Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Tit 3:14
Full Life: Tit 3:14 - MELAKUKAN PEKERJAAN YANG BAIK.
Nas : Tit 3:14
Paulus menekankan bahwa "melakukan pekerjaan baik" adalah hasil
pertobatan orang percaya dan hidupnya di dalam Roh Kudus (ayat
Tit 3...
Nas : Tit 3:14
Paulus menekankan bahwa "melakukan pekerjaan baik" adalah hasil pertobatan orang percaya dan hidupnya di dalam Roh Kudus (ayat Tit 3:4-8). Orang percaya harus menjadi "suatu teladan dalam berbuat baik" (Tit 2:7), dan harus "rajin berbuat baik" (Tit 2:14), "siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik" (Tit 3:1) dan "sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik" (Tit 3:8).
Jerusalem -> Tit 3:14
Terjemahan lain: keperluan mendesak.
Ref. Silang FULL -> Tit 3:14
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Tit 3:9-15
Matthew Henry: Tit 3:9-15 - Perlakuan terhadap Orang-orang Murtad; Pemberkatan Rasuli Perlakuan terhadap Orang-orang Murtad; Pemberkatan Rasuli (3:9-15)
Di sini terdapat pokok bahasan kelima dan terakhir dalam isi surat ini, yaitu ap...
Perlakuan terhadap Orang-orang Murtad; Pemberkatan Rasuli (3:9-15)
- Di sini terdapat pokok bahasan kelima dan terakhir dalam isi surat ini, yaitu apa yang harus dihindari Titus dalam mengajar, bagaimana dia harus menangani orang yang murtad, disertai beberapa pengarahan lain. Perhatikanlah,
- I. Supaya maksud Rasul Paulus menjadi lebih jelas dan lengkap, dan terutama supaya sesuai dengan zaman dan keadaan di Kreta, dan dengan banyak penganut Yudaisme di sana, dia memberi tahu Titus apa yang harus dihindarinya dalam mengajar (ay. 9). Ada pertanyaan-pertanyaan yang memang perlu didiskusikan dan dijernihkan, yang bisa meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat, tetapi persoalan-persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, yang tidak memberi kemuliaan bagi Allah dan juga tidak membangun manusia, haruslah dielakkan. Beberapa orang mungkin tampaknya berhikmat, tetapi sia-sia saja, seperti banyak di antara ahli-ahli Taurat Yahudi, serta juga orang-orang terpelajar di zaman setelahnya, yang memiliki banyak pertanyaan yang tidak cocok dan tidak ada gunanya bagi iman maupun ibadah. Hindarilah hal-hal seperti itu. Dan persoalan silsilah (mengenai dewa-dewa, tutur beberapa orang, yang didengung-dengungkan para pujangga kafir, atau yang begitu memicu rasa penasaran orang-orang Yahudi). Memang ada beberapa pertanyaan yang layak dan bermanfaat untuk diselidiki mengenai persoalan silsilah ini, untuk melihat penggenapan firman dalam beberapa perkara, dan terutama mengenai kedatangan Kristus Sang Mesias. Namun, semua persoalan silsilah yang hanya bertujuan untuk menyombong-nyombongkan diri, memegahkan silsilah asal usul yang panjang, dan masih banyak lagi, seperti yang sibuk dilakukan guru-guru Yahudi sehingga menyusahkan para pendengar mereka, bahkan setelah Kristus sendiri sudah datang dan perbedaan antara keluarga dan suku sudah dihapuskan. Mereka ini seolah-olah ingin membangun lagi kebijakan lama yang kini sudah dihapuskan. Dan percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat. Ada beberapa orang yang memihak pada tata cara ibadah dan upacara seperti pada zaman Musa dulu, dan ingin supaya hal itu diteruskan di dalam jemaat, padahal melalui Injil dan kedatangan Kristus hal-hal tadi sudah digantikan dan dihapuskan. Titus tidak boleh menyetujui hal-hal seperti itu, melainkan harus menghindari dan menentangnya: karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. Semuanya itu termasuk dalam persoalan dan silsilah yang bodoh, dan pertengkaran mengenai hukum Taurat. Hal-hal itu sama sekali tidak mendidik dan tidak membangun kesalehan, malahan menghalanginya. Agama Kristen dan perbuatan baik yang harus dipertahankan akan menjadi lemah dan dirugikan karenanya, damai sejahtera jemaat terganggu, dan kemajuan Injil terhambat. Perhatikanlah, para hamba Tuhan bukan hanya harus mengajarkan hal-hal yang baik dan bermanfaat, tetapi juga menghindari dan menentang hal-hal yang berlawanan dengan hal-hal itu, yang akan mencemari iman dan menghambat kesalehan serta perbuatan baik. Jemaat juga hendaknya tidak gatal telinga untuk mendengar hal-hal itu, melainkan harus menyukai dan memegang teguh ajaran yang sehat, yang cenderung membangun.
- II. Akan tetapi, karena akan ada pengajaran-pengajaran sesat dan bidat dalam jemaat, Rasul Paulus kemudian mengarahkan Titus mengenai apa yang harus dilakukannya bila hal itu terjadi, dan bagaimana harus menghadapinya (ay. 10). Orang yang meninggalkan kebenaran di dalam Kristus Yesus, yang mencetuskan pengajaran palsu dan menyebarkannya untuk mencemari iman dalam hal-hal yang berat dan penting, dan menghancurkan damai sejahtera jemaat mengenainya, setelah beberapa cara untuk membuatnya bertobat gagal, haruslah dijauhi. “Nasihatilah dia lagi dan lagi, sehingga, jika memungkinkan, dia bisa disadarkan kembali, dan engkau bisa mendapatkan kembali saudaramu. Tetapi, jika usahamu itu tidak juga membuatnya sadar, maka supaya orang-orang lain tidak dirugikan, usirlah dia dari persekutuan, dan peringatkan semua orang Kristen untuk menghindari dia.” Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat (tercerabut dari akar imannya) dan dengan dosanya yang besar menghukum dirinya sendiri. Orang-orang yang tidak kunjung sadar juga setelah diperingatkan, dan terus keras kepala dalam dosa dan kekeliruan mereka, benar-benar sesat dan menghukum diri mereka sendiri. Mereka mendatangkan penghukuman atas diri mereka sendiri, yang seharusnya ditimpakan para pemimpin jemaat terhadap mereka. Mereka membuang diri mereka sendiri dari jemaat, dan mengenyahkan persekutuan dengannya, dan dengan demikian menghukum diri mereka sendiri. Perhatikanlah,
- 1. Betapa jahatnya kesesatan yang nyata-nyata seperti itu, sehingga tidak boleh sembarangan dituduhkan pada siapa pun, walaupun harus benar-benar diwaspadai oleh semua orang. Orang yang benar-benar sesat sering dikatakan sudah tumbang, suatu kiasan yang diambil dari gedung yang sudah sangat hancur sehingga sulit, jika tidak bisa dibilang mustahil, untuk diperbaiki dan ditegakkan lagi. Orang-orang yang telah murtad jarang dapat dipulihkan kembali ke dalam iman sejati: begitu banyak kerusakannya dalam hal penilaian akan kebenaran, serta teguhnya pendirian, yang tampak melalui kesombongan, atau ambisi, atau kekerasan hati, atau keserakahan, atau kebusukan yang karena itu haruslah diwaspadai: “Bersikaplah rendah hati, cintailah kebenaran dan terapkanlah hal itu, dan kemurtadan yang membinasakan pun akan terhindarkan.”
- 2. Susah payah dan kesabaran harus dicurahkan terhadap orang-orang yang berbuat kekeliruan besar itu. Mereka tidak begitu saja dibiarkan dan langsung dijauhi, tetapi banyak sekali waktu dan sarana yang harus dipakai demi pemulihan mereka.
- 3. Sarana-sarana yang dipakai oleh jemaat, bahkan untuk menghadapi orang-orang yang sesat pun, adalah dengan cara membujuk dan memberi pengertian yang masuk akal. Orang-orang seperti itu harus diperingatkan, diarahkan, dan ditegur. Begitu banyak nouthesia, peringatan atau nasihat ilahi, yang harus dilayangkan.
- 4. Jika mereka tetap tegar tengkuk dan tidak bisa disadarkan, maka jemaat memiliki kuasa dan juga wajib untuk mempertahankan kemurniannya dengan memutuskan hubungan dengan anggotanya yang sudah sesat itu. Tindakan disiplin itu, dengan restu dari Allah, bisa mendatangkan keberhasilan dalam menyadarkan yang tersesat. Jika tidak demikian, maka kesalahan orang itu akan menimpakan penghukuman yang semakin berat atas dirinya sendiri.
- III. Rasul Paulus memaparkan lebih banyak lagi pengarahan (ay. 12- 13). Di sini terdapat dua hal pribadi yang ditambahkannya:
- 1. Supaya Titus siap sedia untuk datang kepada Paulus di Nikopolis (yaitu kota yang dikenal juga bernama Trake, di perbatasan dengan Makedonia), segera setelah Artemas atau Tikhikus dikirim ke Kreta, untuk menggantikan tempatnya dan mengurus jemaat-jemaat di sana saat Titus meninggalkan mereka. Rasul Paulus tidak ingin meninggalkan mereka dalam keadaan mereka yang muda dan lemah tanpa salah satu pemimpin untuk membimbing dan menjaga mereka. Tampaknya Titus bukanlah diaken atau gembala tetap mereka, melainkan seorang pengabar Injil, sebab jika begitu, Paulus tidak akan memanggilnya begitu saja untuk meninggalkan tugasnya di sana. Mengenai Artemas kita hanya membaca sedikit saja, tetapi Tikhikus disebutkan dalam banyak kesempatan dengan penuh hormat. Paulus memanggilnya sebagai saudara yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan: dengan begitu, dia adalah orang yang pantas untuk mengemban tugas tersebut. Saat Paulus menyuruh Titus, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini, jelaslah bahwa surat itu tidak dikirim dari Nikopolis, seperti yang tersirat dalam keterangan tambahan pada bagian akhir surat, sebab kalau begitu dia pasti akan mengatakan, sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat ini, bukannya di tempat itu, selama musim dingin.
- 2. Tugas pribadi lain yang diperintahkan pada Titus adalah supaya dia menolong dua kawan seperjalanannya dengan sebaik-baiknya dan memastikan bahwa mereka berkecukupan, supaya mereka tidak kekurangan apa pun. Hal ini dilakukan bukan hanya sebagai kewajiban biasa saja, tetapi berdasarkan kesalehan kristiani, atas dasar rasa hormat terhadap orang itu beserta pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka, yang kemungkinannya ialah untuk mengabarkan Injil atau melayani jemaat dalam beberapa hal tertentu. Zenas disebutkan sebagai ahli Taurat, dan apakah hal itu terkait dengan Taurat atau hukum kerajaan Roma atau Taurat Musa, yang sudah menjadi keahliannya selama beberapa waktu, di sini kurang begitu jelas. Apolos merupakan hamba yang cakap dan setia. Menemani orang-orang seperti itu dalam sebagian perjalanan mereka, dan menyediakan kebutuhan bagi pekerjaan dan perjalanan mereka, merupakan pelayanan yang saleh dan bermanfaat. Untuk menggalakkan dan menghimbau lebih lanjut lagi mengenai apa yang sudah dipaparkan Rasul Paulus untuk diajarkan oleh Titus (ay. 8), di sini diulanginya lagi: Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah (ay. 14). Biarlah orang-orang Kristen, mereka yang sudah percaya kepada Allah, belajar melakukan pekerjaan yang baik, terutama yang seperti ini, mendukung para hamba Allah dalam pekerjaan pengabaran dan penyebaran Injil sehingga dengan begitu, boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran (3Yoh. 1:5-8). Supaya hidup mereka jangan tidak berbuah. Kekristenan bukanlah pengakuan iman yang tidak berbuah. Para pemeluknya harus penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. Tidaklah cukup bersikap tidak merugikan, tetapi mereka juga harus bermanfaat, melakukan pekerjaan baik, serta menjauhi kejahatan. “Biarlah apa yang kita lakukan menegakkan dan mengerjakan pekerjaan dan usaha yang jujur, untuk memenuhi kebutuhan kita dan keluarga kita, supaya kita tidak menjadi beban yang merugikan di dunia ini,” begitulah yang diartikan oleh sebagian orang. Janganlah kita berpikir bahwa Kekristenan memberi kita surat keringanan. Tidak begitu. Kekristenan membebankan kewajiban kepada kita untuk mencari pekerjaan dan panggilan yang jujur, dan dengan demikian kita tinggal di hadapan Allah. Hal ini mendatangkan nama baik, memberi kehormatan bagi agama dan kebaikan bagi manusia. Kita tidak akan menjadi anggota tubuh yang tidak berbuah, tidak membebani dan menyusahkan orang lain, tetapi dimampukan untuk membantu orang-orang yang berkekurangan. Kita harus melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, tidak hidup seperti benalu yang bergantung pada jerih payah orang, tetapi justru berbuah bagi kebaikan orang banyak.
- IV. Rasul Paulus menutup suratnya dengan salam dan berkat (ay. 15). Meski mungkin tidak semua orang secara pribadi mengenal Titus (setidaknya begitulah beberapa orang dari mereka), tetapi semuanya, melalui Paulus, mengungkapkan kasih dan harapan baik mereka untuk Titus, dan dengan demikian mengakuinya dalam pekerjaannya, serta mendorongnya untuk meneruskan pekerjaan itu. Didukung sepenuh hati dalam doa orang-orang Kristen lainnya merupakan penghiburan dan penguatan yang besar. Sampaikanlah salamku kepada mereka yang mengasihi kami di dalam iman, atau karena imannya, yang merupakan rekan-rekan seiman Kristen yang penuh kasih. Kekudusan, atau penggambaran rupa Allah dalam apa saja, merupakan hal berharga yang menguatkan seluruh ikatan lainnya, dan merupakan hal terbaik. Kasih karunia menyertai kamu sekalian! Amin. Ini merupakan berkat penutup, bukan hanya bagi Titus saja, tetapi bagi semua orang setia yang bersama-sama dengannya, yang menunjukkan bahwa meskipun surat itu ditujukan atas nama Titus dalam penulisannya, namun ditujukan untuk digunakan oleh jemaat-jemaat di sana, dan bahwa mereka selalu ada dalam pikiran dan hati Rasul Paulus saat dia menuliskannya. “Kasih karunia menyertai kamu sekalian, kasih dan kebaikan Allah, dengan buah dan dampaknya, seturut dengan kebutuhan, terutama kebutuhan rohani, serta pertambahan dan penghiburan semua itu, lebih dan lebih lagi, ada dan dirasakan dalam jiwa kalian.” Inilah keinginan dan doa Rasul Paulus, yang menunjukkan kasihnya pada mereka, perhatiannya bagi kebaikan mereka, dan sarana untuk memperoleh dan menghantarkan hal yang dimintakannya bagi mereka. Perhatikanlah, kasih karunia merupakan hal utama yang harus didambakan dan dimohonkan, bagi orang lain maupun bagi diri kita sendiri. Kasih karunia pada intinya adalah segala hal yang baik. Amin menutup doa, mengungkapkan keinginan dan harapan, supaya semua itu boleh dan akan terjadi.
SH: Tit 3:9-15 - Hati-hati sesat! (Jumat 12 September 2008) Hati-hati sesat!
Seorang gembala jemaat bertugas membina iman jemaat. Namun ada saja
kemungkinan si gembala harus menghadapi orang yang senang
...
Hati-hati sesat!
Seorang gembala jemaat bertugas membina iman jemaat. Namun ada saja kemungkinan si gembala harus menghadapi orang yang senang berdebat. Orang semacam ini bukan sedang mencari jawaban atas pergumulan imannya. Biasanya ia hanya senang cari-cari masalah. Menurut Paulus, ini harus dihindari (ayat 9). Meski sanggup mempertahankan iman, tak ada guna buang-buang waktu karena yang dicari bukanlah kebenaran. Jadi jangan sampai terjebak pada debat kusir. Itu tidak membuat Injil dikenal orang. Perdebatan tak akan membuat iman seseorang bertumbuh. Juga jangan sampai orang merasa diri saleh hanya karena ia sibuk mendiskusikan masalah iman. Kekristenan tak hanya berhenti sampai wacana, melainkan harus mewujud dalam tindakan. Bukan berarti tak ada tempat untuk mendiskusikan iman, tetapi iman yang tidak berakhir pada sebuah tindakan adalah sia-sia. Mendiskusikan iman bukan ditujukan untuk membuktikan pendapat atau memenangkan argumen.
Ada lagi kelompok orang yang sering menyusahkan hamba Tuhan, yaitu bidat. Bidat adalah penyesatan ajaran yang berpotensi memecah belah gereja. Sebenarnya penganjur dan pengikut bidat harus segera dijauhi karena mereka tidak menghargai kebenaran. Namun Paulus masih memberikan kemungkinan pertobatan, karena itu para pengikut bidat tetap harus diberi peringatan dan dibimbing (ayat 10). Mungkin dengan nasihat hamba Tuhan, mereka akan sadar dan berbalik ke jalan yang benar. Akan tetapi, bila mereka tidak menghiraukan peringatan atau nasihat, tetapi tetap sesat maka mereka tak perlu dihiraukan lagi. Sia-sia saja memberikan nasihat kepada orang-orang semacam itu. Mereka malah bisa menularkan kesesatan kepada jemaat.
Terjebak pada kesesatan apalagi mengajarkan kesesatan adalah hal yang harus kita hindari. Filter untuk mengenali kesesatan adalah firman Tuhan. Maka tak ada jalan lain untuk menghindari kesesatan selain dari mengenali kebenaran itu sendiri. Karena itu bacalah Alkitab dan pelajarilah.
SH: Tit 3:12-15 - Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan (Senin, 1 Oktober 2001) Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan
Minggu yang lampau tatkala membuka kotak surat, saya menemukan
sepucuk surat yang dikirim oleh seorang p...
Dukungan khusus bagi orang yang dikhususkan
Minggu yang lampau tatkala membuka kotak surat, saya menemukan sepucuk surat yang dikirim oleh seorang pendeta dari daerah asal saya. Inti surat itu mengharapkan agar saya mencarikan sponsor untuk seorang hamba Tuhan yang mendapat dukungan keuangan terlalu kecil. Saya lalu teringat ketika masih menjadi pengurus badan misi di sebuah gereja, kami juga sering sekali menerima surat dengan inti yang sama.
Memang cukup memprihatinkan bahwa ternyata masih terdapat begitu banyak hamba Tuhan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Yang menjadi persoalan adalah para hamba Tuhan tidak mungkin mengutarakan kekurangannya kepada jemaat yang dilayani, jika ia tidak mau dikatakan tidak bisa menderita. Persoalan lain yaitu bahwa sebagian jemaat tradisional tidak mengizinkan hamba Tuhan mereka mencari nafkah di luar pelayanannya. Dalam suasana seperti ini tentu saja hamba Tuhan tidak akan berfungsi dengan efektif.
Sangat menarik bahwa Paulus mengingatkan Titus agar membina jemaat di Kreta mendukung secara finansial untuk Zenas dan Apolos (ayat 13), agar mereka tidak kekurangan sesuatu apa pun. Jemaat Kreta adalah jemaat yang baru, mereka harus belajar untuk memberikan dukungan bagi pekerjaan Kerajaan Allah. Dengan cara seperti itu kehidupan jemaat ini akan berbuah (ayat 14). Sebetulnya tugas Pemberitaan Kabar Baik (PKB) adalah kewajiban setiap orang percaya. Akan tetapi Tuhan juga memanggil orang-orang khusus yang dikhususkan untuk tugas khusus, yaitu pemberita Injil dan gembala atau pendeta.
Pendeta dan penginjil adalah tenaga khusus yang dipanggil untuk melaksanakan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh jemaat. Agar tugas para tenaga khusus ini dapat berjalan dengan lancar, artinya agar tidak melayani sambil menahan lapar atau dibebani oleh masalah-masalah kehidupan sehari-harinya, maka jemaat Tuhan harus belajar (ayat 14) bagaimana memberikan dukungan kepada mereka dengan layak. Dengan demikian tugas dan pekerjaan Kerajaan Allah berjalan dengan lancar.
Renungkan: Dukungan finansial terhadap hamba Tuhan juga berarti dukungan terhadap pekerjaan Kerajaan Allah. Sudahkah Anda terlibat di dalamnya? Sudah layakkah kehidupan hamba Tuhan di gereja Anda?
PENGANTAR KITAB MAZMUR 56-81 ============================
Mazmur 56-57: Daud tetap percaya kepada Allah walau musuh menghadang karena kasih dan setia-Nya telah teruji.
Mazmur 58: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menindak para hakim yang tidak adil.
Mazmur 59: Pujian tentang kepercayaan kepada kasih setia Allah yang tidak tergoyahkan.
Mazmur 60: Permohonan kepada Allah agar Ia mau menolong dalam peperangan.
Mazmur 61: Ratapan karena kelemahang pemazmur sehingga ia mencari kekuatan dari Allah.
Mazmur 62: Pujian kepada Allah karena di dalam-Nya Daud menemukan ketenangan.
Mazmur 63: Kerinduan Daud kepada Allah yang terpuaskan karena pujian yang ia naikkan kepada-Nya.
Mazmur 64: Permohonan perlindungan kepada Allah.
Mazmur 65: Pujian karena berkat Allah pada masa panen.
Mazmur 66: Pujian ucapan syukur umat Allah.
Mazmur 67: Pujian yang dilanjutkan dengan kerinduan agar umat Allah tetap memuji-Nya dan anugerah Allah melimpahi umat-Nya.
Mazmur 68: Perayaan kekuatan dan kebaikan Allah yang nyata dalam sejarah kehidupan bangsa Israel.
Mazmur 69-70: Permohonan agar Allah mau melepaskan pemazmur dari musuh-musuh dan kesesakannya.
Mazmur 71: Kesaksian para orang-tua bersama Allah.
Mazmur 72: Pujian untuk mengagungkan sang Mesias.
Mazmur 73: Pertanyaan karena kemakmuran orang fasik.
Mazmur 74: Permohonan umat Allah dalam bencana.
Mazmur 75: Perayaan kemenangan Allah.
Mazmur 76: Pujian akan kekuatan Allah.
Mazmur 77: Ketenangan dan kelegaan karena mengenang perbuatan Allah di masa lampau.
Mazmur 78: Pelajaran dari generasi sebelumnya.
Mazmur 79-80: Permohonan agar Allah melakukan pembaharuan.
Mazmur 81: Mazmur yang berhubungan erat dengan hari Raya Pondok Daun (Im. 23:33-43; Bil. 16:13-15).
SH: Tit 3:12-15 - Mengirim Pasukan Terbaik (Selasa, 25 Juli 2017) Mengirim Pasukan Terbaik
Indonesia adalah salah satu pasukan penjaga perdamaian paling hebat di dunia. Sejak tahun 1957, Kontingen Garuda Indonesia t...
Mengirim Pasukan Terbaik
Indonesia adalah salah satu pasukan penjaga perdamaian paling hebat di dunia. Sejak tahun 1957, Kontingen Garuda Indonesia telah bekerja keras dalam menjaga perdamaian dunia. Dalam menjalani misi perdamaian, pasukan Indonesia dikenal ramah, sopan, ringan tangan, dan yang terpenting adalah profesional dalam menjaga penduduk lokal.
Pasukan yang dikirim adalah para prajurit terbaik yang disiapkan, dilatih, dan dilengkapi pengetahuan untuk melaksanakan tugas misi perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban dunia, dan ini adalah bukti bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang peduli dan aktif dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
Paulus memiliki cita-cita agar jemaat kecil yang diinjilinya di Kreta dapat bertumbuh dan berbuah bagi Kristus. Ia mengharapkan kualitas diri dan persekutuan mereka tidak sama lagi seperti sebelum mengenal Kristus. Paulu menyadari cita-cita tersebut membutuhkan proses yang panjang dan kesetiaan serta komitmen sumber daya manusianya menghadirkan Kerajaan Allah di Kreta.
Selain Titus sebagai utusan pelopor, Paulus juga mengirimkan Artemas; Tikhikus salah seorang yang paling dipercaya; Zenas adalah rabi Yahudi yang telah bertobat dan seorang ahli hukum; Apolos seorang pengajar yang termasyur (lih. Kis.18:24). Mereka adalah orang-orang pilihan yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Hal ini memperlihatkan bagaimana Paulus sangat serius mewujudkan karya keselamatan Kristus bagi pendudukKreta.
Nasihat singkat Paulus untuk para laskar Kristus adalah agar mereka melakukan perbuatan baik, mandiri, dan juga dapat mengulurkan tangan menolong orang-orang yang memerlukan bantuan (14). Jadi, utusan terbaik Kristus bekerja bukan hanya untuk mencukupkan kebutuhan sendiri, tetapi juga memiliki kemurahan hati untuk berbagi berkat Allah kepada sesamanya. [ETY]
Pengantar Kitab Filemon
Surat Paulus kepada Filemon menekankan pentingnya pengampunan dalam hubungan antarmanusia. Pengampunan merupakan kebutuhan utama manusia. Dalam Doa Bapa Kami, setelah memohon makanan, Yesus mengajar para murid-Nya berdoa untuk memohon pengampunan. Seenak apa pun makanannya, takkan pernah kita nikmati ketika hati gundah; entah merasa bersalah karena telah melukai orang lain atau merasa sakit hati karena perlakuan orang lain.
Kala manusia mengakui kesalahannya, Allah bersedia memperbaikinya. Laksana tukang periuk, Allah tak akan membuang bejana yang rusak. Dengan sabar dan telaten Dia akan memperbaikinya. Dia akan menyempurnakannya seturut dengan apa yang baik menurut pemandangan-Nya.
Itulah yang terlihat nyata dalam diri Onesimus, yang Paulus sebut "anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara" (Fil. 1:10). Penjara menjadi tempat pertobatan bagi Onesimus, budak Filemon, yang telah melarikan diri dari Sang Tuan. Paulus tidak menjelaskan apakah keberadaan Onesimus di penjara karena tertangkap dalam pelariannya atau memang tindak kriminal lain. Yang pasti penjara telah menjadi tempat bagi dia berjumpa Kristus melalui pelayanan Paulus. Tak hanya menjadi Kristen, Onesimus pun diutus Paulus untuk melayani umat percaya di Kolose (Kol. 4:9).
Paulus meminta Filemon mau mengampuni dan menerima Onesimus sebagai orang percaya. Paulus begitu mendesak Filemon: "Kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku" (Fil. 1:18). Dan bicara soal utang, Paulus mengingatkan bahwa Filemon berutang kepada dirinya"yakni kehidupan baru sebagai Kristen. Filemon menjadi percaya kepada Kristus melalui pelayanan Paulus.
Dampak pengampunan begitu besar. Dalam surat Ignatius -- pemimpin gereja mula-mula -- kepada orang percaya di Efesus sekitar 107 M, tertulis bahwa uskup di Efesus adalah Onesimus.
Kitab Filemon mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam pengampunan. Baik meminta ampun maupun memberi ampun sesungguhnya tindakan manusia merdeka. Dan itu hanya mungkin dilakukan jika seseorang telah dimerdekakan Kristus sendiri.
SH: Tit 3:1-15 - Patuh dengan Benar (Rabu, 8 Desember 2021) Patuh dengan Benar
Lampu lalu lintas terdiri dari tiga warna: merah, kuning, dan hijau. Merah artinya berhenti, kuning artinya bersiap-siap, dan hija...
Patuh dengan Benar
Lampu lalu lintas terdiri dari tiga warna: merah, kuning, dan hijau. Merah artinya berhenti, kuning artinya bersiap-siap, dan hijau artinya maju. Apa jadinya ketika pengemudi tidak menaati rambu-rambu yang ada? Tentu, lalu lintas akan kacau dan berpotensi terjadi tabrakan.
Rasul Paulus meminta Titus agar mengingatkan jemaat bukan hanya untuk tunduk pada pemerintah, tetapi juga untuk senantiasa berbuat baik dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang (1-2). Tugas Titus di Kreta bukan tanggung jawab yang mudah dilakukan. Ia harus menasihati jemaat agar berbuat baik, padahal dahulu mereka hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menuruti hawa nafsu, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, dan saling membenci (3). Dosa yang seakan-akan mendarah daging menjadi penghalang besar.
Tetapi, Paulus kembali mengingatkan akan kemurahan dan kasih Allah, bahwa manusia telah diselamatkan Allah melalui Yesus Kristus (4). Tentu, itu semua bukan karena perbuatan baik kita, tetapi karena rahmat-Nya. Itulah yang membersihkan dan memperbarui diri kita sehingga kita dilayakkan untuk menerima hidup yang kekal (5-7). Itulah mengapa orang percaya berpegang teguh pada Injil, berusaha berbuat baik, dan tidak lagi mencari pertengkaran yang sia-sia (8).
Bagaimana dengan kita di zaman sekarang? Pemerintah membuat peraturan agar masyarakat hidup teratur. Tetapi, tak jarang kita, sebagai anggota masyarakat, mengajukan syarat sebelum mengikuti peraturan yang ada. Mungkin kita baru mau patuh apabila ada keuntungan atau si pembuat peraturan terbukti menaatinya. Barangkali kita mulai menyepelekan peraturan pemerintah dan berdebat kusir. Padahal, kepatuhan seharusnya mutlak dilakukan oleh setiap orang percaya. Satu-satunya pengecualian adalah bila peraturan pemerintah bertentangan dengan ajaran Alkitab karena kita harus lebih taat kepada Allah daripada manusia (lih. Kis. 5:29).
Karena itu, kita pun sebagai pengikut Kristus hendaknya patuh pada firman-Nya dan peraturan pemerintah di dunia ini sehingga hidup kita berbuah dan menghasilkan apa yang baik dan berguna bagi semua orang. [SLM]
Utley -> Tit 3:12-14
Utley: Tit 3:12-14 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Tit 3:12-1412 Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah ku...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Tit 3:12-14
12 Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini. 13 Tolonglah sebaik- baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa. 14 Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.
Tit 3:12 "Artemas" Orang ini tidak kita kenal, tapi tidak dihadapan Tuhan.
□ "Tikhikus" Dia disebutkan dalam Kis 20:4; Ef 6:21-22; Kol 4:7-8 dan 2Tim 4:12. Dia adalah pembawa Surat-surat Penjara Paulus. Kedua orang ini harus mengambil posisi kepemimpinan Titus di Kreta sehingga dia bisa bergabung dengan Paulus di sepanjang musim dingin.
ini menunjukkan bahwa surat tersebut, walaupun ditulis kepada Titus, dimaksudkan untuk menginformasikan, menginstruksikan, dan mendorong seluruh gereja di Kreta. Banyak dari pernyataan Paulus kepada Titus tidak masuk akal jika Titus harus pergi segera setelah suratnya diterima kecuali jika itu jelas bagi orang-orang Kristen bahwa Paulus berbicara kepada mereka melalui perkataannya kepada Titus.
□ "Berusahalah datang kepadaku" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Paulus tidak ingin sendirian (lih. 2Tim 4:9,21), saya pikir karena dia memiliki masalah mata yang parah mungkin sejak dari pertobatannya di jalan Damaskus (lih. Kis 9:3-9,12,17-18). Saya percaya "duri dalam daging" ini (lih. 2Kor 12:7) mungkin adalah masalah mata ini. Perhatikan pernyataan yang tidak biasa di Gal 4:15. Juga di Gal 6:11 Paulus berkomentar tentang tulisan tangannya sendiri yang sangat besar. Dia menulis beberapa baris terakhir dari surat- suratnya untuk mengotentikasi mereka (lih. 2Tes 2:2; 3:17; 1Kor 16:21; Kol 4:18; Fil 19).
□ "Nikopolis" Ada beberapa kota dengan nama ini, yang berarti "kota kemenangan". Ini mungkin adalah kota pesisir yang dekat dengan lokasi pertempuran Aktium.
- NASB "tolonglah dengan... dalam perjalanan mereka"
- NKJV "kirimkanlah... dalam perjalanan mereka dengan tergesa-gesa"
- NRSV "berusahalah untuk mengirim ... dalam perjalanan mereka"
- TEV "tolonglah sebaik-baiknya… dalam perjalanan mereka,"
- NJB "tolonglah dengan penuh semangat dalam perjalanan mereka"
Ini adalah KATA KETERANGAN spoudaiō, yang berarti "dengan sungguh-sungguh" atau "penuh semangat" atau "tekun" (lih. Luk 7:4 dan istilah yang terkait dalam Fili 2:28). Ini dikombinasikan dengan AORIST ACTIVE IMPERATIVE propenō, yang dimaksudkan untuk melengkapi semua yang dibutuhkan untuk sebuah perjalanan (lih. 3Yoh 1:6; dan Kis 15:3). Rupanya Zenas dan Apolos sedang melakukan suatu kegiatan misi. Paulus meminta bantuan serupa dari gereja-gereja rumah di Roma dalam Rom 15:24.
□ "Zenas, ahli Taurat itu," Apakah dia seorang ahli hukum Yahudi atau Yunani tidak diketahui.
□ "Apolos" Dia adalah seorang pengkhotbah yang sangat fasih dari Alexandria yang dibantu untuk memahami Injil oleh Priskila dan Aquila sepenuhnya (lih. Kis 18:24,28; 19:1; 1Kor 1:12; 3:5,6,22; 4:6; 16:12). Kedua orang ini mungkin adalah pembawa surat Paulus untuk Titus.
Tit 3:14 "Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE (lih. Tit 1:16; 2:7,14;\\), mendorong misionaris adalah kegiatan penginjilan (lih. Tit 2:7,14; 3:8).
□ "supaya hidup mereka jangan tidak berbuah." Istilah "tidak berbuah" ini bersifat ambigu. Saya pikir ini sejajar dengan kata "sia-sia" Paulus (bandingkan eikē dalam 1Kor 15:2; Gal 3:4; 4:11 atau kenos dalam 1Kor 15:10,58; 2Kor 6:1; Gal 2:2; 2:16; 1Tes 2:1; 3:5), yang merujuk pada pembentukan dari gereja-gereja yang berpikiran misi dengan penginjilan yang efektif. Paulus memulai gereja-gereja di daerah-daerah terpilih untuk tujuan menginjili seluruh wilayah tersebut. Jika untuk beberapa alasan jemaat mula-mula ini tidak melihat tujuan "Amanat Agung" mereka, maka penanaman mereka sia-sia!
Topik Teologia -> Tit 3:14
Topik Teologia: Tit 3:14 - -- Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan
Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuat...
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Hubungan Iman yang Menyelamatkan dengan Perbuatan
- Iman yang Menyelamatkan Menghasilkan Perbuatan
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan
- Paulus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Berbuat Baik
TFTWMS -> Tit 3:12-14; Tit 3:9-15
TFTWMS: Tit 3:12-14 - Menangani Orang Yang Baik Menangani Orang Yang Baik (Titus 3:12-14)
12 Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena ...
Menangani Orang Yang Baik (Titus 3:12-14)
12 Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini. 13 Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa. 14 Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.
Ayat 12. Isi surat itu sudah lengkap, namun Paulus memiliki beberapa catatan pribadi untuk ditambahkan. Yang pertama berkaitan dengan penggantian Titus di pulau Kreta dan tugasnya yang berikutnya. Paulus menulis, Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini. Pada suatu waktu di masa depan (mungkin dalam waktu dekat), Paulus akan mengirim Artemas atau Tikhikus, yang ternyata menggantikan kedudukan Titus sehingga ia bebas untuk bergabung dengan Paulus di Nikopolis.
Kita tidak tahu siapa Artemas itu, tapi fakta bahwa ia dianggap sebagai orang yang cocok untuk menggantikan Titus menunjukkan bahwa ia adalah seorang pekerja Kristen yang baik dan berpengetahuan, yang Paulus percaya. "Tikhikus" adalah nama yang lebih dikenal. Selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, Paulus mengutus dia ke Efesus dan Kolose (Efe. 6:21, 22; Kol. 4:7-9). Paulus menyebut dia "Tikhikus, saudara kita yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan" (Efe. 6:21; lihat Kol. 4: 7).94
Kita tidak diberi tahu yang manakah dari kedua orang itu yang dikirim oleh Paulus, namun karena rasul itu belakangan mengirim Tikhikus ke Efesus (2Tim. 4:12), kemungkinan besar ia mengirim Artemas ke Kreta. Kita juga tidak tahu kapan sang pengganti itu dijadwalkan tiba di pulau itu. Siapa pun orangnya dan kapan pun waktunya, Titus dapat menyampaikan surat dari Paulus itu untuk berfungsi sebagai seperangkat perintah tertulis untuk penggantinya itu.
Ketika penggantinya tiba, Titus harus "berusaha datang kepada [Paulus] di Nikopolis." Kita tidak yakin di mana Paulus berada ketika ia menulis surat kepada Titus, tapi tak lama lagi ia akan menuju Nikopolis.95"Nikopolis" berarti "kota kemenangan"; nama itu menggabungkan ni÷kh (nikē, "kemenangan") and po÷liß (polis, "kota"). Beberapa kota dengan sebutan ini telah diidentifikasi, namun kebanyakan ilmuwan percaya bahwa acuan tersebut ditujukan kepada Nikopolis di Akhaya. Kota itu "telah didirikan dan telah dijadikan koloni Romawi oleh Augustus, sebagai kenangan kemenangannya atas Antony dan Cleopatra di dekat Actium (31 S. M.)."96
Paulus telah "putuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin." Para penulis mencatat bahwa Nikopolis adalah resor musim dingin yang baik—tapi mengapa Paulus menginginkan Titus di sana? Mungkin rasul itu menggunakan bulan-bulan musim dingin (ketika perjalanan sulit dilakukan) untuk melanjutkan pendidikan atas rekan kerjanya itu. Mungkin ia ingin mempersiapkan Titus untuk sebuah kampanye penginjilan di provinsi Romawi Dalmatia, di sebelah utara Nikopolis.97Mungkin ia merasa membutuhkan teman seiring. (Jika saya harus memilih alasannya, saya mungkin akan mengatakan, "Semua hal di atas.")
Paulus memberitahu Titus untuk "berusahalah" datang kepada dia. Ini dari spouda÷zw (spoudazō), yang berhubungan dengan sikap tekun dalam suatu masalah, termasuk menangani masalah itu secepat mungkin.98Kata ini diterjemahkan dalam Alkitab NRSV sebagai "lakukanlah yang terbaik." Melakukan yang terbaik adalah apa yang sepenuhnya Allah butuhkan.
Ayat 13. Paulus juga membuat catatan penutup tentang dua orang baik lainnya: Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa.
Paulus sering mengidentifikasi orang-orang berdasarkan pekerjaan mereka (lihat Rom. 16:23; Kol. 4:14) seperti yang ia lakukan di sini: "Zenas, ahli Taurat." "Ahli Taurat" berasal dari nomikos, kata sifat yang digunakan beberapa ayat sebelumnya untuk menggambarkan hukum Musa (Tit. 3:9). Di tempat lain dalam Perjanjian Baru, istilah itu menunjukkan kepakaran dalam hukum Yahudi (Mat. 22:35; Luk. 10:25; 11:45, 46). Oleh karena itu, "ahli Taurat" dapat mengidentifikasi Zenas sebagai mualaf Yahudi yang ahli dalam hukum Musa. Namun begitu, ada kemungkinan juga bahwa Zenas adalah pakar dalam hukum Romawi; jika benar, ia mungkin satu-satunya ahli hukum jenis ini yang disebutkan dalam Alkitab.99Selain pekerjaannya, kita tidak tahu apa-apa lagi tentang Zenas; tetapi fakta bahwa ia dipasangkan dengan Apolos menunjukkan banyak hal tentang karakter dan kemampuannya.
Apolos adalah orang terkenal dalam Perjanjian Baru.100Ia "lahir di Aleksandria, seorang yang fasih bicara," "sangat mahir dalam masalah Kitab Suci" (Kis. 18:24; NASB). Setelah Priskila dan Akwila "membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.… dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias" (Kis. 18:26-28).
Zenas dan Apolos mungkin membawa surat Paulus kepada Titus. (Tanpa adanya pelayanan pos umum, surat harus diserahkan secara langsung.) Kita tidak tahu tujuan akhir kedua orang itu, namun pulau Kreta terletak di tengah Laut Tengah; jadi mereka dapat mampir di situ, mengantarkan surat itu, lalu melanjutkan perjalanan mereka. Titus diberitahu untuk "menolong [mereka] dalam perjalanan mereka." Frasa ini adalah dari prope÷mpw (propempō), yang secara harfiah berarti "mengirim." Dalam konteks ini, itu adalah tindakan "membantu seseorang dalam melakukan perjalanan, membekali perjalanan seseorang dengan makanan, uang, dengan mengatur teman perjalanan, sarana perjalanan, dll."101Mengenai Zenas dan Apolos, itu akan sudah termasuk menyediakan makanan dan penginapan bagi mereka saat berada di Kreta dan kemudian memberikan perbekalan yang diperlukan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Paulus berkata untuk melakukan ini "sebaik-baiknya102…, agar mereka jangan kekurangan103sesuatu apa." Dengan kata lain, ia sedang memberitahu Titus untuk bermurah hati dalam memberi bekal.
Ayat 14. Paulus beralih dari tanggung jawab Titus dalam hal ini kepada tanggung jawab orang-orang Kristen lainnya di pulau itu. Dalam ayat ini, rasul itu kembali kepada tema "perbuatan baik": Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah. "Orang-orang kita" akan berupa orang-orang yang dengan senang hati mendukung Paulus dan Titus. Paulus menyadari bahwa ada beberapa orang yang memihak dia dan beberapa (khususnya guru palsu dan pengikut mereka) menentang dia.
"Keperluan hidup yang pokok" (ajnagkai÷aß crei÷aß, anankaias chreias) yang Paulus sebutkan telah dipahami sebagai "kebutuhan sehari-hari" (sebagaimana diterjemahkan dalam NIV1984). Oleh karena itu, beberapa orang menerjemahkan kata "memenuhi" proiŒsthmi (proistēmi) sebagai "terlibat dalam pekerjaan jujur" (lihat NEB).104Ini akan membuat ayat itu berhubungan dengan tindakan menyediakan dirinya sendiri dan keluarganya, ditambah dengan membantu orang lain (Gal. 6:10). Tanpa diragukan lagi, ini adalah "kebutuhan mendesak" bagi semua orang Kristen (Efe. 4:28, 29; NASB). Namun, dalam konteks ini, "kebutuhan mendesak" itu kemungkinan adalah tentang para penginjil musafir seperti Zenas dan Apolos. Dalam terjemahannya, William Hendriksen menambahkan kata "ini" ("kesempatan bagi kebutuhan mendesak ini"),105membuat nas itu mengacu kepada orang-orang Kristen yang memenuhi kebutuhan dua orang musafir ini saat mereka berada di Kreta. "Memenuhi" adalah "memiliki ketertarikan kepada, menunjukkan kepedulian terhadap, peduli, memberi bantuan."106
Kita semua harus siap untuk terlibat dalam pekerjaan membantu para misionaris dan mendorong mereka (Flp. 4:16, 17). Kita melakukan ini dengan dukungan dana dan dukungan emosional kita melalui surat, menelepon, kunjungan, dan metode komunikasi lainnya.
Jika orang-orang Kristen di Kreta melakukan ini, maka mereka akan "berbuah." "Tidak berbuah" adalah dari a¡karpoß (akarpos), kata yang terdiri dari karpo÷ß (karpos, "buah") dinegasikan oleh a (a). Yesus berkata, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak [karpos], dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku" (Yoh. 15:8). Menjadi "tidak berbuah" adalah menjadi "tidak produktif" dan "tidak berguna."107Namun begitu, jika orang-orang di Kreta itu mengikuti perintah Paulus, gambaran itu tidak berlaku ke atas mereka. Terlibat dalam perbuatan baik harus dianggap sebagai kesempatan bagi pertumbuhan rohani, bukan tugas yang sulit.
Kita tidak boleh melewatkan ungkapan "harus belajar" (dari manqa÷nw, manthanō) di dekat awal 3:14 (NASB). Dalam ayat ini, manthanō berarti "belajar dengan melakukan dan mempraktikkan, untuk memperoleh kebiasaan tentang, menjadi terbiasa dengan."108 Bagi orang-orang Kristen baru di Kreta menolong orang lain tidak muncul secara alami. Itu harus dipelajari oleh mereka—dan itu harus dipelajari oleh sebagian besar dari kita.
TFTWMS: Tit 3:9-15 - Perintah Terakhir Paulus PERINTAH TERAKHIR PAULUS (Titus 3:9-15)
Seraya kita tiba pada baris-baris terakhir surat ini, kita mengetahui bahwa Titus memiliki waktu terbatas unt...
PERINTAH TERAKHIR PAULUS (Titus 3:9-15)
Seraya kita tiba pada baris-baris terakhir surat ini, kita mengetahui bahwa Titus memiliki waktu terbatas untuk menyelesaikan apa yang Paulus telah perintahkan untuk ia kerjakan. Tidak akan butuh waktu lama sampai penggantinya tiba sehingga Titus dapat bergabung dengan Paulus di kota lain (3:12).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Titus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan
Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang
Seperti halnya 1 dan...
Penulis : Paulus
Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan
Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang
Seperti halnya 1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat Penggembalaan" karena membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya. Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3), menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul (mungkin karena ia saudara Lukas) hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan dengan
- (1) disebutnya Titus sebanyak 13 kali dalam surat-surat Paulus,
- (2) dia adalah orang yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak rohaninya (Tit 1:4) dan seperti Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang terpercaya dalam pelayanan (2Kor 8:23),
- (3) dijadikannya wakil Paulus setidaknya untuk satu tugas penting ke Korintus selama perjalanan misi ketiga Paulus (2Kor 2:12-13; 2Kor 7:6-15; 2Kor 8:6,16-24), dan
- (4) pelayanannya sebagai teman sekerja Paulus di Kreta (Tit 1:5).
Paulus dan Titus bekerja bersama-sama dalam waktu singkat di Kreta (barat daya Asia Kecil di Laut Tengah) antara pemenjaraan Paulus yang pertama dengan yang kedua (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217).
Paulus menugaskan Titus untuk melanjutkan pelayanannya di antara orang Kreta (Tit 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan perjalanan ke Makedonia (bd. 1Tim 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa itu, Paulus menulis surat ini kepada Titus, menginstruksikan dia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Mungkin surat ini dititipkan kepada Zenas dan Apolos yang akan melewati Kreta (Tit 3:13).
Dalam surat ini Paulus meyampaikan rencananya untuk mengirim Artemas atau Tikhikus dengan segera untuk menggantikan Titus, karena setelah itu Titus harus ikut serta dengan Paulus di Nikopolis (Yunani), tempat yang direncanakan menjadi tempat tinggal Paulus selama musim dingin (Tit 3:12). Kita mengetahui bahwa rencana ini terlaksana (bd. 2Tim 4:10) karena Paulus kemudian menugaskan Titus di Dalmatia (Yugoslavia sebelum pecah).
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada Titus terutama untuk menugaskan Titus
- (1) menata apa yang ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5);
- (2) membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
- (3) membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan
- (4) datang kepada Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).
Survai
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
- (1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
- (2) Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
- (3) Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10).
- (4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
- (2) Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
- (3) Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).
Full Life: Titus (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Tit 1:1-4)
I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua
(Tit 1:5-9)
A. Tetapkan Penatua di T...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Tit 1:1-4) - I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua
(Tit 1:5-9) - A. Tetapkan Penatua di Tiap Kota
(Tit 1:5) - B. Berbagai Syarat bagi Penatua
(Tit 1:6-9) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(Tit 1:6) - b. Pelayan yang Dapat Dipercayai
(Tit 1:7) - c. Tidak Angkuh
(Tit 1:7) - d. Bukan Pemberang
(Tit 1:7) - e. Bukan Peminum
(Tit 1:7) - f. Bukan Pemarah
(Tit 1:7) - g. Tidak Serakah
(Tit 1:7) - h. Suka Memberi Tumpangan
(Tit 1:8) - i. Suka Akan yang Baik
(Tit 1:8) - j. Bijaksana
(Tit 1:8) - k. Adil
(Tit 1:8) - l. Saleh
(Tit 1:8) - m. Berpegang Kepada Perkataan yang Benar
(Tit 1:9) - n. Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran
(Tit 1:9) - o. Sanggup Meyakinkan Para Penentang
(Tit 1:9) - 2. Keluarga
- II. Pengarahan Mengenai Guru Palsu
(Tit 1:10-16) - A. Tabiat Mereka
(Tit 1:10) - B. Kelakuan Mereka
(Tit 1:11-12) - C. Penegoran Mereka
(Tit 1:13-16) - III.Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok Dalam Gereja
(Tit 2:1-15) - A. Lingkup Pengarahan
(Tit 2:1-10) - B. Dasar Pengarahan
(Tit 2:11-14) - C. Tanggung Jawab Titus
(Tit 2:15) - IV. Nasihat Tentang Kebajikan
(Tit 3:1-11) - A. Kelakuan Terhadap Sesama
(Tit 3:1-2) - B. Kemurahan Allah Kepada Kita
(Tit 3:3-7) - C. Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak
(Tit 3:8-11) - Penutup
(Tit 3:12-15)
Matthew Henry: Titus (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini sama-sama dipertobatka...
- Surat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini sama-sama dipertobatkan oleh Paulus, dan turut menyertai Paulus di dalam pekerjaan maupun di tengah penderitaan. Keduanya memiliki jawatan sebagai penginjil, yang tugasnya adalah menyirami jemaat-jemaat yang ditanam oleh para rasul, dan mengatur segala sesuatu yang masih perlu dikerjakan di dalam jemaat-jemaat itu. Mereka adalah wakil rasul, karena tugas mereka adalah mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti para rasul. Selain itu, sebagian besar pekerjaan tersebut dilaksanakan atas petunjuk para rasul, sekalipun bukan dengan tangan besi dan sewenang-wenang, melainkan dengan kesadaran dan penilaian mereka sendiri, mereka menyetujuinya (1Kor. 16:10, 12). Kita banyak membaca tentang Titus ini di berbagai bagian Kitab Suci, tentang jabatannya, wataknya, serta bagaimana ia melakukan tindakan-tindakan yang berguna. Ia adalah seorang Yunani (Gal. 2:3). Paulus menyebutnya sebagai anaknya (Tit. 1:4), saudaranya (2Kor. 2:13), temannya yang bekerja bersama-sama dengan dia (2Kor. 8:23), dan orang yang hidup menurut roh dan berlaku menurut cara yang sama dengan dirinya. Bersama para rasul, ia turut pergi kepada jemaat di Yerusalem (Gal. 2:1). Ia sangat dekat dengan jemaat Korintus, di mana ia memiliki kesungguhan untuk membantu (2Kor. 8:16). Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus, dan juga barangkali yang pertama, dikirim melalui perantaraannya (2Kor. 8:16-18, 23; 9:2-4; 12:18). Ia turut menyertai Rasul Paulus di Roma, dan dari sana pergi ke Dalmatia (2Tim. 4:10), dan setelah itu, di dalam Kitab Suci tidak diceritakan apa-apa lagi tentang dirinya. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa ia bukanlah seorang penilik jemaat yang tetap. Seandainya ia seorang penilik jemaat tetap, apalagi pada masa-masa itu, tentu jemaat Korintus telah menganugerahinya dengan gelar tertinggi, karena ia paling banyak berjerih payah di situ. Di Kreta (sekarang disebut Candia, sebelumnya Hecatompolis, yang dinamai demikian karena seratus kota yang ada di dalamnya), sebuah pulau besar yang terletak di pintu masuk Laut Aegea, Injil mendapatkan sedikit tempat berpijak. Di sinilah Paulus dan Titus, dalam salah satu perjalanan mereka, menggarap jemaat yang tertanam. Namun, karena harus mengurus semua jemaat yang ada, rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ini sendiri tidak dapat tinggal lama di tempat ini. Maka, ia meninggalkan Titus untuk beberapa lama di situ, supaya melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai. Barangkali karena di situ Titus mendapati lebih banyak kesulitan daripada yang biasa, maka Paulus menulis surat ini kepadanya. Selain itu, terlebih demi kepentingan jemaat daripada dirinya sendiri, jerih payah Titus akan dapat menjadi lebih bermakna dan menghasilkan buah di tengah-tengah mereka apabila ditopang oleh nasihat dan kuasa rasuli. Paulus harus memastikan agar semua kota diperlengkapi dengan gembala-gembala yang baik, menolak dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak benar dan tidak pantas, serta mengajarkan ajaran yang sehat. Ia juga harus memberikan berbagai macam petunjuk kepada gembala-gembala di dalam tugas mereka, menyatakan kasih karunia yang diberikan Allah secara cuma-cuma untuk keselamatan manusia melalui Kristus, dan bersama itu menunjukkan perlunya memelihara pekerjaan baik oleh orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan mengharapkan keselamatan kekal dari-Nya.
Jerusalem: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA TITUS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi Titus
Titus tidak banjak kita bertemu namanja dalam Kitab Kudus, dan hanja dalam
surat-...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA TITUS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi Titus
Titus tidak banjak kita bertemu namanja dalam Kitab Kudus, dan hanja dalam surat-surat Paulus. Menurut Gal. 2:3 ia bukan Jahudi dan dapat diduga bahwa ia seorang Antiochia jang dipermandikan oleh Paulus disitu. (Tit. 1:4). Ia dibawa serta oleh Barnabas dan Paulus untuk mengantar derma umat Antiochia ke Jerusalem dan tidak dituntut disitu supaja ia disunat (Gal. 2:2-5).
Pada perdjalanan jang ketiga ia membantu Paulus di Efesus dan dari situ diutus ke Korintus dengan tugas jang penting dan berat sekali, jaitu untuk meredakan perselisihan dan kerusuhan didalam umat disitu (II Kor. 12:1-18). Karena tugas itu dipertjajakan kepadanja dapat diduga, bahwa ia bukan sadja seorang pembantu jang tjakap dan terkemuka, melainkan djuga, bahwa ia sudah berkenalan dengan umat itu. Tentu sadja ia telah membantu Paulus dalam mendirikan umat itu, atau melandjutkan pekerdjaan Paulus, sesudah Paulus berangkat untuk menjelesaikan perdjalanannja jang kedua. Usaha Titus berhasil. Ketenteraman dalam umat terpulih kembali, dan ketaatan serta tjinta umat terhadap "Rasul"nja baik kembali (11 Kor. 7:7; 8:16).
Titus bertemu dengan Paulus di Masedonia untuk melaporkan segalanja kepadanja. Segalanja menggembirakan. Hanja pengaruh pengadjar-pengadjar palsu jang memfitnah dan menentang Paulus masih hidup dan membahajakan. lrnlah chususja alasan untuk segera menulis 11 Kor. la menjuruh Titus kembali ke Korintus dengan mengantar surat itu, dan dengan tugas lagi untuk menjelesaikan pendermaan umat itu bagi umat induk di Jerusalem. Tugas itu diterima Titus dengan gembira.
Sesudah itu tidak terdapat berita tentang Titus lagi, sampai ia sesudah pembebasan Paulus dari tahanan di Roma, mengikutinja ke Kreta dan ditinggalkan disitu sebagai wakil Paulus untuk sementara. Surat kepada Titus ditulis barangkali di Korintus dan diantar oleh Zenas dan Apolos. Dalam surat ini dia diminta datang kepada Paulus di Nikopolis, dan di Kreta ia diganti oleh Artemas atau Tichikus (Tit. 3:12). Titus tentu menemani Paulus ke Roma, sebab dari situ ia dikirim ke Dalmatia (11 Tim. 4:10).
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) TUJUAN KRISTUS MEMINTA CARA HIDUP KRISTIANI (TITUS 3)
"… Aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepa...
TUJUAN KRISTUS MEMINTA CARA HIDUP KRISTIANI (TITUS 3)
"… Aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. (Titus 3:8).
Dalam 2:11-14 Paulus secara tuntas membahas kasih karunia Allah dan bagaimana kasih karunia itu sudah nampak kepada semua manusia, dan mengajar kita tentang kehidupan dan semangat kita terhadap pekerjaan yang baik. Dalam 3:1-11, ia menggambarkan prilaku khusus orang Kristen yang dibutuhkan untuk hidup demi kepentingan Kristus. Hal-hal khusus ini berkaitan dengan individu-individu (3:1, 10, 12, 13), prinsip-prinsip prilaku (3:2, 3), dan kesadaran akan adanya kasih karunia Allah yang bekerja untuk kita (3:4-6). Semua keterlibatan itu terkait dengan klimaks yang agung yang dinyatakan dalam 3:7: "Supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita." Tujuan mulia ini terlalu sering diabaikan dalam pelbagai pencobaan yang bersifat sementara. Perkataan terakhir Paulus (3:12-15) tetap mempertahankan fokusnya ketika ia menyampaikan salamnya yang terakhir.
PELAJARAN 5: KRISTUS DAN PRILAKU ORANG KRISTEN (Titus 3:1-11)
CARA HIDUP YANG DIMINTA (AY. 1, 2)
Dalam Masalah Sipil (ay. 1)
Paulus berkata, "Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat …." (3:1). Orang Kristen harus selalu bersikap menghormati kekuasaan (lihat Kisah 23:1-5; 1Petrus 2:13-17). Sikap yang disebut di sini meminta ketundukan dan ketaatan1terhadap "orang-orang yang berkuasa." 2Ini terkait dengan pemerintah dan orang-orang yang berkuasa—pembuat dan penegak hukum. "Ketaatan" artinya melakukan, sedangkan "ketundukan" mengandung gagasan sikap seseorang atas apa yang ia perbuat (lihat Ibrani 13:17 untuk bentuk yang serupa). Bila digabungkan, kedua kata itu memiliki arti melakukan apa yang diminta oleh hukum dan bersikap baik dalam melakukannya.
Ketundukan dan ketaatan harus muncul secara alami jika umat Tuhan "siap 3untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik" (Efesus 2:10; Galatia 6:9, 10; Titus 2:14). Ini merupakan ketentuan yang penting dalam konteks ini. Ketundukan yang taat terhadap pemerintah dan penguasa adalah cocok dengan "pekerjaan yang baik." Namun ini tidak termasuk pemerintah yang meminta orang Kristen untuk melakukan kejahatan (simaklah rencana ilahi Allah untuk pemerintah seperti yang diberikan dalam Roma 13:1-7), dan tidak mencakup juga orang Kristen yang bertindak serampangan dalam masalah kemasyarakatan (lihat Matius 5:13-16; 22:17-21). Orang Kristen harus siap bertindak kapan saja pada saat yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang baik.
Memang suatu fakta yang menyedihkan dimana para pejabat sipil sering mengoreksi penyimpangan moral dan memberi nasihat prilaku yang etis di dalam lingkungan dan di hadapan umat Allah. Paulus tidak sedang menyarankan orang Kristen untuk berdemonstrasi, tetapi ia sedang meminta umat Allah untuk mengikuti jejak kaki Kristus dan memperlihatkan teladan kesalehan di muka umum dalam prilaku yang bermoral dan etis.
Dalam Masalah Sosial (ay. 2)
Prilaku yang benar melibatkan pelbagai tindakan yang harus dihindari dan dilakukan. Orang Kristen tidak boleh "memfitnah" 4siapa saja (3:2). Memfitnah tidak pernah cocok untuk orang Kristen. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu (lihat Efesus 4:29; Kolose 4:6; 1Petrus 3:9, 10). Perkataan semacam itu tidak menghasilkan tujuan yang baik dan tidak bisa menguntungkan di dalam hubungan antar manusia.
Orang Kristen "janganlah bertengkar."5Ini merupakan tempat yang tepat untuk memperhatikan sifat-sifat penilik jemaat (1Timotius 3:3) diterapkan ke atas setiap orang Kristen. Contoh mengesankan dari prilaku yang diminta ini diperlihatkan oleh Yeremia. Bahkan ketika dicaci-maki, ia berlalu dalam kerendahan hati untuk kembali pada hari lainnya, saat ia memiliki "beginilah firman Tuhan" untuk diungkapkan (Yeremia 28:1-16).
Orang Kristen harus bersikap "ramah."6Sifat kejujuran ini bahkan menjadi lebih penting ketika diperlihatkan dalam situasi dimana pertikaian mungkin terjadi.
Orang Kristen harus memperlihatkan sikap "lemahlembut,"7dan sikap lemah-lembutnya itu harus ditujukan kepada semua orang. Kata Yunaninya menyiratkan kekuatan pendirian, namun kekuatan itu berada di bawah kendali. Barclay menggambarkan kata itu melalui pemakaian kata itu terhadap binatang buas yang menjadi patuh terhadap tongkat dan kekang. Semua kekuatan itu masih ada, tetapi sudah berada di bawah kendali.8
BERUBAH KARENA PENCIPTA YANG BAIK HATI (AY. 3-7)
Pertobatan dan perubahan hidup menunjukkan perubahan. Pertobatan adalah suatu perubahan pikiran yang memimpin kepada perubahan hidup, arah dan prilaku. Paulus selanjutnya memperlihatkan beberapa ciri-ciri dari karakter yang menjelaskan mengapa perubahan seperti itu terjadi.
Kebodohan Manusia Membutuhkan Perubahan (ay. 3)
Paulus menyatakan bahwa "Karena dahulu kita …" (3:3). Seberapa banyakkah kebodohan yang sudah menjadi sifat kehidupan Paulus (Saulus) sang penganiaya? Seberapa banyakkah Anda sudah berbagi dengan sifat-sifat kebodohannya itu?
Pernahkah Anda bersikap "jahil [bodoh]"9Orang bisa menjadi bodoh karena tidak berpikir, bersikap tidak cerdas, atau menuruti keinginan penuh nafsu. Kita semua bisa mengingat beberapa tindakan atau saat-saat bodoh dalam hidup kita. Hal itu bisa menjadi kebodohan sebab kita tidak mengetahui dengan lebih baik (seperti dalam kasus Paulus, sewaktu ia menganiaya orang Kristen; Kisah 23:1), atau kebodohan itu bisa terjadi karena kita tidak berpikir!
Pernahkah Anda bersikap "tidak taat"10? Ini merupakan kasus utama bagi orang yang tidak mau mendengarkan. Amsal 5:12-14 menggambarkan jenis orang ini sebagai orang yang belakangan berkata, "Bagaimana bisa aku membenci perintah! Dan hatiku dengan angkuh menolak tegoran! Dan aku tidak mau mendengarkan nasihat guru-guruku, juga tidak memalingkan telingaku kepada para instrukturku! Aku nyaris dalam kehancuran total di tengah-tengah perhimpunan dan jemaat."
Pernahkah Anda menjadi "sesat"11? Beberapa orang ada yang sangat licin di dalam bisnis bujuk-membujuk (lihat Roma 16:17, 18; 1Yohanes 4:1). Jika kita tidak berhati-hati, kita akan terjerat ke dalam jebakan mereka! Pernahkah Anda menjadi hamba berbagai-bagai "nafsu dan keinginan"?12Orang bisa "diperhamba"13kepada nafsu dan keinginan. Betapa sedihnya ketika manusia dengan bodohnya mengejar jalan yang tercantum dalam daftar ini sampai akhirnya mereka "tersangkut"—diperhamba kepada cara hidup tersebut. Mereka terus-menerus hidup dengan cara itu meskipun mereka tidak puas dan sadar bahwa cara hidup itu tidak mereka inginkan. Ayat 4 dan 5 menunjukkan bahwa, meskipun pada poin ini kita mungkin saling membenci, namun Allah tidak membenci kita.
Menurut gambaran Paulus, mereka yang tidak mengenal Kristus hidup dalam "kejahatan" 14dan "kedengkian."15Bila kita dengki, maka kita akan segera mendapat kesulitan (Keluaran 20:17). Chrysostom menyatakan, "Seperti ngengat menggerogoti pakaian, begitulah halnya rasa dengki memakan manusia." 16
Orang seperti itu tidak bermoral dan tidak bisa dipuaskan. Orang seperti itu secara alami akan "membenci,"17melukai diri sendiri dan semua orang yang masuk ke dalam lingkaran pengaruhnya. Kita sebaiknya jangan dikelilingi oleh orang seperti itu. Pendapat Kristus tentang Yudas Iskariot bisa diterapkan ke atas orang itu: "… Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan" (Matius 26:24). Orang ini merupakan teman seperjalanan yang tidak diinginkan.
Kebaikan Ilahi Menawarkan Perubahan Positif Dengan Manfaat Yang Kekal (ay. 4-7)
Setelah kita mengalami pelbagai pencobaan mengerikan yang terkait dengan kebodohan manusia, betapa mulianya hal ini bahwa Allah yang penuh dengan kebaikan masih mau menggapai kita dan melihat adanya potensi di dalam diri kita. Peranan Allah ini sudah tentu merupakan isyarat "kemurahan" 18(3:4). Robinson menjabarkan "kemurahan" ini sebagai "kebergunaan seseorang bagi orang lain."19Betapa bergunanya hal ini bagi kita bahwa ketika kita telah mencapai tahapan yang menjijikkan (penuh kebencian), Allah cukup bermurah hati untuk menggapai dan menawarkan kita alam kehidupan yang lebih mulia dan cara hidup yang lebih baik!
Allah menunjukkan kemurahan hati karena "kasih"20-Nya. Di sini, kata untuk "kasih" bukanlah agape, jenis kasih yang biasanya dikaitkan dengan Allah (lihat 1Yohanes 4:8; Roma 5:8). Sebaliknya, Paulus dengan tepatnya memakai satu kata yang mengungkapkan kasih kebajikan dan kemurahan (yang diserukan oleh konteks ini dan yang juga Allah miliki secara berlimpah-limpah).
Ciri lain dari kebaikan hati Allah adalah "rahmat."21 Betapa suatu sifat yang menyenangkan bagi kebutuhan yang sangat diharapkan! Dalam kaitannya dengan kebutuhan kita yang sangat besar, "Ia menyelamatkan kita" (3:5). Kita yang sudah berbuat dosa tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri kita sendiri (Roma 3:23; 5:6-11; 2Korintus 3:5, 6; 1Yohanes 1:8, 10).
Rencana yang terkait dengan pengampunan memiliki dua aspek: (1) "Permandian kelahiran kembali" adalah cara untuk memperoleh hidup baru dengan jalan dibaptis ke dalam Kristus (Galatia 3:26, 27; Roma 6:3, 4; 2Korintus 5:17). 22(2) "Pembaharuan"23yang dikerjakan oleh Roh Kudus ini merupakan penggenapan janji Ilahi-Nya. Bila pemulihan oleh Roh ini terkait dengan kelahiran baru, maka agen Roh itu adalah Firman (bandingkan 1Petrus 1:22, 23 dengan Markus 16:15, 16; 1Korintus 12:13; Efesus 5:25). Jika ini merupakan pembaharuan Roh di dalam hidup kita dalam Kristus, maka pembaharuan itu harus menghasilkan buah-buah seperti dalam Galatia 5:22, 23.
Orang yang memungkinkan terjadinya kelahiran baru ini adalah Yesus Kristus, Juruselamat kita (3:6; lihat Kisah 4:12). Dalam 2:11-14 kita baca,
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita…
Kemungkinan yang dibuka untuk kita oleh rencana ilahi tersebut dan oleh Orang yang penting itu memiliki dua sisi: (1) Kita dibenarkan oleh kasih karunia-Nya (Efesus 2:1-10), dan (2) kita dijadikan ahli waris hidup yang kekal (3:7; 1:2; Ibrani 5:8, 9). Segala kebodohan kita di masa lalu diampuni dan kita diangkat ke dalam keluarga Allah untuk memiliki hidup yang kekal (lihat Galatia 4:4-7). Seperti yang dikatakan oleh William Penn, "Akhir kehidupan yang paling benar adalah mengetahui bahwa kehidupan itu tidak penah berakhir."24
PRILAKU KHUSUS DI TENGAH-TENGAH ORANG PERCAYA (AY. 8-11)
Ayat 2 sampai 7 memberi garis pedoman untuk mempersiapkan diri bagi "setiap pekerjaan yang baik" (3:1). Di dalam ayat-ayat itu Paulus memperlihatkan prilaku yang diminta, penyesuaian atau perubahan yang dibutuhkan, dan pelbagai kebaikan ilahi yang sudah disediakan oleh Allah dalam kemurahan, kasih, dan rahmat-Nya. Ayat 8 sampai 11 menantang kita untuk mempertahankan kehidupan dan pekerjaan yang baik itu, dengan menyiratkan adanya tindakan pendisiplinan yang harus diambil jika ada orang siapa saja berusaha untuk merusak sistem yang mulia dari Allah.
Perbuatan Yang Berguna (3:8)
Paulus menghendaki Titus untuk menguatkan hal-hal itu "dengan yakin"25(3:8). Satu-satunya kesempatan lain dimana kata ini dipakai dalam Perjanjian Baru adalah dalam 1Timotius 1:7. Namun demikian, orang-orang yang disebut di situ adalah orang-orang yang tidak "mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang mereka kemukakan secara mutlak." Betapa tragis jadinya jika guru-guru palsu merupakan satu-satunya orang yang memperlihatkan sifat itu sementara para penginjil Tuhan gagal mengetengahkan kebenaran itu dengan meyakinkan!
Paulus menghendaki semua penginjil menasihati saudara-saudara untuk "berusaha melakukan"26pekerjaan baik. Agar segala pekerjaan baik bisa dipertahankan, para pelayan Tuhan harus menghormati dan memperhatikan mereka. Kita bisa melengkapi diri kita untuk segala pekerjaan baik dengan mempelajari Kitab Suci (2Timotius 3:16).
Mengapakah kita harus mempertahankan pekerjaan baik itu? Sebab pekerjaan itu dari Allah dan pekerjaan itu "baik"—dengan begitu , menyukakan Allah. Efesus 2:10 berkata bahwa kita ini "buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Juga, perbuatan baik memang berguna bagi orang lain—dengan begitu, menyukakan manusia (1Timotius 4:8; lihat Galatia 4:8; 1Korintus 15:58).
Paulus punya resep bagi hubungan yang baik jauh sebelum penceramah Amerika, Dale Carnegie, mulai mengajarkan bagaimana memenangkan sahabat dan mempengaruhi manusia.
Perbuatan Yang Tak Berguna Dan Sia-Sia (3:9)
Orang Kristen harus "menghindari" 27beberapa bentuk diskusi (3:9). Kita harus menjauhkan diri dari persoalan yang "bodoh."28Betapa tragisnya suatu kelas Alkitab atau suatu diskusi di tengah-tengah saudara (termasuk pemberita injil) yang menyita waktu dengan pertanyaan tanpa pengetahuan, pertimbangan, atau hikmat (lihat Yakobus 1:5). Pertanyaan itu harus dianggap jahat dan tak beriman. Mereka yang terlibat di dalam diskusi tak berharga semacam itu adalah seperti orang yang mengabaikan dan memandang rendah apa yang terkait dengan keselamatan.
Kita harus menghindari "persoalan silsilah" (lihat Titus 1:9, 10, 14; 1Timotius 1:3-7; 6:3-5). Sebaliknya, kita harus berpegang teguh kepada Firman yang setia—dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Paulus meminta Titus untuk menghindari pelbagai pembahasan tentang pengetahuan silsilah. Legenda-legenda Yahudi pada masa itu tidak memiliki restu Allah dan bukan sumber yang benar bagi kebanggaan keluarga (lihat Filipi 3:1-9; Matius 3:7-9; Galatia 3:26-29). Kita jatuh ke dalam kategori yang sama di zaman kini ketika kita berfokus pada "apa yang kakek buyut saya katakan" atau bersikeras bahwa "Saudara anu melakukannya seperti itu, dan ia selalu menjadi penginjil kesukaan kami." Kita harus jangan membiarkan tradisi buatan manusia menjadi pengaruh utama di dalam kehidupan kita, menghalang-halangi pertumbuhan kita di dalam Kristus atau menjauhkan kita dari beberapa pekerjaan baik. Pedomannya adalah kebenaran, dan jalannya adalah Kristus (Yohanes 8:32; 14:6; 2Yohanes 9). Itu semua tetap tak berubah dan benar. Siapa saja, kerabat, warisan, atau tradisi yang mengarahkan kita untuk menjauhi Kristus dan kebenaran-Nya haruslah dihindari (lihat Ulangan 13:1-9; Matius 10:34-37; Lukas 12:51-53; 14:25, 26; 1Korintus 1:10-13).
Kita tidak boleh terlibat dalam "percekcokan." Pertanyaan bodoh dan penekanan yang berlebihan mengenai persoalan silsilah sudah terlalu sering menimbulkan percekcokan. Perdebatan itu diawali dengan masalah yang tidak penting sama sekali dan berakhir dengan caci-maki dan saudara-saudara menjadi terpecah-belah.
Memang menyedihkan ketika hukum Kristus, yang seharusnya mempersatukan manusia, ditangani dengan begitu buruknya sehingga menimbulkan "pertengkaran." 29Dengan cara inilah beberapa orang mengalami kelumpuhan rohani oleh karena analisa manusia. Mereka memperoleh hasutan berdasarkan dugaan, sambil membesar-besarkan masalah yang kecil dan mengecilkan masalah yang besar (atau menyepelekan hal yang sangat penting; lihat Matius 23:23, 24; Galatia 4:9-11). Prilaku ini "tidak berguna" (tidak membawa kemajuan) dan "tidak bernilai" (tidak memiliki tujuan).
William Barclay dengan tepatnya meringkas pemikiran tersebut:
Para filsuf Yunani menghabiskan waktu mereka dengan pelbagai persoalan mereka yang berbelit-belit. Para Rabi Yahudi menghabiskan waktu mereka dengan membangun khayalan dan mengedepankan silsilah-silsilah atas pelbagai tokoh Perjanjian Lama. Para Ahli Kitab Yahudi menghabiskan waktu berjam-jam terus-menerus dengan mendiskusikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, dan apa yang cemar. Pernah dikatakan bahwa yang berbahaya adalah bila ada manusia yang menganggap dirinya agamis oleh karena ia membahas pertanyaan-pertanyaan keagamaan. Ada sejenis kelompok diskusi yang berdebat demi untuk perdebatan itu sendiri. Ada juga sejenis kelompok orang yang bersedia berdebat berjam-jam tentang pelbagai pertanyaan teologis. Jauh lebih mudah membahas pelbagai pertanyaan teologis daripada bersikap baik hati dan penuh perhatian serta berguna di rumah, atau bersikap efisien dan rajin dan jujur di tempat kerja. Tidak akan ada kebaikan yang timbul dengan duduk mendiskusikan pelbagai pertanyaan teologis yang mendalam ketika tugas sederhana dari kehidupan Kristiani menunggu untuk dilaksanakan. Memang benar bahwa diskusi seperti itu tidak bisa berarti apa-apa selain pengelakan dari tugas-tugas Kristiani.
… Artinya ini sama sekali bukan untuk mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi diskusi Kristiani; melainkan untuk mengatakan bahwa diskusi yang tidak diakhiri dengan perbuatan adalah amat sangat membuang-buang waktu.30
Orang Yang Murtad Memerlukan Pendisiplinan Yang Korektif (3:10, 11)
Tuhan sudah tahu bahwa beberapa jiwa akan bersikeras melakukan kesalahan atau memperlihatkan prilaku yang jahat. Roh Kudus memberi kita satu nama bagi orang seperti itu: Orang itu adalah seorang "bidat"31 (3:10). Hasil dari pertengkaran adalah perpecahan.
Dalam 3:10b diberikan jalan yang harus dituruti untuk menangani orang seperti itu. Saudara-saudara harus memberi "peringatan" pertama dan kedua kepada anggota yang menimbulkan perpecahan (lihat Matius 18:15-17). Jika upaya ini tidak menghasilkan perubahan untuk selamanya, maka semua orang Kristen yang setia harus "menolak" dia. Semoga siapa saja yang menemukan orang pemecah-belah yang sudah ditegor sebagaimana seharusnya memperhatikan seruan Paulus ini untuk menolak atau menghindari dia. Artinya, kita harus menghindari sifatnya yang suka memecah-belah dan menolak dia untuk bergabung dengan orang atau kelompok mana saja yang condong untuk memecah-belah tubuh yang dibeli dengan darah Tuhan (lihat 1Korintus 1:10; Roma 16:17, 18; Kisah 20:29-31). Banyak saudara yang tulus telah disesatkan oleh muslihat iblis ini.
Mengapakah tindakan yang berani dan tegas ini harus diambil terhadap anggota mana saja dari tubuh Tuhan? Pada titik ini (setelah dilakukan pelbagai upaya untuk mengubah pikiran dan prilakunya), kita "tahu" bahwa orang seperti itu benar-benar "sesat" 32(3:11). Pengacau ini telah mengizinkan dirinya untuk dibelokkan dari Kristus dan dari jalan-Nya. Orang ini "berdosa"33, oleh sebab itu, kebenaran Allah dan prilakunya menunjukkan bahwa ia "menghukum dirinya sendiri."34Ia sadar bahwa reaksinya itu bertentangan dengan apa yang saudara-saudara sedang upayakan untuk ditunjukkan kepada dia melalui kebenaran dan peringatan, dan ia berniat untuk bersikeras dalam prilaku itu. Prilaku dan penolakannya untuk berubah membuat dia bertanggung jawab atas penghakiman yang harus ditanggungkan ke atas dia. Ini merupakan situasi yang menyedihkan, tetapi jika orang yang seharusnya mengikuti jejak kaki Yesus itu (1Petrus 2:21-25) bersikeras dalam pola ini, maka orang itu harus ditolak (2Tesalonika 3:6, 14, 15).
PELAJARAN 6: PERKATAAN TERAKHIR (Titus 3:12-15)
Kita cenderung melewati bagian akhir dari surat yang mengesankan ini sebagai perkataan pribadi Paulus yang tidak ada dampaknya terhadap saudara-saudara di zaman kini. Betapa salahnya pendapat itu!
PELBAGAI PENYESUAIAN DAN PENCAPAIAN (AY. 12-14)
Ketika kita membaca tentang Paulus yang memindahkan Artemas, Tikhikus, dan Titus dari satu tempat ke tempat lainnya (3:12), hal itu mengingatkan kita bahwa kita harus selalu bersikap menyesuaikan diri di dalam pelayanan Tuhan. Seruan Paulus terhadap saudara-saudara yang utama untuk melakukan pertukaran pelayanan mengajarkan kita satu pelajaran. Biarlah para anggota pindah ke wilayah yang membutuhkan tenaga atau yang cocok dengan dia (lihat Titus 1:5; Kisah 13:1-3; 16:6-10). Kita masing-masing memerlukan sikap dari lagu yang menantang ini:
Aku akan pergi ke tempat yang Engkau inginkan, Tuhan kekasih, Melintasi gunung, atau daratan, atau lautan; Aku akan mengatakan apa yang Engkau inginkan, Tuhan kekasih, Aku akan menjadi apa yang Engkau inginkan.35
Para pekerja memerlukan beberapa ketentuan untuk beberapa penyesuaian. Ini tercakup di dalam pengarahan yang Paulus berikan untuk menolong Zenas, ahli Taurat, dan Apolos (3:13). Ia memberitahu Titus untuk "tolonglah … dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa."36Pelayanan ini harus dilakukan "sebaik-baiknya."37Apakah sikap yang sama ini berdetak di dalam hati saudara-saudara di zaman kini sambil kita menggapai untuk menolong mereka yang akan "pergi memberitakan injil"?
Jika kita bisa menyesuaikan diri dan bersedia untuk membuat beberapa penyesuaian, maka kita bisa menikmati keberhasilan atau pencapaian. Paulus tahu bahwa orang Kristen perlu "belajar"38melakukan hal ini (3:14). Kita harus hidup dengan sikap ini sambil kita "melakukan39pekerjaan yang baik."
Kita harus memandang pekerjaan yang baik sebagai keharusan, sebab kebutuhan ini merupakan kebutuhan "pokok." 40Paulus tidak mengubah fokusnya, bahkan sampai kepada perkataan terakhir suratnya. Ia mendesak Titus dan semua orang Kristen untuk bertekun di dalam perbuatan yang baik dan menganggap praktik ini sebagai hal yang penting, benar, dan baik!
Semua bentuk penyesuaian dan pencapaian oleh saudara-saudara ini memiliki tujuan yang berharga: "supaya hidup mereka jangan tidak berbuah." Dalam Yohanes 15:8 Kristus berkata, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
KEBERSAMAAN YANG MENAKJUBKAN (AY. 15)
Perkataan Paulus mencerminkan sikap kebersamaan di antara dia dan para teman sekerjanya: "Salam dari semua orang yang bersama aku di sini" (3:15; huruf miring oleh saya). Kebersamaan itu dibagi dengan semua orang Kristen di pelbagai tempat lain: "Sampaikanlah salamku kepada mereka yang mengasihi kami di dalam iman." Kebersamaan kekeluargaan di antara umat Kristen ini adalah menakjubkan. Orang bisa pergi ke negeri lain di tengah-tengah ras dan budaya yang lain dan segera mendapatkan persekutuan yang kuat dan dalam. Kebapakan Allah dan persaudaraan manusia mengembang dalam cara yang murni. Kebersamaan itu terkait dengan Allah, yang kasih karunia-Nya akan "menyertai kamu sekalian!"
RINGKASAN
Maka berakhirlah surat yang pendek namun penting ini. Karena surat itu dikirimkan ke salah satu wilayah dunia yang paling gelap secara moral dan spiritual, maka surat itu bercahaya sangat terang sebagai bentuk demonstrasi ilahi bahwa Allah Yehovah dan rencana penebusan-Nya melalui Kristus adalah benar-benar suatu kecukupan kita (2Korintus 3:4-6).
Terjalin dengan kisah Paulus, Titus, dan Kreta adalah berita baik dimana Titus didesak untuk membaginya dengan orang-orang amoral di sekeliling dia. Karena mengetahui kondisi mereka, Paulus tidak ragu-ragu tentang apa yang Titus bisa dan harus lakukan:
[Paulus tidak berkata kepada Titus:] "Biarkan mereka sendirian. Mereka tidak punya harapan dan semua manusia mengetahui hal itu." Ia berkata: "Mereka memang buruk dan semua manusia mengetahui hal itu. Pergi dan ubahlah hidup mereka." Ada beberapa nas yang sangat memperlihatkan optimisme ilahi tentang misionari dan penginjil Kristen, yang menolak untuk menganggap manusia mana saja sebagai tidak punya harapan. Semakin besar kejahatan, semakin besar tantangan. Ini merupakan keyakinan orang Kristen bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk dilawan dan dikalahkan oleh kasih karunia Yesus Kristus.41
Dengan optimisme seperti itu dan dengan kisah seperti itu untuk diceritakan, marilah kita masuk ke dalam wilayah-wilayah dunia yang gelap sebagai umat kepunyaan Allah yang "rajin berbuat baik" (2:14).
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) TITUS 3
PENTINGNYA PEKERJAAN YANG BAIK
Pasal terakhir dari surat pendek kepada Titus mencakup salah satu nas paling agung dan indah di dalam Alkitab...
TITUS 3
PENTINGNYA PEKERJAAN YANG BAIK
Pasal terakhir dari surat pendek kepada Titus mencakup salah satu nas paling agung dan indah di dalam Alkitab, ayat-ayat yang telah disebut sebagai "inti injil."1
Dua "penyangga" muncul, menekankan perlunya perbuatan baik. Dalam 3:1, Paulus berkata, "Ingatkanlah mereka supaya … siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik." Kemudian dalam 3:8, ia berkata, "Bicaralah dengan yakin, sehingga [mereka] akan berhati-hati untuk melakukan pekerjaan yang baik" (NASB). Paulus pertama-tama memberikan beberapa contoh tentang "apa" perbuatan yang baik itu (3:1, 2). Lalu ia memberikan dasar teologis untuk "alasan" orang Kristen melakukan perbuatan baik (3:3-7). Paulus menutup surat itu dengan instruksi terakhirnya kepada Titus (3:8-15).
TFTWMS: Titus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ketaatan (Yun.: peitharcheo)-"menaati (seorang penguasa atau atasan) Kisah 5:29, 32 … pemerintah, Titus 3:1 … mendengarka...
Catatan Akhir:
- 1 Ketaatan (Yun.: peitharcheo)-"menaati (seorang penguasa atau atasan) Kisah 5:29, 32 … pemerintah, Titus 3:1 … mendengarkan seseorang menasihati sesuatu" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 497).
- 2 Berkuasa (Yun.: exousia)-"seorang penguasa, pemerintahan manusia … Titus 3:1.…" (Thayer, 225).
- 3 Siap (Yun.: etoimos)-"siap memberikan … pantas, sesuai dengan musimnya, siap, dipersiapkan" (Thayer, 255).
- 4 Memfitnah (Yun.: blasphemo) "bicara dengan penuh celaan, mencerca, mencaci-maki … dikatakan jahat … [Khususnya,] tentang mereka yang dengan omongannya yang menghina secara sengaja tidak menghormati Allah atau hal-hal yang suci" (Thayer, 102)
- 5 Bertengkar (Yun.: amachos) "… tidak untuk dipertahankan … lebih jarang menjauhkan diri dari perkelahian … Tidak suka bertengkar: 1Tim. 3:3; Tit. 3:2" (Thayer, 3:1).
- 6 Ramah (Yun.: epieikes) "patut … wajar, lumayan, mendingan, 1Tim. 3:3; Tit. 3:2; 1Pet. 2:18; Yak. 3:17 … Fil. 4:5" (Thayer, 238).
- 7 Lemah-lembut (Yun.: prautes) "… kelembutan, kerendahan hati, kesopanan, baik budi, lembut … Tit. 3:2 … Gal. 5:23; Kol. 3:12; Efe. 4:2 … 2Tim. 2:25 … karakter seorang bishop, 1Tim. 3:2" (Walter Bauer, A Greek- English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 705).
- 8 William Barclay, New Testament Words (London: SCM Press, 1964), 240ff.
- 9 Bodoh (Yun.: anoetos ) "… tidak berpengetahuan, tidak bijak, … 1Tim. 7:9.…" (Thayer, 48); "… tidak cerdas … tidak berpiki r… berhawa nafsu" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 60).
- 10 Tidak taat (Yun.: apeitheis) "… tidak bisa diyakinkan, tidak percaya, … Rom. 1:30; 2Tim. 3:2 … Tit. 1:16; 3:3" (Robinson, 69).
- 11 Sesat (Yun.: planao) "… tersesat … kesana-kemari … terpedaya … Tit 3:3, pikiran mereka sesat, Ibrani. 3:10 … salah dalam menilai … Mrk. 12:24 … 2Tim. 3:13" (Arndt and Gingrich, 671); "… menyebabkan kesalahan … membuat penilaian yang salah … membujuk ke luar dari kebenaran" (Robinson, 586).
- 12 Nafsu dan keinginan (Yun.: epithumia)-"dalam pengertian yang jelek seperti menginginkan sesuatu yang terlarang" (Arndt and Gingrich, 293); dipadukan dengan "kesenangan" (Yun.: hedone)-"kegembiraan, kesukaan, … tentang kesenangan perasaan: Luk. 8:14…Titus 3:3; Yakobus 4:3; 2Petrus. 2:13 … keinginan, selera, nafsu, Yakobus 4:1" (Robinson, 323).
- 13 Diperhamba (Yun.: douleuo)-"dalam pengertian yang jelek, tentang orang-orang yang menjadi hamba kepada beberapa kuasa yang buruk, menyerah kepada, menyerahkan diri kepada … Rom. 6:6 … &;25 … Titus 3:3 … terjerat, penangkapan … melayani, tunduk kepada … orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak orang lain, 1Kor. 7:23 … Yoh. 8:34; Rom. 6:17, 20" (Thayer, 157-58).
- 14 Kejahatan (Yun.: kakia)-"dalam kejahatan P.B., jahat dalam pengertian moral … kejahatan, kebejatan … Yakobus 1:21; 1Petrus. 2:16 … kejahatan … Efesus 4:31; Kolose 3:8; Titus 3:3; 1Petrus. 2:1" (Robinson, 370).
- 15 Kedengkian (Yun.: phthonos)-"dengki, iri … Titus 3:3 … Rom. 1:29" (Arndt and Gingrich, 865).
- 16 Lewis C. Henry, Best Quotations for All Occasions (Greenwich, Conn.: Fawcett Publications, 1945), 68.
- 17 Membenci (Yun.: stugetos)-"dibenci … menjijikkan, merasa benci, Titus 3:3" (Thayer, 591).
- 18 Kemurahan (Yun.: chrestites)-"kebaikan moral, integritas … kemurahan hati. Rom. 2:4 … Kolose 3:12; Titus 3:4" (Thayer, 672).
- 19 Robinson, 787.
- 20 Kasih (Yun.: philanthropia)-"kasih manusia, perbuatan baik … Titus 3:4" (Thayer, 653); "… kemurahan Allah … seperti kebaikan penguasa … Lebih kepada pengertian keramah-tamahan" (Arndt and Gingrich, 866).
- 21 Rahmat (Yun.: eleos) "… rahmat: yang dari Allah untuk orang berdosa, Titus 3:5 … kesiapan untuk menolong mereka yang dalam kesulitan … niat baik terhadap orang yang sengsara dan teraniaya, ditambah dengan keinginan untuk melegakan mereka" (Thayer, 203-4).
- 22 Adalah penting untuk membedakan nas dalam Titus yang sekarang ini sedang kita bahas dengan perbuatan kebenaran. Baptisan merupakan suatu tindakan iman. Baptisan bukanlah perbuatan kebenaran yang dengannya orang mendapatkan keselamatan, dan oleh sebab itu baptisan tidak dibuang oleh nas-nas itu yang berkata dengan tegas bahwa keselamatan 'bukan oleh perbuatan.'" (Raymond Kelcy, "Titus," Messages of the Books of the New Testament [Fort Worth, Tex.: Fort Worth Christian College Bookstore, 1961], 254).
- 23 Pembaharuan (Yun.: anakainosis )-"renovasi, perubahan yang komplit untuk lebih baik … dipengaruhi oleh Roh Kudus, Titus 3:5" (Thayer, 38). Lihat Kisah 2:38; 5:32; Roma 8:9.
- 24 Lloyd Cory, Quotable Quotations (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1985), 118.
- 25 Dengan yakin (Yun.: diabebaiomai)-"bersikeras" (Arndt and Gingrich, 180).
- 26 Melakukan (Yun.: proistasthai)-"Meletakkan atau menempatkan di hadapan…1Timotius 5:17 … menjadi seorang pelindung … menjaga, memberi perhatian kepada … memiliki pekerjaan yang jujur" (Thayer, 539-40). Penginjil harus menjadi pemula yang mandiri dalam melaksanakan tantangan ini.
- 27 Menghindari (Yun.: periistemi)-" memalingkan diri terhadap … untuk maksud menghindari sesuatu, dengan begitu, mengelak, menghindar, 2Tim. 2:16; Tit. 3:9" (Thayer, 503).
- 28 Bodoh (Yun.: moros)-"tanpa belajar atau pengetahuan, 1Kor. 1:27; 3:18; 4:10 … tanpa pemikiran sebelumnya atau hikmat, Mat. 7:26; 23:17, 19 … kosong, tak berguna … 2Tim. 2:23; Tit. 3:9 … jahat, tak beriman (sebab orang seperti itu mengabaikan dan memandang rendah apa yang terkait dengan keselamatan), Mat. 5:22" (Thayer, 420).
- 29 Pertengkaran (Yun.: mache )-"pertempuran … tentang mereka dalam persenjataan, pertempuran, tentang orang-orang yang beragam … perselisihan: 2Kor. 7:5; 2Timotius 2:23; Yakobus 4:1…Titus 3:9.
- 30 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 303.
- 31 Bidat (Yun.: hairetikos)-"partisan, orang yang memulai atau kepunyaan suatu 'ajaran bidah,' Tit. 3:10 … seorang bidat" (Robinson, 17; "… menyebabkan perpecahan" (Arndt and Gingrich, 23); "… perpecahan … pengikut ajaran palsu" (Thayer, 16).
- 32 Sesat (Yun.: exestraptai)-"memutar atau memelintir … membalik bagian dalam ke luar .… Berpaling terhadap, menukar, mengubah kehidupan dan cara seseorang … melakukan subversi … terhadap iman … Titus 3:11" (Robinson, 234); suatu produk sempurna yang menyimpang.
- 33 Berdosa (Yun.: harmartanei)-"… meleset, kesalahan, keliru … meninggalkan kebenaran, tugas, hukum dengan sukarela" (Robinson, 35).
- 34 Menghukum dirinya sendiri (Yun.: autokatakritos)-"dinilai buruk oleh diri sendiri" (Robert Young, Analytical Concordance to the Bible [New York: Funk & Wagnalls Co., 1893], 196).
- 35 Mary Brown, "I'll Go Where You Want Me To Go."
- 36 Tolonglah [dia] dalam perjalanan [dia] (Yun.: propempson)-"menolong perjalanan seseorang dengan makanan, uang, dengan mengatur teman seperjalanan, sarana perjalanan, dll., mengutus pergi seseorang … 1Kor. 16:11 … Titus 3:13 (Arndt and Gingrich, 716).
- 37 Sebaik-baiknya (Yun.: spoudazo)-"… mempercepat … 2Timotius 4:9, 21; Titus 3:12 … mendesak diri sendiri, usaha keras, bertekun … Gal. 2:10; Efe. 4:3.…" (Thayer, 585).
- 38 Belajar (Yun.: manthanetosan)-Kata ini meminta upaya yang biasa dan setia dalam belajar lewat "mencari tahu dari orang lain, atau dari mengajar, belajar, pengamatan, belajar, diajar … 1Tim. 2:11; 2Tim. 3:7 … Matius 11:29 … mempelajari siapa saja, yaitu, pelbagai doktrin, perintahnya … diberitahu … mengerti, memahami, Wahyu. 14:3 … belajar lewat pengalaman, … melakukan berdasarkan kebiasaan, menjadi kebiasaan … 1Timotius 5:4, 13; Titus 3:14" (Robinson, 442).
- 39 Melakukan (Yun.: proistemi )-bersikap "tekun, mempraktikkan, mempertahankan, perhatian pada apa saja" (Robinson, 620).
- 40 Pokok (Yun.: anagkaios)-"memerlukan, keharusan … penting … merupakan masalah tugas, Ibrani. 8:3 … berpikir benar dan tepat, 2Kor. 9:5; Fil. 2:25" (Robinson, 43-44). 41 Barclay, 278.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Titus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 198...
Catatan Akhir:
- 1 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 326.
- 2 "Ingatkanlah" berasal dari uJpomimnhø÷skw (hupomimnēskō), yang juga digunakan dalam 2 Timotius 2:14.
- 3 Untuk nas-nas tentang pengingat, lihat Fil. 3: 1; 2 Pet. 1:12, 13; 3:1; 1 Yoh. 2:21, 24.
- 4 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 138.
- 5 Ibid., 353. Paulus menggunakan archē dan exousia di Roma 13 untuk menunjukkan penguasa sipil dan yang lainnya.
- 6 Paulus menyebutkan orang-orang yang harus "tunduk" (hupotassō) kepada orang lain. (Lihat Tit. 2:5, 9.)
- 7 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 438-39.
- 8 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 258.
- 9 Polybius Histories 6.46.
- 10 Bauer, 401.
- 11 Ergon juga dapat diterjemahkan sebagai kata benda "pekerjaan", seperti dalam 1 Timotius 3:1. Ungkapan Yunani yang diterjemahkan "hati nurani yang murni" dalam 1 Timotius 1:5 menggunakan bentuk agathos.
- 12 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 153.
- 13 Dalam 3:8, 14, ungkapan "perbuatan baik" diterjemahkan dari kalwvn e¡rgwn (kalōn ergō ), yang berisi kata yang berbeda untuk "baik".
- 14 Bauer, 178. Beberapa penghujat disebutkan namanya dalam 1 Timotius 1:20. Paulus pernah menjadi penghujat sebelum pertobatannya, bicara jahat melawan Kristus (1 Timotius 1:13).
- 15 Amachos juga diterjemahkan "damai" dalam 1 Timotius 3:3.
- 16 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 imothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 200.
- 17 Epieikēs diterjemahkan sebagai "peramah" dalam 1 Timotius 3: 3.
- 18 Bauer, 861.
- 19 Pentingnya istilah prautēs ("keramahan") dibahas dalam kaitannya dengan 1 Timotius 6:11.
- 20 Vine, Unger, and White, 246.
- 21 Bauer, 84.
- 22 22 "Tidak taat " (apeithēs) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan guru-guru palsu di pulau Kreta (Tit. 1:16).
- 23 23 Bentuk planaō diterjemahkan sebagai "menipu" dan "ditipu" dalam 2 Timotius 3:13.
- 24 Bauer, 259. Satu bentuk douleuō diterjemahkan "melayani" dalam 1 Timotius 6:2.
- 25 "Nafsu" berasal dari kata ejpiqumi÷a (epithumia), yang diterjemahkan "keinginan-keinginan" dalam 2:12.
- 26 The American Heritage Dictionary , 5th ed. (2012), s.v. "hedonism."
- 27 Stott, 202.
- 28 Bauer, 500.
- 29 "Pengertian jahat ini selalu melekat pada kata ini" (Vine, Unger, and White, 204).
- 30 Bauer, 949.
- 31 A. T. Hanson, The Pastoral Epistles, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 190.
- 32 Bauer, 652. Dalam konteks lain, seperti Lukas 14:26, miseō dapat memiliki makna yang kurang ketat. (Bauer,
- 33 Ungkapan "Allah Juruselamat kita" dibahas dalam konteks 1 Timotius 2:3.
- 34 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 286.
- 35 Bauer, 1090.
- 36 Vine, Unger, and White, 382.
- 37 Bauer, 1055.
- 38 Ronald A. Ward, Commentary on 1 & 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 269.
- 39 Aorist tense kadang-kadang dianggap sebagai past tense , tetapi tense dalam bahasa Yunani memiliki banyak kaitan dengan tindakan seperti yang mereka lakukan dengan waktu. Aorist tense menunjukkan tindakan yang sudah selesai di masa lalu.
- 40 "Dasar" adalah terjemahan dari kata ejx (ex), yang biasanya berarti "keluar dari."
- 41 Bauer, 248. Mengenai "benar" dan "keadilan," lihat 1 Tim. 1:9.
- 42 "Karena" adalah terjemahan kata (kata).
- 43 Bauer, 316. Jenis "rahmat" ini termasuk dalam salam Paulus dalam 1 Timotius 1:2.
- 44 Vine, Unger, and White, 666-67; Bauer, 603.
- 45 Bauer, 603.
- 46 Satu-satunya kesempatan lain palingenesia digunakan dalam Perjanjian Baru (Mat, 19:28), kata itu mengacu kepada pembaharuan segala sesuatu. Dalam nas itu, Alkitab ESV menulis "dunia baru."
- 47 "Dan" adalah dari gabungan kai ÷ (kai). Beberapa orang (Vine, Unger, and White, 517-18.) Vine, Unger, and White, 517-18).
- 48 Kata "oleh" dipasok oleh para penerjemah. "Roh Kudus" berada dalam genitive case dalam teks Yunani. Terjemahan yang paling umum atas genitive case akan berupa "milik Roh Kudus" (ASV; NKJV; NEB; ESV). Alkitab NASB dan NIV menulis "oleh."
- 49 Kisah Para Rasul 2:38 dibahas secara rinci dalam David L. Roper, Acts 1-14, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 81-89.
- 50 J. W. Roberts, Titus, Philemon and James, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1963), 24.
- 51 Vine, Unger, and White, 478; Bauer, 312.
- 52 Roma 5:5 dibahas dalam David L. Roper, Romans 1-7: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2013), 326-28.
- 53 Plousiō digunakan dalam 1 Timotius 6:17, 18, di mana Paulus mengatakan "orang kaya" harus menjadi "kaya" dalam pekerjaan baik.
- 54 Bauer, 249. Dikaioō diterjemahkan sebagai "dibenarkan" dalam 1 Timotius 3:16, memebrikan arti bahwa orang itu terbukti benar.
- 55 "Kasih Karunia" ( ca÷riß, charis) adalah bagian dari ucapan Paulus dalam 1 Timotius 1:2.
- 56 "Harapan" ( ejlpi֧, elpis) juga disertakan dalam salam Paulus dalam 1 Timotius 1:1.
- 57 Paulus bicara tentang "hidup yang kekal" dalam 1 Timotius 1:16 dan 6:12, dan juga dalam Titus 1:2.
- 58 William Penn, A Collection of the Works of William Penn, vol. 1 (London: J. Sowle, 1726), 841.
- 59 Lihat 1 Tim. 1:15; 3:1; 4:7-9. Untuk perkataan terakhir Paulus tentang "perkataan ini benar," lihat komentar tentang 2 Tim. 2:11-13
- 60 "Apa yang mengikuti (ayat 8-11) tidak memiliki struktur sebuah kutipan" ((Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary [Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999], 353).
- 61 Bauer, 1066; Vine, Unger, and White, 89.
- 62 Paulus dua kali menggunakan bentuk kata ini dalam mengatakan bahwa seorang penatua harus "dapat mengatur" rumah tangganya dengan baik (lihat 1 Tim. 3:4, 5).
- 63 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers Publishers, 1931), 607.
- 64 William Barclay mencatat bahwa proistēmi digunakan untuk penjaga toko yang berdiri di depan tokonya, menggembar-gemborkan barang dagangannya. (Barclay, 264.)
- 65 Denny Petrillo, Commentary on 1, 2 Timothy & Titus (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1998), 192.
- 66 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 268.
- 67 Bauer, 1108. Lihatlah bagaimana ōphelimos digunakan dalam 1 Timotius 4:8 dan 2 Timotius 3:16.
- 68 Paulus berbicara tentang "spekulasi bodoh [ mwro÷ß, mōros]" dalam 2 Timotius 2:23, dan "pertanyaan-pertanyaan yang kontroversial" (dari zh÷thsiß, zētēsis) disebutkan dalam 1 Timotius 6:4.
- 69 "Silsilah yang tak ada habisnya" dipasangkan dengan "dongeng-dongeng" dalam 1 Timotius 1:4. Ajaran palsu tentang Kreta ini memiliki karakteristik khas Yahudi (Tit. 1:10, 14).
- 70 Eris adalah "keterlibatan dalam persaingan, [terutama dengan acuan] kepada posisi yang diambil dalam suatu masalah" (Bauer, 392).
- 71 Satu bentuk machē diterjemahkan "pertengkaran" dalam 2 Timotius 2:23.
- 72 Vine, Unger, and White, 356.
- 73 Hukum Taurat dibahas panjang lebar sehubungan dengan 1 Timotius 1:8-11.
- 74 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Colossians, to the Thessalonians, to Timothy, to Titus and to Philemon (N.p.: Lutheran Book Concern, 1937; reprint, Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946), 941.
- 75 The American Heritage Dictionary , 5th ed. (2012), s.v. "avoid."
- 76 Vine, Unger, and White, 47.
- 77 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 220. Dalam 3:9, periistēmi muncul sebagai present middle imperative.
- 78 Ia mengungkapkan keprihatinan yang sama dalam 1 Timotius 6:4, 20.
- 79 Vine, Unger, and White, 653.
- 80 Bauer, 621.
- 81 Vine, Unger, and White, 198. Mataios sebelumnya muncul dengan kata majemuk yang diterjemahkan "diskusi yang sia-sia" dan "omong kosong" (lihat 1 Tim.1:6; Tit. 1:10).
- 82 Ibid., 303.
- 83 Bauer, 28.
- 84 Barclay, 265.
- 85 Vine, Unger, and White, 470.
- 86 Bauer, 309.
- 87 "Menghukum dirinya sendiri" berasal dari aujtokata÷kritoß (autokatakritos). Itu terdiri dari aujto÷ß (autos, "sendiri") ditambah kri÷siß (krisis, "penghakiman") diperkuat oleh kata÷ (kata, "menurut").
- 88 Bentuk-bentuk paraiteomai diterjemahkan "tidak ada hubungannya dengan" dan "menolak" dalam 1 Timotius 4:7; 5:11; 2 Timotius 2:23.
- 89 Bauer, 764.
- 90 Gustav Stählin, "aitéō," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 30.
- 91 Beberapa ayat kemudian, Paulus mengacukan semua orang Kristen di Kreta (lihat 3:14, 15).
- 92 Vine, Unger, and White, 13.
- 93 Bauer, 679.
- 94 Tikhikus juga disebut dalam Kisah Para Rasul 20:4 dan 2 Timotius 4:12.
- 95 Ia tidak berada di Nikopolis ketika ia menulis. Ia tidak mengatakan, "Saya telah memutuskan untuk menghabiskan musim dingin di sini ," tapi "Saya telah memutuskan untuk menghabiskan musim dingin di sana."
- 96 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 397.
- 97 Lihat 2 Tim. 4:10.
- 98 Vine, Unger, and White, 169; Bauer, 939. Satu bentuk spoudazō diterjemahkan "rajin" dalam 2 Timotius 2:15.
- 99 Orang lain bernama Tertullus disebut sebagai "seorang pengacara" ( rJh/twr, rhetōr, "pembicara publik") dalam Kisah Para Rasul 24:1. Ada kemungkinan ia berpengalaman dalam hukum Romawi.
- 100 Lihat Kisah Para Rasul 18:24-28; 19:1; 1 Kor. 1:12; 3:4-6, 22; 4:6; 16:12.
- 101 Bauer, 873. Kata itu juga dapat mengikutsertakan para pelancong yang menemani untuk beberapa jauh perjalanan atau sampai akhir perjalanan (lihat Kisah 20:38; 21:5).
- 102 "Sebaik-baiknya" adalah terjemahan dari kata keterangan spoudai÷wß (spoudaiōs), yang berhubungan dengan kata kerja yang diterjemahkan "berusahalah" ( spoudazō ) dalam 3:12. Spoudaiō diterjemahkan dengan "penuh semangat" dalam 2 Timotius 1:17 (NASB).
- 103 "Kekurangan" adalah dari kata yang diterjemahkan "sisa-sisa" ( lei÷pw, leipō) dalam 1:5.
- 104 Satu bentuk proistēmi muncul dalam frasa yang diterjemahkan "melakukan pekerjaan yang perbuatan baik" dalam 3:8.
- 105 Hendriksen, 399 (penekanan ditambahkan).
- 106 Bauer, 870.
- 107 Ibid., 35.
- 108 Vine, Unger, and White, 361.
- 109 Kedua contoh "salam" dalam 3:15 dan kemunculan dalam 2 Timotius 4:19 adalah dari ajspa÷zomai (aspazomai).
- 110 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart, Germany: German Bible Society, 1994), 586.
- 111 Hendriksen, 392.
- 112 Stott, 204.
- 113 Raymond Kelcy, "Titus," in Fort Worth Christian College Lectures (1962): 254.
- 114 Lenski, 935.
- 115 Geoffrey W. Bromiley, "Baptismal Regeneration," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:428.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA TITUS
PENGANTAR
Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi
teman sekerja dan pembantu Paulus
SURAT PAULUS KEPADA TITUS
PENGANTAR
Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi teman sekerja dan pembantu Paulus dalam pekerjaannya. Surat ini ditujukan kepada Titus yang pada waktu itu berada di Kreta karena telah ditinggalkan di sana oleh Paulus untuk mengurus jemaat di sana. Ada tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini.
Pertama, Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang boleh menjadi pemimpin jemaat. Hal itu dikemukakan terutama karena kelakuan orang-orang di Kreta banyak yang jahat. Kedua, Titus dinasihati mengenai bagaimana seharusnya ia mengajar setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat itu, yaitu golongan laki-laki dan wanita yang sudah tua (yang seharusnya mengajar pula orang-orang yang lebih muda dari mereka), golongan orang-orang muda, dan golongan hamba-hamba. Akhirnya Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen. Yang paling penting ialah bahwa orang Kristen harus peramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau menimbulkan perpecahan.
Isi
- Pendahuluan
Tit 1:1-4 - Pemimpin-pemimpin jemaat
Tit 1:5-16 - Kewajiban pelbagai golongan orang di dalam jemaat
Tit 2:1-15 - Nasihat dan peringatan
Tit 3:1-11 - Penutup
Tit 3:12-15
Ajaran: Titus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti arti dan isi pengajaran Kitab Titus,
sehingga mereka melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pendah
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti arti dan isi pengajaran Kitab Titus, sehingga mereka melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65 Masehi.
Penerima : Titus (Tit 1:4). (Dan juga setiap orang Kristen). Di daerah Kreta ini, perkembangan Injil terancam oleh orang-orang yang tidak tertib hidupnya. Dengan omongan-omongan yang sia-sia mereka mau menyesatkan pikiran orang Kristen (Tit 1:10), yaitu dengan ajaran-ajaran tentang penyunatan, yang sebenarnya tidak ada artinya sedikitpun di dalam keselamatan.
Isi Kitab: Kitab Titus terbagi atas 3 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat pengajaran Rasul Paulus dalam memperbaiki kehidupan jemaat, yang terancam termakan oleh kehidupan yang tidak baik, omongan kosong, yang semuanya itu tidak sesuai dengan kehidupan sebagai orang Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Titus
Pasal 1 (Tit 1:1-16).
Pengajaran tentang persyaratan pekerja gereja
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyebut Titus sebagai anak rohaninya dan ia meminta Titus agar tetap setia melayani di pulau Kreta. Kemudian ia mengajarkan tentang syarat-syarat kehidupan seorang pekerja Gereja.
Pendalaman
- Bacalah pasal Tit 1:5-6,7. _Tanyakan_:\ - Sebutkanlah syarat-syarat seorang pekerja Gereja - Mengapakah persyaratan itu penting bagi seorang pekerja Gereja? (lihat ayat 7-10; Tit 1:7-10).
- Bacalah pasal Tit 1:16. _Tanyakan_:\ - Apakah yang membuktikan seorang tidak mengenal Allah?
Pasal 2-3 (Tit 2:1-3:15).
Pengajaran tentang kewajiban orang-orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang Kristen baik ia seorang tua, muda, kaya atau miskin hendaklah hidup dengan benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Tit 2:1-10. _Tanyakan_:\ - Bagaimanakah kehidupan laki-laki yang tua? (lihat ayat 2; Tit 2:2). - Bagaimanakah cara hidup seorang wanita tua? (lihat ayat 3-5; Tit 2:3-5). - Bagaimanakah cara hidup seorang muda? (lihat ayat 7-8; Tit 2:7-8). - Bagaimanakah cara hidup seorang pekerja/pegawai? (lihat ayat 9-10; Tit 2:9-10).
- Bacalah pasal Tit 2:11. _Tanyakan_:\ - Dengan apakah semua orang diselamatkan?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Titus jelas diketahui tentang kehidupan sebagai pekerja gereja, hamba Tuhan maupun kehidupan dari setiap orang Kristen.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Titus?
- Mengapakah setiap orang percaya harus hidup saling menghormati? (Pasa Tit 2:10).
Intisari: Titus (Pendahuluan Kitab) Panggilan untuk kehidupan Kristen yang praktisSIAPAKAH TITUS?Surat ini mungkin ditulis pada waktu dan tempat yang hampir sama dengan surat I Timotius.
Panggilan untuk kehidupan Kristen yang praktis
SIAPAKAH TITUS?
Surat ini mungkin ditulis pada waktu dan tempat yang hampir sama dengan surat I Timotius. Seperti Timotius, Titus adalah salah satu anak rohani Paulus (Tit 1:4). Tidak dapat diragukan bahwa Titus bertobat pada awal pelayanan Paulus. Ia diajak Paulus dan Barnabas ke Yerusalem, kota yang dikunjungi Paulus tujuh belas tahun setelah pertobatannya. (Gal 2:1). Paulus memberi Titus tugas yang sulit, yaitu mencoba menyelesaikan masalah yang timbul dalam gereja di Korintus, dan dalam suratnya yang kedua kepada gereja itu kita mengetahui bagaimana ia diterima dengan baik di sana (2Kor 7:6, 7). Jelaslah bahwa Paulus menaruh kepercayaan penuh pada kemampuan Titus, sebab kemudian ia ditinggalkan di Kreta untuk memegang peranan penting dalam kepemimpinan gereja di sana (Tit 1:5). Orang-orang Kreta pada umumnya terkenal sebagai orang- orang yang suka bergolak dan sukar dikendalikan. Tidak seperti Timotius, Titus bukan orang Yahudi asli dan ia tidak disunat (Gal 2:3). Ia digambarkan sebagai 'tokoh yang sangat mengundang tanda tanya dalam sejarah kekristenan mula-mula'. Ia juga dijuluki sebagai 'sepotong kain merah lusuh bagi orang-orang Yahudi, tetapi merupakan bendera kebebasan bagi orang bukan Yahudi'. Dalam istilah modern kita dapat menggambarkan Titus sebagai seorang pendobrak' - orang yang mampu menghadapi keadaan yang rawan. Ia sudah pasti merupakan sumber yang membesarkan hati Rasul Paulus.
NASIHAT PRAKTIS.
Ketika Paulus mendengar bahwa Apolos segera akan berangkat ke Kreta, ia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirimkan sepucuk surat pada Titus. Surat ini penuh dengan nasihat praktis dan peringatan terhadap ajaran sesat. Orang menangkap kesan bahwa karakter Titus lebih kuat daripada Timotius, karena itu Paulus tidak terlalu kuatir tentang dia dan bagaimana orang lain memperlakukannya. Surat ini berisi dua pernyataan yang sangat lengkap tentang Injil dalam Perjanjian Baru - Tit 2:11-14 dan Tit 3:4-7. Seringkali ada perdebatan yang mengatakan bahwa pada saat-saat akhir hidupnya, Rasul Paulus kurang mempedulikan kedatangan Kristus, tetapi kita melihat dari surat ini bahwa itu tidak benar (Tit 2:13).
Pesan dan Penerapan
1. Pentingnya kepemimpinan rohanI (Tit 1:5-16 )
Titus ditugaskan untuk mengangkat penatua-penatua di Kreta. Untuk itu ia diberikan petunjuk-petunjuk secara terperinci mengenai syarat-syarat yang harus mereka miliki. Selain itu, Titus tidak diberi gambaran mengenai masalah-masalah yang mungkin dihadapinya di antara orang Kreta. Kepemimpinan rohani sejati merupakan hal penting dan utama dalam kehidupan gereja dan kriteria yang. ditentukan oleh Paulus masih berlaku sampai sekarang.
2. Kehidupan Kristen dalam kenyataan (Tit 2:1-10 )
Mungkin saja apa yang disampaikan dalam bentuk kata-kata atau tulisan secara umum, pesannya tidak diterapkan pada setiap orang. Paulus membagi-bagi kelompok umur dengan masalah mereka masing-masing dan memberikan kepada setiap kelompok nasihat praktis hakiki yang harus diterapkan dalam tingkah laku mereka.
3. Berita Injil secara singkat (Tit 2:11-14 )
Dalam satu kalimat yang panjang Paulus menyampaikan berbagai aspek pesan Kristen. Allah telah mengambil inisiatif. Kita perlu memperhatikan bahwa hanya anugerah Allah yang dapat membawa keselamatan dan semua ini diwujudkan dalam seorang pribadi, yaitu Yesus Kristus Tuhan. Lebih dari itu, pesan ini ditujukan kepada semua orang di mana pun mereka berada. Diselamatkan, bukanlah semata-mata pengalaman mistis, keselamatan mempunyai arti praktis yang penting. Secara negatif berarti berbalik dari cara hidup yang lama; secara positif berarti menghayati hidup yang benar. Kristen mempunyai pengharapan yang mulia, yaitu datangnya kembali Tuhan dan Juruselamat mereka dalam tubuh kemuliaan. Pengharapan ini menjadi pendorong untuk hidup dalam kekudusan. Pula, ini berdampak kuat mempengaruhi sifat dan kelakuan Kristen.
4. Terdapat segala macam...! (Tit 3:8-15 )
Gereja Kristen mempunyai masalah baik dalam jemaatnya maupun pada para pekerja kuncinya. Di Kreta terdapat banyak orang yang suka berdebat dan bertengkar, dan ada pula yang pengajarannya sangat sesat. Di pihak lain, terdapat orang-orang yang setia, berani dan tegas seperti Artemas, Tikhikus, Zenas dan Apolos. Mereka bukan hanya orang yang sangat dikenal dalam gereja mula-mula, tetapi mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Orang-orang seperti itulah yang sangat diperlukan dalam gereja untuk memegang posisi penting dan bukan semata-mata pribadi-pribadi yang berkuasa, yang mungkin berhasrat menjadi primadona.
Tema-tema Kunci
1. Pentingnya kehidupan keluarga.
Perlu diperhatikan bahwa dalam daftar syarat-syarat bagi para penatua terdapat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan kehidupan keluarga. Seorang penatua haruslah 'seorang suami dari satu istri'. Anak-anaknya harus memberikan dukungan penuh pada jabatan gerejawinya. Ia harus seorang yang 'senang memberi tumpangan'. Kesaksian dari keluarga Kristen pada dunia purba sangat penting, dan para pemimpin Kristen harus memperlihatkan cara hidup itu pada mereka. Ini juga tetap penting untuk masa kini. Perhatikan syarat-syarat bagi istri-istri para penatua gereja (1 Tim. 3:11). Seberapa jauh gereja masa kini memberlakukan syarat-syarat ini dengan serius agar para pemimpin gereja yang dipilih adalah mereka yang memiliki keluarga yang bahagia.
2. Tingkah laku yang sepadan.
Fakta bahwa keyakinan dan sikap, pengakuan iman dan tingkah laku, tidak selalu berjalan selaras, adalah topik yang sering dimunculkan Alkitab. Ini merupakan dasar pertentangan Tuhan kita dengan orang Farisi (lihat Mat. Tit 23:1- 39 ). Yakobus membuat pernyataan yang serupa ketika ia menekankan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak. Tit 2:14-26 ). Dalam suratnya, Paulus sering menunjukkan pendapat yang sama. Dalam Titus 1: 16, Paulus berkata tentang mereka 'yang mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia'. Tuhan kita berkata: 'dari buahnyalah kamu akan mengenali mereka' (Mat. 7:20). Pengakuan iman dan kelakuan harus serasi, jika tidak demikian maka kita layak dicap, digolongkan orang munafik. Dengan cara bagaimana mereka yang mengaku mengenal Allah menyangkal Dia dalam hidup mereka? Coba kumpulkan fakta yang menunjukkan bahwa pengakuan iman Kristen dan tingkah laku Kristen seringkali tampak terpisah jauh satu dengan yang lain. Coba pelajari Matius 23, temukan beberapa kegagalan total orang Farisi.
3. Pentingnya doktrin yang benar.
Dengan membaca Perjanjian Baru jelaslah bahwa dalam gereja mula-mula, mereka tahu apa yang dimaksud dengan 'iman'. Mereka dapat menyimpulkan apa yang bagi mereka merupakan unsur-unsur dasar dari pengakuan iman mereka. Paulus menjelaskannya dengan sangat baik dalam Titus Tit 2:11-14. Di sini kita berjumpa dengan suatu pernyataan terjelas mengenai anugerah Allah dalam Perjanjian Baru. Gereja yang sehat dibangun di atas dasar doktrin yang benar. Iman Kristen kita bukan hanya bersangkutan dengan karya-karya Allah pada masa tertentu dalam sejarah, tetapi juga dengan yang sedang Ia lakukan dalam kehidupan umat-Nya dan yang akan Ia lakukan di masa yang akan datang. Harapan orang percaya ialah kedatangan Kristus kembali secara pribadi dan ia hidup di bawah terang pengharapan kedatangan-Nya itu. Maksud dari kasih karunia Allah di dalam Kristus ialah 'untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik' (Tit 2:14). Seberapa jauh Kristen dewasa ini melihat diri mereka di bawah terang firman ini? Apa makna menjadi 'umat kepunyaan Allah' bagi kita? (Lihat 1Pet 2:9; 1Kor 6:19).
Garis Besar Intisari: Titus (Pendahuluan Kitab) [1] TITUS DALAM TUGAS Tit 1:1-16
Tit 1:1-4Pengantar
Tit 1:5-9Kepemimpinan rohani dalam gereja
Tit 1:10-16Masalah-masalah dalam gereja
[2] K
[1] TITUS DALAM TUGAS Tit 1:1-16
Tit 1:1-4 | Pengantar |
Tit 1:5-9 | Kepemimpinan rohani dalam gereja |
Tit 1:10-16 | Masalah-masalah dalam gereja |
[2] KEKRISTENAN PRAKTIS Tit 2:1-15
Tit 2:2 | Laki-laki yang lebih tua |
Tit 2:3 | Wanita-wanita yang lebih tua |
Tit 2:4, 5 | Wanita wanita muda |
Tit 2:6-8 | Laki-laki muda |
Tit 2:9-10 | Hamba-hamba |
Tit 2:11-14 | Kebenaran-kebenaran Injil |
Tit 2:15 | Panggilan untuk memberitakan kebenaran |
[3] KEWAJIBAN SOSIAL Tit 3:1-15
Tit 3:1 | Ketaatan kepada penguasa |
Tit 3:2-7 | Keramahtamahan terhadap semua orang |
Tit 3:8-11 | Perbuatan baik daripada perdebatan tidak berguna |
Tit 3:12-15 | Permohonan akhir |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi