Teks -- 2 Petrus 3:8 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Ptr 3:8
Full Life: 2Ptr 3:8 - SATU HARI SAMA SEPERTI SERIBU TAHUN.
Nas : 2Pet 3:8
Allah memandang waktu dari sudut kekekalan (bd. Mazm 90:4).
"Seribu tahun" tampak berbeda kepada Allah daripada kepada manusia. Dia
...
Nas : 2Pet 3:8
Allah memandang waktu dari sudut kekekalan (bd. Mazm 90:4). "Seribu tahun" tampak berbeda kepada Allah daripada kepada manusia. Dia dapat menyelesaikan dalam satu hari apa yang menurut perkiraan kita memerlukan seribu tahun, atau Dia bisa mengambil waktu seribu tahun untuk melakukan sesuatu yang kita ingin agar dilakukan dalam satu hari.
Ende -> 2Ptr 3:8
Waktu adalah ukuran manusia, bukan ukuran Allah.
Ref. Silang FULL -> 2Ptr 3:8
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Ptr 3:8
Matthew Henry: 2Ptr 3:8 - Pikiran tentang Kekekalan Pikiran tentang Kekekalan (3:8)
Dalam perkataan ini, Rasul Petrus hendak mengajar dan memantapkan orang-orang Kristen dalam kebenaran tentang kedat...
Pikiran tentang Kekekalan (3:8)
- Dalam perkataan ini, Rasul Petrus hendak mengajar dan memantapkan orang-orang Kristen dalam kebenaran tentang kedatangan Tuhan. Di situ kita dengan jelas bisa merasakan kelembutan dan kasih sayangnya dalam berbicara kepada mereka, dengan menyebut mereka kekasih. Ia mempunyai kepedulian yang penuh belas kasihan dan kasih yang disertai kehendak baik terhadap orang-orang kafir yang malang yang menolak untuk mempercayai wahyu ilahi. Tetapi ia memiliki rasa hormat yang istimewa terhadap orang yang sungguh sungguh percaya, sehingga ia turut merasa prihatin dengan ketidaktahuan serta kelemahan yang dilihatnya masih tersisa dalam diri mereka. Karena itulah ia terdorong untuk memperingatkan mereka. Di sini kita dapat memperhatikan,
- I. Kebenaran yang ditegaskan Rasul Petrus, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Walaupun, di mata manusia ada perbedaan besar antara satu hari dan satu tahun, dan perbedaan yang jauh lebih besar lagi antara satu hari dan seribu tahun, namun di mata Allah, yang berdiam dalam kekekalan, di mana tidak ada pergantian, tidak ada perbedaan. Sebab semua hal yang telah lalu, kini, dan akan datang, selalu ada di hadapan-Nya, dan penundaan seribu tahun tidak begitu berarti banyak bagi-Nya bagaikan satu hari atau satu jam bagi kita.
- II. Pentingnya kebenaran ini: Untuk yang satu ini, Rasul Petrus tidak ingin kita tidak mengetahuinya. Ketakjuban yang kudus dan ketakutan yang penuh hormat terhadap Allah adalah penting bagi kita dalam menyembah dan memuliakan Dia. Dan kepercayaan bahwa terbentang jarak yang tak terbayangkan antara Dia dan kita sangatlah sesuai untuk melahirkan dan menjaga perasaan takut akan Allah, yang merupakan permulaan hikmat. Inilah kebenaran yang membawa damai sejahtera bagi kita, dan karena itu Rasul Petrus berusaha supaya kebenaran itu tidak tersembunyi dari mata kita. Seperti dalam bahasa aslinya, janganlah hal yang satu ini tersembunyi darimu. Jika orang tidak memiliki pengetahuan atau kepercayaan akan Allah yang kekal, mereka akan sangat cenderung membayangkan Dia seperti diri mereka sendiri. Namun, betapa sulitnya memahami apa itu kekekalan! Oleh sebab itu bukan hal yang amat mudah untuk mencapai pengetahuan tentang Allah sebagaimana yang mutlak diperlukan.
SH: 2Ptr 3:7-13 - Waktu Allah bukan waktu manusia (Sabtu, 21 Oktober 2000) Waktu Allah bukan waktu manusia
Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan...
Waktu Allah bukan waktu manusia
Kebodohan orang-orang yang tidak percaya adalah menganggap bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua tertunda, dan mengatakan bahwa penundaan itu membuktikan ketidakbenaran firman Tuhan. Haruskah orang beriman memiliki pola pikir yang sama? Orang beriman harus tahu bahwa Allah tidak menunda kedatangan-Nya kedua. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada cara Allah menghitung waktu berbeda dengan cara manusia. Bagi Tuhan satu hari sama dengan 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari. Berarti, manusia tidak dapat menduga dan mengatur kapan Allah harus bertindak apalagi menentukan penggenapan hari Tuhan. Sebenarnya bila perbedaan ini kita letakkan dalam kacamata Illahi maka kita tidak hanya dapat menerimanya, tetapi juga bergembira. Sebab waktu Allah, berhubungan dengan: "supaya semua orang berbalik dan bertobat". Itu berarti waktu Allah sama sekali tidak berhubungan dengan kelambanan atau kealpaan Allah atas janji-Nya, tetapi berhubungan erat dengan kasih-Nya kepada kita dan sabar menanti kita untuk berbalik dan bertobat. Bila Allah sang empunya waktu dan pemilik kita sabar menanti waktu yang tepat untuk mempersiapkan kedatangan-Nya dan menggenapi janji penghakiman-Nya, apakah kita milik kepunyaan-Nya tidak dapat bersabar?
Tentang hari Tuhan yang dinantikan penggenapannya, Petrus menjelaskan bahwa pada hari itu seluruh alam semesta akan mengalami kebinasaan. Allah akan menggantinya dengan langit dan bumi baru. Semua orang dan bangsa-bangsa dihadapkan pada penghakiman Allah. Namun, ia tidak menguraikan panjang lebar tentang sifat hari Tuhan itu, karena penjelasannya lebih mengarah pada fakta dan kepastian penggenapan hari Tuhan itu. Berbahagialah orang beriman yang tetap setia menanti dan mempertahankan sikap hidup benar di hadapan Allah. Berbahagialah orang yang melihat penundaan penggenapan hari Tuhan ini sebagai perpanjangan waktu yang dikaitkan dengan sifat Allah yang penuh kasih.
Renungkan: Bila kita melihat bahwa penundaan dan perpanjangan waktu penggenapan hari Tuhan sebagai suatu kesempatan dari Allah untuk berbalik, bertobat, dan beroleh selamat, marilah kita responi kesempatan itu.
SH: 2Ptr 3:8-13 - Yesus pasti datang kembali (Minggu 27 Juli 2008) Yesus pasti datang kembali
Pandangan ekstrim tentang kedatangan Yesus yang kedua kali terbagi
dua. Ada orang-orang yang menganggap kedatangan it...
Yesus pasti datang kembali
Pandangan ekstrim tentang kedatangan Yesus yang kedua kali terbagi dua. Ada orang-orang yang menganggap kedatangan itu tidak mungkin terjadi (ayat 4). Namun ada juga orang-orang yang begitu yakin terhadap kedatangan itu sampai sibuk menghitung-hitung tanggal kedatangan-Nya. Lalu bagaimana seharusnya sikap kita?
Petrus mengajarkan tiga hal penting mengenai kedatangan Yesus yang
kedua. Pertama, Tuhan adalah kekal dan tidak dibatasi ruang dan
waktu. Perspektif waktu Tuhan berbeda dengan manusia (ayat 8).
Masalah waktu kedatangan Yesus yang kedua kali ada dalam
kedaulatan Allah. Kita tidak dapat memperkirakan waktu itu. Yang
dapat kita lakukan adalah menanti dengan sikap berjaga-jaga (ayat
10, band. 1 Ptr. 4:7; Mat. 24:36-44). Kedua, Tuhan tidak lalai
menepati janji-Nya (ayat 9). Meski terasa lama, Tuhan tidak
melupakan janji kedatangan-Nya. Petrus menyatakan bahwa
"penundaan" itu bukan karena Tuhan lalai, melainkan karena
kasih-Nya yang mendalam kepada manusia. Tuhan masih ingin memberi
waktu kepada manusia agar mengenal Dia dan bertobat dari dosa
mereka. Jika Yesus belum datang juga, hal itu harus dilihat
sebagai tanda kesabaran dan kasih-Nya. Ketiga, kita harus melihat
kedatangan Yesus dari dua perspektif, yaitu kehancuran dunia
(ayat 11-12) dan pengharapan (ayat 13). Kedatangan Yesus menandai
akhir dunia ini dengan penghancuran dunia dan penghukuman kepada
orang yang tidak percaya. Namun orang percaya punya pengharapan
akan langit dan bumi baru yang penuh kebenaran (band.
Hendaklah kita tidak ragu dalam menantikan kedatangan Yesus.
Keyakinan itu seharusnya memacu kita untuk hidup dalam kekudusan
dan kesalehan (ayat 11). Orang Kristen harus hidup dengan
mengingat terus hari kemuliaan itu. Pada hari itu Yesus akan
datang kembali dan memberi mahkota kepada mereka yang hidup dalam
kesalehan dan setia bekerja bagi Dia (band. 2 Tim. 4:8;
SH: 2Ptr 3:1-16 - Tuhan tidak lalai (Kamis, 8 Desember 2011) Tuhan tidak lalai
Kadang kita bertanya-tanya, kapan kejahatan akan berakhir di muka bumi ini. Kita merindukan Tuhan segera menyatakan Diri-Nya agar s...
Tuhan tidak lalai
Kadang kita bertanya-tanya, kapan kejahatan akan berakhir di muka bumi ini. Kita merindukan Tuhan segera menyatakan Diri-Nya agar semua ciptaan Tuhan dipulihkan. Malahan kita melihat orang jahat dan fasik semakin meraja lela. Amoralitas dan berbagai jenis perbuatan dosa seakan marak tanpa ada yang mengekang. Di satu sisi, ini adalah tanda-tanda akhir zaman segera tiba. Di sisi lain, kita bertanya-tanya bagaimana masa depan orang percaya.
Petrus mengingatkan jemaatnya bahwa para penyesat justru mengolok-olok pengharapan orang percaya mengenai Tuhan akan datang menghakimi dunia ini dengan segala kejahatannya. Bagi para penyesat ini janji Allah adalah omong kosong. Waktu berlalu, banyak orang jahat tidak mengalami kutuk Allah. Jadi, untuk apa percaya kepada akhir zaman. Dengan sikap yang arogan seperti itu, mereka meneruskan hidup dalam kesesatan dan terus menyesatkan orang lain. Padahal mereka lupa bahwa dulu sekali Tuhan pernah menghukum dunia ini dengan air bah. Tidak ada orang berdosa yang luput dari kuasa dan keadilan-Nya. Apa yang pernah Ia lakukan, satu hari kelak akan Ia lakukan lagi dengan jauh lebih dahsyat (10). Petrus mengingatkan jemaatnya bahwa kalau Tuhan belum datang kembali, itu karena Dia panjang sabar memberi kesempatan manusia bertobat. Hal itu juga berarti kesempatan bagi anak-anak Tuhan melayani-Nya dengan memberitakan Injil masih terbuka. Kelak apabila Dia sudah datang, penghakiman dahsyat tidak terelakkan. Siapa pun yang kedapatan hidup di dalam dosa, tidak akan dapat melarikan diri dari murka Allah.
Hari Tuhan pasti dahsyat dan mengerikan bagi orang yang tidak bertobat dan yang berkanjang di dalam dosa. Petrus mengingatkan bahwa penghakiman Allah akan menghanguskan semua kenajisan dan dosa. Hal itu berarti, orang percaya tidak boleh hidup sembarangan, bermain-main dengan dosa. Kita harus senantiasa menjaga hidup kita kudus dan tak bercacat. Bila Tuhan Yesus telah kembali, kita akan menikmati persekutuan kekal dengan Dia!
SH: 2Ptr 3:1-16 - Injury Time (Senin, 8 November 2021) Injury Time
Dalam pertandingan sepak bola, dikenal adanya istilah injury time atau waktu tambahan. Setelah waktu resmi 45 menit untuk satu babak sele...
Injury Time
Dalam pertandingan sepak bola, dikenal adanya istilah injury time atau waktu tambahan. Setelah waktu resmi 45 menit untuk satu babak selesai, waktu tambahan ini diberikan karena ada beberapa menit yang terbuang untuk merawat pemain yang cedera atau wasit melayani protes pemain. Sekalipun waktu tambahan ini jarang lebih dari 5 menit, para pemain tidak boleh lengah, karena beberapa menit itu bisa menjadi kesempatan untuk mencetak gol dan mengubah kedudukan.
Orang-orang Kristen abad pertama mulai diserang oleh para pengejek yang mengatakan bahwa pengharapan mereka akan kedatangan Tuhan adalah omong kosong (3-4). Mereka dicecar dengan ejekan bahwa Yesus tidak benar-benar akan datang kembali, dan Ia sudah lalai dengan janji-Nya. Buktinya, tahun-tahun telah berlalu dan Yesus belum juga datang kembali.
Namun, melalui surat Petrus, nasihat diberikan kepada jemaat bahwa lamanya waktu kedatangan Tuhan bukan karena kelalaian, atau karena Tuhan berbohong. Lamanya waktu itu karena Tuhan memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat (9). Tuhan masih bersabar untuk menantikan orang-orang yang bersedia bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan ingin sebanyak mungkin orang menerima keselamatan.
Jika demikian, layak bagi kita berbahagia dalam menjalani tahun-tahun hidup kita sekarang. Selama dunia ini masih ada dan napas hidup masih berembus dalam tubuh, kita masih diberi kesempatan untuk bertobat. Kita seperti berada dalam injury time, waktu tambahan untuk memperbaiki kedudukan kita. Di zaman akhir ini, kita harus tetap hidup suci dan saleh. Dengan pengharapan yang tetap kuat, kita terus menantikan hari Tuhan dengan sabar. Pada hari itulah, Tuhan akan menghakimi seluruh dunia dan hanya orang-orang benar yang selamat.
Oleh karena itu, jangan sampai waktu ini kita sia-siakan. Jangan lengah dan malah berbuat dosa. Jangan lengah karena kita tidak pernah tahu kapan kesudahannya. Jangan lengah, supaya hingga akhir usia, kita tetap bertahan dengan setia dan memegang pengharapan yang sejati. Dengan demikian tidak sia-sia waktu yang diberikan oleh Tuhan bagi kita dan dunia. [KRS]
Utley -> 2Ptr 3:8-10
Utley: 2Ptr 3:8-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 3:8-108 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Pet 3:8-10
8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. 9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
- NASB "jangan biarkan fakta yang satu ini terlewatkan dari perhatianmu"
- NKJV "yang satu ini tidak boleh kamu lupakan"
- NRSV "jangan mengabaikan fakta yang satu ini "
- TEV "jangan lupa satu hal"
- NJB "ada satu hal. . kamu tidak pernah boleh lupa"
Ini adalah sebuah PRESENT IMPERATIVE dengan suatu NEGATIVE PARTICLE, yang biasanya berarti "menghentikan tindakan dalam proses." Karena penganiayaan (Lih. I Pet) dan guru-guru palsu (lih. II Pet) orang beriman mulai mempertanyakan keterpercayaan akan peristiwa-peristiwa eskatologis Alkitab.
□ "satu hari sama seperti seribu tahun" Ini adalah singgungan terhadap Mazm 90:4. Hal ini menegaskan kebenaran bahwa waktu bukan merupakan faktor bagi Allah yang kekal. Hanya makhluk-Nya lah yang mengalami masa lalu, sekarang, dan masa depan. Kita terikat waktu, sadar-waktu. Orang percaya harus berpegang pada kebenaran bahwa apa yang Allah janjikan, akan dilakukan-Nya (lih. 1Raj 8:24,26,56). Kita percaya dalam karakter-Nya, janji-janji-Nya, firman-Nya, dan Anak-Nya! Waktu tidaklah relevan meskipun Allah menggunakan waktu untuk tujuan-Nya yang sedang terbuka.
Generasi pertama orang-orang percaya mengharapkan Yesus untuk kembali dengan segera (lih. Mr 13:30). Ini adalah salah satu alasan mengapa mereka tidak menuliskan kata-kata dan perbuatan Yesus (Injil) selama bertahun-tahun. Tetapi dengan penundaan yang berkelanjutan
- 1. para saksi mata mulai mati
- 2. guru-guru palsu mulai membentuk kelompok-kelompok
- 3. beberapa orang mulai bertanya-tanya mengapa
Baik Paulus (lih. 2Tes 2) dan Petrus (lih. 2Pet 3) mengalamatkan subyek tertundanya Kedatangan Kedua ini. Bahkan dalam ajaran Yesus ada ketegangan antara kembali dalam waktu dekat (lih. Mat 10:23; 24:27,34,44; Mr 9:1; 13:30) dan "beberapa peristiwa harus terjadi lebih dahulu"
- 1. mengembalikan penginjilan ke seluruh dunia, lih. Mat 24:15; Mr 13:10
- 2. perwahyuan mengenai "manusia durhaka," lih. Mat 24:15; 2Tes 2; Wahy 13
- 3. penganiayaan besar, lih. Mat 24:21,24; Wahy 13
Petrus secara unik menghubungkan penundaan dengan belas kasih Allah bagi yang hilang! Tuhan menunda kedatangan Kristus sehingga lebih banyak orang bisa bertobat dan berbalik kepada-Nya melalui Kristus. Kehidupan saleh orang percaya adalah untuk menunjukkan orang-orang kafir kepada Allah!
2Pet 3:9 "Tuhan tidak lalai" Penggunakan "Tuhan" ini pasti menunjuk pada YHWH. Rencana Allah yang berlangsung (lih. Hab 2:3) mengenai penciptaan dan penebusan tampak begitu lambat untuk manusia. Unsur waktu ini memungkinkan kita untuk melaksanakan kepercayaan dalam waktu. Periode kehidupan kita ini adalah satu-satunya waktu bagi orang percaya untuk hidup oleh iman, yang menyenangkan Tuhan. Kesabaran dan kesalehan hidup kita merupakan ekspresi dan bukti dari komitmen iman/percaya kita kepada-Nya.
□ "tapi Ia sabar terhadap kamu" Salah satu karakteristik Tuhan adalah kepanjang-sabaran-Nya terhadap baik orang berdosa dan orang-orang kudus. Namun, kesabaran-Nya disalah gunakan oleh kedua kelompok tersebut. Kesabaran-Nya memiliki tujuan, yaitu memulihkan gambar yang terhilang dalam Kejatuhan.
□ "menghendaki supaya jangan ada yang binasa" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) PARTICIPLE. Allah ingin semua manusia diselamatkan (lih. Yeh 18:23,32; 33:11, Yoh 3:16; 4:42, Kis 17:30, Rom 11:32; 1Tim 2:4,6; 4:10; Tit 2:11; Ibr 2:9; 1Yoh 2:2). Karena semua manusia diciptakan menurut gambar-Nya untuk persekutuan pribadi, maka Ia mengutus Anak-Nya untuk mati agar semua dapat menanggapi-Nya (lih. Rom 5:12-21). Ini adalah keseimbangan yang penting untuk sistem teologis yang mengutamakan tempat Allah dalam keselamatan, tapi meminimalkan tanggapan perjanjian yang dibutuhkan manusia. Saya telah menyertakan catatan saya dari 1Tim 2:4 (Vol. 9, hal 25) mengenai topik ini.
Catatan dari komentar saya di 1Tim 2:4
2Pet 2:4 "yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan" Orang-orang percaya harus berdoa bagi semua orang karena Allah ingin semua orang diselamatkan. Ini adalah pernyataan yang mengejutkan guru-guru palsu exclusivistic, apakah Gnostik atau Yahudi atau, yang lebih mungkin di surat-surat pastoral, kombinasi dari keduanya. Ini adalah kebenaran agung tentang kasih Allah bagi semua umat manusia (lih. Yeh 18:23,32; 33:11, Yoh 3:16; Kis 17:30, Rom 11:22; 1Tim 2:4,6; 4:10; Tit 2:11; Ibr 2:9; 2Pet 3:9; 1Yoh 2:2). Ayat ini menunjukkan ketidakseimbangan, predestinasi super- lapsarian, bermata dua dogmatis yang menekankan kedaulatan Allah dengan mengesampingkan setiap respon manusia yang diperlukan. Kebenaran yang dinyatakan tentang "lima titik" Calvinisme, terutama "rahmat yang tak tertahankan" dan "penebusan terbatas" melanggar aspek perjanjian dari iman alkitabiah. Tidaklah pantas untuk mengecilkan Allah menjadi sekedar sebuah boneka dari kehendak bebas manusia, seperti yang juga tidak pantas untuk mengecilkan umat manusia untuk menjadi sekedar boneka dari kehendak Illahi. Allah dalam kedaulatan-Nya telah memilih untuk berurusan dengan manusia yang jatuh melalui perjanjian. Ia selalu memulai dan menyusun perjanjian tersebut (lih. Yoh 6:44,65), tetapi Ia telah mengamanatkan bahwa manusia harus menanggapi dan terus menanggapinya dalam pertobatan dan iman (lih. Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21), serta ketaatan dan ketekunan!
Seringkali diskusi teologis tentang kedaulatan Allah (predestinasi) dan kehendak bebas manusia memburuk menjadi kontes pencomotan ayat secara lepas. Alkitab dengan jelas menunjukkan kedaulatan YHWH. Namun demikian, juga mengungkapkan bahwa makhluk ciptaan-Nya yang tertinggi, manusia, yang dibuat menurut gambar-Nya, telah diberi kualitas pribadi yang luar biasa untuk pengambilan keputusan moral. Manusia harus bekerja sama dengan Allah dalam setiap bidang kehidupan.
Istilah "banyak" telah digunakan untuk menyatakan bahwa Allah telah memilih beberapa orang (pilihan) tetapi tidak semuanya; bahwa Yesus mati untuk beberapa orang, tidak semua. Pembacaan yang cermat dari naskah-naskah berikut menunjukkan bahwa hal ini digunakan dalam arti paralel!
1. "Semua" (ay. 2Pet 3:6) |
1. "Semua" (ay. 2Pet 3:18) |
2. "Banyak" (ay. 2Pet 3:11-12) |
2. "Banyak" (ay. Rom 5:19) |
□ "supaya semua orang berbalik dan bertobat" Perhatikan penekanan pada "semua," bukan hanya "beberapa" (yaitu, memilih). Setiap orang berpotensi terpilih dalam Kristus. Lihat Topik Khusus: Pertobatan di Mr 1:4.
2Pet 3:10 "hari Tuhan akan tiba seperti pencuri" Frasa "hari Tuhan" ini adalah frasa PL untuk akhir zaman. Pencuri sering digunakan sebagai metafora untuk sebuah kunjungan tak terduga (lih. Mat 24:43-44; Luk 12:39; 1Tes 5:2; Wahy 3:3; 16:15) dari Allah (yaitu, Hari Penghakiman/Kedatangan Kedua/Hari Kebangkitan).
□ "langit akan lenyap" Ini adalah tema yang berulang (yaitu, penciptaan fisik akan berlalu, tetapi bukan firman Allah, lih. Mr 13:31; Mat 5:18; 24:35) yang menggambarkan kefanaan dan keterbatasan fisik dari makhluk ciptaan (lih. Wahy 21:1).
- NASB, NJB "dengan suara gemuruh"
- NKJV "dengan gemuruh yang dahsyat"
- NRSV "dengan suara keras"
- TEV "dengan suara nyaring"
Kata ini mempunyai konotasi suara mendesing dari sesuatu yang bergerak cepat di udara. Penyempurnaan dan penyucian zaman baru akan datang dengan suara dan api seperti peresmian zaman baru pada hari Pentakosta (lih. Kis 2:2-3).
□ "unsur-unsur" Kebanyakan kata-kata berkembang dari suatu pengertian fisik, harfiah ke sebuah perluasan metafora. Istilah ini (stoicheia) awalnya merujuk pada sesuatu di barisan, seri. Ini berkembang menjadi beberapa konotasi:
- 1. Blok bangunan fisik dasar dari dunia (udara, air, bumi, dan api, lih. 2Pet 3:10,12).
- 2. Dasar ajaran tentang suatu subyek (lih. Ibr 5:12; 6:1 untuk Yudaisme).
- 3. Kekuasaan malaikat di balik benda-benda langit (lih. I Henokh 52:8-9; para bapa gereja mula-mula, Kol 2:8,20; 1Kor 15:24.) Atau peringkat malaikat (aeon) dari guru-guru palsu Gnostik (lih. Kol 2:10,15; Ef 3:10).
- 4. Malaikat yang bermusuhan dengan manusia yang berusaha menghentikan pemberian Hukum kepada Musa (lih. Kis 7:38; Ibr 2:2).
- 5. Mungkin struktur impersonal dari dunia kita yang jatuh yang memungkinkan manusia yang jatuh untuk tampak bersifat independen dari Allah (pendidikan, pemerintah, agama, kedokteran, dll, lih. Gal 4:3,8-9 dan karya Hendrik Berkhof Kristus dan Kekuatan oleh Herald Press , hal 32).
□ "hangus dalam nyala api" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE yang menyiratkan Allah sebagai pelaku yang tidak disebutkan namanya. Ini aslinya adalah istilah medis untuk menunjukkan demam tinggi.
- NASB "bumi dan pekerjaannya akan terbakar habis"
- NKJV "bumi dan segala yang ada di dalamnya akan terbakar habis"
- NRSV "bumi dan segala yang dilakukan di atasnya akan disingkapkan"
- TEV "bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap"
- NJB "bumi dan semua yang dikandungnya akan habis dibakar"
Ada banyak variasi naskah Yunani dalam kalimat ini.
- 1. "Akan ditemukan" (lih. MSS א, B, K, P)
- 2. "Akan ditemukan hancur" (lih. MS P72)
- 3. "Akan lenyap" (lih. MS A)
- 4. "Akan tersembunyi" (lih. MS C)
Tidak ada kepastian dari naskah Yunani aslinya, atau bahkan probabilitasnya, dalam terjemahan kalimat ini.
Topik Teologia -> 2Ptr 3:8
Topik Teologia: 2Ptr 3:8 - -- Allah yang Berpribadi
Tuhan (Yun.: Kurios)
Mat 9:38 Mat 11:25 Mar 5:19 Mar 12:29-30 Mar 13:20 Luk 1:15-16 Luk 5:17 Luk 10:2...
- Allah yang Berpribadi
- Tuhan (Yun.: Kurios)
- Mat 9:38 Mat 11:25 Mar 5:19 Mar 12:29-30 Mar 13:20 Luk 1:15-16 Luk 5:17 Luk 10:21 Luk 20:37 Yoh 12:38 Kis 1:24 Kis 17:24 Rom 4:8 Rom 9:28 Rom 15:11 1Ko 2:16 1Ko 10:9 2Ko 10:17 2Te 1:9 1Ti 6:15 2Ti 1:18 Ibr 7:21 Ibr 8:2 Yak 1:7 Yak 3:9 Yak 5:11 2Pe 3:8 Yud 1:5 Wah 4:11
- Allah itu Kekal
- Kej 21:33 Ula 32:40 Ula 33:27 1Ta 16:36 Neh 9:5 Ayu 36:26 Maz 29:10 Maz 33:11 Maz 41:14 Maz 45:7 Maz 48:15 Maz 90:1-2,4 Maz 93:2 Maz 102:26-28 Yes 26:4 Yes 40:28 Yes 41:4 Yes 44:6 Yes 57:15 Rat 5:19 Dan 4:34 Hab 1:12 Hab 3:6 Rom 1:20 Rom 16:26 1Ko 2:7 Efe 1:4 1Ti 1:17 1Ti 6:15-16 Ibr 1:10-12 2Pe 3:8 Wah 1:8 Wah 4:8-9
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Urutan Penciptaan Allah
- Janji Penciptaan Baru
- Wahyu Allah
- Wahyu Umum
- Kehendak Allah untuk Menyelamatkan Manusia Dinyatakan
- Kis 17:27 Rom 2:5-11 Tit 2:11 2Pe 3:3-4,8-9 Lihat:
- Eskatologi
- Langit dan Bumi Baru
- Langit dan Bumi yang Lama akan Lenyap
TFTWMS -> 2Ptr 3:8-10
TFTWMS: 2Ptr 3:8-10 - Hari Tuhan "HARI TUHAN" (2 Petrus 3:8-10)
8 Tetapi jangan sampai fakta ini luput dari perhatianmu, saudara-saudara yang kekasih, bahwa dengan Tuhan sa...
"HARI TUHAN" (2 Petrus 3:8-10)
8 Tetapi jangan sampai fakta ini luput dari perhatianmu, saudara-saudara yang kekasih, bahwa dengan Tuhan satu hari adalah sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun seperti satu hari. 9 Tuhan tidak lambat tentang janji-Nya, sebagaimana anggapan beberapa orang, tetapi Ia sabar terhadap kamu, tidak ingin siapa saja binasa, melainkan supaya semua orang bertobat. 10 Tetapi hari Tuhan akan datang seperti pencuri, di mana langit akan lenyap dengan suara gemuruh dan unsur-unsur akan dihancurkan dengan panas yang sangat hebat, dan bumi dengan segala pekerjannya akan dibakar habis (NASB).
"Janji tentang kedatangan-Nya," "hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik," "hari Tuhan," dan ungkapan-ungkapan serupa lainnya semuanya mengacu kepada peristiwa yang sama. Para pengejek boleh saja meragukan Tuhan akan menghakimi umat manusia, tetapi Petrus mengingatkan mereka bahwa Allah adalah Pencipta. Apa yang Ia telah ciptakan, Ia akan hakimi. Selain itu, rasul itu mengingatkan mereka tentang waktu di masa lalu ketika dunia kuno mengejek juga. Sepasti penghakiman Allah sudah menimpa dunia yang ragu, penghakiman itu juga akan menimpa dunia yang ragu sekarang ini. Bagi mereka yang sudah dikejutkan dengan lamanya keterlambatan itu, Petrus mengetengahkan pertimbangan lain. Tujuannya untuk meyakinkan para pembacanya bahwa apa yang telah dijanjikan oleh para rasul akan menjadi kenyataan. Tuhan yang sudah naik untuk memerintah di sebelah kanan Allah akan datang lagi. Ketika Ia datang lagi, Ia akan sebagai Hakim umat manusia dan sebagai Pembela orang benar.
Ayat 8. Para nabi juga telah menghadapi ejekan dari orang-orang sezaman mereka oleh karena keterlambatan penghakiman Allah. Yeremia dituduh bersenang-senang dalam mengumumkan bahwa penghakiman Allah sudah dekat, dituduh memuntahkan racun untuk memajukan program pribadinya. Nabi itu tahu bahwa pesannya berasal dari Allah, tapi ia juga bahkan bingung terhadap keterlambatan Allah. Dengan menyapa Allah, ia mengeluh, "Sesungguhnya, mereka berkata kepadaku: 'Di manakah firman TUHAN itu? Biarlah ia sampai!' Namun tidak pernah aku mendesak kepada-Mu untuk mendatangkan malapetaka, aku tidak mengingini hari bencana! Engkaulah yang mengetahui apa yang keluar dari bibirku, semuanya terpampang di hadapan mata-Mu'"(Yeremia 17:15, 16). Yeremia, seperti Petrus, tidak bisa memprediksi dengan tepat kapan Tuhan akan menghakimi, tetapi tentang penghakiman-Nya, ia tidak ragu.
Petrus tidak mengeluh seperti Yeremia. Sebaliknya, ia bertukar pikiran dengan para pembacanya. Kira-kira apakah arti dari keterlambatan penghakiman dan bencana akhir zaman itu? Apakah itu berarti, seperti yang lawan-lawannya katakan, tidak akan ada "hari Tuhan"? Petrus menjawab dengan menunjukkan bahwa "terlambat" adalah istilah yang sifatnya relatif. Arti "terlambat" yang diucapkan oleh orang-orang yang menghitung waktu dengan denyut jantung tidak banyak kaitannya dengan "terlambat" menurut pertimbangan Allah. Rasul itu menghadapi lawan-lawannya dengan kata-kata, jangan sampai fakta ini luput dari perhatianmu. Rasul itu teringat pada satu nas dari satu-satunya mazmur yang, menurut tulisan kecilnya, ditulis oleh Musa. "Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam" (Mazmur 90:4). Membangun di atas pemikiran ini, Petrus menegaskan, Dengan Tuhan satu hari adalah sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun seperti satu hari.
Allah Israel yang Agung melampaui pelbagai generasi. Ia adalah Allah Abraham, Yakub, Musa, Samuel, Daud, Yesaya, dan Yesus dari Nazaret. Ada himne Kristen yang menyanyikan sorga sebagai tempat di mana "mereka tidak menghitung waktu berdasarkan tahun."5
Petrus berkata bahwa mungkin kelihatannya Allah menunda kedatangan-Nya kembali terlalu lama, tapi orang harus mempertimbangkan bahwa Allah tidak menghitung waktu seperti cara manusia. Bagi dia seribu tahun, satu juta tahun, tidak lebih daripada satu hari atau satu jam. Ciptaan Tuhan tidak pantas untuk mencoba memaksakan ke atas Dia konsep singkat tentang waktu yang mengikat manusia.
Petrus membandingkan satu hari dengan Tuhan sama dengan seribu tahun semata-mata sebagai titik acuan yang nyaman. Ia bisa juga mengatakan satu juta tahun atau sepuluh juta tahun dengan Tuhan sama dengan satu hari. Namun demikian, pada abad-abad Kristen awal ayat ini digunakan untuk memperkuat gagasan bahwa umat Kristen akan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun dari kota Yerusalem. Beberapa orang, seperti Irenaeus pada akhir abad kedua, melihat dalam nas ini janji bahwa dunia akan bertahan selama tujuh ribu tahun, di mana seribu tahun melambangkan masing-masing hari penciptaan.6Seribu tahun terakhir adalah waktu ketika Tuhan akan memerintah dengan orang-orang kudus di bumi. Doktrin itu, yang disebut chiliasme, dengan beberapa modifikasi, telah diwariskan selama berabad-abad. Itu mempengaruhi Uskup Ussher yang memberi tanggal penciptaan pada 4004 Sebelum Masehi, sampai saat ini masih dicetak pada bagian pinggir Alkitab. Doktrin itu juga telah mempengaruhi premilenialisme dan dispensasionalisme moderen. Petrus tidak memberikan dirinya kepada spekulasi orang-orang percaya yang muncul belakangan. Ia puas untuk mengatakan bahwa Tuhan, berdasarkan waktu baik-Nya sendiri, akan datang kembali. Ketika Ia datang, penghakiman dan kekekalan akan mengikuti.
Ayat 9. Guru-guru palsu menggunakan keterlambatan kedatangan Tuhan sebagai bukti bahwa Ia tidak akan datang kembali. Rasul itu menawarkan pemikiran lain untuk menjelaskan keterlambatan itu: Allah sabar terhadap kamu. Pelbagai tulisan yang bertahan dari periode sesaat sebelum dan sesudah Perjanjian Baru menunjukkan bahwa keterlambatan penghakiman Tuhan merupakan keprihatinan yang sering muncul di tengah-tengah orang-orang Yahudi. Orang setia mencari pembenaran. Mengapakah Tuhan terlambat? Petrus dengan berani menjawab, Tuhan tidak lambat tentang janji-Nya, sebagaimana anggapan beberapa orang. Allah sedang mengerjakan maksud-Nya. Ia "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Timotius 2:4). Untuk itu Ia menunda penghakiman. Allah memberikan orang yang tidak tahu dan yang memberontak kesempatan yang sama untuk mendengarkan kesaksian Yesus, untuk bertobat, dan mentaati Dia. "Panjang sabar Allah menciptakan waktu jeda, periode istirahat, sementara penghakiman ditunda dan kesempatan terakhir untuk bertobat diperbolehkan."7
Sebelum kematian-Nya, Yesus sendiri telah bicara tentang kedatangan-Nya kembali, tetapi Ia memperingatkan bahwa hari dan jam tepatnya harus jangan dijadikan bahan spekulasi. Untuk menekankan maksud itu, Yesus berkata, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri" (Matius 24:36). Yesus berhati-hati dalam mendidik para murid-Nya tentang sikap harapan mereka mengenai akhir zaman. Menjelang akhir Matius 24 dan di sepanjang Matius 25, Yesus menceritakan sejumlah perumpamaan yang ada hubungannya dengan kedatangan-Nya kembali dan penghakiman yang akan menyertainya. Kedatangan-Nya kembali akan tiba-tiba. Orang-orang sedang melakukan kegiatan normal mereka: kawin dan mengawinkan, bekerja di ladang, menggiling di kilang (Matius 24:37-41).
Kedatangan Yesus yang kedua kali dan penghakiman manusia akan mengejutkan beberapa orang karena mereka mengharapkan Dia menunda kedatangan-Nya. Mereka akan menjadi seperti pelayan yang ditugaskan oleh tuannya untuk mengurus hartanya. Pelayan itu mengantisipasi dan memperpanjang ketidakhadiran tuannya; ia lalu menyiksa sesamanya para hamba dan menggelapkan barang tuannya. Tuan itu muncul tiba-tiba, lebih cepat daripada yang ia duga. Pelayan itu dijadikan "senasib dengan orang-orang munafik" (Matius 24:51).
Harapan orang-orang lainnya berbeda. Alih-alih mengandalkan keterlambatan Nya, mereka malah bersedia menghitung kedatangan-Nya kembali. Andaikan Ia tidak mengikuti jadwal mereka, iman mereka akan menjadi lemah. Mereka akan kembali kepada keduniawian. Untuk membuat jelas peringatan-Nya, Yesus mengatakan perumpamaan tentang sepuluh dara yang menunggu kedatangan mempelai laki-laki. Keterlambatan mempelai itu lebih lama daripada yang mereka duga, dan iman mereka tidak sampai ke sana (Matius 25:1-13). Bagi beberapa orang Tuhan akan datang kembali lebih cepat daripada yang diharapkan; bagi orang lain Ia akan datang kembali lebih lambat daripada yang diharapkan. Yesus ingin para pengikut-Nya siap kapanpun Ia muncul. Ia mendorong mereka untuk melupakan spekulasi apapun.
Di dalam Perjanjian Baru tidak ada kisah murid-murid berspekulasi tentang kapan Tuhan akan datang kembali. Kehidupan dijalani dengan harapan bahwa peristiwa itu sudah dekat. Orang-orang percaya harus hidup sedemikian rupa untuk siap sedia bagi Dia seandainya kedatangan-Nya terjadi lebih awal atau terlambat. Tetap saja, spekulasi sudah menyebar tanpa bisa dicegah. Sekte-sekte Kristen kuno dan moderen tidak pernah lelah dalam menyinggung penglihatan Daniel, Yehezkiel, atau Wahyu. Sistem-sistem diungkapkan, jadwal dihitung, dan dunia diinformasikan bahwa pada suatu hari tertentu Tuhan akan datang kembali. Orang-orang pernah berkumpul di atas atap rumah dengan berpakaian putih, mata menatap ke langit. Hari-hari datang dan pergi, dan Tuhan terus saja mengikuti tujuan-Nya sendiri.
Petrus mengatakan bahwa Tuhan akan datang kembali. Orang Kristen harus hidup dalam pengharapan. Hanya Allah yang tahu variabelnya. Ia dipandu oleh kebajikan niat baik terhadap ciptaan-Nya. Ia tidak ingin siapa saja binasa, melainkan supaya semua orang bertobat. Namun begitu, janganlah diabaikan bahwa kekudusan-Nya akan dipertahankan. Ketika kesabaran-Nya habis, ketika dosa manusia lengkap, Tuhan akan menghakimi. "Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (2 Korintus 5:10).
Ayat 10. Kata hubung berlawanan tetapi, bersama dengan posisi tegas dari kata kerja Yunani yang diterjemahkan "akan datang" (h¢xei, hēxei), menyajikan peringatan yang tidak bisa salah kepada orang yang skeptis dan ragu. Pesan Petrus sederhana: Jangan membuat kesalahan, hari Tuhan akan datang. Apakah Ia menunda selama seribu tahun atau datang satu hari sebelumnya, penghakiman adalah pasti. "Hari Tuhan" adalah konsep yang mengakar kuat di dalam Perjanjian Lama. Bagi para nabi, itu adalah hari ketika Allah akan bertindak dengan penuh kuasa, untuk membebaskan Israel atau menghukum bangsa itu.
Bagi mereka yang melukai umat pilihan Allah, atau bagi mereka yang dengan sombongnya tidak mentaati Dia, "hari Tuhan" haruslah menjadi hari ketakutan, kekelaman, dan kegelapan. Murka terpendam Allah akan dilampiaskan. "Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Maha-kuasa" (Yesaya 13:6; lihat Zefanya 1:14-16.). Amos tampaknya sudah menghadapi gagasan populer bahwa "hari Tuhan" akan menjadi hari ketika Allah akan melampiaskan murka-Nya terhadap musuh-musuh Israel. Itu akan menjadi hari pembebasan. Nabi itu, pada dasarnya, mengatakan "Allah murka kepadamu, bukan kepada bangsa-bangsa penyembah berhala di sekitar kamu." "Celakulah," katanya, "mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu [adalah] kegelapan, bukan terang"(Amos 5:18).
Di dalam Perjanjian Baru, ide yang lebih positif cenderung dikaitkan dengan "hari Tuhan" daripada di dalam Perjanjian Lama. Yang pasti, itu masih merupakan hari kemurkaan dan penghakiman; tetapi itu juga adalah hari ketika umat Allah akan dinyatakan benar, ketika mereka akan memiliki kedamaian dan perhentian di hadapan Tuhan. Khususnya, "hari Tuhan" akan menjadi waktu ketika Yesus Kristus muncul di langit, ketika Ia datang kembali sebagai Hakim.
Jalinan penghakiman atas Yerusalem dan penghakiman terakhir atas dunia dalam Lukas 17:22-37 adalah membingungkan, tapi konsep "hari" terdapat di sepanjang nas itu: "demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya" (17:24), "hari-hari Anak Manusia" (17:26), "pada hari itu" (17:31). Paulus menulis, "pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga" (1 Tesalonika 4:16). Dari perperspektif Petrus, "hari Tuhan" adalah peristiwa yang akan menandai akhir waktu dunia. Pada hari itu, Yesus akan menghakimi semua generasi umat manusia. Bumi, setidaknya dalam bentuknya yang sekarang, akan lenyap. Langit akan lenyap dengan suara gemuruh dan unsur-unsur itu akan dihancurkan dengan panas yang sangat hebat.
Penampakan Yesus sebagai Tuhan dan Hakim akan terjadi tiba-tiba. Tidak akan ada peringatan lebih dulu tentang hari dan jam khususnya. Yesus telah memberitahu para murid bahwa Ia akan datang lagi seperti pencuri (Matius 24:43). Paulus juga memakai gambaran tentang pencuri dalam 1 Tesalonika 5: 2. Dalam Wahyu, metafora "pencuri" berlanjut (Wahyu 3: 3; 16:15). Menurut Petrus, Tuhan juga akan datang seperti pencuri . Sebagaimana pencuri tidak akan memberitahukan lebih dulu waktu pembobolan yang ia rencanakan, begitu juga dengan Yesus. Satu-satunya perlindungan terhadap pencuri adalah untuk selalu siap setiap saat. Umat Allah harus hidup sedemikian rupa sehingga mereka siap untuk Tuhan kapan saja Ia pilih untuk datang kembali. Sepanjang Perjanjian Baru, tidak ada spekulasi yang berlebihan tentang kapan Tuhan akan datang atau akan seperti apakah sifat sebenarnya dari kedatangan kembali-Nya itu. Eskatologi melayani moralitas dalam Perjanjian Baru. Karena tahu Ia akan datang, maka orang diperingatkan dan digugah untuk hidup saleh.
Bagian terakhir dari ayat 10 menyajikan salah satu variasi teks yang paling sulit di dalam Perjanjian Baru. Beberapa salinan kuno terbaca, bumi dengan segala pekerjaannya akan dibakar habis (katakah/setai, katakaēsetai). Salinan-salinan lainnya berbunyi, ketika diterjemahkan secara harfiah, "bumi dengan segala pekerjaannya akan ditemukan" (euJreqh/setai, heurethēsetai). Bukti tekstual terbagi sama rata. Alkitab NASB dan KJV mengikuti bacaan "akan dibakar habis." The New World Translation menulis "akan diketahui" (yaitu, "ditemukan") untuk mendukung pengajaran bahwa sebagian besar orang yang diselamatkan, di masa depan tertentu, akan hidup di bumi yang sudah direnovasi.
Apakah yang kita baca itu "akan dibakar habis" atau "akan ditemukan," pembaca harus beralih kepada konteksnya untuk minta bantuan dalam memahami nuansa khusus kata itu seperti yang Petrus gunakan. Dalam konteks itu langit akan berlalu, dan unsur-unsur bumi akan meleleh dengan panas yang sangat hebat. Jika kita mengambil bacaan "akan ditemukan," maka arti yang kata itu sampaikan harus ditentukan oleh konteksnya. Karena itu Alkitab NIV memperhatikan konteks itu dan menerjemahkannya, "Bumi dan segala isinya akan terungkap." Jika "ditemukan" adalah bacaan yang benar, maka tidak diragukan lagi itulah yang Petrus maksudkan dalam pengertian "diketahui," "diungkapkan," atau "disingkapkan." Maksud rasul itu adalah jelas. Bumi dan segala isinya akan dihancurkan ketika Tuhan datang kembali.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan sal...
Penulis : Petrus
Tema : Kebenaran Sejati Lawan Guru-Guru Palsu
Tanggal Penulisan: 66-68 M
Latar Belakang
Ketika memberikan salam, Simon Petrus memperkenalkan dirinya sebagai penulis surat ini; kemudian (2Pet 3:1) dia mengatakan bahwa surat ini merupakan suratnya yang kedua yang menunjukkan bahwa dia sedang menulis kepada orang percaya yang sama di Asia Kecil yang telah menerima suratnya yang pertama (1Pet 1:1). Karena Petrus, seperti halnya Paulus, dihukum mati oleh keputusan yang dibuat oleh kaisar Nero yang jahat (yang kemudian wafat pada bulan Juni, 68 M), adalah sangat mungkin bahwa Petrus menulis surat ini di antara tahun 66-68 M, tidak lama sebelum ia mati syahid di Roma (2Pet 1:13-15).
Beberapa sarjana zaman dahulu dan sekarang, yang mengabaikan beberapa persamaan mencolok dari 1 Petrus dan 2 Petrus dan sebaliknya menekankan perbedaan di antara kedua surat itu, telah beranggapan bahwa Petrus bukanlah penulis surat ini. Akan tetapi, perbedaan isi surat, kosakata, penekanan, dan gaya penulisan dari kedua surat ini dapat diterangkan dengan memadai oleh berbedanya situasi Petrus dan penerima suratnya ketika menerima kedua surat itu.
- (1) Situasi semula para penerima surat telah berubah dari penganiayaan serius yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya menjadi serangan serius dari dalam oleh para guru palsu yang mengancam landasan kebenaran gereja.
- (2) Situasi yang dihadapi Petrus juga sudah berbeda. Jikalau sebelumnya dia mempunyai seorang penulis yang ahli seperti Silas ketika menulis suratnya yang pertama (1Pet 5:12), kelihatannya Silas tidak ada ketika Petrus menulis surat yang kedua itu. Petrus mungkin memakai bahasa Yunani ala Galilea yang kasar atau mengandalkan juru tulis yang tidak sepandai Silas.
Tujuan
Petrus menulis surat ini
- (1) untuk menasihati orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, dan
- (2) untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli.
Petrus meringkaskan maksudnya dalam 2Pet 3:17-18 ketika dia menasihati orang percaya yang sejati
- (1) untuk waspada supaya mereka tidak "terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum" (2Pet 3:17), dan
- (2) untuk "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18).
Survai
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
- (2) Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama (Lihat "PENDAHULUAN SURAT YUDAS" 08261).
- (3) Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua.
- (4) Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
Full Life: 2 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(2Pet 1:1-2)
I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21)
A. Kuasa Pengenalan ...
Garis Besar
- Salam Kristen
(2Pet 1:1-2) - I. Pujian Atas Pengenalan yang Benar
(2Pet 1:2-21) - A. Kuasa Pengenalan Akan Allah yang Mengubah Hidup
(2Pet 1:2-4) - B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen
(2Pet 1:5-11) - C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran
(2Pet 1:12-21) - 1. Motivasinya
(2Pet 1:12-15) - 2. Metodenya
(2Pet 1:16-21) - a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan
(2Pet 1:16-19) - b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan
(2Pet 1:20-21) - II. Kecaman Terhadap Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:1-22) - A. Yang Dapat Diharapkan dari Guru Palsu
(2Pet 2:1-3) - B. Yang Dapat Mereka Harapkan dari Allah
(2Pet 2:4-10) - C. Beberapa Ciri Guru-Guru Palsu
(2Pet 2:10-19) - D. Bahaya-Bahaya Kemunduran dari Kebenaran
(2Pet 2:20-22) - III.Kepastian Kedatangan Tuhan
(2Pet 3:1-18) - A. Penyangkalan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:1-7) - B. Kepastian Kedatangan-Nya
(2Pet 3:8-10) - C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya
(2Pet 3:11-18) - Ucapan Berkat
(2Pet 3:18)
Matthew Henry: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beber...
- Dampak jelas bahwa penulis surat kerasulan ini adalah penulis yang sama dengan penulis surat sebelumnya. Apa pun perbedaan yang dipahami oleh beberapa cendekiawan Alkitab dalam hal gaya penulisan yang dianggap berbeda dari surat sebelumnya, hal itu tidak menjadi alasan cukup untuk menyatakan bahwa surat tersebut ditulis oleh Simon yang menggantikan Rasul Yakobus di dalam jemaat Yerusalem. Sebab, orang yang menulis surat kerasulan ini sendiri menyebut dirinya sebagai Simon Petrus, hamba dan rasul ( 2 Petrus 1:1), dan menyatakan bahwa ia adalah salah seorang dari tiga orang rasul yang hadir ketika Kristus dimuliakan ( 2 Petrus 1:18), dan menyatakan dengan tegas bahwa sebelumnya ia telah menulis sepucuk surat kerasulan kepada mereka ( 2 Petrus 3:1). Rancangan dari surat kerasulan yang kedua ini sama dengan surat yang sebelumnya, sebagaimana terbukti dengan jelas di dalam ayat pertama dari pasal yang ketiga, dan dari ayat itu dapat diamati bahwa dalam perkara-perkara Allah, kita perlu petunjuk demi petunjuk dan kalimat demi kalimat, supaya kita bisa mengingatnya. Dan apa yang ada dalam surat inilah yang merupakan perkara-perkara yang harus dicatat dengan cermat dan harus sering kita ingat kembali.
Jerusalem: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat-
su...
SURAT KEDUA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang dan waktu ia menulis
Keaslian daripada surat ini djauh lebih banjak dipersoalkan dari pada surat- surat lainnja dalam Perdjandjian Baru. Sepintas lalu, pertentangan ini seperti tak ada alasannja. Surat dibuka dengan utjapan selamat dari ,Simon Petrus, abdi dan rasul Jesus Kristus". Pengarang menjatakan dirinja penjaksi mata terhadap peristiwa Kristus berubah rupa digunung Tabor (1:16-18), suatu pernjataan tak langsung tetapi djelas dimaksudkan Petrus (Mk. 9:2). Dan dalam 3:1 penulis menegaskan babwa inilah "surat kedua jang kutulis untuk kamu", suatu penegasan, jang menurut konteks, hanja dapat dikenakan kepada surat I Petr.
Kalau bukan Petrus, siapakah pengarang sebenarnja? Kemungkinan adanja seorang pengarang lain disarankan oleh mereka jang berpendapat bahwa surat ini ditulis kemudian dari masa rasul-rasul. Pada tempat pertama, terang-terangan bahwa dikalangan Para pembatja terdapat orang-orang jang mulai bimbang akan kedatangan-kedua dari Kristus (3:3). Dikalangan orang kristen purba ada hidup suatu kejakinan bahwa kerobohan Jerusalem dan achirat dunia itu berhubungan erat (Mt. 24:2). Tak akan ada keragu-raguan mengenai kedatangan Kristus kedua, andaikata hal itu tak dituturkan djustru berdampingan dengan kerobohan Jerusalem. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sudah beberapa tahun lewat sedjak robohnja kota Jerusalem pada tahun 70. Tetapi Petrus sudah wafat sebelum peristiwa itu terdjadi.
Penulis menampik kritik itu dengan menundjukkan tak pastinja kedatangan-kedua Kristus (3:8-10). Akan tetapi penulis dari surat pertama Petrus merasa tak perlu memperkatakan soal itu. Untuk dia, seperti djuga untuk banjak orang kristen purba "achirat dari segala sesuatu itu sudah dekat" (I Petr. 4:7,17). Penulis surat II Petr. ternjata hidup pada periode jang lebih kemudian.
Tambahan pula, dalam II Petr 3:4 "bapa-bapa" kepada siapa ia alamatkan suratnja "sudah tidur njenjak" atau mati. Ini dapat dikenakan kepada generasi pertama dari orang kristen purba, dan telah dibuat djauh lebih dahulu daripada achir masa rasul-rasul. Serupa dengan itu ialah penjebutan nabi-nabi dan"rasul- rasulmu" (jakni mereka jang telah mengabarkan Indjil kepada para pembatja) jang kedua-duanja adalah manusia-manusia penghuni masa jang sudah lampau (3:2). Dalam 3:15-16 Pengarang berbitjara tentang "segala surat" St. Paulus. Ini menundjukkan bahwa sekurang-kurangnja sebagian besar daripada surat-surat jang kita kenal sekarang ini telah ditulis dan dipandang sebagai Kitab Kudus. Dan rupanja tertulis sezaman dengan Kitab-Kitab Kudus jang diwahjukan sebelum kematian rasul tsb.
Achirnja, menilik masa penulisannja, surat ini seakan-akan banjak bergantung kepada surat Judas.
Djika surat Judas ditulis sesudah tahun 70 (dan rupanja demikian), maka rasul Petrus tak pernah sudah dapat menulis surat ini.
Sebab-sebab mengapa orang berpendapat bahwa surat kedua Petrus ini ditulis kemudian, dan bukan oleh Petrus sendiri, banjak sedikitnja diperteguh oleh perbandingan gajabahasanja dengan Surat Pertama Petrus. Kedua surat itu sudah terang tidak berasal dari tangan jang sama. Sekalipun penggunaan djurutulis- djurutulis jang berlainan bisa membatalkan dugaan ini, toh tak dapat ia merobah dugaan akan adanja pengarang jang berbeda.
Bagaimana sekalipun berlainan pendapat orang tentang penulis surat ini, namun kesimpulan jang dapat kita ambil ialah surat ini ditulis beberapa waktu setelah- tahun 70, oleh seorang djurutulis jang dengan tepat dan teliti menuliskan buah pikiran gurunja.
Pembatja dan peristiwa
Djika Petrus sendirilah penulis surat ini, maka pembatja-pembatjanja terdiri dari umat beriman jang disebut dalam Surat Pertama Petrus (I Petr. 1:1), karena ia menegaskan bahwa kini buat kedua kalinja ia bersurat kepada mereka (3:1). Tetapi andaikata penulisnja bukan Petrus, maka akan tak djelas siapakah pembatja-pembatjanja, selain daripada bahwa pembatja-pembatja itu orang kristen (1:1), dan Peristiwa dan maksud surat ini djuga tidak dapat menentukan umat untuk siapa surat itu ditulis. Penulis mengadjak pembatjanja untuk menilai tinggi imannja, akan memiliki kebadjikan-kebadjikan, dan menghindarkan dosa serta adjaran-adjaran sesat. Nasehat jang achir ini agak penting, karena disini disinggung adjaran daripada beberapa pengadiar palsu, jang oleh adjaran dan kehidupan dan hidupnja jang tak susila, menjebabkan banjak orang kristen "mengikuti perbuatan mereka jang sesat", dan memperkosa "djalan kebenaran" (2:2). Meradjalelanja bahaja ini, jang rupanja tjukup umum dimasa ini memberi kesempatan istimewa untuk menulis surat ini. Tidak ada tanda-tanda jang menundjukkan tempat, dimana surat itu ditulis.
Gaja bahasa
Surat ini dibuka dengan suatu salam dan beberapa utjapan pribadi pengarang (1:16-18; 3:1,15). Bagaimanapun djuga, ada kemungkinan bahwa pengarang mempergunahan bentuk surat, dengan maksud membentangkan buah pikirannja tentang beberapa soal besar jang dihadapi umat beriman masa itu. Surat ini -- menilik bentuknja -- berupa suatu kotbah. Ini diperkuat lagi oleh penutup kotbah itu jang tak dikenakan kepada suatu pribadi tertentu. (3:17-18).
Adjaran didalamnja
Karena ditulis djauh kemudian, isi surat ini mengemukakan adjaran Kristus dan
misterinja setjara lebih bagus dan mendalam. Disini setjara singkat kita
sebutkan beberapa misteri: Dahulunja terselubung dalam dosa dan kesesatan (
Inilah Penjelamat itu, jang sudah memberi bantuan kepada manusia untuk mengambil bahagian dalam djandjian ilahinja (1:4; 3:4,9,13), dan dalam wudjud ilahi itu sendiri (1:4). Jang terpenting antara anugerah-anugerah ilahi ini ialah iman (1:1), jang berlandaskan pengetahuan akan Kristus (1:2), jang semakin bertambah djua berkat latihan kebadjikan (1:5-8; 3:18). Orang harus tekun berusaha dalam hal ini (1:10; 3:18,14,17) supaja ia bisa mentjapai keselamatan abadi disurga (1:11). Pada pihak lain, berdosa (2:2,10) dan menjangkali Kristus (2:1) ahan membawa orang kepada siksa kekal (2:3,9,17). Siksa kekal ini telah dialami oleh para machluk jang durhaka (2:4) dan orang-orang djahat dimasa lampau (2:5-91).
Salah satu motip terkuat jang mendorong manusia untuk hidup baik ialah kepastian tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan tentang kedatangan jang kedua Kristus (1:16; 3:11-14). Sekalipun beberapa orang bimbang akan hal itu (3:3) namun penjaksian rasul (1:16-18) dan sabda nabi (1:19) merupakan djaminan jang tjukup. Kitab Kudus, diwahjukan oleh Roh Kudus dan berisikan sabda Allah sendiri, tidak dapat berdusta (1:20-21). Ketakpastian kedatangan jang kedua Kristus itu (3:10) tidak berarti bahwa itu tidak benar. Tambahan lagi, tjorak dugaan manusia itu lain daripada dugaan Allah (5:8). Tjukuplah halau orang kristen merenungkan kemuliaan hari itu (5:10-13).
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Menempatkan Kehidupan Dalam Perspektif (2 Petrus 3:8-10)
Ketika Petrus mengingatkan para pembacanya tentang jalan Allah yang penuh kesabaran, ketika ...
Menempatkan Kehidupan Dalam Perspektif (2 Petrus 3:8-10)
Ketika Petrus mengingatkan para pembacanya tentang jalan Allah yang penuh kesabaran, ketika ia memberitahu mereka bahwa Allah menghendaki semua orang bertobat, itu adalah pengingat tentang singkatnya kehidupan dan kepastian kematian. Dalam Yesus Kristus, Allah telah mengulurkan tangan kepada umat manusia, untuk menyelamatkan, untuk memberikan hidup kekal. Seneca adalah seorang negarawan yang terkenal dan filsuf Stoik yang hidup sezaman dengan Paulus. Ia tinggal di Roma. Sejauh yang kita tahu, ia tidak mengenal pesan Kristen. Namun begitu, dari perspektif pagannya, Seneca juga mengungkapkan paradoks pergumulan hidup ketika hidup tidak ada artinya.
Betapa bodohnya merencanakan kehidupan seseorang, ketika orang bahkan bukan pemilik hari esok! Oh betapa suatu kegilaan merencanakan harapan kita yang menjangkau jauh! Mengatakan: "Saya akan membeli dan membangun, meminjamkan dan mengumpulkan uang, memperoleh gelar kehormatan, dan kemudian, karena tua dan uzur saya akan menyerahkan diri kepada kehidupan yang nyaman." Percayalah ketika saya mengatakan semuanya itu meragukan, bahkan bagi mereka yang makmur. Tidak ada orang yang berhak untuk menarik dirinya kepada masa depan … Kita merencanakan pelayaran yang jauh dan kepulangan yang lama tertunda setelah menjelajahi pelbagai negeri asing … dan dalam perjalanan itu kematian berdiri di sisi kita.14
Ada keputusasaan dalam kata-kata Seneca itu. Orang merasa kasihan membaca kata-kata itu. Bagi Petrus, dan bagi mereka yang percaya kepada kata-katanya dan percaya kepada Tuhan, ia menyatakan bahwa yang berdiri di sisi kita adalah kehidupan, bukan kematian. Ada langit yang baru dan bumi yang baru di mana kebenaran bersemayam.
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) 2 Petrus 3:1-16
Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
Petrus membuat jelas bahwa pesannya itu bukan baru saja muncul. Pesan para rasul telah membawa par...
2 Petrus 3:1-16
Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
Petrus membuat jelas bahwa pesannya itu bukan baru saja muncul. Pesan para rasul telah membawa para pembacanya kepada keselamatan. Gereja-gereja yang ia sapa sudah mengetahui kebenaran; mereka benar-benar telah diteguhkan dalam kebenaran itu (1:12). Lalu guru-guru palsu datang. Mereka memecah-belah gereja. Beberapa orang Kristen telah menerima atau setidaknya menoleransi mereka; beberapa lainnya telah secara lebih jelas memahami implikasi ajaran mereka dan menolak mereka. Rasul Petrus memiliki dua tujuan dalam menulis surat ini: (1) Ia ingin meyakinkan para pembacanya bahwa guru-guru palsu itu sedang mengeksploitasi mereka. Lebih daripada itu, mereka sedang mengompromikan pesan-pesan rasuli sehingga tidak bisa dikenali lagi. (2) Ia ingin mendorong para pembacanya dengan mengingatkan mereka tentang kekuatan dan kesucian panggilan mereka. Ia ingin membangun mereka dalam iman. Petrus membuat jelas bahwa ia tidak memiliki pesan yang baru, yang inovatif. Tujuannya adalah mengingatkan dan menggugah pikiran mereka. Jika mereka ingin tetap sebagai umat Allah, maka penting bagi mereka untuk menolak guru-guru palsu dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pesan yang mereka pernah dengar dari para rasul.
TFTWMS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Mempercepat Hari Tuhan (2 Petrus 3:1-16)
Telah dikatakan bahwa Alkitab diringkas sebagai berikut: (1) Tema Perjanjian Lama adalah "Seseorang aka...
Mempercepat Hari Tuhan (2 Petrus 3:1-16)
Telah dikatakan bahwa Alkitab diringkas sebagai berikut: (1) Tema Perjanjian Lama adalah "Seseorang akan datang." (2) Tema keempat Injil adalah (3) "Seseorang ada di sini." Tema kitab lainnya Perjanjian Baru adalah "Seseorang akan datang kembali." Ketika Petrus menuliskan suratnya yang kedua ia menyapa beberapa orang yang mungkin telah menjadi Kristen selama satu dekade atau lebih. Mereka mengerti bahwa Tuhan harus datang kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan kehidupan berlangsung sebagaimana sebelumnya. Petrus menyimpulkan suratnya ini dengan meyakinkan para pembacanya bahwa apa yang mereka sudah dengar adalah benar: Tuhan akan datang kembali. Petrus ingin memastikan mereka itu memahami prinsip-prinsip ini:
(1) Akan selalu ada orang skeptis dan ragu-ragu yang akan mengejek orang-orang yang percaya bahwa dunia sedang menuju akhir yang ditetapkan oleh Tuhan. Salah satu perbedaan paling penting antara pandangan orang Kristen dan non-Kristen atas dunia adalah bahwa orang Kristen tahu dunia ini sedang menuju ke suatu tempat. Dunia sedang bergegas menuju akhir, penghakiman ketika semua orang akan berdiri di hadapan Allah dan memberikan pertanggungan jawab (2 Korintus 5:10). Orang non-Kristen memiliki iman bahwa tidak ada apa-apa di luar proses materi yang mereka lihat di alam. Semuanya adalah kebetulan. Dunia bisa berakhir lantaran benturan atau rengekan; tetapi ketika itu terjadi, itu tidak berarti apa-apa. Bagi orang non-Kristen, kehidupan manusia dan dunia materi adalah semacam kecelakaan kosmik. Itu tidak memiliki rancangan dan tidak punya rencana. Bagi mereka, seperti kata Paulus, manusia bisa juga "makan dan minum, sebab besok [mereka] mati" (1 Korintus 15:32). Namun jangan salah duga. Itu bukan seolah-olah orang-orang Kristen memiliki "iman yang buta" sedangkan para peragu tidak memiliki iman. Orang non-Kristen mempertaruhkan kekekalan mereka pada keraguan mereka. Orang Kristen percaya bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya. Tidak hanya itu, mereka punya alasan untuk percaya bahwa Allah sudah datang ke bumi sebagai Penebus dalam Yesus Kristus. Akan selalu ada orang-orang ragu yang akan mengejek. Petrus ingin para pembacanya mengetahui bahwa hal itu harus sudah diantisipasi. Keraguan dan ejekan tidak mengubah fakta bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati dan memerintah di sebelah kanan Allah. Ini tidak mengubah jaminan bahwa Ia akan datang lagi.
(2) Allah memiliki sejarah panjang tentang panjang sabar; tapi pada akhirnya, Ia menepati janji-Nya. Petrus membawa kembali orang Kristen kepada periode air bah. Petrus mengenang kembali Nuh sebanyak tiga kali dalam dua suratnya yang singkat (1 Petrus 3:20; 2 Petrus 2:5; 3:5, 6). Dalam setiap contoh rasul itu mengacu kepada Allah yang menuntut tanggung jawab dunia atas dosa. Dalam contoh terakhir (3:5, 6) ia mengingatkan orang-orang percaya bahwa Allah tidak menyerukan penghakiman hari ini dan esoknya dilaksanakan. Nuh menghukum dunia, dan menjadi "penerima kebenaran" (Ibrani 11:7). Dunia mengacuhkan dia. Tahun-tahun berlalu, namun pada akhirnya Allah mendatangkan penghakiman yang ia sudah umumkan.
Petrus bisa saja mengutip banyak contoh lainnya. Selama beberapa dekade Yeremia memperingatkan kaum Yudea dan Yerusalem bahwa Allah akan menghakimi bangsa itu. Sedikit saja yang mendengarkan. Umat itu memiliki banyak kesempatan untuk bertobat. Sebaliknya, mereka malah mengejek nabi itu. Yeremiah menjadi putus asa dan ingin menyerah (Yeremia 20:7). Pada akhirnya, Allah menghakimi umat itu.
Yerusalem dihancurkan; kaum itu ada yang dibantai atau diangkut menjadi tawanan sebagai budak. Allah bersikap sabar terhadap manusia, tapi janji-Nya pasti akan digenapi.
(3) Semua kemegahan dan kemuliaan manusia akan jatuh di bawah hukuman Allah. Orang-orang non-Kristen sering memiliki inkonsistensi yang aneh ini: Pertama, mereka menganggap kehidupan manusia tidak lebih daripada akhir dari rantai evolusi biologi. Menjadi manusia tidak ada bedanya dengan menjadi jangkrik atau orangutan. Logikanya, kematian manusia tidak lebih daripada kematian tikus sawah. Seorang pengamat yang obyektif bisa berpendapat bahwa, berdasarkan dugaan orang non-Kristen, umat manusia adalah penyakit di planet ini, mengganggu ekologi dan menghancurkan bentuk-bentuk kehidupan lainnya. Planet ini akan jauh lebih baik tanpa mereka.
Jika orang-orang non-Kristen itu benar, maka orang dapat memahami bagaimana mereka akan menarik pelbagai kesimpulan ini. Namun begitu orang-orang non-Kristen yang sama itu, meski menyimpulkan bahwa kehidupan manusia tidak ada artinya, ingin menjadikan hidup manusia segala-galanya. Manusia masih melihat ke menara-menara yang mereka bangun ke langit (Kejadian 11:4) dan mengagumi pencapaian mereka sendiri. Mereka mengatakan, "Lihatlah gedung pencakar langit kita, tanker minyak kita, pesawat ruang angkasa kita, pipa besar kita, jalan dan jembatan kita. Betapa kita ini adalah ras yang luar biasa. Tidak ada yang tidak bisa kita capai. "
Manusia menjadikan diri mereka sendiri sebagai dewa mereka. Kita bisa mengingatkan orang-orang yang bermegah dalam pencapaian beberapa hal tentang apa yang tidak bisa dicapai oleh ras itu. Kita belum mampu menghentikan pembunuhan satu sama lain. Perang terus menjamur. Kebencian menginfeksi jalan-jalan dan rumah-rumah mereka. Anak-anak berpaling kepada narkoba. Suami dan istri tidak dapat menemukan sumber daya untuk membangun kehidupan bersama. Lalu ada realitas yang sangat kuat yang tidak pernah lenyap: Dalam kata-kata dari lagu lama, "Kita sedang menuruni lembah satu per satu."12Maut masih menelan orang-orang yang bersikeras bahwa manusia dapat mencapai apa saja. Peringatan Petrus hampir tidak bisa diabaikan. Bumi dan langit, semua kemuliaan dan kemegahan insani, akan dihancurkan. Allah sedang membawa dunia ini kepada akhirnya. Bagian orang-orang yang bijaksana adalah menjalani hidup saleh. Petrus menyatakan, "Karena semua ini harus dihancurkan dengan cara ini, betapa kamu harus menjadi jenis umat yang hidup dalam perilaku kudus dan kesalehan,!"(2 Petrus 3:11).
Kesimpulan. Pelbagai peringatan Petrus itu adalah tegas, tetapi pada saat yang sama ia mengulurkan harapan. Ia memberitahu kaumnya bahwa setelah dunia ini berakhir, Allah akan membuat langit yang baru dan bumi yang baru. Di dalamnya orang benar akan menetap (2 Petrus 3:13). Baik Petrus maupun penulis Perjanjian Baru lainnya tidak mendorong adanya spekulasi berlebihan tentang akan seperti apa dunia yang baru itu. Kita percaya Allah memberikan penyedian bagi umat-Nya.
TFTWMS: 2 Petrus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Donald Guthrie, New Testament Theology (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1981), 978.
2 Para rasul disebut "dua bel...
Catatan Akhir:
- 1 Donald Guthrie, New Testament Theology (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1981), 978.
- 2 Para rasul disebut "dua belas" hanya sekali dalam Kisah (6: 2) dan sekali oleh Paulus (1 Korintus 15:5). Meski resminya bukan bagian dari "dua belas," namun Paulus memiliki otoritas penuh dan penugasan seorang rasul (Galatia 1:1).
- 3 Michael Green, The Second Epistle General of Peter and the General Epistle of Jude, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, vol. 18 (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 138.
- 4 Lihat Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity, 2d ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1993), 232.
- 5 John R. Clements, "In the Land of Fadeless Day," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 6 Irenaeus Against Heresies 5.28.3.
- 7 Richard J. Bauckham, Jude, 2 Peter, Word Biblical Commentary, vol. 50 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 312.
- 8 Charles H. H. Scobie, The Ways of Our God: An Approach to Biblical Theology (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2003), 741.
- 9 Robert Davidson, "Some Aspects of the Old Testament Contribution to the Pattern of Christian Ethics," Scottish Journal of Theology 12 (December 1959): 376.
- 10 Dalam ayat ini, 2 Petrus 3:14, rasul itu menggunakan kata aÓmw¿mhtoß (amōmetos, "tidak bercela" atau "tidak bercacat"), bukan a‡mwmoß (amōmos) seperti yang ia lakukan dalam 1 Petrus 1:19, di mana ia mengatakan bahwa Yesus adalah anak domba yang "tidak bercacat." Kata-kata itu sangat dekat dan pada dasarnya bermakna hal yang sama.
- 11 Shepherd of Hermas: Similitudes 9.14.4.
- 12 Jessie Brown Pounds, "We Are Going Down the Valley," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 13 Clement 11.2-5.
- 14 Seneca Epistles 101.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk
SURAT PETRUS YANG KEDUA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".
Isi
- Pendahuluan
2Pet 1:1-2 - Panggilan Allah kepada orang Kristen
2Pet 1:3-21 - Guru-guru palsu
2Pet 2:1-22 - Kedatangan Kristus untuk kedua kali
2Pet 3:1-18
Ajaran: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran
utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab II Petrus, orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus dan akhirnya menerapkan di dalam kehidupannya.
Pendahuluan
Penulis : Kitab II Petrus ditulis oleh penulis yang sama dari Kitab I Petrus.
Tahun : Pada tahun 66 sesudah Masehi.
Penerima :
Isi Kitab: Isi Kitab II Petrus memperingatkan para pembacanya (orang-orang Kristen) untuk bertumbuh di dalam imannya. Di mana pertumbuhan iman dapat berjalan terus, walaupun ada pengajar-pengajar palsu yang datang, pengejek- pengejek menyerang, karena Allah telah menganugerahkan kuasa Ilahi bagi orang Kristen yang melawannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus
Pasal 1 (2Pet 1:1-21). Pengajaran tentang Kuasa Allah tersedia bagi setiap orang Kristen untuk bertumbuh di dalam imannya.
Pasal 2 (2Pet 2:1-22). Pengajaran peringatan untuk orang Kristen agar sadar akan adanya penghalang-penghalang dari guru-guru palsu.
Pasal 3 (2Pet 3:1-18). Pengajaran tentang menghadapi atau melawan para pengejek yang berusaha menghancurkan pengharapan orang-orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Pet 1:3-9. _Tanyakan_: Apakah yang menyebabkan seseorang lupa bahwa dosanya sudah diampuni?
- Bacalah pasal 2Pet 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang disangkal oleh nabi-nabi palsu? Apakah yang tersedia bagi nabi-nabi palsu itu?
- Bacalah pasal 2Pet 3:8-13. _Tanyakan_: Apakah yang tidak boleh dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi para pengejek?
II. Penutup
Pentingnya surat ini, karena orang-orang Kristen cepat lupa apa yang sudah diajarkan; yaitu perintah-perintah Tuhan Yesus (2Petrus 1:12-15; 3:1-2).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab II Petrus?
- Apakah pusat pengajaran dari Kitab II Petrus?
- Apakah yang menghalangi pertumbuhan iman orang-orang Kristen?
- Bagaimanakah orang Kristen menghadapi penghalang-penghalan imannya?
Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS? Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu ke
Berpegang teguhlah pada imanmu!
MENGAPA PETRUS MENULIS?
Pendapat bahwa gereja-gereja dalam Perjanjian Baru tidak mempunyai masalah merupakan suatu kekeliruan. Para pembaca dari surat ini sedang berada dalam bahaya yang nyata.
1. Mereka harus meneruskan apa yang telah mereka mulai dan tidak menyerah kepada godaan untuk berdiam diri. Terdapat kesempatan luas untuk bertumbuh.
2. Di daerah tempat mereka berada sedang berkembang banyak ajaran palsu yang jahat. Para pengajar memaksakan ajaran tersebut mengatakan bahwa mereka adalah Kristen, tetapi cara hidup mereka jauh menyimpang dari hal-hal yang diajarkan oleh Yesus. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan istimewa yang memperbolehkan mereka tidak menaati peraturan. Oleh karena itu, mereka mendukung perbuatan seksual secara liar dan melakukannya atas nama Kristus! Mereka sudah kehilangan rasa malu, dan tidak lagi peduli siapa yang mereka seret bersama mereka. Karena pada waktu itu cara hidup begitu bebas, maka ajaran ini menarik banyak orang yang tidak sungguh-sungguh ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama.
3. Kelompok lain adalah mereka yang menjadi sangat sinis tentang janji kedatangan Yesus kembali. Tahun-tahun telah berlalu dan tidak terjadi apa- apa, oleh karena itu mereka mulai meragukan apakah benar hal itu akan terjadi.
Semua keadaan itu sangat mengganggu jemaat Kristen yang masih muda, dan Petrus menulis untuk meluruskan beberapa masalah di samping untuk mendorong mereka agar tetap percaya kepada Tuhan.
SIAPA PEMBACANYA?
Kita tidak tahu - sebab nama mereka tidak disebutkan dalam surat ini. Ada kemungkinan mereka itu adalah kelompok yang sama dengan penerima surat pertama, tetapi kita tidak pasti. Rupanya Petrus menulis surat ini karena merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan meninggalkan mereka dan kondisi ini adalah salah satu alasan mengapa ia ingin menuliskan sesuatu di atas kertas selagi ia masih bisa melakukannya.
BEBERAPA MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN.
II Petrus merupakan sepucuk surat yang lain daripada yang lain, karena ditulis dalam bahasa yang paling tidak biasa dan berbunga-bunga dalam Perjanjian Baru. Hal ini mungkin merupakan cara Petrus untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau mungkin hasil karya sekretarisnya pada waktu itu. Hal aneh lainnya ialah jika kita membaca pasal dua kemudian kita melihat surat Yudas, kita akan menemukan banyak persamaan. Kita tidak tahu siapa di antara keduanya yang memakai hasil tulisan rekannya. Petrus mungkin menyadur tulisan temannya -- atau Yudas yang mengambil hasil pemikiran Petrus! Masalah ini tetap tak terpecahkan.
Pesan
1. Anda perlu maju terus. Dalam haIo lebih mengetahui. 2Pe 1:5-7
o lebih membuktikan. 2Pe 1:8-11
o lebih bertumbuh. 2Pe 3:11, 12, 18
2. Yesus bukanlah mitos.
Bukti dari para saksi mata. 2Pe 1:16-18
Jawaban bagi guru-guru palsu. 2Pe 2:1; 3:1-2
3. Allah telah melakukannya.
Ia telah menghukum orang jahat di masa lampau. 2Pe 2:4-8
la akan membebaskan mereka yang mengasihi Dia. 2Pe 2:9
la akan menghakimi para pendosa. 2Pe 2:9-10
4. Jangan berlaku tidak sabar.
Yesus sungguh berjanji akan datang kembali. 2Pe 3:2
Allah dulu telah pernah menghancurkan dunia. 2Pe 3:5-6
Dunia yang sekarang ini akan dihancurkan, 2Pe 3:7, 10, 11
Allah melihat waktu dengan cara yang berbeda. 2Pe 3:8
Lebih lama menanti, lebih banyak Kristen! 2Pe 3:9 Kita memiliki hari depan yang cemerlang. 2Pe 3:13
Penerapan
II Petrus mengajukan beberapa pertanyaan...
1. Apakah Anda bertumbuh sebagai seorang Kristen?o Masihkah bergairah membuktikan janji-janji-Nya?
o menambah imanmu?
o dan tidak hanya menghabiskan waktu?
2. Apakah Anda penuh percaya diri?
o Anda memiliki
- Firman Allah
- pengalaman yang bertumbuh
- bukti-bukti dari saksi mata
- sekilas gambaran masa depan
3. Apakah Anda berjaga-jaga?
o Dapatkah Anda
- mengenali ajaran palsu?
- menghindari kekeliruan yang membahayakan?
- mengingat kebenaran?
- menjaga tingkah laku Anda?
4. Apakah Anda tetap berpegang teguh?
o Walaupun sudah melakukan kesalahan?
o Walaupun dicaci maki?
o Mengingat masa lalu Anda?
o Mengingat masa depan Anda?
o Karena Anda banyak mendapatkan dan banyak kehilangan?
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Sungguh menakjubkan betapa banyak Petrus menunjuk kepada apa yang kita ketahui saat ini sebagai Alkitab dalam pengajarannya. Ia mengatakan bahwa pengajarannya lebih nyata daripada apa yang telah dilihatnya sendiri. Apa yang Anda temukan tentang:
o kehidupan dan pengajaran Yesus (2Pe 1:4, 8, 17; 2:1, 20; 3:2, 9, 10, 18)
o pengajaran para rasul 2Pe 1:12-18; 2:21; 3:2,15-16)
2. Bukti para saksI mata.
Seperti halnya dengan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya, Petrus dapat mengatakan bahwa berita tentang Yesus itu benar karena ia pernah bersama-sama dengan Dia dan melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya. Ia juga melihat betapa pentingnya memberitahukan semua ini kepada banyak orang sebelum ia meninggal. Injil Markus banyak mengambil kesaksian Petrus. Menurut Anda mengapa Petrus memilih kisah tentang saat mereka melihat Yesus dipermuliakan? (2Pe 1:17-18). Bagaimana menurut Anda kisah ini berkaitan dengan 'kuasa kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus? (2Pe 1:16).
3. Kekeliruan.
Tidak ada tempat dalam pikiran Petrus untuk ajaran sesat atau untuk pertanyaan bodoh yang mempersoalkan firman Allah. Tidak ada ampun bagi orang yang menyebut diri Kristen bila mereka memutarbalikkan apa yang telah mereka ketahui mengenai Kristus dan kehidupan Kristen. Bagaimana Petrus mengambarkan guruguru palsu? Apa risiko yang akan menimpa mereka? Bagaimana hal itu berlaku bagi kita kini?
4. Akhir zaman.
Tidak ada keraguan dalam pikiran Petrus tentang kedatangan Kristus kembali dan tentang akhir zaman. Walaupun tertunda, hal itu pasti terjadi. Apa yang dapat kita pelajari dari surat ini:
O tentang akhir zaman serta apa yang akan terjadi? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara hidup kita?
Garis Besar Intisari: 2 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4Kita memili janji janji Allah
2Pe 1:5-8Perhitungan rohani
2Pe
[1] 'SALAM, KAWAN-KAWAN...' 2Pe 1:1-2
[2] 'MAJU TERUS!' 2Pe 1:3-11
2Pe 1:3-4 | Kita memili janji janji Allah |
2Pe 1:5-8 | Perhitungan rohani |
2Pe 1:9 | Orang yang tidak maju |
2Pe 1:10-11 | Pertahankan hidup |
[3] 'SAYA MERASA PRIHATIN...' 2Pe 1:12-15
2Pe 1:12-14 | Saya mungkin tidak lama lagi bersamamu |
2Pe 1:15 | Ada sesuatu untukmu jika saya telah tiada |
[4] 'KITA MELIHATNYA TERJADI!' 2Pe 1:16-18
2Pe 1:16 | Dengan mata kita sendiri |
2Pe 1:17, 18 | Kita pasti berada di sana |
[5] 'FIRMAN ALLAH DIBERIKAN OLEH ALLAH SENDIRI' 2Pe 1:19-21
2Pe 1:19 | Cahaya dalam kegelapan |
2Pe 1:20-21 | Bukan sekadar tulisan manusia |
[6] 'HATI-HATI TERHADAP KEPALSUAN!' 2Pe 2:1-3
2Pe 2:1-2 | Guru-guru palsu |
2Pe 2:3 | Memeras kamu |
[7] 'ALLAH AKAN MENGHAKIMI' 2Pe 2:4-10
2Pe 2:4-8 | Dia telah melakukannya |
2Pe 2:9-10 | Dia akan melakukannya lagi |
[8] 'TIDAK DAPAT LEBIH BURUK LAGI' 2Pe 2:11-22
2Pe 2:11-16 | Perbuatan amoral yang terang terangan! |
2Pe 2:17-22 | Lebih baik jika mereka belum pernah mendengar! |
[9] 'TUHAN AKAN DATANG KEMBALI 2Pe 3:1-10
2Pe 3:1-4 | Beberapa meragukannya |
2Pe 3:5-7 | Hal itu telah pernah terjadi |
2Pe 3:8-10 | Allah sungguh-sungguh sabar |
[10] 'PIKIRKAN APA ARTI SEBENARNYA' 2Pe 3:11-13
2Pe 3:11-12 | Untuk kehidupan sehari-hari |
2Pe 3:13 | Suatu dunia baru akan tiba! |
[11] 'OLEH KARENA ITU, SEBAGAI KESIMPULAN...' 2Pe 3:14-18
2Pe 3:14 | Gunakanlah kesempatanmu |
2Pe 3:15-17 | Paulus juga menulis mengenai hal ini |
2Pe 3:18 | Bertumbuhlah terus! |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi