Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Flp 3:8-11
Full Life: Flp 3:8-11 - SUPAYA AKU MEMPEROLEH KRISTUS.
Nas : Fili 3:8-11
Ayat-ayat ini memperlihatkan hati rasul Paulus dan hakikat
kekristenan. Kerinduan terbesar Paulus ialah mengenal Kristus dan meng...
Nas : Fili 3:8-11
Ayat-ayat ini memperlihatkan hati rasul Paulus dan hakikat kekristenan. Kerinduan terbesar Paulus ialah mengenal Kristus dan mengalami persekutuan pribadi dan keakraban dengan Dia secara lebih erat. Usahanya untuk mencapai hal-hal ini menyangkut yang berikut:
- 1) Mengenal Kristus secara pribadi dan juga mengetahui cara-cara, sifat, dan tabiat-Nya seperti yang dinyatakan dalam Firman Allah. Pengenalan yang sebenarnya akan Kristus meliputi mendengarkan Firman-Nya, mengikuti Roh-Nya, menanggapi semua tindakan-Nya dengan iman, kebenaran dan ketaatan, serta menyatu dengan segala urusan dan maksud-Nya.
- 2) Berada di dalam Dia (ayat Fili 3:9), yaitu mempunyai persatuan
dan persekutuan dengan Kristus yang menghasilkan suatu kebenaran yang
dialami sebagai karunia dari Allah saja (Fili 1:10-11;
lihat cat. --> 1Kor 1:30;
[atau ref. 1Kor 1:30]
lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN).
- 3) Mengenal kuasa kebangkitan-Nya (ayat Fili 3:10), yaitu mengalami pembaharuan hidup, kelepasan dari dosa (Rom 6:4; Ef 2:5-6), dan kuasa Roh yang menghasilkan kesaksian yang efektif, penyembuhan, mukjizat, dan akhirnya kebangkitan kita sendiri dari antara orang mati (ayat Fili 3:11; Ef 1:18-20).
- 4) Mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dengan menyangkal diri, menyalibkan manusia lama, dan menderita karena Kristus dan kerajaan-Nya (bd. Fili 1:29; Kis 9:16; Rom 6:5-6; 1Kor 15:31; 2Kor 4:10; Gal 2:20; Kol 1:24; 1Pet 4:13).
Jerusalem -> Flp 3:11
Jerusalem: Flp 3:11 - kebangkitan dari antara orang mati Tak mungkin Paulus di sini berbicara tentang kebangkitan umum. Kebangkitan itu mengenai semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kebangk...
Tak mungkin Paulus di sini berbicara tentang kebangkitan umum. Kebangkitan itu mengenai semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kebangkitan itupun tidak akan menyelamatkan orang jahat dari kematian kekal, Yoh 5:29. Sebaliknya apa yang dimaksudkan ialah kebangkitan sejati, yakni kebangkitan orang benar. Mereka diambil "dari antara orang mati" dan hidup bersama Kristus, bdk Luk 20:35+.
Ref. Silang FULL -> Flp 3:11
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Flp 3:9-14
Matthew Henry: Flp 3:9-14 - Perhatian, Harapan, dan Tujuan Rasul Paulus Perhatian, Harapan, dan Tujuan Rasul Paulus (3:9-14)
Sekarang kita sudah tahu apa yang telah ditinggalkan Rasul Paulus. Sekarang marilah kita lihat...
Perhatian, Harapan, dan Tujuan Rasul Paulus (3:9-14)
- Sekarang kita sudah tahu apa yang telah ditinggalkan Rasul Paulus. Sekarang marilah kita lihat apa yang telah dipegangnya dan dipertahankannya dengan gigih, yaitu Kristus dan sorga. Hatinya terpatri pada kedua keistimewaan dalam agama Kristen ini.
- I. Di dalam hatinya ada Kristus sebagai kebenarannya. Hal ini digambarkan melalui beberapa contoh.
- 1. Ia rindu mendapatkan Kristus. Ia menganggap diri sangat beruntung bila memiliki bagian di dalam Kristus dan kebenaran-Nya, dan jika Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya: supaya aku memperoleh Kristus. Ia seperti seorang pelari yang ingin memenangkan hadiah, atau seorang pelaut yang menjadikan pelabuhan sebagai tujuannya. Ungkapan ini menyiratkan bahwa kita perlu berusaha keras supaya mendapatkan dan mengikuti Dia, dan segala sesuatu tidak ada artinya demi memperoleh Dia.
- 2. Supaya ia berada dalam Dia (ay. 9), seperti si pembunuh yang berada di dalam kota perlindungan, tempat ia aman dari balas dendam penuntut darah (Bil. 35:25). Atau ini juga merujuk kepada keadaan di pengadilan. Demikianlah kita harus didapati oleh Hakim ada dalam keadaan berdamai dengan Dia (2Ptr. 3:14). Kita akan binasa tanpa kebenaran ketika berada di hadapan Allah, sebab kita adalah orang yang bersalah. Di dalam Yesus Kristus tersedia kebenaran bagi kita, dan itu kebenaran yang mutlak dan sempurna. Tidak seorang pun dapat memperoleh kepentingan atau manfaat dari kebenaran itu, selain mereka yang tidak mengandalkan diri sendiri, dan menjadi percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati. “Bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, tidak berpikir bahwa pengamalan hukum secara lahiriah dan perbuatan-perbuatan baikku dapat menebus semua perbuatan-perbuatan jahatku, atau bahwa dengan menghitung semua perbuatan demikian aku dapat menyeimbangkan perhitungan dengan Allah. Tidak, kebenaran yang kuandalkan adalah kepercayaan kepada Kristus. Bukan kebenaran menurut hukum Taurat, melainkan kebenaran Injili, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan, yang ditetapkan dan ditahbiskan oleh Allah. Tuhan Yesus Kristus adalah TUHAN Keadilan kita (Yes. 45:24; Yer. 23:6). Seandainya Dia bukan Allah, Ia tidak akan menjadi Keadilan kita. Keunggulan luar biasa sifat Ilahi begitu menghargai dan menyebut penderitaan-Nya sebagai kebajikan yang luhur sampai cukup untuk menghapus dosa seluruh isi dunia, dan membawa keadilan yang berlaku bagi semua orang yang percaya. Iman merupakan sarana yang telah ditetapkan Allah bagi kita untuk mendapat bagian dan manfaat yang menyelamatkan di dalam penebusan yang diperoleh-Nya melalui penumpahan darah-Nya. Bagian dan keselamatan itu diperoleh karena iman, dalam darah-Nya (Rm. 3:25).
- 3. Supaya ia mengenal Kristus (ay. 10): Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Iman disebut hikmat (atau pengetahuan atau pengenalan – pen.) (Yes. 53:11). Di sini, mengenal Dia berarti percaya kepada-Nya. Ini merupakan hikmat atau pengenalan berdasarkan pengalaman tentang kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, atau merasakan kuasa dan kebajikan yang mengubahkan dari hal-hal ini. Amatilah, Rasul Paulus luar biasa sangat ingin dikuduskan serta dibenarkan. Ia rindu mengenal kuasa kematian dan kebangkitan Kristus yang membunuh dosa di dalam dirinya, serta membangkitkannya ke dalam hidup yang baru, ketika ia menerima manfaat dari kematian dan kebangkitan Kristus dalam membenarkan dirinya.
- 4. Supaya ia dapat menjadi serupa dengan-Nya, dan ini juga mencakup pengudusannya. Dengan demikian kita juga menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya ketika kita mati terhadap dosa, sama seperti Kristus telah mati bagi dosa. Ketika kita disalibkan bersama Kristus, kehendak daging dan keinginan duniawi kita dipadamkan, dan dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Inilah keserupaan kita dengan kematian-Nya.
- II. Rasul Paulus memandang sorga sebagai kebahagiaannya: supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (ay. 11).
- 1. Di sini, kebahagiaan sorgawi disebut kebangkitan dari antara orang mati, sebab meskipun jiwa orang percaya ketika meninggalkan dunia ini akan langsung berada bersama Kristus, namun kebahagiaan mereka belumlah sempurna sampai kepada kebangkitan semua orang mati pada akhir zaman, ketika jiwa dan tubuh akan dimuliakan bersama-sama. Anastasis adakalanya berarti masa depan. Inilah yang dinanti-nantikan oleh Rasul Paulus dan ingin dicapainya. Akan terjadi kebangkitan orang-orang fasik, yang akan bangkit untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Kita harus menjaga agar terhindar dari hal ini. Sebaliknya, kebangkitan penuh sukacita dan kemuliaan orang-orang kudus disebut kebangkitan kat’ exochēn – penuh kebesaran, karena merupakan kebajikan melalui kebangkitan Kristus, yang adalah Kepala dan Buah Sulung bagi mereka. Sementara itu, orang fasik akan bangkit hanya karena kuasa Kristus yang bertindak sebagai hakim mereka. Bagi orang-orang kudus, ini akan benar-benar menjadi kebangkitan, pulang kembali kepada kebahagiaan, kehidupan, dan kemuliaan. Sebaliknya, kebangkitan orang fasik adalah kebangkitan dari kubur untuk kembali kepada kematian kedua. Bagi orang-orang kudus, ini disebut kebangkitan orang-orang benar, dan bangkit untuk hidup yang kekal (Yoh. 5:29). Mereka dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati (Luk. 20:35).
- 2. Rasul Paulus berusaha keras menuju kebangkitan penuh sukacita ini. Ia bersedia melakukan apa pun, atau menderita apa pun, supaya dapat memperoleh kebangkitan itu. Pengharapan dan pandangan akan hal itu membuat dia begitu berani dan tabah luar biasa dalam melewati semua kesulitan yang dihadapinya dalam melaksanakan tugasnya. Ia berbicara seolah-olah ia sedang menghadapi bahaya akan kehilangan dan tidak memperolehnya. Ketakutan kudus akan kehilangan atau gagal mencapai sesuatu merupakan sarana yang sangat baik untuk terus bertekun. Amatilah, kerinduannya untuk didapati berada di dalam Kristus adalah dengan tujuan mengalami kebangkitan dari antara orang mati. Paulus tidak berharap memperolehnya melalui kebajikan dan kebenarannya sendiri, tetapi melalui kebajikan dan kebenaran Yesus Kristus. “Kiranya aku didapati berada di dalam Kristus, supaya aku beroleh kebangkitan dari antara orang mati, didapati sebagai orang yang percaya kepada-Nya, dan memperoleh bagian di dalam Dia melalui iman.” Amatilah,
- (1) Ia menganggap dirinya tidak sempurna dan sedang diuji: Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna (ay. 12). Amatilah, orang-orang terbaik di dunia tidak akan segan-segan segera mengakui ketidaksempurnaannya di dunia saat ini. Kita belum mencapainya dan belum sempurna. Masih terdapat banyak kekurangan dalam hal kewajiban, anugerah, dan penghiburan kita. Jika Paulus saja belum mencapai kesempurnaan (padahal ia telah mencapai puncak kekudusan yang begitu tinggi), apalagi kita. Ia berkata lagi, Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya (ay. 13), ou logizomai. “Aku membuat penilaian ini, dan demikianlah aku beradu pikiran dengan diri sendiri.” Amatilah, orang-orang yang menyangka bahwa mereka memiliki cukup banyak kasih karunia justru membuktikan bahwa mereka hanya memiliki sedikit, atau bahkan tidak memilikinya sama sekali. Karena di mana ada kasih karunia sejati, di situ ada kerinduan akan lebih banyak kasih karunia, dan desakan terus menuju penyempurnaan kasih karunia.
- (2) Tindakan Rasul Paulus ketika menyadari hal ini. Mengingat bahwa ia belum mencapainya dan belum menangkapnya, ia pun mendesak maju, “Aku mengejarnya (ay. 12), diōkō – aku mengejar sekuat tenaga, bagaikan dalam perlombaan. Aku berusaha keras memperoleh lebih banyak kasih karunia dan berbuat lebih baik, serta tidak pernah berpikir bahwa aku telah berbuat cukup banyak: kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Amatilah,
- [1] Dari mana kasih karunia kita berasal, yaitu karena ditangkap oleh Kristus Yesus. Bukan karena kitalah yang menangkap Kristus terlebih dahulu, melainkan karena Dia menangkap kita. Inilah kebahagiaan dan keselamatan kita. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1Yoh. 4:19). Bukan karena kita terus menangkap Kristus, melainkan karena Dia terus menangkap kita sehingga kita tetap aman. Kita dipelihara dalam kekuatan Allah karena iman sementara menantikan keselamatan (1Ptr. 1:5). Amatilah,
- [2] Apa sebenarnya kebahagiaan sorgawi: ini berarti menangkapnya, karena kita pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus (KJV: untuk menangkap sesuatu yang untuknya kita ditangkap oleh Kristus – pen.). Ketika Kristus menangkap kita, tujuannya adalah untuk membawa kita ke sorga, dan menangkap apa yang membuat-Nya menangkap kita adalah untuk mencapai kesempurnaan dari kebahagiaan kita. Selanjutnya ia menambahkan, tetapi ini yang kulakukan (inilah yang menjadi kerinduan dan kepedulian terbesarnya): aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku (ay. 13). Memang merupakan dosa untuk melupakan dosa-dosa dan rahmat masa lampau yang seharusnya diingat agar senantiasa menyesalinya dan bersyukur kepada Allah. Namun Paulus melupakan hal-hal pada masa lampau supaya tidak merasa puas dengan kasih karunia yang diterimanya pada saat sekarang. Ia masih mengharapkan lebih dan lebih lagi. Oleh karena itu ia mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya, epekteinomenos, meraih diri ke depan sambil terus mengarah kepada tujuannya. Ini mengungkapkan suatu kepedulian yang teramat sangat sungguh-sungguh.
- (3) Tujuan utama Rasul Paulus dalam semua tindakan ini: Aku berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (ay. 14). Ia berlari-lari kepada tujuan. Sama seperti orang yang mengikuti perlombaan tidak pernah berhenti sebelum mencapai akhir, tetapi terus berlari maju secepat mungkin, demikian juga orang-orang yang mendambakan sorga harus terus berlari-lari kepada tujuan di dalam kerinduan serta pengharapan kudus, senantiasa berusaha keras dan mempersiapkan diri. Semakin kita ingin bertumbuh dewasa untuk mencapai sorga, semakin cepat kita harus mendesak maju kepada tujuan. Di sini, sorga disebut tujuan, sebab itulah yang tujuan pandangan setiap orang Kristen yang baik, sama seperti pemanah memusatkan perhatian kepada sasaran yang ditujunya. Untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi. Amatilah, panggilan orang Kristen merupakan panggilan sorgawi yang berasal dari sorga, yang adalah sumber panggilan itu. Panggilan itu menuju ke sorga yang merupakan arah tujuannya. Sorga adalah hadiah, yaitu panggilan sorgawi, to brabeion, hadiah yang kita perebutkan, yang kita kejar, dan yang kita pergumulkan. Itu sesuatu yang menjadi sasaran kita dalam segala sesuatu yang kita lakukan dan yang akan menjadi hadiah bagi semua jerih payah kita. Sungguh amat berguna dalam perjalanan Kekristenan kita untuk tetap mengarahkan pandangan kepada sorga. Hal ini pantas untuk menentukan langkah dalam semua pelayanan kita, dan untuk menggairahkan kita di setiap langkah yang kita ambil. Dan sorga itu dari Allah, yang dari-Nya kita harus mengharapkannya. Karunia Allah ialah hidup yang kekal (Rm. 6:23), tetapi hanya di dalam Kristus Yesus. Harus melalui tangan Kristus karunia itu sampai kepada kita, karena ia diperoleh untuk kita oleh-Nya. Tidak ada jalan untuk mencapai sorga sebagai tempat tinggal kita selain melalui Kristus yang adalah Jalan kita.
SH: Flp 3:1-16 - Musuh Injil. (Jumat, 30 Oktober 1998) Musuh Injil.
Sebagai orang Ibrani sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaan. Akibatnya ia malah menjadi musuh Kristus, musuh Injil (...
Musuh Injil.
Sebagai orang Ibrani sejati, Paulus sangat mengutamakan moralitas dan keagamaan. Akibatnya ia malah menjadi musuh Kristus, musuh Injil (ayat 4-6). Semua yang diunggulkannya itu ternyata sia-sia, karena tidak mampu membuat Allah memperhitungkannya benar. Tak seorang pun benar karena usahanya sendiri. Itu sebabnya kepada mereka yang datang mengabarkan "injil" sunat (ayat 1b-3), Paulus menegur keras. Pengenalan akan Kristus Yesus membuat semua hal-hal lahiriah yang diandalkannya dulu seumpama sampah (ayat 8).
Dulu, kini, kelak. Tiap orang memiliki tiga aspek waktu perjalanan hidup: dulu, kini, kelak. Seperti Paulus, mari kita tinggalkan yang di belakang! Serahkanlah kebaikan maupun kejahatan itu kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan! Marilah kita mengejar harta sorgawi yang Tuhan peruntukkan menjadi masa depan kekal kita (ayat 12-16). Mari kita jalani masa kini kita dengan kerinduan untuk mengenal Kristus, mengalami penuh kematian dan kuasa kebangkitan Kristus (ayat 10-11). Dengan kata lain, marilah kita jalani hidup yang sepenuhnya bersumber dan bergantung pada hidup dan karya penyelamatan Yesus Kristus.
SH: Flp 3:1-11 - Bermegah bukan dalam hal lahiriah (Minggu, 30 Mei 2004) Bermegah bukan dalam hal lahiriah
Hari ini firman Tuhan mengajarkan Kristen di Filipi agar beribadah
oleh Roh Allah, bermegah dalam Kristus dan ...
Bermegah bukan dalam hal lahiriah
Hari ini firman Tuhan mengajarkan Kristen di Filipi agar beribadah oleh Roh Allah, bermegah dalam Kristus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah (ayat 3).
Banyak penipuan yang telah terjadi (seperti pada masa Paulus) dan akan terus terjadi. Orang-orang akan memalsukan ibadah mereka dengan bermegah dalam hal lahiriah. Paulus mengarahkan penyembahan kepada Allah di dalam Roh kepada pengenalan akan Kristus. Ia membuang semua yang bersifat lahiriah dan menganggapnya sebagai sampah jika dibandingkan dengan Kristus (ayat 4-8). Paulus tidak membanggakan kebolehan diri sendiri tetapi mengutamakan pengenalan akan Kristus sebagai gol tertinggi hidupnya. Inilah model hamba Tuhan sejati.
Keinginan Paulus adalah mengenal Kristus melalui persekutuan dalam penderitaan-Nya dan mengenal kuasa kebangkitan-Nya. Kepenuhan kuasa Roh Kudus didapat melalui jalan salib, yaitu kematian terhadap diri sendiri (ayat 10). Ini bertolak-belakang dengan hal yang cenderung orang banggakan kini. Pengenalan Paulus adalah pengenalan dalam pengalaman iman, yang membawa Paulus kepada suatu proses identifikasi diri serupa Kristus. Hidup Kristus menjelma dalam dirinya sedemikian sehingga hidup Paulus seolah ungkapan ulang hidup Kristus sendiri. Semua yang bisa menghalangi proses identifikasi itu harus dibuang.
Renungkan: Apa saja dalam hidup yang masih Anda pentingkan lebih daripada Tuhan? Bersediakah Anda menganggapnya sampah dan membuangnya?
SH: Flp 3:1-16 - Maju di dalam iman (Kamis, 6 September 2012) Maju di dalam iman
Menjadi pengikut Kristus merupakan sebuah keputusan yang harus sungguh-sungguh dijalani. Demikian juga bagi rasul Paulus. Kejayaan...
Maju di dalam iman
Menjadi pengikut Kristus merupakan sebuah keputusan yang harus sungguh-sungguh dijalani. Demikian juga bagi rasul Paulus. Kejayaan dan kemuliaan di masa lalu tidak lagi bernilai karena pengenalan akan Kristus. Apa yang dahulu dianggap bernilai, sekarang ini menjadi sama seperti sampah (7-8).
Mengapa Paulus mengungkapkan hal ini? Dia sedang memperingatkan jemaat Filipi untuk berhati-hati terhadap "anjing-anjing, pekerja-pekerja yang jahat dan penyunat-penyunat yang palsu" (2). Orang-orang itu menekankan hidup keagamaannya secara lahiriah semata (4). Orang-orang yang demikian melakukan ibadahnya secara ritualistik dan legalistik. Mereka perlu diwaspadai karena ada di dalam jemaat dan berpotensi menyesatkan kerohanian jemaat. Dengan memakai kesaksian hidupnya, rasul Paulus menasihati jemaat Filipi. Dulu segala kemegahan lahiriah seperti itu dianggapnya keuntungan, tetapi sekarang tidak. Pengenalan akan Kristus itulah yang diingininya.
Nasihat ini ditulisnya dari penjara. Sekiranya Paulus tetap mengingini kejayaan dan kemuliaannya dulu, dia tidak akan ada di penjara. Paulus dengan tegas menyatakan imannya dan terus mengarahkan pandangannya ke depan bahkan 'berlari untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus' (14).
Sikap Paulus ini tidak mudah untuk diteladani. Bagi kita yang berada dalam keadaan aman dan nyaman, mengikut Kristus adalah mudah. Akan tetapi, kalau kita berada dalam keadaan seperti Paulus tentu lain ceritanya. Godaan untuk kembali kepada kejayaan hidup di masa lalu akan sangat besar. Ingat saja pengalaman bangsa Israel ketika keluar dari Mesir (Bil. 11:4-6). Ketika merasa bosan, mereka dengan mudah merindukan kemakmuran di Mesir. Oleh karena itu, kita perlu bertekad seperti Paulus, "melupakan apa yang telah ada di belakangku" agar dapat fokus ke depan! Sebagai pengikut-pengikut Kristus seharusnya kita juga memiliki kesungguhan dalam iman. Iman yang sejati akan terlihat dalam kerinduan untuk semakin mengenal Kristus dan bertumbuh di dalam-Nya.
SH: Flp 3:1-16 - Arah Hidup (Jumat, 7 Agustus 2020) Arah Hidup
Hidup tanpa tujuan akan menjadi sia-sia. Semua usaha kita selama menjalani hidup akan berakhir dengan kekecewaan, kehampaan, kelelahan, da...
Arah Hidup
Hidup tanpa tujuan akan menjadi sia-sia. Semua usaha kita selama menjalani hidup akan berakhir dengan kekecewaan, kehampaan, kelelahan, dan rasa frustrasi. Tujuan merupakan aspek penting yang membuat hidup menjadi bermakna dan berarti.
Tujuan kita sebagai orang percaya sudah ditetapkan oleh Allah, yaitu kebangkitan dan hidup kekal bersama-Nya di surga. Oleh karena itulah, Paulus tidak lagi membanggakan keadaan lahiriahnya di luar Kristus. Sejak ia menerima Yesus sebagai Juru Selamat, arah tujuan hidupnya berubah secara radikal. Sebelumnya, tujuannya adalah mencari kehebatan dan kemegahan diri sehingga ia tega menganiaya orang-orang yang percaya kepada Yesus. Namun setelah berjumpa dengan Yesus, ia hanya ingin mengejar kebenaran dalam Kristus.
Untuk itu, ia rela menanggalkan segala masa lalunya yang gemilang, lalu mengarahkan pandangan secara total untuk mengenal Yesus. Totalitas tersebut mengerahkan seluruh jiwa dan raganya agar ia menjadi sama seperti Kristus serta meraih mahkota kemenangan di dalam Allah. Ia bersungguh-sungguh bekerja keras, dan penuh keberanian untuk mengejar ini. Ia berserah penuh kepada Tuhan agar memampukannya. Tentu saja ini tidak mudah karena nyawa adalah taruhannya.
Banyak orang hanya mengarahkan hidupnya pada kesuksesan dan ketenaran duniawi belaka. Mereka mengejar hal itu semua dengan totalitas. Ironisnya, lebih banyak lagi orang yang malah tidak mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas. Mereka seperti tidak sadar, bahkan tidak peduli terhadap itu semua. Kehidupan dijalani begitu saja sehingga mereka tidak mengarahkan hidupnya pada apa yang kekal dan panggilan surgawi sampai ajal menjemput.
Marilah kita arahkan pandangan kepada Tuhan yang menyediakan hidup kekal sehingga kita dapat bermegah dalam Kristus Yesus. Dengan hidup yang baru, tujuan kita adalah pengenalan diri akan Tuhan dan hidup yang kekal bersama Allah. Kita mesti mengarahkan hidup kepada Allah. [DSY]
Utley -> Flp 3:7-11
Utley: Flp 3:7-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 3:7-117 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8 Malahan segala sesuat...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 3:7-11
7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. 10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, 11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Fili 3:7 "sekarang kuanggap rugi" Ini adalah sebuah PERFECT MIDDLE (deponent) INDICATIVE. Paulus datang untuk melihat bagaimana ritual dan aturan yang tak berguna menjadi sarana untuk memperoleh dan mempertahankan kebenaran sejati (lih. Kol 2:16-23). Ini adalah pergeseran penekanan teologis utama dari pelatihan agama dan gaya hidup Paulus sebelumnya yang terjadi di pertobatannya di perjalanan ke Damaskus (lih. Kis 9:1-22; 23:3-16; 26:9-18).
Fili 3:8-11 Ayat-ayat ini adalah satu kalimat dalam bahasa Yunani.
Fili 3:8 "kuanggap" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) INDICATIVE. Istilah ini digunakan tiga kali dalam ayat Fili 3:7 & 8. Ini adalah istilah bisnis untuk "kerugian denda." Semua yang sebelumnya dipercaya Paulus sebagai kebenaran (ras dan kinerja agamanya) sekarang dianggapnya sebagai "rugi."
- NASB, NRSV "dalam pandangan nilai yang lebih dari pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku"
- NKJV "untuk pengetahuan yang sangat baik dari Kristus Yesus Tuhanku"
- TEV "karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya"
- NJB "karena keuntungan tertinggi dari pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku"
Kunci keKristenan adalah hubungan pribadi dengan Yesus. Dalam bahasa Ibrani "tahu/kenal" menyiratkan hubungan pribadi yang intim, bukan fakta tentang sesuatu atau seseorang (lih. Kej 4:1; Yer 1:5).
Injil adalah (1) seseorang untuk disambut; (2) suatu ajaran untuk percaya, dan (3) kehidupan untuk dijalani! Untuk "nilai yang melebihi" (huperechō) lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper di Ef 1:19. Kata yang sama ini digunakan dalam Fili 2:3; 3:8; 4:7.
□ "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi" Ini adalah suatu AORIST PASSIVE INDICATIVE. Ini bisa menunjuk pada keluarganya, warisannya, prestasi keagamaan dan / atau pelatihan kerabian-nya. Segala sesuatu yang sebelumnya dia dianggap berharga tiba-tiba kehilangan semua nilainya! Segalanya berubah di jalan Damaskus (lih. Kis 9; 22:3-16; 26:9-18).
- NASB, NKJV "menghitung mereka, tak lebih dari sampah"
- NRSV "menganggapnya sampah,"
- TEV "aku menganggap itu semua sekedar sampah"
- NJB "dan melihat mereka semua sebagai kotoran"
Ini secara harfiah adalah istilah untuk "kotoran" atau mungkin singkatan populer dari frase "dilemparkan ke anjing" (lih. ay. Fili 3:2). Secara kiasan itu berarti "tak ada nilainya."
□ "supaya aku memperoleh Kristus" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE. Paulus menggunakan istilah komersial ini secara metafora, "mendapatkan" atau "memenangkan" Kristus atau Injil seperti dalam Fili 1:21; 3:7,8, dan 1Kor 9:19-22 [lima kali]. Dalam Tit 1:11 ia menggunakannya dalam arti harfiahnya.
Fili 3:9 "dan berada dalam Dia" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE SUBJUNCTIVE. Ini mengungkapkan doa Paulus yang terdalam. "Dalam Dia" atau "dalam Kristus" adalah pembangunan tata bahasa favorit Paulus untuk orang percaya (untuk contoh yang baik perhatikan Ef 1:3,4,6,7,9,10 [tiga kali], 12, 13 [dua kali]).
□ "bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat," Ini adalah isu kuncinya (lih. Rom 3:9-18,21-31). Bagaimana manusia menjadi benar dengan Allah? Kinerja atau kasih karunia? Hal ini sekali dan untuk semua dijawab bagi Paulus di jalan Damakus (lih. Kis 9; 22:3-16; 26:9-18). Lihat Topik Khusus pada Ef 4:24.
□ "melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus," Iman adalah bagaimana individu menerima anugerah kasih karunia Allah dalam Kristus (lih. Rom 3:24; 6:23; Ef 2:8-9). Iman dan pertobatan merupakan dua aspek mutlak dari respon umat manusia terhadap perjanjian baru (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21).
□ "kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan." Kebenaran adalah anugerah dari Allah (lih. dōrea, Rom 5:15; 2Kor 9:15; Ef 3:7; dōrēma, Rom 5:16; Doron, Ef 2:8; kharisma, Rom 6:23). Dia selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65). Tuhan menginginkan bahwa semua manusia diselamatkan (lih. Yeh 18:23,32; 1Tim 2:4; 2Pet 3:9); Dia telah menyediakan cara bagi semua manusia untuk diselamatkan! Mereka harus menanggapi dan terus menanggapi tawaran Allah dengan
- 1. pertobatan
- 2. iman
- 3. ketaatan
- 4. pelayanan
- 5. ketekunan
Lihat Topik Khusus pada Ef 4:24.
Fili 3:10 "kuasa kebangkitan-Nya" Ini pasti menunjuk pada hidup baru orang percaya dalam Kristus. Rangkaian frasa dalam ay. Fili 3:10 ini mungkin mencerminkan penderitaan Paulus bagi Injil (lih. 2Kor 4:7-12,16; 6:4-10; 11:23-28) yang termasuk pemenjaraannya saat ini.
Orang lain melihat semua frasa dalam ay. Fili 3:10 ini sebagai aspek persatuan mistis orang percaya dengan Kristus atau kedewasaan serupa Kristus mereka. Sebgaimana Yesus disempurnakan oleh hal-hal yang diderita-Nya (lih. Ibr 5:8) demikian juga orang percaya menjadi dewasa oleh penderitaan (lih. Rom 5:1-5).
□ "persekutuan dalam penderitaan-Nya" Penderitaan adalah tema umum dari pengalaman orang Kristen di beberapa abad pertama sebagaimana dalam banyak masyarakat di dunia saat ini (lih. Rom 8:17; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12; 1Pet 3:14; 4:12-19). Saat orang percaya berbagi kemenangan Yesus, mereka juga berbagi pelayanan-Nya (lih. Mat 10:24, Luk 6:40, Yoh 13:14-16; 15:20; 17:18; 20:21; 2Tim 3:12). Lihat Topik Khusus: koinōnia di Fili 2:1.
□ "menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE. Orang percaya harus mati bagi dosa dan diri sendiri dan hidup bagi Allah (Lih. Mat 16:24-26; Rom 6:1-11; Gal 2:20; Kol 3:3). Hidup sejati didahului oleh kematian terhadap kehidupan lama!
Fili 3:11 Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti kemungkinan tindakan di masa depan. Ayat Fili 3:11 harus ditafsirkan dalam terang ayat Fili 3:10. Frasa ini tidak mengekspresikan keraguan tentang keselamatan, tetapi kerendahan hati!
□ "aku akhirnya beroleh" Di sini sekali lagi adalah model dialektis atau paradoks dari teologia Paulus. Paulus tahu bahwa ia seorang Kristen dan bahwa sebagaimana Kristus dibangkitkan oleh Roh, ia juga akan dibangkitkan (lih. Rom 8:9-11). Namun demikian, Paulus melihat keselamatan tidak hanya sebagai peristiwa yang telah selesai di masa lalu (lih. Kis 15:11; Rom 8:24; 2Tim 1:9; Tit 3:5), tetapi juga suatu proses yang berkelanjutan (lih. 1Kor 1:18; 15:2; 2Kor 2:15) dan pada akhirnya penyempurnaan di masa depan (lih. Rom 5:9,10; 10:9; 1Kor 3:15; Fili 1:28; 1Tes 5:8-9; Ibr 1:14; 9:28). Kekristenan adalah bersandar pada karakter dan karunia Allah di dalam Kristus dan suatu kehidupan pelayanan syukur kepada Tuhan yang agresif, konstan, penuh semangat (lih. Ef 2:8-9,10). Karya George E. Ladd Sebuah Teologia Perjanjian Baru, hal 521-522, memiliki diskusi yang baik tentang hal ini.
□ "kebangkitan" Ini adalah istilah majemuk yang tidak biasa. Hal ini hanya ditemukan di sini dalam PB. Secara harfiah ini adalah "dari mati ke hidup kebangkitan." Paulus telah membahas hubungan pribadi yang intim antara dirinya dan Kristus yang bangkit. Dia merindukan hari akhir saat ia juga akan mengalami kebangkitan fisik karena ia sudah pernah mengalami kebangkitan rohani (lih. Rom 6:4-11; 2Kor 5:17; 1Yoh 3:2). Ini adalah bagian dari ketegangan "sudah tetapi belum" dari Kerajaan Allah, ketumpang tindihan dari dua jaman Yahudi.
Topik Teologia -> Flp 3:11
Topik Teologia: Flp 3:11 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Bukan Atas Dasar Perbuatan Kita
- Kis 15:7-11 Rom 3:28 Rom 4:1-16,25 Rom 9:30-33 Rom 11:2,5-6 Gal 2:16 Gal 2:21 Efe 2:8 Fili 3:7-11 2Ti 1:9
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mereka Rindu untuk Mengenal Allah Secara Lebih Mendalam
- Persekutuan Menghasilkan Keserupaan dengan Kristus
- Eskatologi
- Kebangkitan Orang Mati
- Kebangkitan Orang Benar
- Nilai Kebangkitan
- Membangkitkan Semangat Mengantisipasi
TFTWMS -> Flp 3:9-11; Flp 3:10-11
TFTWMS: Flp 3:9-11 - Ketergantungan Pada Kristus = Keuntungan KETERGANTUNGAN PADA KRISTUS = KEUNTUNGAN (Filipi 3:9-11)
Kita telah berkonsentrasi pada aspek 'kerugian' pada pernyataan untung-rugi Paulus...
KETERGANTUNGAN PADA KRISTUS = KEUNTUNGAN (Filipi 3:9-11)
Kita telah berkonsentrasi pada aspek 'kerugian' pada pernyataan untung-rugi Paulus. Inilah waktunya untuk menyoroti sisi 'keuntungan.'
Mengenal Kristus
Dalam ayat 8, Paulus berkata, 'Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku.' Penekanan pada 'pengenalan' akan Kristus diulang dan diperluas dalam ayat 10: 'Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.'
Ketika Paulus berbicara tentang 'pengenalan' akan Kristus, yang ada di dalam pikirannya bukan hanya belajar lebih banyak tentang Kristus—walaupun itu adalah penting (Roma 10:17). Istilah yang diterjemahkan 'pengenalan' (bentuk dari ginosko) sering digunakan sebagai kata perhubungan: 'Di dalam *Perjanjian Baru+, ginosko sering menunjukkan hubungan antara orang yang mengetahui dan objek yang diketahui.'11
Untuk 'mengenal' Kristus dimulai ketika kita membaca tentang Dia di dalam Firman yang terilhami (Yohanes 20:30, 31). Selanjutnya, sebagai orang percaya yang menyesali dosanya, kita 'dibaptis dalam Kristus' (Galatia 3:27; huruf miring oleh saya). Kemudian, saat kita 'berjalan' bersama Dia (lihat Roma 6:4; Kolose 2:6) dan memiliki 'persekutuan' dengan Dia (lihat 1 Korintus 1:9; 1 Yohanes 5:20), kita bisa 'mengenal' Dia lebih dalam: Hubungan kita dengan Dia tumbuh lebih dekat dan lebih pribadi. Wilbur Fields menggambarkan 'pengetahuan' yang luar biasa ini sebagai 'ekstensif, berguna, menggembirakan, memuaskan, mendalam, berwibawa, mengggugah, memurnikan, membantu, *dan+ mengubah!'12Tentu saja, 'untuk mengenal Dia dalam keintiman kepercayaan pribadi dan keberserahan adalah mengenal pelbagai manfaat-Nya yang meyelamatkan.'13
Kita tidak pernah dapat sepenuhnya 'mengenal' Yesus dalam kehidupan ini.
Itulah sebabnya Paulus mengalihkan perhatiannya kepada kebangkitan dari kematian dalam ayat 10 dan 11 dari teks kita. Pertama Yohanes 3:2 mengatakan, '< apabila Kristus menyatakan diri-Nya, < kita *akhirnya+ akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.'
Ditemukan Dalam Kristus
Paulus tidak hanya ingin "mengenal" Kristus; ia juga ingin "ditemukan *berada+ di dalam Dia" (ay. 9a). Ia ingin menjadikan Kristus sebagai 'alamat kekalnya.' Ia 'ingin diserap sepenuhnya ke dalam sifat, pekerjaan, persekutuan, dan kehadiran Kristus.'14
Dapatkah Paulus mencapai tujuan tersebut melalui usahanya sendiri? Tidak. Ia melanjutkan, '< bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (ay. 9b). Kata 'kebenaran,' ditemukan dua kali di dalam ayat ini, mengacu kepada keadaan 'diperhitungkan sebagai benar di pemandangan Allah.' Ketika Paulus berkata 'bukan dengan kebenaran < karena mentaati hukum Taurat,' ia sedang berbicara tentang hukum Musa. Seperti yang ia katakan dalam Galatia 2:16b, 'tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.' Sunat dan perbuatan lainnya dari hukum Taurat tidak bisa dan tidak akan membawa pembenaran. Namun begitu, kita bahkan bisa membuat penerapan yang lebih luas. Garis bawahilah kata-kata ini dalam pikiran Anda: 'bukan dengan kebenaranku sendiri.'
Alkitab mengajarkan pentingnya mentaati Allah (lihat Yohanes 14:15; 1 Yohanes 5:2, 3). Kita harus berusaha untuk mematuhi setiap perintah Yang Mahakuasa, bahkan beberapa perintah yang beberapa orang anggap 'kecil' atau 'tidak penting' (lihat Matius 5:19). Saya percaya ini dengan sepenuh hati saya, dan saya mengajarkan dengan sekuat tenaga saya. Kita tidak bisa diselamatkan jika kita tidak berkomitmen untuk melakukan kehendak Allah (lihat Matius 7:21; Ibrani 5:8, 9). Pada saat yang sama, saya menyadari ada bahaya dalam menekankan melaksanakan perintah: bahaya karena berpikir kita akan diselamatkan berdasarkan perbuatan kita, bahaya karena mencoba untuk menegakkan 'kebenaran *kita+ sendiri.' Malone menulis, 'Keselamatan bukanlah dengan pencapaian tetapi dengan penebusan! Itu bukan dengan prestasi tetapi dengan patuh percaya kepada Yesus.'15
Inilah apa yang Paulus ajarkan: '< bukan dengan kebenaranku sendiri < melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan' (3:9; huruf miring oleh saya). iman ini 'bukanlah persetujuan intelektual terhadap serangkaian proposisi tentang Kristus, tetapi tindakan dari kepercayaan pribadi dan penyerahan diri kepada Kristus.'16Ini adalah iman yang hidup, iman yang bekerja, iman yang taat (lihat Yakobus 2:26; Galatia 5:6; Ibrani 11:8)—suatu penyerahan total kepada kehendak sang Tuan. Termasuk dalam iman yang percaya, taat ini adalah baptisan kita (penyelaman dalam air) ke dalam Kristus (Galatia 3:26, 27). Namun demikian, itu tetaplah iman kepada apa yang Yesus telah lakukan untuk kita, bukan apa yang kita telah lakukan untuk Dia. Iman tidak memberikan ruang untuk membesarkan diri.
Seorang misionaris sedang berjuang untuk menemukan kata lokal yang akan menerjemahkan kata Inggris 'iman.'17Ia gagal menemukan kata yang bisa diterima, sampai suatu hari ia diganggu oleh orang yang butuh pertolongan. Orang itu bertanya, 'Bolehkah saya datang dan bersandar kuat pada Anda?' 'Percaya' kepada Kristus adalah 'bersandar kuat' kepada Dia—bergantung kepada Dia dan hanya kepada Dia. Ini harus kita pelajari jika kita ingin 'mengenal' Dia, jika kita ingin 'ditemukan di dalam Dia.'
TFTWMS: Flp 3:10-11 - Terfokus Pada Seseorang TERFOKUS PADA SESEORANG (Filipi 3:10, 11)
Di dalam pelajaran kita sebelumnya, kita membaca kata-kata ini dari Paulus: "Malahan segala sesuatu ku...
TERFOKUS PADA SESEORANG (Filipi 3:10, 11)
Di dalam pelajaran kita sebelumnya, kita membaca kata-kata ini dari Paulus: "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku" (3:8a; huruf miring oleh saya). Kita menekankan bahwa "mengenal" Kristus melibatkan lebih daripada sekedar mengetahui tentang Dia; itu mencakup mengembangkan hubungan dengan Dia. Gerald Hawthorne mengulas bahwa Paulus bersedia untuk "menganggap segala sesuatu rugi" karena "satu hal … yang sekarang memiliki nilai tertinggi, yaitu pengenalan pribadi tentang Kristus Yesus."2
Keinginan rasul itu untuk mengenal Kristus diperluas dalam ayat 10 dan 11: "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." Paulus sudah mengenal Kristus dalam arti bahwa ia menikmati hubungan khusus dengan Dia (Galatia 2:20), tetapi ia masih merindukan pengenalan yang lebih dalam dan lebih melimpah. Sebuah ilustrasi yang terlintas di dalam pikiran saya berkaitan dengan pernikahan saya. Ketika saya menikahi Jo (dalam usia "matang" 19 tahun), saya pikir saya mengenal dia. Seraya tahun-tahun berlalu, pengenalan itu berkembang—tetapi bahkan setelah hampir lima puluh tahun perkawinan, ia masih bisa mengejutkan saya. Pengenalan saya tentang dirinya masih jauh dari lengkap.
Mengenal Kristus dalam Hidup ini
Paulus ingin mengetahui segala sesuatu tentang Yesus. Ia ingin mengetahui "kuasa kebangkitan-Nya" (ay. 10b)3Acuan ini mungkin kepada kuasa yang dengannya Kristus akan membangkitkan kita dari antara orang mati (lihat 3:21), tetapi yang mungkin ada di dalam pikiran Paulus adalah kuasa atau kekuatan yang tersedia bagi orang Kristen melalui Tuhan yang dibangkitkan. Kehidupan rasul itu sudah diberkati oleh kekuatan ini. Ia menulis, "< hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20). Sekali lagi, ia menulis, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Pada saat yang sama, rasul itu merasakan perlunya pembaharuan yang terus-menerus bagi kekuatan dan kuasa itu. Baterai akan "lemah" jika tidak diisi ulang. Meskipun demikian, kita semua butuh "pengisian ulang" dari waktu ke waktu.
Selain itu, Paulus ingin mengetahui "persekutuan dalam penderitaan-Nya" (ayat 10c). "Persekutuan" adalah "berbagi" atau "partisipasi bersama." Paulus berpendapat bahwa tidak satu orang pun dapat mengenal Kristus sepenuhnya kecuali ia berbagi dalam penderitaan-Nya! Beberapa orang tidak terlalu antusias terhadap jenis persekutuan ini. Robert Laidlaw berkata ia sering melihat motto "Diselamatkan Untuk Melayani" tetapi tidak pernah melihat motto "Diselamatkan Untuk Menderita."4Paulus telah berpartisipasi dalam penderitaan Kristus. Ia menulis, "Pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus" (Galatia 6:17). Ia menulis kepada jemaat Korintus:
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini (2 Korintus 4:10, 11).
Melalui penderitaan untuk kepentingan Kristus, Paulus akhirnya mengerti lebih jelas penderitaan apakah yang Tuhan derita untuk dia. Ia datang untuk mengenal Kristus dengan lebih baik.
Paulus menyimpulkan pemikirannya dengan kata-kata "menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" (ay. 10d). Dengan bantuan Tuhan, ia mati terhadap dirinya sendiri dan terhadap dunia. Ia sanggup menulis, "Aku telah disalibkan dengan Kristus, dan bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Galatia 2:20a, b).
Keinginan Paulus untuk mengenal Kristus lebih penuh lagi setidaknya memiliki empat segi:
- Pengalaman pribadi: "supaya aku mengenal Dia."
- Pengalaman kuat: "dan kuasa kebangkitan-Nya."
- Pengalaman menyakitkan: "dan persekutuan dengan penderitaan-Nya."
- Pengalaman praktis: "menjadi serupa dengan kematian-Nya."5
Saya teringat Roma 6, yang menceritakan awal upaya untuk mengenal Kristus, ditambah dengan apa yang seharusnya menyusul di dalam kehidupan orang Kristen. Ketika Anda membaca ayat-ayat ini, carilah penekanan pada penderitaan dan kebangkitan Kristus, ditambah perlunya menjadi serupa dengan kematian-Nya:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Roma 6:3-11).
Baptisan (penyelaman dalam air) sebagai orang percaya yang sangat menyesali dosa adalah awal untuk mengenal Kristus—tetapi bukan akhir perjalanan. Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Lukas 9:23; huruf miring oleh saya).
Mengenal Kristus Dalam Kehidupan Akan Datang
Bahkan jika kita mengabdikan diri kita untuk mengikut Yesus, dapatkah kita mengetahui semua hal tentang Dia dalam hidup ini? Tidak. Paulus memahami hal itu, jadi ia memandang ke depan kepada waktu ketika ia akan hidup dalam hadirat Kristus di sorga. Jelas sekali hal itu ada di dalam pikirannya dalam 3:11: "Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati."
Kata yang diterjemahkan "kebangkitan" adalah kata yang tidak biasa, yang hanya ditemukan di sini di dalam Perjanjian Baru. Ini adalah kata majemuk Yunani yang mendahului kata biasa untuk "kebangkitan" (anastasis) dengan preposisi yang artinya "ke luar" atau "dari" (ek). Paulus kemudian menggunakan ek lagi sebelum perkataan "orang mati." Rasul itu secara harfiah berbicara tentang "dari kebangkitan dari orang mati." Dalam bahasa Indonesia perkataan itu berlebihan, tetapi di dalam bahasa Yunani mengulangi perkataan adalah cara untuk memberi penekanan. Hal ini merupakan cara Paulus untuk menekankan bahwa ia akan dibangkitkan dari (yaitu, "terlepas dari" atau "jauh dari") beberapa orang yang akan dibangkitkan.
Yesus mengajarkan kebangkitan umum di mana "semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yohanes 5:28, 29; huruf miring oleh saya). Dalam Filipi 3:11 Paulus mungkin mengatakan bahwa ia berharap untuk dibangkitkan sebagai salah satu dari "mereka yang telah berbuat baik [yang] akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal," dan bukan sebagai "mereka yang telah berbuat jahat [yang] akan bangkit untuk dihukum."
"Kebangkitan untuk hidup" akan membawa berkat yang menakjubkan. Itu akan menjadi saat ketika semua konflik akan diselesaikan, semua penyakit disembuhkan, semua kelemahan manusia (baik moral dan fisik) dihapuskan, dan semua kesalahan diperbaiki selamanya.6Namun begitu, bagi Paulus, tidak ada berkat yang akan menjadi lebih indah daripada bisa mengenal Kristus sepenuhnya!
Sebelum kita meninggalkan ayat 11, saya harus mengatakan beberapa kata tentang ungkapan Yunani yang diterjemahkan "supaya." Terjemahan ini memberikan transisi yang mulus dari ayat 10 sampai ayat 11: "< menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati <" (huruf miring oleh saya). Sebenarnya, transisi di dalam teks aslinya tidaklah sejelas seperti yang Alkitab NASB sarankan.7Bagian ini dimulai dengan kata yang berarti "jika" (ei) dan kata untuk "bagaimana" atau "entah bagaimana" (pos). Salinan Alkitab NASB saya memiliki catatan ini pada awal ayat 11: "Harfiahnya jika entah bagaimana." Alkitab KJV memulai ayat itu dengan "jika dengan cara apa saja." Alkitab NIV menulis "dan jadi, entah bagaimana" Alkitab RSV menulis "bahwa jika mungkin."
Penggunaan ungkapan seperti "jika," "entah bagaimana," dan "jika mungkin" telah menyebabkan beberapa orang bertanya-tanya apakah Paulus memiliki keraguan tentang dibangkitkan untuk bersama Tuhan. Nas-nas lainnya menunjukkan bahwa rasul itu tidak menyimpan ketidakpastian mengenai hal ini (lihat 2 Timotius 4:8). Sebelumnya di dalam Filipi, ia menyatakan keyakinannya bahwa, ketika ia mati nanti, ia akan pergi untuk "diam bersama-sama dengan Kristus" (1:23). Mengapa, kemudian, ia menggunakan istilah yang artinya "jika entah bagaimana"? Kebanyakan penulis percaya bahwa Paulus sedang menyatakan kerendahan hati, bukan keragu-raguan— bahwa ia mengakui kembali bahwa ia tidak akan diselamatkan sebagai akibat dari usahanya sendiri, tetapi melalui kasih karunia Allah. Petrus menyampaikan kerangka pikiran yang sama ketika ia menulis bahwa "orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan" (1 Petrus 4:18).
Dalam mengakhiri bagian ini, kita perlu kembali kepada tema utamanya: Paulus berfokus pada mengenal Kristus. Itu juga harus menjadi fokus utama hidup kita. Dengan menggunakan pernyataan Yesus, inilah hidup yang kekal: mengenal Allah dan mengenal Kristus yang Ia telah utus (lihat Yohanes 17:3).
"AKU MELUPAKAN APA YANG TELAH DI BELAKANGKU …, DAN BERLARI-LARI KEPADA TUJUAN."
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Filipi (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi d...
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
- (1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
- (2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
- (3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
- (1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
- (2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
- (3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
- (2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
- (3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
- (4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
- (5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
Full Life: Filipi (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Fili 1:1-11)
A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2)
B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat F...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Fili 1:1-11) - A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2) - B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi
(Fili 1:3-11) - I. Keadaan Paulus Sekarang Ini
(Fili 1:12-26) - A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan
(Fili 1:12-14) - B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan
(Fili 1:15-18) - C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati
(Fili 1:19-26) - II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja
(Fili 1:27-4:9) - A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi
(Fili 1:27-2:18) - 1. Supaya Tetap Setia
(Fili 1:27-30) - 2. Supaya Bersatu
(Fili 2:1-2) - 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan
(Fili 2:3-11) - 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela
(Fili 2:12-18) - B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja
(Fili 2:19-30) - 1. Timotius
(Fili 2:19-24) - 2. Epafroditus
(Fili 2:25-30) - C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu
(Fili 3:1-21) - 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar
(Fili 3:1-16) - 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani
(Fili 3:17-21) - D. Nasihat Akhir Paulus
(Fili 4:1-9) - 1. Kemantapan dan Kerukunan
(Fili 4:1-3) - 2. Sukacita dan Kelemahlembutan
(Fili 4:4-5) - 3. Kebebasan dari Kekhawatiran
(Fili 4:6-7) - 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak
(Fili 4:8-9) - Penutup
(Fili 4:10-23) - A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima
(Fili 4:10-20) - B. Salam Akhir dan Doa Berkat
(Fili 4:21-23)
Matthew Henry: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari n...
- Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang memperbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung, dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen, kota itu menjadi kota yang paling istimewa karena surat kerasulan ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia menjadi tahanan penjara di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat, menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mereka seperti anak-anaknya sendiri, dan setelah memperanakkan mereka melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka dengan Injil yang sama pula.
- I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). Ketika itu ia mendapat penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapannya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletakkan.
- II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23- 24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu karena kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh mengurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita karena perlakuan buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
- III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan beberapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih dahulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil hati melihat permulaan yang kecil.
- IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini, dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka, dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), sementara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang mengadakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu emas dan perak.
Jerusalem: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2
seb. Kr. didjadikan ...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.
Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.
Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.
Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.
Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.
Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.
la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.
Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.
Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) LAPORAN UNTUNG-RUGI PAULUS
Filipi 3:4-11
Banyak bisnis mengeluarkan pernyataan untung-rugi secara periodik: Keuntungan dan kerugian dicantumkan untu...
LAPORAN UNTUNG-RUGI PAULUS
Filipi 3:4-11
Banyak bisnis mengeluarkan pernyataan untung-rugi secara periodik: Keuntungan dan kerugian dicantumkan untuk menunjukkan apakah sebuah perusahaan menghasilkan uang atau tidak. Para rabi Yahudi menggunakan jenis istilah akuntansi ini untuk membandingkan apa yang penting dan apa yang tidak. Yesus menggunakan pendekatan yang sama dalam perkataan-Nya yang terkenal: 'Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?' (Matius 16:26a). Dalam teks kita, Paulus memasukkan pernyataan untung-rugi miliknya:
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu < (ay. 7, 8).
Alkitab TEV menulis 'Tetapi semua itu yang aku anggap sebagai keuntungan sekarang aku anggap sebagai kerugian, untuk kepentingan Kristus' (ay. 7; huruf miring oleh saya).
Seraya kita mempelajari pelajaran ini, kita akan melihat apa yang penting bagi Paulus dan apa yang tidak. Masing-masing dari kita akan ditantang untuk bertanya, 'Hal apakah yang benar-benar penting bagi saya?'
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 3:4-11)
Dalam ayat 10 dan 11 dari teks kita, Paulus menyatakan bahwa ia ingin mengetahui segala sesuatu tentang Tuhan, termasuk kua...
KESIMPULAN(Filipi 3:4-11)
Dalam ayat 10 dan 11 dari teks kita, Paulus menyatakan bahwa ia ingin mengetahui segala sesuatu tentang Tuhan, termasuk kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan penderitaan-Nya (ay. 10). Kita akan meninggalkan pelajaran yang terperinci atas ayat-ayat itu kepada pelajaran kita berikutnya.
Hal apakah yang benar-benar penting bagi kita? Apa yang penting bagi Paulus sudahlah jelas: Yesus dan hanya Yesus. Sehubungan dengan untung dan rugi, rasul itu memandang segala sesuatu sebagai 'kerugian' kecuali Tuhan. Satu-satunya 'perolehan' (keuntungan)nya adalah dalam mengenal Tuhan. Jika, setelah menyelidiki hati Anda, Anda menemukan apa saja merintangi Anda dan Tuhan, seperti yang Paulus lakukan, anggaplah itu 'sampah' sehingga Anda bisa memperoleh Kristus Serahkanlah hidup Anda kepada kepada Dia—sekarang juga!
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 P. Bonnard; dikutip dalam Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, e...
Catatan Akhir:
- 1 P. Bonnard; dikutip dalam Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 144.
- 2 J. A. Bengel; dikutip dalam Martin, 145.
- 3 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 132-33.
- 4 Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to the Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 11.
- 5 Ibid.
- 6 Hawthorne, 134.
- 7 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 970.
- 8 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 78.
- 9 Hawthorne, 139.
- 10 Ibid., 136.
- 11 Vine, 628.
- 12 Wilbur Fields, Philippians-Colossians-Philemon, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1969), 78.
- 13 Martin, 151.
- 14 Fields, 79.
- 15 Malone, 79.
- 16 Hawthorne, 141.
- 17 Ilustrasi ini disadur dari Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 159.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) MENJALANI KEHIDUPAN YANG TERFOKUS
Filipi 3:10-16
Seekor harimau lapar mulai melacak aroma rusa. Saat ia mengikuti rusa itu, ia membaui juga aroma k...
MENJALANI KEHIDUPAN YANG TERFOKUS
Filipi 3:10-16
Seekor harimau lapar mulai melacak aroma rusa. Saat ia mengikuti rusa itu, ia membaui juga aroma kelinci. Ia berbelok dan mulai mengejar kelinci itu. Lalu ia diganggu oleh aroma tikus dan mulai mengikuti aroma itu. Ia akhirnya tiba di sebuah lubang di mana tikus itu menghilang. Ia mengakhiri hari itu dengan perasaan yang lebih lapar dibandingkan saat ia mengawali hari itu. Cerita binatang ini menggambarkan cara beberapa dari kita menghabiskan hidup kita: diganggu oleh hal ini atau hal itu—sampai, pada akhirnya, yang kita capai sedikit saja.
Biasanya mereka yang membuat prestasi signifikan melakukannya dengan memfokuskan pikiran dan energi mereka pada suatu tujuan. Ketika saya masih kecil, ayah saya menceritakan kisah Glenn Cunningham (1909-1988) dan tekadnya untuk menetapkan rekor dunia dalam lomba lari jarak jauh. Glenn dan saudaranya sekolah di sekolah negeri di Kansas. Suatu pagi yang dingin, mereka membuat perapian dengan kompor sekolah yang membuat bangunan itu terbakar. Glenn mencoba untuk mengeluarkan saudaranya itu. Ia ambruk di ambang pintu. Orang-orang bergegas ke tempat kejadian dan menarik ke luar kedua anak laki-laki itu. Keduanya terbakar parah. Ketika dokter tiba, ia mengatakan saudaranya Glenn itu sudah mati dan berkata, "Glenn tidak akan bisa bertahan." Beberapa hari kemudian, dokter berkata, "Ia akan hidup, tetapi ia tidak akan pernah bisa jalan." Glenn meminta ayahnya untuk mengikat tangannya pada alat bajak berjalan1sehingga ia bisa berdiri dan berjalan tegak. Akhirnya, ia bisa berjalan sendiri dengan menyeret kakinya. Kemudian ia berjalan tanpa menyeret kakinya. Lalu ia mulai berlari. Ia melanjutkan dengan menciptakan rekor lari jarak jauh perguruan tinggi, nasional, dan dunia. Ia menjadi salah satu pelari yang paling terkenal pada zamannya—karena ia punya tujuan yang terfokus bagi hidupnya.
Di dalam teks pelajaran kita, 3:10-16, kita menemukan fokus untuk kehidupan seseorang—fokus rohani. Paulus menulis, "Tetapi *satu hal+ ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (ay 13b, 14). Saya menganggap nas ini menakjubkan. "Satu hal ini yang kulakukan." Bukan "seratus hal yang kumulai" atau "selusin hal yang kucoba," tetapi "satu hal yang kulakukan." Kata "kulakukan" dipasok oleh para penerjemah. Terjemahan harfiah dari teks aslinya akan terbaca seperti ini: "Satu hal! Melupakan apa yang berada di belakang." Terjemahan Alkitab LB adalah seperti ini: "Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk memikul satu hal ini."
Saya bergumul dengan konsep ini. Saya terlibat di dalam banyak proyek dan akhirnya apa yang saya lakukan pada sebagian besar proyek itu kurang dari kinerja terbaik saya. Saya mencoba untuk menyederhanakan hidup saya—dengan sedikit keberhasilan. Saya menempelkan pepatah Jerman ini di dinding di sebelah meja saya: "Orang yang memulai terlalu banyak menyelesaikan sedikit." Seorang teman memberitahu saya bahwa ketetapan hatinya pada tahun baru adalah "Berbuat sedikit dan membuatnya dengan lebih baik." Saya mencoba untuk membuat ketetapan hati yang sama—dan dengan segera melanggarnya. Mungkin, Anda juga punya kesulitan untuk tetap berfokus. Jika demikian, pelajaran tentang kehidupan Paulus yang terfokus dapat membantu kita bersama.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 3:10-16)
Dalam pelajaran ini, kita telah menyentuh banyak kebenaran, tetapi saya harap Anda tidak akan melupakan "motto kehidu...
KESIMPULAN(Filipi 3:10-16)
Dalam pelajaran ini, kita telah menyentuh banyak kebenaran, tetapi saya harap Anda tidak akan melupakan "motto kehidupan"23Paulus dalam Filipi 3:
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (ay. 13, 14).
Untuk personalisasi ini, setiap orang dari kita dapat mengatakan bahwa perkataan Paulus adalah<
- penghiburan bagi saya ketika saya secara rohani belum sepenuhnya menjadi sebagaimana seharusnya.
- koreksi bagi saya ketika saya pikir saya telah bergerak maju sejauh yang saya bisa, atau sejauh yang perlukan, dalam kehidupan Kristen.
- tantangan bagi saya untuk mempertajam fokus hidup saya: berfokus kepada Pribadi Kristus, hadiah di garis akhir, dan orang-orang yang saya jumpai dalam perjalanan saya—baik dewasa dan tidak dewasa.
Banyak hal dalam kehidupan ini adalah penting, tetapi tidak satu pun yang sepenting mengikut Yesus. Marilah kita berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku untuk menjalani kehidupan yang terfokus, seperti yang Paulus lakukan."
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Bajak berjalan ini ditarik oleh kuda atau keledai.
2 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. Da...
Catatan Akhir:
- 1 Bajak berjalan ini ditarik oleh kuda atau keledai.
- 2 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 138. (Huruf miring oleh saya.)
- 3 Susunan dalam ayat 10 adalah bukan apa yang kita harapkan: kebangkitan, penderitaan, dan kematian ketimbang penderitaan, kematian, dan kebangkitan. Mungkin ada arti tersendiri dalam susunan itu; mungkin juga tidak.
- 4 Robert Laidlaw in The Reason Why; dikutip dalam Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 84.
- 5 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 87.
- 6 Hawthorne, 146.
- 7 Saya memasukkan informasi ini untuk kepentingan para guru dan pemberita Alkitab. Anda dapat memutuskan apa saja yang perlu dibagi dengan para pendengar Anda.
- 8 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed., John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 845-46.
- 9 Beberapa penulis percaya gambaran itu adalah tentang perlombaan kereta kuda ketimbang perlombaan lari.
- 10 Malone, 93.
- 11 John A. Knight, Beacon Bible Expositions, vol. 9, Philippians, Colossians, Philemon (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1985), 100.
- 12 Anda mungkin ingin menambahkan sebuah ilustrasi tentang seorang juara lari yang sudah dikenal baik oleh para pendengar Anda.
- 13 Dalam Roma 12, khususnya catatan ayat 4 sampai 8. Pertama Korintus 12 berbicara tentang pelbagai karunia mujizatiah, tetapi penerapan dapat diterapkan kepada pelbagai karunia (kemampuan) alami yang Allah karuniakan kepada kita masing-masing. Nas lain yang mungkin digunakan adalah Efesus 4:11-16, yang mencakup daftar lain tentang pelayanan khusus. Pasal ini memadukan pelbagai karunia mujizatiah dari abad pertama dengan karunia alami, tapi sekali lagi penerapan umum dapat dibuat.
- 14 Vine, 714.
- 15 Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 177. Motyer menyantumkan nas-nas ini sebagai sumber: Lukas 19:17; 2 Timotius 4:18; 1 Petrus 5:4; Wahyu 22:3, 4; 7:17; 1 Tesalonika 4:17; 1 Korintus 2:9.
- 16 Di dalam Alkitab NASB, singular (aku) yang kedua belas dipasok oleh penerjemah.
- 17 Anda mungkin mau mengilustrasikan ini dengan kata yang dikenal baik oleh para pendengar Anda. Kata -kata Indonesia yang memiliki arti ganda yang terlintas dalam pikiran mencakup "tarik" dan "tanggung."
- 18 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 137.
- 19 Alkitab KJV menambahkan "marilah kita pikirkan hal yang sama." Naskah yang mendukung tambahan itu tidak banyak, tetapi itu tidak merubah arti ayat itu.
- 20 Vine, 1207.
- 21 Jac J. Muller, The Epistles of Paul to the Philippians and to Philemon, The New International Commentary on the New Testament, ed. F. F. Bruce (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1955), 127.
- 22 David Lipscomb and J. W. Shepherd, A Commentary on the New Testament Epistles, vol. 4, Ephesians, Philippians, and Colossians (Nashville: Gospel Advocate Co., 1939), 210.
- 23 Ralph P. Martin, The Epistle of Paul to the Philippians, rev. ed., Tyndale New Testament Commentaries, ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 155
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi
terletak di Makedonia,
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat \\Paulus Kepada Jemaat di Filipi\\ ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
Isi
- Pendahuluan
Filipi 1:1-11 - Keadaan Paulus sendiri
Filipi 1:12-26 - Kehidupan orang Kristen
Filipi 1:27-2:18 - Rencana untuk Timotius dan Epafroditus
Filipi 2:19-30 - Peringatan terhadap musuh-musuh dari luar dan dari dalam
Filipi 3:1-4:9 - Paulus dan kawan-kawannya di Filipi
Filipi 4:10-20 - Penutup
Filipi 4:21-23
Ajaran: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan
kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga In
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga Injil dapat disebarluaskan.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Filipi. (Dan juga semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Filipi terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas ajaran Rasul Paulus tentang kesukacitaan hidup di dalam Tuhan Yesus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Filipi
Pasal 1 (Fili 1:1-30).
Pengajaran bahwa Kristus adalah hidup orang percaya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memberitakan Injil, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan/sikap hidup.
Pendalaman
- Bacalah pasal Fili 1:21-22. _Tanyakan_: Apakah arti hidup bagi Rasul Paulus? Dan bagaimanakah dengan saudara?
- Bacalah pasal Fili 1:27. _Tanyakan_: Apakah perintah Rasul Paulus untuk hidup berbuah?
Pasal 2 (Fili 2:1-30).
Pengajaran tentang kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan orang Kristen
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, kesabaran dsb. dari sikap hidup Tuhan Yesus, merupakan teladan bagi hidup segenap orang Kristen.
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 2:1-4,11. _Tanyakan_: Apakah yang ada di dalam Tuhan Yesus? Mengapakah Tuhan Yesus dipermuliakan?
Pasal 3 (Fili 3:1-21).
Pengajaran tentang pengenalan akan Kristus sebagai kebahagiaan bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 3:1-11. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam ayat 10 (Fili 3:10)? Apakah yang diperoleh dari mengenal Kristus ayat 11 (Fili 3:11)?
Pasal 4 (Fili 4:1-23).
Pengajaran tentang Kristus sebagai pendamaian bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah ayat (Fili 4:1-4,8-9). _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan oleh Rasul Paulus dalam ayat 2 (Fili 4:2)? Apakah yang harus dilakukan oleh orang Kristen menurut ayat 8-9 (Fili 4:8-9)?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Filipi, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kehidupan yang bersukacita senantiasa ada di dalam Tuhan Yesus, walaupun di dalam kesulitan dan kesusahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Filipi?
- Apakah pokok pengajaran Kitab Filipi?
- Kehidupan siapakah yang harus menjadi teladan bagi orang Kristen?
Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap set
Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.
Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap setia kepada Roma. Filipi adalah sebuah kota besar, pusat kegiatan dagang yang ramai, tetapi tidak terkenal karena standar moral penduduknya.
SURAT FILIPI.
Jelas bahwa Paulus menulis dari dalam penjara (Fili 1:12) boleh jadi di Roma, dan bila demikian surat ini ditulis antara tahun 61 dan 63 M. Beberapa orang beranggapan bahwa surat ini ditulis dari Efesus, berarti 10 tahun lebih awal dari anggapan pertama. Pada dasarnya surat ini merupakan surat'ucapan terima kasih' yang dikirim melalui Epafroditus untuk gereja di Filipi atas pemberian yang telah mereka kirimkan. Surat ini datang dari Paulus dan kawannya, Timotius.
GEREJA DI FILIPI.
Paulus dipakai Tuhan sebagai pendiri gereja di Filipi. Di sana ia bertemu dengan kelompok wanita yang sedang berbakti di tepi sebuah sungai dan salah satu dari mereka, bernama Lidia, menyambut Injil (Kis 16:14). Tak lama kemudian Paulus dan Silas digiring ke muka pengadilan dengan tuduhan yang dibuat-buat, dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara. Pada tengah malam, sementara mereka berdoa dan memuji Allah, terjadilah gempa bumi dahsyat yang menggoncangkan penjara sampai ke fondasinya. Pengawal penjara yang menyadari bahwa para tawanan dapat melepaskan diri, hampir saja bunuh diri. Paulus menghalangi niatnya dan orang itu menangis memohon pertolongan sambil berkata "Tuan-tuan apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kis 16:30). Setelah mengetahui jalan keselamatan, bukan hanya pengawal penjara itu saja, tetapi seluruh keluarganya pun bertobat dan dibaptis.
CIRI-CIRI UTAMA.
Rupanya rasul Paulus mempunyai kasih yang istimewa terhadap gereja di Filipi. Orang Kristen di sana menjadi sumber sukacita besar dan dorongan baginya (Fili 1:3-5). Nada sukacita dan gembira mengalir dalam seluruh isi surat. Dalam pasal ketiga Paulus membuat suatu perbandingan dengan menuliskan pada satu sisi hal-hal yang paling dihargainya sebelum ia menjadi Kristen dan pada sisi lain apa yang kini menjadi kesukaannya sebagai seorang Kristen. Jelaslah bahwa ia telah mendapat keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya karena penyerahannya kepada Kristus.
Pesan
1. Hal-hal yang harus disyukuri:o persekutuan dalam Injil. Fili 1:5, 7
o kemampuan mengatasi situasi sulit. Fili 1:12
o khotbah penginjilan walaupun motivasinya beragam. Fili 1:15-18
2. Hal-hal yang perlu didoakan:
o untuk kasih yang melimpah. Fili 1:9
o untuk pilihan yang benar. Fili 1:10
o untuk kehidupan yang memuliakan Allah. Fili 1:11
3. Sikap yang harus dimiliki:
o tidak mementingkan diri sendiri. Fili 2:4
o keinginan untuk melayani. Fili 2:7
o keinginan untuk berkorban. Fili 2:8
4. Nilai-nilai yang harus diperbarui:
o latar belakang agama. Fili 3:5
o ketulusan yang nyata. Fili 3:6
o kehidupan moral. Fili 3:6
5. Kemuliaan harus disambut: Fili 3:20, 21
6. Pelajaran untuk dipelajari:
o hidup dalam keserasian. Fili 4:2
o selalu bersukacita. Fili 4:4
o mengatasi kekuatiran. Fili 4:6
o berpikir positif. Fili 4:8
o selalu merasa cukup. Fili 4:11
o percaya kepada Allah. Fili 4:19
Penerapan
Jemaat Filipi mengajar kita...
1. Seperti apa seharusnya orang Kristen.o penuh kasih
o sanggup menilai benar-salah
o jujur
o siap bekerja sama
o penuh sukacita
o rendah hati
o puas
o berpusatkan Kristus
2. Seperti apa seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen.
o penuh perhatian
o rela berkorban
o tidak mengeluh
o praktis
o penuh terima kasih
3. Tentang orang yang dapat kita teladani.
o Timotius - seorang anak rohani yang berharga
o Epafroditus - seorang pembawa pesan yang simpatik
o Euodia dan Sintikhe - wanita-wanita yang sedang berselisih
Tema-tema Kunci
1. Sukacita.
Kata itu menjadi lebih berkesan ketika kita tahu bahwa orang yang mengatakan "bersukacita selalu", menulisnya dari dalam penjara! Mudah untuk kelihatan bersukacita ketika keadaan di luar menggembirakan. Namun, Kristen harus tahu rahasia sukacita hati yang dalam dan menetap, yang tidak terpengaruh oleh keadaan luar. Sukacita itu dijanjikan sendiri oleh Yesus kepada para pengikut-Nya (Yoh 15:11). Telusuri tema tentang sukacita dalam seluruh surat dan berikan pendapat tentang alasan utama dari sukacita Rasul Paulus terhadap gereja di Filipi.
2. Keserupaan dengan Kristus.
Filipi 2:5-11 boleh jadi merupakan bagian dari lagu pujian dalam gereja mula-mula. Ini juga merupakan salah satu perikop tentang Kristologi yang terkenal dalam Perjanjian Baru. Perikop ini menelusuri langkah-langkah yang diambil oleh Putra Allah dalam memberikan keselamatan kepada kita. Namun juga, merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kita harus mempunyai sikap mental seperti Kristus, dengan kata lain, tahu mengorbankan diri. Paulus sering menulis tentang mencontoh Kristus dan bahkan mencotoh dia sendiri (Efe 5:1; 1Kor 4:16; 11:1; Fili 3:17). Haruskah kita mampu membuat orang meneladani kita?
3. Nilai-nilai
Pertobatan bagi Paulus berarti perubahan pandangan secara total -- hal-hal yang dahulunya sangat dihargai sekarang tidak berarti sama sekali. Bagi Paulus hal yang dibanggakannya ialah pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil. Bagi orang lain kebanggaan itu bisa status sosial, latar belakang pendidikan dan keadaan keuangan mereka. Kristus mengarahkan pandangan kita kepada hal yang lebih tinggi dan mengingatkan kita akan kewargaan kita di surga. Tuhan kita sendiri banyak membicarakan hal ini.
Pelajarilah ajaran Tuhan kita tentang harta duniawi (Luk 12:15; Mat 6:19-21, 33). Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa orang kaya susah menjadi Kristen? (Mar 10:23, 24).
4. Kepuasan.
Paulus memberikan kesan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dan mungkin hal itu bukan pelajaran yang mudah baginya. Ia pernah berkata, "...ibadah disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Tim 6:6).
Lihat 2Korintus 11:24-28 dan renungkan pernyataan Paulus sehubungan dengan pengalamannya itu. Pikirkan bagaimana Paulus belajar tentang kepuasan.
Garis Besar Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) [1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul Paulus
Fili 1:1, 2mengirim salam
Fili 1:3-7menyampaikan terima kasih
Fil
[1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul PaulusFili 1:1, 2 | mengirim salam |
Fili 1:3-7 | menyampaikan terima kasih |
Fili 1:8-11 | berdoa |
Fili 1:12-14 | berkemenangkan |
Fili 1:15-26 | mempercayai |
Fili 1:27-30 | menantang |
[2] SUKACITA DALAM PELAYANAN Fili 2:1-30
Paulus memberikan kepada kita beberapa nasihat praktis tentang pelayanan Kristen
Fili 2:1-4 | hidup bersama dalam keharmonisan |
Fili 2:5-11 | meneladani Kristus |
Fili 2:12, 13 | mempertahankan keselamatan |
Fili 2:14-18 | berhenti mengeluh |
Fili 2:19-30 | menghormati pelayan-pelayan Tuhan |
Timotius (Fili 2:19-24) | |
Epafroditus (Fili 2:25-30) |
[3] SUKACITA DI DALAM KRISTUS Fili 3:1-21
Fili 3:1-11 | Yang dulu dibanggakan dianggap sampah |
Fili 3:12-16 | Perlombaan yang belum selesai |
Fili 3:17-21 | Kewargaan yang harus dijunjung tinggi |
[4] SUKACITA DALAM KEPUASAN Fili 4:1-20
Fili 4:1-4 | Sumber sukacita |
Fili 4:5-9 | Rahasia sukacita |
Fili 4:10-20 | Pemberian sukacita |
Fili 4:21-23 | Salam perpisahan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi