Teks -- 1 Timotius 3:6 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tim 3:1-7
Full Life: 1Tim 3:1-7 - ORANG YANG MENGHENDAKI JABATAN PENILIK JEMAAT.
Nas : 1Tim 3:1-7
Untuk pembahasan tentang syarat-syarat menjadi penilik jemaat atau
gembala
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAA...
Nas : 1Tim 3:1-7
Untuk pembahasan tentang syarat-syarat menjadi penilik jemaat atau gembala
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).
Jerusalem -> 1Tim 3:2-7
Jerusalem: 1Tim 3:2-7 - -- Sifat-sifat yang didaftar di sini dan dalam 1Ti 3:8-12 bukanlah sifat-sifat yang luar biasa. Daftar ini terpengaruh oleh daftar-daftar tradisionil yan...
Sifat-sifat yang didaftar di sini dan dalam 1Ti 3:8-12 bukanlah sifat-sifat yang luar biasa. Daftar ini terpengaruh oleh daftar-daftar tradisionil yang menyebutkan apa yang perlu dituntut dari para pejabat Gereja.
Ende -> 1Tim 3:6
Ende: 1Tim 3:6 - Hukuman setan Ada jang menafsirkan: hukuman sama rupa dengan jang
didjatuhkan kepada setan. Tafsir lebih umum, dengan ingat akan kesedjadjaran
dengan "djeratan" dal...
Ada jang menafsirkan: hukuman sama rupa dengan jang didjatuhkan kepada setan. Tafsir lebih umum, dengan ingat akan kesedjadjaran dengan "djeratan" dalam ajat berikut, ialah: hukuman jang memang didjatuhkan Allah, tetapi pokoknja dan alasannja penggodaan dari setan.
Ref. Silang FULL -> 1Tim 3:6
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 3:1-7
Matthew Henry: 1Tim 3:1-7 - Kewajiban Para Penilik Jemaat dan Diaken
Dalam pasal ini, Rasul Paulus membahas mengenai para pejabat gereja. Ia menguraikan,
I. Persyaratan yang wajib dipenuhi seseorang yang aka...
- Dalam pasal ini, Rasul Paulus membahas mengenai para pejabat gereja. Ia menguraikan,
- I. Persyaratan yang wajib dipenuhi seseorang yang akan menjabat sebagai penilik jemaat (ay. 1-7).
- II. Persyaratan yang harus dimiliki oleh diaken (ay. 8-10), dan istri mereka (ay. 11). Kemudian sekali lagi persyaratan diaken (ay. 12-13).
- III. Alasan mengapa ia menulis kepada Timotius, dan sesudah itu ia berbicara tentang jemaat serta dasar kebenaran yang diakui di dalam jemaat (ay. 14, dst.)
Kewajiban Para Penilik Jemaat dan Diaken (3:1-7)
- Kedua surat Paulus kepada Timotius, dan surat kepada Titus, berisi tentang kepemimpinan di dalam jemaat atau petunjuk bagi para pelayan Tuhan, yang berdasarkan firman. Menurut perkiraan kita, Timotius adalah seorang penginjil yang ditempatkan di Efesus, untuk mengasuh orang-orang yang telah ditetapkan oleh Roh Kudus sebagai penilik jemaat di Efesus, yaitu para penatua. Ini seperti yang tampak di dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana pemeliharaan jemaat dipercayakan kepada para penatua, dan di situ mereka disebut penilik. Agaknya mereka begitu enggan berpisah dengan Paulus, terlebih lagi karena Paulus telah memberitahukan bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi (Kis. 20:38). Karena gereja mereka baru saja terbentuk, mereka tidak berani memegang tanggung jawab atas jemaat itu. Maka, Paulus meninggalkan Timotius bersama mereka supaya mengurus para penatua itu. Jadi demikianlah kita temukan di sini ciri-ciri dan watak seorang pelayan Injil, yang sebagai penilik jemaat bertugas memimpin sekumpulan jemaat Kristen. Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah (ay. 1). Perhatikanlah,
- I. Pelayanan ini adalah sebuah pekerjaan. Sekalipun pada zaman kita ini jabatan sebagai penilik jemaat dianggap sebagai suatu kedudukan yang terhormat, namun pada masa itu, jabatan sebagai penilik jemaat dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang indah.
- 1. Jabatan seorang penilik jemaat menurut firman adalah jabatan yang ditetapkan oleh Allah, bukan diciptakan oleh manusia. Pelayanan ini bukan ciptaan negara, dan sungguh disayangkan apabila pelayan jemaat pernah terpaksa menjadi alat negara. Jabatan pelayanan itu sudah ada di dalam gereja sebelum para penguasa mengakui Kekristenan, karena jabatan ini merupakan salah satu karunia terbesar yang pernah dianugerahkan Kristus kepada gereja (Ef. 4:8-11).
- 2. Jabatan seorang penilik Kristen adalah sebuah pekerjaan, yang membutuhkan kerajinan dan perhatian sungguh-sungguh. Rasul Paulus menjelaskan jabatan pelayanan ini dengan gambaran dan ciri-ciri sebuah pekerjaan. Bukan sebagai suatu kedudukan yang terhormat dan sangat menguntungkan, karena para pelayan harus selalu lebih memperhatikan pekerjaan mereka daripada kehormatan dan keuntungan atas jabatan mereka.
- 3. Jabatan sebagai penilik jemaat adalah sebuah pekerjaan yang indah, pekerjaan yang sangat penting, karena ditujukan untuk mendatangkan kebaikan yang terbesar. Pelayanan ini dikenal tidak mengurus hal-hal yang lebih rendah daripada kehidupan dan kebahagiaan jiwa yang kekal. Ini adalah sebuah pekerjaan yang baik, karena dirancang untuk menggambarkan kesempurnaan ilahi, yang membawa banyak anak-anak manusia menuju kemuliaan. Pelayanan ini ditetapkan untuk membuka mata umat manusia, untuk membawa mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, dst. (Kis. 26:18).
- 4. Orang-orang yang akan ditetapkan untuk menerima jabatan itu haruslah memiliki suatu kerinduan yang mendalam akan kedudukan tersebut. Apabila seseorang menginginkannya, maka ia harus menginginkannya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pertimbangan bahwa ia akan mendatangkan kemuliaan yang besar bagi Allah, dan mendatangkan kebaikan yang terbesar bagi jiwa-jiwa manusia melalui jabatan tersebut. Inilah pertanyaan yang diajukan kepada orang-orang yang menawarkan diri mereka untuk melayani di dalam gereja di Inggris: “Apakah menurutmu, engkau digerakkan oleh Roh Kudus untuk memegang jabatan ini?”
- II. Agar dapat menduduki jabatan ini serta melakukan pekerjaan sebagai penilik jemaat, seorang pekerja harus memenuhi syarat.
- 1. Seorang pelayan Tuhan harus tidak bercacat. Ia tidak boleh terlibat di dalam perbuatan tercela apa pun. Ia tidak boleh membuka kesempatan sekecil apa pun untuk dapat dipersalahkan, karena ini dapat mencoreng pelayanannya dan akan menimbulkan kecaman terhadap jabatannya.
- 2. Seorang pelayan haruslah seorang suami dari satu istri. Ia harus belum pernah menceraikan istrinya, lalu menikahi orang lain. Ia juga tidak boleh memiliki banyak istri sekaligus, karena pada masa itu, sudah lazim baik di kalangan Yahudi maupun bukan Yahudi, terutama di kalangan bukan Yahudi, untuk memiliki banyak istri.
- 3. Seorang pelayan harus dapat menahan diri dan waspada terhadap Iblis, musuh yang licik itu. Ia harus mengawasi dirinya sendiri, dan juga jiwa-jiwa yang dipercayakan ke dalam penggembalaannya. Karena ia menjadi penilik atas jiwa-jiwa itu, maka ia harus memanfaatkan segala kesempatan untuk melakukan apa yang baik bagi mereka. Seorang pelayan haruslah dapat menahan diri, karena musuh kita, yaitu iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum, mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr. 5:8).
- 4. Pelayan jemaat haruslah bijaksana, berkepala dingin, tenang dalam segala tindakannya, dan dalam memanfaatkan segala kenikmatan dunia. Sikap bijak, atau kesadaran diri, serta kewaspadaan sering kali disebutkan bersama-sama di dalam firman, karena keduanya saling berkaitan. Sadarlah dan berjaga-jagalah.
- 5. Seorang pelayan harus sopan, menguasai diri dan berpendirian teguh. Ia tidak boleh kosong, picik, serta dangkal.
- 6. Ia harus suka memberi tumpangan, tangan terbuka terhadap orang asing, dan siap menjamu mereka sesuai kemampuannya. Ia adalah seorang yang tidak mencondongkan hatinya kepada kekayaan dunia, dan mengasihi saudara-saudaranya dengan tulus.
- 7. Cakap mengajar orang. Jadi, yang dijelaskan oleh Paulus ini adalah seorang penilik jemaat yang dapat berkhotbah. Ia adalah seorang yang mampu sekaligus mau menyampaikan kepada orang lain pengetahuan yang telah diberikan Allah kepadanya. Ia adalah seorang yang pantas mengajar, dan siap meraih kesempatan apa saja untuk dapat memberikan petunjuk. Ia sendiri adalah orang yang sungguh-sungguh telah menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga, dan cakap dalam menyampaikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.
- 8. Tidak suka bermabuk-mabukan, bukan peminum. Pada masa dulu, para imam tidak boleh minum anggur ketika hendak masuk untuk melayani di dalam Kemah (Im. 10:8-9), supaya jangan sampai mereka mabuk lalu melanggar hukum.
- 9. Bukan pemarah. Penilik jemaat adalah seorang yang tidak suka bertengkar, tidak cenderung melakukan kekerasan terhadap siapa pun, melainkan melakukan segala sesuatu dengan lemah lembut, penuh kasih dan ramah. Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang, dst. (2Tim. 2:24).
- 10. Seorang yang tidak serakah dengan nafsu yang kotor, yang mengerjakan pelayanannya bukan untuk tujuan atau kepentingan duniawi. Ia tidak memakai cara-cara yang keji, hina, dan kotor untuk mendapatkan uang. Ia seorang yang mati terhadap kekayaan dunia ini, hidup mengatasinya, dan terangterangan menunjukkan hal itu dalam perilaku hidupnya.
- 11. Seorang penilik jemaat haruslah seorang peramah, pendamai, dan memiliki kepribadian yang lembut. Seperti itulah Kristus, Gembala dan Penilik yang Agung dari jiwa-jiwa. Seorang penilik jemaat tidak mudah marah dan suka bertengkar. Sebagaimana ia tidak suka memukul dengan tangannya, ia juga tidak suka membuat keributan dengan lidahnya. Sebab bagaimana orang dapat mengajar orang lain untuk menguasai lidah mereka, apabila mereka tidak cukup sadar untuk menguasai lidah mereka sendiri?
- 12. Bukan hamba uang. Siapa pun yang menjadi hamba uang itu tidak baik, tetapi yang paling buruk adalah jika ini terjadi pada diri seorang pelayan Tuhan, karena panggilannya mengharuskan dirinya untuk sering berhubungan dengan dunia lain, yaitu sorga.
- 13. Penilik jemaat haruslah seorang yang mengurus keluarganya baik-baik. Harus seorang kepala keluarga yang baik, agar ia dapat menjadi teladan yang baik bagi kepala-kepala keluarga yang lain supaya melakukan hal yang sama. Di samping itu, dengan demikian ia akan dapat membuktikan diri mampu mengurus jemaat Allah. Sebab, jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? Perhatikan, keluarga para pelayan Tuhan harus menjadi teladan yang baik bagi semua keluarga yang lain. Para pelayan Tuhan harus disegani oleh anak-anaknya. Karena itu, sudah menjadi kewajiban anak-anak para pelayan Tuhan untuk tunduk terhadap pengajaran yang diberikan kepada mereka. Dan dihormati. Cara terbaik untuk membuat orang yang lebih muda menjadi segan adalah dengan menunjukkan bahwa diri kita pantas dihormati. Bukan membuat anak-anaknya menjadi segan dengan segala kebengisan, melainkan dengan segala kehormatan.
- 14. Seorang penilik jemaat janganlah seorang yang baru bertobat, atau seorang yang baru masuk agama Kristen. Ia bukan seorang yang baru belajar sedikit saja tentang agama Kristen, yang tidak tahu banyak tentang agama selain apa yang ada di permukaan. Sebab orang yang seperti itu cenderung mudah menjadi sombong. Semakin tidak tahu seseorang, semakin sombong pula dirinya. Agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Iblis jatuh gara-gara kesombongan, dan ini memberi alasan yang baik agar kita berhati-hati terhadap kesombongan, karena kesombongan adalah dosa yang mengubah malaikat menjadi setan.
- 15. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di antara sesamanya, dan tidak menuai kecaman atas perilakunya yang terdahulu. Karena iblis akan memanfaatkan hal tersebut untuk menjebak orang lain, dan membuat mereka berbalik dari ajaran Kristus yang diberitakan oleh orang-orang yang nama baiknya sudah tercoreng.
- III. Berdasarkan seluruh penjelasan ini, setelah membahas secara singkat berbagai persyaratan seorang penilik Injil, kita dapat menyimpulkan bahwa,
- 1. Betapa besar alasan yang kita miliki untuk berseru seperti Paulus, tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? (2Kor. 2:16). Hic labor, hoc opus – Sungguh ini adalah pekerjaan yang berat. Betapa besar kesalehan, betapa besar kearifan, betapa besar semangat, betapa besar keberanian, betapa besar kesetiaan, dan betapa besar kewaspadaan atas diri kita sendiri, atas nafsu, gairah, dan keinginan kita, dan atas orang-orang di dalam tanggung jawab kita. Sungguh, betapa besar kewaspadaan kudus yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini!
- 2. Tidakkah para pelayan yang paling memenuhi syarat, dan paling setia serta lurus hati memiliki alasan yang benar untuk mengeluh mengenai diri mereka sendiri, karena begitu banyak kecakapan yang diperlukan, dan begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan? Ya ampun! Betapa masih kurangnya usaha yang telah dilakukan orang-orang terbaik, jika dibandingkan dengan apa yang seharusnya mereka capai dan apa yang seharusnya mereka kerjakan!
- 3. Namun biarlah mereka memuliakan Allah dan bersyukur, karena Allah telah memampukan mereka, dan menganggap mereka setia, sehingga menempatkan mereka di dalam pelayanan itu. Jika Allah berkenan untuk menjadikan siapa saja, dalam batas tertentu, supaya mampu dan setia, maka biarlah Dia mendapatkan pujian dan kemuliaan dari hal itu.
- 4. Sebagai dorongan bagi semua pelayan yang setia, kita memiliki janji Kristus yang penuh anugerah, dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20). Apabila Ia menyertai kita, maka Ia akan memperlengkapi kita untuk melakukan pekerjaan kita itu menurut ukuran-Nya. Dia juga akan membawa kita menempuh kesukaran yang ada dengan memberikan penghiburan, dengan murah hati memaklumi ketidaksempurnaan kita, dan memberikan upah atas kesetiaan kita dengan mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu (1Ptr. 5:4).
SH: 1Tim 3:1-7 - Syarat bagi penilik jemaat (Selasa, 11 Juni 2002) Syarat bagi penilik jemaat
Penilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi...
Syarat bagi penilik jemaat
Penilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat 1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang yang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok.
Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral; "tidak bercacat" (ayat 2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat 2a). Juga bukan peminum, pemarah, apalagi "hamba uang" (ayat 3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat 7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat 2), peramah dan pendamai (ayat 3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimpin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis" (ayat 6).
Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketat, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang baik akan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik.
SH: 1Tim 3:1-13 - Seleksi pemimpin jemaat (Kamis, 30 November 2006) Seleksi pemimpin jemaat
Guna mengatasi ajaran palsu yang mengancam kehidupan iman jemaat,
Timotius diperintahkan untuk mengangkat pemimpin-pemim...
Seleksi pemimpin jemaat
Guna mengatasi ajaran palsu yang mengancam kehidupan iman jemaat, Timotius diperintahkan untuk mengangkat pemimpin-pemimpin jemaat sebagai pengajar dan pemberi teladan iman bagi jemaat. Para pemimpin ini, yang terdiri atas penilik jemaat dan diaken (= pelayan meja), haruslah "tak bercacat" (2, 10), yaitu, perilaku atau reputasi mereka di mata masyarakat adalah tak bercela.
Perilaku demikian dijabarkan Paulus dalam lima kriteria utama. Dalam karakter pribadi, pemimpin jemaat harus dewasa serta menguasai diri (2, 3, 8); dalam hubungan dengan keluarga, ia setia terhadap istri dan dapat mendisiplinkan anak-anaknya (2, 4, 5, 12); dalam relasi dengan orang lain, ia dapat dipercaya, peramah, dan suka memberi tumpangan (2, 3, 11); terhadap orang luar, reputasinya baik (7, 8); dan dalam hal iman, ia teguh memelihara kebenaran Injil (bdk. 1Tim. 3:16; Rm. 16:25-26; Kol. 1:26, 27), cakap mengajar, dan bukan orang yang baru bertobat (2Tim. 3:2, 6, 9). Dari perikop ini jelas pula, bahwa tugas diaken bukan hanya melayani kebutuhan praktis anggota jemaat. Para diaken juga membantu gembala jemaat dalam pelayanan firman dan pemberitaan Injil (9, 13; lih. Kis. 6:8-10; 8:5-7).
Kehidupan keluarga seorang pemimpin jemaat mendapat sorotan utama, karena hal ini terkait erat dengan tugasnya "mengurus jemaat (keluarga) Allah" (2Tim. 3:5, 15). Karena tugas ini tidak ringan, maka persyaratan yang Paulus ajukan cukup berat. Namun merupakan pelayanan yang mulia (1, 13), yang telah dirintis oleh Yesus sendiri. Ia menyebut diri-Nya "pelayan" (Luk. 22:27), dan Ia juga disebut "Gembala dan Penilik jiwamu" (1Pet. 2:25). Adakah kehormatan yang lebih besar bagi kita, jika kita dipanggil untuk mengikuti jejak langkah-Nya, dan kita dipercayakan pelayanan penggembalaan serta diakonia?
Renungkan: Kriteria para pemimpin jemaat juga berlaku bagi setiap orang Kristen sebagai pedoman menuju kepada kedewasaan rohani.
SH: 1Tim 3:1-16 - Pemimpin Rohani (Sabtu, 18 Juni 2016) Pemimpin Rohani
Pada zaman ini terjadi krisis di berbagai bidang, termasuk krisis kepemimpinan rohani. Banyak pemimpin gereja yang mahir membuat prog...
Pemimpin Rohani
Pada zaman ini terjadi krisis di berbagai bidang, termasuk krisis kepemimpinan rohani. Banyak pemimpin gereja yang mahir membuat program, organisatoris yang hebat, pengkhotbah hebat, tetapi hidup pribadi dan rumah tangganya, bahkan karakternya menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Paulus mengajarkan kepada Timotius agar tidak sembarangan dalam menentukan pemimpin-pemimpin rohani di tengah jemaat, baik itu penilik jemaat maupun diaken. Ada kualifikasi-kualifikasi yang perlu dipenuhi sebelum orang-orang tersebut ditetapkan sebagai pemimpin jemaat. Pertama, kualifikasi dalam kehidupan pribadi (2-3, 6, 8-10). Calon pemimpin itu perlu memiliki karakter dan kepribadian yang baik dan teruji, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kedua, kualifikasi dalam kehidupan keluarga (2, 4-5, 11-12). Hal ini sangat penting, sebab jika calon pemimpin itu tidak dapat memimpin keluarganya dengan baik, bagaimana mungkin ia mampu memimpin jemaat Tuhan. Ketiga, kualifikasi dalam kehidupan sosial (7), yaitu si calon pemimpin haruslah merupakan orang yang punya nama baik di luar jemaat.
Mengapa Paulus perlu menekankan kualifikasi-kualifikasi tersebut? Pertama, karena jabatan sebagai pemimpin jemaat adalah pekerjaan yang indah (1) yang berasal dari Allah. Sebab itu, si pemangku jabatan tersebut haruslah orang-orang yang punya keteladanan hidup yang baik, yang menghormati Allah sebagai pemberi jabatan itu dan menghormati sesamanya, yang dilayaninya. Kedua, agar kehidupan dan kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin rohani tersebut dapat menjadi kesaksian yang baik di tengah masyarakat yang belum mengenal Allah (7, 13).
Jabatan kepemimpin rohani bukan sekadar status di hadapan manusia, tetapi suatu keindahan di hadapan Allah. Kepemimpinan rohani bukan sekadar keahlian atau kehebatan secara manusiawi. Pilihlah orang yang memiliki hati yang takut akan TUHAN dalam segala hal dan dapat membimbing keluarganya di dalam kasih dan kekudusan Allah. [MFS]
Baca Gali Alkitab 7
Menjadi seorang pemimpin itu mudah. Tetapi bertanggung jawab atas orang yang dipimpinya bukan hal yang gampang. Sebab seorang pemimpin merupakan figur yang dapat diteladani oleh banyak orang. Untuk itu, dibutuhkan kriteria yang ketat dalam memilih seorang pemimpin.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa maksud dari ungkapan tersebut (1)?
2. Apa syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi penilik jemaat (2-4, 7-9)?
3. Apa kaitan mengurus umat dengan keluarga (5)?
4. Mengapa penilik jemaat tidak boleh orang yang baru bertobat (6)?
5. Mengapa penilik jemaat dan diaken harus diuji (10)?
6. Apa saran Paulus terhadap para isteri (11)?
7. Apa syarat seseorang terpilih sebagai calon diaken (12-13)?
8. Apa harapan Paulus terhadap Timotius (14-16)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa memilih penilik jemaat dan diaken harus melewati pelbagai tes kelayakan?
Apa respons Anda?
1. Tekad apa yang Anda buat saat terpilih menjadi seorang penilik jemaat atau diaken?
2. Sebagai seorang pemimpin umat, dosa apa yang hendak Anda bereskan di hadapan Allah agar pelayanan Anda menjadi berkat dan teladan bagi jemaat?
Pokok Doa:
Agar Tuhan memberikan kepekaan rohani kepada setiap orang percaya untuk menjadi teladan bagi sesamanya.
SH: 1Tim 3:1-7 - Milikilah Karakter Kristus (Senin, 15 November 2021) Milikilah Karakter Kristus
Menjadi seorang pelayan Tuhan, tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang main-main dan mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi, pe...
Milikilah Karakter Kristus
Menjadi seorang pelayan Tuhan, tentu bukanlah sebuah pekerjaan yang main-main dan mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi, pelayan Tuhan tidak bisa dipilih dengan sembarangan.
Paulus sangat menegaskan hal ini, mengingat pada waktu itu banyak pengajar sesat yang muncul. Paulus tidak ingin pemberitaan Injil yang menyelamatkan dilemahkan dengan sifat-sifat para penilik yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, agar Injil dapat diberitakan dengan baik, para penilik atau pemimpin jemaat harus dipilih secara selektif.
Ada beberapa syarat yang diberikan oleh Paulus kepada Timotius. Pertama, untuk hal-hal yang berhubungan dengan pribadinya. Dia harus tak bercacat, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar, peramah, pendamai, dan mempunyai nama baik. Dia bukan peminum, pemarah, hamba uang, atau orang yang baru bertobat (2-3, 6-7).
Hal-hal ini sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemimpin jemaat. Sebab, sebelum mengajar dan membimbing orang lain, dia harus terlebih dahulu menunjukkan tingkah laku dan kerohanian yang benar.
Kedua, dia harus memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, seperti hanya memiliki satu istri, menjadi kepala keluarga yang baik, serta disegani dan dihormati oleh anak-anaknya (2, 4-5). Bagi Paulus, hal ini tidak kalah penting, sebab dia harus bisa memimpin keluarga yang lebih kecil terlebih dahulu, barulah memimpin keluarga yang lebih besar, yaitu jemaat Allah.
Semua syarat ini tentu wajib diberlakukan hingga saat ini. Tujuannya adalah agar pemberitaan Injil tidak terhalang oleh karakter dari pemberita Injil itu sendiri. Namun, syarat-syarat itu juga perlu dimiliki oleh setiap orang percaya, bukan hanya para pemimpin gereja, mengingat bahwa pemberitaan Injil adalah tugas semua orang percaya. Karakter kita harus sesuai dengan Injil Kristus yang kita beritakan.
Oleh sebab itu, marilah kita semua berusaha memiliki karakter Kristus. Kita perlu menjaga nama baik dan menjadi teladan bagi orang lain. Ini harus dilakukan dengan kesungguhan, bukan dengan paksaan atau kemunafikan. Dengan demikian, kita tidak dihujat orang dan nama Tuhan dimuliakan. [SDL]
Utley -> 1Tim 3:1-7
Utley: 1Tim 3:1-7 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 3:1-71 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." 2 Karen...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 3:1-7
1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." 2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, 3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, 4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 5 Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? 6 Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. 7 Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
1Tim 3:1 "Benarlah perkataan ini" Ungkapan ini dapat bertindak baik sebagai pernyataan penutup maupun sebuah pernyataan pembuka (lih. 1Tim 1:15; 3:1; 4:9; 2Tim 2:11; Tit 3:8). Ini adalah pernyataan kedua dari lima pernyataan-pernyataan "dapat dipercaya" dalam Surat-surat Pastoral. Mereka berfungsi secara sintaksis seperti penggunaan Yesus akan suatu kata pengantar "amin" atau "amin, amin" (yang diterjemahkan "sebenar-benarnya," atau "sesungguh-sungguhnya"), menarik perhatian khusus pada pernyataan tersebut.
□ "Orang yang" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang si penulis atau untuk maksud penulisannya.
□ "menghendaki... menginginkan" Ini adalah dua istilah Yunani yang kuat: (1) "mencapai" (lih. 1Tim 6:10; Ibr 11:16) dan (2) "menetapkan hati pada" (lih. Mat 13:17; Luk 15:16). Ini memberitahu bahwa penekanan modern kita akan perlunya panggilan jenis PL dari Tuhan untuk pelayanan mungkin terlalu membatasi. Keinginan untuk berada di kepemimpinan gereja sudah cukup. Hasrat hati orang percaya berasal dari Tuhan (lih.Mazm 37:4).
- NASB "jabatan penilik jemaat"
- NKJV "posisi seorang uskup"
- NRSV "jabatan seorang uskup"
- TEV "seorang pemimpin gereja"
- NJB "sesepuh pemimpin"
Ini adalah istilah episkopos, dan biasanya ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "uskup" atau "penilik". Ini sepertinya bersinonim dengan dua istilah PB lainnya untuk jabatan kepemimpinan di gereja lokal. Istilah "pendeta", "penilik", dan "penatua" semuanya merujuk ke jabatan yang sama (lih. 1Tim 5:17; Kis 20:17,28; Tit 1:5,7; 1Pet 5:1-2). Gereja PB hanya memiliki dua jabatan: pendeta dan diaken (lih. 1Tim 1:1).
Sepertinya "penatua" memiliki latar belakang Yahudi, sementara "penilik" berlatar belakang negara kota Yunani.
1Tim 3:2 "tidak bercacat" Ini adalah kualifikasi kunci dari keseluruhan konteks untuk kepemimpinan di dalam gereja lokal. Frasa tersebut menyiratkan bahwa tidak ada pegangan untuk bisa dikritik, baik di komunitas yang percaya (1Tim 3:2-6) dan di komunitas yang tidak percaya (1Tim 3:7). Tema yang sama tentang tanpa cela ini diulang dalam ayat 1Tim 3:7,10; 5:7; 6:14. Tidak ada pemimpin yang sempurna, namun ada orang-orang percaya yang saleh, terhormat, dan dapat diterima. Lihat catatan di Tit 1:6.
- NASB, NKJV, NJB "suami dari satu istri"
- NRSV "menikah hanya sekali"
- TEV "dia hanya memiliki satu istri"
Frasa ini telah menyebabkan banyak diskusi. Ini jelas merupakan suatu masalah bagi gereja di Efesus pada abad pertama (lih. 1Tim 3:1,12; 5:7; dan di Kreta, Tit 1:6). Inilah teori-teori penafsiran dasarnya.
- 1. mengacu pada poligami
- 2. itu mengacu pada pernikahan kembali setelah perceraian
- 3. itu mengacu pada pernikahan kedua setelah kematian istri pertama
- 4. Ini menunjuk pada seorang pria yang setia dan penuh perhatian kepada istrinya (cara lain untuk menegaskan hubungan keluarga yang baik, lih NEB)
Ini jelas merujuk pada hubungan keluarga, dan masalah apa pun di bidang hubungan keluarga mendiskualifikasi seseorang dari kepemimpinan di gereja lokal. Nomor 1 bukanlah menjadi masalah di Kekaisaran Romawi, namun merupakan masalah potensial dalam Yudaisme (meski jarang terjadi di abad pertama); # 2 adalah masalah besar dalam Kekaisaran Romawi, dan juga masalah dalam Yudaisme (Hillel vs. Shammai); # 3 menjadi perhatian utama dari gereja mula-mula, terutama Tertullian, dan masih menjadi isu di kalangan Baptis di Eropa. Namun demikian, 1Tim 5:14 adalah suatu bagian paralel dimana janda muda bisa menikah kembali tanpa cela (lih.Rom 7:2-3; 1Kor 7).
Ada satu pilihan lagi, bahwa persyaratan tersebut merujuk pada pernikahan versus kelajangan. Para guru palsu melarang pernikahan (lih. 1Tim 4:3). Ini mungkin merupakan sanggahan langsung dari kecenderungan mereka terhadap selibat dan asketisme. Ini bukan untuk menegaskan bahwa orang yang belum menikah tidak dapat menjadi pemimpin gereja, namun kesendirian itu tidak dapat menjadi persyaratan. Saya pikir ini adalah pilihan yang terbaik dan juga menjawab masalah interpretasi lainnya yang berkaitan dengan (1) "tidak kecanduan anggur banyak" dan (2) masalah perempuan dalam 1Tim 2:8-15. Ini harus ditafsirkan mengingat guru-guru palsu.
Jika masalahnya adalah keluarga yang kuat dan saleh, maka perceraian bukanlah satu-satunya isu kritisnya. Bahkan dalam PL perceraian kadang-kadang merupakan pilihan yang tepat: (1) YHWH menceraikan Israel yang tidak setia dan (2) imam diperintahkan untuk menceraikan istri-istri yang tidak setia (lihat "Perspektif Perjanjian Lama tentang Perceraian dan Perkawinan Kembali" dalam Jurnal Masyarakat Teologis Evanjelikal Vol. 40 # 4, Desember 1997). Semua manusia mengalami gangguan dalam kehidupan keluarga mereka di beberapa bidang. Perhatian utama saya dengan menanggap kualifikasi ini secara ketat bersifat harfiah adalah kurangnya konsistensi dalam mengambil semua yang lain dalam konteks ini secara harfiah juga. Jika perceraian mendiskualifikasi, maka demikian pula (a) jangan kecanduan anggur (lih. "Tidak ...kecanduan banyak anggur" dari 1Tim 3:8, yang tidaklah secara otomatis merupakan perintah untuk berpantang total) dan (b) " Jaga anak-anaknya terkendali "dari 1Tim 3:4, yang akan menghilangkan banyak pendeta modern dan diaken.
Sejujurnya, saya tidak mengenal banyak pemimpin Kristen yang secara konsisten memenuhi semua persyaratan ini sepanjang hidup mereka. Jadi sebelum kita menjadi terlalu kritis terhadap kekurangan kepemimpinan ingatlah bahwa kualifikasi ini adalah kehendak Tuhan untuk semua anak-anak-Nya. Saya tidak menganjurkan untuk menurunkan standar, tapi tidak menggunakannya secara legalistik, menghakimi. Gereja membutuhkan kepemimpinan yang saleh dan diterima secara sosial. Namun demikian yang harus kita pilih hanyalah sekedar orang berdosa yang diselamatkan! Gereja modern harus mencari pemimpin yang telah terbukti diktarkan diri mereka setia sepanjang waktu, bukan pemimpin yang sempurna.
Satu poin lagi, jika daftar ini dianggap terlalu harfiah, maka Yesus (karena Dia lajang) dan Paulus (karena dia mungkin bercerai) tidak lah mungkin menjadi pemimpin gereja. Membuat Anda berpikir, bukan?
□ "dapat menahan diri " Ini secara harfiah adalah "sadar/siuman." Karena penyalahgunaan alkohol disebutkan secara spesifik dalam 1Tim 3:3, ini mungkin merujuk pada penggunaan metaforis dari istilah ini yang berarti "masuk akal" (lih. 1Tim 3:11; Tit 2:2).
- NASB "bijaksana"
- NKJV "berpikiran sehat"
- NRSV "masuk akal"
- TEV "dapat menahan diri"
- NJB "berhati-hati"
Istilah sōphrōn ini berarti "seimbang" dalam filsuf-filsuf Yunani. Ini adalah sebuah istilah Yunani yang sangat terkenal yang menunjukkan penghindaran diri dari ekstrem (yaitu, dengan demikian menganjurkan "rata-rata emas"). Itu digunakan untuk seseoramg yang berpikiran sehat (lih. 1Tim 3:2; Tit 1:8; 2:2,5). Istilah terkaitnya juga ditemukan dalam 1Tim 2:9,15; 2Tim 1:7; Tit 2:4,6,9,12,15.
Akar dasarnya (BAGD, hal 802) ditemukan dalam beberapa bentuk dalam Surat-surat Pastoral.
- 1. KATA KERJA, sōphroneō - "masuk akal," Tit 2:6
- 2. KATA KERJA, sōphronizō - "mendorong" (yaitu, membawa ke indra seseorang), Tit 2:4
- 3. KATA BENDA, sōphronismos - "murid" (yaitu, dikontrol sendiri), 2Tim 1:7
- 4. KATA BENDA, sōphrosunē - "berhati-hati," 1Tim 2:9,15
- 5. KATA KETERANGAN, sōphronōs - "secara masuk akal" (yaitu, cukup), Tit 2:12
- 6. KATA SIFAT, sōphrōn - "masuk akal," "bijaksana," "penuh perhatian," 1Tim 3:2; Tit 1:8; 2:2,5
- NASB, NRSV "terhormat"
- NKJV "berperilaku yang baik"
- TEV "tertib"
- NJB "sopan"
Ini adalah suatu bentuk dari istilah Yunani kosmikos. Ini digunakan dalam Titus dalam dua pengertian yang berbeda: (1) secara negatif menghindari hawa nafsu duniawi (1Tim 2:12) dan (2) secara positif melakukan perintah yang benar (1Tim 2:10). Dalam 1 Timotius, konteksnya menyiratkan keteraturan atau kesopanan yang tepat. Apa yang pantas, dihormati, dan diharapkan oleh masyarakat setempat. Karenanya, itu adalah aspek dari 1Tim 3:7a, "harus memiliki reputasi baik dengan orang-orang di luar gereja."
□ "suka memberi tumpangan" Penginapan-penginapan di masa Paulus terkenal sebagai rumah-rumah pelacuran. Oleh karena itu, orang-orang Kristen, dan terutama pimpinan Kristen, harus membuka rumah mereka untuk para misionaris keliling dan untuk orang-orang di masyarakat yang membutuhkan (lih. 1Tim 5:10; Tit 1:8; Rom 12:13; Ibr 13:2; 1Pet 4:9; 2Yoh 1:5,1:3 Yohanes).
□ "cakap mengajar orang" Pemimpin harus bisa menjadi guru (lih. 2Tim 2:24). Menarik bahwa "mengajar" terdaftar sebagai karunia yang terpisah dalam 1Kor 12:28, namun terkait dengan karunia pendeta di Ef 4:11.
Rupanya ada memang guru-guru, tapi juga semua pendeta harus bisa berfungsi di bidang ini juga. Dalam suatu pengertian semua orang yang berkarunia di Ef 4 adalah para pemberita Injil, namun dalam pengertian yang berbeda dan dengan penekanan yang berbeda.
Beberapa ahli alkitabiah menafsirkan kualifikasi ini sebagai rujukan pada orang-orang yang terlatih dengan baik atau berpendidikan, atau mungkin mereka yang "dapat diajari"!
Akhirnya, kemampuan untuk mengajar ini mungkin terkait dengan guru-guru palsu yang mengira mereka adalah guru-guru Hukum Taurat (lih. 1Tim 1:7) namun menipu diri sendiri.
3: 3
- NASB "tidak kecanduan anggur"
- NKJV "tidak dikuasai anggur"
- NRSV "bukan peminum"
- TEV "dia tidak boleh merupakan seorang peminum"
- NJB "bukan seorang peminum berat"
Ini sepertinya merupakan snggungan dari Septuaginta kepada Ams 23:29-35. Harus ditekankan kembali bahwa Alkitab menentang kemabukan, namun tidak mengajarkan pantangan total (lih. 1Tim 3:8; 5:23; Tit 1:7; 2:3). Pantangan total berasal dari komitmen individu orang percaya kepada Tuhan Yesus yang didasarkan pada pembatasan kebebasan pribadi mereka karena budaya di mana mereka melayani (lih. Rom 14:1-15:13 dan 1Kor 8; 9; 10). Untuk artikel yang bagus lihat Kata-kata Kras Alkitab oleh Kaiser, Davids, Bruce, and Branch, hal. 673-674.
Lihat topik khusus SIKAP BIBLIK TERHADAP ALKOHOL DAN ALKOHOLISME
□ "pemarah/garang" Ini secara harfiah adalah "bukan penyerang" (bandingkan Tit 1:7). Ini mungkin terkait dengan penyalahgunaan alkohol karena hal itu mempengaruhi semua hubungan interpersonal (yaitu, keluarga, gereja rumah, guru-guru palsu).
□ "peramah" Ini merujuk pada kewaspadaan yang penuh kasih, yang siap untuk menyerah kepada orang lain (bandingkan Ef 5:21). Ini menggambarkan orang yang baik, lembut (lih. Tit 3:2; Yak 3:17; 1Pet 2:18).
□ "pendamai" Ini adalah istilah Yunani untuk perkelahian, pertempuran, konflik, tapi dengan ALPHA PRIVATIVE, yang menegatifkan maknanya. Oleh karena itu, ini berarti seseorang yang tidak melawan atau menimbulkan kontroversi (lihat Tit 3:2). Cukup mudahlah untuk melihat bagaimana guru-guru palsu itu adalah pengemas sastra untuk bab 3 (dan semua Surat Pastoral).
- NASB "terbebas dari cinta akan uang"
- NKJV "tidak tamak"
- NRSV "bukan hamba uang"
- TEV "dia tidak boleh mencintai uang"
- NJB "tidak serakah"
Ini adalah sebuah kata majemuk dari istilah "perak" dan istilah untuk "kasih persaudaraan" dengan ALPHA PRIVATIVE yang sama dengan "bukan pencinta uang" (lih. 1Tim 6:6-10; Tit 1:7; Ibr 13:5; 1Pet 5:2). Ini adalah arakteristik lain dari guru-guru palsu. Lihat TOPIK KHUSUS: \=
Lihat topik khusus KEMAKMURAN
\+ di 1Tim 6:8.
1Tim 3:4-5 "seorang kepala keluarga yang baik" Kepemimpinan bisa dilihat di rumah. Setiap jenis kesulitan antara suami dan istri atau anak-anak atau kakek-nenek atau mertua adalah dasar diskualifikasi dalam latar-belakang gereja mula-mula ini. "Tidak ada pegangan untuk bisa dikritik" adalah perhatian utamanya. Bagaimana seseorang mengatur rumahnya akan menunjukkan kecenderungan bagaimana seseorang memimpin gereja (lih. 1Tim 3:5, yang merupakan pertanyaan dalam kurung yang mengharapkan jawaban "tidak"). Waduh, ini akan mendiskualifikasi banyak pendeta modern jika dipahami secara harfiah dari kata per kata. Banyak karakteristik positif maupun negatif yang disebutkan dalam 1Tim 3:2-3 yang terungkap di lingkungan rumah. "Periksa dulu rumahnya" adalah nasihat yang baik untuk komite personalia!
1Tim 3:5 "jikalau" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan penulisannya.
□ "Jemaat Allah"
1Tim 3:6 "Janganlah ia seorang yang baru bertobat," Ini ditinggalkan di Titus. 1 Timotius ditulis ke Efesus, yang merupakan sebuah gereja yang mapan, sementara Titus ditulis ke Kreta, yang merupakan sebuah pekerjaan baru. Mereka semua adalah petobat baru. Istilah akar harfiah yang digunakan di sini berarti "tanaman muda." Namun demikian, faktor waktu pastinya tidak jelas.
□ "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." Kebanggaan adalah masalah utama bagi malaikat dan manusia (lih. 1Tim 6:4; 2Tim 3:4). KATA KERJAnya (AORIST PASSIVE PARTICIPLE) berarti "menjadi buta karena asap." Bentuk GENITIVE dari "setan" ini bisa merujuk pada
- 1. penghakiman yang disebabkan oleh iblis (lih. 1Tim 3:7)
- 2. Jenis penghakiman yang sama yang diterima iblis (lih NKJV, TEV, NJB)
Paulus menyebutkan musuh rohani umat manusia beberapa kali dalam 1 Timotius (tapi tidak dalam 2 Timotius atau Titus):
- 1. Iblis (diabolos, 1Tim 3:6,7)
- 2. Setan (Santanas, 1Tim 1:20; 5:20)
- 3. Penyesat (dalil, 1Tim 4:1)
Pandangan dunia alkitabiah bahwa umat manusia memiliki lawan rohani ini (bandingkan Ef 2:2; 6:10-19) dinyatakan dalam PL dan PB.
1Tim 3:7 "Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat," Kepemimpinan harus dipandang sebagai orang yang jujur dan tulus oleh komunitas orang yang tidak percaya yang oleh gereja dicoba dibawa kepada iman dalam Kristus (1Tim 5:14; 6:1; Tit 2:5,6,10; 1Kor 10:32; Kol 4:5; 1Tes 4:12).
Lihat topik khusus MENGHAKIMI (HARUSKAH ORANG KRISTEN SALING MENGHAKIMI SATU DENGAN YANG LAIN?)
□ "agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis." Paulus memperhatikan tentang peperangan rohani (lih. 1Tim 6:9-10; Ef 2:1-3; 4:14; 6:10-19). Kesalehan adalah suatu senjata, tapi keegoisan adalah sebuah pintu terbuka bagi kejahatan untuk dieksploitasi!
Galilah -> 1Tim 3:1-7
Galilah: 1Tim 3:1-7 - Persyaratan bagi Penatua Jemaat 1Timotius 3:1-7 Sub Tema: Persyaratan bagi Penatua Jemaat
Perkataan ini dapat dipercaya: Kalau seseorang bercita-cita menjadi penilik, dia mengingi...
1Timotius 3:1-7 Sub Tema: Persyaratan bagi Penatua Jemaat
Perkataan ini dapat dipercaya: Kalau seseorang bercita-cita menjadi penilik, dia menginginkan pekerjaan yang baik.Karena itu seorang penilik harus hidup tanpa cacat, yaitu:Suami dari satu istri,berkepala dingin, bijaksana, sopan, senang menjamu, pandai mengajar,tidak ketagihan anggur, bukan penggertak,melainkan lemah lembut, pendamai, tidak mencintai uang,yang memimpin keluarganya dengan baik,yang mengatur anak-anaknya dengan penuh kehormatan,(dan kalau seseorang tidak tahu bagaimana memimpin rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin dia memelihara jemaat Allah?)Bukan orang yang baru percaya, jangan-jangan dia menjadi sombong, sehingga jatuh ke dalam hukuman Iblis.Dan dia juga harus mempunyai kesaksian baik dengan orang luar, supaya dia tidak jatuh ke dalam kritikan yang menodaidan jerat Iblis
ay. 1 Perkataan ini dapat dipercaya: - Frasa pistos ho logos (perkataan ini dapat dipercaya) digunakan beberapa kali di Surat-Surat Pastoral, terakhir di 15. Ungkapan ini menandai suatu topik yang diakui benar oleh orang percaya secara umum. Di sini ada cukup banyak pembahasan apakah ungkapan ini terikat pada 2:15, atau 3:1. Walaupun versi Bahasa Yunani UBS mengikatnya kepada 2:15, kebanyakan versi Bahasa Inggris dan juga TB dan BIS mengikatnya pada 3:1. Cara ini paling masuk akal, karena perkataan seperti ini biasanya berkaitan dengan semacam pepatah/ungkapan dan 1 Tim 3:1 lebih cocok dalam penggunaannya daripada 2:15, yang bukan ungkapan.154 Kata sifat pistos berarti dapat/layak dipercaya, tetapi benar (TB) juga mengungkapkan maknanya.155
Kalau seseorang bercita-cita menjadi penilik – Kata tis (seseorang) bersifat maskulin, yaitu bicara mengenai seorang laki-laki. Kata orego berarti mengulurkan diri untuk menjangkau sesuatu, menggambarkan cita-cita/kerinduan orang. Tentu tidak berarti bahwa orang ini berambisi, karena orang tidak boleh menjadi pemimpin jemaat berdasarkan kerinduan duniawi (Yak 3:1, 13-16). Yang dimaksudkan adalah orang ini bukan upahan (Yoh 10:11-13), yaitu dia melayani dengan sangat rela (1 Pet 5:1-4). Sifatnya terus menerus secara pribadi,156 berarti dia sendiri terus bercita-cita memimpin jemaat. Kata episkope, (jabatan penilik – Lihat TB) dan di ayat berikut episkopos (seorang penilik) secara harfiah berarti memantau dari atas/mengawasi. Kata ini nantinya diterjemahkan bishop, atau uskup. Walaupun di abad-abad berikutnya, kata ini dimaknai lebih luas oleh gereja, di Perjanjian Baru kata ini hanya menggambarkan satu bagian dari pelayanan seorang penatua, di mana dia harus memberi pengawasan.
Menarik melihat di Kisah Para Rasul 20 bahwa ada tiga istilah yang menggambarkan seorang pemimpin jemaat. Salah satunya adalah episkopos (Kis 20:28), yang di 1 Tim 3:1 ini, tetapi juga ada presbyteros yang artinya penatua (Kis 20:17) dan kata kerja poimaino yang artinya menggembalakan (Kis 20:28). Dalam konteks itu kita melihat bahwa seorang penatua/penilik diberikan tugas supaya dia menggembalakan kawanan domba Allah. Istilah poimaino ini digunakan di Efesus pasal empat, dalam bentuk kata benda, di mana juga orang yang sama disebut sebagai pengajar.157 (Efe 4:11) Jadi salah kalau kita membedakan antara istilah-istilah tersebut, seolah-olah menggambarkan tiga macam pemimpin, karena ketiga istilah ini menggambarkan satu jabatan. Kata presbyteros (penatua), yang dipakai di persyaratan Titus (Tit 1:5), hampir selalu digunakan dalam bentuk jamak, jadi harus disimpulkan bahwa tidak ada filsafat kepemimpinan tunggal di Perjanjian Baru. Memang ada penatua yang lebih giat dalam mengajar, yang perlu diberi kehormatan (1 Tim 5:17-18), tetapi dia tidak mengatur semuanya. Petrus sendiri hanya menyebut diri sebagai “teman penatua” ketika dia mau menantang penatua lain (1 Pet 5:1).
Orang Kristen sering menggunakan kataPendeta, ataupun berkata bahwa seorang pendeta adalah pemimpin yang sah, sedangkan seorang penatua hanya orang awam saja. Hal ini sebenarnya tidak ada dasar di Firman Tuhan.Kata pendeta berasal dari bahasa Sangsekerta dan berarti ‘guru yang bijak’. Kata ini paling sering digunakan dalam kalangan Buddhis.158Kalau jemaat mencari istilah untuk pemimpin di Firman Tuhan, mereka hanya mendapat yang disebut di atas, yaitu Penatua, Penilik dan Gembala, dan dasar untuk pelayanan mereka adalah seberapa jauh mereka hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan mengajarkannya dengan jelas.
Dia menginginkan pekerjaan yang baik – Kata makrothymia menggambarkan keinginan/kerinduan yang kuat, jadi orang ini tidak hanya sekedar mau. Dia rindu pekerjaan ini. Kata ergon (pekerjaan) menjelaskan bahwa jabatan tadi adalah pekerjaan, bukanlah gengsi. Seorang gembala yang tidak menggembalakan, sebenarnya bukan gembala. Kata kalos boleh berarti baik, atau juga indah. William Mounce membuat penelitian yang cukup dalam mengenai penggunaan kata ini di Surat-Surat Pastoral dan ternyata setiap kali kalos muncul (24 kali dan 6 kali di 1 Tim 3 ini), maksudnya baik.159 Jadi di ay. 1 ini, maksud Paulus adalah, kalau seseorang ingin memelihara Tubuh Kristus di dunia ini dan menjaga kebenaran Allah, tugas itu sangat baik!
ay. 2 Karena itu seorang penilik harus hidup tanpa cacat, yaitu – Kata penghubung oun (karena itu) mengikat pentingnya sifat-sifat berikut dengan betapa pentingnya dan baiknya pekerjaan seorang pemimpin jemaat. Oleh karena pelayanan itu begitu penting, pelayan yang dipilih haruslah orang yang cocok. Kata dei berarti perlu/harus/tidak boleh tidak, jadi sifat-sifat di bawah tidak boleh diabaikan untuk alasan apapun. Walaupun “kita semua bersalah dalam banyak hal” (Yak 3:2), orang yang layak memimpin gereja harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan menjadi contoh. Kalau dia belum menjadi seperti itu, dia belum siap menjadi penilik/penatua/gembala. Setiap orang yang sudah percaya kepada Kristus menjadi manusia baru (17, Efe 4:17-32) dan tempat tinggal Roh Kudus (Gal 5:16-26), sehingga ada kekuatan di dalam dirinya untuk menanggalkan manusia lama dan menjadi makin lama, makin serupa dengan Kristus. Kita sangat salah kalau berkata ‘saya hanya manusia’. Hanya orang belum percaya mempunyai alasan itu. Orang ini harus dikenal sebagai orang percaya yang serius dalam mengikuti Kristus, patuh kepada FirmanNya dan cepat menyelesaikan kesalahan-kesalahannya. Kata dei ini bersifat terus menerus,160 berarti selalu begitu. Kata eimi berarti adalah dan sifatnya terus menerus,161 sehingga lebih jelas diterjemahkan hidup, daripada harus terus adalah. Jadi daftaran ini berkaitan dengan gaya hidup, bukan sekali-sekali baik, atau juga tidak mengatakan bahwa orang tidak pernah salah. Yang dicari adalah gaya hidup yang menjadi contoh bagi orang percaya. Kata anepilemptos secara literal, berarti tidak dapat ditahan 162, yaitu tidak ada tuduhan serius pada reputasi orang ini. Kemungkinan besar kata ini mencakup semua sifat berikutnya, itu sebabnya kata yaitu cocok di sini.
Sebenarnya, bagi seorang pemimpin, syarat-syarat di bawah cukup minim dan boleh dipenuhi oleh orang percaya yang takut akan Tuhan. Sifat-sifat lain yang sangat penting untuk orang yang bercita-cita menjadi pemimpin adalah buah Roh (Gal 5:22-23), dan hikmat dari atas (Yak 3:13-18) yang berkaitan dengan hati seorang pemimpin dan bukan hanya kelakuannya. Ada baiknya juga kalau semua nasehat yang diberikan kepada Timotius dan Titus, dipelajari dan dicerna.
Suami dari satu istri – Syarat ini boleh dimengerti sebatas larangan poligami saja bagi seorang pemimpin, tetapi maknanya juga berkaitan dengan kesetiaan kepada istrinya, yaitu sejak percaya, dia dikenal sebagai orang yang hanya mencintai istrinya saja. Perzinaan, menurut Firman Tuhan, adalah kelakuan yang sangat-sangat serius dan menodai kekudusan suatu hubungan. Lihat Kel 20:14, Ams 6:27-29, 7:1-27, Mat 5:27-28, 1 Kor 6:18, Ib 13:4. Seorang suami diperintahkan untuk mengasihi istrinya “sebagaimana Kristus mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya” (Efe 5:25), jadi wajar kalau seorang pemimpin jemaat diharapkan menjadi teladan dalam hal tersebut. Syarat ini tidak berarti seorang pemimpin harus mempunyai istri. Kalau begitu, Paulus dan mungkin Timotius juga tidak memenuhinya. Yang ditekankan adalah, orang harus setia kepada istrinya.
Berikut ada lima kata sifat orang. Ketiga sifat yang pertama cukup mirip, tetapi mengandung perbedaan kecil:
Berkepala dingin – Kata nefalios boleh berarti tidak mabuk, tetapi karena Paulus bicarakan hal itu di 1 Tim 3:3, lebih baik dimengerti di sini dalam arti tidak mudah terbawa oleh emosinya, tidak gegabah.Berkaitan dengan hati.
Bijaksana – Kata sofron menggambarkan pikiran yang sehat/terkendali, jadi orang ini bijaksana karena mempunyai pikiran yang jernih.163Berkaitan dengan pikiran.
Sopan – Kata kosmios dipakai di 1 Tim 2:9 mengenai baju (pantas). Kalau mengenai orang, artinya terhormat/tertib/sopan dalam hidupnya.164Berkaitan dengan kelakuan.
Senang menjamu – Kata ini adalah kata buatan, filoxenos, yang berarti mengasihi orang asing. Jadi orang ini bersifat ramah pada semua orang. Pada waktu itu sifat ini sangat penting, di mana ada pelayan-pelayan yang banyak berjalan dan perlu tumpangan (3 Yoh 5-8) dan ada dorongan supaya orang saling menjamu (Kis 2:46). Yakobus juga menegaskan bahwa persekutuan antara orang percaya tidak memandang muka (Yak 2:1-13).
Pandai mengajar – Kata didaktikos berarti pandai/mampu mengajar, yaitu bisa mengajar Firman Tuhan dengan baik.165 Istilah ini dipakai juga di 2 Tim 2:24 dan dijelaskan pada Titus seperti ini:
…dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. Tit 1:9 (TB)
ay. 3 Tidak ketagihan anggur – Kata paroinos secara harfiah berarti di samping anggur, menggambarkan orang yang kebiasaan duduk dengan anggurnya di tangan,166 yaitu ketagihan minuman beralkohol. Kata ini juga dipakai untuk bicara mengenai kelakuan tidak baik yang disebabkan oleh kemabukan.167 Pada zaman Alkitab, anggur sangat biasa diminum oleh masyarakat dan dianggap sebagai berkat dari Allah (Kej 27:28, Maz 4:8, Yoh 2:1-11) dan sehat diminum (23). Pada waktu itu anggur tidak selalu beralkohol banyak karena tidak mengalami proses fermentasi yang lama, jadi orang tidak menjadi mabuk dengan meminumnya, kecuali dia minum banyak.168 Tidaklah cocok dengan ajaran Firman Tuhan untuk berkata ‘kalau orang minum, dia berdosa’, karena Kristus sendiri minum anggur (Luk 22:18), bahkan menciptakannya (Yoh 2:1-11). Akan tetapi sangat jelas bahwa kemabukan dilarang keras (Efe 5:18), apalagi ketagihan minum banyak anggur (1 Tim 3:3, 8, Tit 1:7). Satu hal yang sangat penting dimengerti adalah kebebasan minum alkohol, walaupun tidak menjadi mabuk, bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, atau menodai kesaksian kita kalau orang menganggap itu dosa. Dalam konteks seperti itu, lebih baik orang jangan minum (Rom 14:21).
Bukan penggertak, melainkan lemah lembut – Kedua sifat ini sebenarnya menggambarkan satu sifat, dilihat dari segi negatif, lalu dari segi positifnya. Kata plektes berarti orang yang memukul, buat kekerasan atau menakut-nakuti orang lain. Mungkin orang ini tidak memukul secara fisik, tetapi dia memimpin dengan intimidasi, ancaman, atau memukul dengan kata-kata yang menyakitkan hati.169 Walaupun budaya mungkin mengijinkan orang yang otoriter menjadi pemimpin, bahkan mencari orang seperti itu, tetapi demikian tidak boleh ada di gereja. Sering kali orang yang cocok menjadi pemimpin sekuler, sangat tidak cocok memimpin Tubuh Kristus.
Kata penghubung alla (melainkan) memberi kontras tegas antara apa yang dilarang dan apa yang diharapkan. Yang diharapkan adalah kelemah-lembutan dan damai. Kata epieikes sulit diterjemahkan, karena mengandung arti lemah-lembut/baik hati/sabar/menunjukkan anugerah.170 Orang ini memimpin dalam penuh pengertian bahwa orang yang dia pimpin adalah anak-anak Allah (Kis 20:28, 1 Pet 5:3) yang tercinta dan bahwa hal yang paling penting adalah ketundukan mereka kepada Kristus, bukan kepada pemimpin yang fana (2 Kor 4:5). Lihat juga Yak 3:13-18, yang cocok diterapkan pada seorang pemimpin.
Pendamai – Kata amakhos berarti orang yang tidak suka perselisihan. Kata ini adalah kata buatan; a membawa arti bukan, dan makhos, orang yang suka berselisih dengan keras.171 Orang ini menghargai damai, sehingga tidak suka berselisih. Tidak berarti dia takut menegur (1 Tim 1:3, 4:6), atau ragu-ragu mengajar kebenaran (4:11, 6:2b), tetapi caranya adalah lemah-lembut dan sabar, sehingga situasi yang panas tidak tambah panas. Kita tidak bisa memaksa supaya orang berubah, karena hanya Roh Kudus yang mampu mengubahkan hati orang. Jadi yang paling penting, orang yang melawan dapat mendengar Firman Tuhan yang tidak ditambahkan dengan amarah dari pengajar. Lihat Mat 5:9, 2 Tim 2:24-26.
Tidak mencintai uang – Kata buatan ini, afilargyros (a=bukan, fil=cinta, argyron=perak), berarti bukan pengasih perak (uang). Dari segi negatif artinya orang ini tidak memberhalakan uang, dan segi positifnya ialah dia murah hati dengan uangnya. Cinta akan uang adalah cap pengajar sesat (1 Tim 6:5-10, 2 Tim 3:2), dan Timotius didorong untuk menjauhi sifat tersebut (1 Tim 6:11). Tulisan yang cukup menarik terdapat pada sebuah buku penting dari abad yang pertama, atau kedua, yang berjudul Didakhe, di mana di dalamnya tertulis “kalau dia minta uang, orang itu adalah nabi palsu.”172 Lihat sikap seorang hamba Tuhan terhadap uang di Filipi 4:10-13 dan jangan kita lupa Mat 6:33.
ay. 4 Yang memimpin keluarganya dengan baik – Kata prohistemi berarti berdiri di depan dan mengandung unsur kepemimpinan/bimbingan/teladan. Kata ini juga sering berkaitan dengan tanggung jawab untuk memelihara/mengasuh. Unsur ini digarisbawahi oleh ketegasan di ayat lima bahwa orang yang tidak bisa memimpin (prohistemi lagi) keluarganya tidak layak memelihara (epimeleomai) gereja. Jadi kepemimpinan ini, tidak otoriter, tetapi memelihara dan mengasuh.173 Sifat terus menerus secara pribadi 174 menyatakan bahwa orang ini sendiri yang terus menerus melakukannya. Keluarganya – Secara literal, kata ini, oikos, berarti rumah, tetapi dalam konteks seperti ini berarti isi rumah, yaitu keluarga. Kata kalos lagi di sini, tentu maksudnya dengan baik. Lihat kata ini di 3:1.
Yang mengatur anak-anaknya dengan penuh kehormatan – Klausa ini agak sulit diterjemahkan. Mengatur anak-anaknya (tekna ekhonta en hupotage) secara harfiah berarti memegang anak-anaknya dalam ketundukan, tetapi tidak ada unsur otoriter.175 Jadi anak-anak ini tidak liar, tetapi menghormati orang tua, karena disiplin dan teladan yang mereka dapat dari Bapa ini. Kata tekna berarti anak secara umum, baik yang besar, maupun yang kecil, tetapi kemungkinan besar ayat ini berkaitan dengan anak-anak yang belum dewasa, yang masih di bawah otoritas orang tua, karena berkaitan dengan ketundukan.176
Frasa meta pases semnotetos (dengan penuh kehormatan) boleh terikat pada ketundukan anak-anaknya, atau juga cara bapa ini dalam mengatur mereka. Oleh karena kata semnotes ini atau semnos digunakan mengenai penatua (3:4), diaken (3:8), diaken perempuan, atau istri diaken (3:11), laki-laki yang tua (Tit 2:2) dan orang percaya secara umum (1 Tim 2:2), kemungkinan besar Paulus menggambarkan cara seorang bapa mengatur anak-anaknya.177 Kata semnotes (kehormatan) menunjukkan sikap yang serius/layak/saleh yang dihormati oleh orang lain. Kata penuh (pas = segala) menggarisbawahi sifat ini. Keluarganya tidak kacau dan dia sendiri tidak kacau dalam mengaturnya.
ay. 5 Dan kalau seseorang tidak tahu bagaimana memimpin rumah tangganya sendiri, bagaimana mungkin dia memelihara jemaat Allah? – Pertanyaan retoris ini mudah dimengerti, kalau dibandingkan dengan perkataan Kristus bahwa orang yang setia dalam perkara kecil, tentu setia dalam perkara besar (Mat 25:14-30). Menarik juga diperhatikan bahwa peran seorang bapa dalam keluarganya cukup mirip dengan peran seorang gembala. Lihat Ul 6:6-7, Efe 6:4b. Jadi hati gembala dilihat dalam giatnya untuk menggembalakan keluarganya. Dari segi moral juga, manusia sangat terlatih memakai topeng di depan orang, tetapi tidak selalu bisa berpura-pura begitu. Jati diri orang dilihat dalam keluarganya, apakah mereka benar-benar menghormatinya, atau menunjukkan hormat paksaan. Frasa ekklesias Theou (jemaat Allah) menjadi menarik karena penggunaan kata Allah dan bukan hanya jemaat. Kemungkinan besar begitu karena dalam arti keluarga/kumpulan orang Allah (15).178 Kalau begitu maknanya ‘kalau seseorang tidak tahu bagaimana memimpin kumpulan orang kecilyang ada padanya, bagaimana mungkin dia memelihara kumpulan orang besaryang adalah milik Allah’.
Menarik untuk dicermati, syarat-syarat mengenai keluarga seorang pemimpin, berkaitan dengan fakta yang dilihat di atas, bahwa penatua/penilik/gembala menggambarkan satu jabatan. Dari manakah desakan untuk pemimpin gereja tidak menikah? Walaupun misionaris seperti Paulus dan Timotius kemungkinan besar tidak menikah, yang kita lihat di bagian ini dan juga dalam kebiasaan rasul lain (1 Kor 9:5), adalah, sangat wajar kalau seorang pemimpin menikah.
ay. 6 Bukan orang yang baru percaya – Kata neofytos secara harfiah berarti tanaman baru, tetapi secara kiasan berbicara mengenai orang baru di gereja, ataubaru percaya. Pada waktu Paulus pertama mulai menanam gereja, dia cukup cepat mengangkat penatua (Kis 14:23) tetapi barangkali tugas awal itu lebih mirip dengan kepemimpinan di rumah ibadat Yahudi, yang menggunakan sistem yang sama, daripada yang Kristiani, yang nantinya diuraikan di surat-surat pastoral ini.179 Tidak dikatakan berapa lama, mungkin karena ada orang yang lama percaya, tetapi tetap kurang kuat dalam iman. Ada banyak pencobaan yang dialami oleh seorang pemimpin, sehingga tingkat kedewasaannya perlu cukup untuk dia menanggungnya, sebelum dia dipilih.
Jangan-jangan dia menjadi sombong – Kata tyfoo sulit diterjemahkan, karena artinya tiupan asap, sehingga boleh menggambarkan orang yang dibutakan oleh asap, bodoh, atau orang yang digembungkan oleh kesombongan.180 Oleh karena orang ini dibandingkan dengan Iblis dan hukumannya, lebih baik dimengerti sebagai masalah kesombongan. Lihat Yes 14:12-14, Yeh 28:11-19, Ams 16:18. Mudah dimengerti bahwa tugas dan otoritas kepemimpinan berpotensi membuat orang menjadi sombong, apalagi orang yang baru percaya.
Sehingga jatuh ke dalam hukuman Iblis – Klausa ini boleh berarti jatuh ke dalam hukuman yang sama dengan iblis, atau jatuh ke dalam hukuman yang Iblis kena. Keputusan ini tidak mudah, tetapi kemungkinan besar maksudnya hukuman yang Iblis kena karena kesombongannya, yaitu dia “diturunkan” (Yes 14:15) Kesombongan sangat tidak pantas bagi orang percaya, apalagi bagi seorang pemimpin. Jadi orang yang menjadi sangat sombong seperti di ayat ini, perlu bertobat, atau harus ada tindakan untuk menurunkannya. Kata diabolos (Iblis) boleh berarti pemfitnah, tetapi ay. 7 pasti menjelaskan bahwa ayat ini berkaitan dengan Iblis.
ay. 7 Dan dia juga harus mempunyai kesaksian baik dengan orang luar – Kata dei (3:2) diulangi di sini. Di ay. 2-6 adalah satu kalimat yang menguraikan makna dari hidup tanpa cacat. Di sini makna tersebut tidak berubah, dia hanya mau menekankan bahwa reputasi orang ini sangat penting. Kata ekho (mempunyai) bersifat terus menerus,181 jadi harus selalu begitu. Kata martyria berarti kesaksian tetapi juga berkaitan dengan reputasi orang. Di sini pasti reputasi yang dimaksudkan, tetapi tidak terlepas dari karakter orang ini, yang bersaksi melalui tindakannya. Orang luar (ho exothen) adalah orang belum percaya, yaitu orang di luar jemaat.
Supaya dia tidak jatuh ke dalam kritikan yang menodai – Kata empipto (jatuh) selalu memiliki arti negatif jika berbicara secara kiasan.182 Di klausa ini dikatakan bahwa orang ini diserang oleh kritikan karena kelakuannya di antara orang belum percaya. Kata empipto ini dipakai juga di ayat tadi. Kata oneidismos berarti kritikan yang serius, yang menodai karakter orang.183 Kalau berkaitan dengan pemimpin gereja, noda yang ada padanya, juga mencemarkan gereja di mata orang luar.
Dan jerat Iblis – Iblis sangat aktif dalam upayanya menjatuhkan orang percaya, apalagi orang yang reputasinya bisa menodai gereja. Jadi klausa ini menggambarkannya sebagai pemburu yang meletakkan jerat dan menunggu orang yang tidak berhati-hati menginjaknya. Kata pagis (jerat) dijelaskan begini di 2 Tim 2:26:
…dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
Iblis tidak bisa merampas orang percaya dari tangan Sang Bapa (Yoh 10:27-29), tetapi dia bisa menggodai mereka sehingga dibebani dengan dosa (Rom 6:16), atau tidak efektif dalam pelayanan (1 Kor 9:24-27184). Karena berkaitan dengan seorang pemimpin, jerat ini bisa bicara mengenai pelayanannya yang tidak efektif karena reputasinya yang buruk menghambatnya, atau juga mungkin orang ini menjadi tawar hati karena kritikan sehingga dia tidak memenuhi potensinya sebagai pelayan Tuhan. Iblis tentu puas kalau begitu.
- Apakah saudara mengerti arti penting dan peranan dari para pemimpin di gereja saudara?
- Apakah saudara tertarik menjadi pemimpin?
- Apakah saudara, memenuhi syarat-syarat di atas? Ingatlah, syarat-syarat di atas seharusnya menjadi sasaran kita semua.
- Syarat yang mana yang menjadi titik lemah saudara?
- Apakah saudara cukup waspada akan jerat-jerat yang Iblis pasang?
Topik Teologia -> 1Tim 3:6
TFTWMS -> 1Tim 3:1-7; 1Tim 3:1-7
TFTWMS: 1Tim 3:1-7 - Pelajaran 7: Mengurus Gereja—para Penilik Jemaat PELAJARAN 7: MENGURUS GEREJA—PARA PENILIK JEMAAT (1 Timotius 3:1-7)
Sebagian besar jemaat pada zaman kini mendapatkan diri mereka kekurangan kaum ...
PELAJARAN 7: MENGURUS GEREJA—PARA PENILIK JEMAAT (1 Timotius 3:1-7)
Sebagian besar jemaat pada zaman kini mendapatkan diri mereka kekurangan kaum pria yang setia yang secara rohani kuat di dalam Kristus dan cukup stabil untuk mengasuh kawanan domba Allah. Terlalu banyak pria Kristen yang percaya bahwa mereka tidak pernah bisa menjadi penatua di dalam tubuh Kristus. Apakah Tuhan bermaksud kaum pria berpikir seperti itu?
Gereja amat sangat membutuhkan kelahiran baru bagi semangat pengembangan murid yang bisa terus-menerus bertumbuh. Kemudian, setelah melalui periode singkat dalam perjalanan hidup jemaat mana saja, kaum pria yang sudah matang bisa didapatkan, dipilih, dan ditetapkan sebagai para penatua tanpa pertanyaan atau pertengkaran, keraguan atau ketakutan (lihat Kisah 6:1-6; 11:29, 30; 14:21-23).1
Pelbagai persyaratan bagi para penatua bukanlah persyaratan yang mustahil. Persyaratan itu bukan untuk kelompok eksklusif orang-orang percaya yang telah dibaptis, sehingga sebagian besar anggota pria lainnya boleh mengabaikan pasal ini dan Titus 1:6-9. Orang Kristen harus jangan berpikir bahwa ia boleh berhenti menjadi dewasa dan bersikap santai untuk menjadi "orang Kristen biasa" saja. Untuk bisa menjadi seperti Kristus dan mewakili Kristus dengan benar, semua orang Kristen perlu mengembangkan pelbagai kecakapan mendasar yang sama. Terlalu banyak orang yang menganggap para penatua haruslah "orang yang super kudus," sementara anggota yang lainnya bebas untuk jarang-jarang belajar, hanya bertumbuh dalam ketidakacuhan, dan menuruti kebodohan mereka yang sia-sia! Pandangan itu, terlepas berapa besar pandangan itu mengatur pikiran kita, merupakan faktor utama dalam kesulitan yang kita alami ketika kita mencari kaum pria di tengah-tengah kita yang bisa kita tetapkan untuk mengurus gereja.
JABATAN DINYATAKAN (AY. 1)
Apakah penatua itu? Pada dasarnya, ia adalah seorang pria Kristen yang mengembangkan sifat Kristus di dalam kegiatan bisnis, sosial, sipil, rumah tangga, dan rohaninya. Jika suatu jemaat tidak bisa mendapatkan pria-pria semacam itu dari antara para anggotanya setelah sepuluh atau dua puluh tahun berjalan, maka akan timbul persoalan yang jauh lebih besar daripada hanya "keorganisasian." Jemaat seperti itu perlu membahas kembali kebutuhan akan "pengkristenan"!
Sikap "ambil saja yang terbaik yang kamu miliki" tidak akan berhasil. Ucapan, "gabungkan saja seluruh kecakapan kaum pria yang ditetapkan itu untuk memenuhi semua persyaratan" tidak juga akan memuaskan persyaratan terilham itu. Sementara sisi ekstrim yang satu berteriak, "Syarat-syarat itu di luar jangkauan," sisi ekstrim satunya lagi berusaha menurunkan standar itu hingga ke tingkatan "yang terbaik yang kita miliki" dan menganggap hal itu sudah cukup. Di tengah-tengah dua kubu ekstrim itulah berdiri peraturan terilham bagi pria mana saja yang punya keinginan untuk melakukan pekerjaan mulia seorang penatua. Kita memerlukan lebih banyak lagi kaum pria yang punya keinginan dan kecakapan untuk tugas amat penting ini di dalam gereja Tuhan.
Kaum pria yang lebih tua secara rohani harus membantu mendewasakan para bayi dalam Kristus. Tugas itu merupakan bagian dari rancangan ilahi untuk gereja (3:15; lihat 1Petrus 1:22-2:2; 2Korintus 5:17-21). Tugas itu merupakan pekerjaan serius dengan pelbagai ketentuan khusus untuk mereka yang akan melakukannya.
Jenis Kelamin
Paulus menulis, "Jika pria mana saja" (3:1; NASB; huruf miring oleh saya). Kata pria itu menjawab tuntas praktik beberapa kelompok agama yang memiliki penatua wanita. Ini merupakan kasus dimana pembagian pasal perlu benar-benar diamati. Paulus berhenti bicara tentang kaum wanita setelah 1Timotius 2:15 dan mulai bicara tentang kaum pria dalam 1Timotius 3:1. Meskipun kata "pria" itu tidak tercantum di dalam teks Yunaninya, namun jelas bahwa Paulus sedang mengacu kepada kaum pria untuk dua alasan ini: (1) Kata "penilik" (Yun.: episkopon) berbentuk maskulin, accusative singular (dari episkopos), dan (2) di bawah pemerintahan Kristus akan selamanya mustahil terjadi bagi seorang wanita menjadi "suami dari satu isteri" (ay. 2).
Semangat
Paulus berkata, "Jika pria mana saja menginginkan"2 (NASB). Semangat pencarian ini bisa menyelesaikan kasus seorang pria yang mungkin sanggup melakukan pekerjaan tersebut tetapi dengan datar berkata, "Aku tidak mau menjadi penilik jemaat." Tidak satu pun dari pelbagai persyaratan berikut ini berhubungan dengan keinginan dan entusiasme. Hal ini menjelaskan mengapa Paulus perlu memperkenalkan pendekatan yang dibutuhkan sebelum ia menjelaskan sifat dan syarat-syarat yang diminta. Belakangan, Petrus menyinggung gagasan yang sama ketika ia menulis tentang seorang penatua "gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah" (1Petrus 5:2). Orang yang ditetapkan tetapi tidak mau berkeja dengan sukarela akan menjadi penghalang bagi kemajuan umat Tuhan.
Ada dasar bagi keprihatinan beberapa orang terhadap bahaya membuka pintu jabatan ini untuk saudara-saudara seperti Diotrepes yang hanya mau menguasai (3Yohanes 9-11), atau untuk orang yang ingin sekali memperoleh suatu kedudukan, seperti Yakobus dan Yohanes (Markus 10:35-37). Paulus mengatasi persoalan itu di dalam ungkapan berikutnya dalam ayat 1.
Tanggung jawab
Marilah kita simak susunan bahasa Yunani pernyataan Paulus itu "Jika pria mana saja menginginkan jabatan penilik jemaat" (3:1; NASB; huruf miring oleh saya).3Kata "jabatan" tidak terdapat dalam teks Yunaninya. Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya akan seperti ini "jika siapa saja menginginkan penilik, suatu pekerjaan baik ia inginkan." Jabatan itu merupakan tanggung jawab serius yang melebihi kehormatan. Jabatan itu merupakan suatu tugas, bukan suatu kedudukan! Dalam Perjanjian Baru, kata yang Paulus pakai untuk tugas mulia ini bisa saling dipertukarkan dengan kata "penatua," "pastor," dan "gembala" (Kisah 20:17, 28; Efesus 4:11; Titus 1:5, 7; 1Petrus 5:1-3), maupun kata "bishop" dalam KJV (Titus 1:7). Hubungan antar istilah-istilah itu bisa dilihat dengan cara ini:
Penilik atau Bishop -> Tanggung jawab dan otoritas
Penatua atau Presbiter -> Usia dan kedewasaan
Pastor atau Gembala -> Pelayanan dan semangat
Pelayanan Paulus menyatakan bahwa "[penilik jemaat] menginginkan4pekerjaan yang indah." Kata "menginginkan," bila disambung dengan kata "pekerjaan," bisa menghilangkan semua "pengejar jabatan"; dan kata "indah" bisa menghilangkan hawa nafsu untuk menguasai bila dilekatkan pada pekerjaan penatua. Oleh sebab itu, ungkapan ini menunjuk kepada seorang saudara yang ingin sekali kerajaan Tuhan bertumbuh sehingga hatinya terpaut pada pekerjaan untuk melayani Juruselamat. Padukanlah sikap ini dengan pelbagai kecakapan tambahan berikutnya, maka hasilnya akan selalu berupa seorang pekerja yang hebat untuk Allah.
PERSYARATAN DICANTUMKAN (AY. 2-7)
Kita harus bersikap hati-hati dalam mengartikan pelbagai persyaratan untuk para penatua ini. Pelbagai ajaran palsu, pelbagai gagasan yang telah terbentuk sebelumnya, dan pelbagai aturan buatan manusia sudah terlalu sering merusak syarat-syarat dari Roh Kudus ini. Ini merupakan tempat dimana kita harus berhati-hati untuk tidak menambahkan atau mengurangi apa yang telah ditulis!
Paulus bersikap pasti ketika menyebut "seorang penatua." Paulus sedang menulis tentang seseorang, bukan sekelompok orang. Setiap pria harus memiliki kecakapan yang Paulus tulis. Selanjutnya, Paulus berkata bahwa penilik jemaat ini "harus" 5jenis pria yang ia gambarkan. Ia tidak hanya mengusulkan bahwa penilik jemaat itu harus memiliki pelbagai kecakapan tersebut, namun sesungguhnya, ia memerintahkan bahwa pria itu harus atau terikat untuk memiliki pelbagai kecakapan tersebut. Itulah kewajibannya.
Namun begitu, kita harus bisa mengenali bahwa beberapanya merupakan kecakapan yang bersifat tingkatan (seperti "dapat menahan diri" dan "suka memberi tumpangan"). Saudara-saudara tersebut tidak akan memiliki kecakapan tersebut pada tingkatan yang sama. Apa yang harus kita kenali adalah bahwa saudara yang ingin memenuhi syarat itu harus memiliki sifat-sifat itu dalam kehidupannya sampai pada tingkatan yang bisa dikenali. Jika ada pria yang lebih sering bersifat kasar daripada lemah-lembut, lebih sering lepas kendali daripada bersabar, lebih sering bersikap memalukan daripada terhormat, pria itu telah sedikit demi sedikit membatalkan dirinya sendiri untuk menjadi penatua.
Di sini bisa dilakukan dua pengamatan. Pertama, kita sebaiknya menjabarkan setiap kata atau ungkapan yang Paulus gunakan. Kedua, kita perlu melihat adanya kesamaan yang wajar antara pelbagai kecakapan untuk para penatua dengan apa yang setiap anggota gereja harus lakukan! Untuk membantu melakukan dua pengamatan ini, lihatlah artikel "Persyaratan Bagi Para Penatua." Artikel itu memberikan daftar kata yang berbeda dalam empat terjemahan: New American Standard, King James Version, American Standard, dan The New Internasional Version. Ini bukan untuk mendukung atau tidak mendukung terjemahan yang mana saja, tetapi semata-mata untuk membandingkan pelbagai variasi yang ada.
Dalam bidang kehidupan ini, setiap anggota gereja harus memiliki kecakapan yang sama yang dimiliki seorang penatua. Tentu saja, seorang wanita tidak diminta untuk memiliki seorang isteri, Kristus juga tidak meminta seorang bujangan untuk kawin jika ia ingin masuk sorga. Namun begitu, jika seorang bujangan memutuskan untuk berkeluarga, ia harus menjadi suami dari satu isteri, seperti yang disyaratkan bagi seorang penatua (1Korintus 7:1, 2; Matius 19:5, 6). Pasangan suami-isteri mana saja yang memutuskan untuk memiliki anak-anak harus mengasuh dan mendidik anak-anak itu sehingga mereka menjadi anak yang beriman, setia, dan tidak dituduh sebagai anak yang jahat atau memberontak (Titus 1:6; Eefsus 6:1-4). Juga, orang Kristen tidak boleh terus-menerus menjadi mualaf baru (Ibrani 5:11-14; 1Petrus 3:15; 2:2).
Dengan menggabungkan pelbagai definisi dan terjemahan kata-kata dan ungkapan-ungkapan ini, kita bisa mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang pelbagai persyaratan bagi para penatua.
Sisi Negatifnya
"Yang tak bercacat." 6Meskipun para rasul dan Kristus sendiri pernah dihadapkan sebagai penyebab kerusuhan (lihat Matius 12:2, 24; 15:2; Lukas 13:14; Kisah 17:6; 24:5), tidak seorang pun yang bisa dengan sungguh-sungguh menuduh mereka telah melakukan kesalahan apa saja. Begitu juga halnya, penatua itu harus seorang pria yang hidupnya sedemikian rupa sehingga tidak ada tuduhan perbuatan salah yang bisa didakwakan ke atas dia.
"Bukan peminum." 7Yang dilarang disini bukan kemabukan semata-mata. Jika yang dilarang kemabukan, sudah tentu kita akan memiliki kata yang mengungkapkan gagasan itu. Kata "banyak" juga tidak terdapat di dalam teks aslinya. Istilah Yunaninya bermakna "condong kepada air anggur." Istilah itu memperlihatkan seorang pria yang bersikap lebih bebas dalam mengkonsumsi air anggur daripada kebiasaan di antara orang-orang yang lemahlembut, meskipun ia sendiri mungkin tidak pernah mabuk.8
"Bukan pemarah." 9Secara harfiah, orang pemarah adalah "pemukul dengan tangan." Ia adalah orang yang tidak punya kendali diri pada saat-saat sulit.
"Pendamai [tidak suka bertengkar]."10Penatua bukanlah orang yang "suka berdebat" atau yang dicirikan dengan pertengkaran dan persengketaan.11Orang seperti itu akan "bersilat kata … sama sekali tidak berguna" (2Timotius 2:14). Para penatua sudah tentu harus menghindari sikap12seperti itu.
"Bukan hamba uang." 13Dalam Titus 1:7 Paulus menggunakan ungkapan "jangan serakah." Jenis orang seperti ini memiliki nafsu terpendam untuk mencari keuntungan dengan curang (1Timotius 6:9). Mempercayakan harta Tuhan di tangannya akan mengundang persoalan. Bayangkanlah Yudas Iskariot (Yohanes 12:4-6).
"Janganlah ia seorang yang baru bertobat."14Orang Kristen baru mungkin memandang kedudukan seorang penatua sebagai jabatan yang berwibawa ketimbang sebagai suatu tanggung jawab yang serius. Sebagai utusan Allah yang terilham, Paulus sadar bahwa jika seorang yang masih bayi dalam Kristus menjadi seorang penatua, ia bisa menjadi sombong dan jatuh ke dalam hukuman oleh karena kesombongannya itu. Selain itu, seorang mualaf baru tidak memiliki pengetahuan Alkitab atau hikmat rohaniah untuk mengajar dan menggembalakan kawanan domba.
"Tidak angkuh" 15(Titus 1:7). Orang yang angkuh akan memaksakan kehendaknya meskipun adanya permintaan dari orang yang lebih bijaksana, saudara-saudara yang lebih mengerti. Orang seperti itu akan menghalang-halangi pelbagai gagasan yang bagus atau berkuasa seperti seorang diktator, membelenggu jiwa-jiwa yang Kristus telah merdekakan untuk pengembangan rohani.
"Bukan pemberang"16(Titus 1:7). Orang yang gegabah, orang yang bukan penyabar yang mudah marah, tidak akan bisa memberi pendapat dengan tenang. Ia tidak bisa menangani persoalan yang sulit dan situasi yang mendesak di dalam gereja dengan ketenangan yang penuh kesabaran.
Sisi Positifnya
"Suami dari satu isteri."17Meskipun syarat ini awalnya tidak memerlukan penjelasan, namun syarat itu merupakan fokus dari banyak pembahasan. J. W. McGarvey memberi ringkasan ini:
Ungkapan "suami dari satu isteri" telah ditafsirkan dalam tiga cara yang berbeda: (1) yang tidak termasuk adalah suami yang hidup dengan isterinya yang kedua, [dimana] isteri pertamanya sudah mati; (2) yang tidak termasuk adalah hanya suami dengan dua isteri atau lebih; (3) yang tidak termasuk adalah suami dengan dua isteri atau lebih dan pria yang tidak beristeri. Angka "satu" yang melekat pada kata "isteri" tentu saja menggugurkan lebih dari satu isteri; tentang hal ini tidak ada perbedaan. Saya tidak bisa percaya bahwa ungkapan itu tidak mencakup suami yang hidup dengan isterinya yang kedua, sebab ia bukan lagi suami dari isterinya yang sudah meninggal; ia hanya suami dari satu isteri. Apakah ungkapan itu tidak mencakup pria yang tidak beristeri? Bagi saya tampaknya sangat jelas bahwa pria tak beristeri memang tidak termasuk. Pria dengan satu mata, satu tangan, satu kaki, bukanlah pria yang tidak punya mata, tidak punya tangan, tidak punya kaki! Jika ia seorang pria yang punya satu teman, satu rumah, satu ladang, ia tentunya bukannya tanpa teman, rumah, ladang. Begitu juga halnya, jika ia adalah suami dari satu isteri, ia bukanlah suami yang tanpa isteri.18
Orang bisa menghadapi situasi keempat di dalam perkawinan, cerai, dan kawin lagi. Pertanyaan pentingnya adalah ini: "Apakah perceraian itu Alkitabiah, memberi hak kepada pihak yang tak bersalah untuk kawin lagi?" Jika ya, pria itu adalah "pria milik satu wanita." Kapankah perceraian itu terjadi? Akankah perceraian itu mempengaruhi pelayanannya dalam mengawasi jemaat? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin perlu dipertimbangkan.19
"Dapat menahan diri."20Pria yang mau mendahulukan Allah harus lebih dulu memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri. Pertimbangkanlah Roma 14:21.
"Bijaksana"21(berpikiran tenang; ASV). Para penatua harus jangan bersifat kekanak-kanakan (1Korintus 13:11; 14:20). Ini mencakup banyolan atau humor yang tidak pantas. Dalam Titus 1:8 kata Yunani yang sama itu diterjemahkan "dapat menguasai diri."
"Sopan"22(tertib; ASV). Pria yang tidak tertib dalam hidup dan bisnisnya akan membiarkan gereja menjadi kacau-balau di dalam prilakunya. Hal itu bisa menimbulkan kegagalan untuk mendektesi domba yang sesat, mendisiplinkan para anggota yang tidak bertanggung jawab, mendamaikan permusuhan di antara para anggota, atau mengembangkan potensi yang besar di antara para saudara. Dalam masalah materi, pelbagai catatan tidak diperbaharui dan korespondensi akan diabaikan. Kajian tentang pertumbuhan gereja akan menjadi tidak mungkin, dan kurikulum kajian tidak pernah bisa memenuhi kebutuhan jemaat tersebut. Secara keuangan, banyak tagihan yang tidak dibayar, pemberian yang penuh potensi tidak akan pernah dipelajari, dan saudara-saudara juga tidak akan pernah tertantang. Ibadah mungkin akan mengikuti kebiasaan daripada pola-pola yang dirancang untuk menggairahkan rasa hormat dan kesalehan. Visi penginjilan tidak akan pernah dikembangkan, dan juga tidak akan ada waktu untuk menginjil ke luar secara terencana dan efektif. Betapa mahalnya jika ketertiban hilang!
"Suka memberi tumpangan."23Rumah penatua harus terbuka bagi mereka yang mencari pengajaran dan nasihat. Untuk menggembalakan jemaat, penatua harus meluangkan waktu bersama para anggota untuk mengenal mereka dengan baik. Otto Foster mengemukakan tanggapannya:
[Ini merupakan] kecakapan yang penatua harus miliki sampai tingkatan tertentu sehingga ia akan mempengaruhi orang lain untuk meneladani dia. Memberi tumpangan artinya bersikap bersahabat terhadap para pengunjung yang menghadiri pelbagai ibadah gereja dan memperlihatkan ketertarikan kepada anggota baru jemaat itu. Memberi tumpangan artinya membawa orang ke dalam rumah Anda, bukan hanya pengkhotbah tamu, tetapi para anggota yang lemah dan mungkin bisa dikuatkan melalui pergaulan dengan para anggota gereja yang lebih kuat. Artinya bersikap murah hati terhadap mereka yang bukan anggota tubuh Kristus, sebab dengan bersikap seperti itu mereka mungkin bisa mengetahui keindahan dan kehebatan rumah tangga Kristiani dan kehidupan yang dihayati di dalamnya.24
"Cakap mengajar orang." 25Berdasarkan definisi, "cakap mengajar" menyiratkan perlunya seorang penatua memiliki talenta dalam bidang mengajar. Selain itu, ia harus punya keinginan untuk mengajar dan mengembangkan ketrampilan mengajarnya (Yeremia 3:13, 15; Yehezkiel 34:1-10). J. W. McGarvey meneliti jenis pengajaran yang seorang penatua harus lakukan:
Pengajaran apakah ini? Bukan memberitakan injil; sebab pemberitaan injil diarahkan kepada dunia, bukan kepada gereja, sedangkan pekerjaan penatua sebagai seorang penatua dibatasi di dalam gereja. Jelas sekali itu merupakan pengajaran yang ditulis di dalam bagian kedua dari amanat rasuli: "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." Jadi, sampai tingkatan ini, pekerjaan para penatua adalah selaras dengan pekerjaan para rasul, dan cara pekerjaan itu dilaksanakan bisa kita kumpulkan sebagian dari cara para rasul itu melaksanakan pekerjaan yang sama. Paulus menggambarkan metodenya ketika ia berkata kepada para penatua Efesus tentang pekerjaannya di kota itu, "Aku tidak segan-segan menyatakan kepadamu apa saja yang menguntungkan, dan mengajar kamu secara terbuka dan dari rumah ke rumah." Ini ia letakkan di hadapan mereka sebagai contoh (Kisah 20:35, NASB); dan dengan begitu kita belajar bahwa mereka diarahkan untuk mengajar dari rumah ke rumah maupun di depan umum.26
"Bukan pemarah melainkan peramah." 27Sifat ini mengetengahkan orang yang baik budi, memiliki pertimbangan yang baik terhadap perasaan orang lain, seperti seorang ibu terhadap anaknya (1Tesalonika 2:7-12).
"Kepala keluarga28yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya." Amatilah bahwa ini mencakup anak-anaknya, tetapi bisa juga mencakup anak-anak orang lain. Penatua harus mengatur 29keluarganya dengan baik. Dengan sikapnya yang rajin, penuh perhatian, mengemong, mengawasi, dan menjaga, seorang penatua pasti akan memiliki anak-anak yang benar-benar hidup dalam ketundukan. 30
Jenis ketundukkan ini harus dicapai dengan segala "martabat." 31Sebagai tambahan untuk penatua dalam mengawasi secara kebapakan dan respon dari anak-anaknya, pokok pikiran tambahan ini datang dari Titus 1:6: "… yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib."
Lagi, meneliti bahasa Paulus memanglah berharga. Simaklah kata "percaya." Definisi untuk kata kerja pisteuo, " percaya," adalah "berpikir untuk menjadi benar: diyakinkan tentang … menempatkan keyakinan kepada .…" 32Secara khusus, ini berlaku untuk memiliki iman kepada Kristus dan menyerahkan diri kepada Dia. Definisi itu, oleh Kitab Suci, secara tepat menggambarkan siapa orang percaya itu, termasuk mereka yang di dalam Titus 1:6.
Anak-anak penatua tidak boleh hidup sedemikian rupa sehingga mereka dituduh hidup tidak senonoh.33Mereka tidak boleh bersikap memberontak.34Dua syarat itu mencerminkan kebalikan—sisi negatif—dari gagasan positif bahwa anak-anak penatua harus bersikap tunduk. NIV menulis, "Seorang penatua haruslah … seorang pria yang anak-anaknya beriman dan tidak memberi peluang terhadap tuduhan bersikap liar dan tidak taat."
PELBAGAI PERTANYAAN DAN PENGAMATAN TENTANG PARA PENATUA DAN ANAK-ANAK MEREKA
1. Haruskah seorang penatua memiliki lebih dari satu anak yang beriman? 35Meskipun Paulus memberikan syarat-syarat tertentu untuk orang tertentu, bisakah kita dibenarkan dalam menerapkan peraturan "Bentuk jamak (anak-anak) itu secara otomatis mencakup bentuk tunggal"? Apakah maksud teks itu untuk memberi penekanan kepada jumlah atau sifat dari anak-anak itu?
Nas seperti 1Timotius 5:16 (yang punya susunan dasar yang sama dalam bahasa Yunani atau dalam bahasa Inggris seperti Titus 1:6) meyakinkan saya bahwa penekanannya terletak pada sifat anak-anak, sehingga seorang pria bisa memenuhi syarat jika hanya punya satu anak yang beriman yang tidak dituduh sebagai anak yang jahat atau memberontak. (Renungkanlah "anak" dan "anak-anak" dalam Kejadian 21:7; Markus 10:29; Lukas 20:29-31; 1Timotius 5:4; 1Korintus 7:14.) Mengatakan semakin banyak jumlah anak, semakin berbobot bukti keorangtuaannya, atau ketrampilan pengawasannya, sesungguhnya merupakan penambahan terhadap Firman itu. Apakah seorang pria dengan sepuluh anak memiliki kemampuan memimpin lima kali lipat daripada pria yang memiliki dua anak? Apakah pria dengan dua anak, supaya cocok dengan syarat kejamakan itu, memiliki kemampuan dua kali lipat dari pria yang punya satu anak? Jika ini merupakan pedoman yang sah, tidakkah para penatua di jemaat-jemaat yang lebih besar harus memiliki lebih banyak anak daripada para penatua di jemaat-jemaat yang lebih kecil? Siapa yang mau percaya terhadap pemikiran seperti itu? Penekanannya bukanlah pada kemampuan biologis seseorang dalam menghasilkan anak, tetapi pada kepemimpinan seseorang dalam membangun pelbagai kecakapan rohani dalam diri umat Allah.
Tidak dimanapun juga Alkitab menyatakan, atau bahkan menyarankan, bahwa jumlah anak menentukan tingkat kemampuan berkeluarga atau tingkat pengawasan kebapakan. Jika seorang bapak bisa dengan setia membesarkan seorang anak dalam Kristus, tidakkah itu merupakan suatu demonstrasi bahwa ia bisa membesarkan dua anak dengan cara yang sama? Jika ia gagal membawa seorang anak kepada Kristus, siapakah yang bisa menjamin ia tidak akan gagal dengan dua atau tiga anak? Marilah jangan kita terlalu memikirkan jumlah anak sehingga kita mengabaikan sifat anak itu sendiri. Marilah jangan kita terlalu memikirkan tentang berapa besar keluarga itu sehingga kita lupa untuk memandang keindahan keluarga itu!
2. Jika seorang penatua punya dua anak yang setia tetapi kemudian anak yang satunya tidak setia, haruskah ia mengundurkan diri? Pertama, ia harus dengan penuh doa mencoba setiap cara yang tersedia untuk membawa kembali anak yang tidak setia itu ke dalam kawanan domba—dan saudara-saudara lainnya harus dengan penuh pengertian memberi dia waktu. Karena Allah memberi setiap orang kehendaknya masing-masing, maka anak yang tidak setia itu kemungkinan masih tetap melawan setelah dilakukan segala upaya penuh kasih dan Alkitabiah untuk membawa dia kembali. Jika itu yang terjadi, penatua itu sepatutnya harus memutus hubungan dengan anaknya sendiri (Ulangan 21:18-21; Matius 18:15-18; 2Tesalonika 3:6, 14, 15). Penatua seperti itu akan sudah membuktikan dirinya setia kepada Tuhan. Jika ia bisa membawa kembali anak yang sesat itu kepada Kristus, ia sungguh-sungguh telah membuktikan dirinya sebagai jenis pemimpin yang bisa diandalkan untuk mengawasi jiwa kita (Ibrani 13:17).
Jika anak penatua itu tetap hidup dengan tidak setia dan penatua itu juga tidak berusaha untuk memulihkan anak itu kepada Kristus atau memperlihatkan kepedulian atas masalah itu, maka penatua itu telah membuktikan dirinya tidak layak untuk diandalkan mengawasi jiwa-jiwa dalam jemaat itu. Ia tidak lagi memenuhi syarat untuk menjadi penatua, ia juga tidak bisa dipercaya melakukan pekerjaan tersebut. Bagaimana bisa ia memberi nasihat kepada keluarga yang bermasalah dan dipercaya oleh mereka untuk memberikan jalan keluar yang bijaksana bagi keadaan mereka?
3. Jika seorang pria memiliki dua anak yang setia dan salah satunya masih terlalu muda untuk menjadi orang Kristen, bisakah pria ini dipertimbangkan untuk dipilih sebagai seorang penatua? Saudara ini sudah jelas punya dua anak yang setia dan yang tidak bisa dituduh bersikap jahat atau melawan.
Pria itu memang memenuhi persyaratan pada tingkat rumah tangga. Jika ia tidak bisa dipilih dan ditetapkan, apakah yang akan terjadi dengan seorang saudara yang ditetapkan sebagai penatua karena ia punya dua anak yang setia, namun dua bulan setelah penetapannya itu isterinya mengandung? Haruskah ia setelah tujuh bulan menjabat, mengundurkan diri sebagai penatua untuk selama sepuluh atau dua belas tahun (atau lebih) sampai anaknya yang terakhir itu taat?
4. Apakah seorang penatua tetap dianggap bertanggung jawab atas anak-anaknya ketika mereka tidak lagi hidup bersama dia? Bisakah ia melayani dengan setia bahkan jika anak-anaknya itu (sekarang tinggal di lain tempat) tidak lagi setia? Pertama simaklah definisi "kepala keluarga yang baik [rumah tangganya sendiri]" dalam 3:4. Artinya, di antara arti lainnya, "semua orang yang membentuk satu keluarga, satu rumah tangga … keturunan dari satu orang." Definisi itu melebihi gagasan tentang anak-anak yang hidup "di bawah satu atap." Kedua, 1Timotius 5:3-5 akan masih berlaku setelah seorang anak meninggalkan rumah tempat tinggalnya. Penting bagi kita untuk mengakui adanya kewajiban khusus terhadap anggota keluarga kita (seperti ketika datang penyakit atau tragedi), terlepas apakah mereka masih tinggal bersama kita atau tidak. Ketiga, Amsal 22:6 menyatakan satu prinsip yang harus direnungkan: Jika seorang anak belakangan hidup tidak setia, apakah ada kelemahan pendidikan di dalam rumah tangga itu? Mendidik anak-anak kita adalah jauh lebih dari sekedar "melihat mereka pergi beribadah." Keempat, jika anak-anak penatua itu tidak setia, akankah para anggota mempercayakan persoalan keluarga mereka kepada dia? Bisakah ia melakukan pekerjaan yang Tuhan tetapkan untuk ia kerjakan? Keyakinan pribadi saya adalah bahwa pria dalam keadaan seperti itu tidak memenuhi syarat dan tidak bisa melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada seorang penatua.
Pedoman ini bisa membantu menjawab pertanyaan lain yang mungkin timbul. Marilah sekarang kita kembali lagi kepada daftar khusus Paulus.
"Mempunyai nama baik di luar jemaat."36Artinya memiliki nama baik di tengah-tengah orang di luar jemaat dan di dalam dunia. Seseorang pernah berkata, "Pria yang punya masa lalu yang berubah-ubah atau nama baik yang buruk bisa bertobat dari segala kesalahannya, merubah hidupnya dan pulang ke rumah untuk hidup bersama Allah selamanya jika ia tetap setia, tetapi ia tidak bisa memenuhi syarat untuk menjadi penatua di dalam gereja."37Kehati-hatian harus dijalankan untuk tidak memahami terlalu jauh pernyataan tadi. Sebagai contoh, kita tahu dari 1Petrus 5:1 bahwa Petrus adalah seorang penatua. Namun begitu, nama baik dia tidak selalu tanpa cacat; di masa lalu, ia telah menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan (Matius 16:22, 23; 26:69-75; Yohanes 18:10, 11).
"Suka akan yang baik" 38(Titus 1:8). Jika orang menyukai kebaikan, ia akan mencari kebaikan. Dalam mencari sendiri kebaikan itu, ia akan mendorong orang lain untuk ikut mencari.
"Bijaksana" 39(Titus 1:8). Seorang penatua akan berurusan dengan banyak pribadi, potensi yang beragam, dan persoalan yang berlipat-ganda. Dalam mendelegasikan otoritas dan tugas, betapa penting untuk dia bersikap bijaksana dan adil! Dalam bidang penting disiplin gereja, penilaian seorang penatua harus bebas dari prasangka, nafsu, atau egoisme (lihat 1Korintus 6:4-9).
"Saleh" 40(Titus 1:8; "kudus"; ASV). Betapa suatu tantangan untuk hidup kudus! Kemurnian dalam pikiran dan perbuatan benar-benar suatu harta bagi orang yang berusaha untuk menyelesaikan tugas pekerjaan seorang penatua (1Petrus 1:15, 16; Imamat 11:44, 45; 19:2; simaklah Matius 5:48).
"Dapat menguasai diri" 41(Titus 1:8). Orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya akan segera kehilangan rasa hormat. Seorang penatua akan menghadapi banyak orang dan mungkin akan diuji dalam masalah ini.
RINGKASAN
Bisakah seorang penatua tidak memiliki beberapa dari kecakapan tersebut dan masih bisa diperbolehkan melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada dia oleh Tuhan? Apakah ada syarat-syarat yang mustahil terpenuhi?
Kita harus jangan berusaha mencocokkan syarat-syarat itu dengan beberapa individu, sebab individu itulah yang harus mencocokkan dirinya dengan syarat-syarat itu. Allah telah memberikan pedoman dan celakalah orang yang menambahkan atau mengurangi syarat-syarat itu. 42"Jika pedoman itu dipuntir dan dipelintir, akhirnya memang akan cocok dengan orang itu, namun orang itu akan kehilangan segala dorongan untuk memperbaiki hidupnya. Ia akan merasa cukup baik seperti apa adanya. Tetapi Allah melarang hal itu."43
Akan baik untuk mempelajari lebih lanjut dalam Kitab Suci 44pekerjaan yang dibebankan ke atas para penatua untuk dilaksanakan beserta padanannya yang sudah kita lihat yang semuanya relatif terhadap pelbagai kecakapan mereka. Betapa suatu keharmonisan yang indah yang terlihat! Para penatua memerlukan segala kecakapan itu untuk melakukan pekerjaan serius mereka. Hikmat Allah jelas terlihat. Betapa tepatnya Roh Kudus memilih pria itu untuk memenuhi pelayanan yang akan ia berikan! Semoga kita hidup dengan bimbingan ilahi sehingga jiwa-jiwa yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan menjadi orang-orang yang dipilih untuk mengawasi kita dan memimpin kita kepada puncak pelayanan dan kerohanian yang lebih besar (Kisah 20:28; Ibrani 13:7, 17).
TFTWMS: 1Tim 3:1-7 - Kualifikasi Penatua KUALIFIKASI PENATUA (1 Timotius 3:1-7)
1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang inda...
KUALIFIKASI PENATUA (1 Timotius 3:1-7)
1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." 2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, 3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, 4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 5 Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? 6 Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. 7 Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.
Ayat 1. Pasal 3 dibuka dengan, Itu adalah pernyataan yang dapat dipercaya (NASB). Ini adalah pernyataan kedua dari lima pernyataan "dapat dipercaya" yang ditemukan dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus.14Seperti yang terlihat sebelumnya, peribahasa yang tak terilham tampaknya beredar di kalangan orang Kristen. Dalam tiga kitab yang dibahas, Paulus mendukung lima pernyataan ini sebagai "dapat dipercaya" atau dapat diandalkan. Yang satu ini menyoroti pentingnya pekerjaan para penatua.
"Pernyataan yang dapat dipercaya" itu adalah ini; Jika laki-laki mana saja15bercita-cita menududki jabatan penilik jemaat, itu adalah pekerjaan yang sangat baik yang ia ingin lakukan16(NASB). Teks Yunaninya tidak memiliki kata "jabatan." Terjemahan harfiahnya akan berupa "Jika siapa saja bercita-cita ingin mengawasi.…" Kepenatuaan lebih kepada begitu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan daripada suatu jabatan: "Itu adalah pekerjaan yang sangat baik [e¡rgon, ergon] yang ia ingin lakukan" (huruf miring ditambahkan). Itu bukan sekadar peran yang harus dijalankan, tapi tanggung jawab untuk diterima.
Paulus menggunakan dua kata "keinginan" dalam ayat 1. Yang pertama, ojre÷gw (oregō), diterjemahkan "bercita-cita" dan secara harfiah berarti "merentangkan."17Kata itu digunakan hanya dalam bentuk middle voice dalam Perjanjian Baru, jadi itu berarti "merentangkan diri sendiri."18Itu menunjukkan sebuah aspirasi yang kuat, upaya yang keras untuk sesuatu. Ini bukan ambisi yang egois (lihat Mrk. 10:35-37; 3 Yoh. 9-11), melainkan keinginan yang kuat untuk mengembangkan pelbagai kualitas yang akan memampukan seseorang untuk melakukan pelayanan yang terbesar bagi kepentingan Kristus.
Kata kedua yang diterjemahkan "keinginan" adalah ejpiqume÷w (epithumeō), yang melibatkan keinginan yang "kuat," sungguh-sungguh.19Kata ini sering digunakan dalam pengertian yang buruk dalam Perjanjian Baru (mengenai hawa nafsu), namun di sini itu digunakan dalam pengertian yang baik.
Dulu, sering dikatakan bahwa keinginan adalah kualifikasi pertama untuk menjadi penatua. Orang harus melayani "secara rela" sebagai penatua (1 Pet. 5:2; KJV). Ini tidak berarti, bagaimanapun, tidak boleh mendorong seseorang untuk melayani sebagai penatua jika ia memiliki kualifikasi yang tercantum dalam 3:2-7.
Ayat 2, 3. Apa sajakah kualifikasi ini? Sekarang ini, beberapa orang akan menempatkan "pebisnis yang baik," "pemberi yang dermawan," atau bahkan orang yang "populer" di bagian atas daftar kualifikasi untuk kepemimpinan yang "sukses." Sifat-sifat seperti ini adalah kurang penting bagi kualifikasi yang Paulus cantumkan. Jika kita mencoba untuk meringkas kualifikasi itu, kita mungkin mengungkapkannya seperti ini: Kita perlu mencari kaum laki-laki dari keluarga Kristen yang saleh. Hampir setiap persyaratan yang diberikan berlaku untuk laki-laki Kristen mana saja yang sudah menikah yang memiliki anak-anak—dan itu mencakup kebanyakan laki-laki dewasa dalam gereja itu.
Sebelum melihat kualifikasi itu secara rinci, kita harus mencatat bahwa beberapa kualifikasi itu bersifat absolut dan beberapa lagi tidak. Itu bukan berarti seorang penatua harus memiliki beberapa dari kualifikasi itu namun tidak perlu memiliki semuanya. Paulus membuka daftar kualifikasinya itu dengan kata-kata Penilik haruslah. "Paulus dalam kata harus menggunakan kata kunci dalam etika (dei, … 'harus').… Dei menan- dakan bahwa sesuatu itu adalah wajib, tepat dan cocok."20Seorang penilik harus memiliki semua kualifikasi yang tercantum.
Lalu, bagaimanakah kita dapat mengatakan, bahwa beberapa sifat ini adalah mutlak dan yang lain tidak? Mari kita mulai dengan dua kualifikasi yang lebih kurang "absolut." Seorang penatua harus mengelola "rumah tangganya sendiri dengan baik." Laki-laki tertentu ada yang sudah berumah tangga, atau juga yang tidak berumah tangga. Seorang penatua harus jangan "orang yang baru bertobat." Laki-laki tertentu ada yang baru bertobat, atau ada juga yang bukan baru bertobat. Kemudian, bagaimanapun, kita menemukan kualifikasi yang mungkin dianggap sebagai "masalah tingkatan." Seorang penatua harus "suka memberi tumpangan," tapi bagaimanakah ukuran "suka memberi umpangan" itu? Penatua harus "mampu mengajar," tapi sampai sejauh mana? Mengenai kualifikasi "tingkatan" ini, Dayton Keesee berpendapat bahwa seorang penatua "harus memiliki sifat ini sampai pada tingkatan di mana sifat itu dapat terlihat dalam hidupnya."21Coy Roper setuju, dengan menyatakan bahwa seorang "penatua harus secara kentara memiliki kemam-puan itu."22Siapa yang memutuskan apakah penatua itu memiliki sifat itu atau tidak? Jemaat itu—tapi lebih banyak lagi yang nanti akan dikatakan tentang hal itu. Inilah saatnya untuk melihat daftar Paulus.
Reputasi Yang Baik. Paulus memulai dengan kualifikasi umum: tak bercacat. Ini berasal dari kata majemuk (ajnepi÷lhmptoß, anepilēmptos, secara harfiah, "tidak dapat menangkap").23Meski istilah ini tidak mengharuskan laki-laki ini untuk "tidak berdosa" atau "sempurna," namun itu menunjukkan bahwa tidak ada tuduhan yang dituduhkan kepada dia dapat dibuktikan. Pelbagai kesalahan di masa lalu telah disesali dan diperbaiki, dan bahkan sudah ada pemulihan jika diperlukan. Petrus adalah contoh dari orang yang bersalah atas kesalahan yang besar (menyangkal Tuhan) tapi kemudian ia melayani sebagai penatua (1 Pet. 5:1). Kualifikasi ini "adalah kesetaraan praktis dari reputasi yang baik."24
Suami Yang Setia . Paulus lalu beralih kepada kualifikasi khusus. Pertama adalah menajdi suami dari satu isteri. Teks Yunaninya secara harfiah tertulis "laki-laki dari satu perempuan" atau "laki-laki satu-perempuan" (miavß gunaiko«ß a¡ndra, mias gunaikos andra).25Kualifikasi ini melarang bujangan dan kaum poligamis. Ungkapan "laki-laki satu-perempuan" menyiratkan bahwa ia tetap setia kepada sumpah pernikahannya. Alkitab NEB menulis "setia kepada satu istrinya." Seorang penatua harus memiliki reputasi yang tidak bercacat dalam bidang seks dan perkawinan.
Dapat Menahan Diri. Tiga kualifikasi berikutnya dalam ayat 2 berkaitan dengan pendisiplinan diri seorang penatua. Dua yang pertama adalah sinonim: dapat menahan diri (nhfa÷lioß, nēphalios) dan bijaksana (sw÷frwn, sōphrōn), keduanya berhubungan dengan keadaan "diri yang terkendali."26Orang bijak berkata, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal 16:32). Kata-kata dari Francis Rabelais ini berlaku bagi penatua: "Bagaimanakah mampu … memerintah orang lain, [jika saya] tidak memiliki kekuatan dan kontrol atas diri saya sendiri?"27Sifat ketiga berhubungan dengan dua sifat yang pertama: sopan ko÷smioß, kosmios).28Definisi dasar istilah Yunani itu adalah "tertib" (lihat ASV). Alkitab AB menerjemahkan istilah itu sebagai "kehidupan yang teratur (disiplin)." J. W. Roberts menyimpulkan bahwa "laki-laki yang tidak pernah tepat waktu, terlambat melakukan tagihan, tidak teratur dalam keluarga dan hidupnya adalah tidak memenuhi syarat untuk mengarahkan gereja."29
Ramah Terhadap Semua Orang. Kualifikasi berikutnya adalah suka memberi tumpangan. Ini adalah terjemahan dari filo÷xenoß (philoxenos,30"pencinta orang asing"); kata majemuk itu terdiri dari fhilos (philos, "kasih") dan xe÷noß (xenos, "orang asing").31
Penulis kitab Ibrani menulis, "Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat" (Ibr. 13:2). Pada masa itu, penginapan sangat mahal, kotor, dan seringkali tidak aman, terutama bagi orang Kristen. Ada kebutuhan bagi orang Kristen untuk membuka pintu bagi saudara dan saudari mereka yang sedang bepergian.32Zaman telah berubah, tapi seorang pemimpin di gereja harus tetap memperhatikan semua orang: teman dan orang asing.
Cakap Mengajar. Di tengah-tengah daftar sifat moral itu muncul apa yang penulis sebut kualifikasi "'profesional'33: cakap mengajar . Ini adalah terjemahan dari didaktito֧ (didaktikos, "terampil dalam mengajar"34); itu mencakup pengetahuan dasar tentang Kitab Suci ditambah kemampuan untuk mengkomunikasikannya. Persyaratan itu adalah bukan bahwa seorang penatua harus dapat berkhotbah atau mengajar di kelas,35tetapi bahwa ia harus mampu membagikan Firman Allah sesuai kebutuhan dalam memenuhi pekerjaannya sebagai gembala rohani.36
Bukan Peminum. Dalam ayat 3 (NASB), kualifikasi pertama adalah contoh pengendalian diri: bukan pecandu minuman. "Bukan pecandu minuman" adalah dari kata majemuk pa÷roinoß (paroinos), yang menggabungkan para÷ (para, "bersama") dengan oi™noß (oinos,"anggur"). Gambarannya adalah tentang "orang yang berlama-lama melekat pada anggur" (Amsal 23:30; lihat 23:29-35). Memang memungkinkan bahwa persyaratan ini muncul segera setelah "cakap mengajar" karena alkohol "menumpulkan dan mengaburkan kemampuan penilaian kita."37Dalam Perjanjian Lama, mereka yang terlibat dalam pekerjaan Tuhan, termasuk mereka yang mengajar, diperingatkan mengenai efek negatif dari anggur dan minuman keras.38Sebuah kata penting dalam konteks ini dalam Alkitab NASB adalah "kecanduan." Seorang penatua harus jangan kecanduan anggur, narkoba, pekerjaan "sekulernya," atau hal lain apa saja di dunia ini. Ia harus kecanduan kepada (sepenuhnya diberikan kepada) Tuhan dan kepentingan-Nya saja (lihat Galatia 2:20).
Bersikap Ramah. Paulus kemudian mencantumkan beberapa sifat yang berkaitan dengan kemarahan dan kepribadian seorang penatua: bukan pemarah melainkan peramah, pendamai. "Pemarah" berasal dari plh÷kthß (plēktēs), berkaitan dengan plh÷ssw (plēssō, "serang" atau "pukul").39Kata itu mengacu kepada orang yang siap berkelahi, baik dengan tinjunya atau dengan kata-katanya. Kamus Walter Bauer menyebut orang itu sebagai "pengganggu."40Alih-alih bersikap pemarah, seorang penatua harus "peramah" dan "pendamai." "Peramah" berasal dari ejpieikh÷ß (epieikēs), yang bisa berarti "menghasilkan, … kebaikan, kesopanan, toleransi."41Kata "peramah" telah ketinggalan zaman, tapi itu merupakan istilah yang baik untuk diterapkan pada seorang penatua: Ia adalah "orang yang ramah." "Pendamai" adalah terjemahan dari a¡macoß (amachos, harfiahnya, "bukan tukang kelahi"); kata ma÷ch (machē, "perkelahian") dinegasikan oleh a (a) untuk menggambarkan orang yang tidak suka bertengkar.42Seorang penatua harus siap berjuang demi kebenaran,43tetapi ia harus jangan suka berkelahi. Ia tidak boleh selalu berkeras dengan caranya sendiri—dalam kepenatuaan atau jemaat.
Memiliki Prioritas Yang Tepat . Kualifikasi lain dalam ayat 3 berkaitan dengan uang: bukan hamba uang. Ungkapan panjang ini berasal dari kata majemuk Yunani ajfila÷rguroß (aphilarguros), yang menggabungkan fi÷loß (philos, "kasih") dengan ajrgu÷rion (argurion, "perak, uang") dan awalan negatif a (a).44Belakangan dalam 1 Timotius, kita menemukan kata-kata terkenal ini yang ditulis oleh Paulus: "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang [filarguri÷a, philarguria]" (6:10). Karena kitab suci mendukung seorang penatua untuk digaji atas kerja kerasnya,45maka kualifikasi ini dapat berbunyi, "Jangan menjadi penatua hanya agar kamu akan menerima gaji" (lihat 1 Pet. 5:2). Mungkin, ungkapan itu memiliki arti yang lebih luas. Seorang penatua harus memiliki prioritas yang sesuai dengan kebenaran. Uang bukan perhatian utamanya. Entah dalam rumahnya, dalam jemaat, atau dalam masyarakat, ia harus lebih memperhatikan orang banyak.
Ayat 4, 5. Sebagai Laki-Laki Dari Keluarga Yang Baik . Ayat-ayat ini berhubungan dengan keluarga seorang penatua: Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
"Rumah tangga [keluarga; TB]" berasal dari oi™koß (oikos), yang menandakan "sebuah rumah atau tempat tinggal"; tapi berdasarkan majas metonimia kata itu memberi arti "keluarga"46(lihat NIV). Kata "mengurus" berasal dari bentuk partisipatif προΐστημι (proistēmi). Istilah ini secara harfiah berarti "berdiri di hadapan"; itu dibentuk oleh kata-kata pro (pro, "di hadapan") dan i¢sthmi (histēmi, "berdiri").47Ini mengacu kepada "posisi kepemimpinan," menjadi "kepala (dari)."48Kata itu belakangan diterjemahkan "peraturan" dalam 1 Timotius (5:17), namun para penatua itu tidak boleh "berbuat seolah-olah mau memerintah atas mereka" yang dipercayakan kepada mereka (lihat 1 Pet. 5:3). Baik para bapak maupun para penatua seharusnya jangan menuntut ketaatan yang tanpa tanya dari orang-orang yang berada di bawah pemimpinan mereka, menunjukkan sedikit perhatian terhadap kebutuhan atau keinginan mereka. Maksud kata proistēmi tidak terbatas untuk memberikan arahan, namun mencakup pelbagai sifat yang menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain.49Ini terlihat dari bagian akhir ayat 5, yang menyinggung tentang mengurus orang-orang yang dipimpin.
Bagaimanakah kita dapat tahu apakah seorang laki-laki "mengurus rumah tangganya sendiri dengan baik"? Satu cara untuk mengetahui hal ini adalah dengan melihat hubungannya dengan istrinya. Apakah ia menghormati dia dan merawat dia? Apakah isterinya menghormati dia sebagai kepala rumah tangga? Cara yang ditentukan dalam teks ini adalah dengan melihat anak-anaknya. Apakah mereka "di bawah kendali dengan segenap martabat"? (NASB.) "Di bawah kendali" diterjemahkan dari uJpotagh (hupotagē), kata yang diterjemahkan "ketundukan" dalam 2:11. Anak-anak seorang penatua harus jangan "lepas kendali"; mereka harus berperilaku baik.
Mereka harus terkendali "dengan segenap martabat." "Martabat" berasal dari semnothß (semnotēs), yang mengacu kepada respons yang tepat terhadap orang yang "layak dihormati secara khusus."50Kata ini dapat menunjukkan bahwa bapak itu harus memperlakukan anak-anaknya dengan hormat (lihat Efe. 6:4; Kol. 3:21). Dalam konteksnya, itu mungkin mengacu kepada sikap hormat yang anak-anak itu harus miliki terhadap ayah mereka. Alkitab NIV1984 menulis "menaati dia dengan sikap hormat yang patut." Ketundukan mereka harus jangan berupa ketaatan yang menggerutu karena takut dihukum, namun harus merupakan ungkapan penghargaan yang tulus. Denny Petrillo meringkas sifat ini dengan kata-kata ini: "Ketegasan bapak membuat [anak-anak] taat, kebijaksanaannya membuat sikap taat sebagai hal yang alami, dan kasihnya membuat sikap taat menyenangkan."51
Alasan bagi penekanan pada keluarga penatua diberikan dalam ayat 5: "Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?" Rumah adalah tempat latihan dan tempat pembuktian untuk kepemimpinan dalam gereja. Prinsip di sini mirip dengan yang diungkapkan dalam perumpa- maan Yesus tentang talenta, di mana pelayan-pelayan yang dapat dipercaya diberi tahu, "Engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar" (Mat. 25:21, 23).
Kita harus jangan melewatkan kata-kata "mengurus jemaat Allah." "Mengurus" adalah ungkapan yang digunakan dalam Lukas 10:35, di mana Orang Samaria yang Baik Hati membawa orang yang terluka ke penginapan dan memberi tahu pemilik penginapan itu, "Rawatlah dia." Kata-kata ini mencakup apa saja yang dibutuhkan. Merawat gereja—menyediakan apa saja yang dibutuhkan—adalah tujuan Allah untuk menyediakan kepemimpinan.
Ayat 6. Dewasa Secara Rohani . Kata "penatua" itu sendiri menyiratkan ukuran kedewasaan. Kualifikasi berikutnya menggarisbawahi pentingnya kedewasaan rohani. Ayat 6 dimulai, Janganlah ia seorang yang baru bertobat. "Seorang yang baru bertobat" adalah terjemahan kata yang darinya kita mendapatkan "neophyte [Ind.: orang baru]" (neo÷futoß, neophutos), sebuah kata majemuk yang secara harfiah berarti "tanaman baru" atau "[tanaman] yang baru ditanam."52"Kata itu digunakan dalam pelbagai prasasti awal Kristen dengan makna 'baru saja dibaptis.'"53
Paulus memberikan alasan untuk kualifikasi ini: agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Kata yang diterjemahkan "sombong" (tufo÷w, tuphoō) adalah kata kerja yang menarik, karena terkait dengan tu÷fw (tuphō, "mengeluarkan asap") dan tuvfoß (tuphos, "asap," "khayalan," "kesombongan"). Kata itu memiliki arti figuratif tentang "membuat kabur, tertipu."54Beberapa dari kita telah mengenal baik seseorang yang pikirannya kabur dan terlalu banyak ditipu oleh terlalu banyak kesuksesan yang terlalu cepat—seringkali dengan pelbagai konsekuensi yang tragis.
Teks Yunani yang diterjemahkan "hukuman [kri÷ma, krima, 'penghakiman'] yang ditimbulkan oleh Iblis" secara harfiah adalah "hukuman Iblis." Ini dapat mengacu kepada penatua yang sedang dihukum karena ia mengalah kepada muslihat Iblis, tapi itu mungkin mengacu kepada hukuman yang ditimbulkan secara pribadi oleh Iblis oleh karena kesombongannya (seperti yang ditunjukkan oleh NASB).55Sebuah pepatah yang familiar terlintas dalam pikiran: "Kecongkakan mendahului kehancuran" (lihat Amsal 16:18; KJV.).
Ayat 7. Punya Nama Baik Dalam Komunitas. Daftar kualifikasi ini dimulai dengan reputasi yang baik dan ditutup dengan hal yang sama. Persyaratan pertama ("tidak bercacat," 3:2) mungkin berkaitan dengan reputasi baik di dalam jemaat, sementara yang terakhir berkaitan dengan kedudukan orang itu di dalam masyarakat: Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat. Ini bukan untuk mengatakan bahwa ia mengkompromikan kebenaran sehingga "semua orang memuji dia" (Lukas 6:26). Sebaliknya, ini mencerminkan cara dia memperlakukan orang lain, apakah ia adalah orang yang menepati janjinya, dan hal-hal lain yang mempengaruhi pandangan orang lain tentang dia. Dick Marcear mengungkapkannya seperti ini: "Ia begitu dipandang baik [dalam masyarakat itu] sehingga jika ada orang yang menyerang karakternya, tidak ada orang yang akan mempercayainya."56
Paulus juga memberi alasan untuk kualifikasi ini: agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. "Gugatan" (ojneidismo÷ß, oneidismos) menimpa seseorang karena "tindakan … yang mendatangkan aib."57Seorang penatua sering memiliki profil yang tinggi di dalam masyarakat. Jika ia "digugat," itu tidak hanya menyakitkan dia tapi juga menimbulkan celaan pada gereja dan kerusakan— seringkali kerusakan yang tidak dapat diperbaiki—bagi kepentingan Kristus.
"Jerat [pagi֧, pagis] Iblis" adalah perangkap yang dibuat oleh Iblis58untuk mencoba menjerat pemimpin gereja (lihat 6:9; 2 Tim. 2:26). Jika Iblis tidak dapat menjelekkan pesan itu, ia akan berbuat yang terbaik untuk menjelekkan si pembawa pesan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) MENGURUS GEREJA (1 TIMOTIUS 3)
"… sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup,...
MENGURUS GEREJA (1 TIMOTIUS 3)
"… sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (1Timotius 3:15).
Pelbagai rencana dan penyediaan Allah bukanlah untuk perorangan saja, tetapi untuk gereja sebagai tubuh Kristus. Paulus memberitahu Timotius tentang rancangan Allah untuk kepengurusan gereja-Nya oleh para penatua (3:1-7) dan para diaken (3:8-13) yang memenuhi syarat. Ia juga membeberkan rencana Allah tentang prilaku di dalam gereja (3:14, 15) dan tentang keyakinan orang Kristen terhadap keselamatan (3:16).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 3 KUALIFIKASI UNTUK PARA PEMIMPIM GEREJA
Dalam 1 Timotius 2, kita mencatat bahwa Allah menghendaki kaum laki-laki memimpin pelayanan ibad...
1 TIMOTIUS 3 KUALIFIKASI UNTUK PARA PEMIMPIM GEREJA
Dalam 1 Timotius 2, kita mencatat bahwa Allah menghendaki kaum laki-laki memimpin pelayanan ibadah gereja. Dalam memeriksa pasal 3, kita akan melihat bahwa Ia juga menghendaki kaum laki-laki menjadi pemimpin di setiap jemaat. Kita tidak diberitahu alasannya. Namun kita dapat yakin bahwa itu bukan karena kaum perempuan kurang berbakat atau kurang mampu dibandingkan kaum laki-laki. Apa pun alasannya, Allah telah memutuskan bahwa kaum laki-laki yang memenuhi kualifikasi tertentu harus menjadi pemimpin. Sewaktu mempelajari teks ini, setiap laki-laki Kristen harus melihat daftar kualifikasi ini sebagai tantangan pribadi, panggilan untuk menjadi jenis laki-laki yang Allah dapat gunakan dalam pelayanan-Nya.
LATAR BELAKANGNYA
Sebelum kita memeriksa teks itu, beberapa komentar mengenai kata-kata Paulus dalam pasal 3 akan berguna. Pertama-tama mari kita tinjau kembali apa yang Perjanjian Baru ajarkan tentang organisasi gereja.
Penatua-Penatua . Sebagaimana ditetapkan oleh Allah, satu-satunya kepala gereja universal adalah Yesus.1Bagaimanapun, ada para pemimpin yang diberi wewenang oleh Allah di dalam jemaat lokal. Sebutan yang paling umum untuk orang-orang ini adalah "penatua penatua." Pada perjalanan misi Paulus, saat ia mendirikan jemaat-jemaat, ia "di tiap-tiap jemaat … menetapkan penatua-penatua" (Kisah 14:23). Ia memberitahu Titus untuk "menetapkan penatua-penatua di setiap kota" (Tit. 1:5). Paulus juga menyebutkan penatua-penatua dalam 5:17, 19.
Istilah "penatua-penatua" digunakan sebagai terjemahan kata Yunani presbu÷teroß (presbuteros), yang juga ditransliterasikan sebagai "presbiter" Secara harfiah, kata itu menunjukkan "orang yang lebih tua,"2tapi penekanannya tidak begitu banyak pada usia dibandingkan pada kedewasaan—kedewasaan rohani.
Dalam 1 Timotius 3, sebutan yang digunakan untuk para pemimpin ini adalah "penilik" (3:1, 2). "Penilik" adalah terjemahan harfiah ejpi÷skopoß (episkopos), kata majemuk yang menggabungkan ejpi÷ (epi, "atas") dan skope÷w (skopeō, "lihat" atau "berjaga-jaga").3Kata "penilik" berfokus pada tanggung jawab para penatua. Mereka bertugas mengawasi jemaat.
Selama bertahun-tahun, kata Yunani episkopos melekat pada bahasa Latin dan bahasa Perancis dan berakhir sebagai kata bahasa Inggris "bishop"4(lihat KJV). Istilah "bishop," bagaimanapun, dipenuhi dengan "pembawaan sejarah."5Pada awal abad kedua, sistem "episkopal monarki" pemerintahan muncul. Dalam hirarki ini, seorang "bishop" memerintah atas sekelompok "presbiter"6—suatu pengaturan yang sama sekali asing bagi Perjanjian Baru. Oleh karena penyalahgunaan istilah ini, kata "bishop" itu mungkin harus digunakan secara hati-hati sebagai sebutan untuk seorang pemimpin dalam gereja Tuhan.
Pada abad pertama, sebutan "penatua" dan "penilik" mengacu kepada posisi atau "jabatan" yang sama. Dalam Kisah Para Rasul 20, ketika Paulus memanggil "para penatua gereja," ia memberitahu mereka bahwa Roh Kudus telah menjadikan mereka "penilik" (Kisah 20:17, 28). Dalam Titus 1, Paulus memberitahu Titus untuk "menetapkan penatua-penatua"; tapi ketika ia memberi kualifikasi untuk kaum laki-laki ini, ia menggunakan istilah "penilik" (Tit. 1:5, 7).7William Hendriksen menulis, "Di dalam Surat-surat Pastoral, istilah 'penatua' (atau 'presbiter') dan 'penilik' (atau 'bishop') secara jelas sinonim."8Donald Guthrie telah mengatakan bahwa "fakta ini sekarang diterima secara umum di kalangan sarjana Perjanjian Baru."9
Sebutan ketiga yang digunakan untuk "jabatan" ini adalah "gembala," yang berasal dari kata Yunani poimh÷n (poimēn).10Kata Latin untuk poimēn adalah "pastor." Mengenai pekerjaan para penatua, bentuk kata benda poimēn hanya ditemukan dalam Efesus 4:11, namun bentuk kata kerjanya ditemukan dalam dua nas lainnya. Paulus memberitahu "penatua-penatua" untuk "menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Kisah 20:17, 28; huruf miring ditambahkan). Petrus menginstruksikan "penatua-penatua" untuk "gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa" (1 Pet. 5:1, 2; huruf miring ditambahkan).
Istilah "gembala" dapat dianggap sebagai "uraian pekerjaan" para penatua. Sebagaimana gembala bertanggung jawab atas pemeliharaan domba mereka—termasuk memberi makan, melindungi, dan merawat mereka hingga sehat kembali (lihat Maz. 23)—begitu juga para penatua bertanggung jawab untuk merawat para anggota jemaat. Menurut Yakobus 5:14, 15, mereka harus memperhatikan kebutuhan fisik dan rohani para anggota dalam "kawanan domba" mereka (jemaat setempat di mana mereka menjadi bagiannya). Penulis Ibrani menyatakan tanggung jawab mereka seperti ini: "Mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya" (Ibr. 13:17).
Juga, kita harus mencatat bahwa dalam abad pertama "terdapat pluralistis penatua yang mengawasi pekerjaan setiap gereja."11"Gambaran yang jelas … dalam Perjanjian Baru adalah pluralistis pemimpin."12Gereja mula-mula tidak mengenal sistem satu orang pastor yang umum terjadi di kalangan banyak denominasi sekarang ini.
Diaken-Diaken. Bekerja dengan dan di bawah para penatua/penilik adalah sekelompok pelayan yang berkualitas yang disebut "diaken-diaken." Ketika Paulus menyurati jemaat di Filipi, ia menyapa "semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken" (Flp. 1:1).
"Diaken" adalah transliterasi kata Yunani dia÷konoß (diakonos). Bila digunakan dalam arti umum, diakonos diterjemahkan sebagai "pelayan" (lihat Mat. 23:11) atau "minister" (lihat Efe. 6:21; NASB). Bila digunakan dalam arti khusus, ia menunjuk sekelompok pelayan dalam gereja, kaum laki-laki yang ditetapkan untuk membantu para penatua dan melayani jemaat itu.
Para penatua bertugas mengawasi jemaat, tapi mereka tidak boleh (dan tidak seharusnya) melakukan semua pekerjaan itu sendiri. Sebuah contoh diberikan dalam Kisah Para Rasul 6. Beberapa kaum laki-laki dipilih untuk "melayani" (diakene÷w, diakeneō) meja sehingga para pemimpin jemaat (para rasul) dapat mencurahkan diri mereka untuk "dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman" (Kisah 6:2, 4). Dalam jemaat mana saja, banyak tugas harus dilakukan. Literatur awal gereja (yang tidak terilham) menunjukkan bahwa tugas diaken mencakup berikut ini: merawat tempat di mana gereja berhimpun, membantu pembaptisan, mempersiapkan komuni, bertanggung jawab atas "perjamuan kasih" (perjamuan persekutuan), mengunjungi orang sakit, dan menolong orang yang kekurangan.13Para penatua dapat menugaskan pekerjaan ini dan pekerjaan lainnya kepada para diaken sehingga mereka sendiri dapat berfokus menjadi gembala.
Seperti yang disiratkan oleh kata "pelayan," seorang diaken tidak memiliki otoritas yang melekat. Satu-satunya otoritas yang dimiliki diaken adalah yang diberikan kepada dia oleh para penatua—apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
Dengan mengingat latar belakang umum itu, mari kita lihat krisis khusus yang mungkin telah mendorong penekanan Paulus pada pekerjaan dan kualifikasi para penatua dan diaken dalam 3:1-13.
Seperti telah dicatat, gereja di Efesus diganggu oleh guru-guru palsu. Paulus telah meramalkan hal ini beberapa tahun sebelumnya, ketika ia bicara kepada para penatua dari kota itu (Kisah 20:17-35). Ia telah memberitahu mereka, "Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, … Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu" (Kisah 20:28, 29). Salah satu tanggung jawab gembala adalah melindungi kawanan itu dari pemangsa. Dalam 1 Timotius 3, Paulus mengidentifikasi jenis kaum laki-laki yang dibutuhkan untuk menjaga gereja: kaum laki-laki Kristen yang kuat yang mampu dan akan teguh berdiri melawan penyimpangan. Biasanya, kekuatan sebuah jemaat hanya sekuat para pemimpinnya.
Paulus mungkin memiliki alasan tambahan untuk penekanannya. Dalam Kisah Para Rasul 20, setelah memperingatkan para penatua mengenai "serigala-serigala yang ganas … dan tidak akan menyayangkan kawanan itu," ia menambahkan, "Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar" (Kisah 20:29, 30; huruf miring ditambahkan). Ada kemungkinan bahwa beberapa guru palsu di Efesus itu adalah para penatua jemaat itu. Jika demikian, Paulus berkata, "Kaum laki-laki penyebar ajaran palsu harus jangan—aku ulangi, harus jangan—menjadi penatua!"
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Para Pemimpin Dari Allah Dan Guru-Guru Palsu (1 Timotius 3)
Perbedaan paling mencolok mengenai pasal 3 adalah perbedaan yang tidak dinyatakan: Gambar...
Para Pemimpin Dari Allah Dan Guru-Guru Palsu (1 Timotius 3)
Perbedaan paling mencolok mengenai pasal 3 adalah perbedaan yang tidak dinyatakan: Gambaran Paulus tentang bagaimana para pemimpin gereja itu seharusnya versus bagaimana guru-guru palsu di Efesus sebenarnya.
Paulus mengatakan bahwa para penatua harus "cakap mengajar" (3:2). Guru-guru palsu itu ingin menjadi "guru hukum Taurat," tetapi "Mereka juga [tidak] mengerti apa yang mereka [sedang] katakan atau hal-hal yang tentangnya mereka [membuat] pernyataan yang pasti" (1:7; NASB).
Para penatua harus "peramah" dan "pendamai" (3:3). Guru-guru palsu adalah orang yang "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan [munculnya] dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan [yang konstan]" (6:4, 5).
Para penatua harus "bukan hamba uang" (3:3). Para guru palsu beranggapan bahwa "kesalehan adalah sarana untuk mendapat keuntungan" (6:5).
Baik para penatua maupun para diaken harus menjadi laki-laki dari keluarga yang baik (3:2, 4, 5, 12). Beberapa guru palsu menentang perkawinan (4:3).
Para penatua harus menghindari kesombongan (3:6). Guru-guru palsu itu berlagak tahu (6:4), sombong, dan arogan (lihat 2 Tim. 3:2).
Para diaken harus berpegang teguh pada "iman" (3:9). Guru-guru palsu telah "mengkandaskan iman mereka" (1:19).
Diaken harus mempertahakan "hati nurani yang suci" (3:9). Guru-guru palsu mengabaikan hati nurani mereka (1:19), melukainya (4:2) dan membuatnya tidak berguna.
Pesan Paulus yang tidak disebutkan kepada gereja di Efesus tampak jelas: "Guru-guru palsu tidak memenuhi syarat untuk memimpin jemaat Anda. Jangan biarkan mereka menjadi pemimpin Anda."
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penatua Dan Diaken—Perbandingan Dan Perbedaan (1 Timotius 3:1-13)
Kedua jabatan itu—penatua dan diaken—memerlukan orang Kristen dewasa yang ber...
Penatua Dan Diaken—Perbandingan Dan Perbedaan (1 Timotius 3:1-13)
Kedua jabatan itu—penatua dan diaken—memerlukan orang Kristen dewasa yang bertindak sebagaimana orang Kristen harus bertindak dan yang meluruskan prioritas mereka. Juga, baik penatua maupun diaken diminta untuk menjadi laki-laki yang baik, dari keluarga yang kokoh. Namun begitu, ada beberapa perbedaan dalam sebutan, tanggung jawab, dan kualifikasi mereka. Istilah "penilik" (3:1, 2) menunjukkan bahwa ini adalah orang yang mengawasi jemaat, sementara istilah "diaken" (3:8, 12) menunjukkan bahwa ini adalah orang yang melayani jemaat.
Penatua diberi tanggung jawab untuk "mengelola" ("memerintah") gereja dan "mengurus" kebutuhannya (lihat 3:5). Tanggung jawab diaken adalah melaksanakan tugas apa saja yang diberikan oleh para penatua kepada dia.
Sebagai gembala, para penatua harus "memberi makan" kawanan domba. Oleh karena itu kita membaca bahwa para penatua harus "cakap mengajar" (3:2). Diaken tidak diberi persyaratan yang seperti itu. Beberapa diaken ada yang mengajar,135tetapi kemampuan untuk mengajar bukan merupakan prasyarat untuk melayani sebagai diaken.
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 James Burton Coffman, 1 & 2 Thessalonians, 1 & 2 Timothy, Titus & Philemon (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing H...
Catatan Akhir:
- 1 James Burton Coffman, 1 & 2 Thessalonians, 1 & 2 Timothy, Titus & Philemon (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1978), 182-84.
- 2 A. C. Hervey, "1 Timothy," in The Pulpit Commentary, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 21:53.
- 1 Para penginjil perlu menyimak pekerjaan yang selesai dikerjakan ketika Roh Kudus mengutus Paulus dan Barnabas (Kisah 13:1-3). Mereka tidak menyelesaikan pekerjaan mereka hanya dengan sekedar pergi dan memberitakan injil. Mereka tidak berhenti bekerja hanya dengan pergi, menginjil, dan membaptiskan orang-orang percaya. Mereka tidak menyelesaikan tugas mereka hanya dengan pergi, menginjil, membaptiskan orang-orang percaya, dan mendirikan jemaat-jemaat baru. Pekerjaan mereka selesai hanya ketika mereka telah menginjil, membaptiskan orang-orang percaya, mendirikan jemaat-jemaat baru, dan menetapkan para penatua di setiap gereja. (Lihat Kisah 14:23, 26.) Para penginjil sudah terlalu sering merasa puas hanya dengan pergi dan menginjil saja. Begitulah mereka dilatih, dan begitulah mereka melayani. Akibatnya, pekerjaan Tuhan di jemaat lepas jemaat di di seluruh dunia ditinggalkan terbengkalai (lihat Titus 1:5).
- 2 Menginginkan (Yun.: orego)- "… meregangkan diri dengan maksud untuk mengambil sesuatu, berusaha memperoleh atau menginginkan sesuatu" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 452).
- 3 Kata untuk "penilik," episkopos, dijabarkan sebagai "seorang penilik, seorang pria yang diberi tugas untuk mengawasi pekerjaan yang harus dikerjakan oleh orang lain itu dikerjakan dengan benar, kurator, penjaga, atau pengawas apa saja" (Thayer, 243).
- 4 Menginginkan (Yun.: epithumeo)-"… menyesuaikan hati seseorang terhadap, keinginan, nafsu terhadap, mendambakan" (G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1948], 170).
- 5 Harus (Yun.: dei, present imperative, orang ketiga tunggal dari deo). Bentuk imperative membuat kata ini suatu keharusan, deo artinya "mengikat, tali, mengencangkan … ditempatkan di bawah kewajiban hukum, tugas" (Thayer, 131).
- 6 Tak bercacat (Yun.: anepileptos )-"… tidak ditahan … tidak mendatangkan kecaman, tidak bercela" (Thayer, 44); "tanpa kesalahan, tidak bisa disalahkan" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 54).
- 7 Bukan peminum (Yun.: me paroinos)-"condong kepada anggur, mabuk … ribut karena anggur; karena itu, cekcok, bersikap kasar" (Thayer, 490); "oleh anggur, … apa yang terjadi oleh atau karena anggur, keriangan yang gaduh … lagu-lagu minum minuman keras … duduk berlama-lama karena anggur, condong kepada anggur" (Robinson, 558).
- 8 J. W. McGarvey, A Treatise on the Eldership (N.p.: 1870; reprint, Murfreesboro, Tenn.: Dehoff Publications, 1950), 61.
- 9 Bukan pemarah (Yun.: plektes)-"… tukang berkelahi, siap dengan hantaman, … orang yang suka bertengkar, cekcok" (Thayer, 516-17); "… orang yang suka menyerang, tukang bertengkar" (Robinson, 589).
- 10 Tidak suka bertengkar (Yun.: amachos)-passive: "… tidak melawan, tidak bisa dikalahkan .…"; aktif: "tidak berkelahi …; intensif: "tidak suka bertengkar, tidak suka cekcok" (Robinson, 36).
- 11 Webster's Unabridged Dictionary , 1983 ed., s.v. "contentious."
- 12 Simaklah kesamaan tiga ungkapan negatif yang pertama. Akankah orang seperti itu suka bersikap kasar dan meletup-letup. Akankah orang seperti itu remuk di bawah tekanan?
- 13 Bukan hamba uang (Yun.: aphilarguron)-"tidak mencintai uang, tidak serakah" (Thayer, 89); "tidak tamak" (Robinson, 113).
- 14 Seorang yang baru bertobat (Yun.: neophutos)-"… baru ditanam … pemula … orang baru … orang yang baru saja menjadi Kristen (Thayer, 424).
- 15 Tidak angkuh (Gk.: authades)-"… cari senang sendiri, kepala batu, sombong" (Thayer, 83); "… cari kepuasan sendiri, … keras kepala" (Robinson, 106).
- 16 Bukan pemberang (Gk.: orgilos)-"suka marah, cepat naik darah" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 583);"… mudah marah, lekas naik pitam" (Thayer, 452).
- 17 Suami dari satu isteri (Gk.: mias gunaikos andra)-secara harfiah, "pria satu wanita."
- 18 J. W. McGarvey, "Church Government," The Missouri Christian Lectures, 1889-91 (St. Louis: Christian Publishing Co., 1892), 191.
- 19 Keputusan dalam persoalan ini harus konsisten. Sebagai contoh, bagaimana jika isteri seorang penatua mati? Haruskah penatua itu mengundurkan diri? Apakah ia jadi kurang memenuhi syarat? Akankah pekerjaannya menjadi terhambat (khususnya dalam situasi memberi nasihat)? Sebaliknya, jika ada orang yang memenuhi syarat tetapi isterinya sudah mati, bisakah ia ditetapkan? Bagaimana jika isteri seorang penatua masih hidup, tetapi kedua anaknya yang setia terbunuh? Apakah ia tidak lagi memenuhi syarat? Jika isterinya mati dan jemaat menganggap dia harus mengundurkan diri, akankah bijaksana bagi dia untuk mempertahankan haknya untuk terus melayani?
- 20 Dapat menahan diri (Yun.: nephalios)-"… tenang, … pantang anggur, baik secara total … atau setidaknya dari konsumsi yang tidak wajar" (Thayer, 425); "… berpikiran sehat, waspada, sangat berhati-hati" (Robinson, 480).
- 21 Bijaksana (Yun.: sophron)-"… berpikiran sehat, berotak waras, punya pikiran sehat … mengekang keinginan dan gejolak diri, penguasaan diri, berkepala dingin" (Thayer, 613); "tentang orang yang menuruti akal sehat dan mengendalikan nafsunya … berkepala dingin, moderat, yaitu punya pikiran, keinginan, nafsu yang moderat dan diatur baik" (Robinson, 707).
- 22 Sopan (Yun.: kosmios)-"… tertata rapi, terhormat, sederhana, dalam kehormatan moral" (Robinson, 409); "teratur baik, pantas … tentang seorang pria yang hidup dengan pantas, kehidupan yang tertata rapi" (Thayer, 356).
- 23 Suka memberi tumpangan (Yun.: philoxenos)-"… dermawan kepada para tamu, suka keramah-tamahan" (Thayer, 654); "mengasihi orang asing" (Robinson, 763).
- 24 Otto Foster, Scriptural Government of the Church (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1948), 16-17.
- 25 Cakap mengajar orang (Yun.: didaktikos)-"suka dan mahir dalam mengajar … sifat baik yang membuat orang dapat diajar, ketaatan" (Thayer, 144).
- 26 McGarvey, "Church Government," 193.
- 27 Peramah (Yun.: epieikes)-"patut, cocok … pantas, adil, lembut .…" (Thayer, 238).
- 28 Kepala keluarga (Yun.: oikou, bentuk genitive singular dari oikos)-"sebuah rumah … tempat tinggal apa saja … tempat dimana orang telah menentukan kediamannya, tempat tinggal seseorang yang telah mapan, domisili … penghuni rumah, semua orang yang membentuk satu keluarga, sebuah rumah tangga … dari satu keturunan" (Thayer, 441).
- 29 Mengatur (Yun.: proistamenon , bentuk present middle participle dari proistemi)-"menjadi di atas, mengawasi, … mengurus apa saja, bersikap rajin, mempraktikkan, mempertahankan" (Robinson, 620); "menjadi pelindung atau penjaga; memberi bantuan … merawat, memberi perhatian kepada" (Thayer, 539).
- 30 Tunduk (Yun.: hupotage, bentuk 2 aorist subjunctive passive dari hupotasso)-Fakta bahwa kata ini dalam bentuk passive menunjukkan dibolehkannya diri seseorang untuk diarahkan sedemikian rupa oleh pola keputusannya; simaklah Efesus 6:4; Kolose 3:21. Arti kata itu sendiri adalah "mengatur atau menempatkan di bawah … mengebawahkan, membuat tunduk; … ditundukkan … menjadi patuh" (Robinson, 752); "tunduk ke bawah kendali seseorang; menerima teguran atau nasihat seseorang" (Thayer, 645).
- 31 Martabat (Yun.: semnotes)-"… kesungguhan, keagungan, kekudusan … kehormatan, ketulusan, kemurnian" (Thayer, 573).
- 32 Thayer, 511. Istilah ini dipakai berulang-ulang dalam Perjanjian Baru untuk menceritakan orang-orang yang telah menaati injil untuk masuk ke dalam Kristus (Kisah 4:4; 15:9). Kepercayaan yang demikian memimpin kepada baptisan dan ketaatan selanjutnya (Kisah 2:37-42, 47; 5:14).
- 33 Tidak senonoh (Yun.: asotia )- "pesta-pora berlebihan, keriangan yang gaduh, keributan" (Robinson, 104); "… tentang orang yang ditinggalkan, orang yang tidak bisa diselamatkan … tidak dapat diperbaiki … tidak adanya pengekangan diri, kehidupan; liar, pemborosan" (Thayer, 82).
- 34 Memberontak (Yun.: anupotaktos)-"… tidak bisa ditundukkan untuk dikontrol, tidak tunduk, sulit dikendalikan, keras kepala" (Thayer, 52).
- 35 Pembahasan yang lebih lengkap tentang pertanyaan ini disuguhkan dalam sebuah buku saku oleh Dayton Keesee, A Re-Evaluation of the Eldership (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1967), 30-36.
- 36 Nama baik (Yun.: marturia)-"… kesaksian yang diberikan seseorang … dalam pengertian etika, tentang kesaksian mengenai karakter seseorang" (Thayer, 391).
- 37 Foster, 22.
- 38 Suka yang baik (Yun.: philagathon)-"… mencintai kebaikan" (Thayer, 653); "… pencinta kebaikan, kesalehan" (Robinson, 761).
- 39 Bijaksana (Yun.: dikaios)-"… memberikan kepada masing-masing orang haknya … memberikan penilaian yang adil kepada orang lain, baik terungkap dalam kata-kata atau terlihat dalam cara berhubungan dengan mereka" (Thayer, 149); "… dengan keadilan yang tegas … dalam jalan yang benar, sebagaimana sepatutnya" (Robinson, 185).
- 40 Saleh (Yun.: hosios)-"… tidak tercemar oleh dosa, bebas dari kejahatan, secara agamis melaksanakan setiap kewajiban moral, murni, kudus, saleh" (Thayer, 456).
- 41 Menguasai diri (Yun.: egkrates)-"menguasai, mengontrol, mengekang, mengendalikan … menguasai diri, berkepala dingin, berpantang" (Thayer, 167).
- 42 Foster, 26.
- 43 A. L. Deveny, The Church and Its Elders (Austin, Tex.: Press of Von Boeckmann-Jones Co., 1941), 48.
- 44 Informasi lebih lanjut tentang peranan para penatua dibahas dalam buku Keesee, A Re-Evaluation of the Eldership, 11-24.
- 45 Ron D. Smotherman, "Deacons' Work as Reflected in the Early Church," Christian Bible Teacher (July 1974): 284.
- 46 Diaken (Yun.: diakonoi)-Smotherman membedakan diakonia dari istilah-istilah Yunani lainnya untuk pelayanan, seperti pelayanan yang dilakukan karena kasih; pelayanan sukarela (Smotherman, 284).
- 47 Terhormat (Yun.: semnos)-"… yang terhormat, penuh kebesaran, yang patut dimuliakan … sederhana, serius" (Abbott-Smith, 404); "karakter yang patut dimuliakan, terhormat" (Thayer, 573); "terhormat, punya nama baik … tentang orang-orang yang sederhana, terhormat" (Robinson, 659).
- 48 Bercabang lidah (Yun.: me dilogous, dari dilogos)-"… mengucapkan hal yang sama dua kali, mengulangi … bicara dua kali, mengatakan satu hal dengan seseorang, mengatakan hal lain lagi dengan orang yang lain (dengan niat untuk menipu)" (Thayer, 152); "… bicara tentang satu hal namun lain pula yang dimaksud" (Robinson, 186).
- 49 Jangan penggemar anggur (Yun.: me oino pollo prosechontas )-secara harfiah "tidak memberikan [atau melekatkan] diri terhadap anggur secara berlebihan." Bagi pikiran yang melatarbelakangi tindakan itu, sikap ini bisa jadi melampaui tindakan tersebut, sebab di dalam kata Yunani prosecho terkandung juga gagasan "mengalihkan pikiran seseorang kepada" (Abbott-Smith, 385).
- 50 Jangan serakah (Yun.: me aischrokerdeis)-"ingin sekali akan keuntungan yang tidak layak" (Robinson, 18-19); "ingin sekali akan keuntungan yang hina, serakah terhadap uang haram" (Thayer, 17).
- 51 Rahasia (Gk.: musterion)-"… rahasia Injil, dispensasi Kristen, sebagai sudah lama disembunyikan dan diungkapkan pertama kali di zaman akhir" (Robinson, 473-74); "… rencana Allah untuk menyediakan keselamatan bagi manusia melalui Kristus, yang dulunya pernah disembunyikan tetapi sekarang diungkapkan" (Thayer, 420).
- 52 Hati nurani (Yun.: suneidesis)-"jiwa yang dibedakan antara apa yang baik dan jelek secara moral, mendorong untuk melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan, memuji kebaikan, menghukum kejahatan; .…(Thayer, 602).
- 53 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, vol. 4 (New York: Harper & Brothers, 1932), 574.
- 54 Tak bercacat (Yun.: anegkletos)-"… yang tidak bisa dimintai tanggung jawab; tidak bisa dimarahi, tidak tertuduh, tanpa kesalahan" (Thayer, 44).
- 55 Menguji (Yun.: dokimazesthosan, bentuk present imperative, passive, orang ketiga jamak dari dokimazo )-Fakta bahwa kata ini dalam bentuk imperative menuntut bahwa "pengujian" ini dilakukan dengan perhatian yang bijaksana. Arti dokimazo adalah "mencoba … menguji, … seperti dengan api … mengadili, membedakan, menyetujui, mengadili dengan pas" (Robinson, 188).
- 56 Mengatur (Yun.: proistemi )-"menjadi di atas, mengawasi, … mengurus apa saja, bersikap rajin, mempraktikkan, mempertahankan" (Robinson, 620); "menjadi pelindung atau penjaga ; memberi bantuan … merawat, memberi perhatian kepada" (Thayer, 539).
- 57 Dengan baik (Yun.: kalos)-"… dengan indah … dengan baik, dengan benar, sehingga tidak akan ada ruang untuk kesalahan … dengan hormat, dalam kehormatan" (Thayer, 323).
- 58 Kaum wanita (Yun.: gunaikas, accusative plural dari gune)-"… seorang wanita berusia berapa saja, baik seorang gadis, atau wanita menikah, atau janda … seorang isteri [lihat 1Kor. 7:3, 10, 13] … wanita yang telah bertunangan [lihat Mat. 1:20, 24]" (Thayer, 123).
- 59 Pemfitnah (Yun.: me diabolous)-"… mudah menghujat, … memfitnah" (Thayer, 135); seorang pemfitnah, penuduh, pengumpat" (Robinson, 168).
- 60 Robertson, 575.
- 61 Menahan diri (Yun.: nephalios; Abbott-Smith)-"… tenang, … pantang anggur, baik secara total … atau setidaknya dari konsumsi yang tidak wajar" (Thayer, 425); "… berpikiran sehat, waspada, sangat berhati-hati" (Robinson, 480).
- 62 Smotherman, 284-85.
- 63 Prilaku (Yun.: anastrepho)-"… mengganggu, menggulingkan … berkelakuan, … dalam pengertian mempraktikkan prinsip-prinsip tertentu … memperlakukan diri sendiri dengan kekuatan dan keberanian … dalam rumah tangga Allah, 1Tim. 3:15 … hidup dalam kekudusan dengan pikiran yang murni .…" (Arndt and Gingrich , 60-61).
- 64 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 102-3
- 65 Pengakuan bersama (Yun.: omologoumenos)-"… dengan persetujuan bersama, diakui, tanpa perdebatan" (Thayer, 446)
- 66 Agung (Yun.: megas)-"… besar … berlimpah … tentang pelbagai kejadian alam yang secara kuat mempengaruhi pikiran sehat … tentang obyek penglihatan yang membangkitkan pujian dan rasa heran … sebagai kepunyaan orang yang terkenal karena kemampuan, kebajikan, otoritas, kekuatannya … pribadi Yesus yang penuh kebesaran, Mesias … dan pengaruh-Nya yang paling baik … benda-benda yang dihargai tinggi karena punya nilai penting … disiapkan dalam skala besar" (Thayer, 594-95).
- 67 Mengenai Kristus yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia [daging] dan dibenarkan dalam Roh, William Hendriksen berkata, "Kombinasi 'daging' dan 'Roh' memiliki jaminan kitab suci. Simaklah: 'Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran .… Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: 'Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya' (Yoh. 1:14, 32; band. 3:34). Setelah diurapi oleh Roh Kudus (Maz. 22; 45:7; Mat. 3:16; Mrk. 1:10; Luk. 3:22; Kisah 4:27; 10:38), Ia mampu, sewaktu dalam 'daging' (sifat manusia yang lemah), mengadakan pelbagai mujizat, mengusir roh-roh jahat, dll. (Mat. 12:28). Keadilan-Nya ditegakkan melalui setiap perbuatan kuasa-Nya, sebab Roh Kudus sudah tentu tidak akan memberi kuasa ini kepada orang berdosa (Yoh. 9:31). Namun secara khusus melalui kebangkitan dari antara orang mati bahwa Roh itu secara penuh membenarkan klaim Yesus bahwa Ia adalah Anak Allah (Rom. 1:4)" (William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus [London: The Banner of Truth Trust, 1964], 140).
- 68 Alexander Campbell, "Justification and Coronation of the Messiah," A Collection of Original Sermons (Louisville, Ky.: Morton & Griswold, 1851), 438.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Mat. 28:18; Efe. 1:22, 23; Kol. 1:18.
2 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Exposit...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Mat. 28:18; Efe. 1:22, 23; Kol. 1:18.
- 2 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Pub-lishers, 1985), 195. Kamus Walter Bauer menulis "secara relatif lebih tua dalam usia" (Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker [Chicago: University of Chicago Press, 2000], 862).
- 3 Vine, Unger, and White, 67.
- 4 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 26.
- 5 Bauer, 379. Artinya, penggunaan kata itu di masa lalu telah menimbulkan beban dan konotasi yang membingungkan.
- 6 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 23; John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 90.
- 7 Sebagai tambahan bagi dua nas ini, lihat 1 Pet. 5:1, 2.
- 8 Hendriksen, 23. Stott mengatakan "bukti itu adalah kuat" bahwa ini adalah "dua gelar untuk jabatan yang sama" (Stott, 90).
- 9 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 32.
- 10 Vine, Unger, and White, 462; Bauer, 843.
- 11 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 219.
- 12 I. Howard Marshall, "Congregation and Ministry in the Pastoral Epistles," in Community Formation in the Early Church and in the Church Today , ed. Richard N. Longenecker (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 2002), 118-19. (Lihat Kisah 14:23; 15:2, 22; 20:17; Fil. 1:1; 1 Tes. 5:12; Tit. 1:5; Ibr. 13:17.)
- 13 Roberts, 40.
- 14 Lihat 1:15; 3:1; 4:7-9; 2 Tim. 2:11-13; Tit. 3:4-8a.
- 15 Teks Yunaninya berbunyi "jika siapa saja." Para penerjemah menggunakan kata "laki-laki" untuk klarifikasi; menurut ayat berikutnya, penilik harus seorang "suami dari satu isteri" (3:2; penekanan ditambahkan). "Suami" adalah dari kata Yunani ajnh÷r (anēr), yang menunjukkan seorang laki-laki, bukan perempuan.
- 16 "Baik" adalah dari kalo֧ (kalos), yang mengacu kepada apa yang secara intrinsik baik (lihat 1:8).
- 17 Bauer, 721; Vine, Unger, and White, 162.
- 18 Active voice menunjukkan apa yang subjek lakukan. Passive voice menunjukkan apa yang dilakukan terhadap subjek. Bahasa Yunani juga memiliki middle voice , yang menunjukkan apa yang orang itu lakukan kepada atau untuk dirinya sendiri.
- 19 Bauer, 371; Vine, Unger, and White, 162, 384.
- 20 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 55; Kamus Bauer menjabarkan dei sebagai sesuatu yang "penting" atau "cocok" (Bauer, 213-14).
- 21 Dayton Keesee, "Caring for the Church (1 Timothy 3)," Truth for Today 17 (April 1997): 28.
- 22 Coy Roper, "The Qualifications and Appointment of Elders," Truth for Today 15 (December 1994): 19.
- 23 Kata itu menggabungkan an (an, negatif) dengan ejpi÷ (epi, "atas") dan lamba÷nw (lambanō, "memegang"). (Vine, Unger, and White, 68.)
- 24 Roberts, 27.
- 25 Kata untuk "laki-laki" ( ajnh÷r, anēr) adalah juga kata untuk "suami." Kata untuk "perempuan" ( gunh, gunē) adalah juga kata untuk "isteri."
- 26 Bauer, 672, 987.
- 27 Francis Rabelais, The Works of Francis Rabelais, vol. 1, rev. ed., trans. Thomas Urquhart and Motteux (London: Henry G. Bohn, 1864), 265 (ch. 52).
- 28 Lihat 1:9.
- 29 Roberts, 28.
- 30 Bauer, 1058.
- 31 Vine, Unger, and White, 312.
- 32 Petunjuk untuk praktik ini ditemukan dalam 2 Yohanes 9-11.
- 33 Stott, 95.
- 34 Bauer, 240.
- 35 Pertama Timotius 5:17 mengacu kepada penatua tertentu yang berkhotbah dan mengajar secara umum, tapi ini menyiratkan bahwa penatua yang tidak melakukan hal itu.
- 36 Kualifikasi ini diperluas dalam Titus 1:9-11.
- 37 Stott, 96.
- 38 Lihat Ima. 10:8-11; Ams. 31:4, 5; Yes. 5:22, 23; 28:6, 7.
- 39 Vine, Unger, and White, 604.
- 40 Bauer, 826.
- 41 Ibid., 371.
- 42 Vine, Unger, and White, 77.
- 43 Lihat 6:12; 2 Tim. 4:7; Yudas 3.
- 44 Vine, Unger, and White, 136, 414, 576; Bauer, 157.
- 45 Lihat5:17, 18.
- 46 Bauer, 698-99; Vine, Unger, and White, 313. Pada zaman Alkitab, "rumah tangga" ini mencakup setiap orang yang tinggal di rumah yang sama itu, termasuk para ipar dan para pelayan.
- 47 Vine, Unger, and White, 540, 598.
- 48 Bauer, 870.
- 49 Ibid.
- 50 Ibid., 919. Semnotēs juga muncul dalam 2:2, di mana itu diterjemahkan "kehormatan."
- 51 Denny Petrillo, Commentary on 1, 2 Timothy & Titus (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1998), 39.
- 52 Vine, Unger, and White, 436; Bauer, 669.
- 53 Spain, 61.
- 54 Vine, Unger, and White, 304; Bauer, 1021.
- 55 55 Jika demikian, ini adalah salah satu dari sedikit pernyataan dalam Alkitab mengenai asal-usul "kejatuhan" setan. Nas-nas yang kadang-kadang dikutip mengenai "kejatuhan" setan (seperti halnya Luk. 10:18; Why. 12:9) menceritakan kekalahannya oleh Yesus dan tidak ada kaitannya dengan "kejatuhan" mula-mula [manusia].
- 56 Dick Marcear, "Who Can Serve as Elder?" The Eastside Bulletin, Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma (October 21, 1979).
- 57 Bauer, 710.
- 58 Ibid., 747; Vine, Unger, and White, 582.
- 59 Bauer, 230.
- 60 Lihat 3:4.
- 61 H. C. G. Moule, The Epistle to the Philippians, Thornapple Commentaries (Cambridge: Cambridge University Press, 1897; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1981), 82.
- 62 Bauer, 250.
- 63 Kata yang diterjemahkan "kecanduan" ( prose÷cw, prosechō) diungkapkan "memberikan perhatian" dalam 4:1.
- 64 Perkataan itu sedikit berbeda dalam teks Yunaninya, tetapi maknanya pada dasarnya sama.
- 65 Bauer, 29.
- 66 Alkitab NASB menulis "iman itu" dalam 1 Timotius 1:2 dan 14, tetapi penerjemah menambahkan "itu" dalam kedua ayat itu. Teks Yunaninya tidak memiliki kata sandang pasti dalam ayat-ayat itu. Sebaliknya, Alkitab NASB menulis "iman mereka" dalam 1 Timotius 1:19, sedangkan dalam teks Yunaninya tertulis "iman." Ungkapan itu dipahami sebagai "iman [dari mereka] itu," yaitu, "iman mereka."
- 67 Stott, 100.
- 68 Bauer, 421.
- 69 Ibid., 489.
- 70 Mengenai kata anenklētos , lihat komentar tentang Tit. 1:6, 7.
- 71 Satu argumen yang menentang perkataan 3:11 mengacu kepada para istri diaken adalah bahwa Paulus tidak memasukkan kata ganti kepemilikan ( "mereka") dengan kata untuk "istri-isteri/perempuan-perempuan." Namun begitu, sudah biasa bagi Paulus untuk tidak menyertakan kata ganti kepemilikan. Misalnya, beberapa ayat sebelumnya (3:4; NASB), teks Yunaninya terbaca "menjaga anak-anak di bawah kendali," tanpa kata "nya."
- 72 Dalam Roma 16:1 (NASB), Paulus menyebut Febe "seorang pelayan [dari diakenos] gereja." Ia kemungkinan besar sedang mengacu kepada kesetiannya dalam melayani, tidak sedang menunjukkan gelar yang ia pakai. (Ini dibahas dalam David L. Roper, Romans 8-16: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary [Searcy, Ark.: Resource Publications, 2014], 438-42.)
- 73 Diaken tidak memiliki kendali dan kuasa atas jemaat. Tidak ada alasan untuk menganggap diaken perempuan memiliki. (Spain, 67.)
- 74 Hendriksen, 46, 132-33.
- 75 Lihat 2:2; 3:4, 8.
- 76 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 575.
- 77 Lihat 3:2.
- 78 Lihat 3:2, 4, 5.
- 79 Ungkapan itu dapat diyatakan "bersikap patuh dan baik" (ASV; NKJV; NRSV). Satu ungkapan yang sering terdengar mengenai anggota dari organisasi tertentu adalah bahwa laki-laki atau perempuan itu adalah "anggota yang patuh dan baik," yang berarti individu itu telah memenuhi persyaratan organisasi itu dan karena itu berhak atas pelbagai manfaat dari menjadi anggota organisasi itu. Paulus pastinya sedang mengatakan sesuatu yang lebih daripada ini.
- 80 Vine, Unger, and White, 155.
- 81 Bauer, 162.
- 82 "Iman yaitu kepada Kristus Yesus" mungkin mengacu kepada ajaran yang berpusat di dalam Kristus dan pengorbanan-Nya (lihat 3: 9).
- 83 Vine, Unger, and White, 72; Bauer, 781.
- 84 Lihat Kisah Para Rasul 18:21; Rom. 1:10; 1 Kor. 4:19. Contoh lain dari sikap ini dapat ditemukan dalam Ibrani 6:3 dan 1 Petrus 3:17.
- 85 Kata-kata "orang" dan "dirinya" telah dipasok oleh penerjemah; tidak ada kata-kata yang sesuai dalam teks Yunaninya. Beberapa terjemahan menulis "kamu" dan "dirimu." Yang lainnya menulis "kaum laki-laki" (atau "orang-orang") dan "diri mereka sendiri." Arti dasar ayat ini tidak terpengaruh oleh kata ganti orang yang digunakan.
- 86 Bauer, 72.
- 87 Beberapa orang menganggap kata-kata Paulus dalam 3:14 hanya berhubungan dengan petunjuknya dalam bagian pertama pasal 3, tetapi kebanyakan orang percaya kata-kata itu lebih komprehensif daripada itu.
- 88 Bauer, 213-14.
- 89 Ibid., 698-99; Vine, Unger, and White, 313.
- 90 Salah satu argumen untuk posisi ini adalah bahwa Paulus menggunakan istilah yang berkaitan dengan bagunan ( "tiap" dan "penopang").
- 91 Untuk referensi lain kepada gereja sebagai keluarga Allah, lihat Ibr. 3:5, 6; 1 Pet. 4:17.
- 92 Dalam NASB, kata "gereja" juga telah dipasok dalam 1 Timotius 3:7; kata itu tidak muncul dalam teks Yunaninya.
- 93 Lihat 1 Kor. 1:2; 10:32; 11:22; 15:9; 2 Kor. 1:1; Gal. 1:13; 1 Tim. 3:5.
- 94 Bauer, 424-26.
- 95 C. F. Hogg and W. E. Vine, The Epistle to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1921), 324.
- 96 Bauer, 303.
- 97 Ibid., 276.
- 98 Tentu saja, saya tidak hanya sedang menopang anak yang lebih besar, tetapi juga menopang anak yang lebih kecil-sebagaimana Kristus menopang gereja dan kebenaran. Namun begitu, tidak perlu menarik ilustrasi itu sejauh ini.
- 99 Sebuah contoh "kebenaran" diberikan dalam ayat 16. Paulus mungkin telah sedang membedakan kebenaran Firman Allah dengan kesalahan yang sedang diajarkan oleh guru-guru palsu di Efesus.
- 100 Bauer, 949.
- 101 Kuil Artemis dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno.
- 102 Roberts, 43.
- 103 Ini adalah kata keterangan yang didasarkan pada bentuk partisip oJmologe÷w (homologeō), sebuah kata kerja yang menggabungkan oJmo÷ß (homos, "sama") dengan le÷gw (legō, "bicara") dan berarti "membicarakan hal yang sama."
- 104 Bauer, 709.
- 105 Roberts, 44.
- 106 Lihat Rom. 16:25, 26; 1 Cor. 15:51; Eph. 1:9; 6:19; Col. 1:25-27
- 107 Lihat komentar tentang 2:2.
- 108 Vine, Unger, and White, 272.
- 109 Bauer, 623-24.
- 110 Satu penerapan yang dapat dibuat adalah bahwa yang agung adalah Kristus, bukan Artemis atau "dewa" atau "dewi" kafir lainnya.
- 111 Dayton Keesee, "The Confidence of the Church," Truth for Today 17 (April 1997): 38.
- 112 Untuk menjadi saleh, kita harus menjadi lebih seperti Yesus (Fil. 2:5; 1 Pet. 2:21).
- 113 Pertama Korintus 14:26 mungkin menunjukkan bahwa salah satu karunia Roh adalah karunia menulis lagu (mazmur).
- 114 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 75.
- 115 Cara yang kurang memuaskan untuk menyelaraskan pendekatan kronologis itu adalah dengan menganggap bait keempat dan kelima sebagai mengacu kepada peristiwa dalam kehidupan Yesus ketika orang-orang non-Yahudi menyatakan beriman kepada Dia (misalnya, Mat. 8:5-13; 15:21-28; Yoh. 4), episode yang meramalkan pemberian dan penggenapan Amanat Agung.
- 116 Rincian mengenai berbagai pendekatan diberikan dalam Stott, 106-8, dan Hendriksen, 138-39.
- 117 Judul-judul paragraf dalam bagian ini disadur dari Keesee, "The Confidence of the Church," 38-39.
- 118 Alkitab KJV menulis kata "Allah"; tapi bacaan ini "tidak muncul dalam penulis Kristen sampai akhir abad keempat, dan tidak muncul dalam terjemahan Kitab Suci, yang lebih awal daripada abad ketujuh atau kedelapan" Alfred Plummer, The Pastoral Epistles, The Expositor's Bible [Toronto: Willard Tract Depository and Bible Depôt, 1888], 133). Karena sebagian besar setuju, bahwa bait pertama bicara tentang inkarnasi Yesus (Allah yang menjadi daging), maka apakah "Ia" atau "Allah" yang digunakan tidaklah mengubah pesannya.
- 119 Bauer, 1048; Vine, Unger, and White, 390.
- 120 Bauer, 914-15.
- 121 Ibid., 249.
- 122 Lihat ASV; NEB; REB; NRSV. Mereka yang menyukai "roh" atas "Roh" berpendapat bahwa "roh" di baris kedua adalah perbedaan yang lebih alami dengan "daging" dalam bait pertama (lihat Mat. 26:41). Namun begitu, sudah umum bagi "daging" dan "Roh" untuk dibedakan dalam Perjanjian Baru Testament (Yoh. 3:6; 6:63; Rom. 8:4-6, 9, 13; Gal. 4:29; 5:16, 17; 6:8).
- 123 Lihat KJV; NKJV; RSV; GNT; NJB; NCV; NLT; ESV; NIV.
- 124 Bauer, 326-28. Banyak terjemahan menulis "dalam" (KJV; NKJV; ASV; NJB; NEB; REB; NRSV).
- 125 Ibid., 329. Beberapa terjemahan menulis "oleh" (GNT; NIV; NCV; NLT; ESV; MSG).
- 126 Ibid., 719-20.
- 127 Ibid., 720.
- 128 Karena angelos berarti "utusan," beberapa penulis percaya kata itu di sini mengacu kepada utusan manusia yang melihat Yesus setelah kebangkitan-Nya (para rasul, beberapa perempuan, dan orang lainnya).
- 129 Lihat Mat. 11:21; Mrk. 11:17; Luk. 2:32; Yoh. 10:16.
- 130 Lihat Rom. 16:25, 26; Efe. 3:4-6; Kol. 1:25-27.
- 131 Bauer, 276.
- 132 James Hastings, ed., The Great Texts of the Bible: Thessalonians to Hebrews (New York: Charles Scribner's Sons, n.d.), 113.
- 133 Vine, Unger, and White, 510; Bauer, 66.
- 134 Petrillo, 50.
- 135 Dua dari mereka yang sering disebut "diaken-diaken pertama" (lihat Kisah 6:5) berkhotbah dan mengajar (lihat Kisah 6:8-7:53; 8:5-40).
- 136 Pokok pikiran tambahan tentang pemilihan dan penunjukan penatua dan diaken akan diberikan sehubungan dengan Titus 1:5.
- 137 Diasumsikan bahwa ia harus menikah dengan orang Kristen (lihat 1 Kor. 7:39).
- 138 Jemaat tidak dapat memutuskan bahwa kualifikasi ini atau itu adalah tidak penting dan oleh sebab itu dapat menyingkirkannya. Dalam kerangka kualifikasi yang diberikan oleh Allah, jemaat dapat memutuskan orang laki-laki mana yang memenuhi kualifikasi tersebut.
- 139 Karena 3:12 mengacu kepada anak-anak dari semua diaken, pertanyaan tentang pluralistis anak untuk diaken umumnya tidak muncul.
- 140 Diskusi lebih luas tentang pertanyaan ini muncul dalam David Roper, "Supplementary Notes on the Qualifications of Elders," Truth for Today 28 (July 2007): 30.
- 141 Keesee, "Caring for the Church," 31.
- 142 Gaya bahasa yang terkait adalah tentang adopsi (lihat Rom. 8:15; Gal. 4:5).
- 143 Jika Anda mengajarkan materi ini di kelas, Anda dapat meminta anggota kelas Anda untuk menyampaikan poin-poin penerapan mengenai gereja sebagai keluarga Allah.
- 144 Stott, 108.
- 145 Bait-bait tambahan ditulis oleh David Roper.
- 146 Pemikiran ini adalah dari Jim Bill McInteer, Great Preachers of Today: Sermons of Jim Bill McInteer, ed. J. D. Thomas (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1966), 10-14.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi