untuk sampai ke situ. Tiba-tiba, hidupnya dijungkir-balikkan. Citra dirinya dihancurkan, agendanya dijadikan rongsokan. Ia tidak lagi punya rencana untuk masa depan. Demikianlah ia juga bertanya, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat dengan sisa hidupku?" Sampai Anda dan saya bersedia untuk menanyakan pertanyaan itu, Yesus tidak pernah bisa membuat perbedaan dalam hidup kita.
Tuhan telah memberitahu Paulus, "Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu" (22:10b). Di tengah jalan itu ia telah diyakinkan dan di Damsyik hidupnya dirubah. Rasul itu meneruskan kisah yang mengagumkan itu:
Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya 76 yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ.22Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar23dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!24(22:11-16).
Paulus sudah tahu bahwa alasan sebenarnya ia dibenci oleh orang-orang Yahudi adalah karena ia menginjili orang-orang non-Yahudi. 25Ia ingin orang banyak itu mengerti bahwa kepergiannya kepada bangsa non-Yahudi bukanlah gagasannya—tetapi gagasan Tuhan. Tuhan telah menyiratkan hal ini dalam perkataan Ananias: "Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang." (Huruf miring oleh saya.) Kini Paulus akan bicara dengan jelas tentang tugas ilahinya.
Ia tidak menyinggung masa tiga tahunnya di Damaskus dan Arab, dan langsung masuk ke perjalanan pulangnya yang pertama ke Yerusalem setelah perubahan hidupnya (Galatia 1:18; Kisah 9:26-30):26"Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi" (Kisah 22:17). Tuduhan ketiga ke atas Paulus adalah ia "di mana-mana mengajar semua orang" menentang Bait Allah (21:28). Sebaliknya, ketika ia kembali ke Yerusalem setelah perubahan hidupnya, salah satu tempat pertama yang ia kunjungi adalah Bait Allah. Di situ ia berdoa, dan di situ ia melihat Tuhan. Siapa saja yang bersikap netral bisa mengenali bahwa pelbagai tuduhan itu tidaklah benar.
Paulus menceritakan penglihatannya: "Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku" (22:18). Seperti halnya Petrus ketika mendapat penglihatan tentang pelbagai binatang yang halal dan haram, Paulus pun berbantah dengan Tuhan:27
Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya (22:19, 20).
Secara tidak langsung ia berkata, "Tuhan, tentunya mereka akan menerima kesaksianku bila mereka ingat apa yang dahulu biasa aku lakukan dan melihat bagaimana aku sudah berubah."
Daripada pergi ke tempat lain, Paulus ingin tetap tinggal di Yerusalem dengan sesamanya bangsa Yahudi. Daripada mendengarkan Paulus, Tuhan sudah tentu menyadari bahwa bekas rekan-rekan Paulus itu akan menganggap dia pengkhianat dan berusaha untuk membunuh dia (9:29). Respon Tuhan terhadap keengganan Paulus tidak memberi ruang untuk berdebat: "Pergilah!" (22:21a). Lalu Tuhan menekankan tugas khusus Paulus: "Sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain" (22:21b).28
Kata "bangsa-bangsa lain" adalah kata terjauh yang Paulus bisa ucapkan dalam kisahnya itu. Ia mungkin berniat untuk menceritakan bagaimana Allah telah memberkati pekerjaannya di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Hampir pasti ia berniat untuk menghimbau para pendengarnya untuk percaya kepada Tuhan yang telah bangkit. Namun ia tidak pernah punya kesempatan itu. Ketika Paulus selesai mengatakan "bangsa-bangsa lain," gerombolan orang itupun bergejolak. "Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: `Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!'" (22:22). Teks aslinya menulis 'Dan mereka mendengarkan dia sampai sejauh perkataan ini29[bangsa-bangsa lain]."
Lukas menulis bahwa "mereka terus berteriak30sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara" (22:23). Kita tidak tahu maksud sebenarnya dari perbuatan mereka itu. Mungkin mereka melemparkan jubah untuk bersiap merajam Paulus (simak 22:20), namun yang bisa mereka peroleh untuk dilemparkan hanyalah debu (simak 2Samuel 16:13). Mungkin mereka hanya sekedar "melepaskan kemarahan mereka seperti binatang buas yang gila,"31melempar debu ke atas seperti banteng marah yang menghentak-hentak tanah.32Semua yang kita ketahui adalah ketika mereka mendengar kata "bangsa-bangsa lain," mereka mulai mengamuk.33
Setiap penginjil pernah punya pengalaman yang mirip dengan pengalaman Paulus. Khotbahnya berjalan baik; dari pancaran wajah para pendengarnya ia bisa mengatakan bahwa mereka menghargai isi khotbahnya. Lalu ia mengucapkan sebuah kata atau membuat sebuah pernyataan—mungkin kata yang ia anggap tidak akan melukai—dan tiba-tiba saja wajah para pendengarnya itu berubah tegang dan dingin.34Seandainya saja mereka tidak beradab atau tidak dilarang hukum, jelas terlihat bahwa beberapa dari mereka berniat untuk menyeret dia ke luar dan merajam dia.
Di sini ada juga pelajaran untuk para pendengar. Kata "bangsa-bangsa lain" merupakan kata yang dibenci para pendengar Paulus. Apakah ada kata yang bisa menyentuh saraf kita, ungkapan yang kita tidak tahan mendengarnya, dan topik Alkitab yang membuat kita gelisah (bahkan marah)? Lewat respon mereka, orang-orang Yahudi di pelataran Bait Allah itu telah menunjukkan prasangka dan sikap tak toleran dalam hati mereka terhadap kata "bangsa-bangsa lain." Perkataan atau tema yang menggusarkan kita bisa mengatakan lebih banyak hal tentang isi hati kita daripada yang kita sadari.35Di sini ada juga pelajaran bagi para penginjil. Ketika saya membaca isi khotbah Paulus kepada orang banyak itu, saya terkesan dengan betapa kerasnya ia berusaha menghindar untuk tidak menyakitkan hati para pendengarnya. Di sepanjang pidatonya itu ia memakai pelbagai istilah keyahudian. Selain dari identitas Tuhan sendiri, ia tidak pernah memakai nama "Yesus." Ia tidak mengatakan bahwa Ananias adalah orang Kristen atau bahwa "Tuhan" yang menampakkan diri kepada dia di Bait Allah adalah Yesus. Lalu mengapa akhirnya ia memakai kata "bangsa-bangsa lain" yang melukai hati mereka? Sebab ada perbedaan antara menghindar untuk tidak melukai perasaan dan kompromi. Paulus ingin menghindar semampunya untuk tidak melukai perasaan orang-orang Yahudi, namun ia tidak mau berkompromi. Tuhan sudah berkata, "Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain," jadi itulah yang Paulus beritakan. Bila Anda mengajar, Anda hanya bisa melangkah sejauh itu dalam upaya Anda untuk tidak menimbulkan kemarahan di hati murid-murid Anda. Para penyuka manusia akan menghindari "kata" yang akan melukai perasaan manusia apapun taruhannya: namun begitu, jika "kata" itu adalah Firman Allah, para penyuka Allah akan memberitakan kebenaran, apapun resikonya (Galatia 1:10).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 21:40-22:29)
Seraya kita mengakhiri pelajaran ini, marilah kita kembali kepada kisah Paulus tentang perubahan hidupnya. Khotbahnya it...
KESIMPULAN (KIS 21:40-22:29)
Seraya kita mengakhiri pelajaran ini, marilah kita kembali kepada kisah Paulus tentang perubahan hidupnya. Khotbahnya itu berisi banyak pelajaran tentang perubahan dan penyerahan hidup. 53Salah satu yang menggembirakan adalah bahwa bagi Tuhan tidak ada kasus yang tanpa harapan! Jika Tuhan bisa menyelamatkan Paulus dan merubah hidupnya, Ia dapat melakukan yang sama ke atas diri Anda! Sudahkah Anda dibaptis ke dalam Yesus sehingga darah-Nya bisa menyucikan dosa-dosa Anda (ay. 16)? Sudahkah Anda memberi hidup Anda kepada Dia seperti yang Paulus lakukan? Hati para pendengar Paulus di dalam Bait Allah itu terlalu keras untuk disentuh oleh pemberitaannya, namun saya berharap hati Anda akan mudah menerima. Sekaranglah waktunya untuk mentaati.
CATATAN KHOTBAH
Khotbah Paulus di tangga Benteng Antonia bisa dibagi kedalam tiga bagian: (1) Prilakunya Yang Mula-Mula (ay. 3-5); (2) Perubahan Hidupnya Yang Menggairahkan (ay. 6-13, 16); (3) Tugasnya Yang Pasti (ay. 14, 15, 17-21).
(Saya menyadur pendekatan ini dari beberapa sumber.)
USULAN BAGI KRONOLOGI KEHIDUPAN PAULUS
Tanggal | Peristiwa | Terdapat dalam Kisah |
---|---|---|
1 M (?) | Kelahiran | - |
34 | Perubahan hidup | 9 |
46-48 | Perjalanan misionaris pertama | 13-14 |
49 | Sidang di Yerusalem | 15 |
49-52 | Perjalanan misionaris kedua | 16-18 |
53-57 | Perjalanan misionaris ketiga | 19-21 |
57 | Ditangkap di Yerusalem | 21-22 |
57-60 | Dipenjarakan di Kaiserea | 23-26 |
60 | Perjalanan ke Roma | 27-28 |
61-63 | Pemenjaraan pertama di Roma | 28 |
66-67 | Pemenjaraan kedua di Roma | - |
67 | Kematian | - |
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Apologia adalah kata majemuk yang menggabungkan apo ("dari") dengan logos ("kata" atau "akal").
2...
Catatan Akhir:
- 1 Apologia adalah kata majemuk yang menggabungkan apo ("dari") dengan logos ("kata" atau "akal").
- 2 Kajian pelbagai argumentasi yang membela iman Kristen disebut "Apologetik."
- 3 Kata ini terdapat dalam 22:1; 24:10; 25:8, 16; 26:1, 2, 24. Tempat kedelapan kata ini ditemukan adalah dalam 19:33, dimana seorang Yahudi bernama Aleksander berusaha membuat pembelaan di gedung kesenian di Efesus.
- 4 Pernah disarankan bahwa keseluruhan dari seperempat bagian akhir Kitab Kisah bisa berfungsi sebagai pembelaan hukum sebagaimana yang berkali-kali Lukas perlihatkan bahwa Paulus tidak bersalah melanggar hukum Roma mana saja. "Tujuan apologia" Kitab Kisah dibahas di halaman 26 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 5 Lihat bagan Bait Allah di halaman 70.
- 6 Salah satu tujuan rasul Paulus datang ke Yerusalem adalah "untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah" (20:24b); ini akan menjadi kesempatannya yang pertama.
- 7 Kelihatannya, kepala pasukan itu setidaknya mengizinkan salah satu lengan Paulus dilepaskan dari belenggu (21:33)
- 8 Aram adalah dialek dalam bahasa Ibrani.
- 9 Bandingkanlah kata pembukaan Paulus dengan kata pembukaan Stefanus di 7:2. Karena Stefanus sedang mengacukan para anggota Sanhedrin ketika ia berkata "Hai saudara-saudara dan bapak-bapak," maka beberapa orang bertanya-tanya apakah para anggota Mahkamah itu ikut hadir di tengah-tengah orang banyak yang bengis di pasal 21. Hal itu mungkin saja; bahkan mungkin sekali. Sudah tentu acuan Paulus kepada "bapa-bapa" bisa hanya sekedar pengakuan penuh hormat kepada orang-orang yang lebih tua di dalam orang banyak itu.
- 10 Kebanyakan dari mereka, jika tidak semuanya, akan sudah memahami Paulus jika ia berbicara dalam bahasa Yunani. Namun begitu, Paulus ingin menjalin hubungan yang akrab dengan mereka.
- 11 Ini bukanlah acuan kepada saudara-saudara Kristen, tetapi sebaliknya kepada sesamanya orang Yahudi.
- 12 Ketika Paulus menghadapi orang-orang Yahudi di pelbagai sinagoga di seluruh Kekaisaran Romawi, ia telah "membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci … dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: 'Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu'" (17:2, 3). Kita mungkin berharap untuk membaca bahwa ia melakukan hal yang sama di Yerusalem, namun situasi di situ berbeda. Orang-orang ini menuntut kematiannya; pertama-tama ia harus memperoleh kepercayaan mereka sebelum mereka mau mendengarkan dia tentang Yesus.
- 13 Sebagian besar isi pidato Paulus kepada gerombolan orang di Kisah 22 terliput dalam dua pelajaran tentang perubahan hidup Saulus. Untuk komentar lebih lanjut tentang teks ini, lihatlah kedua pelajaran itu pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 14 Teks Yunani menulis "di kaki" (lihat KJV). Di masa itu, murid-murid secara harfiah duduk di lantai di depan kaki guru mereka yang duduk di meja kerja atau di kursi.
- 15 Sebelumnya kita pernah bertemu Gamaliel di Kisah (5:34). Lihat catatan tentang dia pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 16 Pujian Paulus kepada orang-orang Yahudi ini mirip dengan pujiannya kepada penduduk Antena (17:22). Kedua pujian itu terfokus pada beberapa fakta positif tertentu, untuk sejenak menjadikan pelbagai kebenaran lainnya tidak tersentuh. Untuk pernyataan lengkap tentang perasaan Paulus terhadap orang-orang Yahudi yang giat itu, bacalah Roma 10:2, yang telah ditulis beberapa bulan sebelumnya.
- 17 "Majelis Tua-Tua" merupakan satu cara untuk mengacukan Sanhedrin. "Tua-tua" di sini tidak mengacu kepada para penatua gereja, tetapi kepada para pemimpin Yahudi yang lebih tua. Lihat 'Sanhedrin" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 18 Kayafas sudah menjadi imam besar sejak Paulus menganiaya umat Kristen (lihat catatan tentang Kisah 4:6 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I"). Ketika Paulus berbicara di atas tangga Benteng Antonia, imam besar pada waktu itu adalah Ananias (23:2). Namun begitu, ada kemungkinan Kayafas masih hidup saat itu. Juga memungkinkan bahwa beberapa anggota Sanhedrin yang hadir-bahkan mungkin imam besar itu sendiri-pernah menjadi bagian dari Mahkamah yang pernah menugaskan Paulus pergi ke Damsyik. Sebaliknya, Paulus mungkin hanya sekedar menyatakan bahwa dokumen-dokumen Sanhedrin akan mendukung perkataannya.
- 19 "Saudara-saudara" ini adalah sesamanya orang Yahudi, bukan saudara-saudara Kristen.
- 20 Ini adalah kisah kedua tentang perubahan hidup Paulus yang terdapat dalam kitab Kisah. Yang pertama dalam pasal 9; yang ketiga dalam pasal 26. Kisah ini berbeda dari yang ada dalam Kisah 9, dimana kisah itu diceritakan dari sudut pandang Paulus. Masing-masing kisah itu disadur untuk pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu saling melengkapi. Ketiganya tercakup dalam dua khotbah tentang perubahan hidup Saulus, pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 21 Paulus tidak memakai kata "kebangkitan," namun kebanyakan pendengarnya akan mengerti bahwa Paulus sedang mengatakan bahwa Yesus tidak mati, artinya Ia telah dibangkitkan. Berita resmi di Yerusalem adalah bahwa tubuh Yesus telah dicuri (Matius 28:11-15). Cerita Paulus menunjukkan berita itu bohong-dan tak seorangpun membantah.
- 22 Ananias adalah juga orang Kristen, namun Paulus menyinggung beberapa aspek karakternya untuk menimbulkan kesan menyenangkan ke atas para pendengar Yahudinya.
- 23 "Yang Benar" merupakan istilah untuk Mesias (Kisah 3:14; 7:52; simak Yesaya 53:11).
- 24 Paulus tidak ragu-ragu mentaati perintah untuk berbaptis (9:18).
- 25 Secara khusus ia dibenci sebab ia memberitakan bahwa bangsa non-Yahudi bisa diselamatkan tanpa lebih dahulu menjadi mualaf Yahudi.
- 26 Simaklah komentar saya tentang penglihatan ini pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II." Beberapa orang beranggapan bahwa penglihatan itu Paulus terima pada waktu kunjungannya yang belakangan, namun penglihatan itu sepertinya akan sangat cocok dengan kunjungannya yang pertama setelah perubahan hidupnya.
- 27 Ini merupakan salah satu dari banyak persamaan antara kehidupan Petrus dan Paulus yang Lukas cantumkan dalam Kisah.
- 28 Beberapa orang beranggapan bahwa Paulus mungkin juga membuat pembelaan kepada orang Kristen Yahudi mana saja yang ada di tengah-tengah orang banyak itu yang membenci pelayanannya kepada bangsa non-Yahudi.
- 29 Kata Yunani untuk "perkataan ini" (logos) bisa berarti "pernyataan," sehingga NASB tidak salah menerjemahkan kata itu. Namun begitu, pernyataan terakhir Paulus menjadi eksplosif hanya karena perkataan "bangsa-bangsa lain." Untuk itu saya lebih menyukai "perkataan" daripada "pernyataan" (simak KJV).
- 30 Mungkin mereka mulai berteriak berulang-ulang, "Enyahkan dia! Enyahkan dia!"
- 31 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 220.
- 32 Pernah juga dinyatakan bahwa perbuatan mereka itu serupa dengan perbuatan Paulus mengebaskan debu dari jubahnya untuk menandakan bahwa mereka yang menentang dia telah ditolak oleh Allah (18:6; lihat juga 13:51).
- 33 Secara khusus Paulus dituduh membawa orang-orang Yunani (yaitu non-Yahudi) ke dalam bagian sakral Bait Allah. Penyebutan orang-orang non-Yahudi ini tampaknya untuk mengingatkan kembali fakta ini di dalam pikiran para pendengar Paulus.
- 34 Perkataan atau topik-topik yang "sensitif" ini bagaikan ranjau-ranjau darat rohani. Mereka itu tersembunyi, tidak terlihat dan tidak diketahui oleh para penginjil yang kurang hati-hati sampai, karena kelalaiannya, ia menyentuh mereka-dan ranjau-ranjau itu kemudian meledak di mukanya!
- 35 Di sini bisa dibuat aplikasi bagi kata-kata atau topik-topik "sensitif" yang berkaitan dengan pendengar itu. Mungkin tantangan untuk memberi dengan sukacita atau membuat komitmen total untuk hidup bagi Tuhan tidak populer. Mungkin persoalan moral tertentu telah menyinggung perasaan yang labil. Mungkin tak seorangpun mau membicarakan prasangka yang ada. Mungkin beberapa "persoalan" gereja melibatkan perkataan yang membuat beberapa anggota naik pitam. Simaklah bahwa kata-kata dan konsep-konsep tidak alkitabiah harus membuat kita tidak senang, namun kita sedang membahas kata-kata yang alkitabiah atau sedikitnya kata-kata itu tidak mengandung bahaya. Para pendengar harus didorong untuk menguji hati mereka untuk melihat apakah mereka itu berpikiran terbuka.
- 36 Seseorang mungkin sudah siap menerjemahkan untuk dia.
- 37 Selama bertahun-tahun telah ditemukan banyak cara kejam untuk memaksa "kebenaran" terucap dari mereka yang dicurigai. Beberapa dari cara-cara ini boleh juga disinggung. Jika cara-cara seperti itu dilarang oleh hukum setempat, sudah selayaknya kita berhenti sejenak dan mengucap syukur.
- 38 Seringkali tangan dan kaki diikat ke tiang itu. Jika kasusnya seperti itu, ini mungkin merupakan bagian dari penggenapan nubuatan yang diperagakan oleh Agabus. (21:11).
- 39 Ini bisa juga berarti mereka mengerek dia ke atas dengan tali-tali kulit itu, namun prosedur yang lebih umum adalah diregangkan pada tiang pencambukan.
- 40 Seperti halnya kasus pemukulan dalam Kisah 16 dimana Paulus tidak mengungkapkan kewarganegaraan Romawinya sampai saat-saat akhir. Kita harus bertanya, "Mengapa baru sekarang? Mengapa tidak dari mulanya?" Lagi, kita tidak bisa menjawab dengan pasti. Mungkin sebelumnya ia tidak punya kesempatan. Mungkin ia menunggu hingga timbul akibat yang maksimum.
- 41 Lihat kutipan oleh Cicero pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III."
- 42 Menurut kitab Kisah Paulus dan Thelca yang diragukan kebenarannya, sosok Paulus adalah "berkepala botak, berkaki pengkang, kokoh, bertubuh kecil, dengan alismata saling bertemu, dengan hidung agak besar." Menurut W.M. Ramsay, "Gambaran tentang sosok pribadi rasul yang sederhana dan tanpa sanjungan ini tampaknya menyatu dalam tradisi yang paling awal sekali." (Dikutip dari A.T. Robertson, "Paul, the Apostle," The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960], 4:2277.)
- 43 "Pecundang tiga kali" adalah sebuah ungkapan orang Amerika yang mengacu kepada orang yang dihukum untuk ketiga kalinya atas kejahatannya yang berat.
- 44 Sudah tentu perkataannya itu bisa mengandung ungkapan keterkejutan.
- 45 Secara legal, kewarganegaraan Romawi diperoleh dengan cara dilahirkan di Roma (atau di koloni Romawi) atau lewat penganugerahan oleh pemerintah atas pengabdian luar biasa yang telah dilakukan. Secara ilegal, bisa didapat dengan menyuap para pejabat. Jelas terlihat bahwa cara inilah yang telah ditempuh oleh kepala pasukan itu. Karena nama pertama kepala pasukan itu adalah Klaudius (23:26) dan karena sudah menjadi kebiasaan umum untuk memakai nama orang yang menganugerahkan kebebasan, maka banyak menduga bahwa kepala pasukan itu mendapat kewarganegaraannya ketika Klaudius menjadi kaisar (41-54 M.) Di bawah Klaudius penyuapan jenis ini mencapai tingkatnya yang memalukan.
- 46 Ini merupakan kali kedua dalam Kisah dimana Paulus bersikeras atas haknya sebagai seorang warganegara Romawi (lihat 16:37 untuk yang pertama kalinya). Kita akan melihat yang ketiga kalinya di 25:11. Setiap kali Paulus melakukan hal itu, manfaatnya lebih banyak untuk kepentingan Kristus daripada kepentingan pribadi Paulus. Dalam Kisah 22 Paulus mengungkapkan kewarganegaraannya sebab dengan kematiannya kepentingan Tuhan tidak akan terbantu, malahan akan terluka. Paulus bukanlah orang yang menyukai penderitaan; ia tidak memiliki "penyakit martir." Ia siap untuk mati jika itu kehendak Tuhan (Kisah 21:13; Filipi 1:21, 23), namun ia tidak punya keinginan untuk menyia-nyiakan hidupnya.
- 47 Alternatif untuk ini bisa seperti itu atau dengan cara menyuap untuk mendapatkan kewarganegaraan itu, suatu perbuatan yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang Farisi yang keras.
- 48 Lagi kita bergumul dengan pertanyaan mengapa mereka tampaknya mempercayai perkataan Paulus. Apakah Paulus membawa tanda pengenal era Perjanjian Baru yang setara dengan Kartu Penduduk (KTP)-atau mungkin akte kelahiran? Namun begitu, pernah dinyatakan bahwa situasi di Yerusalem berbeda dari Filipi. Di suatu tempat di kota itu Paulus mungkin telah memiliki bukti kewarganegaraannya. Selanjutnya, kepala pasukan itu sudah cukup lama menahan Paulus sehingga jika diinginkan ia bisa mengutus orang ke Tarsus untuk membuktikannya.
- 49 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 221, 222.
- 50 Cicero berkata bahwa membelenggu seorang warganegara Romawi adalah kejahatan. Namun begitu, di Roma sendiri Paulus belakangan dibelenggu dengan rantai selama dua tahun (28:20). Ketakutan kepala pasukan itu mungkin bukan karena ia telah membelenggu Paulus dengan rantai saat ia menangkap dia, tetapi karena Paulus sudah dibelenggu dengan persiapan untuk menyesah dia dengan cambuk kulit (22:24). Dalam ayat 29, teks aslinya semata-mata menulis "telah membelenggu dia" ketimbang "telah merantai dia" (lihat KJV).
- 51 Kelihatannya ia tidak pernah mempertimbangkan untuk menanyai sendiri Paulus. Mungkin, ia tetap yakin bahwa seorang tertuduh tidak akan mengatakan seluruh kebenaran kecuali dipukuli dahulu.
- 52 Rick Atchley, "Apologizing to an Uprising," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 1 Maret 1987.
- 53 Hal ini bisa ditinjau berdasarkan keperluan para pendengar.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi