Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 1:10-24
Matthew Henry: Gal 1:10-24 - Kesetiaan dan Kelurusan Hati Rasul Paulus Kesetiaan dan Kelurusan Hati Rasul Paulus (1:10-24)
Apa yang sudah dikatakan Rasul Paulus secara lebih umum dalam kata pengantar surat ini, sekaran...
Kesetiaan dan Kelurusan Hati Rasul Paulus (1:10-24)
- Apa yang sudah dikatakan Rasul Paulus secara lebih umum dalam kata pengantar surat ini, sekarang dibahasnya secara lebih terperinci dan panjang lebar. Sebelumnya ia sudah menyatakan diri sebagai rasul Kristus, dan sekarang ia lebih menguatkan lagi apa yang sudah dinyatakannya itu, bahwa ia memiliki ciri dan jabatan sebagai rasul. Ada sebagian orang di jemaat-jemaat Galatia yang sudah terpengaruh, sehingga mereka mempertanyakan hal ini. Sebab orang-orang yang memberitakan hukum keupacaraan itu berbuat semampu mereka untuk menjelek-jelekkan nama baik Paulus, yang memberitakan Injil Kristus yang murni kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dan karena itu di sini dia hendak membuktikan bahwa baik tugas maupun ajarannya berasal dari Allah, supaya dengan begitu ia bisa menghapuskan segala fitnah yang sudah dilancarkan musuh-musuhnya terhadap dia, dan supaya orang-orang Kristen ini kembali berpikiran baik tentang Injil yang sudah diberitakannya kepada mereka. Ia memberikan bukti yang cukup mengenai hal ini,
- I. Berdasarkan maksud dan tujuan dari pelayanannya, yang tidak untuk mencari kesukaan manusia, melainkan kesukaan Allah, dst. Maksud dari perkataan ini adalah dalam memberitakan Injil, ia tidak bertindak untuk mematuhi manusia, tetapi untuk mematuhi Allah, yang telah memanggilnya melakukan pekerjaan dan jabatan ini. Atau bahwa yang ingin ditujunya dalam hal ini adalah membuat orang patuh bukan kepada manusia, melainkan kepada Allah. Sebagaimana ia mengakui bahwa ia bertindak berdasarkan mandat dari Allah, demikian pula apa yang terutama ingin dicapainya adalah mengusahakan kemuliaan-Nya, dengan membuat orang-orang berdosa kembali tunduk kepada-Nya. Dan sama seperti ini merupakan tujuan agung yang ingin dicapainya, demikian pula untuk mencapainya ia tidak mencari kesukaan manusia. Dalam ajarannya, ia tidak menyesuaikan diri untuk menyenangkan orang, entah supaya mereka suka kepadanya atau supaya ia tidak dibenci mereka. Sebaliknya, yang sangat dia pedulikan adalah berkenan kepada Allah. Para pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi, yang oleh mereka jemaat-jemaat ini dirusakkan, menunjukkan ciri-ciri yang sangat berbeda. Mereka mencampuradukkan perbuatan dengan iman, dan hukum Taurat dengan Injil, hanya untuk menyenangkan orang-orang Yahudi, yang ingin mereka bujuk dan berteman, supaya mereka terhindar dari penganiayaan. Tetapi Paulus adalah orang yang mempunyai roh lain. Ia sama sekali tidak mencari-cari untuk menyenangkan mereka, atau meredakan kegeraman mereka terhadapnya sampai harus mengubah ajaran Kristus supaya mereka suka padanya atau supaya ia terhindar dari amuk mereka. Dan ia memberikan alasan yang sangat baik untuk itu, yaitu bahwa, sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Dia tahu bahwa hal ini betul-betul tidak bisa berjalan secara berdampingan, dan bahwa tidak ada orang yang bisa melayani dua tuan seperti itu. Oleh sebab itu, walaupun ia tidak mau membuat kesal siapa saja tanpa perlu, ia tidak berani berusaha memuaskan manusia jika yang menjadi bayarannya adalah kesetiaannya kepada Kristus. Demikianlah, dari ketulusan maksud dan tujuannya dalam menjalankan tugasnya, ia membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh seorang rasul Kristus. Dan dari sikap serta perilakunya, kita bisa mengamati, 1. Bahwa tujuan agung yang harus dicapai oleh para pelayan Injil adalah membawa manusia kepada Allah.
- 2. Bahwa orang-orang yang setia tidak akan berusaha untuk menyenangkan hati manusia, melainkan mencari perkenanan Allah.
- 3. Bahwa mereka tidak boleh berusaha supaya menyenangkan manusia, jika mereka mau membuktikan diri sebagai hamba-hamba Kristus yang setia. Akan tetapi, jika alasan ini dianggap masih tidak cukup, Paulus meneruskan dengan membuktikan jabatan kerasulannya,
- II. Berdasarkan cara ia menerima Injil yang sudah diberitakannya kepada mereka. Berkenaan dengan masalah itu, ia menyakinkan mereka (ay. 11-12) bahwa ia menerima Injil bukan dari pemberitaan orang lain, melainkan melalui pewahyuan dari sorga. Satu ciri khas dari seorang rasul adalah bahwa ia dipanggil, dan diperintahkan, untuk tugas kerasulan langsung oleh Kristus sendiri. Dan dalam hal ini ia menunjukkan bahwa tidak ada yang kurang sama sekali pada dirinya, apa pun yang dikatakan musuh-musuhnya sebaliknya. Hamba-hamba Tuhan yang biasa, sama seperti pada umumnya mereka menerima panggilan untuk memberitakan Injil melalui pengantaraan orang lain, demikian pula melalui pengajaran dan bantuan orang lain mereka dihantar pada pengenalan akan Injil. Tetapi Paulus memberi tahu mereka bahwa ia menerima pengenalan akan Injil, dan juga wewenang untuk memberitakannya, langsung dari Tuhan Yesus. Injil yang diberitakannya bukanlah Injil manusia. Ia tidak menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepada dia, melainkan oleh ilham langsung, atau pewahyuan dari Kristus sendiri. Hal ini ingin dipertegasnya, untuk membuktikan bahwa ia seorang rasul, dan untuk maksud tersebut,
- 1. Ia memberi tahu mereka apa latar belakang pendidikannya, dan sejalan dengan itu, bagaimana perilakunya di masa lalu (ay. 13-14). Secara khusus, ia memberi tahu mereka bahwa ia dibesarkan dalam agama Yahudi, dan bahwa ia jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan dia di antara bangsanya, bahwa ia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya, ajaran-ajaran dan kebiasaan-kebiasaan yang diciptakan oleh nenek moyang mereka, dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan lain. Bahkan, ia sedemikian rajin sehingga, dalam semangatnya untuk melakukan itu semua, tanpa batas ia menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Ia tidak saja pernah menolak agama Kristen, sekalipun ada banyak bukti jelas diberikan mengenai asalusul ilahinya, tetapi juga pernah menganiaya Kekristenan, dan berupaya sekeras-kerasnya dan sebengis-bengisnya untuk membinasakan para pemeluknya. Ini sering kali disebut-sebut oleh Paulus, untuk mengagung-agungkan anugerah yang cuma-cuma dan kaya itu, yang telah mengerjakan perubahan yang sedemikian menakjubkan dalam dirinya. Dengan anugerah itu ia diubahkan, dari semula sebagai seorang pendosa besar menjadi seorang petobat yang tulus, dan dari seorang penganiaya menjadi seorang rasul. Dan memang sangat tepat itu disebutkan di sini. Sebab akan tampak dari sini bahwa ia tidak dituntun kepada Kekristenan, seperti kebanyakan orang, murni melalui pendidikan, karena ia dibesarkan dalam permusuhan dan perlawanan terhadapnya. Dan beralasan jika mereka menduga bahwa pasti sesuatu yang sangat luar biasalah yang sudah mengadakan perubahan yang begitu besar dalam dirinya, yang telah menaklukkan segala prasangka yang muncul akibat pendidikannya di masa lalu, dan membuatnya tidak hanya mengakui, tetapi juga memberitakan ajaran itu, ajaran yang sebelumnya sudah ia lawan dengan sedemikian gencarnya.
- 2. Dengan cara yang begitu menakjubkan ia dipalingkan dari jalan-jalannya yang salah, dihantar pada pengenalan dan iman akan Kristus, dan ditunjuk untuk menjalankan tugas sebagai rasul (ay. 15-16). Ini tidak terjadi melalui jalan biasa, atau sarana-sarana biasa, tetapi melalui cara yang luar biasa, sebab,
- (1) Allah telah memilih dia sejak kandungan ibunya: perubahan yang dikerjakan di dalam dirinya ini sejalan dengan tujuan ilahi berkenaan dengan dia, yang olehnya ia ditunjuk untuk menjadi seorang Kristen dan rasul, sebelum ia datang ke dunia atau berbuat jahat atau buruk.
- (2) Ia dipanggil oleh kasih karunia-Nya. Semua orang yang bertobat dan diselamatkan dipanggil oleh anugerah Allah. Pertobatan mereka adalah hasil dari perkenanan Allah kepada mereka, dan terjadi karena kuasa dan anugerah-Nya dalam diri mereka. Tetapi ada yang istimewa dalam kasus Paulus. Perubahan yang dikerjakan dalam dirinya itu terjadi secara tiba-tiba dan besar, dan perubahan itu terlaksana bukan melalui pengantaraan orang lain, sebagai alatnya, melainkan oleh penampakan Kristus secara pribadi kepadanya, dan pekerjaan-Nya yang langsung atas dirinya. Itulah mengapa kejadian itu dianggap sebagai penyataan kuasa dan perkenanan ilahi yang lebih istimewa dan luar biasa.
- (3) Kristus dinyatakan di dalam dia. Kristus tidak hanya dinyatakan kepada dia, tetapi juga di dalam dia. Sedikit saja manfaatnya untuk kita jika Kristus dinyatakan kepada kita, tetapi tidak di dalam diri kita juga. Tetapi bukan ini yang terjadi pada Paulus. Allah berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam dia, untuk membawanya mengenal Kristus dan Injil-Nya melalui pewahyuan yang istimewa dan langsung. Dan,
- (4) Dengan rancangan inilah ia harus memberitakan Kristus di antara bangsa-bangsa kafir. Bukan saja bahwa ia sendiri harus memeluk-Nya, tetapi juga ia harus memberitakan-Nya kepada orang lain. Dengan demikian, ia menjadi orang Kristen sekaligus rasul melalui pewahyuan.
- 3. Ia memberi tahu mereka bagaimana perilakunya mulai dari saat itu (ay. 16 sampai selesai). Karena dipanggil dengan cara seperti itu untuk melakukan pekerjaan dan tugasnya, ia tidak minta pertimbangan kepada darah dan daging (KJV; TB: maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia.). Ini bisa diartikan secara lebih umum, sehingga kita dapat belajar darinya bahwa, apabila Allah memanggil kita oleh anugerah-Nya, kita tidak boleh meminta pertimbangan kepada darah dan daging. Tetapi yang dimaksudkan di sini adalah bahwa ia tidak minta pertimbangan kepada manusia. Ia tidak minta nasihat atau petunjuk dari siapa pun. Juga ia tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum dia, seolah-olah ia perlu mendapat restu dari mereka, atau menerima petunjuk-petunjuk dan wewenang lebih lanjut dari mereka. Sebaliknya, ia mengubah haluan, dan berangkat ke tanah Arab, entah hanya sebagai tempat pengunduran diri untuk menerima wahyu-wahyu ilahi lebih lanjut, atau untuk memberitakan Injil di sana di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, karena ia sudah ditunjuk untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Dari sana ia kembali lagi ke Damsyik, di mana ia pertama-tama memulai pelayanannya, dan di situ pula ia dengan susah payah terhindar dari amukan musuh-musuhnya (Kis. 9). Baru tiga tahun kemudian setelah pertobatannya, ia pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas. Dan ketika ia mengunjunginya, ia hanya tinggal sebentar saja bersamanya, tidak lebih dari lima belas hari. Tidak juga, selama berada di sana, ia banyak bertanya-jawab. Sebab ia tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa ia mendapatkan pengetahuannya tentang Injil atau wewenangnya untuk memberitakan Injil dari rasul-rasul lain mana pun. Sehingga tampaknya, yang membuatnya memenuhi syarat dan yang memanggilnya untuk menjalankan tugas kerasulan itu bersifat luar biasa dan ilahi. Karena penjelasan ini penting untuk meneguhkan pernyataannya bahwa ia menjabat sebagai rasul, untuk menghapuskan celaan-celaan yang tidak adil dari para musuhnya, dan untuk menghilangkan kesan yang diterima orang-orang Galatia yang merugikan dia, maka ia menegaskannya dengan sumpah yang khidmat (ay. 20). Ia menyatakan, seolah-olah di hadapan Allah, bahwa apa yang dikatakannya itu sungguh benar, dan bahwa sedikit pun ia tidak memalsukan apa yang sudah disampaikannya. Walaupun ini tidak bisa membenarkan kita untuk bersumpah demi Allah setiap ada kesempatan, namun itu menunjukkan bahwa, dalam perkara-perkara yang penting dan menentukan, adakalanya bersumpah tidak hanya diperbolehkan tetapi juga wajib. Selanjutnya ia memberi tahu mereka bahwa ia pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Setelah mengadakan kunjungan singkat kepada Petrus ini, ia kembali mengerjakan pekerjaannya. Pada saat itu ia tidak mempunyai hubungan dengan jemaat-jemaat Kristus di Yudea, malah rupanya pun tidak mereka kenal. Tetapi mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. Dan mereka memuliakan Allah karena dia. Banyak orang mengucap syukur kepada Allah karena itu. Sama seperti kabar tentang perubahan besar-besaran dalam dirinya ini memenuhi mereka dengan sukacita, demikian pula kabar itu menggugah hati mereka untuk memberikan kemuliaan kepada Allah.
SH: Gal 1:11-24 - Pemberita Injil sejati (Minggu, 5 Juni 2005) Pemberita Injil sejati
Ada orang yang senang memakai perhiasan imitasi untuk bergaya.
Ada juga orang lain yang senang mengimitasi tokoh terkenal...
Pemberita Injil sejati
Ada orang yang senang memakai perhiasan imitasi untuk bergaya.
Ada juga orang lain yang senang mengimitasi tokoh terkenal.
Orang seperti ini biasanya mengenal tokoh yang ditirunya sebatas
lahiriah saja, artinya ia tidak tahu motivasi dan hakikat dari
perilaku tokoh yang dilakoninya. Paulus bukanlah orang yang
sedemikian. Ia menjadi pemberita Injil bukan dengan cara meniru
para rasul pendahulunya.
Paulus sadar perkataan kerasnya di perikop sebelum ini harus didukung dengan kewibawaan rasulinya. Maka ia telah menegaskan sejak permulaan bahwa ia menjadi rasul dan pemberita Injil bukan karena kehendak manusia, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Sekarang ia menegaskan bahwa sumber Injilnya bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri melalui penyataan Yesus Kristus (ayat 11-12). Riwayat hidupnya membuktikan kedua hal tersebut. Pertama, ia dahulu seorang Yahudi saleh yang sekaligus penganiaya jemaat Tuhan. Namun, Tuhan yang memilih dia sejak semula, secara langsung menugaskannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa nonyahudi (ayat 13-16). Kedua, Paulus belajar Injil langsung dari Allah di tanah Arab, sebelum ia bertemu dengan rasul Petrus dan tokoh gereja di Yerusalem, Yakobus (ayat 17-19). Ketiga, pelayanan Paulus di seluruh daerah Siria dan Kilikia menggema sampai ke jemaat di Yudea, sehingga mereka memuliakan Allah (ayat 21-24).
Pertemuan pribadi dengan Tuhanlah yang mengubah Paulus dari penganiaya jemaat menjadi pemberita Injil sejati. Kita juga harus demikian. Jangan mengandalkan dan meniru para tokoh gereja atau pengabar Injil semata-mata. Kita boleh meneladani hal-hal yang baik dari mereka, namun hal-hal itu tidak boleh menggantikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam doa dan firman.
Renungkan: Efektivitas pemberitaan Injil tidak bergantung pada kehebatan kata-kata, tetapi pada otoritas Allah pada si pemberita Injil dan pada hidupnya yang sudah diubahkan.
SH: Gal 1:11-24 - Kebenaran harus dibela (Sabtu, 20 Agustus 2011) Kebenaran harus dibela
Bagaimana perasaan Anda jika dituduh bersalah padahal Anda melakukan hal yang benar? Apakah Anda berusaha mengemukakan kebenar...
Kebenaran harus dibela
Bagaimana perasaan Anda jika dituduh bersalah padahal Anda melakukan hal yang benar? Apakah Anda berusaha mengemukakan kebenaran atau membiarkannya begitu saja?
Rasul Paulus menghasilkan buah pemberitaan Injil dengan mendirikan sebuah jemaat di Galatia (Kis. 13-14). Seharusnya Rasul Paulus dipuji dan dihargai karena hal itu, tetapi justru kritikanlah yang muncul. Setelah Rasul Paulus mendirikan jemaat di Galatia, berita Injil yang dia sampaikan serta jabatan kerasulannya diserang oleh kelompok-kelompok Yahudi yang berusaha mengacaukan iman jemaat Galatia. Kelompok Yahudi itu berusaha memaksa jemaat di Galatia untuk disunatkan dan menerima Taurat Musa sebagai syarat agar mereka diselamatkan dan diterima dalam persekutuan orang percaya (7). Mereka juga menuduh Paulus sebagai orang yang tidak termasuk kelompok rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (1, 7, 12). Maka menurut mereka, pemberitaan Paulus menyimpang dan tidak sah (9).Tentu saja bagi Paulus, tuduhan ini terasa mengganggu proses pemberitaan Injil yang dia lakukan. Apalagi jemaat Galatia yang baru bertumbuh sangat mudah memercayai hal-hal yang masuk akal (6-7). Oleh sebab itu, Rasul Paulus mematahkan kritikan dan keraguan yang ditujukan kepadanya dengan menegaskan bahwa Injil yang dia beritakan bukanlah Injil yang berasal dari pengajaran manusia (11-12), melainkan Injil yang diterima melalui penyataan Yesus Kristus (12). Kristus sendirilah yang memilih dan memerintah dia untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain (15-16). Rasul Paulus dengan tegas memproklamirkan bahwa Injil yang dia beritakan adalah kebenaran (20) dan jabatan kerasulannya dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah (1) dan manusia (18-19).
Jika Paulus tetap berdiri diatas kebenaran dan berusaha untuk memperjuangkan tuduhan palsu yang dilontarkan terhadap dia, apakah kita juga memiliki keberanian untuk mempertahankan kebenaran dan berusaha memperjuangkannya?
SH: Gal 1:11-24 - Panggilan yang Mengubah Kelakuan (Minggu, 8 September 2019) Panggilan yang Mengubah Kelakuan
Charles Hutagalung, musisi legendaris Indonesia pernah menciptakan lagu yang berjudul, "Semua Bisa Bilang". Salah sa...
Panggilan yang Mengubah Kelakuan
Charles Hutagalung, musisi legendaris Indonesia pernah menciptakan lagu yang berjudul, "Semua Bisa Bilang". Salah satu bait lagunya mengatakan: "Semua bisa bilang, 'Sayang!'. Semua bisa bilang. Apalah artinya sayang, tanpa kenyataan". Lirik lagu ini sederhana, tetapi mengena dalam keseharian kita ketika perkataan tidak selaras dengan perbuatan.
Banyak orang yang meragukan jabatan rasul yang disandang Paulus. Keraguan inilah yang membuat Paulus perlu menekankan sumber otoritas utamanya, yaitu Injil. Paulus mengatakan bahwa Injil tersebut bukan dari manusia, melainkan dari wahyu Kristus (11-12). Paulus perlu menegaskan hal ini agar jelas otoritas siapa yang bekerja atas semua karyanya.
Jika pun muncul keraguan di dalam diri Paulus, sebenarnya hal itu lumrah. Pasalnya, Paulus adalah mantan penganiaya orang Kristen (13). Pada masa muda, ia lebih tekun dalam memelihara adat istiadat nenek moyang (14). Sampai akhirnya dalam sebuah peristiwa, ia mendapat mandat ilahi untuk memberitakan nama Yesus. Dengan lugas, Paulus merasa tidak perlu meminta pertimbangan manusia (15-16) karena ia sangat yakin bahwa Allah adalah pengutusnya (20).
Lalu, apakah pengakuan Paulus ini hanya omong kosong? Tentu saja standar penguji sebuah teori adalah praktik. Gaya hidup Paulus menunjukkan kualitas sebagai rasul. Ia mengalami perubahan radikal, yaitu dari penganiaya menjadi pemberita Firman (23). Dampaknya adalah semakin banyak orang memuliakan Allah karena pelayanannya.
Semua orang bisa mengeklaim bahwa ia dipanggil Tuhan untuk tugas tertentu. Kita semua bisa mengatakan sedang mengemban amanat ilahi. Bahkan, kita pun bisa mengangkat sumpah untuk itu. Bagaimanapun juga, praktik dan bukti nyata menjadi alat uji yang sahih. Kata-kata tidak pernah membuktikan apa-apa. Hanya aksi yang bisa menyuarakan kebenaran menjadi nyata.
Doa: Tuhan, didiklah kami agar lebih banyak bekerja dan berkarya daripada hanya berkata-kata tanpa disertai tindakan konkret. [JJ]
Utley -> Gal 1:18-24
Utley: Gal 1:18-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 1:18-2418 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di r...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 1:18-24
18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. 19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. 20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. 21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. 22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. 23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. 24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Gal 1:18 "Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem" Paulus secara bebas mengakui bahwa ia mengunjungi Yerusalem. Penekanan dari kalimat ini adalah bahwa Paulus tidak memiliki kontak dengan Yerusalem atau Dua Belas Rasul sampai tiga tahun setelah pertobatannya. Kitab Kisah Para Rasul mencatat lima kunjungan Paulus ke Yerusalem, tetapi Galatia hanya mencatat dua. Sangatlah sulit untuk mengetahui kunjungan yang mana yang dicatat dalam Kisah Para Rasul yang juga dicatat dalam kitab Galatia atau jika ada kunjungan- kunjungan tambahan. Kebanyakan orang percaya bahwa kunjungan yang disebutkan dalam ay. Gal 1:18 ini adalah sama dengan kunjungan yang dicatat dalam Kis 9:26-30. Lihat Pendahuluan, Tanggal dan Penerima, C.
□ "untuk mengunjungi" Ini adalah frasa Yunani dari mana kita mendapatkan kata Inggris "sejarah." Paulus pergi (1) untuk mengenal Petrus atau (2) untuk tujuan khusus belajar dari Petrus tentang ajaran Yesus. Namun Paulus tidak tinggal bersama Petrus di sepanjang waktu tersebut (lih. Kis 9:28-30). Ia memberitakan Injil di daerah tersebut dan mungkin saja hanya menghabiskan waktu sore hari dan hari Sabat bersama dengan dia. Ayat ini juga menekankan bahwa dia hanya tinggal selama lima belas hari, yang adalah kunjungan yang jauh terlalu pendek untuk pelajaran yang luas. Namun demikian, dari terminologi dan teologia Paulus yang begitu jelas dalam I dan II Petrus, Petrus mungkin telah belajar lebih banyak dari Paulus daripada Paulus belajar dari Petrus.
- NASB, NRSV,
- NJB "Kefas"
- NKJV, TEV "Petrus"
Kefas (bahasa Aram untuk "batu karang") ditemukan dalam MSS P46, P51, א*, A, B. Petrus (bahasa Yunani untuk batu) ditemukan dalam MSS אc, D, F, G, K, L, dan P. Paulus menggunakan "Kefas" di Gal 2:9,11,14.
Gal 1:19 "Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus." Kalimat Yunani ini sangatlah rancu. Konteks ini menyiratkan bahwa Yakobus adalah seorang rasul, tetapi makna ini tidak pasti. Ini (para rasul) bisa merujuk kepada Petrus dalam ay. Gal 1:18. Yakobus tampaknya menjadi "rasul" dalam arti yang sama dengan Barnabas (lih. Kis 14:4,14); Andronikus dan Yunias (lih. Rom 16:7); Apolos (lih. 2Kor 4:9.); Epafroditus (Fili 2:25), atau Silwanus dan Timotius (lih. 1Tes 2:6; Kis 18:5). Yakobus ini diidentifikasi sebagai saudara tiri Tuhan (lih. Mat 13:55; Mr 6:3), untuk membedakan dia dari Rasul Yakobus, bagian dari Lingkaran Dalam, yang dibunuh sangat awal (lih. Kis 12). Untuk beberapa generasi gereja di Yerusalem memiliki hubungan fisik Yesus sebagai pemimpin mereka. Beberapa bagian Alkitab (lih. Kis 12:17; 15:13; 21:18; 1Kor 15:7; Dan Yak 1:1) menunjukkan bahwa Yakobus adalah seorang pemimpin yang sangat penting dalam Gereja di Yerusalem. Lihat Topik Khusus: Yakobus, Saudara Tiri dari Yesus pada Gal 2:9.
Untuk "rasul" lihat Topik Khusus: Mengutus pada Gal 1:1.
Gal 1:20 "Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta" Paulus tahu keseriusan pengambilan sumpah dan masih merasa bahwa adalah penting untuk menyatakan kebenaran-nya dengan sumpah (lih. Rom 9:1; 1Tim 2:7). Paulus juga menggunakan Allah sebagai saksi terhadap kebenaran-nya di tempat lain manapun (lih. Rom 1:9; 2Kor 1:23; 4:2; 11:31; 1Tes 2:5,10). Paulus yakin mengenai asal usul dan isi Illahi dari pesannya.
Gal 1:21 "Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia" Syria dan Kilikia merupakan provinsi-provinsi Romawi tetapi provinsi yang lebih kecil yaitu Kilikia tidak benar-benar berdiri sendiri (lih. Kis 15:41). Ini mungkin adalah alasannya mengapa ini disebutkan yang kedua, meskipun dalam kronologinya ini adalah yang pertama, pekerjaan Paulus pertama-tama adalah di Kilikia, karena ini adalah daerah di mana Tarsus, kota kelahirannya, terletak. Ini tampaknya dicatat dalam Kis 9:30. Waktu Paulus di Syria dicatat dalam hubungannya dengan Antiokhia yang merupakan ibukota provinsi Romawi Syria. Periode ini dicatat dalam Kis 11:25-26.
Gal 1:22 "Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea" Kata "tidak dikenal" ini dalam bahasa Yunani tercermin dalam rumpun bahasa Inggris "agnostik." "Pengetahuan" [gnosis] dalam hal ini memiliki ALPHA PRIVITIVE yang menegatifkannya. Ini agak mengherankan karena Paulus adalah seorang penganiaya Gereja yang terkenal, namun demikian, tidak semua gereja tahu siapa dia, dan dia tidak mencari pengakuan dari gereja- gereja Palestina untuk pelayanannya.
□ "Jemaat" Lihat Topik Khusus pada Gal 1:2.
Gal 1:23-24 Meskipun Paulus tidak mencari penegasan dari gereja-gereja Kristen awal Yahudi ini, mereka memberikan nya kepadanya (lih. ay. Gal 1:24) ketika mereka mendengar tentang pelayanan-Nya di antara bangsa-bangsa lain. Ini adalah pokok lain dalam argumennya melawan guru-guru palsu Yahudi "Kristen" yang mengatakan bahwa ia tidak memiliki otoritas yang tepat.
□ "iman" Istilah ini mungkin memiliki beberapa konotasi yang berbeda secara tajam. Kebanyakan ada atau tidak adanya ARTICLE tidak membantu mengklarifikasikan maknanya.
- 1. Latar belakang PL berarti "kesetiaan" atau "kepercayaan," oleh karena itu, ini digunakan untuk pengimanan kita akan kesetiaan Allah atau percayanya kita dalam keterpercayaan Allah
- 2. dalam persetujuan atau penerimaan kita tawaran pengampunan Allah yang gratis dalam Kristus
- 3. dalam pengertian setia, hidup saleh
- 4. dalam pengertian kolektif tentang iman Kristen atau kebenaran tentang Yesus (lih. Kis 6:7 dan Yud ay. Gal 1:3 & 20)
Dalam beberapa bagian, seperti 2Tes 3:2, sulit untuk mengetahui pengertian yang mana yang ada dalam pikiran Paulus. Di sini, pilihan # 4 adalah yang terbaik.
Galilah -> Gal 1:11-24
Galilah: Gal 1:11-24 - Pengalaman Paulus menerima Injil Anugerah Galatia 1:11- 2:21 Tema: Injil Berasal Dari Allah
Galatia 1:11-24 Sub Tema: Pengalaman Paulus menerima Injil Anugerah
Sebab saya memberitahukan ...
Galatia 1:11- 2:21 Tema: Injil Berasal Dari Allah
Galatia 1:11-24 Sub Tema: Pengalaman Paulus menerima Injil Anugerah
Sebab saya memberitahukan kepada kalian saudara-saudara, bahwa injil yang saya beritakan itu tidak bersumber dari manusia, karena saya tidak menerimanya dari manusia, saya tidak juga diajarkannya (oleh manusia), melainkan melalui wahyu dari Yesus Kristus (saya menerimanya). Sebab kalian tentu mendengar mengenai tingkah laku saya dulu dalam agama Yahudi, bahwa saya fanatik menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya, dan bahwa saya maju dalam agama Yahudi melebihi banyak dari teman sebangsa, yang sebaya dengan saya, karena semangat saya meluap-luap bagi tradisi-tradisi nenek moyang saya. Tetapi waktu Dia, yang mengkhususkan saya sejak kandungan ibu saya dan memanggil saya oleh kasih karuniaNya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam saya, supaya saya memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa, saya tidak langsung minta pertimbangan kepada daging dan darah, ataupun naik ke Yerusalem, kepada mereka yang menjadi rasul sebelum saya, melainkan saya berangkat ke tanah Arab, lalu balik lagi ke Damsyik.
Lalu, tiga tahun kemudian, saya naik ke Yerusalem untuk berkenalan dengan Kefas, dan saya tinggal lima belas hari dengan dia. Tetapi saya tidak melihat rasul-rasul lain, kecuali Yakobus, saudaranya Tuhan. Dalam apa yang sedang saya tuliskan kepadamu, dengarkanlah: Di hadapan Allah, saya tidak berdusta!
Kemudian saya pergi ke daerah Siria dan Kilikia, tetapi saya sendiri tetap belum dikenal oleh jemaat-jemaat di Yudea, yang ada di dalam Kristus. Mereka hanya mendengar kabar: “orang yang dulu menganiaya kita, sekarang memberitakan kepercayaan, yang dulu dia berusaha membinasakan” dan mereka memuliakan Allah karena saya.
ay. 11 Saya memberitahukan kepadamu – Kata gnorizo berarti membuat orang tahu.35 Sifat terus menerus di masa kini36 membawa arti sedang memberitahu.
Tidak bersumber dari manusia – Secara literal berbunyi bukanlah menurut manusia, yang membawa arti Injil itu tidak bersumber dalam manusia. Kata tidak bersifat terus menerus,37 menunjukkan sifat daripada Injil itu. Tema melalui seluruh bagian ini adalah Injil yang Paulus beritakan di wilayah Galatia adalah Injil satu-satunya, yang dia terima langsung dari Allah.
ay. 12 Frase dan kata yang ada di tanda kurung tidak ada di teks asli, tetapi dalam Bahasa Indonesia, kata-kata yang ada di dalam tanda kurung itu diperlukan demi memperjelas makna.
Saya tidak menerimanya dari manusia, saya tidak juga diajarkannya – Sangat jelas dari kesaksiannya di bawah, bahwa para rasul tidak memberi masukan atau tambahan sedikitpun pada Injil yang Paulus beritakan. Mereka mengaku bahwa Injil itu berasal dari Allah dan mengingatkan Paulus, untuk jangan melupakan orang miskin.
Melainkan – Kata alla lebih baik diterjemahkan melainkan atau sebaliknya.
Wahyu – Kata apokalypsis berarti sesuatu yang dibukakan, yaitu wahyu.38 Dalam bahasa Yunani nama dari kitab Wahyu adalah Apokalypsis Yohannou, yaitu Wahyu Yohanes.
ay. 13 Tentu mendengar – Sifat menunjukkan bahwa masa lampau tidak terlalu ditekankan dan juga bahwa itu tentu terjadi.39
Tingkah laku – Kata anastrofe berarti gaya hidup/tingkah laku.40
Fanatik – Kata hyperbole digunakan di sini, berarti berlebihan/dengan sangat. Kalau digunakan sebagai semacam kata sifat, seperti di sini, boleh sedikit dimaknai oleh kata yang terkait. Jadi di sini boleh berbunyi kejam, atau tanpa ampun, tetapi mungkin fanatik yang paling akurat menggambarkan tingkah laku Paulus pada waktu itu.41
Menganiaya – Bersifat terus-menerus di masa lampau,42 yaitu kebiasaan. (Lihat di Kis 7:54-60, Kis 8:1-3, 9:1-2)
Berusaha membinasakannya – Tidak ada kata berusaha di teks asli, tetapi Paulus menggunakan sifat yang sama dengan menganiaya tadi,43 menyatakan bahwa dia sedang/terus melaksanakan pembinasaan itu pada masa lalu, jadi berusaha cukup akurat.
ay. 14 Maju – Bersifat terus menerus,44 menyangkut gaya hidup/kebiasaan di masa lalu.
Melebihi – Kata hyper membawa arti melebihi.
Semangat – Kata zelotes ada unsur militan. “Tindakan yang terdorong oleh emosi yang kuat.”45
Meluap-luap – Kata perissoteros berarti sangat-sangat sehingga hampir berlebihan.46
Tradisi – Kata paradosis berarti tradisi.
ay. 15 Bagian ini cukup rumit dan informasinya padat, sehingga sulit membedakan informasi tematis dan non-tematis. Semuanya penting, tetapi tidak selalu mudah mengikuti aliran maksudnya. Kalau melihat contoh di bawah, bagian hitam menunjukkan aliran maksud Paulus, dan yang lain merupakan detil-detilnya:
Tetapi waktu Dia, yang mengkhususkan saya sejak kandungan ibu saya dan memanggil saya oleh kasih karuniaNya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam saya, supaya saya memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa, saya tidak langsung minta pertimbangan kepada daging dan darah, ataupun naik ke Yerusalem, kepada mereka yang menjadi rasul sebelum saya, melainkan saya berangkat ke tanah Arab, lalu balik lagi ke Damsyik.
Dalam ay. 15-16 kita melihat tiga tindakan Allah kepada Paulus, yaitu Allah mengkhususkan, memanggildan menyatakanAnakNya. Mengkhususkan dan memanggil boleh menyangkut keselamatan atau pelayanan. Kalau kita terlalu membedakan antara arti tersebut, kita tidak akan menafsirkannya dengan baik, karena bagi Paulus orang diselamatkan untuk melayani (Efe 2:10, 15) dan dia sering juga menekankan peran Allah dalam keselamatan tanpa menjelaskan peran manusia. Jadi kalau Allah memanggil orang kepada pelayanan, itu tentu menyangkut keselamatannya juga. Hal ini TIDAK berarti bahwa manusia tidak ada pilihan, tetapi Paulus sering bicara begitu supaya jelas bahwa hanya Allah dimuliakan karena keselamatan yang Dia anugerahkan kepada kita.
Mengkhususkan – Kata aforizo, walaupun ada unsur pilihan, berarti mengkhususkan untuk sesuatu yang spesifik.47 Sifat menunjukkan masa lalu secara umum,48 jadi tidak perlu menggunakan kata telah di sini karena sudah jelas dari konteks. Tentu Paulus menganggap bahwa dia dikhususkan menjadi rasul dari kandungan ibunya. Pikiran itu sangat mirip kesaksian nabi Yeremia. Lihat Yeremia 1:5.
Memanggil saya oleh kasih karuniaNya – Makna dari kata memanggil di sini sedikit sulit ditafsirkan, karena sama seperti kita lihat di ay. 6, kata ini boleh menyangkut keselamatan dan sering kali juga panggilan pada pelayanan (Rom 1:1, 1). Kata kharis (kasih karunia/anugerah) penting diperhatikan, karena sangat menonjol di surat-surat Paulus menyangkut keselamatan (Efe 2:8) dan juga pelayanan (1 Kor 15:10). Kita sering bicara mengenai kasih karunia Allah berkaitan dengan keselamatan, tetapi kita perlu lebih sadar bahwa pelayanan kita pun bersumber dari anugerah.
ay. 16 Berkenan – Kata eudokeo berarti menganggap sesuatu baik. 49 Sebenarnya kata ini ada di awal dari ay. 15, tetapi jelas terikat secara gramatis pada menyatakan di sini.
Menyatakan AnakNya – Kata apokalypto di sini adalah kata kerja dari kata yang diterjemahkan wahyu di 1:12.Hal ini pasti menyangkut keselamatan. Perhatikan tujuan dari keselamatan tersebut. (Lihat juga hal ini di Kis 9:1-19, khususnya ay. 15-16)
Di dalam saya – Walaupun en emoi secara literal berarti di dalam aku, boleh diterjemahkan kepada saya juga. Ada pembahasan di antara para ahli bahasa, apakah maksudnya kepada atau di dalam. Kalau kepada, memang boleh dari segi linguistik, dan cukup masuk akal. Kalau di dalam, boleh juga, tetapi artinya menyangkut bukan hanya pengetahuan, melainkan pengalaman yang mengubahkan hidupnya dari dalam. Mungkin di dalam lebih akurat menjelaskan apa yang terjadi di Kis 9.50
Memberitakan – Sifat menyatakan harapan untuk Paulus sendiri melakukannya.51
Bangsa-bangsa – Istilah ethnesin, walaupun tidak ada frase bukan Yahudi, tapi mengandung unsur itu.
Langsung – Kata euthos berarti langsung,52 jadi kata sesaatpun (TB) agak berlebihan di ayat ini.
Pertimbangan – Kata prosanatithemi berarti minta masukan/penilaian/persetujuan orang.53 Kalau membaca pengalaman Paulus di perjalanan ke Damsyik, bagaimana mungkin dia perlu masukan manusia! Kata yang mirip (anatithemi) dipakai di Gal 2:2, di mana dia datang ke Yerusalem 14 tahun sesudah percaya, untuk membahas injil yang dia sampaikan dengan para rasul.
Daging dan darah – Frase ini adalah kiasan yang berarti manusia, tetapi menekankan bahwa kita fana, karena dibandingkan dengan Allah, yang adalah sumber dari Injil yang sebenarnya.
ay. 17 Ada kebingungan yang sering muncul berkaitan dengan kesaksian Paulus ini dan yang ditulis oleh Lukas di Kis 9. Masalanya adalah TB menerjemahkan bagian awal dari 9:23 “Beberapa hari kemudian…” seolah-olah Paulus langsung ke Yerusalem, padahal frase yang Lukas gunakan “Setelah banyak hari lewat” boleh menyangkut waktu beberapa tahun. Jadi sebenarnya terjemahan seharusnya berbunyi “Beberapa waktu kemudian” dan artinya kurang lebih 3 tahun.54 Dalam waktu ini dia tinggal di tanah Arab, lalu balik ke Damsyik. Ada dua teori mengapa dia ke tanah Arab. Yang pertama adalah, dia pergi ke sana untuk memberitakan Injil. Memang sudah jelas dia mampu melakukan hal itu, tetapi tidak ada bukti dari sejarah atau Firman Tuhan bahwa dia melakukan hal tersebut. Teori yang kedua, yang barangkali lebih kuat adalah, Paulus ke sana untuk merenungkan perubahan raksasa yang sedang dia alami.
Naik – Kata anerkhomaiberarti naik, dan sering digunakan berkaitan dengan Yerusalem karena terletak di gunung.
ay. 18 Naik – Lihat penjelasan di ayat tadi.
Berkenalan – Kata historeo berarti mengunjungi/mendekati untuk cari tahu sesuatu atau menjadi kenal dengan orang itu.55
Kefas – Kefas adalah nama Petrus dalam bahasa Aram. Bahasa Aram sering disebut sebagai Bahasa Ibrani di TB56, tetapi itu bukan bahasa Ibrani, itu hanya bahasa yang digunakan di Israel pada masa Perjanjian Baru karena penjajahan mereka di Babel sebelumnya. Bahasa Ibrani adalah bahasa tersendiri.
Tinggal– Tidak ada klause menumpang di rumahnya di teks asli, tetapi tinggal dengan dia pasti membawa arti yang sama.
ay. 19 Rasul-rasul lain, kecuali Yakobus – Perhatikan bahwa Yakobus disebut sebagai rasul di sini.
Saudaranya Tuhan – Tidak ada kata Yesus di teks asli.
ay. 20 Sedang kutuliskan – Sifatnya terus menerus/sedang,57 yaitu bicara mengenai isi surat ini, secara khusus bahwa Injil yang Paulus beritakan berasal dari Allah.
Perhatikanlah – Kata idou secara literal berarti lihatlah, tetapi membawa makna perhatikanlah. Ungkapan ini sering digunakan untuk mendahului percakapan yang sangat penting.58
Di hadapan Allah, saya tidak berdusta! Ini merupakan sumpah yang cukup tegas.59 Jadi rasul ini mau tegaskan sekali lagi bahwa Injil yang dia beritakan bukan pinjaman dari rasul lain.
** Ayat ini adalah ungkapan di dalam cerita Paulus dan boleh di tulis di dalam tanda kurung.
ay. 21 Perhatikan bahwa habis ungkapan tadi Paulus bercerita terus di ayat ini.
Siria dan Kilikia – Wilayah-wilayah ini memang ada jemaat, karena disebut di Kis 15:41 sebagai yang dikunjungi Paulus dan kawan-kawannya. Yang bagus kita perhatikan di sini adalah rasul Paulus tidak menunggu diangkat, ataupun diakui sebelum dia mulai melayani sebagai penginjil. Kalau orang percaya mau memberitakan Injil, tidak harus minta izin! Sebenarnya dengan demikian kita taat pada Firman Tuhan. (Mat 28:18-20)
ay. 22 Saya sendiri – Secara literal mukaku, yang berarti belum bertemu secara pribadi.
Yang ada di dalam Kristus – Frase Tais en Kristo berarti yang ada di dalam Kristus. Jemaat-jemaat Kristus di TB bicara kepemilikan, tetapi teks asli menyangkut posisi juga. Lihat Efe 1:3-14 dan 1:16.
ay. 23 Mereka…mendengar – Sifat terus menerus di masa lampau60 menyatakan bahwa mereka sering mendengar cerita itu.
Kepercayaan – Kata pistis boleh berarti iman atau kepercayaan. Di sini menyangkut kekristenan yang dulu dia aniaya.
Dia berusaha membinasakan– Sifat terus menerus di masa lampau61 lagi, menunjukkan bahwa dia sedang melaksanakan pembinasaan ini di masa lalu. Lihat Gal 1:13.
ay. 24 Memuliakan – Sifat terus menerus di masa lampau62 lagi, menunjukkan bahwa mereka sering memuji Tuhan karena keselamatan Paulus.
Karena saya – Lit: di dalam saya. Frase ini persis sama dengan yang di gunakan di ay. 16. TB benar menerjemahkannya karena saya.
- Terbukti bahwa Injil yang kita dengar dari Paulus diterima langsung dari Allah. Apakah ada di jemaat yang belum menerimanya secara pribadi? Apakah ada yang meragukan Injil anugerah ini sebagai Injil yang benar?
- Apakah jemaat rasa bertanggung-jawab untuk memberitakan Injil? Apakah menunggu izin atau dorongan dari pemimpin? Kita orang percaya seharusnya menjadi duta-duta Allah di lingkungan kita, bahkan di tempat jauh juga. Apakah bersedia?
- Orang percaya di Yudea mengucap syukur terus karena Paulus menjadi percaya. Apakah kita bersyukur terus karena ada orang menjadi percaya? Apakah kita berdoa dan berharap bahwa orang yang sedang menganiaya kita, akan menjadi percaya karena kuasa Allah?
TFTWMS -> Gal 1:18-24; Gal 1:11-24
TFTWMS: Gal 1:18-24 - Injil Yang Diberitakan Paulus Tidak Bergantung Pada Orang Lain Injil Yang Diberitakan Paulus Tidak Bergantung Pada Orang Lain (Galatia 1:18-24)
18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjun...
Injil Yang Diberitakan Paulus Tidak Bergantung Pada Orang Lain (Galatia 1:18-24)
18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. 19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. 20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. 21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. 22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. 23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. 24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.
Ayat 18. Setelah menyinggung perubahan hidupnya kepada Kristus di 1:13-17, Paulus menulis, Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas. Seperti pada bagian pertama dari pernyataan ini, pertanyaannya adalah "Tiga tahun setelah apa?" Dari catatan dalam Kisah Para Rasul, itu tampaknya terkait dengan pelarian Paulus dari Damsyik dalam sebuah keranjang, dalam hal ini akan mengacu kepada catatan Lukas "Beberapa hari kemudian"dan orang-orang Yahudi membuat rencana untuk membunuh Paulus (Kisah 9:23). Namun begitu, Lukas bahkan tidak menyinggung tentang menetapnya Paulus di tanah Arab, dan dari catatannya dalam Kisah Para Rasul para pembaca mendapat kesan bahwa Paulus langsung pergi ke Yerusalem. Menurut versi Paulus, kasusnya tidak seperti itu, karena dalam Galatia 1:17 ia menulis bahwa ia "pergi ke tanah Arab" dan kemudian "kembali lagi ke Damsyik."
Komplikasi lainnya berkaitan dengan fakta bahwa seorang wali negeri di bawah Raja Aretas "menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap [Paulus]," tetapi "dalam sebuah keranjang [rasul itu] diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota dan dengan demikian [ia] terluput dari tangannya" (2 Kor. 11:32, 33). Tentunya, kita harus memahami hal ini sebagai peristiwa yang sama yang digambarkan oleh Lukas ketika orang-orang Kristen di Damsyik harus "menurunkan [Paulus] dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang" (Kisah 9:25). Paulus dikatakan berada dalam bahaya dari penguasa lokal ("wali negeri") di bawah Aretas dalam 2 Korintus, namun dalam Kisah Para Rasul 9 orang-orang Yahudilah yang berencana menentang dia. Rupanya, pejabat ini bertindak sejalan dengan dan atas permintaan orang-orang Yahudi itu. Inilah pola yang terjadi berulang kali dalam catatan Lukas tentang usaha misi Paulus dalam Kisah Para Rasul.
Mengenai ungkapan "tiga tahun kemudian," mungkin tidak dimaksudkan benar-benar tiga tahun penuh (tiga puluh enam bulan) ; karena, menurut perhitungan Yahudi, waktunya mungkin tidak lebih dari satu tahun penuh ditambah dengan bagian akhir dari tahun sebelumnya dan bagian awal tahun berikutnya. Hal ini tidak menimbulkan konsekuensi apa pun dalam menyelaraskan kedua catatan tersebut. "Tiga tahun kemudian" mundur lagi kepada periode setelah perubahan hidup Paulus, termasuk tinggalnya di tanah Arab, dan melanjutkan kunjungan pertamanya ke Yerusalem setelah perubahan hidupnya, pada waktu mana ia ingin "mengunjungi Kefas" (1:18).
Sehubungan dengan hal di atas, berikut ini diusulkan urutan kejadiannya:
- 1. Paulus diubah kepada Kristus di Damsyik (Kisah 9:10-19a; 22:12-16).
- 2. Ia "ketika itu juga" mulai memberitakan Kristus di rumah-rumah ibadat di Damsyik (Kisah 9:19b-22).
- 3. Ia pergi ke tanah Arab Nabatea, kemungkinan besar untuk menginjili daerah itu juga (1:17).
- 4. Ia kembali ke Damsyik (1:17), dan pemberitaannya sangat sukses sehingga orang-orang Yahudi yang tidak percaya yang memusuhi dia membuat rencana jahat terhadap dia (Kisah 9:23-25). Tampaknya, mereka menghasut pihak berwenang setempat untuk menangkap dan membunuh dia (2 Kor. 11:32, 33).
- 5. Ia datang kembali ke Yerusalem untuk berkenalan dengan Petrus; ini adalah kunjungannya yang pertama setelah perubahan hidupnya (Kisah 9:26, 27). Ia tinggal bersama Petrus selama lima belas hari (1:18, 19).35
- 6. Terancam oleh permusuhan orang Yahudi di Yerusalem, saudara-saudara di sana mengirim dia pulang ke kampung halamannya di Tarsus di tanah Kilikia, di mana ia menghabiskan waktu beberapa tahun di sana (Kisah 9:28-30; 22:17-21). Kitab Suci tidak bicara apa-apa tentang aktivitasnya selama waktu ini.
Kita tidak tahu berapa lama Paulus tinggal di Damsyik setelah kembali dari tanah Arab dan sebelum kunjungannya ke Yerusalem. Hal ini tampaknya tidak relevan bagi maksud Paulus dalam menceritakan pelbagai peristiwa dalam surat Galatia. Ia menekankan bahwa untuk injil yang ia beritakan ia tidak bergantung pada siapa pun,36terutama pada setiap rasul lainnya, Ia menegaskan bahwa ia telah menerima injil ini secara langsung dari Allah melalui penyataan (1:11, 12, 16; lihat 2:6-9).37
Selagi Paulus sedang mengunjungi Yerusalem, ia menumpang lima belas hari di rumah [Petrus]. "Petrus" adalah bahasa Yunani yang setara dengan nama "Kefas" dalam bahasa Aram (Yoh. 1:42). Kedua nama itu berarti "batu karang".
Selama periode dua minggu ini, Petrus pasti telah menyampaikan kepada dia banyak kata-kata yang menakjubkan dan pekerjaan yang ia dan rasul-rasul lainnya telah saksikan selama tiga tahun mereka hidup bersama Yesus.38Mereka telah bersama Dia terus-menerus; Yesus telah "senantiasa datang berkumpul dengan [mereka]—yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari [Ia] terangkat ke sorga meninggalkan [mereka]" (Kisah 1:21, 22). Lagi pula, Petrus sepertinya ingin mendengar dari mulut Paulus sendiri beberapa rincian dari mantan penganiaya orang Kristen ini: masa kecilnya di Tarsus, hari-hari sekolahnya belajar di bawah Rabi Gamaliel yang terhormat, dan usahanya yang sangat giat untuk melenyapkan apa yang ia anggap sebagai sekte sesat orang Nasrani (lihat Kisah 22:3-5; 26:9-11). Petrus juga tertarik kepada pelbagai peristiwa luar biasa yang terkait dengan perubahan hidup Paulus, juga aspek unik dari doktrin Paulus. Ajaran Pauluslah yang pada akhirnya akan membawa injil Kristus kepada bangsa-bangsa dunia yang luas, sampai saat ini, dari yang sedikit atau sama sekali tidak mengenal satu-satunya Allah Israel yang sejati.
Memang, berapa banyakkah siswa injil zaman kini yang tidak merasa takjub atas pertemuan penting pertama dari dua pahlawan kepentingan Kristus yang hebat itu dan rindu untuk mendengarkan percakapan mereka? Allah, untuk alasan kebaikan-Nya sendiri, telah memilih untuk tidak mengungkapkan percakapan mereka kepada kita. Meski begitu, jelas terlihat bahwa pemberitaan injil oleh Petrus akan berisi lebih banyak rincian tentang pelayanan Yesus,39sedangkan pemberitaan yang unik oleh Paulus lebih menekankan pada Kristus yang ditinggikan. Pengamatan ini sesuai dengan apa yang Ananias katakan kepada Paulus, tepat sebelum pembaptisannya, mengenai pentingnya pengalaman Paulus di jalan Damsyik: "Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" (Kisah 22:15). Selanjutnya, sebagian dari kesaksian Paulus akan berkaitan dengan pelbagai penampakan di masa depan, yang jumlahnya dicatat dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat kiriman Paulus (Kisah 18:9, 10; 27:23, 24; lihat 2 Kor. 12:1-4). Fenomena ini secara unik merupakan bagian dari injil yang Paulus beritakan. Meski ia mungkin telah menceritakan hal-hal tersebut kepada Petrus, namun ini semua bukan berupa injil Petrus sama seperti pelbagai peristiwa yang Petrus mungkin ceritakan tentang masa tiga tahunnya hidup dengan Yesus selama pelayanan duniawi Tuhan juga bukan merupakan injil.`
Jelasnya, Paulus memahami injil kepada bangsa-bangsa lain lebih lengkap daripada yang Petrus pahami, yang mungkin dapat menjelaskan perjumpaan yang menyakitkan belakangan antara keduanya di Antiokhia (2:11-14). Namun begitu, ini tidak untuk memaafkan tindakan Petrus pada kesempatan itu. Kedua orang itu secara jelas akhirnya berdamai, karena Petrus kemudian memberi kesaksian tentang pengilhaman kerasulan Paulus. Barangkali Petrus masih memiliki beberapa kesulitan untuk memahami ajaran Paulus. Ia mengatakan bahwa Paulus menulis "hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya" (2 Pet. 3:15, 16).
Bagaimanapun, pergaulan selama lima belas hari itu antara dua rasul yang menonjol ini—apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka bahas—menimbulkan pertanyaan-pertanyaan menakjubkan yang untuk itu kita mungkin tidak akan menerima jawaban yang pasti selama di dunia ini. Namun begitu, kita mungkin dengan yakin mengatakan bahwa keduanya adalah orang-orang pekerja, dan bisa jadi oleh karena itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk memberitakan injil kepada orang yang sesat (Kisah 9:28, 29) daripada bercakap-cakap dengan satu sama lain.
Perbedaan antara kedua rasul itu sangat mencolok. Petrus adalah seorang nelayan yang polos, kasar yang terkenal atas sifatnya yang tidak sabaran dan karismatik. Sebaliknya, Paulus adalah seorang sarjana rabinik yang rajin belajar yang dikenal karena keyakinan dan semangatnya yang kuat. Petrus adalah seorang Yahudi Galilea biasa yang penerimaannya atas orang-orang bukan Yahudi perlu disertifikasi oleh penglihatan mujizatiah. Paulus adalah seorang Yahudi aristokrat yang lahir di Diaspora, dan juga seorang warga negara Romawi. Keakrabannya dengan budaya Yunani membuat dia sangat cocok untuk misi non-Yahudi.
Pertemuan pertama ini tidak termasuk dengan rasul-rasul lainnya (lihat komentar tentang 1:19). Petruslah yang Paulus ingin kenal. Tak terbantahkan Petrus dalah pemimpin Dua Belas rasul. Tindakan Paulus itu tampaknya sesuai dengan prosedurnya yang umum dan juga dengan maksud Allah dalam kunjungan Paulus kepada Petrus; ia pergi kepada otoritas tertinggi. Paulus mengikuti strategi yang sama di Filipi (Kisah 16:35-39) dan di Yerusalem (Kisah 22:24-29). Dalam contoh yang terakhir, ia menggunakan kewarganegaraan Romawi untuk membela dirinya. Dengan demikian, ia mulai meniti rantai komando yang akan berujung pada kehadirannya di hadapan penguasa tertinggi Kekaisaran Romawi, kaisar Nero.40
Ayat 19. Setelah mencatat pertemuannya dengan Petrus di Yerusalem, Paulus menulis, Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Ayat ini menimbulkan sejumlah pertanyaan: (1) Apa arti "kecuali" dalam kaitannya dengan Yakobus? (2) Apa arti "rasul-rasul" dalam konteks ini? (3) Bagaimana pernyataan ini diselaraskan dengan laporan Lukas bahwa Barnabas membawa Paulus kepada "para rasul" (jamak) dalam Kisah Para Rasul 9:27?
Untuk mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, marilah kita mempertimbangkan peran "Yakobus, saudara Tuhan." Baik Kisah Para Rasul maupun surat kepada gereja di Galatia menunjukkan bahwa Yakobus mendapat kehormatan dan status yang tinggi di gereja Yerusalem. Ketika Petrus dilepaskan secara mujizatiah dari penjara, ia menginstruksikan orang-orang Kristen yang berkumpul di rumah Maria dan "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita" (Kisah 12:17). Dalam sidang Yerusalem, para pemimpin gereja mendengarkan Yakobus tentang rencana Allah untuk menerima orang-orang bukan Yahudi ke dalam kerajaan-Nya dan mengikuti penilaiannya mengenai apa yang orang-orang Kristen non-Yahudi harus lakukan (Kisah 15:13-29). Setelah perjalanan misi ketiga Paulus, ia bertemu dengan "Yakobus, dan semua penatua" di Yerusalem (Kisah 21:17, 18). Paulus mencatat "Yakobus dan Kefas dan Yohanes" sebagai orang-orang "yang dianggap sebagai sokoguru" dalam gereja Yerusalem; Orang-orang ini "berjabat tangan dengan [Paulus] dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya [mereka] pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat" (2:9). Ketakutan Petrus ketika "beberapa orang dari kalangan Yakobus datang" mendorong dia untuk berhenti makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat di Antiokhia, "karena takut [fobe÷w, phobeō] akan saudara-saudara yang bersunat" (2:12).
Arti "Kecuali." Pengaruh Yakobus di Yerusalem tidak dapat dipungkiri, tapi pandangan bahwa ia adalah seorang rasul bertumpu terutama pada terjemahan dari dua kata singkat Yunani (eij mh«, ei mē). Alkitab NASB menerjemahkan ungkapan itu sebagai "kecuali"; tapi kemungkinan lain termasuk "jika tidak," "kecuali," "tapi hanya," atau "lebih tepatnya." Ungkapan itu muncul berkali-kali dalam Perjanjian Baru Yunani. Tiga kemunculan seperti itu ditemukan dalam Galatia itu sendiri (1:7, 19; 6:14); dari tiga ini, hanya satu yang dibutuhkan oleh konteksnya untuk diterjemahkan sebagai "kecuali" (6:14). Dari dua yang tersisa, contoh dalam 1:7 harus dipahami sebagai berarti "tapi," "lebih tepatnya," atau "tapi hanya" (dalam pengertian tidak termasuk dalam kategori yang sama, tapi lebih kepada yang lain). Kasus 1:19 tetap terbuka bagi terjemahan yang mana saja, tergantung pada bukti lain mengenai apakah Yakobus dianggap sebagai bagian dari kelompok yang dipermasalahkan ("rasul lain kecuali Yakobus") atau apakah ia harus jangan dianggap seperti itu ("tidak ada rasul lain, tapi hanya Yakobus").41
Karena konteksnya sendiri membolehkan opsi yang mana saja, maka kita harus berpaling kepada pertimbangan lain.
Arti "Rasul-rasul." Sebagaimana dicatat sebelumnya, keputusan dalam sidang para rasul dan para penatua di Yerusalem tampaknya didasarkan pada kata-kata Yakobus. Saudara-saudara itu sepertinya bersandar pada nasihatnya untuk menjawab pertanyaan tentang apakah orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan mematuhi hukum Taurat (Kisah 15:13-22). Dalam catatan pertemuan ini, tidak di mana pun Yakobus secara khusus disebut sebagai "rasul" atau "penatua." Tentu saja, ini memungkinkan bahwa ia adalah salah satunya atau bahkan kedua-duanya, sebagaimana Petrus (1 Pet 5:1); namun pertanyaan yang menentukan tetap ada: Apakah ada bukti Alkitabiah yang meyakinkan bahwa Yakobus adalah seorang rasul?42
Yesus telah memilih Dua Belas rasul "untuk menyertai Dia," karena mereka harus menjadi saksi bagi pelayanan duniawi-Nya (Mrk. 3:13, 14). Orang-orang ini, yang sebelumnya disebut "murid-murid," Ia "sebut [juga] rasul" (Luk. 6:12, 13). Nama-nama mereka diberikan dalam Matius 10:2-4; Markus 3:16-19; Lukas 6:13-16; dan Kisah Para Rasul 1:13. Tak satu pun dari dua orang yang bernama "Yakobus" yang ditemukan dalam daftar ini adalah saudara Tuhan. Para rasul memenuhi syarat untuk bersaksi, seperti yang Yesus katakan kepada mereka, karena mereka telah bersama Dia "dari awal" (Yoh. 15:27). Kepada Dua Belas rasul inilah Ia menjanjikan Roh, yang akan "memimpin [mereka] ke dalam seluruh kebenaran" (Yoh. 16:13)—kepada mereka yang kakinya Ia telah basuh pada malam Ia dikhianati (Yoh. 13:1-5). Yakobus, saudara Tuhan (Mat. 13:55; Mrk. 6:3), tidak termasuk di antara bilangan mereka. Sebenarnya, selama sebagian besar pelayanan duniawi Yesus, saudara-saudara-Nya tidak percaya kepada Dia (Yoh. 7:1-5). Kadang-kadang, mereka mengira Ia tidak waras (Mrk. 3:20, 21)! Ketika Yudas Iskariot binasa dan penggantinya harus dipilih, Petrus menyatakan, Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya (Kisah 1:21, 22).
Para rasul melakukan undian, dan Mathias dipilih untuk ditambahkan kepada Sebelas rasul itu (Kisah 1:25, 26).
Menunjukkan bahwa Yakobus tidak termasuk di antara Dua Belas rasul sama sekali tidak dimaksudkan untuk merendahkan saudara Tuhan itu. Sangat menyenangkan untuk membaca bahwa di antara sekitar 120 murid yang berkumpul bersama di Yerusalem, menantikan di Roh Kudus yang dijanjikan, "Maria, ibu Yesus" dan "saudara-saudara-Nya" hadir (Kisah 1:12-14). Juga benar bahwa Paulus, ketika ia membilang beberapa penampakan Yesus pasca kebangkitan-Nya, menyebutkan bahwa "Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul" (1 Kor. 15:7). Kecuali dalam kasus Mathias, tidak ada catatan tentang penerus yang disebut namanya untuk mengisi kembali jumlah Dua Belas rasul yang signifikan dan simbolik itu, yang berfungsi sebagai batu "fondasi" gereja (lihat Efe. 2:19, 20; Why. 21:10-14).
Beberapa laki-laki selain Dua Belas rasul itu disebut "rasul," salah satu yang paling jelas adalah Barnabas. Ia bukan salah satu dari Dua Belas rasul, namun Lukas menyebut dia sebagai rasul bersama dengan Paulus dalam Kisah Para Rasul 14:14. Beberapa adalah "rasul-rasul" dari gereja-gereja, diutus untuk berbagai tujuan. Misalnya, jemaat memilih beberapa orang untuk bepergian dengan Paulus dan menyampaikan dana bantuan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yudea (2 Kor. 8:16-23). Meski versi bahasa Inggris/Indonesia kadang-kadang mengaburkan kasus-kasus seperti dalam 2 Korintus 8:23 dengan terjemahan seperti "wakil-wakil dari gereja-gereja" (NIV) atau "utusan-utusan dari gereja-gereja" (NASB), kata aslinya dalam teks itu adalah ajpo÷stoloß (apostolos). Kata ini diterjemahkan sebagai "rasul," dan itu adalah kata yang sama yang digunakan untuk Dua Belas rasul.
Istilah apostolos adalah tepat dalam semua kasus ini karena konotasi dasarnya adalah tentang orang yang "diutus" atau "dikirim" pada suatu misi tertentu. Sebelas rasul (setelah kematian Yudas) dikirim oleh Yesus dengan apa yang secara tradisional disebut "Amanat Agung" (Mat. 28:18-20). Bagian terakhir dari kata Inggris "comission [Ind.: amanat]" yang diambil dari bahasa Latin, tentu saja adalah, "mission" (dari kata kerja Latin miseo , yang berarti "kirim"). Telah dikatakan bahwa mungkin terjemahan terbaik bagi apostolos akan berupa "misionaris," sebuah istilah yang dipahami oleh semua orang sebagai orang yang diutus ke luar, biasanya ke beberapa negeri asing atau jauh, untuk memberitakan injil Kristus.
Keluarga kata "rasul" yang muncul dalam Perjanjian Baru mencakup tiga istilah utama ini: kata benda ajpo÷stoloß (apostolos), yang berarti "rasul" atau "orang yang diutus"; kata benda apostolh÷ (apostolē), yang berarti "kerasulan" atau "misi"; dan kata kerja ajposte÷llw (apostellō), yang berarti "mengutus." Konsep yang melekat di semua tiga kata ini adalah tentang mengutus seseorang untuk tujuan tertentu. Yesus sendiri telah disebut "Rasul dan Imam Besar yang kita akui" (Ibr. 3:1), dan sungguh luar biasa betapa sering Ia secara pribadi bicara tentang diri-Nya yang telah diutus (Mat. 10:40; 15:24; 24:18, 43; Yoh. 3:17; 5:36, 37; 6:29; 7:28, 29; 8:42; 9:4; 17:18; 20:21).
Misi Dua Belas rasul itu adalah memberitakan kabar baik keselamatan dalam Yesus ke seluruh dunia (Mat. 28:18-20). Paulus adalah rasul khusus Kristus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (Rom. 1:13). Meski ia bukan salah satu dari Dua Belas rasul yang asli, ia sama sekali tidak lebih rendah daripada Petrus, yang dianggap terpandang di antara Dua Belas rasul (2:6-10). Barnabas dan Saulus diutus oleh para nabi dan guru-guru Antiokhia; Roh Kudus telah mengatakan untuk ""Khususkanlah … untuk tugas yang [Ia telah] tentukan bagi mereka"(Kisah 13:1-4). Dalam kasus Dua Belas rasul itu dan juga Paulus dan Barnabas, semuanya mungkin dapat dengan tepat disebut "misionaris" atau "utusan." "Para rasul gereja-gereja" memiliki tanggung jawab untuk membawa sumbangan jemaat-jemaat ini kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. Karena pelayanan mereka lebih berkaitan dengan uang daripada dengan berita, terjemahan Alkitab NASB atas 2 Korintus 8:23 dengan "utusan-utusan" tampaknya agak tidak akurat untuk konteks itu.
Dalam terang arti utama kata "rasul," dalam pengertian apakah Yakobus dapat disebut rasul? Dalam semua kasus yang dibahas di atas, pengutusan terlibat, untuk tujuan mencapai tujuan atau tugas tertentu. Dua Belas rasul adalah utusan Kristus yang sepenuhnya diberi kuasa, diberi karunia dengan kekuatan karismatik yang berspektrum luas. Pelbagai karunia ini berfungsi sebagai tanda, yang tujuannya adalah untuk menyatakan keaslian dan otoritas si pembawa berita dan berita itu sendiri (Mrk. 16:15-20; 1 Kor. 14:18, 19, 22; 2 Kor. 12:12; Ibr. 2:4).
Konotasi paling penting dari istilah "rasul" adalah fungsi, bukan sekedar status. Pertimbangan inilah yang lebih daripada lainnya yang tampaknya mengurangi kedudukan Yakobus, saudara Tuhan, sebagai seorang rasul jenis apa saja, khususnya satu dari Dua Belas rasul itu. Oleh siapakah ia diutus, dan kemanakah ia diutus? Dari semua yang dikatakan tentang Yakobus di dalam Perjanjian Baru, ia tampaknya telah menjadi penduduk tetap Yerusalem. Kita tidak menemukan bukti dari Alkitab bahwa ia pernah diutus ke luar dalam misi apa saja—baik oleh Tuhan, oleh para rasul, atau oleh gereja Yerusalem. Bukti itu menunjukkan kemungkinan yang lebih besar bahwa Yakobus adalah seorang penatua yang sifat pelayanannya pekerjaan lokal. Secara khusus pertimbangan inilah yang mengarah pada kesimpulan bahwa, dalam konteks kunjungan Paulus kepada Petrus di Yerusalem, Galatia 1:19 seharusnya terbaca, "Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, tetapi hanya [ei mē] Yakobus, saudara Tuhan."
Bagaimana mungkin Paulus menghabiskan dua minggu di Yerusalem tanpa melihat rasul-rasul yang lain? Kemungkinan besar, situasi ini disebabkan oleh aktivitas normal mereka sebagai rasul (misionaris). Biasanya, mereka akan terlibat dalam menyebarkan pesan kesalamatan atau memperkuat gereja-gereja di manapun kesempatan atau kebutuhan muncul dengan sendirinya—yaitu, di manapun ada "pintu yang terbuka" (lihat Kisah 14:27; 1 Kor. 16: 9; 2 Kor. 2:12; Kol. 4:3). Meski nas-nas ini ada hubungannya dengan Paulus, pada masa awal pergerakan Kristen, rasul Yohanes dan Petrus pindah ke wilayah Samaria (Kisah 8:14). Selain itu, Petrus pergi ke Lida (Kisah 9:32), Yope (Kisah 9:36), Kaisarea (Kisah 10:24), dan akhirnya sampai ke Antiokhia (Gal. 2:11). Yohanes muncul kembali dalam teks Alkitab di pulau Patmos dalam Kitab Wahyu (Why. 1:9).
Banyak tradisi kuno di luar Alkitab mengaitkan berbagai rasul dengan bagian-bagian dunia Mediterania yang berbeda dan bahkan di luar itu. Memang sudah menjadi sifat jabatan rasul bahwa orang-orang ini adalah pelancong yang, dalam melaksanakan Amanat Agung, berkelana memberitakan Kristus ke tempat-tempat yang dekat dan jauh, beberapa bahkan membawa serta istri mereka (1 Kor. 9:5). Yakobus, bagaimanapun, sejauh yang Kitab Suci tunjukkan, tetap tinggal di Yerusalem.
Kedudukan Yakobus sebagai penatua sesuai dengan sifat pekerjaannya untuk menggembalakan kawanan lokal di mana ia tinggal (lihat 1 Pet. 5:1-3). Meski tidak ada bukti pasti bahwa ia adalah seorang penatua, namun bukti yang tersedia menunjuk ke tempat tinggalnya di Yerusalem, di mana ia dianggap sebagai pemimpin gereja. Oleh karena itu, bukti tersebut mendukung Yakobus sebagai penatua daripada seorang rasul.
Harmonisasi Galatia 1:19 dan Kisah Para Rasul 9:27. Jika Paulus hanya menjumpai Petrus, dari semua rasul di Yerusalem, bagaimanakah hal ini dapat diselaraskan dengan Kisah Para Rasul 9:27, di mana Lukas menulis bahwa "Barnabas menerima [Paulus] dan membawanya kepada rasul-rasul"? (Huruf miring ditambahkan.) Satu gagasannya adalah bahwa Petrus terbiasa mewakili kelompok para rasul, ketika rasul-rasul lainnya berada di luar kota untuk memberitakan injil sewaktu Paulus mengunjungi Yerusalem. Dalam hal ini, istilah "rasul-rasul" digunakan sebagai bentuk "jamak yang digeneralisasi."43David J. Williams berkata bahwa perbedaan bahasa itu ditimbulkan dari tujuan dua penulis yang berbeda. "Penting bagi Lukas [dalam Kisah Para Rasul] untuk menunjukkan bahwa Paulus diterima oleh para rasul, sedangkan bagi Paulus dalam Galatia penting untuk menegaskan kemandiriannya dari mereka."44
Kemungkinan lain adalah bahwa Lukas menggunakan istilah "rasul-rasul" dalam arti yang lebih luas daripada Dua Belas rasul. J. W. McGarvey menerima pandangan ini, dengan alasan bahwa menganggap apa yang Lukas maksudkan adalah "semua rasul" atau "mayoritas dari mereka," atau bahwa "istilah itu tidak berlaku kepada siapa saja kecuali kedua belas rasul" adalah salah. Ia berpendapat bahwa "Yakobus, meski bukan salah satu dari dua belas rasul, dalam arti tertentu dianggap sebagai seorang rasul."45Jika ini benar, penggunaan kata jamak "rasul" oleh Lukas akan sudah mencakup Petrus dan Yakobus. Tentu saja, kita sudah berpendapat bahwa Yakobus tidak dianggap sebagai seorang rasul.
Ayat 20. Seraya Paulus melanjutkan pembelaan otobiografinya, ia menyisipkan komentar ini: Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Kata-kata ini begitu mendadak sehingga mengganggu alur pemikiran. Untuk alasan ini, sejumlah terjemahan bahasa Inggris (termasuk NASB) memasukkan kata-kata ini ke dalam tanda kurung.
Bagian terakhir dari ayat 20 adalah sebuah sumpah. Alkitab NASB, seperti NIV, telah melunakkan dampak pernyataan Paulus itu dengan kata-kata "Aku yakinkan kamu." Terjemahan ini tidak memiliki dasar dalam teks aslinya, kecuali sebagai upaya untuk memperhalus tata kalimat Paulus. Bahasa Yunaninya secara harfiah mengatakan, "Lihatlah, di hadapan Allah bahwa aku tidak berdusta." Jika koma setelah "lihatlah" (ijdou÷, idou) dihapus, kata-kata itu masuk akal. Namun begitu, kata "lihatlah" telah kehilangan maknanya sebagai kata kerja dan digunakan hanya sebagai sebuah interjeksi untuk memberi perhatian khusus kepada apa yang dikatakan oleh pembicara atau penulis. Pilihan lainnya adalah dengan membiarkan kata "bahwa" (o¢ti, hoti) tidak diterjemahkan, seperti dalam terjemahan KJV "lihatlah, di hadapan Allah, aku tidak berdusta."
"Di hadapan Allah" adalah benar-benar sebuah bentuk sumpah yang dapat dibandingkan dengan sumpah umum kontemporer yang tidak senonoh ("oleh Allah"). Tentu saja, kita tidak sedang menuduh Paulus mengucapkan sesuatu seperti sumpah yang tidak senonoh.46Sebaliknya, sumpahnya itu adalah penegasan yang serius yang meminta perhatian kepada fakta bahwa Allah yang hidup itu saksi tidak hanya bagi kata-katanya, tetapi juga bagi pikiran dan niat hatinya. Jika apa yang sedang ia tegaskan dengan sangat kuat di sini adalah bukan kebenaran, maka ia terkutuk dihadapan sang Hakim dunia!
Mengapakah Paulus terpaksa menyatakan dirinya dengan begitu kuatnya tentang kebenaran dari apa yang ia sedang katakan di sini? Hal itu akan memberi kesan bahwa musuh-musuhnya telah berhasil dalam usaha mereka untuk meyakinkan orang-orang Kristen Galatia bahwa Paulus telah melemahkan injil yang ia beritakan. Mereka akan berpendapat bahwa Paulus mendorong para pendengarnya untuk mengabaikan perintah-perintah penting dengan meyakinkan mereka bahwa mereka tidak harus disunat atau mematuhi pelbagai ketetapan yang ketat dari perjanjian Musa.
Selain itu, Paulus mungkin telah menggunakan bahasa kuat ayat ini karena ia sedang berbicara dengan orang-orang Galatia dalam bentuk surat. Orang-orang pada zamannya pada umumnya percaya bahwa kata-kata yang diucapkan lebih dapat diandalkan daripada kata-kata tertulis. Tentu saja, mereka yang mengetahui dan mempercayai tulisan-tulisan Kitab Suci Perjanjian Lama merupakan pengecualian yang kuat bagi peraturan ini.47Jika tidak, kata-kata yang diucapkan pada umumnya lebih memiliki bobot, karena pemalsuan dan kesalahan adalah hal biasa.
Dokumen-dokumen tertulis mungkin saja dianggap mencurigakan kecuali jika mereka disertai dengan cap atau tanda otentikasi. Kebiasaan yang berlaku adalah menggunakan cincin tanda tangan untuk mencetak gambar, simbol, atau nama pada meterai tanah liat atau lilin. Cetakan itu akan menunjukkan kepemilikan, keaslian, atau kuasa yang didelegasikan. Cetakan itulah yang menghasilkan dekrit kerajaan dan yang meratifikasi pelbagai perjanjian resmi.48Pelbagai temuan arkeologi yang mundur hingga milenium keempat S. M. menunjukkan bahwa praktik-praktik seperti itu dikenal di seluruh dunia yang beradab, dari Mesopotamia di timur hingga Roma di barat.
Faktor lain yang menjadi alasan bagi kecenderungan orang zaman dulu untuk lebih mempercayai saksi hidup daripada kesaksian tertulis yang tidak otentik adalah: Seorang saksi hidup dapat ditanya, dan kehandalannya dapat diuji oleh seberapa baik ia mempertahankan keyakinan diri di bawah tekanan. Sebagai perbandingan, kata-kata tertulis tetap bisu kecuali disertai beberapa bentuk sertifikasi (lihat komentar tentang 6:11).
Paulus sedang mengatakan kebenaran, tapi mengapa ia tidak tinggal di Yerusalem lebih lama daripada "lima belas hari" (1:18)? Dari apa yang saudara-saudara di Yerusalem ketahui tentang sejarah pribadi Saulus dari Tarsus dan semangatnya untuk menganiaya mereka (tidak hanya di Yerusalem tapi juga di kota-kota asing), bukan suatu rahasia lagi bahwa mereka tidak menyambut dia dengan hangat. Mereka mungkin tahu bahwa berdasarkan prakarsanya sendiri ia telah menghadap imam besar dan "meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem" (Kisah 9:1, 2). Di sana ada satu orang khusus yang mengikut "Jalan Tuhan"—seorang laki-laki bernama Ananias, yang Tuhan utus untuk memberi tahu Saulus tentang pemanggilannya. Orang ini berbicara kepada Tuhan tentang betapa berbahayanya Saulus itu (Kisah 9:10-16).
Setelah menjadi orang Kristen, Paulus melakukan pekerjaan yang efektif di sinagoga-sinagoga Damsyik (Kisah 9:18-22). Ia memberitakan injil di sana untuk beberapa waktu sebelum pergi ke tanah Arab. Ia kemudian kembali ke Damsyik, di mana ia tetap terus membagikan injil (Gal. 1:17). Paulus lolos dari rencana jahat untuk membunuh dirinya di kota itu (Kisah 9:23-25), dan setelah itu ia pergi ke Yerusalem untuk berkenalan dengan Petrus (Gal. 1:18). John McRay berpendapat bahwa periode dari perubahan hidup Paulus hingga perjalanan pertamanya ke Yerusalem berkisar sekitar tahun 34 sampai 37 M.49
Karena jarak Damsyik dan Yerusalem tidak jauh, tampaknya masuk akal bahwa komunikasi yang cukup banyak antara dua kota besar itu, dan khususnya antara sinagoga-sonagoga, akan sudah terjadi. Oleh karena itu, sungguh mengherankan bahwa saudara-saudara di Yerusalem hanya mendengar sedikit berita atau tidak mendengar sama sekali tentang kejadian menarik baru-baru ini yang terjadi di Damsyik di utara mereka. Saudara-saudara itu, pada kenyataannya, sangat tidak menyadari adanya kejadian-kejadian itu sehingga, pada kunjungan pertama ke Yerusalem setelah pertobatannya, Paulus mengalami kesulitan besar untuk bergaul dengan murid-murid di sana (Kisah 9:26).
Barnabas, tampaknya, adalah satu-satunya orang yang tahu tentang perkembangan terakhir. Ia melihat adanya kebutuhan dan tanpa ragu melangkah maju untuk menanganinya (Kisah 9:27). Ini bukan tindakan yang luar biasa bagi Barnabas (lihat Kisah 4:32-37; 11:19-26), dan tindakan ini pada akhirnya membawa kepercayaan penuh bagi gereja Yerusalem. Dalam krisis khusus ini, sementara yang lain menjauhkan diri, Barnabas malah menuntun Paulus dan menghadirkan dia "kepada para rasul." Bagaimanakah Barnabas mengetahui hal-hal ini, terutama ketika semua orang lain merasa terbebani karena ketidaktahuan mereka? Apakah Barnabas, ketika seseorang memperingatkan dia bahwa Saulus telah kembali ke kota itu, hanya maju saja dan dengan berani bertanya kepada Saulus tentang motif dan tujuannya? Apakah Barnabas adalah tipe orang yang tetap berhubungan dengan dunia tempat ia tinggal dan sudah mendengar kabar dari Damsyik? Mungkin kita tidak akan pernah tahu, tapi ada satu hal yang pasti: Gereja di Yerusalem punya keyakinan besar terhadap Barnabas; Mereka tahu mereka dapat mempercayai dia. Hasilnya adalah bahwa Paulus "tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan" (Kisah 9:28).
Di sini, di ibu kota orang Yahudi, hal ini tidak akan pernah terjadi. Paulus "juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani"50sementara mereka itu "berusaha membunuh dia" (Kisah 9:29). Sebagai murid Gamaliel dan warga negara Romawi, Paulus telah menikmati pendidikan tidak hanya dalam agama dan budaya Yahudi tetapi juga (untuk tingkatan tertentu) dalam sastra dan puisi Yunani. Ia menunjukkan pengetahuannya dalam literatur Yunani dengan mengutip dan mengacukan beberapa penyair mereka sendiri dalam Kisah Para Rasul 17:28 dan kepada salah satu nabi mereka di Titus 1:12.
Inilah alasan mengapa Paulus sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Bukan hanya ia itu secara penyediaan dan secara pendidikan dilengkapi untuk misi khusus yang untuknya ia dipanggil, tapi ia juga pernah menjadi salah satu dari mereka yang tidak percaya. Kemarahannya yang berkobar-kobar telah sepenuhnya ditujukan untuk menghancurkan apa yang mereka anggap sebagai sekte murtad Nasrani yang sedang merusak iman nenek moyang mereka. Namun begitu, mereka sekarang memandang Saulus sebagai salah satu orang Nasrani yang tampil untuk menghancurkan hukum Taurat, mencuri domba-domba mereka, dan mengajar mereka untuk mengikuti Mesias palsu dari Nazaret.51Perlawanan dari luar adalah cukup buruk, tapi tidak ada perlawanan yang dipandang sebagai jahat dan berbahaya seperti perlawanan dari dalam.
Ketika saudara-saudara di Yerusalem menyadari intensitas kebencian orang-orang Yahudi terhadap Paulus dan bahaya yang di dalamnya ia berada, "mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus" (Kisah 9:30). Dari cara Lukas melanjutkan ceritanya dalam Kisah Para Rasul, tampaklah bahwa murka mereka terutama sekali (jika tidak secara khusus) terfokus pada Paulus, dan bukan pada orang Kristen Yerusalem secara keseluruhan. Selanjutnya, Paulus tidak melaporkan adanya penganiayaan yang terjadi terhadap gereja saat itu, baik di Yudea atau di Palestina. Dengan menghilangnya Paulus, "jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup52dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus"(Kisah 9:31).
Ayat 21. Setelah komentar dalam tanda kurung ayat 20, Paulus melanjutkan kisahnya sendiri: Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Ia tampaknya mencantumkan daerah-daerah ini dalam urutan yang terbalik, karena dalam Kisah 9:30 Lukas melaporkan bahwa saudara-saudara itu membawa Paulus turun ke Kaisarea dan mengirim dia ke Tarsus melalui laut, yang berada di Kilikia. Belakangan, dalam Kisah Para Rasul 11:25, 26, Barnabas pergi ke Tarsus untuk menemukan Paulus dan membawa dia kembali ke Antiokhia di Syria untuk bekerja di sana. Namun begitu, susunan tersebut dapat dijelaskan oleh fakta bahwa pada waktu itu Suriah dan Kilikia timur digabung menjadi satu provinsi (lihat Kisah 15:23, 41).53Karena Siria lebih dominan daripada dua daerah lainnya, maka Siria dicantumkan lebih dulu.
Nada catatan Lukas dalam Kisah Para Rasul 9:28-30 sangat berbeda dari nada kisah Paulus dalam Galatia 1:21. Paulus tidak bicara apa-apa tentang keadaan yang menyebabkan dia dikirim pulang oleh saudara-saudara itu atau bahaya pribadi yang mengintai dia. Hal ini mengingatkan kita kepada suatu kesempatan yang belakangan ketika ia datang ke Kaisarea dalam perjalanan ke Yerusalem dan saudara-saudara seimannya, bahkan termasuk nabi-nabi, mengkhawatirkan keselamatannya. Ketika mereka mendesak dia untuk jangan pergi ke sana, jawabannya adalah sederhana: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus" (Kisah 21:8-13).
Paulus tidak menekankan perlawanan yang ia telah alami di Yerusalem yang menimbulkan pelariannya ke Tarsus. Hal ini pastinya tidak penting bagi pesannya. Waktunya di Yerusalem hanya merupakan kesempatan lain untuk memberitakan Kristus dan keselamatan di dalam Dia. Paulus telah datang untuk berkenalan dengan Petrus, dan tujuan itu telah terlaksana. Maksud yang sedang ditekankan di sini adalah bahwa ia tidak bergantung pada manusia siapa pun, termasuk pada para rasul, untuk mengesahkan keaslian dan otoritas kerasulannya.
Ayat 22. Dengan melanjutkan tema ini, Paulus berkata, Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Tentu saja, ia tidak mendapatkan otoritas kerasulannya dari jemaat-jemaat Yudea, karena orang-orang Kristen ini hanya mengenal reputasinya. Teks Yunaninya secara harfiah mengatakan bahwa ia "tidak dikenal lewat wajah"; Alkitab NIV menyatakan bahwa ia "tidak dikenal secara pribadi" oleh mereka. Saudara-saudara Yudea itu tidak akan mengenali Paulus jika mereka berpapasan dengan dia di jalan.
Dalam kalimat "jemaat-jemaat Kristus di Yudea," apakah yang dimaksud dengan "Yudea"? Apakah itu hanya mengacu kepada daerah sekitar Yerusalem, atau apakah itu memiliki konotasi yang lebih luas? F. F. Bruce berpendapat bahwa, ketika surat Galatia ditulis, "provinsi Yudea Romawi mencakup Galilea serta Yudea (dalam arti yang lebih sempit) dan Samaria (seperti yang telah dilakukan sejak kematian Herodes Agripa I pada 44 M.); maka 'Yudea' di sini mungkin saja menunjukkan keseluruhan Palestina."54
Jika makna ini benar, "jemaat-jemaat Kristus di Yudea" akan sama dengan frasa "jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria" dalam Kisah Para Rasul 9:31. Jemaat-jemaat ini didirikan sebagai akibat dari penganiayaan yang terjadi di Yerusalem setelah perajaman Stefanus. Karena Saulus berusaha untuk menangkapi orang-orang Kristen, maka banyak yang melarikan diri ke Yudea dan Samaria. Ke mana saja saudara-saudara tersebut "tersebar," mereka "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan injil" (Kisah 8:1-4). Orang-orang yang percaya kepada pemberitaan mereka dan dibaptis ditambahkan oleh Kristus kepada gereja-Nya. Mereka adalah orang-orang yang hidup "di dalam Kristus" (lihat 3:26-28; 1 Kor. 1:2; Efe 1:1; Flp. 1:1; Kol. 1:2; 1 Tes. 1:1; 2 Tes. 1:1).
Ayat 23. Paulus mengetengahkan pengecualian berikut bagi pernyataan sebelumnya: Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. Kata-kata tentang dirinya ini, ringkasan dari pelbagai laporan yang Paulus telah dengar, beredar di antara gereja-gereja di Yudea.55Laporan itu mungkin dimunculkan setelah kunjungan singkat Paulus ke Yerusalem, di mana ia bertemu hanya dengan sejumlah kecil orang Kristen selama lima belas hari (1:18, 19; Kisah 9:26…30). Mereka mungkin juga telah datang dari Damsyik di utara (Kisah 9:19-22).
Meski sebagian besar orang Kristen di Yudea tidak mengenal Paulus secara pribadi, namun mereka telah mendengar kabar baik bahwa ia telah bertobat dari dosa-dosa keji melawan umat Allah dan telah menjadi orang Kristen. Kata kerja "menganiaya" (diw÷kw, diōkō) dan "dibinasakan" (porqe÷w, portheō) diulang dari 1:13, di mana Paulus menyatakan bahwa ia "dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya"(huruf miring ditambahkan). Namun begitu, objek kebenciannya, "gereja" dalam ayat 13, diidentifikasi sebagai "iman" dalam ayat 23. Tentu saja, dua konsep ini terkait erat; "gereja" dibangun di atas "iman" (pesan injil). Paulus pernah ingin melenyapkan agama Kristen, yang ia anggap sebagai ancaman bagi agama Yahudi ortodoks. Ironisnya, ia sekarang memberitakan injil yang sama yang ia pernah usahakan untuk dibinasakan.
Ayat 24. Sebagai hasil dari mendengar tentang penganiaya berubah menjadi pemberita injil, gereja-gereja di Yudea memuliakan Allah. Paulus tidak diragukan lagi memaksudkan pernyataannya itu sebagai teguran terhadap guru-guru Yudaisme. Orang-orang Kristen Yahudi di Yudea bersukacita atas perubahan hidup dan pelayanannya, sedangkan guru-guru Yudaisme yang telah menyusup ke dalam jemaat-jemaat di Galatia meremehkan kerasulannya dan mendiskreditkan pesannya. Orang-orang Kristen Yudea telah merespons dengan cara yang benar, bersyukur untuk dampak kasih karunia Allah dalam kehidupan Paulus.
Ayat terakhir dari pasal itu sesuai dengan laporan positif Lukas setelah Paulus meninggalkan Yudea untuk bekerja di Tarsus: "Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus" (Kisah 9:31).
TFTWMS: Gal 1:11-24 - Pemanggilan Paulus Oleh Allah Dan Pelayanan Mula-mulanya PEMANGGILAN PAULUS OLEH ALLAH DAN PELAYANAN MULA-MULANYA (Galatia 1:11-24)
Dalam narasi 1:11-2:21, Paulus membela jabatan rasulnya dan injil yang ia ...
PEMANGGILAN PAULUS OLEH ALLAH DAN PELAYANAN MULA-MULANYA (Galatia 1:11-24)
Dalam narasi 1:11-2:21, Paulus membela jabatan rasulnya dan injil yang ia beritakan. Tujuannya adalah untuk menetapkan bahwa pesan yang awalnya ia beritakan kepada gereja Galatia itu berasal dari Allah, bukan dari manusia. Penggalan pertama dari bagian ini, 1:11-24, berisi pemanggilan Paulus oleh Allah dan kemudian tahun-tahun awal pelayanannya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Peran Penduduk Siprus (Galatia 1:21)
Peran yang dimainkan oleh penduduk Siprus (orang-orang dari pulau Siprus) pada awal misi non-Yahudi, setelah per...
Peran Penduduk Siprus (Galatia 1:21)
Peran yang dimainkan oleh penduduk Siprus (orang-orang dari pulau Siprus) pada awal misi non-Yahudi, setelah pertobatan Kornelius dan keluarganya dalam Kisah Para Rasul 10, adalah signifikan. Barnabas adalah orang Siprus (Kisah 4:36); dan orang Siprus dan orang Kirene adalah orang-orang pertama yang memberitakan injil kepada "orang Yunani," atau kaum Helenis (orang-orang yang hidup sesuai dengan kebiasaan dan budaya Yunani) di Antiokhia (Kisah 11:20, 21). Ketika gereja Yerusalem mendengar tentang perkembangan ini, Barnabas adalah orang Siprus yang mereka kirim untuk memeriksa situasi itu (Kisah 11:22). Ketika ia melihat sejumlah murid di Antiokhia dan kebutuhan untuk mengajar mereka (Kisah 11:23, 24), ia pergi ke Tarsus dan meminta Saulus (Paulus) untuk membantu pekerjaannya (Kisah 11:25, 26). Ini berlanjut selama satu tahun dan tampaknya telah menghasilkan gereja terpadu pertama yang berisi orang Yahudi dan non-Yahudi pada abad pertama, serta gereja yang para anggotanya pertama kali disebut "Kristen" (Kisah 11:26). Di Antiokhia juga, Barnabas dan Saulus menerima panggilan eksplisit oleh Roh Kudus untuk melakukan misi kepada orang bukan Yahudi (Kisah 13:1, 2). Setelah dikirim ke luar dari Antiokhia, Barnabas orang Siprus dan Saulus rekan sekerjanya, menjadikan Siprus sebagai tempat perhentian pertama mereka dalam perjalanan misionaris pertama mereka setelah melintasi jalan Seleukia (Kisah 13:4).
Hidup Sebagai Misionaris (Galatia 1:21)
Setelah mengunjungi Yerusalem dan berkhotbah di rumah-rumah ibadat Yahudi, Paulus "pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia" (1:21). Dalam Kisah Para Rasul 9:29, 30, Lukas menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi berbahasa Yunani "berusaha membunuh dia," sehingga saudara-saudara itu "membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus," yang ada di Kilikia. Pelajaran apa yang para misionaris dapat pelajari dari pergerakan Paulus itu?
Ada waktu untuk pergi ke ladang misi dan juga ada waktu untuk meninggalkannya. Paulus dipanggil ke berbagai bidang dalam berbagai cara. Kita melihat dia dipanggil oleh "tugas" kenabian untuk memulai pekerjaan umum di antara bangsa-bangsa lain (Kisah 13:1-3) dan ditugaskan untuk melakukan perjalanan ke beberapa daerah secara khusus, seperti dalam kasus Makedonia (Kisah 16:9, 10) . Dalam beberapa kasus, Roh melarang dia mengikuti rencana yang ada dalam pikirannya (lihat Kisah 16:6, 7). Pada saat ini, ketika Paulus berada di Yerusalem (1:18; Kisah 9:29, 30), ia harus pergi karena hidupnya dalam bahaya.
Terkadang saudara-saudara setempat mungkin lebih tahu tentang bobot masalah lokal daripada misionaris. Seorang pengunjung, bahkan orang yang bijak dan berpengalaman seperti Paulus, mungkin tidak merasakan adanya bahaya. Kasus ini khususnya dalam Kisah Para Rasul 9 melibatkan kebencian yang mendalam orang-orang Yahudi setempat terhadap Paulus. Saudara-saudara itu bukan hanya menyadari betapa berbahayanya hal ini bagi Paulus, tetapi juga betapa beracunnya hal itu bagi potensi gereja untuk penginjilan.
Ketika seorang misionaris meninggalkan ladang pekerjaannya saat ini, itu tidak secara otomatis berarti ia harus melepaskan sepenuhnya tujuan hidupnya dari pekerjaan misi. Hal ini terlihat tidak hanya dalam contoh Paulus di sini tetapi juga dari banyak contoh pribadi yang dapat kita kutip dari zaman kita sendiri.
Sekalipun kita yakin bahwa kita telah dikirim ke luar dan dibimbing oleh Roh Kudus, kita perlu ingat bahwa Roh juga membimbing saudara-saudara kita. Dalam kasus Paulus, hal ini sangat penting karena ia adalah tipe orang yang—benar-benar berkomitmen kepada Tuhannya—siap setiap saat untuk meninggalkan segalanya dan mengikut Dia, bahkan sampai mati.
Belakangan dalam pelayanannya, Paulus mengevaluasi pilihan-pilihannya dan berkata, "Aku ingin pergi dan hidup bersama Kristus, yang adalah jauh lebih baik" (Filipi 1:23; NIV). Namun begitu, sang rasul itu mempertimbangkan kebutuhan orang lain saat itu dan mengalah, "Tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman" (Filipi 1:24, 25). Paulus lebih suka mati dan dipersatukan dengan Tuhan dan Gurunya yang kekasih, Yesus; namun pekerjaan misionarisnya masih dibutuhkan di muka bumi.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 1
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 1)
Paulus membuka suratnya dengan salam singkat kepada gereja-gereja Galatia (1:1-5). Ia...
PASAL 1
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 1)
Paulus membuka suratnya dengan salam singkat kepada gereja-gereja Galatia (1:1-5). Ia tidak berdoa untuk mereka dan segera mengeluarkan teguran yang keras kepada mereka yang memberitakan injil yang berbeda dari yang telah ia beritakan (1:6-10). Dengan cara ini, ia menegaskan pembelaan yang ektensif tentang kerasulannya dan tentang injil sejati yang diwahyukan kepada dia oleh Roh Kudus (1:11-24).
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR PENULISNYA
Penulis surat kepada gereja-gereja di Galatia, tanpa pertanyaan yang serius, adalah rasul Paulus. Ia mengklaim kepemilikan sur...
PENGANTAR PENULISNYA
Penulis surat kepada gereja-gereja di Galatia, tanpa pertanyaan yang serius, adalah rasul Paulus. Ia mengklaim kepemilikan surat tersebut dalam 1:1 dan 5:2, dan tidak ada tantangan yang kredibel yang pernah muncul terhadap kepengarangannya. Sejak awal abad kedua Masehi, surat Galatia diakui telah ditulis oleh Paulus.1
PENERIMANYA
Paulus menyampaikan suratnya kepada "jemaat-jemaat di Galatia" (1:2). Siapa persisnya orang-orang Galatia Perjanjian Baru itu adalah pertanyaan yang atasnya para sarjana Alkitab telah lama terpecah. Mengenai dari mana asalnya orang-orang Galatia itu, ada cukup kesepakatan umum: Mereka berasal dari Celtic, yang oleh para penulis Yunani-Romawi disebut secara beragam sebagai Celtae, Galatae, atau Galli. Para sejarawan Yunani paling awal menyebut mereka Celtae, yaitu, orang Celtic. Pada kenyataannya, tidak sampai abad ketiga S. M., Galatae, atau "bangsa Galatia," muncul dalam literatur.2Pada umumnya juga disepakati bahwa bangsa Galatia ini awalnya berasal dari daerah yang sekarang ini adalah Perancis, atau apa yang dahulunya adalah provinsi Gallia (Gaul) Romawi, penduduk yang oleh orang Romawi disebut Galli.3Sisa-sisa bahasa Gallic masih bertahan di wilayah Perancis barat, Kepulauan Inggris, dan di tempat lain.4
Bagaimanakah "bangsa Galatia" ini terdampar sangat jauh dari tanah air mereka di Eropa Barat? Ini merupakan cerita menarik yang berkaitan dengan migrasi manusia atau suku-suatu fenomena yang umum terjadi di sebagian besar wilayah dunia.
Migrasi semacam itu memiliki banyak penyebab, termasuk perubahan iklim, bencana alam, faktor ekonomi (seperti kelebihan populasi), dan tekanan dari migrasi suku lain atau masyarakat lain.
Pada awal abad keempat S. M., sekelompok orang Celtic pindah ke selatan ke semenanjung yang sekarang dikenal sebagai Italia. Mereka merampok Roma dan menghancurkan banyak monumen dan tanda-tanda kuno khas kota itu. Kemudian, sekitar tahun 279 S. M., migrasi besar lainnya melanda ke arah timur dan kemudian ke selatan melalui Makedonia; beberapa dari jumlah ini bergerak menuju pusat Yunani, hingga sejauh tempat suci kuno Yunani untuk Imam Perempuan Apollo di Delphi. Motivasi bagi migrasi ini mungkin adalah penjarahan timbunan emas, perak, dan harta karun lainnya. Harta karun ini telah terakumulasi selama berabad-abad sebagai persembahan nazar dan harta rampasan; mereka disimpan di berbagai rumah harta Apollo. Menurut legenda kuno, bagaimanapun, Apollo sendiri ikut campur [dalam mencegah penjarahan ini] melalui hujan lebat, guruh, dan petir. Pelbagai tindakan hebat itu meruntuhkan batu-batu besar yang berguguran dari Gunung Parnassus, menimpa bangunan suci itu, menimbulkan kematian dan kehancuran ke atas para penyerbu dan dengan demikian menggagalkan serangan lebih jauh ke tanah air Yunani.5
Dengan berbalik ke utara dan bergabung kembali dengan sisa kelompok asal mereka, orang-orang Gaul ini melewati Hellespont menuju Asia Kecil. Mereka menetap dalam tiga suku utama mereka di timur laut dan barat Sungai Halys, yang pada akhirnya kemudian dikenal sebagai etnis Galatia. Di sini mereka mendirikan tiga kota utama mereka, Pessinus, Tavium, dan Ancyra (Ankara modern). Yang terakhir ini akhirnya menjadi ibu kota seluruh Galatia.6
Etnis Galatia menjadi momok bagi hampir seluruh Asia Kecil. Bala tentara mereka menyerbu gerbang-gerbang kota dan memberi penduduknya pilihan yang tidak enak berupa membayar upeti atau menderita penghancuran. Sebelum 230 S. M. tirani mereka di wilayah ini berakhir-ketika Attalus I, raja Pergamus (atau Pergamon), terjun ke medan perang dan mengalahkan mereka. Sebuah monumen bagi kemenangan Pergamus ini dapat dilihat hari ini pada patung marmer yang lebih besar daripada sosok manusia biasa yang menghiasi dekorasi yang pernah membentang di sebagian besar Altar Zeus Pergamus yang panjang dasarnya hampir 136 meter. Para arkeolog Jerman membawa sebagian altar ini ke Berlin, merekonstruksinya, dan menjadikannya sebagai pusat perhatian bagi Museum Pergamus yang terkenal. Akhirnya, suku Celtic menyerah kepada Hellenisme yang merembes pada zaman itu dan, seperti kebanyakan tetangga mereka, pada dasarnya menjadi Yunani dalam bahasa dan budaya.
Apakah Paulus menulis surat Galatianya kepada orang-orang Galatia di sebelah utara, atau apakah ia menujukan surat itu kepada gereja-gereja tertentu di provinsi Galatia Romawi yang lebih luas?7Pada titik ini, para sarjana terbagi ke dalam dua kubu utama. Satu kelompok menerima apa yang disebut "Teori Galatia Utara," sebuah pandangan yang dianut oleh kebanyakan teolog Jerman dan para sarjana yang lebih liberal. Kelompok kedua adalah "Teori Galatia Selatan." Karena memiliki pandangan yang lebih konservatif, dan umumnya dianut oleh sebagian besar ilmuwan Inggris dan Amerika, Teori Galatia Selatan berpendapat bahwa surat Galatia ditujukan kepada gereja-gereja yang Lukas sebut di dalam Kisah Para Rasul. Ini adalah gereja-gereja yang telah didirikan oleh Paulus dan rekan-rekan misionarisnya selama perjalanan misi pertama (Kisah 13; 14). Secara khusus, ada gereja di Antiokhia, Ikonium, Listra, dan Derbe, yang semuanya berada di bagian selatan provinsi Galatia Romawi.
Mengenai usaha penginjilan Paulus dan rekan-rekannya yang tercatat dalam Kisah Para Rasul, tidak ada acuan khusus yang dibuat kepada kota-kota Pessinus, Tavium, atau Ancyra di Galitia utara. Kenyataannya, kota-kota ini tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Baru. Apa pun yang dapat diajukan oleh para pendukung Teori "Galatia Utara" untuk mendukung pandangan mereka, faktanya tidak berubah bahwa tidak ada bukti yang tidak dapat dibantah bahwa Paulus dan rekan-rekannya pernah mengunjungi kota-kota ini. Jika demikian, atas bukti apakah teori "Teori Galaksi Utara" didasarkan?
Teori Galatia Utara
Werner Georg Kümmel berteori bahwa teguran Paulus dalam 3:1, "Hai orang-orang Galatia yang bodoh," mengidentifikasi mereka yang tinggal di distrik Galatia, yang membedakan mereka dari suku-suku tetangga mereka, orang-orang Likaonia dan orang-orang Pisidia, yang menetap di daerah selatan Provinsi Galatia yang lebih besar.
Kümmel mengutip penggunaan linguistik oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul dan kecenderungan para penulis kontemporer zaman itu untuk membedakan antara etnis Galatia dan suku-suku tetangga mereka sebagai bukti identitas yang berbeda dari etnis Galatia utara.8
Kümmel lebih lanjut menggunakan acuan rencana perjalanan Paulus dalam pasal pembukaan surat Galatia9sebagai indikasi adanya perbedaan dalam pikiran Paulus antara etnis Galatia dan suku-suku selatan. Ia menyiratkan bahwa Paulus akan sudah memasukkan acuan kepada daerah-daerah Galatia selatan (Likaonia dan Pisidia) baik secara langsung maupun tidak langsung dalam ucapan salamnya, seandainya ia telah menyebut mereka dalam suratnya itu.10
J. B. Lightfoot mendukung teori utara dengan menekankan perbedaan Listra dan Derbe oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 14:6 sebagai "kota-kota di Likaonia" (bukan di Galatia) dan dengan berpendapat bahwa Lukas akan sudah menggunakan bahasa kontemporer zaman itu.11Perlu dicatat bahwa dukungan Lightfoot atas pandangan ini muncul pada waktu ketika dasar teori selatan masih sedang diperkuat.
Salah satu pakar terkemuka Jerman dalam interpretasi sejarah Kristen mula-mula, Ferdinand Christian Baur, menduga bahwa pendengar surat Galatia itu terdiri dari etnis Galatia. Namun begitu, Baur, pada dasarnya, mendiskualifikasi dirinya sebagai pihak yang berwenang dalam masalah ini. Ia menolak otoritas Kitab Kisah Para Rasul sebagai "upaya akhir untuk memuluskan bukti-bukti perselisihan" antara Yudaistik dan umat Kristen Galatia, "agar kesatuan gereja bisa dipertahankan."12Yang juga menarik untuk dicatat adalah bahwa Baur sampai pada kesimpulannya tanpa pernah secara pribadi menyelidiki rute-rute yang mungkin sudah dilalui oleh Paulus dan rekan-rekannya.
Teori Galatia Selatan
Meski "Teori Galatia Selatan" telah diusulkan sebelum zamannya, William M. Ramsay (1851-1939) terkenal karena karyanya dalam memulai pelbagai survei lokasi di Asia Kecil dan kajiannya yang menyeluruh tentang sastra klasik. Ramsay pada awalnya menerima teori utara dan pandangan Baur mengenai kronologi pelayanan Paulus.
Belakangan ia menolak pandangan profesornya itu oleh karena pelbagai penemuannya yang penting. Ramsay, setelah penelitian besar ini, menjadi pendukung setia bagi pandangan Galatia selatan.
Ramsay memulai investigasinya dengan keprihatinan bahwa para komentator surat Galatia ini, "yang telah mengambil keputusan lebih dulu bahwa Paulus menulis kepada Gereja-gereja Galatia Utara,"13tidak punya kecenderungan untuk menyelidiki sisi sejarah masalah ini. Sebaliknya, mereka dengan tergesa-gesa memilih beberapa fakta yang sesuai dengan kesimpulan terdahulu mereka. Ia berusaha "untuk menunjukkan Galatia yang sebenarnya sekitar 50 Masehi."14
Di antara banyak poin yang dapat diajukan untuk mendukung Teori Galatia Selatan, ada beberapa yang layak dicatat.
Selama masa pelayanan Paulus, perkembangan wilayah etnis Galatia tidak sebaik wilayah selatan. Arus perdagangan yang lancar melewati kota-kota selatan, tetapi tidak sebanyak yang melewati wilayah distrik utara yang lebih kasar.15
Kecenderungan Paulus untuk berkonsentrasi di sepanjang jalan utama provinsi Romawi akan sejalan dengan jalur di sepanjang mana agama Kristen menyebar ke Asia Kecil. Jalur itu adalah di sepanjang jalan yang membentang dari Siria di Timur, ke barat melalui Gerbang Kilikia yang menuju Ikonium, dan berlanjut ke Efesus. Dari dua jalur lainnya, yang satu mengikuti rute darat melalui Filadelfia dan berlanjut ke Troas, dan yang lainnya ke arah utara dari Gerbang Kilikia melewati Tiana dan Kaesarea (di Kapadokia) menuju Amisos (sekarang ini Samsun), pelabuhan di Laut Hitam.16Tak satu pun dari jalur-jalur ini melewati distrik etnis Galatia, petunjuk ini tidak mendukung teori utara.
Paulus menyebutkan Barnabas kepada gereja Galatia sebanyak tiga kali dalam surat itu (2:1, 9, 13), seolah-olah mereka sudah mengenal dia dengan baik. Ini sesuai dengan kisah perjalanan misi pertama mereka (Kisah 13; 14), di mana Lukas mencatat bahwa Barnabas bersama Paulus mendirikan gereja-gereja di wilayah selatan. Belakangan, setelah terlibat perselisihan mengenai Yohanes Markus, Barnabas dan Paulus menempuh perjalanan mereka masing-masing (Kisah 15:36-41). Akibatnya, Barnabas tidak bersama Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua dan ketiga (Kisah 16:1-21:16).17Bahkan jika Paulus pernah melakukan perjalanan ke Galatia utara, Barnabas tidak akan pergi bersama dia. Oleh karena itu, ia tidak akan sudah dikenal secara pribadi oleh etnis Galatia.
"Orang-orang Galatia" (3:1) adalah istilah yang komprehensif yang Paulus gunakan ketika menyapa orang-orang yang kepada siapa suratnya itu ia tujukan (warga Antiokhia Pisidia, Listra, Ikonium, dan Derbe).18Pesan itu tidak ditujukan secara eksklusif untuk orang-orang di kota-kota etnis Galatia. Sedini 232 S. M., negara Galatia itu diketahui berisi orang-orang keturunan Gaul serta orang-orang yang telah mereka perbudak, orang-orang Frigia. Ketika dipaksa untuk bekerja sama melawan pasukan penyerbu, dua kelompok orang yang berbeda tersebut dipandang oleh musuh-musuh mereka (dan kemudian oleh para sejarawan) hanya sebagai Galatae, orang-orang Galatia, tanpa acuan khusus kepada garis keturunan mereka, apakah mereka itu orang Gaul atau keturunan Frigia.19
Perlu dicatat bahwa Lukas, seorang Yunani, menyebut "tanah Galatia" (Kisah 16:6; 18:23), sementara Paulus, yang lebih Romawi dalam pandangannya, hanya menyebut "orang-orang Galatia." Jika yang Paulus maksudkan adalah etnis Galatia saat ia mengacukan mereka (Gal. 3:1), dan Lukas menggambarkan daerah yang sama, mengapa Lukas tidak menggunakan acuan yang sama, "orang-orang Galatia," ketimbang "tanah Galatia"? Penelitian Ramsay menemukan bahwa para penulis Yunani dan Latin secara universal mengacukan area etnis itu sebagai "Galatia," dan bukan "daerah Galatia" atau "wilayah Galatia." Karena (menurut pengamatan Ramsay) Paulus dan Lukas sedang mengacu kepada wilayah Galatia selatan, maka Lukas mengikuti gaya Yunani dalam mengacukan wilayah yang terdiri dari keseluruhan provinsi Galatia, sementara Paulus mengacu kepada penduduk yang sama berdasarkan kebiasaan Romawi.20
Pendapat paling kuat dalam mendukung Teori Galatia Selatan, dan kendala paling besar bagi Teori Galatia Utara, adalah kebisuan dari arkeologi dan literatur dari periode itu. Tidak disebutkan adanya gereja mana saja yang mungkin Paulus sudah dirikan di distrik Galatia. (1) Kitab Kisah Para Rasul diam tentang gereja-gereja di utara, sementara Lukas mencatat pendirian gereja-gereja di provinsi Galatia yang lebih besar. (2) Tidak ada catatan yang telah dilestarikan tentang Paulus pernah mengunjungi distrik utara. Ini tidak berarti bahwa ia tidak pernah melakukannya, tapi tidak ada catatan tentang adanya kunjungan itu. (3) Tidak ada catatan yang pernah ditemukan yang membuktikan adanya gereja Galatia utara di abad pertama.
Bukti-bukti tersebut menuntun kepada kesimpulan bahwa orang-orang Galatia yang Paulus sapa dalam suratnya adalah orang-orang Galatia yang sama yang untuk mereka Paulus dan Barnabas pernah bekerja. Secara khusus, istilah tersebut mencakup orang-orang Kristen yang tinggal di kota Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe-tempat-tempat yang diacukan oleh catatan Lukas di dalam Kisah Para Rasul.
TANGGAL DAN TEMPAT ASALNYA
Tanggal penulisan surat Galatia sulit ditentukan dan terkait erat dengan pendengar yang Paulus maksudkan. Nyatanya, para pembacanya yang mula-mula adalah para anggota gereja-gereja di provinsi Galatia Romawi yang lebih besar (Teori Galatia Selatan) dan bukan distrik etnis Galatia (Teori Galatia Utara).
Banyak tanggal bagi penulisan Galatia telah diusulkan oleh berbagai pakar, mulai dari tahun 48 sampai 63 Masehi. Robert L. Johnson mengumpulkan daftar tanggal dan tempat asal yang disarankan:
- 1. Di Antiokhia (Siria), 48-49 M., segera setelah perjalanan misi pertama dan sebelum Sidang Yerusalem (Kisah 15).
- 2. Di Antiokhia (Siria), 49-50 M., tepat setelah Sidang Yerusalem (Kisah 15).
- 3. Di Korintus, 52-54 M., menjelang akhir perjalanan misi yang kedua.
- 4. Di Antiokhia (Siria), setelah perjalanan misi yang kedua.
- 5. Di Efesus, tak lama setelah Paulus tiba di sana pada perjalanan misinya yang ketiga, atau sebelum ia meninggalkan Efesus menuju Makedonia, 55-57 M.
- 6. Dari Makedonia pada perjalanan misi yang ketiga, 56-57 M.
- 7. Dari Korintus pada perjalanan misi yang ketiga sebelum penulisan kitab Roma, 57-58 M.
- 8. Ada kemungkinan (sangat kecil) bahwa Galatia adalah surat penjara lain dari Roma, 61-63.21
Meski argumen yang baik tentang tanggal yang lebih belakangan dapat saja dibuat,22namun surat itu kemungkinan besar ditulis kepada gereja-gereja Galatia pada tanggal yang lebih awal, kira-kira sekitar tahun 48-49. Hal ini akan menempatkan penulisan itu tepat setelah selesainya perjalanan misi yang pertama, ketika Paulus masih di Antiokhia Siria (Kisah 14:26-28), dan hanya sesaat sebelum perjalanannya dengan Barnabas untuk menghadiri sidang Yerusalem (Kisah 15:1-29).
Ada dua poin yang menambah bobot bagi penanggalan yang lebih awal untuk surat tersebut. (1) Surat itu tidak menyebutkan sidang di Yerusalem,23yang tujuan utamanya adalah untuk memutuskan masalah sunat. (2) Perjalanan misi kedua Paulus termasuk menyampaikan keputusan sidang (Kisah 16:4). Tampaknya aneh bahwa Paulus, setelah menerima keputusan dari sidang itu dan menyampaikan keputusan sidang kepada berbagai gereja selama perjalanan misi kedua, tidak menyebutkan keputusan tersebut dalam suratnya-jika suratnya itu ditulis setelah sidang Yerusalem.
Fakta bahwa surat Yerusalem dari para rasul dan para penatua ditujukan kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria, dan Kilikia (Kisah 15:23) hanya menunjukkan bahwa mereka sedang merespons orang-orang di daerah-daerah di mana perselisihan itu berawal. Tidak ada alasan untuk berasumsi bahwa perselisihan tentang sunat belum muncul di Galatia atau bahwa Paulus belum membicarakan hal itu lewat suratnya sebelum sidang itu diadakan. Acuan kepada kepengecutan Petrus, Barnabas, dan orang-orang Yahudi di Antiokhia Siria, bersama dengan teguran Paulus setelah itu, masih sangat segar dalam pikiran rasul Paulus saat ia menulis surat itu (Galatia 2:11, 12).
Kesimpulan yang paling mungkin adalah bahwa Paulus menulis surat Galatia pada tanggal yang lebih awal, sekitar tahun 48-49 M., dari Antiokhia Siria.
WAKTU DAN TUJUANNYA
Seperti yang dicatat oleh cerita Lukas, Paulus dan Barnabas telah tiba di provinsi Galatia dan memberitakan kabar baik tentang kematian dan kebangkitan Mesias untuk penebusan dosa (Kisah 13:23-41; lihat Gal. 1:1, 4; 3:1). Para misionaris ini menekankan bahwa, melalui iman kepada Yesus, orang dapat dibebaskan dari dosa, yang mustahil dilakukan melalui hukum Musa (Kisah 13:39).
Sejumlah orang yang sudah bertobat di Galatia adalah orang Yahudi atau para mualaf agama Yahudi (Kisah 13:43; 14:1). Orang-orang Yahudi memiliki sejarah yang panjang dan mulia. Mereka memiliki "kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji" (Rom. 9:4). Mereka memiliki warisan dari para nabi dan para raja serta kenangan akan bait suci Salomo yang mulia dan bait suci yang direkonstruksi oleh Herodes. Mereka juga memiliki ritus sunat, tanda warisan dan kepercayaan Yahudi mereka. Mereka adalah orang Israel, umat pilihan Allah.
Dalam budaya agama ini, banyak orang bukan Yahudi yang menjadi Kristen ditambahkan kepada gereja (Galatia 4:8, 9; Kisah 13:48; 14:1). Seperti orang-orang Kristen Yahudi, mereka percaya kepada Kristus dan telah dibaptiskan ke dalam Dia (3:26, 27). Selanjutnya, mereka telah menerima karunia mujizatiah dari Roh Kudus (3:5). Mereka bertekun dalam kasih karunia Tuhan untuk sementara waktu, bertumbuh dalam iman mereka kepada Yesus. Para penatua bahkan ditetapkan di dalam jemaat-jemaat ini untuk menolong perkembangan rohani mereka (Kisah 14:23).
Setelah Paulus pergi, beberapa guru Yudaisme24datang ke Galatia dan memberitakan "injil yang lain," yang benar-benar bukan "kabar baik" sama sekali (Gal. 1:6, 7). Guru-guru palsu ini mengklaim bahwa, selain iman kepada Yesus dan dibaptiskan ke dalam Dia (3:27), orang juga harus mematuhi hukum Musa untuk diselamatkan (4:21; 5:1; Kisah 15:1). Kepada orang Kristen baru itu mereka mengharuskan perbuatan seperti halnya sunat (5:2) dan perayaan hari-hari raya (4:10). Orang-orang ini menyusahkan jemaat-jemaat dengan ajaran sesat mereka, dan mereka menyebarkan perselisihan (5:10, 12). Mereka juga meremehkan jabatan rasul Paulus dan injil yang bebas dari Taurat yang ia beritakan (1:11-2:21).
Guru-guru Yudaisme ini kemungkinan memiliki tiga motivasi. Pertama, mereka berpikir bahwa orang harus menjadi Yahudi agar dapat menjadi orang Kristen (Kisah 15:1). Mereka tidak dapat memahami bagaimana orang dapat mengikut Mesias Yahudi tanpa menjadi orang Yahudi. Selanjutnya, mereka memahami hukum Taurat sebagai memiliki nilai pencegah bagi orang Kristen bukan Yahudi, yang baru saja keluar dari paganisme. Selain itu, banyak dari rekan-rekan Yahudi mereka menolak untuk mempercayai pemberitaan Paulus dan Barnabas; beberapa dari orang-orang ini bahkan menganiaya orang-orang Kristen (Kisah 13:45-50). Guru-guru Yudaisme itu mengira bahwa menyunat orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada Kristus dan menjadikan mereka mualaf Yudaisme akan mengurangi permusuhan dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya terhadap gereja (Gal. 6:12). Apapun motivasinya, Paulus dengan keras menentang paham mereka itu (1:8, 9; 5:12).
Tujuan Paulus dalam menyurati orang-orang Galatia adalah untuk melawan ajaran sesat guru-guru Yudaisme. Ia memberitahu orang-orang Kristen Yahudi untuk tidak mempercayai ketaatan mereka kepada hukum Taurat sebagai alat keselamatan (3:10). Selanjutnya, ia menginstruksikan mereka untuk tidak mengikatkan kebiasaan mereka kepada orang Kristen bukan Yahudi. Paulus menasihati semua ini dengan maksud untuk meninggalkan perbudakan kepada hukum Musa dan mengakui bahwa mereka dapat menjadi satu di dalam Kristus: "Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (3:28).
GARIS BESAR
I. SALAM PEMBUKAAN (1:1-5)
II. PAULUS MENENTANG INJIL YANG BERBEDA (1:6-10)
- A. Paulus Mengecam Mereka Yang Memberitakan Injil Yang Lain (1:6-9)
- B. Paulus Ingin Menyukakan Allah, Bukan Manusia (1:10)
III. RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (1:11-2:21)
- A. Pemanggilan Paulus Oleh Allah Dan Pelayanan Mula-Mulanya (1:11-24)
- 1. Injil Diterima Melalui Wahyu ((1:11, 12)
- 2. Kekuatan Transformasi Injil: Dari Penyiksa Menjadi Pengkhotbah (1:13-17)
- 3. Injil Yang Paulus Beritakan Tidak Bergantung pada Orang Lain (1:18-24)
- B. Pertemuan Paulus Dengan Sokoguru Yerusalem (2:1-10)
- C. Konfrontasi Paulus Dengan Petrus (2:11-21)
IV. PENGALAMAN PAULUS DAN PEMBELAAN KITAB SUCI TENTANG INJIL KRISTUS (3:1-5:1)
- A. Roh Kudus Diterima Oleh Iman (3:1-5)
- B. Kebenaran Abraham Dicapai Melalui Iman (3:6-9)
- C. Kutukan Hukum Taurat Terhadap Orang-orang Yahudi (3:10-14)
- D. Janji Kepada Abraham Dibuat Sebelum Hukum Taurat (3:15-18)
- E. Ketidakmemadai Hukum Taurat (3:19-22)
- F. Sifat Sementara Hukum Taurat (3:23-4:7)
- G. Permohonan Pribadi Paulus (4:8-20)
- 1. Orang-orang Galatia Kembali Kepada Perbudakan Rohani (4:8-11)
- 2. Kecemasan Paulus Terhadap Perilaku Gereja Galatia (4:12-20)
- H. Kiasan Tentang Hagar Dan Sara (4:21-5:1)
V. HIDUP ORANG KRISTEN (5:2-6:10)
- A. Kebebasan Di Dalam Kristus (5:2-15)
- 1. Hukum Taurat Versus Kristus (5:2-6)
- 2. Kesalahan Gereja Galatia (5:7-9)
- 3. Respons Rasul Paulus (5:10-12)
- 4. "Dipanggil Untuk Merdeka" (5:13-15)
- B. Hidup Oleh Roh (5:16-26)
- 1. Roh Versus Daging (5:16-18)
- 2. "Perbuatan Daging" (5:19-21)
- 3. "Buah Roh" (5:22, 23)
- 4. Kemenangan Roh Atas Daging (5:24, 25)
- 5. Nasihat Rasul Paulus Kepada Saudara-saudara (5:26)
- C. Bertolong-tolonganlah Menanggung Bebanmu (6:1-10)
VI. PERNYATAAN TERAKHIR (6:11-18)
Catatan Akhir:
- 1 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 1.
- 2 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 2.
- 3 Ibid., 2-3.
- 4 Orang-orang sekarang ini masih bicara tentang "temperamen Gallic" atau "humor Gallic," meski mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang mengacu kepada cabang dari bangsa Celtic.
- 5 Pausanias Description of Greece 10.19.5-10.23.14.
- 6 Lightfoot, 6.3
- 7 Meski ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai batas-batas tepat provinsi Galatia Romawi, namun tidak sulit untuk menemukan peta yang menunjukkan provinsi itu meluas secara diagonal di sepanjang tepi tenggara Laut Hitam hingga ke jalur sempit Pamfilia di selatan-Anatolia tengah, di mana kota Attalia dan Perga berada. Sebagai contoh, lihat "Map 11: Paul's Missionary Journeys," in The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985). Galatia dipisahkan dari Laut Tengah oleh Pamfilia, yang jaraknya kira-kira empat puluh delapan kilometer.
- 8 Werner Georg Kümmel, Introduction to the New Testament, rev. ed., trans. Howard Clark Kee (Nashville: Abingdon Press, 1975), 297-98.Lihat Kisah Para Rasul 14:6, 24, di mana wilayah selatan provinsi Galatia secara khusus diacukan.
- 9 Dalam 1:21, Paulus menulis, "Ga 1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia."
- 10 Kümmel, 298.
- 11 Lightfoot, 19-20.
- 12 Merrill C. Tenney, Galatians: The Charter of Christian Liberty, rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1966), 16.
- 13 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paul's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 3.
- 14 Ibid., 6.6
- 15 Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 17.
- 16 Bruce, 9.
- 17 Paulus menyebut nama Barnabas ketika ia menulis 1 Korintus pada perjalanan misinya yang ketiga (1 Kor. 9: 6). Mungkin rasul itu hanya sedang mengacu kepada apa yang orang-orang Korintus dengar tentang Barnabas, bukan bahwa Barnabas telah menemani Paulus ke kota mereka.
- 18 Ramsay mencatat bahwa pada abad kedua S. M. seluruh negara itu dianggap sebagai Galatia. Meski separuh lebih penghuninya bukan garis keturunan orang Gaul tapi Frigia, mereka disebut sebagai orang-orang Galatia. (Ramsay, 84.)
- 19 Ibid., 79-81.
- 20 Ibid., 314-15.
- 21 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 25-26.
- 22 Johnson menawarkan diskusi yang menyeluruh tentang topik ini. (Ibid., 16-26). Ia lebih menyukai tanggal yang belakangan, antara tahun 55 dan 57 M., yang menunjukkan bahwa surat Galatia mungkin telah ditulis setelah perjalanan misi yang kedua (dari Antiokhia) atau pada perjalanan misi yang ketiga (dari Efesus, Makedonia, atau Korintus).
- 23 Ini menyiratkan bahwa kunjungan ke Yerusalem dalam Galatia 2:1-10 adalah untuk bantuan kelaparan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30 (lihat komentar tentang 2:1).
- 24 Orang-orang ini mungkin berasal dari gereja Yerusalem, meski mereka tidak diutus oleh rasul atau para penatua di sana (Kisah 15:23, 24).
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 11
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PELAJARAN 1: PENYEBARAN HELENISME (4:4)
Karena bangsa Yunani kuno butuh lahan subur dan pusat-pusat perdagangan, maka mereka mendirikan koloni-kolon...
PELAJARAN 1: PENYEBARAN HELENISME (4:4)
Karena bangsa Yunani kuno butuh lahan subur dan pusat-pusat perdagangan, maka mereka mendirikan koloni-koloni di sekitar tepi Laut Mediterania dan Laut Hitam. Ini terutama terjadi dari akhir abad kedelapan sampai abad keenam S. M. Beberapa artefak Yunani telah ditemukan di Meroe, ibukota kuno Etiopia (Kus, dalam Alkitab), yang terletak pada air terjun keenam sungai Nil, jauh di selatan Mesir.
Upaya besar kolonisasi yang kedua terjadi pada abad keempat dengan pelbagai penaklukan oleh Alexander Agung. Ia tidak hanya berhasil dalam bergerak ke timur untuk mengalahkan Kekaisaran Persia yang luas, tapi ia juga terus menekan melampaui perbatasannya yang terjauh. Alexander bahkan terlibat perang melawan India dalam pertempuran yang melibatkan para penempur yang menunggang gajah-gajah perang. Ia mengikuti nasihat mantan guru pribadinya, filsuf besar Aristoteles: Di mana pun penaklukan membawa Alexander, di situ ia mendirikan koloni.
Dalam koloni-koloni ini, Alexander menempatkan orang-orang berbahasa Yunani yang akan mampu membangun kota sesuai dengan model, pengajaran Yunani dan menggabungkan cara hidup tradisional Yunani. Ini termasuk arsitektur, fasilitas olahraga, rumah dewan, sistem pendidikan, budaya, bahasa, sastra, dan hukum serta kebiasaannya. Mereka yang ditunjuk untuk bekerja membuat fondasi baru seperti itu akan membangun dan mencontohkan cara hidup itu di koloni semacam itu. Selanjutnya, mereka akan bertanggung jawab untuk menjangkau di luar tembok-tembok koloni itu sendiri untuk memberikan pengaruh Helenistiknya pada populasi pribumi di daerah-daerah sekitarnya. Pelbagai penaklukan oleh Alexander itu sendiri bukan sarana; sebaliknya, itu adalah pengejaran kepada tujuan yang lebih tinggi. Tujuannya adalah untuk membagikan kepada dunia pebagai manfaat cara hidup orang Yunani yang superior secara budaya.
Alexander benar-benar yakin bahwa bangsa Yunani memiliki warisan yang superior yang ingin ia teruskan kepada bangsa-bangsa lain. Ia percaya bahwa semua orang harus menjadi saudara dan berbagi kehidupan yang baik ini. Akses terhadap pelbagai manfaat ini, bagaimanapun, dapat diperoleh hanya melalui penguasaan bahasa Yunani dan budaya Yunani. Namun begitu, Alexander sendiri bukan orang Yunani; ia adalah orang Makedonia, yang dibesarkan di dalam istana raja Makedonia Philip II. Sebagai seorang diplomat dan ahli strategi yang terampil, Philip secara bertahap memperluas pemerintahannya atas semua tetangganya di utara yang sekarang disebut Yunani. Akhirnya, pada 338 S. M., dalam pertempuran Chaeronea, ia mengalahkan bangsa Atena dan Tebe, untuk menjadi penguasa seluruh Yunani.
Philip, setelah mempelajari seni perang terbaru dan paling maju pada zamannya, melatih dan mempersatukan kekuatan militer hampir seluruh negara kota di Yunani, mempersiapkan panggung bagi anaknya untuk menaklukkan Kerajaan Persia. Meski ia dijuluki "Philip Orang Barbar," namun ia mengundang banyak tokoh sastra paling terkenal pada zamannya ke istananya dan melibatkan para ilmuwan dan filsuf terhebat pada masanya, Aristoteles, untuk menjadi guru pribadi anaknya, yang akhirnya dikenal sebagai "Alexander Agung."
Cara hidup bangsa Yunani, "Helenisme," dengan budaya, seni, arsitektur, sastra, undang-undang, dan institusi pendidikannya memiliki dampak yang sangat besar pada dunia. Bahasa Yunani menjadi bahasa umum bagi generasi yang akan datang.
Meski Roma berkembang ke arah timur dan menaklukkan Yunani secara militer, namun dikatakan bahwa Roma dikuasai secara budaya oleh orang-orang Yunani. Dua kebudayaan itu saling berhubungan satu sama lain di semenanjung Italia, terutama di selatan, di mana bangsa Yunani mendahului bangsa Romawi dalam menjajah. Sebagian besar dari apa yang orang Romawi lihat, mereka kagumi dan tiru. Beberapa orang percaya bahwa bangsa Romawi belajar dari bangsa Etruria keterampilan teknik yang mereka gunakan untuk membangun tembok-tembok dan lengkungan-lengkungan yang sangat kuat yang bertahan terhadap zaman dan gempa bumi. Namun begitu dari bangsa Yunanilah, mereka belajar seni tembikar, patung, dan arsitektur kuil yang lebih bagus. Upaya awal mereka dalam sastra dan puisi adalah tiruan yang jelas dari apa yang telah mereka pelajari dari bangsa Yunani.
Tampaknya ironis bahwa penaklukan Romawi atas Yunani di sebelah timur semenanjung Italia menyebarkan Helenisasi di Mediterania barat dengan cara yang mungkin tidak akan pernah dicapai oleh bangsa Yunani itu sendiri. Ketika legiun Romawi menaklukkan tetangga-tetangga Yunani di timur mereka, sudah biasa bagi para anggota legiun itu untuk membawa pulang para tawanan perang Yunani yang berpendidikan baik untuk dipekerjakan sebagai guru bagi anaknya. Orang Yunani akan menjadi budak rumah tangganya dan membantu anak itu untuk belajar bahasa Yunani.
Beberapa tahun yang lalu, ketika mengunjungi British Museum, teman-teman saya dan saya melihat beberapa pecahan tembikar dalam sebuah kotak pajangan. Pada pecahan tembikar yang sederhana ini, dapat dilihat beberapa tulisan Yunani. Kata-kata itu sepertinya semacam sebuah daftar tertentu. Setelah penyelidikan yang lebih dekat, kami melihat bahwa daftar itu merupakan tasrif kata kerja, pentasrifan kata benda dan kata sifat, dan sebagainya. Daftar itu adalah contoh tentang beberapa tugas sekolah anak-anak Romawi dalam upaya mereka untuk mempelajari mata pelajaran yang penting ini.
Anak laki-laki Yahudi yang hidup di dunia Yunani-Romawi pada zaman itu tak luput dari tugas pendidikan yang berat ini, terutama jika ia hidup dalam Diaspora. Pengaruh Yunani terhadap orang Yahudi dapat dilihat dari Kisah Para Rasul 11:20, ketika orang-orang dari Siprus dan Kirene membawa injil kepada orang-orang bukan Yahudi ("orang Yunani"). Para penginjil ini hampir pasti adalah orang Yahudi, dan jika itu benar, maka orang-orang Yahudi ini juga telah dibuat terpesona oleh dunia bahasa dan budaya Diaspora. Sejumlah besar orang Yahudi yang mendiami kota-kota pesisir Laut Tengah dan kepulauannya telah berada di bawah pengaruh Helenisme yang meresap. Bahkan Yudea dipengaruhi oleh budaya dan bahasa Yunani. Misalnya, plakat yang ditempelkan pada salib Yesus menyatakan bahwa kejahatan yang diduga Ia lakukan ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani (Yoh. 19:19, 20).
Bahasa Yunani, yang sudah umum di seluruh dunia Romawi, berfungsi sebagai faktor penting dalam "sudah genap waktunya" (4:4). Itu adalah bahasa di mana para rasul dan penginjil memberitakan injil di luar Palestina. Para penulis yang terilham juga menggunakannya saat mereka menulis kitab-kitab Perjanjian Baru.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 3
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PELAJARAN 2: STATUS DAN PERANAN PARA RASUL DALAM PERJANJIAN BARU
Dua Belas Rasul Dan Pemanggilan Mereka Kepada Pelayanan. Empat kitab injil mencerit...
PELAJARAN 2: STATUS DAN PERANAN PARA RASUL DALAM PERJANJIAN BARU
Dua Belas Rasul Dan Pemanggilan Mereka Kepada Pelayanan. Empat kitab injil menceritakan bahwa Kristus memilih dua belas orang untuk melaksanakan pelayanan khusus. Matius 10:1 memulai dengan menyatakan bahwa "Yesus memanggil kedua belas murid-Nya." Kata Yunani untuk "murid" (maqhth÷ß, mathētēs) berarti "pelajar," "siswa," atau "magang." Yesus memberikan kuasa kepada dua belas orang itu-yang telah mendengar ajaran-Nya dan menyimak pelbagai mujizat-Nya-"atas roh-roh jahat, mengusir mereka, dan menyembuhkan setiap jenis penyakit dan setiap jenis kelemahan."1Teks itu juga menyebut mereka sebagai "rasul-rasul," menyebut nama mereka, dan mengatakan bahwa Yesus "mengutus [mereka]" dalam sebuah amanat terbatas (Mat. 10:2-5). Kata benda "rasul" (ajpo÷stoloß, apostolos) berhubungan dengan kata kerja "mengutus" (ajposte÷llw, apostellō); itu berarti "orang yang diutus dalam suatu misi." Kata itu juga dapat diterjemahkan "utusan," "duta," atau "delegasi." Orang-orang ini diutus sebagai utusan Kristus dan harus menirukan hal-hal yang mereka telah saksikan di dalam pelayanan Kristus.
Pemilihan kedua belas orang ini oleh Yesus tidak dilakukan dengan semaunya atau tanpa dipikirkan lebih dulu. Lukas 6:12, 13 menunjukkan bahwa sebelum memilih mereka dan menyebut mereka "rasul," "Pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." Yesus sedang mengupayakan hubungan khusus dengan Dua Belas rasul itu, yang Ia tetapkan untuk "menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil" (Mrk. 3:14). Memang penting bagi mereka untuk bersama Dia, karena mereka harus menjadi saksi mata bagi pelayanan, kuasa, dan kemuliaan Yesus di dunia (Luk. 24:46-49; Yoh. 1:14; 15:27; Kisah 1:7, 8, 21-26; 5:32; 2 Pet. 1:16; 1 Yoh. 1:1-3).
Pengilhaman Dua Belas Rasul. Meski para rasul itu memiliki kuasa untuk mengadakan pelbagai mujizat dalam "amanat terbatas," namun pemahaman mereka tentang pelayanan dan pesan mendasar mereka juga terbatas. Baru pada hari Pentakosta, ketika "penuhlah mereka dengan Roh Kudus" (Kisah 2:4), mereka mulai memahami apa yang harus mereka lakukan. Pemeriksaan yang cermat atas bahasa Lukas dalam Kisah Para Rasul akan menunjukkan bahwa ia menggunakan istilah "membaptis dengan," "turun ke atas," "jatuh ke atas," dan "mencurahkan" secara sinonim (Kisah 1:5, 8; 2:17; 10:45, 47;
11:15-17). Juga, tidak adanya fenomena ini (baptisan dengan Roh Kudus) di Samaria harus diperhatikan, karena di sana Roh itu belum turun ke atas orang-orang percaya (Kisah 8:16). Petrus dan Yohanes harus pergi ke sana dan menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang Kristen baru itu agar mereka dapat menerima karunia Roh. Oleh karena itu, baptisan dalam Roh adalah peristiwa unik dalam Kisah Para Rasul 2 (sebuah tanda yang meneguhkan pesan rasul) dan dalam Kisah Para Rasul 10 (sebuah tanda yang meneguhkan bahwa injil adalah untuk orang bukan Yahudi). Petrus mengaitkan dua kejadian ini dalam Kisah Para Rasul 11:15: "Turunlah Roh Kudus ke atas mereka [rumah tangga Kornelius], sama seperti dahulu ke atas kita."
Sewaktu Yesus masih bersama dengan para rasul-Nya, Ia telah menjanjikan mereka anugerah khusus dari Roh yang akan melampaui kepemilikan kuasa mujizatiah semata. Meski anugerah itu sendiri luar biasa, namun itu tidak memberikan tujuan utama pemanggilan mereka. Yesus tidak hanya memberi mereka kuasa Roh, tetapi Roh itu sendiri, yang kemudian akan menetap di dalam diri mereka (Yoh. 14:16, 17, 26; 15:26). Sungguh sangat penting untuk memahami apa yang Yesus katakan dalam Yohanes 16:12, 13: "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang"(lihat Yoh. 14:26; 15:26).
Pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus turun dengan kuasa seperti yang Yesus janjikan (Luk. 24:49; Kisah 1:8; 2:43), sebuah perubahan yang luar biasa terjadi dalam pemahaman para rasul itu tentang kehendak ilahi. Jadi, baru setelah itu mereka "dipenuhi dengan Roh Kudus" (Kisah 2:4; NASB) dan secara tiba-tiba dimampukan, oleh pengilhaman, untuk melengkapi pesan yang secara pribadi telah Yesus percayakan kepada mereka (Ibr. 2:3, 4). Para rasul diberi kebebasan untuk menambah dan melengkapi pesan itu, yang tidak dapat mereka pahami sebelum mereka dipenuhi dengan Roh Kudus. Injil keselamatan ini harus dilengkapkan selama hidup mereka. Dengan begitu, Yudas dapat menasihati para pembacanya untuk "tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3).
Para rasul adalah fondasi bagi berdirinya gereja. Setelah tiga ribu orang dibaptis pada hari Pentakosta, "mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul" (Kisah 2:42). Paulus menjelaskan bahwa "keluarga Allah"-yaitu, gereja-"dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Efe. 2:19, 20). Dalam kitab Wahyu, kepada Yohanes diperlihatkan tembok kota sorgawi, yang memiliki "dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu" (Why. 21:14).
Kasus Khusus Paulus. Meski Paulus bukan saksi mata pelayanan duniawi Yesus seperti rasul-rasul lainnya, namun ia telah melihat Kristus yang bangkit dan dimuliakan. Ia menganggap fakta bahwa ia telah melihat Tuhan dan mendengar suara-Nya di jalan Damsyik sebagai syarat bagi pemanggilannya untuk menjadi seorang rasul (1 Kor 9:1; 15:3-8; lihat Kisah 1:21-26; 22:12-15).
Namun begitu, Paulus menyadari bahwa kasusnya adalah khusus-dan terbuka untuk dipertanyakan. Memang, keraguan tentang keaslian jabatan rasulnya muncul berulang kali, terutama atas dorongan lawan-lawannya. Untuk membuktikan keaslian pemanggilannya, ia mengacu kepada penderitaan ekstrem yang dialaminya dan tanda-tanda mujizatiah yang ia lakukan (2 Kor. 11:23-28; 12:11-13; 13:1-3). Penipu kemungkinan besar tidak mau menanggung penderitaan seperti itu dan tidak dapat mengadakan pelbagai mujizat semacam itu.
Kerasulan Paulus juga unik karena berfokus pada orang-orang bukan Yahudi (2:7-9; Kisah 9:15, 16; 26:16-18; Rom. 1:1-5; 11:13, 14). Ia sendiri tidak pernah meragukan fakta bahwa ia adalah utusan Kristus yang sepenuhnya diberi kuasa (2 Kor. 5:18-20) dan pengungkap "rahasia" maksud abadi Allah yang tersembunyi yang "dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus"(Efe. 3:3, 5).
Rasul-rasul lainnya. Apakah ada "rasul-rasul" lainnya dalam Perjanjian Baru selain mereka yang telah disebutkan? Jika begitu, dalam arti apakah kata ini digunakan?
- 1. Istilah apostolos kadang-kadang diterapkan kepada mereka yang diutus oleh jemaat-jemaat lokal. Paulus mengacukan orang-orang yang menemani dia dalam pengumpulan dana untuk Yerusalem sebagai "utusan jemaat-jemaat" (2 Kor. 8:23; lihat Kisah 20:4). Epafroditus menjabat sebagai "utusan" gereja Filipi dengan membawa sumbangan mereka kepada Paulus di Roma (Fil. 2:25; 4:18). Tampaknya, istilah itu digunakan dengan cara ini ketika Barnabas dan Paulus disebut "rasul" dalam Kisah Para Rasul 14:4, 14. Barnabas belum pernah ditugaskan secara langsung oleh Yesus, namun ia dan Paulus telah diutus oleh gereja di Antiokhia pada perjalanan misi yang pertama (Kisah 13:3; 14:26).
- 2. Apakah Yakobus, saudara Tuhan, seorang "rasul"? Klaim ini didasarkan pada terjemahan frasa Yunani eij mh« (ei mē) sebagai "kecuali" dalam Galatia 1:19. Namun begitu, ungkapan ini dapat menjadi dan sering diterjemahkan dengan "tapi hanya." Yakobus tidak dapat disangkal dianggap sebagai salah satu saudara yang terkemuka, jika bukan satu-satunya saudara yang terkemuka, di gereja Yerusalem; tetapi tidak ada bukti pasti bahwa ia adalah rasul Kristus yang sama seperti Dua Belas Rasul (lihat komentar tentang 1:19).
- 3. Apakah Andronikus dan Yunias "rasul"? Dalam Roma 16:7, Paulus menulis, "Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum aku." Nas ini telah menjadi bahan banyak diskusi, karena nama "Yunias" mungkin adalah nama perempuan,2dan keduanya "Andronikus dan Yunias" tampaknya disebut sebagai "rasul." Namun begitu, individu-individu ini tentu saja tidak termasuk di antara Dua Belas Rasul yang diangkat oleh Yesus. Selain itu, tidak ada "rasul-rasul" tambahan yang dipilih setelah Yudas digantikan oleh Matias (Kisah 1:21-26) dan Paulus dipilih oleh Kristus (Kisah 9:15, 16). Teks itu dapat berarti bahwa kedua individu ini "sangat dihormati oleh para rasul" (CEV). Kemungkinan lain adalah bahwa mereka hanya melayani sebagai "misionaris" atau "utusan" gereja.
- 4. Menariknya, Kristus juga disebut sebagai "Rasul." Penulis Ibrani menasihati para pembacanya untuk "pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus" (Ibr. 3:1). Tentu saja, Yesus "diutus" oleh Bapa dalam sebuah misi untuk menyelamatkan jiwa manusia. Kata-kata yang Ia ucapkan kepada manusia telah diberikan kepada Dia oleh Bapa (Yoh. 17:6-8, 18-23).
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai mujizat yang mereka adakan akan, sebagian, berfungsi sebagai tanda-tanda otentikasi bagi berita mereka (lihat Mrk. 16:17-20; Yoh. 3:1, 2; Kisah 2:22; 2 Kor. 12:11, 12; Ibr. 2:1-4).
- 2 Lihat catatan Iouni÷a and Iouniavß in Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 480.
Pengarang: Jack McKinney
Hak CiptaHak Cipta © 2017 pada Truth for Today Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PELAJARAN 3: PEMBENARAN OLEH IMAN "SAJA"
DARI MARTIN LUTHER
Tema surat Paulus kepada gereja di Roma adalah "pembenaran oleh iman.&qu...
PELAJARAN 3: PEMBENARAN OLEH IMAN "SAJA"
DARI MARTIN LUTHER
Tema surat Paulus kepada gereja di Roma adalah "pembenaran oleh iman." Ini disajikan dalam kata-katanya sendiri dalam Roma 3:28: "Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat" (huruf miring ditambahkan). Dalam menemukan prinsip utama ini, Martin Luther, pembaharu dan penerjemah hebat dari Jerman, dengan gembira menyisipkan kata "saja" ke dalam teks suci itu: "alleine durch den Glauben" ("hanya oleh iman"). Atas penambahan ini, ia diserang tanpa ampun oleh lawan-lawannya, dan ia sekarang dikecam secara besar-besaran selama setengah milenium.
Dalam pamfletnya, Sendbrief von Dolmetschen,3Luther menjelaskan mengapa ia menyisipkan kata "saja" ("alleine") ke dalam teks itu. Dalam terjemahannya atas para Nabi Perjanjian Lama, Apokrifa, dan Perjanjian Baru, catatan pinggirnya tentang konteks Roma 3:28 menjelaskan bahwa, karena Katolik Roma umumnya menekankan pembenaran oleh perbuatan, maka ia menggunakan kata "saja" hanya untuk mengeluarkan gagasan apa saja mengenai cara meraih pembenaran oleh manusia dengan usahanya sendiri. Oleh karena itu, apa yang kita sedang hadapi di sini sebagian besar merupakan kesalahpahaman tentang Luther. Prinsip pembenaran oleh iman dianggap oleh Luther sebagai tema sentral tidak hanya tentang surat kepada gereja Roma tetapi juga tentang keseluruhan Kitab Suci; itu semata-mata ("hanya") karunia dari kasih karunia Allah yang berdaulat, terlepas dari jasa apa pun dari manusia.
Apa yang Luther benar-benar tentang adalah legalisme dalam artinya yang sebenarnya. Penyisipan "saja" oleh dia tentunya terlihat sebagai upaya untuk menyebarkan kesalahan yang secara langsung menentang pernyataan Yakobus: "Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman" (Yak. 2:24). Namun begitu, bukan itu yang sebenarnya ingin Luther sampaikan dengan terjemahan Roma 3:28. Diakui, ia tidak pernah dapat mengatasi kontradiksi antara kedua nas ini. Selanjutnya, karena ia begitu sangat terinspirasi oleh nas Roma itu, ia bahkan berani menyebut nas Yakobus itu sebagai "surat jerami."4
Beberapa terjemahan bahasa Inggris modern tentang karya Luther menghilangkan kata "saja." Mungkin ia sendiri juga akan sudah melakukannya jika ia dapat meramalkan masalah yang ditimbulkan oleh penyisipan itu. Karena meski Luther sama sekali tidak peduli tentang apa yang dipikirkan oleh kaum "papis" tentang versinya itu, kita percaya bahwa ia mungkin sudah sangat khawatir bahwa ia secara tidak sengaja telah menjadi penyebab bagi "pelanggaran" semacam itu selama berabad-abad lamanya.
Paulus, dalam suratnya kepada gereja Roma, membahas konsep "perbuatan" dalam pengertian perbuatan amaliah yang dengannya orang-orang Yahudi berusaha memperoleh kebenaran (atau pembenaran) mereka. Hal ini jelas terlihat dari pernyataannya dalam Roma 10:3 (NASB): "Karena tidak mengetahui tentang5kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah." Dalam konteks ini, tentu saja, kebenaran Allah adalah kebenaran yang didasarkan pada iman (Rom. 10:6; lihat Fil. 3:7-9).
Teologi Paulus dalam kitab Roma, bagaimanapun, jauh lebih berkembang dan jelas daripada kitab Galatia, yang kita anggap sebagai salah satu tulisan paling awal Paulus dan sebagai sesuatu kecuali risalah teologis yang jelas. Karya yang terakhir itu dimotivasi oleh situasi kritis yang dibawa oleh guru-guru Yudaisme. Itu semata-mata merupakan ledakan emosional yang menentang para pemalsu injil ini, yang sedang memalingkan orang-orang Kristen baru dari kebenaran. Meski ada banyak kesamaan dan persamaan antara dua surat itu, namun Sitz im Leben (situasi dalam hidup) mereka sangat berbeda. Terlepas dari banyak komentator yang mengarahkan perhatian mereka kepada unsur "legalisme" dalam surat Galatia, kita menganggap ini sebagai kesalahan yang mendasar dan argumen mereka sebagai sering menentang diri sendiri.
Catatan Akhir:
- 3 Martin Luther, Sendbrief von Dolmetschen (Nuremberg: Wenzeslaus Link, 1530). Dalam bahasa Indonesia, judul ini berarti "Pamflet tentang Terjemahan."
- 4 E. Theodore Bachmann and Helmut T. Lehmann, eds., Luther's Works, vol. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress Press, 1960), 362, 395-97.
- 5 "Tidak mengetahui tentang" dapat juga diterjemahkan "mengabaikan."
Pengarang: Jack McKinney
Hak CiptaHak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak CiptaHak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PELAJARAN 4: KARUNIA ROH DAN KARUNIA BAHASA ROH
Kuasa Roh dinyatakan dalam banyak cara di dalam Kitab Suci. Kuasa itu dikatakan sebagai "turun...
PELAJARAN 4: KARUNIA ROH DAN KARUNIA BAHASA ROH
Kuasa Roh dinyatakan dalam banyak cara di dalam Kitab Suci. Kuasa itu dikatakan sebagai "turun ke atas manusia" untuk bernubuat, menyembuhkan, mengadakan pelbagai perbuatan yang mengherankan, dan bahkan membangkitkan orang mati. Namun begitu, sebelum Pentakosta pertama setelah kebangkitan Yesus Roh itu tidak pernah "dicurahkan" ke atas manusia, untuk menggenapi nubuat Yoel 2:28-32 (Kisah 2: 17-21; lihat 10:44, 45).6
Dalam satu pengertian, Roh Kudus belum diberikan selama pelayanan duniawi Yesus. Ketika Yesus berada di Yerusalem pada Hari Raya Pondok Daun, Ia menantang orang-orang untuk datang kepada Dia agar dapat menerima "aliran-aliran air hidup" yang akan mengalir keluar dari "batin terdalam" mereka. Untuk mengklarifikasi maksud Yesus, Yohanes menjelaskan, "Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (Yoh. 7:38, 39). Itu bukan berarti Roh Kudus tidak aktif; sesungguhnya Ia sudah selalu berkarya dalam kehidupan Yesus dan murid-murid-Nya. Yesus pernah memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk mengadakan banyak mujizat (Luk. 9:1; 10:9, 17-20; Kisah 10:38). Namun begitu, "air" dari dalam diri orang percaya yang tentangnya Yesus sedang bicarakan tidak akan mulai mengalir sampai Ia "dimuliakan," setelah Ia naik kembali kepada Bapa (lihat Yoh. 17:1-5; Efe. 4:8-10 ).
Setelah Yesus naik, Ia menggenapi janji-Nya (Luk. 24:44-49; Kisah 1:4, 5; 2:14-18, 21, 38-39). Banyak dan berbagai karunia Roh telah diberikan kepada orang-orang Kristen mula-mula untuk "meneguhkan" (bebaio/w, bebaioō) atau "mengotentikasi" berita yang mereka sebarkan. "Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya" (Ibr. 2:3, 4; lihat Mrk. 16:15-20). Penulis Ibrani itu menyebut tentang pluralitas karunia, yang tentunya diperlukan di zaman ketika belum ada Perjanjian Baru yang ditulis dan ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk menyampaikan secara lisan berita yang diterima secara langsung dari Allah.
Salah satu karunia Roh adalah bicara dalam bahasa roh/lidah. Pada hari Pentakosta, ketika Roh dicurahkan ke atas para rasul, mereka "mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain" (Kisah 2:4). "Bahasa-bahasa lain" (eJte/raiß glw/ssaiß, heterais glōssais) ini secara jelas tidak lebih daripada "bahasa-bahasa asing." Faktor yang benar-benar luar biasa adalah bahwa orang-orang Galilea yang tidak berpendidikan ini sedang menyapa kerumunan manusia yang sangat banyak dari berbagai latar belakang bahasa yang datang ke Yerusalem dari seluruh Diaspora. Setiap orang mendengar pesan itu disampaikan dalam "bahasa"nya sendiri dari tempat ia dilahirkan (Kisah 2:5-11).
Beberapa orang berkeras bahwa mujizat yang terlibat adalah mujizat mendengar, tetapi teks itu secara jelas menyatakan bahwa para rasul itu bicara dalam heterais glōssais, yang semata-mata merupakan istilah sehari-hari bahasa Yunani untuk "bahasa-bahasa asing." Orang-orang Galilea tidak dikenal sebagai ahli bahasa yang jenius, dan logat bicara para rasul itu dalam bahasa Aram bahkan dikenali oleh orang-orang yang hadir itu sebagai logat orang Galilea (Kisah 2:7; lihat Mat. 26:69-73). Perasaan takjub orang banyak itu, secara jelas, didorong oleh sesuatu yang mencengangkan yang luar biasa; fenomena bahasa ini merupakan unsur mujizatiah lain yang menarik perhatian para peziarah ini. Sebagai "orang asing" mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak termangu-mangu mendengar orang-orang Yahudi Palestina setempat itu bicara dengan secara meyakinkan dan dapat dipahami dalam bahasa ibu para peziarah itu.
Bicara dalam bahasa-bahasa lain hanya satu "karunia rohani" (ca/risma, charisma) di antara karunia-karunia lain yang Tuhan berikan kepada gereja mula-mula. Tidak ada yang benar-benar mencengangkan, kecuali bagaimana kemampuan itu diberikan tanpa ribuan jam studi yang membosankan yang biasanya dibutuhkan untuk menguasai satu bahasa asing. Tidak ada bukti bahwa "bahasa roh/lidah" yang diberikan di rumah Kornelius (Kisah 10:45, 46) berbeda dari apa yang diberikan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem pada hari Pentakosta. Sebenarnya, Petrus menekankan hal ini dalam Kisah Para Rasul 11:15-18 dan 15:7-11. Selanjutnya, tidak ada bukti nyata bahwa "bahasa roh/ lidah" (dari glwvssa, glōssa) dalam 1 Korintus 12-14 adalah sesuatu yang lain selain bahasa-bahasa etnis yang diberikan secara mujizatiah. Penggunaan yang sama ini sering muncul dalam Kitab Wahyu (Why. 5:9; 7:9; 10:11; 11:9; 13:7; 14:6; 17:15). Sebagai seorang siswa beberapa bahasa, baik kuno maupun modern, saya hanya dapat membayangkan betapa karunia seperti itu akan secara luar biasa menghemat waktu saya!
Catatan Akhir:
- 6 Peristiwa yang terjadi pada hari Pentakosta dan kemudian lagi di rumah Kornelius adalah unik, dan orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem menyadari fakta ini (Kisah 11:15-18; 15:7-11). Pentakosta dan pelbagai kejadiannya menandai dimulainya zaman injil dan menetapnya Roh Kudus.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today 3
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Tuhan juga berbicara kepada Paulus pada kesempatan berikutnya sepanjang pelayanannya (Kisah 18:9, 10; 22:17-21; 23:11).
2 Sepert...
Catatan Akhir:
- 1 Tuhan juga berbicara kepada Paulus pada kesempatan berikutnya sepanjang pelayanannya (Kisah 18:9, 10; 22:17-21; 23:11).
- 2 Sepertinya, para rabi menggunakan istilah "saudara" untuk sesama orang Israel secara keturunan, sedangkan "sesama" diterapkan kepada para mualaf Yudaisme. (Dwight Mallory Pratt and Everett F. Harrison, "Brother," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979], 1:550.)
- 3 Contoh-contoh rekan sekerja Paulus di dalam Kristus yang wanitu termasuk Fobe (Rom. 16:1, 2.), Priskila. (Kisah 18:2, 3; Rom. 16:3), dan Euodia dan Sintikhe (Fil. 4:2, 3).
- 4 Menetapnya Lukas di Filipi pada perjalanan misi yang kedua tercermin dalam nas-nas "kami" dalam Kisah Para Rasul. Ia bersama tim misi Paulus ("kami") di Filipi (Kisah 16:10-40), tapi yang lain ("mereka") meninggalkan (Kisah 16:40). Lukas kemudian bergabung kembali dengan tim itu ("kami") pada perjalanan misi yang ketiga (Kisah 20:6). Contoh-contoh lain tentang mereka yang Paulus tinggalkan untuk bekerja di lokasi tertentu mencakup Titus di Kreta (Tit. 1: 5) dan Timotius di Efesus (1 Tim. 1:3, 4).
- 5 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 288.
- 6 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 31.
- 7 Untuk orang-orang dari dunia ini, kata ko÷smoß (kosmos) digunakan. Istilah ini dapat mengacu baik kepada dunia materi atau, terutama dalam konteks Kristen, kepada mereka yang tidak berada di dalam Kristus. Ketika kita membaca di Yohanes 3:16 tentang kasih Allah bagi "dunia," itu adalah, tentu saja, manusia yang dimaksudkan. Ketika Yohanes menulis, "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya" (1 Yoh. 2:15), ia mengacu kepada alam fisik dan penduduknya yang tidak punya apa-apa untuk diharapkan selepas kehidupan duniawi ini dan ditakdirkan menuju kehancuran.
- 8 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 76.
- 9 Boles, 31.
- 10 Dalam Filipi 3:9, kata sandang pasti "the" tidak muncul sebelum kata "Hukum" dalam teks Yunani. Alkitab NASB menunjukkan ini dengan menempatkan artikel itu dalam huruf miring: "… bukan memiliki kebenaranku sendiri yang diambil dari hukum Taurat." Dari tidak adanya kata sandang pasti itu, beberapa orang berpendapat bahwa Paulus sedang berbicara tentang hukum pada umumnya, termasuk pendekatan legalistik kepada ketaatan terhadap injil. Penalaran ini, bagaimanapun, dipertanyakan. Bahwa orang Kristen tidak dapat dengan cara apapun mengupayakan keselamatan oleh perbuatan mereka sendiri adalah jelas, terutama dari surat Paulus kepada gereja Roma. (Bandingkan Efe. 2:8-10; Tit. 3:4-6.) Namun demikian, bahkan dengan menggunakan kitab Roma, orang harus berhati-hati untuk tidak membuat terlalu banyak kasus bagi penggunaan umum kata "hukum" ketika kata sandang pasti tidak ditemukan dalam bahasa Yunani; karena ada banyak alasan (sering alasan tata bahasa) bagi ketiadaannya. Penentu utama untuk apakah kata "hukum" itu mengacu kepada hukum Musa atau tidak adalah konteks nas itu yang di dalamnya kata itu muncul.
- 11 O. Palmer Robertson, The Christ of the Covenants (Phillipsburg, N.J.: Presbyterian and Reformed Publishing Co., 1980), 58.
- 12 Dalam 1 Korintus 12:8-10, allos muncul enam kali dan heteros dua kali.
- 13 Bauer, 990.
- 14 Pernyataan ini harus dikualifikasikan oleh fakta bahwa perilaku Barnabas telah dipengaruhi oleh guru-guru Yudaisme untuk sesaat, sehingga ia "sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka" (2:13).
- 15 Bandingkanlah Roma 9:3, yang melibatkan keinginan. Namun begitu, dalam teks itu infinitif ei™nai (einai) digunakan.
- 16 Kata kerja Yunani hēsuchazō, diterjemahkan "tenang" dalam Kisah Para Rasul 11:18, tidak selalu mengacu kepada keheningan yang mutlak. Dalam beberapa konteks, kata itu mengungkapkan gagasan menghentikan perlawanan atau argumentasi (lihat Kisah 21:12-14). Dalam Kisah Para Rasul 11:18, kata tersebut benar-benar diikuti oleh pidato, di mana kemuliaan diberikan kepada Allah. F. F. Bruce menawarkan komentar ini tentang teks itu: "Kecaman mereka berhenti; ibadah mereka mulai.… Meski begitu, kita dapat menduga bahwa persetujuan bagi tindakan Petrus lebih sepenuh hati pada sisi sesamanya para rasul daripada sisi orang kebanyakan yang giat dari gereja Yerusalem" (F. F. Bruce, Commentary on the Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1954], 236).
- 17 Pandangan tentang sunat ini secara khusus sangat lazim di antara orang Yunani, yang menganggap praktik itu sebagai mutilasi kesempurnaan tubuh jasmani.
- 18 Sebuah penggunaan yang serupa atas eti muncul dalam 5:11: "Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga?" (huruf miring ditambahkan).
- 19 Versi-versi lainnya memiliki terjemahan ini: "bukan injil manusia" (RSV); "Tidak berasal dari manusia" (NRSV); "Tidak didasarkan pada penalaran manusia biasa" (NLT); dan "bukan temuan manusia" (Phillips).
- 20 Paulus menggunakan paralambanō dalam 1 Korintus 11:23 dan 15:3 untuk informasi yang ia telah "terima" dan diteruskan kepada gereja. Dalam contoh pertama, ia menjelaskan bahwa informasi itu datang "dari Tuhan." Tuhan harus dipahami sebagai sumber untuk contoh kedua juga.
- 21 Boles, 40.
- 22 Mishnah Aboth 2,8.
- 23 Kata kerja 'IoudaiŒoe zw (Ioudaizō), yang berarti "hidup menurut peraturan agama Yahudi," juga muncul hanya sekali dalam Perjanjian Baru (2:14); dan kata sifat yang berhubungan ' Ioudaiœoeko ÷ß (Ioudaikos, "Yahudi"), muncul hanya sekali (Tit. 1:14). Adverbia ' Ioudaiœoek wvß (Ioudaikōs ), yang berarti "seperti orang Yahudi" atau "menurut cara orang Yahudi," juga hanya muncul sekali (2:14).
- 24 Mishnah Aboth 3.12.
- 25 Kata "alat" ( skeuvoß, skeuos) diterjemahkan "bejana" dalam Alkitab KJV, tetapi "instrumen" adalah terjemahan yang lebih baik dalam konteks ini. Meski istilah itu dapat menunjukkan botol atau pring (sebuah "bejana"), di sini itu menandakan orang yang digunakan untuk tujuan tertentu (sebuah "instrumen").
- 26 "Kasih karunia dan jabatan rasul" harus dipahami sebagai hendiadys, kiasan di mana dua kata digabung dengan konjungsi yang digunakan untuk mengekspresikan ide tunggal. Terjemahan yang lebih akurat akan berupa "kasih karunia kerasulan."
- 27 Dalam 3:8, ethnos muncul dua kali; kata itu diterjemahkan baik "orang-orang bukan Yahudi" dan "segala bangsa."
- 28 Efesus 4:17-6:20 merinci perilaku etis khas yang diharapkan dari orang-orang yang "belajar mengenal Kristus."
- 29 Philip penginjil "memberitakan Yesus" kepada bangsawan Etiopia dalam Kisah Para Rasul 8:35, dan orang itu minta untuk dibaptis.
- 30 Sayangnya, beberapa versi tidak menerjemahkan kata "segera" (NRSV; GNT; NCV; CEV), tampaknya karena penerjemah menganggap tidak perlu atau berlebihan.
- 31 Meski sebagian besar Semenanjung Arab terdiri dari padang pasir, kita tidak harus menganggap itu sebagai sepenuhnya tidak subur atau tidak mampu menopang populasi yang cukup besar. Seperti pada rute perdagangan utama antara barat (Siri, Mesir, dan Etiopia) dan timur (Persia dan India), semenanjung itu mendapat keuntungan dari melakukan bisnis dengan para pedagang yang lewat dan memiliki produk sendiri untuk diperdagangkan, termasuk resin, kayu harum, dupa, rempah-rempah, dan barang-barang lainnya.
- 32 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 50.
- 33 Merrill F. Unger, The New Unger's Bible Dictionary, ed. R. K. Harrison (Chicago: Moody Press, 1988), 91.
- 34 Mengenai raja Arab, "Aretas" adalah gelar yang umum digunakan, seperti "Sri Kandake" (lihat Kisah 8:27) adalah gelar berbagai ratu Etiopia dan "Kaisar" digunakan untuk banyak penguasa Roma. Aretas IV adalah ayah mertua Herodes Antipas, raja wilayah Galilea dan Perea (4 S. M.-39 M.). Namun begitu, Antipas menceraikan putri Aretas untuk menikah dengan Herodias (lihat Mrk. 6:17). Sangat tersinggung oleh tindakan pengkhianatan ini, Aretas akhirnya menyerang Antipas dan menghancurkan pasukannya. (Josephus Antiquities 18.5.1.) Masih diperdebatkan apakah Aretas benar-benar mengontrol Damsyik untuk waktu yang singkat atau ia hanya memiliki pengaruh dalam kota itu melalui penguasa wilayahnya (2 Kor. 11:32, 33). Beberapa berspekulasi bahwa kaisar Romawi Caligula (37-41 M.) telah memberikan Damsyik kepada Aretas sebagai hadiah.
- 35 Umumnya disepakati bahwa kunjungan ke Yerusalem yang disebutkan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 9:26-29 adalah sama seperti dalam Galatia 1:18, 19.
- 36 Leon Morris menulis, "Sangkalan tegas tentang adanya kontak dengan orang-orang percaya sebelumnya dan para pemimpin mereka membuat jelas bahwa Paulus tidak memperoleh pengertiannya tentang ajaran Kristen dari orang Kristen mana saja sebelum dia. Secara khusus, ia tidak belajar dari, juga ia tidak ditugaskan oleh, mereka yang telah menjadi rasul sebelum dia" (Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom [Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996], 57).
- 37 Dengan mengingat fakta ini, sungguh luar biasa bahwa beberapa komentator percaya Paulus perlu berkonsultasi dengan Petrus (Kefas) memastikan bahwa ia tidak memberitakan apa pun yang mungkin menimbulkan ketegangan atau konflik dengan pemberitaan Petrus yang diterima secara umum dan rasul-rasul lainnya.
- 38 Untuk pembahasan lebih lanjut tentang mengapa Paulus tinggal di Yerusalem selama lima belas hari, lihat komentar tentang 1:20.
- 39 Menurut tradisi gereja, ajaran Petrus berfungsi sebagai dasar untuk injil Markus, yang merinci pelayanan duniawi Yesus. (Eusebius Ecclesiastical History 2.15; 3.39; 5.8; 6.14, 25; Tertullian Against Marcion 4.5.)
- 40 Dalam banyak kasus, Paulus diminta untuk memberikan kesaksiannya di hadapan para warga terkemuka, para prokurator, raja-raja, dan akhirnya bahkan Kaisar (Kisah 9:15; 13:7; 17:22; 19:31; 23:11; 24:1, 10, 24, 25; 25:9-12, 23; 27:23-25).
- 41 J. B. Lightfoot bertanya, "Apakah Yakobus di sini digayakan sebagai seorang Rasul atau tidak? Apakah kita harus menerjemahkan, 'aku tidak melihat Rasul lain kecuali Yakobus,' atau 'Aku tidak melihat Rasul lain tetapi hanya Yakobus'?" Meski Lightfoot menganggap Yakobus seorang rasul, ia mengakui bahwa ada kemungkinan lain dan melanjutkan dengan mengatakan, "Jadi di sini tampaknya Santo Yakobus disebut Rasul, meski demikian itu tidak berarti ia adalah salah satu dari Dua Belas rasul(J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library [Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957], 84-85).
- 42 Untuk informasi lebih lanjut, lihat Pelajaran 2: Status Dan Peranan Para Rasul Dalam Perjanjian Baru.
- 43 Bruce, Acts, 206.
- 44 David J. Williams, Acts, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1990), 176.
- 45 J. W. McGarvey, A New Commentary on Acts of the Apostles (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 1:189.
- 46 Dalam Matius 5:33-37 dan 23:16-22, Yesus mengecam penyalahgunaan sumpah. Orang-orang Yahudi sering bersumpah dengan hal-hal yang terkait erat dengan Allah (Bait Allah, mezbah, dan langit) dan kemudian menganggap sumpah tersebut tidak mengikat. Mungkin hiperbola tertentu harus dipahami dalam perintah "Janganlah sekali-kali bersumpah" (Mat. 5:34). Bagaimanapun, sumpah yang jujur tersebar di seluruh surat-surat terilham Paulus (Rom. 1:9; 1 Kor. 15:31; 2 Kor. 1:23; Gal. 1:20; Fil. 1:8; 1 Tes. 5:27). Selanjutnya , Yesus pernah menjawab imam besar, yang menempatkan Dia di bawah sumpah (Mat. 26:63, 64), dan Allah Bapa digambarkan sebagai mengucapkan sumpah (Ibr. 6:17, 18).
- 47 Jika surat Galatia ditulis awal (sekitar 48-49 M.), mungkin surat itu menjadi yang pertama dari kitab-kitab Perjanjian Baru. Oleh karena itu, ketersediaan Kitab Suci pada waktu itu terdiri dari kitab-kitab Perjanjian Lama.
- 48 Steven Barabas, "Seal," in The New International Dictionary of the Bible, pictorial ed., ed. J. D. Douglas and Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1987), 909-11. Praktik menggunakan meterai secara luas dinyatakan benar di dalam Alkitab (1 Raja 21:8; Neh. 9:38; 10:1; Ester 3:12; 8:8; Yer. 32:11 -14; Dan. 6:17; Mat. 27:66; Why. 5:1). Gambaran tentang meterai juga digunakan secara kiasan untuk menunjukkan pembuatan sesuatu yang aman, terjamin, atau disetujui (Rom. 15:25-28; 1 Kor. 9:1, 2; Efe. 1:13, 14; 4:30; Why. 7:2-4).
- 49 John McRay, Paul: His Life and Teaching (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2003), 73-74, 94.
- 50 A JEllhnisth÷ß (Hellēnistēs), seperti yang digunakan di sini, adalah orang Yahudi yang telah mengadopsi tidak hanya bahasa Yunani tetapi juga banyak cara hidup Yunani. Itu terutama diterapkan kepada sejumlah besar orang Yahudi yang tinggal di perantauan. Banyak dari mereka tidak lagi fasih dalam bahasa Aram, bahasa asli Palestina dan bahasa Tuhan sendiri.
- 51 Kota kecil Nazaret dipandang rendah (Yoh. 1:46). Meski istilah "Nasrani" kadang-kadang hanya menunjukkan bahwa Yesus berasal dari Nazaret (Kisah 2:22), bisa jadi itu adalah orang-orang Kristen yang disebut "Nasrani" (Kisah 24:5) sebagai "sebutan yang menghina" karena mereka mengikut "Yesus, yang keturunan-Nya dari Nazaret diduga mencap Dia sebagai Mesias palsu"(Unger, 906-7).
- 52 Alih-alih "berlangsung," kata Yunani poreu÷omai (poreuomai) lebih baik diterjemahkan dalam Kisah Para Rasul 9:31 sebagai "hidup/sedang berlalu" (KJV; NKJV) atau "hidup" (NRSV; NIV). Sementara kata kerja itu sering memiliki gagasan "datang" atau "pergi," khususnya dengan jalan kaki, di sini itu digunakan sebagai ungkapan untuk perilaku atau cara hidup seseorang.
- 53 Machteld J. Mellink, "Cilicia," in The Interpreter's Dictionary of the Bible, ed. George Arthur Buttrick (Nashville: Abingdon Press, 1962), 1:627-28.
- 54 Bruce, Galatians, 103.
- 55 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 42.
- 56 Meski sejumlah naskah paling awal tidak memuat Lukas 22:43, 44, para penerjemah telah memandang tepat untuk menyertakan ayat-ayat ini dalam NKJV, NIV, dan NASB. Dari Matius 26:37, 38, jelas terlihat bahwa Yesus menanggung penderitaan jiwa yang ekstrem. Kita bisa membandingkan kata-kata Ibrani 5:7: "Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut."
- 57 Konsep lain yang melibatkan pengorbanan Yesus adalah 'pendamaian' ( iJlasth÷rion, hilastērion), proses berpalingnya murka Allah oleh karena kebencian-Nya terhadap dosa. Satu istilah yang terkait adalah "penebusan" ( iJlasmo÷ß, hilasmos), yaitu yang menimbulkan pelenyapan dosa manusia. Istilah pertama berkaitan dengan Allah, dan yang kedua berkaitan dengan dosa kita. Kematian Yesus terjadi untuk memecahkan masalah dosa kita di mana kita mati secara rohani (Efesus 2:1-7). Kita bisa saja sekarang, dalam iman yang taat, dibaptiskan ke dalam Kristus dan dibangkitkan untuk "hidup dalam hidup yang baru" (Rom. 6:1-4).
- 58 Isaac Watts, "O God, Our Help in Ages Past," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 59 Terminologi ini digunakan untuk Iblis dalam KJV dan NIV (lihat Yoh. 12:31; 14:30; 16:11).
- 60 Charles H. Gabriel, "I Stand Amazed," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 61 Merrill C. Tenney, Galatians, The Charter of Christian Liberty (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1957).
- 62 Lihat Kel. 4:10-16; Yer. 1:4-9; Mrk. 13:11; Yoh. 11:49-51; 1 Kor. 14:29, 30; 1 Pet. 1:10-12; 2 Pet. 1:19-21; Why. 1:1-3.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi