Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Tit 1:16
Full Life: Tit 1:16 - MEREKA MENGAKU ... MEREKA MENYANGKAL.
Nas : Tit 1:16
Salah satu kebencian dalam pandangan Allah adalah mengaku percaya
kepada Kristus dan pengharapan akan hidup yang kekal (ayat Tit 1:2...
Nas : Tit 1:16
Salah satu kebencian dalam pandangan Allah adalah mengaku percaya kepada Kristus dan pengharapan akan hidup yang kekal (ayat Tit 1:2), padahal pada saat yang bersamaan hidup tidak taat kepada-Nya dan Firman-Nya (bd. Luk 6:46; Yoh 14:12; 15:10-14; 1Yoh 2:4).
Ref. Silang FULL -> Tit 1:16
Ref. Silang FULL: Tit 1:16 - menyangkal Dia // yang baik · menyangkal Dia: Yer 5:2; 12:2; 1Yoh 2:4
· yang baik: Hos 8:2,3
· menyangkal Dia: Yer 5:2; 12:2; 1Yoh 2:4
· yang baik: Hos 8:2,3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Tit 1:6-16
Matthew Henry: Tit 1:6-16 - Persyaratan Seorang Penilik Jemaat; Perlunya Teguran yang Tegas Persyaratan Seorang Penilik Jemaat; Perlunya Teguran yang Tegas (1:6-16)
Di sini Rasul Paulus memberikan arahan kepada Titus mengenai penahbisan. I...
Persyaratan Seorang Penilik Jemaat; Perlunya Teguran yang Tegas (1:6-16)
- Di sini Rasul Paulus memberikan arahan kepada Titus mengenai penahbisan. Ia menunjukkan siapa yang harus diangkat oleh Titus, dan siapa yang tidak.
- I. Mengenai siapa yang harus ditahbiskan Titus. Paulus menjelaskan persyaratan dan kebajikan yang terkandung dalam diri mereka. Hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan dan perilaku mereka, dan yang berkaitan dengan pengajaran mereka. Yang pertama terdapat di ayat 6, 7, dan 8, sedangkan yang terakhir ada di ayat 9.
- 1. Persyaratan seorang penilik jemaat berkenaan dengan kehidupan dan perilaku mereka yaitu,
- (1) Secara umum. Yakni orang-orang yang tak bercacat. Bukan berarti sama sekali tidak bercela, karena tidak ada orang yang demikian, sebab tidak ada orang yang hidup dan tidak berbuat dosa. Begitu pula bukan orang yang sama sekali tidak dapat dipersalahkan, karena ini jarang terjadi dan sukar. Kristus sendiri dan para rasulnya pernah dipersalahkan, sekalipun tuduhan itu tidak layak bagi mereka. Pada diri Kristus jelas tidak ada yang dapat dipersalahkan, sedangkan para rasulnya tidak seperti yang dituduhkan oleh musuh-musuh mereka. Namun artinya ialah, seorang penilik jemaat tidak boleh seorang yang dikuasai oleh sifat buruk, tetapi justru dikenal sebagai orang baik, bahkan oleh orang-orang luar. Ia tidak memiliki kesalahan yang besar atau memalukan, karena hal itu akan mendatangkan kecaman atas jabatan kudus tersebut. Ia tidak boleh seorang yang demikian.
- (2) Secara khusus.
- [1] Disebutkan ciri-ciri dalam hal hubungan keluarga. Secara pribadi, ia harus memiliki hubungan pernikahan yang kudus, yang mempunyai hanya satu isteri. Ada gereja yang menetapkan bahwa seorang penilik jemaat tidak boleh mempunyai istri, tetapi tidak demikian sejak mulanya. Pernikahan adalah ketetapan yang tidak menjadi halangan dalam pekerjaan atau panggilan apa pun. Tidakkah kami mempunyai hak, kata Paulus, untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan? (1Kor. 9:5). Melarang orang kawin adalah salah satu ajaran yang keliru dari gereja yang antikristus (1Tim. 4:3). Bukan berarti para pelayan Tuhan harus menikah. Bukan begitu maksudnya, tetapi mempunyai hanya satu isteri harus diartikan bahwa ia tidak menceraikan istrinya dan menikahi yang lain (seperti yang sudah terlalu lazim terjadi di antara golongan bersunat, bahkan gara-gara alasan yang sepele). Atau, mempunyai hanya satu isteri, maksudnya, pada saat yang sama, yaitu tidak beristeri dua atau lebih dari satu. Bukan berarti ia tidak boleh mengambil istri yang baru setelah kehilangan istrinya, melainkan di dalam pernikahannya, ia hanya boleh memiliki satu istri saja, bukan dua atau lebih, seperti praktik berdosa yang sudah terlalu lazim pada zaman itu, dengan menirukan secara keliru apa yang dilakukan oleh bapa-bapa leluhur, padahal, Tuhan kita mengajarkan supaya kita berubah dari kebiasaan yang jahat ini. Siapa pun pelakunya, poligami adalah perbuatan yang amoral, begitu pula dengan menjalin hubungan dengan perempuan sundal atau memiliki selir di samping istri sah. Dosa semacam itu, atau perilaku tak senonoh apa saja, harus benar-benar jauh dari orang-orang yang hendak menduduki jabatan yang begitu kudus. Mengenai anak-anak seorang penilik jemaat, anak-anaknya hidup beriman, taat dan baik, dibesarkan dalam iman Kristen yang sejati, dan hidup menurut iman tersebut, setidaknya sejauh yang mampu diperbuat oleh orangtuanya. Anak-anak yang kudus dan saleh menjadi kehormatan bagi para pelayan Tuhan, dan itu menjadi ibadah mereka. Tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Seorang penilik jemaat tidak boleh sampai mendapat tuduhan karena benar-benar melakukan, tetapi juga jangan sampai menciptakan kesempatan dan alasan untuk dituduh. Sebab, orang yang paling tidak bersalah pun dapat difitnah. Mereka harus waspada supaya jangan ada alasan bagi mereka untuk dituduh seperti itu. Anak-anak yang sangat beriman, taat, dan menguasai perilakunya akan menjadi tanda yang baik akan adanya iman dan ketekunan orangtua yang telah mendidik dan mengajar mereka sedemikian rupa. Dari kesetiaannya dalam perkara yang lebih kecil, orang bisa terdorong untuk mempercayakan kepadanya perkara yang lebih besar, yaitu untuk mengatur dan memimpin jemaat Allah. Dasar dari persyaratan ini tampak dari sifat jabatannya (ay. 7), sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat. Mereka yang dahulunya disebut para pelayan atau atau penatua, dalam ayat ini disebut dengan penilik, dan dengan begitu mereka tidak memiliki pejabat gereja di atas mereka. Pekerjaan Titus di sini sudah jelas, yaitu hanya sesekali dan jangka waktunya pendek saja, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Setelah mengangkat para penatua dan mengatur kedudukan mereka, Titus pergi dan meninggalkan semuanya (sejauh apa yang tampak di dalam Kitab Suci) di tangan para penatua itu, yang oleh Rasul Paulus di sini disebut sebagai penilik jemaat dan pengatur rumah Allah. Kita tidak membaca di dalam tulisan-tulisan Kitab Suci tentang adanya pengganti Titus di Kreta, tetapi kepada para penatua itu dipercayakan secara penuh tugas untuk menggembalakan, mengatur, dan mengawasi kawanan mereka. Mereka tidak kekurangan wewenang yang mereka butuhkan untuk melanjutkan ibadah dan pelayanan Injil di tengah-tengah jemaat, dan terus melakukannya hingga ke abad-abad selanjutnya. Nah, dengan menjadi penilik jemaat atas kawanan itu, serta harus menjadi teladan bagi mereka, dan menjadi pengatur rumah Allah untuk mengurus berbagai kepentingan di dalam rumah-Nya, serta menyediakan dan memberikan hal-hal yang dibutuhkan kepada jemaat, maka ada alasan yang sangat kuat supaya kepribadian mereka jernih dan baik, supaya mereka tidak bercacat. Harus bagaimana lagi, jika tidak ingin agama dirugikan, pekerjaan mereka terhambat, dan jiwa-jiwa celaka serta terancam, padahal seharusnya mereka justru diselamatkan? Berikut ini adalah persyaratan yang berkaitan dengan hal itu.
- [2] Hal-hal yang lebih mutlak dijabarkan.
- Pertama, secara negatif, yaitu menunjukkan apa yang tidak boleh ada pada diri seorang penatua atau penilik jemaat. Tidak angkuh. Larangan ini memiliki cakupan yang luas, termasuk congkak, atau kesombongan yang berlebihan akan kemampuan dan hal-hal yang dimiliki, dan berlebihan menilai diri sendiri, cinta diri, dan mementingkan diri sendiri, menganggap dirinya sebagai pusat dari segala sesuatu. Juga, keyakinan berlebihan terhadap diri sendiri serta mengandalkan diri sendiri, menyenangkan diri sendiri, meremehkan atau memanfaatkan orang lain. Juga, sombong, keras kepala, suka melawan, kaku, berkeras untuk mengikuti kehendak dan caranya sendiri, atau bebal seperti Nabal. Begitulah para penafsir telah mengartikan istilah ini. Merupakan suatu kehormatan besar bagi seorang pelayan jika ia tidak memiliki sifat-sifat demikian, bersedia untuk bertanya dan meminta nasihat, siap untuk tunduk dengan rendah hati pada pikiran dan kehendak orang lain, sejauh hal itu masuk akal. Bagi semua orang ia menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin ia memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Bukan pemberang, mē orgilon, bukan seorang yang lekas naik darah, cepat dan mudah untuk terpancing dan dibuat marah. Betapa tidak pantasnya orang-orang yang tidak dapat menguasai dirinya sendiri, atau menguasai nafsu mereka yang bergejolak dan tidak tertib, untuk memimpin suatu jemaat! Seorang pelayan haruslah lemah lembut, ramah, dan sabar terhadap semua orang. Bukan peminum. Tidak ada kecaman yang lebih besar bagi seorang pelayan daripada sebutan sebagai seorang peminum, yang menyukai minuman keras, dan membiarkan diri secara tidak pantas bebas hidup demikian, dengan terus minum anggur atau minuman keras sampai badannya dihangatkan oleh anggur. Penggunaan anggur yang dilakukan dengan tepat dan secukupnya, seperti halnya ciptaan Allah lainnya yang baik, tidak dilarang. Tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah, kata Paulus kepada Timotius (1Tim. 5:23). Namun minum-minum secara berlebihan adalah hal yang memalukan bagi siapa saja, khususnya bagi seorang pelayan Tuhan. Air anggur menghilangkan daya pikir, menjadikan manusia seperti binatang. Yang paling tepat di sini adalah nasihat Rasul Paulus, yaitu janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Ef. 5:18). Janganlah sampai berlebihan, tetapi sangat mudah untuk menjadi berlebihan. Karena itu, berhati-hatilah supaya jangan sampai menjadi terlalu merapat pada batasnya. Bukan pemarah, memiliki perilaku yang suka bertengkar atau cekcok, suka mencelakai atau bertindak berdasarkan dendam, dengan sikap kejam atau sikap kasar yang tidak semestinya. Tidak serakah, tidak mengejar keuntungan semata. Ini maksudnya bukan menolak imbalan yang pantas atas jerih payah mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok secara layak, melainkan agar mereka tidak menjadikan keuntungan sebagai tujuan mereka yang pertama dan yang terutama. Mereka tidak boleh masuk ke dunia pelayanan atau menjalankan pelayanan dengan pandangan-pandangan duniawi yang rendah. Tidak ada yang lebih tidak pantas bagi seorang pelayan Tuhan daripada sikap yang lebih mengutamakan dunia, karena seharusnya seorang pelayan mengarahkan pandangannya sendiri dan pandangan orang lain ke sorga. Keserakahan ini disebut sebagai keuntungan yang kotor (KJV), karena sifatnya mencemari jiwa yang mencintai harta atau mengejarnya dengan rakus, seolah-olah harta itu lebih diinginkan melebihi manfaatnya sendiri. Demikianlah sifat-sifat negati yang tidak boleh ada pada seorang penilik jemaat. Namun,
- Kedua, secara positif, seorang penilik jemaat harus memiliki sifat-sifat (ay. 8), suka memberi tumpangan, sebagai bukti bahwa ia tidak serakah, tetapi mau memakai apa yang dimilikinya untuk tujuan-tujuan yang terbaik. Ia tidak menimbun bagi dirinya sendiri sampai tidak rela memberi demi kebaikan orang lain. Menerima dan menjamu orang asing (seperti yang tersirat dari kata yang digunakan). Ini adalah sebuah pelayanan kasih yang luar biasa dan diperlukan, khususnya di masa-masa yang sukar dan penuh tekanan, ketika orang Kristen terpaksa melarikan diri dan mengembara untuk berlindung dari aniaya dan musuh, atau ketika mereka sedang melakukan perjalanan ke sana kemari dan tidak ada penginapan seperti di zaman kita. Karena itu, menerima dan menjamu orang-orang kudus sungguh merupakan hal yang baik dan berkenan kepada Allah. Semangat dan perbuatan semacam itu, dilakukan sesuai kesanggupan dan kesempatan yang ada, sangatlah pantas sehingga harus menjadi teladan akan perbuatan baik. Suka akan yang baik, atau orang yang baik. Para pelayan Tuhan harus menjadi teladan dalam kedua hal tersebut. Ini akan menunjukkan secara terang-terangan bahwa mereka adalah orang yang saleh dan memiliki keserupaan dengan Allah dan Guru mereka, Yesus Kristus. Berbuatlah baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman, yaitu orang-orang yang mulia di muka bumi, yang harus selalu menjadi kesukaan kita. Bijaksana, atau waspada, seperti yang tampak dari kata yang dipakai, yang merupakan suatu anugerah yang harus ada di dalam diri seorang pelayan, baik untuk kegiatan pelayanan maupun untuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Seorang penilik jemaat haruslah seorang pengatur yang bijaksana, seorang yang tidak gegabah, atau bodoh, atau ceroboh, tetapi mampu mengendalikan dengan baik nafsu dan perasaannya. Adil di dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memiliki kebenaran moral, dan keadilan dalam menangani persoalan, dengan memberikan kepada semua orang apa yang seharusnya. Saleh, dalam hal-hal yang berkenaan dengan agama, seorang yang menghormati dan menyembah Allah, memiliki perilaku yang rohani dan sorgawi. Dapat menguasai diri. Kata ini berasal dari kata yang memiliki makna kekuatan, dan menandakan seseorang yang dapat menguasai nafsu dan kesenangannya, atau sanggup membatasi serta menahan diri dari hal-hal yang diperbolehkan, untuk maksud baik. Tidak ada hal-hal yang lebih pantas bagi seorang pelayan Tuhan daripada hal-hal semacam ini, yaitu kebijaksanaan, penguasaan diri, keadilan, dan kesalehan – bijaksana dalam menghormati dirinya sendiri, adil dan benar terhadap semua orang, dan kudus di hadapan Allah. Demikianlah penjelasan mengenai persyaratan tentang kehidupan dan perilaku seorang pelayan Tuhan, secara relatif dan secara mutlak, secara negatif dan secara positif, apa yang tidak boleh dan apa yang harus dilakukan atau dimilikinya.
- 2. Mengenai pengajaran,
- (1) Di sini diceritakan tentang tugas seorang penilik jemaat. Berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, tetap melekat pada ajaran Kristus, yaitu firman kasih karunia-Nya, berpaut pada ajaran itu, menurut semua petunjuk yang telah diterimanya. Ia harus berpegang teguh pada ajaran itu di dalam keyakinan dan pengakuan imannya sendiri, serta ketika mengajar orang lain. Perhatikanlah,
- [1] Firman Allah, yang disingkapkan di dalam Kitab Suci, adalah firman yang benar dan tidak bisa keliru. Firman-Nya adalah Amin, Saksi yang setia dan benar, sedangkan Roh-Nya menuntun penulis firman itu. Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
- [2] Para pelayan Tuhan harus berpegang teguh pada firman yang setia itu di dalam pengajaran dan kehidupan mereka. Aku telah memelihara iman, itulah penghiburan Paulus (2Tim. 4:7), dan tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah, di situlah terletak kesetiaannya (Kis. 20:27).
- (2) Inilah tujuannya. Supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya, untuk mengajak dan menarik orang lain kepada iman yang sejati, dan meyakinkan orang-orang yang berpikiran sebaliknya. Bagaimana mungkin seorang penilik jemaat dapat melakukan hal ini, jika ia sendiri tidak yakin atau tidak kokoh, tidak berpegang pada firman yang setia dan ajaran sehat yang seharusnya menjadi pokok ajaran ini, dan merupakan sarana serta dasar untuk meyakinkan orang-orang yang menentang kebenaran? Di sini secara ringkas kita melihat betapa luar biasanya tugas pelayanan itu, yakni untuk menasihati mereka yang mau mengetahui dan melakukan tugas mereka, dan meyakinkan orang-orang yang menentang. Keduanya harus dilakukan dengan ajaran sehat, maksudnya, melalui pengajaran yang dapat dipahami, dengan kesaksian dan penjelasan yang alkitabiah, yang adalah firman kebenaran yang tidak dapat keliru, yang dapat, serta harus, diandalkan oleh semua orang, dapat memuaskan serta menentukan kehidupan semua orang. Demikianlah penjelasan mengenai persyaratan bagi para penatua yang harus ditahbiskan oleh Titus.
- II. Daftar Rasul Paulus menunjukkan siapa saja yang harus ditolak atau dihindari oleh Titus, yaitu orang-orang yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan yang pertama. Mereka ini disebutkan sebagai alasan supaya Titus memperhatikan persyaratan bagi seorang pelayan Tuhan, seperti yang telah dinasihatkan oleh Paulus, mengapa seorang pelayan harus demikian, dan hanya boleh yang demikian, yaitu seperti yang telah dipaparkan oleh Paulus. Alasan-alasan yang Paulus sebutkan diambilnya baik dari guru-guru maupun para pendengar yang bertabiat tidak baik yang ada di antara jemaat (ay. 10, sampai selesai).
- 1. Dari guru-guru yang tidak baik.
- (1) Penjelasan mengenai guru-guru palsu. Mereka hidup tidak tertib, keras kepala dan haus akan kekuasaan, tidak mau diatur dan tidak taat (seperti yang ditafsirkan beberapa orang), tidak mau menerima atau tunduk pada petunjuk dan peraturan yang harus ada di dalam gereja, serta tidak sabar terhadap kepemimpinan yang baik dan ajaran sehat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Mereka menyombongkan diri mereka sendiri sebagai orang yang bijaksana, padahal sebenarnya bodoh. Dari situ mereka menjadi besar mulut, terjebak ke dalam berbagai kesalahan dan kekeliruan. Dan mereka menggemarinya, dan malah dengan tekun dan rajin menarik orang lain ke dalam kesalahan yang sama. Ada banyak orang-orang semacam itu, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat, berpura-pura sebagai seorang petobat, setidaknya dari kalangan Yahudi, tetapi mencampuradukkan ajaran Yahudi dan Kristen menjadi satu, sehingga malah membuat sebuah campuran yang rusak. Mereka inilah guru-guru palsu itu.
- (2) Di sini diceritakan petunjuk Rasul Paulus mengenai cara menghadapi guru-guru palsu ini (ay. 11). Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, bukan dengan kekuatan lahiriah (Titus tidak memiliki kuasa semacam itu, dan ini juga bukan cara Injil), melainkan dengan bantahan dan alasan yang kuat, dengan menunjukkan kesalahan mereka kepada mereka, sesaat pun tidak mau mundur terhadap mereka. Jika ada orang-orang yang benar-benar tidak mau tunduk, sehingga merusak kedamaian di dalam jemaat, serta membengkokkan jemaat yang lain, maka teguran harus dilakukan, sebagai cara terakhir untuk membetulkan kesalahan dan mencegah banyak orang terluka. Perhatikan, pelayan Tuhan yang setia harus menentang para pemberontak pada waktu yang tepat, karena, setelah kebodohan mereka nyata bagi semua orang, sudah pasti mereka tidak akan lebih maju.
- (3) Alasan-alasan untuk hal ini diberikan di sini.
- [1] Karena akibat-akibat dari kesalahan mereka itu mematikan. Mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak (yakni, kewajiban sunat, kewajiban menaati hukum Musa, dsb.), sehingga menyesatkan Injil dan jiwa-jiwa manusia, bukan hanya beberapa orang saja, melainkan juga banyak keluarga dengan seluruh anggotanya. Tidak adil jika para rasul dituduh telah mengacaukan seluruh dunia. Justru patut bagi guru-guru palsu ini untuk dituduhkan demikian, karena mereka menarik banyak orang dari iman yang sejati menuju kehancuran. Orang-orang seperti ini harus ditutup mulutnya, khususnya jika mengingat,
- [2] Tujuan dari perbuatan mereka yang rendah, yaitu untuk mendapat untung yang memalukan, dengan cara melayani kepentingan duniawi di balik topeng agama. Akar segala kejahatan ialah cinta uang. Yang paling tepat bagi orang-orang semacam itu adalah ditolak, dibantah, dan dipermalukan, oleh ajaran yang sehat serta dasar-dasar dari firman. Demikianlah penjelasan tentang alasan-alasan mengenai guru-guru yang tidak baik.
- III. Alasan yang mengacu pada umat atau para pendengar mereka, yang digambarkan menurut kesaksian kuno yang disampaikan mengenai mereka.
- 1. Di sini diceritakan tentang adanya saksi (ay. 12). Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, maksudnya, salah satu dari orang Kreta, bukan orang Yahudi, yaitu Epimenides, seorang penyair Yunani, yang kemungkinan besar memang mengetahui dan bukan sedang memfitnah mereka. Nabi mereka sendiri. Begitulah pandangan terhadap para penyair Yunani, yang menuliskan ramalan-ramalan ilahi. Mereka kerap kali memberikan kesaksian yang menentang kebejatan-kebejatan bangsa itu: Aratus, Epimenides, dan yang lainnya di kalangan Yunani. Horatius, Juvenal, dan Persius, di kalangan orang Romawi. Mereka ini begitu cerdik dalam menghadapi berbagai kebejatan.
- 2. Di sini diceritakan isi kesaksiannya. Krētes aei pseustai, kaka theria, gasteres argai – Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas. Bahkan di dalam peribahasa, orang Kreta sudah terkenal dengan kepalsuan dan kebohongannya. Kretizein, bertingkah seperti orang Kreta, atau berdusta, sama artinya. Mereka juga diumpamakan sebagai binatang buas atas sifat mereka yang licik, suka menyakiti, dan liar. Mereka disebut pula sebagai pelahap yang malas atas kemalasan dan kesukaan mereka akan hal-hal yang tidak senonoh, lebih senang makan daripada bekerja dan mencari nafkah dari pekerjaan yang jujur. Perhatikan, berbagai kebejatan demikian yang begitu rendah sehingga dikecam oleh orang kafir sekalipun, harus jauh dari orang Kristen. Kepalsuan dan dusta, kekejaman dan kecerdikan yang menjijikkan, segala perbuatan yang keji dan tidak senonoh, bersama pengangguran dan kemalasan, adalah dosa-dosa yang dikecam oleh terang alam. Karena hal-hal inilah orang-orang Kreta dihujat oleh para penyair mereka sendiri.
- 3. Di sini Rasul Paulus sendiri membenarkan hal ini (ay. 13). Kesaksian itu benar. Rasul Paulus telah melihat begitu banyak bukti tentang tabiat mereka itu. Beberapa bangsa cenderung memiliki watak yang lebih condong pada kejahatan daripada bangsa lainnya. Umumnya orang-orang Kreta juga seperti yang digambarkan di sini, yaitu malas, buruk sifatnya, penuh kepalsuan dan penipu, seperti yang dibenarkan oleh Rasul Paulus sendiri. Dari situ,
- 4. Ia mengajar Titus bagaimana cara menghadapi mereka. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas. Ketika Paulus menulis kepada Timotius, ia menyuruh Timotius supaya mengajar dengan lemah lembut. Namun sekarang, ketika menulis kepada Titus, ia menyuruhnya supaya menegur mereka dengan tegas. Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh sifat Timotius dan Titus yang berlainan. Barangkali Timotius memiliki watak yang keras, dan tegurannya cenderung tajam, dan karena itu Paulus menyuruhnya supaya menegur dengan lemah lembut. Sementara itu, mungkin Titus orangnya lebih lembut, sehingga Paulus memberinya semangat dan menyuruhnya untuk menegur dengan tegas. Atau, mungkin ini lebih dikarenakan adanya perbedaan masalah dan orang-orangnya. Orang-orang yang harus dihadapi Timotius sifatnya lebih lembut, sehingga ia harus menegur mereka dengan lemah lembut. Sedangkan Titus harus menghadapi orang-orang yang lebih kasar dan tidak berpendidikan, sehingga ia harus menegur mereka dengan tegas. Kejahatan mereka banyak dan menjijikkan, serta dilakukan tanpa rasa malu dan seenaknya sendiri, sehingga harus dihadapi dengan setimpal. Dalam memberikan teguran, harus ada perbedaan antara dosa yang satu dengan yang lain. Beberapa dosa sifatnya lebih menjijikkan dan keji, atau dilakukan secara terang-terangan dan penuh keberanian, sehingga lebih menghina Allah serta lebih membahayakan dan merugikan manusia. Selain itu, harus dibedakan pula antara orang berdosa yang satu dengan yang lain. Beberapa orang wataknya lebih lembut dan mau taat, cenderung lebih mudah dihadapi dengan kelemahlembutan, dan akan menjadi tertekan dan kecewa jika diperlakukan terlalu kasar atau keras. Sementara itu, yang lain wataknya lebih bandel dan keras kepala, sehingga perlu ditegur dengan kata-kata yang lebih tajam supaya mereka menjadi malu dan bertobat. Karena itu, diperlukan hikmat untuk memutuskan dan menetapkan teguran mana yang pantas, supaya mendatangkan hasil yang terbaik. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, sedangkan kepada yang lain selamatkanlah mereka dengan rasa takut, merampas mereka dari api (Yud. 1:22-23). Dosa dan kebejatan orang Kreta banyak, besar, dan sudah menjadi kebiasaan. Karena itulah mereka harus ditegur dengan tegas. Namun supaya petunjuk ini tidak disalahartikan tujuannya, maka,
- 5. Di sini tujuannya dicantumkan, yaitu supaya mereka menjadi sehat dalam iman (ay. 14), dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Maksudnya, supaya mereka sungguh-sungguh diubahkan dari sifat dan perilaku yang begitu jahat, sebagaimana orang-orang Kreta hidup pada mulanya, dan menunjukkan perubahan itu. Selain itu, juga supaya mereka tidak melekat atau menyanjung (seperti yang sangat mungkin akan dilakukan oleh beberapa orang yang telah dipertobatkan) adat istiadat Yahudi dan takhayul orang-orang Farisi, yang cenderung akan membuat mereka semakin jauh dari Injil, serta kebenaran Injil yang sehat dan utuh. Perhatikanlah,
- (1) Teguran yang paling tegas harus ditujukan demi kebaikan orang yang ditegur. Teguran itu tidak boleh dimaksudkan untuk menyakiti, atau dikarenakan kebencian, atau niat jahat, melainkan oleh karena kasih. Bukan untuk memuaskan kesombongan, nafsu, atau kekejian di dalam diri orang yang menegur, melainkan untuk merebut kembali dan mengubahkan kesalahan serta orang yang bersalah itu.
- (2) Kesehatan iman adalah hal yang sangat diinginkan dan diperlukan. Kesehatan iman merupakan kesehatan dan kekuatan bagi jiwa, berkenan kepada Allah, menyenangkan bagi orang Kristen, serta membuat orang bergembira dan tekun dalam menjalankan tugasnya.
- (3) Cara khusus agar tetap sehat di dalam iman adalah dengan memalingkan telinga dari dongeng-dongeng dan segala rekaan manusia, jangan sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman (1Tim. 1:4). Karena itu (4:7), jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Rekaan dan cara-cara manusia menyembah Allah bertentangan dengan kebenaran dan kesalehan. Upacara dan ritual Yahudi pada awalnya merupakan ketetapan ilahi, tetapi setelah intinya digenapi dan masa serta kegunaannya berlalu, sekarang hanya menjadi perintah manusia yang tidak mengandung kuasa. Ritual ini sekarang bukan saja tidak sejalan, tetapi juga sudah berbalik dari kebenaran, yaitu kebenaran Injil yang murni dan penyembahan rohani, yang ditetapkan oleh Kristus sendiri dan bukan oleh pelayanan secara jasmaniah di bawah hukum Taurat.
- (4) Sungguh merupakan keputusan yang sangat menakutkan jika orang sampai berpaling dari kebenaran dan meninggalkan Kristus demi Musa, jika orang sampai meninggalkan penyembahan Injil yang rohani demi ketetapan-ketetapan daging hukum Taurat, atau juga sampai meninggalkan hukum dan ketetapan ilahi yang sejati demi ciptaan dan rancangan manusia. Siapakah yang telah mempesona kamu (kata Paulus kepada orang-orang Galatia [3:1, 3]), sehingga kamu tidak menaati kebenaran? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Demikianlah setelah menunjukkan maksud dari teguran yang keras terhadap orang-orang Kreta yang jahat dan bejat, yaitu supaya mereka sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, maka
- 6. Paulus memberikan alasan untuk ini di dalam dua ayat terakhir, berdasarkan kemerdekaan dari keharusan untuk menaati hukum Taurat, yang kita miliki oleh karena Injil, dan dari kejahatan serta ancaman roh Yahudi yang kita peroleh di bawah pengaturan Kristen. Bagi orang Kristen yang baik dan sehat imannya, dan karena itu telah disucikan, semuanya suci. Makanan dan minuman, serta hal-hal semacam itu yang dilarang menurut hukum Taurat (yang masih terus ditaati oleh beberapa orang), sekarang semua ini tidak lagi dibeda-bedakan, semuanya suci (diperbolehkan dan bebas untuk digunakan). Tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci. Hal-hal yang baik dan diperbolehkan menurut hukum mereka salahgunakan dan mereka jadikan sebagai dosa. Mereka justru mengisap racun dari apa yang menghasilkan madu bagi orang lain. Karena pikiran dan hati nurani mereka, yaitu indra utama mereka, telah menjadi najis, maka segala perbuatan mereka pun turut ternoda. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN (Ams. 15:8). Dan pelita orang fasik adalah dosa (21:4) (KJV: pekerjaan orang fasik – pen.), maksudnya bukan sifat pekerjaan itu sendiri, melainkan ketika pekerjaan itu dikerjakan olehnya. Kedagingan di dalam pikiran dan hati mencemarkan seluruh hasil pekerjaan tangan. Bantahan. Namun bukankah para penganut agama Yahudi ini (sebagaimana Anda menyebut mereka) adalah orang-orang yang beribadah, dan berbicara yang baik tentang Allah, dan Kristus, dan kebenaran hidup? Haruskah mereka dikecam dengan begitu keras? Jawaban. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik (ay. 16). Ada banyak orang yang melalui perkataan dan lidahnya mengaku mengenal Allah, tetapi dengan kehidupan dan perilaku mereka, mereka menyangkal dan menolak Dia. Perbuatan mereka bertentangan dengan pengakuan mereka. Mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram (Yeh. 33:31). Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. Rasul Paulus, yang menyuruh Titus untuk menegur dengan tegas, sendiri menegur dengan tegas. Ia melontarkan perkataan yang sangat keras kepada mereka, namun tidak diragukan lagi bahwa perkataannya itu tidak lebih keras daripada keadaan mereka dan apa yang mereka butuhkan. Keji – bdelyktoi, sudah sepantasnya jika Allah dan orang baik harus memalingkan tatapan mereka dari orang-orang ini, sebab mereka ini memuakkan serta menjijikkan. Dan durhaka – apeitheis, tidak dapat diyakinkan dan tidak percaya. Mereka dapat melakukan berbagai hal, tetapi perbuatan mereka tidak berasal dari ketaatan pada iman, atau pada perintah, atau justru melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan. Tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik, tidak memiliki kemampuan atau kesadaran untuk melakukan apa pun yang benar. Lihatlah betapa malangnya keadaan orang-orang munafik, dari luarnya tampak saleh, tetapi tidak memiliki kuasa. Namun marilah kita jangan lekas melemparkan tuduhan ini pada orang lain sebelum memeriksa bahwa kita sendiri tidak demikian, bahwa di dalam kita tidak ada hati yang jahat dan yang tidak percaya oleh karena murtad dari Allah yang hidup, melainkan bahwa kita suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (Fil. 1:10-11).
SH: Tit 1:10-16 - Hati-hati! Ada pengajar sesat! (Senin 8 September 2008) Hati-hati! Ada pengajar sesat!
Musuh dalam selimut", begitulah sebutan yang tepat bagi para pengajar
sesat yang Paulus sebutkan. Mengapa demikia...
Hati-hati! Ada pengajar sesat!
Musuh dalam selimut", begitulah sebutan yang tepat bagi para pengajar sesat yang Paulus sebutkan. Mengapa demikian? Karena mereka berada di tengah-tengah jemaat, tetapi menyesatkan jemaat (ayat 10). Ini berbahaya, karena ajaran mereka hanyalah berisi pendapat mereka sendiri, dan bertentangan dengan firman Tuhan. Mengapa mereka tega melakukan hal itu? Keuntungan diri sendiri, itulah motivasinya (ayat 11, 12). Meski mereka mengaku mengenal Allah, tetapi hidup mereka menunjukkan penyangkalan akan Dia (ayat 16). Karena itu, tidak ada jalan lagi bagi Titus selain membungkam mereka karena telah menimbulkan kekacauan di dalam gereja. Mereka tidak boleh diberi kesempatan untuk menyebarkan pengajaran mereka. Caranya? Titus harus menegur mereka! Mereka tidak boleh lagi mengajarkan dongeng-dongeng dan pengajaran yang bertentangan dengan kebenaran (ayat 14)!
Memang tidak boleh ada kata sungkan dalam menghadapi pengajar sesat. Kegagalan mengkonfrontasi kesesatan memperlihatkan tidak adanya penghargaan terhadap Kitab Suci. Lalu bagaimana cara menangkal mereka? Satu-satunya jawaban adalah: dengan berpaut pada firman Tuhan! Itu sebabnya Paulus menekankan tanggung jawab penatua untuk memahami Kitab Suci dengan benar (Tit. 1:9). Tujuannya, agar mereka dapat mengoreksi ajaran-ajaran tersebut.
Nasihat Paulus itu harus kita pegang juga. Camkan baik-baik, tidak ada jalan lain untuk melawan kesesatan selain dengan berpegang pada firman Tuhan! Bila kita tahu yang benar, maka kita akan memahami mana yang salah. Bila hidup kita tidak dilandaskan pada kebenaran, bagaimana kita dapat mengetahui mana yang sesat? Mungkin saja lambat laun kita akan digeser dari pemahaman kita akan kebenaran kepada kesesatan, tanpa kita sadari! Karena itu, tidak ada jalan lain selain membaca Alkitab tiap-tiap hari. Pelajari kebenaran yang terdapat di dalamnya. Selidiki tiap pengajaran yang kita dengar dan jalani!
SH: Tit 1:11-16 - Tetapkan satu pilihan (Kamis, 27 September 2001) Tetapkan satu pilihan
Alexander Agung yang sangat terkenal keberaniannya itu konon
mempunyai seorang prajurit yang bernama sama tetapi berbeda sikap...
Tetapkan satu pilihan
Alexander Agung yang sangat terkenal keberaniannya itu konon mempunyai seorang prajurit yang bernama sama tetapi berbeda sikap. Alexander si prajurit itu sangat penakut. Sikap ini membuat Alexander Agung menjadi berang dan menyuruh Alexander prajurit untuk memilih: menjadi seorang prajurit yang gagah berani atau mengubah namanya. Menurut Alexander Agung, prajurit itu tidak pantas menyandang nama Alexander jika memiliki sikap penakut. Benarkah pantas tidaknya seseorang menyandang nama tergantung pada sikapnya? Cerita di atas hanyalah contoh yang memberikan kepada kita suatu gambaran tentang status yang disandang haruslah sesuai dengan dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Kristen harus bersikap berani mementingkan dan menjunjung ajaran yang benar? Karena melalui sikap inilah Kristen tidak hanya memperlihatkan pengenalannya kepada Allah tetapi juga mampu membentengi imannya ketika menghadapi keaktifan orang-orang yang berusaha menyesatkan dengan ajaran-ajaran palsu mereka. Paulus dengan tegas memperingatkan jemaat Kreta tentang hal ini. Ia juga membeberkan kualifikasi orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Mereka mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan mengenal Allah, tetapi sebenarnya mereka mencampuradukan ajaran agama Yahudi dengan ajaran iman Kristen. Mereka tidak hidup tertib, menyesatkan, mengacaukan, tidak sehat dalam iman, berpaling dari kebenaran, dan perbuatannya tidak mencerminkan pengenalan akan Tuhan; keji, durhaka, tidak sanggup berbuat baik. Untuk semua tindakan tersebut Paulus menyuruh Titus supaya menegur mereka dengan keras! Dalam suatu kondisi ketika terjadi pelanggaran- pelanggaran aturan dan hukum yang benar, teguran harus dilakukan demi kebaikan dan kembalinya tatanan yang benar. Memang betul bahwa jemaat yang bermasalah diberi kesempatan untuk bertobat, memperbaiki iman dan kehidupannya. Namun apa yang harus dilakukan jika mereka telah kebal dengan kehidupan yang demikian?
Renungkan: Saat ini di kalangan kekristenan ada berapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Kristus? Namun, dari sekian banyak ternyata masih ada Kristen yang tidak mencerminkan pengakuan itu dalam kehidupannya sehari-hari. Bagaimana dengan Anda?
SH: Tit 1:12-16 - Menegur dengan Tegas (Kamis, 20 Juli 2017) Menegur dengan Tegas
Menyampaikan teguran merupakan hal biasa, namun sulit dilakukan karena kebanyakan orang lebih suka mendengar hal-hal yang menyen...
Menegur dengan Tegas
Menyampaikan teguran merupakan hal biasa, namun sulit dilakukan karena kebanyakan orang lebih suka mendengar hal-hal yang menyenangkan telinga. Banyak orang cenderung menolak teguran, sekalipun bermanfaat. Karena itulah muncul istilah ABS (Asal Bapak Senang). Istilah ini menggunakan gaya eufemistis dalam berbahasa. Artinya, ABS dipakai sebagai pengganti ungkapan kasar, seperti: penjilat, munafik, dan sebagainya.
Rasul Paulus dalam suratnya mengingatkan Titus untuk tidak segan-segan menegur tegas jemaat Kreta yang masih melakukan budaya sinkretisme. Misalnya, memegang dongeng-dongeng Yahudi dan sederet peraturan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Teguran tersebut harus didasarkan pada kebenaran dan kasih Kristus. Paulus tidak mengatakan, "Tegurlah mereka dengan keras", melainkan "tegurlah mereka dengan tegas".
Kata "tegas" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti jelas, terang benar, dan nyata. Itu berarti Titus diminta untuk menegur secara transparan apa saja yang salah dan mesti diperbaiki oleh jemaat Kreta. Istilah "tegas" tidak berarti harus menggunakan kata-kata yang keras dan kasar. Malahan Paulus menyarankan penggunaan kata-kata yang positif dan membangun. Sebab sebuah perkataan lebih tajam daripada sebilah pedang. Karena itu, hendaknya dipikirkan dengan matang bagaimana cara mengomunikasikannya.
Keberanian menegur secara santun, tulus, benar, dan bijak adalah karya Roh Kudus dalam diri orang beriman. Bila orang beriman membuka diri dipimpin oleh Roh Kudus, maka kuasa-Nya akan mendorong orang tersebut untuk berani menyatakan kebenaran. Namun, Roh Kudus tidak membuat seseorang menjadi hakim yang mencari-cari kesalahan dan menghakimi sesamanya secara membabi buta. Sebaliknya, Roh Kudus menuntun orang percaya menjadi saluran kasih Allah bagi sesamanya dengan cara menyatakan kesalahan dengan jelas dan memberikan solusi untuk memperbaiki kesalahan dalam terang kebenaran Allah. [ETY]
SH: Tit 1:5-16 - Hidup Kudus sebagai Hamba Tuhan (Minggu, 5 Desember 2021) Hidup Kudus sebagai Hamba Tuhan
Kata "kudus" berasal dari kata Ibrani "kadosh" yang artinya terpisah, yaitu terpisah dari segala hal yang berdosa dan...
Hidup Kudus sebagai Hamba Tuhan
Kata "kudus" berasal dari kata Ibrani "kadosh" yang artinya terpisah, yaitu terpisah dari segala hal yang berdosa dan yang melawan kehendak Allah. Kudus berarti dikhususkan bagi kepentingan kemuliaan Allah.
Seperti yang dinyatakan di dalam Titus 1 tentang penetapan penatua jemaat di Kreta, penatua yang baik adalah orang yang hidup tidak bercacat, hanya punya satu istri, dan mendidik anak-anaknya untuk hidup beriman (6). Ia bukanlah orang yang angkuh, pemarah, pemabuk, atau serakah (7). Sebaliknya, ia suka menolong, suka berbuat baik, bijaksana, adil, saleh, dan dapat menguasai diri (8). Ia juga berpegang pada ajaran Injil yang benar sehingga nasihatnya dipercaya oleh jemaat (9).
Cukup panjang kriteria yang diberikan Paulus untuk orang yang akan menjadi pemimpin jemaat. Namun, inilah yang membedakan antara orang suci dan orang najis (15). Hamba Tuhan tidak boleh termakan oleh ajaran palsu dan dongeng, tetapi menegur jemaat dengan tegas dan membimbing mereka untuk hidup tertib. Hamba Tuhan juga harus menunjukkan pengenalan akan Allah, baik melalui perkataan maupun perbuatannya. Secara singkat, seorang hamba Tuhan haruslah memiliki hidup kudus dan menjalani hidupnya dengan integritas.
Kriteria ini tampaknya juga perlu diterapkan pada kita semua sebagai pengikut Kristus di dunia ini. Jadi, kalau kita dipanggil untuk hidup kudus, itu berarti segala perkataan dan perbuatan kita harus secara khusus ditujukan kepada Tuhan. Untuk itu, kita harus menghindarkan diri dari semua kenajisan dunia. Apa yang mau kita tunjukkan kepada semua orang adalah hal-hal terpuji yang memperlihatkan kasih Kristus dan yang mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Dengan memiliki sifat-sifat demikian, kita tidak akan menuai celaan dari orang-orang dunia. Sebaliknya, kita mencerminkan Kristus yang penuh kasih dan kedamaian. Dengan demikian, kita memperkenalkan Kristus kepada dunia.
Sifat-sifat seperti yang dikatakan Paulus itu pula yang perlu kita tumbuhkan dan kita wujudkan dalam masa Adven ini. Kita semua sebagai hamba Tuhan dipanggil untuk hidup kudus bagi-Nya. Kiranya Tuhan memampukan kita dan memberkati kita. [SRH]
Utley -> Tit 1:10-16
Utley: Tit 1:10-16 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Tit 1:10-1610 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan ...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Tit 1:10-16
10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. 11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak- tidak untuk mendapat untung yang memalukan. 12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." 13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, 14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. 16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
- NASB "orang-orang pemberontak"
- NKJV, NJB "tidak taat"
- NRSV "umat pemberontak"
- TEV "yang memberontak"
TB "orang hidup tidak tertib"
Ini adalah istilah "tunduk" (hupotassō) dengan sebuah ALPHA PRIVATE (bandingkan Tit 1:6). Ini berarti "tidak berada di bawah otoritas". Ini berhubungan secara kontekstual dengan "mereka yang bertentangan" dalam Tit 1:9. Mereka dijelaskan dalam Tit 3:9-11.
- NASB "pembual dan penipu"
- NKJV, NRSV "pembicara omong kosong dan penyesat"
- TEV "Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan"
- NJB "yang berbicara omong kosong dan mencoba membuat orang lain mempercayainya"
Kedua kata ini hanya ditemukan di sini di PB. Masalah utama Surat-surat Pastoral adalah guru-guru palsu (dicirikan oleh istilah-istilah ini dalam Tit 1:10) dan orang-orang mereka yang baru bertobat. Apa yang kita percayai dan bagaimana kita hidup adalah aspek penting dari Kekristenan.
□ "mereka yang berpegang pada hukum sunat" Frasa ini mengingatkan salah satu lawan teologis Paulus di Konsili Yerusalem (Kis 15) dan di gereja-gereja di Galatia (Gal 2:12 dst). Tidaklah pasti bagaimana orang-orang legalis Yahudi mula-mula ini, yang menegaskan bahwa orang-orang harus menjadi orang Yahudi dan mematuhi Hukum Musa sebelum mereka dapat mempercayai Yesus dan menjadi orang Kristen, berhubungan dengan guru- guru palsu dari Kolose, Efesus, dan Surat-surat Pastoral. Ajaran sesat yang di kemudian ini nampaknya merupakan kombinasi antara legalisme Yahudi dan pemikiran filosofis Yunani (Gnostik). Lihat Pengantar 1 Timotius, C. Guru Palsu dan Topik Khusus pada 1Tim 1:8.
Dengan kematian para Rasul dan penyebaran kekristenan yang cepat, banyak kelompok faksi berkembang di seluruh Timur Dekat Kuno dan dunia Mediterania. PB memberi kita panduan tentang bagaimana mengidentifikasi para guru palsu ini, terutama Mat 7 dan kitab 1 Yohanes, yang berfokus pada gaya hidup dan doktrin yang benar.
Tit 1:11 "Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INFINITIVE dari kata majemuk "memasukkan ke mulut" (yaitu untuk memberangus, membungkam, atau membuat diam). Para pemimpin gereja harus mengendalikan siapa yang berbicara di gereja-gereja rumah. Prinsip yang sama ini berlaku hari ini. Kebebasan beragama dan akademis tidak memberi siapa pun dan setiap orang hak untuk berbicara di depan umat Allah yang berkumpul!
□ "mereka mengacau banyak keluarga" Ini bisa merujuk pada gereja-gereja rumah (lih. Rom 16:5; 1Kor 16:19; Kol 4:15; 1Tim 3:15) atau eksploitasi terhadap para janda dan orang yang mereka ajak bicara (lih. 2Tim 3:6).
□ "untuk mendapat untung yang memalukan" Ini menunjukkan sifat sebenarnya dari guru-guru palsu (lih. 1Tim 1:7; 6:5,10; 2Pet 2:3,14; Yud 1:16). Para pemimpin gereja dari 1Tim 3 harus bebas dari godaan ini (lih. 1Tim 3:3,8; 6:9-10).
Para Guru palsu dan kelompok-kelompok kultik dapat diidentifikasi dengan cepat oleh tiga karakteristik.
- 1. eksploitasi uang
- 2. eksploitasi kebebasan seksual
- 3. klaim atas wahyu yang unik dan langsung
Jika pemimpin agama Anda menginginkan uang Anda, istri Anda, dan mengklaim bahwa Tuhanlah yang menyuruh mereka – larilah!
Tit 1:12 "Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri," Epimenides hidup di abad keenam SM Dan berasal dari Kreta. Fakta bahwa Paulus mengutip salah satu syair mereka menunjukkan pengaruh Yunani di pulau ini dan dalam ajaran sesat. Paulus mengutip dari para filsuf dan penyair Yunani setidaknya tiga kali dalam tulisannya (lih. Kis 17:28; 1Kor 15:13; Tit 1:12). Kota kelahirannya di Tarsus dikenal karena institusi pendidikannya. Paulus sangat terdidik dalam budaya Yunani dan Ibrani.
Paulus mungkin telah menyebut Epimenides seorang nabi karena dia benar-benar menulis tentang penduduk Kreta atau mungkin karena orang-orang Kreta menganggapnya sebagai pembicara yang diilhami oleh dewa-dewa Yunani. Dia dikenal sebagai salah satu orang paling bijaksana di Kreta.
□ "Dasar orang Kreta pembohong" Ini ada dalam bentuk puitis hexameter. Orang-orang Kreta percaya dan membual bahwa Zeus dimakamkan di pulau mereka. Istilah "kretinus" berarti "pembohong". Dalam konteks ini karakterisasi ini nampaknya berhubungan dengan para guru palsu, bukan gereja-gereja atau masyarakat umum.
□ "pelahap yang malas" Arti dasar ungkapan itu adalah keserakahan (lih. Yoh 3:19).
Tit 1:13 " tgorlah mereka dengan tegas" Ini secara harfiah berarti "potong dengan pisau". Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Istilah yang keras ini hanya digunakan di sini di PB. Peringatan tambahan untuk teguran keras dapat dilihat dalam 1Tim 5:25; 2Tim 4:2; Tit 2:15.
□ "supaya mereka menjadi sehat dalam iman," Ini menunjukkan bahwa disiplin haruslah bersifat penebusan, bukan penghukuman (lih. 1Kor 5:5; Ibr 12:5-13). KATA GANTI dalam Tit 1:13 ini merujuk pada guru-guru palsu (lih. 2Tim 2:25-26).
Istilah "sehat" ini adalah tema berulang dalam Surat-surat Pastoral, yang merujuku pada sesuatu yang sehat (lih. 1Tim 1:10; 2Tim 1:13; 4:3; Tit 1:9,13; 2:1,2,8).
Tit 1:14 "dongeng-dongeng Yahudi" Dongeng-dongeng ini mungkin terkait dengan spekulasi Yahudi tentang silsilah Mesias (lih. Tit 3:9; 1Tim 1:4; 2Tim 4:4). Untuk diskusi yang baik tentang konotasi yang berbeda tentang "mitos" lihat G. B. Caird, Bahasa dan Citra Alkitab, hal. 219-242.
□ "hukum-hukum manusia" Ini, dalam konteksnya, tampaknya merujuk pada Tradisi Lisan orang-orang Yahudi, yang kemudian dikodifikasikan dalam Talmud Babilonia dan Palestina (lih. Yes 29:13; Mr 7:7-8; Kol 2:16-23).
□ "yang berpaling dari kebenaran" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE PARTICIPLE. Guru-guru palsu ini terus berpaling dari Injil. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN
\+ di 1Tim 2:4.
Tit 1:15 "Bagi orang suci semuanya suci;" Kata "semuanya" diletakkan terlebih dahulu dalam kalimat Yunani untuk penekanan. Kebenaran ini bagi beberapa orang percaya sulit untuk dimengerti (lih. 1Tim 4:4; Mr 7:15-23; Luk 11:41; Rom 14:14,20; 1Kor 10:23-33)! Ini kemungkinan berhubungan dengan asketikisme yang begitu umum dalam tradisi filosofi keagamaan Yunani (lih. 1Tim 4:3; Kol 2:20-22). Orang Kristen yang legalistik sering kehilangan keseimbangan alkitabiah pada saat yang sama ini (lih. Rom 14:1-15:13)!
□ "tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci," KATA KERJA SERUMPUN nya yang pertama adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE dan yang kedua adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE, yang berbicara tentang suatu keadaan tetap yang dihasilkan oleh suatu pelaku dari luar, di sini kemungkinan adalah si jahat. Jenis orang seperti ini membelokkan segalanya dan setiap orang untuk kepentingan pribadi (misal Kis 20:29).
Tit 1:16 "Mereka mengaku mengenal Allah" Kata "Allah" ditempatkan di bagian awal dalam kalimat Yunani untuk penekanan. Guru-guru palsu ini mengaku bersifat religius! Mereka mengklaim kesalehan berdasarkan peraturan manusia (lih. Yes 29:13; Kol 2:16-23), padahal kenyataannya, mereka najis. Beberapa orang melihat ini sebagai bukti lain dari unsur Yahudi tentang ajaran sesat karena istilah "Allah" dan bukan Kristus. Untuk "mengaku" lihat TOPIK KHUSUS: PENGAKUAN di 1Tim 6:12.
□ "tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE INDICATIVE. Pilihan gaya hidup orang percaya memberi bukti pertobatan sejati mereka (lih. Mat 7:16,20; 1 Yohanes dan Yakobus).
□ "keji" Ini adalah istilah yang sering digunakan dalam Septuaginta yang diterjemahkan "keji" (lih. Wahy 17:4) dan sering dikaitkan dengan penyembahan berhala. Ini secara harfiah berarti "bau" (lih. Wahy 21:8).
□ "dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik." Betapa merupakan sebuah Frasa yang sangat mengejutkan (lih. 1Kor 3:10-15; 2Pet 1:8-11)!
Kata "durhaka" juga digunakan dalam Tit 3:3 untuk menggambarkan bagaimana orang percaya hidup sebelum kasih karunia Allah / Kristus mengubah mereka (Tit 3:4)!
Kata "tidak sanggup" secara harfiah berarti "gagal untuk lulus ujian" (dokimos dengan ALPHA PRIVATE, lih. 1Kor 9:27; 2Tim 3:8). Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00099\\ ISTILAH YUNANI UNTUK "PENGUJIAN" BERIKUT KONOTASINYA
\+ di 1Tim 6:9.
Topik Teologia -> Tit 1:16
Topik Teologia: Tit 1:16 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Memiliki Kesadaran Moral
Mereka Memiliki Persepsi Diri
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
TFTWMS -> Tit 1:10-16
TFTWMS: Tit 1:10-16 - Para Penatua Harus Membungkam Guru-guru Palsu PARA PENATUA HARUS MEMBUNGKAM GURU-GURU PALSU (Titus 1:10-16)
10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpega...
PARA PENATUA HARUS MEMBUNGKAM GURU-GURU PALSU (Titus 1:10-16)
10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. 11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. 12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." 13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, 14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. 16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Ayat 10, 11. Ayat 10 diawali dengan penghubung Karena (ga÷r, gar), menandakan alasan untuk sesuatu. Paulus berkata bahwa para guru-guru palsu perlu dibungkam (NASB). oleh karena pengaruh jahat mereka: Ada banyak orang yang memberontak, tukang bual dan penipu (NASB). Kata "memberontak" (ajnupo÷taktoß, anupotaktos) muncul sebelumnya dalam 1:6, di mana Alkitab NASB menulis "pemberontakan." Ini menggambarkan orang-orang yang tidak mau tunduk pada penguasa. Biasanya, guru-guru palsu menolak untuk bertanggung jawab kepada siapa saja.
Orang-orang ini adalah "tukang bual." Istilah Yunani yang mendasarinya mataiolo÷goß (mataiologos), terdiri dari mataioß (mataios, "sia-sia, kosong, tidak berguna") dan le÷gw (legō, "bicara").79Mereka adalah "pembicara yang menganggur."80Paulus tidak sedang mengatakan orang-orang ini bukan pembicara yang mengesankan. Sebaliknya, ia sedang menyimpulkan bahwa apa yang mereka katakan tidak memiliki nilai nyata. Bahwa mereka itu memang pembicara yang persuasif terbukti dalam istilah deskriptif selanjutnya: "penipu." Kata untuk "penipu," frenapa÷thß (phrenapatēs), terdiri dari frh÷n (phrēn, "pikiran") dan ajpata÷w (apataō, "menipu"). Secara harfiah, itu menggambarkan "penipu pikiran."81
Ungkapan berikutnya adalah penting: terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat—yaitu, orang-orang Yahudi. Menurut sejarawan kuno, banyak orang Yahudi menjadikan Kreta rumah mereka.82Guru-guru palsu di Kreta melakukan campuran kesalahan yang sama seperti mereka di Efesus, namun di Kreta kesalahan itu lebih memiliki "cita rasa orang Yahudi" (lihat 1:14).83
"Dibungkam" berasal dari "kata kerja yang langka," ejpistomi÷zw (epistomizō), yang menggambarkan cara seseorang memasukkan sesuatu ke mulut untuk membungkamnya; "sebuah kekang, berangus, atau sumbat."84Dalam terang istilah "binatang-binatang jahat" dalam 1:12 (NASB), gagasan tentang "berangus" nampaknya sangat cocok.85
Binatang liar kadang-kadang diberangus untuk menjaga mereka tidak menggigit dan kadang-kadang bahkan untuk membungkam mereka. "Serigala-serigala buas" telah menyerang kawanan domba di Efesus (Kisah 20:29; 1 Tim. 1:3), dan "binatang-binatang jahat" mengancam orang-orang Kristen muda di Kreta. Pemberangusan ini tidak memer- lukan bekapan tangan pada mulut atau berangus anjing, melainkan butuh pemberitaan Firman Allah dengan setia.86
Mengapakah hal ini sangat mendesak? Sebab , kata Paulus, mereka mengacau87banyak keluarga. Pada abad pertama, jemaat-jemaat sering berhimpun di rumah-rumah anggota (lihat, misalnya, Rom. 16:5). Dengan belum adanya para penatua, akan mudah bagi guru-guru palsu untuk menyusup ke dalam pelbagai pelayanan ibadah informal ini dan menimbulkan masalah. Apakah mereka menyesatkan satu anggota keluarga atau semua anggota keluarga, seluruh keluarga itu akan kacau. Dampak terhadap gereja akan berupa bencana besar.
Guru-guru ini mengajarkan hal-hal yang seharusnya tidak mereka ajarkan demi keuntungan yang tercela (NASB). Kata yang diterjemahkan "tercela" (aijscro֧, aischros) melibatkan "keadaan tidak dapat diterima secara sosial atau moral, memalukan, hina."88Itu dapat mengacu kepada "keuntungan yang tidak jujur"(NKJV). Sejarawan Yunani Polybius (tahun 200-118 S. M.) menulis bahwa "Orang Kreta adalah satu-satunya orang di dunia yang di mata mereka tidak ada keuntungan yang tercela."89Namun begitu, itu mungkin berarti bahwa mereka (seperti yang kita katakan) "berkhotbah demi uang."90
Warga kebanyakan pada zaman itu akan menganggap hal ini bukan kesalahan besar. Para penceramah embara menjelajahi negeri itu, meminta bayaran selangit untuk "kata-kata bijak mereka." Hasilnya di Kreta muncul tontonan menyedihkan berupa "para anggota gereja yang tertipu … membayar uang untuk diperdaya."91Satu-satunya cara bagi Paulus untuk menggambarkan situasi ini adalah "tercela." Dalam surat pertamanya kepada Timotius, ia bicara tentang "percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan" (1 Tim. 6:5). Sayangnya, ini tetap benar bahwa beberapa "gembala rohani" yang menetapkan dan mengangkat sendiri dirinya lebih tertarik untuk "mencukur kawanan domba"92daripada "memberi makan domba-dombanya." Ayat 12. Fakta bahwa beberapa orang "mengajarkan hal-hal yang seharusnya tidak mereka ajarkan" (1:11; NASB) berfungsi sebagai pengantar bagi alasan berikutnya bahwa mereka harus dibungkam: "Binatang-binatang jahat" itu perlu diberangus oleh karena ajaran jahat mereka. Mereka telah "berpaling dari kebenaran" (1:14). Paulus menulis, Salah satu dari mereka sendiri, seorang nabi mereka sendiri, berkata, "Orang-orang Kreta selalu pembohong, binatang buas, pelahap yang malas" (NASB). Kata-kata ini berasal dari Epimenides, seorang penyair Yunani yang hidup sekitar 600 S. M.93Paulus tidak menyebut dia "seorang nabi Allah." Sebaliknya, ia dianggap "nabi" oleh penduduk Kreta.
Gambaran Epimenides tentang orang-orang Kreta menunjukkan sifat tantangan yang nyaris berat sekali yang Titus harus hadapi. "Tidak ada kaum yang pernah memiliki reputasi sangat buruk selain orang-orang Kreta."94Penyair itu pertama-tama menegaskan bahwa "Orang-orang Kreta selalu pembohong." Penduduk Kreta terkenal karena ketidakjujuran mereka. Dalam literatur Yunani, "meniru orang Kreta" (Krhti÷zw, Krētizō) adalah sama dengan "berbohong."95Callimachus, seorang penyair Yunani yang belakangan mengutip bait "Orang-orang Kreta selalu pembohong" menggunakan contoh kebohongan mereka berupa klaim bahwa "dewa" Zeus orang Yunani dimakamkan di pulau mereka.96Menurut pandangan masyarakat, siapa saja yang sanggup bicara tentang sosok "dewa yang abadi" dan dengan sungguh-sungguh berkata, "Di sinilah ia dikuburkan," orang itu harus jangan dipercaya.
Selanjutnya, penyair itu mengatakan bahwa orang-orang Kreta adalah "binatang jahat." Alkitab CEV menulis "binatang liar," sedangkan Alkitab NRSV menulis "binatang kejam." Menjadi "jahat" (kako÷ß, kakos) adalah menjadi "tercela secara moral," serta menjadi "ancaman" dan "berbahaya."97Istilah "binatang" (qhri÷on, thērion) digunakan secara kiasan untuk orang yang memiliki "sifat binatang," seorang "monster."98Penduduk Kreta belum keluar dari tingkatan binatang buas. Mereka tidak berusaha keras untuk mengekang sifat kebinatangan mereka.
Lalu Epimenides menyebut mereka "pelahap yang malas," secara harfiah "perut yang malas" (gaste÷reß ajrgai÷, gasteres argai).99Sebagai pelahap, mereka tidak pernah puas, selalu ingin lebih. Sebagai pelahap yang malas, mereka tidak mau bekerja untuk apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, mereka memilih berbohong dan curang untuk mendapatkan lebih banyak.
Ayat 13, 14. Paulus menambahkan, Kesaksian ini benar—dengan kata lain, "Aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh 'nabi' kalian." Ia mungkin telah menambahkan, "Enam ratus tahun telah berlalu sejak penyair ini bicara, namun pernyataannya itu tetap benar."
Haruslah dicatat bahwa Paulus tidak sedang berusaha untuk mendakwa setiap penduduk Kreta. Bagaimanapun, orang Kristen juga menetap di sana. Tampaknya, beberapa orang hidup sebagaimana orang Kristen seharusnya hidup. Fokus Paulus adalah pada guru-guru palsu. Ia memberitahu Titus, Karena itu [karena mereka seperti itu] tegurlah mereka [yaitu, guru-guru palsu dan orang-orang yang dipengaruhi oleh mereka] dengan tegas.
Mengapa? Supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Titus harus menetapkan para penatua yang akan dapat mengekspos kesalahan orang-orang yang menentang kebenaran (1:9), namun ia juga memiliki tanggung jawab pribadi. Ia harus "menegur mereka dengan tegas." "Menegur" adalah dari ejle÷gcw (elenchō), yang berarti "mengungkapkan sikap menolak yang kuat atas tindakan seseorang."100Kata yang diterjemahkan "dengan tegas" (ajpoto÷mwß, apotomōs) secara harfiah adalah "dengan cara memotong" (berdasarkan ajpo [apo, "dari"] dan te÷mnw [temnō, "potong"]).101Itu menggambarkan sesuatu yang dilakukan "secara kaku." Alkitab KJV menulis "dengan ketat." Titus harus menggunakan sisi tajam dari "pedang Roh, yang adalah firman Allah" (Efe. 6:17).
Ini tidak menyiratkan bahwa tujuan Titus adalah untuk menghancurkan guru-guru kebohongan itu. Sebaliknya, ia harus menegur mereka "supaya mereka menjadi sehat dalam iman."102Ia bukan hanya harus membungkam mereka; ia juga harus mencoba merubah hidup mereka. Allah masih tertarik dengan perubahan hidup mereka dan tidak menganggap situasi mereka tanpa harapan.
Guru-guru kepalsuan itu perlu untuk "tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia." "Dongeng-dongeng Yahudi" termasuk silsilah aneh yang dirancang oleh para rabi. Kesalahan yang diajarkan di Kreta memiliki unsur Yahudi yang kuat (1:10; lihat 3:9). Selain beberapa perubahan terhadap Firman Allah oleh orang Yahudi, ada juga "perintah-perintah manusia": pelbagai peraturan seperti melarang orang kawin dan menganjurkan pantangan atas makanan tertentu (1 Tim. 4:3; lihat Kol. 2:20-23). Alkitab NEB menyebut ini arahan yang berisi "perintah-perintah yang asalnya manusiawi semata" (lihat Mat. 15:9).
Apakah akibat dari beralih kepada "dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia"? Guru-guru palsu itu menunjukkan diri mereka sebagai orang-orang "yang berpaling dari103kebenaran." "Kebenaran itu" adalah kebenaran Firman Allah yang lengkap, Alkitab (Yoh. 16:13; 17:17).104Yesus memberitahu para pengikut-Nya, "Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran akan memerdekakan kamu" (Yoh. 8:32). Siapa saja yang berpaling dari kebenaran adalah sedang kembali kepada kediktatoran dosa.
Ayat 15, 16. Akhirnya, "binatang buas" di Kreta perlu diberangus oleh karena karakter jahat mereka. Kita diperkenalkan dengan sifat nista guru-guru itu dalam 1:12; tapi sekarang gambaran awal itu diperluas.
Ayat-ayat itu diawali dengan ungkapan pepatah: Bagi orang suci semuanya suci;105tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci. Banyak komentator menganggap pernyataan ini berkaitan dengan ajaran Yesus tentang makan daging (lihat Mrk. 7:19; Luk. 11:38-41). Entah benar atau tidak, sebagian besar berpendapat bahwa yang terutama dimaksudkan adalah kesucian/kemurnian upacara.
Pernyataan Paulus itu dapat dipahami di luar konteks dan dijadikan pepatah sederhana lainnya: "Anda melihat apa yang ingin Anda lihat dalam kehidupan." Hal ini dapat diilustrasikan dengan burung kolibri dan burung nasar. Burung kolibri mencari bunga dan menemukannya, sementara burung nasar mencari bangkai mati dan menemukannya. Kita dapat menerapkan unsur kebenaran dalam observasi ini dengan belajar untuk mencari kebaikan dalam kehidupan (Flp. 4:8). Namun begitu, beberapa orang menggunakan penafsiran ini untuk membenarkan kefasikan. Jika seseorang mendesak mereka untuk jangan membaca buku porno atau menonton film porno, mereka menjawab, "Jika menurut Anda ini kotor, itu karena Anda memiliki pikiran yang kotor. Intinya, 'bagi orang suci semuanya suci'!" Namun demikian, pikiran yang suci tidak dapat merubah hitam menjadi putih, pahit menjadi manis, atau kotor menjadi bersih.
Pesan dari 1:15 ditujukan terhadap guru-guru palsu yang "najis dan tidak beriman." Bagian pertama dari ayat ini dapat diterjemahkan seperti ini:
Bagi orang suci semuanya suci [semuanya, yaitu, yang Allah telah yatakan suci, hal-hal seperti perkawinan dan makanan106]; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman [sebagaimana guru-guru palsu itu] suatupun tidak ada yang suci [tidak juga perkawinan dan makanan atau hal-hal lain yang Allah telah katakan "suci"].
"Yang tidak beriman" (a¡pistoß, apistos)107di sini adalah soal menolak untuk percaya kepada ajaran Allah tentang apa yang murni dan apa yang tidak. "Najis" (miai÷nw, miainō) mengacu kepada "kotoran moral."108Itu adalah kebalikan dari kemurnian atau kebersihan moral. Dalam cara apakah guru-guru itu "najis" atau tidak murni? Hidup mereka sudah tentu tidak murni, namun yang menjadi perhatian Paulus adalah sumber kotoran batin mereka: baik akal maupun suara hati mereka najis. Pikiran (nouvß, nous) adalah apa yang kita gunakan untuk berpikir,109sedangkan suara hati (sunei÷dhsiß, suneidēsis) mendiktekan kepada kita apa yang benar atau salah.110Ketika "pemikiran" dan "kompas moral" seseorang cacat, ia dalam masalah serius. Begitulah yang terjadi dengan para guru palsu: Mereka memiliki pikiran yang tidak sehat (1 Tim. 6:5) dan hati nurani yang hangus (1 Tim. 4:2). Paulus, pada dasarnya, memberitahu mereka, "Yang najis bukan makanan dan perkawinan; kamulah yang najis!"
Rasul Paulus melanjutkan dengan dakwaannya: Mereka mengaku mengenal Allah. "Mengaku" diterjemahkan dari istilah Yunani yang sama dengan "pengakuan" (oJmologe÷w, homologeō).111"Mengenal" adalah kata yang memiliki hubungan. Guru-guru palsu itu mengaku memiliki hubungan khusus dengan Allah, sebuah hubungan yang tidak dimiliki orang lain. Namun begitu, ucapan dan hidup mereka tidak sejalan: Dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Dengan kebohongan, kebuasan, kegoisan mereka, mereka memberitahu dunia, "Kami tidak mengenal Allah."
Mari kita pertimbangkan "perbuatan" (bentuk jamak dari e¡rgon, ergon)—kata penting dalam Titus, jika bukan kata paling penting (lihat 2:7, 14; 3:1, 5, 8, 14). Tampaknya, pelajaran utama yang umat Kristen Kreta butuhkan adalah bahwa agama Kristen harus membuat perbedaan dalam hidup mereka, dalam perbuatan mereka. Memang mudah bagi seseorang untuk berkata ia mengenal Allah; namun mencerminkan pengetahuan itu dalam hidupnya adalah hal lain lagi. Yohanes menulis, "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran" (1Yoh. 2:3, 4).
Setelah Paulus berkata, "Dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia," ia memperluas gambarannya tentang karakter mereka: Mereka itu keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. Sulit membayangkan kecaman yang lebih keras daripada itu. Mereka ini "keji" (bdelukto÷ß, bdeluktos) orang-orang yang mengaduk-aduk "perasaan jijik";112mereka memang menjijikkan. Selanjutnya, mereka itu "durhaka" (ajpeiqh÷ß, apeithēs).113Mereka telah meninggikan kehendak mereka sendiri di atas kehendak Allah.
Oleh karena itu mereka "tidak berguna untuk perbuatan baik apa saja" (NASB). "Tidak berguna" adalah kata yang memilukan! Tidak ada orang yang ingin disebut "tidak berguna." Istilah Yunani di sini, ado÷kimoß (adokimos), terdiri dari do÷kimoß (dokimos, "disetujui") dinegasikan oleh a (a). Ini menunjukkan apa yang telah gagal dalam pengujian sebab tidak memiliki nilai apa pun dan oleh karena itu ditolak.114
Adokimos digunakan untuk koin palsu yang beratnya di bawah berat standar. Itu juga digunakan untuk batu yang ditolak oleh tukang bangunan. Batu tersebut ditandai dengan a (a) untuk ado÷kimoß (adokimos) untuk melabel batu itu sebagai tidak layak digunakan.115Firman Allah memasok semua kebutuhan manusia "untuk setiap perbuatan baik" (2 Tim. 3:16, 17), namun mengikuti perintah-perintah buatan manusia membuat orang tidak layak untuk perbuatan baik apa saja.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Titus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan
Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang
Seperti halnya 1 dan...
Penulis : Paulus
Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan
Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang
Seperti halnya 1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat Penggembalaan" karena membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya. Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3), menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul (mungkin karena ia saudara Lukas) hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan dengan
- (1) disebutnya Titus sebanyak 13 kali dalam surat-surat Paulus,
- (2) dia adalah orang yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak rohaninya (Tit 1:4) dan seperti Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang terpercaya dalam pelayanan (2Kor 8:23),
- (3) dijadikannya wakil Paulus setidaknya untuk satu tugas penting ke Korintus selama perjalanan misi ketiga Paulus (2Kor 2:12-13; 2Kor 7:6-15; 2Kor 8:6,16-24), dan
- (4) pelayanannya sebagai teman sekerja Paulus di Kreta (Tit 1:5).
Paulus dan Titus bekerja bersama-sama dalam waktu singkat di Kreta (barat daya Asia Kecil di Laut Tengah) antara pemenjaraan Paulus yang pertama dengan yang kedua (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217).
Paulus menugaskan Titus untuk melanjutkan pelayanannya di antara orang Kreta (Tit 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan perjalanan ke Makedonia (bd. 1Tim 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa itu, Paulus menulis surat ini kepada Titus, menginstruksikan dia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Mungkin surat ini dititipkan kepada Zenas dan Apolos yang akan melewati Kreta (Tit 3:13).
Dalam surat ini Paulus meyampaikan rencananya untuk mengirim Artemas atau Tikhikus dengan segera untuk menggantikan Titus, karena setelah itu Titus harus ikut serta dengan Paulus di Nikopolis (Yunani), tempat yang direncanakan menjadi tempat tinggal Paulus selama musim dingin (Tit 3:12). Kita mengetahui bahwa rencana ini terlaksana (bd. 2Tim 4:10) karena Paulus kemudian menugaskan Titus di Dalmatia (Yugoslavia sebelum pecah).
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada Titus terutama untuk menugaskan Titus
- (1) menata apa yang ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5);
- (2) membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
- (3) membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan
- (4) datang kepada Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).
Survai
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
- (1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
- (2) Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
- (3) Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10).
- (4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
- (2) Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
- (3) Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).
Full Life: Titus (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Tit 1:1-4)
I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua
(Tit 1:5-9)
A. Tetapkan Penatua di T...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Tit 1:1-4) - I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua
(Tit 1:5-9) - A. Tetapkan Penatua di Tiap Kota
(Tit 1:5) - B. Berbagai Syarat bagi Penatua
(Tit 1:6-9) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(Tit 1:6) - b. Pelayan yang Dapat Dipercayai
(Tit 1:7) - c. Tidak Angkuh
(Tit 1:7) - d. Bukan Pemberang
(Tit 1:7) - e. Bukan Peminum
(Tit 1:7) - f. Bukan Pemarah
(Tit 1:7) - g. Tidak Serakah
(Tit 1:7) - h. Suka Memberi Tumpangan
(Tit 1:8) - i. Suka Akan yang Baik
(Tit 1:8) - j. Bijaksana
(Tit 1:8) - k. Adil
(Tit 1:8) - l. Saleh
(Tit 1:8) - m. Berpegang Kepada Perkataan yang Benar
(Tit 1:9) - n. Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran
(Tit 1:9) - o. Sanggup Meyakinkan Para Penentang
(Tit 1:9) - 2. Keluarga
- II. Pengarahan Mengenai Guru Palsu
(Tit 1:10-16) - A. Tabiat Mereka
(Tit 1:10) - B. Kelakuan Mereka
(Tit 1:11-12) - C. Penegoran Mereka
(Tit 1:13-16) - III.Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok Dalam Gereja
(Tit 2:1-15) - A. Lingkup Pengarahan
(Tit 2:1-10) - B. Dasar Pengarahan
(Tit 2:11-14) - C. Tanggung Jawab Titus
(Tit 2:15) - IV. Nasihat Tentang Kebajikan
(Tit 3:1-11) - A. Kelakuan Terhadap Sesama
(Tit 3:1-2) - B. Kemurahan Allah Kepada Kita
(Tit 3:3-7) - C. Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak
(Tit 3:8-11) - Penutup
(Tit 3:12-15)
Matthew Henry: Titus (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini sama-sama dipertobatka...
- Surat Paulus kepada Titus ini pada sifatnya sangat menyerupai surat-surat yang ditujukan kepada Timotius. Kedua orang ini sama-sama dipertobatkan oleh Paulus, dan turut menyertai Paulus di dalam pekerjaan maupun di tengah penderitaan. Keduanya memiliki jawatan sebagai penginjil, yang tugasnya adalah menyirami jemaat-jemaat yang ditanam oleh para rasul, dan mengatur segala sesuatu yang masih perlu dikerjakan di dalam jemaat-jemaat itu. Mereka adalah wakil rasul, karena tugas mereka adalah mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti para rasul. Selain itu, sebagian besar pekerjaan tersebut dilaksanakan atas petunjuk para rasul, sekalipun bukan dengan tangan besi dan sewenang-wenang, melainkan dengan kesadaran dan penilaian mereka sendiri, mereka menyetujuinya (1Kor. 16:10, 12). Kita banyak membaca tentang Titus ini di berbagai bagian Kitab Suci, tentang jabatannya, wataknya, serta bagaimana ia melakukan tindakan-tindakan yang berguna. Ia adalah seorang Yunani (Gal. 2:3). Paulus menyebutnya sebagai anaknya (Tit. 1:4), saudaranya (2Kor. 2:13), temannya yang bekerja bersama-sama dengan dia (2Kor. 8:23), dan orang yang hidup menurut roh dan berlaku menurut cara yang sama dengan dirinya. Bersama para rasul, ia turut pergi kepada jemaat di Yerusalem (Gal. 2:1). Ia sangat dekat dengan jemaat Korintus, di mana ia memiliki kesungguhan untuk membantu (2Kor. 8:16). Surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus, dan juga barangkali yang pertama, dikirim melalui perantaraannya (2Kor. 8:16-18, 23; 9:2-4; 12:18). Ia turut menyertai Rasul Paulus di Roma, dan dari sana pergi ke Dalmatia (2Tim. 4:10), dan setelah itu, di dalam Kitab Suci tidak diceritakan apa-apa lagi tentang dirinya. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa ia bukanlah seorang penilik jemaat yang tetap. Seandainya ia seorang penilik jemaat tetap, apalagi pada masa-masa itu, tentu jemaat Korintus telah menganugerahinya dengan gelar tertinggi, karena ia paling banyak berjerih payah di situ. Di Kreta (sekarang disebut Candia, sebelumnya Hecatompolis, yang dinamai demikian karena seratus kota yang ada di dalamnya), sebuah pulau besar yang terletak di pintu masuk Laut Aegea, Injil mendapatkan sedikit tempat berpijak. Di sinilah Paulus dan Titus, dalam salah satu perjalanan mereka, menggarap jemaat yang tertanam. Namun, karena harus mengurus semua jemaat yang ada, rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi ini sendiri tidak dapat tinggal lama di tempat ini. Maka, ia meninggalkan Titus untuk beberapa lama di situ, supaya melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai. Barangkali karena di situ Titus mendapati lebih banyak kesulitan daripada yang biasa, maka Paulus menulis surat ini kepadanya. Selain itu, terlebih demi kepentingan jemaat daripada dirinya sendiri, jerih payah Titus akan dapat menjadi lebih bermakna dan menghasilkan buah di tengah-tengah mereka apabila ditopang oleh nasihat dan kuasa rasuli. Paulus harus memastikan agar semua kota diperlengkapi dengan gembala-gembala yang baik, menolak dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak benar dan tidak pantas, serta mengajarkan ajaran yang sehat. Ia juga harus memberikan berbagai macam petunjuk kepada gembala-gembala di dalam tugas mereka, menyatakan kasih karunia yang diberikan Allah secara cuma-cuma untuk keselamatan manusia melalui Kristus, dan bersama itu menunjukkan perlunya memelihara pekerjaan baik oleh orang-orang yang telah percaya kepada Allah dan mengharapkan keselamatan kekal dari-Nya.
Jerusalem: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA TITUS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi Titus
Titus tidak banjak kita bertemu namanja dalam Kitab Kudus, dan hanja dalam
surat-...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA TITUS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi Titus
Titus tidak banjak kita bertemu namanja dalam Kitab Kudus, dan hanja dalam surat-surat Paulus. Menurut Gal. 2:3 ia bukan Jahudi dan dapat diduga bahwa ia seorang Antiochia jang dipermandikan oleh Paulus disitu. (Tit. 1:4). Ia dibawa serta oleh Barnabas dan Paulus untuk mengantar derma umat Antiochia ke Jerusalem dan tidak dituntut disitu supaja ia disunat (Gal. 2:2-5).
Pada perdjalanan jang ketiga ia membantu Paulus di Efesus dan dari situ diutus ke Korintus dengan tugas jang penting dan berat sekali, jaitu untuk meredakan perselisihan dan kerusuhan didalam umat disitu (II Kor. 12:1-18). Karena tugas itu dipertjajakan kepadanja dapat diduga, bahwa ia bukan sadja seorang pembantu jang tjakap dan terkemuka, melainkan djuga, bahwa ia sudah berkenalan dengan umat itu. Tentu sadja ia telah membantu Paulus dalam mendirikan umat itu, atau melandjutkan pekerdjaan Paulus, sesudah Paulus berangkat untuk menjelesaikan perdjalanannja jang kedua. Usaha Titus berhasil. Ketenteraman dalam umat terpulih kembali, dan ketaatan serta tjinta umat terhadap "Rasul"nja baik kembali (11 Kor. 7:7; 8:16).
Titus bertemu dengan Paulus di Masedonia untuk melaporkan segalanja kepadanja. Segalanja menggembirakan. Hanja pengaruh pengadjar-pengadjar palsu jang memfitnah dan menentang Paulus masih hidup dan membahajakan. lrnlah chususja alasan untuk segera menulis 11 Kor. la menjuruh Titus kembali ke Korintus dengan mengantar surat itu, dan dengan tugas lagi untuk menjelesaikan pendermaan umat itu bagi umat induk di Jerusalem. Tugas itu diterima Titus dengan gembira.
Sesudah itu tidak terdapat berita tentang Titus lagi, sampai ia sesudah pembebasan Paulus dari tahanan di Roma, mengikutinja ke Kreta dan ditinggalkan disitu sebagai wakil Paulus untuk sementara. Surat kepada Titus ditulis barangkali di Korintus dan diantar oleh Zenas dan Apolos. Dalam surat ini dia diminta datang kepada Paulus di Nikopolis, dan di Kreta ia diganti oleh Artemas atau Tichikus (Tit. 3:12). Titus tentu menemani Paulus ke Roma, sebab dari situ ia dikirim ke Dalmatia (11 Tim. 4:10).
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) TUJUAN KRISTUS MENGHASILKAN HARAPAN HIDUP KEKAL (TITUS 1)
"Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa ...
TUJUAN KRISTUS MENGHASILKAN HARAPAN HIDUP KEKAL (TITUS 1)
"Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, …." (Titus 1:5).
Hidup kekal sudah dijanjikan oleh Allah, yang tidak bisa berdusta, sebelum permulaan zaman. Betapa suatu janji penting yang dijanjikan kepada manusia yang terkenal sebagai pembohong dan pelahap yang malas dan yang sebagian besar hanya hidup untuk saat ini saja (1:12)! Pada awal dan akhir suratnya kepada Titus, Paulus mengungkapkan keinginannya bagi penduduk Kreta yang sudah menjadi orang Kristen untuk memiliki pandangan yang melampaui keduniawian dan membangun harapan mereka di atas kekekalan (1:2; 3:7).
Paulus memulai suratnya dengan berfokus pada tujuan Kristus dan bagaimana Titus bisa mengarahkan penduduk Kreta menuju kepada kedewasaan dalam penebusan (1:1-4). Paulus memberi perhatian terhadap kebutuhan akan bimbingan yang berkelanjutan di dalam gereja ketika ia merinci persyaratan dan kebutuhan akan penilik jemaat (1:5-16). Paulus tahu bahwa orang Kreta bisa ditebus dari kehidupan mereka yang durhaka dan, dengan bimbingan yang benar, bisa menjalani hidup yang setia, saleh.
PELAJARAN 1: KRISTUS DAN PENEBUSAN (Titus 1:1-4)
Paulus dengan segera mengetengahkan kemungkinan dan potensi penebusan dalam Kristus ketika ia menulis kepada "anakku yang sah" dalam iman.
JALAN PENEBUSAN (AY. 1)
Cara untuk berpindah dari materialisme kepada pikiran yang saleh diperlihatkan dalam ayat 1: bertumbuh dalam "pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita."
Paulus berkata bahwa ia adalah seorang "hamba" Allah sebelum ia menyatakan dirinya sebagai seorang "rasul."1Kecuali orang bersedia menjadi pelayan Allah, maka ia tidak akan bisa menjadi utusan yang baik bagi Yesus.
Selanjutnya, Paulus bicara tentang iman pilihan Allah, orang-orang "pilihan Allah." Ini bukanlah doktrin Calvinistik dimana Allah telah menetapkan orang-orang tertentu untuk diselamatkan (dipilih), sementara tanpa belas kasihan Ia menakdirkan yang lainnya untuk dihukum. Allah punya rencana untuk menebus manusia, dan Ia sudah tahu siapa yang akan menerima rencana keselamatan-Nya itu. Orang-orang yang Ia ketahui akan menghormati Dia dan mengerjakan kebenaran akan menjadi "orang-orang pilihan," atau orang-orang yang Ia telah tetapkan untuk diselamatkan.
"Iman" dan "pengetahuan" akan Firman diperlukan bagi orang yang mau menjadi saleh. Orang yang berusaha untuk "percaya kepada Yesus" tetapi tidak mengetahui Firman adalah seperti orang yang mau membangun rumah tanpa pondasi. Pada sisi lainnya, orang yang mengetahui Firman tetapi tidak melakukan penerapan pribadi untuk membangun iman itu dalam kerangka rencana dan prinsip Kristus, orang itu akan menjadi sumber kekacauan dan pertikaian.
Tujuan penebusan adalah agar murid-murid itu tiba pada "kesalehan."2Tujuan Paulus adalah untuk menempatkan manusia di atas pijakan yang kokoh bersama Allah, berbeda dengan keadaan orang Kreta yang malas tak bertanggung jawab. Paulus ingin meletakkan kebenaran, iman, dan harapan ke dalam cara hidup orang Kreta yang tanpa masa depan (1:11-13).
HASIL PENEBUSAN (AY. 2A)
Kesalehan akan selalu mengarahkan pandangan kita ke sorga, meninggalkan kita dengan "pengharapan 3akan hidup yang kekal" (1:2a). Dibangkitkan bersama Kristus (Roma 6:3, 4; Kolose 3:1, 2) seharusnya bisa mengarahkan pikiran manusia kepada hal-hal sorgawi ketimbang hal-hal duniawi. Betapa suatu pencegah bagi materialisme!
KEHANDALAN PENEBUSAN (AY. 2B)
Apa yang Paulus sedang ketengahkan berdiri di atas tujuan yang kokoh, sebab asalnya dari Allah Yehovah, "yang tidak berdusta" (1:2b). Ibrani 6:18 berkata, "… oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita." Ini sangat berbeda dengan penduduk Kreta, yang dicap sebagai "pembohong" (1:12). Penebusan telah berdiri sebagai rencana dan janji Allah sejak "sebelum dunia dijadikan" (Efesus 1:4-6) untuk diberikan kepada umat Allah (lihat Yohanes 17:6, 8, 24).
PENGUNGKAPAN PENEBUSAN (AY. 3)
Pada waktu yang Allah sudah tentukan, rencana Allah diungkapkan "dalam pernyataan" yang dibawa oleh Anak-Nya (1:3; Galatia 3:3-5; Ibrani 1:1-5). Rencana itu bukan hanya diungkapkan, tetapi juga "dimanifestasikan"4dalam Kristus. Dalam perjanjian baru yang ditulis dalam Kitab Suci, kita sekarang bisa membaca injil mulia itu dimana sebelumnya para malaikat bahkan tidak diizinkan untuk melihat injil itu (1Petrus 1:10-12; 1Timotius 1:11; New King James Version). Dari tempat-Nya yang tinggi dan kudus Allah yang kekal menggapai ke bawah untuk "menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk" (Yesaya 57:15).
Penebusan ini diteruskan melalui Paulus. Dengan cara itulah kita menerima "perintah"5Allah. Istilah yang Paulus gunakan menunjukkan kesadarannya yang peka bahwa ini merupakan sebuah penugasan. Celakalah bagi siapa saja yang tidak mau menyampaikan berita Allah dan yang melakukannya tanpa menyadari bahwa tugas yang dibebankan ke atas mereka adalah untuk memperlakukan berita itu dengan setia (2Timotius 2:15; 1Petrus 4:11).
Fakta bahwa Allah telah memberikan pelbagai perintah bisa melenyapkan pelbagai bentuk teori bahwa kita "tak memiliki pola"!" Kita tidak ditinggalkan terapung-apung di atas lautan kehidupan tanpa kompas. Kita bisa mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Kebenaran Allah sudah diungkapkan, begitu juga murka Allah terhadap orang-orang durhaka. Kita tidak bisa berdalih (Roma 1:16-20). Paulus telah dipilih oleh Allah untuk memberi kita pelbagai perintah yang banyak itu, dan kita bisa memahaminya (Efesus 3:3-5).
PENERIMA PENEBUSAN (AY. 4A)
Paulus sangat memuji Titus dalam tiga cara: (1) Ia diberi hak istimewa untuk menjadi pengambil bagian dalam pekerjaan yang sedang berlangsung, pekerjaan mulia membagi pengharapan hidup yang kekal kepada semua manusia. (2) Titus digambarkan oleh Paulus sebagai "anakku yang sah"6(1:4a). Titus tidak berpura-pura setia; ia benar-benar seorang anak Allah (Yohanes 3:3-5; 1Korintus 12:13; Galatia 3:26, 27; Markus 16:15, 16). (3) Titus ada dalam "iman yang bersama" (yang bisa berarti "menurut iman yang bersama"). Paulus dan Titus adalah teman sekerja bersama Allah (1Korintus 3:9). Mereka juga melayani kepentingan iman itu. Penebusan ini, ketika diterima, haruslah dibagi dengan orang lain!
UPAH PENEBUSAN (AY. 4B)
Allah sebagai "Bapa" dan Yesus sebagai "Juruselamat" menyatakan manfaat ganda berupa warisan ilahi dan pengampunan dosa yang tidak pernah bisa kita dapatkan dengan usaha kita sendiri. Banyak upah yang besar datang bersama penebusan. Salah satunya adalah "kasih karunia."7Kasih karunia merupakan batu pijakan Allah menuju "damai sejahtera"8(1:4b).
Pelbagai berkat penebusan, seperti yang Paulus berikan dalam pengantar kepada kitab Titus, menyuarakan pengilhaman Kitab Suci.
PELAJARAN 2: KRISTUS DAN PARA PENILIK JEMAAT (Titus 1:5-16)
Paulus menghendaki adanya para penatua di dalam setiap jemaat di pulau Kreta. Allah merancang gereja untuk bertumbuh dengan cara itu. Oleh karena adanya upaya setan untuk merusak kepentingan Kristus, maka gereja memerlukan kaum pria yang mantap dan kuat (1Korintus 16:13; Efesus 4:11-16; 6:10-18). Ayat 10 dan 11 menegaskan kembali fakta tersebut.
TUGAS PARA PENATUA (AY. 5)
Pekerjaan penginjil tidaklah lengkap hanya dengan memberitakan injil, dengan menghasilkan orang-orang percaya yang dibaptis ke dalam Kristus, atau dengan mendirikan banyak jemaat. Pekerjaan yang ditugaskan baru terpenuhi ketika semua langkah-langkah itu menghasilkan kedewasaan di antara para anggota sehingga para penatua yang memenuhi syarat bisa ditetapkan dalam setiap jemaat (1:5). Sebagaimana orang tua adalah bagian dari pengaturan yang Allah berikan bagi para bayi untuk menjadi dewasa dengan benar untuk pelbagai maksud Allah, maka para penatua yang memenuhi syarat merupakan para pemimpin yang sudah dewasa di dalam keluarga Allah yang bisa memastikan bahwa bayi-bayi dalam Kristus itu akan memiliki lingkungan pertumbuhan yang terlindungi, bijaksana, dan teratur baik seraya mereka berkembang untuk mengenakan sifat ilahi (Kisah 20:28; 1Petrus 5:1-8; 1Tesalonika 5:11-18; Ibrani 13:7, 15-17). 9
Paulus, karena menyadari pentingnya tugasnya itu, mengetengahkan tugas itu sebagai suatu prioritas. Paulus telah meninggalkan Titus di Kreta "dengan maksud ini." 10Gagasan dasar kata ini adalah orang yang memperlihatkan kemurahan hati atau memberikan kesenangan. Tugas yang diberikan di sini menawarkan buah yang baik kepada jemaat yang mau memberikan dirinya untuk dibentuk sesuai Alkitab dan dipengaruhi oleh kebenaran melalui penginjil yang cakap.
Paulus meminta Titus untuk "mengatur11apa yang masih12perlu diatur." Bayangkanlah proses penyetelan kembali mesin mobil dengan memperbaiki sedikit di sana atau di sini, atau mempercantik suatu tempat dengan pengaturan di sana atau di sini. Terapkanlah gagasan tersebut terhadap kurangnya informasi dalam kehidupan jemaat untuk memberi jemaat itu keindahan dan efisiensi. Mengatur pelbagai informasi itu merupakan bagian penting dari pekerjaan seorang penginjil.
Perhatian terhadap informasi itu merupakan kebutuhan penting dalam setiap jemaat. Satu jemaat pernah melakukan kajian tentang pertumbuhan jemaat dan menemukan bahwa 80 persen dari upaya dan uang mereka masuk ke dalam bidang pelayanan yang menghasilkan 20 persen dari buah mereka, sementara 80 persen dari buah mereka itu berasal dari sekitar 20 persen upaya mereka. Jelas sekali mereka perlu memperbaiki beberapa prosedur pekerjaan mereka supaya memperoleh efisiensi yang lebih banyak. Sebelum jemaat mana saja berharap bisa beroperasi dengan efisiensi yang maksimum, informasi haruslah dikumpulkan lebih dulu.
- 1. Ketahuilah kelompok umur yang membentuk jemaat itu. Apakah sebagian besar anggota berusia 60 tahun atau lebih tua? Apakah sebagian besar berusia 20 sampai 40 tahun?
- 2. Ketahuilah pelatihan khusus apakah yang para anggota telah terima dan pelatihan khusus apakah yang mereka ingin peroleh? Apakah mereka ingin pelatihan menjadi penatua, diaken, atau guru kelas Alkitab?
- 3. Ketahuilah status rumah tangga para anggota. Berapa banyakkah pasangan yang bukan anggota? Sudahkah anak-anak berusia belasan tahun menaati injil? Berapa banyakkah yang bercerai? Berapa banyakkah keluarga yang setia dan bekerja?
- 4. Ketahuilah rasio kehadiran anggota versus tamu; kehadiran kelas Alkitab (Minggu pagi) versus perhimpunan umum; Minggu pagi versus Minggu sore dan ibadah pertengahan minggu.
- 5. Ketahuilah pelatihan yang pernah diterima oleh para anggota mengenai ibadah. Berapa banyakkah yang ambil bagian dalam kegiatan ibadah umum?
- 6. Ketahuilah pola kontribusi para anggota (Lihat Kisah 2:42-47; 4:32-5:11; 1Korintus 16:1, 2; 2Korintus 8; 9.)
- 7. Ketahuilah pelbagai upaya jemaat untuk menggapai orang lain secara lokal dan luas, berkaitan dengan uang dan anggota yang terlibat.
Setidaknya sampai faktor-faktor dasar ini diketahui, suatu jemaat tidak bisa mengetahui bagaimana ia telah bertumbuh, dimana ia perlu bertumbuh, atau dimana ia perlu mulai "mengatur."
Paulus ingin Titus "menetapkan para penatua"13di setiap kota. Simaklah kata "menetapkan."14Penekanan dalam kata ini sepertinya lebih banyak pada sisi persiapan daripada pada penempatan. Pekerjaan penting seorang penginjil adalah untuk memastikan bahwa kaum pria yang siap melaksanakan pekerjaan penatua ini diminta untuk bersedia melakukan pekerjaan itu dalam tindakan dan sikap . 15
Pelbagai keputusan dan perbuatan yang secara pasti akan mempengaruhi masa depan jemaat secara dominan memerlukan lebih daripada sekedar saran-saran yang lembut. Ketika Paulus memberi Titus tugas, tugas itu "diarahkan."16Ini bukan pilihan bagi Titus atau bagi penginjil lain mana saja yang menemukan adanya pelbagai kebutuhan atau ketidakteraturan dalam kehidupan jemaat. Tidak ada jadwal yang ditawarkan, sebab kebutuhan jemaat akan beragam. Namun begitu, seorang penginjil akan menjaga tujuan berharga ini tetap di depan matanya sampai tugas itu selesai dikerjakan!
PERSYARATAN BAGI PENILIK JEMAAT (ay. 6-9) 17
Selanjutnya Paulus memberi daftar persyaratan bagi seorang penatua. Simaklah bagaimana kata "yang tak bercacat"18ditempatkan pada permulaan daftar itu (dan lagi dalam ayat 7). Karakter ini ditempatkan seperti itu sebab mensahkan cara dan berkaitan dengan setiap sifat lainnya yang harus ditemukan dalam kehidupan seorang penatua (1:6-9).
"Tak bercacat"
- I . Sebagai Pria Berkeluarga
- 1. Mempunyai hanya satu isteri (Yun.: mias gunaikos aner), pria dengan satu wanita
- 2. Anak-anaknya beriman, dan tidak dapat dituduh hidup tidak senonoh atau tidak tertib
- II. Dalam kehidupan pribadi
- Negatif —
- 3. Tidak angkuh
- 4. Tidak pemberang
- 5. Bukan peminum
- 6. Bukan pemarah
- 7. Tidak serakah
- Positif —
- 8. Suka memberi tumpangan
- 9. Suka akan yang baik
- 10. Bijaksana
- 11. Adil
- 12. Saleh
- 13. Dapat menguasai diri
- III. Dalam pengajaran
- 14. Berpegang kepada perkataan yang benar
- 15. Sanggup menasihati orang berdasarkan ajara [yang sehat] itu
- 16. Sanggup meyakinkan penentang-penentangnya
Orang tidak akan bisa memenuhi persyaratan itu "hanya dengan menjalankan kehidupan yang baik." Sebagai seorang guru, ia harus "sanggup." 19Sudah tentu diperlukan orang yang cakap dan kuat dalam Firman untuk sanggup "menasihati." 20Semua persyaratan di atas itu harus dipenuhi oleh orang yang memegang teguh Firman yang setia ("ajaran yang sehat"). Sekarang ini berapa banyak penatuakah yang bisa bekerja dengan jiwa-jiwa yang perlu dibantu—menasihati seseorang, menegor yang lain, menghibur yang lain, menguatkan yang lain, mengarahkan yang lain—dan melakukan semua itu dengan membuka Firman Allah di hadapan mereka? Himbauan positif ini meminta lebih daripada sekedar kehidupan yang baik.
Dalam ayat 9 disinggung aspek negatif dari tugas seorang penatua dalam mengajar: Ia akan berhadapan dengan orang yang menentang dia21(penyangkal; KJV). Betapa orang yang keras kepala! Itulah jenis orang yang harus sanggup "diyakinkan [kesalahannya]" 22oleh seorang penatua. Bisakah kemampuan untuk meyakinkan ini dikembangkan hanya dengan kehidupan yang baik? Akankah kehidupan yang baik menelanjangi dan menegor guru palsu? Ini merupakan kebutuhan nyata dalam gereja. Untuk menjalankan tugas ini dibutuhkan orang yang punya pikiran yang tajam dan dikenal karena "menangani firman kebenaran secara tepat" (2Timotius 2:15; NASB). Betapa praktisnya persyaratan ini bagi para penatua yang harus bekerja di tengah-tengah dan berjaga-jaga atas umat Allah (Ibrani 13:17).
Mengenai pria berkeluarga, tidak seorang pun pernah menemukan kesalahan apa saja mengenai pria yang menikah dengan seorang wanita. 23Orang juga tidak menganggap salah seorang pria yang memiliki anak-anak yang beriman yang tidak bisa dituduh hidup "tidak senonoh" 24atau "tidak tertib."25Ketika seorang pria memiliki keluarga yang baik dan tidak ada tuduhan yang bisa ditimpakan ke atas anak-anaknya, maka itu merupakan langkah besar menuju kesanggupan dia untuk memelihara keluarga Allah, gereja (1Timotius 3:4, 15).
Mengenai kehidupan pribadinya, penatua harus memenuhi beberapa persyaratan. Membaca persyaratan ini akan mengesankan kita bagaimana persyaratan itu cocok dengan pekerjaan yang harus dilakukan oleh para penatua. Para penatua terlibat dengan orang-orang yang disatukan bersama-sama, memiliki hubungan yang terjalin, seperti kesatuan anggota tubuh manusia (1Korintus 12:12-27). Dalam daftar negatif itu, orang yang "angkuh" akan mementingkan kepentingannya sendiri daripada berjaga-jaga untuk orang lain (Ibrani 13:17; Filipi 2:19, 20). Orang yang "pemberang" tidak akan bisa bersikap tenang sambil menegor orang-orang yang hidup dengan tidak tertib (1Tesalonika 5:12-14). Seorang yang suka ribut atau suka protes sudah tentu tidak akan menjadi teladan yang baik bagi umat Allah (1Petrus 5:3). Karena para penatua harus berhubungan dengan urusan keuangan jemaat (Kisah 11:30), maka betapa tidak tepat jadinya penatua yang kedapatan "serakah"! (Lihat Yohanes 12:4-6.)
Sifat-sifat pribadi yang positif adalah cocok untuk mempersiapkan seorang penatua untuk pelbagai pekerjaan yang ditugaskan kepada dia. Suka memberi tumpangan merupakan sifat alami seorang gembala ("pastor"; Efesus 4:11; Kisah 20:28) yang dengan hati-hati menjaga domba yang sesat (lihat Lukas 15:3-7). Karena ia harus memberi makanan "berita baik" kepada umat dan menetapkan pedoman bagi para anggota lain untuk dicontoh, sudah tentu ia harus menjadi pencinta kebaikan. Bersikap bijaksana (memiliki kendali diri) adalah tepat bagi pria yang harus memastikan bahwa tidak seorang pun ada "yang membalas jahat dengan jahat" (1Tesalonika 5:15). Orang yang menangani dan mendisiplinkan orang-orang bidat (3:10) sudah tentu perlu bersikap adil, yang mencakup keteguhan dan kejujuran. Kedalaman rohani yang dibutuhkan untuk menegor saudara-saudara siang dan malam dengan air mata (Kisah 20:31, 35) bisa menjelaskan mengapa para penatua diminta untuk bersikap "saleh" dan dapat menguasai diri.26
Betapa cocoknya persyaratan ini bagi pekerjaan yang Allah tugaskan untuk dilakukan oleh para penatua! Seraya Paulus melanjutkan, ia lebih jauh memperlihatkan mengapa para penatua harus memiliki kecakapan seperti itu.
KEBUTUHAN AKAN PENILIK JEMAAT (AY. 10:16)
Allah belum pernah memberi persyaratan tanpa sebab. Sama seperti anak-anak perlu melihat alasan yang masuk akal bagi persyaratan dari orang tua, maka penting juga bagi saudara-saudara untuk melihat mengapa Bapa mengajukan permintaan terhadap anak-anak-Nya. Apa yang Allah minta adalah masuk akal.
Anggota Yang Tidak Mantap Bisa Dikalahkan Oleh Lingkungannya (ay. 10-14)
Paulus menyatakan bahwa banyak orang yang akan cocok dengan satu dari tiga kategori ini—dan mereka semua adalah pengacau (1:10, 11).
Beberapa ada yang "hidup tidak tertib."27Mereka menolak prinsip apa saja yang akan mengekang atau mengendalikan prilaku mereka. Mereka itu pemberontak tanpa alasan. Mereka lebih suka bereaksi daripada beraksi, memberontak daripada mempertalikan. Mereka lebih menyukai kekacauan daripada kebenaran!
Orang-orang ini bergabung dengan "omonga [pembicara] yang sia-sia." 28Mereka boleh saja bicara banyak, namun mereka tidak mengatakan apa pun yang bermanfaat. Apa yang mereka katakan bisa jadi melukai, namun tidak membantu. Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak waktu yang sudah dibuang-buang oleh para pembicara ini dan berapa banyak telinga yang sudah mereka tawan untuk alasan yang tidak baik.
Kelompok berikutnya beroperasi dengan tingkatan yang lebih berbahaya, sebab mereka itu "penyesat."29 Sepertinya ini mengacu kepada upaya karismatik untuk mengarahkan umat Allah agar bekerja dengan perasaan yang didorong untuk memuaskan keinginan daging daripada hidup dengan iman yang dibangun di atas ajaran yang sehat. Fakta bahwa para penyesat yang berbahaya itu ada di tengah-tengah umat menegaskan perlunya ada kaum pria yang cakap seperti yang digambarkan dalam 1:9.
Tragisnya adalah bahwa tiga kelompok orang ini mempengaruhi banyak jiwa dengan cara yang merusak dan menghancurkan. Para pengacau yang Paulus gambarkan ini "mengacau 30banyak keluarga" (1:11); artinya, mereka menghancurkan iman seluruh keluarga. Bila ada satu jiwa meninggalkan gereja, hal itu menyebabkan penyesalan yang mendalam; namun bila seluruh keluarga disesatkan, harapan untuk pemulihan kecil sekali. Allah melarang tindakan sejenis ini terjadi di dalam gereja dan diabaikan oleh para penatua atau saudara-saudara! Dengan "mengajarkan yang tidak-tidak" mereka itu menentang ajaran yang sehat dalam 1:9. Ada unsur uang di dalam kecaman keras Paulus itu: Mereka mempromosikan ajaran palsu "demi untuk keuntungan keji [serakah]."
Selanjutnya Paulus memilih satu puisi yang dihormati oleh orang Kreta yang berasal dari abad keenam S.M., Epimenides, sebagai bentuk kesaksiannya atas kenyataan bahwa orang Kreta memang terkenal keburukannya sebagai "pembohong, binatang buas, pelahap yang malas" (1:12). Nabi "mereka sendiri" seharusnya lebih meninggikan mereka ketimbang mencela mereka, namun ia mengecam mereka.
Paulus memerintahkan "Tegorlah31mereka dengan tegas 32" (1:13). Diperlukan pengetahuan akan Firman dan keberanian yang besar untuk menunaikan tugas ini, tetapi ingatlah bahwa ini merupakan keharusan. Jiwa banyak orang dan seluruh isi rumah ada dalam bahaya. Jiwa-jiwa yang sama ini bisa saja berubah, sehingga mereka "menjadi sehat dalam iman."
Perintah ilahi untuk menegor ini tidak bisa dipenuhi hanya (1) dengan berdiri dari kejauhan dengan rasa takut, (2) dengan bicara tentang betapa buruknya hal itu, (3) dengan bicara tentang para pembuat kesalahan daripada bicara langsung kepada mereka, atau (4) dengan bicara kepada mereka tetapi akhirnya ikut bersikap tidak tertib seperti halnya mereka. Saudara-saudara yang belum dewasa kemungkinan akan bereaksi dengan satu atau lebih daripada cara-cara ini. Apakah Anda secara rohani diperlengkapi untuk menangani tugas ini?
Dalam panasnya kontroversi dan kekacauan, himbauan praktis Paulus adalah menghindar dan jangan lagi "mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran" (1:14). Dalam saat-saat penuh emosi dan situasi pengoreksian (dimana selalu terjadi banyak omongan), memang mudah untuk mencampuradukkan dongeng dengan fakta dan membiarkan keinginan manusia menggantikan ajaran ilahi. Kita harus memiliki kaum pria dewasa yang bisa memajukan ajaran yang sehat dan menegor para penyangkal!
Para Anggota Bisa Mengalahkan Lingkungan Mereka (ay. 15, 16)
Sebagaimana kita membayangkan diri kita sendiri, demikianlah kita (Amsal 23:7). Apa dan siapa kita secara batiniah—bukan secara lahiriah—akan menentukan tindakan dan respon kita. Di Kreta yang tercemar Paulus masih bisa menulis, "Bagi orang suci semuanya suci"33 (1:15). Orang yang suci bisa menahan dirinya di hadapan hal yang terlarang, menghindari sifat menghakimi yang terburu-buru menjatuhi hukuman, dan melewati lingkungan yang jahat dengan karakter tanpa cela.
Kesucian sudah tentu lebih disukai daripada "dinajiskan."34Persoalan ini punya sifat ganda. Orang yang najis telah dipengaruhi pikirannya (tidak lagi berpikir dengan benar) dan hati nuraninya (tidak lagi peduli). Pertama Timotius 4:1-3 bicara tentang orang-orang yang mengikuti roh-roh penyesat dan hati nuraninya memakai cap mereka.
Ini bukanlah jalan atau prilaku wajar umat manusia. Istilah yang Paulus gunakan serupa dengan "pencelupan" untuk menggambarkan bahwa apa yang wajar dan normal sudah diubah menjadi tidak wajar dan tidak normal. Allah merancang kita lebih baik daripada itu. Sejajarkanlah hal ini dengan Ibrani 5:11, dimana penulis itu menuduh beberapa orang menjadi "lamban dalam hal mendengarkan." Manusia tidaklah dilahirkan seperti itu. Allah menciptakan manusia yang jujur. Sayangnya, "mereka pergi mencari banyak dalih" (Pengkhotbah 7:29; NIV). Pekerjaan yang diberikan kepada Titus dan yang diletakkan di depan setiap penginjil adalah untuk menolong memulihkan martabat manusia yang dirancang Allah!
Meskipun orang yang suci akan menempuh jalan yang suci, namun mereka yang najis akan mengaku setia kepada Allah namun kemudian di bawah ketegangan atau tekanan tertentu akan "menyangkal"35Dia (1:16). Mereka berjanji akan menjalankan kesalehan, namun mereka hanya "mengakui"36hal itu. Berapa banyakkah yang berkata, "Aku tahu itu memang benar" dan setelah itu melakukan sebaliknya? Mereka itu harus dengan cermat memperhatikan kata-kata Kristus dalam Matius 7:15-23; 23:2, 3.
Orang-orang yang keji dan durhaka, yang bertolakbelakang dengan segala pekerjaan baik—benang emas yang dijalin melalui surat Paulus kepada Titus—secara singkat digambarkan sebagai orang yang "keji." 37 Betapa tragisnya ketika jiwa-jiwa yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah itu menjadi tidak berguna!
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) TITUS 1
PERLUNYA PARA PEMIMPIN YANG KUAT, SALEH
Saat ia mulai menulis surat kepada Titus, Paulus bicara tentang tugas ilahi (1:1-4). Ia lalu membaha...
TITUS 1
PERLUNYA PARA PEMIMPIN YANG KUAT, SALEH
Saat ia mulai menulis surat kepada Titus, Paulus bicara tentang tugas ilahi (1:1-4). Ia lalu membahas persyaratan untuk para pemimpin yang saleh (1:5-9) dan menjelaskan mengapa dulu (dan kini tetap) penting untuk membungkam guru-guru palsu (1:10-16).
Tantangan yang dihadapi Timotius di Efesus dan Titus di Kreta adalah mirip, namun ada beberapa perbedaan. Misalnya, gereja di Efesus sudah memiliki para penatua (Kisah 20:17), sementara sebagian besar jemaat di Kreta belum memiliki (lihat Tit. 1:5). Juga, seperti yang akan kita lihat, ajaran sesat di Kreta memiliki penekanan yang berbeda dibandingkan di Efesus. Mungkin perbedaan paling signifikan dalam pelbagai tantangannya itu adalah bagaimana orang-orang ini menghadapi ajaran sesat. Timotius secara pribadi harus "menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain" (1 Tim. 1:3), sementara Titus diberi tahu untuk menetapkan para pemimpin dengan kemampuan untuk membungkam guru-guru sesat itu.1
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) EPISTLE UNTUK PARA PENGINJIL
1, 2 TIMOTIUS & TITUS
-1 Timotius- Kehidupan Penginjil Bersama Firman Allah Yang Mahamencukupi
GARIS BESAR 1 TIMOT...
EPISTLE UNTUK PARA PENGINJIL
1, 2 TIMOTIUS & TITUS
-1 Timotius- Kehidupan Penginjil Bersama Firman Allah Yang Mahamencukupi
GARIS BESAR 1 TIMOTIUS DAYTON KEESEE
I . Hukum Kristus Harus Dengan Setia Diajarkan (Pasal 1)
- A . Pentingnya Ajaran Yang Sehat (1:3-11)
- 1. Hukum Kristus Disalahgunakan (1:3, 4)
- 2. Hukum Kristus Diterapkan (1:5)
- 3. Hukum Kristus Disalahterapkan (1:6, 7)
- 4. Hukum Taurat (1:7-11)
- B . Pendosa Yang Ditebus (1:12-17)
- 1. Hamba Yang Bersyukur (1:12)
- 2. Bekas Pemberontak (1:13)
- 3. Demonstrasi Kasih Karunia Allah Yang Jelas Sekali (1:14-16)
- 4. Penghormatan Kepada Allah (1:17)
- C . Permintaan Keputusan (1:18-20)
- 1. "Memperjuangkan Perjuangan Yang Baik" (1:18, 19)
- 2. Menyebrang Kepada Setan (1:19, 20)
II. Hukum Kristus Memperkenalkan Kehidupan Yang Harus Dihayati (Pasal 2)
- A . Keutamaan Doa (2:1, 2)
- 1. Berdoa Untuk Segala Bidang Kehidupa (2:1a)
- 2. Berdoa Untuk Semua Orang (2:1b, 2a)
- 3. Berdoa Untuk Suasana Hidup Tenang, Hidup Tentram (2:2b, c)
- B . Ketetapan Suatu Rencana (2:3-7)
- 1. Rencana Untuk Semua Manusia (2:3, 4)
- 2. Rencana Melalui Satu Sumber (2:5)
- 3. Rencana Dengan Satu Juruselamat (2:6)
- 4. Rencana Yang Dinyatakan Oleh Paulus, Seorang Penginjil (2:7)
- C . Pola Bagi Kaum Pria Dan Wanita (2:8-15)
III. Hukum Kristus Memberikan Kepengurusan Gereja (Pasal 3)
- A . Mengurus Gereja-Para Penilik Jemaat (3:1- 7)
- B . Mengurus Gereja-Para Diaken (3:8-13)
- 1. Persyaratan Dicantumkan (3:8, 10, 12)
- 2. Para Pelayan Khusus Wanita (3:11)
- 3. Pekerjaan Dan Upahnya (3:13)
- C . Mengurus Gereja-Ringkasan (3:14-16)
IV. Hukum Kristus Mengajar Kita Untuk Menuruti Pola-Nya (Pasal 4)
- A . Rencana Kemurtadan (4:1-5)
- 1. Kepastian Gerakan Mereka (4:1a)
- 2. Penyebab Gerakan Itu (4:1b, 2)
- 3. Penyesatan Diperinci (4:3-5)
- B . Persiapan Pemberita Injil (4:6-8)
- 1. Pola Dan Persoalan (4:6, 7)
- 2. Pencarian Yang Menguntungkan (4:8)
- C . Pedoman Para Rasul (4:9-12a)
- 1. Sifat Dari Orang-Orang Ini (4:10)
- 2. Kebutuhan Yang Harus Dipenuhi (4:11, 12a)
- D . Sosok Dan Tujuan Pemberita Injil (4:12b-16)
- 1. Karakternya (4:12b)
- 2. Kelakuannya (4:13)
- 3. Keprihatinannya (4:14)
- 4. Pengabdiannya (4:15, 16)
V . Hukum Kristus Meminta Pertimbangan Di Antara Sesama Orang Kristen (5:1-6:2)
- A . Pertimbangan Untuk Sepanjang Zaman (5:1, 2)
- B . Pertimbangan Untuk Para Janda (5:3-16)
- 1. Siapakah Yang Harus Menolong Janda? (5:4, 16)
- 2. Apakah Yang Harus Dilakukan Oleh Janda? (5:5)
- 3. Apakah Yang Harus Tidak Boleh Dilakukan Oleh Janda (5:6, 7)
- 4. Peringatan Tentang Pengabaian (5:8)
- 5. Pemeliharaan Janda Oleh Gereja (5:9, 10)
- 6. Janda Yang Bimbang Dan Gagal (5:11-13)
- 7. Alternatif Bagi Janda Muda (5:14, 15)
- C . Pertimbangan Khusus Untuk Para Penatua (5:17-25)
- 1. Pelayanan Rohani Yang Harus Diberika (5:17)
- 2. Sikap Mendukung Yang Harus Dimiliki Saudara-Saudara (5:17-22) a . Ketika Seorang Penatua Berjerih Payah (5:17, 18) b . Ketika Seorang Penatua Berbuat Dosa (5:19, 20) c . Ketika Seorang Penatua Dipilih (5:21, 22)
- 3. Nasihat Orang Tua Untuk Kesehatan Timotius (5:23)
- 4. Akibat Dari Dosa Adalah Jahat Dan Tidak Dapat Dielakkan (5:24, 25)
- 5. Pertimbangan Untuk Para Hamba Dan Tuan (6:1, 2)
VI. Hukum Kristus Menunjukkan Pelbagai Persoalan Dan Prioritas (6:3-21)
- A . Guru Palsu Digambarkan (6:3-5)
- 1. Ciri-Cirinya (6:4a)
- 2. Buah-Buahnya (6:4b, 5)
- B . Hubungan Kesalehan Dan Kekayaan (6:6-11a)
- 1. Prioritas Yang Meminta Bayaran (6:6-8)
- 2. Prioritas Yang Meminta Biaya (6:9-11a)
- C . Timotius Dinasihati Dengan Sungguh-Sungguh (6:11b-16)
- 1. Prinsip Yang Digunakan (6:11b)
- 2. Pola Yang Dikejar (6:12-14a)
- 3. Keuntungan Yang Dijanjikan (6:14b-16)
- D . Rekomendasi Untuk Orang Kaya (6:17-19)
- E . Himbauan Terakhir (6:20, 21)
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) GARIS BESAR TITUS
DAYTON KEESEE
I. Kristus Menghasilkan Hidup Kekal (Pasal 1)
A. Kristus Dan Penebusan (1:1-4)
1. Jalan Penebusan ...
GARIS BESAR TITUS
DAYTON KEESEE
I. Kristus Menghasilkan Hidup Kekal (Pasal 1)
- A. Kristus Dan Penebusan (1:1-4)
- 1. Jalan Penebusan (1:1)
- 2. Hasil Penebusan (1:2a)
- 3. Kehandalan Penebusan (1:2b)
- 4. Pengungkapan Penebusan (1:3)
- 5. Penerima Penebusan (1:4a)
- 6. Upah Penebusan (1:4b)
- B . Kristus Dan Para Penilik Jemaat (1:5-16)
II. Kristus Menjangkau Semua Orang (Pasal 2)
- A . Prilaku Semua Orang Kristen (2:1-10)
- 1. Laki-Laki Yang Tua (2:2)
- 2. Perempuan-Perempuan Yang Tua Dan Muda (2:3-5)
- 3. Orang-Orang Muda (2:6-8)
- 4. Para Hamba (2:9, 10)
- B . Dasar Bagi Prilaku Semua Orang Kristen (2:11-15)
III. Kristus Meminta Cara Hidup Kristiani (Pasal 3)
A. Kristus Dan Prilaku Orang Kristen (3:1-11)
B . Perkataan Terakhir (3:12-15)
TITUS
PENGANTAR
Jack M. Scharn menulis:
Jika Allah bisa merencanakan suatu alam raya Dan memutar bola dunia pada tempatnya, Mengarahkan garis edarnya, mengontrol jalannya Dengan aturan dan kasih karunia yang mulia "Tentunya Ia telah merencanakan jalan kehidupan Sehingga manusia tidak akan sendirian! Ya, Ia mengarahkan dan merencanakan jalan kehidupan Melintasi ketidaktahuan yang sangat luas.1
Penyajian penyediaan Allah dalam bentuk puisi ini merupakan pola pemikiran yang tepat ketika orang mulai mempelajari surat Paulus kepada Titus.
TUJUANNYA
Surat ini menyajikan kepada kita suatu demonstrasi yang penuh kuasa dan praktis atas penyediaan Allah yang bekerja. Tugas yang Paulus berikan kepada Titus menunjukkan bagaimana seorang penginjil harus bekerja mendirikan jemaat-jemaat lokal. "Dengan maksud ini" (Titus 1:5) Paulus meninggalkan Titus di Kreta.
Setiap segi dari surat ini diarahkan untuk mendewasakan para anggota (1:5-9). Surat ini terkait dengan pelbagai kelas dan kelompok orang yang beragam (2:1-10), menawarkan garis pedoman tentang bagaimana menghadapi para pengacau dalam situasi rumah tangga (1:10, 11; 2:5, 6), sosial (1:12, 15, 16), dan gereja (3:9-11). Pelbagai kelas dan kelompok orang yang beragam akan menjadi bagian dari jemaat-jemaat di era mana saja. Dalam cara inilah surat itu menantang semua orang untuk bangkit hingga mencapai standar yang mulia yang diminta dalam Yesus Kristus (2:11-14; 3:3-6), yang benar-benar menawarkan "pengharapan akan hidup yang kekal" kepada kita (1:2; 3:7).
Titus ditinggalkan di Kreta untuk suatu alasan: membangun tubuh itu. Para penginjil di zaman kini akan sia-sia saja untuk menemukan alat yang lebih penting untuk membantu memenuhi kebutuhan di antara jemaat-jemaat lokal.
Tiga surat Paulus, 1 dan 2Timotius serta Titus, telah dikenal baik sebagai Epistle Pastoral sejak abad 18. Pada 1703, D. N. Berdot menggambarkan kitab Titus sebagai sebuah "Epistle Pastoral," namun seperti yang C. Michael Moss katakan, "dalam kenyataannya, baik istilah 'pastor' maupun padanannya, 'gembala,' tidak muncul di dalam tiga epistle itu "Epistle ini bukan buku panduan yang sebenarnya bagi teologi pastoral. Hanya sebagian kecil dari kitab-kitab ini yang berisi apa yang bisa diistilahkan dengan pengajaran keimamatan (1Timotius 3:1-13; 5:3-22; Titus 1:5-9)."2
NAMA-NAMA TEMPAT DAN ORANG
Sifat penduduk pulau Kreta sudah sangat terkenal. Orang Kreta punya suatu reputasi tersendiri. William Barclay menyatakan,
Dalam dunia kuno tidak ada penduduk yang pernah punya reputasi yang lebih buruk daripada penduduk Kreta. Dunia kuno bicara tentang tiga penduduk K yang paling jahat- Kreta, Kilikia, dan Kapadokia. Orang Kreta terkenal sebagai pemabuk, kurang ajar, tidak bisa dipercaya, pendusta, pelahap."Begitu terkenalnya keburukan orang Kreta itu sehingga orang-orang Yahudi benar-benar menciptakan kata kerja kretizein, meng-Cretize, yang artinya berbohong dan curang, .…3
Persoalan itu keluar melampaui dunia sekeliling gereja: Gereja itu sendiri secara jelas telah terpengaruh oleh kombinasi pelbagai pengaruh kejahatan. Merrill C. Tenney menulis,
Kekacauan di Kreta disebabkan oleh kombinasi kelemahan etika yang timbul dari kecenderungan alami orang Kreta (1:12, 13), ditonjolkan lewat pertentangan atas dongeng-dongeng Yahudi dan pelbagai perintah yang dikedepankan oleh kelompok Yudaisme (1:10) yang menyangkal Allah (1:16) tidak tertib (1:10), mengacau (1:11), dan mencari keuntungan yang memalukan (1:11). Guru-guru ini berbeda dari mereka yang mengacukan jemaat Galatia sebab kesalahan mereka adalah perusakan moral, sedangkan kasus pada jemaat-jemaat di Galatia itu berupa legalisme yang keras. Kedua-duanya tidak dibenarkan oleh epistle ini.4
Victor E. Hoven berkomentar bahwa Titus 1:10-14 menggambarkan "karakter dan prilaku mereka, ditegaskan oleh Epimenides Yunani dan diterima oleh Paulus. Dalam ayat 15, 16, keadaan hati dan nurani mereka diungkapkan. Lihat Matius 15:19, 20. Betapa suatu medan pekerjaan yang menantang!"5
Tidak diketahui dengan tepat bagaimana gereja itu bermula di pulau Kreta. H. C. Thiessen memperhatikan Kisah 2:11 (Hari Pentakosta) sebagai sumber yang memungkinkan bagi orang Kreta diperkenalkan kepada agama Kristen. Juga, Paulus pernah mampir sebentar di situ dalam perjalanannya ke Roma (Kisah 27:7-13, 21).6
Kebutuhan penduduk itu, terlepas dari asal-mulanya, sepertinya menjadi jelas dari kata-kata dan gagasan-gagasan kunci yang dijalin oleh Paulus ke dalam bentuk epistlenya yang terilham. Simaklah pelbagai perbedaan berikut ini antara latar belakang dan epistle itu, dengan membandingkan kebutuhan dengan jalan keluarnya.
Untuk latar belakang persoalan moral dan rohani, Paulus mengetengahkan Juruselamat yang agung dan mencukupi (1:3, 4; 2:10, 11, 13; 3:4, 6). Dengan demikian harapan ditawarkan kepada masyarakat sesat mana saja.
Karena "sudah banyak orang hidup tidak tertib, "Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran" (1:10), maka Paulus menawarkan obat penangkal yang baik dari ajaran yang sehat (1:9, 13; 2:1, 2, 10). Ajaran yang sehat itu perlu ditangani oleh orang-orang yang "bijaksana" (1:8; 2:5, 6, 12), orang-orang yang sifatnya di atas sifat masyarakat yang "melakukan urusannya sendiri" kepada suatu karakter pengendalian diri. Pengendalian diri ini memperlihatkan dirinya sendiri di hadapan manusia melalui jalan "kesalehan" (1:1; 2:12; 1Timotius 2:2, 10; 3:16; 4:7, 8; 6:3, 5, 6, 11; 2Timotius 3:5).
Paulus memperingatkan adanya pendirian eksterim yang tengah dianut oleh orang yang menentang, sombong, pemberi perintah, suka bertengkar, suka cekcok, (sepertinya) orang-orang Yudaisme (1:9-11, 14; 2:8; 3:2, 9, 10). Ia mengajarkan bahwa semangat harus dibangun di atas dasar "ketundukan" (2:5, 9; 3:1).
Secara singkat penduduk Kreta yang jahat (1:12) didesak oleh epistle ini untuk menjadi baik dan melakukan kebaikan (1:16; 2:3, 7, 10, 13, 14; 3:1, 8, 14).
Selanjutnya, pelbagai kebutuhan manusia dihadapi dan diarahkan oleh doktrin ilahi. Walter Dunnett memberikan suatu ringkasan yang baik tentang pelbagai gagasan doktrinal di dalam epistle ini:
- 1. Doktrin Tentang Allah. Ia adalah kekal (1:3), Ia memberi kasih karunia dan kedamaian (1:4), Ia telah menyatakan diri-Nya sendiri (2:11) dan Juruselamat kita (3:4). Paulus adalah hamba-Nya (1:1). (Orang yang sombong perlu tunduk kepada Allah.)
- 2. Doktrin Tentang Kristus. Ia adalah Juruselamat kita (1:4; 2:13; 3:6). Simaklah bahwa gelar yang sama ini berlaku kepada Allah dan Kristus. Pernyataan dalam 2:13 secara khusus adalah penting sebagai seorang saksi atas keilahian Kristus.7(Keilahian dalam daging memberi pedoman untuk diadopsi oleh manusia dengan maksud untuk memuliakan doktrin itu; 3:10.)
- 3. Doktrin Tentang Roh Kudus. Ia adalah agen pembaharuan jiwa (3:5). (Berita tentang kemurahan hati menawarkan kelahiran kembali kepada manusia berdosa.)
- 4. Doktrin Tentang Firman Allah. Allah telah menyatakan Firman-Nya dalam berita yang diberitakan (Yun.: kerygma), dan harus menjadi pedoman bagi kehidupan (1:3; 2:5, 10). Dalam 1:9 disebut perkataan yang "benar [setia]." Simaklah penekanan pada pengajaran Firman Allah dengan benar (1:9; 2:1, 7). Terkait dengan ini adalah peringatan terhadap ajaran bidah, kelihatannya mengenai jenis pengajaran Gnostik Yahudi (1:10, 14; 3:9). (Ketetapan Ilahi disajikan dalam bentuk perbedaan yang kentara sekali dengan ajaran bidah manusia.) 5. Doktrin Tentang Gereja (Lokal). Rasul itu menulis dengan otoritas (1:1, 3), dan Titus harus bicara, mendorong, dan menegor dengan otoritas pula (2:15). Pelbagai persyaratan bagi para penatua diatur (1:6-8), bersama dengan segala tugas mereka (1:9). Tanggung jawab orang percaya digariskan dalam 2:1-3:2. 8(Pengarahan Ilahi untuk perkembangan manusia harus didengar dan diperhatikan.)
Tinjauan doktrinal ini menekankan sifat praktis dari epistle Paulus kepada Titus, yang dengan indahnya memadukan sisi keilahian dan kemanusiaan berdasarkan ketetapan ilahi ke dalam kehidupan jemaat yang tidak akan menjadi jahat, terlepas dari latar belakang masyarakat dimana ketetapan itu berada. Kemungkinan seperti itu harus merangsang umat Allah untuk hidup murni dan menetapkan suatu pedoman dalam latar belakang sosial mana saja.
TANGGALNYA
Dari catatan Alkitab jelas terlihat bahwa Paulus dibebaskan dari pemenjaraannya yang pertama di Roma seperti yang dicatat dalam Kisah (28:16-31; lihat Filipi 2:24; 4:22). Mendekati waktu pembebasannya itu ia berharap untuk mengirim Timotius ke Filipi (Filipi 2:19-23). Ketika dibebaskan, Paulus pergi ke Asia Kecil (seperti yang ia rencanakan; lihat Filemon 1, 10, 22), dan singgah di Kreta dalam perjalanan itu. Di situ Paulus meninggalkan Titus (Titus 1:5). Menurut rencana, Paulus akan pergi ke Kolose untuk membereskan masalah Onesimus dengan Filemon. Pada suatu waktu pada masa itu, Timotius meninggalkan Filipi dan menjumpai Paulus di Efesus atau Miletus. Paulus meminta Timotius untuk tinggal di Efesus sementara ia pergi ke Makedonia (1Timotius 1:3). Dari suatu tempat di Makedonia Paulus berharap untuk kembali ke wilayah Efesus, namun ia tahu bahwa ia akan datang terlambat (1Timotius 3:14, 15). Pada waktu itulah ia menulis 1Timotius dan Titus.
Rencana perjalanannya berubah, sebab ia meminta Titus untuk bergabung dengan dia di Nikopolis di Epirus di pantai timur Laut Ionia. "Ia belum tiba di Nikopolis (3:12). Ketika ia memutuskan untuk tinggal di situ (buka 'di sini') selama musim dingin, maka kelihatannya ia menulis di penghujung musim dingin atau awal musim gugur."9William Hendriksen berkomentar, "Tanggal 63 M. tidak akan meleset sangat jauh."10Sepertinya Paulus belum dibebaskan dari penjara di Roma saat pecahnya Penganiayaan Nero pada 64 M.11
PENERIMANYA
Apakah yang kita ketahui tentang Titus, pemberita injil yang menerima surat ini? Lewis C. Foster berkata, "Orang tua dan lingkungan Titus tidaklah diketahui. Namun begitu, jelas terlihat bahwa ia bukan orang Yahudi; dan ia tidak berada di Antiokhia Siria sekitar 14 atau 17 tahun setelah Paulus menjadi orang Kristen. (Lihat Galatia 1:18; 2:1.) Mulai dari saat itu hingga seterusnya, ia adalah teman karib Paulus yang dipercayakan dengan tugas-tugas penting dan sangat dihargai oleh rasul itu."12
Nama Titus tidak muncul dalam Kitab Kisah, tetapi nama itu muncul sebanyak 13 kali di tempat lainnya dalam Perjanjian Baru: dua kali dalam Galatia (2:1; 2:3), sekali dalam 2Timotius (4:10), sekali dalam Titus (1:4), dan sembilan kali dalam 2Korintus (2:13; 7:6, 13, 14; 8:6, 16, 23; dan dua kali dalam 12:18). Acuan pertama yang menyiratkan Titus terdapat di dalam Kitab Kisah, meskipun di situ namanya tidak disebut. Dengan membandingkan Kisah 15:2 ("beberapa orang lain") dengan Galatia 2:1, 3 ("dan Tituspun kubawa juga "kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku"), kita mengetahui bahwa Titus ada bersama Paulus dan Barnabas setelah perjalanan misionari pertama mereka. Sewaktu mereka diutus ke Yerusalem dengan maksud untuk menolong gereja itu mencapai kesimpulan tentang pertanyaan mengenai penyunatan orang Kristen non-Yahudi, mereka itu ditemani oleh "beberapa orang lain," di antara mereka adalah Titus.13Dengan begitu Titus berperan sebagai "Contoh Pertama"14berkaitan dengan pertanyaan tentang sunat, dan lewat kasus dia Paulus melakukan protes agar kebebasan injil di dalam Kristus tidak hilang (lihat Kisah 15:1-29; Galatia 2:3-5).
Titus merupakan utusan khusus untuk gereja Korintus yang bermasalah (lihat 2Korintus 2:13; 7:5-14; 12:17, 18), dengan membawa kembali kata-kata penghiburan kepada Paulus. Sudah tentu, Paulus menganggap laporan apa saja dari Titus sebagai dapat dipercaya. Selanjutnya kepercayaan kepada Titus terlihat jelas sebab ia dipilih untuk membantu mengumpulkan dana bagi orang-orang miskin di Yerusalem (2Korintus 8:6-24).
Paulus meninggalkan Titus di Kreta untuk "mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu" (1:5).15Belakangan, Titus diminta datang ke Nikopolis dan ikut dengan Paulus di Roma selama masa pemenjaraan yang kedua, dan kemudian diutus ke Dalmatia (3:12; 2Timotius 4:10).
Semua bentuk penugasan itu memperlihatkan Titus sebagai orang yang bisa Paulus andalkan untuk melakukan tugas-tugas sulit seperti "mengatasi pelbagai persoalan gereja." Ia bisa dipercaya dalam masalah uang atau perasaan. Ia adalah seorang pelatih manusia, seorang organiser, dan pekerja keras yang, bila ditinggalkan di suatu tempat, akan segera menyelesaikan pekerjaan di situ. Dari contoh mulia yang Titus perlihatkan ini, akanlah baik bagi penginjil mana saja untuk berhenti sejenak pada poin ini dan memberi dirinya diuji dengan test lipat empat berikut ini:
- 1. Seberapa baikkah Anda bisa menangani kritika (Galatia 2:3-5; Kisah 15:1-29)?
- 2. Bisakah (akankah) Anda memberikan laporan yang tepat dan dapat dipercaya tentang apa yang orang lain sudah atau sedang lakukan?
- 3. Bisakah Anda mengatur apa yang perlu diatur, sampai pada titik menetapkan para penatua di setiap kota (1:5)? Di begitu banyak jemaat, pekerjaan Tuhan pada tingkatan organisasi telah dibiarkan terbengkalai.
- 4. Bisakah Anda diandalkan dalam menangani masalah dana dan keuangan (2Korintus 8:6, 16-21, 23, 24)? Hanya Tuhan yang tahu kerusakan yang telah terjadi di dalam kehidupan dan pertumbuhan jemaat oleh sebab banyak penginjil yang sudah gagal memolakan diri mereka menurut pedoman yang Titus tetapkan.
Dengan mengingat pelbagai tugas yang penuh tanggung jawab yang sedemikian itu seperti yang Paulus berikan kepada Titus, tidaklah mengherankan bahwa Paulus mengacukan Titus sebagai "anakku yang sah menurut iman kita bersama" (1:4; huruf miring oleh saya).
Dalam beberapa hal Paulus dan Titus hidup "menurut roh yang sama" (lihat 2Korintus 12:18). Mengenai kepentingan Kristus dan umat-Nya, Paulus menegaskan bahwa Allah telah menaruh "ketulusan"16di dalam hati Titus (2Korintus 8:16, 17). Sifat yang baik ini, dipadukan dengan kerajinan, ditambah dengan hikmat untuk menghadapi keadaan yang sulit telah membuat Titus menjadi seorang teman sekerja yang sangat berharga bagi Paulus dan Tuhan.
Akanlah baik bagi penginjil mana saja untuk secara hati-hati mengkaji kehidupan dan pekerjaan Titus dengan mengingat "Pergilah dan lakukanlah seperti itu!" Karena sekarang kita sudah tahu mengapa surat itu ditulis, untuk siapa surat itu ditulis, dan kepada siapa surat itu ditulis, maka marilah kita masuk ke dalam teksnya dan dengan hati-hati mempelajari apa yang sudah ditulis.
Ketika Paulus menyurati Titus, ia menyinggung beberapa nama orang, tempat, dan konsep yang mungkin memerlukan beberapa penjelasan. Marilah kita teliti beberapa hal itu sebelum kitab itu sendiri mulai kita pelajari.
NAMA-NAMA ORANG DI DALAM TITUS
Apolos
"Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa" (3:13).
Karena tidak ada perbedaan yang dibuat antara Apolos yang ini dengan guru Yahudi yang fasih berbicara yang berasal dari Aleksandria yang ditulis dalam Kisah 18 dan 19, maka kami menduga Apolos ini adalah orang yang sama. Ia juga disebut dalam Kisah 18:24; 19:1; 1Korintus 1:12; 3:4-6; 2:22; 4:6; 16:12.
Artemas
"Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini" (Titus 3:12).
Teman sejawat Paulus ini hampir saja tidak dikenal, karena inilah satu-satunya ayat yang menyebut nama dia.
Titus
"Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau" (Titus 1:4).
Titus adalah seorang sahabat dan sangat dihormati, teman sekerja Paulus yang terpercaya selama 15 tahun atau lebih. Namanya tidak muncul dalam kitab Kisah, meskipun Galatia 2:3 menegaskan bahwa nama Titus teracu dalam Kisah 15:1, dimana di situ disebut tentang "beberapa orang." Paulus menolak untuk menyunatkan Titus ketika sunat itu dituntut oleh orang-orang Yudaisme pada waktu sidang di Yerusalem tentang persekutuan antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Kasus ini disinggung dalam Galatia 2:3.
Titus adalah orang non-Yahudi. Perjanjian sunat dengan Abraham (Kejadian 17) tidak mensyaratkan sunat Yahudi itu ke atas orang non-Yahudi karena perjanjian itu dibuat dengan dan untuk bangsa Ibrani. Injil Kristen tidak mensyaratkan sunat ke atas siapa saja. Oleh sebab itu, tidak ada dasar di atas mana siapa saja bisa meminta Titus untuk tunduk terhadap ritual seperti itu. Kasus ini menjadi bukti utama yang menentang legalisme.
Titus bekerja dengan gereja-gereja di Filipi, Tesalonika, Berea, Korintus, Kreta, dan Dalmatia. Namanya disebut sebanyak tiga belas kali di dalam Alkitab-delapan kali dalam 2 Korintus, di situ jelas terlihat bahwa ia ikut menolong mengumpulkan dana bantuan untuk orang-orang kudus yang miskin di Yudea. Paulus pergi dari Efesus ke Makedonia untuk menjumpai Titus dengan maksud untuk mempelajari keadaan Korintus sebelum surat 2Korintus ditulis.
Tikhikus
"Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini" (3:12).
Tikhikus, seorang Kristen dari Asia Kecil, menemani Paulus dari Yunani hingga Yerusalem dan diutus oleh Paulus untuk menyampaikan surat ke Efesus, Kolose, dan Filemon. Kelihatannya ia adalah orang yang mengajar jemaat Kolose dan orang yang mencari bantuan Paulus dalam menangani ajaran bidah yang timbul belakangan di Kolose. Dirinya disebut lima kali dalam Kitab Suci (Kisah 20:4; Efesus 6:21; Kolose 4:7; 2Timotius 4:12; Titus 3:12).
Zenas
"Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa" (3:13).
Ahli hukum ini (kemungkinan seorang pakar dalam hukum Yahudi) sedang dalam perjalanan bersama Apolos ke suatu tujuan yang tidak diketahui. Ada kemungkinan bahwa mereka sedang membawa surat ini untuk Titus. Paulus mendorong Titus untuk membantu kebutuhan perjalanan mereka yang mungkin dibutuhkan ketika mereka melintasi Kreta.
NAMA-NAMA TEMPAT DI DALAM TITUS
Kreta
"Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu" (1:5).
Kreta merupakan pulau terbesar keempat di wilayah Laut Tengah. Kreta merupakan salah satu peradaban niaga yang paling tua dan paling berkembang. Dalam era Perjanjian Baru, kehidupan di situ telah tenggelam ke tingkatan moral yang tercela (1:12). Titus diperintahkan untuk "mengatur" segala persoalan yang dihadapi gereja muda itu di lingkungan penyembah berhala.
Nikopolis
"Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini" (3:12).
"Kota kemenangan" ini terletak di sebelah barat laut pantai Yunani, dimana Paulus telah memutuskan untuk tinggal di situ selama musim dingin, kemungkinan pada 65 M.-kemungkinan besar 66 M. Ia menulis untuk mendesak Titus agar menemui dia di situ setelah pekerjaannya di Kreta selesai. Karena ini merupakan tempat terakhir yang Paulus ingin kunjungi yang diketahui dengan pasti, maka beberapa orang menduga bahwa penangkapannya yang kedua terjadi di situ.
KONSEP KUNCI DALAM TITUS
Pengajaran
Paulus berpendapat bahwa memberikan informasi yang benar kepada semua orang Kristen adalah sangat penting sehingga ia sering memakai kata "mengajar." Dalam surat ini "bicara" dan "mendorong" dipakai sebagai persamaan untuk kata "mengajar."
GARIS BESAR KITAB TITUS
ED SANDERS
Pasal 1
I. Mengatur Gereja Untuk Hidup Kudus & Pekerjaan Baik
- A . Para Penatua Yang Cakap Dalam Setiap Jemaat (1:5-9; lihat Kisah 14:23)
- B . Para Penatua dan Titus Harus Menegor Cara Hidup Dan Pengajaran Yang Tidak Suci (1:10-2:1)
Pasal 2
II. Mengatur Keluarga Untuk Hidup Kudus &
Pekerjaan Baik
- A . Kaum Pria Yang Lebih Tua (2:2)
- B . Kaum Wanita Yang Lebih Tua (2:3)
- C . Kaum Wanita Yang Lebih Muda (2:4, 5)
- D . Kaum Pria Yang Lebih Muda (2:6, 8)
- E . Hamba-Hamba
- F . Lakukanlah Karena Kasih Karunia Allah (2:11-15)
Pasal 3
III. Mengatur Individu Untuk Hidup Kudus & Pekerjaan Baik
- A . Yang Berkaitan Dengan Pemerintah (3:1)
- B . Yang Berkaitan Dengan Semua Orang (3:2)
- C . Lakukanlah Karena Kemurahan dan Kasih Karunia Allah Kepada Kita (3:3-7)
- D . Katakanlah Kebenaran Secara Yakin Dan Doronglah Pekerjaan Baik (3:8)
- E . Hindarilah Percekcokan Yang Sia-Sia F . Orang Yang Jahat & Orang Yang Baik (3:10-15)
Catatan Akhir:
- 1 Albert M Wells, Jr., Inspiring Quotations (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1988), 59.
- 2 C. Michael Moss, The College Press NIV Commentary, 1, 2 Timothy & Titus (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994), 11-12.
- 3 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 277.
- 4 Merrill C. Tenney, New Testament Survey (London: Inter-Varsity Fellowship, 1964), 336.
- 5 Victor E. Hoven, The New Testament Epistles (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1959), 98.
- 6 H. C. Theissen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1955), 264.
- 7 Penjelasan yang sangat baik atas nas ini diberikan oleh Bruce Metzger dalam "The Jehovah's Witness and Jesus Christ" in Theology Today, April, 1953.
- 8 Walter Dunnett, An Outline of New Testament Survey (Chicago: Moody Press, 1960), 129-31.
- 9 Ronald A. Ward, Commentary on 1 and 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books Publisher, 1974), 227.
- 10 William Hendriksen, A Commentary on the Epistles to Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1957), 39.
- 11 Untuk pembahasan yang lebih lengkap tentang perjalanan terakhir Paulus dan tanggal untuk kitab Titus, lihatlah catatan pengantar tentang 1Timotius dalam pelajaran "1, 2Timotius & Titus" ini.
- 12 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 20.
- 13 Hendriksen, 37.
- 14 Dunnet, 128.
- 15 Pernyataan mengenai sifat takut Timotius dan sifat Titus yang lebih kuat ini dilebih-lebihkan oleh beberapa orang (Dunnet, 126; Thiessen, 263, 266; Tenney, 334-37). Pertama, Paulus tidak menganjurkan perbandingan seperti itu (lihat 2Kor. 10:12, 13). Kedua, orang bisa dengan segera melihat adanya sikap enggan dalam diri Titus sebab Paulus harus "menugaskan" dia mengenai pekerjaan di Kreta dan meminta dia untuk "Beritakanlah "dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah" (Titus 1:5; 2:15). Penginjil mana saja yang menghadapi jenis tugas yang dilakukan oleh dua orang ini akan memerlukan kekuatan yang besar pada satu sisi dan pengendalian diri yang besar pada sisi lainnya-seperti jenis dorongan yang Paulus berikan. Kebutuhan kita bukanlah untuk menemukan perbedaan di dalam keperibadian mereka tetapi memperkuat pribadi kita sendiri ketika menghadapi keadaan yang serupa.
- 16 Ketulusan(Yun.: spoude)-""tergesa-gesa "ketulusan, kerajinan "berusaha mendapatkan apa saja "keinginan seseorang yang paling tulus, Yudas 3…2Petrus 1:5 "2Korintus 8:16" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 585).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Titus (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR
Di sebuah bukit yang menghadap ke Washington, DC, di Arlington National Cemetery, berdiri monumen yang dikenal sebagai "Makam Prajuri...
PENGANTAR
Di sebuah bukit yang menghadap ke Washington, DC, di Arlington National Cemetery, berdiri monumen yang dikenal sebagai "Makam Prajurit Tak Dikenal." Di dalam makam itu terdapat mayat seorang prajurit Amerika tak dikenal dari Perang Dunia I. Monumen itu memiliki tulisan ini:
DI SINI TERBARING DALAM KEMULIAAN YANG TERHORMAT SEORANG PRAJURIT AMERIKA YANG HANYA DIKENAL OLEH ALLAH.
Dalam Perjanjian Baru, kita memiliki seorang prajurit salib yang hampir tidak dikenal yang bernama "Titus." Paulus menyebut dia "temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku" (2 Kor. 8:23), namun namanya tidak disebut dalam Kitab Kisah Para Rasul dalam kaitannya dengan pekerjaan Paulus. William M. Ramsay menyebut dia "tokoh paling misterius dalam sejarah Kristen mula-mula."1
Surat yang ditulis kepada dia juga relatif tidak dikenal. Terselip di antara 2 Timotius dan Filemon, Kitab Titus sering "tersesat dalam bayang-bayang."2Namun begitu, ketika kita melihat dari dekat, kita melihat bahwa surat itu berisi informasi yang lebih spesifik daripada surat-surat lainnya untuk kelompok-kelompok orang yang berbeda tentang bagaimana hidup sebagai orang Kristen. Meski singkat, surat itu luar biasa luas dan lengkap cakupannya.3Kita akan membuka pelajaran ini dengan pertanyaan seperti "Siapa?"; "Di mana?"; "Kapan?"; "Mengapa?"; dan "Apa?" SIAPA?
Paulus menujukan surat itu "Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama"(1: 4). Siapakah Titus? Informasi tentang dia terbatas, tapi sedikit informasi yang kita miliki itu sangat mengesankan.
Kita tahu bahwa Titus adalah orang Yunani (Gal. 2:3), tapi kita tidak yakin apa arti namanya itu. Beberapa orang mengaitkannya dengan kaum Titan (dalam mitologi Yunani, para raksasa yang memerintah bumi sampai digulingkan oleh dewa-dewa Olimpia); mereka menganggap nama itu identik dengan "raksasa." Yang lain berkata bahwa namanya itu menggambarkan orang yang "dihormati" atau "menyenangkan." "Titus" juga merupakan nama seorang kaisar Romawi (79-81 M).
Paulus menyebut Titus "anakku yang sah menurut iman kita bersama," menyiratkan bahwa ia telah mengajar dan membaptis Titus. Sejak awal kita membaca tentang dia, ia pernah berada di Antiokhia;4mungkin di situlah Paulus bertemu dengan dia dan mengajar dia. Tentu saja, pertemuan itu dapat terjadi di kota lain yang Paulus kunjungi.
Pada satu titik, Titus menjadi teman perjalanan Paulus (lihat 2 Kor. 2:13; 7:6; 8:6, 23; 12:18). Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa Lukas tidak menyebut dia di dalam Kitab Kisah Para Rasul. Beberapa orang percaya bahwa ia adalah saudara laki-laki atau kerabat dekat Lukas sehingga Lukas tidak menyebut namanya demi kesopanan.5Mungkin, bagaimanapun, penghilangan nama Titus itu hanya akibat dari keinginan Lukas untuk berkonsentrasi pada peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh utama.
Ketika membahas Titus, perbandingan dengan Timotius tidak dapat dihindari. Keduanya kemungkinan besar dikristenkan oleh Paulus (bandingkan 1 Tim. 1:2 dan Tit. 1:4), namun Titus mungkin sedikit lebih tua (bandingkan 1 Tim. 4:12 dan Tit. 2:6-8). Titus tampaknya tidak punya masalah kesehatan seperti yang Timotius alami (1 Tim. 5:23). Seorang pengkhotbah mencirikan mereka sebagai "Timotius Yang Pemalu" dan "Titus Yang Tangguh."6
Titus kadang-kadang disebut "pemberes masalah bagi Paulus." Mengenai perannya di dalam Alkitab, beberapa kali nama Titus disebut, itu selalu dalam situasi yang penuh ketegangan. Kita membaca tentang situasi pertama seperti itu di Galatia 2.7Guru- guru Yahudi dari Yerusalem mengajarkan, "Orang-orang bukan Yahudi [bangsa-bangsa lain] harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa" (Kisah 15: 5; lihat Gal. 2:4). Ini merupakan momen penting dalam sejarah gereja mula-mula. Jika kesalahan ini tidak ditangani, gereja dapat berakhir sebagai pendukung kerdil iman Yahudi. Paulus pergi ke Yerusalem, dengan membawa Titus sebagai "Ekshibisi A" dari seorang Kristen bukan Yahudi yang tidak membutuhkan sunat atau ritus Yahudi lain apa saja untuk menjadi anggota terhormat gereja Allah (Gal. 2:1).
Kita hanya dapat membayangkan bagaimana Titus diperiksa oleh orang-orang yang berkeras bahwa pelaksanaan hukum Taurat sangat penting untuk menjadi anak Allah sejati. Tekanan guru-guru Yudaisme itu pasti sangat kuat sekali. Paulus, bagaimanapun, dapat melaporkan, "Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka" (Gal. 2:5). Titus "tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya" (Gal. 2:3).
Suasana lain yang penuh ketegangan yang memerlukan kepemimpinan yang kuat adalah orang-orang Korintus yang jahat, di mana krisis jemaat berada pada puncaknya. Siapakah yang Paulus percaya untuk menangani "tugas membereskan 'Situasi Korintus' yang sulit dan rumit'"8? Titus (2 Kor. 12:18).9Paulus sangat khawatir sehingga, ketika ia menunggu kedatangan Titus, ia merasa sulit berkonsentrasi pada pemberitaan dan pengajarannya (2 Kor. 2:12, 13). Akhirnya, Titus datang dengan kabar baik; keyakinan Paulus terhadap dia terbayarkan (2 Kor. 7:5-16).10Beberapa orang membuat hal buruk semakin buruk; sedikit orang, seperti Titus, mampu membuat hal buruk menjadi lebih baik.
William Barclay mencirikan Titus sebagai jenis rekan kerja yang "akan pergi bersamamu dalam cuaca apa pun."11Paulus sangat menghargai penginjil muda itu. Ia menyebut dia "anak "yang sah menurut iman "bersama" (1:4), "saudaranya" dalam keluarga Allah (2 Kor. 2:13), dan "teman "yang bekerja bersama-sama" dalam Tuhan (2 Kor. 8:23).
Titus disebutkan sekali lagi dalam Perjanjian Baru. Dalam 2 Timotius 4:10, kita membaca bahwa ia berada di Dalmatia, tidak diragukan lagi ia diutus oleh Paulus untuk misi berat yang lain. Paulus cenderung memberi Titus tugas-tugas sulit, tapi tidak ada yang lebih menantang daripada yang ia hadapi di pulau Kreta. Menurut tradisi kuno, ia kembali ke Kreta pada masa tuanya dan dimakamkan di sana pada usia sembilan puluh empat tahun. Tradisi yang belakangan mengatakan bahwa Titus adalah "uskup" pertama di Kreta,12tapi tradisi ini tidak dapat diandalkan
DI MANA? DAN KAPAN?
Dalam kalimat pembuka suratnya kepada Titus, Paulus berkata, "Aku telah meninggalkan engkau di Kreta" (1:5). Kreta adalah sebuah pulau yang panjangnya 251 kilometer (dari timur ke barat) dan lebarnya antara 13 sampai 56 kilometer (dari utara ke selatan). Pulau ini terletak di Laut Tengah, di selatan Yunani dan Turki. Salah satu dari sedikit acuan kepada Kreta dalam Perjanjian Baru terdapat dalam Kisah Para Rasul 27. Dalam perjalanan Paulus ke Roma, kapalnya pernah mencari perlindungan di pulau itu dan menghabiskan beberapa waktu bersandar di Pelabuhan Indah (Kisah 27:7, 8). Karena Paulus pernah diizinkan pergi ke darat di Sidon untuk mengunjungi teman-temannya (27:3), barangkali ia juga diberi kelonggaran yang sama di Pelabuhan Indah itu. Ini mungkin terjadi saat ia bertemu dengan umat Kristen di Kreta. Itu juga mungkin merupakan awal ketertarikan Paulus terhadap gereja di Kreta, yang belakangan mendorong kunjungannya ke sana.
Secara historis, karena posisi strategis Kreta di Laut Tengah, pulau itu pernah memiliki masa-masa yang sangat makmur; tetapi pada zaman Perjanjian Baru, orang-orang Kreta hidup dalam apa yang disebut "kuburan budaya dari peradaban yang dulunya membanggakan dan tumbuh subur."13Penduduk pulau itu telah menghimpun reputasi yang tidak menyenangkan. Bahkan saat Korintus terkenal karena kemesumannya, Kreta terkenal karena ketidakjujurannya. "Menjadi orang Korintus" adalah "menjalani kehidupan yang boros seperti orang Korintus," sementara "Menjadi orang Kreta" berarti "berbicara seperti orang Kreta"-yaitu, "berbohong," "menipu."14Salah satu penyair mereka sendiri, Epimenides, menulis, "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas" (1:12). Tampaknya, gambaran ini masih berlaku untuk banyak penghuni pulau itu.
Kita mungkin bisa menggolongkan Kreta sebagai "tanah berbatu" (lihat Luk. 8:6, 13); tetapi benih firman telah ditanam di sana (lihat Luk. 8:5, 11), dan jemaat-jemaat berada di seluruh pulau itu (lihat Tit. 1:5). Kita tidak yakin bagaimana atau kapan injil pertama kali diberitakan di Kreta. Orang-orang Yahudi dari Kreta hadir di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kisah 2:11). Mungkin beberapa dari mereka mematuhi injil dan kemudian, ketika orang-orang Kristen terpencar (Kisah 8:1, 4), mereka kembali ke pulau itu bersama kisah tentang Yesus.
Bagaimanapun kejadiannya, jemaat-jemaat dari gereja Tuhan berdiri di pulau itu. Sebagian besar dari mereka ini mungkin kecil, dan semuanya sedang berjuang. Entah bagaimana, Paulus mengetahui kebutuhan rohani pulau itu. Ketika ia dibebaskan dari tahanan rumah, ini adalah salah satu tempat yang ia kunjungi. Ketika ia pergi, ia meninggalkan Titus di pulau itu untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah ia mulai.
Di bawah judul umum "Di mana?" Kita mungkin juga bertanya di manakah Paulus ketika ia menulis surat kepada Titus. Jawaban untuk pertanyaan itu adalah "Kita tidak tahu." Ia mungkin sedang dalam perjalanan menuju Nikopolis (3:12), tapi pelbagai dugaan tentang lokasi tepatnya merentang luas: Makedonia, Efesus, dan bahkan Korintus. Kita dapat menambahkan pertanyaan itu "Kapan?": Kapankah surat itu ditulis? Semua yang dapat kita katakan dengan pasti adalah bahwa surat itu ditulis antara pemenjaraan Paulus yang pertama dan yang kedua di Roma, kemungkinan besar sekitar waktu yang sama dengan 1 Timotius-tahun 63 atau 64 Masehi.
MENGAPA? DAN APA?
"Mengapa" Paulus menyurati Titus? "Apa" isi surat itu? Paulus memberitahu Titus, "Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu" (1:5). Penetapan para penatua adalah subjek pasal 1, sementara pasal 2 dan 3 berkaitan dengan masalah lain yang perlu "diatur." Paulus mungkin juga menulis untuk mendorong Titus mengenai tugas menakutkan yang ia hadapi dan untuk mendukung dia dengan memberi dia surat apostolik yang berkuasa.
Karena Titus adalah surat pribadi, surat itu memiliki organisasi internal yang minimal. Beberapa orang berpendapat bahwa pasal 1 berfokus pada apa yang kurang di dalam gereja, pasal 2 membahas apa yang kurang di dalam rumah tangga, dan pasal 3 berkaitan dengan apa yang kurang dalam masyarakat. Garis besar berikut ini untuk kitab itu15didasarkan pada perintah untuk "mengatur apa yang masih perlu diatur":
SALAM (1:1-4)
I. MENGATUR DENGAN MENETAPKAN KEPEMIMPINAN YANG KUAT (PASAL 1).
- A. Kaum laki-laki yang adalah suami dan bapak Kristen yang kuat harus dipilih sebagai penatua (1:5-9).
- B. Kaum laki-laki yang mampu menangani guru-guru palsu harus dipilih sebagai penatua (1:10-16; lihat 3:9-11).
II. MENGATUR DENGAN MENEKANKAN AJARAN YANG SEHAT (PASAL 2).
- A. Ajaran yang sehat diperintahkan (2:1, 7, 8, 15).
- B. Ajaran yang sehat berlaku untuk semua zaman (2:2-8) dan semua hamba (2:9, 10).
- C. Ajaran yang sehat dijelaskan (2:11-14).
III. MENGATUR DENGAN MENDORONG PERBUATAN BAIK (PASAL 3).
- A. Perlunya perbuatan baik (lihat 1:16; 2:7, 14).
- B. Motif untuk perbuatan baik: Kasih Allah (3: 3-8a).
KATA PENUTUP (3:12-15)
Warren W. Wiersbe menyebut surat kepada Titus "versi padat" 1 Timotius.16Dua surat itu berisi perintah tentang banyak hal atas topik yang sama:
Kualifikasi para penatua 1 Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9.
Kebutuhan akan ajaran yang sehat 1 Timotius 1:10; 4:6; 6:3; Titus 1:9; 2:1.
Guru-guru palsu 1 Timotius 1:3-11; 4:1-5; 6:3-5; Titus 1:10-16; 3:9-11.
Berkaitan dengan kelompok usia yang berbeda 1 Timotius 5:1, 2; Titus 2:2-6.
Perlunya menjadi contoh yang baik 1 Timotius 4:12-16; Titus 2:6-8.
Perilaku hamba 1 Timotius 6:1, 2; Titus 2:9, 10.
Perkataan yang "patut diterima" 1 Timotius 1:15; 3:1; 4:8, 9; Titus 3:4-8a.
Satu perbedaan antara 1 Timotius dan Titus adalah bahwa di akhir surat Titus terdapat catatan pribadi namun catatan itu tidak ada dalam surat Paulus yang pertama kepada Timotius. Dalam catatan pribadi ini, kita menemukan alasan lain untuk surat itu: memberitahu Titus tentang rencana Paulus (3:12, 13).
Berkaitan dengan isi kitab itu, kita bisa menambahkan bahwa Titus berisi dua dari nas-nas doktrin agung Perjanjian Baru:
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. (2: 11-14).
Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita (3:3-7).
Fakta utama yang perlu kita sadari tentang surat kepada Titus itu adalah bahwa surat itu sangat praktis. Paulus ingin orang-orang Kristen mengerti bahwa ajaran yang sehat harus dinyatakan dalam kehidupan yang sehat. Ia menasihati Titus, "Bicaralah dengan percaya diri, sehingga mereka yang telah percaya kepada Allah akan dengan hati-hati melakukan perbuatan baik" (3:8; NASB).
Catatan Akhir:
- 1 William M. Ramsay, St. Paul the Traveller and the Roman Citizen (London: Hodder and Stoughton, 1897; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1962), 284.
- 2 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 297.
- 3 Gene A. Getz, A Profile for a Christian Life Style: A Study of Titus (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1978), 18.
- 4 Ketika Paulus pergi ke Yerusalem dari Antiokhia, (14:26-15), ia membawa Titus bersama dia (Gal. 2:1-3).
- 5 Lukas juga menahan diri untuk tidak menyebut namanya sendiri di dalam Kisah Para Rasul, tetapi kita tahu bahwa ia bersama Paulus berdasarkan nas-nas "kita" (contohnya, Kisah 16:9-13).
- 6 Tulisan-tulisan di batu nisan ini telah digunakan oleh Dale Hartman, penginjil di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma.
- 7 Banyak orang berpikir bahwa Galatia 2 dan Kisah Para Rasul 15 menceritakan peristiwa yang sama. Jika bukan peristiwa yang sama, maka peristiwa itu berkaitan. Kejadian ini dibahas dalam David L. Roper, Acts 15-28, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 1-2.
- 8 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 37-38.
- 9 Titus mungkin juga menyampaikan surat yang kita sebut "1 Korintus" kepada gereja Korintus.
- 10 Paulus lalu mengutus balik Titus ke Korintus untuk melengkapi kumpulan orang-orang kudus di Yerusalem (2 Kor. 8:6, 16-24). Ada beberapa hal yang lebih sensitif daripada yang berkaitan dengan uang.
- 11 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 232.
- 12 Eusebius Ecclesiastical History 3.4.6.
- 13 Dale Hartman, "'Uraian Pekerjaan' untuk Titus," pelajaran yang dipresentasikan di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma, 2005.
- 14 Hendriksen, 353.
- 15 Diadaptasi dari David Roper, Through the Bible (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1999), 253-54.
- 16 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 260.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Titus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Rasul (Yun.: apostolos)-"utusan, orang yang diutus dengan membawa pesan" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-Englis...
Catatan Akhir:
- 1 Rasul (Yun.: apostolos)-"utusan, orang yang diutus dengan membawa pesan" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 68).
- 2 Kesalehan (Yun.: eusebeia)-"takzim, hormat, dimana saja dalam Alkitab kesalehan kepada Allah, kesalehan, Kisah 3:12; 1Tim. 2:2; 4:7, 8; 6:5 … 2Tim. 3:5" (Thayer, 259); "… menunjukkan perasaan hati yang spontan … agama, rencana injil" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 307)
- 3 Pengharapan (Yun.: elpis)-memiliki "pengharapan hidup kekal yang penuh sukacita dan pasti, Kisah 23:6 … harapan yang pasti dan kuat, Ibr. 6:11" (Thayer, 205-6).
- 4 Dimanifestasikan (Yun.: phaneroo)-"memperlihatkan atau mengungkapkan apa yang selama ini tersembunyi atau tidak diketahui … kini dibuat nyata, terlihat, dipahami … dikenal secara jelas, dipahami sepenuhnya" (Thayer, 648).
- 5 Perintah (Yun.: epitage)-suatu "perintah, mandat … 1Tim. 1:1; Tit. 1:3 … dengan segala bentuk otoritas yang memungkinkan, Tit. 2:15" (Thayer, 244).
- 6 Anakku yang sah (Yun.: gnesios)-orang "yang dilahirkan secara sah, bukan palsu, benar, tulus: Fil. 4:3; 1Tim. 1:2; Tit. 1:4" (Thayer, 119).
- 7 Kasih karunia (Yun.: charis )-hal yang "menghasilkan sukacita, kenikmatan, kesenangan, kebaikan, pesona, keindahan … niat baik, kebaikan hati, kemurahan hati … kebaikan hati yang diberikan kepada seseorang dimana ia tidak layak memperolehnya … tentang kebaikan penuh rahmat yang dengannya Allah, dengan menggunakan pengaruh-Nya yang kudus ke atas manusia, memalingkan mereka kepada Kristus, menjaga, menguatkan, meningkatkan mereka dalam iman Kristen, pengetahuan, kasih sayang, dan membangkitkan mereka untuk mempraktikkan kebajikan Kristiani" (Thayer, 665-66).
- 8 Damai sejahtera (Yun.: eirene)-keadaan "sentosa … kedamaian di antara individu, yaitu harmonis, rukun … tertib … aman … makmur … keadaan sentosa dari jiwa yang diyakini keselamatannya melalui Kristus, dan tidak ada rasa takut yang sangat terhadap Allah dan puas dengan bagian duniawinya, apapun macamnya" (Thayer, 182).
- 9 Pelbagai program pelatihan kita secara umum (pelbagai akademi Kristen, sekolah penginjil, Kursus Alkitab di Universitas Umum, dll) memiliki kurikulum yang terbatas atau bahkan tidak punya kurikulum untuk mendewasakan kaum pria untuk menjadi para penatua di dalam tubuh Kristus. Kita sudah melatih kaum pria untuk menjadi pemberita injil, ketua kaum muda, ketua pekerjaan pribadi, instruktur musik, dan misionaris, namun kita sepertinya cenderung mengurangi pelatihan untuk para penatua menjadi seminar akhir pekan! Ini adalah orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk kita taati, dan yang akan berjaga-jaga atas jiwa kita (Ibrani 13:17). Perjanjian Kristus memberikan kurikulum tersebut (lihat 1Petrus 1:1-5; 1Tesalonika 5:12-22; Kisah 20:17-38), tetapi kita terlalu sering tidak dengan tekun mempelajari atau mengajarkan dengan benar kurikulum itu. Harga yang harus dibayar atas pelalaian ini adalah jemaat-jemaat tanpa penatua atau beberapa orang yang melayani sebagai penatua tidak pernah dilatih dengan benar atau diberikan dasar rohani untuk tugas serius mereka itu sehingga timbul tuntutan agar mereka memiliki pondasi itu.
- 10 Maksud (Yun.: charin)-"mendukung, untuk kesenangan … untuk kepentingan … 1Tim. 5:14; Tit. 1:11; Yudas 16 … untuk maksud ini, Efe. 3:1; Tit. 1:5.…" (Thayer, 665).
- 11 Mengatur (Yun.: epidiorthose)-"membenarkan atau mengoreksi sebagai tambahan (apa yang sudah dikoreksi) … apa yang tersisa Tit. 1:5" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 292).
- 12 Masih (Yun.: ta leiponta epidiorthose)-Fakta bahwa kata ini berkelamin netral artinya bisa apa saja. Akar kata, leipo, artinya "meninggalkan … di belakang, meninggalkan … ketinggalan, menjadi bawahan, Yak. 1:4 … menjadi kekurangan … Yak. 1:5; 2:15 … menjadi tidak cukup atau tidak ada di tempat, gagal … Titus 3:12 … 1:5" (Thayer, 375).
- 13 Sebelum penetapan dilakukan, adalah baik untuk pertama-tama memahami tentang mengatur apa yang kurang, khususnya yang berkaitan dengan keharmonisan dalam tubuh itu. Jika hal itu tidak dilakukan, maka status permanen bisa diberikan kepada perselisihan atau kekacauan yang mungkin ada di dalam jemaat itu.
- 14 Menetapkan (Yun.: katastema)-menempatkan dalam "posisi, … kondisi, karakter, kelakuan, Titus 2:3" (Robinson, 389).
- 15 Suatu pembahasan tentang memilih dan menetapkan kaum pria untuk menjadi para penatua muncul dalam tulisan Dayton Keesee, A Re-Evaluation of the Eldership (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1967), 40-47.
- 16 Diarahkan (Yun.: diatasso)-"mengatur seluruhnya, mengatur dengan maksud … membuat teratur sepenuhnya … menetapkan .… mengarahkan, memerintahkan" (Robinson, 176); "… menentukan, memberi perintah … Matius 11:1; 1Kor. 16:1 … Tit. 1:5" (Thayer, 142).
- 17 Periksalah persyaratan ini dalam bagan di 1Timotius 3:1-8 dan Titus 1:6-9 pada pelajaran "1, 2Timotius & Titus" ini.
- 18 Tak bercacat (Yun.: anegkletos)-"… yang tidak bisa dimintai tanggung jawab, tidak bisa dimarahi, tidak tertuduh, tanpa salah … 1Tim. 3:10; Tit. 1:6" (Thayer, 44).
- 19 Sanggup (Yun.: dunamai)-memiliki "kuasa … mampu melakukan sesuatu … Markus 9:22; Lukas 12:26; 2Korintus 13:8 … cakap, kuat, sangat kuat; 1Korintus 3:2; 10:13" (Thayer, 158-59).
- 20 Menasihati (Yun.: parakaleo)- "memanggil ke sisi seseorang … berpidato, bicara kepada … permohonan, menyenangkan, menegur … menghibur, mendorong dan menguatkan dengan penghiburan … menyegarkan, gembira … memberi instruksi, mengajar" (Thayer, 482-83).
- 21 Menentang (Yun.: antilego)-"bicara melawan, menentang, menyangkal … menentang diri sendiri terhadap seseorang, tidak mau mentaati dia … menolak untuk berhubungan apa saja dengan dia" (Thayer, 50).
- 22 Meyakinkan (Yun.: elegcho)-"menghukum, membuktikan kesalahan, membantah … tentang kejahatan, kekeliruan atau kesalahan, tentang dosa, 1Kor. 14:24 … Yak. 2:9 … dengan percaya diri membawa kepada terang, menelanjangi … Yoh. 3:20; band. 21; Efe. 5:11, 13 … dipakai berkaitan dengan pengungkapan dan bantahan terhadap guru-guru palsu agama Kristen, Tit. 1:9, 13 … mengoreksi, … dengan perkataan: sama sekali tidak setuju, mencaci, mengingatkan, menegor; Yudas 22 … memperlihatkan kesalahan seseorang … menghajar, menghukum, Why. 3:19" (Thayer, 202-3).
- 23 Adalah ironis bahwa di dalam lingkaran keimamatan ada gereja terkemuka yang melarang kawin "pendeta"nya (termasuk para bishopnya-simaklah Ibrani 13:4), yang benar-benar kebalikan dari permintaan Paulus terhadap orang-orang yang melayani sebagai bishop di dalam gereja Tuhan. Melalui kehidupan rumah tangganya orang bisa membuktikan bahwa ia sanggup merawat keluarga Allah. Benar sekali, ketika setan memulai suatu gereja yang lain, ia melakukannya dengan mengubah ajaran itu (Roma 16:17, 18; 1Yohanes 4:1; Kisah 17:11; 20:28, 29).
- 24 Tidak senonoh (Yun.: asotia)-karakter "orang yang ditinggalkan, orang yang tidak bisa diselamatkan … tidak bisa diperbaharui.…" (Thayer, 82).
- 25 Tidak tertib (Yun.: anupotaktos)-hal yang "tidak bisa ditundukkan untuk dikendalikan, tidak taat, liar, degil, 1Timotius 1:9; Titus 1:6, 10" (Thayer, 52).
- 26 Menguasai diri (Yun.: egkrates)-menjadi "kuat … punya kuasa atas, menguasai, mengendalikan, mengekang, menahan" (Thayer, 167).
- 27 Tidak tertib (Yun.: anupotaktos )-gambaran sesuatu yang "tidak bisa ditundukkan untuk dikendalikan, tidak taat … 1Tim. 1:6, 10 … bingung" (Thayer, 52).
- 28 Pembicara yang sia-sia (Yun.: psataiologia)-orang yang terlibat dalam "omongan yang kosong, tak ada manfaatnya … berubah menjadi diskusi yang tak ada manfaatnya, 1Tim. 1:6"( Arndt and Gingrich, 496); "… gemerincing yang hampa" (Robinson, 446).
- 29 Penyesat (Yun.: phrenapates)-"penyesat pikiran … pembujuk … Titus 1:10" (Thayer, 657-58). Pada bentuk kata kerja phrenapatao, Thayer mencantumkan Galatia 6:3, dengan tambahan, "Banyak lagi yang disiratkan oleh kata ini daripada oleh kata apatan ini, sebab kata itu mengandung gagasan angan-angan yang subyektif."
- 30 Mengacau (Yun.: anatrepo)-"menggulingkan, menghancurkan, menyabotase secara etika. Tit. 1:11" (Thayer, 48).
- 31 Menegor (Yun.: elegche)-Berbentuk imperative yang artinya ini adalah suatu keharusan untuk dilakukan oleh penginjil. Tindakan yang harus diambil adalah mengoreksi atau menegor mereka, yang dalam 1:9 dipakai kata "meyakinkan."
- 32 Dengan tegas (Yun.: apotomos)-"… dengan suatu pemutusan, sepenuhnya … secara mutlak … secara meyakinkan, secara tegas, 2Kor. 13:10; Tit. 1:13" (Robinson, 89).
- 33 Suci (Yun.: katharos)-menjadi "bersih … tidak kotor … secara lahiriah … sah, tidak dilarang … tanpa kesalahan, tidak bersalah … tulus, jujur, kosong dari kejahatan.…" (Robinson, 362).
- 34 Dinajiskan (Yun.: memiantai)-"mencelup dengan warna lain, menodai … menajiskan, mengotori, mencemari … dalam pengertiah lahiriah dan moral … tentang foya-foya, Yudas 8…Tit. 1:15.…" (Thayer, 414).
- 35 Menyangkal (Yun.: arneomai)-"menyangkal pengakuan siapa saja; 1Yoh. 2:22 … menyangkal, menolak, tidak mau mengakui … berkhianat terhadap karakter dan pernyataannya sendiri, tidak konsisten dengan diri sendiri … menyangkal dan meninggalkan" (Robinson, 95).
- 36 Mengakui (Yun.: omologeo)-"mengatakan hal yang sama sebagai hal yang lain … menyerah … berjanji … mengakui, menyatakan … menyiratkan pelepasan atau perubahan keyakinan seseorang" (Thayer, 446).
- 37 Keji (Yun.: adokimos)-orang yang "ditolak … patut mendapat hukuman … Dengan begitu orang yang tidak berharga, tidak layak, Tit. 1:16 … pemborosan" (Robinson, 14).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Titus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ketika ia memiliki kesempatan, Titus secara pribadi "menegur [guru-guru palsu] dengan tegas" (1:13); namun sebagian besa...
Catatan Akhir:
- 1 Ketika ia memiliki kesempatan, Titus secara pribadi "menegur [guru-guru palsu] dengan tegas" (1:13); namun sebagian besar tanggung jawab untuk melindungi jemaat-jemaat di pulau Kreta akan jatuh pada para pemimpin masing-masing jemaat itu.
- 2 Paulus biasanya mengenalkan dirinya sebagai hamba Kristus (Rom. 1:1; Gal. 1:10; Fil. 1:1); tetapi karena Allah dan Kristus adalah satu (Yoh. 17:21), maka menyebut dirinya sebagai hamba Allah adalah sama dengan hamba Kristus.
- 3 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 259-60.
- 4 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 340.
- 5 Gagasan tentang menjadi hamba Allah dibahas dalam kaitannya dengan 2 Timotius 2:24.
- 6 Apostolos menunjukkan seseorang yang diutus. Allah telah menugaskan Paulus, mengutus dia untuk memberitakan injil kepada orang-orang bukan Yahudi. (Lihat Kisah 9:15; 22:21; Rom. 11:13; 1 Tim. 1:1).
- 7 Tidak ada kata sandang pasti yang muncul sebelum kata "iman" dalam bahasa Yunani. Acuannya bukan pada isi pengajaran yang disebut "iman," tetapi kepada iman pribadi umat Allah.
- 8 Bauer, 512.
- 9 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 310.
- 10 Ungkapan "pengetahuan akan kebenaran" juga digunakan dalam 1 Timotius 2:4.
- 11 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 597.
- 12 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 229.
- 13 "Kesalehan" ( eujse÷beia, eusebeia) adalah penghormatan unuk Allah yang dimanifestasikan dalam kehidupan yang suci (lihat 1 Tim. 2:2).
- 14 Bauer, 319-20.
- 15 Pada dasarnya memang benar bahwa Allah dapat melakukan apa saja (Mat. 19:26); tetapi, seperti pada kebanyakan pernyataan mutlak lainnya, persyaratan tertentu diperlukan: Allah dapat melakukan apa saja kecuali yang bertentangan dengan tujuan kekal-Nya atau bertentangan dengan sifat-sifat-Nya. Allah bisa dapat berdusta karena hal itu bertentangan dengan sifat-Nya.
- 16 Ungkapan Yunani yang identik itu diterjemahkan "sebelum permulaan zaman" dalam 2 Timotius 1:9.
- 17 Ini adalah terjemahan harfiah dari kalimat Yunani yang diterjemahkan "Allah yang tidak dapat berdusta."
- 18 Kepada siapakah Allah membuat janji ini? Kepada anggota lain ke-Allahan? Kepada para malaikat? Kami tidak diberi tahu.
- 19 Harold K. Moulton, ed., The Analytical Greek Lexicon Revised (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1978), 199.
- 20 Bauer, 498.
- 21 Hal ini terkait dengan fai÷nw (phainō, "bercahaya").
- 22 Bauer, 1048; W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 31-32. Alkitab NIV menulis "dibawah … kepada terang."
- 23 Lihat Gal. 4:4; 1 Tim. 2:6; 6:15.
- 24 Vine, Unger, and White, 405, 482.
- 25 Kata "Aku" bersifat tegas dalam teks Yunaninya.
- 26 Ungkapan "Allah Juruselamat kita" juga terdapat dalam 1 Timotius 2:3.
- 27 Paulus menyebut Timotius "anakku yang sah di dalam iman" dalam 1 Timotius 1:2.
- 28 Bauer, 551; Vine, Unger, and White, 113.
- 29 Bandingkanlah salam dalam 1 Timotius 1:2.
- 30 Hendriksen, 343.
- 31 Kata majemuk ini dibentuk oleh ejpi (epi, "atas") plus dia (dia, "melalui," digunakan di sini untuk mengintensifkan kata kerja itu) plus ojrqo÷ß, orthos ("lurus"). (Vine, Unger, and White, 450.) Kata Yunani lain yang menggabungkan orthos ( orthotomeō , "menangani secara akurat") ditemukan dalam 2 Timotius 2:15.
- 32 Kita menggunakan orthos sekarang ini untuk mengacukan seseorang yang meluruskan gigi: seorang ortodontik.
- 33 33Bauer, 590.
- 34 Vine, Unger, and White, 33, 450.
- 35 Bauer, 492.
- 36 Kita tidak diberi rincian mengenai upacara penetapan itu, selain fakta bahwa hal itu melibatkan doa dan penumpangan tangan (lihat Kisah 6:3, 5; 1 Tim. 5:22).
- 37 Robertson, 598.
- 38 Istilah ketiga untuk peran kepemimpinan ini adalah "gembala" (lihat Kisah 20:17, 28; 1 Pet. 5:1, 2). Untuk lebih jauh tentang para penatua, lihat komentar tentang 1 Tim. 3:1-3.
- 39 Lihat Kisah 14:23; 20:17, 28; FIl. 1:1; 1 Tes. 5:12.
- 40 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 imothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 174.
- 41 Homer Iliad 2.649. Dalam teks lain, Homer menyebut jumlah kota-kota itu sembilan puluh. (Homer Odyssey 19.172-74).
- 42 Belakangan dalam suratnya, Paulus memberi Titus sebuah tugas baru dan bicara tentang pengganti dia di Kreta (lihat 3:12).
- 43 Perbedaan kecil itu adalah bahwa daftar di dalam Titus "lebih terorganisir," pertama-tama mencantumkan hal-hal yang negatif, lalu hal-hal yang positif.
- 44 Tidak ada kata "laki-laki" yang muncul dalam teks aslinya, namun kualifikasi "suami dari satu istri" yang disebutkan kemudian dalam ayat ini menjelaskan bahwa yang Paulus maksudkan adalah kaum laki-laki.
- 45 Vine, Unger, and White, 68.
- 46 Bauer, 76.
- 47 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 145.
- 48 "Anak-anak" adalah jamak dalam bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Pertanyaan tentang apakah seorang penatua harus memiliki anak lebih dari satu dibahas dalam kaitannya dengan 1 Timotius 3:4.
- 49 Vine, Unger, and White, 61.
- 50 Bauer, 821.
- 51 Vine, Unger, and White, 61; Bauer, 820. Bandingkan Alkitab KJV; NKJV. (Lihat 1 Tim. 1:12, 15; 3:1, 11; 4:9; 2 Tim. 2:2, 11, 13; Tit. 3:8.)
- 52 Kata ini dibentuk oleh swø÷zw (sōzō, "simpan, lestarikan") dinegasikan oleh a (a).
- 53 Bauer, 148.
- 54 Ibid., 91.
- 55 Mungkin istilah yang lebih kuat digunakan dalam Titus oleh karena budaya fasik orang Kreta.
- 56 Stott, 176.
- 57 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 256.
- 58 "Uskup" adalah bagaimana beberapa orang menerjemahkan kata itu dengan "penilik" (episkopos) (lihat KJV; NKJV). (Lihat 1 Tim. 3:1, 2.)
- 59 Hendriksen, 346.
- 60 Penerjemah dari NIV tidak menerjemahkan gar.
- 61 Vine, Unger, and White, 559.
- 62 Ibid., 26-27; Bauer, 721.
- 63 Bauer, 29. Terminologi ini ditemukan dalam kualifikasi untuk para diaken dalam 1 Timotius 3:8. Kata yang serupa (ajfila÷rguroß, aphilarguros) tercantum dalam kualifikasi untuk para penatua dalam 1 Timotius 3:3.
- 64 Hugh Percy Jones, ed., Dictionary of Foreign Phrases and Classical Quotations (Edinburgh: John Grant, 1908), 2.
- 65 Lihat 1 Tim. 3:2.
- 66 Ini adalah kombinasi dari file÷w (phileō, "kasih") dan ajgaqo÷ß (agathos, "baik").
- 67 Bauer, 1055.
- 68 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 128.
- 69 Bauer, 246.
- 70 Ibid., 728. "Manusia di setiap tempat" diperintahkan untuk mengangkat "tangan suci [ hosios ]" dalam 1 Timotius 2:8.
- 71 Ibid., 274.
- 72 Ibid., 87.
- 73 Hal ini terkait dengan istilah dalam 1:6 untuk anak-anak dari para penatua yang "percaya."
- 74 Bauer, 240-41.
- 75 Ibid., 764-65. Parakaleō diterjemahkan "tegor" dalam 1 Timotius 5:1.
- 76 Kata kerja yang terkait diterjemahkan "tegor" dalam 1 Timotius 5:20 dan "tolaklah" dalam Titus 2:15.
- 77 Bauer, 315.
- 78 Lihat Gal. 6:1; 2 Tim. 2:24-26; Yak. 5:19, 20.
- 79 Vine, Unger, and White, 618.
- 80 Bauer, 621. Kata yang terkait diterjemahkan "omongan yang sia-sia" dalam 1 Timotius 1:6.
- 81 Vine, Unger, and White, 151. Bentuk kata ini juga muncul dalam 1 Timotius 2:14 (e˙xapata¿w, exapatao, "menipu").
- 82 Philo menyatakan, "Benua itu tidak hanya dipenuhi oleh koloni-koloni Yahudi, tetapi begitu juga halnya dengan semua pulau paling terkenal; seperti Euboea, Siprus, dan Kreta "(Philo Embassy to Gaius 36 [282]). Kisah Para Rasul 2:11 menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi dari Kreta pergi ke Yerusalem untuk merayakan Pentakosta.
- 83 Mereka yang mengajarkan bahwa surat-surat kepada Timotius dan Titus ditulis pada abad kedua untuk memerangi Gnostikisme berjuang melawan unsur-unsur Yahudi yang kuat di antara guru-guru palsu di Kreta, karena pemimpin utama Gnostik dalam abad kedua itu sangat anti-Yahudi. (J. W. Roberts, Titus, Philemon and James, The Living Word [Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1963], 11.)
- 84 Hendriksen, 351; Bauer, 382.
- 85 Alkitab REB menulis "diberangus" dalam 1:11.
- 86 Juga, akan perlu untuk menarik diri dari persekutuan dengan siapa saja yang dengan keras kepala menolak kebenaran itu (lihat 03:10, 11).
- 87 "Mengacau" ( ajnatre÷pw, anatrepō) adalah "merubah" atau "menggulingkan" kesejahteraan seseorang (lihat 2 Tim. 2:18).
- 88 Bauer, 29. Alkitab KJV menulis "kotor."
- 89 Polybius Histories 6.46.3.
- 90 dalah Alkitabiah bagi seorang pengkhotbah untuk digaji (1 Kor. 9:6-11), tetapi ia harus jangan berkhotbah hanya untuk uang. (Lihat komentar tentang 1 Tim. 5:17, 18.)
- 91 DeWelt, 151.
- 92 Bila digunakan sebagai kata kerja, "mencukur bulu domba" adalah ungkapan yang berarti "curang." "Mencukur kawanan domba" mengacu kepada uang atau kekayaan hasil dari menipu anggota gereja.
- 93 Kutipan itu dikaitkan kepada Epimenides dari Kreta oleh beberapa penulis Kristen mula-mula, seperti Clement dari Alexandria ( Stromata 1,14). Meski karya Epimenides yang berjudul Cretica tidak ada lagi, namun bait-bait yang relevan itu disajikan dalam sebuah komentari Siria tentang Kisah para rasul dari abad kesembilan Masehi.
- 94 Barclay, 242.
- 95 Plutarch Aemilius Paulus 23.6; Lysander 20.2; Polybius Histories 8.19.5.
- 96 Callimachus Hymn to Zeus 8-9.
- 97 Bauer, 501.
- 98 Ibid., 456.
- 99 Vine, Unger, and White, 269, 316-17.
- 100 Bauer, 315. Ini adalah istilah yang sama yang diterjemahkan "tegor" dalam 1 Timotius 5:20.
- 101 Vine, Unger, and White, 568; Bauer, 124.
- 102 Menjadi ajaran yang "benar" adalah menjadi ajaran yang "sehat." "Iman itu" menunjuk kepada seluruh isi ajaran tentang Yesus, isi Perjanjian Baru. (Lihat 1 Tim. 3:9).
- 103 "Berpaling dari" adalah dari ajpostre÷fw (apostrephō); "berpaling … dari kebenaran" adalah melangkah dari keadaan selamat kepada keadaan sesat (lihat 2 Tim. 4:4).
- 104 Lihat Yoh. 14: 6; 17:17; 1 Tim. 2:4; 2 Tim. 2:15.
- 105 "Murni" adalah dari ajpostre÷fw (apostrephō); yang menunjukkan "bersih" dan "murni." Selain berarti "bebas dari kekotoran batin," kata itu berarti "tanpa campuran" (Bauer, 489). Katharos adalah sumber kata untuk "katarsis" ("pembersihan").
- 106 Lihat 1 Tim. 4:3-5.
- 107 Kata benda yang terkait, bentuk istilah untuk "orang percaya" yang dinegasikan, muncul dalam 1 Timotius 5:8.
- 108 Vine, Unger, and White, 155; Bauer, 650.
- 109 Bauer, 680; Vine, Unger, and White, 408.
- 110 "Hati nurani yang baik" disebutkan dalam 1 Timotius 1:5.
- 111 Paulus pernah bicara tentang "ikrar yang benar" dalam 1 Timotius 6:12.
- 112 Bauer, 172.
- 113 Daftar Paulus yang berisi orang-orang yang akan mencirikan "masa sulit" yang akan datang mencakup mereka yang "tidak taat" kepada orang tua (lihat 2 Tim. 3:2).
- 114 Vine, Unger, and White, 526-27; Bauer, 21. Adokimos diterjemahkan "menentang" dalam 2 Timotius 3: 8.
- 115 Barclay, 246.
- 116 Winston Bolt, khotbah tentang pemuridan yang dikhotbahkan di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma, 12 Oktober 2014. Bolt adalah seorang misionaris di Batam, Indonesia.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Titus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA TITUS
PENGANTAR
Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi
teman sekerja dan pembantu Paulus
SURAT PAULUS KEPADA TITUS
PENGANTAR
Titus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah masuk agama Kristen lalu menjadi teman sekerja dan pembantu Paulus dalam pekerjaannya. Surat ini ditujukan kepada Titus yang pada waktu itu berada di Kreta karena telah ditinggalkan di sana oleh Paulus untuk mengurus jemaat di sana. Ada tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini.
Pertama, Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang boleh menjadi pemimpin jemaat. Hal itu dikemukakan terutama karena kelakuan orang-orang di Kreta banyak yang jahat. Kedua, Titus dinasihati mengenai bagaimana seharusnya ia mengajar setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat itu, yaitu golongan laki-laki dan wanita yang sudah tua (yang seharusnya mengajar pula orang-orang yang lebih muda dari mereka), golongan orang-orang muda, dan golongan hamba-hamba. Akhirnya Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen. Yang paling penting ialah bahwa orang Kristen harus peramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau menimbulkan perpecahan.
Isi
- Pendahuluan
Tit 1:1-4 - Pemimpin-pemimpin jemaat
Tit 1:5-16 - Kewajiban pelbagai golongan orang di dalam jemaat
Tit 2:1-15 - Nasihat dan peringatan
Tit 3:1-11 - Penutup
Tit 3:12-15
Ajaran: Titus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti arti dan isi pengajaran Kitab Titus,
sehingga mereka melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pendah
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti arti dan isi pengajaran Kitab Titus, sehingga mereka melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65 Masehi.
Penerima : Titus (Tit 1:4). (Dan juga setiap orang Kristen). Di daerah Kreta ini, perkembangan Injil terancam oleh orang-orang yang tidak tertib hidupnya. Dengan omongan-omongan yang sia-sia mereka mau menyesatkan pikiran orang Kristen (Tit 1:10), yaitu dengan ajaran-ajaran tentang penyunatan, yang sebenarnya tidak ada artinya sedikitpun di dalam keselamatan.
Isi Kitab: Kitab Titus terbagi atas 3 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat pengajaran Rasul Paulus dalam memperbaiki kehidupan jemaat, yang terancam termakan oleh kehidupan yang tidak baik, omongan kosong, yang semuanya itu tidak sesuai dengan kehidupan sebagai orang Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Titus
Pasal 1 (Tit 1:1-16).
Pengajaran tentang persyaratan pekerja gereja
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyebut Titus sebagai anak rohaninya dan ia meminta Titus agar tetap setia melayani di pulau Kreta. Kemudian ia mengajarkan tentang syarat-syarat kehidupan seorang pekerja Gereja.
Pendalaman
- Bacalah pasal Tit 1:5-6,7. _Tanyakan_:\ - Sebutkanlah syarat-syarat seorang pekerja Gereja - Mengapakah persyaratan itu penting bagi seorang pekerja Gereja? (lihat ayat 7-10; Tit 1:7-10).
- Bacalah pasal Tit 1:16. _Tanyakan_:\ - Apakah yang membuktikan seorang tidak mengenal Allah?
Pasal 2-3 (Tit 2:1-3:15).
Pengajaran tentang kewajiban orang-orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang Kristen baik ia seorang tua, muda, kaya atau miskin hendaklah hidup dengan benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Tit 2:1-10. _Tanyakan_:\ - Bagaimanakah kehidupan laki-laki yang tua? (lihat ayat 2; Tit 2:2). - Bagaimanakah cara hidup seorang wanita tua? (lihat ayat 3-5; Tit 2:3-5). - Bagaimanakah cara hidup seorang muda? (lihat ayat 7-8; Tit 2:7-8). - Bagaimanakah cara hidup seorang pekerja/pegawai? (lihat ayat 9-10; Tit 2:9-10).
- Bacalah pasal Tit 2:11. _Tanyakan_:\ - Dengan apakah semua orang diselamatkan?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Titus jelas diketahui tentang kehidupan sebagai pekerja gereja, hamba Tuhan maupun kehidupan dari setiap orang Kristen.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Titus?
- Mengapakah setiap orang percaya harus hidup saling menghormati? (Pasa Tit 2:10).
Intisari: Titus (Pendahuluan Kitab) Panggilan untuk kehidupan Kristen yang praktisSIAPAKAH TITUS?Surat ini mungkin ditulis pada waktu dan tempat yang hampir sama dengan surat I Timotius.
Panggilan untuk kehidupan Kristen yang praktis
SIAPAKAH TITUS?
Surat ini mungkin ditulis pada waktu dan tempat yang hampir sama dengan surat I Timotius. Seperti Timotius, Titus adalah salah satu anak rohani Paulus (Tit 1:4). Tidak dapat diragukan bahwa Titus bertobat pada awal pelayanan Paulus. Ia diajak Paulus dan Barnabas ke Yerusalem, kota yang dikunjungi Paulus tujuh belas tahun setelah pertobatannya. (Gal 2:1). Paulus memberi Titus tugas yang sulit, yaitu mencoba menyelesaikan masalah yang timbul dalam gereja di Korintus, dan dalam suratnya yang kedua kepada gereja itu kita mengetahui bagaimana ia diterima dengan baik di sana (2Kor 7:6, 7). Jelaslah bahwa Paulus menaruh kepercayaan penuh pada kemampuan Titus, sebab kemudian ia ditinggalkan di Kreta untuk memegang peranan penting dalam kepemimpinan gereja di sana (Tit 1:5). Orang-orang Kreta pada umumnya terkenal sebagai orang- orang yang suka bergolak dan sukar dikendalikan. Tidak seperti Timotius, Titus bukan orang Yahudi asli dan ia tidak disunat (Gal 2:3). Ia digambarkan sebagai 'tokoh yang sangat mengundang tanda tanya dalam sejarah kekristenan mula-mula'. Ia juga dijuluki sebagai 'sepotong kain merah lusuh bagi orang-orang Yahudi, tetapi merupakan bendera kebebasan bagi orang bukan Yahudi'. Dalam istilah modern kita dapat menggambarkan Titus sebagai seorang pendobrak' - orang yang mampu menghadapi keadaan yang rawan. Ia sudah pasti merupakan sumber yang membesarkan hati Rasul Paulus.
NASIHAT PRAKTIS.
Ketika Paulus mendengar bahwa Apolos segera akan berangkat ke Kreta, ia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirimkan sepucuk surat pada Titus. Surat ini penuh dengan nasihat praktis dan peringatan terhadap ajaran sesat. Orang menangkap kesan bahwa karakter Titus lebih kuat daripada Timotius, karena itu Paulus tidak terlalu kuatir tentang dia dan bagaimana orang lain memperlakukannya. Surat ini berisi dua pernyataan yang sangat lengkap tentang Injil dalam Perjanjian Baru - Tit 2:11-14 dan Tit 3:4-7. Seringkali ada perdebatan yang mengatakan bahwa pada saat-saat akhir hidupnya, Rasul Paulus kurang mempedulikan kedatangan Kristus, tetapi kita melihat dari surat ini bahwa itu tidak benar (Tit 2:13).
Pesan dan Penerapan
1. Pentingnya kepemimpinan rohanI (Tit 1:5-16 )
Titus ditugaskan untuk mengangkat penatua-penatua di Kreta. Untuk itu ia diberikan petunjuk-petunjuk secara terperinci mengenai syarat-syarat yang harus mereka miliki. Selain itu, Titus tidak diberi gambaran mengenai masalah-masalah yang mungkin dihadapinya di antara orang Kreta. Kepemimpinan rohani sejati merupakan hal penting dan utama dalam kehidupan gereja dan kriteria yang. ditentukan oleh Paulus masih berlaku sampai sekarang.
2. Kehidupan Kristen dalam kenyataan (Tit 2:1-10 )
Mungkin saja apa yang disampaikan dalam bentuk kata-kata atau tulisan secara umum, pesannya tidak diterapkan pada setiap orang. Paulus membagi-bagi kelompok umur dengan masalah mereka masing-masing dan memberikan kepada setiap kelompok nasihat praktis hakiki yang harus diterapkan dalam tingkah laku mereka.
3. Berita Injil secara singkat (Tit 2:11-14 )
Dalam satu kalimat yang panjang Paulus menyampaikan berbagai aspek pesan Kristen. Allah telah mengambil inisiatif. Kita perlu memperhatikan bahwa hanya anugerah Allah yang dapat membawa keselamatan dan semua ini diwujudkan dalam seorang pribadi, yaitu Yesus Kristus Tuhan. Lebih dari itu, pesan ini ditujukan kepada semua orang di mana pun mereka berada. Diselamatkan, bukanlah semata-mata pengalaman mistis, keselamatan mempunyai arti praktis yang penting. Secara negatif berarti berbalik dari cara hidup yang lama; secara positif berarti menghayati hidup yang benar. Kristen mempunyai pengharapan yang mulia, yaitu datangnya kembali Tuhan dan Juruselamat mereka dalam tubuh kemuliaan. Pengharapan ini menjadi pendorong untuk hidup dalam kekudusan. Pula, ini berdampak kuat mempengaruhi sifat dan kelakuan Kristen.
4. Terdapat segala macam...! (Tit 3:8-15 )
Gereja Kristen mempunyai masalah baik dalam jemaatnya maupun pada para pekerja kuncinya. Di Kreta terdapat banyak orang yang suka berdebat dan bertengkar, dan ada pula yang pengajarannya sangat sesat. Di pihak lain, terdapat orang-orang yang setia, berani dan tegas seperti Artemas, Tikhikus, Zenas dan Apolos. Mereka bukan hanya orang yang sangat dikenal dalam gereja mula-mula, tetapi mereka adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Orang-orang seperti itulah yang sangat diperlukan dalam gereja untuk memegang posisi penting dan bukan semata-mata pribadi-pribadi yang berkuasa, yang mungkin berhasrat menjadi primadona.
Tema-tema Kunci
1. Pentingnya kehidupan keluarga.
Perlu diperhatikan bahwa dalam daftar syarat-syarat bagi para penatua terdapat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan kehidupan keluarga. Seorang penatua haruslah 'seorang suami dari satu istri'. Anak-anaknya harus memberikan dukungan penuh pada jabatan gerejawinya. Ia harus seorang yang 'senang memberi tumpangan'. Kesaksian dari keluarga Kristen pada dunia purba sangat penting, dan para pemimpin Kristen harus memperlihatkan cara hidup itu pada mereka. Ini juga tetap penting untuk masa kini. Perhatikan syarat-syarat bagi istri-istri para penatua gereja (1 Tim. 3:11). Seberapa jauh gereja masa kini memberlakukan syarat-syarat ini dengan serius agar para pemimpin gereja yang dipilih adalah mereka yang memiliki keluarga yang bahagia.
2. Tingkah laku yang sepadan.
Fakta bahwa keyakinan dan sikap, pengakuan iman dan tingkah laku, tidak selalu berjalan selaras, adalah topik yang sering dimunculkan Alkitab. Ini merupakan dasar pertentangan Tuhan kita dengan orang Farisi (lihat Mat. Tit 23:1- 39 ). Yakobus membuat pernyataan yang serupa ketika ia menekankan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak. Tit 2:14-26 ). Dalam suratnya, Paulus sering menunjukkan pendapat yang sama. Dalam Titus 1: 16, Paulus berkata tentang mereka 'yang mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia'. Tuhan kita berkata: 'dari buahnyalah kamu akan mengenali mereka' (Mat. 7:20). Pengakuan iman dan kelakuan harus serasi, jika tidak demikian maka kita layak dicap, digolongkan orang munafik. Dengan cara bagaimana mereka yang mengaku mengenal Allah menyangkal Dia dalam hidup mereka? Coba kumpulkan fakta yang menunjukkan bahwa pengakuan iman Kristen dan tingkah laku Kristen seringkali tampak terpisah jauh satu dengan yang lain. Coba pelajari Matius 23, temukan beberapa kegagalan total orang Farisi.
3. Pentingnya doktrin yang benar.
Dengan membaca Perjanjian Baru jelaslah bahwa dalam gereja mula-mula, mereka tahu apa yang dimaksud dengan 'iman'. Mereka dapat menyimpulkan apa yang bagi mereka merupakan unsur-unsur dasar dari pengakuan iman mereka. Paulus menjelaskannya dengan sangat baik dalam Titus Tit 2:11-14. Di sini kita berjumpa dengan suatu pernyataan terjelas mengenai anugerah Allah dalam Perjanjian Baru. Gereja yang sehat dibangun di atas dasar doktrin yang benar. Iman Kristen kita bukan hanya bersangkutan dengan karya-karya Allah pada masa tertentu dalam sejarah, tetapi juga dengan yang sedang Ia lakukan dalam kehidupan umat-Nya dan yang akan Ia lakukan di masa yang akan datang. Harapan orang percaya ialah kedatangan Kristus kembali secara pribadi dan ia hidup di bawah terang pengharapan kedatangan-Nya itu. Maksud dari kasih karunia Allah di dalam Kristus ialah 'untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik' (Tit 2:14). Seberapa jauh Kristen dewasa ini melihat diri mereka di bawah terang firman ini? Apa makna menjadi 'umat kepunyaan Allah' bagi kita? (Lihat 1Pet 2:9; 1Kor 6:19).
Garis Besar Intisari: Titus (Pendahuluan Kitab) [1] TITUS DALAM TUGAS Tit 1:1-16
Tit 1:1-4Pengantar
Tit 1:5-9Kepemimpinan rohani dalam gereja
Tit 1:10-16Masalah-masalah dalam gereja
[2] K
[1] TITUS DALAM TUGAS Tit 1:1-16
Tit 1:1-4 | Pengantar |
Tit 1:5-9 | Kepemimpinan rohani dalam gereja |
Tit 1:10-16 | Masalah-masalah dalam gereja |
[2] KEKRISTENAN PRAKTIS Tit 2:1-15
Tit 2:2 | Laki-laki yang lebih tua |
Tit 2:3 | Wanita-wanita yang lebih tua |
Tit 2:4, 5 | Wanita wanita muda |
Tit 2:6-8 | Laki-laki muda |
Tit 2:9-10 | Hamba-hamba |
Tit 2:11-14 | Kebenaran-kebenaran Injil |
Tit 2:15 | Panggilan untuk memberitakan kebenaran |
[3] KEWAJIBAN SOSIAL Tit 3:1-15
Tit 3:1 | Ketaatan kepada penguasa |
Tit 3:2-7 | Keramahtamahan terhadap semua orang |
Tit 3:8-11 | Perbuatan baik daripada perdebatan tidak berguna |
Tit 3:12-15 | Permohonan akhir |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi