Teks -- Kisah Para Rasul 25:19 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ref. Silang FULL -> Kis 25:19
Ref. Silang FULL: Kis 25:19 - berselisih paham // soal-soal agama · berselisih paham: Kis 18:15; 23:29
· soal-soal agama: Kis 17:22
· berselisih paham: Kis 18:15; 23:29
· soal-soal agama: Kis 17:22
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 25:13-27
Matthew Henry: Kis 25:13-27 - Agripa Meminta Paulus Dihadapkan kepadanya Agripa Meminta Paulus Dihadapkan kepadanya ( Kis 25:13-27)
Di sini diceritakan tentang persiapan yang dilakukan untuk mengadakan pengadilan lain ...
Agripa Meminta Paulus Dihadapkan kepadanya ( Kis 25:13-27)
- Di sini diceritakan tentang persiapan yang dilakukan untuk mengadakan pengadilan lain terhadap Paulus di hadapan Raja Agripa. Bukan supaya Paulus diadili olehnya, tetapi supaya ia dapat memberikan pendapat mengenai Paulus, atau sekadar untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Mengenai para pengikut-Nya, Kristus telah berkata, bahwa mereka akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja. Pada permulaan pasal ini, Paulus dihadapkan kepada wali negeri Festus, sedangkan di sini di hadapan raja Agripa, sebagai suatu kesaksian bagi keduanya. Di sini diceritakan,
- I. Raja Agripa mengadakan kunjungan yang simpatik dan penuh persahabatan kepada Festus, setelah Festus menjabat di provinsi itu (ay. Kis 25:13). Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa ke Kaisarea. Kunjungan ini merupakan kunjungan kekaisaran. Biasanya seorang raja merasa sudah cukup dengan mengutus duta besarnya untuk memberi selamat kepada para sahabat. Tetapi di sini raja sendiri yang datang. Dengan demikian, kebesaran seorang raja harus mengalah kepada kepuasan hati seorang sahabat. Sebab, hal yang paling menyenangkan di antara sahabat adalah apabila mereka dapat bercakap-cakap secara pribadi. Perhatikanlah,
- 1. Siapa yang berkunjung.
- (1) Raja Agripa, putra Herodes (yang nama belakangnya adalah Agripa) yang telah membunuh rasul Yakobus. Dan Herodes inilah yang mati dimakan cacing-cacing. Raja Agripa adalah cicit Herodes Agung, yang berkuasa ketika Kristus lahir. Yosefus menyebut dia ini sebagai Agripa Muda. Kaisar Klaudius menjadikannya raja Khalkis, dan sebagai raja wilayah Trakhonitis dan Abilene, yang disebutkan dalam Lukas 3:1. Para penulis Yahudi menyebutkan tentang dirinya, dan (seperti yang dijelaskan oleh Dr. Lightfoot) di antara hal-hal yang lain, juga bercerita begini tentang dirinya, “Sewaktu membacakan hukum Taurat di muka umum, setelah sebelumnya dilarang, pada akhir tahun terjadinya pencabutan larangan, sang raja, ketika sampai pada perkataan ini (Ul. 17:5), Seorang raja asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu, maka air mata pun membasahi pipinya, karena dia tidak berasal dari keturunan Israel. Ketika rakyat melihatnya, mereka berseru, ‘Tenangkanlah hatimu, Raja Agripa, engkau adalah saudara kami,’ karena ia tidak sedarah dengan mereka, meskipun memeluk agama mereka.”
- (2) Bernike datang bersamanya. Wanita ini adalah saudari Agripa sendiri. Tadinya dia seorang janda, yaitu janda dari pamannya, Herodes, raja Khalkis. Setelah Herodes mati, Bernike hidup bersama saudaranya ini. Diduga, Agripa menjalin hubungan yang terlalu akrab dengan saudarinya ini. Setelah Bernike menikah untuk kedua kalinya dengan Polemon, raja Kilikia, ia diceraikan oleh suaminya dan kembali kepada saudaranya, Raja Agripa. Juvenal, seorang penyair bangsa Romawi, (Sat. 6) berbicara tentang cincin berlian yang diberikan Agripa kepada Bernike, saudarinya sendiri yang dinikahinya:
– Berenices- In digito factus pretiosior; hunc dedit olim
- Barbarus incestæ, dedit hunc Agrippa sorori
- Permata yang amat berharga berkilauan di jemari Bernike (dan di situ tampak lebih indah) dianugerahkan oleh
- seorang suami yang sedarah. – Gifford.
- Dan baik Tacitus maupun Suetonius, keduanya sejarawan Roma, menyebutkan tentang hubungan tidak senonoh yang terjadi setelah itu, antara dirinya dan Titus Vespasian. Drusila, istri Feliks, adalah saudarinya yang lain. Orang-orang tidak bermoral seperti itulah yang biasanya menjadi orang penting pada zaman itu! Janganlah mengatakan zaman dulu lebih baik.
- 2. Tujuan dari kunjungan tersebut, yaitu untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. Mereka datang untuk menunjukkan kegembiraan atas kenaikan pangkat yang diterimanya, dan untuk mendoakan supaya dia berbahagia. Mereka datang untuk memberikan pujian kepada Festus setelah ia naik pangkat, dan untuk menjaga hubungan baik dengannya, supaya Agripa, yang menguasai wilayah Galilea, dapat bersekutu dengan Festus, yang menguasai wilayah Yudea. Namun, mungkin selain untuk menunjukkan penghormatan kepada Festus, mereka datang untuk bersenang-senang dan turut menikmati hiburan di istana Festus, dan juga untuk memamerkan pakaian mereka yang indah-indah, yang tidak akan ada gunanya bagi orang-orang congkak jika mereka tidak bepergian.
- II. Laporan yang disampaikan Festus kepada raja Agripa mengenai Paulus dan perkaranya, yang diucapkannya,
- 1. Untuk menghibur Agripa, dan mengalihkan perhatiannya. Kisah itu sangat luar biasa, dan sangat pantas didengar oleh siapa saja. Tidak hanya karena kisahnya mencengangkan dan menghibur, tetapi juga apabila diceritakan dengan benar dan lengkap, akan sangat mendidik dan membangun. Selain itu, kisah tersebut akan dapat dimengerti oleh Agripa, bukan hanya karena dia adalah seorang hakim, dan ada beberapa persoalan dan praktik hukum di dalamnya yang pantas mendapat perhatiannya, melainkan terlebih lagi juga karena ia adalah seorang Yahudi, dan ada beberapa persoalan agama di dalamnya yang lebih pantas lagi untuk mendapat perhatiannya.
- 2. Untuk memperoleh nasihat Agripa. Festus baru saja diangkat menjadi hakim, setidaknya di wilayah itu. Karena itu, ia tidak yakin pada dirinya sendiri serta kemampuannya, dan ingin meminta nasihat orang-orang yang lebih tua dan berpengalaman, khususnya mengenai persoalan yang sangat sulit, seperti perkara Paulus. Jadi ia menceritakannya kepada sang raja. Mari kita lihat laporan terperinci yang disampaikannya kepada raja Agripa mengenai Paulus (14-21).
- (1) Festus mendapati Paulus sudah menjadi tahanan ketika ia mulai menjabat di propinsi ini. Sebab itu ia tidak bisa menjelaskan perkara Paulus dari awal berdasarkan pengetahuannya sendiri. Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. Oleh sebab itu, jika ada kekeliruan yang terjadi ketika Paulus pertama kali ditahan, maka Festus tidak dapat menjawabnya, karena ia mendapati bahwa Paulus telah ditahan. Ketika Feliks, untuk mengambil hati orang Yahudi, membiarkan Paulus tetap dalam penjara, sekalipun ia tahu bahwa Paulus tidak bersalah, ia tidak tahu apa yang diperbuatnya. Ia tidak tahu bahwa Paulus bisa jatuh ke tangan orang yang lebih jahat daripada yang sedang mencengkeramnya saat itu, meskipun keduanya bukan yang terbaik.
- (2) Bahwa Mahkamah Agama Yahudi sangat menentang Paulus. “Imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu, bahwa ia adalah orang yang berbahaya, dan tidak layak hidup, dan ingin supaya ia dihukum mati.” Karena orang-orang Yahudi ini sangat pandai berpura-pura dalam hal agama, sehingga dianggap sebagai orang-orang yang terhormat dan jujur, maka Festus mengira bahwa ia harus berpihak kepada mereka. Namun Agripa mengenal orang-orang Yahudi ini lebih baik daripada Festus, sehingga Festus menghendaki nasihatnya dalam hal ini.
- (3) Bahwa ia telah bersikukuh untuk memberikan anugerah kepada tawanan ini berdasarkan hukum Roma, dan tidak akan menghukumnya sebelum mendengarkan pembelaannya (ay. Kis 25:16): “Bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma, yang dalam hal ini mengatur kehidupan mereka sendiri berdasarkan hukum alam serta peraturan-peraturan dasar mengenai keadilan, untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah, supaya ia binasa” (demikianlah arti kata itu), “untuk menyenangkan musuh-musuhnya dengan kehancurannya, sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya, untuk membantah kesaksian mereka, dan diberi kesempatan serta waktu untuk membela diri.” Agaknya Festus mengecam para imam Yahudi, karena seakan-akan mereka telah menghina bangsa Romawi dan pemerintahannya dengan meminta hal seperti itu, atau mengharapkan orang Romawi mau menghukum seseorang tanpa mengadilinya. “Tidak,” katanya, “aku mau supaya kalian tahu, entah apa pun yang kalian perbolehkan terjadi di antara kalian, yang jelas orang Roma tidak mengizinkan suatu ketidakadilan terjadi di antara mereka.” Audi et alteram partem – Dengarkan sisi yang lain. Ini telah menjadi suatu peribahasa di antara orang-orang Roma. Peraturan ini harus kita terapkan dalam berperilaku sehari-hari. Kita tidak boleh menuduh yang jelek-jelek terhadap orang lain, ataupun mengecam perkataan atau tindakan mereka, sebelum kita mendengar pembelaan dari mereka. Lihat Yohanes 7:51.
- (4) Bahwa Festus telah mengadili Paulus, sesuai dengan tanggung jawabnya (ay. Kis 25:17). Ia telah bertindak dengan cepat dalam perkara itu, dan para pendakwa tidak punya alasan untuk menuduhnya berlambat-lambat, karena begitu mereka datang (dan pastilah mereka tidak membuang-buang waktu), pada keesokan harinya dia segera menyidangkan perkara tersebut. Festus juga sudah mengadili Paulus dengan sangat bersungguh-sungguh: Ia mengadakan sidang pengadilan (KJV: duduk di atas kursi penghakiman – pen.), seperti yang biasa mereka lakukan pada perkara-perkara yang lebih berat, sedangkan untuk urusan kecil, mereka mengadilinya secara de plano – pada tingkatan yang sama. Festus mengadakan persidangan besar untuk mengadili Paulus, supaya keputusan yang dijatuhkan bisa tepat, sehingga perkara itu ditutup.
- (5) Bahwa Festus sangat kecewa mendengar tuduhan yang dilemparkan imam-imam kepada Paulus (ay. Kis 25:18-19). Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, dan menyampaikan pernyataan mereka, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.
- [1] Karena para pendakwa itu begitu bernafsu, serta terus mendesak para wali negeri Roma seorang demi seorang, Festus mengira,
- Pertama, bahwa mereka memiliki tuduhan terhadap Paulus mengenai suatu hal yang berbahaya, atau dapat mengganggu kepentingan atau keamanan masyarakat. Bahwa mereka hendak berusaha membuktikan Paulus adalah seorang perampok, atau pembunuh, atau pemberontak terhadap pemerintah Roma. Bahwa ia memiliki persenjataan untuk memimpin pemberontakan. Bahwa kalau Paulus bukanlah orang Mesir yang belakangan ini mengadakan keributan, dan memimpin segerombolan penjahat, seperti yang diduga oleh kepala pasukan itu, maka dia adalah orang yang semacam itu pula. Begitulah tuduhan-tuduhan yang diserukan terhadap orang Kristen mula-mula. Begitu nyaring dan buas, sehingga orang luar yang menilai berdasarkan tuduhan-tuduhan itu, mau tidak mau akan menyimpulkan bahwa mereka adalah orang yang sangat jahat. Dan memang itulah tujuan dari unjuk rasa tersebut, yaitu untuk menunjukkan bahwa mereka seperti itu. Begitulah yang dituduhkan kepada Juru Selamat kita.
- Kedua, bahwa mereka memiliki tuduhan yang dapat diterima oleh pengadilan Roma, sehingga perkara itu layak ditangani oleh wali negeri, seperti yang diharapkan oleh Galio ( Kis 18:14). Jika tidak begitu, maka sangat aneh dan menggelikan bahwa mereka merepotkan dia dengan urusan tersebut, dan sungguh akan merupakan suatu penghinaan bagi dia.
- [2] Namun Festus sangat terkejut, karena ternyata persoalannya tidak demikian. Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia, dan bukannya memberikan bukti dan petunjuk yang menentang dia. Tuduhan mereka yang terberat masih diperdebatkan, apakah itu memang tindak kejahatan atau hanya omong kosong, yang akan menghasilkan perdebatan yang tidak ada akhirnya. Tuduhan itu tidak dapat dipakai untuk menimpakan kesalahan kepadanya. Itu hanya persoalan-persoalan yang lebih pantas dibicarakan di sekolah daripada di pengadilan. Dan mereka mempermasalahkan soal-soal agama mereka (KJV: tentang takhayul mereka – pen.). Demikianlah Festus menyebut agama orang Yahudi. Atau lebih tepatnya, begitulah ia menyebut tentang bagian agama Yahudi yang dianggap telah dinodai oleh Paulus. Orang Romawi melindungi agama Yahudi berdasarkan hukum mereka, tetapi tidak melindungi takhayul atau tradisi nenek moyang mereka. Namun agaknya persoalan yang terpenting adalah tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. Ada yang beranggapan bahwa takhayul yang dibicarakan Festus adalah agama Kristen, yang diberitakan Paulus, dan bahwa Festus memiliki penilaian yang sama dengan orang Atena mengenai pemberitaan Paulus, yaitu bahwa ia memperkenalkan dewa baru, sekalipun itu adalah Yesus. Lihat bagaimana rendahnya orang Romawi ini berbicara tentang Kristus, dan tentang kematian serta kebangkitan-Nya. Juga tentang perdebatan besar antara orang Yahudi dan orang Kristen, bahwa apakah Dia itu Mesias yang dijanjikan atau bukan, serta bukti luar biasa bahwa Dia itu Mesias oleh karena kebangkitan-Nya dari kematian. Orang Romawi ini memandang rendah seolah-olah itu tidak lebih daripada hal ini, bahwa ada seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. Banyak perkara disidangkan berdasarkan pertanyaan ini, apakah orang yang sudah lama tidak ada itu masih hidup atau sudah mati, dan kemudian bukti-bukti dikemukakan oleh kedua belah pihak. Dan Festus menganggap bahwa masalah ini adalah persoalan yang tidak penting. Padahal Yesus ini, meskipun Festus membanggakan diri bahwa ia tidak mengenal-Nya, seolah-olah Yesus tidak layak mendapat perhatiannya, adalah Dia yang telah mati, dan sekarang hidup, sampai selama-lamanya dan memegang segala kunci maut dan kerajaan maut (Why. 1:18). Yang Paulus katakan dengan pasti mengenai Yesus, bahwa Dia hidup, adalah suatu persoalan yang amat sangat penting, yang seandainya tidak benar, maka kita semua akan binasa.
- (6) Bahwa karena itu, Festus telah menawarkan kepada Paulus supaya perkaranya dipindahkan ke pengadilan Yahudi, yang paling memahami persoalan semacam ini (ay. Kis 25:20): “Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, dan merasa diriku tidak pantas menghakimi persoalan yang tidak kumengerti, maka aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, dan tampil di hadapan Mahkamah Agama, supaya perkaranya dihakimi di situ.” Festus tidak mau memaksa Paulus menyetujuinya, tetapi ia akan merasa senang jika Paulus mau menerimanya, supaya hati nuraninya tidak terbebani oleh perkara seperti ini.
- (7) Bahwa Paulus lebih memilih untuk mengalihkan perkaranya ke Roma daripada ke Yerusalem, karena mengharapkan keadilan yang lebih baik dari Kaisar daripada imam-imam Yahudi: “Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar Agustus (ay. Kis 25:21), karena tidak ada cara lain untuk menghentikan tuntutan itu di pengadilan rendah ini. Karena itu, aku menyuruh menahan dia di penjara sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar, karena aku tidak melihat adanya alasan untuk menolak bandingnya, dan justru malah senang mendengarnya.”
- III. Bagaimana Paulus dibawa ke hadapan Agripa, supaya Agripa dapat mendengar tentang perkara Paulus.
- 1. Sang raja menghendakinya (ay. Kis 25:22), “Aku berterima kasih karena engkau sudah menceritakannya kepadaku, tetapi aku lebih suka mendengar dari orang itu sendiri.” Agripa lebih paham tentang hal ini, mengenai perkara dan si terdakwa, daripada Festus. Ia telah mendengar tentang Paulus, dan tahu betapa pentingnya persoalan ini, yang dilecehkan oleh Festus, yaitu apakah Yesus hidup atau tidak. Dan tidak ada yang akan lebih baik baginya selain mendengar pembelaan Paulus. Banyak orang besar menganggap terlalu hina bagi mereka untuk mengurusi masalah agama, kecuali mereka bisa mendengarnya sendiri seakan-akan mereka yang menjadi hakim. Agripa sama sekali tidak akan bersedia datang ke sebuah pertemuan untuk mendengarkan Paulus memberitakan Injil, seperti halnya Herodes tidak mau mendengarkan Yesus. Namun mereka berdua bergembira ketika Yesus dan Paulus dibawa ke hadapan mereka, hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Mungkin Agripa ingin mendengar Paulus sendiri, supaya mungkin Paulus melakukan sesuatu yang baik untuknya. Namun ternyata tidak demikian, Paulus hanya sedikit memujinya.
- 2. Festus menyetujuinya: Besok engkau akan mendengar dia. Ada suatu pemeliharaan Allah di dalam hal ini, untuk menguatkan Paulus, yang seolah terkubur hidup-hidup dalam penjara, dan dijauhkan dari segala kesempatan untuk berbuat baik. Kita tidak tahu apakah ada di antara surat-suratnya yang ditulis ketika dia dipenjara di Kaisarea. Kesempatan yang dimiliki Paulus untuk berbuat baik kepada teman-teman yang mengunjunginya, dan mungkin kepada jemaat kecil yang mengunjunginya pada setiap hari Tuhan, hanya sedikit berguna dan sempit pengaruhnya, sehingga seolah-olah Paulus telah dibuang seperti tembikar yang pecah, yang tidak lagi disukai orang. Namun, peristiwa ini memberinya kesempatan untuk memberitakan Kristus kepada suatu kumpulan yang besar, dan (lebih tepatnya) kepada kumpulan orang-orang besar. Feliks mendengar dari Paulus secara pribadi mengenai iman kepada Kristus. Namun Agripa dan Festus setuju bahwa Paulus akan didengar di muka umum. Dan kita pantas berpikir bahwa khotbah Paulus di pasal berikutnya, meskipun tidak menghasilkan jiwa-jiwa sebanyak khotbahnya yang lain, sangat menambahkan kehormatan bagi Kristus dan Kekristenan, seperti halnya semua khotbah lain yang pernah diberitakannya sepanjang hidupnya.
- 3. Persiapan besar dibuat untuk pemeriksaan Paulus (ay. Kis 25:23): Pada keesokan harinya banyak orang muncul di ruang pengadilan, karena Paulus dan perkaranya banyak dibicarakan orang, dan lebih banyak lagi karena pembicaraan itu mencela Paulus.
- (1) Agripa dan Bernike menggunakan kesempatan ini untuk tampil dan memamerkan diri. Mungkin juga untuk tujuan inilah mereka menghendaki acara ini diadakan, supaya mereka bisa melihat dan dilihat. Sebab, Agripa dan Bernike datang dengan segala kebesaran, berdandan mewah, dengan emas dan mutiara, dan berpakaian mahal. Mereka datang diiringi prajurit yang berjalan kaki, berseragam indah, yang menjadi suatu tontonan yang mengesankan, dan menyilaukan mata kerumunan orang yang memandangnya. Mereka datang meta pollēs phantasias – dengan atraksi yang luar biasa, demikian arti kata itu. Perhatikan, kemegahan hanyalah fantasi, atau khayalan. Kemegahan tidak menambahkan baik kemuliaan yang sesungguhnya maupun mendatangkan rasa hormat yang nyata, selain hanya memuaskan watak yang sia-sia, yang bagi orang bijak lebih baik dimatikan daripada dituruti. Semua itu hanyalah pertunjukan, mimpi, sesuatu yang tidak nyata (demikianlah artinya), hanya dibuat-buat, dan akan berlalu. Dan kemegahan semacam ini akan selalu membuat orang menyombongkan diri dengan kemegahannya. Dan sesungguhnya kemegahan yang ditampilkan Agripa dan Bernike,
- [1] Tercemar oleh watak mereka yang jahat, dan semua keindahannya ternoda. Semua orang baik yang mengenal mereka tidak bisa tidak akan memandang hina mereka di dalam segala kemegahan ini sebagai orang-orang yang bermoral busuk (Mzm. 15:4).
- [2] Tertutupi oleh kemuliaan sejati, yang dipancarkan oleh tawanan malang yang sedang disidang itu. Apalah nilai mereka di dalam pakaian mereka yang indah itu, jika dibandingkan dengan nilai hikmat, keelokan, dan kekudusan Paulus, serta juga keberanian dan keteguhannya dalam menderita bagi Kristus! Paulus dibelenggu karena sebuah alasan yang benar, yang jauh lebih mulia daripada rantai emas mereka, dan penjaganya lebih mulia daripada dayang-dayang yang menyertai mereka. Siapa yang akan menyukai kemegahan duniawi jika di sini ia melihat wanita yang begitu buruk dilimpahi dengan kemewahan, sedangkan orang yang begitu baik dilimpahi dengan hal-hal yang bertolak belakang dengan itu?
- (2) Para kepala pasukan dan orang-orang penting di kota itu mengambil kesempatan ini untuk memberikan penghormatan mereka kepada Festus dan para tamunya. Peristiwa ini menjadi semacam puncak acara pada pesta di istana, sehingga orang-orang penting berkumpul bersama-sama dalam balutan pakaian mereka yang indah-indah, dan menjadi semacam hiburan bagi mereka. Mungkin Festus mengirimkan pemberitahuan kepada Paulus tentang hal tersebut pada malam sebelumnya, untuk bersiap-siap menjalani pemeriksaan di hadapan Agripa, yang akan diadakan keesokan paginya. Dan betapa besar keyakinan yang dimiliki Paulus tentang janji Kristus, bahwa mengenai apa yang harus dikatakannya, semuanya itu akan dikaruniakan kepadanya pada saat itu juga, sehingga ia tidak mengeluh karena pemberitahuannya mendadak, atau menjadi bingung karenanya. Saya cenderung berpikir bahwa orang-orang yang tampil dalam kemewahan itu lebih banyak memikirkan urusan pakaian mereka daripada Paulus, yang harus tampil sebagai seorang tahanan, memedulikan perkara yang menimpanya. Ini karena Paulus tahu siapa yang dipercayainya, dan siapa yang berada di pihaknya.
- IV. Pidato yang disampaikan Festus untuk membuka persidangan itu, ketika sidang, atau lebih tepatnya para penonton, sudah menempatkan diri, yang isinya kurang lebih sama dengan apa yang baru saja dikatakannya kepada Agripa.
- 1. Ia berbicara dengan penuh hormat kepada tamunya, “Ya raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami.” Festus berbicara kepada semua orang (lelaki) – pantes andres, seolah-olah ia bermaksud menyiratkan sesuatu mengenai Bernike, yang adalah seorang wanita, dengan hadir di dalam sebuah pertemuan semacam ini. Festus tidak memandang penting penilaian Bernike atau menghendaki nasihat darinya. Tetapi, “Semua orang yang hadir di sini, yang adalah laki-laki (demikianlah susunan kalimatnya), saya menghendaki kalian memperhatikan persoalan ini.” Kata yang digunakan adalah kata yang berarti pria, dan bukan wanita, karena apa perlunya Bernike ada di sini?
- 2. Festus memperlihatkan bahwa sang tawanan itu sangat dibenci oleh orang Yahudi. Bukan hanya para pemimpinnya, melainkan juga semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini, di Kaisarea, berseru-seru bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama, karena mereka beranggapan bahwa ia sudah hidup terlalu lama, dan jika ia hidup lebih lama lagi, maka itu akan lebih mendatangkan celaka lagi. Mereka tidak bisa mendakwa dia telah melakukan suatu kejahatan besar, tetapi mereka ingin supaya dia disingkirkan.
- 3. Festus mengakui bahwa tawanan itu tidak bersalah. Hal ini sungguh merupakan suatu kehormatan bagi Paulus dan pemenjaraannya, bahwa dia memperoleh pengakuan seperti ini di muka umum (ay. Kis 25:25): Ia tidak berbuat sesuatu pun yang setimpal dengan hukuman mati. Setelah melakukan pemeriksaan sepenuhnya terhadap perkara Paulus, tampak bahwa tidak ada bukti sama sekali untuk mendukung tuntutan yang ada. Oleh karena itu, meskipun Festus lebih condong untuk menyenangkan hati para pendakwa Paulus, tetapi nuraninya menyatakan bahwa Paulus tidak bersalah. Lalu jika demikian, mengapa ia tidak melepaskan Paulus, padahal ia setuju supaya Paulus dibebaskan? Itu karena orang-orang berteriak-teriak kepadanya, dan Festus takut desakan mereka akan beralih pada dirinya jika ia melepaskan Paulus. Sungguh sayang, seharusnya setiap orang yang memiliki hati nurani harus memiliki keberanian untuk bertindak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, mungkin karena ada begitu banyak asap, maka mau tidak mau Festus menyimpulkan bahwa pasti ada api, yang pada akhirnya akan muncul. jadi ia berniat terus memenjarakan Paulus, untuk berjaga-jaga.
- 4. Ia menjelaskan kepada mereka tentang perkara tersebut, bahwa sang tawanan telah mengajukan banding kepada Kaisar sendiri (yang berarti bahwa Paulus telah menaruh kehormatan pada perkaranya sendiri, karena tahu bahwa perkara itu bukannya tidak layak disampaikan kepada orang-orang terhormat), dan bahwa Festus telah menerima banding yang diajukan Paulus: Aku telah memutuskan untuk mengirim dia. Dan sampai di situlah perkara Paulus saat itu.
- 5. Festus menginginkan bantuan mereka untuk memeriksa perkara ini dengan tenang dan tidak berat sebelah, karena sekarang sudah tidak ada gangguan yang akan menyela mereka, seperti yang dialaminya dengan keributan dan kemarahan para pendakwa Paulus sebelumnya. Supaya dengan begitu setidaknya ia akan memperoleh masukan tentang perkara itu sesuai dengan yang dibutuhkannya, untuk disampaikan kepada Kaisar (ay. Kis 25:26-27).
- (1) Festus berpikir bahwa tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan, apalagi sampai ke Roma, dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia, sehingga perkaranya bisa dipersiapkan sebaik-baiknya, dan siap untuk diputuskan oleh Kaisar. Kaisar adalah orang yang sangat sibuk, sehingga setiap urusan harus dipaparkan kepadanya sejelas mungkin.
- (2) Festus belum dapat menuliskan apa-apa yang pasti mengenai Paulus. Penjelasan yang diberikan tentang dia begitu membingungkan dan tidak tentu, sehingga Festus tidak bisa menyimpulkan apa-apa. Karena itu ia menghendaki supaya Paulus dapat diperiksa di muka umum, agar ia memperoleh nasihat dari mereka mengenai apa yang harus ditulis. Perhatikan betapa besarnya persoalan dan kelelahan, dan penundaan, bahkan bahaya, yang dialami dalam melaksanakan keadilan, bagi mereka yang tinggal di tempat yang begitu jauh dari Roma, tetapi harus tunduk kepada kaisar Roma. Hal yang sama dilakukan oleh bangsa Inggris (yang sama jauhnya dari Roma juga) ketika dalam segala persoalan agama tunduk kepada Paus di Roma, dan semua persoalan dibawa ke pengadilannya. Dan bencana yang sama, bahkan beribu kali lebih buruk, akan terjadi kepada kita yang diikat dengan kuk belenggu tersebut.
SH: Kis 25:13-27 - Daya magnet moralitas Paulus (Selasa, 15 Agustus 2000) Daya magnet moralitas Paulus
Permintaan Paulus untuk naik-banding ke Kaisar membuat Festus
berada dalam posisi yang sulit. Ia harus membuat lapo...
Daya magnet moralitas Paulus
Permintaan Paulus untuk naik-banding ke Kaisar membuat Festus berada dalam posisi yang sulit. Ia harus membuat laporan resmi tentang tuduhan terhadap Paulus dan alasan Paulus naik-banding. Karier Festus menjadi taruhannya jika ia tidak berhasil menangani kasus ini dengan baik. Inilah yang menghantui pikiran Festus ketika Herodes Agripa bersama adiknya Bernike datang mengunjunginya. Kedatangan Herodes sebagai seorang Yahudi yang sangat dihormati oleh Kaisar membawa kelegaan bagi Festus karena ia berharap Herodes dapat menolongnya menyiapkan laporan kasus Paulus.
Karena itu, Festus memaparkan kepada Herodes (14-21) secara detail dan kronologis. Pertama, ia menyalahkan Feliks yang belum menyelesaikan masalah Paulus (14). Kedua, dia menggambarkan dirinya sebagai seorang yang taat kepada hukum Romawi melawan desakan kuat pemuka agama Yahudi untuk menghukum mati Paulus (15-16). Ketiga, dia adalah orang yang tanggap dan akan bertindak adil pada waktunya dan dengan cara yang benar (17). Keempat, dia menyinggung tuduhan orang Yahudi yang hanya berhubungan dengan masalah agama Yahudi (18-19). Terakhir, dia mengakui kebingungannya untuk memeriksa perkara ini (20) namun dia tidak menceritakan bagaimana dia sudah berusaha berpihak kepada orang-orang Yahudi.
Mengapa Festus dapat dibingungkan dan diusik kehidupannya oleh seorang Paulus? Mengapa Herodes pun tertarik untuk mendengar Paulus langsung? Bila dibandingkan dengan Herodes dan segala kebesarannya (23) siapakah Paulus yang hanya seorang tawanan yang dirantai? Jawabannya terletak pada kekuatan moralitas Paulus. Dari pemaparan Festus di atas sudah dapat disimpulkan secara moral orang macam apakah Festus. Herodes pun ternyata melakukan praktek perzinahan dengan adik perempuannya sendiri - Bernike. Kehidupan mereka terusik bahkan diresahkan oleh kekuatan moralitas Paulus sehingga di hadapan mereka Paulus adalah seorang pribadi yang luar biasa yang tidak dapat diremehkan sama sekali.
Renungkan: Keadaan dan posisi Kristen di Indonesia di mata pemerintah dan masyarakat adalah seperti Paulus di hadapan Festus dan Herodes. Karena itu Kristen pun harus mempunyai kekuatan moralitas yang akan memancar dan menarik banyak orang mendengarkan Kristen.
SH: Kis 25:13-27 - Risiko beriman (Jumat, 14 September 2007) Risiko beriman
Tahu yang benar ternyata tidak serta merta membuat orang bertindak
benar pula.Festus tidak menemukan kesalahan apa pun yang
...
Risiko beriman
Tahu yang benar ternyata tidak serta merta membuat orang bertindak benar pula.Festus tidak menemukan kesalahan apa pun yang menyebabkan Paulus patut dihukum. Seharusnya ia melepaskan Paulus. Akan tetapi, ia tidak melakukannya.
Ketika raja Agripa dan Bernike datang mengunjunginya, Festus menceritakan dilema yang dia hadapi berkenaan dengan kasus Paulus (14). Bukan masalah pelanggaran hukum melainkan masalah agama (18-19) yang sebenarnya tidak perlu dicampuri. Festus merasa tidak mampu mengatasi kasus itu. Ia orang baru dan tidak memahami hukum Yahudi. Selain itu tidak ada cukup bukti untuk menggiring Paulus ke pengadilan. Sebenarnya ia lebih suka bila Paulus dikirim ke Yerusalem (20). Niscaya publik Yahudi akan bersimpati dan mendukung dia. Namun di lain pihak, bila Paulus naik banding (21) maka Festus bisa lepas tangan. Masalahnya tidak ada kesalahan yang dapat ditemukan di dalam diri Paulus (25). Bagaimana mungkin orang yang tak bersalah mengajukan naik banding (26-27)? Sementara tuduhan orang Yahudi kepada Paulus tidak punya cukup bukti. Festus bisa kehilangan muka di hadapan kaisar karena hal ini!
Festus ternyata tidak memiliki pendirian yang tegas. Seharusnya dengan wewenang yang ada padanya, Festus bisa menyatakan bahwa Paulus tidak bersalah. Ia bisa membebaskan Paulus. Akan tetapi, rasa takut untuk menanggung risiko terhadap jabatannya membuat ia tidak berani bertindak. Sungguh menyedihkan memiliki sikap yang demikian!
Alangkah beda sikap Festus dibanding sikap seorang mahasiswa di salah satu provinsi di negeri ini, yang terancam tidak lulus skripsi bila ia tidak mau pindah dari imannya pada Kristus kepada iman sang dosen. Festus tidak memiliki keberanian untuk membela kebenaran karena padanya tidak ada iman. Yesus berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku ..." (Mat. 12:30). Kiranya sebagai orang beriman, kita berani memancarkan kebenaran dalam sikap dan tindakan.
SH: Kis 25:13-27 - Apa yang Kamu Pilih? (Kamis, 7 Maret 2019) Apa yang Kamu Pilih?
Apa yang tidak pernah berubah dalam dunia? Stephen Covey, seorang penulis dan motivator, mengatakan ada tiga hal. Satu di antara...
Apa yang Kamu Pilih?
Apa yang tidak pernah berubah dalam dunia? Stephen Covey, seorang penulis dan motivator, mengatakan ada tiga hal. Satu di antaranya adalah pilihan (choice). Kehidupan kita selalu dipenuhi opsi. Setiap hari kita pasti harus memilih; mulai dari hal kecil sampai perkara besar.
Nas yang baru kita baca mementaskan sebuah kisah perihal memilih. Raja Agripa sedang melakukan kunjungan kehormatan kepada Festus (13). Festus menggunakan momen itu untuk membicarakan perkara Paulus kepada raja (14). Ia melaporkan perihal kasus Paulus (15-16). Dari penyelidikannya, Festus sama sekali tidak mendapati kesalahan dari Paulus (18). Namun, tekanan publik tampaknya cukup berat sampai membuat ia ragu-ragu mengambil keputusan (20). Sampai akhirnya, Paulus meminta naik banding agar Kaisar yang memutuskan perkaranya (21).
Raja Agripa tampak bijaksana dan tidak gegabah. Ia memilih untuk mendengarkan dahulu kesaksian Paulus (22). Ia berkata, "Aku ingin mendengar orang itu sendiri." Keesokan harinya, Paulus pun menghadap raja dan diberi kesempatan membela diri (23-27).
Keputusan untuk memilih harus lahir dari pertimbangan yang matang. Semakin banyak aspek yang dilibatkan, maka keputusan pun akan semakin baik. Jika terbuka pada pendapat orang lain, penilaian kita pun akan lebih matang. Kita harus berhati-hati menilai situasi. Artinya, proses dalam menentukan pilihan tidak boleh sembarangan dan didasari nafsu belaka. Inilah yang dilakukan Raja Agripa. Alih-alih percaya mutlak kepada Festus, ia memutuskan untuk mendengar pembelaan Paulus.
Kita sekarang hidup dalam dunia yang lebih kompleks. Kita harus berhadapan dengan banyak pilihan yang kerap menimbulkan dilema. Keadaan kian rumit ketika waktu memaksa kita agar mengambil keputusan cepat. Dalam situasi ini, kita memerlukan hikmat dari Allah agar bisa menentukan pilihan sesuai kehendak-Nya.
Doa: Tuhan, curahkanlah hikmat-Mu agar kami bijaksana dalam menentukan pilihan. [PUR]
SH: Kis 25:1-27 - Bersikap di atas kebenaran (Senin, 11 Agustus 2014) Bersikap di atas kebenaran
Banyak orang yang tahu kebenaran, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan kebenaran itu. Orang semacam itu akan ragu-ragu meng...
Bersikap di atas kebenaran
Banyak orang yang tahu kebenaran, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan kebenaran itu. Orang semacam itu akan ragu-ragu mengambil keputusan yang didasarkan atas kebenaran.
Festus ternyata tidak berbeda jauh dengan Feliks. Ia peragu. Dalam bertindak, ia lebih suka mengikuti kemauan orang lain daripada berdiri di atas prinsipnya sendiri. Ia juga rela mengorbankan Paulus sebagai sebuah anugerah bagi orang Yahudi, demi mengambil hati mereka. Padahal, Paulus tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat, Bait Suci, maupun terhadap Kaisar. Orang Yahudi sendiri juga tidak dapat membuktikan kesalahan yang mereka tuduhkan, dan Festus sendiri juga mengakui bahwa Paulus tidak bersalah (25). Karena itu Paulus menegur perbuatannya (11). Paulus juga menuntut haknya sebagai warga negara Romawi dengan naik banding kepada Kaisar.
Sikap Festus yang peragu juga membuat dirinya sendiri mengalami kesulitan dalam memeriksa perkara Paulus (20), serta dalam menuliskan surat pengantar kepada Kaisar tentang tuduhan-tuduhan yang diajukan kepada Paulus. Terlebih masalah Paulus adalah masalah agama, bukan masalah hukum. Oleh karena itu, ia harus meminta masukan dari raja Agripa II (saudara dari Drusila, isteri Feliks) dan orang-orang yang terkemuka di Kaisarea. Hal ini membuat dia mengalami dilema karena takut mengirimkan seorang tahanan kepada kaisar, tanpa memaparkan kesalahan atau tuduhannya (27).
Begitulah kesulitan yang akan dialami orang yang tidak berani tegas dalam mengambil keputusan berdasarkan kebenaran. Selain merugikan orang lain, sesungguhnya kita juga merugikan diri sendiri. Pada awalnya kita akan menjadi gelisah karena tindakan kita bertentangan dengan hati kita. Dan lama kelamaan, hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak peka lagi terhadap kebenaran. Karena itu, jangan pernah lalaikan setiap kebenaran yang bersuara di hati kita ketika kita bertindak atau mengambil suatu keputusan. Selain itu, pertajamlah kebenaran suara hati itu melalui firman Tuhan yang kita dengar atau baca tiap-tiap hari.
Utley -> Kis 25:13-22
Utley: Kis 25:13-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 25:13-2213 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan ke...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 25:13-22
13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi.15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum.16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu.18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."22 Kata Agripa kepada Festus: "Aku ingin mendengar orang itu sendiri." Jawab Festus: "Besok engkau akan mendengar dia."
Kis 25:13 "Raja Agripa" ini merujuk kepada Agripa II. Dia adalah saudara Drusila dan Bernike. Ia dididik di Roma dan sangat setia kepada kebijakan dan program Roma.
Kis 25:13ff Ini mengungkapkan lagi salah satu tujuan sastra dan teologi Lukas, yang menunjukkan bahwa kekristenan bukanlah ancaman politik bagi Roma (lih. Ay. Kis 25:25). Pada dekade awal abad pertama kekristenan dianggap sebagai sekte dari Yudaisme, yang diakui oleh Roma sebagai agama yang sah. Roma tidak ingin mengambil bagian dari sengketa antara sekte agama Yahudi
Kis 25:18 "mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga"
Ini menunjukkan intensitas dan sifat dari golongan oposisi Yahudi. Bukan soal politik, tapi soal agama.
Kis 25:19 "agama" Secara harfiah merupakan gabungan dari istilah "ketakutan" dan "dewa". Istilah ini bisa berarti "takhayul", yang persis seperti apa yang para pemimpin Romawi pikirkan tentang agama Yahudi. Namun, Festus tidak ingin menghina pejabat Yahudi, sehingga ia menggunakan istilah ambigu (begitu juga, Paulus, Kis 17:22).
□ "tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup" Kebangkitan adalah salah satu pilar utama dari pemberitaan Injil (kerygma, lihat Topik Khusus pada Kis 2:14) dalam Kisah Para Rasul (lih.Kis 26:8). Kekristenan berdiri atau jatuh pada pernyataan teologis ini (lih.1Kor 15).
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
TFTWMS: Kis 25:13-23 - Administrator Yang Bingung ADMINISTRATOR YANG BINGUNG (Kis 25:13-23)
Setelah Paulus naik banding kepada Kaisar, Festus menempatkan dia dalam penjagaan sementara ia membuat pelb...
ADMINISTRATOR YANG BINGUNG (Kis 25:13-23)
Setelah Paulus naik banding kepada Kaisar, Festus menempatkan dia dalam penjagaan sementara ia membuat pelbagai pengaturan untuk mengirim Paulus ke Roma. Pelbagai pengaturan ini akan memerlukan waktu: Mereka harus mendapatkan kapal yang berlayar ke Roma, dan seorang kepala pengawal harus diperoleh (27:1). Demi ketepatgunaan, para pejabat itu biasanya menunggu sampai mereka bisa memindahkan beberapa tawanan sekaligus (27:1). Namun begitu, bagian persiapan yang tersulit bagi Festus adalah membuat laporan kepada kaisar.
Tamu Dari Kerajaan (ay. 13, 14)
Ketika pelbagai persiapan itu sedang dibuat, Festus kedatangan dua tamu dari kerajaan: "Datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus" (ay. 13).
Raja Agripa 4adalah anak dari Herodes 5yang membunuh Yakobus dan yang pernah berusaha membunuh Petrus (12:1-4). Bernike adalah saudara perempuan Agripa. Dalam pasal 24 kita bertemu dengan saudara perempuan Agripa yang lain, Drusila, yang kawin dengan gubernur Feliks (ay. 24). Pada saat kisah kita ini, Agripa barulah berusia 32 tahun, sedangkan Bernike satu tahun lebih muda. Karena Agripa bergelar "raja," sepertinya ia mungkin atasannya Festus, namun yang benar adalah sebaliknya.
Meskipun Agripa mewarisi gelar itu dari ayahnya yang terkenal, namun ia tidak mewarisi wilayah kekuasaan ayahnya. Ia merupakan raja kecil atas sebuah wilayah kecil di timur laut propinsi Yudea.6Menjalin hubungan dengan seorang pejabat tinggi Romawi adalah untuk kepentingan dia sendiri. Oleh sebab itu, begitu Festus memulai pemerintahannya, Agripa dan Bernike datang "untuk menyambut" dia (25:13; RSV) dan untuk mengucapkan selamat atas pengangkatannya sebagai gubernur.
Bagi Agripa dan Bernike, berpergian ke Kaisarea bagaikan pulang kampung. Kota itu dibangun oleh kakek moyangnya, Herodes yang Agung. Dimana-mana terdapat bukti kesukaan Herodes akan bangunan: pelbagai bangunan besar berbatu marmer, trotoar dan patung-patung batu marmer yang bagus sekali. Kaisarea juga pernah menjadi ibu kota pemerintahan ayah mereka, sebuah rejim yang menyaingi Herodes yang Agung—dan mungkin melebihinya.7Ketika Agripa dan Bernike akhirnya tiba di Istana [Praetorium], pelbagai kenangan yang pahit dan manis tentunya membanjiri pikiran mereka. Tempat ini merupakan rumah mereka sewaktu kanak-kanak. Di tempat ini juga ayah mereka mati dalam kematian yang sangat menderita 15 tahun yang lalu8(12:20-23).
Kedua orang itu tentunya akan tergoncang jika mereka diberitahu bahwa kunjungan mereka itu merupakan penggenapan sebuah nubuatan dari Yesus:
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa [gubernur-gubernur] dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah (Matius 10:17, 18; huruf miring oleh saya).
Paulus pernah berbicara di hadapan para gubernur (Feliks dan Festus); kini Allah sedang menyiapkan panggung bagi dia untuk berbicara di hadapan seorang raja.
Festus sudah tentu menyambut Agripa dan Bernike dengan hangat, demi nama keluarga mereka9dan juga karena peranan raja itu dalam kehidupan beragama di Yudea.10Ketika hari-hari berlalu dan gubernur itu sudah akrab dengan Agripa, ia memutuskan bahwa ia bisa memanfaatkan kunjungan raja muda itu. Agripa mungkin bisa memberi dia wawasan atas masalah memusingkan tentang orang kecil Yahudi pembuat tenda yang dikucilkan dalam sebuah ruangan terkunci di istana itu. Sebagaimana Drusila (24:24), Agripa adalah keturunan seorang putri Yahudi yang bernama Mariamne, dan dianggap sebagai orang Yahudi. Ia adalah penduduk Roma yang ahli dalam masalah keyahudian (lihat 26:3, 27).Demikianlah, setelah Agripa dan Bernike "... beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu" (25:14a). 11
Pandangan Seorang Romawi (ay. 14-21)
Cerita Festus membuat kita bisa melihat kasus itu dari sudut pandang seorang Romawi, khususnya dari sudut pandang seorang Romawi yang tidak mengetahui Yudaisme dan agama Kristen. Perkataannya merupakan sebuah kajian tentang bagaimana fakta-fakta bisa dimanipulasi untuk menempatkan si pembicara dalam posisi yang terbaik.12
Di sini ada seorang tahanan13yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi. Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.14Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya15aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.16Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama17mereka,18dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup (ay. 14b-19).
Agripa pastilah tersenyum atas ketidaktahuan Festus. Namun begitu, meskipun bingung, Festus telah memahami dua hal: Pertama, persoalannya adalah bersifat keagamaan, bukan politik. Sebagaimana Galio telah memberitahu orang-orang Yahudi: Ini adalah "... perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu [mereka]" (18:15a).19Festus pun sudah siap menganut slogan "Semua agama sama baiknya" (dengan tambahan ini: "... dan tak satupun dari mereka cukup berharga") Seperti halnya orang dalam kantor pemerintahan, gubernur itu tidak mengetahui hal-hal keagamaan dan memutuskan untuk tetap tidak mau tahu.
Namun begitu, Festus juga mengerti bahwa inti pertikaian itu adalah tentang apakah orang yang bernama Yesus itu benar-benar hidup atau tidak. Ketika saya membaca penilaian Festus tentang poin utama pertikaian itu, saya merasa terkesan dan juga tertekan. Saya terkesan bahwa gubernur itu cukup lihai untuk mengenali pentingnya pertanyaan: "Apakah Yesus itu hidup atau mati?" Beberapa orang yang mengaku sebagai Kristen, bahkan beberapa penginjil, tidak menganggap Kebangkitan sebagai kunci permasalahan.20
Pada waktu yang sama, saya merasa tertekan atas cara Festus yang tak ambil pusing (hampir ceroboh) dalam melenyapkan topik itu: "berselisih paham ... tentang ... seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup." Demikianlah "Seorang hakim Romawi bisa bicara tentang kebenaran yang paling mulia dalam agama Kristen."21
Gubernur itu memperlihatkan semacam pengertian tentang Kebangkitan bagaikan cacing tanah bicara tentang intan atau seekor babi bicara tentang bintang di langit. Betapa banyaknya yang Festus telah lalaikan dengan tidak memiliki pikiran yang menyelidik dan hati yang terbuka! Marilah kita terus mendengarkan ketika ia "memaparkan perkara Paulus kepada raja itu": "Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ" (25:20). (Dengan mudahnya Festus lalai menyebutkan bahwa niat usulannya itu adalah untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi [ay. 9].) "Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan22dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar" (ay. 21). Ungkapan "ragu-ragu" bisa dipakai untuk menggambarkan keadaan umum pikiran Festus (lihat ay. 26, 27). Ia berharap raja muda itu bisa memberi dia pengertian.
Permintaan Yang Luar Biasa (ay. 22, 25, 27)
Minat Agripa itu pasti timbul saat nama Paulus disebut. Meskipun pengikut Yesus tidak dikenal oleh Festus, namun Agripa mengenal mereka semua. Kisah kejam dinasti Herodes mau tidak mau terkait dengan sejarah penyebaran agama Kristen yang menggembirakan. Karena tinggal di Palestina, Agripa tentu sudah mendengar tentang "Yahudi murtad" yang dikenal sebagai pembela agama Kristen (lihat 26:26). Raja itu tidak akan pernah masuk ke sinagoga untuk mendengar Paulus memberitakan injil, namun di sini ada kesempatan untuk mendapat informasi dari tangan pertama—sebuah kesempatan yang tidak bisa ia tolak. "Aku ingin mendengar orang itu sendiri" (25:22a). Agripa mungkin punya banyak motivasi dalam keinginannya mendengarkan Paulus— rasa penasaran, keinginan untuk menghilangkan kejemuan dalam kunjungan kenegaraan—namun mungkin di sudut kecil hatinya tersembunyi keinginan untuk belajar tentang Yesus.
Festus dengan senang hati meluluskan permintaan Agripa. Dengan meluluskannya, ia bisa menyelesaikan beberapa hal dalam agendanya sendiri: (1) Menghormati tamunya. (2) memberikan hari hiburan tambahan untuk mereka (saat itu sulit untuk menampilkan sesuatu yang baru setiap hari). (3) Melindungi dirinya sendiri (jika ia punya persoalan dengan Roma, ia akan memiliki para saksi terkenal yang bisa bersaksi bahwa ia telah melakukan segalanya semungkinya untuk memberikan keadilan dalam kasus Paulus).
Yang terpenting, gubernur itu berharap mendapat pertolongan dalam membuat laporan resminya ke Roma.23 Terus terang, Festus tidak punya gagasan apa yang harus ditulis. Belakangan ia mengaku kepada Agripa dan para tamunya yang lain: Karena ia [Paulus] naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia (25:25b-27).
Masalahnya bukan karena Festus tidak punya bahan untuk ditulis, melainkan ia tidak punya bahan tulisan yang masuk akal Roma. Ia punya pelbagai tuduhan, namun tanpa bukti. Ia punya pelbagai dakwaan, namun tak satupun yang akan membuat kaisar tertarikl. Oleh sebab itu, dengan segera ia meyakinkan Agripa: "Besok engkau akan mendengar dia" (ay. 22b).
Perhimpunan Yang Agung (ay. 23)
Ayat 23 berkata, Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran24dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan.25
Bayangkanlah adegan itu dalam pikiran Anda: Auditorium itu mungkin Ruang Pertemuan yang indah sekali yang dibangun oleh Herodes yang Agung. "Permadani yang tebal ... menghiasi dinding, dengan pilar-pilar batu marmer yang menjulang ke atas bertemu dengan langit-langit yang berhias ukiran."26Ruang itu, dihiasi dengan pelbagai bendera dan spanduk, dipenuhi oleh hiasan yang amat sangat menyolok.27Di sekelilig dinding itu terdapat "sepasukan legiun Romawi yang tinggi dan tegap dalam sikap berjaga yang resmi."28
Penerompet membunyikan terompet, dan sebuah parade yang mempesona memasuki auditorium. Yang pertama masuk adalah orang-orang terkemuka di wilayah itu—para pemimpin sipil dan bisnis yang berpengaruh— diiringi oleh lima kepala pasukan Romawi yang gagah perkasa.29Setelah dua tiupan keras terompet, Festus masuk bersama tamu-tamunya yang ternama. Agripa dan Bernike mengenakan pakaian kerajaan yang semarak:30jubah ungu di punggung mereka, perhiasan emas di kepala mereka. Kilauan batu permata di rambut dan pergelangan tangan Bernike menambah kecantikannya. Bukan itu saja, Festus juga mengenakan jubah kegubernuran berwarna merah tua, yang dikenakan pada acara-acara kenegaraan. Itu merupakan penampilan kemegahan, kemewahan, dan keduniawian yang hebat sekali.31
Festus memberi perintah, dan "Paulus dihadapkan." Perbedaan di situ pasti mengejutkan. Rasul itu berdiri di hadapan perkumpulan yang mengesankan itu dengan pakaian penjara dari kain belacu, rantai-rantai di pergelangan tangannya bergemerincing saat ia bergerak (26:29). Ia bagaikan mahluk yang harus dikasihani: badannya luka-luka, tubuhnya terbungkuk oleh luka-luka dan penyiksaan selama puluhan tahun. Itu semua mungkin membuat orang merasa iba kepadanya hingga orang melihat ke matanya—sebab pancaran matanya menggelora dengan kobaran api dari dalam.
Janganlah merasa iba kepada rasul itu. Yang mendominasi adegan itu adalah Paulus, bukan para pendengar yang mulia itu. Yang namanya menjadi kata umum adalah nama Paulus, bukan nama-nama mereka. Yang menjadi VIP32di kesempatan itu adalah Paulus, bukan mereka. Seseorang pernah berkata, "Tidakkah mereka akan terkejut saat mengetahui satu-satunya alasan kita pernah mendengar tentang mereka adalah karena, pada hari itu, kehidupan mereka bersinggungan dengan seorang tawanan bernama Paulus?"
Jangan pernah iri terhadap gaya hidup orang kaya dan terkenal. (Lihat Markus 10:42-44). Kemegahan lahiriah cepat lenyap, "keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup" sedang lenyap." Berbeda dengan, "orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya" (1Yohanes 2:16, 17).
Sebagaimana tertulis dalam kitab Ibrani, Paulus bisa "dengan yakin ... berkata: 'Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'" (Ibrani 13:6). Apakah yang membuat rasul itu sanggup berkeyakinan seperti itu? Ia telah bertemu dengan Tuhan di jalan menuju Damsyik; ia telah ditugasi oleh Tuhan; ia telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Demikianlah ia dengan berani sanggup menghadapi apa saja dan siapa saja.
Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan kembali ke adegan dramatis di dalam Ruang Pertemuan ini. Pertama-tama, kita mau menekankan kuasa Kebangkitan di dalam kehidupan Paulus.
RASUL YANG PERCAYA DIRI
Marilah kita mulai dengan meninjau ulang apa yang Paulus harus hadapi disaat kisah kita ini terjadi. Pelbagai pengadilannya itu bisa diringkas ke dalam tujuh judul:33
(1) Penahanan yang tidak adil. Paulus seharusnya sudah dibebaskan, namun ia tetap dipenjarakan. (2) Keterlambatan yang tak bisa dijelaskan. Kita baca, "Tetapi sesudah genap dua tahun, ...." Perkataan dalam 24:27 itu hanya perlu satu atau dua detik untuk membacanya, namun kata-kata itu perlu 24 bulan untuk menjalaninya. Paulus telah telah dijanjikan oleh Yesus untuk pergi ke Roma (23:11), namun Yesus tidak menyinggung adanya keterlambatan selama dua tahun. (3) Serangan yang tak henti-hentinya. Waktu menunggu selama dua tahun tidak bisa melunakkan kebencian orang Yahudi. Mereka terus-menerus berniat membunuh Paulus. (4). Pelbagai tuduhan palsu. Pelbagai dakwaan terhadap Paulus adalah isapan jempol belaka atau tidak tepat. (5) Pemerasan yang tak adil. Pertama-tama Feliks mencoba memakai Paulus untuk mendapatkan suap; lalu ia mencoba memakai dia untuk menenteramkan orang Yahudi. Festus juga mencoba memakai Paulus untuk mendapatkan dukungan dari orang Yahudi. (6) Para hakim yang tidak layak. Sulit untuk membayangkan adanya gerombolan orang berwatak buruk yang melebihi Sanhedrin, Feliks, Festus, dan Agripa; namun begitu gerombolan orang ini beranggapan berhak menghakimi dia. (7) Masa depan yang tak menentu. Paulus tentunya sering bertanya-tanya, "Bagaimana saya bisa menginjil di Roma jika saya bahkan tidak bisa ke luar dari Kaisarea?" Bahkan setelah ia naik banding kepada Kaisar, ia masih merasa tidak pasti mengenai hasil dari pengadilannya di hadapan kaisar.
Keyakinannya
Apakah yang menopang Paulus sehingga ia sanggup menjalani pelbagai pengadilan yang tak patut ini? Imannya. Iman adalah "perisai" yang dengannya ia "dapat memadamkan semua panah api dari si jahat" (Efesus 6:16). Ia beriman kepada Allahnya. Ketika akhirnya ia berdiri di hadapan Agripa, ia berkata, "Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang" (Kisah 26:22a). Paulus menulis, "Jika Allah bersama kita, tak seorangpun dapat mengalahkan kita" (Roma 8:31; NCV). Ia beriman terhadap janji Yesus bahwa suatu hari ia akan menginjil di Roma (Kisah 23:11). Namun begitu, saya mau katakan bahwa dalam cara yang khusus, imannya kepada Kebangkitan memberi dia keberanian untuk maju terus. Ia bisa saja tidak memahami alasan terjadinya pelbagai persoalan hidupnya, namun yang ini ia paham betul: Juruselamatnya hidup dan aktif dan pegang kendali! Terlepas apa yang menimpa dia—bahkan jika akhirnya ia mati di tangan Kaisar—semuanya itu bukan masalah; Kebangkitan menjamin hal itu! Sebagaimana yang ia tulis kepada jemaat Korintus,
... Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal (1Korintus 15:20).
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (1Korintus 15:57).
Keyakinan Kita
Saat saya menyebutkan pelbagai kemalangan Paulus, banyak dari Anda bisa menyamakan diri Anda dengan dia. Seperti dia, beberapa dari Anda dikurung meskipun Anda tidak bersalah. Mungkin Anda dikurung oleh rintangan atau karir kerja Anda mentok tanpa ada harapan peningkatan.34Beberapa ada yang resah karena keterlambatan yang tak bisa dijelaskan. Anda selama ini sedang menunggu beberapa perkembangan positif dalam hidup Anda—dan kelihatannya perkembangan itu tidak akan pernah terjadi. Beberapa sedang diserang tak henti-hentinya. Anda sudah berbuat semampunya untuk menenteramkan musuh, namun musuh itu memutuskan tidak mau berdamai. Beberapa menjadi korban fitnahan. Pelbagai upaya Anda untuk membersihkan nama Anda membuat Anda tak berdaya. Beberapa lagi sudah diperas. Anda tahu bagaimana rasanya diperalat oleh orang lain; selama ini Anda telah diperalat dan diperdaya oleh seorang teman, majikan, atau teman hidup. Beberapa lagi sedang dikecam oleh orang-orang yang tak berhak untuk mengecam. Mungkin mereka iri hati terhadap kesuksesan Anda. Kita semua menghadapi masa depan yang tak menentu (Yakobus 4:14a).
Bagaimanakah kita, seperti Paulus, bisa terus menghadapi pelbagai pengadilan? Kuncinya adalah iman. "Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita" (1Yohanes 5:4b). Catatlah kata-kata ini dimana Anda dapat sering mengacukannya: "Ketika Anda berhadapan muka dengan sesuatu yang tak diketahui, bersandarlah pada apa yang Anda benar-benar ketahui." 35Anda bisa saja tidak mengerti mengapa kehidupan di sekeliling Anda berantakan, namun yang ini Anda dapat ketahui: Allah mengasihi Anda dan akan menolong Anda, dan segala sesuatu akan bekerja bersama untuk kebaikan (1Yohanes 5:10; Ibrani 13:6; Roma 8:28). Anda bisa juga mengetahui bahwa Yesus hidup dan sedang bekerja dalam diri Anda: "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan" (1Petrus 1:3). Anda boleh yakin bahwa suatu hari Ia akan kembali lagi untuk membawa Anda pulang!
... kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan" (1Korintus 15:51-54).
Ketika segala hal dalam hidup Anda jadi berantakan, berpegang teguhlah kepada kepastian Kebangkitan!
TFTWMS: Kis 25:13--26:1 - Situasinya SITUASINYA (Kis 25:13-26:1)
Marilah kita mulai dengan meninjau ulang situasi di Kaisarea. Beberapa hari sebelumnya, Raja muda Agripa3 dan adik peremp...
SITUASINYA (Kis 25:13-26:1)
Marilah kita mulai dengan meninjau ulang situasi di Kaisarea. Beberapa hari sebelumnya, Raja muda Agripa3 dan adik perempuannya, Bernike, sudah tiba untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus, gubernur baru Yudea (25:13).
Agripa baru berusia 17 tahun ketika ayahnya meninggal dunia, jadi ia belum menerima wilayah kekuasaan ayahnya yang luas. Sebaliknya, beberapa tahun kemudian, ia diberi sebuah wilayah yang kurang penting di utara Palestina. Selama-bertahun-tahun, ia sudah dikaruniai wilayah tambahan, namun dibandingkan kerajaan ayahnya dahulu kerajaannya itu kecil saja. Namun begitu, ia punya pengaruh yang lumayan besar di antara bangsa Yahudi. Ia berdarah Yahudi, dan Roma menjadikan dia penjaga resmi Bait Allah di Yerusalem, ini memberi dia hak untuk memilih imam besar. Untuk pelbagai tujuan praktis, ia merupakan kepala sekular agama Yahudi.
Ia merupakan sosok khas Herodes dan hidup untuk kepuasan pribadi. Prilaku gila-gilaannya yang sangat terkenal adalah hidup dalam dosa dengan adik perempuannya yang cantik, Julia Bernike, meskipun Taurat dengan jelas melarang kawin dengan saudara sendiri (Imamat 18:1-18; 20:11-21). Menurut para penulis kuno, hubungan ini "merupakan skandal yang sama-sama menimpa bangsa Yahudi dan non-Yahudi."4
Sewaktu berusia 13 tahun, Bernike pernah menikah dengan seorang pamannya. 5Ketika suaminya itu meninggal, ia tinggal bersama saudara laki-lakinya yang tidak kawin, berfungsi sebagai ratunya. 6Pada suatu saat, ia kawin lagi—tampaknya untuk memadamkan desas-desus incest (kawin dengan saudara sendiri)— namun ia tidak bisa jauh dari Agripa. Tidak lama kemudian ia meninggalkan suaminya dan kembali kepada saudara laki-lakinya itu.7
Dari antara orang-orang yang perlu untuk dilecut balik ke jalan Tuhan, Agripa dan Bernike tentunya berada pada urutan pertama dalam daftar itu! Setelah mereka meluangkan waktu beberapa hari dengan Festus, gubernur itu lalu "... memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, ...." (ay. 14), dengan mengakui bahwa ia "ragu-ragu" bagaimana harus memulainya (ay. 20). Agripa berkata bahwa ia ingin mendengarkan Paulus, dan Festus dengan senang hati meluluskannya (ay. 22).
Kabar mungkin sampai ke telinga Paulus bahwa dua anggota keluarga Herodes berada dalam istana. Ia tidak akan terkejut mendengar mereka ingin melihat dia dipenggal kepalanya (lihat Matius 14:3-12), namun tentunya ia merasa heran saat mengetahui Agripa ingin mendengarkan dia memberitakan injil! J. W. McGarvey berusaha membayangkan kesukacitaan Paulus:
Bisakah dipercaya jurang pemisah antara Kristus dan keluarga yang berlumuran darah ini ... sudah begitu nyaris terjembatani sehingga salah satu dari mereka ... benar-benar ingin mendengar kabar kesukaan? ... Kemungkinan sederhana untuk memenangkan seorang Herodes bagi kepentingan Kristus tentunya telah menggetarkan hatinya.8
Malam itu Paulus mungkin tidak bisa tidur nyenyak. Akhirnya, fajar tiba dimana ia akan punya kesempatan untuk mencoba mengkristenkan Agripa!
Pada keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran dan sesudah mereka masuk ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan (Kisah 25:23).
Festus memulainya dengan sebuah pengakuan yang terus terang:
... Ya raja Agripa serta semua [laki-laki]9yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi,10baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan, bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama.11Tetapi ternyata kepadaku, bahwa ia tidak berbuat sesuatupun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia12menghadap Kaisar. Tetapi tidak ada apa-apa yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. Sebab pada hematku tidaklah wajar untuk mengirim seorang tahanan dengan tidak menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia (ay. 24-27).
Yang lebih tak masuk akal adalah kegagalan gubernur itu untuk membebaskan Paulus—khususnya setelah ia mengetahui "bahwa ia [Paulus] tidak berbuat sesuatupun yang setimpal dengan hukuman mati"! 13Karena kesempatan itu bukan suatu pengadilan resmi melainkan suatu dengar pendapat tidak resmi, dan karena Agripa ingin mendengarkan Paulus, maka Festus mengizinkan Agripa untuk melakukan wawancara itu. "Kata Agripa kepada Paulus: 'Engkau diberi kesempatan untuk membela diri'" (26:1a).
CERAMAHNYA (Kis 26:1-23)
Dari sudut pandang duniawi, Paulus berdiri di hadapan pendengar yang sangat luar biasa dimana ia punya kesempatan istimewa untuk berceramah di hadapan mereka. Saya mungkin akan sudah gemetar, namun Paulus tidak. Naskah Roma menambahkan bahwa ia "percaya diri, dan didorong oleh Roh Kudus." "Paulus memberi isyarat dengan tangannya,14lalu memberi pembelaannya" (Kisah 26:1b).15
Pertama-tama Paulus mengungkapkan kegembiraannya mengenai keinginan raja untuk mendengarkan kasusnya:
Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan16orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar17(ay. 2, 3).
Alasan yang Paulus nyatakan kenapa menganggap dirinya berbahagia adalah bahwa akhirnya ia bisa berdiri di hadapan orang yang telah memahami situasi itu dan orang yang mengerti dirinya. (Paulus tidak sedang menyanjung; para penulis Yahudi kuno ikut menegaskan pemahaman Agripa tentang Yudaisme.)
Paulus juga punya alasan yang tak dinyatakan atas kegembiraannya berdiri di hadapan raja itu: Dengan segenap hati ia ingin mengkristenkan dia! Mengkristenkan Agripa? Mengkristenkan seorang Herodes yang korup? Mengkristenkan orang yang tanpa perasaan mempertontonkan hubungan incestnya di hadapan semua orang? Bajingan itu tentunya di luar penebusan! Namun Paulus tidak berpikir begitu (2Petrus 3:9)!
Sejauh yang Paulus pikirkan, ia hanya punya satu pendengar: Agripa.18Tidak ada ceramah dalam Kisah yang begitu pribadi. Secara berulang-ulang Paulus menyapa Agripa dengan nama, gelar, dan kata ganti orang "engkau" (Kis 26:2, 3, 7, 13, 19, 26, 27). Untuk menghargai kekuatan isi ceramah Paulus, bayangkanlah dua orang ini saling berhadapan muka: Orang yang tua dalam belenggu, orang yang muda dalam jubah; penginjil yang bergairah, dan pemboros yang bodoh; yang satu hampir di akhir hidupnya, yang satunya lagi baru di awal hidupnya. Mungkin Paulus bisa melihat dirinya di masa lalu dalam diri Agripa: muda, kaya, dan keras kepala; penuh potensi namun menuju jalan yang salah; mengetahui Taurat namun mengabaikan tujuannya; menentang agama Kristen tanpa penyelidikan. Apakah ada pikiran yang terlintas dalam benak rasul itu bahwa usia Agripa kira-kira sama dengan usianya pada saat ia menjadi orang Kristen?19Saya tidak tahu, namun saya tahu hal ini: Seandainya Paulus diberi keleluasaan, sebelum hari berganti, raja muda itu akan sudah menjadi orang Kristen (Kis 26:28, 29)!
Pada sisi luarnya, sebagian besar pembelaan Paulus tampak seperti sebuah dialog tentang pengalamannya. Namun begitu, perkataannya itu bukanlah sebuah pembelaan diri, tetapi pembelaan tentang Tuhan yang telah bangkit (lihat 2Korintus 4:5). Namun demikian, empat buah pernyataan dalam kata ganti orang pertama meringkas ceramahnya itu:20
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KUASA KEBANGKITAN(25:13-27)
Saya sudah pernah mengunjungi banyak katedral, namun yang paling menakjubkan adalah Westminster Abbey di London. Bagi say...
KUASA KEBANGKITAN(25:13-27)
Saya sudah pernah mengunjungi banyak katedral, namun yang paling menakjubkan adalah Westminster Abbey di London. Bagi saya katedral itu luar biasa sekali— bukan karena pelbagai penobatan yang pernah dilakukan di situ, namun karena banyak orang terkenal dikuburkan di situ: keluarga kerajaan, para pemimpin politik, para jendral militer, artis-artis terkenal. Di katedral itu terwakili secara luas beragam jenis profesi dan kegemaran, namun makam itu memiliki satu persamaan. Di setiap makam terdapat perkataan "Di sini terbaring jasad," disambung dengan nama yang dikenal. Walter B. Knight membuat pengamatan ini:
Betapa bedanya makam Yesus itu. Di situ tidak ada tulisan "Di sini terbaring jasad Yesus," melainkan tulisan yang diucapkan oleh malaikat itu: "Ia tidak ada di sini: sebab Ia sudah bangkit." Kebesaran duniawi biasanya berakhir di kuburan. Demonstrasi kuasa Yesus yang paling hebat dimulai di kuburan dimana Ia mengalahkan maut.1
Kebangkitan Yesus adalah titik pusat pemberitaan Paulus. Di Atena, "ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya" (17:18d). Ia memberitahu jemaat Roma: "Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit" (Roma 8:34b). Ia menulis kepada jemaat Korintus: "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu" (1Korintus 15:17).
Jadi, kita tidak terkejut menemukan Kebangkitan sebagai titik pusat "apologi" Paulus di pasal 23 sampai 26. Dalam masing-masing empat "pengadilan" itu,2ia menekankan Kebangkitan: Dalam "pengadilan" pertama, Paulus berseru kepada Sanhedrin, "Aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati" (Kisah 23:6d). Selama "pengadilan" yang kedua, Paulus memberitahu Feliks, "Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami ... Aku menaruh pengharapan kepada Allah, ... bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar" (24:14, 15). Dalam rangkaian pengadilan yang ketiga, penyajian Paulus tentang kebangkitan Yesus begitu penuh kuasa sehingga meskipun Festus tidak memahami hal itu, namun penyajian itu menciptakan kesan yang tak terlupakan di pikirannya (25:19). Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan mempelajari "pengadilan" keempat, ketika Paulus bertanya kepada Raja Agripa dan para tamu terhormat, "Mengapa kamu [mereka] menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?" (26:8; lihat juga 26:22, 23).
Seandainya kita harus menghilangkan Kebangkitan dari pasal 23 sampai 26, kita hanya akan memiliki kisah penganiayaan terhadap seorang warganegara Romawi. Karena Kebangkitan disertakan, maka kita memiliki kesaksian yang kuat tentang kuasanya di dalam kehidupan Paulus. "Tema penyatu (atas pasal-pasal ini) adalah kebangkitan dan keyakinan kepada apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan yang menang, untuk membuat kita kuat dan berani di dalam penindasan hidup yang bukan main kejamnya."3
Dari pasal 21 seterusnya, Paulus menghadapi beberapa pencobaan yang paling sulit atas hidupnya. Dalam pelajaran ini, kita ingin melihat bagaimana iman Paulus kepada Tuhan yang telah bangkit menguatkan dia di dalam pelbagai pengadilan itu—dan bagaimana iman seperti itu dapat juga menolong kita berjaya. Latar belakang pelajaran kita akan berupa pelbagai kejadian yang membawa kepada pembelaan Paulus di hadapan Agripa.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PERLAWANAN YANG SIA-SIA(25:13-26:32)
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus di jalan ke Damaskus, Ia berkata, "Sukar bagimu menendang ke ga...
PERLAWANAN YANG SIA-SIA(25:13-26:32)
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Paulus di jalan ke Damaskus, Ia berkata, "Sukar bagimu menendang ke galah rangsang [perlawananmu sia-sia saja]" (26:14d). Yesus memakai sebuah perumpamaan pertanian yang dikenal baik di zaman itu, dan masih dikenal baik oleh para petani di zaman kini.1Galah itu berupa tongkat sepanjang kira-kira 2 sampai 2.5 meter, yang salah satu ujungnya runcing. Ketika petani membajak dengan alat bajak berkemudi tunggal, galah itu ia pegang dengan salah satu tangannya. Dengan galah itu ia bisa membuat lembu bajaknya bergerak cepat atau berbelok dari satu sisi ke sisi lainnya. Kadang-kadang, seekor lembu yang sukar dikendalikan akan mendepak petani itu, namun yang didapat lembu itu atas polahnya itu adalah lecutan tambahan—lebih keras daripada sebelumnya. Memang sulit melawan galah rangsang!
Orang-orang Yunani dan Latin memakai ungkapan "menendang galah rangsang" untuk mengacu kepada perlawanan terhadap kehendak "dewa-dewa" mereka. Bagi Paulus, perkataan itu merupakan dakwaan bahwa selama ini ia melawan kehendak Allah sejati. Yehovah punya arah lain untuk Paulus lewati, namun selama ini ia menentang rencana Allah untuk hidupnya—dan hal itu sulit ia lakukan!
Sekarang kita akan melihat cerita Paulus tentang bagaimana Allah "melecut"2dia dengan tujuan yang tidak ia duga—dan bagaimana Paulus memakai kisah itu untuk "menggiring" seorang pendengar rajani untuk menghadapi pelbagai kenyataan rohani. Simaklah baik-baik saat Anda membaca kisah ini: Tuhan mungkin memakai pelajaran ini untuk menggiring Anda ke tujuan yang tidak Anda harapkan (tujuan yang menggairahkan namun berbahaya )!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 25:13-27)
Mengenai kebangkitan Yesus, apakah Anda sama bingungnya seperti Festus atau sama yakinnya seperti Paulus? Apakah bagi Anda ...
KESIMPULAN (KIS 25:13-27)
Mengenai kebangkitan Yesus, apakah Anda sama bingungnya seperti Festus atau sama yakinnya seperti Paulus? Apakah bagi Anda Kebangkitan hanya sebuah "perselisihan paham ... tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup," atau apakah Kebangkitan merupakan kebenaran yang hidup yang telah merubah hidup Anda? "... Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu"; "... Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka 'marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati'" (1Korintus 15:14, 32). Sebaliknya, jika Kristus telah dibangkitkan, hal itu merubah segalanya!36
Dalam Pelajaran kita selanjutnya, kita akan mendengar Paulus menanyakan satu pertanyaan hebat kepada pendengar, "Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?" (Kisah 26:8). Jika Allah dapat menciptakan dunia dari kehampaan, jika Allah dapat memberi nyawa kepada Adam, jika Ia bisa merubah orang seperti Paulus,37betapa sederhananya bagi Dia untuk membangkitkan Yesus dari antara orang mati! "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal" (1Korintus 15:20; huruf miring oleh saya). Biarkanlah kebenaran ini memenuhi jiwa Anda dan merubah hidup Anda—sebagaimana kebenaran itu merubah dan menguatkan Paulus! Serahkanlah hidup Anda kepada Tuhan yang telah bangkit,38dan berjalanlah bersama dia di sepanjang hari-hari yang baik dan buruk!
CATATAN KHOTBAH
Karena penekanan dalam pelajaran ini adalah tentang kuasa Kebangkitan yang berguna dalam hidup kita, maka saya tidak menyisihkan waktu saya untuk mengetengahkan bukti-bukti Kebangkitan atau aspek-aspek lain ajaran Alkitab tentang Kebangkitan. Anda mungkin ingin mengkhotbahkan satu atau dua pelajaran tambahan tentang Kebangkitan. Saya mempunyai satu garis besar 1Korintus 15 yang berjudul "Kemenangan Lewat Yesus!" dalam edisi Truth for Today yang berjudul "Survei Perjanjian Baru" (July 1993, halaman 16). Dua pelajaran yang mengetengahkan bukti-bukti bagi Kebangkitan muncul dalam edisi The Preacher's Periodical (kini Truth for Today) bulan Januari 1983, dan edisi Truth for Today bulan April 1988. Beberapa pelajaran lain tentang Kebangkitan muncul pada edisi Truth fot Today bulan Agustus 1983, Nopember 1985, Januari 1986, dan Desember 1991.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 25:13-26:32)
Seraya kita melihat Paulus yang kecewa digiring kembali ke dalam selnya, kita mungkin tergoda untuk berkata, "Itu t...
KESIMPULAN (KIS 25:13-26:32)
Seraya kita melihat Paulus yang kecewa digiring kembali ke dalam selnya, kita mungkin tergoda untuk berkata, "Itu tadi buang-buang waktu saja! Itu tadi salah satu pelajaran terbaik yang pernah dikhotbahkan Paulus, namun tidak seorangpun berhasil dikristenkan!" Dalam perenungan kita sadar bahwa itu tadi bukanlah buang-buang waktu: terang telah diperlihatkan kepada Agripa dan yang lainnya yang hadir di situ; itu bukan kesalahan Paulus jika mereka menutup mata mereka. Agripa dan yang lainnya telah ditunjukkan jalan menuju kebebasan; Paulus tidak bisa disalahkan jika mereka tetap menjadi hamba dosa. Paulus sudah memberitakan Yesus kepada mereka, mereka kini tidak punya alasan.
Selagi Anda mempelajari ayat-ayat ini, saya berharap Anda menempatkan diri Anda dalam posisi Agripa. Saya berharap Anda merasakan tohokan-tohokan galah Tuhan ketika melalui Firman-Nya Ia berusaha merubah arah hidup Anda. 58Seperti Paulus, saya memohon "kepada Allah, supaya ... bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku"—orang Kristen, pengikut Yesus (Kisah 26:29). Pada akhirnya Anda harus memutuskan apakah Anda akan atau tidak akan menjawab Tuhan. Anda bisa menjadi seperti Paulus, yang "kepada penglihatan yang dari sorga itu" tidak pernah "tidak taat" (ay. 19b), atau Anda bisa menjadi seperti Agripa, yang bangkit berdiri dan berjalan menjauh. Yang manakah pilihan Anda?
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Carilah tongkat yang panjangnya 2 atau 2,5 meter, dan agar menjadi sebuah galah rangsang runcingkanlah salah satu ujungnya. Tunjukkanlah bagaimana cara memegang galah itu—horizontal terhadap tanah, kira-kira sepinggang tingginya. Janganlah jauh dari galah itu selama pelajaran, dan ketika Anda menyebut salah satu tohokan bagus Paulus kepada Agripa, perjelaslah pemikiran itu dengan menohok udara dengan galah rangsang Anda itu.
Jika Anda memutuskan untuk menekankan konsep "hampir" (lihat "Catatan Khotbah" di bawah), mulailah dengan menuliskan beberapa soal di papan tulis: Pertama, tulislah sebuah penjumlahan yang salah. Selanjutnya, tulislah dengan satu huruf yang salah sebuah nama atau kata yang familiar. Akhirnya, gambarlah sebuah orang-orangan yang berusaha untuk meloncati sebuah celah (dan tidak berhasil). Sebagai contoh: 14 + 17 = 32 Buah Durion Tanyakanlah, "Apakah persamaan dari kedua ilustrasi itu?" Semuanya "hampir." Penjumlahan itu hampir benar; ejaan nama itu hampir tepat; orang yang meloncat itu hampir berhasil. Meskipun setiap soal itu nyaris benar, namun tetap tidak benar. Penjumlahan itu bukan 97 persen benar; penjumlahan itu 100 persen salah. Ejaan nama itu bukan 90 persen benar; ejaan itu 100 persen salah (ejan yang benar: Alip Djoehaeri). Orang itu tidak mencapai 7/8 dari jarak celah itu; ia tidak berhasil! "Hampir" tidak bisa menyelesaikan pekerjaan!
CATATAN KHOTBAH
Kisah tentang Agripa yang tidak mau merubah hidupnya merupakan kisah terakhir dalam serial pelbagai perubahan hidup yang disajikan pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I." Jika Anda mengkhotbahkan serial itu, Anda bisa memakai pelajaran ini, atau Anda mungkin lebih menyukai salah satu gagasan berikut ini.
Pendekatan klasik terhadap non-perubahan hidup ini merupakan sebuah pelajaran tentang "Hampir Diyakinkan" atau "Hampir—Namun Sesat" (dengan memakai ungkapan 26:28 dalam KJV atau NKJV dan lagu terkenal "Almost Persuaded"). Anda bisa menemukan pelbagai ilustrasi menyedihkan tentang "hampir" dalam bimbingan belajar Charles Swindoll, The Strength of an Exacting Passion (halaman 125), dan buku karya Clovis Chappel, Values That Last (halaman 20 dan 21). Paul Rogers punya sebuah pelajaran berjudul "Hampir Diyakinkan" di halaman 26 pada edisi bulan Mei 1985, The Preacher's Periodical (kini Truth for Today). Inilah sebuah gagasan yang bisa Anda gunakan: "Ada dua macam manusia: 'hampir' Kristen dan 'benar-benar Kristen.'" (Jika Anda tidak memakai materi tentang "hampir" dengan teks ini, materi itu bisa dipakai dalam pelajaran tentang "Tidak Jauh Dari Kerajaan" [Markus 12:34].)
(Dalam bimbingan belajar yang disebut di atas, dari kisah ini Charles Swindoll juga membuat usulan tentang sebuah serial "bagaimana bicara tentang Yesus kepada teman non-Kristen" [halaman 132 dan 133].)
Satu cara belajar tentang Agripa adalah berupa khotbah tentang "Orang Muda Yang Kaya," dengan membandingkan Agripa dengan orang muda yang kaya dalam Matius 19, Markus 10, dan Lukas 18. Dalam beberapa hal mereka serupa, dan dalam beberapa hal mereka berbeda, namun pada akhirnya keduanya kehilangan kesempatan paling besar atas hidup mereka.
Inti kisah ini merupakan kisah ketiga tentang perubahan hidup Paulus. Karena pada edisi sebelumnya kita sudah mempelajari perubahan hidup ini secara menyeluruh, maka penekanan saya pada pelajaran kita tentang Kisah 26 ini adalah tentang bagaimana Paulus memakai kisah itu dalam usahanya mengkristenkan Agripa. Anda mungkin lebih suka menekankan perubahan hidup itu sendiri. Dalam kaitannya dengan cerita dalam Kisah 26, Mark Clairday menekankan semangat yang ditunjukkan oleh Saulus/Paulus—baik sebelum dan sesudah perubahan hidupnya. Ia bicara tentang "semangat salah arah" Paulus (ketika ia menganiaya umat Kristen), "pengarahan kembali semangat" Paulus (sebagai akibat dari penampakan Tuhan), dan "semangat penginjilan" Paulus (saat ia berusaha mengkristenkan Agripa).
Ketika Rick Atchley berkhotbah tentang Kisah 26, ia tidak melakukan kajian ayat demi ayat, namun dalam khotbahnya itu ia menekankan penekanan Paulus tentang Kristus: Kenyataan Kristus, Kebangkitan Kristus, Pewahyuan Kristus, Penggapaian Kristus (bahkan ke bangsa non-Yahudi), Respon kepada Kristus. (Dari pelajaran yang berjudul "Menghindari Kenyataan.")
Saya menyorotkan lampu sorot ke Agripa, namun Festus juga patut diperhatikan. Sebuah pelajaran tentang "Orang Bebal—dan Kebanggaannya" dapat pula dikhotbahkan. Teksnya bisa dari 26:24, dimana Festus dengan nada putus asa bicara tentang Paulus yang "berilmu banyak." (1) Festus tidak tahu perbedaan antara Yudaisme dan agama Kristen (25:19a). (Sekarang ini beberapa orang tidak membedakan antara Perjanjian Lama dan Baru.) (2) Ia tidak tahu tentang kebangkitan Kristus (25:19b). (Sekarang ini banyak orang tidak mengenali pentingnya kebangkitan tubuh Yesus.) (3) Ia tidak tahu tentang pelayan Allah (25:24—"orang ini"): Siapa dia, apa yang ia bela, apa yang ia ajarkan. (Banyak orang tidak tahu isi Alkitab dan pelbagai ajarannya.) (4) Ia tidak tahu tentang nilai-nilai rohani (26:24). (Ini memang benar terhadap dunia kita yang materialistis.) (5) Ia tidak tahu tentang tanggung jawab pribadi (25:14, 24; 26:32). (Kebanyakan dari kita suka melemparkan kesalahan kepada orang lain atas dosa-dosa kita.) Anda bisa tambahkan (6) Ia tidak tahu tentang pelbagai akibat dari kegagalannya merespon, dll. (Pelajaran ini bisa disebut "Orang Yang Bingung" [25:20]: bingung tentang perbedaan antara Perjanjian Lama dan Baru, dll.)
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Walter B. Knight, Knight's Treasury of Illustrations (Grand Rapids: Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1963), 314.
2 S...
Catatan Akhir:
- 1 Walter B. Knight, Knight's Treasury of Illustrations (Grand Rapids: Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1963), 314.
- 2 Saya menempatkan kata "pengadilan" dalam tanda kutip sebab sulit untuk membayangkan kegagalan total dalam ruang Mahkamah itu sebagai pengadilan yang layak, dan pembelaan Paulus di hadapan Agripa tentunya bukanlah benar-benar sebuah pengadilan. Namun demikian, kebanyakan pakar mengacukan semuanya itu sebagai "pengadilan." Dalam setiap pengadilan itu Paulus diadili karena imannya, jika tidak karena nyawanya.
- 3 Lloyd J. Ogilvie, The Communicator's Commentary, vol. 5, Acts (Dallas: Word Publishing, 1983), 339-40.
- 4 Ia adalah Herodes Agripa II. Lihat bagan di halaman 77 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III."
- 5 Herodes ini adalah Herodes Agripa I.
- 6 Untuk keterangan lebih jauh tentang Agripa dan lamanya ia memerintah, lihat halaman 23 dan 24 pada edisi ini.
- 7 Lihat pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian III." Ketika Herodes Agripa II memasuki kota, akankah ia berpikir, "Semua ini seharusnya jadi miliku"?
- 8 Untuk mereka yang di luar Amerika: Lihat Kronologi pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 9 Nama Herodes masih punya pengaruh. Di kota itu terdapat satu partai agama/politik yang disebut "Herodian" (lihat Markus 3:6; 12:13).
- 10 Sebagaimana dicatat dalam pelajaran berikutnya, meskipun Agripa tidak memerintah atas Yudea, namun Roma telah memberi dia hak perwalian atas Bait Allah di Yerusalem dan hak untuk menunjuk imam besar. Agripa bisa membuat tantangan Festus itu menjadi lebih mudah atau lebih sulit.
- 11 Sekali lagi, orang-orang skeptis heran "bagaimana Lukas tahu" tentang percakapan pribadi antara gubernur itu dan raja itu. Mereka menyatakan bahwa Lukas "mengarang" perkataan Festus. Ada kemungkinan para pelayan yang hadir di situ bersimpati kepada agama Kristen (lihat Filipi 4:22).Yang terpenting, Lukas diilhami-dan Allah tahu apa yang sedang berlangsung di ruangan istana itu (2Raja-raja 6:12).
- 12 Bandingkanlah hal ini dengan cerita Lisias tentang apa yang terjadi di Yerusalem (lihat catatan tentang Kisah 23:25-30).
- 13 Terlepas bagaimana baiknya Paulus diperlakukan, ia tetaplah seorang tawanan.
- 14 Dengan kata lain, setiap orang punya hak atas kemenangannya di pengadilan. Ini merupakan salah satu prinsip teragung dalam hukum Romawi. Kadang-kadang, mereka gagal melaksanakan cita-cita itu ... namun di zaman kini kita juga suka begitu.
- 15 Festus sedang membandingkan keseriusannya dengan kecerobohan Feliks.
- 16 Festus mungkin menduga adanya dakwaan pembunuhan, perampokan, atau yang seperti itu.
- 17 Kata "agama" adalah satu bentuk kata Yunani yang diterjemahkan "saleh" Secara harfiah, kata itu bermakna "penyembah roh jahat" dan oleh KJV diterjemahkan "takhyul." Lihat catatan tentang Kisah 17:22. Karena Festus tidak akan dengan sengaja menghina tamunya yang Yahudi itu, maka "agama" mungkin merupakan terjemahan yang lebih baik. Namun begitu, ada kemungkinan bahwa- seperti Paulus dalam Kisah 17-ia punya makna ganda dalam benaknya.
- 18 Mengapa Festus berkata "agama mereka" kepada orang yang berlatar belakang Yahudi? Mungkin ia tidak mau mengaitkan tamu agungnya itu dengan para pemimpin Yahudi yang tidak adil. Mungkin saja itu semata-mata salah ucap.
- 19 Roma punya kebijaksanaan tidak campur tangan dalam hukum-hukum dan praktik-praktik keagamaan setempat sejauh hukum dan praktik itu tidak bertentangan dengan hukum Roma.
- 20 Saya pernah mendengar para penginjil denominasi berkata, "Apakah Yesus itu benar-benar bangkit dari antara orang mati atau tidak adalah tidak penting; yang benar-benar penting adalah bahwa umat Kristen mula-mula mengira Ia sudah bangkit."
- 21 Albert Barnes, Acts, Notes on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1953), 344.
- 22 Perkataan ini menyiratkan bahwa satu alasan Paulus naik banding kepada Kaisar adalah untuk dilindungi oleh Roma sampai ia ke luar dari Palestina. Apakah gagasan itu benar ada dalam pikiran Paulus atau tidak, dalam pemeliharaan Allah gagasan itu merupakan hasil praktis dari naik banding Paulus kepada Kaisar.
- 23 Menurut Intisari hukum Romawi, sebuah laporan tertulis harus dikirim bersama tawanan ketika tawanan itu diserahterimakan kepada Mahkamah Agung.
- 24 Kata Yunani yang diterjemahkan "segala kebesaran" adalah phantasia, yang artinya "menunjukkan, memamerkan." Kata ini, yang darinya kita dapat kata "fantasi" dan "fantastik," dipakai untuk mengacukan tontonan yang rumit dan dalam beberapa terjemahan diterjemahkan "tontonan."
- 25 Keseluruhan kisah itu terbaca seperti cerita seorang saksi mata. Ada kemungkinan bahwa pada kesempatan itu Dr. Lukas yang terhormat diundang juga.
- 26 Charles R. Swindoll, The Strength of an Exacting Passion (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1992), 125-26.
- 27 Beberapa orang pernah menyatakan bahwa Sanhedrin hadir, namun sepertinya tidak mungkin. Mereka akan sudah pulang ke rumah beberapa hari sebelumnya (simaklah berlalunya waktu dalam ayat 13 dan 14). Namun begitu, adalah mungkin, bahkan kemungkinan besar, banyak orang Yahudi yang ikut hadir di antara orang-orang berpengaruh di daerah itu. Selain itu, Kaisarea terletak di Palestina.
- 28 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 175.
- 29 Menurut Josephus ada lima kepala pasukan yang ditempatkan di Kaisarea. Masing-masing pejabat itu punya otoritas atas seribu orang (lihat catatan tentang Kisah 21:31).
- 30 Ayah mereka berpakain secara menyolok (lihat catatan tentang Kisah 12:21). 31Istilah-istilah ini dipakai dalam G. Campbell Morgan, The Acts of the Apostles (Grand Rapids, Mich.: Fleming H. Revell Co., 1988), 391.
- 32 Inisial ini mengacu kepada "Orang Yang Sangat Penting [Very Important Person]."
- 33 Tujuh poin ini diambil dari Rick Atchley, "Resigning to Refining (Berhenti untuk Perbaikan)," Pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 5 April 1987.
- 34 Dalam bagian ini, saya telah mencoba memberi sedikit aplikasi umum. Pelbagai pengadilan ini harus diterapkan untuk pelbagai persoalan yang dihadapi oleh pendengar setempat.
- 35 Ini merupakan variasi saya dalam mengatakan saya sudah beberapa kali mengalami hal itu.
- 36 Para penginjil Amerika mungkin saja mau mengacu kepada iklan TV baru-baru ini dengan tulisan yang menyolok "Ini Merubah Segalanya!"
- 37 Bukti bahwa Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati bisa ditambahkan bila diperlukan. Perubahan dramatis dalam diri Paulus adalah bukti, bukti ini saja, yang memadai bahwa Yesus benar-benar hidup.
- 38 Penerapan harus dilakukan untuk kebutuhan para pendengar saat undangan Tuhan disampaikan (Matius 11:28-30).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Beberapa petani kini memiliki "hotshot" (pecut metal yang mengalirkan kejutan listrik), namun kebanyakan tetap memakai-s...
Catatan Akhir:
- 1 Beberapa petani kini memiliki "hotshot" (pecut metal yang mengalirkan kejutan listrik), namun kebanyakan tetap memakai-setidaknya kadang-kadang-tongkat untuk menggesa dan menggiring binatang.
- 2 Dalam pemakaian pertama saya atas kata-kata "lecut (prod)" dan "galah (goad)" pada aplikasi saya ini, saya menempatkan kata-kata itu dalam tanda kutip sebab di zaman kini kata-kata [Inggris] itu kadang kala punya konotasi negatif. Namun begitu, saya akan memakai kata-kata itu dalam pengertian positif untuk mendorong atau merangsang timbulnya perbuatan. Demikianlah di sisa pelajaran ini kata-kata itu muncul tanpa tanda kutip.
- 3 Dalam sejarah, raja Agripa dikenal sebagai Herodes Agripa II. Ayahnya, Herodes Agripa I, adalah Herodes dalam Kisah 12 yang membunuh Yakobus dan berusaha untuk membunuh Petrus. Kakek buyutnya adalah Herodes yang Agung, yang menggerakkan misi cari dan bunuh bayi Yesus. Agripa ini merupakan dinasti Herodes yang terakhir; kadang-kadang ia disebut "Herodes yang terakhir." Untuk informasi lebih jauh tentang Herodes Agripa II, lihat halaman 178 pada edisi ini dan pelajaran tentang "Orang Yang Menyangka Dirinya Allah" mulai dari halaman 59 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian III."
- 4 Henry E. Dosker, "Herod," dalam The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdman's Publishing Co., 1960), 3:1383.
- 5 Paman ini (Herodes dari Khalsis) tidak disebut dalam Alkitab dan tidak terdapat dalam bagan di halaman 78 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian III." Dalam dinasti Herodes sering terjadi perkawinan antara paman dan kemenakan perempuannya dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.
- 6 Dalam beberapa prasasti kuno, Bernike dijuluki sebagai "ratu."
- 7 Belakangan, ketika [Kaisar] Titus tiba di Yudea untuk memadamkan pemberontakan bangsa Yahudi, Bernike terlibat hubungan asmara dengan dia dan akan sudah menikahi dia jika tidak ditentang oleh banyak warganegara Roma.
- 8 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 248-49.
- 9 Festus memakai kata non-generik untuk kata "semua [laki-laki]" meskipun kaum wanita hadir di situ, termasuk Bernike. Karena tentunya ia tidak bermaksud untuk menghina salah satu tamu kerajaannya, maka ini mungkin cara resmi untuk menyapa pertemuan itu.
- 10 Festus jatuh ke perangkap yang sama yang banyak dari kita jatuh ke dalamnya. Semua orang Yahudi yang pernah ia ajak bicara telah mencela Paulus, jadi ia berkata, "Semua orang Yahudi." Betapa mudahnya menyatakan, "Setiap orang mengira ini atau itu!"
- 11 Festus selalu berhati-hati dalam melemparkan kesalahan atas dilema itu kepada orang lain: kepada Feliks (25:14), kepada orang Yahudi (25:24), kepada Paulus (26:32), kepada siapa saja kecuali dirinya sendiri.
- 12 Sebenarnya, ia tidak punya keputusan untuk dibuat-naik banding Paulus merenggut persoalan itu dari tangannya-namun ia ingin terlihat meyakinkan.
- 13 Pengakuan Festus di muka umum bahwa Paulus tidak bersalah datangnya terlalu terlambat untuk bisa menolong dia, namun pengakuan itu sudah pasti bermanfaat bagi para anggota gereja lainnya di daerah itu.
- 14 Paulus sering melambaikan tangannya saat ia memulai pelajarannya. Namun begitu, beberapa orang mengira bahwa cara itu mungkin merupakan sikap hormatnya kepada gubernur dan raja.
- 15 Pembelaan Paulus di hadapan sidang pendengar yang terhormat itu merupakan yang terpanjang dan paling dipoles dalam susunan dan bahasanya.
- 16 Mungkin yang Paulus pikirkan adalah pertikaian di seputar bangsa Yahudi mengenai Yesus.
- 17 Paulus, tidak seperti Tertulus, tidak mengaku akan bicara singkat (lihat 24:4). Pasal 26 bisa dibaca dengan lantang kurang dari lima menit-bukti lagi bahwa Lukas memberi kita sari pelajaran terilham yang ia catat.
- 18 Ia jelas menganggap Festus sebagai tidak punya dasar (Matius 7:6). Dalam ceramah itu Paulus menyertakan semua pendengarnya sebanyak dua kali (26:8, 29), namun yang ia tuju adalah Agripa.
- 19 Lihat 7:58.
- 20 Ini merupakan saduran dari lima poin Warren W. Wiersbe dalam The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 504-6.
- 21 Ada kemungkinan bahwa "di tengah-tengah bangsaku" mengacu kepada masyarakat Yahudi di Tarsus, kata itu lebih mungkin mengacu kepada masyarakat Yahudi di Yudea.
- 22 Untuk catatan tentang hidup Paulus mula-mula, lihat halaman 132 dan 133 pada edisi "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 23 Simaklah ungkapan "kedua belas suku." Mitos tentang "sepuluh suku yang hilang" telah menelurkan beraneka ragam doktrin palsu. I. Howard Marshall berkata, "Gagasan bahwa yang membentuk orang-orang Yahudi Perjanjian Baru hanyalah suku Yehuda dan Benyamin yang kembali dari pembuangan (kerajaan selatan) adalah mitos yang sulit lenyap (sebagai contoh lihatlah Lukas 2:36)" (The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, gen. ed., R.V.G. Tasker [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980], 392). Warren W. Wiersbe berkata, "Meskipun memang benar bahwa sepuluh suku utara (Israel) ditaklukkan oleh Asyur pada 722 S. M., dan untuk tingkat tertentu berasimilasi, namun tidaklah benar bahwa kesepuluh suku ini 'hilang' atau lenyap. Yesus bicara tentang dua belas suku (Matius 19:28) dan begitu juga Yakobus (Yakobus 1:1) dan Rasul Yohanes (Wahyu 7:4-8; 21:21)" (Wiersbe, 504). F.F. Bruce berkomentar, " Mitos hilangnya sepuluh suku tidak punya peranan dalam catatan kitab suci" (The Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 463).
- 24 Lihat "Mesias" dan "Kristus" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 25 Untuk penjelasan bagaimana pengharapan ini berkembang, lihat William Barclay, The Letters to the Corinthians, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 139-40. 26.
- 26 Lihat juga Ayub 19:25-27; Mazmur 16:10; Yesaya 26:19; Hosea 6:2. Terhadap nas-nas seperti ini haruslah ditambahkan pelbagai contoh tentang mereka yang telah dibangkitkan dari antara orang mati dalam era Perjanjian Lama (1Raja-raja 17:23; 2Raja-raja 4:35; 13:21).
- 27 Kelompok Saduki yang tidak percaya kepada kebangkitan orang mati, mengimani lima kitab Taurat namun menolak kitab para Nabi.
- 28 Bruce, 463.
- 29 Teks Yunani hanya menulis "kamu" (lihat KJV), namun kata ganti orang itu berbentuk jamak, ini menunjukkan bahwa Paulus untuk sejenak menyapa seluruh orang banyak itu daripada hanya Agripa seorang. NASB mencoba menyampaikan maksud ini dengan menambahkan kata "orang-orang."
- 30 Nama "Yesus" mengacu kepada segala hal tentang Dia dan segala hal yang Ia ajarkan. 31Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II." Pemakaian kata itu oleh Paulus dalam konteks ini menunjukkan bahwa kini ia sadar bahwa mereka tidak bersalah atas pelbagai dakwaan yang membuat mereka dipenjarakan.
- 32 Perkataan Paulus mungkin bisa berarti bahwa ia menyebabkan umat Kristen mengaku bahwa Yesus adalah ilahi, yang bagi seorang Yahudi merupakan penghujatan (Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II".) Namun begitu, fakta bahwa ia harus memaksa mereka adalah sangat cocok dengan gagasan yang ia upayakan untuk membuat mereka menyangkal Yesus, yang bagi seorang Kristen merupakan penghujatan. Keterangan waktu kata kerja imperfect yang dipakai di sini oleh NASB diterjemahkan sebagai "aku berusaha memaksa mereka ...." Dengan demikian Paulus mengakui bahwa ia kurang berhasil dalam usahanya itu- yang mungkin membuat dia bertambah memusuhi umat Kristen.
- 33 Ini membuka kisah ketiga perubahan hidup Paulus yang terdapat dalam kitab Kisah. Pandanglah pelbagai pelajaran itu sebagai komentar tambahan atas kisah di pasal 26.
- 34 McGarvey, 252-53.
- 35 Paulus memakai kata "galah" dalam bentuk jamak. Sebab Tuhan sering menyodok dia.
- 36 Dalam pelajaran sebelumnya kita catat bahwa Paulus belum pernah disodok oleh hati nurani yang gelisah (23:1). Beberapa pokok pikiran dari diskusi sebelumnya bisa disertakan dalam pelajaran ini.
- 37 Persinggungan dinasti Herodes dengan Yesus dan para pengikutnya selama bertahun-tahun telah memberi mereka kesempatan unik untuk mengenal Tuhan dan mengikut Dia-hanya jika mereka mempunyai hati yang jujur (Lukas 8:15).
- 38 Kata Yunani yang diterjemahkan "pelayan" bukanlah kata yang umum (diakonos), sebaliknya sebuah kata yang artinya "pendayung-bawah." "Pendayung-bawah" adalah seorang pelayan rendahan di dapur kapal.
- 39 Yesus menampakkan diri kepada Paulus untuk membuat dia memenuhi syarat menjadi seorang rasul.
- 40 Kata Yunani yang diterjemahkan "mengasingkan" bisa juga diterjemahkan "menyelamatkan" (lihat NIV). Di sepanjang pelayanan Paulus, Tuhan ikut terlibat dalam serial "misi penyelamatan" yang berkelanjutan.
- 41 Teks Yunani hanya menulis "orang-orang," namun istilah ini sering dipakai untuk mengatakan tentang orang-orang Yahudi, seperti yang terjadi dalam konteks ini.
- 42 Pokok pikiran ini bisa dikembangkan bila diperlukan.
- 43 Paulus tidak menginjil "di seluruh tanah Yudea" selama perjalanan pertamanya ke Yerusalem (Galatia 1:18, 22-24). Namun begitu, ia punya kesempatan lain lagi ketika melakukan berkali-kali perjalanan ke Yerusalem (12:25; 15:2-4; dll.).
- 44 Makna dan pentingnya pertobatan mungkin perlu dijelaskan di sini. Penjelasan ini bisa mencakup perkataan dari ayat 18: "supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang" Lihat "Pertobatan" dalam Daftar Kata pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian I."
- 45 KJV menulis "Agar Kristus ... menjadi orang pertama yang harus bangkit dari antara orang mati," membuat nas ini serupa dengan Kolose 1:18 dan 1Korintus 15:20. Yesus tentunya bukan orang pertama yang pernah dibangkitkan dari antara orang mati, namun Ia memang orang pertama yang dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan, yang tidak pernah mati lagi. Dalam teks aslinya, kata "pertama" itu tidak jelas untuk membatasi kata apa. NASB memakai kata itu untuk proklamasi injil.
- 46 Negeri Inggris dan negara-negara lainnya memiliki RSPCA (Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals [Lembaga Kerajaan untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Binatang]) sementara Amerika punya ASPCA (American Society for the Prevention of Cruelty to Animals [Lembaga Amerika untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Binatang]). Permainan kata-kata ini boleh dipakai hanya jika dipahami oleh para pendengar setempat.
- 47 Festus mungkin telah mempelajari pendidikan kerabian Paulus. Mungkin ia pernah melihat Paulus tidak pernah berhenti mempelajari kitab-kitabnya di dalam selnya (lihat 2Timotius 4:13). Mungkin ia sekedar terkesan oleh kemahiran Paulus berbicara dalam ceramah itu.
- 48 Bandingkanlah hal ini dengan Lukas 1:3; Kisah 23:26; 24:3. Ini merupakan contoh lain tentang menghormati jabatan ketika kita tidak bisa menghormati pejabatnya.
- 49 Meskipun dalam bahasa Inggris [dan Indonesia] tidak jelas, kata Yunani "amarah yang meluap-luap" (ay. 11), "engkau gila" (ay. 24), "gila" (ay. 24), dan "aku gila" (ay. 25) semuanya merupakan variasi kata Yunani manei-kata yang darinya kita dapatkan kata "maniak," "manik," dan "mania."
- 50 Ini merupakan kali keduanya istilah "Kristen" muncul dalam kitab Kisah. Jelaslah, istilah itu merupakan julukan yang biasa dipakai untuk pengikut Yesus. Tidak ada petunjuk bahwa Agripa memakai kata itu dengan nada menghina. Lihat catatan tentang Kisah 11:26.
- 51 Terjemahan kasar dari bahasa aslinya bisa seperti ini "Dalam sedikit, engkau meyakinkan aku untuk membuat seorang Kristen." Kata Yunani untuk "membuat" bisa juga diterjemahkan "sikap." "Sedikit" bisa mengacu kepada waktu atau sarana (sedikit usaha atau sedikit bujukan). Tanpa mengetahui bagaimana Agripa mengatakan perkataan itu, kita tidak bisa tahu apakah ia tulus atau tidak.
- 52 Tiga kata yang ditekankan dengan awal huruf "S" ini disadur dari Jimmy Allen, Survey of Acts, vol. 2 (Searcy, Ark.: By the Author, 1986), 138.
- 53 Fakta bahwa Paulus kelihatannya menanggapi Agripa secara serius kemungkinan merupakan argument paling kuat untuk percaya bahwa Agripa bersungguh-sungguh dalam perkataannya itu.
- 54 Amatilah bahwa Agripa bicara tentang menjadi "seorang Kristen" sementara Paulus bicara tentang menjadi "sama seperti aku." Kehidupan Paulus menjabarkan bagaimana kehidupan orang Kristen seharusnya.
- 55 Tiga puluh tahun sebelumnya atau lebih, Paulus tidak ragu-ragu untuk membelenggu baik kaum pria dan wanita (9:2; 26:10), namun kini ia ingin belenggu itu tidak membelenggu siapa saja!
- 56 Lukas terus menghimpun pernyataan pejabat itu tentang ketidak-bersalahan Paulus.
- 57 Sekali Paulus naik banding kepada Kaisar, satu-satunya pilihan gubernur itu adalah mengirim dia kepada Kaisar.
- 58 Penerapan bisa juga diterapkan ke atas mereka yang sudah menjadi orang Kristen: Allah mungkin saja sedang berusaha untuk "menyodok" mereka ke dalam kehidupan melayani yang lebih besar-menjadi lebih seperti Paulus.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi