Teks -- Kisah Para Rasul 4:4 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 4:1-4
Matthew Henry: Kis 4:1-4 - Petrus dan Yohanes Dipenjarakan
Saat membaca kembali kedua pasal sebelum ini, yang memuat begitu banyak kebajikan yang dilakukan para rasul, saya bertanya-tanya apa yang terjadi...
- Saat membaca kembali kedua pasal sebelum ini, yang memuat begitu banyak kebajikan yang dilakukan para rasul, saya bertanya-tanya apa yang terjadi dengan para ahli Taurat, orang Farisi, dan imam kepala. Mengapa mereka tidak muncul untuk membantah dan menentang rasul-rasul, seperti yang dulu biasa mereka lakukan terhadap Kristus sendiri. Awalnya mereka pasti begitu bingung melihat pencurahan Roh Kudus hingga untuk beberapa saat mereka diam ternganga! Namun, saya mendapati bahwa mereka ternyata tidak menghilang. Kekuatan mereka dikerahkan kembali dan di sini diceritakan tentang percakapan mereka dengan para rasul. Karena, sejak semula Injil memang sudah ditentang. Di sini,
- I. Petrus dan Yohanes ditangkap atas perintah para imam dan ditahan di dalam penjara (ay. Kis 4:1-4).
- II. Mereka diperiksa oleh Mahkamah Agama (ay. Kis 4:5-7).
- III. Dengan berani mereka mengakui apa yang telah mereka lakukan, dan bahkan memberitakan tentang Kristus kepada orang-orang yang menangkap mereka (ay. Kis 4:8-12).
- IV. Karena tidak mampu membantah, orang-orang itu memerintahkan kedua rasul itu untuk diam, sambil mengancam mereka jika mereka masih terus memberitakan Injil. Maka kedua rasul itu pun dilepaskan (ay. Kis 4:13-22).
- V. Mereka berseru kepada Allah dalam doa memohon penyertaan agar pekerjaan kasih karunia yang telah mereka alami itu terus berlanjut (ay. Kis 4:23-30).
- VI. Allah menjawab permohonan mereka, baik secara rohani maupun jasmani, melalui tanda-tanda nyata kehadiran-Nya yang menyertai mereka (ay. Kis 4:31-33).
- VII. Hati orang-orang percaya dipersatukan oleh kasih kudus.
- Mereka meningkatkan perbuatan amal mereka kepada orang miskin, dan gereja pun semakin berkembang demi kemuliaan Kristus (ay. Kis 4:33-37).
Petrus dan Yohanes Dipenjarakan ( Kis 4:1-4)
- Di sini diceritakan tentang kepentingan kerajaan sorga yang berhasil dijalankan, dan kuasa kegelapan yang muncul hendak menghentikan mereka. Jika hamba-hamba Kristus bersikap tegas, maka kaki tangan Iblis akan penuh dengan kebencian. Oleh sebab itu, jika kaki tangan Iblis penuh dengan kebencian, hamba-hamba Kristus sudah seharusnya bersikap tegas.
- I. Rasul-rasul, Petrus dan Yohanes, melanjutkan pekerjaan mereka dan kerja keras mereka tidak sia-sia. Roh Kudus memampukan para pelayan Tuhan melakukan bagian mereka, demikian juga dengan umat-Nya.
- 1. Kedua pemberita Injil itu menyampaikan pengajaran Kristus dengan setia: Mereka berbicara kepada orang banyak, kepada semua orang yang dapat mendengar perkataan mereka (ay. Kis 4:1). Apa yang mereka katakan berkaitan dengan kepentingan orang banyak itu, dan disampaikan secara terbuka di depan umum. Mereka mengajar orang banyak, bahkan mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Mereka mengajar orang-orang yang ketika itu belum percaya, supaya sadar dan bertobat. Mereka juga mengajar orang-orang yang sudah percaya untuk menghibur dan menguatkan mereka. Mereka memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Pengajaran perihal kebangkitan dari antara orang mati,
- (1) Terbukti kebenarannya di dalam diri Yesus. Mereka membuktikan dengan kenyataan ini, bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati sebagai yang pertama dan terutama dari antara mereka yang dibangkitkan dari antara orang mati (26:23). Mereka memberitakan tentang kebangkitan Kristus sebagai jaminan atas apa yang mereka lakukan. Atau,
- (2) Jaminan itu pasti diberikan oleh-Nya bagi semua orang percaya. Kebangkitan dari antara orang mati mencakup seluruh kebahagiaan masa depan. Hal ini mereka beritakan di dalam Yesus Kristus, yang dapat dicapai melalui Dia (Flp. 3:10-11), dan hanya melalui Dia. Mereka tidak mencampuri urusan orang lain tetapi menekuni pekerjaan mereka sendiri dan memberitakan kepada orang-orang bahwa sorgalah yang menjadi tujuan akhir mereka dan Kristus sendirilah yang menjadi jalan mereka ( Kis 17:18).
- 2. Orang-orang yang mendengar menerima pengajaran itu dengan senang hati (ay. Kis 4:4): Di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya. Memang tidak semuanya, mungkin bukan sebagian besar dari mereka, tetapi banyak, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki, lebih banyak daripada ketiga ribu orang yang sebelumnya sudah kita baca. Lihatlah bagaimana Injil disebarkan, dan ini adalah akibat dari pencurahan Roh Kudus. Meskipun para pemberita Injil itu dianiaya, firman-Nya tetap bertahan. Sebab adakalanya masa penderitaan gereja justru merupakan masa pertumbuhannya, masa yang harus dilalui sejak awal.
- II. Sekarang para imam kepala dan para pengikut mereka bermusyawarah untuk melawan kedua rasul itu, dan bertekad melakukan apa pun untuk menghancurkan mereka. Tangan rasul-rasul itu memang dibelenggu untuk beberapa waktu, tetapi hati mereka sama sekali tidak berubah. Sekarang bisa kita lihat di sini,
- 1. Siapa saja yang tampil melawan para rasul. Mereka adalah para imam. Bisa dipastikan bahwa sejak semula mereka inilah musuh-musuh besar Kristus dan Injil-Nya. Mereka sangat cemburu dengan jabatan keimaman mereka, seperti Kaisar dengan kerajaannya. Mereka tidak tahan apabila ada yang menyaingi mereka, saat Ia diberitakan sebagai Imam, sama seperti ketika Ia sendiri berbicara sebagai nabi. Bersama mereka bergabung juga kepala pengawal Bait Allah, yang dipercaya adalah seorang pejabat Romawi, pemimpin garnisun yang ditempatkan di menara Antonia untuk menjaga Bait Allah. Jadi di sini tampaklah bahwa baik orang Yahudi maupun orang bukan-Yahudi berkomplot melawan Kristus. Selain itu juga terdapat orang-orang Saduki, yang berkata bahwa tidak ada malaikat atau roh serta kehidupan sesudah kematian, dan berusaha sangat keras menentang mereka. Baxter berkata, “Orang akan bertanya-tanya apa gerangan yang membuat orang-orang kasar seperti orang Saduki itu menjadi pembungkam sekaligus penganiaya bengis seperti itu. Seandainya memang tidak ada kehidupan sesudah kematian, apa ruginya bagi mereka jika orang lain mengharapkannya? Namun, di dalam jiwa-jiwa yang rusak akhlaknya, seluruh kemampuan untuk berpikir dan berbuat baik memang telah menjadi lemah. Bahkan sampai hari ini pun terdapat orang buta yang memiliki hati dan tangan yang jahat.”
- 2. Tanggapan mereka atas pemberitaan kedua rasul itu: Orang-Orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak (ay. Kis 4:2). Mereka marah, baik karena Injil diberitakan (dengan begitu berani di depan umum), maupun karena orang-orang begitu senang mendengarnya. Setelah menyebabkan Kristus menemui ajal dengan cara yang begitu memalukan, mereka menyangka bahwa sejak itu murid-murid-Nya tentu akan malu dan takut mengakui Dia, dan orang-orang pasti akan sangat berprasangka terhadap pengajaran-Nya. Sekarang mereka sangat jengkel karena perkiraan mereka ternyata meleset dan Injil-Nya justru tersiar ke mana-mana, bukannya terkalahkan. Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati (Mzm. 112:10). Mereka malah marah terhadap hal yang seharusnya membuat mereka bersukacita, terhadap sesuatu yang membuat para malaikat bersukacita. Alangkah malangnya mereka yang memandang kemuliaan kerajaan Kristus sebagai sesuatu yang menjengkelkan. Sebab mengingat bahwa kemuliaan kerajaan itu kekal, dengan sendirinya kejengkelan mereka itu juga akan kekal. Mereka marah karena para rasul memberitakan, bahwa di dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Orang-Orang Saduki marah mendengar kebangkitan dari antara orang mati diberitakan. Mereka menentang pengajaran itu dan tidak tahan mendengar tentang adanya kehidupan sesudah kematian, dan mendengar hal itu ditegaskan kebenarannya dengan begitu jelas. Para imam kepala marah mendengar rasul-rasul memberitakan perihal kebangkitan dari orang mati di dalam Yesus, bahwa Dia-lah yang harus menerima kemuliaannya. Meskipun berbeda dengan orang Saduki, mereka mengaku percaya pada kebangkitan dari orang mati, mereka lebih suka mengabaikan hal penting itu daripada membiarkannya diberitakan dan dibuktikan melalui Yesus.
- 3. Sejauh mana mereka bertindak melawan kedua rasul itu (ay. Kis 4:3): Kedua rasul itu ditangkap (artinya, para pelayan dan petugas melakukan itu atas perintah imam), dan diserahkan ke dalam tahanan, diserahkan kepada pejabat yang berwenang sampai hari berikutnya. Mereka tidak dapat mengadili para rasul itu sekarang, sebab hari telah malam. Namun, mereka juga tidak mau menundanya lebih lama sampai keesokan harinya. Lihatlah bagaimana Allah melatih hamba-hamba-Nya mengalami penderitaan secara bertahap. Melalui ujian yang ringan, Ia mempersiapkan mereka menghadapi ujian yang lebih berat. Sekarang ini mereka hanya perlu bertahan terhadap belenggu, tetapi setelah itu, mereka juga harus menumpahkan darah.
SH: Kis 4:1-22 - Menghadapi ancaman dan tekanan (Jumat, 28 Mei 1999) Menghadapi ancaman dan tekanan
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus
dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman ...
Menghadapi ancaman dan tekanan
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman dari para pemimpin agama dan penguasa wilayah setempat. Mereka berdua ditangkap, bukan karena berbuat jahat, tetapi memberitakan Injil. Meskipun demikian, mereka tidak gentar. Bahkan kehadiran mereka di antara para pemimpin agama itu; mereka manfaatkan sebagai kesempatan untuk bersaksi bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus yang telah disalibkan dan dibangkitkan Allah dari antara orang mati.
Gereja bersaksi. Petrus dan Yohanes bukanlah orang-orang terpelajar, tetapi memiliki keberanian dan hikmat luar biasa untuk bersaksi. Bahkan larangan dan ancaman tidak menghalangi semangat iman mereka untuk menyaksikan bahwa: "Tak ada nama lain selain Dia, Yesus Kristus!" Semangat bersaksi Petrus dan Yohanes hendaklah juga mengobarkan semangat Gereja masa kini. Meskipun berada di bawah tekanan dan ancaman, Gereja harus terus bersaksi. Allah pasti memberikan kekuatan, keberanian dan hikmat luar biasa bagi mereka yang mengobarkan kebenaran Injil.
Renungkan: Ketika bersaksi atau menyuarakan kebenaran, pernahkah kita merasa takut karena ancaman dari penguasa?
SH: Kis 4:1-12 - Kuasa versus amarah (Sabtu, 14 Juni 2003) Kuasa versus amarah
Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul
sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati
...
Kuasa versus amarah
Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati perkembangan, perpindahan bahkan kontras dari berbagai tema dan tokoh di dalamnya.
Contohnya adalah Petrus. Sebelum ini, pembaca bertemu dengan Petrus yang ketakutan dan akhirnya menyangkali Yesus ketika ia menghadapi tuduhan secara berturut-turut oleh tiga orang di rumah Imam Besar (Luk. 22:54-62). Kini, setelah Pentakosta, Petrus bersama-sama dengan Yohanes menghadapi amarah para pembesar keagamaan Yahudi (ayat 1-2) dengan suatu seruan pemberitaan Injil yang tidak malu-malu dan berani. Di dalam sidang yang sama yang telah menghukum Yesus dengan hukuman mati (Luk. 22:63-71), Petrus memperhadapkan para pemimpin Yahudi kepada suatu fakta yang tidak dapat ditolak. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa si lumpuh memang telah disembuhkan. Petrus menyatakan bahwa jika mereka mengakui kesembuhan si lumpuh, seharusnya mereka mengakui juga kebenaran kesaksian Petrus yang menyatakan bahwa si lumpuh disembuhkan karena kuasa Nama Yesus (ayat 9-10). Tidak hanya itu, sesuai dengan nas PL, Yesus Sang Mesias yang telah mereka tolak itu justru adalah bagian terpenting dari bangunan yang sedang didirikan Allah, yaitu umat-Nya (bdk. Luk. 20:17). Yang terutama adalah, hanya di dalam nama Yesus Kristus sajalah manusia dapat diselamatkan (ayat 12). Keyakinan Petrus dan Yohanes yang didasarkan pada tuntunan Roh Kudus (ayat 8) inilah yang menjadi dasar dari tindakan, perkataan dan keberanian mereka. Keberanian ini tidak sia-sia, karena kesaksian mereka berbuah demi kemuliaan Tuhan (ayat 4).
Renungkan: Kristen menjadi berani bukan karena bakat ataupun pemotivasian psikologis, tetapi karena Roh Kudus. Keberanian dalam Roh itu akan memampukan bersaksi dan bertindak dalam ketaatan.
SH: Kis 4:1-12 - Kuasa memberitakan Injil (Jumat, 12 Juni 2009) Kuasa memberitakan Injil
Apa yang menjadi daya dorong begitu kuat bagi anak-anak Tuhan untuk
memberitakan Injil dengan berani, bahkan bila harus...
Kuasa memberitakan Injil
Apa yang menjadi daya dorong begitu kuat bagi anak-anak Tuhan untuk memberitakan Injil dengan berani, bahkan bila harus menghadapi risiko dianiaya? Roh Kudus yang ada di dalam diri mereka (ayat 8)!
Oleh dorongan Roh Kudus, Petrus telah mendemonstrasikan kuasa kebangkitan Yesus melalui penyembuhan seorang lumpuh. Kuasa yang sama memampukan Petrus untuk berkhotbah bahwa Yesuslah penggenapan PL untuk keselamatan umat manusia. Di hadapan Mahkamah Agama yang marah karena pemberitaannya yang dianggap provokatif, sekali lagi Roh Kuduslah yang berperan di dalam Petrus (ayat 8).
Kuasa Roh Kudus bukan sekadar dorongan emosional. Kuasa itu bekerja memberi kesaksian akan kuasa Kristus yang dahsyat dan nyata. Orang banyak yang percaya oleh pemberitaan Petrus adalah bukti nyata kuasa tersebut (ayat 4). Kuasa yang sama memampukan Petrus 'membela' pelayanan dan khotbahnya dengan baik. Ia menyatakan bahwa yang ia lakukan adalah hal yang baik, yang tak dapat digugat secara hukum (ayat 9). Tidak ada yang salah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengkhotbahkan sumber kesembuhan tersebut. Petrus konsisten dengan khotbah sebelum ini, yaitu bahwa Yesus, yang orang Yahudi salibkan tetapi yang Allah bangkitkan, adalah sumber kesembuhan orang lumpuh itu (ayat 10). Petrus mengutip Mzm. 118:22 sebagai dasar firman yang menegaskan pilihan Allah atas Yesus sebagai Juruselamat manusia. Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa Yesuslah Juruselamat satu-satunya (ayat 12).
Gereja dipanggil untuk memberi kesaksian tentang Yesus bukan dengan kekuatan dan hikmat sendiri. Roh Kudus akan memakai tiap anak Tuhan yang memperlengkapi diri dengan kebenaran firman Tuhan dan yang mau taat pada pimpinan-Nya. Jangan pernah digentarkan oleh kuasa manusia manapun yang mau menghalangi tugas pemberitaan Injil, karena kuasa-Nya nyata. Akan ada orang-orang yang dimenangkan kepada Kristus lewat pemberitaan Injil yang kita lakukan.
SH: Kis 4:1-12 - Berani bersaksi (Sabtu, 18 Juni 2011) Berani bersaksi
Hasil khotbah Petrus menghasilkan dua respons yang bertolak belakang. Ada sekitar 2.000 orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sehing...
Berani bersaksi
Hasil khotbah Petrus menghasilkan dua respons yang bertolak belakang. Ada sekitar 2.000 orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sehingga jemaat bertambah menjadi sekitar 5.000 orang laki-laki. Sebaliknya para pemimpin agama Yahudi menolak dengan penuh amarah dan berusaha untuk menghentikan pemberitaan tentang kebangkitan Yesus. Berita ini bertentangan dengan doktrin orang Saduki bahwa tidak ada kebangkitan tubuh (Kis. 23:6-8). Sebab itu mereka menangkap dan memenjarakan Petrus dan Yohanes. Namun itu tidak menghambat 2.000 orang tersebut untuk percaya dan bersekutu dengan orang percaya di Yerusalem.
Petrus dan Yohanes menghadapi sidang Sanhedrin, yang sebelumnya telah menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus (lihat Luk. 22:63-71). Petrus, yang pernah ketakutan dan menyangkal Yesus, tampil penuh keberanian dan dengan kuasa Roh Kudus menjawab dua pertanyaan dari Sanhedrin menyangkut sumber kuasa dan atas nama siapakah mereka bertindak. Ia mengemukakan bahwa dalam nama Yesuslah mukjizat terjadi. Sanhedrin tidak dapat menyangkal kesaksian Petrus. Bahkan Petrus menunjukkan dosa mereka karena membunuh Yesus, Mesias mereka. Namun Allah telah membangkitkan Dia. Sebab itu Yesus Kristus hidup dan sekarang bekerja di dalam dan melalui jemaat-Nya dengan Roh Kudus-Nya. Mereka bagaikan para tukang bangunan yang menolak dan membuang Yesus sebagai batu dasar yang penting (11; Mzm 118:22). Namun Yesus adalah batu penjuru yang berharga bagi bangunan umat Allah, dan menjadi pokok keselamatan satu-satunya bagi mereka yang mau bertobat dan percaya kepada Dia (12). Hanya dalam nama Yesus, orang percaya akan sembuh dari penyakit dosa dan diselamatkan.
Kita harus meneladani para murid, yang dengan berani menyatakan kebenaran dan dengan kuasa Roh Kudus bersaksi bahwa Yesus adalah Juruselamat manusia satu-satunya. Biarlah hambatan, penganiayaan, ancaman, penjara, dan kematian sekalipun tidak menghalangi kita.
SH: Kis 4:1-22 - Berani karena Benar (Jumat, 25 Mei 2018) Berani karena Benar
Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan P...
Berani karena Benar
Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan Petrus dan Yohanes yang mengajarkan tentang konsep kebangkitan Yesus dari antara orang mati (2; Kis. 3:15). Sebab orang Saduki sama sekali tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Mereka juga menolak konsep takdir, ganjaran kekal setelah kematian, dan keabadian jiwa. Kaum Saduki lebih menekankan pada kehendak bebas dan kemandirian akal budi manusia. Oleh karena itu, segala hal yang tidak dapat diterima secara logika dianggap omong kosong belaka.
Para imam kepala itu marah karena menurut mereka kedua rasul Yesus tidak punya hak untuk berkhotbah dan mengajar, apalagi mewartakan Yesus yang sudah dicap sebagai penghujat Allah. Karena alasan itu Petrus dan Yohanes ditangkap, diadili, dan dipenjara. Dalam persidangan, kedua rasul Yesus mendapat pertanyaan krusial yang bernuansa politis, yaitu dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak menyembuhkan orang lumpuh itu? (7). Berkat hikmat dan kekuatan Roh Kudus, Petrus menegaskan bahwa Yesus, yang telah disalibkan oleh para agamawan Yahudi, itulah yang telah menyembuhkan orang lumpuh itu. Pernyataan Petrus dan kesaksian orang lumpuh itu sudah membuktikan Yesus adalah Mesias dan Anak Allah (10-14).
Ucapan Petrus bukan hanya melukai perasaan dan harga diri anggota Mahkamah Agama, tetapi juga membuat mereka keheranan. Mereka menghendaki bahwa setelah peristiwa penyaliban Yesus orang Nazaret, tidak akan ada lagi orang yang menyebut nama-Nya. Namun, mereka tidak dapat menghambat karya Allah di tengah bangsa Israel. Sebab, apa yang diberitakan para rasul itu benar adanya.
Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk berani memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai satu-satunya Penyelamat, Penebus, dan Penghibur bagi manusia berdosa. Fakta dan kebenaran ini sepatutnya mendorong kita untuk lebih berani hidup bagi Kristus dan kerajaan-Nya. [JMN]
Utley -> Kis 4:1-4
Utley: Kis 4:1-4 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:1-41 Ketika mereka sedang berbicara kepada orang banyak, imam-imam dan kepala pengawal bait Allah dan orang-orang Saduki ...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:1-4
1 Ketika mereka sedang berbicara kepada orang banyak, imam-imam dan kepala pengawal bait Allah dan orang-orang Saduki datang kepada mereka, 2 Menjadi sangat terganggu karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. 3 Dan mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. 4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya; sehingga jumlah mereka menjadi lima ribu orang.
Kis 4:1 "Imam-imam" Ini adalah kata yang digunakan dalam manuskrip uncial Yunani kuno, A, D, dan E, tapi C mempunyai "imam agung" (archiereis). Naskah UBS4 memberikan kata imam-imam peringkat B (hampir pasti). Konteks Bab 4 menunjukan oposisi yang tidak berasal dari Imam Agung (lih. Ay. Kis 4:6)
Dalam PL, suku Lewi (yaitu Musa dan suku Harun) terpilih untuk melayani YHWH sebagai anak sulung (lih. Kel 13). Dalam suku ini ada keluarga tertentu yang menjabat sebagai (1) guru-guru lokal Hukum Taurat; (2) pelayan dalam bait Allah; dan (3) imam-imam yang memimpin di bait Allah, khususnya yang terlibat dalam prosedur persembahan kurban (lih. Im 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7). Keluarga khusus dari imam besar haruslah berasal dari keluarga Musa dan Harun. Suku ini tidak menerima tanah pusaka seperti suku-suku Yakub/Israel yang lain. Mereka memiliki sebagian kota-kota tertentu yang diberikan kepada mereka (yaitu 48 kota Lewi, lih. Yos . 20). Keluarga- keluarga Lewi bergantung kepada suku-suku lain untuk mendukung mereka melalui perpuluhan bait Allah dan perpuluhan lokal tahun ketiga.
Semua ini berubah ketika Roma mengambil alih Palestina. Jabatan Imam Besar dibeli dari Roma. Tidak ada lagi jabatan rohani seperti dalam Perjanjian Lama, tetapi yang ada adalah jabatan kekuasaan politik yang diperdagangkan. Imam besar saat itu adalah Kayafas (lih. Mat 26:3; Luk 3:2; Yoh 18), Namun kekuasaan yang sesungguhnya di balik jabatan tersebut adalah mantan imam besar Hanas (lih. Luk 3:2; Yoh 18:13,24; Kis 4:6). Keluarga ini adalah sekte Yahudi Saduki.
□ "Kepala penjaga bait Allah" Ini merupakan jabatan khusus Lewi yang sangat dekat dengan kekuasaan Imam Besar (lih. Yosepus, Wars Kis 6:5). Dia akan menjaga ketertiban dalam bait Allah (lih. 1Taw 9:11; Neh 11:11; Luk 22:4,52; Kis 5:24,26). Dalam bahasa Yunani ia disebut sebagai "the man of the mountain of the house"
□ "Saduki" Ini adalah orang kaya, pemimpin politik Sanhedrin.
- NASB NKJV "menjadi sangat terganggu"
- NRSV "Sangat mengganggu"
- TEV "Merasa terganggu"
- NJB "Sangat terganggu"
Istilah Yunani langka ini (disini PRESENT MIDDLE [deponent] PARTICIPLE) berarti "bekerja keras pada sesuatu". Hal ini ditemukan hanya di satu tempat di Kisah Para Rasul (Kis 16:18). Hal ini tidak ditemukan dalam Septuaginta, maupun papyrus koine Mesir.
Para pemimpin Saduki kesal karena para pemimpin Kristen mengajar orang banyak di bait Allah dalam nama Yesus dan memberitakan kebangkitanNya (yang ditentang orang Saduki, seperti konsep teologis mereka tentang kebangkitan pada umumnya). Hal ini juga mungkin dari kata-kata dalam ayat Kis 4:2 bahwa rasul tidak hanya menyatakan kebangkitan Yesus, tetapi implikasi penuh dari semua kebangkitan orang percaya (lih. 1Kor 15). Kematian tidak hanya kehilangan satu orang percaya, tapi telah kehilangan semua orang percaya.
Kis 4:3 "Mereka" dalam ayat Kis 4:2 yang mendahului adalah Petrus, Yohanes, bahkan mungkin orang lumpuh yang disembuhkan. Dalam ayat Kis 4:3 yang mendahului adalah imam dan penjaga bait suci.
□ "Menumpangkan tangan atas mereka" Verba Yunani ini memiliki medan semantic yang luas, tapi Lukas selalu menggunakannya dalam arti penangkapan (lih. Luk 20:19; 21:12; Luk 5:18; 12:1; 21:27). } Alaid hands on them@ This Greek VERB has a wide semantic field, but Luke often uses it in this sense of arrest (cf. Luk 20:19; 21:12; Kis 5:18; 12:1; 21:27).
□ "Pada keesokan harinya" Hukum Yahudi melarang pengadilan diadakan setelah senja. Para pemimpin ingin menghentikan khotbah/ pengajaran ini segera. Jadi mereka memenjarakannya semalaman di dasar bait Allah, bukan di penjara umum (lih. Kis 5:18).
Kis 4:4 "Orang-orang yang telah mendengar…percaya" kedua verbal adalah kalimat AORIST. Iman muncul dari pendengaran (lih. Rom 10:17). Mendengar Injil mengakibatkan (dengan pertolongan Roh, lih. Yoh 6:44,65; 16:8-11) percaya kepada Injil. Lihat TOPIK KHUSUS: Verb tenses Yunani digunakan untuk keselamatan di Kis 2:40.
□ "Jumlah laki-laki menjadi sekitar lima ribu" Perhatikan bahwa jumlah ini tidak termasuk wanita dan anak- anak. Seringkali dalam Perjanjian Baru tersirat jika ayah yang percaya semakin bertambah itu berarti termasuk seluruh keluarga(lih. Kis 11:14; 16:15,31,33). Kelompok yang berada di ruang atas berjumlah sekitar 120. Saat Pentakosta bertambah menjadi 3000 orang (lih. Kis 2:41); kini jumlah orang percaya mencapai 5000! Gereja di Yerusalem berkembang pesat!
Topik Teologia -> Kis 4:4
Topik Teologia: Kis 4:4 - -- Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
Pesan Injil yang Diberitakan adalah Sarana dari Iman yang ...
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
- Pesan Injil yang Diberitakan adalah Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
- Gereja
- Natur Gereja
TFTWMS -> Kis 4:4-6
TFTWMS: Kis 4:4-6 - Jangan Melempar Handuk 17 JANGAN MELEMPAR HANDUK 17(Kis 4:4-6)
Ketika Iblis mulai menyusahkan kita, beberapa dari kita menjadi begitu kecut hati: "Kita menyerah saja! Tid...
JANGAN MELEMPAR HANDUK 17(Kis 4:4-6)
Ketika Iblis mulai menyusahkan kita, beberapa dari kita menjadi begitu kecut hati: "Kita menyerah saja! Tidak ada yang akan berhasil!" Pertimbangkanlah ini: Iblis boleh jadi akan menyengsarakan hidup kita sebab ia tahu jika kita terus bertekun, maka banyak hal luar biasa akan terjadi untuk kepentingan Tuhan! Jika saya ditangkap ketika saya sedang berkhotbah dan kemudian harus meringkuk semalaman dalam penjara, saya mungkin tergoda untuk berpikir bahwa upaya penginjilan telah gagal. Bagaimanapun, simaklah hasil dari khotbah Petrus itu: "Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki" (ay. 4). Orang-orang ini telah melihat Petrus dan Yohanes ditangkap, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi orang Kristen! Para pemberita memang telah dipenjarakan, tetapi beritanya tidak. Firman Allah adalah penuh kuasa jika diterima oleh hati yang jujur (Lukas 8:15; Roma 1:16).
Kata "percaya" di ayat 4 tidak berarti orang-orang itu hanya sekedar tiba pada keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias. "Keyakinan" itu digunakan dalam pengertian "kepercayaan dan ketaatan" yang menyeluruh.18Hanya ada beberapa kasus perubahan hidup yang diceritakan secara terperinci dalam Kitab Kisah;19dalam kasus-kasus sisanya biasanya diberikan ringkasan sederhana, seperti "dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya ...." (5:14) atau "banyak [orang] ... menyerahkan diri dan percaya" (6:7). Oleh karena "Allah tidak membedakan orang" (10:34), maka tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang disebut dalam ayat 4 harus juga bertobat dan dibaptis sebagaimana yang telah diperbuat oleh tiga ribu orang pada Hari Pentakosta. Buku Panduan Gereja Inggris menulis: "Sementara itu hampir lima ribu orang Yahudi, setelah melihat atau mendengar mujizat penyembuhan, menerima tantangan dari Petrus dan memberi diri dibaptis ke dalam gereja."20Jika Petrus tidak menyinggung soal baptisan dalam khotbahnya di Kisah 3,21bagaimanakah mereka akan mengetahui cara untuk dibaptis? Setiap hari ada saja orang yang dibaptis (2:41, 47)! Kumpulan orang Kristen yang menyaksikan pembaptisan sudah menjadi pemandangan biasa di Yerusalem! Siapa saja yang memutuskan ingin menjadi orang Kristen akan dapat mengetahui prosedurnya.
Kata yang diterjemahkan "laki-laki" di ayat 4 tidak berasal dari kata umum anthropos, yang mencakup laki-laki dan perempuan.22Sebaliknya, kata itu berasal dari kata khusus aner, yang artinya "laki-laki yang berbeda dari perempuan." Oleh karena ungkapan "kira-kira lima ribu orang" secara khusus mengacu kepada laki-laki, maka kita hanya dapat menduga-duga mengenai berapa banyak jumlah anggota mereka semuanya.23Paling tidak jumlah mereka dapat mencapai sepuluh ribu orang!24Menyiramkan air ke atas minyak yang sedang menyala dapat menyebarkan nyala api tersebut; begitu juga halnya dengan setiap usaha iblis untuk menghancurkan gereja malah membuat gereja itu menjadi tersebar!
Bagaimanapun, penangkapan itu dan menginap dalam penjara barulah langkah awal dari pelbagai usaha iblis untuk menggugurkan kesaksian rasul-rasul itu. Pagi berikutnya, sebuah kelompok yang berkuasa berkumpul untuk mengambil sikap menentang rasul-rasul tersebut:
Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar (ay. 5, 6).
"Pemimpin-pemimpin" itu adalah "imam-imam kepala" (ay. 23). "Tua-tua" adalah para pemimpin, laki-laki lanjut usia dengan reputasi memiliki hikmat dan kematangan diri. "Ahli-ahli Taurat" dianggap sebagai orang yang ahli dalam hukum Taurat.25Tiga kelompok ini membentuk sebuah badan pemerintahan yang disebut Sanhedrin.26 Sanhedrin itu merupakan DPR (5:21) dan Mahkamah Agung-nya orang Yahudi.27Pagi itu, kelompok yang paling dihormati di tanah Palestina bertemu dalam sidang khusus untuk memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap dua orang nelayan dari Galilea ini!
Bobot situasi pada saat itu ditekankan oleh daftar orang-orang yang hadir. "Imam Besar Hanas hadir." "Imam Besar" merupakan suatu jabatan kehormatan.28Hanas itu adalah mantan imam besar. Setelah bertugas beberapa tahun sebagai imam besar, ia kemudian diberhentikan oleh pemerintah Romawi. Bagaimanapun, kebanyakan orang Yahudi masih menganggap dia sebagai imam besar, dan ia merupakan kekuatan di belakang jabatan tersebut.29
Kayafas adalah menantunya Hanas dan menjabat imam besar saat itu (Matius 26:57; Yohanes 18:13, 24). Kita tidak tahu pasti tentang Yohanes dan Aleksander, tetapi mereka itu pastilah orang-orang yang berpengaruh dan dikenal baik oleh para pembaca Lukas. Mereka itu bisa jadi adalah anak-anaknya Hanas atau Kayafas, jadi masih keturunan imam besar.30Setidak-tidaknya, mereka itu masih "keturunan imam besar." Lukas juga menulis bahwa "semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar" hadir.31Tidak seorang pun yang punya pengaruh di Yerusalem absen pada pertemuan itu!
Jika saya menjadi Petrus atau Yohanes, yang dibawa ke hadapan orang-orang yang paling berkuasa di negeri itu, maka saya akan memandang situasi itu sebagai suatu penindasan. Tetapi Petrus dan Yohanes memandang situasi tersebut sebagai suatu kesempatan. Ketika mengingatkan para murid-Nya bahwa penganiayaan akan menimpa mereka, Yesus berkata, "Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi" (Lukas 21:12, 13; huruf miring oleh saya). Kapan lagikah Petrus dan Yohanes punya kesempatan menginjili Sanhedrin? Satu-satunya cara untuk mendatangkan kesempatan itu adalah saat mereka masuk ke situ dengan tangan dirantai!
Seraya kita mengkaji Kitab Kisah, kita akan melihat bahwa setiap kali seorang Kristen diseret ke pengadilan, ia memanfaatkan kesempatan itu bukan untuk membela dirinya sendiri melainkan sebagai suatu kesempatan untuk memberitakan Yesus!
Ketika Iblis menyusahkan kita, dan jika kita mau terus membuka mata kita, maka kita mungkin akan menemukan banyak kesempatan yang belum pernah kita miliki sebelumnya—jika saja kita tidak melempar handuk dan menyerah kalah!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KETIKA IBLIS MENYUSAHKAN ANDA (Kis 4:1-7)
Di planet Bumi ini Iblis hidup dan aktif.1"Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yan...
KETIKA IBLIS MENYUSAHKAN ANDA (Kis 4:1-7)
Di planet Bumi ini Iblis hidup dan aktif.1"Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaumaum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8).
Di Wahyu 12 terdapat uraian yang jelas sekali tentang iblis dan tujuannya. Pasal itu dibuka dengan adegan seorang perempuan yang sedang mengandung dan seekor naga merah padam yang besar. Naga itu melayang-layang hendak menelan anaknya, segera sesudah anak itu dilahirkan. Di ayat 9 naga itu dikenali sebagai iblis; sedangkan anak itu adalah Kristus.2Dengan kata lain, tujuan iblis adalah hendak menghancurkan Kristus—sejak dari kelahiran-Nya. Empat kitab Injil menceritakan cara-cara biadab Iblis—mulai dari pembantaian anak-anak bayi oleh Herodes sampai dengan penyaliban Yesus. Bagaimanapun, Iblis telah gagal menghancurkan Kristus. Wahyu 12:5 menulis bahwa anak itu "dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya"—sebuah acuan kepada kenaikan Yesus ke sorga. Naga itu berusaha mengejar anak itu tetapi ia dicampakkan ke atas bumi. Ia berusaha melampiaskan kemarahannya kepada perempuan itu, tetapi Allah melindungi dia. Maka "marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus" (Wahyu 12:17). Mereka yang "menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus" adalah umat Kristen! Oleh karena iblis tidak dapat menghancurkan Yesus, maka yang sekarang ia inginkan tidak ada lain selain menghancurkan Anda dan saya!
Pelajaran ini berkisah tentang permulaan usaha Iblis untuk menghancurkan gereja.3Gereja yang masih bayi itu telah menikmati kedamaian dan keharmonisan, tetapi itu merupakan "ketenangan sebelum angin badai." Iblis tidak pernah meninggalkan umat Allah sendirian untuk waktu yang sangat lama.
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah menyimpulkan pengkajian atas Kisah 3. Petrus dan Yohanes telah menyembuhkan seorang laki-laki lumpuh di Bait Allah. Ketika orang banyak yang penuh semangat itu berkumpul, Petrus lalu menginjili mereka. Tiba-tiba, khotbahnya itu dihentikan, dan mulailah timbul penganiayaan pertama terhadap umat Kristen. Dalam pelajaran ini dan dua berikutnya, kita ingin melihat bagaimana kedua rasul ini bereaksi, jadi kita akan melihat bagaimana kita harus bersikap "ketika iblis menyusahkan kita."
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:1-7)
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan meneruskan kajian kita tentang "Ketika Iblis Menyusahkan Anda." Bagaimana...
KESIMPULAN (KIS 4:1-7)
Dalam pelajaran kita berikutnya, kita akan meneruskan kajian kita tentang "Ketika Iblis Menyusahkan Anda." Bagaimanapun, untuk sekarang ini marilah kita berhenti sejenak untuk pengujian diri: "Pernahkah Iblis menyusahkan saya? Jika ya, bagaimanakah sikap saya waktu itu?
Apakah saya bersikap seperti seorang Kristen, atau apakah saya bersikap seperti Iblis?" Apapun jawaban Anda, tetapkanlah bahwa lain kali iblis menyusahkan Anda, dengan pertolongan Allah Anda akan bersikap sebagaimana seharusnya.
CATATAN KHOTBAH
Richard Rogers mempunyai pelajaran tentang 4:1-31, yang berjudul "Perlawanan Pertama." 41Pelajaran itu memiliki empat poin utama: Perlawanan Dinyatakan (4:1-7), Perlawanan Ditemukan (4:8-12), Perlawanan Ditandingi (4:13-22), Perlawanan Dipersempit (4:23-31).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Iblis telah dibatasi geraknya oleh kematian Yesus di kayu salib (Wahyu 12:11). Tidak seperti di era Perjanjian Baru, sekarang ini ...
Catatan Akhir:
- 1 Iblis telah dibatasi geraknya oleh kematian Yesus di kayu salib (Wahyu 12:11). Tidak seperti di era Perjanjian Baru, sekarang ini baik ia maupun para pengikutnya tidak dapat lagi menguasai manusia yang menolak mereka, tetapi ini bukan berarti ia tidak aktif atau tidak punya kekuatan.
- 2 Kita tahu akan hal ini oleh sebab adanya mazmur kemesiasan, Mazmur 2, yang digunakan untuk menggambarkan Dia dalam Wahyu 12:5.
- 3 Untuk beberapa acuan terhadap iblis di dalam Kitab Kisah, lihatlah 5:3; 13:10; 26:18.
- 4 Simaklah penekanan pada nama Yesus-sebuah penekanan pada pelajaran kita yang terakhir yang akan terus berlanjut dalam pelajaran ini.
- 5 Lihat semua acuan dalam Lukas 21:12-17; lihat juga Matius 10:17, 18; Yohanes 15:18-16:4.
- 6 Demikianlah The Twentieth Century New Testament menerjemahkan frasa dalam ayat 3, sebagaimana juga Bruce menerjemahkannya di dalam tafsirnya (F.F. Bruce, The Book of Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1989], 89).
- 7 Di masa Perjanjian Baru, terdapat banyak imam dimana mereka semua tidak diperlukan pada saat bersamaan untuk melaksanakan tugas-tugas keimaman. Mereka dibagi ke dalam dua puluh empat kelompok, setiap kelompok melayani selama seminggu tertentu di dalam Bait Allah (simaklah Lukas 1:8). Untuk menjaga kesinambungan tugas, beberapa imam tertentu ditunjuk untuk mengawasi setiap aspek ibadah dalam Bait Allah. Imam-imam ini memiliki otoritas yang lebih besar daripada imam-imam "biasa;" demikianlah mereka dikenal sebagai "imam-imam kepala." Politik ikut campur dalam penunjukan ini.
- 8 Sewaktu Daud mengadakan persiapan untuk membangun Bait Allah, ia menunjuk beberapa orang Lewi tertentu sebagai "penjaga pintu gerbang" (1 Tawarikh 26:1-19). Ini tidak berarti tugas mereka hanyalah membuka dan menutup pintu gerbang. Lebih dari itu, mereka harus "menjaga" Bait Allah; mereka harus menjaga suasana yang hening dan takzim. "Kapten atau Kepala" adalah imam yang membawahi "para penjaga pintu gerbang." Tanggung jawabnya adalah menjaga keteraturan selama siang hari dan menempatkan penjaga-penjaga di berbagai pintu gerbang pada malam hari. Lukas 22:4, 52 bicara tentang "kepala-kepala (jamak) pengawal Bait Allah" (KJV; kata Yunani yang sama digunakan dalam Lukas 22:4, 52 sebagaimana dalam Kisah 4:1), yang dapat menjadi petunjuk bahwa mereka bekerja secara bergantian atau tugas ini dirotasi seperti halnya tugas-tugas lainnya di dalam Bait Allah. Lagi, politik ikut terlibat di dalam penunjukan ini. Bait Allah itu telah menjadi arena panas bagi korupsi politik.
- 9 Lihat "Saduki" dalam Daftar Kata pada seri pelajaran ini. Memang mengejutkan melihat kelompok Saduki, bukan Farisi, yang pertama kali memimpin perlawanan terhadap murid-murid itu. Konflik yang Yesus alami kebanyakan terjadi dengan orang-orang Farisi, bukan dengan orang-orang Saduki. Bagaimanapun, karena pemberitaan mula-mula para rasul berpusat pada Kebangkitan-dan oleh karena orang-orang Farisi percaya adanya kebangkitan orang mati sementara orang-orang Saduki tidak (23:6-8)- maka adalah wajar bahwa yang pertama kali sangat terganggu oleh pengajaran itu adalah orang-orang Saduki.
- 10 Mereka meyikapi ancaman yang sama yang Yesus telah sikapi (simaklah Yohanes 11:45-53).
- 11 Sewaktu para rasul berbicara tentang kebangkitan Yesus sendiri, perkataan mereka bersifat personal dan khusus: "Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati" (3:15).Perkataan yang bersifat impersonal dan umum tentang "kebangkitan dari antara orang mati" telah mengarahkan banyak penafsir dan penerjemah kepada kesimpulan bahwa rasul-rasul itu beralih dari kebangkitan tubuh Yesus kepada janji tentang kebangkitan tubuh untuk semua manusia (1Korintus 15:20-29). New Century Version menulis "memberitakan bahwa manusia akan bangkit dari antara orang mati melalui kuasa Yesus." Terjemahan C.H. Rieu atas Kisah berbunyi "untuk membuktikan doktrin kebangkitan dari antara orang mati dengan mengetengahkan kasus Yesus."
- 12 Mereka telah mengonfrontasi Yesus mengenai topik ini beberapa hari sebelum Ia mati (Matius 22:23-33).
- 13 Mereka yang tinggal di dalam wilayah "Sabuk Alkitab" di Amerika hidupnya terlindungi. Beberapa orang bahkan tidak pernah mendengar Firman Allah diejek. Bagaimanapun, hal ini merupakan suatu pengecualian ketimbang kebiasaan yang baku di seluruh dunia.
- 14 Tempat ini kemungkinan adalah sebuah kamar di dalam area Bait Allah.
- 15 Khotbah Petrus ini belum berlangsung lama setelah pukul 3:00 sore dan diinterupsi saat menjelang malam (kemungkinan sekitar pukul 6:00 sore). Ini merupakan bukti tambahan bahwa dalam Kisah, Lukas memberi kita bentuk khotbah yang telah diringkas.
- 16 Yeremia 21:12 mengatakan bahwa keadilan harus dilaksanakan "setiap pagi." Bangsa Yahudi memiliki peraturan bahwa kasus yang melibatkan masalah mati-hidup tidak boleh diadili pada malam hari-sebuah peraturan yang mereka abaikan dalam kasus Yesus (mereka melaksanakan peraturan itu hanya jika cocok dengan keinginan mereka).
- 17 "Melempar handuk" artinya "siap berhenti atau kalah," seperti yang suka terjadi dalam pertandingan tinju.
- 18 Apabila kata "kepercayaan" digunakan dalam suatu pengertian yang menyeluruh, maka kata itu dapat digunakan secara bergantian dengan kata "ketaatan." Sebagai contoh, di Yohanes 3:36 tertulis, "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Huruf miring oleh saya.) Di sini digunakan dua kata Yunani yang berbeda, meskipun KJV tidak memperlihatkan hal ini.
- 19 Saya menyebutnya "perubahan hidup penghubung." Saya akan bicara lebih banyak tentang hal ini nanti.
- 20 Bernard R. Youngman, Spreading the Gospel (London: Hulton Educational Publications, 1968), 18.
- 21 Oleh karena kita hanya memiliki versi pelajaran yang telah diringkas, maka adalah mungkin bahwa Petrus telah memberitahu mereka untuk dibaptis, tetapi sejauh menyangkut khotbah tertulis ini, ia memang tidak berkata begitu.
- 22 Dengan kata lain, anthropos dapat berarti "umat manusia."
- 23 Saya tidak mengatakan bahwa khotbah Petrus yang pertama menghasilkan tiga ribu baptisan, sedangkan khotbahnya yang kedua menghasilkan tambahan dua ribu baptisan. Karena tiga ribu baptisan di 2:41 bisa mencakup baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan yang lima ribu orang ini hanyalah laki-laki saja, maka peningkatannya kemungkinan lebih dari dua ribu orang. Tidak ada cara bagi kita untuk memastikan secara pasti berapa banyak orang yang dibaptis sebagai akibat dari khotbah Petrus yang kedua yang dicatat itu-tetapi pernyataan Lukas tentunya dimaksudkan untuk memberitahu kita bahwa di tengah-tengah tindakan para pemimpin Yahudi, khotbah Petrus itu masih memiliki akibat yang menakjubkan dan mengakibatkan banyak orang menjadi Kisten. Kita harus merasa puas dengan itu semua.
- 24 Karena di banyak gereja sekarang ini jumlah anggota perempuannya jauh lebih banyak daripada kaum laki-lakinya, kita mungkin tergoda untuk menetapkan jumlah total sekitar 15.000-20.000 orang. Bagaimanapun, ini terjadi di awal sejarah gereja, dan ribuan tahun dominasi penuh kaum laki-laki harus ditanggulangi. Di awal sejarah gereja ini, kebanyakan kaum perempuan sepertinya tidak mungkin mendahului suami mereka dalam menjadi orang Kristen. Sejalan dengan perjalanan waktu, hal ini pun berubah (1 Petrus 3:1, 2).
- 25 Untuk "ahli-ahli Taurat," NIV menulis "guru-guru Taurat."
- 26 Kata Yunani yang diterjemahkan "Sidang" dalam 4:15 adalah sunedrion; NIV menerjemahkan kata itu "Sanhedrin." Lihat "Sanhedrin" dalam Daftar Kata.
- 27 Di Indonesia, DPR dan Mahkamah Agung merupakan bagian dari cabang legislatif dan yudikatif pemerintah.
- 28 Ini sama dengan memanggil seseorang "President" setelah ia tidak lagi menjabat atau tetap menggunakan kepangkatan militer bagi seorang perwira yang sudah pensiun.
- 29 Simaklah Lukas 3:2. Kuasa yang dimiliki oleh orang ini terlihat ketika Yesus ditangkap, mereka "membawa-Nya mula-mula kepada Hanas" (Yohanes 18:13).
- 30 Beberapa naskah kuno menulis "Yonatan," ketimbang "Yohanes." Yonatan, anaknya Hanas, belakangan memang menjabat sebagai imam besar.
- 31 Pada era para rasul, seluruh sistem keimamatan orang Yahudi digerogoti oleh korupsi. Daripada menetapkan imam besar sebagai orang yang berotoritas dalam hukum Taurat, jabatan itu malah dikejar sebagai sumber kekuasaan; imam-imam besar datang dan pergi. Tetap saja, kebanyakan penerus imam-imam besar itu berasal dari keluarga-keluarga tertentu. Keluarga-keluarga yang berkuasa dan berpengaruh ini merupakan "keturunan imam besar."
- 32 Secara tradisional, Sanhedrin memiliki tujuh puluh satu anggota, ditambah dengan imam besar.
- 33 Ingatlah bahwa "semua orang" dari keluarga-keluarga imam besar hadir di situ. Juga, di sekitar hakim-hakim itu ada beberapa laki-laki lain, kebanyakan lebih muda, yang bertugas di lembaga semacam "badan penasihat." Secara tidak langsung, mereka ini adalah "hakim-hakim dalam pelatihan."
- 34 Ayat 14. Mungkin ia diperintahkan untuk tampil di pengadilan, namun ini tampaknya tidak mungkin. Mungkin ini merupakan sebuah sidang terbuka dimana siapa saja boleh datang, dan ia datang dengan orang-orang yang telah menyembuhkan dia. Mungkin ia memaksakan diri untuk masuk ke dalam sidang tertutup itu. Tidak ada penjelasan yang sepenuhnya memuaskan, dan Lukas tidak berpikir perlu memberitahu kita. Fakta pentingnya adalah bahwa ia berada di situ-yang membuat posisi sidang itu menjadi sulit (ay. 14).
- 35 Orang-orang Saduki ini "sangat marah karena mereka mengajar ... bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati" (ay. 1, 2), tetapi mereka tidak dapat menuduh Petrus dan Yohanes dengan tuduhan mengajarkan ajaran salah, sebab orang-orang Farisi percaya kepada kebangkitan tubuh-dan ada beberapa orang Farisi yang berkuasa yang menjadi anggota Sanhedrin itu (simaklah 5:34).
- 36 Dua baris terakhir disadur dari Richard Rogers, "The First Opposition," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.
- 37 Lihat komentar pada kata "mujizat" dalam catatan Kisah 2:22 dalam seri pelajaran ini.
- 38 Demikianlah kata itu diterjemahkan seperti itu oleh banyak penerjemah, termasuk James Moffatt, Charles B. Williams, C.H. Rieu, dan Edgar J. Goodspeed. Lihatlah pembahasan tentang konsep sebuah nama di awal pelajaran sebelumnya.
- 39 Kenneth N. Taylor, in the Living Bible.
- 40 Jimmy Allen, S urvey of Acts (Searcy, Ark.: Jimmy Allen, 1986), 51.
- 41 Rogers.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi