Teks -- Kisah Para Rasul 8:2 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Kis 8:1-4
Jerusalem: Kis 8:1-4 - -- Ayat-ayat ini terdiri atas beberapa catatan pendek: penguburan Stefanus Kis 8:2, kata penutup untuk hal yang baru diceritakan; Paulus sebagai pengejar...
Ayat-ayat ini terdiri atas beberapa catatan pendek: penguburan Stefanus Kis 8:2, kata penutup untuk hal yang baru diceritakan; Paulus sebagai pengejar umat Kis 8:1,3, sehingga dengan cerita tentang pembunuhan atas diri Stefanus, bdk Kis 7:58, dihubungkan cerita pertobatan Saulus, Kis 9:1-30, yang merupakan akibat pembunuhan Stefanus; akhirnya sebuah catatan mengenai jemaat yang tersebar-sebar Kis 8:1-4, hal mana merupakan pembukaan bagi kegiatan misionaris Filipus; Kis 8:5-40, dan Petrus, Kis 9:32-11:18; Kis 8:4 terulang dalam Kis 11:19. Maka dalam Kis 8:1-4 disarankan pokok-pokok yang selanjutnya akan diperbincangkan sampai bab 12.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 8:1-3
Matthew Henry: Kis 8:1-3 - Penganiayaan terhadap Jemaat
Dalam pasal ini kita mendapati cerita tentang berbagai macam penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, dan tersebarnya Kekristenan melalui pengan...
- Dalam pasal ini kita mendapati cerita tentang berbagai macam penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, dan tersebarnya Kekristenan melalui penganiayaan itu. Sungguh mengherankan, tetapi benar, bahwa semakin murid-murid Kristus dianiaya, semakin mereka berlipat ganda.
- I. Di sini jemaat mengalami penderitaan. Setelah Stefanus dihukum mati, datanglah badai yang amat dahsyat, yang menghalau banyak orang dari Yerusalem (ay. Kis 8:1-3).
- II. Di sini jemaat tersebar melalui pelayanan Filipus dan orang lain yang terserak karena kejadian itu. Di sini kita mendapati,
- 1. Injil dibawa ke Samaria, diberitakan di sana (ay. Kis 8:4-5), dipeluk di sana (ay. Kis 8:6-8), bahkan oleh Simon si tukang sihir (ay. Kis 8:9-13). Karunia Roh Kudus diberikan kepada sebagian orang Samaria yang percaya melalui penumpangan tangan Petrus dan Yohanes (ay. Kis 8:14-17). Teguran keras diberikan oleh Petrus kepada Simon si tukang sihir karena ia menawarkan suap demi mendapatkan kuasa untuk memberikan karunia itu (ay. Kis 8:18-25).
- 2. Injil disampaikan ke Etiopia, oleh seorang sida-sida, seorang pembesar di negeri itu. Ia sedang naik kereta kuda dalam perjalanan pulang dari Yerusalem (ay. Kis 8:26-28). Filipus diutus kepadanya, dan di dalam kereta kudanya Filipus memberitakan Kristus kepada dia (ay. Kis 8:29-35), membaptis dia setelah ia mengakui iman Kristen (ay. Kis 8:36-38), lalu meninggalkan dia (ay. Kis 8:39-40). Demikianlah, dengan cara yang berbeda-beda Injil tersebar di antara bangsa-bangsa, dan, dengan satu atau lain cara, “Bukankah mereka semua sudah mendengarnya?”
Penganiayaan terhadap Jemaat ( Kis 8:1-3)
- Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
- I. Lebih jauh lagi mengenai Stefanus dan kematiannya, dan bagaimana dampaknya atas orang-orang di sekitarnya. Dampaknya beragam, seperti yang pada umumnya ditimbulkan dari kejadian-kejadian seperti itu, sesuai dengan tanggapan orang yang berbeda-beda tentang berbagai hal. Kristus sudah berkata kepada murid-murid-Nya, ketika berpisah dengan mereka (Yoh. 16:20), bahwa kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira. Seturut itu pula kita melihat di sini,
- 1. Kematian Stefanus membuat senang seseorang – membuat senang banyak orang, tidak diragukan lagi, tetapi seseorang khususnya, dan orang itu adalah Saulus, yang di kemudian hari dipanggil Paulus. Ia setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh, syneudokōn – ia menyetujuinya dengan senang hati (begitulah yang diartikan kata itu). Ia senang dengan kejadian itu. Ia menghibur matanya dengan pemandangan yang berdarah ini, dengan berharap agar pembunuhan itu menghentikan perkembangan Kekristenan. Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Paulus menyuruh Lukas memasukkan cerita ini untuk mempermalukan dirinya sendiri, dan untuk membawa kemuliaan bagi anugerah Allah yang diberikan kepadanya secara cuma-cuma. Demikianlah ia mengakui dirinya sendiri bersalah atas darah Stefanus, dan memperberatnya dengan hal ini, bahwa ia tidak melakukannya dengan rasa sesal dan enggan, melainkan dengan senang hati dan teramat puas, seperti orang yang bukan saja melakukannya sendiri, tetapi juga setuju dengan mereka yang melakukannya.
- 2. Kematian Stefanus diratapi orang-orang (ay. Kis 8:2) – orang-orang saleh, yang menurut sebagian orang adalah mereka yang disebut sebagai yang masuk agama Yahudi, yang salah satunya kemungkinan Stefanus sendiri. Atau, ungkapan itu bisa diartikan secara lebih luas. Dari antara jemaat, sebagian orang yang lebih saleh dan lebih giat daripada yang lain datang dan mengumpulkan sisa-sisa dari mayatnya yang hancur, lalu mereka menguburkannya dengan upacara yang layak, mungkin di tanah darah, yang beberapa waktu lalu dibeli untuk menguburkan orang-orang asing. Mereka menguburkannya dengan khidmat, dan meratapi dia dengan sangat. Walaupun kematian Stefanus membawa keuntungan besar bagi dirinya sendiri, dan pelayanan yang besar bagi jemaat, mereka meratapinya sebagai suatu kehilangan. Ini karena Stefanus begitu mampu dalam melakukan pelayanannya, dan betapa ia calon yang layak baik sebagai penatua maupun pembela jemaat. Adalah gejala yang buruk jika diambilnya orang-orang seperti Stefanus tidak menyentuh hati orang. Orang-orang saleh itu memberikan penghormatan mereka yang terakhir kepada Stefanus,
- (1) Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak malu dengan perkara yang untuknya Stefanus menderita, atau takut pada kegeraman orang-orang yang memusuhinya. Sebab, meskipun sekarang mereka menang, perkara Stefanuslah yang benar, dan perkara itu pada akhirnya akan menang.
- (2) Untuk menunjukkan penghargaan dan penghormatan besar mereka terhadap hamba Yesus Kristus yang setia ini, martir pertama bagi Injil ini, yang akan mereka kenang baik-baik, kendati ia meninggal secara tidak layak. Mereka ingin menghormati orang yang dihormati Allah.
- (3) Untuk memberikan kesaksian tentang kepercayaan dan pengharapan mereka akan kebangkitan orang mati dan kehidupan di akhirat.
- II. Cerita tentang penganiayaan terhadap jemaat ini, yang dimulai dengan mati syahidnya Stefanus. Walaupun kegeraman orang-orang Yahudi begitu ganas dan memuncak melawan Stefanus, kegeraman mereka itu tidak cepat menghilang atau terlampiaskan. Orang yang suka membunuh sering kali dalam Kitab Suci disebut orang-orang yang haus darah, sebab apabila mereka sudah mengecap darah, mereka akan merasa haus dan meminta lagi. Sangka orang, doa-doa Stefanus menjelang ajalnya dan penghiburan yang dialaminya saat itu seharusnya bisa memenangkan hati mereka dan meluluhkannya sehingga mereka berpikiran baik tentang orang-orang Kristen dan Kekristenan. Tetapi, tampaknya itu tidak terjadi. Penganiayaan itu terus berlanjut, sebab mereka menjadi lebih geram ketika melihat bahwa mereka tidak bisa memenangkan apa pun, dan, seolah-olah berharap ingin mengalahkan Allah sendiri, mereka bertekad untuk terus menghantam. Dan mungkin, karena tidak seorang pun dari mereka yang mati mendadak di tempat itu setelah merajam Stefanus, tekad mereka semakin bulat untuk melakukan kejahatan. Mungkin murid-murid juga semakin berani berbantah dengan mereka seperti yang dilakukan Stefanus, karena mereka melihat bagaimana ia menyelesaikan tugasnya dengan berkemenangan, yang akan membuat orang-orang Yahudi semakin marah lagi. Amatilah,
- 1. Terhadap siapa penganiayaan ini dilancarkan: Penganiayaan itu dilancarkan terhadap jemaat di Yerusalem, yang begitu ditanam langsung dianiaya, seperti yang sering kali ditunjukkan Kristus bahwa penindasan dan penganiayaan akan datang karena firman. Dan Kristus secara khusus sudah menubuatkan bahwa Yerusalem akan segera menjadi terlalu panas bagi para pengikut-Nya, sebab kota itu sudah terkenal membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadanya (Mat. 23:37). Dalam penganiayaan ini, tampak banyak orang dihukum mati, sebab Paulus mengakui bahwa pada waktu itu ia menganiaya para pengikut jalan ini sampai mati (21:4) dan (26:10) bahwa dia juga setuju, jika mereka dihukum mati.
- 2. Siapa yang gigih melakukan penganiayaan ini. Tidak ada orang lain yang melakukannya dengan begitu bersemangat dan begitu gencar, seperti Saulus, seorang Farisi muda (ay. Kis 8:3). Ada pun Saulus (yang sudah disebutkan dua kali sebelumnya, dan sekarang disebutkan lagi sebagai orang yang terkenal suka menganiaya), ia berusaha membinasakan jemaat itu. Ia melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukannya untuk menghancurkan jemaat dan membuatnya porak-poranda. Ia tidak peduli kejahatan apa yang diperbuatnya terhadap murid-murid Kristus, dan juga tidak mau tahu bilamana harus berhenti. Yang ingin dicapainya tidak kurang dari memusnahkan Injil Israel, sehingga namanya tidak diingat lagi (Mzm. 83:5). Ia adalah alat paling pantas yang bisa didapatkan imam-imam kepala untuk memenuhi maksud-maksud mereka. Ia kepala pasukan melawan murid-murid Kristus, seorang utusan dari majelis agung yang diberi tugas untuk menyelidiki pertemuan-pertemuan, dan menangkap semua orang yang dicurigai berpihak pada jalan itu. Saulus dibesarkan sebagai seorang terpelajar, seorang terhormat, namun ia tidak menganggap rendah untuk dipakai menjalankan tugas yang teramat keji seperti itu.
- (1) Ia memasuki rumah demi rumah, langsung mendobrak pintu-pintu siang atau malam, dengan disertai kuasa untuk memenuhi maksud itu. Ia masuk ke dalam setiap rumah di mana mereka biasa mengadakan pertemuan-pertemuan, atau dalam setiap rumah yang di situ tinggal orang-orang Kristen, atau yang di dalamnya disangka ada orang-orang Kristen. Tak seorang pun aman di dalam rumahnya sendiri, sekalipun itu menjadi benteng baginya.
- (2) Ia menyeret-nyeret, dengan sangat menghina dan kejam, baik laki-laki maupun perempuan. Ia menyeret-nyeret mereka di sepanjang jalan, tanpa peduli bahwa perempuan itu insan lemah. Ia membungkuk sampai ke bawah untuk mencari-cari orang yang dipenuhi Injil, sehingga yang paling tak berdaya pun dari antara mereka tidak diluputkannya. Betapa dia dikuasai oleh kefanatikan yang membabi buta.
- (3) Ia menjebloskan mereka ke dalam penjara, untuk diadili dan dihukum mati, kecuali mereka mau menyangkal Kristus. Dan sebagian dari mereka, kita dapati, dipaksa oleh Saulus untuk menyangkal iman (26:11).
- 3. Apa dampak dari penganiayaan ini: Mereka semua tersebar (ay. Kis 8:1b), bukan semua orang percaya, melainkan semua pekabar Injil, yang terutama dihantam, dan berusaha ditangkap dengan surat-surat perintah. Mereka, karena ingat akan pedoman Tuhan kita (Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain), menyebar sebagaimana yang sudah disepakati ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Bukan karena takut menderita (karena Yudea dan Samaria tidak begitu jauh dari Yerusalem, sehingga jika di sana mereka menampakkan diri di depan umum, seperti yang berencana mereka lakukan, orang-orang yang menganiaya mereka akan segera menyusul mereka), melainkan karena mereka melihatnya sebagai petunjuk dari Allah Sang Pemelihara bahwa mereka harus menyebar. Pekerjaan mereka di Yerusalem sudah diselesaikan dengan cukup baik, dan sekarang sudah saatnya mereka memikirkan keperluan di tempat-tempat lain. Sebab Tuan mereka sudah memberi tahu mereka bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya di Yerusalem terlebih dahulu, lalu di seluruh Yudea dan Samaria, dan kemudian sampai ke ujung bumi (1:8), dan cara inilah yang mereka ikuti. Penganiayaan, meskipun mungkin tidak menjauhkan kita dari pekerjaan, bisa saja menggiring kita, sebagai petunjuk dari Pemeliharaan ilahi, untuk bekerja di tempat lain. Semua pekabar Injil tersebar kecuali para rasul, yang, ada kemungkinan, dipimpin oleh Roh untuk melanjutkan pekerjaan di Yerusalem selama beberapa waktu. Ini karena mereka, melalui pemeliharaan Allah yang istimewa, sudah diluputkan dari badai, dan melalui anugerah Allah yang istimewa dimampukan untuk menghadapi badai itu. Mereka tinggal di Yerusalem, supaya mereka bisa siap pergi ke tempat di mana pertolongan mereka paling dibutuhkan oleh para pekabar Injil yang lain, yang sudah diutus untuk membuka jalan. Seperti Kristus menyuruh murid-murid-Nya untuk pergi ke tempat-tempat di mana Ia sendiri akan pergi (Luk. 10:1). Para rasul terus berdiam bersama-sama di Yerusalem dalam waktu yang lebih lama daripada yang akan disangkakan orang, bila menimbang perintah dan mandat yang sudah diberikan kepada mereka, untuk pergi ke seluruh dunia, dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (lihat 15:6; Gal. 1:17). Tetapi apa yang dilakukan oleh para penginjil yang mereka utus juga dipandang sebagai perbuatan mereka sendiri.
SH: Kis 8:1-3 - Bagai benih (Rabu, 6 Juli 2011) Bagai benih
Ada kontras dalam sikap orang yang ada di dalam perikop ini. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan penganiayaan hebat terhadap je...
Bagai benih
Ada kontras dalam sikap orang yang ada di dalam perikop ini. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan penganiayaan hebat terhadap jemaat di Yerusalem (1b). Penganiayaan ini dimulai setelah kematian Stefanus. Saulus, yang semula terlihat hanya menjadi saksi mata peristiwa berdarah tersebut (1a), kemudian menjadi sangat agresif. Ia berupaya keras menangkap dan memenjarakan orang-orang Yerusalem, yang teridentifikasi sebagai pengikut Kristus (3). Sebelumnya perlawanan terhadap Injil diarahkan kepada para rasul, tetapi pada waktu itu orang-orang yang baru percaya menjadi sasaran mereka.
Kelompok kedua adalah yang disebut orang-orang saleh. Mereka meratapi kematian Stefanus dan menguburkan mayatnya (2). Tindakan mereka berisiko tinggi karena dengan demikian mereka akan dikenali sebagai pengikut Kristus. Nyawa mereka terancam. Namun mereka seolah tidak peduli. Kematian Stefanus tidak membuat mereka mundur dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Terlihat juga kemudian, dikuburnya Stefanus bagai dikuburnya sebuah benih. Seolah mati, tetapi sesungguhnya sebuah proses pertumbuhan sedang terjadi hingga menghasilkan buah berkali-kali lipat banyaknya.
Kematian Stefanus karena dirajam menjadikan dia sebagai martir pertama. Di masa-masa berikutnya, banyak orang yang juga mati martir. Misalnya di negara-negara dengan dominasi agama atau politik tertentu, orang harus mempertaruhkan nyawa demi pekabaran Injil. Mungkin ada orang yang menyebut mereka bodoh, tetapi Injil tidak akan mati oleh karena kematian mereka. Buah dari kesaksian mereka niscaya terlihat kemudian karena Injil yang diberitakan akan hidup dalam diri orang-orang yang jadi percaya Kristus.
Sebab itu kita harus berdoa bagi mereka, yang mewartakan Injil di tempat-tempat berisiko tinggi seperti di medan perang, di area konflik berdarah, atau di suku-suku terbelakang. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian, kita harus mendukung mereka yang berada di garis depan agar benih-benih Injil terus disebarkan dan banyak orang percaya Kristus.
SH: Kis 8:1-3 - Penderitaan Pangkal Penyelamatan (Senin, 4 Juni 2018) Penderitaan Pangkal Penyelamatan
Ketika gereja dibom, dibakar, ditutup, dan izin untuk beribadah dipersulit, apakah kita akan melakukan aksi demonstr...
Penderitaan Pangkal Penyelamatan
Ketika gereja dibom, dibakar, ditutup, dan izin untuk beribadah dipersulit, apakah kita akan melakukan aksi demonstrasi untuk meneriakkan ketidakadilan dan menuntut pemerintah untuk menegakkan hak asasi manusia untuk beribadah kepada Tuhannya? Bukankah Alkitab telah membuktikan bahwa penderitaan selalu hadir dalam kehidupan setiap pengikut Kristus (1-2; bdk. Mat. 10:22, 24-25). Kalau kenyataannya memang seperti ini, mengapa banyak orang percaya menjadi kekanak-kanakan sifatnya dalam menghadapi kenyataan ini?
Sejak peristiwa penganiayaan dan pembunuhan terhadap Stefanus, mereka yang melawan Kristus mendapat pengesahan dari para tua-tua dan tokoh agama Yahudi untuk menindas, menganiaya, dan membunuh para pengikut Kristus. Tujuannya adalah agar penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus tidak semakin tersebar luas. Dan posisi Israel sebagai bangsa pilihan semakin kukuh.
Sesungguhnya predikat bangsa pilihan Allah bukan lagi menjadi penentu keselamatan seseorang. Hanya melalui Kristuslah penyelamatan Allah kepada dunia diperbarui. Di sini kita melihat bahwa tolok ukur keselamatan Allah tidak lagi pada status kebangsaan seseorang, melainkan pada keimanan seseorang terhadap karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus.
Meskipun dalam sepanjang sejarah gereja kita melihat betapa banyak orang Kristen yang mengalami penganiayaan dan penderitaan atas nama Yesus, namun Allah memakai kondisi itu untuk menumbuhkan dan menguatkan iman anak-anak-Nya. Ibarat paku yang dipalu, semakin sering dipukul, semakin kuatlah paku itu menancap. Penganiayaan juga dipakai Allah sebagai sarana pewartaan Injil Kerajaan Allah tersebar sampai ke ujung bumi. Karena itu, gereja tidak boleh menunjukkan sifat kekanak-kanakan.
Ketika kita mengalami penderitaan, ingatlah bahwa hal itu merupakan keuntungan bagi setiap orang yang setia kepada Allah. Percayalah bahwa janji Allah akan kehidupan abadi akan menjadi milik kita secara konkret. [AJ]
SH: Kis 7:54--8:3 - Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah (Selasa, 8 Juni 1999) Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah
Banyak orang tidak mau memberikan peringatan apalagi mengatakan
kesalahan mereka, demi me...
Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah
Banyak orang tidak mau memberikan peringatan apalagi mengatakan kesalahan mereka, demi menyenangkan orang lain. Alasannya karena menegur orang lain mengandung risiko (ay. 54). Tetapi Stefanus, dalam kesaksiannya, telah mengingatkan mereka akan pekerjaan-pekerjaan yang telah Allah lakukan kepada nenek moyang mereka, sekaligus menyatakan ketidaktaatan mereka. Untuk kesekian kalinya, perkataan Stefanus membangkitkan amarah anggota-anggota Mahkamah Agama yang mendengarkan.
Penuh dengan Roh Kudus. Ketika seseorang berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah, maka akan timbul reaksi marah dan berontak. Stefanus mengalaminya. Setelah Stefanus berkhotbah, orang-orang yang mendengar langsung menyeretnya keluar dan melemparinya dengan batu. Alkitab mengatakan bahwa ketika itu Stefanus dipenuhi Roh Kudus, maka dalam keadaan sulit ia tetap berserah kepada Tuhan dan berdoa mohon pengampunan bagi orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Sikap Stefanus ini mengingatkan kita kepada sikap Yesus ketika menghadapi penderitaan. Ketika itu Yesus juga mendoakan orang-orang yang menganiaya-Nya. Teladan Yesus nyata dalam hidup Stefanus yang berani menderita demi kebenaran.
SH: Kis 7:54--8:3 - Memang seharusnya terjadi (Jumat, 27 Juni 2003) Memang seharusnya terjadi
Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca ini merupakan salah
satu kisah yang paling mengharukan. Ada beberapa hal ...
Memang seharusnya terjadi
Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca ini merupakan salah satu kisah yang paling mengharukan. Ada beberapa hal yang membuat kisah ini begitu menyayat hati. Pertama, pembunuhan ini dilakukan atas nama Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Stefanus menghujat Allah maka, selayaknyalah ia dihukum rajam. Kedua, pada saat meregang nyawa, Stefanus masih sempat berdoa agar Tuhan tidak menanggungkan dosa ini atas para pembunuhnya.
Keduanya mengakui berbuat atas nama Tuhan, tetapi berbeda motivasi. Orang Yahudi mengkambinghitamkan Tuhan untuk melampiaskan kebencian mereka, dan melahirkan pembunuhan. Sedangkan Stefanus mengalami ini karena keyakinannya akan kebenaran sejati yaitu Yesus Kristus, melahirkan pengampunan.
Di mata manusia, kematian Stefanus adalah peristiwa tragis karena tidak seharusnya terjadi. Namun, di mata Tuhan kematian Stefanus tidak tragis dan tidak sia-sia. Kematian Stefanus adalah bagian dari rencana Allah yang tidak sepenuhnya kita pahami namun sekurangnya bisa kita mengerti kendati hanya sebagian. Pada saat Stefanus dirajam, ada seorang pemuda yang menyaksikan kebrutalan para pembunuh itu, namanya Saulus, yang belakangan kita kenal sebagai Paulus. Di kemudian hari Paulus menjadi Stefanus yang baru, sebagai pengikut Kristus yang merisikokan hidupnya demi Yesus Tuhan. Seperti Stefanus, Paulus pun pernah dilempari batu; Paulus memahami makna menderita dan mati bagi Kristus sebab ia pernah melihat kematian Stefanus yang mulia.
Bila Tuhan memakai kematian Stefanus sebagai prelude untuk memanggil Paulus, tidak tertutup kemungkinan Ia memakai peristiwa yang sedang kita hadapi ini sebagai prelude untuk menghantar kita masuk ke dalam kehendak-Nya yang lain.
Renungkan: Apa yang tidak seharusnya terjadi mungkin adalah tangan Allah yang sedang memindahkan kita ke dalam rencana-Nya.
SH: Kis 7:54--8:3 - Martir perdana (Selasa, 30 Juni 2009) Martir perdana
Seakan belum cukup umat Tuhan menyalibkan Yesus, kini mereka menambah
dosa dengan membunuh seorang murid Tuhan. Kisah martir perd...
Martir perdana
Seakan belum cukup umat Tuhan menyalibkan Yesus, kini mereka menambah dosa dengan membunuh seorang murid Tuhan. Kisah martir perdana ini menunjukkan satu hal penting. Manusia berdosa tidak berdaya memerdekakan diri mereka sendiri. Hanya anugerah Allah yang bisa melepaskan mereka dari belenggu dosa.
Di mata Allah dan juga gereja Tuhan, kematian Stefanus bukan merupakan kekalahan melainkan kemenangan. Itu sebabnya Stefanus mendapatkan peneguhan bahwa saat-saat genting musuh hendak menerkam, ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di samping kanan Allah (ayat 56). Ungkapan 'Yesus berdiri' bisa dipahami sebagai suatu penghargaan kepada Stefanus yang rela mati demi menyatakan kebenaran Allah. Menghadapi kematiannya, Stefanus menunjukkan kebesaran hati seperti yang diperlihatkan oleh Tuhannya, yaitu mengampuni musuh (ayat 60; lih. Luk. 23:34).
Apa dampak kemenangan Stefanus? Pertama, Injil terse-bar ke luar Yerusalem. Lewat penganiayaan begitu dahsyat yang dimulai dari penganiayaan Stefanus, para murid dipaksa ke luar dari kota itu (ayat 8:1b). Mulailah kita melihat penga-baran Injil dilakukan di luar Yerusalem, misalnya Filipus mengabarkan Injil ke Samaria (ayat 8:5). Kemudian muncullah Saulus, yang kelak berganti nama menjadi Paulus. Kelak dia akan menjadi rasul Allah yang dikhususkan bagi bangsa-bangsa nonYahudi. Memang Saulus saat itu adalah penganiaya umat. Namun justru lewat peristiwa perjumpaan dengan Tuhan, ia menyadari kekeliruannya dan dapat melihat serta menyadari betapa jahatnya ia. Pertobatan Saulus merupakan anugerah Allah yang berdampak dahsyat bagi perkembangan gereja dan Injil Kristus di kemudian hari.
Tiap penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi pada umat-Nya sebagai bagian dari pikul salib selalu mendatangkan kemajuan bagi kerajaan-Nya. Injil bertambah mahsyur, dan hamba-hamba Tuhan sejati dibangkitkan untuk menjadi agen-agen Injil Allah. Mungkin Anda adalah salah satunya!
Topik Teologia -> Kis 8:2
Topik Teologia: Kis 8:2 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Kesalehan
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
TFTWMS -> Kis 8:1-4
TFTWMS: Kis 8:1-4 - Nyala Api Menjalar NYALA API MENJALAR (Kis 8:1-4)
Pasal 8 dibuka dengan kata-kata ini: "Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh" (8:1a). Dari tempat l...
NYALA API MENJALAR (Kis 8:1-4)
Pasal 8 dibuka dengan kata-kata ini: "Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh" (8:1a). Dari tempat lain kita tahu bahwa Saulus mendapat dukungan Mahkamah Agama atas apa yang ia lakukan (9:1, 2; 22:4, 5; 26:10); ia merupakan tukang pukul Sanhedrin.5Tentunya ia juga mempunyai banyak kaki tangan (mungkin penjahat-penjahat bayaran);6Ia seorang diri tidak akan dapat menimbulkan kerusakan yang begitu besar. Bagaimanapun, "tenaga penggerak" di belakang penganiayaan itu adalah "anak muda" Saulus, yang di depan kakinya para saksi telah meletakkan jubah mereka pada waktu perajaman Stefanus (7:58).
Ayat 1 melanjutkan: "Pada waktu itu [waktu Stefanus mati] mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem" (8:1b). Oleh karena pembunuhan Stefanus merupakan respon spontan Mahkamah Agama, maka saya menduga bahwa penganiayaan ini tidak dirancang sebelumnya secara bertele-tele dalam ruangan rahasia orang-orang kaya dan berkuasa, melainkan gerakan spontan yang sama dengan kasus pembunuhan Stefanus. Sekawanan ikan hiu yang sedang berenang dapat menjadi kajian tentang gerak fluida sampai darah mulai menyebar keseluruh air; lalu hiu-hiu itu melakukan pembunuhan gila-gilan. Begitu juga halnya, pemandangan darah Stefanus membuat musuh-musuh Yesus dipenuli dengan kegilaan dan nafsu ingin menghancurkan semua orang Kristen membanjiri jiwa mereka!
Frasa "Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat" tidak berarti semua peristiwa dalam empat ayat yang pertama dalam pasal 8 harus terjadi pada waktu Stefanus mati. Melainkan, penganiayaan itu berawal pada hari itu—dan berlanjut sampai beberapa hari.
Ketika timbul penganiayaan, "Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria " (8:1c; huruf miring oleh saya)."7Nas ini mengacu kepada Kisah 1:8 sewaktu Yesus berkata, "Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria." (Huruf miring oleh saya.) Kini kita tiba pada tahap kedua rencana Yesus.
Simaklah bahwa "Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ...." (8:1c, d; huruf miring oleh saya). Kita tidak tahu mengapa para rasul itu tidak ikut tersebar seperti orang-orang Kristen lainnya. Kemungkinan Saulus dan anak buahnya memang tidak mengganggu mereka, karena takut kepada kuasa mereka dan menduga mereka tidak akan menjadi ancaman jika pengikutnya dihabisi. Mungkin juga para rasul memilih menetap di Yerusalem apapun resikonya—untuk melayani orang Kristen mana saja yang luput dari Saulus,8dan untuk melayani mereka yang dipenjarakan. Mungkin juga ada beberapa alasan lainnya.9Tujuan Lukas bukanlah untuk memberitahukan bagaimana penganiayaan itu mempengaruhi para rasul, melainkan bagaimana penganiayaan itu mempengaruhi para anggota gereja yang awam. Inilah kali pertama seluruh gereja dijadikan sasaran penindasan. Para rasul pernah mampu berdiri tegak di bawah penindasan (pasal 4 dan 5). Namun bagaimana dengan para anggota gereja lainnya? Bagaimanakah cara mereka mengatasinya?
Kita tidak perlu berlama-lama merasa heran, sebab ayat 2 berkata, "Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat" (ay. 2). Sewaktu tubuh Stefanus yang babak-belur itu terkulai di atas tanah yang bersimbah darah, orang banyak itu lalu pergi, rasa haus darah mereka untuk sementara telah terpenuhi. Umat Kristen,10sadar akan resiko yang mereka sedang hadapi, mendatangi tempat kejadian tersebut dan dengan hati-hati mengangkat tubuh Stefanus yang sudah remuk. Hukum legal Yahudi membolehkan adanya acara penguburan bagi penjahat yang dihukum mati namun mayat mereka tidak boleh diratapi. 11Dalam bayang-bayang bahaya, orang-orang pemberani ini tidak berusaha menutup-nutupi kesedihan mereka; mereka meratap keras!
Dikala orang-orang ini dirundung kesedihan, Saulus malahan dirundung kegilaan: "Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan12ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara" (ay. 3). Kata Yunani yang diterjemahkan "membinasakan" dahulunya dipakai untuk menggambarkan cara binatang buas yang dengan buasnya mengoyak dan mencabik tubuh mangsanya. Saulus berubah menjadi binatang liar dengan satu tujuan—menghancurkan gereja. Ia tidak memberi ampun seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan. Kemungkinan ia dan para pembantunya mendobrak rumah-rumah orang Kristen, lalu tangan ibu-ibu dan bapak-bapak itu diikat ke belakang, menyeret mereka ke penjara, dan yang tinggal adalah anak-anak yang ketakutan. Di dalam penjara itu ia memukuli dan menyiksa mereka, berusaha menekan mereka agar menyangkali iman mereka. Beberapa bahkan dihukum mati. Belakangan ia menceritakan kefanatikannya itu:
Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara ... akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka ... Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara ... tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya13(22:4, 19; 26:10, 11).
Pasal 8 ayat 4 membawa kita kembali kepada mereka yang tersebar. Bayangkanlah mereka dalam pikiran Anda. Mereka telah kehilangan semua yang mereka miliki— rumah, kawan, ternak, harta benda, semuanya kecuali sedikit bekal yang dapat mereka panggul. Bayangkanlah mereka yang dengan tertatih-tatih menuruni jalan-jalan Palestina yang berdebu. Saat berpapasan dengan orang lain di jalan itu, mereka akan menjadi sasaran keingintahuan orang itu. Orang-orang akan bertanya, "Apa yang terjadi?" Menurut Anda bagaimanakah orang-orang Kristen itu harus menjawabnya? "Kami telah kehilangan segala-galanya"? "Kami akhirnya tahu betapa beratnya menjadi pengikut Kristus"? "Aku tidak tahu apakah aku dapat berjalan lebih jauh lagi"? Perhatikanlah ayat 4: "Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil"! Kata Yunani yang diterjemahkan "memberitakan" bukanlah kata yang biasa dipakai untuk "memberitakan," melainkan untuk "penginjilan"— memberitahukan kabar baik! Orang-orang Kristen yang teraniaya ini tidak mondar-mandir mengatakan, "Lihatlah, akan seperti apakah dunia ini nantinya!" tetapi, "Lihatlah, siapa yang telah datang ke dalam dunia!"
Orang-orang Kristen itu telah belajar dari teladan Stefanus: Musuh-musuh mereka dapat meremukkan tubuh mereka, namun bukan roh mereka; musuh-musuh itu dapat menghabisi nyawa mereka, namun bukan pengaruh mereka; musuh-musuh itu dapat merampas rumah mereka namun bukan rumah tangga mereka (Yohanes 14:1-3); musuh-musuh itu dapat mencuri kepunyaan mereka namun bukan lumbung harta benda mereka (Matius 6:20). 14
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diada...
Catatan Akhir:
- 1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diadakan oleh para rasul; penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Kelihatannya ia juga dikarunia kemampuan bicara lewat ilham (lihat keterangan pada 6:10).
- 2 Lewis Foster, notes on Acts, The Niv Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House 1985), 1654.
- 3 "Penuh karunia" dapat berarti Stefanus adalah orang yang ramah, sehingga mendapat dukungan (keramahan) dari orang-orang, atau karunia Allah ada dalam dirinya dalam suatu cara yang khusus. Ia adalah orang yang ramah (7:2); dari awalnya mungkin ia sudah mendapat dukungan orang banyak; namun dalam terang urut-urutan peristiwa; terjemahan NIV kemungkinan benar ketika menerjemahkan bagian ayat ini sebagai "seorang pria yang penuh dengan karunia dan kuasa Allah." (Huruf miring oleh saya.)
- 4 Setiap orang dari kita perlu mencari tahu bentuk pelayanan khususnya masing-masing- yaitu tugas khusus dalam gereja Tuhan yang secara khusus telah Allah patutkan untuk kita. Jika setiap anggota bersedia melaksanakan hal ini, maka itu akan mengubah dengan cepat pekerjaan Tuhan! Namun begitu, jikalau kita lakukan, kita tidak boleh pernah memakai hal ini sebagai alasan untuk tidak mengerjakan hal lainnya lagi dalam kerajaan Allah. Kita semua juga diberi perintah yang bersifat umum yang harus kita taati, terlepas dari apakah "karunia-karunia khusus" yang kita miliki sejalan dengan perintah itu atau tidak. Sebagai contoh, kita akan mencatat bahwa dalam 8:1-4, setiap orang Kristen mulai menyebarluaskan Firman. Saya yakin tidak semua dari mereka memiliki karunia khusus penginjilan.
- 5 Pengajaran secara pribadi dilakukan dalam rumah tangga (2:46).
- 6 Lihat ‘‘Sinagoga" dalam Daftar Kata.
- 7 Seorang penulis kuno mengatakan bahwa Yerusalem mempunyai 480 sinagoga. Kisah 6:9 menunjukkan bahwa banyak sinagoga dibuka untuk menampung orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda, dan untuk menjadi tempat dimana orang-orang akan merasa sangat nyaman di dalamnya. Dalam ayat 9, para pakar menemukan lima sinagoga, masing-masing untuk setiap kelompok yang disebutkan. Adalah mungkin bahwa Stefanus mengunjungi lebih dari satu sinagoga Helenistik untuk menceritakan kisah tentang Yesus. Oleh karena baik teks aslinya maupun teks Inggrisnya memakai kata tunggal "sinagoga," maka pelajaran ini hanya akan mengacu kepada satu sinagoga.
- 8 KJV menulis "Libertini," yang makna aslinya adalah mereka yang telah menerima kebebasan, namun sekarang mengacu kepada mereka yang berprilaku tanpa pengekangan moral. Oleh sebab itu terjemahan yang lebih disukai adalah "Orang Merdeka."
- 9 Jika bukan mereka mungkin orang tua mereka pernah menjadi budak. Dalam jumlah yang amat besar orang-orang Yahudi pernah ditawan oleh Jendral Pompey dari Roma dan kemudian dibebaskan di Roma. Dalam tahun-tahun berikutnya budak-budak Yahudi yang lainnya ikut dibebaskan pula.
- 10 Simon dari Kirene telah memanggul salib Yesus (Lukas 23:26).
- 11 Oleh karena lokasi-lokasi ini saling sangat berjauhan dan (agaknya) memiliki sedikit persamaan, beberapa orang menekankan bahwa paling tidak ada dua sinagoga yang dibahas di sini: yang satu untuk mereka yang di sebelah selatan laut Tengah dan satu lagi untuk mereka yang di sebelah utara laut Tengah. Namun begitu, jika semuanya adalah Orang Merdeka, maka mereka memiliki sesuatu yang sama.
- 12 Lihat keterangan pada 6:1.
- 13 Orang-orang dari Kirene membawa Injil ke Antiokhia (11:20). Apolos berasal dari Alexandria (18:24); belakangan orang-orang Yahudi dari Asia bertanggung jawab atas penahanan Paulus (21:27; 24:18, 19). (Mungkinkah mereka itu adalah orang-orang yang telah dikecewakan oleh Stefanus?).
- 14 Beberapa orang berspekulasi bahwa kemungkinan Saulus diundang oleh para pemimpin sinagoga untuk menghadapi Stefanus. Namun sepertinya Saulus berada di situ sebagai akibat wajar kedatangannya dari Kilikia.
- 15 Di awal gereja mula-mula, Allah mengungkapkan kehendak-Nya sedikit demi sedikit (atau banyak)-sebanyak yang diperlukan. Simaklah penglihatan yang diberikan kepada Petrus di Kisah 10. Namun begitu, Allah akhirnya menyelesaikan wahyu-Nya (Judas 3). Sekarang ini kita tidak lagi memiliki pewahyuan progresif.
- 16 Simaklah bahwa tuduhan terhadap Stefanus ada hubungannya dengan ucapannya yang menentang Musa dan Allah, dan yang menentang Bait Allah dan Taurat (6:11, 13, 14). Tuduhan itu adalah bohong, namun agar kebohongan itu menjadi efektif mereka perlu unsur kebenaran. Kebohongan-kebohongan ini-plus pembelaan Stefanus dalam pasal 7-memberi kita beberapa indikasi bahwa apa yang Stefanus khotbahkan adalah sangat tidak populer.
- 17 Sebagai tambahan terhadap pemberitaan Stefanus, fakta beberapa imam telah mentaati iman itu (6:7) mungkin telah ikut menambah situasi menjadi mudah meledak.
- 18 Naskah yang tertua semuanya menggunakan huruf besar atau huruf kecil . Jadi kita tidak tahu apakah yang dimaksud adalah rohnya Stefanus (lihat KJV) atau Roh Kudus. Namun begitu konteksnya kelihatan mendukung gagasan bahwa Stefanus memperoleh kemenangan ini bukan karena kecemerlangan mentalnya, tetapi melalui pertolongan Allah. Itulah sebabnya NASB dan hampir semua terjemahan moderen lainnya memakai "r" huruf besar pada kata "Roh."
- 19 Sudah tentu pada zaman Stefanus Perjanjian Lama belum dibagi ke dalam pasal-pasal dan ayat-ayat. Ungkapan "pasal dan ayat" maksudnya hanyalah bahwa Stefanus mendukung argumentasinya dengan Kitab Suci.
- 20 Kebencian Paulus terhadap orang Kristen tidak terbentuk dalam satu malam. Khotbah Stefanus dan juga pertahanan Stefanus yang tidak dapat dijawab mungkin telah menjadi batuk pijakan bagi kebencian Saulus yang hampir menggila terhadap nama Yesus.
- 21 Saya tidak percaya Saulus ikut ambil bagian dalam saksi-saksi yang disuap ini (22:3; 23:1).
- 22 "Penghujatan" dipakai dalam arti "bicara melawan." Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata.
- 23 Kebanyakan ahli Taurat adalah orang-orang Farisi. (Lihat "Ahli Taurat" dalam Daftar Kata. Lihat juga "Farisi" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.) Sampai saat ini, orang-orang Saduki telah memimpin penganiayaan terhadap umat Kristen sebab para rasul mengajarkan tentang kebangkitan, sesuatu yang tidak dipercaya oleh orang-orang Saduki namun yang dipercaya oleh orang-orang Farisi. Namun begitu, tuduhan sekarang adalah bahwa Stefanus telah menghujat Musa, Taurat, dan tradisi Yahudi-dan di sinilah orang-orang Farisi mulai ikut terlibat!
- 24 Meskipun secara politik kelompok Saduki sangat kuat, namun pengaruh mereka terhadap orang banyak di lapangan adalah sedikit.
- 25 Yesus telah melihat bagaimana cepatnya suasana hati orang banyak dapat berubah; dari "Hosana" pada hari Minggu ke "Salibkan Dia!" pada hari Jumat. Dalam kasus Stefanus, selain adanya reaksi keagamaan terhadap tuduhan bahwa Stefanus telah menghujat Allah dan Musa, kemungkinan ada juga reaksi praktisnya: Perekonomian Yerusalem didasarkan pada kenyataan bahwa bait Allah ada di situ (yang membawa jutaan orang ke kota tersebut setiap tahun)-dan Stefanus dituduh menghujat Bait Allah! (Untuk melihat reaksi serupa mengenai kuil penyembah berhala, perhatikan 19:23-41).
- 26 "Menyeret" tidak berarti mereka harus menggeret, menendang dan berkelahi, ke ruangan Mahkamah Agama (lihat komentar pada 5:26). Kata Yunani yang diterjemahkan "seret" semata-mata menunjukkan sifat dari suatu perbuatan yang tiba-tiba. NIV mengungkapkan gagasan tersebut: "mereka menangkap Stefanus."
- 27 Stefanus digambarkan berdiri sendirian, artinya ini adalah sidang tertutup dan tidak seorang pun, termasuk para rasul, diizinkan masuk.
- 28 Orang-orang Yahudi mempunyai hukum tidak tertulis yang mereka percaya diberikan secara lisan oleh Musa dan yang telah diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi mereka percaya bahwa tradisi/kebiasaan sama mengikatnya seperti Taurat itu sendiri. Dengan jelas, Yesus tidak menganggap hukum tak tertulis itu sebagai berasal dari Allah. Ia mengajarkan bahwa Taurat berisi pelbagai perintah dari Allah, sedangkan tradisi/kebiasaan tidak terilham adalah perintah buatan manusia.
- 29 Yesus sedang mengacukan penghancuran Yerusalem oleh bangsa Romawi pada 70 M. Ajaran Yesus yang lain juga disalahartikan sewaktu Ia mengacukan tubuh-Nya sendiri sebagai "Bait Allah ini" (lihat Yohanes 2:18-22; Markus 14:58; 15:29).
- 30 Keberatan utama atas rupa Stefanus yang mujizatiah adalah bahwa Mahkamah Agama itu tidak bereaksi sebagaimana halnya mereka telah melihat sebuah mujizat. Bagaimanapun, pelbagai mujizat lainnya tidak menimbulkan iman di dalam hati para anggota Mahkamah Agama yang mengeras itu (4:16).
- 31 Imam Besar pada waktu itu jika tidak Hannas maka Kayafas. Karena yang menjadi Imam Besar adalah juga mengetuai Sanhedrin, maka saya duga Kayafas adalah Imam Besarnya.
- 32 KJV menulis "they gnashed on him with their teeth," yang dapat mengesankan bahwa mereka berusaha menggigit Stefanus! "At him (padanya)" lebih disukai daripada "on him (atasnya)." Dalam Alkitab, menggertakkan gigi umumnya menunjukkan kemarahan (Ayub 16:9; Mazmur 35:16) atau keputusasaan (Lukas 13:28). Sekarang, hal itu dikenali sebagai sebuah tanda tekanan batin.
- 33 Matius 8:12; 13:42, 50; 24:51; 25:30; Lukas 13:28. Oleh karena kata Yunani yang diterjemahkan "menggertak" dapat pula diterjemahkan "menggigit," Lukas mungkin juga telah membandingkan Mahkamah Agama ini dengan kumpulan anjing liar!
- 34 Apakah pada waktu itu Gamaliel tidak hadir? Apakah ia semata-mata memilih tidak menentang Mahkamah Agama untuk kedua kalinya? Sangat sulit untuk percaya bahwa Gamaliel merestui perbuatan yang dilakukan pada hari yang buruk itu.
- 35 Kadangkala Allah juga memberi Paulus penglihatan seperti itu (lihat 18:9, 10; 23:11; 27:23, 24). Tidak diragukan lagi bahwa Lukas menceritakan penglihatan ini untuk menguatkan mereka yang belakangan nanti akan juga menyerahkan nyawa mereka bagi iman mereka.
- 36 Biasanya untuk menghormati seseorang kita bangkit berdiri. Beberapa saran telah dikemukakan mengenai mengapa Yesus digambarkan sedang berdiri bukannya duduk. Ia berdiri siap untuk menerima kedatangan Stefanus dengan tangan terbuka; Ia berdiri siap untuk menjadi pembela Stefanus dan mengakui dia di hadapan Allah; Ia berdiri siap untuk datang dalam pengadilan pembunuhan Stefanus; dll. Apapun alasannya, kebanyakan penafsir menduga ada makna khusus dalam kenyataan Yesus digambarkan sedang berdiri.
- 37 Ini adalah sebuah ungkapan kemesiasan (Daniel 7:13, 14) yang sering Yesus gunakan untuk mengacukan diri-Nya sendiri.
- 38 Sudah tentu, baik Yesus maupun Stefanus tidak bersalah atas penghujatan itu, sebab yang mereka ucapkan adalah kebenaran.
- 39 "The last straw" atau ("final straw"-jerami terakhir) adalah sebuah ungkapan yang mengacu kepada " jerami [terakhir] yang [akhirnya] mematahkan punggung unta [yang sudah dibebani dengan tumpukan jerami yang banyak sekali]."
- 40 Bagi yang tinggal di tempat lain dapat menggantinya dengan pengadilan tinggi setempat.
- 41 Para pakar bergelut dengan persoalan "bagaimana cara Mahkamah Agama itu lepas dari masalah ini" karena penguasa Romawi telah mengambil hak Mahkamah Agama untuk melaksanakan hukuman mati (kecuali dalam hal pemcemaran Bait Allah). (1) Mereka mungkin tidak dapat "lepas tanggung jawab dari masalah ini"; Lukas tidak memberitahu kita reaksi penguasa Romawi. (2) Mungkin saja, karena melibatkan Bait Allah, mereka meyakinkan para pejabat Romawi bahwa Stefanus telah "mencemarkan Bait Allah." (3) Mungkin para pejabat Romawi tidak dapat memahami apa yang terjadi (Gubernur Romawi tinggal di Kaisarea kecuali pada hari-hari perayaan). (4) Para pejabat Romawi mungkin telah tahu apa yang terjadi namun memutuskan untuk tidak memperhatikan hal itu. Roh Kudus menganggap masalah ini tidak penting untuk kita ketahui.
- 42 Kita tidak mempunyai petunjuk adanya pembahasan yang layak, pemungutan suara, atau sebuah keputusan yang telah dikaji. Perbuatan itu adalah perbuatan segerombolan orang.
- 43 Tradisi Yahudi yang tidak terilham ini belakangan disusun ke dalam Talmud, yang bisa juga disebut "Tafsir Taurat Yahudi."
- 44 "Anak Muda" menunjukkan bahwa usia Saulus di bawah empat puluh tahun. Pada waktu itu kemungkinan usianya antara tiga puluh sampai empat puluh tahun.
- 45 Banyak perdebatan telah timbul mengenai apakah Saulus seorang anggota Mahkamah Agama. Lihat pembahasan tentang perubahan hidup Saulus dalam khotbah di edisi berikutnya.
- 46 Karena perkataan "di depan kaki" sering mengandung makna kepatuhan (lihat catatan 4:35, 37; 5:2) dan karena Saulus dengan segeranya menjadi penghasut penganiayaan umat Kristen yang bermula "pada waktu" Stefanus dibunuh (8:1), Jadi Saulus dapat menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Saulus tidak pernah mengaku hanya sebagai penonton sewaktu orang-orang Kristen sedang dibunuh (26:10).
- 47 Petunjuk yang terperinci mengenai cara melaksanakan perajaman diberikan kepada generasi setelahnya. Tidak diketahui apakah garis pedoman itu dipakai atau tidak pada waktu Stefanus dibunuh. Fakta bahwa Stefanus mampu untuk berlutut (ay. 60) mengarahkan saya untuk percaya bahwa perajaman tersebut kurang resmi.
- 48 Ini adalah sebagain kecil dalam Kitab Suci dimana doa ditujukan kepada Yesus. Ini memperlihatkan bahwa doa yang ditujukan kepada Yesus tidaklah salah (beberapa pujian yang kita gunakan ditujukan secara langsung kepada Yesus), namun karena kita memiliki sedikit contoh doa yang ditujukan kepada Yesus, maka doa ini harus menjadi sebuah pengecualian daripada sebuah peraturan. Peraturannya adalah doa harus ditujukan kepada Allah melalui Yesus (1Timotius 2:5; Yohanes 16:23, 24).
- 49 Teks aslinya secara harfiah mengatakan "Dan meletakkan lutut [nya]," yang memperlihatkan perbuatan yang disengaja. Jadi, versi KJV lebih disukai: "Dan ia berlutut." "Jatuh pada lututnya" akan mengesankan bahwa sampai pada saat itu Stefanus sedang berdiri dan kemudian ia jatuh pada lututnya. Bagaimanapun, ia mungkin sudah dalam posisi rebah di tanah dan kemudian berusaha bangkit dengan lututnya. Namun demikian, kelihatannya ia sengaja mengambil posisi berlutut untuk mendoakan orang-orang yang menyiksanya.
- 50 Yesus pernah berkata tentang kematian sebagai tidur (Yohanes 11:11), dan para penulis Perjanjian Baru mengambil ungkapan tersebut (1 Tesalonika 4:13). Ini mengacu kepada tubuh, bukan roh, dan menekankan bahwa kematian bukanlah kesudahan, karena akan ada kebangkitan tubuh (1 Korintus 15). Kata Inggris "cemetery" (kuburan) secara harfiah berarti "tempat untuk tidur."
- 51 Doa Stefanus berbeda dengan doa pesuruh di Perjanjian Lama yang dirajam untuk kesetiaannya. Pesuruh itu berdoa, "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!" (2 Tawarikh 24:22).
- 52 Pernyataan ini dikutip oleh banyak penulis. Sudah tentu kita tidak akan pernah tahu pengaruh sepenuhnya kematian Stefanus terhadap Saulus, namun belakangan Yesus berkata bahwa adalah sulit bagi Saulus untuk "menendang ke galah rangsang" (26:14), ini menunjukkan bahwa Yesus telah memakai banyak cara untuk "mengarahkan" Saulus dan adalah sangat sakit baginya untuk mengabaikan cara-cara itu. Kenangan menyakitkan tentang Stefanus kemungkinan adalah salah satunya. Fakta bahwa lukas menekankan kehadiran Saulus menyarankan bahwa hal itu memang benar begitu.
- 53 Lihat komentar pada "penjarahan" (8:3).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NYALA API YANG MENJALAR (Kis 8:1-40)
Kisah pasal 7 berakhir dengan perajaman Stefanus. Bagi Stefanus, kematiannya itu membuahkan mahkota yang termasy...
NYALA API YANG MENJALAR (Kis 8:1-40)
Kisah pasal 7 berakhir dengan perajaman Stefanus. Bagi Stefanus, kematiannya itu membuahkan mahkota yang termasyhur. Namun bagi Mahkamah Agama, membuahkan kutukan yang harus ditanggung. 1Bagi Saulus, hal itu membuat hati nuraninya tertusuk. Sedangkan bagi gereja, hal itu pada akhirnya menghasilkan penggenapan tugas.
Yesus memberi tantangan kepada para rasul untuk "pergi ke seluruh dunia" dan "menjadikan semua bangsa murid" (Markus 16:15; Matius 28:19; huruf miring oleh saya). "Kamu akan menjadi saksi-Ku," Kata-Nya "di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (1:8). Yesus tidak mau gereja menjadi lembaga keagamaan untuk satu kota saja. Bagaimanapun, beberapa tahun telah berlalu sewaktu kita tiba di akhir pasal 7, 2dan pada dasarnya gereja hanya terdapat di Yerusalem saja.3
Mengapakah para rasul tidak bergerak ke tahap kedua program Yesus? Apakah mereka tidak memahami instruksi-Nya? Apakah mereka berpikir masih begitu banyak pekerjaan tertunda yang harus diselesaikan di Yerusalem sebelum mereka mengembangkan gereja ke daerah-daerah lainnya? (Saya membayangkan Petrus berkata kepada isterinya sewaktu ia merebahkan kepalanya di atas bantal sambil mengeluh: "Terus-menerus mencoba mengurusi gereja di Yerusalem ini membuat aku lelah! Dapatkah kau bayangkan seperti apakah jadinya apabila gereja mencakup seluruh dunia?") Apapun alasannya, rencana Yesus untuk menyebarkan injil ke seluruh dunia jadi terhenti.
Pada titik itu Allah turun tangan dan, secara tidak langsung, berkata, "Inilah waktunya—waktu bagi kabar baik pergi ke luar Yerusalem." "Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria" (8:1). Di sini kita harus tidak tergesa-gesa. Penganiayaan itu bukanlah rancangan Allah; Iblis adalah dalangnya, dengan menggunakan kefanatikan Saulus sebagai alatnya—namun Allah memakainya. Sewaktu saya masih kecil, bangsa Amerika menjadi bagian dari perjuangan internasional yang dikenal sebagi Perang Dunia II. Tidak seorang pun akan mengatakan bahwa Allah bertanggung jawab atas konflik yang mengerikan itu yang meminta korban ribuan nyawa, tetapi Allah memakai perang itu untuk membangunkan semangat penginjilan dalam gereja Tuhan di Amerika. Para tentara Kristen yang pulang ke rumah memberitahukan bahwa banyak tempat yang sangat jauh membutuhkan Injil. Banyak dari mereka mempersiapkan diri dan kembali lagi ke tempat dimana mereka pernah berperang, untuk membawa injil Kristus yang menyembuhkan. Begitu juga halnya, Allah memakai penganiayaan yang timbul pada waktu Stefanus mati. Iblis memulai penganiayaan itu untuk menghancurkan gereja; namun Allah memakainya untuk menyebarkan gereja.
Banyak analogi diketengahkan untuk memahami apa yang terjadi dalam bagian pertama dari Kisah 8 ini. Yang satu menggambarkan gereja di Yerusalem sebagai sedang dikekang. Namun perbuatan Saulus yang menghancurkan gereja telah mematahkan kekang tersebut, dan gereja akhirnya menjalar ke segala arah. Yang lainnya lagi menggambarkan penganiayaan Saulus ke atas gereja sama seperti apa yang angin perbuat terhadap benih: angin menyebarkan4benih itu dan menghasilkan panenan yang lebih besar. Mungkin, analogi yang paling baik adalah yang menggambarkan usaha untuk memadamkan kobaran api pelumas atau minyak. Menyemprotkan air ke atas kobaran api itu tidak akan memadamkannya; sebaliknya, api itu malah menjalar kemana-mana. Dalam pasal 8, sewaktu Saulus menganiaya gereja, nyala api ajaran Kristen mulai menjalar!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 8:1-40)
Di zaman kini, beberapa jemaat menderita mentalitas "penembak bayaran": Dalam zaman Old West di Amerika, kota-kota ...
KESIMPULAN (KIS 8:1-40)
Di zaman kini, beberapa jemaat menderita mentalitas "penembak bayaran": Dalam zaman Old West di Amerika, kota-kota yang tidak tahan menghadapi "bajingan-bajingan," akan menyewa seorang jago tembak untuk datang dan mengamankan kota itu. Begitu juga halnya, beberapa jemaat menduga cara untuk membuat gereja bertumbuh adalah dengan menyewa cukup "senjata" (yaitu, pekerja-pekerja penuh waktu yang dibayar). "Jika saja kita dapat menyewa orang yang tepat," pikir mereka, "semua persoalan kita akan teratasi."50Gereja mula-mula tidak bersikap seperti itu. Lukas jelas mengatakan bahwa "pekerja penuh waktu" (para rasul)51tidak termasuk di antara mereka yang tersebar, dan yang "pergi kemana-mana memberitakan injil"52adalah para anggota "biasa" yang luar biasa. Anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, kaum laki-laki, kaum perempuan—semua orang yang menjadi orang Kristen membagi injil dengan orang lain! Di dalam Kitab Kisah Anda tidak akan menemukan pernyataan yang lebih baik mengenai "rahasia pertumbuhan gereja"!
Saya merindukan hari dimana setiap orang Kristen— di Amerika dan di seberang lautan—sangat dipenuhi oleh Tuhan sehingga ia mau membagi injil kepada semua orang yang ia temui! Sekali lagi, nyala injil akan menjalar cepat ke seluruh dunia!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Beberapa orang mengatakan bahwa khotbah Stefanus merupakan "Kesempatan Terakhir Bangsa Yahudi." Pernyataan ini agak berl...
Catatan Akhir:
- 1 Beberapa orang mengatakan bahwa khotbah Stefanus merupakan "Kesempatan Terakhir Bangsa Yahudi." Pernyataan ini agak berlebihan. Paulus dan yang lainnya, kemana saja mereka pergi, terus berusaha untuk menggapai bangsa Yahudi (simaklah bagaimana akhir kitab Kisah di 28:16-31). Bagaimanapun, ini mungkin merupakan usaha besar terakhir dari Allah untuk menggapai Yerusalem (simaklah Matius 23:37, 38). Sekitar tiga puluh tahun kemudian, bala tentara Vespa dan Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah, lebih dari satu juta orang terbunuh.
- 2 Beberapa kronologi memiliki perbedaan antara tiga atau empat tahun hingga tujuh atau delapan tahun.
- 3 Ada spekulasi mengenai orang-orang yang menjadi orang Kristen pada hari Pentakosta, apakah ada atau tidak dari antara mereka yang kembali ke kampung halamannya. Juga, karena "orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem" membawa orang-orang yang sakit untuk disembuhkan (Kisah 5:16), beberapa orang menduga apakah sudah ada gereja-gereja didirikan di daerah-daerah sekitar Yerusalem. Bagaimanapun, secara umum kita dapat katakan bahwa para rasul belum menjadi saksi di luar Yerusalem sebagaimana yang diminta Yesus.
- 4 Kata Yunani yang diterjemahkan "tersebar" di 8:1, 4, digunakan oleh orang Yunani untuk mengacukan benih yang berserakkan. 5Seorang "tukang pukul" adalah seorang pembunuh bayaran. Sudah tentu tidak ada indikasi Saulus dibayar untuk menganiaya umat Kristen. Ia melakukan itu karena mengira ia patut melakukannya (lihat pelajaran pada edisi selanjutnya mengenai perubahan hidup Saulus).
- 6 Ketika Saulus belakangan pergi ke Damaskus untuk menangkapi umat Kristen, ia mempunyai "teman-temannya seperjalanan," yang tampaknya untuk membantu dia (9:7).
- 7 Apakah ini berarti ketika pecah penganiayaan, orang-orang kristen itu melarikan diri ke daerah sekitar yang aman -atau apakah ini berarti Saulus dan para pembantunya menggiring mereka ke luar kota? Kemungkinan kedua-duanya itu bisa terjadi.
- 8 "Kata untuk `semua’ (pantes) sering digunakan untuk menggambarkan perbuatan secara umum tetapi tidak menyeluruh" (J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 [Austin, Tx.: R. B. Sweet Co.: 1967], 59).
- 9 Banyak penafsir yang mengira penganiayaan itu pada pokoknya ditujukan kepada orang-orang Yahudi Helenistik yang Kristen-seperti Stefanus. Dengan demikian para rasul (dan orang-orang Yahudi pribumi yang Kristen) tidak diganggu oleh Saulus dan kawan-kawannya. Mereka yang menganut pendapat ini mencatat bahwa beberapa orang Kristen tetap menetap di Yerusalem (8:2; 9:26; 11:2, 22), dengan dugaan bahwa mereka itu adalah orang-orang Yahudi pribumi yang Kristen. Di sisi lainnya, adalah tidak mungkin untuk mengusir setiap orang Kristen dari kota itu, dan beberapa orang mungkin telah menyelinap balik ke Yerusalem setelah Saulus menjadi orang Kristen. Selain itu, Barnabas adalah salah seorang dari mereka yang belakangan berada di Yerusalem (11:22), dan Barnabas berasal dari Siprus (jadi, kemungkinan ia adalah seorang Helenis) (4:36). Sepertinya lebih baik untuk menganggap kata "semua" di 8:1 sebagai "sebagian besar umat Kristen di Yerusalem" daripada "sebagian besar umat Helenistik Kristen di Yerusalem."
- 10 "Orang saleh" dapat mengacu baik kepada orang Kristen maupun non-Kristen (Lukas 2:25; Kisah 2:5; 22:12). Saya menduga bahwa kebanyakan, jika tidak semuanya, adalah orang-orang Kristen, sebab adalah lebih mungkin orang Kristen yang menguburkan saudara Stefanus daripada orang non-Kristen yang menguburkan dia, khususnya oleh karena adanya bahaya yang ikut terlibat di dalamnya.
- 11 Hukum ini kemungkinan merupakan pembatasan yang dikenakan ke atas Harun sewaktu anak-anak laki-lakinya mati (Imamat 10:6; lihat juga Yeremia 22:19).
- 12 Ini adalah untuk pertama kalinya kita melihat kaum wanita anggota gereja menjadi sasaran penganiayaan.
- 13 Ini dapat berarti bahwa ia berusaha menekan mereka agar mengakui Yesus sebagai Tuhan, yang mana hal itu akan menjadi suatu penghujatan di hadapan dia pada saat itu dan merupakan suatu kejahatan yang layak dihukum mati-atau hal itu dapat berarti bahwa ia berusaha menekan mereka agar menyangkali Yesus, yang mana hal itu akan menjadi suatu penghujatan di hadapan dia pada saat ia membuat pernyataan di Kisah 26. Kemungkinan yang kedualah yang dimaksud.
- 14 Gagasan ini disadur dari Rick Atchley, "Victory in Tragedy," khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ pada 21 April 1985.
- 15 Lihat "Orang Samaria" dalam Daftar Kata.
- 16 Lihat peta "Perjalanan Filipus dan Petrus."
- 17 Secara teologi, orang Samaria tidak jauh berbeda dari orang Yahudi (khususnya kelompok Saduki), namun penerimaan mereka terhadap Simon Si Penyihir memperlihatkan bahwa, praktisnya, mereka juga tidak jauh berbeda dengan nenek moyang mereka yang kafir.
- 18 Dengan kata lain, ia telah mentaati pengajaran dari Roh (yang diberikan melalui para rasul) sehingga hidupnya berada di bawah kendali Roh. Dengan demikian kehidupannya telah membuahkan "buah-buah Roh" (Galatia 5:22, 23).
- 19 Yerusalem terletak di tempat paling tinggi di dalam negeri itu. Oleh sebab itu ke arah mana saja orang pergi meninggalkan Yerusalem akan dikatakan jalan "menurun" (simaklah ayat 15).
- 20 Sebaste adalah nama Yunani untuk "Augustus." Kota itu diganti namanya untuk menghormati kaisar.
- 21 NIV menulis, "a city in Samaria (sebuah kota di Samaria)." Satu kemungkinan yang disarankan adalah Gitta, kampung halaman tradisi Simon si penyihir.
- 22 Lihat komentar pada 6:6 dan 8:18.
- 23 Tentang tujuan mujizat, lihat Markus 16:20; Ibrani 2:3, 4. Simaklah Filipus pertama kali mengadakan mujizat, setelah itu ia berkhotbah. Di zaman kini, apa yang disebut "pelayanan kesembuhan," yang pertama kali dilakukan adalah berkhotbah untuk mengaduk-aduk emosi orang banyak, mempersiapkan hati mereka untuk menerima "mujizat-mujizat" yang akan muncul.
- 24 Lihat artikel tambahan tentang "Demon: Mahluk Jahat Supernatural."
- 25 Simaklah bahwa Dr. Lukas membuat perbedaan antara kerasukan setan dengan sakit jasmani.
- 26 Kata Yunani untuk "melakukan sihir" (madeuon) berkaitan dengan kata Yunani "magi" (Matius 2:1). Oleh sebab itu Simon sering diacu sebagai "Simon Magus."
- 27 P.T. Barnum, dari Barnum & Bailey Circus yang termasyhur, adalah salah seorang pemain pertunjukkan terbesar yang pernah hidup.
- 28 Beragam perbedaan dapat ditarik antara Simon si penyihir dan pelbagai mujizat Filipus. Salah satunya adalah adanya sifat kepraktisan dari apa yang Filipus perbuat: Ia menyembuhkan orang-orang dan membuat mereka bahagia. Tetapi Simon membodohi mereka dan membuat mereka ketakutan. Untuk perbedaan lainnya, lihatlah pelajaran "Perubahan Hidup Seorang Penyihir."
- 29 Rasa takjub Simon terhadap mujizat yang diadakan oleh Filipus merupakan kesaksian kuat atas keotentikannya. Jika Filipus memakai tipu-muslihat untuk membohongi penduduk (sebagaimana dikatakan oleh beberapa pengkritik), Simon dengan segeranya pasti akan sudah dapat mengetahui pelbagai tipuan tersebut.
- 30 Ada sentuhan ironis dalam fakta ini yaitu bahwa Yohanes adalah salah seorang yang pernah diutus. Dalam perjalanan ke Samaria sebelumnya, ia berkeinginan untuk menurunkan api dari langit ke atas orang Samaria itu (Lukas 9:52-54).
- 31 Ada yang menyarankan bahwa Allah dengan sengaja menahan "karunia Roh" non-mujizatiah ini terhadap orang Samaria supaya Petrus dan Yohanes mengadakan perjalanan khusus ke Samaria untuk mengadakan suatu "perayaan" pemberian karunia Roh "takaran biasa" ke atas orang-orang Samaria itu- untuk memperlihatkan bahwa mereka juga memiliki restu Allah. Saya setuju bahwa Petrus dan Yohanes ingin memperlihatkan bahwa orang Samaria itu direstui Allah, namun (1) adalah tidak terbayangkan bahwa Allah mau menahan berkat yang sangat penting itu ke atas orang yang telah dibaptis. "Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus" (Roma 8:9). Apakah orang Samaria itu bukan milik Kristus sampai Petrus dan Yohanes tiba? (2) Oleh karena tidak ada tanda-tanda lahiriah yang menyertai ketika orang menerima "karunia biasa" Roh, maka yang dilihat orang hanyalah bahwa Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang itu. Bagaimanakah hal ini dapat memperlihatkan kepada orang Samaria maupun Yahudi bahwa Allah telah menerima orang Samaria? Melimpahkan kemampuan untuk mengadakan mujizat (yang dapat dilihat) adalah sesuai dengan kenyataan itu; sedangkan melimpahkan Roh yang menetap tidaklah sesuai dengan kenyataan itu.
- 32 Fakta bahwa Filipus tidak dapat melimpahkan kemampuan untuk mengadakan mujizat ditekankan lebih lanjut oleh fakta bahwa Simon tidak berusaha membeli dari Filipus, melainkan dari rasul-rasul itu, kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang. "Adalah tidak dapat dipercaya bahwa jika Filipus dapat melimpahkan karunia seperti itu, Simon tidak berusaha untuk membeli dari dia, daripada berusaha membelinya dari rasul-rasul itu" (Coffman, 164).
- 33 Saya percaya ini merupakan sebuah argumen yang kuat, dan saya tidak ragu-ragu untuk mengetengahkannya. Pada saat yang sama, saya sadar bahwa pertanyaan apakah karunia bermujizat masih ada atau sudah berakhir tidak bergantung pada pembuktian saya bahwa karunia bermujizat itu diberikan hanya melalui penumpangan tangan para rasul. Ada banyak argumen kuat yang membuktikan bahwa karunia bermujizat telah berakhir.
- 34 Memberitakan injil kepada orang Samaria tidak akan menimbulkan kehebohan sebagaimana yang terjadi belakangan kepada orang Kafir [11:1, 2]. Kemungkinan unsur lain di sini adalah penerimaan Yesus terhadap orang Samaria (Yohanes 4:1-42), bersama dengan fakta bahwa orang Samaria percaya kepada dan melaksanakan sunat.
- 35 Oleh karena ayat 15 mengatakan Petrus dan Yohanes "berdoa supaya orang Samaria itu beroleh Roh Kudus," beberapa orang telah menyarankan bahwa doa adalah satu cara alternatif bagi para rasul untuk memberikan pelbagai karunia khusus. Masalahnya bukanlah tentang salah satu dari dua. Sebelum para rasul menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, mereka berdoa dahulu (6:6). Adalah kebiasaan para rasul untuk berdoa pada setiap kesempatan (1:14, 24; 4:24). Bagaimanapun, teksnya itu jelas bahwa karunia itu diberikan melalui penumpangan tangan (8:18).
- 36 Usaha Simon untuk membeli karunia Allah dengan uang telah mencetuskan perkataan "simony" dalam bahasa Inggris. "Simony" (dosa yang umum dilakukan pada Abad Pertengahan) mengacu kepada pembelian dan penjualan jabatan-jabatan atau hak-hak istimewa gereja.
- 37 Perkataan Petrus itu lebih kuat daripada terjemahan bahasa Inggris/Indonesia. Secara harfiah ia berkata, "semoga perakmu [lenyap] bersama denganmu ke dalan kebinasaan [kekal]!" Ini tidak berarti secara otomatis Petrus membuang Simon ke neraka; dalam ayat 22 Petrus mengakui adanya kemungkinan Simon dapat diampuni.
- 38 Dalam kasus ini "karunia Allah" tidak mengacu kepada karunia untuk mengadakan mujizat, tetapi karunia untuk melimpahkan kemampuan tersebut (sebuah karunia yang diberikan kepada para rasul sewaktu mereka dibaptis dengan Roh Kudus).
- 39 Istilah "masalah ini" bermakna ganda. NIV menulis "this ministry (pelayanan ini)" (yaitu, masalah penumpangan tangan ke atas manusia). Tampaknya lebih memungkinkan bahwa Petrus mengacu kepada masalah keselamatan, "yaitu, berkat injil" (I. Howard Marshall, The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, gen. ed. R.V.G. Tasker [Grand Rapids Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980], 159). "Kalaupun hatinya lurus di hadapan Allah, ia tetap saja tidak akan punya bagian dalam pemberian Roh Kudus itu" (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles , vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 147).
- 40 Secara harfiah ini berarti "Hatimu tidak lurus," yaitu, hatinya "brengsek." 41Kata-kata Petrus yang kuat menekankan satu kebenaran penting: Ada waktu dan tempat tersendiri untuk "bersikap keras" terhadap orang-orang berdosa -khususnya jika seorang berdosa meluncur deras langsung ke neraka tanpa ia sadari!
- 42 Yang kemungkinan yang terbayang dibenak Petrus ketika ia belakangan menulis 2 Petrus 2:20-22 adalah Simon ini.
- 43 "Melatih tubuh" adalah suatu ungkapan untuk pendisiplinan diri. Paulus tidak menyalahgunakan tubuhnya (1Korintus 6:19; 3:16, 17).
- 44 Jika cocok, Anda mungkin berkeinginan untuk meluangkan sedikit waktu dalam hal perlunya seorang Kristen yang bersalah dipulihkan kepada Tuhan dan gereja-Nya ketika ia sesat (Galatia 6:1; Yakobus 5:19, 20).
- 45 Sebagaimana dicatat sebelumnya, menurut tradisi belakangan yang tidak terilham, Simon tidak bertobat lalu menjadi musuh Petrus yang sengit dan juga menjadi sumber banyak doktrin yang salah. Saya sehaluan dengan mereka yang percaya bahwa nama Simon dipakai oleh guru-guru palsu, sebagaimana juga nama Nikolaus (lihat catatan pada 6:5). Sudah tentu, bertobat atau tidak bertobatnya Simon tidak mempengaruhi pertanyaan apakah ia pernah benar-benar menjadi Kristen lalu jatuh, atau apakah ia sudah bisa bertobat dan kembali kepada Allah.
- 46 "Bersaksi" adalah bentuk kata kerja dari kata yang diterjemahkan "saksi" di Kisah 1.
- 47 Lihat peta "Perjalanan Filipus dan Petrus." Sudah tentu, perempuan yang Yesus temui di sumur Yakub punya kesempatan untuk mempelajari apa yang Yesus maksudkan dengan "air hidup" (Yohanes 4:10-15)!
- 48 Meskipun kita sudah baca tentang mualaf dalam gereja (6:5), namun kita tidak mempunyai kisah perubahan hidup seorang mualaf secara terperinci. Hal ini akan dibahas pada pelajaran akhir di edisi ini.
- 49 Menurut tradisi yang tidak terilham, sida-sida itu menyebarkan injil ke Etiopia. Bahkan jika kita tidak mempunyai tradisi ini, Lukas mengharapkan kita untuk mengerti bahwa sida-sida itu melakukan apa yang orang-orang Kristen lainnya telah lakukan (8:4).
- 50 Membayar seorang penginjil adalah alkitabiah (1Korintus 9) supaya ia dapat bekerja penuh waktu, namun kita tidak boleh membayar penginjil untuk mengerjakan pekerjaan kita.
- 51 Setiap indikasi menunjukkan bahwa para rasul itu mencurahkan seluruh waktunya untuk pekerjaan mereka dan gereja membiayai mereka serta keluarga mereka (3:6; 6:4; 1Korintus 9:1-6).
- 52 Kata yang diterjemahkan "memberitakan" tidaklah terbatas kepada pemberitaan secara umum. Menurut 1Timotius 2 dan 1Korintus 14, kaum wanita melakukan hal itu dalam tatacara yang tidak di muka umum. Lihat Kisah 18:26 untuk contoh apa yang kaum wanita Kristen lakukan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi