Teks -- Kisah Para Rasul 7:31 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 7:2-53
Full Life: Kis 7:2-53 - HAI SAUDARA-SAUDARA DAN BAPA-BAPA, DENGARKANLAH.
Nas : Kis 7:2-53
Khotbah Stefanus di depan mahkamah Sanhedrin adalah pembelaan iman
seperti yang diberitakan oleh Kristus dan para rasul. Stefanus ...
Nas : Kis 7:2-53
Khotbah Stefanus di depan mahkamah Sanhedrin adalah pembelaan iman seperti yang diberitakan oleh Kristus dan para rasul. Stefanus merupakan pelopor bagi semua orang yang membela iman alkitabiah terhadap mereka yang menentang atau memutarbalikkan ajaran Kristiani, dan dialah syahid yang pertama karena alasan itu. Yesus membenarkan tindakan Stefanus dengan menghormatinya di hadapan Allah Bapa di sorga
(lihat cat. --> Kis 7:55).
[atau ref. Kis 7:55]
Kasih Stefanus akan kebenaran serta kesediaannya untuk mengorbankan hidupnya guna mempertahankan kebenaran itu sangat bertentangan dengan mereka yang kurang perhatikan untuk "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3) dan mereka yang atas nama kasih, hubungan baik, dan toleransi, tidak merasa perlu untuk menentang para guru palsu dan pemutar balik kemurnian Injil hasil karya kematian Kristus
(lihat cat. --> Gal 1:9;
[atau ref. Gal 1:9]
lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).
Ref. Silang FULL -> Kis 7:31
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 7:30-41
Matthew Henry: Kis 7:30-41 - Pembelaan Stefanus Pembelaan Stefanus ( Kis 7:30-41)
Di sini Stefanus melanjutkan kisahnya tentang Musa. Ia membiarkan orang menilai sendiri apakah perkataan-perkat...
Pembelaan Stefanus ( Kis 7:30-41)
- Di sini Stefanus melanjutkan kisahnya tentang Musa. Ia membiarkan orang menilai sendiri apakah perkataan-perkataan ini disampaikan oleh orang yang menjadi penghujat Musa atau tidak. Tidak ada kata-kata lain yang dapat diucapkan dengan lebih hormat lagi mengenai Musa. Di sini kita membaca perihal,
- I. Penglihatan yang disaksikan Musa akan kemuliaan Allah di semak duri (ay. Kis 7:30). Sesudah empat puluh tahun (selama waktu itu Musa seolah-olah terkubur hidup-hidup di Midian dan sekarang sudah menjadi tua serta tidak ada lagi orang yang mengingat jasanya di masa lalu), supaya semua tindakannya dapat tampak sebagai hasil kuasa dan janji ilahi (seperti yang tampak dalam kelahiran Ishak sebagai anak perjanjian dari orang tua yang sudah menjadi sangat lemah karena terlampau tua). Nah, sekarang pada usia delapan puluh tahun, Musa memulai jabatan terhormat yang menjadi tujuan kelahirannya, sebagai imbalan atas penyangkalan dirinya pada saat ia berusia empat puluh tahun. Amatilah hal-hal berikut ini,
- 1. Tempat Allah menampakkan diri kepadanya. Di padang gurun gunung Sinai (ay. Kis 7:30). Ketika Allah menampakkan diri kepadanya di sana, tempat itu menjadi tanah yang kudus (ay. Kis 7:33). Pernyataan ini sangat ditekankan oleh Stefanus untuk membantah orang-orang yang membanggakan diri tentang Bait Suci itu, tempat kudus itu, seolah-olah tidak ada persekutuan dengan Allah selain di tempat itu. Padahal, Allah menjumpai Musa dan menyatakan diri kepadanya di tempat yang sangat terpencil dan tersembunyi di padang gurun Sinai. Mereka telah menipu diri sendiri jika tetap bersikeras bahwa Allah dibatasi oleh tempat. Allah sanggup membawa orang ke padang gurun dan berbicara kepada mereka dengan nyaman di sana.
- 2. Cara Allah menampakkan diri. Dalam nyala api (sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan), yang keluar dari semak duri. Di situlah api itu berada. Walaupun semak duri itu adalah bahan yang mudah terbakar, namun tidak dimakan api. Keadaan ini menggambarkan keadaan bangsa Israel di negeri Mesir (yang meskipun berada di tengah api penderitaan, tidak dihanguskan). Jadi, mungkin ini juga dapat dianggap sebagai gambaran penjelmaan Kristus, dan persatuan antara sifat ilahi dan manusiawi, yaitu Allah, yang menampakkan diri dalam rupa manusia di dalam daging, tampak seperti nyala api yang dinyatakan di dalam semak duri.
- 3. Bagaimana Musa terpesona oleh pemandangan ini,
- (1) Ia merasa heran tentang penglihatan itu (ay. Kis 7:31). Apa yang dilihatnya itu merupakan sebuah gejala yang tidak dapat dijelaskan oleh seluruh pengetahuan orang Mesir yang telah dipelajarinya. Rasa ingin tahunya pertama-tama mendorong dia untuk melihatnya dari dekat: Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Namun, semakin mendekat, ia semakin dipenuhi dengan rasa heran, lalu,
- (2) Ia menjadi gemetar dan tidak berani melihat, tidak berani terus-menerus melihat kepada nyala api itu. Ia segera menyadari bahwa api itu bukanlah benda langit yang menyala, melainkan Malaikat TUHAN, yang tiada lain adalah Malaikat Perjanjian itu, yakni Anak Allah sendiri. Hal ini membuatnya gemetar. Stefanus dituduh menghujat Musa dan Allah (6:11), seolah-olah Musa adalah allah kecil. Namun dari pernyataan ini jelaslah bahwa Musa hanyalah manusia biasa sama seperti kita. Khususnya ia juga memiliki rasa takut terhadap penampakan keagungan dan kemuliaan ilahi apa saja.
- II. Pernyataan yang ia dengar mengenai kovenan Allah (ay. Kis 7:32). Datanglah suara Tuhan kepadanya, sebab iman diperoleh dengan mendengar. Dan inilah pernyataan itu: Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Oleh karena itu,
- 1. “Aku masih sama pada hari ini seperti sebelumnya.” Kovenan yang Allah adakan dengan Abraham beberapa abad yang lalu adalah, Aku akan menjadi Allahmu, Allah yang mencukupi. “Sekarang,” Allah berfirman, “kovenan itu masih tetap berlaku, tidak dibatalkan dan juga tidak dilupakan. Sebagaimana Aku dahulu adalah Allah Abraham, sekarang pun Aku tampil seperti itu.” Sebab semua kemurahan dan kehormatan yang diberikan Allah atas Israel, didirikan di atas kovenan dengan Abraham dan dari sanalah asalnya.
- 2. “Aku akan sama seperti adanya Aku sekarang ini.” Sebab jika kematian Abraham, Ishak, dan Yakub tidak dapat memutuskan hubungan kovenan antara Allah dan mereka (dengan ini tampaknya hubungan itu tidak terputus), maka tidak akan ada yang dapat memutuskannya. Kemudian Ia akan menjadi Allah,
- (1) Bagi jiwa mereka yang sekarang terpisah dari tubuh mereka. Dengan ini Juru Selamat kita membuktikan keadaan di masa depan (Mat. 22:31-32). Abraham sudah mati, namun Allah masih tetap Allahnya, dan itulah sebabnya dikatakan bahwa Abraham masih hidup. Allah tidak pernah memaksudkan janji kepada Abraham untuk kehidupan di dunia sekarang ini, yang akan menjelaskan maksud sebenarnya dari janji itu seutuhnya, bahwa Ia akan menjadi Allah Abraham. Itulah sebabnya janji itu harus digenapi di kehidupan yang akan datang. Nah, inilah kehidupan yang tidak dapat binasa dan dibawa oleh terang Injil itu untuk menyatakan kesalahan orang-orang Saduki yang menyangkal kehidupan yang akan datang. Itulah sebabnya orang-orang yang mempertahankan Injil dan berusaha menyebarluaskannya, sangat jauh dari maksud menghujat Musa, malah sebaliknya mereka sangat menghormatinya tak terkira dan memuliakan penampakan Allah akan diri-Nya kepadanya di semak duri itu.
- (2) Bagi keturunan mereka. Dengan menyatakan diri sebagai Allah nenek moyang mereka, Allah ingin menunjukkan kemurahan-Nya kepada keturunan mereka, supaya mereka menjadi kekasih Allah oleh karena nenek moyang mereka (Rm. 11:28; Ul. 7:8). Sekarang para pembawa berita Injil mewartakan kovenan bahwa kegenapan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun (26:6-7). Akankah mereka karena alasan mendukung tempat kudus dan hukum Taurat itu, mereka menentang kovenan yang dibuat Allah dengan Abraham dan keturunannya, keturunan rohaninya, padahal kovenan itu sudah ada sebelum hukum itu sendiri diberikan dan jauh sebelum tempat kudus itu didirikan? Sebab kemuliaan Allah harus selalu dibesarkan dan kemuliaan kita dihentikan. Allah menghendaki supaya keselamatan kita digenapi oleh sebuah janji, dan bukan oleh hukum Taurat. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi yang menganiaya orang-orang Kristen dengan alasan menghujat hukum Taurat sebenarnya telah menghujat kovenan itu sendiri dan mencampakkan semua belas kasihan yang ada di dalamnya yang justru diperuntukkan bagi diri mereka sendiri.
- III. Perintah yang diberikan Allah kepada Musa untuk membebaskan orang Israel keluar dari tanah Mesir. Orang-orang Yahudi menempatkan Musa dalam kedudukan yang bersaing dengan Kristus dan mendakwa Stefanus sebagai penghujat sebab ia tidak mau berbuat seperti mereka juga. Namun di sini Stefanus menunjukkan bahwa Musa merupakan gambaran utama dari Kristus, sebab ia adalah pembebas bangsa Israel. Setelah menyatakan diri sebagai Allah Abraham, Allah kemudian melanjutkan dengan,
- 1. Memerintahkan Musa melakukan sikap tubuh yang menunjukkan rasa hormat: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu. Janganlah masuk ke tempat-tempat kudus dengan pikiran dan sikap hati yang rendah, dingin, dan tidak sopan. Janganlah terburu-buru dengan mulutmu (Pkh. 5:1). Janganlah tergesa-gesa dan bersikap sembrono saat datang kepada Allah. Melangkahlah dengan lembut.”
- 2. Memerintahkan Musa memasuki tugas pelayanan yang sangat mulia. Setelah siap menerima perintah, ia selanjutnya akan menerima tugas. Ia ditugaskan untuk meminta izin dari Firaun bagi orang-orang Israel untuk pergi meninggalkan negeri Firaun dan untuk menguatkan permintaan itu (ay. Kis 7:34). Amatilah di sini,
- (1) Perhatian yang diberikan Allah atas kesengsaraan mereka dan perasaan mereka terhadap kesengsaraan itu. Aku telah melihat, Aku telah memperhatikan kesengsaraan mereka dan telah mendengar keluh kesah mereka. Allah sungguh peduli dengan segala kesulitan jemaat-Nya dan keluh kesah umat-Nya yang teraniaya. Penyelamatan mereka berasal dari rasa kasihan-Nya.
- (2) Ketetapan hati Allah untuk membebaskan mereka melalui tangan Musa. Aku telah turun untuk melepaskan mereka. Meskipun Allah hadir di mana-mana, tampaknya di sini Ia menggunakan ungkapan telah turun untuk melepaskan mereka. Sebab pembebasan itu merupakan pelambangan dari apa yang dilakukan Kristus. Yaitu, ketika Dia telah turun dari sorga bagi kita manusia dan bagi keselamatan kita. Dia yang telah naik ke sorga, tadinya Dia telah turun. Musalah orang yang harus ditugaskan. Marilah, engkau akan kuutus ke tanah Mesir. Dan jika Allah mengutus dia, Ia akan mengakuinya dan memberikan keberhasilan kepadanya.
- IV. Tindakan Musa dalam melaksanakan tugas ini, yang menjadikan dia gambaran dari Sang Mesias. Sekali lagi Stefanus memberikan perhatian terhadap tindakan orang-orang Israel yang meremehkan Musa. Penghinaan yang mereka berikan kepadanya, serta penolakan mereka terhadap kepemimpinannya atas mereka, semakin meninggikan tindakan Musa dalam menyelamatkan mereka.
- 1. Allah memberikan kehormatan kepada dia yang telah mereka hina (ay. Kis 7:35). Musa ini, yang telah mereka tolak (yang tawaran dan perbuatan baiknya telah mereka tolak dengan penuh penghinaan), dengan mengatakan, Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? Mengapakah kamu meninggikan diri di atas jemaat TUHAN, wahai anak Lewi? (Bil. 16:3, KJV). Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. Dapat ditafsirkan juga bahwa Allah telah mengutus dia melalui malaikat yang menyertainya dan menjadikan dia sebagai penyelamat sepenuhnya. Nah, dengan contoh ini, Stefanus ingin menunjukkan kepada mahkamah itu bahwa Yesus ini, yang sekarang mereka tolak, seperti Musa yang ditolak nenek moyang mereka yang berkata, Siapa yang menjadikan Engkau nabi dan raja? Siapa yang memberi kuasa kepada-Mu? Bahkan Yesus inilah yang telah ditinggikan Allah menjadi Pemimpin dan Juru Selamat, seperti yang dikatakan oleh rasul-rasul beberapa waktu lalu (5:30-31), supaya batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan itu menjadi batu penjuru (4:11).
- 2. Allah menunjukkan kemurahan-Nya kepada mereka melalui Musa. Jauh sebelumnya ia telah berusaha mulai melayani mereka, walaupun mereka mengusirnya dengan kasar. Karena mereka telah menolak pelayanan Musa, maka adillah apabila Allah juga menolak mereka. Namun, semua telah dilupakan. Mereka tidak terlampau dicela mengenai hal itu (ay. Kis 7:36). Ia membawa mereka keluar walaupun sesudah Ia mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir (yang kemudian diikuti dengan pembebasan mereka sepenuhnya, sesuai dengan keadaan mereka), di laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. Sedemikian jauhnya Stefanus dari perbuatan menghujat Musa yang sangat ia kagumi sebagai alat yang mulia di tangan Allah untuk membangun jemaat Perjanjian Lama itu. Dan sama sekali tidak mengurangi kemuliaan Musa jika Stefanus mengatakan bahwa Musa hanyalah sebuah alat di tangan Allah dan bahwa kecemerlangannya pudar oleh kecemerlangan Yesus ini, yaitu pribadi yang sangat dirindukannya dapat dikenal oleh orang-orang Yahudi ini. Ia mendorong mereka untuk masuk ke dalam rancangan-Nya, yang tanpa ragu sedikit pun pasti akan diterima oleh kasih karunia-Nya serta mendapat keuntungan-keuntungan dari-Nya, seperti halnya bangsa Israel dibebaskan oleh Musa meskipun mereka pernah menolaknya.
- V. Nubuat Musa mengenai Kristus dan kasih karunia-Nya (ay. Kis 7:37). Ia tidak hanya menjadi gambaran dari Kristus (banyak yang seperti itu tetapi mungkin tidak memiliki pandangan jauh ke depan mengenai waktu yang sebenarnya), tetapi juga berbicara tentang Dia (ay. Kis 7:37). Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel, seorang nabi akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. Hal ini dikatakan Musa sebagai salah satu kehormatan terbesar yang diberikan Allah kepadanya (bahkan sebagai suatu kehormatan yang mengatasi semua kehormatan lainnya), bahwa melalui dirinya, ia diizinkan memberi tahu orang-orang Israel mengenai nabi besar yang akan datang ke dunia ini. Ia memberitahukan hal ini supaya pengharapan mereka akan Dia dibangkitkan, dan sekaligus meminta mereka menerima Dia. Ketika Musa membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir, dengan penuh rasa hormat kejadian ini digambarkan, Itulah Musa (Kel. 6:26). Begitu juga di sini dikatakan, Musa ini pulalah. Nah, sebenarnya penjelasan ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi tujuan Stefanus, bahwa Yesus akan mengubah kebiasaan-kebiasaan dari hukum Taurat. Ia juga tidak memiliki niat sedikit pun untuk menghujat Musa. Sebaliknya, ia menunjukkan rasa hormatnya yang luar biasa besar dengan menunjukkan bagaimana nubuat Musa itu telah digenapi seperti yang dikatakan dengan jelas oleh Kristus sendiri kepada mereka, Jika mereka percaya kepada Musa, tentu mereka juga percaya kepada-Ku (Yoh. 5:46).
- 1. Musa, dalam nama Allah, telah memberi tahu mereka bahwa jika waktunya telah tiba, seorang nabi akan dibangkitkan di antara mereka. Seorang nabi dari bangsa mereka sendiri yang akan sama seperti dia (Ul. 18:15, 18), – seorang Pemimpin dan Penyelamat, seorang Hakim dan Pemberi hukum sama seperti dia – yang karena itu memiliki kuasa untuk mengubah kebiasaan yang telah ia sampaikan serta membawa pengharapan yang lebih baik, sebagai Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia.
- 2. Musa meminta mereka mendengarkan nabi itu, menerima perintah-perintah-Nya, mengakui perubahan yang akan Ia buat dalam kebiasaan-kebiasaan mereka, dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya dalam segala sesuatu. “Dan inilah kehormatan terbesar yang dapat kamu lakukan kepada Musa dan kepada hukum Tauratnya, kepada Musa yang telah berkata, Dengarkanlah Dia. Dan Musa ini jugalah yang menjadi saksi dari pengulangan permintaan ini melalui suara yang datang dari awan-awan pada waktu Yesus berubah rupa dan dimuliakan. Musa menunjukkan persetujuannya dengan sikap berdiam diri” (Mat. 17:5).
- VI. Berbagai pelayanan luar biasa yang terus dilakukan Musa untuk orang-orang Israel setelah ia menjadi alat untuk membawa mereka keluar dari negeri Mesir (ay. Kis 7:38). Dalam hal ini pula Musa menjadi gambaran dari Kristus yang jauh mengungguli dia, sehingga bukanlah suatu penghujatan untuk berkata, “Ia memiliki kuasa mengubah kebiasaan-kebiasaan yang disampaikan Musa.” Bahwa hal itu justru merupakan suatu kehormatan bagi Musa,
- 1. Bahwa Musa ada di dalam sidang jemaat di padang gurun. Ia memimpin semua urusan yang ada di sana selama empat puluh tahun, dan ia menjadi raja di Yesyurun (Ul. 33:5). Perkemahan bangsa Israel di sini disebut sidang jemaat di padang gurun. Sebab kumpulan itu merupakan masyarakat yang dikuduskan dan dikhususkan, dipersatukan oleh undang-undang dasar ilahi di bawah sebuah pemerintahan ilahi serta diperkaya dengan pewahyuan ilahi. Walaupun masih belum dibentuk secara sempurna seperti halnya jemaat di negeri Kanaan, di mana masing-masing orang masih berbuat segala sesuatu yang dipandangnya benar (Ul. 12:8-9), namun jemaat di padang gurun ini boleh dikata merupakan sebuah “jemaat.” Sungguh suatu kehormatan bagi Musa bahwa ia ada di dalam jemaat itu. Jika Musa tidak ada di dalam jemaat ini dan bertindak sebagai pengantara untuknya, jemaat ini pasti sudah musnah, sebab sudah berulang kali Allah ingin memusnahkannya. Sementara itu Kristus adalah Pemimpin dan Penuntun dari jemaat yang lebih baik dan mulia daripada jemaat yang ada di padang gurun itu. Kristus menjadi hidup dan jiwa dari jemaat itu lebih dari yang dapat dilakukan Musa di dalam jemaat padang gurun itu.
- 2. Bahwa Musa ada bersama dengan malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan dengan nenek moyang kita – ia berada bersamanya selama dua kali empat puluh hari bersama malaikat kovenan, Mikhael, pemimpin kita. Musa segera menjadi akrab dengan Allah, tetapi ia tidak pernah berbaring di pangkuan-Nya seperti halnya Kristus dari sejak kekekalan. Atau, perkataan itu dapat juga diartikan demikian: Musa ada di dalam sidang jemaat di padang gurun, tetapi ia ada bersama dengan malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai. Artinya, di semak duri yang menyala itu, sebab tempat itu dikatakan berada di gunung Sinai (ay. Kis 7:30). Malaikat itulah yang berjalan di hadapannya dan menuntun jalannya. Jika tidak, ia tidak akan dapat menjadi pemimpin bagi bangsa Israel. Mengenai hal ini Allah berfirman di dalam Keluaran 23:20, Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu. Juga di dalam Keluaran 33:2, dan lihat juga dalam Bilangan 20:16. Ia berada di dalam jemaat bersama dengan malaikat itu, sebab tanpa malaikat itu ia tidak akan dapat memberikan pelayanan kepada jemaat. Namun, Kristus adalah Malaikat itu sendiri yang menyertai jemaat di padang gurun, dan karena itu memiliki kuasa melebihi Musa.
- 3. Bahwa Musa menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu. Bukan saja kesepuluh perintah Allah, melainkan juga perintah-perintah lain yang disampaikan kepada Musa dengan berfirman, katakanlah kepada orang-orang Israel.
- (1) Perkataan Allah adalah firman-firman, bersifat pasti dan tidak pernah salah, serta berasal dari kuasa yang tidak dapat diragukan lagi dan bersifat mengikat. Perkataan itu harus dipakai sebagai pedoman seperti firman dan olehnya semua perbedaan pendapat harus ditetapkan kebenarannya.
- (2) Perkataan itu adalah firman-firman yang hidup. Sebab perkataan itu adalah firman dari Allah yang hidup, bukan dari berhala-berhala yang bisu dan mati dari orang-orang yang belum mengenal Allah. Firman yang difirmankan Allah adalah roh dan hidup. Bukan seperti yang diberikan oleh hukum Musa, yang hanya dapat menunjukkan jalan menuju hidup: Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.
- (3) Musa menerima firman-firman itu dari Allah dan tidak diberikan secara langsung sebagai firman kepada umat. Sebaliknya, ia harus menerimanya terlebih dahulu dari Allah.
- (4) Firman-firman hidup yang ia terima dari Allah disampaikannya dengan setia kepada orang-orang Israel untuk diperhatikan dan dipelihara. Sungguh merupakan hak istimewa utama bagi orang-orang Yahudi sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah. Melalui tangan Musalah firman itu dipercayakan kepada mereka. Sebagaimana Musa tidak memberikan roti kepada mereka, demikian jugalah ia tidak memberikan hukum dari sorga itu kepada mereka (Yoh. 6:32). Allah sendirilah yang memberikan itu kepada mereka. Dan sebab Dialah yang memberikan adat istiadat itu melalui Musa, hamba-Nya, tidak diragukan lagi bahwa jika Ia berkenan, Ia dapat mengubah adat istiadat itu melalui Yesus, Anak-Nya, yang menerima firman-firman yang lebih hidup untuk diberikan kepada kita. Lebih hidup daripada yang pernah diberikan oleh Musa.
- VII. Penghinaan yang dilakukan sesudah ini dan yang bagaimanapun ditimpakan kepada Musa oleh orang-orang Israel itu. Orang-Orangyang mendakwa bahwa Stefanus telah mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa itu, pasti akan lebih baik dalam mengikuti apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka Dan berjalan dalam langkah-langkah nenek moyang mereka.
- 1. Mereka tidak mau taat kepada Musa, malahan mereka menolaknya (ay. Kis 7:39). Mereka bersungut-sungut terhadap dia, memberontak terhadap dia, menolak menaati perintah-perintahnya, dan terkadang mau melemparinya dengan batu. Memang benar bahwa Musa telah memberikan hukum yang sangat baik kepada mereka, namun dengan perbuatan mereka ini tampaknya hukum Taurat itu tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya Ibr. 10:1). Sebab di dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir dan lebih menyukai bawang merah dan bawang putih daripada manna yang mereka peroleh di bawah kepemimpinan Musa, atau daripada susu dan madu di negeri Kanaan, yang mereka inginkan. Perhatikan baik-baik, ketidakpuasan mereka di dalam hati terhadap Musa dengan kecenderungan mereka terhadap hal-hal yang berbau Mesir, kalau saya boleh katakan. Ini sama saja dengan kembali ke negeri Mesir. Ini ada di dalam hati mereka. Banyak orang yang berpura-pura ikut berangkat menuju tanah Kanaan dengan menunjukkan dan memamerkan hidup keagamaan mereka. Namun, pada saat yang sama diam-diam mereka juga ingin kembali ke tanah Mesir. Sama seperti yang dilakukan oleh istri Lot yang ingin kembali ke negeri Sodom. Orang-orang seperti itu akan digolongkan sebagai orang-orang yang tidak setia dan berkhianat, sebab Allah memandang ke dalam hati manusia. Nah, jika adat istiadat yang disampaikan Musa kepada mereka tidak dapat mengubah mereka, tidak heran jika Kristus datang untuk mengubah adat istiadat itu dan memperkenalkan sebuah cara penyembahan baru yang lebih bersifat rohaniah.
- 2. Daripada mendengarkan Musa, mereka membuat sebuah patung anak lembu. Perbuatan mereka ini, di samping menentang persembahan yang biasa dipersembahkan kepada Allah, juga merupakan penghinaan besar terhadap Musa. Sebab mereka membuat anak lembu ini memang dengan tujuan melawan Musa, sesuai dengan apa yang telah mereka katakan, “Sebab Musa ini, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia, karena itu buatlah untuk kami berhala-berhala dari emas.” Seolah-olah patung anak lembu itu cukup untuk menggantikan Musa dan dapat berjalan di hadapan mereka untuk memimpin menuju negeri yang dijanjikan. Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu, ketika hukum Taurat diberikan kepada mereka, dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. Begitu bangganya mereka dengan sembahan baru mereka itu sehingga dikatakan, maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum, kemudian bangunlah mereka dan bersukacita! Dengan semua ini tampak jelas bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan oleh hukum Taurat itu, karena tidak berdaya oleh daging. Itulah sebabnya sangat perlu hukum Taurat ini disempurnakan oleh pribadi yang lebih baik. Dengan demikian tentunya Stefanus bukanlah seorang penghujat melawan Musa, karena Musa sendiri yang mengatakan bahwa Kristus telah menyempurnakan hukum Taurat.
SH: Kis 7:30-43 - Melepaskan takhta (Rabu, 25 Juni 2003) Melepaskan takhta
Jika berbicara soal utang, mungkin bangsa Israel berutang paling
besar kepada Musa. Tidak ada seorang nabi pun yang pernah
...
Melepaskan takhta
Jika berbicara soal utang, mungkin bangsa Israel berutang paling besar kepada Musa. Tidak ada seorang nabi pun yang pernah mendampingi dan memimpin Israel di padang gurun selama 40 tahun. Bukan waktu yang singkat dan bukan tugas yang mudah. Namun, pada masa hidupnya, Musa tidak menerima penghargaan atas jerih payahnya, ia malah sering menerima ancaman dan celaan dari umatnya. Bukannya kepatuhan, melainkan penolakan yang acapkali diterimanya. Bangsa Israel tidak merasa berutang, baik kepada Musa maupun kepada Tuhan yang telah membebaskan mereka dari penindasan Mesir.
Dari mulut Musalah keluar nubuat tentang kedatangan Mesias, "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan" (Ul. 18:15). Namun, perkataan nabi Tuhan ini seperti angin lalu di telinga orang Israel. Alih-alih mendengarkan nubuat Musa untuk masa yang akan datang, mendengarkan perkataan Musa untuk masa itu saja sudah sulit. Kecenderungan mereka adalah menolak Allah dan kesenangan mereka ialah menyembah dewa-dewa lain.
Mengapakah sukar bagi mereka, mungkin juga bagi kita untuk mematuhi Allah? Kuncinya terletak pada kata "menyembah" yang berarti menundukkan diri di bawah kuasa dan kehendak obyek yang kita sembah. Menyembah mengandung makna mengosongkan diri dan menyerahkan hak atas diri kepada obyek yang kita sembah sehingga pada akhirnya kita berubah menjadi obyek dan Ia menjadi subyek. Kita sering tergoda untuk lebih percaya pada pertimbangan sendiri. Tuhan meminta kita untuk mempercayai-Nya dan menyerahkan takhta hidup kita kembali kepada-Nya. Di sinilah penyembahan menemukan makna sejatinya.
Renungkan: Percaya dan patuh tetap merupakan resep yang tidak pernah usang untuk hidup bahagia dalam Kristus.
SH: Kis 7:23-34 - Menyikapi penolakan (Minggu, 6 Juni 1999) Menyikapi penolakan
Ketika Anda berniat menunjukkan sikap peduli dan penuh perhatian
kepada seseorang atau sekelompok orang, tetapi niat baik An...
Menyikapi penolakan
Ketika Anda berniat menunjukkan sikap peduli dan penuh perhatian kepada seseorang atau sekelompok orang, tetapi niat baik Anda tersebut ditolak, kecewakah Anda? Mungkin ya; dan setelah itu kita sulit mempertahankan sikap yang peduli dan penuh perhatian. Hati kita penuh amarah, mungkin juga dendam. Dalam situasi demikian, mampukah Anda tetap melihat panggilan Tuhan bagi diri Anda untuk menjadi alat-Nya? Kita akan melihat bagaimana Stefanus memaparkan keteguhan sikap Musa meskipun ditolak, dan bagaimana Allah tetap pada kepastian melibatkan Musa dalam rencana-Nya menyelamatkan umat-Nya.
Memperhatikan saudara sebangsa. Hidup bergelimang kemewahan dan kesenangan menjadi dambaan banyak orang. Perjalanan sejarah kehidupan manusia membuktikan bahwa hanya sedikit orang yang mau meninggalkan kemewahan atau kesenangannya demi menolong orang lain. Stefanus menyaksikan apa yang telah diperbuat Allah bagi nenek moyang Israel, Musa ketika berusia 40 tahun. Selama 40 tahun pertama hidup di istana Firaun, Musa tidak terbuai dalam kemewahan dan kesenangan yang tersedia di istana. Bahkan ia prihatin akan hidup sengsara saudara-saudaranya di luar istana (23). Sikap peduli ini sangat menonjol ketika ia harus keluar dari kehidupan mewah di istana demi membela saudara sebangsanya yang dianiaya oleh orang Mesir (24).
Penolakan manusia dan kepastian rencana Allah. Sikap peduli Musa ternyata bukan jaminan bahwa dia akan diterima dengan baik oleh saudara-saudara sebangsanya. Ini terlihat ketika niat Musa untuk yang kedua kalinya mencoba mendamaikan dua saudara sebangsanya yang sedang berkelahi ditolak. Dengan penuh kekecewaan, Musa meninggalkan Mesir, dan hidup sebagai pendatang di Midian. Mengapa Musa ditolak oleh bangsanya sendiri? Dia bukan pemimpin, dia bukan hakim bagi bangsanya. Namun, terlepas dari penolakan manusia, kepastian rencana pengutusan Allah atas Musa tidak berubah (30-34).
Doa: Tuhan, jika pelayananku ditolak orang sekelilingku, jangan biarkan aku berhenti menjadi alat-Mu.
SH: Kis 7:23-34 - Musa pun ditolak! (Jumat, 26 Juni 2009) Musa pun ditolak!
Orang suka mengaitkan Musa dengan Yesus dalam hubungan tipologis.
Yaitu bagaimana Musa dipilih dan dipanggil untuk memerdekaka...
Musa pun ditolak!
Orang suka mengaitkan Musa dengan Yesus dalam hubungan tipologis. Yaitu bagaimana Musa dipilih dan dipanggil untuk memerdekakan Israel dari perbudakan Mesir sebagai gambaran bagaimana Yesus dipilih dan dipanggil untuk memerdekakan semua manusia dari perbudakan dosa. Memang banyak aspek dari kehidupan Musa yang bisa menggambarkan kehidupan Yesus. Satu contoh, bayi Musa disembunyikan di air, kemudian diangkat anak oleh putri Firaun sehingga tidak dibunuh Firaun. Ini seperti gambaran bayi Yesus yang diselamatkan oleh orang tuanya ke tanah Mesir untuk menghindari pembantaian yang dilakukan Herodes.
Kisah yang dicatat di perikop hari ini, menggambarkan Musa yang ditolak dan dicurigai oleh saudara sebangsanya kendati ia hadir untuk membela sesamanya dari penindasan orang Mesir (ayat 24-25), dan untuk menjadi juru damai di antara bangsanya (ayat 26). Walau demikian, Allah tetap memakai Musa, setelah melewati masa empat puluh tahun di Midian untuk menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan Mesir.
Kisah ini sengaja diungkapkan Stefanus untuk menegur pendengarnya yang telah menolak Yesus. Sebenarnya kisah ini sendiri mengungkapkan panjang sabar Tuhan kepada umat-Nya. Kalau bukan karena anugerah dan belas kasih Tuhan, Israel masih akan tinggal di Mesir sebagai budak.
Yesus datang ke dalam dunia, untuk menyelamatkan manusia berdosa. Walau umat Israel menolak bahkan menyalibkan Dia, Allah tetap mengasihi mereka. Kematian-Nya malah merupakan sarana pengampunan dan keselamatan mereka. Syukur kepada Tuhan, kasih Allah tidak dibatasi oleh sikap dan respons manusia terhadap Dia. Walau manusia menolak dan mencurigai iktikad baik Allah, bahkan dalam kebebalan manusia mencari jalan keluar sendiri bagi permasalahan dosa mereka, kasih Allah tidak berubah. Kita yang sudah mengalami kasih-Nya, juga tidak boleh kendur dalam memberitakan Injil walau ditolak terus menerus, karena setiap orang perlu, bahkan harus mendengar Injil.
SH: Kis 7:23-34 - Penyelamatan Allah (Jumat, 1 Juli 2011) Penyelamatan Allah
Iman kita berakar kuat pada sejarah iman umat Allah. Ini terlihat dari kisah Musa yang dipaparkan oleh Stefanus dalam pembelaannya...
Penyelamatan Allah
Iman kita berakar kuat pada sejarah iman umat Allah. Ini terlihat dari kisah Musa yang dipaparkan oleh Stefanus dalam pembelaannya di hadapan Sanhedrin. Pembelaan itu sekaligus merupakan penolakan terhadap hasutan orang banyak bahwa ia telah menghujat Musa dan Allah (Kis. 6:11). Bukan hanya itu, Stefanus juga dituduh telah menghina bait Allah dan hukum Taurat (Kis. 6:13).
Dengan menyebutkan keterangan mengenai usia Musa (23), Stefanus menandai momen ketika Musa bermaksud mengunjungi bangsanya. Kemewahan lingkungan istana tidak membuat Musa terlena, ia tetap menyadari siapa dirinya dan dari mana ia berasal. Tak heran bila ia kemudian peduli terhadap dua kasus perkelahian yang melibatkan orang sebangsanya. Namun intervensi Musa berdampak buruk sampai ia harus melarikan diri ke Midian (29). Kisah berlanjut sampai pada pemanggilan Musa untuk membebaskan bangsanya dari jerat kekuasaan Firaun di tanah Mesir (30-34). Panggilan itu terjadi saat Musa berada di padang gurun. Saat itu Tuhan menyatakan diri-Nya melalui nyala api yang keluar dari semak duri (30). Tuhan menyuruh Musa menanggalkan kasutnya karena tempat ia berdiri saat itu adalah kudus. Perintah Allah itu memperlihatkan bahwa tempat dimana Allah hadir adalah kudus. Kisah Musa ini diceritakan kembali oleh Stefanus untuk menyatakan bahwa Tuhan hadir di mana saja, bukan hanya di Bait Allah.
Panggilan Tuhan terhadap Musa bertujuan agar Musa menyelamatkan bangsanya. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan setia memelihara umat-Nya yang menaruh percaya kepada-Nya. Telinga-Nya terbuka mendengar keluh kesah mereka. Allah menyelamatkan umat-Nya dari penindasan dunia ini tepat pada waktunya. Dan untuk karya yang hebat itu, Allah melibatkan orang pilihan-Nya sehingga karya dan kasih-Nya nyata bagi umat-Nya.
Kita sungguh bersyukur dan patut memuji Allah karena perhatian dan pemeliharaan-Nya atas kita. Dan puncak pemeliharaan Allah adalah pada pengutusan Putra Tunggal-Nya, yang menyelamatkan umat dari upah dosa yaitu maut.
SH: Kis 7:1-53 - Kesaksianmu dan Pembelaanmu (Sabtu, 2 Juni 2018) Kesaksianmu dan Pembelaanmu
Seorang tertuduh sudah sepatutnya mendapatkan hak untuk melakukan pembelaan diri, baik secara pribadi maupun oleh tim pem...
Kesaksianmu dan Pembelaanmu
Seorang tertuduh sudah sepatutnya mendapatkan hak untuk melakukan pembelaan diri, baik secara pribadi maupun oleh tim pembela. Tujuannya adalah agar hakim dapat secara objektif dan adil dalam pengambilan keputusan. Karena itu, pembelaan atau kesaksian yang meringankan sangat diperlukan. Terlebih lagi terhadap suatu tuduhan yang tidak pernah terbukti dilakukan oleh seseorang.
Menarik disimak, dalam sidang pengadilan agama, Stefanus memilih tidak membela diri, melainkan bersaksi tentang karya keselamatan Allah kepada bangsa Israel melalui Yesus Kristus. Dalam kesaksian Stefanus, ia mengawali argumennya dari panggilan Allah kepada Abraham untuk keluar dari negerinya menuju tanah pusaka yang dijanjikan Allah untuknya dan keturunannya. Melalui Ishak, lahirlah Yakub dan kedua belas suku Israel. Untuk kelangsungan hidup bangsa Israel di Mesir, Allah memakai Yusuf untuk memelihara umat-Nya. ketika umat Allah mengalami penindasan yang dilakukan bangsa Mesir, Allah memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya. Selama empat puluh tahun di padang gurun, orang Israel dipersiapkan Allah untuk menjadi bangsa yang kudus. Dengan berbagai tanda mukjizat dan Taurat-Nya, Tuhan memastikan ketaatan bangsa Israel. Karena kekerasan hati dan tegar tengkuk orang Israel, mereka berkali-kali melawan Tuhan dengan menyembah para dewa asing, yaitu Molokh, bintang dewa Refan, dan patung Baal. Kemurahan dan kasih sayang Allah dibalas oleh bangsa Israel dengan air tuba. Kenyataannya, kesetiaan Allah atas perjanjian-Nya tidak pernah pudar. Melalui Yosua, Daud, dan para nabi-Nya, Tuhan memastikan datangnya Orang Benar, yaitu Yesus yang telah mereka bunuh (2-52). Inilah pembelaan sekaligus kesaksian iman Stefanus.
Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Apakah kita masih dibutakan oleh ego diri? Ataukah kekerasan hati telah menutupi mata hati kita sehingga menjadi buta? Jika demikian halnya, bertobatlah! Bukalah pintu hati kita agar kasih dan kebenaran Allah menyinari hidup kita kini dan selamanya. [AJ]
Baca Gali Alkitab 5
Filipus, salah seorang yang terpilih sebagai pelayan untuk melayani orang miskin dituntun oleh malaikat Allah untuk pergi ke sebuah tempat. Di sana Filipus bertemu seorang sida-sida, yang merupakan seorang kepala perbendaharaan negeri Etiopia.
Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang datang menjumpai Filipus? Pesan apa yang dia sampaikan? Kemanakah Filipus harus pergi? (26)
2. Apa respons Filipus setelah mendengar pesan tersebut? Siapa yang dia jumpai di jalan yang dia lalui? Apakah yang sedang dilakukan oleh orang tersebut? Bila dibandingkan dengan pesan yang diterima oleh Filipus sebelumnya, apakah isi pesan tersebut menjadi nyata? (27-28)
3. Apa tindakan Filipus selanjutnya? (29-35)
4. Pada akhir perjalanan Filipus dan sida-sida dari Etiopia itu, apakah yang terjadi kemudian? (36-40)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Seberapa penting mendengar dan taat pada suara Tuhan?
2. Dengan cara apa saja Tuhan berbicara kepada manusia?
3. Faktor apa saja yang biasanya membuat orang enggan untuk memberitakan Injil?
4. Hal-hal apa yang seharusnya membuat orang berani dan bersemangat untuk memberitakan Injil?
5. Mengapa orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Anak Allah dan Juruselamat memiliki sukacita dalam hatinya?
Apa respons Anda?
1. Bagaimanakah pengalaman Anda mendengar suara Tuhan? Apa yang Tuhan katakan pada saat itu?
2. Sudahkah Anda selama ini taat terhadap suara dan perintah dari Tuhan? Dalam hal apa Anda biasanya tidak mau taat?
3. Apakah Anda pernah merasa terbeban untuk memberitakan Injil? Kepada siapa? Sejauh ini, apa yang sudah Anda lakukan?
Pokok Doa:
Bagi orang-orang yang pernah mendengar perintah Tuhan untuk memberitakan Injil, agar mereka melaksanakannya.
Utley -> Kis 7:30-34
Utley: Kis 7:30-34 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 7:30-3430 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala ap...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 7:30-34
30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. 31 Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: 32 Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. 33 Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. 34 Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
Kis 7:30 Catatan peristiwa ini ditemukan dalam Keluaran, bab 3 dan 4.
□ "Malaikat" Dalam teks PL malaikat ini adalah benar-benar YHWH. Lihat catatan lengkap di Kis 5:19. Perhatikan bagaimana karakteristik malaikat ini.
- 1. Kel 3:2, "malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam nyala api"
- 2. Kel 3:4, "ketika Tuhan (yaitu YHWH) melihat bahwa ia mundur untuk melihat"
- 3. Kel 3:4, "Allah (Elohim yaitu) berseru kepadanya dari tengah-tengah semak belukar"
□ "Gunung Sinai" Lihat Topik Khusus di bawah ini.
Kis 7:32 Catatan peristiwa ini ditemukan dalam Kel 3:6.
□ "Ayah" Dalam teks Ibrani dan terjemahan Yunani (yaitu Septuaginta) kata tersebut adalah TUNGGAL. Dalam kejadian lain frase itu JAMAK. Tuhan mengenal nenek moyang Musa.
Kis 7:33 Catatan peristiwa ini ditemukan dalam Kel 3:5. Musa mendekati semak karena rasa ingin tahu, bukan ketaatan agama.
Alasan yang tepat untuk melepas sepatu tidak diketahui pasti.
- 1. Sepatu tersebut mungkin tercemar (yakni kotoran hewan).
- 2. Melepas sepatu mungkin merupakan lambang keintiman atau keakraban (seperti di rumah).
- 3. Sebuah praktek budaya para leluhur atau ritual Mesir.
Kis 7:34 Catatan peristiwa ini ditemukan dalam Kel 3:7. Bagi saya ayat tersebut secara teologis sangat signifikan untuk alasan ini: YHWH mendengar doa-doa mereka, melihat penderitaan, dan menanggapi. Dia datang untuk menyelamatkan mereka, tetapi perhatikan bahwa penyelamatan dilakukan melalui perantaraan manusia. Allah mengirim Musa yang enggan. Tuhan telah memilih untuk berurusan dengan manusia melalui manusia!
Topik Teologia -> Kis 7:31
Topik Teologia: Kis 7:31 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Antropomorfisme untuk Allah
Suara
Kel 3:4 Kel 19:19 Ula 4:12 1Ra 19:12-13 Ayu 37:...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Antropomorfisme untuk Allah
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Berlaku di Dalam Israel
- Pemeliharaan Allah Dalam Perkembangan Negara Israel
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Kejadian-kejadian Sejarah
TFTWMS -> Kis 6:13--7:53; Kis 7:17-43
TFTWMS: Kis 6:13--7:53 - Iman Yang Layak Untuk Dipertahankan IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERTAHANKAN (Kis 6:13-7:53)
Sekali lagi seorang pengikut Kristus berdiri di hadapan Sanhedrin. 27Mereka yang telah menyeret S...
IMAN YANG LAYAK UNTUK DIPERTAHANKAN (Kis 6:13-7:53)
Sekali lagi seorang pengikut Kristus berdiri di hadapan Sanhedrin. 27Mereka yang telah menyeret Stefanus ke tempat itu tidak membuang-buang waktu untuk menampilkan saksi-saksi ke depan:
Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita"28(6:13-14).
Mereka benar dalam satu hal: Stefanus tidak diragukan lagi memang "terus-menerus berkata" tentang Yesus yang ia kasihi! Namun yang selanjutnya adalah kesengajaan untuk menyajikan secara keliru perkataan Yesus (yang mungkin telah dikutip oleh Stefanus). Yesus telah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi telah melanggar perintah Allah demi tradisi mereka yang tidak terilham (band. Matius 15:3). Yesus telah mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancurkan (Matius 24:1, 2).29Yesus tidak pernah mengatakan Ia akan menghancurkan Bait Allah, Yesus juga tidak pernah menghujat ajaran apa saja yang benar-benar berasal dari Musa.
Setelah beberapa tuduhan serius dilontarkan dalam sidang, secara otomatis kita berpaling dan melihat kepada tertuduh untuk melihat bagaimana ia bereaksi (mungkin berharap mimik wajahnya akan memberitahukan apakah ia bersalah). Setelah pelbagai tuduhan dituduhkan kepada Stefanus, semua orang yang duduk dalam Mahkamah Agama "menatap Stefanus." Apakah yang mereka harapkan untuk dilihat? Seseorang yang nampaknya bersalah? Seseorang yang ketakutan? Apapun yang mereka harapkan, mereka melihat sesuatu yang lain: "Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat" (6:15). Apakah ini berarti ia bersikap kalem dan percaya diri? Apakah ini berarti kemulian Tuhan memancar pada wajahnya sebagaimana yang terjadi pada wajah Musa sewaktu ia turun dari gunung (Keluaran 34:29), atau sebagaimana yang terjadi pada wajah Yesus di Gunung Transfigurasi (Matius 17:2)?30
Ini dapat kita ketahui: Yang mereka lihat bukanlah seorang pesakitan yang gemetaran; melainkan seorang Kristen yang telah berubah! Imam Besar31segera menenangkan dirinya dan menanyai Stefanus apakah tuduhan tersebut benar atau tidak: "Benarkah demikian?" (7:1). Berdasarkan hukum, Stefanus tidak wajib menjawabnya. Ia pasti telah mengetahui bahaya sebuah jawaban. Bagaimanapun, seperti para rasul, ia memakai setiap kesempatan untuk berkhotbah—berusaha menyelamatkan jiwa-jiwa manusia.
Pembelaan Stefanus—terdapat dalam 7:2-53—adalah sebuah khotbah. Dalam khotbah itu Stefanus membela dirinya dari pelbagai tuduhan yang dilontarkan kepada dia; tetapi ia juga memukul balik masalah ini bahwa bukan dia yang bersalah, melainkan para penuduhnya— bersalah tentang apa yang mereka telah tuduhkan kepada dirinya! Adalah mereka—bukan dia—yang perlu bertobat dan berpaling kepada Allah! Kita akan mempelajari khotbah ini secara terperinci dalam pelajaran yang akan datang; untuk sekarang ini, marilah kita menyimak kesimpulan yang menggemparkan ini:
"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh ...." (7:51-53).
Sewaktu Stefanus mengucapkan kata-kata ini, ia tahu resiko yang sedang ia hadapi. Kata-katanya itu dapat menimbulkan kesadaran atau penolakan; pembebasan atau kematian; keselamatan atau perajaman batu.
TFTWMS: Kis 7:17-43 - Perintah Yang Kudus PERINTAH YANG KUDUS (Kis 7:17-43)
Stefanus telah dituduh menghujat Musa (6:11) dan hukum Taurat (6:13). Inti khotbah dia memaparkan kisah Musa. Ia me...
PERINTAH YANG KUDUS (Kis 7:17-43)
Stefanus telah dituduh menghujat Musa (6:11) dan hukum Taurat (6:13). Inti khotbah dia memaparkan kisah Musa. Ia memulainya dengan informasi tentang latar belakang:
Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham,22makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf.23Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang24(7:17-19).
Khotbah Stefanus itu berlanjut, dengan menceritakan bagaimana, selama masa kesedihan ini, orang yang Allah akan pakai untuk membebaskan umat-Nya dilahirkan:
Pada waktu itulah Musa lahir25dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, [dengan meletakkan dia di dalam sebuah peti pandan di Sungai Nil]26tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri. Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya (7:20-22).27
Tidak seorang pun yang mendengarkan ucapan Stefanus dapat menyangkal bahwa yang ia miliki adalah rasa hormat yang sangat dalam kepada Musa. Ia lalu menceritakan bagaimana Musa, yang sadar bahwa ia seorang Ibrani, membuat rencana untuk membebaskan bangsanya. Stefanus juga mengingatkan para pendengarnya bahwa saat pertama kali Musa mencoba untuk membebaskan bangsanya, saudara-saudaranya itu menolak dia:
Pada waktu ia berumur empat puluh tahun,28timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.29Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka,30tetapi mereka tidak mengerti. Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya? Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?31Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? Mendengar perkataan itu, larilah Musa32dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki (7:23-29).
Sekali lagi Stefanus mengilustrasikan, sebagaimana dalam kasus Yusuf, bahwa Allah memberi umat-Nya itu kesempatan lagi:
Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat33di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.34Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. Lalu firman Allah kepadanya:
Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir (7:30-34). Kalau-kalau mereka tidak tanggap bahwa Musa adalah penyelamat dari Allah dan bapa leluhur mereka telah menolak dia, Stefanus lalu menyatakan fakta-fakta ini dengan terus terang: "Musa ini, yang telah mereka tolak, ["rejected"; NIV] dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim?"— Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu (7:35; huruf miring oleh saya). Sebagaimana dalam kisah Yusuf, jika mereka menolak penyelamat dari Allah untuk kedua kalinya (dan tidak ikut dia ke luar dari Mesir), mereka akan mati (dalam penawanan).
Mulai dari ayat 35 Stefanus memberikan sebuah gambaran singkat tentang Musa:
Musa ini, yang telah mereka tolak, ... juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat ... Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. 35Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah36di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu (7:35-38).
Dalam kisah singkat empat puluh tahun terakhir kehidupan Musa, Stefanus memperlihatkan rasa hormatnya kepada Musa dan hukum-hukum yang diberikan melalui Musa. Stefanus menyatakan bahwa seorang malaikat Allah bicara kepada Musa di Gunung itu, dan Stefanus mengacukan hukum Taurat sebagai "firman-firman yang hidup"37yang diberikan kepada bangsa Yahudi. Stefanus telah membuktikan dirinya tidak bersalah atas penghujatan baik kepada Musa maupun kepada hukum Taurat.
Perkataan Stefanus memiliki tujuan lain—sebuah tujuan yang lebih jauh. Ia mengingatkan Mahkamah Agama itu bahwa Musa telah berkata, "Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu." (Huruf miring oleh saya.) Lalu ia mengingatkan mereka tentang seperti apakah Musa itu:
Ia seorang pemimpin (ay. 35). Ia seorang penyelamat (ay. 35) Ia seorang pembuat mujizat (ay. 36). Ia seorang nabi (ay. 37). Ia mempunyai jemaat (gereja) (ay. 38). Ia menyampaikan firman Allah kepada suatu umat (ay. 38).
Persamaan Musa dengan Yesus akan sangat sulit dihindari. Bagaimanapun, Stefanus tidak siap untuk menekankan persamaan itu. Pertama ia mengingatkan para pendengarnya bahwa sewaktu Allah memberi bapa leluhur mereka kesempatan kedua, mereka menolak kembali penyelamat dari Allah:
Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya ["rejected"; NIV]. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir—kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu38dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka (7:39-41).
Daripada menerima firman-firman hidup, mereka lebih memilih berhala mati. Ketika mereka menolak kedua kalinya penyelamat dari Allah, murka Allah turun ke atas mereka. Oleh karena penolakan bangsa Israel di padang gurun mengisyaratkan penolakan mereka yang bekelanjutan, Stefanus lalu meringkas sejarah itu dengan memakai perkataan nabi Amos untuk menunjukkan bahwa Allah tidak sabar lagi menghadapi penolakan tersebut:
Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka39beribadah kepada bala tentara langit,40seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi:41Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban42sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah43Molokh dan bintang dewa Refan,44patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel45(7:42, 43).
Allah memang membebaskan mereka dari perbudakan (di Mesir), namun ketika mereka terus-menerus menolak para penyelamat yang Allah tunjuk (di padang gurun dan di tanah Kanaan), Allah lalu mengirim mereka kembali ke dalam perbudakan (di Babel)!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diada...
Catatan Akhir:
- 1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diadakan oleh para rasul; penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Kelihatannya ia juga dikarunia kemampuan bicara lewat ilham (lihat keterangan pada 6:10).
- 2 Lewis Foster, notes on Acts, The Niv Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House 1985), 1654.
- 3 "Penuh karunia" dapat berarti Stefanus adalah orang yang ramah, sehingga mendapat dukungan (keramahan) dari orang-orang, atau karunia Allah ada dalam dirinya dalam suatu cara yang khusus. Ia adalah orang yang ramah (7:2); dari awalnya mungkin ia sudah mendapat dukungan orang banyak; namun dalam terang urut-urutan peristiwa; terjemahan NIV kemungkinan benar ketika menerjemahkan bagian ayat ini sebagai "seorang pria yang penuh dengan karunia dan kuasa Allah." (Huruf miring oleh saya.)
- 4 Setiap orang dari kita perlu mencari tahu bentuk pelayanan khususnya masing-masing- yaitu tugas khusus dalam gereja Tuhan yang secara khusus telah Allah patutkan untuk kita. Jika setiap anggota bersedia melaksanakan hal ini, maka itu akan mengubah dengan cepat pekerjaan Tuhan! Namun begitu, jikalau kita lakukan, kita tidak boleh pernah memakai hal ini sebagai alasan untuk tidak mengerjakan hal lainnya lagi dalam kerajaan Allah. Kita semua juga diberi perintah yang bersifat umum yang harus kita taati, terlepas dari apakah "karunia-karunia khusus" yang kita miliki sejalan dengan perintah itu atau tidak. Sebagai contoh, kita akan mencatat bahwa dalam 8:1-4, setiap orang Kristen mulai menyebarluaskan Firman. Saya yakin tidak semua dari mereka memiliki karunia khusus penginjilan.
- 5 Pengajaran secara pribadi dilakukan dalam rumah tangga (2:46).
- 6 Lihat ‘‘Sinagoga" dalam Daftar Kata.
- 7 Seorang penulis kuno mengatakan bahwa Yerusalem mempunyai 480 sinagoga. Kisah 6:9 menunjukkan bahwa banyak sinagoga dibuka untuk menampung orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda, dan untuk menjadi tempat dimana orang-orang akan merasa sangat nyaman di dalamnya. Dalam ayat 9, para pakar menemukan lima sinagoga, masing-masing untuk setiap kelompok yang disebutkan. Adalah mungkin bahwa Stefanus mengunjungi lebih dari satu sinagoga Helenistik untuk menceritakan kisah tentang Yesus. Oleh karena baik teks aslinya maupun teks Inggrisnya memakai kata tunggal "sinagoga," maka pelajaran ini hanya akan mengacu kepada satu sinagoga.
- 8 KJV menulis "Libertini," yang makna aslinya adalah mereka yang telah menerima kebebasan, namun sekarang mengacu kepada mereka yang berprilaku tanpa pengekangan moral. Oleh sebab itu terjemahan yang lebih disukai adalah "Orang Merdeka."
- 9 Jika bukan mereka mungkin orang tua mereka pernah menjadi budak. Dalam jumlah yang amat besar orang-orang Yahudi pernah ditawan oleh Jendral Pompey dari Roma dan kemudian dibebaskan di Roma. Dalam tahun-tahun berikutnya budak-budak Yahudi yang lainnya ikut dibebaskan pula.
- 10 Simon dari Kirene telah memanggul salib Yesus (Lukas 23:26).
- 11 Oleh karena lokasi-lokasi ini saling sangat berjauhan dan (agaknya) memiliki sedikit persamaan, beberapa orang menekankan bahwa paling tidak ada dua sinagoga yang dibahas di sini: yang satu untuk mereka yang di sebelah selatan laut Tengah dan satu lagi untuk mereka yang di sebelah utara laut Tengah. Namun begitu, jika semuanya adalah Orang Merdeka, maka mereka memiliki sesuatu yang sama.
- 12 Lihat keterangan pada 6:1.
- 13 Orang-orang dari Kirene membawa Injil ke Antiokhia (11:20). Apolos berasal dari Alexandria (18:24); belakangan orang-orang Yahudi dari Asia bertanggung jawab atas penahanan Paulus (21:27; 24:18, 19). (Mungkinkah mereka itu adalah orang-orang yang telah dikecewakan oleh Stefanus?).
- 14 Beberapa orang berspekulasi bahwa kemungkinan Saulus diundang oleh para pemimpin sinagoga untuk menghadapi Stefanus. Namun sepertinya Saulus berada di situ sebagai akibat wajar kedatangannya dari Kilikia.
- 15 Di awal gereja mula-mula, Allah mengungkapkan kehendak-Nya sedikit demi sedikit (atau banyak)-sebanyak yang diperlukan. Simaklah penglihatan yang diberikan kepada Petrus di Kisah 10. Namun begitu, Allah akhirnya menyelesaikan wahyu-Nya (Judas 3). Sekarang ini kita tidak lagi memiliki pewahyuan progresif.
- 16 Simaklah bahwa tuduhan terhadap Stefanus ada hubungannya dengan ucapannya yang menentang Musa dan Allah, dan yang menentang Bait Allah dan Taurat (6:11, 13, 14). Tuduhan itu adalah bohong, namun agar kebohongan itu menjadi efektif mereka perlu unsur kebenaran. Kebohongan-kebohongan ini-plus pembelaan Stefanus dalam pasal 7-memberi kita beberapa indikasi bahwa apa yang Stefanus khotbahkan adalah sangat tidak populer.
- 17 Sebagai tambahan terhadap pemberitaan Stefanus, fakta beberapa imam telah mentaati iman itu (6:7) mungkin telah ikut menambah situasi menjadi mudah meledak.
- 18 Naskah yang tertua semuanya menggunakan huruf besar atau huruf kecil . Jadi kita tidak tahu apakah yang dimaksud adalah rohnya Stefanus (lihat KJV) atau Roh Kudus. Namun begitu konteksnya kelihatan mendukung gagasan bahwa Stefanus memperoleh kemenangan ini bukan karena kecemerlangan mentalnya, tetapi melalui pertolongan Allah. Itulah sebabnya NASB dan hampir semua terjemahan moderen lainnya memakai "r" huruf besar pada kata "Roh."
- 19 Sudah tentu pada zaman Stefanus Perjanjian Lama belum dibagi ke dalam pasal-pasal dan ayat-ayat. Ungkapan "pasal dan ayat" maksudnya hanyalah bahwa Stefanus mendukung argumentasinya dengan Kitab Suci.
- 20 Kebencian Paulus terhadap orang Kristen tidak terbentuk dalam satu malam. Khotbah Stefanus dan juga pertahanan Stefanus yang tidak dapat dijawab mungkin telah menjadi batuk pijakan bagi kebencian Saulus yang hampir menggila terhadap nama Yesus.
- 21 Saya tidak percaya Saulus ikut ambil bagian dalam saksi-saksi yang disuap ini (22:3; 23:1).
- 22 "Penghujatan" dipakai dalam arti "bicara melawan." Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata.
- 23 Kebanyakan ahli Taurat adalah orang-orang Farisi. (Lihat "Ahli Taurat" dalam Daftar Kata. Lihat juga "Farisi" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.) Sampai saat ini, orang-orang Saduki telah memimpin penganiayaan terhadap umat Kristen sebab para rasul mengajarkan tentang kebangkitan, sesuatu yang tidak dipercaya oleh orang-orang Saduki namun yang dipercaya oleh orang-orang Farisi. Namun begitu, tuduhan sekarang adalah bahwa Stefanus telah menghujat Musa, Taurat, dan tradisi Yahudi-dan di sinilah orang-orang Farisi mulai ikut terlibat!
- 24 Meskipun secara politik kelompok Saduki sangat kuat, namun pengaruh mereka terhadap orang banyak di lapangan adalah sedikit.
- 25 Yesus telah melihat bagaimana cepatnya suasana hati orang banyak dapat berubah; dari "Hosana" pada hari Minggu ke "Salibkan Dia!" pada hari Jumat. Dalam kasus Stefanus, selain adanya reaksi keagamaan terhadap tuduhan bahwa Stefanus telah menghujat Allah dan Musa, kemungkinan ada juga reaksi praktisnya: Perekonomian Yerusalem didasarkan pada kenyataan bahwa bait Allah ada di situ (yang membawa jutaan orang ke kota tersebut setiap tahun)-dan Stefanus dituduh menghujat Bait Allah! (Untuk melihat reaksi serupa mengenai kuil penyembah berhala, perhatikan 19:23-41).
- 26 "Menyeret" tidak berarti mereka harus menggeret, menendang dan berkelahi, ke ruangan Mahkamah Agama (lihat komentar pada 5:26). Kata Yunani yang diterjemahkan "seret" semata-mata menunjukkan sifat dari suatu perbuatan yang tiba-tiba. NIV mengungkapkan gagasan tersebut: "mereka menangkap Stefanus."
- 27 Stefanus digambarkan berdiri sendirian, artinya ini adalah sidang tertutup dan tidak seorang pun, termasuk para rasul, diizinkan masuk.
- 28 Orang-orang Yahudi mempunyai hukum tidak tertulis yang mereka percaya diberikan secara lisan oleh Musa dan yang telah diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi mereka percaya bahwa tradisi/kebiasaan sama mengikatnya seperti Taurat itu sendiri. Dengan jelas, Yesus tidak menganggap hukum tak tertulis itu sebagai berasal dari Allah. Ia mengajarkan bahwa Taurat berisi pelbagai perintah dari Allah, sedangkan tradisi/kebiasaan tidak terilham adalah perintah buatan manusia.
- 29 Yesus sedang mengacukan penghancuran Yerusalem oleh bangsa Romawi pada 70 M. Ajaran Yesus yang lain juga disalahartikan sewaktu Ia mengacukan tubuh-Nya sendiri sebagai "Bait Allah ini" (lihat Yohanes 2:18-22; Markus 14:58; 15:29).
- 30 Keberatan utama atas rupa Stefanus yang mujizatiah adalah bahwa Mahkamah Agama itu tidak bereaksi sebagaimana halnya mereka telah melihat sebuah mujizat. Bagaimanapun, pelbagai mujizat lainnya tidak menimbulkan iman di dalam hati para anggota Mahkamah Agama yang mengeras itu (4:16).
- 31 Imam Besar pada waktu itu jika tidak Hannas maka Kayafas. Karena yang menjadi Imam Besar adalah juga mengetuai Sanhedrin, maka saya duga Kayafas adalah Imam Besarnya.
- 32 KJV menulis "they gnashed on him with their teeth," yang dapat mengesankan bahwa mereka berusaha menggigit Stefanus! "At him (padanya)" lebih disukai daripada "on him (atasnya)." Dalam Alkitab, menggertakkan gigi umumnya menunjukkan kemarahan (Ayub 16:9; Mazmur 35:16) atau keputusasaan (Lukas 13:28). Sekarang, hal itu dikenali sebagai sebuah tanda tekanan batin.
- 33 Matius 8:12; 13:42, 50; 24:51; 25:30; Lukas 13:28. Oleh karena kata Yunani yang diterjemahkan "menggertak" dapat pula diterjemahkan "menggigit," Lukas mungkin juga telah membandingkan Mahkamah Agama ini dengan kumpulan anjing liar!
- 34 Apakah pada waktu itu Gamaliel tidak hadir? Apakah ia semata-mata memilih tidak menentang Mahkamah Agama untuk kedua kalinya? Sangat sulit untuk percaya bahwa Gamaliel merestui perbuatan yang dilakukan pada hari yang buruk itu.
- 35 Kadangkala Allah juga memberi Paulus penglihatan seperti itu (lihat 18:9, 10; 23:11; 27:23, 24). Tidak diragukan lagi bahwa Lukas menceritakan penglihatan ini untuk menguatkan mereka yang belakangan nanti akan juga menyerahkan nyawa mereka bagi iman mereka.
- 36 Biasanya untuk menghormati seseorang kita bangkit berdiri. Beberapa saran telah dikemukakan mengenai mengapa Yesus digambarkan sedang berdiri bukannya duduk. Ia berdiri siap untuk menerima kedatangan Stefanus dengan tangan terbuka; Ia berdiri siap untuk menjadi pembela Stefanus dan mengakui dia di hadapan Allah; Ia berdiri siap untuk datang dalam pengadilan pembunuhan Stefanus; dll. Apapun alasannya, kebanyakan penafsir menduga ada makna khusus dalam kenyataan Yesus digambarkan sedang berdiri.
- 37 Ini adalah sebuah ungkapan kemesiasan (Daniel 7:13, 14) yang sering Yesus gunakan untuk mengacukan diri-Nya sendiri.
- 38 Sudah tentu, baik Yesus maupun Stefanus tidak bersalah atas penghujatan itu, sebab yang mereka ucapkan adalah kebenaran.
- 39 "The last straw" atau ("final straw"-jerami terakhir) adalah sebuah ungkapan yang mengacu kepada " jerami [terakhir] yang [akhirnya] mematahkan punggung unta [yang sudah dibebani dengan tumpukan jerami yang banyak sekali]."
- 40 Bagi yang tinggal di tempat lain dapat menggantinya dengan pengadilan tinggi setempat.
- 41 Para pakar bergelut dengan persoalan "bagaimana cara Mahkamah Agama itu lepas dari masalah ini" karena penguasa Romawi telah mengambil hak Mahkamah Agama untuk melaksanakan hukuman mati (kecuali dalam hal pemcemaran Bait Allah). (1) Mereka mungkin tidak dapat "lepas tanggung jawab dari masalah ini"; Lukas tidak memberitahu kita reaksi penguasa Romawi. (2) Mungkin saja, karena melibatkan Bait Allah, mereka meyakinkan para pejabat Romawi bahwa Stefanus telah "mencemarkan Bait Allah." (3) Mungkin para pejabat Romawi tidak dapat memahami apa yang terjadi (Gubernur Romawi tinggal di Kaisarea kecuali pada hari-hari perayaan). (4) Para pejabat Romawi mungkin telah tahu apa yang terjadi namun memutuskan untuk tidak memperhatikan hal itu. Roh Kudus menganggap masalah ini tidak penting untuk kita ketahui.
- 42 Kita tidak mempunyai petunjuk adanya pembahasan yang layak, pemungutan suara, atau sebuah keputusan yang telah dikaji. Perbuatan itu adalah perbuatan segerombolan orang.
- 43 Tradisi Yahudi yang tidak terilham ini belakangan disusun ke dalam Talmud, yang bisa juga disebut "Tafsir Taurat Yahudi."
- 44 "Anak Muda" menunjukkan bahwa usia Saulus di bawah empat puluh tahun. Pada waktu itu kemungkinan usianya antara tiga puluh sampai empat puluh tahun.
- 45 Banyak perdebatan telah timbul mengenai apakah Saulus seorang anggota Mahkamah Agama. Lihat pembahasan tentang perubahan hidup Saulus dalam khotbah di edisi berikutnya.
- 46 Karena perkataan "di depan kaki" sering mengandung makna kepatuhan (lihat catatan 4:35, 37; 5:2) dan karena Saulus dengan segeranya menjadi penghasut penganiayaan umat Kristen yang bermula "pada waktu" Stefanus dibunuh (8:1), Jadi Saulus dapat menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Saulus tidak pernah mengaku hanya sebagai penonton sewaktu orang-orang Kristen sedang dibunuh (26:10).
- 47 Petunjuk yang terperinci mengenai cara melaksanakan perajaman diberikan kepada generasi setelahnya. Tidak diketahui apakah garis pedoman itu dipakai atau tidak pada waktu Stefanus dibunuh. Fakta bahwa Stefanus mampu untuk berlutut (ay. 60) mengarahkan saya untuk percaya bahwa perajaman tersebut kurang resmi.
- 48 Ini adalah sebagain kecil dalam Kitab Suci dimana doa ditujukan kepada Yesus. Ini memperlihatkan bahwa doa yang ditujukan kepada Yesus tidaklah salah (beberapa pujian yang kita gunakan ditujukan secara langsung kepada Yesus), namun karena kita memiliki sedikit contoh doa yang ditujukan kepada Yesus, maka doa ini harus menjadi sebuah pengecualian daripada sebuah peraturan. Peraturannya adalah doa harus ditujukan kepada Allah melalui Yesus (1Timotius 2:5; Yohanes 16:23, 24).
- 49 Teks aslinya secara harfiah mengatakan "Dan meletakkan lutut [nya]," yang memperlihatkan perbuatan yang disengaja. Jadi, versi KJV lebih disukai: "Dan ia berlutut." "Jatuh pada lututnya" akan mengesankan bahwa sampai pada saat itu Stefanus sedang berdiri dan kemudian ia jatuh pada lututnya. Bagaimanapun, ia mungkin sudah dalam posisi rebah di tanah dan kemudian berusaha bangkit dengan lututnya. Namun demikian, kelihatannya ia sengaja mengambil posisi berlutut untuk mendoakan orang-orang yang menyiksanya.
- 50 Yesus pernah berkata tentang kematian sebagai tidur (Yohanes 11:11), dan para penulis Perjanjian Baru mengambil ungkapan tersebut (1 Tesalonika 4:13). Ini mengacu kepada tubuh, bukan roh, dan menekankan bahwa kematian bukanlah kesudahan, karena akan ada kebangkitan tubuh (1 Korintus 15). Kata Inggris "cemetery" (kuburan) secara harfiah berarti "tempat untuk tidur."
- 51 Doa Stefanus berbeda dengan doa pesuruh di Perjanjian Lama yang dirajam untuk kesetiaannya. Pesuruh itu berdoa, "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!" (2 Tawarikh 24:22).
- 52 Pernyataan ini dikutip oleh banyak penulis. Sudah tentu kita tidak akan pernah tahu pengaruh sepenuhnya kematian Stefanus terhadap Saulus, namun belakangan Yesus berkata bahwa adalah sulit bagi Saulus untuk "menendang ke galah rangsang" (26:14), ini menunjukkan bahwa Yesus telah memakai banyak cara untuk "mengarahkan" Saulus dan adalah sangat sakit baginya untuk mengabaikan cara-cara itu. Kenangan menyakitkan tentang Stefanus kemungkinan adalah salah satunya. Fakta bahwa lukas menekankan kehadiran Saulus menyarankan bahwa hal itu memang benar begitu.
- 53 Lihat komentar pada "penjarahan" (8:3).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) BAPAK DAN ANAK SAMA SAJA (Kis 7:2-53)
Pelajaran kita yang terakhir merupakan kajian tentang karakter salah seorang pahlawan iman: Stefanus, orang Kr...
BAPAK DAN ANAK SAMA SAJA (Kis 7:2-53)
Pelajaran kita yang terakhir merupakan kajian tentang karakter salah seorang pahlawan iman: Stefanus, orang Kristen pertama yang martir. Sekarang kita mau lebih mencermati isi khotbahnya yang dikhotbahkan di hadapan Sanhedrin (Mahkamah Agama).
Khotbah Stefanus itu unik. Dalam kitab Kisah, khotbahnya itu merupakan satu dari sedikit khotbah yang disampaikan oleh orang non-rasul1—dan khotbahnya itu adalah yang terpanjang!2Berdasarkan gambaran pada perkataan terakhir di khotbah itu (7:51-53), kami memberi judul pelajaran ini "Bapak dan Anak Sama Saja." Beberapa orang menolak khotbah ini dengan mencapnya sebagai "Tinjauan sejarah Yahudi yang agak membosankan dengan beberapa penghinaan di penghujungnya." Bagaimanapun, setiap petunjuk mendukung bahwa khotbah ini adalah ilham yang diucapkan—dan setiap kalimat dalam pelajaran ini mempunyai tujuan.
Stefanus memiliki tiga titik-tolak dalam pembelaannya: (1) Ia melakukan pembelaan diri terhadap pelbagai tuduhan yang dilontarkan. (2) Sambil melakukan hal itu, ia menekankan bahwa yang bersalah atas tuduhan yang dituduhkan ke atas dirinya bukanlah dia, tetapi para penuduhnya. (3) Pelajarannya bersifat Kristus-Centris. Sebagaimana kita akan lihat, penekanan pada Mesias terjadi di dalam seluruh isi khotbahnya itu— kadangkala dinyatakan, kadangkala juga disiratkan.3
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 7:2-53)
Begitulah sejauh yang Stefanus dapat paparkan dalam khotbahnya yang bagus sekali itu. Para pendengarnya menutup telinga merek...
KESIMPULAN (KIS 7:2-53)
Begitulah sejauh yang Stefanus dapat paparkan dalam khotbahnya yang bagus sekali itu. Para pendengarnya menutup telinga mereka dengan tangan mereka, menghardik dia, dan menyeret dia ke luar dari ruang Mahkamah Agama. Stefanus telah menantang Sanhedrin agar jangan seperti bapa leluhur mereka yang menolak para penyelamat dari Allah, namun mereka merajam dia dengan batu sampai mati, mereka bersikap sama seperti sikap bapa leluhur mereka.
Adakah pelajaran bagi kita dalam khotbah Stefanus itu? Banyak. Contoh, kita perlu menghargai segala sesuatu yang Allah telah perbuat dalam sejarah untuk menyelamatkan kita. Sudah tentu pelajaran yang sangat menantang kita adalah bersikap hati-hati agar tidak menolak Penyelamat dari Allah untuk zaman kini. Kita tahu bahwa, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (Ibrani 1:1, 2). Yesus berkata, "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman" (Yohanes 12:48).
Setiap orang dari kita perlu bertanya, "Saat Yesus berdiri di hadapanku, apakah aku menerima Dia atau menolak Dia?" Dengan kata lain, apakah aku membela Stefanus atau Sanhedrin?
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Anda dapat menggunakan diagram sederhana di bawah ini untuk menggambarkan sejarah yang ditinjau ulang dalam khotbah Stefanus. Tuliskanlah di atas diagram itu kata "DITOLAK" dan kemudian gambarlah sebuah panah dari kata itu ke setiap gambar penyelamat dari Allah.
Jika mau, Anda juga dapat menambahkan sketsa sebuah altar terbuat dari batu di hadapan "Abraham ... 12 Patriakh," lalu semak terbakar di sisi "Musa Dibangkitkan," dan sebuah kemah di sisi "Musa Memimpin Israel," dan sebuah Bait Allah setelah "Israel Masuk Ke Tanah Terjanji." Anda dapat menggunakan sketsa ini untuk menunjukkan bahwa Stefanus menekankan bahwa manusia menyembah Allah di pelbagai tempat lain selain Yerusalem, dan jauh sebelum Bait Allah didirikan.
Jika Anda suka, peta dunia Perjanjian Lama dalam pelajaran ini yang diperbesar dapat dipakai untuk menceritakan kembali khotbah Stefanus itu. Tambahkanlah beberapa tokoh utama. Pada saat Anda menceritakan kembali kisah itu, di tempat yang tepat pada peta itu tambahkanlah kata "DITOLAK" setiap kali bangsa Yahudi menolak satu dari penyelamat yang datang dari Allah.
CATATAN KHOTBAH
Stefanus menduga bahwa acuan sejarahnya sudah dikenal baik oleh para pendengarnya dan tidak perlu diuraikan panjang lebar. Saya memakai pendekatan yang sama dalam pelajaran saya ini. Jika para pendengar Anda belum menegnal baik pelbagai peristiwa yang Stefanus ceritakan, Anda boleh meluangkan waktu sebentar untuk meninjau ulang pelbagai peristiwa itu secara singkat. Saya sudah memberikan pelbagai acuan Perjanjian Lama untuk membantu Anda menemukan pelbagai peristiwa tersebut.
Kisah 7:17-24 bersama Ibrani 11:23-29, menyediakan dasar bagi tokoh-tokoh tambahan yang baik dalam kajian tentang Musa.
Khotbah yang diperlukan dapat dikhotbahkan dengan menggunakan Kisah 7:26 sebagai teksnya: "Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?" (Anda mungkin mau juga mengaitkannya dengan perkataan Abraham kepada Lot dalam Kejadian 13:8: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, ... sebab kita ini kerabat.")
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ini hanyalah khotbah evangelistik yang kurang-lebih disampaikan secara kata per kata oleh pembicara tunggal yang bukan seorang ras...
Catatan Akhir:
- 1 Ini hanyalah khotbah evangelistik yang kurang-lebih disampaikan secara kata per kata oleh pembicara tunggal yang bukan seorang rasul (dengan kata lain tidak berhubungan dengan seorang rasul).
- 2 Khotbah ini panjang mungkin dikarenakan ini adalah usaha Allah yang terakhir untuk menggapai umat pilihan-Nya.
- 3 Jimmy Allen percaya bahwa khotbah itu diinterupsi sebelum Stefanus menyelesaikannya (Survey of Acts [Searcy, Ark.: Oleh penulis, 1986], 73), dan saya setuju. Sebagai contoh, Kebangkitan tidak disebut sama sekali-sebuah pokok penting dalam pemberitaan Perjanjian Baru. Ada kemungkinan Stefanus merencanakan untuk menyampaikan beberapa urutan pelajarannya sekaligus dan membuat aplikasinya, namun ia sudah dibunuh sebelum sempat melakukan hal itu.
- 4 Ingatlah pernyataan yang dibuat pada pelajaran sebelumnya: "Jika kamu tidak mau menghormati orangnya, hormatilah kedudukannya."
- 5 Beberapa penafsir luar biasa kritisnya terhadap khotbah Stefanus ini, mereka menunjuk kepada "tujuh kesalahan sejarah yang dilakukan oleh salah satu dari Stefanus atau Lukas. Karena yang disebut dengan kesalahan ini tidak mempengaruhi kebenaran yang Stefanus sedang ajarkan, dan karena "Ahli-ahli Taurat" (para penulis) tidak menyangkal fakta-fakta yang Stefanus kemukakan, maka saya tidak melihat adanya alasan untuk menginterupsi alur pikirannya untuk membahas fakta-fakta itu dalam pelajarannya. Saya percaya Stefanus diilhami dalam khotbahnya dan Lukas juga diilhami dalam catatannya. Oleh sebab itu, saya percaya Stefanus tidaklah salah dalam segala hal yang ia katakan, dan jika kelihatannya ada konflik maka itu semata-mata dikarenakan kurangnya informasi atau pengetahuan kita. Bilamana yang disebut dengan kesalahan-kesalahan itu timbul, saya dengan singkat akan membahasnya untuk menunjukkan bahwa konflik itu lebih sebagai khayalan daripada kenyataan. Yang pertama terdapat di ayat 2 dan 3. Pengkritik berkata bahwa Kejadian 11:31-12:3 mencatat bahwa Allah menampakkan diri-Nya kepada Abraham di Haran dengan perintah di ayat 3, sedangkan Stefanus berkata bahwa "sebelum [Abraham] tinggal di Haran." Kejadian 15:7 dan Nehemia 9:7 menjelaskan bahwa Allah mendatangi Abraham sewaktu ia masih di Ur-Kasdim. Stefanus mengungkapkan bahwa pesan Allah kepada Abraham di Ur adalah serupa dengan yang belakangan ia terima di Haran. (Untuk pembahasan yang lengkap tentang masalah yang disebut dengan kesalahan-kesalahan ini, lihat J.W. McGarvey’s New Commentary on Acts of Apostles [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.] atau Allen’s Survey of Acts.)
- 6 Allah pertama kali mendatangi Abraham di Ur-Kasdim. Lihat peta Perjanjian Lama dalam pelajaran ini. Kasdim adalah suatu wilayah di selatan Babel. Pada akhirnya nama itu digunakan untuk suatu daerah yang mencakup seluruh Babel.
- 7 Lihat peta Perjanjian Lama.
- 8 Pada masa Abraham tanah ini disebut Kanaan, pada masa Stefanus tanah itu disebut Palestina. Lihat peta dunia Perjanjian Lama.
- 9 Di situ Abraham membeli sebidang tanah kuburan (lihat catatan pada 7:16), namun karena tanah ini bukan tempat dimana keturunannya dapat hidup. maka tanah itu tidak disebut "pusaka."
- 10 Ini sebuah acuan kepada perbudakan di Mesir (simak ayat 15 dan 17). "Empat ratus tahun" merupakan angka pembulatan.
- 11 Lihat Kejadian 17:9-14, 21.
- 12 Pidato Stefanus dibuka dengan "Allah yang Mahamulia" (7:2) dan ditutup dengan "kemuliaan Allah" (7:55), dan pada saat yang bersamaan wajahnya memancarkan kemuliaan tersebut (6:15).
- 13 Kejadian 22:18; Kisah 3:25; Galatia 3:16.
- 14 Kejadian 37:3, 4, 25-28.
- 15 Kejadian 39:2, 21.
- 16 Kejadian 41:38-45, 54.
- 17 Kejadian 41:54.
- 18 Kejadian 45:17-21.
- 19 Alkitab Ibrani menulis "tujuh puluh" (Kejadian 46:27; Keluaran 1:5; Ulangan 10:22), namun Perjanjian Lama terjemahan Yunani (Septuaginta) pada Kejadian 46:20 menambahkan nama-nama dari satu anaknya Manasye, dua anaknya Efraim, dan cucu laki-laki dari masing-masing-sehingga jumlahnya menjadi "tujuh puluh lima."
- 20 Pada waktu Stefanus bicara, Sikhem terletak di Samaria. Beberapa orang mengira bahwa Stefanus sedang menyisipkan pendapatnya bahwa tanah Samaria sama sakralnya seperti Yudea-jadi mempersiapkan injil untuk diberitakan di Samaria (8:5). 21Ayat 16 meringkas pembelian dua lahan dan dua tempat penguburan (Kejadian 23:17, 18; 25:9-11; 33:19; 35:29; 50:19; Yosua 24:32). "Taktik retorikal Stefanus (yang mana ia mengingatkan bahwa Yakub dan 12 patriakh itu tidak dikuburkan di Mesir tetapi di Kanaan) terdengarnya aneh bagi telinga orang moderen namun dapat dipahami dengan baik oleh para pendengarnya waktu itu" (Lewis Foster, notes on Acts, The NIV Study Bible [Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985], 1655).
- 22 Ini merupakan acuan kepada ayat 5 sampai 7.
- 23 Keluaran 1:8.
- 24 Keluaran 2:2, 3. Stefanus menyiratkan bahwa beberapa orang Israel sesungguhnya mematuhi dekrit Firaun.
- 25 Keluaran 2:1-10.
- 26 Istilah "membuang" dapat berarti orang tua Musa mematuhi dekrit Firaun. Oleh karena mereka tidak segera membuang anak itu sebagaimana yang Firaun telah perintahkan, maka kata "membuang" kemungkinan hanyalah permainan kata. Daripada "dibuang" ke alam bebas, Musa malahan "dibuang" kepada putri Firaun.
- 27 Stefanus memberikan rincian tentang masa pertumbuhan Musa yang tidak kita dapati dalam kitab Keluaran. Catat: Ungkapan "berkuasa dalam perkataan" tidak harus berlawanan dengan pernyataan Musa di Keluaran 4:10: (1) "Berkuasa dalam perkataan" tidak harus berarti "pandai bicara"; maknanya mungkin bahwa perkataannya itu punya bobot di Mesir. (2) Di Keluaran 4:10 Musa kemungkinan membesar-besarkan kekurangannya, sebab hendak melepaskan diri dari tanggung jawab yang Allah tanggungkan ke atas dirinya.
- 28 Rincian ini tidak terdapat di kitab Keluaran. Musa berumur empat puluh tahun waktu meninggalkan Mesir.
- 29 Keluaran 2:12.
- 30 Ini menambahkan pemikiran lain ke dalam cerita di kitab Keluaran: Musa memiliki perasaan misi ilahi bahkan sebelum ia melihat semak terbakar. Maksud Stefanus adalah bahwa ketika mereka menolak Musa saat berusia empat puluh tahun, yang mereka tolak adalah penyelamat yang Allah telah tunjuk. 31Keluaran 2:13, 14.
- 32 Keluaran menuliskan ketakutan Musa terhadap balas dendam Firaun sebagai alasan dia melarikan diri (Keluaran 2:15). Perkataan Stefanus menyiratkan adanya tambahan motivasi penolakan oleh bangsa Israel.
- 33 Stefanus menekankan peranan para malaikat di sepanjang khotbahnya itu. Ingatlah bahwa golongan Saduki, yang mengontrol Sanhedrin, tidak percaya adanya malaikat!
- 34 Keluaran 3:1-4:17.
- 35 Ulangan 18:15-19; bd. Kisah 3:22, 23.
- 36 Lihat Mazmur 22:22. Kata Yunani yang diterjemahkan "jemaah" adalah ekklesia, kata ini umumnya diterjemahkan "gereja" dalam kitab Kisah. Ini tidak berarti gereja Kristus (Matius 16:18) sudah terwujud di padang gurun. Kata itu digunakan dalam pengertian "perhimpunan." Lihat "Gereja" dalam Daftar Kata.
- 37 Lihat juga Roma 3:2; Ibrani 5:12; 1Petrus 4:11. Kata Yunani yang diterjemahkan "firman-firman [oracles]" berasal dari bentuk jamak kata logos, "firman." Secara harfiah, Stefanus memakai ungkapan "kata-kata hidup." Oracles sendiri adalah sebuah istilah Latin yang secara harfiah artinya "kata-kata yang terucap."
- 38 Keluaran 32:3, 35. Kemungkinan ini merupakan cerminan dari penyembahan sapi jantan Mesir.
- 39 Bandingkanlah perkataan ini dengan "Allah menyerahkan mereka" dalam Roma 1:24, 26, 28.
- 40 "Bala tentara langit" mengacu kepada matahari, bulan, dan bintang. Lihat Ulangan 17:3; 2Raja-raja 17:16; 21:3; 2Tawarikh 33:3, 4, 35; Yeremia 8:2; 19:13.
- 41 Ini berupa gulungan yang isinya memuat semua tulisan yang disebut dengan "nabi-nabi kecil." Secara khusus Stefanus mengutip Amos 5:25-27 versi Septuaginta.
- 42 Ini merupakan cara yang menarik untuk memikirkan binatang-binatang yang dipersembahkan karena dosa-dosa mereka: Binatang-binatang yang tidak bersalah itu harus menderita karena dosa-dosa umat itu.
- 43 "Tabernakel" (atau kemah) merupakan terjemahan harfiah dari teks aslinya. NIV menulis "the shrine of Molech" (kuil Molekh).
- 44 Molokh ("Molech"; NIV) adalah nama Ibrani untuk satu dewa bani Amon. Refan ("Refen"; NIV atau "Remphan"; KJV) adalah suatu istilah yang digunakan untuk dewa Yunani "Saturnus," dewa terang. Keduanya merupakan bagian dari "bala tentara langit" yang disembah bangsa Israel (ay. 42).
- 45 Amos menulis "Damaskus." Melalui ilham Stefanus menggantinya dengan "Babel" sebab tempat itu adalah tempat terakhir dimana mereka dibuang karena penolakan mereka.
- 46 Kemah di sini disebut "kemah kesaksian" sebab tabut perjanjian (atau kesaksian) ada di dalamnya, yang berisi loh batu Sepuluh Perintah (Keluaran 25:22; 38:21).
- 47 Keluaran 25:40; Ibrani 8:5.
- 48 1Samuel 13:14; Mazmur 89:20-37.
- 49 Belakangan Paulus membuat pernyataan yang sama berkaitan dengan kuil-kuil berhala (Kisah 17:24).
- 50 Allah menetap di dalam gereja-Nya (1Korintus 3:16, 17). Simaklah 1Petrus 2:4-10.
- 51 Yesaya membuat jenis pernyataan yang sama dalam Yesaya 66:2; sesudah perkataan yang dikutip oleh Stefanus.
- 52 Sejauh yang kita ketahui, khotbahnya itu dipangkas oleh mereka yang merajam dia. Karena sampai dengan saat itu khotbah-khotbah lainnya yang disampaikan dalam kitab Kisah adalah singkat (diedit Roh Kudus), maka yang ini pun kita duga begitu juga. Bisa jadi Stefanus telah membuat beberapa penerapan yang tidak disebutkan oleh Lukas.
- 53 "Keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga" adalah istilah Perjanjian Lama untuk orang-orang yang degil, berprasangka buruk, dan pemberontak (Keluaran 33:3, 5; Imamat 26:41; Yeremia 6:10; Yehezkiel 44:7). "Tegar tengkuk" mengacu kepada lembu jantan yang keras kepala yang menolak untuk dipasangi kuk pada lehernya. Sunat merupakan tanda kepatuhan kepada Allah. Oleh sebab itu menjadi, "tidak bersunat hati dan telinga" berarti mereka hanya berserah kepada Allah secara jasmani, tidak secara rohani. Mereka telah mengeraskan hati mereka, dan menolak untuk mendengarkan para utusan Allah.
- 54 Bilangan 27:14. Mereka menolak Roh Kudus dengan cara menolak para nabi yang telah bicara dengan kuasa Roh Kudus (2Petrus 1:21). Sekarang jika manusia menolak injil, mereka juga menolak Roh Kudus.
- 55 Lihat Ibrani 11:32-38.
- 56 Lihat Kisah 3:14.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi