Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ref. Silang FULL -> Flp 4:1
Ref. Silang FULL: Flp 4:1 - yang kurindukan // dengan teguh · yang kurindukan: Fili 1:8
· dengan teguh: 1Kor 16:13; 1Kor 16:13
· yang kurindukan: Fili 1:8
· dengan teguh: 1Kor 16:13; [Lihat FULL. 1Kor 16:13]
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Flp 4:1-9
Matthew Henry: Flp 4:1-9 - Berbagai Macam Nasihat
Dalam pasal ini kita mendapati nasihat-nasihat untuk menjalankan sejumlah kewajiban kristiani, seperti berteguh hati, sehati dan sepikiran, bersu...
- Dalam pasal ini kita mendapati nasihat-nasihat untuk menjalankan sejumlah kewajiban kristiani, seperti berteguh hati, sehati dan sepikiran, bersukacita, dan seterusnya (ay. 1-9). Selain itu, ada juga pengakuan Rasul Paulus yang penuh syukur atas kebaikan jemaat Filipi terhadapnya, dengan mengungkapkan rasa senangnya untuk menerima barang-barang yang mereka kirim kepadanya (ay. 10-19). Ia menutup surat ini dengan pujian, salam, dan berkat (ay. 20-23).
Berbagai Macam Nasihat (4:1-9)
- Rasul Paulus memulai pasal ini dengan nasihat-nasihat untuk menjalankan berbagai kewajiban kristiani.
- I. Supaya kita berdiri teguh di dalam iman Kristen yang kita akui (ay. 1). Hal ini disimpulkan dari bagian penutup pasal sebelumnya: Karena itu, berdirilah juga dengan teguh, dst. Mengingat kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan kita menantikan Juruselamat yang akan datang dari sana dan membawa kita ke sana, maka berdirilah dengan teguh. Perhatikanlah, harapan dan penantian yang penuh iman akan hidup kekal haruslah menggugah kita untuk teguh, mantap, dan tidak goyah dalam perjalanan hidup Kristen kita. Amatilah di sini,
- 1. Sapaan-sapaan Paulus yang sangat mesra: Saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku. Dan lagi, hai saudara-saudaraku yang kekasih! Begitulah ia mengungkapkan rasa senang dan kebaikan hatinya terhadap mereka, supaya nasihat-nasihat yang disampaikannya kepada mereka bisa membawa hasil yang jauh lebih baik lagi. Ia menganggap mereka sebagai saudara-saudaranya, walaupun ia seorang rasul besar. Kita semua adalah saudara. Ada perbedaan-perbedaan dalam hal karunia, anugerah, dan pencapaian. Namun, karena sudah diperbaharui oleh Roh yang sama, menurut gambar yang sama, kita semua bersaudara, sebagai anak-anak dari Orangtua yang sama, walaupun umur, perawakan, dan warna kulit kita berbeda. Sebagai sesama saudara,
- (1) Ia mengasihi mereka, dan sangat mengasihi mereka: Saudara-saudara yang kukasihi. Dan lagi, saudara-saudaraku yang kekasih. Sudah selayaknya hamba-hamba Tuhan dan orang-orang Kristen bersikap ramah dan hangat satu terhadap yang lain. Di mana ada hubungan persaudaraan, di situ harus ada kasih persaudaraan.
- (2) Ia mengasihi mereka dan rindu pada mereka, rindu melihat mereka dan mendengar kabar dari mereka, rindu akan kesejahteraan mereka dan sungguh-sungguh menginginkannya. Betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian (1:8).
- (3) Ia mengasihi mereka dan bersukacita di dalam mereka. Mereka adalah sukacitanya. Baginya tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar tentang kesehatan dan kesejahteraan rohani mereka. Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran (2Yoh. 1:4; 3Yoh. 1:4).
- (4) Ia mengasihi mereka dan bermegah di dalam mereka. Mereka adalah mahkotanya dan juga sukacitanya. Paulus begitu senang dengan bukti-bukti dari ketulusan iman dan ketaatan mereka ini, sehingga bahkan orang yang congkak dan selalu ingin menjadi yang terdepan pun, yang akan senang jika diberi tanda-tanda kehormatan, tidak akan merasa sesenang Paulus di sini. Semua ini adalah jalan untuk mempersiapkan Paulus pada penghormatan yang lebih besar lagi.
- 2. Nasihat itu sendiri: Berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan. Sekarang mereka sudah ada di dalam Kristus, dan karena itu mereka harus berdiri teguh di dalam Dia, mantap dan kokoh dalam berjalan dengan-Nya, dan tetap dekat dan setia sampai pada akhirnya. Atau, berdiri dengan teguh dalam Tuhan berarti berdiri dengan teguh dalam kekuatan dan anugerah-Nya, dengan tidak mengandalkan diri dan mengakui ketidakberdayaan kita. Kita harus kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya (Ef. 6:10). “Maka berdirilah dengan teguh, sebagaimana yang sudah kamu lakukan sampai sekarang. Berdirilah dengan teguh sampai pada akhirnya, sehingga engkau menjadi saudara-saudara yang kukasihi, sukacitaku dan mahkotaku. Maka berdirilah dengan teguh sebagai orang-orang yang kesejahteraan dan ketekunannya sangat aku pedulikan.”
- II. Ia menasihati mereka supaya sehati sepikir dan saling membantu (ay. 2-3): Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Nasihat ini ditujukan kepada orang-orang tertentu. Adakalanya perlu untuk menerapkan perintah-perintah umum dari Injil kepada orang-orang dan perkara-perkara tertentu. Tampaknya Euodia dan Sintikhe berselisih paham, entah satu dengan yang lain atau mereka dengan jemaat. Entah karena masalah sipil (mungkin mereka terlibat dalam tuntutan pengadilan) atau karena masalah agama, atau mungkin mereka berbeda pendapat dan perasaan. “Tolonglah,” pinta Rasul Paulus, “ajaklah mereka supaya sehati sepikir dalam Tuhan, supaya menjaga damai sejahtera dan hidup dalam kasih, supaya sepikiran satu sama lain, bukannya saling menyanggah dan menentang, dan supaya sepikiran dengan semua orang lain dalam jemaat, bukannya bertindak melawan mereka.” Lalu ia menasihati supaya mereka saling membantu (ay. 3), dan nasihat ini juga ditujukannya kepada orang-orang tertentu: Bahkan, kuminta kepadamu juga, temanku yang setia. Siapa orang yang dia sebut sebagai temanku yang setia ini tidaklah pasti (dalam terjemahan KJV – pen.). Menurut sebagian orang, dia adalah Epafroditus, yang diduga merupakan salah satu gembala dari jemaat di Filipi. Menurut sebagian yang lain, dia adalah seorang wanita yang kebaikannya sudah tersohor, mungkin istri Paulus, karena ia menasihati temannya yang setia ini untuk menolong perempuan-perempuan yang telah berjuang dengannya (KJV). Siapa pun teman setia Rasul Paulus, ia harus menjadi teman setia bagi teman-temannya juga. Tampaknya, ada perempuan-perempuan yang berjuang dengan Paulus dalam pekabaran Injil. Bukan dalam pelayanan umum (sebab Rasul Paulus jelas-jelas melarangnya, 1Tim. 2:12, aku tidak mengizinkan perempuan mengajar), melainkan dalam menjamu para hamba Tuhan, menjenguk orang sakit, memberi tahu orang yang tidak tahu, dan menginsafkan orang yang salah jalan. Dengan demikian, kaum perempuan bisa membantu hamba-hamba Tuhan dalam pekerjaan Injil. Sekarang, tegas Rasul Paulus, tolonglah mereka. Siapa yang menolong orang lain harus ditolong juga apabila ada kesempatan. “Tolonglah mereka, yaitu bergabunglah bersama mereka, kuatkanlah tangan mereka, besarkanlah hati mereka dalam menghadapi kesulian-kesulitan.” Bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain. Paulus berbaik hati terhadap semua kawan sekerjanya. Dan, sebagaimana ia sudah merasakan manfaat dari bantuan mereka, ia menyimpulkan betapa mereka akan terhibur jika mendapat bantuan dari orang lain. Tentang kawan-kawan sekerjanya, Rasul Paulus berkata, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Entah mereka dipilih Allah sejak dari kekekalan, atau mereka tercatat dan terdaftar dalam kumpulan dan persekutuan yang menjadi milik orang yang mempunyai hak istimewa akan hidup kekal. Ini merujuk pada kebiasaan bangsa Yahudi dan bukan Yahudi waktu itu yang melakukan pendaftaran diri untuk menjadi penduduk atau orang-orang merdeka di suatu kota Romawi. Demikianlah kita membaca tentang nama-nama mereka yang ada terdaftar di sorga (Luk. 10:20), yang tidak akan terhapus dari kitab kehidupan (Why. 3:5), dan yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba (Why. 21:27). Perhatikanlah, ada kitab kehidupan. Dalam kitab itu ada nama-nama, dan bukan hanya ciri-ciri dan syarat-syarat saja. Kita tidak dapat menyelidiki isi kitab itu, atau mengetahui nama-nama siapa saja yang tertulis di dalamnya. Akan tetapi, dengan penilaian yang didasari kasih, kita bisa menyimpulkan bahwa siapa yang bekerja dalam pekabaran Injil, dan setia pada kepentingan Kristus dan jiwa-jiwa, maka nama-nama mereka terdaftar dalam kitab kehidupan.
- III. Ia menasihati supaya mereka bersukacita dan bergembira dengan hati yang kudus di dalam Allah: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (ay. 4). Segala sukacita kita harus bertumpu pada Allah. Dan pikiran-pikiran kita tentang Allah haruslah pikiran-pikiran yang menyenangkan. Bergembiralah karena TUHAN (Mzm. 37:4). Apabila bertambah banyak pikiran dalam batin kita (pikiran-pikiran yang mendukakan dan menyiksa), penghiburan-Nya menyenangkan jiwa kita (Mzm. 94:19), dan renungan kita pun manis kedengaran kepada-Nya (Mzm. 104:34). Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban dan hak istimewa kita untuk bersukacita di dalam Allah, dan bersukacita di dalam Dia senantiasa, pada segala waktu, dalam segala keadaan, bahkan pada saat kita menderita untuk Dia, atau menjadi susah oleh karena Dia. Kita tidak boleh berpikiran buruk tentang Dia atau jalan-jalan-Nya ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan dalam melayani Dia. Pada Allah ada kecukupan yang dapat membuat kita bersukacita dalam keadaan-keadaan yang terburuk sekalipun di bumi ini. Rasul Paulus sudah mengatakan ini sebelumnya (3:1): Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Dan di sini ia mengatakannya lagi, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Sukacita dalam Allah adalah kewajiban yang besar dampaknya dalam kehidupan kristiani. Dan orang-orang Kristen perlu diingatkan berulang kali akan hal bersukacita itu. Jika orang baik tidak selamanya bisa bergembira, itu salah mereka sendiri.
- IV. Di sini kita dinasihati untuk bersikap ramah dan lembut, dan bersikap baik terhadap saudara-saudara kita: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang (ay. 5). Dalam hal-hal yang tidak begitu penting, janganlah bersikap berlebih-lebihan. Hindarilah sikap ingin benar sendiri dan bermusuhan. Nilailah satu sama lain dengan kasih.” Kata to epieikes berarti kecenderungan baik terhadap orang lain. Dan sikap kebaikan hati ini dijelaskan dalam Roma 14. Sebagian orang memahaminya sebagai hal bersabar menanggung penderitaan, atau menikmati kebaikan duniawi secara terkendali. Dan jika demikian, itu sangat sesuai dengan ayat berikutnya (ay. 6). Alasannya adalah, Tuhan sudah dekat! Renungan akan dekatnya kedatangan Tuan kita, dan pertanggungjawaban kita yang terakhir, haruslah menahan kita untuk tidak memukuli sesama hamba, menopang kita di bawah penderitaan-penderitaan yang tengah kita alami, dan mengendalikan kesukaan-kesukaan kita pada kenikmatan lahiriah. “Ia akan mengadakan pembalasan terhadap musuh-musuhmu, dan memberi upah atas kesabaranmu.”
- V. Di sini ada peringatan terhadap kekhawatiran yang menggelisahkan (ay. 6): Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga – mēden merimnate. Ini ungkapan yang sama seperti yang terdapat dalam 25, janganlah kuatir akan hidupmu, yaitu hindarilah kecemasan dan pikiran yang mengganggu tentang kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan hidup. Amatilah, sudah menjadi kewajiban dan kepentingan orang-orang Kristen untuk hidup tanpa kekhawatiran. Khawatir untuk bertekun adalah kewajiban kita, dan itu berarti membuat perkiraan secara bijak dan memberikan perhatian sebagaimana mestinya. Tetapi ada kekhawatiran karena kita ragu-ragu dan tidak percaya, dan itu adalah dosa dan kebodohan kita, yang hanya akan merisaukan dan mengganggu pikiran. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, sehingga dengan kekhawatiranmu itu kamu tidak mempercayai Allah dan membuat diri sendiri tidak layak untuk melayani-Nya.”
- VI. Sebagai penangkal ampuh melawan kekhawatiran yang menggelisahkan, Rasul Paulus menyarankan supaya kita berdoa senantiasa: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Perhatikanlah,
- 1. Kita tidak hanya harus memelihara waktu-waktu untuk berdoa, tetapi juga harus berdoa setiap ada keperluan: Dalam segala hal dengan doa. Ketika apa saja membebani roh kita, kita harus menenangkan pikiran kita dengan doa. Ketika urusan-urusan kita menjadi kacau atau gelisah, kita harus mencari petunjuk dan dukungan.
- 2. Kita harus memadukan ucapan syukur dengan segala doa dan permohonan kita. Kita tidak hanya harus mencari persediaan-persediaan kebutuhan, tetapi juga harus memiliki tanda terima rahmat. Jika kita mensyukuri apa yang kita punya, maka itu menunjukkan bahwa kita mempunyai kecondongan pikiran yang benar, dan ini merupakan alasan yang kuat untuk berkat-berkat yang lebih banyak lagi.
- 3. Doa berarti mempersembahkan keinginan-keinginan kita kepada Allah, atau memberitahukannya kepada Dia: Nyatakanlah keinginanmu kepada Allah. Bukan berarti bahwa Allah perlu diberi tahu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan kita, sebab Ia mengetahuinya secara lebih baik daripada yang bisa kita katakan kepada-Nya. Tetapi Ia ingin mengetahuinya dari kita, dan mau supaya kita menunjukkan perhatian dan kepedulian kita, mengungkapkan penghargaan kita terhadap rahmat-Nya dan rasa kebergantungan kita kepada-Nya.
- 4. Dampak dari hal ini adalah bahwa damai sejahtera Allah akan memelihara hati kita (ay. 7). Damai sejahtera Allah, yaitu penghiburan yang kita rasakan karena kita didamaikan dengan Allah dan mempunyai kepentingan dalam kebaikan-Nya. Harapan akan berkat sorgawi dan keinginan untuk menikmati hadirat Allah di akhirat, yang melampaui segala akal, adalah kebaikan terbesar yang nilainya tidak terkatakan. Itu tidak pernah timbul di dalam hati manusia (1Kor. 2:9). Damai sejahtera ini akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Damai sejahtera itu akan menjaga kita untuk tidak berdosa di bawah permasalahan-permasalahan kita, dan tidak tenggelam di dalamnya. Damai sejahtera itu akan membuat kita tetap tenang dan terkendali, tidak diombang-ambingkan amarah, tetapi mendapat kepuasan batin. Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya (Yes. 26:3).
- VII. Kita dinasihati untuk memperoleh dan menjaga nama baik, nama untuk hal-hal yang baik yang ada pada Allah dan orang-orang baik: Semua yang benar, semua yang mulia (ay. 8). Kita harus memperhatikan supaya perkataan dan perbuatan kita benar, dan perilaku kita sopan dan pantas, sesuai dengan tempat dan keadaan hidup kita. Semua yang adil, semua yang suci – yang sesuai dengan kaidah-kaidah keadilan dan kebenaran dalam berhubungan dengan orang lain, tanpa adanya ketidakmurnian dan campuran dengan dosa. Semua yang manis, semua yang sedap didengar, yaitu semua yang menyenangkan. Itu akan membuat kita dicintai orang lain, dan mereka pun akan mengatakan serta memikirkan yang baik-baik tentang kita. Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji – apa saja yang betul-betul bajik dan layak dipuji. Amatilah,
- 1. Rasul Paulus ingin supaya orang-orang Kristen mempelajari apa saja yang baik dari sesama mereka yang kafir: “Semua yang disebut kebajikan, pikirkanlah semuanya itu – tirulah apa yang betul-betul unggul pada mereka, dan janganlah sampai mereka melebihi kamu dalam kebaikan apa saja.” Kita tidak boleh malu mempelajari hal baik apa saja dari orang-orang jahat, atau orang-orang yang tidak memiliki berbagai keuntungan seperti kita.
- 2. Kebajikan terpuji dengan sendirinya, dan akan dipuji. Kita harus hidup dalam semua jalan kebajikan, dan tinggal di dalamnya. Maka, entah datang dari manusia atau tidak, pujian akan datang dari Allah (Rm. 2:29). Dalam kesemuanya ini, Rasul Paulus menawarkan dirinya kepada mereka sebagai teladan (ay. 9): Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Perhatikanlah, ajaran dan kehidupan Paulus adalah dua hal yang sejalan. Apa yang mereka lihat padanya adalah sama dengan apa yang mereka dengar darinya. Ia bisa mengajukan dirinya dan juga ajarannya untuk mereka contoh. Kata-kata kita kepada orang lain akan bertambah kuat apabila kita bisa meminta mereka untuk melihat apa yang ada pada kita. Dan inilah cara supaya Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kita sekalian – yaitu dengan senantiasa menjalankan kewajiban kita kepada-Nya. Tuhan beserta kita selama kita beserta Dia.
SH: Flp 4:1-7 - Bagaimana mungkin sukacita terwujud (Selasa, 1 Juni 2004) Bagaimana mungkin sukacita terwujud
bila di antara para pelayan Tuhan tidak terdapat kesehatian?
Bagaimana mungkin sukacita dapat menjadi pengal...
Bagaimana mungkin sukacita terwujud
bila di antara para pelayan Tuhan tidak terdapat kesehatian? Bagaimana mungkin sukacita dapat menjadi pengalaman nyata warga gereja bila di antara mereka masih ada yang terbiasa hidup dalam kekuatiran?
Seperti Tuhan Yesus menjelang kematian-Nya berdoa untuk kesehatian para pengikut-Nya, kini Paulus dalam keadaan terpenjara pun mempedulikan keadaan gereja di Filipi. Ketidakserasian hubungan, apalagi itu terjadi di antara para aktivis seperti Euodia dan Sintikhe, adalah hal yang tidak baik dibiarkan. Paulus meminta keduanya bersikap sepadan dengan status mereka sebagai pewaris hidup kekal (ayat 3). Di dalam Kristus semua orang percaya adalah sesama pewaris Kerajaan. Karena itu, ia meminta juga warga jemaat lainnya (Sunsugos berarti sesama pemikul kuk - 3) untuk turut berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Hanya gereja yang warganya sehati terdapat kesukaan. Ini juga kondisi yang membuat hamba Tuhan dan Tuhan melihat gereja sebagai sukacita dan mahkota (ayat 1).
Berbagai kesulitan seperti yang dialami gereja di Filipi wajar membuat mereka kurang bersukacita. Kekuatiran baik tentang kehidupan pribadi maupun gereja memang bisa membuat kesukaan menjadi sesuatu yang tidak akrab dalam pengalaman Kristen. Tetapi Paulus mengingatkan bahwa sukacita Kristen berasal dari Tuhan (ayat 4). Sebaliknya dari membiarkan kondisi sukar mempengaruhi sikap Kristen, Paulus meminta agar Kristen di Filipi secara aktif menyatakan kebaikan hati mereka (ayat 5). Status 'dalam Tuhan' yang menjadi sumber Kristen memiliki sukacita dan damai sejahtera tidak boleh dihayati oleh orang Kristen secara pasif. Hanya bila secara aktif orang Kristen memupuk status tersebut dalam doa, maka relasi dengan Tuhan itu menjadi komunikasi yang hidup dan hangat. Dalam kondisi demikian kekuatiran tak beroleh tempat sebab damai dan sukacita Allah sendiri penuh dalam hati orang percaya (ayat 4-7).
Renungkan: Sukacita dan damai tidak tergantung pada kondisi luar tetapi pada keakraban hubungan sesama Kristen dan dengan Tuhan.
SH: Flp 3:17--4:1 - Reformasi hidup. (Sabtu, 31 Oktober 1998) Reformasi hidup.
Kristen tidak lagi hidup secara daging. Rupanya di antara jemaat Filipi terdapat orang-orang yang memberi teladan salah. Mereka tida...
Reformasi hidup.
Kristen tidak lagi hidup secara daging. Rupanya di antara jemaat Filipi terdapat orang-orang yang memberi teladan salah. Mereka tidak menolak Injil dengan jalan mengandalkan usaha moral dan keagamaan mereka, sebaliknya mereka meniadakan kuasa Injil dengan menganjurkan kehidupan yang memenuhi nafsu tubuh (ayat 19). Dengan berbuat demikian, mereka hidup sebagai musuh salib Kristus (ayat 18). Lagi-lagi kehidupan Paulus adalah contoh tentang bagaimana hidup Kristen seharusnya. Apabila anugerah Tuhan telah menjamah hidup kita, pastilah hidup itu akan mengeluarkan hal-hal yang benar.
Warganegara sorga. Dengan suatu kepastian yang kokoh, Paulus memberitahukan, bahwa jemaat Filipi adalah warga sorga yang tinggal di dunia ini (ayat 20). Keadaan jasmani kita kini bersifat sementara saja, sebab kelak kita akan diberikan tubuh surgawi yang mulia (ayat 21). Kita akan luput dari pengaruh keduniawian dengan hawa nafsunya yang membinasakan, bila kita ingat kedua kebenaran tersebut. Hiduplah sebagai warganegara sorga, bukan dunia ini. Hiduplah dalam perspektif mengharapkan kemuliaan tubuh sorgawi kita kelak, yang terpancar dalam tubuh jasmani kita kini!
Doa: Ya Tuhan, oleh pertolonganmu, jadikan hambamu teladan dalam seluruh hidupku.
SH: Flp 3:17--4:1 - Salib Kristus yang mulia (Jumat, 7 September 2012) Salib Kristus yang mulia
Sebagai manusia yang lahir di dunia ini, kita semua memiliki kewarganegaraan tertentu. Kita yang lahir di Indonesia adalah w...
Salib Kristus yang mulia
Sebagai manusia yang lahir di dunia ini, kita semua memiliki kewarganegaraan tertentu. Kita yang lahir di Indonesia adalah warga negara Indonesia. Perikop kita hari ini mengingatkan bahwa kita yang sudah diselamatkan di dalam Kristus adalah warga Kerajaan Surga (20). Sebagai warga Kerajaan Surga, selayaknya kita hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Surga dan tidak mengikuti nilai-nilai yang dari dunia. Nilai-nilai Kerajaan Surga itu terlukis di dalam sebuah lambang yang sangat kita kenal yaitu salib Kristus (18).
Apa sajakah nilai-nilai lama yang harus kita tinggalkan? Kita dipanggil untuk tidak lagi hidup demi perut. Perut adalah lambang kepuasan hidup jasmani, ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Surga. Karena kebutuhan makanan adalah kebutuhan yang paling mendasar dalam hidup manusia, maka jika manusia memuaskan perutnya saja, dapat diartikan bahwa ia hidup dengan tujuan yang sangat rendah. Bila hidup oleh dan untuk perut, juga dikendalikan oleh pikiran-pikiran duniawi, maka hasil semuanya itu adalah aib semata (19).
Dunia memandang Salib sebagai hal yang rendah sedangkan Surga memandang Salib sebagai hal yang mulia. Pikiran duniawi memandang penjara Paulus sebagai sesuatu yang hina, sedangkan pikiran surgawi memandang sengsara penjara seperti yang Paulus alami sebagai jalan salib yang mulia. Lebih jauh lagi, pikiran surgawi melihat kehinaan tubuh dan penderitaan yang dialami di dunia sebagai sesuatu yang akan diubah menjadi kemuliaan di dalam kuasa kebangkitan Kristus.
Pesan-pesan inilah yang diberikan Paulus kepada jemaat di Filipi supaya tidak tawar hati melihat pemenjaraan dirinya. Paulus senantiasa mendorong segenap jemaat untuk tetap teguh di dalam Tuhan meskipun mereka mengalami situasi yang sulit (4:1).
Kita juga harus tetap teguh di dalam iman walaupun situasi yang kita hadapi tidak menentu. Kita harus selalu ingat bahwa penderitaan yang kita alami sekarang ini adalah suatu proses menuju pemuliaan di surga kelak.
SH: Flp 3:17--4:1 - Kembali Berfokus kepada Kristus (Sabtu, 8 Agustus 2020) Kembali Berfokus kepada Kristus
Pernahkah Anda merasakan bahwa kehidupan rohani terasa kosong? Anda merasa sudah melakukan pelayanan setiap minggu, n...
Kembali Berfokus kepada Kristus
Pernahkah Anda merasakan bahwa kehidupan rohani terasa kosong? Anda merasa sudah melakukan pelayanan setiap minggu, namun selalu terasa masih ada yang kurang dalam hidup Anda?
Sejatinya pelayanan adalah hal yang penting. Namun, pelayanan akan terasa kosong ketika fokus Anda hanya kepada aktivitasnya dan bukan kepada Allah. Beberapa orang jemaat di Filipi mendapat teguran dari Paulus karena mereka lebih sibuk memikirkan Hukum Taurat daripada ibadah kepada Kristus.
Saat nas ini ditulis, Paulus mendengar bahwa jemaat di sana sedang berdebat tentang perlukah melakukan Hukum Taurat atau tidak. Sebab, beberapa orang di antara mereka masih melihat Hukum Taurat sebagai suatu hal yang wajib dilakukan untuk memperoleh keselamatan.
Akhirnya, mereka lebih berfokus kepada perkara tersebut sehingga mengabaikan ibadah kepada Allah sendiri. Ini yang Paulus sebut dengan "... Tuhan mereka ialah perut mereka ..." dan "... perkara duniawi" (19). Hal perut dan perkara duniawi ini terkait dengan hal puasa dan pantangan dalam Hukum Taurat. Padahal sebagai pengikut Kristus, hal semacam itu sudah bukan lagi yang utama. Jemaat seharusnya lebih memusatkan diri kepada Kristus dan karya penyelamatan-Nya yang sudah membersihkan diri manusia yang hina dari dosa-dosa dan kesalahan (21).
Hukum Taurat dan pelayanan merupakan dua hal yang sama penting. Tetapi, sebagai murid Kristus, kita harus terus berfokus kepada Tuhan. Sebab, Ia adalah sumber segala sesuatu yang kita lakukan. Mari kita kembali kepada hakikat pelayanan, yaitu bagi kemuliaan Kristus, bukan untuk kemuliaan diri sendiri. Dengan demikian, kekosongan rohani pun akan berkurang. Bahkan, kehampaan itu akan hilang karena diisi dengan kehadiran Kristus yang menganugerahkan kemuliaan.
Mari kita memohon ampun jika kita masih mementingkan rutinitas pelayanan. Mintalah bimbingan Tuhan agar kita berdiri teguh di dalam-Nya. Dalam situasi apa pun, kita dituntut peka terhadap perjumpaan dengan Allah. [FYM]
Baca Gali Alkitab 6
Tidak mudah menemukan orang yang memiliki integritas dan berpengaruh. Paulus adalah salah satunya. Dia berusaha dengan keras agar jemaat memiliki hidup yang benar di hadapan Tuhan dan memiliki keyakinan kuat dalam Yesus Kristus. Inilah yang tergambar dalam perikop ini.
Apa saja yang Anda baca?
1. Hal apa yang Paulus harapkan dari jemaat Filipi? (3:17)
2. Mengapa Paulus mengharapkan hal itu dilakukan oleh jemaat Filipi? (3:18)
3. Paulus memperingatkan jemaat Filipi mengenai akhir hidup seteru Kristus. Bagaimana akhir hidup mereka dan mengapa hal itu terjadi? (3:19)
4. Mengapa jemaat Filipi perlu meneladankan (mencontoh) Paulus dan orang-orang yang hidup sama seperti Paulus serta tidak boleh menjadi seteru Kristus? (3:20-21)
5. Apa klimaks dari nasihat Paulus kepada jemaat Filipi? (4:1)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kewarganegaraan surga penting bagi orang percaya? Bagaimana hal ini bisa memulihkan pengharapan kita di tengah kesulitan hidup sebagai orang percaya?
2. Menurut Anda, mengapa penting bagi kita untuk meneladankan hamba-hamba Tuhan?
3. Bagaimana gaya hidup seteru Kristus pada zaman ini?
Apa respons Anda?
1. Dalam hal apa saja Anda belajar dari teladan hamba-hamba Tuhan dalam kehidupan Anda?
2. Sebagai pengikut Kristus, dalam hal apa Anda bisa menjadi teladan bagi orang lain?
3. Kadang-kadang kita mengabaikan atau melupakan fakta bahwa diri kita adalah warga Kerajaan Surga. Apa yang seharusnya kita lakukan ketika hal itu terjadi?
Pokok Doa:
Agar orang percaya menaruh pengharapan pada Kristus di tengah kesulitan menjalani hidup sebagai orang percaya.
Utley -> Flp 3:17--4:1
Utley: Flp 3:17--4:1 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 3:17-4:117 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladan...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 3:17-4:1
17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. 18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakanpula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. 19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. 20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, 21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Fili 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Fili 3:17 "ikutilah teladanku" Ayat ini memiliki dua PRESENT IMPERATIVE. Paulus mendorong mereka untuk mengikutinya sebagaimana ia mengikuti Kristus (lih. Fili 4:9; 1Kor 4:16; 11:1; 1Tes 1:6; 2Tes 3:7,9). Frasa ini terkait secara logis dengan ay. Fili 3:15-16. Perhatikan bagaimana teladan Paulus diperluas untuk mencakup tim penginjilannyadan mungkin Epafroditus ("ku" - "kita").
□ "teladan" Lihat Topik Khusus berikut.
Lihat topik khusus BENTUK (TUPOS
Fili 3:18 "seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu" Telah dan masih ada guru-guru palsu di gereja. Dalam buku ini mereka bisa merupakan kaum Yudais (lih. Fili 3:2-16), seperti dalam kitab Galatia dan Kis 15, atau Gnostik (lih. 1Yoh 2:18,22; 4:1-6). Satu-satunya cara untuk melindungi diri dari kesalahan adalah untuk mengetahui, merangkul, dan hidup dalam kebenaran! Guru-guru palsu ini adalah orang tajam, logis, fasih lidah, dan menarik. Percayalah pada Anak; ikutilah Buku ini; menyerahlah kepada Roh!
□ "sambil menangis" Ini adalah istilah untuk kesedihan yang mendalam (lih. Mat 2:18; 26:75, Mr 5:38-39, Yoh 11:31, Yak 4:9; 5:1). Paulus tidak bersukacita pada orang lain yang ada di dalam kesalahan moral atau teologis.
□ "seteru salib Kristus" Ada ketidakpastian tentang identitas dari "musuh salib" ini. Frasa yang digunakan oleh Paulus ini begitu intens sehingga mereka tampaknya merujuk pada guru-guru palsu yang tidak percaya dari Fili 3:2-16. Dosa-dosa yang tercantum dalam ay. Fili 3:19 tidak cocok dengan Yahudi legalistik, namun cocok dengan guru-guru palsu antinomian Yunani atau mungkin orang yang telah bertobat menjadi Kristen yang telah kembali ke gaya hidup kafir mereka sebelumnya (lih. Kol 2:16-23; 2Pet 2:20-22). Konteksnya lebih condong ke pilihan yang terakhir. Tapi, jika demikian, kontras dari ay. Fili 3:20 menyiratkan bahwa Paulus menganggap mereka tidak benar-benar diselamatkan (lih. Mat 7:13; 1Yoh 2:19; 2Pet 2:1-22; Wahy 2:4-5; 10-11; 16-17).
Berhati-hatilah jangan sampai teología sistematis anda (denominasi, pengalaman, budaya) menginterpretasikan naskah ini. Konteks sastra dan maksud penulis asli nya harus menjadi kriteria utama. PB bukanlah suatu penyajian kebenaran secara sistematis tetapi sebuah jenis sastra timur yang bersifat paradoks. PB secaea teratur menyajikan kebenaran dalam pasangan yang tampaknya bertentangan (paradoks). Kehidupan Kristen adalah kehidupan jaminan dan harapan yang penuh ketegangan sekaligus tanggung jawab dan peringatan! Keselamatan bukan merupakan produk tetapi suatu kehidupan yang baru!
- NASB NKJV, NRSV "Kesudahan mereka ialah kebinasaan,"
- TEV "mereka akan berakhir di neraka"
- NJB "mereka ditakdirkan untuk hilang"
Mereka ini adalah orang-orang religius yang tulus, memiliki informasi. Paulus menggunakan istilah ini apōleia untuk menggambarkan penghakiman akhir Allah (lih. Fili 1:28; Rom 9:22; 2Tes 2:3; 1Tim 6:9). Namun, dalam Injil harus diakui bahwa ini digunakan dalam arti "terbuang" (lih. Mat 26:8; Mr 14:4). Oleh karena itu, adalah mustahil untuk tahu merujuk kepada siapakah Paulus (orang percaya atau tidak percaya).
- NASB "yang Tuhannya adalah nafsu makan mereka"
- NKJV, NRSV "yang Tuhannya ialah perut mereka"
- TEV "karena tuhan mereka adalah hasrat jasmani mereka"
- NJB "Tuhan mereka ialah perut mereka"
Hal ini menunjukkan kecenderungan mereka terhadap (1) praktek antinomian atau (2) kerakusan dan materialisme. Ini terdengar lebih seperti guru-guru palsu Yunani (lih. Rom 16:17-18) daripada kaum legalis Yahudi (lih. Fili 3:2-6). TEV mungkin telah menangkap makna metaforisnya, "karena tuhan mereka adalah hasrat jasmani mereka."
□ "kemuliaan mereka ialah aib mereka," Ini bisa menunjuk pada
- 1. penekanan kaum Yudais pada sunat atau kebanggaan Yahudi
- 2. penekanan kaum Gnostik pada pengetahuan
- 3. gaya hidup tak bermoral dari orang Libertini
Guru-guru palsu ini bangga dengan hal yang terhadapnya mereka seharusnya malu! Guru-guru palsu PB sering ditandai oleh eksploitasi keuangan dan / atau seksual.
□ "pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi" Ini menunjukkan asal dari kebanyakan keagamawian manusia (lih. Yes 29:13; Kol 2:16-23; 3:1-2).
- NASB NKJV "Karena kewargaan kita adalah di dalam surga"
- NRSV "Karena kewargaan kita adalah di dalam surga"
- TEV "Kami, bagaimanapun, adalah warga negara surga"
- NJB "Tapi tanah air kita adalah di dalam surga"
Ayat ini adalah sebuah kontras terhadap ay. Fili 3:18-19. KATA GANTI "kita" ini bersifat TEGAS. "Surga" adalah JAMAK (lih. 2Kor 12:2; Ef 4:10; Ibr 4:14; 7:26) mengikuti penggunaan bahasa Ibraninya (shamayim). Kemungkinan Paulus sedang menggunakan status kolonial Romawi dari kota ini sebagai ilustrasi (lih. Fili 1:27).
□ "dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" Paulus sering menggunakan istilah ini "sabar menunggu" dalam hubungannya dengan Kedatangan Kedua (lih. Rom 8:19,23,25; 1Kor 1:7; Gal 5:5; Ibr 9:28). Keinginan orang percaya bagi Kedatangan Kedua adalah salah satu bukti hubungan mereka dengan Kristus dan dorongan untuk hidup seperti Kristus (lih. Rom 8:19,23; 1Kor 1:7).
Penekanan Paulus pada kedatangan Tuhan adalah berulang, tetapi pemahamannya tentang elemen waktunya adalah rancu. Ada beberapa bagian di mana Paulus termasuk dalam kelompok yang akan hidup pada Kedatangan Kedua (lih. 1Kor 15:51-52; 2Kor 5; Fili 3:20; 1Tes 4:15,17). Namun demikian, ada bagian-bagian lain di mana ia menegaskan kembalinya di masa depan yang melampaui masa hidupnya (lih. 1Kor 6:14; 2Kor 4:14 dan khususnya II Tes). Ada kemungkinan bahwa "kita" dari kelompok pertama dari naskah ini bersifat harfiah, atau bahwa pandangan Paulus mengenai hal ini dikembangkan. Sulit untuk menganggap bahwa seorang penulis terinspirasi "mengembangkan" teologianya. Pendekatan yang lebih baik adalah untuk menyatakan model dialektis. Paulus, seperti semua penulis PB, menegaskan kepastian dan "ke-segera-an" dari Kedatangan Kedua. Orang percaya harus
hidup dalam terang kembalinya Tuhan setiap-saat! Namun, Yesus (Mat 24) dan Paulus (2Tes 2) berbicara tentang peristiwa sejarah yang harus terjadi sebelum Kedatangan Kedua. Keduanya entah bagaimana benar! Kembalinya Yesus adalah harapan yang memotivasi setiap generasi orang percaya, tetapi akan merupakan kenyataan bagi hanya satu generasi!
Ini adalah salah satu dari dua kali Paulus menyebut Yesus "Juruselamat" (lih. Ef 5:23) sebelum Surat Pastoral (I Timotius, II Timotius, Titus), di mana ia menggunakan gelar ini sepuluh kali. Istilah ini digunakan untuk menjadi gelar bagi Kaisar Romawi. Dalam Titus ada suatu paralel dalam penggunaan istilah ini antara Allah Bapa dan Yesus Allah Anak (lih. Fili 1:3 vs Fili 1:4; 2:10 vs Fili 2:13; 3:4 vs Fili 3:6). Orang-orang Kristen mula-mula bersedia untuk menghadapi kematian daripada menyerahkan gelar ini kepada Kaisar. Baik "Juruselamat" maupun "Tuhan" adalah gelar Kekaisaran Romawi yang digunakan oleh orang Kristen secara eksklusif bagi Yesus.
Fili 3:21 "yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia," Paulus menempatkan penekanan positif pada keberadaan tubuh orang percaya (lih. 2Kor 5:1-10), baik di sini dan di surga. Ini merujuk secara teologis pada pemuliaan (lih. Rom 8:30; 1Yoh 3:2), ketika keselamatan akan disempurnakan dan sepenuhnya dinyatakan. Tubuh kita yang dari debu ini (Lih. Mazm 103:14) akan dipertukarkan dan diciptakan lagi (1Tes 4:13-18) ke dalam tubuh rohani seperti Yesus (lih. 1Kor 15:45; 1Yoh 3:2).
□ "yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya." Kristus yang bangkit adalah Tuhan dari segalanya (lih. 1Kor 15:24-28; Kol 1:20).
Topik Teologia -> Flp 4:1
Topik Teologia: Flp 4:1 - -- Keselamatan
Ketekunan
Peringatan untuk Bertekun
1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 ...
- Keselamatan
- Ketekunan
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Pengudusan
TFTWMS -> Flp 3:20--4:1; Flp 4:1
TFTWMS: Flp 3:20--4:1 - Tujuan Untuk Dicapai TUJUAN UNTUK DICAPAI (Filipi 3:20-4:1)
Keinginan Paulus bagi para pembacanya mungkin bisa diringkas dengan perkataannya kepada umat Kristen di Roma: ...
TUJUAN UNTUK DICAPAI (Filipi 3:20-4:1)
Keinginan Paulus bagi para pembacanya mungkin bisa diringkas dengan perkataannya kepada umat Kristen di Roma: 'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu' (Roma 12:2a). Ia menyajikan pemikiran yang serupa kepada jemaat Kolose: 'Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi' (Kolose 3:2). Alkitab Phillips menerjemahkan Kolose 3:2 seperti ini:
'Berikanlah hatimu kepada hal-hal sorgawi, bukan kepada hal-hal duniawi yang sedang lenyap.'
Tempat Sorgawi
Satu hal yang kepadanya hati mereka perlu diarahkan adalah tempat sorgawi. Setelah memperingatkan jemaat Filipi tentang contoh-contoh yang buruk, Paulus kembali lagi kepada alur pemikiran yang dimulai pada 3:17.15Ia menulis, 'Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga' (3:20a).16Kata Yunani yang diterjemahkan 'kewargaan' (bentuk dari politeuma) adalah bentuk kata benda dari kata kerja yang diterjemahkan 'hendaklah hidupmu' di dalam 1:27. Seperti sudah ditulis dalam pelajaran sebelumnya, terjemahan Moffatt atas 3:20 terbaca 'kita adalah koloni sorga.' Gambaran ini akan sudah memiliki arti khusus bagi jemaat Filipi, karena Filipi adalah koloni Romawi. Sebuah koloni Romawi memiliki hak istimewa tertentu, tetapi juga tanggung jawab yang sepadan. Warga koloni Romawi berhutang kesetiaan kepada Roma. Prilaku mereka diatur oleh undang-undangnya, dan harapan mereka berpusat pada kemuliaan Romawi. Selanjutnya, mereka diharapkan untuk menjajah—untuk menyebarkan pemikiran dan budaya Romawi.
Sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari bahwa, mengenai dunia ini, kita adalah 'penduduk asing' (warga satu negara yang tinggal di negara lain), bahwa kita adalah 'orang asing dan pendatang di bumi ini' (Ibrani 11:13; lihat 1 Petrus 2:11). Nama kita telah dicatat sebagai warga negara di 'dalam kitab kehidupan' di sorga (lihat Filipi 4:3; Ibrani 12:23). Dunia ini hanyalah 'alamat sementara' untuk kita; 'alamat permanen' kita adalah sorga. Seperti warga koloni Romawi, kita memiliki hakhak istimewa tertentu, dan juga tanggung jawab yang sepadan. Kita berhutang kesetiaan kita kepada Bapa sorgawi kita. Kita diatur oleh hukum-Nya, dan harapan kita berpusat dalam kemuliaan-Nya—dan kita diharapkan untuk menyebarkan kebenaran Kristen.
"KARENA KEWARGAAN KITA ADALAH DI DALAM SORGA, DAN DARI SITU JUGA KITA [DENGAN TAK SABAR] MENANTIKAN … JURUSELAMAT …."
Pribadi Sorgawi
Paulus juga ingin jemaat Filipi menetapkan pikiran mereka kepada Pribadi sorgawi. Ia melanjutkan, 'dan dari situ juga *dari sorga+ kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat' (3:20b). Paulus sudah mengindikasikan bahwa ia sedang menantikan Hari Akhir sehingga ia pada akhirnya bisa mengenal Kristus sepenuhnya (3:10, 11). Alec Motyer menulis, Kita juga mungkin sedang menantikan banyak hal: pembebasan terakhir bahkan dari keberadaan dosa dan pencobaan; bertemu dengan orang-orang besar zaman dahulu—Abraham, Yesaya, Paulus sendiri; reuni dengan orang-orang tercinta yang kita kenal di bumi; kemuliaan tempat-tempat sorgawi. Ya, memang benar, semua hal itu, tetapi di luar semua itu ada satu fitur yang memberikan kaitan dan makna dan fokus kepada sorga, ada satu Pribadi yang melalui Dia saja rombongan besar ini dikumpulkan dan untuk Dia saja kemuliaan itu, < Sang Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus 'Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan', tulis Paulus di tempat lain.17
Pada saat-saat terakhir Kristus dengan murid-murid-Nya sebelum kematian-Nya, Ia berjanji untuk kembali lagi (Yohanes 14:1-4). Ketika Ia naik ke sorga, malaikat memberitahu mereka yang sedang memperhatikan Dia, 'Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga' (Kisah 1:11). Umat Kristen mula-mula hidup dalam pengharapan, karena menyadari bahwa Tuhan bisa datang kapan saja (lihat 1 Tesalonika 4:13-5:2; Titus 2:13; Ibrani 9:28). Kedatangan kedua memberi arti bagi hidup mereka. Keyakinan kepada kembalinya Kristus membantu mereka menghadapi pelbagai masalah sehari-hari dan menopang mereka sewaktu penganiayaan.
Paulus tidak melebih-lebihkan kasus itu ketika ia menulis bahwa mereka dengan tak sabar menunggu Juruselamat. Perkataan '*Dengan tak sabar+ menantikan,' dalam teks Yunani, adalah bentuk dari apekdechomai. Ini adalah kata yang rumit, yang menggabungkan dua preposisi (apo dan ek) dengan kata yang artinya 'menerima' (dechomai). Kata ini 'digunakan enam kali oleh Paulus dari delapan kali kemunculannya di dalam *Perjanjian Baru+.< Ini adalah kata khusus, kata yang bagi dia dapat paling baik mengungkapkan kerinduan orang Kristen yang tak henti- hentinya, harapan bahagianya atas, dan keinginannya yang sungguh-sungguh bagi kedatangan Kristus yang kedua kali.'18
Dimasukkannya kata 'Juruselamat' dalam Filipi 3:20 adalah penting. Paulus tidak sering menggunakan istilah ini, tetapi di sini ia menggunakan kata itu—mungkin karena kata itu dapat paling baik menggambarkan peranan Tuhan mengenai umat-Nya ketika Ia datang lagi. Bagi orang fasik, Ia akan muncul hanya sebagai Hakim; tetapi, bagi milik-Nya sendiri, Ia akan datang sebagai Juruselamat—untuk membebaskan mereka dari dunia yang berdosa ini, untuk membela mereka, dan untuk membawa mereka hidup bersama Dia di sepanjang kekekalan.
Seperti umat Kristen mula-mula, kita harus memusatkan hati kita pada Yesus dan 'dengan tak sabar menantikan' kedatangan-Nya. Seperti mereka, kita harus menyadari bahwa Ia bisa datang setiap saat. Seperti mereka, kita harus berdoa, 'Amin. Datanglah, Tuhan Yesus' (Wahyu 22:20)!
Tujuan Sorgawi
Ketika Tuhan datang kembali, hal-hal menakjubkan akan terjadi. Kita semua akan berkumpul di hadapan kursi pengadilan Kristus (Matius 25:31, 32). Mereka yang berada di sebelah kanan akan masuk sorga, sedangkan yang berada di sebelah kiri akan masuk neraka (Matius 25:34, 41, 46). Namun begitu, bagi Paulus—Paulus tua dengan kondisi tubuhnya yang semakin lemah setiap hari—salah satu peristiwa yang paling menarik akan berupa penebusan tubuh. Ia berkata, 'Tuhan Yesus Kristus < akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia' (Filipi 3:20b, 21a).
'Tubuh kita yang hina ini'19mengacu kepada tubuh fisik kita yang sekarang kita huni—tubuh yang akan mengalami kemunduran, penyakit, kerusakan, kematian, dan pembusukan. Avon Malone menggambarkan tubuh ini dengan jelas sekali: 'dikunci oleh keterbatasan, dibelenggu oleh kelemahan, dikejar oleh rasa sakit, dan ditakdirkan untuk mati.'20'Tubuh kemuliaan-Nya' mengacu kepada tubuh rohani Yesus di sorga.
'Tubuh mulia' Yesus (KJV) adalah prototipe dari tubuh rohani yang akan diterima oleh orang-orang yang setia ketika dibangkitkan dari antara orang mati.
Kata-kata 'mengubah' dan 'serupa' menekankan kesempurnaan perubahan itu. Kata Yunani untuk 'mengubah' (metaschematisei) mendahului bentuk kata schema dengan preposisi meta ('di antara'). Kata yang diterjemahkan 'serupa' (summorphon) mendahului bentuk kata morphe dengan preposisi sun ('dengan'). Anda mungkin ingat bahwa schema mengacu kepada penampilan luar dari seseorang atau benda yang bisa dan memang berubah, sementara morphe mengacu kepada sifat dasar yang tidak berubah. Ketika Tuhan kembali, tampilan luar tubuh kita dan sifat pentingnya akan berubah. 'Kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya' (1 Yohanes 3:2)!
Apakah saya memahami hal ini atau cara hal itu akan terjadi? Tidak, tetapi saya menerimanya dengan iman. Erdman menulis, 'Kata-kata ini tidak cukup untuk memuaskan keingintahuan kita, tetapi mereka mungkin cukup untuk mengilhami kenyamanan dan untuk merangsang harapan.'21Mungkin komentar terbaik tentang bagian pertama Filipi 3:20 adalah apa yang Paulus tulis di dalam 1 Korintus 15:
Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?" Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.< Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.< Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" < Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita' (1 Korintus 15:35-57).
Penerapan bagi persoalan di depan kita adalah jelas: Mengapa memusatkan perhatian Anda kepada daging ketika daging akan diubah? Hati Anda harus diarahkan kepada tujuan sorgawi: transformasi 'tubuh hina' Anda (Filipi 3:20; RSV).
Kuasa Sorgawi
Apakah Kristus mampu membuat perubahan dramatis yang digambarkan? Paulus meyakinkan para pembacanya bahwa Kristus mampu—bahwa Ia akan melakukannya 'dengan pengerahan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya' (3:21b; NASB). Ini merupakan pernyataan yang dikemas dengan kekuatan 'Pengerahan' diterjemahkan dari bentuk kata Yunani energeian, yang darinya kita mendapat kata 'energi.' 'Energeia bukanlah 'kekuatan' belaka namun 'kekuatan yang berbuat,' 'kekuatan yang beroperasi,' 'kekuatan yang bekerja''22(lihat KJV). Kata yang diterjemahkan 'kuasa' dalam 3:21 adalah bentuk dari istilah Yunani dunasthai, yang darinya kita mendapat kata 'dinamit,' sebuah ledakan kuat.
Berapa banyakkah 'kekuatan' yang Yesus miliki? Ia memiliki 'semua kuasa' (Matius 28:18). 'Segala sesuatu' telah diletakkan 'di bawah kaki Kristus' (Efesus 1:22; lihat 1 Korintus 15:27a). Ia 'menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan' (Ibrani 1:3). Ia punya 'kuasa < yang bersifat universal dan mutlak.23
Kemampuan Yesus untuk 'menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya' (Filipi 3:21) adalah jaminan Allah bahwa Ia sungguh-sungguh mampu membangkitkan kita dari antara orang mati dan merubah tubuh yang fana, jasmani, menjadi tubuh yang abadi, rohani! Inilah fokus lain untuk pikiran kita: kuasa sorgawi-Nya.
Ajaran Sorgawi
Penekanan sorgawi Paulus berlanjut sampai ayat pertama pasal 4: 'Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, [dalam jalan ini] berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!' Ayat ini diawali dengan perkataan 'karena itu,' yang mengikat ayat-ayat terakhir pasal 3 dengan ayat itu. Kita akan melihat kembali Filipi 4:1 dalam pelajaran berikutnya, tetapi saya ingin menyimpulkan pelajaran ini dengan menyoroti beberapa kata kunci.
'Jalan ini' mengacu kepada jalan rohani yang digariskan oleh Paulus: jalan yang padanya orang mengutamakan Kristus dalam pikirannya; jalan yang padanya orang meninggalkan masa lalu di belakang dirinya dan bergerak maju kepada tujuan di depan; jalan yang padanya orang berfokus pada hal-hal di atas, bukan pada hal-hal di bumi.
Mengenai 'jalan ini,' Paulus ingin para pembacanya 'berdiri teguh.' 'Berdiri teguh' diterjemahkan dari bentuk steko, yang berarti berdiri tanpa berkedip dan tanpa mundur, seperti seorang prajurit yang berdiri—tidak goyah dan tidak bisa digoyahkan—di tengah-tengah pertempuran (lihat Efesus 6:10-17). Orang Kristen menghadapi tekanan ganda: tarikan dunia dan keinginan daging (Roma 12:2; 1 Yohanes 2:16), daya tarik ajaran palsu dan ajaran yang baru dan berbeda (Kisah 20:30; 2 Timotius 4:3), dan ancaman penganiayaan (2 Timotius 3:12). Terhadap semua ini, Paulus menasihati, 'Berdirilah teguh!' Dengan kata lain, 'Tetap pada tempatmu, apapun bentuk serangannya!' Kita harus 'berdiri teguh, jangan goyah' (1 Korintus 15:58).
Hal apakah yang akan memampukan kita untuk melakukan hal ini? Perkataan 'berdiri teguh' diikuti oleh ucapan 'dalam Tuhan.' Ini bisa berarti 'berdiri teguh' dalam 'ketundukan yang sukarela kepada kuasa-Nya.'24Sayangnya, beberapa orang 'berdiri teguh' dalam kesalahan pemberontakan yang keras kepala daripada berdiri teguh di jalan Tuhan. Bagaimanapun, dalam nas ini, kalimat 'dalam Tuhan' kemungkinan berarti bahwa kita harus berdiri teguh "dalam kekuatan Tuhan.' Ketika Paulus menyurati jemaat Efesus tentang pertempuran rohani kita, ia berkata 'Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya' (Efesus 6:10; huruf miring oleh saya). Pernah dikatakan, 'Jika kita tidak berdiri 'di dalam Tuhan,' kita tidak akan berdiri sama sekali.' Salah satu cara kita mampu berdiri dalam kekuatan Tuhan adalah dengan menetapkan pikiran kita pada hal-hal di atas.
TFTWMS: Flp 4:1 - Pujian Yang Tulus PUJIAN YANG TULUS (Filipi 4:1)
Pertama, Paulus menciptakan suasana yang positif. Ia meyakinkan orang-orang Kristen di Filipi—semua orang Kristen, t...
PUJIAN YANG TULUS (Filipi 4:1)
Pertama, Paulus menciptakan suasana yang positif. Ia meyakinkan orang-orang Kristen di Filipi—semua orang Kristen, termasuk dua saudari yang bermasalah— tentang kasihnya. Sebelum ia memberi perintah, ia memberi pujian:2"Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!" (ay. 1). Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang dipenuhi dengan kehangatan dan kasih sayang yang lebih banyak daripada ayat ini:
"Saudara-saudara"—Ini adalah saudara laki-laki dan perempuan Paulus. Mereka semua dalam keluarga yang sama, semua dengan Bapa yang sama.
"Yang kukasihi"—Mereka adalah saudara laki-laki dan perempuan yang Paulus kasihi. Kata Yunani yang diterjemahkan "kukasihi" (suatu bentuk agapetos) adalah dari kata khusus untuk "kasih": agape. Allah menggunakan kata ini untuk mengacu kepada Anak-Nya (Matius 3:17). Untuk menekankan betapa besar ia mengasihi saudara-saudara seiman ini, Paulus menggunakan istilah itu dua kali.
"Yang kurindukan"—Mereka itu adalah orang-orang yang ia rindukan, saudara-saudari terkasih. Kata Yunani untuk ungkapan ini (suatu bentuk epipothetos) digunakan untuk menggambarkan kerinduan Epafroditus untuk pulang ke kampung halamannya (Filipi 2:26). Paulus "rindu kampung halaman" untuk menjumpai teman-temannya di Filipi.
"Sukacitaku dan mahkotaku"—Mereka itu adalah orang-orang yang ia rindukan, saudara-saudari terkasih, yang membuat wajahnya tersenyum dan hatinya bangga: Mereka adalah "sukacita"nya. Hanya membayangkan mereka saja sudah membuat ia bahagia (lihat 1: 3, 4). Mereka juga adalah "mahkota"nya: Ia menganggap mereka sebagai puncak pencapaian hidupnya. Kata Yunani yang digunakan di sini (stephanos) mengacu kepada mahkota kemenangan dan perayaan. (Kata Yunani yang berbeda, diadem, mengacu kepada mahkota yang berkuasa.)
Apakah Anda ingin membantu dua orang Kristen berdamai? Jangan memulai dengan menunjukkan kekurangan mereka. Mulailah dengan menegaskan bahwa Anda peduli, benar-benar peduli, terhadap mereka. Sebelum Anda dapat mempengaruhi kehendak mereka, Anda harus menyentuh hati mereka.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Filipi (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi d...
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
- (1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
- (2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
- (3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
- (1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
- (2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
- (3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
- (2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
- (3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
- (4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
- (5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
Full Life: Filipi (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Fili 1:1-11)
A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2)
B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat F...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Fili 1:1-11) - A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2) - B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi
(Fili 1:3-11) - I. Keadaan Paulus Sekarang Ini
(Fili 1:12-26) - A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan
(Fili 1:12-14) - B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan
(Fili 1:15-18) - C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati
(Fili 1:19-26) - II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja
(Fili 1:27-4:9) - A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi
(Fili 1:27-2:18) - 1. Supaya Tetap Setia
(Fili 1:27-30) - 2. Supaya Bersatu
(Fili 2:1-2) - 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan
(Fili 2:3-11) - 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela
(Fili 2:12-18) - B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja
(Fili 2:19-30) - 1. Timotius
(Fili 2:19-24) - 2. Epafroditus
(Fili 2:25-30) - C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu
(Fili 3:1-21) - 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar
(Fili 3:1-16) - 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani
(Fili 3:17-21) - D. Nasihat Akhir Paulus
(Fili 4:1-9) - 1. Kemantapan dan Kerukunan
(Fili 4:1-3) - 2. Sukacita dan Kelemahlembutan
(Fili 4:4-5) - 3. Kebebasan dari Kekhawatiran
(Fili 4:6-7) - 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak
(Fili 4:8-9) - Penutup
(Fili 4:10-23) - A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima
(Fili 4:10-20) - B. Salam Akhir dan Doa Berkat
(Fili 4:21-23)
Matthew Henry: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari n...
- Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang memperbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung, dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen, kota itu menjadi kota yang paling istimewa karena surat kerasulan ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia menjadi tahanan penjara di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat, menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mereka seperti anak-anaknya sendiri, dan setelah memperanakkan mereka melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka dengan Injil yang sama pula.
- I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). Ketika itu ia mendapat penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapannya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletakkan.
- II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23- 24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu karena kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh mengurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita karena perlakuan buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
- III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan beberapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih dahulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil hati melihat permulaan yang kecil.
- IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini, dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka, dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), sementara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang mengadakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu emas dan perak.
Jerusalem: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2
seb. Kr. didjadikan ...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.
Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.
Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.
Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.
Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.
Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.
la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.
Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.
Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) BUMI DIPIJAK SORGA DIJUNJUNG
Filipi 3:17-4:1
Di manakah Anda sekarang berada—di dalam atau di luar gedung? Dimanapun Anda berada, luangkanlah wak...
BUMI DIPIJAK SORGA DIJUNJUNG
Filipi 3:17-4:1
Di manakah Anda sekarang berada—di dalam atau di luar gedung? Dimanapun Anda berada, luangkanlah waktu sejenak untuk melihat sekeliling. Apakah yang Anda lihat? Sekarang, sentuhlah sesuatu dengan tangan Anda. Mungkin Anda menyentuh sebuah mebel. Jika Anda berada di luar gedung, mungkin Anda menyentuh rumput atau tanah belaka. Ini adalah dunia yang menarik perhatian mayoritas penduduknya. Namun begitu, orang Kristen tahu bahwa dunia ini hanya sementara, bahwa dunia ini akan berlalu ketika Tuhan datang kembali (2 Petrus 3:4, 9, 10). Ia tahu bahwa rumah permanennya adalah di sorga—dan cinta kasihnya harus dipusatkan di sana.
Kita telah membahas pernyataan Paulus '*Aku+ berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus' (Filipi 3:14; huruf miring oleh saya). James Tolle mengacukan panggilan ini sebagai panggilan 'yang dari sorga dan ke sorga.'1Dalam pelajaran ini, suatu perbedaan akan ditarik antara mereka yang 'semata-mata tertuju kepada perkara duniawi' (3:19) dan mereka yang 'kewargaan*nya+ < adalah di dalam sorga' yang menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat (3:20).
Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah berpijak di bumi tetapi pada saat yang sama menjunjung sorga—'di dalam dunia' (Yohanes 17:11) tetapi 'bukan dari dunia' (Yohanes 17:16). Ada tekanan yang konstan antara di sini sekarang dan di sana nanti. Satu pertanyaan yang masing-masing dari kita harus hadapi adalah ini: 'Apakah pikiran saya tertuju kepada hal-hal duniawi atau hal-hal sorgawi?'
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 3:17-4:1)
Sekali lagi, luangkanlah waktu untuk melihat-lihat benda-benda di sekitar Anda. Kemudian katakanlah kepada diri Anda send...
KESIMPULAN(Filipi 3:17-4:1)
Sekali lagi, luangkanlah waktu untuk melihat-lihat benda-benda di sekitar Anda. Kemudian katakanlah kepada diri Anda sendiri, 'Semua ini 'ditakdirkan untuk binasa'' (lihat Kolose 2:22). Ulangilah perkataan Paulus: 'Karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal' (2 Korintus 4:18 b). Itulah sebabnya Yesus berkata, 'Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi < Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga' (Matius 6:19, 20a). Pemikiran ini juga diungkapkan dengan baiknya oleh refrain sebuah puisi anonim yang saya hafal dahulu sekali:
Hanya satu kehidupan, Ini akan segera berlalu; Hanya apa yang dilakukan Untuk Allah yang akan bertahan.
Lalu, dimanakah kita harus menetapkan pikiran kita? Pada hal-hal duniawi yang akan segera lenyap, atau pada hal-hal sorgawi yang akan bertahan selamanya? Pilihannya adalah mudah. (Di tempat saya tinggal, kami menyebut pilihan ini 'tanpa otak'; pilihan itu tidak memerlukan pemikiran.) Kita mungkin berpijak di bumi, tetapi marilah kita tekadkan untuk menjunjung sorga!
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 James M. Tolle, Notes on Philippians (San Fernando, Calif.: Tolle Publications, 1972), 59. (Huruf miring oleh saya.)
2 Dalam kat...
Catatan Akhir:
- 1 James M. Tolle, Notes on Philippians (San Fernando, Calif.: Tolle Publications, 1972), 59. (Huruf miring oleh saya.)
- 2 Dalam kata majemuk sun dapat dieja dengan beragam cara. Di sini, dieja sebagai sun.
- 3 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 715. Alkitab KJV memiliki kata 'tanda.' Beberapa orang salah memahami kata 'tanda' itu, mengiranya sebagai memberi sebuah tanda pada kertas (menulis). Kata itu agaknya digunakan dalam pengertian yang kata itu miliki dalam kalimat berikut 'Tandailah perkataanku.' Artinya, 'Perhatikanlah dan ingatlah perkataanku.'
- 4 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 159.
- 5 Sesuaikanlah kalimat ini dan yang sebelumnya agar cocok dengan tempat Anda tinggal.
- 6 Guru-guru palsu ini diidentifikasi secara beragam oleh para penulis yang berbeda. Mungkin mereka mengajarkan bahwa doktrin kasih karunia memberi orang Kristen hak untuk berbuat dosa (lihat Roma 6:1), atau mungkin saja ini adalah kelompok pra-Gnostik yang mengklaim bahwa pengetahuan 'superior' (lihat 1 Timotius 6:20) membebaskan orang dari mematuhi perintah-perintah Allah (lihat 1 Yohanes 2:3, 4). Orang-orang ini telah disebut juga sebagai 'Libertini,' orang-orang yang membuat kebebasan Kristen sebagai lisensi untuk berbuat dosa (lihat Galatia 5:13). Identifikasi sebenarnya tidaklah penting. Surat kedua Petrus 2 memberikan gambaran umum tentang guru jenis ini.
- 7 Baik guru-guru Yahudi dan juga guru-guru penyembah berhala telah diajukan oleh pelbagai komentator. Namun begitu, sebagian besar setuju, bahwa yang ada di dalam pikiran Paulus adalah guru-guru palsu Kristen. Fakta bahwa Paulus sangat sedih ('menangis') bisa menunjukkan bahwa mereka ini adalah orang Kristen yang menuntun saudara-saudara mereka ke dalam kesesatan.
- 8 Vine, 1218.
- 9 Ada yang mengajarkan bahwa ketika orang-orang jahat 'dibinasakan,' mereka dilenyapkan (tidak ada lagi), namun kata apoleia menunjukkan 'hilangnya keberadaan yang baik, bukan *hilangnya+ keberadaan' (Vine, 295).
- 10 Beberapa komentator mengganggap 'perut' adalah penghalusan kata untuk bagian bawah tubuh, yang mencakup organ-organ seksual. Satu-satunya hubungan seks yang direstui Allah adalah dalam perkawinan yang Alkitabiah (lihat Ibrani 13:4); semua hubungan seks lainnya adalah dikutuk oleh Alkitab. Lihat Roma 13:9; 1 Korintus 6:18 (Alkitab NASB biasanya menerjemahkan kata Yunani untuk 'percabulan' dengan kata Inggris 'immorality' (Ind.: 'kemesuman).
- 11 Sesuaikanlah ini agar cocok dengan tempat Anda tinggal. Contoh-contohnya hampir tidak ada habisnya: Mereka yang menyombongkan diri atas pelbagai tindakan vandalisme, mereka yang menyombongkan diri atas berapa banyak mereka menang dalam perjudian, dan seterusnya.
- 12 Dikutip dalam John A. Knight, Beacon Bible Expositions, vol. 9, Philippians, Colossians, Philemon (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1985), 108.
- 13 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 128.
- 14 Gagasan ini disadur dari Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 166.
- 15 Ayat 18 dan 19 bisa dianggap sebagai sisisan di antara tanda kurung di dalam alur pemikiran Paulus. (Lihat tanda kurung di dalam Alkitab KJV.)
- 16 Para komentator berpendapat bahwa Filipi 3:20, 21 mungkin sudah digunakan sebagai himne oleh gereja mula-mula, tetapi kita tidak pasti apakah itu benar-benar terjadi.
- 17 Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 196. Kutipan Kitab Sucinya adalah dari 1 Tesalonika 4:17.
- 18 Hawthorne, 171.
- 19 Arti teks aslinya adalah 'tubuh kehinaan kita.' 'Kehinaan' adalah dari akar kata Yunani yang sama seperti 'kerendahan hati' dalam 2:3 dan 'rendah hati' dalam 2:8. Alkitab KJV menulis 'kotor' dari kata Latin yang artinya 'murah, tak berharga.'
- 20 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 98.
- 21 Erdman, 130.
- 22 Hawthorne, 173.
- 23 Richard B. Gaffin, notes on Philippians, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1808.
- 24 Vine, 1084.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KETIKA BEBERAPA ORANG KRISTEN YANG BAIK TIDAK BISA AKUR 1
Filipi 4:1-3
Saya harap saya tidak akan mengejutkan Anda ketika saya katakan bahwa bebera...
KETIKA BEBERAPA ORANG KRISTEN YANG BAIK TIDAK BISA AKUR 1
Filipi 4:1-3
Saya harap saya tidak akan mengejutkan Anda ketika saya katakan bahwa beberapa orang Kristen—bahkan orang-orang Kristen yang baik—tidak selalu bisa akur. Di mana ada cahaya, akan ada serangga. Di mana ada anjing, akan ada kutu. Di mana ada manusia, akan ada kesalahpahaman dan perbedaan pendapat—bahkan jika manusia itu adalah orang-orang Kristen, bahkan jika mereka itu adalah orang-orang Kristen yang baik (lihat Kisah 15:36-40). Pertanyaannya bukanlah "Jika beberapa orang Kristen tidak akur, apakah yang harus kita lakukan?" tetapi "Ketika beberapa orang Kristen tidak akur, apakah yang harus kita lakukan?"
Pelajaran ini berputar di sekitar dua saudari di gereja Filipi yang tidak bisa akur (Filipi 4:2). Sebelumnya, Paulus menekankan pentingnya orang-orang Kristen di Filipi bersatu (1:27; 2:2). Beberapa orang menganggap nasihat umum itu mengarah kepada kasus perpecahan khusus ini. Apakah itu benar atau tidak, tiga ayat pertama dari pasal 4 menyoroti pentingnya hidup harmonis dengan sesama orang Kristen. Cara Paulus menangani situasi ini dapat membantu kita untuk mengetahui apa yang harus dilakukan ketika saudara dan saudari dalam Kristus saling menjauhkan diri.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 4:1-3)
Banyak kebenaran yang sangat penting telah diajarkan di dalam pelajaran ini. Saya harap Anda akan mengingat setidaknya empat...
KESIMPULAN(Filipi 4:1-3)
Banyak kebenaran yang sangat penting telah diajarkan di dalam pelajaran ini. Saya harap Anda akan mengingat setidaknya empat kebenaran ini:
- Tuhan ingin umat-Nya hidup bersama secara harmonis.
- Sayangnya, karena gereja terdiri dari banyak orang, perselisihan pasti akan muncul. Dalam kartun "Peanuts," seorang tokoh muda bernama Linus berkata, "Saya mencintai umat manusia; namun saya tidak tahan dengan orang-orangnya." Di gereja, beberapa orang akan menyadur hal itu dan berkata, "Saya mencintai persaudaraan, tetapi saya tidak tahan dengan saudara-saudara di dalamnya." Kadang-kadang beberapa orang Kristen yang baik bahkan tidak bisa akur sebagaimana seharusnya.
- Bila perselisihan muncul, ada cara yang tepat dan cara yang salah untuk menangani masalah itu. Kasih, kesabaran, dan sikap tidak mementingkan diri sendiri harus lebih utama dalam segala sesuatu yang kita katakan dan lakukan.
- Persoalan di antara dua anggota gereja harus menjadi perhatian setiap anggota lain dari jemaat itu. Kita harus berusaha untuk menjadi pembawa damai (Matius 5:9).
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Judul ini disadur dari Leon Barnes, That You May Know Christ: Studies from Philippians (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1992)...
Catatan Akhir:
- 1 Judul ini disadur dari Leon Barnes, That You May Know Christ: Studies from Philippians (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1992), 139.
- 2 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 177.
- 3 J. Dwight Pentecost, The Joy of Living: A Study of Philippians (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1973), 173.
- 4 Alkitab KJV menggunakan bentuk nama laki-laki ("Euodias"), yang membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa Paulus sedang membicarakan seorang laki-laki dan seorang perempuan, mungkin seorang suami dan isterinya. Namun begitu, teks aslinya memiliki bentuk nama perempuan.
- 5 Ketimbang tertulis "dalam pekabaran Injil," teks aslinya hanya menulis "dalam injil."
- 6 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, Ltd, 1971), 303.
- 7 Alkitab NASB hanya menulis "Jika saudaramu berdosa," tetapi dosa yang berkaitan itu kemungkinan adalah dosa terhadap orang yang sedang dibicarakan (lihat KJV).
- 8 Jika Anda tinggal di mana menempatkan kuk pada dua binatang adalah hal biasa, Anda dapat membahas pentingnya gambaran ini.
- 9 Pelbagai terkaan itu mencakup Lukas, Silas, dan Epafroditus, tetapi semua itu hanyalah terkaan. Beberapa orang sudah mencoba untuk membuat orang ini seorang perempuan, tetapi kata sifat yang membatasi "teman sebeban" berjenis kelamin maskulin. Beberapa orang akan membuat "individu" tak dikenal ini mewakili semua anggota jemaat itu, yang harus mencoba untuk membantu perempuan itu. Semua hal lainnya di dalam surat ini, ketika yang ada di dalam pikiran Paulus adalah semua anggota itu, ia menggunakan bentuk jamak, bukan tunggal, jadi kemungkinan ini tampaknya tidak mungkin.
- 10 Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 204.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi
terletak di Makedonia,
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat \\Paulus Kepada Jemaat di Filipi\\ ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
Isi
- Pendahuluan
Filipi 1:1-11 - Keadaan Paulus sendiri
Filipi 1:12-26 - Kehidupan orang Kristen
Filipi 1:27-2:18 - Rencana untuk Timotius dan Epafroditus
Filipi 2:19-30 - Peringatan terhadap musuh-musuh dari luar dan dari dalam
Filipi 3:1-4:9 - Paulus dan kawan-kawannya di Filipi
Filipi 4:10-20 - Penutup
Filipi 4:21-23
Ajaran: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan
kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga In
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga Injil dapat disebarluaskan.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Filipi. (Dan juga semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Filipi terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas ajaran Rasul Paulus tentang kesukacitaan hidup di dalam Tuhan Yesus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Filipi
Pasal 1 (Fili 1:1-30).
Pengajaran bahwa Kristus adalah hidup orang percaya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memberitakan Injil, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan/sikap hidup.
Pendalaman
- Bacalah pasal Fili 1:21-22. _Tanyakan_: Apakah arti hidup bagi Rasul Paulus? Dan bagaimanakah dengan saudara?
- Bacalah pasal Fili 1:27. _Tanyakan_: Apakah perintah Rasul Paulus untuk hidup berbuah?
Pasal 2 (Fili 2:1-30).
Pengajaran tentang kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan orang Kristen
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, kesabaran dsb. dari sikap hidup Tuhan Yesus, merupakan teladan bagi hidup segenap orang Kristen.
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 2:1-4,11. _Tanyakan_: Apakah yang ada di dalam Tuhan Yesus? Mengapakah Tuhan Yesus dipermuliakan?
Pasal 3 (Fili 3:1-21).
Pengajaran tentang pengenalan akan Kristus sebagai kebahagiaan bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 3:1-11. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam ayat 10 (Fili 3:10)? Apakah yang diperoleh dari mengenal Kristus ayat 11 (Fili 3:11)?
Pasal 4 (Fili 4:1-23).
Pengajaran tentang Kristus sebagai pendamaian bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah ayat (Fili 4:1-4,8-9). _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan oleh Rasul Paulus dalam ayat 2 (Fili 4:2)? Apakah yang harus dilakukan oleh orang Kristen menurut ayat 8-9 (Fili 4:8-9)?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Filipi, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kehidupan yang bersukacita senantiasa ada di dalam Tuhan Yesus, walaupun di dalam kesulitan dan kesusahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Filipi?
- Apakah pokok pengajaran Kitab Filipi?
- Kehidupan siapakah yang harus menjadi teladan bagi orang Kristen?
Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap set
Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.
Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap setia kepada Roma. Filipi adalah sebuah kota besar, pusat kegiatan dagang yang ramai, tetapi tidak terkenal karena standar moral penduduknya.
SURAT FILIPI.
Jelas bahwa Paulus menulis dari dalam penjara (Fili 1:12) boleh jadi di Roma, dan bila demikian surat ini ditulis antara tahun 61 dan 63 M. Beberapa orang beranggapan bahwa surat ini ditulis dari Efesus, berarti 10 tahun lebih awal dari anggapan pertama. Pada dasarnya surat ini merupakan surat'ucapan terima kasih' yang dikirim melalui Epafroditus untuk gereja di Filipi atas pemberian yang telah mereka kirimkan. Surat ini datang dari Paulus dan kawannya, Timotius.
GEREJA DI FILIPI.
Paulus dipakai Tuhan sebagai pendiri gereja di Filipi. Di sana ia bertemu dengan kelompok wanita yang sedang berbakti di tepi sebuah sungai dan salah satu dari mereka, bernama Lidia, menyambut Injil (Kis 16:14). Tak lama kemudian Paulus dan Silas digiring ke muka pengadilan dengan tuduhan yang dibuat-buat, dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara. Pada tengah malam, sementara mereka berdoa dan memuji Allah, terjadilah gempa bumi dahsyat yang menggoncangkan penjara sampai ke fondasinya. Pengawal penjara yang menyadari bahwa para tawanan dapat melepaskan diri, hampir saja bunuh diri. Paulus menghalangi niatnya dan orang itu menangis memohon pertolongan sambil berkata "Tuan-tuan apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kis 16:30). Setelah mengetahui jalan keselamatan, bukan hanya pengawal penjara itu saja, tetapi seluruh keluarganya pun bertobat dan dibaptis.
CIRI-CIRI UTAMA.
Rupanya rasul Paulus mempunyai kasih yang istimewa terhadap gereja di Filipi. Orang Kristen di sana menjadi sumber sukacita besar dan dorongan baginya (Fili 1:3-5). Nada sukacita dan gembira mengalir dalam seluruh isi surat. Dalam pasal ketiga Paulus membuat suatu perbandingan dengan menuliskan pada satu sisi hal-hal yang paling dihargainya sebelum ia menjadi Kristen dan pada sisi lain apa yang kini menjadi kesukaannya sebagai seorang Kristen. Jelaslah bahwa ia telah mendapat keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya karena penyerahannya kepada Kristus.
Pesan
1. Hal-hal yang harus disyukuri:o persekutuan dalam Injil. Fili 1:5, 7
o kemampuan mengatasi situasi sulit. Fili 1:12
o khotbah penginjilan walaupun motivasinya beragam. Fili 1:15-18
2. Hal-hal yang perlu didoakan:
o untuk kasih yang melimpah. Fili 1:9
o untuk pilihan yang benar. Fili 1:10
o untuk kehidupan yang memuliakan Allah. Fili 1:11
3. Sikap yang harus dimiliki:
o tidak mementingkan diri sendiri. Fili 2:4
o keinginan untuk melayani. Fili 2:7
o keinginan untuk berkorban. Fili 2:8
4. Nilai-nilai yang harus diperbarui:
o latar belakang agama. Fili 3:5
o ketulusan yang nyata. Fili 3:6
o kehidupan moral. Fili 3:6
5. Kemuliaan harus disambut: Fili 3:20, 21
6. Pelajaran untuk dipelajari:
o hidup dalam keserasian. Fili 4:2
o selalu bersukacita. Fili 4:4
o mengatasi kekuatiran. Fili 4:6
o berpikir positif. Fili 4:8
o selalu merasa cukup. Fili 4:11
o percaya kepada Allah. Fili 4:19
Penerapan
Jemaat Filipi mengajar kita...
1. Seperti apa seharusnya orang Kristen.o penuh kasih
o sanggup menilai benar-salah
o jujur
o siap bekerja sama
o penuh sukacita
o rendah hati
o puas
o berpusatkan Kristus
2. Seperti apa seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen.
o penuh perhatian
o rela berkorban
o tidak mengeluh
o praktis
o penuh terima kasih
3. Tentang orang yang dapat kita teladani.
o Timotius - seorang anak rohani yang berharga
o Epafroditus - seorang pembawa pesan yang simpatik
o Euodia dan Sintikhe - wanita-wanita yang sedang berselisih
Tema-tema Kunci
1. Sukacita.
Kata itu menjadi lebih berkesan ketika kita tahu bahwa orang yang mengatakan "bersukacita selalu", menulisnya dari dalam penjara! Mudah untuk kelihatan bersukacita ketika keadaan di luar menggembirakan. Namun, Kristen harus tahu rahasia sukacita hati yang dalam dan menetap, yang tidak terpengaruh oleh keadaan luar. Sukacita itu dijanjikan sendiri oleh Yesus kepada para pengikut-Nya (Yoh 15:11). Telusuri tema tentang sukacita dalam seluruh surat dan berikan pendapat tentang alasan utama dari sukacita Rasul Paulus terhadap gereja di Filipi.
2. Keserupaan dengan Kristus.
Filipi 2:5-11 boleh jadi merupakan bagian dari lagu pujian dalam gereja mula-mula. Ini juga merupakan salah satu perikop tentang Kristologi yang terkenal dalam Perjanjian Baru. Perikop ini menelusuri langkah-langkah yang diambil oleh Putra Allah dalam memberikan keselamatan kepada kita. Namun juga, merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kita harus mempunyai sikap mental seperti Kristus, dengan kata lain, tahu mengorbankan diri. Paulus sering menulis tentang mencontoh Kristus dan bahkan mencotoh dia sendiri (Efe 5:1; 1Kor 4:16; 11:1; Fili 3:17). Haruskah kita mampu membuat orang meneladani kita?
3. Nilai-nilai
Pertobatan bagi Paulus berarti perubahan pandangan secara total -- hal-hal yang dahulunya sangat dihargai sekarang tidak berarti sama sekali. Bagi Paulus hal yang dibanggakannya ialah pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil. Bagi orang lain kebanggaan itu bisa status sosial, latar belakang pendidikan dan keadaan keuangan mereka. Kristus mengarahkan pandangan kita kepada hal yang lebih tinggi dan mengingatkan kita akan kewargaan kita di surga. Tuhan kita sendiri banyak membicarakan hal ini.
Pelajarilah ajaran Tuhan kita tentang harta duniawi (Luk 12:15; Mat 6:19-21, 33). Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa orang kaya susah menjadi Kristen? (Mar 10:23, 24).
4. Kepuasan.
Paulus memberikan kesan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dan mungkin hal itu bukan pelajaran yang mudah baginya. Ia pernah berkata, "...ibadah disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Tim 6:6).
Lihat 2Korintus 11:24-28 dan renungkan pernyataan Paulus sehubungan dengan pengalamannya itu. Pikirkan bagaimana Paulus belajar tentang kepuasan.
Garis Besar Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) [1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul Paulus
Fili 1:1, 2mengirim salam
Fili 1:3-7menyampaikan terima kasih
Fil
[1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul PaulusFili 1:1, 2 | mengirim salam |
Fili 1:3-7 | menyampaikan terima kasih |
Fili 1:8-11 | berdoa |
Fili 1:12-14 | berkemenangkan |
Fili 1:15-26 | mempercayai |
Fili 1:27-30 | menantang |
[2] SUKACITA DALAM PELAYANAN Fili 2:1-30
Paulus memberikan kepada kita beberapa nasihat praktis tentang pelayanan Kristen
Fili 2:1-4 | hidup bersama dalam keharmonisan |
Fili 2:5-11 | meneladani Kristus |
Fili 2:12, 13 | mempertahankan keselamatan |
Fili 2:14-18 | berhenti mengeluh |
Fili 2:19-30 | menghormati pelayan-pelayan Tuhan |
Timotius (Fili 2:19-24) | |
Epafroditus (Fili 2:25-30) |
[3] SUKACITA DI DALAM KRISTUS Fili 3:1-21
Fili 3:1-11 | Yang dulu dibanggakan dianggap sampah |
Fili 3:12-16 | Perlombaan yang belum selesai |
Fili 3:17-21 | Kewargaan yang harus dijunjung tinggi |
[4] SUKACITA DALAM KEPUASAN Fili 4:1-20
Fili 4:1-4 | Sumber sukacita |
Fili 4:5-9 | Rahasia sukacita |
Fili 4:10-20 | Pemberian sukacita |
Fili 4:21-23 | Salam perpisahan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi