Teks -- Kisah Para Rasul 3:26 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 3:26
Full Life: Kis 3:26 - KEMBALI DARI SEGALA KEJAHATANMU.
Nas : Kis 3:26
Petrus sekali lagi menekankan bahwa percaya kepada Kristus serta
menerima baptisan dalam Roh Kudus tergantung pada syarat apakah seo...
Nas : Kis 3:26
Petrus sekali lagi menekankan bahwa percaya kepada Kristus serta menerima baptisan dalam Roh Kudus tergantung pada syarat apakah seorang berbalik dari dosa dan memisahkan diri dari kejahatan
(lihat cat. --> Kis 2:38;
lihat cat. --> Kis 2:40;
lihat cat. --> Kis 3:19;
lihat cat. --> Kis 8:21).
[atau ref. Kis 2:38,40; 3:19; 8:21]
Di dalam amanat rasuli yang mula-mula, tidak ada janji berkat tanpa kesucian.
Jerusalem: Kis 3:26 - Allah membangkitkan HambaNya Begitu Allah melaksanakan janji yang disebutkan dalam Kis 3:22. Kata kerja Yunani yang sama berarti baik "membangkitkan/menampilkan" dan "membangkitka...
Begitu Allah melaksanakan janji yang disebutkan dalam Kis 3:22. Kata kerja Yunani yang sama berarti baik "membangkitkan/menampilkan" dan "membangkitkan dari alam maut". Dengan membangkitkan Yesus, Allah telah memenuhi janji-janji yang diberikan kepada para bapa bangsa, Kis 13:32-34; 24:14-15; 26:6-8
Jerusalem: Kis 3:26 - memberkati kamu Bdk Kis 26:23; 2Ti 1:10; Gal 3:14. Dengan kebangkitanNya, Kristus telah membawa ke dunia berkat yang dijanjikan kepada Abraham, Kis 3:25
Terjemahan lain: "asalkan kamu masing-masing".
Ref. Silang FULL -> Kis 3:26
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 3:12-26
Matthew Henry: Kis 3:12-26 - Khotbah Petrus setelah Menyembuhkan Orang Lumpuh Khotbah Petrus setelah Menyembuhkan Orang Lumpuh ( Kis 3:12-26)
Kita dapati di sini khotbah yang disampaikan Petrus setelah ia menyembuhkan orang...
Khotbah Petrus setelah Menyembuhkan Orang Lumpuh ( Kis 3:12-26)
- Kita dapati di sini khotbah yang disampaikan Petrus setelah ia menyembuhkan orang lumpuh itu. Petrus melihat orang banyak itu.
- 1. Ketika melihat orang banyak berkerumun, ia menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Kristus kepada mereka, khususnya karena Bait Allah itu menjadi tempat mereka berkumpul, dan di situ adalah serambi Salomo. Biarlah mereka datang dan mendengar hikmat yang lebih indah daripada hikmat Salomo, karena sesungguhnya yang lebih besar daripada Salomo sedang diberitakan di situ.
- 2. Ketika melihat orang-orang itu terkesan oleh mujizat itu dan dipenuhi dengan rasa takjub, ia menaburkan benih Injil di tanah yang sudah gembur dan siap menerimanya.
- 3. Ketika melihat orang-orang bersiap-siap memuja dirinya dan Yohanes, Petrus langsung menengahi, dan mengalihkan rasa hormat orang banyak dari diri mereka, supaya rasa hormat itu hanya ditujukan kepada Kristus seorang. Terhadap hal ini ia langsung berbicara, seperti halnya Paulus dan Barnabas di Listra (lihat 14:14-15).
- Dalam khotbah ini,
- I. Dengan rendah hati Petrus menyatakan bahwa mereka tidak layak menerima penghormatan atas mujizat tersebut, dan bahwa penghormatan itu bukan milik mereka, yang hanyalah para pelayan Kristus, atau alat di tangan-Nya untuk mengadakan mujizat itu. Ajaran yang mereka beritakan bukan ciptaan mereka sendiri. Bukan mereka juga yang menjaminnya, melainkan Dia yang memiliki ajaran itulah yang melakukannya. Petrus menyebut mereka sebagai orang Israel, kepada siapa tidak saja hukum dan janji, tetapi juga Injil dan tanda-tanda ajaib itu ditujukan, dan yang cukup tertarik pada apa yang sedang terjadi. Dua hal ditanyakan Petrus kepada mereka:
- 1. Mengapa mereka terkejut melihat mujizat itu: Mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Kejadian ini memang luar biasa, dan mereka pantas heran melihatnya. Tetapi mujizat ini tidak lebih dari apa yang pernah dilakukan Kristus berkali-kali, dan mereka tidak menghargainya ataupun terkesan olehnya. Tak lama sebelum itu Kristus baru saja membangkitkan Lazarus dari antara orang mati. Jadi mengapa peristiwa kali ini malah kelihatan begitu aneh? Perhatikan, kalau sampai orang bodoh menganggap aneh hal-hal yang sekarang mestinya merupakan hal yang biasa saja, itu adalah karena kesalahan mereka sendiri. Belum lama ini Kristus sendiri telah bangkit dari kematian, jadi mengapa mereka tidak heran dengan kejadian itu? Mengapa mereka tidak percaya oleh kebangkitan-Nya itu?
- 2. Mengapa mereka memberikan pujian sedemikian rupa atas peristiwa itu kepada Petrus dan Yohanes, yang hanyalah alat untuk melakukannya: Mengapa kamu menatap kami?
- (1) Jelas bahwa Petrus dan Yohanes telah membuat orang ini berjalan, sehingga tampak bahwa rasul-rasul ini tidak saja diutus oleh Allah, tetapi juga diutus untuk menjadi berkat bagi dunia, pembuat kebajikan bagi umat manusia, dan diutus untuk menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit dan gelisah, yang secara rohani lumpuh dan mandul, untuk memulihkan tulang-tulang yang patah, dan membuatnya bersukacita.
- (2) Meskipun demikian, mereka tidak melakukan itu karena kuasa atau kesalehan mereka sendiri. Mujizat itu tidak diadakan dengan kekuatan mereka sendiri, dengan keahlian apa pun yang mereka miliki dalam bidang kedokteran ataupun pembedahan, ataupun kuasa dalam perkataan mereka. Kuasa yang mereka gunakan sepenuhnya berasal dari Kristus. Bukan berarti juga bahwa kuasa itu mereka peroleh karena mereka layak untuk itu. Mereka tidak layak menerima kuasa yang diberikan Kristus kepada mereka untuk melakukan mujizat itu. Itu semua bukan karena kesalehan mereka sendiri, karena sebagaimana mereka adalah makhluk yang lemah, mereka juga makhluk yang bodoh, yang dipilih Kristus untuk dipakai oleh-Nya. Petrus adalah orang berdosa. Kesalehan macam apa yang ada pada Yudas? Namun, toh ia mengerjakan mujizat di dalam nama Kristus. Kesalehan yang ada di dalam diri setiap mereka dikerjakan oleh Kristus di dalam diri mereka, dan mereka tidak bisa mengaku-ngaku layak menerimanya karena mereka berjasa untuk itu.
- (3) Salahlah orang-orang itu menganggap mujizat itu dikerjakan dengan kuasa dan kesalehan Petrus dan Yohanes, sehingga mereka menatap kedua orang itu dengan takjub. Perhatikan, alat yang dipakai Allah untuk memberkati kita, meskipun harus dihormati, tidak boleh disembah sebagai dewa. Kita harus berhati-hati dan sadar bahwa berkat itu diadakan oleh alat yang diciptakan oleh Allah.
- (4) Pujian kepada diri merekalah yang tidak mau diterima Petrus dan Yohanes atas mujizat itu. Dengan hati-hati mereka mengembalikannya kepada Kristus. Orang yang berguna harus mempertimbangkan apakah mereka sudah bersikap sedemikian rendah hati. Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan. Setiap mahkota harus dilemparkan ke kaki Kristus. Bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
- II. Petrus memberitakan Kristus kepada mereka. Ini adalah pekerjaannya, supaya ia bisa menuntun mereka taat kepada Kristus.
- 1. Ia memberitakan Kristus, sebagai Mesias sejati yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka (ay. Kis 3:13). Karena,
- (1) Dia adalah Yesus, Anak Allah. Meskipun baru-baru ini mereka mengecam Kristus sebagai penghujat karena mengatakan diri-Nya adalah Anak Allah, namun Petrus menyatakan hal itu secara terbuka: Dia adalah Hamba-Nya, Yesus (KJV: Anak-Nya, Yesus – pen.). Bagi Allah, Dia adalah AnakNya yang terkasih. Bagi kita, Dia seorang Juru Selamat.
- (2) Allah telah memuliakan-Nya, dengan meninggikan Dia menjadi raja, imam, dan nabi bagi umat-Nya. Allah meninggikan-Nya dalam hidup dan kematian-Nya, serta juga dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga.
- (3) Petrus memuliakan Dia sebagai Allah nenek moyang kita, yang disebutkannya dengan hormat (karena nama itu adalah nama yang agung bagi orang Israel, dan sudah sepantasnya demikian), Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Allah mengutus Dia ke dunia, setelah berjanji kepada para bapa leluhur ini, bahwa oleh keturunan mereka semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, dan setelah membuat suatu perjanjian dengan mereka, bahwa Allah akan menjadi Allah mereka, dan keturunan mereka. Para rasul itu menyebut bapa-bapa leluhur sebagai nenek moyang mereka, dan Allah sebagai Allah nenek moyang yang darinya orang Yahudi diturunkan, dengan maksud untuk menyiratkan kepada orang-orang Yahudi itu bahwa mereka tidak berniat buruk terhadap bangsa Yahudi (sehingga merasa tidak senang), tetapi justru menghargai dan peduli terhadap bangsa Yahudi, dan melalui hal ini berniat baik bagi mereka. Karena itu, Injil yang mereka beritakan merupakan pewahyuan dari pikiran dan kehendak Allah Abraham (lihat 26:7, 22; Luk. 1:72-73).
- 2. Dia mendakwa mereka secara langsung dan terang-terangan atas pembunuhan Yesus ini, seperti yang dilakukannya sebelumnya.
- (1) “Kamu menyerahkan Dia kepada para imam dan tua-tua bangsamu, para wakil rakyat di negerimu. Kalian rakyat biasa telah dipengaruhi oleh mereka untuk menentang-Nya, seakan-akan Dia itu seorang penjahat.”
- (2) Kamu menolak Dia, dan kamu tidak mengakui Dia, tidak menginginkan Dia menjadi raja-Mu, dan tidak dapat memandang Dia sebagai Mesias, karena Dia tidak datang dalam kemegahan dan kuasa yang lahiriah. Kamu menolak Dia di depan Pilatus, menolak semua pengharapan jemaatmu di hadapan gubernur Roma, yang pantas saja menertawai kamu karena hal itu. Kamu menolak Dia di muka Pilatus (demikian menurut Dr. Hammond), “karena kamu mau membela diri akibat tidak tahan dengan dengan segala pernyataan-Nya terhadap kamu” (Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan, tetapi orang-orang menentangnya, dan mengabaikan dia). “Kamu lebih jahat daripada Pilatus, karena ia mau melepaskan-Nya seandainya kamu membiarkannya mengikuti keputusannya sendiri. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, yang telah menyatakan diri-Nya demikian, dan segala kejahatan orang yang membunuh-Nya tidak bisa membuktikan sebaliknya.” Kekudusan dan kebenaran Tuhan Yesus, yang lebih dari sekadar bahwa Ia tidak bersalah, memberatkan dosa orang-orang yang membunuh-Nya.
- (3) “Kamu menghendaki seorang pembunuh untuk dilepaskan, dan Kristus disalibkan. Seolah Barabas lebih pantas untuk kamu terima daripada Tuhan Yesus. Tidak ada hinaan yang lebih besar bisa ditimpakan ke atas-Nya daripada itu.”
- (4) Kamu membunuh Pemimpin kepada hidup. Perhatikan pernyataan yang bertolak belakang ini: “Kamu membiarkan seorang pembunuh tetap hidup, seorang pembinasa kehidupan, tetapi membunuh Sang Juru Selamat, Sang Pencipta kehidupan. Kamu membunuh Dia yang diutus untuk menjadi Pemimpin bagimu kepada hidup, dan dengan demikian berarti tidak saja mencampakkan, tetapi juga memberontak terhadap belas kasihan untuk dirimu sendiri. Kamu melakukan hal yang tidak kenal balas budi, dengan mengambil kehidupan Dia yang akan menjadi hidupmu. Kamu melakukan sebuah tindakan bodoh dengan berpikir bahwa kamu bisa mengalahkan Pemimpin kepada hidup, yang memiliki hidup di dalam diri-Nya sendiri, dan akan segera memperoleh kembali hidup yang telah diserahkan-Nya.”
- 3. Petrus bersaksi tentang kebangkitan-Nya, sebagaimana sebelumnya (2:32). “Kamu kira Pemimpin kepada hidup bisa kehilangan hidup-Nya, seperti pemimpin lain kehilangan kemuliaan dan kekuasaannya? Kamu keliru, karena Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Dengan demikian, dengan membunuh-Nya kamu melawan Allah, dan kamu kalah. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dengan begitu mengesahkan permintaan-Nya, meneguhkan ajaran-Nya, dan mengenyahkan semua celaan dari semua penderitaan-Nya. Dan, tentang kebenaran dari kebangkitan-Nya itu kami semua adalah saksi-saksinya.”
- 4. Dia menyatakan bahwa orang lumpuh itu sembuh karena kuasa Kristus (ay. Kis 3:16): Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, berdasarkan apa yang dialaminya sendiri, maka Nama itu, telah menguatkan orang ini. Dia mengulanginya lagi, “Kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini.” Di sini,
- (1) Dia menyatakan kepada mereka bahwa mujizat ini benar adanya. Orang yang mengalami mujizat ini adalah dia yang kamu lihat dan kamu kenal ini. Dia tidak saling kenal dengan Petrus dan Yohanes sebelumnya, sehingga tidak ada alasan untuk curiga akan adanya persekongkolan di antara mereka. “Kamu mengenalnya sebagai orang lumpuh sejak kecil. Mujizat ini dilakukan di muka umum, di depan kamu semua. Bukan di sudut jalan, melainkan di gerbang Bait Allah. Kamu melihat bagaimana mujizat itu dilakukan, sehingga tidak mungkin ada permainan di dalamnya. Kamu boleh memeriksanya segera, dan mungkin akan melakukannya. Orang ini sembuh total, kesembuhan itu sempurna. Kamu melihat orang ini berjalan dan melompat, tanpa merasa lemah atau sakit apa pun.”
- (2) Dia memberitahu mereka dengan kuasa apa mujizat itu dikerjakan.
- [1] Mujizat itu dilakukan dalam nama Kristus, bukan hanya dengan mengucapkannya seperti mantra atau jampi-jampi tetapi kami melakukannya sebagai orang yang mengakui dan mengajarkan nama-Nya, oleh kuasa amanat dan petunjuk yang kami terima dari-Nya. Juga, dengan suatu kuasa yang telah ditanamkan-Nya di dalam diri kami, yaitu nama yang dimiliki Kristus di atas segala nama. Kuasa-Nya, perintah-Nya, yang telah melakukan mujizat itu. Seperti surat yang dilaksanakan atas nama raja, sekalipun pegawai bawahannya yang melaksanakannya.
- [2] Kuasa Kristus diperoleh melalui kepercayaan dalam Nama-Nya, melalui keyakinan di dalam Dia, dengan bergantung kepada-Nya, mempercayai-Nya, dan berharap kepada-Nya. Bahkan, kepercayaan di’ autou – yang berasal dari-Nya, yang dikerjakan oleh-Nya. Kepercayaan kepada-Nya itu bukan berasal dari diri kami sendiri, melainkan pemberian dari Kristus. Mujizat itu dilakukan bagi Dia, supaya Ia mendapatkan kemuliaan dari mujizat itu. Karena Ia yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa kata kepercayaan disebutkan dua kali di dalam ayat ini (ay. Kis 3:16), dikarenakan kepercayaan para rasul dalam melakukan mujizat ini dan kepercayaan orang lumpuh itu dalam menerimanya. Tetapi menurut saya, kalau bukan karena iman para rasul semata, paling kurang itu terutama karena iman para rasul. Mereka yang mengerjakan mujizat ini dengan iman mendapatkan kuasa dari Kristus untuk melakukannya, dan karena itu mereka mengembalikan semua kemuliaan kepada-Nya. Berdasarkan mujizat yang sungguh-sungguh dan benar ini, Petrus menegaskan kebenaran Injil yang agung yang mereka beritakan kepada dunia, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah sumber segala kuasa dan karunia, dan tabib serta Juru Selamat yang luar biasa. Juga, sekaligus mereka menawarkan bahwa iman Injili di dalam Dia sajalah yang merupakan satu-satunya jalan luar biasa untuk menerima berkat dari-Nya. Hal ini juga menjelaskan misteri Injil yang luar biasa akan keselamatan kita oleh Kristus. NamaNyalah yang membenarkan kita, nama-Nya yang mulia, Tuhan keadilan kita. Namun, secara khusus, kita dibenarkan oleh nama itu, jika kita beriman di dalamnya. Demikianlah Petrus berkhotbah kepada mereka tentang Yesus dan penyaliban-Nya, sebagai seorang sahabat yang setia dari sang mempelai pria, yang bagi pekerjaan dan kehormatan-Nya ia membaktikan dirinya.
- III. Petrus membesarkan hati mereka untuk berharap bahwa, meskipun telah bersalah karena membunuh Kristus, mereka masih bisa memperoleh pengampunan. Ia berbuat semampunya untuk menyadarkan mereka, tetapi tetap berhati-hati supaya jangan sampai ia membuat mereka putus asa. Kesalahan mereka sangat besar, tetapi,
- 1. Dia memperlembut kejahatan mereka dengan menyatakan secara tulus bahwa itu semua disebabkan oleh ketidaktahuan mereka. Mungkin ia menyadari hal itu dari raut wajah pendengarnya yang dihantam rasa ngeri ketika ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka telah membunuh Pemimpin kepada hidup. Ia melihat mereka sudah lemah lesu. Oleh karena itu, ia merasa perlu memperhalus dakwaan itu dengan memanggil mereka saudara-saudara. Selain itu, mungkin ia bisa menyebut mereka demikian, karena ia sendiri telah menjadi saudara mereka di dalam kejahatan ini: ia telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Dia. Secara mengejutkan ia melakukan itu. “Dan mengenai kamu, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu” (ay. Kis 3:17). Ini adalah bahasa Petrus yang penuh kemurahan hati, dan mengajar kita supaya menemukan yang terbaik dalam diri orang lain bila kita ingin membantu mereka menjadi lebih baik. Petrus telah menyelidiki luka itu hingga sampai ke dasar, dan sekarang ia mulai berpikir untuk menyembuhkan luka itu. Untuk itulah perlu melahirkan suatu cara pandang yang baik tentang tabib mereka di dalam pikiran mereka. Adakah cara lain yang lebih baik untuk memenangkan mereka daripada ini? Ia melakukan hal ini karena telah belajar dari teladan sang Guru yang berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya, dan memohon atas nama mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Selain itu, dikatakan tentang para pemimpin bahwa kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia (lihat 1Kor. 2:8). Mungkin beberapa dari para pemimpin ini, dan dari orang banyak ini, memang memberontak terhadap terang dan keyakinan nurani mereka sendiri, dan melakukannya dengan niat jahat. Namun sebagian besar hanya mengikuti arus, dan melakukannya hanya karena tidak tahu. Sebagaimana Paulus menganiaya jemaat, tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman (1Tim. 1:13).
- 2. Ia memperlembut akibat dari kejahatan mereka itu, yakni mengakibatkan kematian Pemimpin kepada hidup. Hal ini terdengar sangat mengerikan, tetapi itu terjadi sesuai dengan Kitab Suci (ay. Kis 3:18). Nubuatan tentang kematian-Nya ini, meskipun tidak mengharuskan mereka untuk berdosa, mengharuskan Dia untuk menderita. Sehingga Yesus sendiri berkata: Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita. Bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan mungkin bisa dipahami dari sudut pandang ini: “Kamu menggenapi firman, dan tidak mengetahuinya. Allah, melalui tanganmu, telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Ini merupakan rencana-Nya untuk menyerahkan Dia kepadamu, tetapi kamu memiliki pemikiranmu sendiri, dan sama sekali tidak tahu-menahu tentang rencana ini. Kamu sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatimu. Allah sedang menggenapi firman-Nya ketika kamu sedang memuaskan nafsumu sendiri.” Perhatikan, tidak saja hal itu ditetapkan dalam hikmat Allah yang tersembunyi, tetapi juga telah dinyatakan kepada dunia berabad-abad sebelumnya, dengan perantaraan mulut dan pena nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita, untuk memenuhi tanggung jawab yang dipikul-Nya. Allah sendiri yang memfirmankannya melalui mereka, yang akan melihat bahwa firman-Nya akan terlaksana. Apa yang ditunjukkan-Nya, digenapi-Nya. Demikianlah Ia menggenapi apa yang ditunjukkan-Nya, dengan tepat sama, tanpa perbedaan sedikit pun. Meskipun ini sama sekali bukan bermaksud untuk meremehkan dosa mereka, yaitu membenci dan menganiaya Kristus sampai mati (dosa ini jelas masih tampak sangat besar), tetapi itu adalah suatu dorongan bagi mereka supaya bertobat, dan berharap supaya diampuni setelah bertobat. Tidak hanya karena secara umum rancangan kasih karunia Allah ada di dalamnya (yang serasi dengan dorongan yang diberikan Yusuf kepada saudara-saudaranya, ketika mereka berpikir bahwa kejahatan mereka terhadapnya hampir tidak dapat diampuni: Janganlah takut, katanya, kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, Kej. 50:15, 20), tetapi juga karena secara khusus kematian dan penderitaan Kristus adalah demi pengampunan dosa, dan melatarbelakangi pengampunan itu, yang sekarang Petrus mendorong mereka untuk mengharapkannya.
- IV. Dia menyerukan kepada mereka semua untuk menjadi orang Kristen, dan meyakinkan mereka bahwa mereka akan mendapat keuntungan yang luar biasa besar jika melakukannya. Itu demi kepentingan mereka selamanya. Inilah yang diminta Petrus dalam khotbahnya.
- 1. Dia mengatakan kepada mereka apa yang mesti mereka percayai.
- (1) Mereka harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah keturunan yang dijanjikan itu, yaitu keturunan yang olehnya Allah telah berkata kepada Abraham bahwa semua bangsa di muka bumi akan diberkati (ay. Kis 3:25). Ini merujuk ke janji yang dibuat kepada Abraham (Kej. 12:3). Janji ini lama berselang baru terpenuhi, tetapi pada akhirnya digenapi dalam diri Yesus ini, yang adalah keturunan Abraham, menurut daging, di dalam Dia semua kaum di bumi diberkati, dan bukan hanya kaum Israel saja. Semua orang akan mendapatkan beberapa berkat dari-Nya, dan sebagian orang akan mendapatkan semua berkat-Nya.
- (2) Mereka harus percaya bahwa Yesus adalah nabi, nabi yang sama seperti Musa yang Allah janjikan untuk dibangkitkan dari antara saudara-saudara mereka (ay. Kis 3:22). Ini merujuk pada janji itu (Ul. 18:18). Kristus adalah nabi, karena melalui Dia Allah berbicara kepada kita. Di dalam Dia berpusat semua pewahyuan ilahi, dan melalui Dia pewahyuan itu disampaikan kepada kita. Ia adalah nabi sama seperti Musa, kesayangan Sorga. Ia lebih mengenal kebijaksanaan ilahi serta lebih menyelaminya dibandingkan nabi lain mana pun. Dia membebaskan umat-Nya dari tawanan, dan menuntun mereka di padang belantara, seperti Musa. Ia memerintah dan memberikan hukum, seperti Musa. Ia membangun Kemah Suci yang sejati, sebagaimana diperlambangkan oleh kemah suci yang dibangun Musa. Musa setia sebagai hamba, sedangkan Kristus sebagai Anak. Musa menghadapi keluhan bangsa Israel dan ditentang oleh Firaun, tetapi Allah mengakui dia dan mengesahkan tugas perutusannya. Musa merupakan seorang teladan akan kerendahan hati dan kesabaran, demikian juga Kristus. Musa mati sesuai dengan firman TUHAN, demikian juga Kristus. Tidak ada nabi yang sama seperti Musa (Bil. 12:6-7; Ul. 34:10), tetapi yang lebih besar daripada Musa ada di sini, yaitu Kristus. Dia adalah nabi yang dibangkitkan Allah, karena bukan Dia sendiri yang mengambil kehormatan untuk itu, melainkan Dia dipanggil Allah untuk itu. Pada mulanya Dia dibangkitkan bagi Israel. Dia hanya menjalankan tugas ini dalam wujud pribadi-Nya sendiri di antara mereka. Mereka mendapatkan tawaran pertama akan anugerah ilahi yang dibuat bagi mereka. Dan itu sebabnya Dia dibangkitkan dari antara mereka – dari mereka, dari siapa Mesias turun dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Dengan demikian, sebagaimana itu merupakan kehormatan bagi mereka, demikian juga menjadi kewajiban serta dorongan bagi mereka untuk menerima Dia. Jika Ia datang kepada milik-Nya, maka pikir orang, mereka seharusnya menerima Dia. Umat Perjanjian Lama diberkati dengan banyak nabi, dengan rombongan-rombongan nabi, selama berabad-abad tanpa putus (yang di sini dijelaskan oleh Petrus demikian, dari Samuel, dan sesudah dia [ay. Kis 3:24], karena sejak Samuellah zaman kenabian dimulai). Namun, para hamba ini dianiaya, bahkan ketika terakhir Allah mengutus kepada mereka Anak-Nya, yang menjadi kesayangan-Nya.
- (3) Mereka harus percaya bahwa Tuhan akan mendatangkan waktu kelegaan (ay. Kis 3:20), dan bahwa masa itu akan menjadi waktu pemulihan segala sesuatu (ay. Kis 3:21). Ada suatu kehidupan akan datang, suatu kehidupan lain setelah ini. Waktu-waktu ini akan datang dari Tuhan, ketika pada hari itu Ia menampakkan kemuliaan-Nya, yaitu kedatangan-Nya pada akhir zaman. Tidak adanya Tuhan memberi banyak kesempatan kepada para pendosa untuk merasa aman dan membuat orang kudus tidak percaya. Namun Dia akan segera datang, dan keduanya akan menjadi bungkam untuk selamanya. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Hadirat Allah akan mendatangkan,
- [1] Pemulihan segala sesuatu (ay. Kis 3:21), yaitu langit yang baru dan bumi yang baru, yang akan muncul setelah segala sesuatu lenyap (Why. 21:1). Seluruh ciptaan, yang sekarang meratap di bawah beban dosa manusia, akan diperbarui. Sebagian orang menafsirkan peristiwa ini sebagai akhir zaman. Tetapi lebih tepat jika ini dipahami sebagai akhir segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu, karena inilah yang dinubuatkan oleh Henokh, keturunan ketujuh dari Adam (Yud. 1:14), dan hukuman sementara yang dinubuatkan oleh para nabi yang lain merupakan perlambang dari apa yang disebut rasul sebagai hukuman kekal. Dalam Perjanjian Baru, hal ini disingkapkan lebih jelas dan terbuka daripada sebelumnya, dan semua orang yang menerima Injil memiliki pengharapan mengenai hal itu.
- [2] Bersama ini akan datang waktu kelegaan (ay. Kis 3:20), penghiburan bagi umat Allah, bagaikan peneduh yang sejuk bagi mereka yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Semua orang Kristen mencari suatu hari perhentian, hari ketujuh, yang masih tersedia bagi umat Allah, setelah menderita dan bergumul dikarenakan keadaan mereka saat ini. Sambil menantikan hal itu, mereka menanggung penderitaan yang mereka alami sekarang dan terus melakukan pekerjaan mereka. Kelegaan yang akan datang dari penghiburan Tuhan itu akan terus ada untuk selamanya di dalam hadirat Tuhan.
- 2. Dia memberi tahu mereka apa yang mesti mereka kerjakan.
- (1) Mereka harus insaf, harus mengingat kesalahan apa yang telah mereka perbuat, harus kembali kepada pikiran mereka yang benar, berpikir kembali, dan taat ketika diinsafkan. Mereka harus memulai dari awal. Petrus sendiri, yang menyangkal Kristus, bertobat, dan ia mau supaya mereka melakukan hal yang sama.
- (2) Mereka harus bertobat, harus berbalik, serta menghadapkan muka dan melangkah berlawanan dengan jalan yang telah mereka tempuh. mereka harus berbalik kepada TUHAN, Allah mereka, dari siapa mereka membelot. Tidak cukup hanya sadar akan dosa, tetapi kita juga harus bertobat dari dosa itu, dan tidak kembali lagi ke situ. Tidak saja mereka harus meninggalkan iman mereka pada agama Yahudi dan beralih pada Kekristenan, tetapi mereka juga harus meninggalkan kuasa dan pengaruh kedagingan, keduniawian, serta pikiran yang fana, dan menggantikannya dengan pikiran yang kudus, sorgawi, serta memiliki kasih dan prinsip ilahi.
- (3) Mereka harus mendengarkan Kristus, nabi besar itu: “Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakan-Nya kepadamu. Perhatikanlah pengajaran-Nya, terimalah ajaran-Nya, tunduklah pada pemerintahan-Nya. Dengarkanlah Dia dengan iman dari Allah, sebagaimana kami mendengarkan para nabi, yang datang membawa amanat dari sorga. Dengarkanlah Dia, dan kepada-Nya kamu harus memiliki iman dan ketaatan yang nyata. Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu. Biarlah hukum-Nya menguasai semua tindakanmu, dan terhadap segala ketetapan-Nya sajalah kamu tunduk. Kapan pun Dia membuka mulut untuk berbicara, kamu harus menyediakan telinga untuk mendengar. Apa pun yang dikatakan-Nya kepadamu, meskipun sangat tidak menyenangkan bagi daging dan darah, terimalah itu.” Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar. Di sini diberikan suatu alasan yang baik mengapa kita harus taat dan patuh kepada firman Kristus. Karena kita akan binasa jika kita menulikan telinga kita pada panggilan-Nya dan menegarkan tengkuk terhadap kuk-Nya (ay. Kis 3:23): Semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, dan menaati apa yang dikatakan-Nya, akan dibasmi dari umat kita. Siapa yang mengabaikan nabi-nabi Perjanjian Lama diancam dengan kebinasaan kota dan negeri mereka oleh perang dan kelaparan. Tetapi kebinasaan jiwa, yaitu suatu kebinasaan rohani dan kekal, diberikan sebagai ancaman jika mengabaikan Kristus, sang nabi besar. Mereka yang tidak mau dinasihati oleh Sang Juru Selamat tidak bisa mengharapkan apa-apa selain jatuh ke tangan sang pembinasa.
- 3. Dia mengatakan kepada mereka apa yang bisa mereka harapkan.
- (1) Bahwa mereka akan mendapatkan pengampunan atas dosa mereka. Hal ini selalu dibicarakan sebagai hak istimewa bagi semua orang yang menerima Injil (ay. Kis 3:19): Sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan. Ini menyiratkan,
- [1] Bahwa pengampunan dosa adalah penghapusan dosa, seperti awan yang terhapus oleh berkas-berkas sinar matahari (Yes. 44:22), seperti utang yang dicoret dan ditiadakan ketika utang itu dihapuskan. Itu menandakan bahwa ketika Allah mengampuni dosa, Ia tidak mengingatnya lagi terhadap si pendosa itu. Dosa itu dilupakan, sebagaimana dosa itu dihapuskan. Semua hal yang pahit yang tertulis untuk melawan si pendosa (Ayb. 13:26) diseka seperti dengan spons. Itu seperti ikatan yang dibatalkan, suatu hukuman yang ditiadakan.
- [2] Bahwa kita tidak bisa mengharapkan dosa kita diampuni, kecuali kita sadar dan berbalik dari dosa itu kepada Allah. Meskipun Kristus telah mati untuk membayar pengampunan dosa kita, namun supaya kita mendapatkan manfaat dari pengampunan dosa yang dibayar bagi kita itu, kita harus sadar dan bertobat. Jika tidak ada pertobatan, maka tidak ada pengampunan.
- [3] Harapan bahwa dosa kita akan diampuni jika kita bertobat harus menjadi dorongan yang kuat bagi kita untuk bertobat. Bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan: dan pertobatan itu berdasarkan pada Injil, yang mengalir dari suatu pengertian akan belas kasihan Allah di dalam Kristus, dan harapan akan pengampunan. Inilah alasan yang pertama dan terbesar, Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.
- [4] Hal yang paling menghibur dari pengampunan dosa kita adalah ketika waktu kelegaan itu datang. Jika dosa kita telah dihapuskan, maka kita memiliki alasan untuk bersukacita. Namun, penghiburan kita akan menjadi sempurna ketika pengampunan itu dinyatakan dalam peradilan terbuka, dan pembenaran kita diumumkan di hadapan malaikat dan manusia, yaitu ketika mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya (Rm. 8:30). Karena sekarang kita adalah anak-anak Allah (1Yoh. 3:2), maka sekarang dosa kita dihapuskan. Tetapi belum nyata berkat apa yang kita peroleh, sampai waktu kelegaan itu datang. Selama masa-masa kesukaran dan peperangan ini (di mana ada keraguan dan ketakutan di dalam batin, sementara persoalan dan bahaya mengancam di luar), kita belum bisa mendapatkan kepuasan penuh dari pengampunan kita, tetapi nanti kita akan mengalami kepuasan penuh itu, ketika waktu kelegaan itu datang, yang akan menghapus segala air mata.
- (2) Bahwa mereka akan mendapatkan penghiburan ketika Kristus datang (ay. Kis 3:20-21): “Dan Tuhan akan mengutus Yesus, Yesus yang sama, persis sama dengan yang dari semula diuntukkan bagimu, karena kamu tidak boleh mengharapkan perintah yang lain, Injil yang lain, melainkan harus menantikan agar ini berlanjut dan dituntaskan. Kamu tidak boleh mengharapkan nabi lain selain Yesus, sebagaimana Musa menyuruh kamu jangan mengharapkan nabi lain selain dia. Karena meskipun Ia harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, namun jika kamu sadar dan bertobat, kamu akan mendapati bahwa kamu tidak kehilangan Dia. Dengan suatu cara tertentu Dia akan terlihat olehmu.”
- [1] Kita tidak boleh mengharapkan kehadiran diri Kristus bersama kita di dunia ini, karena sorga, yang menerima-Nya hingga lenyap dari pandangan murid-murid, harus menahan Dia sampai akhir zaman. Hingga saat itu hadirat jasmani-Nya yang mulia dibatasi, dan akan tetap demikian sampai akhir zaman, ketika segala sesuatu digenapi (ayat ini boleh dibaca demikian). Itu sebabnya mereka yang memimpikan hadirat-Nya secara jasmani dalam komuni merendahkan Dia, dan menipu diri mereka sendiri. Memang tepat jika di dalam masa ujian dan percobaan, Pembebas yang dimuliakan itu tidak boleh terlihat, karena kita harus hidup di dalam iman akan Dia, yang merupakan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Karena Dia harus dipercayai di dalam dunia, dan harus diangkat dalam kemuliaan. Dr. Hammond menafsirkannya sebagai berikut, yang harus menerima sorga, artinya, Dia harus menerima kemuliaan dan kuasa dari dunia yang di atas. Dia harus memerintah sampai semua ditundukkan kepada-Nya (1Kor. 15:25; Mzm. 75:3).
- [2] Namun demikian, dijanjikan bahwa Ia akan diutus kepada semua yang sadar dan bertobat (ay. Kis 3:20): “Dia akan mengutus Yesus Kristus, yang diberitakan kepadamu oleh para murid-Nya, baik sebelum dan sejak kebangkitan-Nya, dan sedang serta akan diberitakan seterusnya kepada mereka.”
- Pertama, “Kamu akan memiliki hadirat rohani-Nya. Dia yang diutus ke dunia akan diutus kepadamu. Kamu akan mendapat penghiburan karena Dia diutus. Dia akan diutus ke tengah-tengah kamu di dalam Injil-Nya, yang akan menjadi Kemah Suci-Nya, kereta perang-Nya.”
- Kedua, “Dia akan mengutus Yesus Kristus untuk menghancurkan Yerusalem, dan bangsa Yahudi yang tidak percaya, yang memusuhi Kristus dan Kekristenan, dan untuk membebaskan para hamba dan umat-Nya dari mereka, dan memberi mereka damai sejahtera untuk menyatakan Injil. Waktu itu akan menjadi waktu kelegaan, dan di dalamnya kamu sekalian akan mendapat bagian.” Maka demikianlah jemaat beristirahat, demikianlah menurut Dr. Hammond.
- Ketiga, “Pengutusan Kristus untuk menghakimi dunia pada akhir zaman akan menjadi berkat bagimu. Kamu akan mengangkat muka dengan sukacita, karena mengetahui bahwa penyelamatanmu sudah dekat.” Kelihatannya pengutusan Yesus mengacu pada hal ini, karena sampai saat itu Ia harus tinggal di sorga (ay. Kis 3:21). Sebagaimana Allah memiliki rencana sejak kekekalan, demikian pula Dia mengetahui sejak awal mulanya, apa yang akan terjadi pada hari terakhir, ketika genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi(Why. 10:7). Segala sesuatu yang dimulai di dalam jemaat berkaitan dengan pemulihan segala sesuatu di akhir zaman.
- 4. Dia memberitahukan atas dasar apa mereka bisa mengharapkan hal-hal ini, jika mereka mau bertobat kepada Kristus. Meskipun mereka telah menolak dan membunuh-Nya, mereka bisa berharap supaya mendapatkan perkenanan melalui Dia, berdasarkan kenyataan bahwa mereka adalah orang Israel. Karena,
- (1) Sebagai orang Israel, mereka menguasai hak atas kasih karunia Perjanjian Lama. Mereka adalah bangsa kesayangan Allah, lebih daripada yang lain, dan anugerah Allah bagi mereka mengacu pada Mesias, dan kerajaan-Nya: Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat (KJV: anak-anak para nabi – pen.) itu dan mendapat bagian dalam perjanjian itu. Mereka mendapat hak istimewa ganda.
- [1] Mereka adalah anak, yaitu murid-murid, dari para nabi, sebagaimana halnya murid-murid di sekolah. Mereka bukan rombongan nabi (KJV: putra-putra para nabi – pen.), dalam arti seperti yang kita baca di Perjanjian Lama, mulai dari Samuel dan seterusnya, yang dulunya atau sedang dilatih supaya diperlengkapi dengan roh nubuat. Tetapi kamu berasal dari umat yang dari antara mereka nabi-nabi dibangkitkan, dan kepada mereka nabi-nabi diutus. Dikatakan merupakan anugerah besar bagi Israel bahwa Allah telah membangkitkan sebagian dari anak-anak mereka menjadi nabi (Am. 2:11). Semua penulis yang penuh ilham itu, baik yang menulis Perjanjian Lama maupun Baru, adalah keturunan Abraham. Jadi sungguh merupakan suatu kehormatan dan berkat bagi mereka bahwa kepada merekalah dipercayakan firman Allah (Rm. 3:2). Pemerintahan mereka terbentuk melalui nubuat, artinya, melalui pewahyuan ilahi. Dan dengan itulah sebagian besar perkara mereka diatur selama berabad-abad (lihat Hos. 12:14). Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi. Mereka yang berasal dari gereja di zaman sesudahnya, ketika nubuatan sudah berhenti, mungkin masih cocok disebut sebagai anak-anak para nabi, karena mereka mendengar, meskipun mereka tidak mengetahui, perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat ( Kis 13:27). Seharusnya hal ini mendorong mereka untuk menerima Kristus, dan mereka bisa berharap agar diterima oleh-Nya. Sebab, nabi-nabi mereka sendiri telah menubuatkan bahwa kasih karunia ini harus dianugerahkan kepada mereka pada waktu penyataan Yesus Kristus (1Ptr. 1:13). Oleh karena itu, mereka tidak boleh mengabaikan kasih karunia itu, dan orang juga tidak boleh menyangkal kasih karunia yang diperuntukkan bagi mereka. Mereka yang diberkati dengan para nabi dan nubuatan (sebagaimana semua orang yang memiliki firman) hendaknya tidak menerima kasih karunia Allah dalam hal itu dengan sia-sia. Khususnya bagi anak-anak dari para hamba Tuhan, jika mereka sadar akan keuntungan mereka karena status orangtua mereka itu dan memakainya sebagai dasar untuk setia dan bersungguh-sungguh dalam beribadah, maka tanpa ragu mereka bisa mengakuinya di hadapan Allah, dan berharap agar anak hamba-hamba Allah akan diam dengan tenteram.
- [2] Mereka adalah anak, artinya, para pewaris, dari perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, seperti anak di dalam keluarga. Perjanjian Allah dibuat dengan Abraham dan keturunannya, dan merekalah keturunan dengan siapa perjanjian itu dibuat, dan bagi merekalah diwariskan berkat-berkat perjanjian itu: “Janji mengenai Mesias dibuat bagi kamu. Oleh karena itu, apabila kamu tidak mengabaikan belas kasihan yang diperuntukkan bagi dirimu sendiri, dan tidak menaruh penghalang di depan pintumu sendiri dengan ketidakpercayaanmu, maka kamu boleh berharap janji itu dipenuhi bagimu.” Di sini janji itu disebutkan, sebagai butir yang paling utama dari perjanjian itu, oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Meskipun terutama yang dimaksud di sini adalah Kristus (Gal. 3:16), tetapi Gereja, yang adalah tubuh-Nya, yaitu semua orang percaya yang merupakan keturunan rohani dari Abraham, juga bisa tercakup di dalamnya. Semua bangsa di muka bumi akan diberkati karena memiliki jemaat Kristus di tengah-tengah mereka. Dan mereka yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Abraham mendapat kesempatan pertama atas hak istimewa ini. Jika semua bangsa di muka bumi akan diberkati di dalam Kristus, maka terlebih lagi bangsa itu, yaitu kaum sebangsa-Nya secara jasmani.
- (2) Sebagai orang Israel, mereka mendapatkan tawaran pertama untuk menerima kasih karunia Perjanjian Baru. Karena merekalah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian, maka kepada merekalah Penebus itu pertama-tama diutus. Ini merupakan dorongan bagi mereka untuk berharap bahwa jika mereka sungguh-sungguh sadar dan bertobat, maka Dia akan diutus lebih lagi untuk menghibur mereka (ay. Kis 3:20): Tuhan akan mengutus Yesus Kristus, karena kepadamulah pertama-tama Tuhan mengutus Dia (ay. Kis 3:26). Bagi kamulah pertama-tama, kamu orang Yahudi, meskipun bukan hanya kepada kamu, Allah membangkitkan Hamba-Nya, menetapkan dan memberi-Nya kuasa untuk menjadi Pemimpin dan Juru Selamat, dan untuk menegaskan hal ini, Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati, mengutus-Nya supaya Ia memberkati kamu, untuk menawarkan berkat-Nya kepadamu, khususnya berkat yang luar biasa dalam hal memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu. Oleh karena itulah kamu harus menerima berkat ini, dan berbalik dari kejahatanmu, dan kamu akan terdorong untuk berharap bahwa kamu akan menerima berkat itu.
- [1] Di sini kita diberitahu dari mana Kristus mendapatkan tugas-Nya: Allah membangkitkan Hamba-Nya (KJV: Anak-Nya, Yesus – pen.) dan mengutus-Nya. Allah membangkitkan-Nya ketika Dia menetapkan Yesus sebagai Nabi, mengakui-Nya dengan suara dari sorga, dan memenuhi Dia dengan Roh-Nya tanpa batas, lalu mengutus-Nya. Karena untuk tujuan inilah Allah membangkitkan Yesus, supaya Yesus menjadi utusan-Nya untuk mengadakan pendamaian. Allah mengutus-Nya untuk menjadi saksi kebenaran, untuk mencari dan menyelamatkan jiwa yang terhilang, untuk melawan musuh-Nya, dan mengalahkan mereka. Sebagian orang merujuk istilah membangkitkan-Nya sebagai langkah awal untuk memuliakan Dia. Ini berarti, seakan-akan, memperbarui amanat-Nya. Meskipun Allah telah membangkitkan-Nya, tampaknya saat ini Allah mengambil-Nya dari kita. Namun Ia sungguh mengutus-Nya kepada kita di dalam Injil dan Roh-Nya.
- [2] Kepada siapa Ia diutus: “Bagi kamulah pertama-tama. Kamu yang berasal dari keturunan Abraham, kamu yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian, kepadamulah diberikan tawaran kasih karunia Injil.” Pelayanan Kristus secara pribadi, sebagaimana pelayanan para nabi, dibatasi sebelumnya bagi orang Yahudi. Ia diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel, dan Ia melarang murid-murid-Nya yang kemudian diutus-Nya untuk pergi lebih jauh. Setelah kebangkitan-Nya, Dia harus diberitakan hingga kepada semua bangsa, tetapi mereka harus mulai dari Yerusalem (Luk. 24:47). Adapun ketika mereka pergi ke bangsa-bangsa yang lain, pertama-tama mereka memberitakan-Nya kepada orang Yahudi yang mereka jumpai di sana. Kaum Yahudi adalah anak sulung, oleh sebab itu, mendapat hak istimewa untuk ditawari pertama kali. Demikianlah mereka sama sekali tidak dikucilkan setelah membunuh Kristus. Malahan ketika bangkit, pertama-tama Dia diutus kepada mereka, dan sesungguhnya Allah berencana agar merekalah yang terutama mendapat berkat melalui kematian-Nya.
- [3] Untuk tujuan apa Dia diutus: “Ia diutus pertama-tama kepadamu, untuk memberkati kamu. Inilah tujuan utama-Nya, bukan untuk menghukum kamu, sebagaimana yang layak kamu terima, tetapi untuk membenarkan kamu, jika kamu mau menerima pembenaran yang ditawarkan kepadamu, menurut cara pembenaran itu ditawarkan. Namun apabila kamu menolak dan membuang berkat itu, maka Allah yang mengutus Dia pertama-tama untuk memberkati kamu, akan mengutuk kamu” (Mal. 4:6). Perhatikan,
- Pertama, Tujuan kedatangan Kristus ke dunia adalah untuk memberkati kita, untuk membawa berkat bersama dengan Dia, karena akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Dan ketika Dia meninggalkan dunia ini, Dia meninggalkan berkat karena ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka (Luk. 24:51). Dia mengutus Roh-Nya untuk menjadi berkat yang besar, berkat dari segala berkat (Yes. 44:3). Melalui Kristuslah Allah mengirimkan berkat-berkat kepada kita, dan melalui Dia sajalah kita bisa berharap untuk menerimanya.
- Kedua, berkat luar biasa yang dibawa Kristus untuk diberikan kepada kita adalah bahwa Ia akan memimpin kita kembali dari kejahatan kita, menyelamatkan kita dari dosa kita (Mat. 1:21), untuk membawa kita berbalik dari dosa, supaya kita layak menerima semua berkat yang lain. Secara alami kita melekat pada dosa, tetapi kasih karunia ilahi dirancang untuk membawa kita berbalik dari dosa, bahkan sampai kita berbalik membelakanginya, supaya kita tidak hanya meninggalkannya, tetapi juga membencinya. Injil memiliki kecenderungan langsung untuk melakukan ini, tidak hanya karena Injil itu mewajibkan kita, setiap dari kita, untuk berbalik dari kejahatan kita, tetapi karena Injil menjanjikan bagi kita kasih karunia untuk memampukan kita berbuat demikian. “Jadi, kerjakanlah bagianmu. Sadarlah, dan bertobatlah, karena Kristus sudah siap mengerjakan bagian-Nya, yaitu memimpin kamu kembali dari kejahatanmu, dan dengan demikian memberkati kamu.”
SH: Kis 3:11-26 - Kemuliaan hanya bagi Allah (Kamis, 27 Mei 1999) Kemuliaan hanya bagi Allah
Si lumpuh yang sudah mampu berjalan sendiri itu mengikuti Petrus
dan Yohanes. Demikianlah orang yang sudah mengalami ...
Kemuliaan hanya bagi Allah
Si lumpuh yang sudah mampu berjalan sendiri itu mengikuti Petrus dan Yohanes. Demikianlah orang yang sudah mengalami anugerah Allah tidak akan lagi menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya. Peristiwa ini mengundang keheranan dan rasa takjub banyak orang. Kemudian, Petrus dengan tegas mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah mereka tolak dan bunuh itulah yang telah memberikan kesembuhan kepada si lumpuh itu. Petrus tidak mau "mencuri" keharuman nama di balik kuasa Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.
Ajakan pertobatan. Ada dua kelompok orang di sekitar Kekristenan kita. Pertama, orang-orang yang bekerja untuk Allah tetapi demi kemuliaan dan kepentingan dirinya. Kedua, orang-orang yang buta matanya untuk melihat bahwa itu adalah pekerjaan Allah. Bagi kedua kelompok manusia inilah Petrus mengarahkan tudingan dan kesaksiannya tentang karya besar dan agung Allah. Petrus mengajak mereka untuk sadar dan bertobat. Selain merupakan suatu tindakan aktif manusia sebagai respons terhadap kebaikan Allah, pertobatan juga berarti kesadaran diri meninggalkan segala kejahatan.
Renungkan: Hanya orang yang telah mengalami anugerah Allah yang tidak akan menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya.
SH: Kis 3:11-26 - Bukan "barang" baru (Jumat, 13 Juni 2003) Bukan "barang" baru
Yesus Kristus sebenarnya bukanlah hal baru bagi orang-orang
Yahudi di Yerusalem. Ketika orang banyak heran melihat mukjizat
...
Bukan "barang" baru
Yesus Kristus sebenarnya bukanlah hal baru bagi orang-orang Yahudi di Yerusalem. Ketika orang banyak heran melihat mukjizat yang dilakukan Petrus, ia menyatakan bahwa hanya kepercayaan kepada Nama Yesus yang telah menyebabkan mukjizat itu terjadi. Bukan karena kuasa dari dirinya sendiri (ayat 12,16-17). Karena itu Petrus menegaskan fakta-fakta berikut. Pertama, Yesus adalah Sang Hamba (ayat 13,26), Sang Mesias (ayat 14,18. "Yang Kudus dan Benar" adalah sebutan lain untuk Mesias, bdk. Mzm. 16:10, Yes. 53:11 dll.), dan kedua, sang nabi (ayat 22-23) yang diutus Allah sendiri sesuai dengan nubuat Musa dan para nabi, pertama- tama kepada Israel (ayat 20,26). Tetapi Israel, bangsa-Nya sendiri, justru menolak dan menyalibkan-Nya (ayat 14). Namun, Yesus dibangkitkan dari kematian (ayat 15) dan tinggal di surga sampai waktu-Nya tiba (ayat 21). Terakhir, Petrus menyerukan kepada bangsanya, yang sebelumnya menolak Yesus karena ketidaktahuan mereka (ayat 17), agar mau bertobat, memberi diri dipimpin Yesus, dan berbalik dari kejahatan mereka (ayat 19- 20,26).
Kepada siapakah kesempatan pertobatan masih terbuka dan ditawarkan? Kecuali hujatan terhadap Roh Kudus (Luk. 12:10), tawaran pertobatan terbuka kepada semua orang, bahkan orang-orang Yahudi yang pernah menolak dan membunuh Tuhan Yesus sendiri! Bertobat berarti berbalik dari sikap penolakan dan tindakan kejahatan mereka semula dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Seruan pertobatan dan percaya bukan hal baru, karena pintu pertobatan telah Allah sediakan sejak dulu, dan terutama kini melalui Yesus Kristus. Ketiadaan pertobatan sejati pada seseorang, yaitu berbalik dari kehidupan lama dan percaya kepada Kristus, berarti penghukuman (ayat 23).
Renungkan: Bertobat berarti berbalik dari kehidupan lama dan beriman bahwa Kristus adalah Juruselamat dan Pemimpin kepada hidup sejati.
SH: Kis 3:11-26 - Yesus, Pemimpin kepada hidup (Kamis, 11 Juni 2009) Yesus, Pemimpin kepada hidup
Apa hubungan kesembuhan yang dialami orang lumpuh pada perikop
sebelum ini dengan Tuhan Yesus? Petrus memakai kesem...
Yesus, Pemimpin kepada hidup
Apa hubungan kesembuhan yang dialami orang lumpuh pada perikop sebelum ini dengan Tuhan Yesus? Petrus memakai kesempatan keheranan dan ketakjuban orang banyak untuk menyatakan siapa Tuhan Yesus.
Pertama, Yesuslah yang telah menyembuhkan orang lumpuh tersebut (ayat 16, lih. 6). Kedua, kesembuhan itu merupakan fakta sekaligus bukti bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang diutus Allah untuk memimpin manusia kepada hidup (ayat 13, 15). Ketiga, walaupun orang Yahudi membunuh Yesus dalam ketidaktahuan (ayat 17), tetapi dalam kedaulatan Allah, peristiwa itu menjadi penggenapan nubuat Perjanjian Lama (ayat 18) bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk menyelamatkan manusia berdosa melalui penderitaan dan kematian-Nya. Oleh karena itu mereka yang membunuh Yesus boleh mendapatkan pengampunan-Nya bila segera sadar dan bertobat (ayat 19). Yesus juga adalah nabi yang dijanjikan sejak masa Musa (ayat 22). Musalah yang menjadi pewarta kabar baik bahwa kuasa kebangkitan Yesus nyata memberi kehi-dupan kepada yang sudah mati di dalam dosa. Justru dengan menyaksikan kuasa kebangkitan-Nya yang menyembuhkan si lumpuh, orang-orang Yahudi mendapatkan kesempatan baik untuk bertobat dan sekaligus kehormatan dari Tuhan untuk memberitakan kabar baik tersebut (ayat 25-26).
Kisah penyembuhan si lumpuh (Kis. 3:1-10) membuktikan bahwa kuasa Kristus yang mematahkan dosa dan memberi kehidupan sudah dinyatakan melalui orang yang percaya kepada Dia. Bukti kedahsyatan kuasa Allah tidak dapat dielakkan dan tidak dapat diabaikan. Setiap orang yang menolak percaya, dengan sendirinya tetap tinggal dalam belenggu dosa dan kematian rohani. Sebaliknya setiap orang yang sudah mengalami kuasa-Nya yang membangkitkan hidup, harus mengambil sikap menyingkirkan dosa dan bertobat. Namun tidak hanya itu, ia juga harus menjadi pewarta kabar baik bahwa hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan dan kehidupan sejati.
SH: Kis 3:11-26 - Pakai kesempatan (Jumat, 17 Juni 2011) Pakai kesempatan
Kesembuhan orang yang lumpuh sejak lahir membuat orang Yahudi heran sehingga mereka datang mengerumuni Petrus dan Yohanes karena men...
Pakai kesempatan
Kesembuhan orang yang lumpuh sejak lahir membuat orang Yahudi heran sehingga mereka datang mengerumuni Petrus dan Yohanes karena menganggap kedua orang itu sebagai sumber kesembuhan. Petrus menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan Yesus. Ia memperkenalkan identitas Yesus sebagai Hamba yang menderita (13, 26), Yang Kudus dan Benar (14), Pemimpin (15), Mesias, yang diurapi Allah (18), dan seorang Nabi (22-24). Kedatangan-Nya sesuai dengan nubuat Musa dan para nabi dan juga menggenapi janji-Nya kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi berkat bagi semua bangsa (25).
Yesus pertama-tama datang kepada milik-Nya, orang Yahudi (20, 26). Ironisnya, mereka justru menolak dan membunuh Dia (25), walau mereka melakukan hal itu dalam ketidaktahuan (17). Namun Allah telah mempermuliakan Anak-Nya dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mengangkat Dia kembali ke surga (21). Petrus dan para murid yang lain menjadi saksi atas semua itu. Melalui para muridlah, Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu.
Setelah menunjukkan siapa Yesus dan mengungkapkan dosa bangsanya, Petrus lalu menyatakan berita pertobatan dan pengampunan dosa kepada mereka (lihat Luk. 24:47). Ini perlu kita perhatikan dalam pemberitaan Injil, yaitu orang tahu siapa Yesus, menyadari dosanya lalu mau meninggalkan dosa itu. Respons yang diharapkan dari pemberitaan Injil adalah berpaling kepada Allah dengan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima anugerah keselamatan-Nya. Inilah pertobatan yang merupakan respons terhadap pengampunan dosa, keselamatan, damai sejahtera, dan sukacita dari Allah. Sebaliknya bila tidak merespons, seseorang akan mengalami hukuman Allah dan kebinasaan (23).
Melihat betapa pentingnya makna keselamatan, mari gunakan setiap kesempatan yang ada untuk memberi kesaksian tentang Yesus agar orang bertobat dan percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang memimpin orang pada hidup yang kekal.
SH: Kis 3:11-26 - Percaya Membawa Keselamatan (Kamis, 24 Mei 2018) Percaya Membawa Keselamatan
Banyak orang terheran-heran melihat kesembuhan Si Lumpuh. Mungkin mereka tidak habis pikir bagaimana kesembuhan itu dapat...
Percaya Membawa Keselamatan
Banyak orang terheran-heran melihat kesembuhan Si Lumpuh. Mungkin mereka tidak habis pikir bagaimana kesembuhan itu dapat terjadi, padahal orang tersebut sudah lumpuh sejak lahir. Namun satu hal yang pasti bagi kerumunan orang di Bait Allah adalah Petrus dan Yohanes yang menyembuhkan orang lumpuh tersebut. Tentu saja kedua rasul tidak bermaksud seperti itu. Mereka sama sekali tidak memiliki andil dalam mukjizat penyembuhan itu. Keduanya hanyalah hamba Yesus yang bekerja untuk melanjutkan misi Kerajaan Allah di dunia.
Kehebohan itu mendorong Petrus membuat pernyataan di Serambi Salomo bahwa Yesus yang telah dibunuh oleh para pemimpin agama dan orang Yahudi, namun dibangkitkan Allah Israel dari antara orang mati, itulah Penyembuh yang sesungguhnya (15-16). Pernyataan Petrus sangat mengejutkan orang banyak. Bukannya berhenti berbicara, malahan Petrus dengan lantang dan panjang lebar menjelaskan tentang janji dan nubuatan Allah mengenai kedatangan Mesias sebagai Juru Selamat manusia. Untuk tujuan itulah Yesus harus menderita, bahkan ditolak oleh bangsa sendiri (14, 18).
Petrus menyadari bahwa apa yang dikatakannya belum tentu dapat dipahami dan diterima oleh orang banyak. Baginya tidak menjadi soal, namun yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat mengenal Yesus dan karya keselamatan-Nya. Memang mewartakan hal semacam ini tidaklah mudah. Sebab dibutuhkan keberanian yang besar dan kesiapan untuk mati sebagai martir. Tetapi, Petrus tidak peduli dengan keselamatannya. Ia sepenuhnya menyerahkan hidupnya kepada Allah. Ia berharap orang yang mendengar khotbahnya menyadari kesalahan dan mengambil tindakan pertobatan (19-20).
Kita semestinya bersyukur karena Allah dalam Kristus mengasihi kita dan mau mengampuni segala dosa kita. Karena itu, janganlah kita menunda-nunda untuk percaya kepada Yesus Kristus. Sebab Allah telah menetapkan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan abadi. [JMN]
Utley -> Kis 3:17-26
Utley: Kis 3:17-26 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 3:17-2617 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 3:17-26
17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. 18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. 19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, 20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. 21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. 22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara- saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. 23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. 24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. 25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. 26 Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.
Kis 3:17 "aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan" Ini mencerminkan kata-kata Yesus di kayu salib (lih. Luk 23:34). Namun demikian, bahkan dalam ketidaktahuan mereka, orangtetap bertanggung jawab secara rohani! Dalam beberapa hal alasan ini adalah merupakan suatu jalan untuk menolong orang menerima tanggung jawabnya sendiri (lih. Kis 13:27; 17:30; 26:9; 1Kor 2:8). Untuk suatu diskusi yang baik mengenai konsep ini lihat Millard Erickson, Teologi Kristen, edisi ke 2, hal. 583-585.
□ "sama seperti semua pemimpin kamu" Lukas sering membuat suatu perbedaan antara orang-orang dengan para pemimpin mereka (cf. Luk 7:29-30; 23:35; Kis 13:27; 14:5). Permasalahan sesungguhnya dalam upaya berbuat hal ini mungkin adalah saling tanggung jawab dari kedua kelompok. Sering ini menyatakan bahwa Yesus tidak menghukum orang Yahudi secara keseluruhan, namun para pemimpin mereka yang tidak sah (yaitu tidak berasal dari keturunan Harun). Tentu saja sukar untuk mengetahui apakah pengutukan pohon ara (lih. Mr 11:12-14,20-24) dan perumpamaan dari pemilik kebun anggur yang tidak adil (lih. Luk 20:9-18) adalah suatu penghukuman atas Yudaisme abad pertama atau hanay para pemimpinnya. Lukas sepertinya menunjukkan bahwa keduanya!
Kis 3:18 "difirmankan… dahulu" Injil bukanlah perenungan dengan Allah, namun rencana sengaja dan kekalNya (lih. Kej 3:15; Mr 10:45; Luk 22:22; Kis 2:23; 3:18; 4:28; Rom 1:2). Khotbah-khotbah awal dalam Kis (kerygma) menyajikan Yesus sebagai penggenapan janji-janji dan nubuatan-nubuatan PL.
Ada beberapa aspek dari Kerygma (yakni aspek-aspek teologis utama dari khotbah-khotbah dalam Kisah) yang dinyatakan dalan ayat-ayat ini.
- 1. iman dalam Yesus adalah hakiki
- 2. pribadi dan karya Yesus dinubuatkan oleh para nabi PL
- 3. Mesias harus menderita
- 4. mereka harus bertobat
- 5. Yesus akan datang lagi.
□ "difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya" Yesus menggenapi nubuatan PL (lih. ay 34, Mat 5:17-48). Saya pikir Yesus Sendiri menunjukkan pada dua orang di jalan ke Emaus (lih. Luk 24:13-35) nubuatan-nubuatan PL yang berkenaan dengan penderitaan, kematian dan kebangitanNya. Mereka memberitakan hal ini dengan para Rasul, yang menjadikannya bagian dari khotbah mereka. Lihat Topik Khusus: Nubuatan PL pada Kis 11:27.
□ "Kristus" Ini adalah terjemahan Yunani dari kata Ibrani "Mesias," yang artinya Yang Diurapi. Ini menunjuk pada pelaku khusus utusan Allah yang kehidupan dan kematianNya akan mentahbiskan jaman baru kebenaran, jaman baru Roh.
□ "menderita" Ini disinggung dalam beberapa naskah PL (lih. Kej 3:15; Mazm 22; Yes 53). Aspek Mesias yang menderita inilah yang mengejutan orang Yahudi (lih. 1Kor 1:23). Mereka mengharapkan seorang jenderal penakluk (lih. Wah 20:11-16). Ini adalah suatu penekanan khas Paulus (lih. Kis 17:3; 26:23) dan juga Petrus (lih. 1Pet 1:10-12; 2:21; 3:18).
Kis 3:19 "sadarlah dan bertobatlah" Istilah Yunani "bertobat" berarti suatu perubahan pikiran. Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE dari metanoeō. Istilah Ibrani bagi bertobat berarti "perubahan tindakan" ("sadar" [emistrephō] mungkin mencerminkan kata Ibrani "belok" shub, lih. Bil 30:36; Ul 30:2,10) dalam Septuaginta. Pertobatan adalah bagian perjanjian yang merupakan keharusan dalam keselamatan seiring dengan iman (lih. Mr 1:15 dan Kis 3:16,19; 20:21). Pertobatan tidak boleh tidak harus ada (lih. Luk 13:3 dan 2Pet 3:9). Pada dasarnya ini adalah kesediaan untuk berubah. Ini mencakup baik suatu tindakan sengaja manusia dan suatu augerah Allah (lih. Kis 5:31; 11:18; 2Tim 2:25). Lihat Topik Khusus pada Kis 2:38.
□ "supaya dosamu dihapuskan" Istilah ini berari "menghapuskan"; "meniadakan"; "menghilangkan" (lih. Kol 2:14; Wahy 3:5; 7:17; 21:4). Sungguh janji yang luar biasa! Dalam dunia kuno tinta adalah asam dan karenanya tidak mungkin dihapuskan. Ini sungguh merupakan mujizat kemurahan Allah (lih. Mazm 51:1; 103:11-13; Yes 1:18; 38:17; 43:25; 44:22; Yer 31:34; Mi 7:19). Ketika Allah mengampuni, Allah melupakan (menghapus)!
□ "waktu kelegaan" Istilah Yunani (anapsuchō, anapsuxis) pada dasarnya berarti "ruang bernafas, bersantai, melegakan" (Baker, Arndt, Gingrich, dan Danker, Sebuah Kamus Yunani-Inggris, hal. 63), "menyegarkan oleh udara," atau "merawat luka dengan udara" (Kittle, Kamus Teologis Peranjian Baru, vol. 9, hal. 663). Perluasan penggambarannya adalah pemulihan atau penyegaran jasmani atau rohani.
Dalam Septuaginta ini digunakan untuk memperoleh kembali kekuatan jasmani setelah suatu peperangan (lih. Kel 23:12; Hak 15:19; 2Sam 16:14) atau penyegaran emosi sebagaimana dalam 1Sam 16:23. Rujukan Petrus sepertinya pada suatu janji PL, namun frasa ini tidak digunakan dalam PL. Untuk orang padang pasir bentangan tertutup di suatu tempat adalah tanda penderitaan dan kesukaran. Allah akn membawa suatu periode pelebaran, penyegaran dari aktivitas rohani. Aktivitas keMesiasan ini tela datang dalam Injil. "Eaktu kelegaa" telah datang dalam Yesus orang Nazaret. Namun demikian, penyempurnaan yang akan datang akan membawa jaman baru Roh. Dalam konteks khusus ini Petrus merujuk pada Kedatangn yang Kedua. Frasa ini sepertinya berparalel dengan "periode pemulihan" (ay. Kis 3:21). Lihat Topik Khusus: Kerygma pada Kis 2:14.
Kis 3:20 "mengutus Yesus" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE, yang menyatakan suatu elemen kemungkinan. Tindakan dari para pendengar Petrus, dalam suatu pengertian, menentukan saat dari penyempurnaan rohani (lih. F. F. Bruce, jawaban atas Pertanyaan-pertanyaan, di mana ia mengaitkan Kis 3:19-21 dengan Rom 11:25-27, hal. 201).
Penjajaran dari Yesus disebelah "Kristus/Mesias" ini sepertinya mengisyaratkan bahwa Petrus secara khusus menegaskan keMesiasan dari Yesus orang Nazaret. Belakangan dalam PB, "Tuhan," "Yesus," dan "Kristus" sering muncul, lebih sebagai suatu rujukan gabungan kepada Yesus (yaitu Tuhan Yesus Kristus) daripada suatu penekanan pada gelar Mesias. Ini khususnya benar dalam gereja-gereja yang kebanyakan anggotanya oran bukan Yahudi.
□ "diuntukkan bagimu sebagai Kristus" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Istilah yang sama ini digunakan untuk pemilihan terdahulu oleh Allah dalam Kis 10:41; 22:14; 26:16; Kedatangan dan kematian Yesus telah selalu menjadi rencana penebusan kekal Allah (lih. Kis 2:23; 3:18; 4:28; 13:29).
Dalam Septuaginta istilah ini mencerminkan suatu pilihan, namun tanpa pengetahuan sebelumnya (yaitu bagi Lukas "pro" berarti sebelum, lih. Kel 4:13 dan Yos 3:12), yang nyata dalam penggunaan kata ini dalam Kisah. Ini memang menyampaikan bahwa mengutus Yesus adalah pilihan Allah akan berkat dan penebusan!
- NASB NKJV "yang harus diterima di surga"
- NRSV "yang harus tetap di surga"
- TEV, NIV "Kristus itu harus tinggal di surga"
- NJB "yang harus dipertahankan oleh surga"
Subyek dari frasa ini adalah "surga’; obyeknya adalah "yang" (yaitu Yesus). Ada dua KATA KERJA dalam frasa ini. Yang pertama adalah dei, dari deō, yang artinya "ini keharusan", atau "ini pantas."
Yang kedua adalah sebuah AORIST MIDDLE (deponent) INFINITIVE dari dechomai. Harold K Moulton, Kamus Analitis Yunani Diperbarui mengatakan dalam konteks ini ini berarti "menerima ke dalam dan menahan" (hal. 88). Anda dapat melihat bagaimana terjemahan menangkap aspek kontekstualnya. Lukas menggunakan istilah ini lebih dari para penulis PB lain (13 kali di Lukas Yos 8 kali di Kisah). Kata-kata harus didefinisikan dalam terang penggunaan dan isyarat konteks, bukan etimologinya. Leksikon (kamus) hanya menyatakan penggunaan. Buku-buku ini tidak menetapkan definisi!
- NASB "sampai"
- NKJV, NRSV, TEV "sampai"
- NJB "sampai"
Kata ini ada dalam naskahUSB4 Bahasa Yunani. Saya tak tahu mengapa NASB, 1995, mencetaknya dengan miring, yang merupakan cara menunjukkan bahwa ini tidak ada dalam naskah Yunani, namun ditaruh untuk memudahkan para pembaca dalam memahaminya.
Dalam NASB edisi 1970, kata "the" lah yang dicetak miring dan bukan "sampai," yang adalah tepat.
□ "waktu pemulihan segala sesuatu" Ini menunjuk pada penciptaan kembali (lih. Mat 17:11; dan khususnya Rom 8:13-23). Kejahatan pemberontakan manusia dalam Kej 3 di batalkan dan makhluk ciptaan dipulihkan; persekutuan dengan Allah ditetapkan kembali. Maksud awal penciptaan akhirnya digenapi.
□ "seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu" Injil Marus mulai dengan suatu kutipan dari Mal 3:1. Mat 1:22-23 menunjuk pada nubuatan dari Yes 7:14. Lukas menggunakan frasa yang sama ini dalam Luk 1:70. Satu aspek dari Kerygma (yaitu kebenaran- kebenaran teologis yang berulang dalam khotbah-khotbah dalam Kisah, lihat Topik Khusus pada Kis 2:14) adalah bahwa kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus menggenapi nubuatan PL. Pelayanan Yesus bukanlah suatu perenungan atau Rencana B. Melainkan merupakan rencana Allah yang telah ditetapkan sebelumnya (lih. Kis 2:23; 3:18; 4:28; 13:29). Segala sesuatu bekerja untuk penggenapan dari pemulihan total dari kehendak Allah bagi makhluk ciptaan.
Kis 3:22 "dikatakan Musa" Gelar "Nabi" digunakan untuk Mesias yang akan datang (lih. Ul 18:14-22; khususnya 15,18; Yoh 1:21,25). Dokumentasi mengenai Yesus dari Hukum Musa ini (yaitu bagian yang paing berkuasa dari kanonika PL bagi orang Yahudi, baik Saduki dan Farisi) akan menjadi hal yang terpenting bagi para pendengar Yahudi ini. Yesus telah selalu menjadi rencana penebusan Allah. Dia datang untuk mati (lih. Mr 10:45; 2Kor 5:21).
Kis 3:23 Ini adalah suatu kata peringatan yang serius. Ini adalah sebuah singgungan pada Ul 18:19. Penolakan Yesus adalah, dan masih merupakan, suatu hal kekal yang serius.
Singgungan pada Ul 18:14-22 juga memiliki beberapa wawasan teologis yang signifikan.
- 1. Perhatikan aspek-aspek individual dan kebersamaannya. Setiap individual jiwa harus secara pribadi menanggapi Mesias. Tidaklah cukup menjadi bagian dari badan kebersamaan dari Israel.
- 2. Frasa "akan dibasmi" adalah suatu singgungan pada "perang suci." Allah akan memangkas pohon anggurNya sendiri (Israel, lih. Yoh 15; Rom 9; 10; 11). Mereka yang menolak "Nabi" menolak Allah. Masalah keselamatan adalah tanggapan iman seseorang terhadap Mesias Allah. Keluarga, ras, etika, dan prestasi yang hebat dari aturan-aturan bukanlah kriteria keselamatan Perjanjian Baru, namun iman dalam Kristus.
Kis 3:24 "Samuel" Dalam kanonika Yahudi ia dianggap satu dari "Nabi-nabi yang terdahulu," satu bagian dari divisi kedua kanonika Ibrani. Samuel disebut seorang nabi dalam 1Sam 3:20 dan juga seorang pelihat (yaitu satu lagi istilah bagi nabi) dalam 1Sam 9:9; 1Taw 29:29.
□ "jaman ini" "Waktu penyegaran" (ay. Kis 3:20) dan "waktu pemulihan segala sesuatu" (ay. Kis 3:21) menunjuk pada penyempurnaan dari Kerajaan Allah saat kembalinya Kristus, namun frasa ini menunjuk pada pentahbisan Kerajaan KeMesiasan, yang terjadi saat inkarnasi Yesus di Betlehem atau setidaknya pada keseluruhan periode hari-hari terakhir, yang merupakan waktu antara dua pemunculan Kristus di planet bumi. PL terutama hanya memahami satu kedatangan Mesias. Kedatangan pertamaNya sebagai "Hamba yang Menderita" (ay. Kis 3:18) adalah suatu kejutan; kembaliNya dengan kemuliaan sebagai pemimpin militer dan hakim diharapkan.
Kis 3:25 Petrus menyebut orang-orang Yahudi ini sebagai anak-anak Abraham, umat perjanjian. Namun demikian, umat perjanjian ini harus menanggapi dalam iman dan pertobatan pada Yesus dan injil atau mereka akan ditolak (ay. Kis 3:23)!
PB (perjanjian yang baru) berfokus dalam seseorang, bukan sekelompok ras tertentu. Dalam pemanggilan Abraham ada suatu elemen universal (lih. Kej 12:3). Penawaran universal telah datang dalam Kristus dan tersedia bagi semua (yaitu Lukas menulis terutama kepada orang Bukan Yahudi. Injil Nya dan Kisah berulang-ulang dan secara khusus membuat undangan ini).
□ "perjanjian" Lihat Topik Khusus pada Kis 2:47.
□ "SEMUA BANGSA DI MUKA BUMI AKAN DIBERKATI" Ini adalah sebuah rujukan pada perjanjian Allah kepada Abraham dalam Kej 12:1-3. Perhatikan elemen universal juga ada di dalam Kej 22:18. Allah memilih Abraham untuk memilih suatu bangsa, memilih dunia (lih. Kel 19:5-6; Ef 2:11-3:13).
Kis 3:26 "bagi kamulah pertama-tama" Orang-orang Yahudi ini, karena warisan Perjanjian mereka, mempunyai kesempatan pertama untuk mendengar dan memahami berita injil ini (lih. Rom 1:16; 9:5). Namun demikian, mereka harus menanggapi dalam cara yang sama dengan setiap orang lain: pertobatan, iman, ketaatan baptisan, dan ketekunan.
□ "membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya" Lihat catatan pada Kis 2:24; 3:13.
□ "memberkati kamu" Ini adalah apa yang diinginkan Allah bagi seluruh umat manusia (lih. Kej 12:3). Namun demikian, Ia mengutus Yesus kepada domba yang hilang dari rumah Israel dahulu!
□ "dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu" Keselamatan melibatkan suatu perubahan pikiran mengenai dosa dengan suatu hasil perubahan tindakan dan prioritas. Perubahan ini adalah bukti dari pertobatan yang benar! Kehidupan kekal mempunyai sifat-sifat yang bisa dilihat!
Topik Teologia -> Kis 3:26
Topik Teologia: Kis 3:26 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Hamba
Yes 4:21; Yes 49:3-7 Yes 52:13 Yes 53:11 (Yes 52:13-53:12) Zak 3:8...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Hamba
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Kejahatan
- Pemeliharaan dan Kejahatan itu Sendiri
- Pemeliharaan-Nya Mengarahkan Kejahatan
- Keselamatan
- Kematian Kristus Menyelesaikan Masalah Cara Hidup yang Jahat
- Yesus Dibangkitan dari Kematian oleh Allah
TFTWMS -> Kis 3:25-26
TFTWMS: Kis 3:25-26 - Perwahyuan Diinterupsi PERWAHYUAN DIINTERUPSI (Kis 3:25, 26)
Saat ini, penyembuhan laki-laki lumpuh dan kejadian-kejadian setelah itu telah dilaporkan kepada para pemimpin ...
PERWAHYUAN DIINTERUPSI (Kis 3:25, 26)
Saat ini, penyembuhan laki-laki lumpuh dan kejadian-kejadian setelah itu telah dilaporkan kepada para pemimpin Yahudi, dan mereka bergegas menuju Pelataran Non-Yahudi untuk menghentikan khotbah Petrus. Petrus hanya memiliki sisa beberapa detik untuk berkhotbah. Dalam perkataannya yang terakhir, Petrus membuat penerapan secara personal kepada para pendengarnya. Paling tidak ada enam kali dalam ayat 25 dan 26 Petrus menggunakan kata orang kedua "kamu" atau "(milik)mu." Untuk mendapatkan cita rasa nas ini, bacalah dengan keras, dengan memberi penekanan pada kata-kata "kamu" dan "(milik)mu."
Petrus memulai dengan, "Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu [anak-anak para nabi itu]" (ay. 25a; huruf miring oleh saya). Dalam Perjanjian Lama, ungkapan "anak-anak para nabi" mengacu kepada kaum laki-laki yang berada di sekolah-sekolah para nabi, yaitu para nabi dalam pelatihan. Bagaimanapun, Petrus menggunakan istilah itu untuk mengacukan para pendengarnya yang merupakan pewaris rohani dari nabi-nabi tersebut, seperti halnya juga anak-anak adalah pewaris legal dan jasmaniah. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang kepada siapa para juru bicara Allah telah menuliskan pelbagai nubuatan kemesiasan tersebut. Ratusan ramalan telah menjadi seperti lampu sorot yang menyorot ke Yesus—dan orang-orang Yahudi itu tetap saja belum dapat mengenali Dia!
Petrus lalu mengingatkan mereka akan kelebihan lain bangsa Yahudi, yaitu perjanjian yang telah dibuat di masa lalu: "Kamulah yang ... nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang[mu ] kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi40akan diberkati" (ay. 25; huruf miring oleh saya). Janji yang dikutip itu terdapat di Kejadian 22:18; janji itu mengacu kepada kedatangan Yesus. Belakangan Paulus mengutip Kejadian 22 sewaktu ia menulis, "Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan 'kepada keturunan-keturunannya' seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: 'dan kepada keturunanmu', yaitu Kristus" (Galatia 3:16; huruf miring oleh saya). Para pendengar Petrus itu bukanya tidak mengetahui janji dalam Kejadian 22. Mereka semua harus sudah mengenali Mesias ketika Ia datang, tetapi mereka tidak mau melakukannya.
Bangsa Yahudi telah menyia-nyiakan nabi-nabi Allah dan tidak mempedulikan janji Allah. Allah berhak meninggalkan mereka, namun Ia tidak melakukannya. Petrus menyatakan bahwa Allah itu penuh kasih karunia, bahwa Allah telah melakukan segala hal bagi umat perjanjian-Nya, bahwa Allah telah memberi bangsa Yahudi kesempatan kedua: "Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu" (ay. 26; huruf miring oleh saya). Perkataan "pertama-tama" mengandung isyarat bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi akan dimasukkan ke dalam segala berkat Allah,41namun penekanan dalam nas itu adalah bahwa Allah bermaksud menjadikan Kebangkitan itu menjadi berkat bagi bangsa Yahudi, bahwa Yesus telah dikirim ke dunia untuk merubah bangsa Yahudi itu dari cara hidup mereka yang jahat. Simaklah penekanan keindividuan dalam ayat: "dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu." Peremajaan bangsa itu tergantung pada pemulihan individu.42
Ini akan menjadi tempat yang wajar bagi Petrus untuk mengulangi himbauannya di ayat 19—dengan menambahkan pelbagi rincian tentang apa yang mereka perlu lakukan— dan menasihati mereka "dengan banyak perkataan" (2:40) untuk memalingkan mereka kepada ketaatan yang sungguh-sungguh kepada Yesus. Bagaimanapun, kesempatan tersebut tidak memberi dia sesuatu, sebab "Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki ... Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam" (4:1-3).
Para pemimpin Yahudi itu memang berhasil memenjarakan rasul-rasul itu, tetapi mereka tidak dapat membungkam kata-kata mereka. Ayat selanjutnya memberitahu kita, "Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki" (4:4)! Saya bayangkan salah satu dari lima ribu orang laki-laki itu adalah si mantan pengemis—pada akhirnya ia tidak saja disembuhkan secara jasmani, tetapi juga secara rohani!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) "DALAM NAMA-NYA" (Kis 3:12-26)
Waktu kita dilahirkan, orang tua kita memberi kita nama. Seraya kita bertumbuh, nama itu mulai mempunyai art...
"DALAM NAMA-NYA" (Kis 3:12-26)
Waktu kita dilahirkan, orang tua kita memberi kita nama. Seraya kita bertumbuh, nama itu mulai mempunyai arti dan makna. Akhirnya, nama kita bukan saja menunjukkan siapa diri kita, tetapi nama itu mencerminkan juga apa adanya kita. Pikirkanlah nama seseorang yang Anda kenal baik. Anda tidak semata-mata sedang membayangkan kombinasi huruf-huruf yang abstrak, bukan? Sebaliknya, Anda melihat orang itu dalam pikiran Anda berserta dengan sifat-sifatnya yang terungkap. Yang Anda lihat adalah sebuah kepribadian yang utuh.1
Di dalam Alkitab, nama bukan saja untuk menggambarkan, tetapi juga untuk mewakili seluruh sifat seseorang. Hukum ketiga dalam Keluaran 20 adalah, "Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan" (ay. 7). Mengapa Allah mengutuk orang yang menyembarangkan nama-Nya? Sebab ketika Anda menyembarangkan nama-Nya, Anda juga menyembarangkan Dia!
Dalam Kisah 3 dan 4, penekanannya adalah pada nama Yesus Kristus (3:6, 16; 4:7, 10, 12, 17, 18, 30). Setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikkan Yesus ...
... Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:9-11; huruf miring oleh saya).
Dalam Kisah 3 dan 4, kita membaca tentang penyembuhan dalam nama-Nya, pemberitaan tentang nama-Nya, menderita demi nama-Nya, dan kuasa melalui nama-Nya. Ketika kita terus mempelajari dua pasal ini, maka akan jelaslah bahwa nama Yesus bukan semata-mata menggambarkan Dia; di dalam nama-Nya terkandung kuasa-Nya, tujuan-Nya, dan kepribadian-Nya! Tokoh utama di dalam dua pasal ini bukanlah Petrus atau Yohanes, laki-laki yang telah disembuhkan, atau salah satu anggota Sidang. Tokoh kuncinya adalah Yesus Kristus! Para pemimpin Yahudi mengira mereka telah berhasil menyingkirkan Yesus dari tengah-tengah mereka; namun sekarang mereka harus berurusan kembali dengan Dia.
Pada bagian terakhir pasal 3, kita memiliki catatan khotbah Petrus yang kedua, sebuah khotbah yang tidak dapat ia selesaikan (simak 4:1). Garis besar penyajiannya adalah sama dengan yang di pasal 2, tetapi khotbah ini berisi materi2pendukung yang berbeda. Dalam Kisah 2 Petrus banyak mengutip tulisan Daud; dalam khotbah yang sekarang, ia bergantung pada sumber-sumber lain Perjanjian Lama. Ciri-ciri khusus khotbah ini adalah adanya julukan yang beragam bagi Yesus. Dalam Kisah 2 Petrus mengetengahkan Dia sebagai Anak Daud dan Kristus; dalam khotbah ini, rasul itu mengacukan Yesus sebagai seorang Hamba Allah, Yang Kudus dan Benar, Pemimpin kepada hidup, dan nabi seperti Musa.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 3:12-26)
Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan meneruskan penekanan "dalam nama Yesus" ketika kita mengkaji kisah Pet...
KESIMPULAN (KIS 3:12-26)
Dalam pelajaran kita selanjutnya, kita akan meneruskan penekanan "dalam nama Yesus" ketika kita mengkaji kisah Petrus dan Yohanes dihadapan Sanhedrin. Bagaimanapun, untuk saat ini kita harus berakhir di sini. Di akhir pelajaran ini, saya ingin memberikan persamaan antara apa yang Petrus dan Yohanes lakukan ketika mereka menyembuhkan pengemis itu di bagian pertama Kisah 3, dengan apa yang mereka sedang coba lakukan selagi mereka berkhotbah43di bagian terakhir pasal 3. Hubungan antara kedua bagian itu mendapat penekanan di pasal 4, ketika Petrus bercerita tentang laki-laki yang lumpuh sejak lahir itu:
Jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati—bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu ... Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (4:9, 10, 12; huruf miring oleh saya).
Anda tidak akan mengetahui hal ini dari Alkitab terjemahan bahasa Indonesia [dan Inggris], namun kata "disembuhkan" dalam ayat 9 dan kata "diselamatkan" dalam ayat 12 berasal dari akar kata yang sama. Petrus ingin para pendengarnya itu mengetahui bahwa Yesus yang sama yang telah memberi pengemis itu kesembuhan jasmani dapat juga memberi mereka kesembuhan rohani! Dengan kata lain, Yesus yang telah menyembuhkan laki-laki lumpuh itu dari penyakit jasmani, dapat juga menyelamatkan mereka dari penyakit rohani dosa. Orang-orang Yahudi itu tentunya telah melintasi laki-laki lumpuh itu setiap hari dan sudah tentu merasa kasihan atas kakinya yang terpelintir itu; Petrus menginginkan mereka sadar bahwa jiwa mereka juga sama terpelintirnya, cacat, kerdil, dan impotennya seperti kaki pengemis itu sebelumnya! Dengan kata lain, satu tubuh manusia telah disembuhkan untuk memungkinkan adanya penyembuhan banyak jiwa manusia. Jika Anda belum mengizinkan Tuhan menyembuhkan jiwa Anda, sekarang inilah waktunya.
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Persamaan antara 2:38 dan 3:19 dapat ditampilkan pada papan tulis atau kertas kartun yang lebar. "Penghapusan" dosa dapat diilustrasikan dengan menuliskan "DOSA" pada papan tulis dan kemudian menghapus kata itu. (Ini merupakan cara lain dalam mengilustrasikan "penghapusan" dosa: Gunakanlah tanah liat mainan anak-anak untuk membuat sebuah "lempengan" kecil. Gores-goreslah lempengan itu; kemudian haluskan kembali permukaan lempengan tanah liat itu. Cara menarik lainnya untuk mengilustrasikan hal ini adalah dengan menggunakan Magic Slate (semacam Batu Tulis) anak-anak, jika barang ini dapat dibeli di tempat Anda. Tulislah "DOSA" dengan pena tumpul yang telah disediakan; kemudian angkatlah lembaran depannya yang bertuliskan "DOSA," maka tulisan itu akan hilang.)
CATATAN KHOTBAH
Saya pernah katakan bahwa yang kita miliki di Kisah 2 dan 3 adalah khotbah-khotbah yang sudah diringkas, dan materi yang hanya terdapat di masing-masing dua khotbah tercatat itu boleh jadi bisa ditemukan di dalam masing-masing khotbah itu apabila dikhotbahkan secara utuh. (Pada umumnya Lukas tidak mau menggandakan informasi; sepertinya ia sering menahan dahulu materi yang ia rencanakan akan disajikan belakangan di dalam kitab itu.) Sebuah pelajaran dapat dibuat tentang "Injil Yang Petrus Khotbahkan" dengan mencampur pelajaran di Kisah 2 dan 3—dan mungkin juga dengan yang ada di Kisah 4 dan 10. Komentar harus diberikan sesedikit mungkin— hanya penjelasan singkat bilamana diperlukan. Pelajaran itu harus menjadi pelajaran yang hebat ketika Petrus memberitakan (melalui Anda) berita yang menggerakkan hati ratusan orang!
Sebuah pelajaran yang menarik dapat dikhotbahkan tentang "Seorang Nabi Seperti Musa" (Ulangan 18:15, 18, 19; Imamat 23:29; Kisah 3:22, 23). Dalam tafsirnya atas kitab Ibrani, Coffman membuat daftar sembilan belas hal dimana Yesus seperti Musa dan tiga belas hal dimana Ia tidak seperti Musa (Coffman, Commentary on Hebrews [Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1971], 67-69).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Jika situasinya tepat, Anda dapat mengacukan seorang anak laki-laki atau gadis yang sedang kasmaran yang menulis berulang-ulang na...
Catatan Akhir:
- 1 Jika situasinya tepat, Anda dapat mengacukan seorang anak laki-laki atau gadis yang sedang kasmaran yang menulis berulang-ulang nama orang yang ia cintai. Bagi orang itu nama bukanlah deretan huruf tanpa jiwa; nama itu mencerminkan seseorang yang membuat jantungnya berdebar-debar.
- 2 Khotbah di Kisah 2 dan 3 mungkin harus dianggap sebagai saling melengkapi antara satu sama lainnya. Dengan kata lain, Petrus mungkin sudah menggunakan beberapa materi yang sama di kedua khotbah itu, tetapi kebiasaan Lukas adalah tidak mau menggandakan informasi yang ia catat.
- 3 KJV menulis "kekudusan"; NIV menulis "kesalehan."
- 4 Di sini dan di ayat 26 KJV menulis "Anak." Kata Yunani yang dipakai di sini bukanlah kata umum untuk "anak" (huios) dan bukan juga kata umum untuk "pelayan" (diakonos). Kata tersebut adalah pais, yang artinya bisa "hamba" maupun "anak kecil." (Dari kata inilah kita mendapat kata "pediatrik"-dokter anak.) Karena Petrus menekankan penderitaan Yesus (simak ayat 18), maka kelihatannya ia menggambarkan ajaran Perjanjian Lama tentang Hamba Yang Menderita. Dalam Septuaginta pais adalah kata yang digunakan oleh Yesaya dan yang lainnya dalam nas tentang Hamba Yang Menderita. Jadi, kebanyakan terjemahan moderen lebih menyukai kata "hamba."
- 5 Yesaya 53. Simaklah khotbah Filipus kepada bangsawan Etiopia di Kisah 8.
- 6 Mazmur 22. Karena yang kita miliki adalah ringkasan khotbah Petrus, maka adalah mungkin bahwa pada titik ini ia berhenti dan mengutip beberapa nas agung dari Yesaya dan Daud.
- 7 Mereka menyerahkan sang Penyelamat.
- 8 Kata Yunani yang diterjemahkan "Kudus" diterjemahkan juga sebagai "disucikan"; artinya adalah "memisahkan." Jika diterapkan kepada manusia, kata itu bermakna Allah memisahkan anak-anak-Nya untuk tujuan khusus Dia. Jika diterapkan kepada Allah, kata itu bermakna kesempurnaan Allah telah memisahkan Dia dari ciptaan-Nya yang lain.
- 9 "Benar" mengacu kepada seseorang yang tidak dapat dituntut, orang yang tidak dapat didakwa.
- 10 Petrus juga menyebut Yesus sebagai "Yang Kudus dari Allah" di Yohanes 6:69.
- 11 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary , vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 412.
- 12 Tentang ketidaktahuan para pemimpin, lihat 13:27; 1Korintus 2:8.
- 13 Simaklah Ibrani 10:26. Penulis Ibrani menamakan dosa seperti itu sebagai dosa yang "disengaja."
- 14 Ini merupakan poin kunci dalam khotbah Petrus yang pertama, sebab salib merupakan batu sandungan utama bagi orang Yahudi untuk menerima Yesus sebagai Mesias.
- 15 Beberapa penulis mencatat bahwa hal itu sebenarnya memang tidak perlu dilakukan, sebab setiap hari sejak Hari Pentakosta, orang-orang Yahudi di Yerusalem akan sudah menyaksikan orang banyak mengakui Kristus dan dibaptis (2:38, 41, 47).
- 16 Lihat "Bertobat" dalam Daftar Kata pada seri pelajaran ini.
- 17 Orang juga menulis pada lempengan tanah liat atau lilin dengan batang kayu yang runcing. Tulisan ini juga dapat "dihapus" dengan cara meratakan permukaan lempengan tersebut.
- 18 KJV menulis "dirubah." Di atas fakta bahwa ini adalah sebuah perintah, beberapa orang telah terfokus kepada kata "di," dengan alasan "Ini adalah bentuk voice pasif, jadi hal itu bukan sesuatu yang kita lakukan. Sebaliknya, hal itu adalah sesuatu yang Allah lakukan untuk kita. Marilah kita duduk manis dan biarkan Allah melakukan semuanya itu." Terjemahan yang lebih baik adalah "kembali" ketimbang "dirubah," sebab terjemahan itu tidak memberi peluang untuk disalahartikan. Kata asli Yunaninya adalah sebuah kata gabungan yang secara harfiah bermakna "kembali kepada."
- 19 Teks aslinya tidak menyatakan kepada apa atau siapa mereka itu harus berpaling, tetapi kelihatannya jelas bahwa mereka itu harus berbalik kepada Tuhan (simaklah 11:21). Dalam 3:19 New Century Version menulis "Datang kembali kepada Allah."
- 20 Ini akan bermula dengan pengampunan dosa. Dilegakan dari kesalahan mengerikan yang mencabik-cabik jiwa kita adalah sebuah "waktu kelegaan" yang menakjubkan. Bagaimanapun, "waktu kelegaan" ini terus berlanjut sampai kepada kehidupan Kristiani kita. Bila kita bergumul dengan sebuah persoalan dan akhirnya kita menyerahkannya kepada Tuhan, betapa leganya jiwa kita! Jika Anda menggunakan materi ini di dalam kelas, Anda mungkin mau meminta peserta kelas untuk berbagi waktu tentang kapan Allah telah "melegakan jiwa mereka."
- 21 Lihat artikel tentang "Karya Roh Kudus: Apakah Yang Roh Kudus Kerjakan?" pada seri pelajaran ini.
- 22 Ini adalah cara KJV mengacukan dua berkat tersebut.
- 23 "Diuntukkan" adalah terjemahan dari sebuah kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "sudah ditetapkan sebelumnya." Jauh sebelumnya, sebagai bagian dari semua rencana dan tujuan-Nya, Allah telah "menetapkan" Yesus sebagai Mesias. "Bagimu" membuat hal ini sebagai sebuah urusan pribadi: Petrus sedang memberitahu para pendengarnya bahwa Allah melakukan hal itu secara khusus untuk mereka .
- 24 Terjemahan KJV kemungkinan adalah yang paling mendekati terjemahan secara harfiah.
- 25 Tidak ada petunjuk bahwa sebuah "era keemasan" rohani akan pernah terwujud di atas bumi yang penuh dosa ini. Faktanya, Yesus pernah mempertanyakan apakah akan masih ada iman di muka bumi jika Ia datang lagi (Lukas 18:8).
- 26 Mereka yang mengajarkan hal ini memperlakukan nas-nas figuratif secara harfiah tanpa kecuali.
- 27 Pertanyaan mendasar dalam menafsirkan kitab suci adalah "Apakah arti perkataan ini bagi mereka yang pertama kali mendengar perkataan itu?"
- 28 Setelah mereka menjadi orang Kristen, sambil mereka bertekun dalam mendengarkan dan belajar, maka kesalahan konsep mereka akan terkoreksi-seperti halnya kesalahan konsep para rasul mengenai kerajaan telah terkoreksi.
- 29 Saya menggunakan kata bersyarat "legal," sebab semua harapan dan impian kemesiasan mereka tidak akan dipenuhi. Kebanyakan (jika tidak sebagian besar) dari harapan dan impian itu merupakan akibat dari membiarkan keinginan pribadi mereka mewarnai penafsiran mereka mengenai apa yang para nabi katakan tentang Mesias. Petrus membatasi "pemulihan segala sesuatu" kepada hal-hal yang "Allah [sesungguhnya] telah katakan dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus."
- 30 Petrus merubah harapan nasional menjadi harapan personal. 31"Pemulihan segala sesuatu" berawal pada pekerjaan Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan bagi Mesias (simaklah Maleakhi 3:1; 4:5, 6; Matius 17:11, 12; Markus 9:12, 13). "Pemulihan" itu berlanjut terus ketika kaum laki-laki dan perempuan dipulihkan kepada Tuhan melalui pengorbanan Yesus Kristus (Efesus 2:16-18). Bagaimanapun, kita harus menunggu kedatangan kembali Tuhan untuk pemulihan segala sesuatu secara keseluruhan dan penghabisan.
- 32 Apa yang sekarang sering membuat kita prihatin benar-benar tidak layak untuk dipulihkan. Suatu saat nanti kita akan melihat bahwa di dalam skema yang kekal, semua keprihatinan seperti itu tidaklah penting.
- 33 Buatlah hal ini menjadi personal: Mereka yang kehilangan kesehatan akan dipulihkan. Mereka yang kehilangan harta benda akan menerima harta di sorga. Mereka yang kehilangan para sahabat dan orang-orang yang dikasihi akan hidup bersama Allah, Kristus, Roh Kudus, para malaikat, dan orang-orang kudus di sorga.
- 34 Dalam Yudas 14, 15 Henokh disebut sebagai nabi, tetapi orang Yahudi umumnya menganggap Musa sebagai nabi yang pertama dan yang paling agung. Sewaktu Yesus mengajar kedua murid di jalan menuju Emaus, Ia juga memulai dari "kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi" (Lukas 24:27).
- 35 Kutipan itu kebanyakan berasal dari Ulangan 18:15, 18 dan 19, tetapi ungkapan di akhir kutipan itu berasal dari Imamat 23:29. Kitab Imamat dan Ulangan itu ditulis oleh Musa.
- 36 Dalam Ulangan 18 Musa memberitahu bangsa itu untuk jangan berpaling kepada ilmu sihir dalam mencari tahu kehendak Allah sebagaimana yang diperbuat oleh bangsa Kanaan. Sebaliknya, Allah akan selalu memiliki seorang wakil yang bertugas mengungkapkan kehendak-Nya kepada mereka; Ia akan "membangkitkan seorang nabi" untuk mengajar bangsa itu sebagaimana Ia telah membangkitkan Musa. Allah memegang janji-Nya; Ia tidak pernah meninggalkan bangsa itu tanpa seorang juru bicara yang terilham. Bagaimanapun, Musa merupakan sosok manusia yang unik, sehingga bangsa Israel merasa bahwa nabi-nabi setelah Musa itu hanya memenuhi sebagian dari janji Musa. Dengan demikian mereka masih percaya bahwa "Nabi itu " belumlah datang.
- 37 Lihat 13:20. Samuel kadang kala disebut sebagai "nabi pertama yang berbicara."
- 38 Lihat 1Samuel 13:14; 15:28; 16:13; 28:17.
- 39 Beberapa penulis merasa prihatin sebab mereka tidak dapat menemukan sebuah acuan khusus terhadap Mesias dalam ucapan setiap nabi Perjanjian Lama. Yang seperti itu tidaklah perlu. Setiap nabi memberi kontribusinya masing-masing secara unik terhadap kedatangan Mesias. Jadi Yesus, "menjelaskan kepada mereka ... tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi" (Lukas 24:27; huruf miring oleh saya).
- 40 Ini adalah janji agung yang lain dalam Perjanjian Lama yang mengantisipasi tercakupnya bangsa-bangsa non-Yahudi ke dalam Era Kristen. Bagaimanapun, Petrus belum memahami hal ini. Jika yang ia pikirkan hanya janji itu saja, maka kemungkinan ia akan sudah mensyaratkan janji itu dengan kata-kata "jika mereka mau menjadi orang Yahudi terlebih dahulu."
- 41 Keselamatan itu adalah "pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" (Roma 1:16; huruf miring oleh saya). Lihat juga Roma 13:45, 46; Roma 2:9, 10.
- 42 Hal ini bukan saja benar untuk bangsa Israel tetapi juga untuk bangsa Amerika dan setiap bangsa mana saja dimana buku pelajaran ini dapat diperoleh.
- 43 Meskipun 3:12 hanya menyebut pemberitaan Petrus, namun 4:2 mengatakan, "Mereka mengajar orang banyak."
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi