
Teks -- Matius 3:11 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mat 3:11
Full Life: Mat 3:11 - AKAN MEMBAPTISKAN KAMU DENGAN ROH KUDUS.
Nas : Mat 3:11
Yohanes mengatakan bahwa salah satu tugas Mesias yang akan datang
ialah membaptis para pengikut-Nya dengan Roh Kudus dan api -- suat...
Nas : Mat 3:11
Yohanes mengatakan bahwa salah satu tugas Mesias yang akan datang ialah membaptis para pengikut-Nya dengan Roh Kudus dan api -- suatu baptisan yang memberikan kuasa yang luar biasa untuk hidup dan bersaksi bagi Kristus
(lihat cat. --> Luk 3:16
[atau ref. Luk 3:16]
mengenai baptisan dalam Roh Kudus).
Jerusalem -> Mat 3:11
Jerusalem: Mat 3:11 - dengan api merupakan alat pembersihan yang tidak begitu jasmaniah dan lebih berdaya dari pada air. Dalam Perjanjian Lama, bdk Yes 1:25; Zak 13:9; Mal 3:2-3; Sir ...
Ende: Mat 3:11 - Dalam Roh Kudus dan api Bahasa kiasan ini berarti, bahwa oleh permandian
jang akan dimaklumkan Kristus, si manusia akan seolah-olah ditenggelamkan dalam
Roh Allah sampai sema...
Bahasa kiasan ini berarti, bahwa oleh permandian jang akan dimaklumkan Kristus, si manusia akan seolah-olah ditenggelamkan dalam Roh Allah sampai semata-mata diresapi olehnja dibersihkan dari segala dosa dan mendjadi orang rohani.

Ende: Mat 3:11 - Api disini melambangkan pembersihan sehabis-habisnja dan tidak tanpa
kepedihan, seperti mas dalam api dibersihkan dari segala tjampuran jang tidak
murni.
disini melambangkan pembersihan sehabis-habisnja dan tidak tanpa kepedihan, seperti mas dalam api dibersihkan dari segala tjampuran jang tidak murni.
Ref. Silang FULL -> Mat 3:11
Ref. Silang FULL: Mat 3:11 - tanda pertobatan // Roh Kudus // dengan api · tanda pertobatan: Mat 3:6; Mr 1:4; Mr 1:4
· Roh Kudus: Mr 1:8; Mr 1:8
· dengan api: Yes 4:4; Kis 2:3,4

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> Mat 3:1-12; Mat 3:11-12
Wycliffe: Mat 3:1-12 - -- A. Pendahulu Kristus (3:1-12).
Keempat Injil melukiskan pelayanan persiapan Yohanes, dan Lukas menyajikan gambaran lengkap mengenai kelahirannya yang...
A. Pendahulu Kristus (3:1-12).
Keempat Injil melukiskan pelayanan persiapan Yohanes, dan Lukas menyajikan gambaran lengkap mengenai kelahirannya yang menakjubkan (Luk. 1:5-25, 57-80).

Wycliffe: Mat 3:11-12 - Roh Kudus // api // (gandum-Nya) // (debu jerami itu ... dibakarnya) // Alat penampi 11, 12. Baptisan oleh Yohanes, yaitu kesaksian di depan umum bahwa orang yang dibaptis sudah bertobat, akan diikuti dengan baptisan oleh Mesias, yang ...
11, 12. Baptisan oleh Yohanes, yaitu kesaksian di depan umum bahwa orang yang dibaptis sudah bertobat, akan diikuti dengan baptisan oleh Mesias, yang membaptis dengan Roh Kudus dan api. Sebagian orang menggeser kedua istilah ini ke Pentakosta; yang lain menggesernya ke penghakiman terakhir. Dari ayat 12, tampak jelas bahwa baptisan dengan Roh Kudus itu mengacu kepada orang-orang percaya yang diselamatkan oleh Kristus (gandum-Nya) dan api menggambarkan hukuman atas orang fasik (debu jerami itu ... dibakarnya). Bandingkan dengan Maleakhi 4:1 (pasal yang dalam Perjanjian Baru diberlakukan untuk Yohanes Pembaptis; lihat Luk. 1:17). Jadi, Yohanes Pembaptis memandang karya Mesias dari titik pandang Perjanjian Lama yang biasa, tanpa memperhatikan selang waktu di antara kedatangan pertama dan kedua, yang mungkin juga tidak diketahui olehnya. Alat penampi. Sebuah sekop kayu yang dipakai untuk melemparkan gandum ke atas agar diterpa angin setelah pengirikan. Sekam yang lebih ringan akan terbawa angin, dan gandumnya akan jatuh menjadi timbunan.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 3:7-12
Matthew Henry: Mat 3:7-12 - Kisah Yohanes Pembaptis Kisah Yohanes Pembaptis (3:7-12)
Ajaran yang diberitakan Yohanes adalah mengenai pertobatan, dengan mengingat bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Dal...
Kisah Yohanes Pembaptis (3:7-12)
- Ajaran yang diberitakan Yohanes adalah mengenai pertobatan, dengan mengingat bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Dalam perikop ini kita melihat bagaimana ajarannya itu diterapkan. Penerapan adalah inti dari khotbah, begitu pula dengan khotbah Yohanes. Perhatikanlah:
- . Kepada siapa ia menerapkan ajarannya itu, yakni kepada orang-orang Farisi dan Saduki yang datang ke tempatnya membaptis (ay. 7). Kepada yang lain, ia merasa cukup sekadar mengatakan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat." Namun, saat melihat orang-orang Farisi dan Saduki datang menemuinya, ia menganggap perlu untuk menjelaskan secara langsung mengenai ajarannya dan menanganinya dengan lebih cermat. Pada masa itu mereka termasuk dua dari tiga sekte penting di antara kaum Yahudi. Sekte yang ketiga adalah kaum Essene yang tidak pernah kita dapati dalam keempat Kitab Injil, sebab mereka mengundurkan diri dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan masyarakat. Orang Farisi adalah pengikut fanatik menyangkut upacara, pengaruh bait Allah, dan tradisi para tua-tua. Orang-orang Saduki justru kebalikannya, mereka tidak banyak berbeda dengan para pengikut deisme yang menyangkali adanya roh dan kehidupan yang akan datang. Sungguh aneh bila mereka datang menyaksikan baptisan Yohanes, namun rasa ingin tahu membawa mereka ke sana untuk menjadi pendengar. Boleh jadi beberapa dari mereka menyerahkan diri untuk dibaptis, namun sudah jelas sebagian besar dari mereka tidak melakukan hal itu, sebab Kristus berkata (Luk. 7:29-30), bahwa ketika para pemungut cukai mengakui kebenaran Allah, mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. Perhatikanlah, banyak yang menerima sakramen-sakramen, namun tidak banyak yang mau berada di bawah kuasanya. Nah, kepada orang-orang inilah Yohanes berbicara dengan penuh kesetiaan kepada kebenaran, dan apa yang dikatakannya kepada mereka, disampaikannya di depan orang banyak (Luk. 3:7), sebab mereka ini memperhatikan semua yang dikatakannya.
- . Seperti apa penerapan ajarannya. Penerapannya jelas dan mengena, dan diarahkan kepada hati nurani mereka. Ia berbicara sebagai orang yang datang bukan untuk berkhotbah di hadapan mereka, melainkan langsung kepada mereka. Meskipun ia belajar sendiri, ia tidak merasa canggung saat muncul di hadapan umum dan tidak takut menghadapi orang, sebab ia penuh dengan Roh Kudus dan kuasa.
- I. Perkataannya menginsafkan dan membangunkan. Ia mengawali kata-katanya dengan keras, tidak menyebut mereka Rabi, tidak menyapa mereka dengan suatu gelar, apalagi puji-pujian yang sudah biasa mereka terima.
- . Gelar yang diberikannya kepada mereka adalah Hai kamu keturunan ular beludak. Kristus juga memberi mereka gelar yang sama (12:34; 23:33). Mereka bagaikan ular beludak, yang meskipun memiliki penampilan memikat, namun berbisa, beracun, dan penuh kedengkian serta kebencian terhadap segala sesuatu yang baik. Mereka adalah keturunan ular beludak, yang benih dan keturunannya berasal dari roh yang sama, dan sifat ini sudah berurat akar dalam diri mereka. Mereka memegahkan diri bahwa mereka adalah keturunan Abraham, tetapi Yohanes menunjukkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah keturunan ular itu (bdk. Kej. 3:15), bahwa mereka berasal dari Iblis, bapa mereka (Yoh. 8:44). Mereka adalah sekumpulan ular beludak, karena sifat mereka semua serupa, yang meskipun saling memusuhi, namun bersekutu dalam kejahatan. Perhatikanlah, keturunan yang jahat adalah keturunan ular beludak, dan mereka harus diberi tahu demikian. Hamba-hamba Kristus harus berani mengungkapkan kepada orang berdosa seperti apa watak asli mereka sebenarnya.
- . Peringatan yang diberikannya kepada mereka adalah, Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka terancam oleh murka yang akan datang, dan bahwa kasus yang mereka hadapi nyaris tidak berpengharapan, bahwa hati mereka begitu keras dalam dosa (orang Farisi oleh kebiasaan memamerkan kesalehan beragama, dan orang Saduki melalui perdebatan mereka melawan agama), bahwa sungguh merupakan suatu mujizat untuk mengharapkan sesuatu yang baik dari mereka. "Apa yang membuatmu datang kemari? Siapa sangka akan melihatmu di sini? Ketakutan apa yang membuatmu mencari Kerajaan Sorga?" Perhatikanlah:
- (1) Ada murka yang akan datang. Di samping murka pada saat ini dan yang sedang ditumpahkan sekarang ini, masih ada murka di masa mendatang, yang tersimpan untuk waktu nanti.
- (2) Sungguh teramat penting bagi kita semua agar melepaskan diri dari murka ini.
- (3) Sungguh suatu belas kasihan yang indah bahwa kita diperingatkan untuk melarikan diri dari murka ini. Pikirkan -- Siapakah yang telah memperingatkan kita? Allah sendirilah yang memperingatkan kita, karena Ia tidak suka bila kita binasa. Ia memperingatkan melalui firman-Nya yang tertulis, melalui para hamba Tuhan, dan melalui hati nurani.
- (4) Peringatan-peringatan ini kadang mengejutkan mereka yang hatinya tampak telah mengeras oleh rasa aman dan penilaian yang tinggi tentang diri sendiri.
- II. Perkataannya mengandung peringatan dan pengarahan (ay. 8). "Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Oleh sebab itu, karena kamu telah diperingatkan agar melarikan diri dari murka yang akan datang, maka biarlah ancaman Tuhan itu mendorongmu untuk menjalani hidup kudus." Atau, "Sebab kamu telah bertobat dan mengikuti ajaran dan baptisan pertobatan, maka ini merupakan bukti bahwa kamu benar-benar telah menyesal." Pertobatan terjadi dalam hati. Di situlah ia berakar, namun sia-sia sajalah bila kita hanya berpura-pura bertobat, bila kita tidak menghasilkan buah pertobatan secara menyeluruh, meninggalkan semua dosa, dan melekat pada segala yang baik. Inilah buah-buah itu, axious tēs metanoias -- sesuai dengan pertobatan. Perhatikanlah, mereka yang berkata menyesali dosa mereka, namun tetap melakukannya, tidak bisa disebut menyesal dan tidak bisa menerima hak-hak istimewa atas pertobatan mereka itu. Mereka yang mengaku sudah bertobat sebagaimana yang dilakukan mereka yang dibaptis, harus benar-benar menyesal, baik dalam sikap maupun perbuatan, dan tidak pernah melakukan apa pun yang tidak pantas dilakukan orang berdosa yang telah menyesal. Orang yang telah menyesal, bersikap rendah hati dan merendah, berterima kasih atas belas kasihan yang sekecil apa pun, sabar menanggung penderitaan seberat apa pun, berhati-hati terhadap semua bentuk dosa dan kedekatan terhadapnya, sangat patuh dalam tugas, dan baik hati dan pemaaf dalam menghakimi orang lain.
- III. Perkataannya berisi peringatan kepada kaum Farisi dan Saduki untuk tidak memercayai hak-hak istimewa lahiriah yang mereka miliki, karena itu bisa menghalangi mereka untuk mematuhi panggilan bertobat (ay. 9). Janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami. Perhatikanlah, hati duniawi seseorang bisa sangat kuat berkata-kata dalam dirinya sendiri untuk mengesampingkan kuasa firman Allah yang berusaha meyakinkan dan menguasai dirinya. Karena itu, para hamba Tuhan harus berusaha dan berjaga-jaga untuk berurusan dengan pikiran-pikiran sia-sia demikian yang mendiami hati mereka yang dipanggil untuk membersihkan hati mereka (Yer. 4:14). Mē doxēte -- Jangan berandai-andai, jangan beranggapan, dengan berkata-kata dalam hatimu sendiri, jangan berpendapat bahwa hal ini akan menyelamatkanmu; jangan menyimpan kecongkakan seperti itu. Ada sebagian orang yang menafsirkannya begini, "Jangan menyukakan dirimu sendiri dengan mengatakan ini. Jangan meninabobokan dirimu sendiri dengan hal ini, atau menyanjung-nyanjung dirimu sendiri dengan kesenangan orang bodoh." Perhatikanlah, Allah mengawasi apa yang kita katakan dalam hati yang tidak berani kita utarakan. Ia mengenal semua ketenangan semu jiwa manusia dan kesalahan pemikiran yang menipu diri, yang tidak akan diketahui kalau orang itu sendiri belum dibukakan matanya. Banyak orang menyembunyikan kebohongan yang merusak mereka dalam tangan kanan mereka, dan menyembunyikannya di bawah lidah mereka, karena mereka malu mengakuinya terus terang. Mereka menjaga kepentingan Iblis dengan menuruti nasihatnya. Demikianlah, Yohanes menunjukkan kepada mereka:
- . Apa yang mereka pegang secara semu adalah, bahwa "Abraham adalah bapa kami; kami bukanlah orang berdosa dari bangsa-bangsa bukan-Yahudi; memang sungguh pantas bahwa merekalah yang perlu bertobat, tetapi kami orang Yahudi, bangsa yang kudus, orang-orang istimewa, apa sangkut paut semuanya ini dengan diri kami?" Perhatikanlah, firman Tuhan tidak akan berguna bagi kita bila kita tidak menerimanya sebagaimana yang difirmankannya kepada kita dan menjadikannya milik kita. "Janganlah mengira, bahwa karena kamu adalah keturunan Abraham, maka"
- (1) "Kamu tidak perlu bertobat, tidak ada yang perlu kamu pertobatkan; bahwa hubunganmu dengan Abraham dan bagianmu dalam kovenan yang dibuat bersamanya, menjadikan kalian orang-orang yang begitu suci, sehingga kalian tidak perlu lagi mengubah jalan pikiran ataupun perilakumu."
- (2) "Oleh sebab itu kamu akan baik-baik saja meskipun tidak bertobat. Jangan menyangka bahwa hal ini akan membebaskanmu dari penghakiman dan menyelamatkanmu dari murka yang akan datang; bahwa Allah akan memihak kamu meskipun kamu tidak menyesal, karena kamu adalah keturunan Abraham."
- Perhatikanlah, sungguh merupakan anggapan yang sia-sia untuk berpikir bahwa dengan menjalin hubungan yang baik kita akan diselamatkan meskipun kita sendiri tidak berlaku baik. Sekalipun kita berasal dari keturunan yang saleh, diberkati dengan pendidikan religius, dibesarkan dalam keluarga yang takut akan Allah, mempunyai sahabat-sahabat yang baik yang menasihati dan berdoa bagi kita, apa gunanya semua ini bila kita tidak bertobat dan menjalani kehidupan yang penuh pertobatan? Dengan memiliki Abraham sebagai bapa kita, kita memang berhak menerima hak-hak istiwewa dari perjanjian yang dibuat bersamanya itu. Dengan menjadi keturunannya, kita adalah anak-anak dari gereja, dari Bait Tuhan (Yer. 7:4). Tetapi perhatikanlah, banyak orang yang hanya mengandalkan kehormatan dan keuntungan-keuntungan lahiriah yang diperoleh karena statusnya sebagai anggota gereja, tidak akan mendapatkan tempat di sorga.
- . Betapa bodoh dan tidak berdasarnya anggapan mereka ini. Mereka menyangka bahwa sebagai keturunan Abraham, merekalah satu-satunya umat yang dimiliki Allah di dunia ini, dan karena itu, kalau mereka disingkirkan, Dia akan kehilangan umat-Nya. Namun, Yohanes menunjukkan kepada mereka kebodohan sikap sombong ini. "Aku berkata kepadamu (tidak peduli dengan apa pun yang kamu katakan dalam hatimu), bahwa Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini." Ketika itu ia sedang membaptis di sungai Yordan di Betania (Yoh. 1:28), yang menjadi tempat penyeberangan, di mana anak-anak Israel menyeberang. Di sana terdapat dua belas batu, sebuah untuk setiap suku, yang ditegakkan Yosua sebagai tugu peringatan (Yos. 4:20). Bukanlah hal yang tidak mungkin bila ia menunjuk kepada batu-batu itu yang bisa saja ditegakkan Allah untuk menjadi kedua belas suku Israel, dan bukan hanya sebagai lambang saja. Atau mungkin ia merujuk kepada Yesaya 51:1, di mana Abraham disebut gunung batu yang daripadanya kamu terpahat. Bahwa Allah yang memunculkan Ishak dari batu yang demikian ini, bisa melakukan hal yang sama lagi, bila Ia menghendakinya, sebab bagi Dia, tidak ada yang mustahil. Ada yang beranggapan bahwa Yohanes menunjuk kepada para serdadu kafir yang sedang hadir di situ, untuk mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa Allah akan menegakkan gereja bagi diri-Nya di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan menganugerahkan berkat Abraham ke atas mereka. Jadi, ketika orangtua kita yang pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa, Allah bisa saja membiarkan mereka binasa, dan membangkitkan Adam dan Hawa baru dari batu-batu itu. Atau bisa juga diartikan sebagai berikut, "Lebih baik batu-batu itu saja yang diakui sebagai keturunan Abraham daripada orang-orang berdosa yang keras, kering, dan tandus seperti kalian ini." Perhatikanlah, jika hal ini terasa merendahkan bagi kepercayaan orang-orang berdosa di Sion, ini justru membangkitkan pengharapan bagi anak-anak Sion, bahwa apa pun yang terjadi dengan angkatan sekarang, Allah selalu akan memiliki gereja di dunia. Jika orang Yahudi gugur, maka bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang akan dicangkokkan (21:43; Rm. 11:12).
- IV. Inilah perkataan yang menakutkan bagi orang-orang Farisi dan Saduki, serta orang-orang Yahudi lainnya, yang tidak awas dan merasa aman-aman saja, yang tidak mengenal tanda-tanda zaman maupun hari saat terjadi lawatan (ay. 10): "Lihatlah di sekelilingmu sekarang ini, perhatikanlah Kerajaan Sorga sudah dekat, dan sadarlah."
- . "Betapa keras dan singkatnya peradilan terhadapmu. Sekarang kapak sudah dibawa ke hadapanmu, dan sudah tersedia pada akar pohon. Sekarang kamu mengandalkan kelakuan baikmu, namun itu pun hanya sementara saja. Sekarang kamu ditandai untuk binasa dan tidak bisa menghindarinya kecuali melalui pertobatan yang segera dan tulus. Sekarang kamu harus sungguh yakin bahwa Allah akan lebih mempercepat penghakiman-Nya atas kamu daripada waktu-waktu sebelumnya, dan itu akan dimulai pada rumah Allah. Saat Allah membolehkan banyak sarana, Ia hanya menyediakan sedikit waktu." Lihatlah, Aku datang segera. Sekarang mereka diberi kesempatan terakhir, sekarang atau tidak pernah lagi.
- . "Betapa menyakitkan dan beratnya hukuman yang harus kautanggung kelak bila kamu tidak memperbaiki diri." Sekarang hal ini dinyatakan lewat kapak pada akar pohon untuk menunjukkan bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan amanat-Nya. Setiap pohon, setinggi apa pun dalam talenta dan kehormatan, sehijau apa pun dalam pekerjaan dan pencapaian lahiriah, bila tidak menghasilkan buah yang baik, yakni buah-buah pertobatan, pasti akan ditebang dan disingkirkan dari kebun anggur Allah. Pohon-pohon seperti itu tidak layak untuk menempatinya, dan dibuang ke dalam api murka Allah -- tempat paling sesuai bagi pohon-pohon yang tidak menghasilkan buah, karena guna apa lagi mereka ada? Bila tidak cocok untuk menghasilkan buah, pohon itu cocok sebagai bahan bakar. Barangkali hal ini merujuk kepada penghancuran Yerusalem oleh orang Romawi. Tidak seperti penghakiman lain di mana yang terjadi adalah pemangkasan ranting atau penebangan batangnya agar akarnya masih bisa menghasilkan tunas-tunas baru, penghancuran kali ini, oleh orang Romawi, merupakan pemusnahan menyeluruh, sampai habis, dan tidak bisa ditumbuhkan lagi, di mana semua yang tetap tidak mau menyesali dosanya akan habis binasa. Sekarang tiba saatnya Allah mengakhiri semuanya, dan dengan demikian sampailah juga murka-Nya atas mereka.
- V. Pengajaran tentang Kristus, yang menjadi pusat semua khotbah Yohanes. Para hamba Kristus berkhotbah bukan mengenai diri sendiri, melainkan tentang Dia. Di sini diceritakan tentang:
- . Martabat dan keunggulan Kristus atas Yohanes. Lihatlah betapa rendahnya Yohanes berbicara tentang dirinya sendiri agar bisa meninggikan Kristus (ay. 11), "Aku membaptis kamu dengan air, hanya itulah yang bisa kulakukan." Perhatikanlah, sakramen tidak mengeluarkan kuasanya melalui orang-orang yang menjalankannya, sebab mereka ini hanya sebatas memberikan tanda. Kristuslah yang memegang hak istimewa untuk memberikan arti bagi tanda itu (1Kor. 3:6; 2Raj. 4:31). Tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku. Walaupun Yohanes memiliki kuasa yang besar, sebab ia datang dalam roh dan kuasa Elia, Kristus memiliki kuasa yang lebih besar. Meskipun Yohanes sungguh besar, besar dalam pandangan Tuhan (tidak ada manusia yang lahir dari perempuan lebih besar daripadanya), namun ia merasa tidak layak untuk melayani Kristus bahkan untuk hal yang paling rendah sekalipun, "Aku tidak layak melepaskan kasut-Nya." Dia melihat
- (1) Betapa mahakuasanya Kristus dibandingkan dengan dirinya. Perhatikanlah, sungguh merupakan suatu penghiburan bagi para hamba Tuhan untuk berpikir bahwa Kristus lebih berkuasa daripada mereka, dan dapat melakukan untuk dan melalui mereka apa yang tidak bisa mereka lakukan. Kuasa-Nya menjadi sempurna dalam kelemahan mereka.
- (2) Betapa rendah dirinya bila dibandingkan dengan Kristus, hingga tidak layak melepaskan kasut-Nya! Perhatikanlah, mereka yang diberi kehormatan oleh Allah akan dibuat rendah hati dan tidak berarti menurut pandangan mereka sendiri. Mereka bersedia untuk direndahkan, agar Kristus bisa ditinggikan. Mereka rela menjadi apa saja, atau tidak menjadi siapa-siapa, agar Kristus bisa menjadi segalanya.
- . Rancangan dan tujuan pemunculan Kristus, yang sekarang sangat mereka harapkan. Ketika dinubuatkan bahwa Yohanes akan diutus untuk menjadi pendahulu Kristus (Mal. 3:1-2), nubuat ini langsung diikuti, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya," dan akan "duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak" (Mal. 3:3). Sesudah kedatangan Elia, hari itu datang, menyala seperti perapian (Mal. 4:1), yang sepertinya merujuk kepada Sang Pembaptis. Kristus akan datang untuk membuat perbedaan.
- (1) Melalui pekerjaan anugerah-Nya yang penuh kuasa; Ia akan membaptiskan kamu, yakni sebagian dari kamu, dengan Roh Kudus dan api. Perhatikanlah:
- [1] Merupakan hak istimewa Kristus untuk membaptis dengan Roh Kudus. Kristus melakukan ini dengan menganugerahkan karunia-karunia Roh yang luar biasa ke atas para rasul. Dengan demikian, Ia sendiri menggenapi apa yang dikatakan Yohanes ini mengenai diri-Nya (Kis. 1:5). Ia melakukan ini dengan memberikan karunia-karunia dan penghiburan Roh kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk. 11:13; Yoh. 7:38-39; Kis. 11:16).
- [2] Mereka yang dibaptis dengan Roh Kudus seakan dibaptis dengan api; ketujuh Roh Allah tampak bagaikan tujuh obor yang menyala-nyala (Why. 4:5). Apakah api menerangi? Begitulah Roh adalah Roh penerangan. Apakah api menghangatkan? Bukankah hati mereka seakan terbakar? Apakah api menghanguskan? Bukankah Roh yang mengadili, sebagai Roh yang membakar, menghanguskan sampah kebusukan mereka? Apakah api menyambar-nyambar? Apakah ia bergerak ke atas? Begitulah Roh itu membuat jiwa menjadi kudus seperti diri-Nya sendiri, dan selalu mengarahkannya ke sorga. Kristus berkata, "Aku datang untuk melemparkan api" (Luk. 12:49).
- (2) Melalui penentuan penghakiman-Nya (ay. 12), "Alat penampi sudah di tangan-Nya." Kemampuan-Nya untuk membedakan, sebagai kebijaksanaan abadi Bapa yang melihat segala sesuatu dalam terang sejati, dan otoritasnya untuk membedakan, sebagai Pribadi yang kepada-Nya seluruh penghakiman diserahkan, merupakan alat penampi yang berada di tangan-Nya (Yer. 15:7). Sekarang Ia duduk sebagai seorang yang memurnikan perak. Perhatikan di sini
- [1] Gereja yang terlihat adalah lantai pengirikan Kristus; Hai pengirikku dan gandum peluburku (Yes. 21:10, TL). Bait Allah, sejenis gereja, dibangun di atas lantai pengirikan.
- [2] Di lantai itu terdapat campuran gandum dan sekam.
- Orang percaya yang bersungguh-sungguh, diumpamakan sebagai gandum, yang penuh isi, berguna, dan berharga, sedangkan orang munafik bagaikan sekam yang ringan, kosong, tidak berguna, tidak berharga, dan mudah diterbangkan angin. Keduanya sekarang bercampur, yang baik dan yang buruk, dengan pekerjaan lahiriah yang sama, serta dalam persekutuan yang sama yang terlihat.
- [3] Akan tiba harinya ketika lantai itu akan disucikan, dan gandum dan sekamnya akan dipisahkan. Hal semacam ini sering dilakukan di dunia ini, ketika Allah memanggil umat-Nya keluar dari Babel (Why. 18:4). Namun, hari penghakiman terakhirlah yang akan menjadi penampian besar-besaran, yakni hari yang membedakan, yang tanpa salah akan menguji dan memisahkan ajaran dan pekerjaan (1Kor. 3:13), serta manusia (Mat. 25:32-33), ketika para orang kudus dan orang berdosa akan dipisahkan selamanya.
- [4] Sorga adalah lumbung tempat Kristus tidak lama lagi akan mengumpulkan seluruh gandum-Nya, dan tidak sebutir pun yang akan tercecer. Ia akan mengumpulkannya sama seperti buah yang telah matang dikumpulkan. Di sorga, orang-orang kudus dikumpulkan dan tidak lagi tercerai-berai. Mereka aman, dan tidak lagi terancam bahaya, secara lahiriah mereka terpisah dari sesama yang jahat, dan secara rohani mereka terpisah dari perasaan yang rusak, dan tidak ada sekam di antara mereka. Mereka bukan hanya dihimpun ke dalam gudang, namun ke dalam lumbung (13:30), tempat mereka dimurnikan sepenuhnya.
- [5] Neraka adalah api yang tidak terpadamkan, yang akan membakar sekam, yang pasti merupakan bagian dan hukuman, serta pemusnahan kekal orang-orang munafik dan tidak percaya. Jadi di sini kita melihat kehidupan dan kematian, baik dan jahat, yang digelar di hadapan kita; sama seperti kita sekarang berada di ladang, kita juga akan berada di lantai pengirikan itu kelak.
SH: Mat 3:1-12 - Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat. (Selasa, 28 Desember 2004) Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Berita tentang Kerajaan Surga mungkin sering kita dengar. Akan
tetapi, pernahkah Anda turut m...
Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Berita tentang Kerajaan Surga mungkin sering kita dengar. Akan
tetapi, pernahkah Anda turut memberitakan Kerajaan Surga itu?
Berita tentang Kerajaan Surga dicetuskan pertama kali oleh Yohanes
yang kita kenal sebagai Yohanes Pembaptis. Pernyataan Yohanes
ini dicatat oleh penulis ketiga Injil dalam Alkitab, kecuali
Injil Yohanes. Yohanes Pembaptis dan penulis Injil Yohanes
adalah orang yang berbeda. Siapakah Yohanes Pembaptis? Ia adalah
anak Zakaria dan Elizabeth. Ketidakpercayaan Zakaria terhadap
berita kelahiran Yohanes menyebabkan Zakaria bisu (
Tampaknya Yohanes menarik perhatian banyak orang karena beberapa hal: cara berpakaiannya yang unik (Mat. 3:4a), jenis makanan yang disantapnya (ayat 4b), pemberitaannya tentang Kerajaan Surga (ayat 2), dan teguran kerasnya terhadap orang Farisi dan orang Saduki dengan menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak. Ajaran Yohanes tentang Kerajaan Surga merupakan berita baru. Pada waktu itu kehidupan agama masyarakat Yahudi menekankan segi lahiriah saja, yaitu hanya mengandalkan status lahiriah keturunan Abraham (ayat 8-9). Oleh sebab itu, Yohanes mengingatkan mereka bahwa penghakiman Tuhan akan berlaku bagi semua orang yang tidak bertobat tanpa terkecuali! (ayat 10, 12; band. Mat. 5:20).
Berita Kerajaan Surga sering dianggap "angin lalu" karena orang
Kristen menganggap menjadi warga gereja berarti otomatis masuk
Kerajaan Surga. Padahal, masuk Kerajaan Surga terjadi karena
percaya pemberitaan firman dan mengizinkan Tuhan Yesus merubah
kehidupannya. Jika Anda tidak bersedia untuk menanggalkan
kehidupan rohani yang tidak berbuah kapak telah disediakan Tuhan
untuk menebang pohon yang tidak menghasilkan buah-buah Roh (
Yang kulakukan: Aku mau berubah dengan mempersilahkan Roh Allah memperbarui seluruh segi kehidupanku.

SH: Mat 3:1-12 - Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini. (Kamis, 28 Desember 2000) Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini.
Matius tidak memuat kisah masa kecil Yesus di dalam Injilnya namun
menggantikannya dengan kis...
Dunia membutuhkan Yohanes Pembaptis masa kini.
Matius tidak memuat kisah masa kecil Yesus di dalam Injilnya namun
menggantikannya dengan kisah Yohanes Pembaptis. Sebagai nabi
Yohanes diutus Allah untuk mempersiapkan umat manusia bagi
Kristus yang akan segera datang. Apa yang dilakukan oleh Yohanes?
Ia berkhotbah dengan menitikberatkan pada perkara dosa pribadi
dan kolektif yang telah mencemarkan masyarakat. Ia berkhotbah
menentang segala bentuk materialisme dan keegoisan,
pengeksploitasian serta penindasan orang lemah (Luk. 3:11-14). Ia
menegur siapa pun tanpa pandang bulu (7, 9). Teguran keras yang
disuarakan Yohanes tidak dimaksudkan untuk membuat orang yang
mendengar menyesali dosanya. Bagi Yohanes pertobatan pun bukan
suatu usaha untuk memperbaharui diri sendiri. Teguran yang keras
itu dimaksudkan Yohanes sebagai seruan agar semua yang
mendengarkan mau berbalik hati dan pikirannya kepada Allah, yang
dimanifestasikan melalui kehidupan yang kudus. Itulah pertobatan
sejati.
Seruan pertobatan sejati ini bukanlah pilihan atau tawaran yang dapat ditolak atau diterima. Pertobatan sejati adalah suatu keputusan yang sangat serius, sebab penghukuman Allah sudah tersedia bagi mereka yang tidak secara serius meresponi seruan pertobatan ini.
Kita tidak mungkin melakukan misi Yohanes secara persis yaitu mempersiapkan jalan bagi Yesus, sebab hanya Yohaneslah yang dianugerahi tugas yang demikian agung. Namun kita dapat meneladaninya dalam hal: keberaniannya untuk menegur siapa pun yang masih bergelimang dalam dosa; menggelisahkan orang-orang yang merasakan damai sejahtera walaupun mereka sebetulnya bersandar pada pengharapan yang palsu dan menyesatkan (7, 9); dengan keras dan serius Yohanes menuntut kekudusan hidup sebagai bukti pertobatan bukan partisipasi dalam ritual keagamaan saja (6- 7); pemaparan penghukuman Allah yang akan menimpa setiap mereka yang masih bergelimang dalam dosa.
Renungkan: Penghukuman Allah jarang sekali dikhotbahkan dalam ibadah di gereja masa kini. Pemberitaan firman di dalam gereja seharusnya meliputi teguran keras kepada siapa pun untuk hidup kudus, berita anugerah, dan penghukuman. Jika demikian maka gereja masa kini dapat berperan menjadi Yohanes Pembaptis masa kini.

SH: Mat 3:1-12 - Pembuka jalan yang menggetarkan. (Sabtu, 27 Desember 1997) Pembuka jalan yang menggetarkan. Tiga puluh tahun telah berlalu ketika tiba-tiba muncullah Yohanes Pembaptis, bak sebuah bintang cemerlang menakjubkan...
Pembuka jalan yang menggetarkan.
Tiga puluh tahun telah berlalu ketika tiba-tiba muncullah Yohanes Pembaptis, bak sebuah bintang cemerlang menakjubkan di langit malam. Berita yang dibawanya tidak kurang mengejutkan. Kedatangan Kerajaan sorga dikaitkan bukan dengan agama melainkan dengan perubahan seluruh segi hidup. Kerajaan Allah mulai dengan Allah sendiri yang memasuki sejarah manusia sebagai Manusia! Kini, Kristus memerintah di dalam hati orang-orang percaya, sementara kepenuhan Kerajaan Allah hanya terjadi apabila segala kejahatan sudah diadili dan dihapuskan.
Cara dan pola hidup berbeda. Yohanes Pembaptis berbeda dari pemimpin agama lainnya. Sementara banyak yang rakus, egois dan mencari sanjungan, ia hanya mencari yang memperkenan Allah. Penampilannya berbeda karena hatinya istimewa. Hal itu menjadi daya tarik kuat bagi banyak orang. Apabila orang sungguh menguduskan Tuhan dan rencana-Nya dalam hidupnya, pasti akan unik hidupnya.
Renungkan: Ketika Ia datang sebagai Juruselamat orang dituntut bertobat. Terlebih lagi menjelang kedatangan-Nya sebagai Tuhan dan Raja di atas segala raja!
Doa: Hidupku banyak dipengaruhi dan diwarnai orang lain daripada oleh-Mu, Tuhan. Ampuni dan tolongku untuk bertobat.
Topik Teologia -> Mat 3:11
Topik Teologia: Mat 3:11 - -- Roh Kudus
Roh di dalam Khotbah Yohanes tentang Kristus
Mat 3:10-11 Luk 3:16 Yoh 3:34
Diumumkan oleh Yohanes Pembaptis
...
- Roh Kudus
- Roh di dalam Khotbah Yohanes tentang Kristus
- Diumumkan oleh Yohanes Pembaptis
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengumuman Kerajaan oleh Yohanes Pembaptis
- Gereja
- Sakramen / Ketetapan Gereja
- Eskatologi
- Surga
- Lukisan Surga
- Gudang
TFTWMS -> Mat 3:7-12
TFTWMS: Mat 3:7-12 - Pertobatan Pendahuluan PERTOBATAN PENDAHULUAN (Matius 3:7-12)
7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mer...
PERTOBATAN PENDAHULUAN (Matius 3:7-12)
7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Ayat 7. Oleh karena penasaran para pemimpin Yahudi itu pergi untuk mendengarkan Yohanes. Di antara mereka terdapat beberapa wakil orang-orang Farisi. Umumnya ada anggapan bahwa kelompok ini berasal dari golongan Hasidean dari pemberontakan Makabis.24Mereka menolak penerapan budaya Yunani yang sedang dipaksakan kepada orang-orang Yahudi oleh Seleukus selama periode tersebut. Seiring waktu, orang-orang Farisi itu mengembangkan sistem tradisi yang kompleks sebagai pagar di sekitar Taurat, sehingga tidak akan dilanggar.25Karena konservatif secara teologi, mereka mempertahankan kepercayaan pada malaikat, roh, dan kebangkitan orang mati (Kisah 23:8 ). Mereka juga menganggap diri mereka sebagai mazhab yang paling ketat dari orang-orang Yahudi (Kisah 22:3; 26:5; Flp. 3:5). Nama "Farisi" artinya "orang-orang yang dipisahkan," karena mereka memisahkan diri dari orang awam yang mereka anggap tidak tahu hukum Taurat (Yohanes 7:47-49). Lingkup utama pengaruh mereka pada orang-orang Yahudi adalah sinagoga (Yoh. 9:13, 22). Menurut Josephus, Sekte Farisi berjumlah enam ribu.26
Para anggota kelompok Saduki juga pergi untuk melihat Yohanes. Kelompok ini terdiri dari imam dan aristokrat. Nama mereka mungkin diambil dari Zadok, imam besar di zaman Salomo (1 Raja 2:35). Seperti orang-orang Farisi, kelompok mereka mungkin muncul dalam periode Makabis. Mereka dikenal karena gaya hidup mewah dan kerjasama mereka dengan Roma. Dengan mempertahankan status quo, mereka mempertahankan kekuasaan dan hak istimewa mereka. Orang-orang Saduki tidak percaya kepada malaikat, roh, kebangkitan orang mati, atau upah dan hukuman (22:23; Kisah 23:8).27Selain itu, mereka juga menolak tradisi lisan orang Farisi.28Karena banyak orang Saduki adalah imam, maka lingkup pengaruh mereka adalah bait suci di Yerusalem. Orang-orang Farisi dan Saduki keduanya terwakili dalam Dewan Yahudi yang dikenal sebagai Sanhedrin.
Para pemimpin Yahudi yang datang kepada Yohanes ingin tahu siapa dia dan siapa yang memberi dia kuasa untuk melakukan apa yang ia sedang lakukan (Yoh. 1:19-28). Beberapa dari mereka menyadari bahwa baptisannya menandakan keanggotaan dalam kerajaan Allah masa depan, dan mereka ingin dibaptis olehnya. Yohanes marah melihat mereka karena ia tahu kemunafikan mereka. Ia menyebut mereka keturunan ular beludak dan bertanya kepada mereka, "Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?" Sama seperti ular melarikan diri dari lubangnya ketika api mendekat (lihat Kisah 28:3), para pemimpin Yahudi ini tampaknya berpikir mereka bisa luput dari hukuman yang akan datang hanya dengan sekedar tunduk kepada baptisan jasmani.
Matius 3:7 menawarkan paralel lain antara pemberitaan Yohanes dan Yesus. Label "ular beludak" belakangan digunakan oleh Yesus untuk menyifatkan orang-orang Farisi yang penipu dan korup yang menentang Dia (12:34). Ia melontarkan pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan Yohanes: "Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?" (23:33).
Ayat 8. Yohanes memberitahu orang-orang Farisi dan Saduki bahwa ada lebih banyak lagi yang diperlukan. Mereka harus menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. Mereka perlu memberikan bukti bahwa mereka telah bertobat sebelum ia mau membaptis mereka. Kitab Suci memandang "buah" sebagai perilaku yang diperlihatkan (7:20; 12:33; 21:43). Sebuah reformasi kehidupan adalah mutlak penting bagi pertobatan sejati (Kisah 26:20). Instruksi Yohanes kepada individu tertentu, seperti pemungut cukai dan prajurit, menggambarkan fakta ini (Luk. 3:10-14).
Ayat 9. Yohanes mendesak para pemimpin Yahudi untuk jangan bergantung pada kebangsaan atau asal-usul keluarga mereka bagi keselamatan mereka. Saatnya telah tiba ketika mereka tidak bisa lagi mengandalkan sekedar benih lahiriah Abraham untuk memastikan kebaikan mereka di hadapan Allah. Sebenarnya, mereka tidak pernah bisa; mereka hanya berasumsi bahwa mereka berkenan kepada Allah oleh sebab lelulur mereka (Yoh. 8:31-59; Rom. 2:1-29; 4:1-25). Mounce menjelaskan, "Para rabi mengajarkan bahwa Abraham adalah orang yang sangat luar biasa baik sehingga ia telah membangun gudang amal yang menutupi semua kebutuhan keturunannya (band. Mekilta Exod. 14:15)."29Menurut salah satu sumber Yahudi kuno, "Di akhirat Abraham akan duduk di pintu masuk Gehena [neraka], dan tidak mengizinkan orang Israel yang disunat turun ke tempat itu."30
"Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!" Donald A. Hagner mengulas, "pernyataan Yohanes itu tampaknya menjadi permainan kata-kata, karena dalam bahasa Aram (dan bahasa Ibrani juga) kata untuk "anak-anak" (
Ayat 10. Yohanes memperluas gambaran buah (3:8) kepada pohon buah itu sendiri. Kapak kebenaran Allah telah diletakkan pada akar pohon, dan setiap pohon yang tidak produktif akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Perjanjian Lama menggunakan gambaran menebang hutan sebagai gambaran yang jelas tentang azab suatu umat yang sudah di depan mata (Yes. 10:33, 34; Yer. 46:22). Pernah diusulkan bahwa acuan Yohanes adalah kepada penghakiman Allah atas Israel oleh tentara Romawi pada tahun 70 Masehi. Namun begitu, bahasa yang mirip tentang api dan kehancuran dalam ayat-ayat yang mengikuti tampaknya menunjuk kepada kehancuran orang yang tidak taat pada penghakiman terakhir. Sekali lagi, kata-kata yang diucapkan oleh Yohanes digaungkan dalam ajaran Yesus (7:19; lihat Yoh. 15:2, 6).
Ayat 11. Yohanes berkata bahwa ia membaptis orang dengan air. Preposisi (en), yang diterjemahkan "dengan" dalam ayat ini oleh Alkitab NASB, memiliki beberapa arti. Karena kata kerja "membaptis" berarti "menyelamkan" (lihat komentar tentang 3:6), maka en lebih baik diterjemahkan "dalam"; Yohanes sedang menyelamkan "dalam air" (Alkitab JNT).
Yohanes membaptis orang untuk pertobatan ( , eis metanoian). Arti ungkapan khusus ini masih diperdebatkan. Lewis dengan benarnya berkomentar, Tidak dapat dibantah bahwa baptisan itu dirancang untuk menimbulkan pertobatan dalam diri si penerima, karena pertobatan adalah prasyarat untuk dibaptis. Pada sisi yang berlawanan, mereka yang mengklaim bahwa di sini kita "secara kebetulan" memiliki penggunaan eis (yaitu, orang-orang dibaptis karena mereka telah bertobat), belum bisa menghasilkan kasus-kasus yang sejajar tentang penggunaan kata eis seperti itu. Jika kita boleh menafsirkan Matius dari ungkapan Markus dan Lukas ["baptisan pertobatan," Mrk. 1:4; Luk. 3:3], maka baptisan Yohanes mengandung acuan kepada, atau menunjuk ke arah pertobatan.33
Hagner mengatakan bahwa ungkapan itu "paling baik dipahami sebagai 'dengan acuan kepada,' atu 'sejalan dengan.'"34Gundry menulis, "'Karena pertobatan menyiratkan bahwa baptisan memampukan orang untuk mengaktualisasikan pertobatan mereka dengan melaksanakannya dalam tindakan simbolik."35
Baptisan Yohanes adalah juga "untuk pengampunan [atau pemaafan] dosa" (Mrk. 1:4). Meski perbuatan baik yang sebenarnya yang mendasari pengampunan belum dilaksanakan sampai kematian Kristus di kayu salib (Rom. 3:21-26; Ibr. 9:11-28), namun baptisan Yohanes adalah sah untuk tujuan yang dinyatakan ini. Kita tidak menemukan orang siapa saja yang dibaptis dengan baptisan Yohanes sebelum kematian Kristus dibaptis kembali (Kisah 1:15; 2:41; NIV). Satu-satunya kejadian di dalam Kitab Suci tentang orang yang dibaptis kembali adalah insiden yang melibatkan dua belas orang yang Paulus jumpai di Efesus, yang telah dibaptis dengan baptisan Yohanes setelah kematian Kristus (Kisah 19:1-7). Setelah baptisan Amanat Agung diperkenalkan pada hari Pentakosta, baptisan Yohanes tidak berlaku lagi.
Yohanes menjadikannya sangat jelas bahwa Pribadi yang datang setelah dia akan lebih berkuasa, dan ia dengan rendah hati menerima perannya sebagai pendahulu Kristus (Yoh. 1:19-36; 3:28-30). Ungkapan Ia yang datang kemudian dari padaku tidak diragukan lagi bersifat kronologis, tetapi juga menjelaskan tentang Mesias—"Ia yang datang kemudian" (11:2, 3; NRSV).36Yohanes mengatakan bahwa ia bahkan tidak layak untuk melepaskan kasut-Nya. Morris menjelaskan, Guru-guru di Palestina pada waktu itu tidak dibayar, tapi sudah biasa bagi murid-murid untuk membantu rabi mereka dengan cara apa pun yang mereka bisa. Ada pepatah rabi, "Setiap pelayanan yang seorang budak lakukan untuk tuannya akan dilakukan seorang murid untuk gurunya kecuali melepaskan kasutnya." Itu merupakan tanda kerendahan hati Yohanes sehingga ia berkata bahwa ia tidak layak melakukan pelayanan yang tidak seorang pun akan lakukan kecuali seorang budak.37
Pribadi yang datang setelah Yohanes, katanya, akan membaptis … dengan Roh Kudus dan api. Kita harus jangan menyimpulkan dari nubuatan ini bahwa Kristus tidak akan membaptis dengan air. Ini tidak bisa menjadi maksud Yohanes, karena Yesus memerintahkan orang-orang untuk dibaptis dalam air tidak lama setelah Yohanes membuat penegasannya itu (Yoh. 3:26; 4:1, 2). Dengan jelas Yohanes bermaksud bahwa, selain membaptis dalam air, Yesus juga akan membaptis dalam Roh Kudus dan api.
Sebelum Yesus kembali ke sorga, Ia menjanjikan para rasul itu bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus kepada mereka setelah Ia pergi (Yoh. 14:16, 17, 26; 15:26, 27; 16:7-15). Sesaat sebelum Ia naik kepada Bapa, Ia mengatakan kepada mereka bahwa "tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kisah 1:5). Ia mengatakan bahwa, ketika itu terjadi, mereka akan "menerima kuasa" untuk menjadi "saksi-Ku di Yerusa- lem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." saksi baik di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria, dan bahkan ke bagian ujung bumi" (Kisah 1:8). Janji ini digenapi pada hari Pentakosta setelah kenaikan Yesus. Pada hari itu, hanya para rasul yang dibaptis dalam Roh Kudus (Kisah 2:4, 7, 14, 15). Satu-satunya kesempatan lain di mana Roh Kudus turun secara spontan dari sorga, tanpa penumpangan tangan rasul (Kisah 8:14-19; 19:1-7), adalah di rumah Kornelius (Kisah 10:24, 44, 45; 11:15-17). Pada dua kesempatan ini, Kristus mengutus Roh Kudus turun ke atas "seluruh umat manusia," orang-orang Yahudi dan orang-orang non-Yahudi, yang menghasilkan keselamatan jiwa (Kisah 2:41; 10:47, 48). Baptisan Roh itu sesuai dengan nubuatan Joel:
"Kemudian dari pada itu akan terjadi, Bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, Maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; Orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, Teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan."
(Yoel 2:28; lihat Kisah 2:17).
Beberapa orang mengajarkan bahwa baptisan api yang Yohanes bicarakan terjadi pada saat rasul-rasul itu melihat "lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing" (Kisah 2:3). Namun begitu, ini bukan lidah-lidah api sungguhan, meskipun tampilan mereka seperti itu. Selanjutnya, para rasul itu tidak diselamkan (arti "baptisan") dalam api. Yohanes memberikan penafsirannya sendiri terhadap kata-kata ini di dalam ayat berikutnya.
Ayat 12. Mesias digambarkan sebagai petani di musim panen. Setelah batang gandum dipotong di ladang, mereka lalu diangkut ke tempat pengirikan. Di sana lembu jantan menarik eretan pengirikan di atas gandum itu, merontokan bulir-bulir gandum dari sekam. Petani kemudian menggunakan garpu penampi untuk melemparkan gandum itu ke udara. Angin memisahkan bulir-bulir yang lebih berat itu dari sekam yang lebih ringan; bulir-bulir itu jatuh kembali ke tanah dalam tumpukan, sedangkan sekam itu terbawa jauh oleh angin. Petani itu mengumpulkan gandumnya ke dalam gudang. Sebaliknya, ia menggaruk dan menumpuk sekam itu dan membakarnya atau dikumpulkan untuk digunakan sebagai bahan bakar api. Begitu juga halnya dengan Kristus: Ia akan membakar sekam dengan api yang tak terpadamkan. Nubuatan mesianik Maleakhi 4:1 mengidentifikasi sekam itu sebagai "semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik," sampai tidak ditinggalkannya "akar dan cabang" mereka (lihat 3:10). Perlu dicatat bahwa di Perjanjian Lama tempat pengirikan juga digunakan secara simbolik untuk penghakiman (Mzm. 1:4; Yes. 17:13; 29:5, 6; 33:11; 41:15, 16; Yer. 15:7; Hos 13:3; Zef. 2:2).
Baptisan api yang Yohanes bicarakan hanya bisa mengacu kepada penghakiman, ketika orang jahat akan dilemparkan ke dalam lautan api (Why. 20:11-15; 21:8). Api digunakan secara konsisten di dalam Matius sebagai simbol penghakiman (5:22; 7:19; 13:40, 42; 18:8, 9; 25:31-33, 41, 46). Kita tidak harus memohon baptisan api ini dalam doa, karena baptisan itu adalah baptisan yang kita tidak akan mau menerimanya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
Wycliffe: Matius (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN MATIUS
Penulis. Banyak sekali kesaksian sejarah awal yang menganggap Injil ini ditulis oleh Matius, sang pemungut cukai, yang juga disebu...
PENDAHULUAN MATIUS
Penulis. Banyak sekali kesaksian sejarah awal yang menganggap Injil ini ditulis oleh Matius, sang pemungut cukai, yang juga disebut Lewi oleh Markus dan Lukas. Aneka keraguan modern tentang Matius sebagai penulis timbul karena berbagai hipotesis yang dikembangkan untuk menjelaskan Masalah Sinoptis. Tetapi semua hipotesis ini tidak dapat mengubah kesaksian gereja mula-mula, yang para penulisnya lebih banyak mengutip Injil ini daripada kitab lainnya. Karena Matius tidak menonjol secara khusus di antara kedua belas rasul, dan tidak ada kecenderungan khusus bahwa penulis Injil Sinoptis harus seorang rasul Sinoptis (mis.: Markus dan Lukas), tidak ada alasan untuk menganggap Injil ini ditulis olehnya kecuali kalau memang dialah yang menulisnya.
Selaku mantan pemungut cukai, Matius cukup memenuhi syarat untuk menghasilkan Injil semacam ini. Pengetahuannya mengenai menulis cepat ketika masih dinas menjadikan dirinya mampu mencatat secara lengkap khotbah-khotbah Yesus. Pengetahuannya mengenai angka-angka tampak dari seringnya ada sebutan tentang uang, perhatiannya pada jumlah uang yang besar (18:24: 25:15), dan minatnya secara umum pada statistik (mis.. 1:17).
Penyusunan dan Tanggal. Seringnya Injil Matius dikutip dan disinggung di dalam Didache, Surat Barnabas, Ignatius, Yustinus Martir dan lain-lain menunjukkan bahwa Injil ini disusun pada masa awal sekali dan pemakaiannya luas tersebar. Kaitan-kaitan sastra Injil ini harus dibahas dalam hubungannya dengan Injil Sinoptis lainnya, dan juga dalam hubungannya dengan pernyataan Papias bahwa 'Matius menuliskan kata-katanya dalam dialek Ibrani, dan setiap orang menafsirkannya sesuai dengan kemampuannya'
(Eusebius, Ecclesiastical History 3:39). Banyak orang telah menjelaskan pernyataan Papias sebagai mengacu kepada sebuah naskah asli berbahasa Aram yang kemudian diterjemahkan menjadi Injil Yunani yang kita miliki. Tetapi naskah Yunani kita tidak menunjukkan adanya tanda-tanda suatu karya terjemahan, dan tidak adanya bekas suatu kata asli dari bahasa Aram membuat hipotesis ini sangat meragukan. Goodspeed memperlihatkan secara panjang lebar bahwa menyebutkan suatu karya terjemahan berbahasa Yunani dengan menggunakan nama pengarang aslinya yang dari bahasa Aram bertentangan dengan kebiasaan di Yunani, sebab yang penting bagi orang Yunani hanya orang yang mengalihkan karya tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sebagai contoh beliau mengutip Injil Markus (Injil ini tidak dinamakan Injil Petrus) dan Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang dinamakan Septuaginta (tujuh puluh) menggunakan nama penerjemahnya, bukan memakai nama pengarang aslinya yang berbahasa Ibrani (E. J. Goodspeed, Matthew, Apostle and Evangelist, hlm. 105, 106). Jadi Papias dipahami sebagai mengatakan bahwa Matius mencatat (dengan memakai Cara menulis cepat?) khotbah-khotbah Yesus memakai bahasa Aram, dan kemudian mengambil dari catatan-catatan ini ketika ia menulis Injilnya yang berbahasa Yunani. Sekalipun bisa saja bahwa Injil Markus ditulis lebih dahulu, dan karena itu tersedia bagi Matius, Injil yang lebih pendek ini tidak ditiru begitu saja oleh Matius, dan banyak orang telah mendukung pendapat bahwa kedua kitab ini benar-benar berdiri sendiri-sendiri.
Tanggal penulisan Injil Matius pasti sebelum 70 M, sebab di dalamnya sama sekali tidak disebutkan bahwa Yerusalem sudah menjadi puing (semua ramalan tentang kehancurannya jelas bersifat menubuatkan). Ayat-ayat seperti 27:8 ('sampai pada hari ini') dan 28:15 ('sampai sekarang ini') menunjukkan benar ada jarak waktu tertentu, namun lima belas atau dua puluh tahun sesudah Kebangkitan akan memadai.
Penekanan-penekanan Khusus. Kesaksian Ireneus dan Origen bahwa Injil Matius bagi orang-orang yang bertobat dari Yudaisme diperkuat dengan mempelajari isinya. Terdapat penggunaan Perjanjian Lama yang lebih sering (Harmony of the Gospels dari Robertson mendaftarkan 93 kutipan di dalam Matius, 49 di dalam Markus, 80 di dalam Lukas dan 33 di dalam Yohanes). Banyak perhatian diarahkan untuk menunjukkan bahwa Yesus menggenapi nubuat Mesianis, dan karena itu Ia adalah Mesias Israel yang akan mendirikan kerajaan yang dijanjikan. Khotbah-khotbah yang dicatat secara panjang lebar oleh Matius membedakan Injil ini, dan menekankan prinsip-prinsip,jangkauan dan gerakan-gerakan kerajaan Mesianis (5-7: 13; 24-25). Jadi orang Kristen Yahudi (yang berjumlah ribuan pada masa awal gereja: Kis. 2:41, 47; 4:4; 5:14, 28; 6:1, 7) memperoleh penjelasan resmi bahwa beriman kepada Yesus tidak berarti penolakan Perjanjian Lama, tetapi justru merupakan sasaran yang ditunjukkan oleh penyataan dalam Perjanjian Lana.
Sudah tentu orang-orang bertobat bangsa lain menghadapi persoalan-persoalan yang sama ini sesuai dengan tingkat pemahaman mereka tentang Perjanjian Lama. Dan oleh karena itu, Injil Matius menduduki tempat penting dalam pemikiran Kristen sehingga cukup membenarkan penempatannya sebagai Injil pertama di dalam Perjanjian Baru kita.
Wycliffe: Matius (Garis Besar) GARIS BESAR MATIUS
I. Kelahiran dan Masa Kecil Yesus Kristus 1:1-2:23
A. Silsilah Kristus 1:1-17
B. Kelahiran Kristus...
GARIS BESAR MATIUS
- I. Kelahiran dan Masa Kecil Yesus Kristus 1:1-2:23
- A. Silsilah Kristus 1:1-17
- B. Kelahiran Kristus 1:18-25
- C. Kunjungan Orang Majus 2:1-12
- D. Penyingkiran ke Mesir dan Pembunuhan Anak-Anak 2:13-18
- E. Tinggal di Nazaret 2:19-23
- II. Awal Pelayanan Yesus Kristus 3:1-4:11
- III. Pelayanan Yesus Kristus 4:12-25:46
- A. Di Galilea 4:12-18:35
- 1. Penetapan untuk Tinggal di Kapernaum 4:12-17
- 2. Panggilan Atas Empat Murid 4:18-22
- 3. Ulasan Umum Mengenai Pelayanan di Galilea 4:23-25
- 4. Khotbah di Bukit 5:1-7:29
- 5. Sepuluh Mukjizat dan Berbagai Peristiwa Terkait 8:1-9:38
- 6. Misi Kedua Belas Murid 10:1-42
- 7. Jawaban Yesus kepada Yohanes dan Khotbah yang Bertalian 11:1-30
- 8. Pertentangan dari Golongan Farisi 12:1-50
- 9. Serangkaian Perumpamaan Tentang Kerajaan Allah 13:1-58
- 10. Penyingkiran Yesus Setelah Kepala Yohanes Dipenggal 14:1-36
- 11. Pertentangan Mengenai Adat Istiadat dengan Orang Farisi 15:1-21
- 12. Menyingkir ke Fenisia dan Penyembuhan Putri Seorang Perempuan Kanaan 15:21-28
- 13. Kembali ke Danau Galilea dan Mengadakan Mukjizat 15:29-38.
- 14. Pertentangan Baru dengan Orang Farisi dan Saduki 15:39-- 16:4
- 15. Kepergian Yesus ke Wilayah Kaisarea, Filipi 16:5-17:23
- 16. Pengajaran kepada Kedua Belas Murid di Kapernaum 17:24-18:35
- B. Daerah Seberang Sungai Yordan (Perea) 19:1-20:16
- 1. Pengajaran Tentang Perceraian 19:1-12
- 2. Yesus memberkati Anak-Anak 19:13-15
- 3. Wawancara dengan Orang Muda yang Kaya 19:16-30
- 4. Perumpamaan Tentang Para Pekerja di Kebun Anggur 20:1-16
- C. Di Yudea 20:17-34
- 1. Pemberitaan Lain Mengenai Kematian dan Kebangkitan Kristus 20:17-19
- 2. Permohonan Ambisius Putra-Putra Zebedeus 20:20-28
- 3. Penyembuhan Dua Orang Buta 20:29-34
- D. Di Yerusalem 21:1-25:46
- 1. Masuk Yerusalem dengan Penuh Kemenangan 21:1-11
- 2. Penyucian Bait Allah 21:12-17
- 3. Pengutukan Pohon Ara 21:18-22
- 4. Mempersoalkan Kuasa Yesus dan Jawaban-Nya yang Bersifat Perumpamaan 21:23-22:14
- 5. Beberapa Kelompok Mempersoalkan Yesus 22:15-46
- 6. Kecaman Yesus Terhadap Orang Farisi di Depan Umum 23:1-39
- 7. Khotbah di Bukit Zaitun 24:1-25:46
- IV. Kesengsaraan Yesus Kristus 26:1-27:66
- A. Komplotan Menentang Yesus 26:1-16
- B. Perjamuan Terakhir 26:17-30
- C. Nubuat Tentang Penyangkalan Petnis 26:31-35
- D. Rangkaian Peristiwa di Getsemani 26:36-56
- E. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Yahudi 26:57-27:2
- F. Penyesalan yang Mendalam oleh Yudas 27:3-10
- G. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Romawi 27:11-31
- H. Penyaliban 27:32-56
- I. Penguburan 27:57-66
- V. Kebangkitan Yesus Kristus 28:1-20
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) KERENDAHAN HATI SEORANG PENGKHOTBAH (3:11-14)
Yohanes dengan rendah hati menyadari kebutuhan rohaninya sendiri berupa pengampunan sementara ia berdir...
KERENDAHAN HATI SEORANG PENGKHOTBAH (3:11-14)
Yohanes dengan rendah hati menyadari kebutuhan rohaninya sendiri berupa pengampunan sementara ia berdiri di hadapan Kristus. Ia secara bebas menyatakan kepada Yesus bahwa ia sendiri perlu dibaptis dan tidak layak untuk membaptis Yesus. Yohanes telah memberitahu orang-orang tentang Orang yang akan datang setelah dia. Ketika ia mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias, ia mengarahkan orang lain kepada Dia (Yoh. 1:29). Contoh kerendahan hati Yohanes seharusnya ditiru oleh para pengkhotbah sekarang ini.40
Para pengkhotbah harus rendah hati di hadapan Allah, dengan mengakui dosanya sendiri. Telah dikatakan bahwa pengkhotbah adalah "penyembuh yang terluka." Mereka menawarkan kepada orang lain kasih karunia yang mereka sendiri telah alami dari Tuhan. Sewaktu Paulus menjelajahi Kerajaan Romawi sambil membagikan kabar baik tentang Yesus, ia tidak pernah lupa bahwa ia adalah orang "paling berdosa" dibandingkan dengan orang-orang berdosa lainnya (1 Timotius 1:15; KJV).
Para pengkhotbah perlu menerapkan terlebih dahulu khotbah mereka kepada diri mereka sendiri. Yesus sangat mengecam orang-orang Farisi karena "mereka tidak melakukan apa yang mereka khotbahkan" (23:3; NIV). Seorang pengkhotbah akan sangat tidak efektif jika ia dianggap sebagai orang munafik (lihat 7:1-5). Paulus sangat berhati-hati dalam melakukan pendisiplinan diri supaya, setelah ia "memberitakan Injil kepada orang lain" jangan ia sendiri "ditolak" (1 Kor. 9:27). Ia berhati-hati melengkapi pesannya dengan seorang teladan. Ia menulis, "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus" (1 Kor. 11:1).
Para pengkhotbah harus mengarahkan manusia kepada Yesus, bukan kepada diri mereka sendiri. Berdasarkan sifat pekerjaannya, memang mudah bagi seorang pengkhotbah untuk menjadi pusat perhatian. Namun begitu, Kristus harus jadi pusat perhatian; pengkhotbah hanyalah saluran bagi pesan itu. Paulus berkata, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Kor. 4:5).
Kesimpulan. Ketika pengkhotbah meniru sikap Yohanes Pembaptis, mereka akan mengarahkan orang lain kepada Kristus dan akan lebih efektif dalam pelayanan mereka bagi Kerajaan Allah.
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Injil Kerajaan 3:1-12
Pendahulu Yesus
Matius membuka topik persiapan bagi kedatangan Kristus dengan membuat acuan kepada khotbah Yohanes Pe...
Matius: Injil Kerajaan 3:1-12
Pendahulu Yesus
Matius membuka topik persiapan bagi kedatangan Kristus dengan membuat acuan kepada khotbah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea.
Pelayanan Yohanes memecahkan sekitar empat ratus tahun periode kebisuan nubuatan sejak Maleakhi.1Matius berasumsi bahwa para pembaca Yahudinya akan sudah mengenal baik Yohanes, sehingga ia tidak menyertakan rincian tentang latar belakang nabi itu. Fakta bahwa orang-orang Yahudi mengenal baik Yohanes diakui di dalam empat Injil dan dikuatkan oleh Josephus, sejarawan Yahudi.2
Lukas memberikan informasi lebih lanjut tentang kehidupan awal Yohanes dibandingkan Catatan Injil lain mana saja. Ayah Yohanes adalah seorang imam bernama Zakaria, yang masuk dalam rombongan kedelapan Abia (Luk. 1:5). Raja Daud telah mengatur keimamatan ke dalam dua puluh empat rombongan (1 Taw. 24). Masing-masing rombongan ini dalam satu tahun melayani dua minggu di bait suci. Empat minggu lainnya adalah pada hari-hari raya besar orang Yahudi, di mana sebagian besar (jika tidak semua) imam berpartisipasi.
Elisabet, istri Zakharia, tetap mandul sampai melewati usia bisa melahirkan anak (Luk. 1:7, 18). Ia adalah saudara, mungkin sepupu (KJV), Maria ibu Yesus (Luk. 1:36). Waktu Zakaria sedang melakukan tugasnya di bait suci, malaikat Gabriel menampakkan diri kepada dia dan memberitahu dia bahwa Elisabet akan mengandung seorang anak laki-laki, yang namanya akan disebut "Yohanes." Saat Zakaria menyatakan ketidakpercayaannya terhadap pemberitahuan itu, ia dibuat bisu dan tidak bisa berbicara sepatah kata pun sampai anaknya lahir (Luk. 1:11-22, 59-64).
Zakharia diberitahu oleh malaikat itu bahwa Yohanes akan menjadi hamba khusus bagi Allah dan akan dipenuhi dengan Roh Kudus selagi masih di dalam rahim ibunya. Ia akan mengubah banyak hati orang Israel untuk kembali kepada Allah mereka (Luk. 1:15, 16). Banyak orang beranggapan bahwa Yohanes adalah orang Nazir karena ia harus menjauhkan diri dari anggur dan minuman keras, meskipun persyaratan lainnya tidak disebutkan (Luk. 1:15; lihat Bil. 6). Malaikat itu juga mengatakan bahwa Yohanes akan datang "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk. 1:17). Maleakhi telah bernubuat bahwa "nabi Elia" akan datang "menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat" (Mal. 4:5). Setelah kelahiran Yohanes, Zakharia bernubuat bahwa ia akan "berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya" (Luk. 1:76). Pernyataannya itu hampir mirip dengan pernyataan Maleakhi 3:1. Malaikat itu mengatakan bahwa Yohanes akan berjalan mendahului "untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya" (Luk. 1:17). Yesus kemudian mengatakan bahwa Yohanes adalah Elia yang akan datang (11:10, 14; 17:11-13).
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) RIWAYAT SINGKAT YOHANES PEMBAPTIS (Matius 3:1-17)
Ketika pengkhotbah sedang dipertimbangkan untuk dipekerjakan, ia sering diminta untuk menyerahkan r...
RIWAYAT SINGKAT YOHANES PEMBAPTIS (Matius 3:1-17)
Ketika pengkhotbah sedang dipertimbangkan untuk dipekerjakan, ia sering diminta untuk menyerahkan riwayat singkat dirinya. Kemungkinan, saudara-saudara seiman dapat mengetahui sesuatu tentang apa yang diharapkan mengenai jenis pekerjaan yang akan pemohon itu lakukan jika ia dipekerjakan. Pasal ini mengetengahkan fakta-fakta berikut ini yang Yohanes Pembaptis bisa akui tentang dirinya.
Nama: Yohanes. Saya sekarang dikenal sebagai Yohanes Pembaptis (3:1) karena saya telah memberitakan tentang baptisan untuk pengampunan dosa dan telah membaptis banyak orang.
Orangtua: Zakharia, seorang imam, dari rombongan Abia, dan Elisabet, dari anak-anak perempuan Harun (Luk. 1:5).
Tempat tinggal terlama: Padang gurun Yudea, di mana saya hidup dengan memakan belalang dan madu liar (3:1, 4).
Tanggung jawab utama khotbah: Berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan pengetahuan keselamatan kepada umat-Nya lewat pengampunan dosa (Luk. 1:76, 77).
Tugas khotbah terbaru: Sayalah suara orang yang berseru-seru di padang gurun (3:3), memberitahu semua orang untuk bertobat, karena kerajaan itu sudah dekat.
Dalam khotbah saya …
Saya tidak meremehkan dosa (3:1, 2).
Saya tidak membiarkan kesenangan dan kenyamanan pribadi mencegah saya untuk memberitakan pesan itu (3:1, 3, 4).
Saya berbicara tentang beberapa topik yang tidak populer, menyapa para pendengar yang tidak mau menerima sepenuhnya (3:5-9).
Saya mengagungkan Yesus (3:11, 12).
Saya memperingatkan bahwa orang bisa tersesat (3:10-12).
Saya mengajarkan bahwa orang dapat diselamatkan (3:12).38
Sasaran: Saya telah mencapai sebagian besar sasaran saya dan sudah memiliki beberapa pengalaman yang unik (3:13-17).
Hal Terbaru: Saat ini, saya sedang dipenjarakan karena menegur Raja Herodes (Lukas 3:19, 20). Meskipun saya berada di bawah kekuasaan Raja Herodes, saya masih bebas melalui kuasa Tuhan saya.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PELAJARAN DARI YOHANES DAN YESUS (Matius 3:1-17)
Yohanes Pembaptis (disebut demikian karena ia membaptis orang) memecahkan kebisuan Allah selama lebi...
PELAJARAN DARI YOHANES DAN YESUS (Matius 3:1-17)
Yohanes Pembaptis (disebut demikian karena ia membaptis orang) memecahkan kebisuan Allah selama lebih dari empat ratus tahun ketika ia mulai berkhotbah di padang gurun Yudea dan menyerukan kepada orang-orang untuk bertobat. Ia menarik perhatian orang banyak terlepas dari pakaiannya yang aneh dan pemberitaannya yang keras. Pada waktu itu, Yesus memecahkan delapan belas tahun kebisuan-Nya sendiri. Sejauh yang kita tahu, terakhir kali Ia terdengar adalah pada usia dua belas tahun, dan saat ini Ia berumur sekitar tiga puluh (Luk. 2:42; 3:23). Cerita ini mengetengahkan beberapa pelajaran bagi kita:
- 1. Persiapan merupakan prasyarat untuk pelayanan kepada Allah (3:1-3).
- 2. Pentingnya pesan tidak harus dinilai berdasarkan penampilan luar si pembawa pesan (3:4-6).
- 3. Baptisan tanpa pertobatan dan pengakuan yang tulus tidaklah efektif untuk tujuannya (3:5-9).
- 4. Tidak seorangpun bebas dari ketaatan kepada Allah (3:13-15).
- 5. Diakui sebagai anak Allah merupakan kebutuhan utama dari semua orang yang mencari sorga (3:16, 17).39
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) PERSIAPAN YOHANES UNTUK KRISTUS (3:1-12)
Sebuah pelajaran tentang persiapan Yohanes untuk kedatangan Kristus dapat dikembangkan dengan poin-poin beri...
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Orang-orang Yahudi mengakui adanya kekosongan selama periode antar perjanjian dan mengantisipasi kembalinya seorang nabi yang dapa...
Catatan Akhir:
- 1 Orang-orang Yahudi mengakui adanya kekosongan selama periode antar perjanjian dan mengantisipasi kembalinya seorang nabi yang dapat dipercaya (1 Maccabees 4:46; 9:27; 14:41; Josephus Against Apion 1.8).
- 2 Josephus menulis tentang "orang banyak" yang "sangat tergerak karena mendengarkan kata-kata [Yohanes]" dan "pengaruh besar yang Yohanes miliki atas orang-orang itu" (Josephus Antiquities 18.5.2).
- 3 Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 21.
- 4 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 1, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 54.
- 5 Gerhard Kittel, "e¡rhmoß," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 2:658-59.
- 6 John A. Broadus, Commentary on Matthew (Louisville: N.p.: 1886; reprint, Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1990), 34.
- 7 Robert H. Gundry, Matthew: A Commentary on His Literary and Theological Art (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 43.
- 8 Matius menggunakan ungkapan "Kerajaan Allah" hanya empat kali (12:28; 19:24; 21:31, 43).
- 9 Lewis, 55; Mounce, 23.
- 10 Paul T. Butler, Isaiah, vol. 3, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1978), 10.
- 11 Lewis, 56; lihat Manual of Discipline 8.13-16; 9.19.
- 12 Lihat Josephus Wars 1.24.3.
- 13 Gundry, 45.
- 14 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 55.
- 15 H. Leo Boles, A Commentary on the Gospel According to Matthew (Nashville: Gospel Advocate Co., 1936), 71.
- 16 Josephus Antiquities 18.5.2.
- 17 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 164.
- 18 David S. Dockery, "Baptism," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 55.
- 19 Mishnah Mikwaoth.
- 20 Dockery, 56-57, lihat Manual of Discipline 3.4-9; 6.14-23. Komunitas Qumran kemungkinan milik kaum Essene. Josephus menunjukkan bahwa kaum Essene "membasuh tubuh mereka dalam air dingin" sebagai bagian dari ritual penyucian harian (Josephus Wars 2.8.5, 9).
- 21 G. R. Beasley-Murray, Baptism in the New Testament (N.p.: W. T. Whitley Lectureship, 1962; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1994), 18-31; lihat Epictetus Dissertations 2.9.9-21; Mishnah Pesahim 8.8; Talmud Yebamoth 46a; Pesahim 91b-92.
- 22 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 34.
- 23 Lewis, 58.
- 24 1 Maccabees 2:42; 7:13; 2 Maccabees 14:6.
- 25 Mishnah Aboth 3.14.
- 26 Josephus Antiquities 17.2.4.
- 27 Josephus Wars 2.8.14.
- 28 Josephus Antiquities 18.1.4.
- 29 Mounce, 23.
- 30 Genesis Rabbah 48.8; lihat Justin Martyr Dialogue with Trypho 140.
- 31 Donald A. Hagner, Matthew 1-13, Word Biblical Commentary, vol. 33A (Dallas: Word Books, 1993), 50.
- 32 Morris, 59.
- 33 Lewis, 62.
- 34 Hagner, 51.
- 35 Gundry, 48.
- 36 Lihat Maz. 118:26; Mal. 3:1; Mat. 11:3; 21:9; 23:39; Yoh. 4:25.
- 37 Morris, 61, mengutip Talmud Ketuboth 96a; lihat Baba Bathra 53b.
- 38 Poin-poin ini dan gagasan untuk mengembangkan riwayat singkat yang didasarkan pada Matius 3:1-17 berasal dari Jack Wilhelm, "John the Baptist's Resumé as a Preacher," RSVP Newsletter 153-8-83-36 (1983). Digunakan dengan seizin Jack Wilhelm, P.O. Box 2222, Florence, AL 35630.
- 39 Jack Wilhelm, "The Baptism of Jesus," RSVP Newsletter 172-6-84-41 (1984).
- 40 Meski pelajaran ini secara khusus berlaku untuk para pengkhotbah, pelajaran itu bisa disesuaikan agar cocok dengan semua orang Kristen pada umumnya.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi