Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Luk 1:5--2:52
Jerusalem: Luk 1:5--2:52 - -- Mulai Luk 1:5 ini sampai bab 3 Lukas (yang barang kali menggunakan di sini sumber-sumber khusus) meniru bahasa Yunani dari Septuaginta yang berbau bah...
Mulai Luk 1:5 ini sampai bab 3 Lukas (yang barang kali menggunakan di sini sumber-sumber khusus) meniru bahasa Yunani dari Septuaginta yang berbau bahasa Semit (Ibrani). Banyak ayat dalam bagian ini mengingatkan Perjanjian Lama yang kerap disinggung. Keseluruhannya memberi kesan ketuaan. Lukas menghidupkan kembali suasana kalangan "orang miskin", bdk Mat 5:3+, di mana tokoh-tokoh yang berperan dalam kisahnya ini hidup. Dari kalangan itupun Lukas mendapat informasinya.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Luk 1:5-25
Matthew Henry: Luk 1:5-25 - Penampakan Malaikat kepada Zakharia; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis; Ketidakperca Penampakan Malaikat kepada Zakharia; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis; Ketidakpercayaan Zakharia (1:5-25)
Kedua penulis Injil sebe...
Penampakan Malaikat kepada Zakharia; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis; Ketidakpercayaan Zakharia (1:5-25)
- Kedua penulis Injil sebelumnya sepakat untuk memulai Injil dengan mengisahkan baptisan Yohanes dan pelayanannya, yang dimulai sekitar enam bulan sebelum pelayanan Juruselamat kita di hadapan umum (kini, ketika segala sesuatu semakin mendekati waktunya, enam bulan terasa berarti, padahal sebelumnya dianggap singkat saja). Oleh sebab itu, penulis Injil Lukas ingin membuat catatan yang lebih rinci lagi mengenai kisah dikandungnya dan kelahiran Juruselamat kita, termasuk catatan lengkap tentang Yohanes Pembaptis yang merupakan pembuka jalan dan pendahulu-Nya, bintang timur sebelum terbitnya Surya Kebenaran. Penulis Injil ini berbuat demikian, bukan hanya karena biasanya orang akan merasa puas dan senang bila mengetahui asal usul dan kehidupan awal orang-orang yang di kemudian hari muncul sebagai orang besar, tetapi juga karena pada permulaan semua peristiwa ini, ada begitu banyak hal-hal yang ajaib dan menjadi pertanda bagi apa yang di kemudian hari terbukti benar. Di dalam ayat-ayat ini, sejarawan kita yang diilhami ini memulai penulisannya dari awal dikandungnya Yohanes Pembaptis.
- Sekarang perhatikanlah hal-hal berikut ini:
- I. Catatan yang dibuat tentang orangtua Yohanes Pembaptis (ay. 5): Mereka hidup pada zaman raja Herodes, seorang asing bukan-Yahudi, yang adalah wakil Kaisar Romawi, yang baru saja menjadikan Yudea sebagai sebuah provinsi wilayah kekaisaran Romawi. Hal ini dicatat untuk menunjukkan bahwa tongkat kerajaan telah sepenuhnya beranjak dari Yehuda, dan karena itu, sekarang tibalah saatnya bagi Silo untuk datang, sesuai dengan nubuat Yakub (Kej. 49:10). Keturunan Daud sudah tenggelam, tetapi sekarang sudah tiba saatnya untuk bangkit dan mekar kembali, melalui Sang Mesias. Perhatikanlah, janganlah seorang pun dari kita sampai berputus asa mengenai kebangunan dan pemekaran agama, sekalipun pada saat kebebasan hak-hak sipil kita hilang. Israel diperbudak, tetapi kemudian tibalah masa kemuliaan Israel.
- Ayah Yohanes Pembaptis adalah seorang imam, seorang keturunan Harun. Namanya Zakharia. Tidak ada keluarga di dunia ini yang begitu dimuliakan oleh Allah seperti keluarga Harun dan Daud. Yang satu memiliki kovenan imamat, sementara yang lain kovenan kerajaan. Keduanya telah kehilangan kemuliaan mereka, tetapi Injil mengembalikan kemuliaan mereka di kemudian hari. Kemuliaan Harun dikembalikan melalui Yohanes Pembaptis, dan kemuliaan Daud di dalam diri Kristus. Kemudian, kedua tokoh ini, Harun dan Daud, meredup dan akhirnya hilang. Kristus berasal dari keluarga Daud, sedangkan pendahulu-Nya (yaitu Yohanes Pembaptis) dari keluarga Harun, karena tugas imamat dan pengaruh sang pendahulu ini membuka jalan bagi kuasa dan kemuliaan kerajaan-Nya. Zakharia termasuk di dalam rombongan Abia. Pada zaman Daud, keluarga Harun bertambah banyak jumlahnya, karena itu Daud membagi mereka menjadi dua puluh empat rombongan, dengan tujuan mengatur pelaksanaan tugas-tugas mereka, agar tugas-tugas tersebut tidak diabaikan karena kurangnya orang yang melaksanakan atau dimonopoli hanya oleh beberapa orang tertentu. Rombongan kedelapan adalah rombongan Abia (1Taw. 24:10), yang adalah keturunan Eleazar, anak sulung Harun. Namun, Dr. Lightfoot, seorang gerejawan Inggris abad ke-17, menduga bahwa banyak dari keluarga imam ini meninggal selama masa pembuangan, jadi ketika mereka kembali, mereka mengambil orang-orang dari kalangan keluarga lain dan tetap menyandang nama kepala rombongan masing-masing. Istri Zakharia juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet, nama yang sama dengan Eliseba, istri Harun (Kel. 6:22). Para imam ini (menurut Josephus, seorang sejarawan) sangat berhati-hati dalam hal pernikahan. Mereka hanya menikah dengan orang di dalam lingkungan keluarga mereka sendiri, sehingga mereka bisa tetap memelihara martabat jabatan imamat dan menjaganya tidak ternoda pernikahan campur.
- Sekarang, yang kita amati mengenai Zakharia dan Elisabet adalah:
- . Bahwa mereka adalah pasangan yang sangat saleh (ay. 6): Keduanya adalah benar di hadapan Allah. Memang demikianlah keadaan mereka menurut Allah yang penghakiman-Nya, kita percaya, berlangsung secara jujur. Mereka memang tulus dan benar. Mereka memang benar di hadapan Allah, sama seperti Nuh di antara orang-orang pada zamannya (Kej. 7:1). Mereka menyenangkan hati-Nya, dan dengan senang hati Ia menerima mereka. Alangkah bahagianya bila mereka yang saling mengikat diri dalam pernikahan, keduanya juga mengikat diri kepada Tuhan. Hal ini khususnya merupakan persyaratan bagi para imam, yaitu para pelayan Tuhan, supaya mereka bersama pasangan satu kuk mereka hidup benar di hadapan Allah, sehingga mereka bisa menjadi teladan bagi jemaat, dan menyukakan hati mereka. Mereka hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.
- (1) Keadaan mereka yang benar di hadapan Allah dibuktikan melalui rangkaian dan arah perilaku mereka. Mereka menunjukkannya bukan dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan, dengan cara hidup yang mereka jalani dan dengan hukum yang mereka patuhi.
- (2) Mereka mempunyai kualitas hati dan hidup yang sama, karena ibadah mereka sejalan dengan perilaku mereka. Mereka tidak hanya hidup sesuai dengan perintah Tuhan yang berhubungan dengan peraturan-peraturan ibadah saja, tetapi juga sesuai dengan ketetapan Tuhan yang berhubungan dengan segenap perilaku dan harus ditaati.
- (3) Kepatuhan mereka bersifat menyeluruh. Bukan berarti mereka tidak pernah gagal dalam melaksanakan tugas-tugas mereka, tetapi mereka tetap berusaha sebaik mungkin.
- (4) Dalam hal ini, meskipun mereka bukan tanpa dosa, namun mereka tidak bercacat. Tidak seorang pun bisa menuduh mereka dengan dosa memalukan yang diketahui umum. Mereka hidup dengan jujur dan damai, yaitu cara hidup yang sudah seharusnya dijalani para pelayan Tuhan dan keluarga mereka, supaya pelayanan mereka tidak dihina karena kesalahan mereka.
- . Sudah lama mereka tidak mempunyai anak (ay. 7). Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, namun banyak di antara anak-anak Tuhan, yang adalah ahli waris-Nya, yang sudah menikah, tetapi tidak mendapatkan milik pusaka atau warisan ini. Anak-anak adalah berkat tak ternilai yang selalu dirindukan, namun banyak orang yang hidup benar di hadapan Allah tidak memperoleh berkat ini, walaupun seandainya mereka memiliki anak-anak, mereka akan membimbing anak-anak ini menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan. Sebaliknya, orang-orang dari dunia ini mempunyai banyak anak (Mzm. 17:14), dan kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba (Ayb. 21:11). Demikianlah, Elisabet mandul, dan mereka mulai berputus asa dalam harapan mereka untuk mempunyai anak, karena keduanya telah lanjut umurnya, pada saat perempuan yang paling subur sekalipun tidak bisa melahirkan lagi. Banyak orang terkenal dilahirkan oleh ibu-ibu yang tidak mempunyai anak dalam jangka waktu yang lama, seperti Ishak, Yakub, Yusuf, Simson, Samuel, dan di sini Yohanes Pembaptis, sehingga kelahiran mereka menjadi lebih istimewa dan berkat-Nya lebih berharga bagi para orangtua mereka. Ini juga menunjukkan bahwa bila Allah membiarkan umatnya lama menunggu rahmat-Nya, adakalanya Ia berkenan membalas kesabaran mereka itu dengan menggandakan rahmat-Nya pada waktunya.
- II. Penampakan malaikat kepada ayah Yohanes, Zakharia, ketika ia sedang melayani di Bait Suci (ay. 8-11). Kalau nabi Zakharia adalah nabi terakhir Perjanjian Lama yang berjumpa dengan malaikat, maka Zakharia yang adalah seorang imam ini menjadi imam pertama dalam Perjanjian Baru yang berjumpa dengan malaikat.
- Perhatikanlah hal-hal berikut ini:
- . Bagaimana Zakharia ditugaskan melayani Allah (ay. 8): Waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Itu adalah minggu ketika ia melayani dan ia sedang bertugas. Kendati keluarganya tidak berkembang, dengan sadar ia melaksanakan tugas pada tempat dan waktu yang telah ditetapkan. Sekalipun kita belum mendapatkan rahmat Tuhan yang diharapkan, namun kita harus tetap cermat melaksanakan pelayanan-pelayanan yang ditetapkan; dan di dalam melaksanakan dengan rajin serta tekun semua pelayanan itu, kita bisa berharap bahwa rahmat dan penghiburan pada akhirnya akan datang. Sekarang, Zakharialah yang kena undi untuk masuk ke dalam Bait Suci untuk membakar ukupan pagi dan petang selama minggu pelayanan tersebut, sebagaimana tugas-tugas lain juga ditentukan untuk para iman lainnya dengan mengundi. Pelayanan-pelayanan tersebut ditetapkan melalui pengundian, sehingga beberapa orang tidak mengabaikan dan yang lain tidak memonopoli tugas-tugas tersebut. Selain itu, dikatakan juga bahwa keputusan pengundian itu berasal dari Tuhan, sehingga mereka merasa puas dengan panggilan ilahi atas pekerjaan tersebut. Ini bukanlah upacara pembakaran ukupan oleh imam besar pada hari pendamaian seperti yang gemar dibayangkan sebagian orang. Mereka mengira bahwa dengan demikian mereka bisa menemukan saat kelahiran Juruselamat kita. Jelas bahwa yang dimaksud di sini adalah pembakaran ukupan harian yang dilakukan di atas mezbah pembakaran ukupan (ay. 11), di dalam Bait Suci (ay. 9), bukan di dalam ruang mahakudus, yang hanya bisa dimasuki oleh imam besar. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa seorang imam yang sama hanya membakar ukupan satu kali saja selama hidupnya (karena ada banyak imam yang bertugas dalam rombongan yang sama), setidaknya tidak lebih dari satu minggu. Sangat mungkin bahwa giliran tugas Zakharia ini terjadi pada hari Sabat, karena seluruh umat berkumpul (ay. 10), yang tidak lazim terjadi pada hari-hari biasa. Demikianlah Allah biasanya menghormati hari-Nya sendiri. Dengan bantuan penanggalan Yahudi, Dr. Lightfoot menghitung bahwa giliran rombongan Abia jatuh pada hari ketujuh belas dari bulan ketiga, yaitu bulan Sivan, yang jatuh sebagian pada bulan Mei dan sebagian lagi pada bulan Juni. Layak diperhatikan bahwa bagian dari Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi yang biasa dibaca di sinagoge di mana-mana pada hari tersebut sangat sesuai dengan apa yang sedang terjadi di dalam Bait Suci ketika itu, yaitu hukum mengenai orang nazir (Bil. 6) dan cerita mengenai dikandungnya Simson (Hak. 13).
- Sementara Zakharia sedang membakar ukupan di dalam Bait Suci, seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang (ay. 10). Dr. Lightfoot mengatakan bahwa pada saat jam sembahyang, di Bait Suci terus-menerus ada para imam dari rombongan yang sedang bertugas melayani. Bila saat itu adalah hari Sabat, selain rombongan imam-imam yang sedang melayani, juga hadir rombongan yang telah melayani seminggu sebelumnya, begitu pula orang-orang Lewi yang melayani di bawah para imam, serta orang-orang yang memegang jabatan. Begitulah para Rabi menyebut mereka, yaitu orang-orang yang mewakili umat untuk meletakkan tangan di atas kepala hewan yang dikorbankan. Di samping itu hadir juga banyak umat yang sengaja meninggalkan pekerjaan mereka untuk beribadah pada saat itu. Semua orang tersebut berkumpul dalam jumlah yang sangat banyak, terutama pada hari-hari Sabat dan hari-hari raya. Begitulah mereka semuanya memusatkan perhatian pada ibadah mereka (dengan berdoa di dalam hati, karena suara mereka tidak terdengar). Melalui dentingan lonceng, mereka tahu bahwa seorang imam sedang masuk ke dalam untuk membakar ukupan.
- Sekarang amatilah ini:
- (1) Bahwa umat Israel sejati milik Allah selalu terdiri dari orang-orang yang berdoa, dan doa adalah bagian ibadah yang paling agung dan utama, yang melaluinya kita memuliakan Allah, menerima perkenan-Nya, dan memelihara hubungan kita dengan-Nya.
- (2) Kemudian pada masa itu, ketika ketetapan-ketetapan ritual dan upacara dilaksanakan dengan begitu ketat, seperti pembakaran ukupan, kewajiban moral dan rohani tetap diperlukan mengiringi ritual dan upacara tersebut. Daud tahu dan percaya bahwa ketika ia sedang berada jauh dari mezbah, doanya tetap didengar, meskipun tanpa ukupan, karena doa tersebut dapat disampaikan kepada Allah sebagai persembahan ukupan (Mzm. 141:2). Tetapi ketika ia sedang berada di sekitar mezbah, ukupan tersebut tidak dapat diterima tanpa doa, sebagaimana kacang yang hanya berkulit namun tanpa biji tidak dapat diterima.
- (3) Bahwa tidak cukup bila kita hanya berada di tempat di mana Allah disembah, padahal hati kita tidak terpaut dengan ibadah tersebut dan tidak terus bersama dengan pelayan Tuhan di sepanjang ibadah tersebut. Bila imam membakar ukupan dengan begitu baik, di dalam doa yang paling sesuai, bijaksana, dan sepenuh hati, dan pada saat yang sama kita tidak berdoa dalam kesehatian dengannya, apa gunanya bagi kita?
- (4) Semua doa yang kita panjatkan di hadapan Allah akan diterima dan dikabulkan-Nya hanya melalui ukupan perantaraan Kristus yang dilakukan di Bait Allah sejati di sorga. Penggunaan ukupan dalam ibadah di Bait Allah merupakan gambaran dari apa yang dilaksanakan di sorga (Why. 8:1, 3-4), di mana kita bisa membaca, maka sunyi senyaplah di sorga, sama seperti di dalam Bait Allah, kira-kira setengah jam lamanya, sementara orang-orang dengan senyap mengangkat hati mereka kepada Allah di dalam doa. Di sana juga ada seorang malaikat, yaitu malaikat mezbah, yang mempersembahkan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Kita tidak bisa mengharapkan berkat melalui perantaraan Kristus bila kita tidak berdoa, yaitu berdoa dengan roh kita, di dalam doa yang terus-menerus dan berkesinambungan. Kita juga tidak bisa mengharapkan bahwa doa terbaik kita bisa diterima dan mendapat jawaban damai sejahtera bila tidak melalui perantaraan Kristus, yang hidup selamanya dan menjadi Pengantara bagi kita.
- . Bagaimana ketika sedang melaksanakan pelayanannya, Zakharia memperoleh kehormatan melalui kunjungan seorang utusan, utusan khusus yang datang dari sorga kepadanya (ay. 11): Tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan. Sebagian orang mengamati bahwa kita tidak pernah membaca tentang seorang malaikat yang menampakkan diri di dalam Bait Suci dengan membawa pesan dari Allah, kecuali hanya ada satu peristiwa saja, yaitu kunjungan kepada Zakharia ini. Alasannya, karena di sana (di Bait Suci), Allah memiliki cara-cara lain untuk menyatakan pikiran-Nya, seperti melalui Urim dan Tumim, dan melalui suara lembut dari antara para kerub. Namun, karena tabut perjanjian tidak ada di dalam ruang maha kudus Bait Allah yang kedua (pada masa Zakharia ini), maka diutuslah seorang malaikat bila ada pesan yang harus disampaikan kepada seorang imam yang sedang berada di Bait Suci. Dengan cara demikianlah mula-mula Injil banyak kali diperkenalkan, seperti halnya Hukum Taurat, yaitu melalui pelayanan malaikat-malaikat. Penampakan demikian sering kita baca di dalam Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Namun maksud sebenarnya dari cara ini, baik dalam Hukum Taurat maupun Injil adalah untuk menetapkan cara berhubungan yang lain, yang lebih bersifat rohani, antara Allah dan manusia. Malaikat berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Menurut Dr. Lightfoot, malaikat itu berdiri pada sisi sebelah utara dari mezbah, pada sisi kanan Zakharia. Bandingkan situasi ini dengan saat ketika Iblis berdiri di sebelah kanan imam besar Yosua untuk mendakwa dia (Za. 3:1). Namun, Zakharia memiliki seorang malaikat yang baik yang berdiri di sebelah kanannya, untuk menguatkan dirinya. Sebagian orang memperkirakan bahwa malaikat yang menampakkan diri ini muncul dari ruangan mahakudus, sehingga ia menuju ke sisi kanan mezbah.
- . Kesan apa yang terjadi pada Zakharia (ay. 12): Melihat hal itu, ia kaget, dan bahkan ketakutan, karena dikatakan ia terkejut dan menjadi takut (ay. 12). Meskipun ia benar di hadapan Allah dan tidak bercacat dalam perilaku dan cara hidupnya, namun ia tidak bebas dari rasa takut pada sesuatu yang penampilan dan cahaya sekitarnya menunjukkan dia melebihi manusia. Semenjak manusia jatuh di dalam dosa, pikirannya tidak mampu lagi menanggung keagungan penampakan-penampakan semacam itu dan hati nuraninya takut akan kabar-kabar buruk yang dibawa serta. Bahkan Daniel pun tidak sanggup menanggungnya dan hilang kekuatannya (Dan. 10:8). Karena alasan itulah Allah memilih untuk berbicara kepada kita melalui manusia seperti diri kita sendiri, yang kedahsyatannya tidak akan membuat kita takut.
- III. Pesan yang harus disampaikan malaikat tersebut kepadanya (ay. 13). Malaikat itu mengawali pesannya seperti yang umum dilakukan oleh malaikat, "Jangan takut." Mungkin sebelum itu Zakharia tidak pernah terkena undi untuk membakar ukupan, dan karena ia adalah sosok yang sangat serius dan cermat, maka kita bisa menduga ia berusaha melaksanakan tugas itu dengan sangat hati-hati dan dengan sebaik-baiknya. Saat melihat malaikat itu, ia mungkin takut kalau-kalau malaikat itu datang untuk menegurnya karena suatu kesalahan atau kelalaian dalam tugas. "Tidak," kata malaikat itu, "jangan takut, aku tidak membawa kabar buruk bagimu dari sorga. Jangan takut, tenangkan dirimu, supaya kamu bisa menerima berita yang harus kusampaikan kepadamu ini dengan baik dan tenang." Marilah kita lihat pesan apa ini.
- . Doa yang sering ia panjatkan, sekarang akan menerima jawaban yang penuh damai sejahtera, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan."
- (1) Bila yang dimaksudkan malaikat itu adalah doa khusus untuk memperoleh seorang anak guna membangun keluarganya, maka doa itu pastilah doa memohon rahmat yang dahulu dipanjatkannya ketika ia masih mungkin memperoleh anak. Namun kita bisa menduga bahwa sekarang karena ia dan istrinya telah lanjut usia, mereka sudah tidak mengharapkan lagi hal ini, jadi mereka sudah tidak mendoakan hal itu lagi. Sama seperti Musa, mereka merasa cukup, dan tidak lagi membicarakan perkara itu dengan Allah (Ul. 3:26). Namun, Allah sekarang ingin memberikan rahmat ini karena Ia ingat doa-doa yang pernah Zakharia panjatkan bersama istrinya di masa lampau, sama seperti Ishak berdoa untuk dan bersama istrinya (Kej. 25:21). Perhatikanlah bahwa doa-doa yang dinaikkan dengan iman tersimpan di dalam sorga, dan tidak dilupakan, meskipun hal yang didoakan sampai sekarang belum dikabulkan. Doa-doa yang dinaikkan ketika kita masih muda dan masih ada di dunia ini, mungkin baru akan dijawab ketika kita sudah menjadi tua dan akan meninggalkan dunia ini. Namun,
- (2) Bila yang malaikat maksudkan adalah doa-doa yang sekarang ia naikkan, yang disampaikan bersama-sama dengan ukupannya, kita bisa menduga bahwa doa itu sesuai dengan tugas yang sedang dilaksanakannya, yaitu demi umat Israel kepunyaan Allah dan kesejahteraan mereka, serta demi penggenapan janji-janji tentang Mesias dan datangnya kerajaan-Nya, "Doamu telah dikabulkan, istrimu segera akan mengandung dia yang akan membuka jalan bagi Mesias." Beberapa penulis Yahudi mengatakan bahwa biasanya ketika seorang imam membakar ukupan, ia berdoa untuk keselamatan seluruh isi dunia ini. Dan sekarang doa tersebut akan dikabulkan. Atau,
- (3) Secara umum bisa dikatakan, "Doa-doa yang sekarang engkau naikkan dan semua doa-doamu, semuanya diterima oleh Allah, dan telah diingatkan di hadapan-Nya." (Seperti yang dikatakan oleh malaikat kepada Kornelius, ketika ia mengunjunginya sementara ia sedang berdoa, Kis. 10:30-31.) "Dan inilah tandanya bahwa Allah berkenan kepadamu, Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu." Perhatikanlah, sangat menyenangkan bagi orang-orang yang berdoa ketika mengetahui bahwa doa-doa mereka sedang didengar, dan rahmat yang diberikan sebagai jawaban doa tersebut terasa dua kali manisnya.
- . Ia akan mempunyai seorang anak laki-laki di dalam usianya yang telah lanjut, melalui Elisabet istrinya, yang telah lama mandul. Dalam keadaan demikian, melalui kelahiran anak laki-laki itu, yang boleh dikatakan suatu mujizat, orang bisa dipersiapkan untuk menerima dan mempercayai bahwa seorang gadis yang masih perawan bisa melahirkan seorang anak laki-laki, yang benar-benar merupakan suatu mujizat yang sempurna. Ia juga diarahkan tentang nama apa yang harus diberikan kepada anak laki-lakinya, "Haruslah engkau menamai dia Yohanes," yang dalam bahasa Ibrani disebut Johanan, sebuah nama yang kerap kita jumpai di dalam Perjanjian Lama, yang berarti penuh belas kasihan atau kebaikan hati. Para imam harus mencoba melunakkan hati Allah, supaya Ia mengasihani kita (Mal. 1:9), dan memberi engkau kasih karunia (Bil. 6:25). Zakharia sekarang sedang berdoa seperti itu, dan malaikat berkata kepadanya bahwa doanya didengar, dan ia akan memiliki seorang anak laki-laki, dan sebagai tanda akan jawaban atas doanya, anak itu akan dinamai Yang Berbelas Kasihan, atau, Tuhan akan mengasihani (Yes. 30:18-19).
- . Anak ini akan memberikan sukacita bagi keluarga dan handai taulannya (ay. 14). Ia akan menjadi Ishak yang lain, menjadi gelak tawamu. Sebagian orang beranggapan inilah sebagian dari alasan mengapa ia dinamakan Yohanes. Ia akan menjadi seorang anak yang disambut dan disayangi. Engkau akan bersukacita dan bergembira. Perhatikanlah, rahmat yang sudah begitu lama dinanti-nantikan, ketika pada akhirnya datang juga, akan lebih disambut. "Ia akan menjadi seorang anak yang membuatmu mempunyai alasan untuk bersukacita. Banyak orangtua, seandainya mereka bisa mengetahui sebelumnya akan menjadi apa kelak anak mereka, tidak akan bersukacita atas saat kelahiran anaknya itu, malahan akan berharap kalau anak mereka itu sebaiknya tidak pernah dilahirkan. Namun, aku akan mengatakan apa yang akan terjadi pada anak laki-lakimu itu, dan janganlah bersukacita dengan gemetar atas kelahirannya, seperti yang seharusnya diperbuat oleh orang-orang besar, tetapi bersukacitalah dengan penuh kemenangan atas kelahirannya itu." Bukan hanya itu, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Semua tetangga dan sanak saudara akan bersukacita dan mengucapkan selamat, karena hal itu membawa kehormatan dan penghiburan bagi keluarga itu (ay. 58). Semua orang yang baik akan bersukacita bahwa pasangan yang saleh seperti Zakharia dan Elisabet memiliki seorang anak laki-laki, karena mereka tahu bahwa pasangan ini akan mendidiknya dengan benar, sehingga bisa diharapkan anak ini akan menjadi berkat bagi generasinya. Ya, dan mungkin masih banyak orang lagi yang akan bersukacita dengan sebab yang tak terkatakan, sebagai sebuah pertanda akan hari-hari sukacita di mana Injil akan diperkenalkan.
- . Anak ini akan menjadi kesukaan Sorga yang terkemuka, dan berkat yang luar biasa bagi bumi. Kehormatan memiliki seorang anak laki-laki tidak ada artinya dibandingkan dengan kehormatan memiliki seorang anak laki-laki seperti ini.
- (1) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan. Yang benar-benar besar di hadapan Allah bukanlah yang besar menurut pandangan dunia yang sia-sia dan fana ini. Allah akan senantiasa membuat dia tegak di hadapan-Nya, akan memakainya di dalam pekerjaan-Nya dan mengutusnya sebagai utusan-Nya, dan semuanya itu akan membuat dia benar-benar besar dan terhormat. Ia akan menjadi seorang nabi, ya, lebih dari seorang nabi, dan oleh sebab itu di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis (Mat. 11:11). Ia akan mengasingkan diri dari dunia ini, jauh dari pandangan manusia, dan ketika tampil di depan umum, ia akan tampak sangat sederhana. Tetapi, ia akan menjadi luar biasa dan besar di hadapan Tuhan.
- (2) Ia akan menjadi seorang nazir, dipisahkan bagi Allah dari semua hal yang dapat mencemarkan. Ciri-ciri seorang nazir menurut hukum kenaziran adalah, ia tidak akan minum anggur atau minuman keras -- atau lebih tepatnya, anggur yang lama maupun yang baru, karena sebagian besar orang berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan minuman keras adalah sejenis anggur, barangkali seperti yang sekarang kita sebut anggur olahan, atau segala minuman yang bersifat memabukkan. Ia akan menjadi nazir seumur hidupnya, sama seperti Simson yang menjadi seorang nazir melalui perintah ilahi (Hak. 13:7) dan Samuel yang melalui nazar ibunya (1Sam. 1:11). Kehidupan kenaziran dan kenabian Yohanes ini menggambarkan kepada kita sebuah contoh besar bagaimana Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya, yaitu dengan membangkitkan sebagian dari anak-anak mereka menjadi nabi dan sebagian dari teruna-teruna mereka menjadi nazir (Am. 2:11). Contoh ini seakan menunjukkan bahwa mereka yang dicanangkan untuk menjadi nabi akan dilatih untuk hidup berdisiplin sebagai seorang nazir, seperti yang terjadi pada Samuel dan Yohanes Pembaptis. Ini artinya bahwa mereka yang mau menjadi pelayan-pelayan Allah yang unggul, dan mau digunakan dalam tugas-tugas pelayanan yang mulia, harus belajar menjalani kehidupan yang menyangkal diri dan menahan nafsu, harus mati terhadap kesenangan jasmani, dan menjaga pikiran mereka terhadap hal-hal yang dapat menggelapkan hati dan mengganggu mereka.
- (3) Ia akan benar-benar pantas dan memenuhi syarat bagi semua tugas pelayanan agung dan mulia yang akan diperuntukkan baginya nanti: Ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya, dan pada saatnya kelak ia akan tampil demikian.
- Perhatikanlah:
- [1] Mereka yang mau dipenuhi dengan Roh Kudus harus bersikap sederhana dan menguasai diri dan sangat mengekang diri untuk minum anggur dan minuman keras, karena begitulah yang tepat bagi mereka untuk dipenuhi dengan Roh. Janganlah mabuk oleh anggur, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh (Ef. 5:18).
- [2] Sangatlah mungkin bagi bayi untuk digerakkan oleh Roh Kudus, bahkan sejak mereka masih berada di dalam rahim ibu mereka. Sebab, Yohanes Pembaptis pun telah dipenuhi dengan Roh Kudus sejak masih dalam rahim ibunya, dan Roh menguasai hatinya sejak itu. Ada tanda awal yang menunjukkan hal ini, yaitu ketika ia melonjak kegirangan di dalam rahim ibunya, saat Sang Juruselamat datang mendekat. Dan setelah itu, ia dikuduskan sangat awal pada masa hidupnya. Allah telah berjanji akan mencurahkan Roh-Nya ke atas keturunan orang percaya (Yes. 44:3), dan ini tampak dari pengabdian diri mereka kepada Allah sejak masa awal hidup mereka, yang merupakan hasil pencurahan Roh Allah itu sendiri (ay. 4-5Yes 44:4-5). Jadi, siapa yang bisa mencegah orang-orang demikian untuk dibaptis dengan air, orang yang setahu kita (apalagi halnya dengan orang dewasa, seperti Simon si mantan penyihir itu), telah menerima Roh Kudus, dan telah memiliki benih kasih karunia yang ditaburkan di dalam hati mereka? (Kis. 10:47).
- (4) Ia akan berperan penting dalam membuat banyak jiwa berbalik kepada Allah, dan menyiapkan mereka untuk menerima dan menyambut Injil Kristus (ay. 16-17)
- [1] Ia akan diutus kepada keturunan Israel, kepada bangsa Yahudi, kepada merekalah Mesias juga diutus untuk pertama kalinya, dan bukan kepada orang-orang bukan-Yahudi. Ia diutus kepada seluruh bangsa Yahudi, bukan hanya kepada keluarga imam-imam saja. Kita tidak melihat Yohanes memiliki hubungan dekat atau pengaruh khusus dengan keluarga imam, walaupun dia sendiri tergolong sebagai keluarga imam.
- [2] Ia akan berjalan mendahului Tuhan, Allah mereka, yaitu mendahului Mesias yang mereka harap-harapkan. Tetapi Mesias ini bukanlah raja mereka dalam pengertian yang umumnya mereka pikirkan, yaitu sebagai seorang pangeran yang fana untuk memimpin bangsa mereka. Sebaliknya, Ia adalah Tuhan mereka dan Allah mereka, untuk memerintah dan membela, serta melayani mereka secara rohani melalui pengaruh-Nya atas hati mereka. Tomas mengetahui hal ini ketika ia berkata kepada Kristus, "Tuhanku dan Allahku," lebih baik daripada Natanael, yang berkata, "Rabi, Engkau Raja orang Israel." Yohanes Pembaptis akan berjalan mendahului Dia, sedikit di depan-Nya, untuk memberitakan kedatangan-Nya dan menyiapkan orang untuk menerima Dia.
- [3] Ia akan berjalan dalam roh dan kuasa Elia. Yaitu,
- pertama, ia akan menjadi seseorang seperti Elia dan melakukan pelayanan seperti yang dilakukan oleh Elia. Seperti Elia, dia akan berkhotbah tentang perlunya pertobatan dan pembaruan bagi zaman yang sangat rusak dan buruk akhlaknya ini. Seperti Elia, dia akan berani dan giat dalam mencela dosa, serta bersaksi melawan dosa bahkan secara dahsyat, meskipun untuk itu ia akan dibenci dan dianiaya oleh Herodes dan Herodias, seperti Elisa dibenci oleh Ahab dan Izebel. Ia akan terus melanjutkan tugasnya, seperti Elia, dalam roh dan kuasa ilahi, yang akan memahkotai pelayanannya dengan keberhasilan yang gemilang. Sama seperti Elia yang berjalan mendahului nabi-nabi yang menulis Perjanjian Lama dan menulis sendiri sebuah surat singkat untuk mengawali periode yang penting dari dispensasi Perjanjian Lama itu (2Taw. 21:12), demikian pula Yohanes Pembaptis berjalan mendahului Kristus dan para rasul-Nya dan memperkenalkan dispensasi Injil dengan memberitakan kabar dari ajaran dan kewajiban Injil, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat."
- Kedua, dialah orang yang dinubuatkan oleh Maleakhi dengan menggunakan nama Elia (Mal. 4:5), yang akan diutus kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan. Sesungguhnya Aku akan mengutus kepadamu seorang nabi, seperti Elia, bukan Elia orang Tisbe (seperti yang salah dimengerti dalam terjemahan Septuaginta, untuk mendukung tradisi Yahudi), tetapi seorang nabi di dalam roh dan kuasa Elia, seperti yang dijelaskan oleh malaikat di sini.
- [4] Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan akan mencondongkan hati mereka untuk menerima Mesias serta menyambut-Nya, dengan membangkitkan dalam diri mereka rasa berdosa dan hasrat yang kuat terhadap kebenaran. Apa pun yang memiliki kecenderungan membalikkan kita dari kesalahan, seperti yang telah ditimbulkan oleh khotbah dan baptisan Yohanes Pembaptis, akan membalikkan kita kepada Kristus sebagai Tuhan kita dan Allah kita. Sebab, siapa yang melalui kuasa anugerah melepaskan kuk dosa, yakni kebiasaan duniawi dan kedagingan, akan dikenakan kuk Tuhan Yesus sebagai gantinya.
- [5] Dengan ini ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya, yaitu, hati orang Yahudi kepada orang bukan-Yahudi. Dia akan membantu mereka melepaskan berbagai prasangka yang sudah mengakar terhadap bangsa-bangsa lain, seperti yang dilakukan oleh Injil, di mana pun Injil itu berkuasa. Dan hal inilah yang mulai dilakukan oleh Yohanes Pembaptis, yang datang untuk memberi kesaksian supaya oleh dia semua orang menjadi percaya, yang membaptis dan mengajar serdadu-serdadu Romawi maupun orang Farisi Yahudi, yang mengoreksi keangkuhan dan keyakinan orang Yahudi yang mengagungkan diri karena Abraham adalah bapa mereka, dengan mengatakan bahwa Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu (Mat. 3:9). Kata-kata ini diucapkan dengan maksud menyembuhkan kebencian mereka yang mendalam terhadap orang bukan-Yahudi. Dr. Lightfoot mengamati bahwa para nabi terus berbicara tentang umat bukan-Yahudi sebagai anak-anak bagi umat Yahudi (Yes. 54:5-6, 13; 60:4, 9; 62:5; 66:12). Ketika orang-orang Yahudi yang sudah memeluk iman pada Kristus mulai bergabung dalam persekutuan dengan bangsa-bangsa lain yang juga seiman, maka saat itulah hati bapa-bapa pun berbalik kepada anak-anaknya. Ia juga akan mengubah hati yang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Artinya, ia akan memperkenalkan Injil kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi yang sekarang menurut Injil adalah orang durhaka, sehingga mereka akan berbalik, bukan kepada kepercayaan orang Yahudi yang merupakan bapa mereka, tetapi kepada iman Kristus yang di sini disebut pikiran orang-orang benar, dan masuk dalam persekutuan bersama orang Yahudi yang percaya. Ia akan membuat hati bapa-bapa dan hati anak-anak berbalik, yakni, hati orang tua dan orang muda akan menjadi sarana untuk membawa setiap generasi menjadi orang yang saleh, untuk melakukan pembaruan besar-besaran dalam bangsa Yahudi, untuk membawa mereka keluar dari kepercayaan tradisional yang sarat dengan ritual yang telah mendarah daging, serta untuk membawa mereka pada kesalehan yang sungguh-sungguh dan sebenar-benarnya. Pengaruh dari semuanya ini adalah bahwa kebencian yang ada selama ini akan dibuang jauh-jauh dan perselisihan akan berhenti. Juga, meskipun berbeda, mereka akan dipersatukan dalam baptisan-Nya sehingga saling bisa menerima dengan lebih baik. Semua yang ditulis mengenai Yohanes di atas sesuai dengan catatan sejarawan Josephus tentang dia (Antiq. 18:117-118) "Bahwa ia adalah seorang laki-laki yang baik, mengajar orang Yahudi mempraktikkan kebajikan, hidup dalam kesalehan di hadapan Allah, hidup benar di hadapan sesama, dan harus berhimpun dan bersekutu bersama di dalam baptisan." Selanjutnya Josephus mencatat, "Orang-orang berduyun-duyun mengikuti dia dan sangat menyukai ajarannya." Jadi, Yohanes membuat hati bapa-bapa dan hati anak-anak berbalik kepada Allah dan sesama, dengan membalikkan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar.
- Perhatikanlah:
- Pertama, agama yang sejati adalah pikiran orang-orang benar, yang berbeda dengan hikmat dunia ini. Sudah merupakan keharusan dan kewajiban bagi kita untuk hidup saleh dan benar. Di dalamnya ada keadilan dan kebijaksanaan.
- Kedua, bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa orang kafir dan durhaka bisa berbalik kepada pikiran orang-orang benar, karena anugerah ilahi dapat mengalahkan hati yang acuh tak acuh dan penuh prasangka.
- Ketiga, rancangan besar Injil adalah membawa orang kembali kepada Allah serta membawa mereka lebih dekat satu sama lain. Untuk maksud itulah Yohanes Pembaptis diutus. Dalam Injil Lukas, dua kali Yohanes disebutkan membuat orang berbalik. Penyebutan ini tampaknya merupakan sebuah kiasan terhadap sebutan Orang Tisbe, gelar yang diberikan kepada Elia, yang menurut sebagian orang bukan menunjukkan nama daerah atau kota tempat ia berasal, melainkan sebagai sebuah julukan pengenal, dan karena itu julukan itu berarti Elia Sang Pengubah, orang yang banyak terlibat dan sangat berhasil dalam karya mengubah hati orang. Oleh karena itu, sang Elia dari Perjanjian Baru dikatakan membalikkan atau mengubah hati banyak orang kepada Tuhan, Allah mereka.
- [6] Dengan demikian ia akan menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. Ia akan mencondongkan pikiran orang untuk menerima ajaran Kristus sehingga mereka bisa dipersiapkan untuk menyambut kedatangan-Nya yang membawa penghiburan itu.
- Perhatikanlah:
- Pertama, semua orang yang ingin mengabdikan diri kepada Tuhan dan bersukacita di dalam Dia terlebih dahulu harus dipersiapkan supaya layak bagi Dia. Kita harus dipersiapkan melalui anugerah di dunia ini bagi kemuliaan di dunia lain, melalui kedahsyatan-kedahsyatan Hukum Taurat bagi penghiburan-penghiburan Injil, melalui roh perbudakan bagi Roh yang mengangkat kita menjadi anak-anak Allah.
- Kedua, tidak ada hal yang mempunyai pengaruh lebih langsung dalam menyiapkan hati orang bagi Kristus selain ajaran pertobatan, dan orang harus menerima dan tunduk pada ajaran ini. Ketika dosa ditunjukkan sedemikian menyedihkan, Kristus akan menjadi teramat berharga.
- IV. Ketidakpercayaan Zakharia atas pemberitahuan malaikat, serta hukuman yang ditimpakan kepadanya akibat ketidakpercayaannya itu. Ia mendengar semua yang disampaikan oleh malaikat itu, dan seharusnya ia menundukkan kepala dan menyembah Allah seraya berkata, "Jadilah pada hambamu ini menurut perkataanmu itu." Tetapi Zakharia tidak berkata demikian.
- Inilah yang kita baca:
- . Bagaimana ia mengungkapkan ketidakpercayaannya itu (ay. 18). Kata Zakharia kepada malaikat itu, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi?" Ini bukanlah permohonan yang rendah hati untuk menegaskan imannya, melainkan suatu keberatan yang disertai kekerasan hati terhadap apa yang dikatakan kepadanya sebagai suatu hal yang tidak masuk akal. Seolah-olah ia berkata, "Aku tidak akan pernah bisa memercayai hal ini." Dia pasti memahami bahwa yang berbicara kepadanya adalah seorang malaikat; dan pesan yang disampaikan itu memiliki bukti kuat, dengan merujuk kepada nubuat-nubuat Perjanjian Lama. Ada banyak contoh dalam Perjanjian Lama tentang orang-orang yang mendapatkan anak ketika mereka sudah lanjut usia, namun Zakharia tidak juga bisa percaya bahwa ia akan memiliki anak perjanjian ini, "Sebab aku sudah tua dan istriku bukan saja mandul, malahan sudah lanjut umurnya sehingga tidak akan mungkin bisa memiliki anak." Oleh karena itu, ia meminta tanda, atau ia akan tetap tidak percaya. Penampakan malaikat, yang sudah lama tidak pernah terjadi lagi di dalam jemaat, sebenarnya sudah cukup menjadi tanda jelas baginya. Apalagi pemberitahuan ini disampaikan di dalam Bait Allah, tempat mahakudus Allah, sehingga ia memiliki alasan untuk berpikir bahwa tidak akan ada malaikat jahat yang diizinkan masuk. Tambahan pula pesan itu disampaikan ketika ia sedang berdoa dan membakar ukupan. Ajaran iman kepercayaannya sendiri sebenarnya cukup untuk meredam keberatannya untuk percaya, yaitu bahwa Allah mahakuasa dan bagi Dia tidak ada yang mustahil, keyakinan yang bukan hanya harus kita ketahui, tetapi juga harus kita ajarkan kepada yang lain). Meskipun semua alasan ini tersedia bagi dia, namun, karena terlampau memikirkan kenyataan tentang kondisi tubuhnya sendiri dan juga istrinya, ia tidak berlaku seperti yang seharusnya dilakukan seorang anak Abraham. Sebaliknya, ia merasa bimbang akan janji Allah tersebut (Rm. 4:19-20).
- . Bagaimana ketidakpercayaannya dibungkam, dan ia pun bungkam karena ketidakpercayaannya itu.
- (1) Malaikat itu membungkam mulut Zakharia dengan menegaskan otoritasnya. Kalau ia bertanya kepadaku, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi?" biarlah ia mengetahuinya melalui perkataanku ini, "Akulah Gabriel" (ay. 19). Malaikat itu menambahkan namanya pada nubuat ini seolah-olah sedang membubuhkan tanda tangan dengan tangannya sendiri: teste meipso -- camkan perkataanku tentang janji ini. Kadang-kadang malaikat-malaikat menolak menyebutkan nama mereka, seperti yang dialami oleh Manoah dan istrinya. Namun malaikat Zakharia ini berkenan menyebut namanya, "Akulah Gabriel," yang berarti Kuasa Allah, atau yang penuh kuasa dari Allah, untuk menunjukkan bahwa Allah yang memerintahkannya menyampaikan semua hal ini mampu mewujudkan semua janji itu. Ia juga memberitahukan namanya untuk mengingatkan Zakharia bahwa pemberitahuan tentang kedatangan Mesias juga diberitahukan kepada Daniel oleh orang yang bernama Gabriel (Dan. 8:16; 9:21). "Aku adalah malaikat yang sama seperti yang diutus kepada Daniel dahulu, dan sekarang aku juga diutus untuk maksud yang sama." Ia adalah Gabriel yang berdiri di hadapan Allah (KJV), yang langsung melayani takhta Allah. Para pembesar atau perdana menteri dalam istana Kerajaan Persia digambarkan demikian, bahwa mereka yang boleh memandang wajah raja (Est. 1:14). "Meskipun aku sekarang sedang berbicara dengan engkau di sini, namun aku tetap berdiri di hadapan Allah. Aku tahu mata-Nya mengawasi aku dan aku tidak berani mengatakan lebih daripada apa yang harus aku sampaikan. Dengan sungguh-sungguh kukatakan kepadamu, bahwa aku telah diutus untuk berbicara kepada engkau, diutus dengan sengaja untuk menyampaikan kabar kesukaan ini kepadamu, yang karena teramat layak untuk mendapatkan bukan saja luar biasa mulia segenap sambutan, engkau seharusnya menerimanya dengan girang hati."
- (2) Malaikat itu benar-benar membungkam mulut Zakharia dengan memperlihatkan kuasanya, "Agar engkau tidak membantah lagi, sesungguhnya engkau akan menjadi bisu" (ay. 20). Bila engkau menuntut tanda untuk mendukung imanmu, inilah tandanya dan sekaligus juga merupakan hukuman bagi ketidakpercayaanmu. Engkau tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi" (ay. 20). Engkau akan menjadi bisu dan tuli. Kata yang digunakan ini mempunyai makna yang sama, yakni ia kehilangan baik pendengaran maupun kemampuan bicaranya, karena untuk berkomunikasi, teman-temannya harus memberi isyarat kepadanya (ay. 62) dan sebaliknya ia pun harus memberi isyarat kepada mereka (ay. 22). Nah, dengan membuat dia menjadi bisu, berarti
- [1] Allah telah berlaku adil kepadanya, karena ia meragukan dan menentang firman Allah. Karena itu, kita perlu mengambil waktu untuk mengagumi betapa panjangnya kesabaran Allah, betapa kita sering mengucapkan perkataan yang tidak memuliakan Allah, namun kita tidak sampai dihukum menjadi bisu seperti Zakharia walaupun Dia berhak berbuat demikian terhadap kita sesuai dengan dosa-dosa kita.
- [2] Allah memperlakukan Zakharia dengan baik, sangat lembut dan penuh belas kasih.
- Karena:
- Pertama, dengan peristiwa tersebut Allah mencegah dia untuk mengucapkan lagi kata-kata yang penuh dengan ketidakpercayaan. Bila ia mempunyai pikiran jahat, dan tidak mau membungkam mulut dengan tangannya sendiri, atau tidak mau mengenakan kekang pada mulutnya, maka Allah sendirilah yang akan melakukannya. Lebih baik tidak berbicara sama sekali daripada berbicara jahat.
- Kedua, begitulah Allah meneguhkan imannya, dan karena tidak bisa berbicara lagi, ia mampu berpikir dengan lebih baik. Bila kita mendapat teguran keras karena dosa-dosa kita, dan hal itu membuat kita lebih menghargai firman Allah, maka kita tidak memiliki alasan untuk berkeluh kesah atas teguran tersebut.
- Ketiga, dengan dibuat bisu dan tuli, ia dijauhkan dari perbuatan untuk membuka rahasia mengenai penglihatannya itu dan menyombongkan diri karenanya, yang mungkin cenderung akan dilakukannya, padahal peristiwa itu telah dirancang untuk dirahasiakan sementara ini.
- Keempat, sungguh merupakan rahmat besar bahwa firman Allah akan digenapkan pada waktunya, meskipun ia telah berbuat dosa dengan ketidakpercayaannya. Ketidakpercayaan manusia tidak akan membatalkan janji Allah, janji Allah akan digenapi pada waktunya. Zakharia pun tidak akan bisu selamanya, melainkan hanya sampai kepada hari di mana semuanya ini terjadi, dan setelah itu, "Bibirmu akan terbuka, sehingga mulutmu memuji-muji Allah." Jadi, meskipun Allah menghukum umat-Nya yang bersalah dengan rotan, namun kasih setia-Nya tidak akan hilang.
- V. Kembalinya Zakharia ke tengah umat, dan juga kepada keluarganya setelah masa penugasan usai, serta dikandungnya anak yang dijanjikan, seorang anak laki-laki pada masa tuanya.
- . Orang-orang tetap tenang dan menunggu, mengharapkan Zakharia keluar dari Bait Suci, karena ia harus menyampaikan berkat kepada mereka dalam nama Tuhan. Meskipun ia melampaui batas waktu yang lazim, mereka tetap menunggu dengan sabar, tidak seperti kebiasaan jemaat Kristen yang segera pulang dengan tergesa-gesa tanpa menunggu doa berkat. Orang banyak itu tetap menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci, dan khawatir kalau-kalau telah terjadi sesuatu yang tidak diharapkan (ay. 21).
- . Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata (ay. 22). Sekarang ia seharusnya menyuruh umat pulang dengan terlebih dahulu memberkati mereka, tetapi ia telah menjadi bisu dan tidak mampu melakukan apa yang seharusnya ia kerjakan, yaitu agar orang banyak bisa diingatkan untuk mengharapkan Mesias, yang bisa memerintahkan berkat itu, yang benar-benar memberkati, dan di dalam-Nya semua bangsa di bumi ini akan diberkati. Jabatan imamat Harun akan segera dibungkam dan ditinggalkan, untuk membuka jalan bagi pengharapan yang lebih baik.
- . Zakharia berusaha memberitahu umat agar mereka mengerti bahwa ia telah melihat suatu penglihatan, dengan membuat beberapa isyarat yang tidak keruan. Dikatakan bahwa ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu (ay. 22). Hal ini menggambarkan kepada kita kelemahan dan kekurangan pelayanan imamat orang Lewi dibandingkan dengan pelayanan imamat Kristus serta dispensasi Injil. Perjanjian Lama berbicara dengan menggunakan tanda, memberikan beberapa petunjuk mengenai hal-hal ilahi dan sorgawi, namun petunjuk tersebut tidak sempurna dan tidak pasti, hanya memberi isyarat kepada kita, tetapi tetap membisu. Injillah yang berbicara dengan jelas kepada kita dan memberi kita gambaran yang jelas mengenai apa yang dalam Perjanjian Lama masih terlihat samar-samar.
- . Ia tetap bertugas sampai selesai waktu tugas pelayanannya, karena tugas yang diundikan kepadanya untuk membakar ukupan tetap bisa dilaksanakan meskipun ia bisu dan tuli. Bila kita tidak bisa menunaikan tugas pelayanan kepada Allah sebaik yang seharusnya, namun berusaha melakukannya sebaik mungkin, maka Allah akan tetap menerima kita dalam pelayanan itu.
- . Zakharia kemudian pulang ke rumah, dan beberapa lama kemudian istrinya mengandung (ay. 23-24). Ia mengandung sebagai penggenapan janji itu. Menyadari hal itu, selama lima bulan ia tidak menampakkan diri. Ia mengurus rumah tangga seperti biasa dan tetap merahasiakan hal itu. Ia juga tidak pergi ke luar rumah seperti yang biasa ia lakukan, karena:
- (1) Jangan sampai ia merugikan diri sendiri, misalnya mengalami keguguran atau membahayakan janin itu.
- (2) Jangan sampai ia melakukan sesuatu yang dapat melanggar ketentuan yang telah ditetapkan tentang kenaziran anak itu. Ia mengingat perintah yang diberikan malaikat kepada ibu Simson dalam kejadian serupa dan menerapkannya pada diri sendiri. Ia tidak boleh menyentuh sesuatu yang najis, sementara ia mengandung anak yang akan menjadi nazir Allah (Hak. 13:14). Meskipun di sini hanya disebut lima bulan, karena peristiwa yang akan mengikuti pada bulan keenam, namun kita boleh beranggapan bahwa ia tetap bersikap hati-hati selama masa mengandung anak itu.
- (3) Ada yang berpendapat bahwa ia tidak menampakkan diri karena terlalu merasa risih, merasa malu terhadap apa yang akan orang katakan tentang dirinya yang mengandung di usia tua. "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?" (Kej. 18:12). Atau, ini merupakan tanda kerendahan hatinya, supaya ia tidak tampak menyombongkan kehormatan yang diberikan Allah kepadanya.
- (4) Ia tidak menampakkan diri untuk beribadah, supaya ia dapat meluangkan waktu dalam doa dan pujian. Orang-orang kudus adalah orang-orang yang dilindungi Allah. Inilah alasan yang diberikannya untuk tidak menampakkan diri, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, bukan saja dengan bermurah hati menganugerahkan seorang anak bagiku, tetapi juga memberikan kehormatan dengan memberikan seorang anak yang akan menjadi seorang nazir" (karena itulah yang mungkin diisyaratkan suaminya melalui tulisan kepadanya). "Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang." Kesuburan dianggap berkat yang begitu besar di kalangan orang Yahudi, karena janji Allah untuk memperbesar bangsa mereka dan munculnya Sang Mesias dari antara mereka, sehingga sungguh menjadi aib yang besar apabila ada yang mandul. Orang yang mandul, meskipun tidak bersalah apa pun, tetap dianggap telah bersalah melakukan suatu dosa tersembunyi, hingga mendatangkan hukuman itu ke atas mereka. Sekarang, Elisabet bersukacita penuh kemenangan, bahwa aib ini bukan saja dihapuskan, tetapi juga digantikan dengan kemuliaan besar. Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, melampaui semua pemikiran atau harapanku, dan sekarang Ia berkenan kepadaku. Perhatikanlah, dalam semua perbuatan Allah yang penuh kemurahan kepada kita, kita harus memandang kepedulian-Nya yang besar kepada kita. Ia telah menilik kita dengan penuh belas kasihan dan perkenanan, dan karena itu Ia menunjukkan perbuatan-Nya bagi kita.
SH: Luk 1:18-25 - Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya (Selasa, 23 Desember 2003) Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya
Ketika ragu, nyatakan imanmu dengan mempercayakan diri kepada
Tuhan. Sering kita tidak dapat menge...
Ketika tidak mengerti, harusnya tetap percaya
Ketika ragu, nyatakan imanmu dengan mempercayakan diri kepada Tuhan. Sering kita tidak dapat mengerti bagaimana mungkin janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita, terutama bila kita melihat situasi yang sama sekali tidak berpengharapan. Rasa pesimis ini justru memacu kita untuk menolak mempercayai kebenaran. Seperti halnya Zakharia, seorang imam yang menolak untuk percaya pada kebenaran Allah. Akibatnya, ia dihukum menjadi bisu!
Mengapa bisu? Tentu banyak alasan bisa diberikan. Tetapi satu alasan yang jelas, Zakharia sebagai imam, dipakai oleh Tuhan untuk membawakan doa-doa umat kepada-Nya. Mulut yang biasa dipakai untuk melantunkan doa, kali ini dibungkamkan oleh ketidakpercayaannya kepada pernyataan hamba Tuhan, malaikat Gabriel. Bisu adalah hukuman atas ketidakpercayaan Zakharia. Bisu juga adalah alat untuk mencegah Zakharia bertindak munafik, dengan tetap melantunkan doa permohonan ampun umat kepada Allah, mencegahnya kepada dosa yang lebih berat! Akan tetapi, respons Zakharia berbeda dengan respons Elisabet. Ketika mengetahui dirinya mengandung, ia memuji Tuhan. Ia langsung mengenali perbuatan tangan Tuhan yang baik telah berlaku atasnya. Perhatikan ucapan Elisabet, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” Ucapan ini mengandung kesaksian atas apa yang Tuhan sudah lakukan pada dirinya. Tuhan dipermuliakan melalui kesaksian atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Zakharia dicegah dari kemungkinan “memalukan” Tuhan, sementara Elisabet diberi kebebasan untuk “memuliakan” Tuhan. Zakharia mungkin tidak perlu “ditutup” mulutnya oleh malaikat, andaikata dalam keraguan ia bersikap seperti nantinya, Maria (bdk. 1:38), “Jadilah kehendak-Mu atasku.”
Renungkan: Waktu Anda menghadapi kemustahilan dalam hidup Anda, apakah menurut Anda hal itu mustahil juga bagi Tuhan?
SH: Luk 1:18-25 - Ketika doa dijawab (Sabtu, 23 Desember 2006) Ketika doa dijawab
Kita berdoa tentunya dengan harapan agar doa tersebut dijawab. Namun
bila doa kita tidak kunjung terjawab, mungkin saja kita ...
Ketika doa dijawab
Kita berdoa tentunya dengan harapan agar doa tersebut dijawab. Namun bila doa kita tidak kunjung terjawab, mungkin saja kita akan berhenti mendoakannya karena mengira bahwa itu bukanlah kehendak Allah. Barangkali inilah yang terjadi pada Zakharia.
Doa Zakharia dan Elisabet untuk memiliki anak tak kunjung dikabulkan Tuhan. Padahal tidak punya anak merupakan suatu aib (25) menurut pandangan masyarakat di mana mereka berdiam. Tetapi itu terjadi bukan karena hukuman atas dosa (Imamat 20:20-21), sebab mereka hidup benar di hadapan Allah (6). Hingga suatu hari, Gabriel, malaikat Tuhan menjumpai Zakharia dan menyatakan doanya telah dikabulkan (13). Berita ini membuat Zakharia heran (18) karena istrinya mandul dan mereka sudah lanjut usia. Mereka tidak berada dalam kondisi prima untuk memiliki seorang anak. Tidak mungkin! Akan tetapi, apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah!
Zakharia lupa bahwa Allah berkuasa melakukan mukjizat di tengah situasi yang serba tidak mungkin sekali pun! Zakharia perlu belajar bahwa ketika Allah memenuhi janji-Nya maka segala sesuatu akan terjadi sesuai kehendak-Nya. Terbukti beberapa waktu kemudian, Elisabet pun mengandung (24). Maka karena ketidakpercayaannya, Zakharia dihukum. Ia bisu sampai anak itu lahir (20).
Allah mungkin saja melakukan sesuatu di luar kelaziman karena segala rencana dan karya-Nya dilakukan menurut kehendak-Nya sendiri. Sebab itu bila Anda tengah menantikan jawaban Allah atas doa-doa Anda, ingatlah bahwa Allah tidak lupa pada Anda! Jawaban Allah terkadang datang dalam cara yang mengejutkan dan tidak terduga, juga dalam waktu yang tidak bisa kita perkirakan. Oleh sebab itu, jangan menjadi tidak percaya. Nantikanlah Tuhan dengan tetap bertekun dalam iman kepada-Nya.
Ingatlah: Kita harus belajar menantikan waktu dan jalan Allah.
SH: Luk 1:5-25 - Tetap percaya, walaupun mustahil (Senin, 20 Desember 2010) Tetap percaya, walaupun mustahil
Memercayai Allah dalam segala hal memang tak mudah. Banyak orang Kristen telah meminta sesuatu kepada Allah, tetapi ...
Tetap percaya, walaupun mustahil
Memercayai Allah dalam segala hal memang tak mudah. Banyak orang Kristen telah meminta sesuatu kepada Allah, tetapi meragukan atau tidak memercayai jawaban-Nya. Sungguh ironis jika orang doa, tetapi tanpa iman.
Zakharia dan Elisabet adalah segelintir kecil orang yang tetap setia dan hidup benar di hadapan Allah di tengah zaman yang begitu gelap serta pemerintahan Herodes yang korup dan tiran. Namun mereka bergumul karena sampai masa tua mereka belum dikaruniai anak walaupun mereka tekun berdoa (13). Meskipun demikian, Zakharia tetap setia dalam tugas keimaman.
Pada waktu-Nya, Allah menjawab. Saat itu tiba tatkala Zakharia terpilih dari antara rombongan imamnya (lih. 1 Taw. 24) untuk masuk ke bait Allah membakar ukupan. Ia mendapatkan kunjungan malaikat Gabriel dengan jawaban Ilahi yang jauh melampaui permohonan doanya. Zakharia bukan hanya akan beroleh seorang putra, lebih dari itu putra tersebut akan memiliki peran penting dalam rencana Allah bagi penyelamatan umat-Nya. Tugas Zakharia dan istrinya adalah mendidik putra mereka sebagai seorang nazir Allah (15; lih. Bil. 6:3).
Sayang sekali, Zakharia menerima berita tersebut bukan dengan sukacita dan ucapan syukur. Ia meragukan Allah mampu membuat dirinya dan isterinya yang sudah tua memiliki anak. Ia lupa akan apa yang Allah lakukan terhadap Abraham dan Sarah (Kej. 18:9-15; Rm. 4:18-25). Iman diberkati, tetapi ketidakpercayaan dihukum. Zakharia menerima disiplin Allah sampai janji itu digenapi (20).
Kalau kita merasa Tuhan belum menjawab pergumulan kita yang kita rasa sangat mendesak, jangan menjadi lemah. Percayalah bahwa jawaban Tuhan tepat waktu, bahkan melampaui perkiraan kita. Di balik jawaban terhadap permohonan kita, Allah memiliki rencana yang ajaib, mengikut-sertakan kita dalam karya penyelamatan-Nya bagi dunia.
SH: Luk 1:5-25 - Tidak ada yang mustahil (Jumat, 19 Desember 2014) Tidak ada yang mustahil
Teofilus adalah seorang pejabat Romawi yang dipengaruhi oleh pengajaran Romawi dan filsafat Yunani, yang sulit memercayai hal...
Tidak ada yang mustahil
Teofilus adalah seorang pejabat Romawi yang dipengaruhi oleh pengajaran Romawi dan filsafat Yunani, yang sulit memercayai hal-hal yang mustahil atau tidak masuk akal. Menghadapinya, Lukas memulai kisahnya dengan pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis.
Lukas memulai dengan kisah keluarga Zakharia dan Elisabet (5) yang bergumul karena belum memiliki anak hingga masa tua mereka (7). Padahal, mereka hidup benar dan setia di hadapan Tuhan (6), di tengah kemunduran kerohanian orang Yahudi di bawah pemerintahan Herodes yang diktator dan korup. Pasangan suami istri itu tentu sudah berdoa sekian lama, tetapi Tuhan belum juga menjawab. Meski demikian, Zakharia tetap percaya dan setia melayani Tuhan. Pada waktu ia mendapat giliran dari rombongan keimamannya (menurut 1Taw. 24 ada 24 rombongan imam) untuk membakar ukupan di Bait Allah (9), malaikat Gabriel datang membawa pesan bahwa Tuhan telah mendengar doa mereka. Mereka akan mempunyai seorang anak laki-laki (13). Anaknya akan menjadi nazir dan penuh dengan Roh Kudus (15). Ia akan menjadi perintis jalan Tuhan dalam membawa umat Israel kembali kepada Tuhan dan membuat keluarga dipulihkan (16-17).
Namun berita indah ini justru membuat Zakharia bimbang karena fakta bahwa ia dan isterinya sudah tua (18). Mana mungkin lagi mereka memperoleh anak? Maka Zakharia pun harus membayar harga untuk ketidakpercayaannya pada perkataan malaikat. Ia tidak percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Ia lupa akan apa yang Tuhan pernah lakukan terhadap Abraham dan Sara pada masa tua mereka. Akibatnya, ia menjadi bisu (20, 22)! Namun ketidakpercayaan Zakharia tidak membuat Allah menarik perkataan-Nya. Beberapa waktu kemudian Elisabet pun mengandung (24).
Meragukan jawaban Tuhan terhadap doa-doa mungkin kita alami juga tatkala menghadapi masalah yang tak teratasi dalam jangka waktu lama. Walau demikian, jangan bimbang. Tetaplah berharap karena tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Tuhan.
SH: Luk 1:5-25 - Supaya Engkau Tahu (Selasa, 18 Desember 2018) Supaya Engkau Tahu
Zakharia memasuki Bait Suci untuk menjalankan tugas. Namun tampaknya, dia belum siap untuk kejutan yang sedang menantinya di sana....
Supaya Engkau Tahu
Zakharia memasuki Bait Suci untuk menjalankan tugas. Namun tampaknya, dia belum siap untuk kejutan yang sedang menantinya di sana. Tuhan memang bekerja dengan cara yang mengejutkan dan misterius.
Israel sudah kenyang dalam penjajahan Romawi. Bahkan, Herodeslah yang membangun Bait Allah di Yerusalem. Herodes adalah pemerintah boneka kaki tangan Romawi. Ini merupakan suatu bukti tanpa suara tentang siapa yang sebenarnya berkuasa di Yudea.
Namun dalam Bait Suci hari itu, Zakharia berhadapan dengan seorang malaikat Tuhan (11). Mungkinkah Tuhan akan memulihkan Yerusalem (Dan. 9:20-27)? Mungkinkah Allah mendengar ratapan Israel dan akan membangkitkan kembali Kerajaan Daud? Bagaimana caranya? Orang Israel sulit membantah kenyataan bahwa mereka hidup sebagai bangsa jajahan.
Namun, berita dari malaikat Tuhan jelas. Satu bangsa akan berbalik hatinya karena satu anak yang akan lahir (17). Allah Israel memang telah berulang kali melakukan keajaiban lewat kelahiran yang mustahil (Kej. 17:17, 1Sam. 1:20). Namun, Zakharia belum pernah melihat keajaiban dalam puluhan tahun hidupnya. Salahkah jika Zakharia sulit untuk percaya?
Ketika Tuhan bertindak, kita memang sulit percaya. Tuhan terlampau mengagetkan. Dia terlalu misterius. Namun, kita bisa percaya tanpa suara, bukti, atau alasan logis. Sama seperti Zakharia, kita dapat membiarkan Allah mengerjakan maksud-Nya dalam hidup kita. Bahkan, ketika kita sulit membayangkan sepenuhnya rencana Tuhan.
Allah selalu mengingat umat-Nya. Walaupun hidup kita tampak biasa saja, Allah sanggup bekerja dengan cara yang mengejutkan. Jika momen itu tiba, mari taat kepada-Nya, walaupun kita sukar mengerti rencana Tuhan. Kita mampu fokus hanya pada keresahan kita, sedangkan Allah merencanakan untuk satu bangsa. Ketika menyerahkan hidup kepada-Nya, Allah akan menuntun kita pada kegenapan rencana-Nya.
Doa: Tolong kami Tuhan mengambil langkah tetap mengikut Engkau, walau dalam ketidakmengertian. [IM]
SH: Luk 1:1-25 - Kebenaran ajaran (Selasa, 21 Desember 1999) Kebenaran ajaran
Dengan "kata-kata pendahuluan" ini Lukas selaku penulis
mempertanggungjawabkan kebenaran isi kitab Injil yang ditulisnya.
...
Kebenaran ajaran
Dengan "kata-kata pendahuluan" ini Lukas selaku penulis mempertanggungjawabkan kebenaran isi kitab Injil yang ditulisnya. Dua syarat bagi tulisan yang mengungkapkan peristiwa nyata disebutkan, yakni: (1) adanya saksi mata; (2) telah diadakan penyelidikan dengan seksama. Tujuan penulis ialah agar Teofilus dan semua pembaca yakin dan percaya akan kebenaran segala sesuatu yang diajarkan di dalamnya. Kebenaran yang diutarakan oleh Lukas ini berdasarkan realita dan sejarah, bukan legenda atau pun mitos. Yesus benar-benar hidup, mengajar, membuat banyak mukjizat, mati, dan akhirnya bangkit. Semua itu terjadi dalam sejarah.
Masa tua yang indah. Zakharia dan Elizabet mempunyai masa tua yang indah. Sepanjang hidup, mereka mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah dan menurut segala perintah dan ketetapan Allah tanpa cacat (6). Keadaan yang tanpa keturunan sampai usia tua, bukan karena dosa. Namun, melalui keadaan ini, ia mengalami berkat: keindahan hidup bersama Tuhan dan penyertaan-Nya di hari tuanya. Mereka akan mempunyai keturunan yang akan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus.
Renungkan: Rindukah Anda seperti mereka yang sampai tua tetap mengalami keindahan bersama Allah dan dipakai-Nya untuk melayani-Nya?
SH: Luk 1:1-25 - Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran? (Sabtu, 21 Desember 2002) Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?
Prolog Injil Lukas memberitahukan kepada kita tentang apa tujuan
penulisan Injil ini, yaitu agar Teo...
Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?
Prolog Injil Lukas memberitahukan kepada kita tentang apa tujuan penulisan Injil ini, yaitu agar Teofilus yang di sebut ’yang mulia’ (ayat 1) mengetahui kebenaran dari pengajaran yang diterimanya. Untuk tujuan ini, setelah melakukan semacam riset (ayat 3), maka Lukas menulis Injilnya.Bila besar kemungkinan Teofilus terbantu untuk mengetahui kebenaran dari berita Injil ini, narasi pembuka dari kisah kelahiran Kristus mengisahkan hal yang sebaliknya. Zakharia sulit untuk mengetahui dan mempercayai pemberitaan dari malaikat Gabriel, yang sebenarnya adalah jawaban doanya (ayat 13), dan kabar baik (ayat 19) yang seharusnya membuatnya gembira (ayat 14). Karena kekurangpercayaannya, Zakharia justru harus "mengalami langsung" pembuktian kebenaran tersebut. Ia menjadi bisu sampai saat "semuanya terjadi" (ayat 20). Sikap ini kontras dengan Elisabet, istrinya. Perhatian khusus Lukas kepada kaum wanita sebagai para pemberita kebenaran dan murid yang baik tercermin pada catatannya tentang sikap Elisabet yang langsung mengakui bahwa apa yang terjadi adalah perbuatan Tuhan (ayat 25).
Pada akhirnya memang perbuatan Tuhanlah yang menjadi penentu bagaimana manusia dapat mengetahui, dan karenanya bersukacita karena (ayat 14) kebenaran. Ini tampak pertama-tama di dalam nas ini melalui pengutusan malaikat Gabriel kepada Zakharia untuk memberitahukan rencana Allah bagi anak mereka Yohanes. Yang kedua dan yang terpenting adalah persiapan inkarnasi Kristus melalui pengutusan Yohanes Pembaptis. Yohanes dikhususkan Allah dalam cara mirip seorang nazir walaupun ia bukan nazir (ayat 15, bdk. Bil. 6:3). Ia juga memiliki misi khusus: mempersiapkan umat seperti yang dinubuatkan PL (ayat 16-17, bdk. Mal. 4:5-6) bagi inkarnasi Kristus, yang adalah kabar gembira dan kebenaran terakbar.
Renungkan:
Kepenuhan hidup hanya akan tercapai bila hidup itu didasari oleh
kebenaran. Selidikilah apa yang Anda jadikan dasar kebenaran
dalam hidup sehari-hari Anda, apakah akal sehat manusia semata
atau kebenaran yang berasal dari Allah.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Lukas (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas...
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya, "seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas dua bagian:
- (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil Lukas), dan
- (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula (Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari seluruh PB.
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ... seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd. perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
- (1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14--9:50),
- (2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27), dan
- (3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28--24:43).
Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27). Bagian ini mengandung himpunan materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
- (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang dalam PB.
- (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
- (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
- (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
- (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
- (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
- (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
- (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).
Full Life: Lukas (Garis Besar) Garis Besar
I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4)
II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52)
A. Pem...
Garis Besar
- I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4) - II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52) - A. Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
(Luk 1:5-25) - B. Pemberitahuan Kelahiran Yesus
(Luk 1:26-56) - C. Kelahiran Yohanes Pembaptis
(Luk 1:57-80) - D. Kelahiran Yesus
(Luk 2:1-20) - E. Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
(Luk 2:21-39) - F. Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
(Luk 2:40-52) - III.Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
(Luk 3:1-4:13) - A. Pemberitaan Yohanes Pembaptis
(Luk 3:1-20) - B. Pembaptisan Yesus
(Luk 3:21-22) - C. Silsilah Yesus
(Luk 3:23-38) - D. Pencobaan Yesus
(Luk 4:1-13) - IV. Pelayanan di Galilea
(Luk 4:14-9:50) - A. Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
(Luk 4:14-30) - B. Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
(Luk 4:31-44) - C. Penangkapan Ikan yang Ajaib
(Luk 5:1-11) - D. Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16) - E. Wewenang Yesus Ditantang
(Luk 5:17-26) - F. Juruselamat Orang-Orang Berdosa
(Luk 5:27-32) - G. Peresmian Tatanan Baru
(Luk 5:33-6:49) - H. Demonstrasi Kuasa Ilahi
(Luk 7:1-8:56) - I. Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
(Luk 9:1-6) - J. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Luk 9:7-9) - K. Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Luk 9:10-17) - L. Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
(Luk 9:18-27) - M. Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
(Luk 9:28-50) - V. Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:28) - A. Misi Penebusan Juruselamat
(Luk 9:51-10:37) - B. Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
(Luk 10:38-11:13) - C. Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
(Luk 11:14-14:35) - D. Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali
(Luk 15:1-32) - E. Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
(Luk 16:1-17:10) - F. Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih
(Luk 17:11-19) - G. Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
(Luk 17:20-18:14) - H. Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
(Luk 18:15-30) - I. Menjelang Akhir Perjalanan
(Luk 18:31-19:28) - VI. Minggu Penderitaan
(Luk 19:29-23:56) - A. Yesus Memasuki Yerusalem
(Luk 19:29-48) - B. Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
(Luk 20:1-21:4) - C. Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali (Luk 21:5-38) - D. Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
(Luk 22:1-38) - E. Getsemani dan Pengkhianatan
(Luk 22:39-53) - F. Pengadilan Yahudi
(Luk 22:54-71) - G. Pengadilan Romawi
(Luk 23:1-25) - H. Penyaliban
(Luk 23:26-49) - I. Penguburan
(Luk 23:50-56) - VII.Kebangkitan Sampai Kenaikan
(Luk 24:1-53) - A. Pagi Kebangkitan
(Luk 24:1-12) - B. Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
(Luk 24:13-43) - C. Pesan-Pesan Perpisahan
(Luk 24:44-53)
Matthew Henry: Lukas (Pendahuluan Kitab) Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut...
Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut penuturan Bapa Gereja Jerome, Lukas lahir di Antiokhia. Sebagian orang menduga dia satu-satunya penulis Kitab Suci yang bukan berasal dari benih keturunan Israel. Ia merupakan seorang pemeluk baru agama Yahudi, dan kemudian, seperti dugaan beberapa orang, beralih kepada Kekristenan melalui pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia, dan setelah kedatangannya di Makedonia (Kis. 16:10), ia menjadi kawan pendamping tetap Paulus. Ia belajar dan mempraktikkan ilmu kedokteran; oleh karena itu, Paulus menyebutnya Tabib Lukas yang kekasih (Kol. 4:14). Beberapa orang yang mengaku-ngaku diri sebagai sejarawan kuno mengatakan bahwa dia seorang pelukis dan yang melukis gambar Perawan Maria. Tetapi menurut gerejawan Dr. Whitby, hal ini tidaklah pasti, dan karena itu, dia mungkin salah satu dari ketujuh puluh murid dan menjadi seorang pengikut Kristus ketika Ia masih melayani di atas muka bumi ini. Bila memang demikian halnya, maka dia seorang keturunan Israel asli. Saya tidak berkeberatan dengan pendapat ini, kecuali dengan beberapa tradisi kuno yang tidak memiliki kepastian dan tentunya tidak dapat digunakan sebagai dasar apa pun. Selain itu, Origen dan Epiphanius, penulis-penulis Kristen kuno, juga memberi kesaksian bahwa Lukas adalah salah satu dari ketujuh puluh murid itu. Lukas dianggap telah menulis Kitab Injil ini ketika menemani Paulus dalam berbagai perjalanannya, dan di bawah arahannya. Beberapa orang berpikir bahwa dialah yang dimaksud oleh Paulus sebagai saudara kita 2Kor. 8:18), yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil; yang seakan berarti, ia dipuji di semua jemaat karena menulis Injil ini; dan inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus ketika ia sekali waktu berbicara tentang Injil-nya (Rm. 2:16). Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk membenarkan hal ini. Dr. Cave memperhatikan bahwa cara dan gaya menulisnya sangat akurat dan tepat; gayanya sopan dan anggun, luhur dan mulia, namun jelas; dan ia mengekspresikan dirinya dalam aliran yang lebih murni Yunani daripada yang bisa ditemukan pada para penulis Kitab Suci lainnya. Oleh karena itu, ia mampu menghubungkan berbagai hal jauh lebih banyak dan mendalam dibandingkan dengan para penulis Injil lainnya; dan karena itu juga, ia mengkhususkan diri untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan imamat Kristus. Tidaklah pasti bilamana atau pada waktu apa Injil ini ditulis. Beberapa orang menduga bahwa Injil ini ditulis di Akhaya, tujuh belas tahun (dua puluh dua tahun, menurut sebagian orang) setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, semasa ia menemani Rasul Paulus dalam perjalanannya. Ada juga yang mengatakan bahwa Injil ini ditulis di kota Roma, tidak lama sebelum ia menulis Kisah Para Rasul (yang merupakan lanjutan kitab ini), ketika ia berada di sana bersama Paulus yang saat itu menjadi orang tahanan dan berkhotbah di dalam rumah yang disewanya sendiri. Ini seperti yang diriwayatkan dalam bagian akhir Kitab Kisah Para Rasul; dan Paulus kemudian mengatakan bahwa hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Ketika ia secara sukarela menemani Paulus dalam rumah tahanan tersebut, ia punya banyak waktu untuk menyusun dua riwayat ini (dan banyak tulisan istimewa lainnya yang membuat jemaat merasa berutang atas peristiwa pemenjaraan ini). Bila memang demikian halnya, maka kitab ini ditulis sekitar dua puluh tujuh tahun setelah kenaikan Kristus, dan sekitar tahun keempat pemerintahan Kaisar Nero. Jerome mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia pada usia delapan puluh empat tahun, dan tidak pernah menikah. Beberapa orang menulis bahwa ia mati sebagai martir; namun bila memang demikian halnya, tidak ada kejelasan di mana dan bilamana hal itu terjadi. Sungguh, penghargaan yang diberikan kepada tradisi Kristiani dalam hal memperlakukan para penulis Perjanjian Baru tidak lebih besar daripada penghargaan yang diberikan kepada tradisi Yahudi dalam memperlakukan para penulis Perjanjian Lama.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-man...
Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-mana nampak jelas. Lukas adalah seorang penulis berbakat yang hatinya sangat halus lembut. Ia menggubah karyanya dengan cara yang asli benar, sementara juga berjerih-payah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, Luk 1:3. Tentu saja ini tidak berarti bahwa Lukas berhasil memberikan pada bahan yang diterimanya dari tradisi suatu susunan dan urutan yang lebih "historis" dari pada dalam Mat atau Mrk. Rasa hormat Lukas terhadap sumber-sumbernya dan metode yang hanya menderetkan bahan tradisi tentu tidak memungkinkan urutan historis semacam itu. Rangka Luk pada umumnya menuruti garis-garis besar Mrk, meskipun disana-sini Lukas meninggalkan atau memindahkan apa yang terdapat dalam Mrk. Memang ada bagian-bagian yang dipindahkan, Luk 3:19-20; 4:16-30; 5:1-11; 6:12-29; 22:31-34;
dll. Lukas berbuat demikian baik demi jelasnya kisah atau logikanya, maupun karena terpengaruh tradisi-tradisi lain, khususnya tradisi-tradisi yang juga tampil dalam injil keempat. Ada juga bagian- bagian yang ditinggalkan saja, baik oleh karena kurang berguna untuk sidang pembaca bekas kafir, Mrk 9:11-13, atau oleh karena bagian-bagian itu sudah tercantum dalam Kumpulan Pelengkap yang dipakai Lukas, Mrk 12:28-34; bdk Luk 10:25-28, maupun oleh karena bagian tertentu, terutama Mrk 6:45-8:26 yang seluruhnya ditinggalkan Lukas tidak tercantum dalam naskah Mrk yang dipakai Lukas, Atau barangkali oleh Lukas dianggap sebagai pengulangan, meskipun tercantum dalam naskah Mrk yang dimiliki Lukas. Perbedaan paling menyolok antara Luk dan Mat, serta Mrk ialah tambahan besar yang terdapat dalam Luk 9:51 - Mrk 18:14. Di muka sudah dikatakan bahwa ini kirany diambil Lukas dari Kumpulan Pelengkap ditambah beberapa informasi pribadi. Bagian tengah Luk tersebut disajikan berupa kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem, sebagaimana berulang kali dicatat, Luk 9:51; 13:22; 17:11. Catatan-catatan itu mengembangkan apa yang dikatakan Mrk 10:1, sehingga Luk kiranya tidak bermaksud menggabungkan beberapa perjalanan sesungguhnya, melainkan menekankan sebuah gagasan teologis yang digemari Lukas, yaitu : di kota sucilah keselamatan harus diujudkan, Luk 9:31, 13:33; 18:31; 19:11; di sana telah mulailah Injil, Luk 1:5 dll, dan di sana harus diselesaikan Luk 24:52 dst, melalui penampakan- penampakan dan pembicaraan- pembicaraan yang tidak terjadi di Galilea, Luk 24:13-51; dan bdk Luk 24:6 dengan Mrk 16:7; Mat 28:7, 16:20; dan dari sanalah Injil bertolak lagi untuk diwartakan kepada dunia semesta, Mat 24:47; Kis 1:8.
Kalau perbandingan terperinci antara Luk dan sumber-sumbernya diteruskan, baik sumber yang paling dikenal ialah Mrk maupun sumber-sumber yang juga tampil dalam bagian-bagian Mat yang sejalan dengan Luk, maka orang seolah-olah dapat melihat bagaimana bekerjanya seorang penulis yang dengan saksama menyadur, meninggalkan atau menambah dengan maksud menyajikan bahan-bahannya dengan caranya sendiri, sementara menghindarkan atau memperlunak apa yang menusuk hatinya sendiri atau barangkali dapat menyakiti hati sidang pembaca (8:43 dibandingkan dengan Mrk 5:26; ditinggalkan Mrk 9:43-48; 13:32; dll) atau juga kurang dapat dipahami oleh mereka (ditinggalkan Mrk 4:13; 8:32 dst 14:50) atau memaafkan (Luk 9:45; 18:34; 22:45) para rasul dan menjelaskan istilah yang kurang terang (Luk 6:15) atau lebih jauh menentukan tempat terjadinya hal tertentu, Luk 4:31; 19:28 dst, Luk 37; 23:51, dll. Berkat penyaduran-penyaduran banyak dan halus tersebut dan terutama berkat tembahan-tambahan hasil penyelidikannya sendiri Lukas memperlihatkan reaksi- reaksi dan kecenderungan pribadinya. Tegasnya melalui alat terpilih, ialah Lukas, Roh Kudus menyajikan kepada kita kabar injili dengan cara yang asli benar dan yang berisikan ajaran yang sangat bernilai. Memang halnya bukan pokok-pokok teologis yang amat menyolok (gagasan-gagasan utama sama saja dalam Luk, Mat dan Mrk), melainkan suatu mentalita keagamaan. Dalam mentalita yang dengan halusnya terpengaruh oleh guru Lukas, yaitu Paulus, itu diketemukan kecenderungan hati yang merupakan ciri khas watak Lukas. Sebagai "Penulis kelembutan hati Tuhan" (Dante) Lukas suka menonjolkan belaskasihan Kristus kepada kaum berdosa, Luk 15:1 dst, Luk 7, 10; 15:11-32; 19:1-10; 23:34, 39-43. Dengan senang hati Lukas memperlihatkan kelembutan hati Yesus terhadap orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, Luk 1:51-53; 6:20-26; 12:13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, 1:51-53; 6:20-26; 12::13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang bertobat dan menyangkal dirinya. Dan di sini hati Lukas yang lemah lembut ternyata hati jantan. Lukas sudah mengulang tuntutan penyangkalan diri yang mutlak dan pantang mundur, 14:25-34, khususnya tuntutan meninggalkan kekayaan, 6:34 dst; 12:33; 14:12-14; 16:9-13. Perlu diperhatikan juga bagian- bagian yang tercantum dalam injil ketiga : mengenai perlunya berdoa, 11:5-8; 18:1-8, dan teladan Yesus di bidang itu, 3:21; 5:16; 6:12; 9:28. Akhirnya sama seperti dalam Kis dan surat-surat Paulus, demikianpun dalam Luk Roh Kudus berperanan besar yang suka ditonjolkan oleh Lukas dalam 1:15, 35, 41, 67; 2:25- 27; 4:1, 14, 18; 10:21; 11:13; 24:49. Unsur ini bersama dengan suasana rasa syukur karena anugerah yang diterima dari Allah dan kegembiraan rohani yang meresap ke dalam seluruh injil ketiga itu, 2:14; 5:26; 10:17; 13:17; 18:43; 19:37; 24:51 dst, memberikan kepada karya Lukas ciri kemesraan yang mengesan di hati menghangatkan batin.
Gaya bahasa Mrk agak kasar sedikit, penuh dengan kata dan ungkapan yang berbau bahasa Aram, dan kerap kali kurang tepat bahkan salah. Tetapi gaya bahasanya juga segar bugar dan populer, sehingga toh memikat hati. Gaya bahasa Mat masih juga berbau bahasa Aram, tetapi bahasa Yunaninya lebih halus, kurang konkrit tapi lebih tepat. Gaya bahasa Luk sesungguhnya agak majemuk: bahasa Yunaninya adalah bermutu, kalau Lukas sendiri menulis; bahasa kurang bermutu diterima Lukas begitu saja untuk menghormati sumber-sumbernya, yang kekurangan dalam bahasa kadang-kadang dipertahankan oleh Lukas meskipun berusaha memperbaikinya. Lukas juga dengan sengaja dan mahir meniru gaya bahasa alkitabiah yang terdapat dalam Septuaginta.
Ende: Lukas (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasu...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasul- rasul. Menurut riwajat lisan ia berasai dari Antiochia, ibu kota propinsi Siria, dan bangsa Siria, djadi bekas penjembah dewa-dewa.
Tentang asal mula umat di Antiochia dapat kita batja dalam Kis. Ras.
Lukas dalam karangan-karangannja tak pernah menjatakan sesuatu tentang dirinja. Hanja dalam Kis. Ras. ia sering menulis sebagai penjaksi mata. Kalau ia bertjeritera dengan memakai kata-djamak"kami", sudah tentu bahwa ia sendiri turut menjaksikan dan mengalami apa jang diberitakannja. Dari itu kita tahu tjukup pasti, bahwa ia mengiring Paulus pada perdjalanan kerasulan Paulus jang kedua, mulai dari Troas sampai ke Pilipi di Masedonia (Kis. Ras. 16:11-40). Dan waktu Paulus terpaksa meninggalkan kota Pilipi itu, Lukas tinggal disitu. Pada achirnja perdjalanan Paulus jang ketiga (Kis. Ras. 20:5-21:18) Lukas mengikuti Paulus pula dari Pilipi ke Jerusalem. Dan selama Paulus dalam tahanan di Sesarea, dua tahun lamanja, Lukaspun rupanja tinggal di Palestina. Sesudah itu iapun menemani Paulus pada pelajaran sebagai tahanan ke Roma, dan tinggal disitu bersama dengan Paulus selama tahanan itu; kemudian dalam tahanan kedua djuga. Batjalah Kis. Ras. bab 27 dan 28, Pilemon 24, lagi 11 Tim. 4:11. Menurut dugaan jang sangat umum Lukas menulis kedua karangan di Roma.
Tudjuan "Indjil ketiga"
Dalam kata pembukaan (1:1-4) Lukas mempersembahkan karangannja kepada seorang jang dinamakannja "Teofilus jang Mulia", dan ia menerangkan bahwa maksud tulisannja ialah meneguhkan dan memperdalam kejakinan Teofilus itu akan kebenaran adjaran-adjaran jang telah diadjarkan kepadanja. Tetapi tentu sadja tudjuan Lukas tidak terbatas pada seorang perseorangan. Dapat kita bajangkan, bahwa dengan "Teofilus" itu dimaksudkari tiap-tiap "Pentjinta Allah" (kata "teofilus" berarti pentjinta Allah), jaitu tiap-tiap orang beriman, jang ingin memperluas pengetahuan dan memperdalam pengertiannja ahan Indjil, guna menjempurnakan diri menurut tjita-tjita Indjil.
Tentang sumber-sumber jang digunakan Lukas
Dari tjatatan-tjatatan dalam fasal pertama kata-pengantar ini, sudah terang bahwa mengenai karangan Indjilnja Lukas bukan penjaksi mata. Menurut perkataannja dalam kata-pembukaan dapat diduga bahwa digunakannja pelbagai sumber dan djuga sumber-sumber tertulis. Para ahli tafsir dewasa irli umumnja berpendapat, bahwa Lukas sangat bergantung pada karangan Markus, mengenai susunan seluruhnja, tetapi djuga isi dan bentuk banjak tjeritera. Tetapi ia tidak mendjiplak sadja, melainkan merigolah segalanja menurut bakat dan selera serta penjelidikannja sendiri. Tetapi ada lain-lain sumber tertulis lagi jang digunahannja.
Tetapi sumber utama bagi Lukas ialah tradisi jang hidup dalam kerugma dan katechese. Dan dalam "menjelidiki segalanja dengan teliti" (1:3) ia mendapat banjak kesempatan untuk berbitjara dengan penjaksi-penjaksi mata seperti murid- murid Jesus, chususnja sepandjang dua tahun tahanan Paulus di Sesarea. Ada jang beranggapan, dan memang ada kemungkinan, bahwa waktu itu ia djuga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ibu Jesus dan kaum keluarga Joanes Pemandi, atau imam-imam dari kalangan mereka, untuh berwawantjara dengan mereka tentang masa ke-kanak-kanak-an Jesus. Tetapi sebab kedua bab pertama dari Indjil ini sangat bertjorak lbrani, lain sekali dari karangan selandjutnja, maka agah terang bahwa Lukas mengambil bahannja dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Ibrani djuga. Itu chususnja mengenai madah-madah jang terdapat dalam kedua bab itu. Barangkali Lukas segan mengolah bahan-bahan itu dalam bahasa Junani jang murni, supaja djangan kiranja kehilangan suasana asli jang penuh kegembiraan halus dan sutji atas fadjar keselamatan jang mulai menjingsing.
Jesus dalam Indjil ketiga tidak berbeda dengan Jesus seperti Ia digambarkan dalam karangan-karangan jang lain; hanja ada segi-segi jang istimewa berkesan pada Lukas dan sebab itu ditondjolkannja. Misalnja sikap Jesus terhadap orang- orang ketjil, jang menderita, jang bertjatjat atau dalam kesusahan manapun djuga. Ia bukan menolong mereka sadja, melainkan melakukan itu dengan perasaan tjinta jang sungguh-sungguh dan halus, penuh penghargaan dan hormat. Betapa mengharukan misalnja iba-kasihan Jesus terhadap wanita djanda jang kematian putera-tunggalnja, di Naim (7:11-17).
Jang chususnja ditondjolkan Lukas lagi, ialah kemurahan, penghargaan dan hormat Jesus kepada orang-orang berdosa. la tahu bahwa kebanjakan mereka pada dasar hati orang baik, jang dapat diinsjafkan akan dosanja, sehingga bertobat. Lukas satu-satunja jang menurunkan kepada kita beberapa tjeritera dan perumpamaan pertobatan orang-orang berdosa, jang merawankan dan memurnikan hati tiap-tiap pembatja jang luhur hati, dan sanggup memulihkan penghargaan diri dan memberikan harapan tiap-tiap orang jang merasa dirinja berdosa, termasuk kita sendiri. Batjalah dan renungkanlah tjeritera wanita djalang (7:36-58); anak hilang (15:11-52); pemungut bea (18:9-14); Zacheus (19:1-10). Dan dimana sadja terdapat suatu kesempatan, Lukas gemay menundjukkan, bahwa usaha penjelamatan Jesus dan tjinta kemanusiaannja meliputi seluruh bangsa manusia. Meskipun ia pernah berkata, bahwa tugasnja terbatas pada bangsa Israel (dalam arti bahwa ia harus mendasarkan Keradjaan Allah jang baru diantara mereka), namun Ia baik hati, penuh penghargaan dan hormat djuga kepada tiap orang "kafir" jang bertemu dengannja, dan Ia menolong tiap-tiap mereka jang minta ditolong.
Suatu kechususan Lukas lagi ialah minatnja terhadap wanita-wanita sutji jang herperanan dalam Indjil. Memang setjara istimewa kepada Bunda Maria, tetapi bagaimana pula ia dengan satu dua kata tahu memudji keluhuran Elisabet, Anna, Marta dan saudarinja Maria, wanita-wanita jang mengikuti Jesus dari Galilea dan melajaniNja, Maria Magdalena jang mengikuti Jesus sampai dikaki salib, wanita Jerusalem jang menangisi Jesus jang sedailg memikul salibnja, dan wanita-wanita jang memandang dari djauh.
Lukas pula lebih dari Mateus dan Markus merasa tertarik kepada hidup kebatinan Jesus, jaitu hubunganNja dengan BapaNja dalam berdoa, dan peranan Roh Kudus dalam hidupNja. Mengenai pergaulan dengan BapaNja, baiklah kita batja dan merenungkan misalnja 3:21; 5:16; 6:12; 9:18; 9:28, dan mengenai hubunganNja dengan Roh Kudus 1:15,55,41,67; 2:25-27; 4:1,14,18; 10:21; 11:15; 14:49. Dan Lukas pula jang sangat menekankan adjaran dan adjakan Jesus, supaja kitapun asjik berdoa dengan penuh pengharapan. Batjalah 11:1-13; 18:1-5; 18:10-14.
Suatu tjiri karangan Lukas jang menjolok lagi, ialah kehalusan perasaannja.
Kalau dibandingkan dengan Mateus dan Markus, Lukas sering sekali meninggalkan
segala bahan, segi-segi peristiwa atau ungkapan-ungkapan, jang mungkin
menjinggung perasaan pembatja-pembatja chususnja jang bukan Jahudi, ataupun
jang inunakin merendahkan adjaran-adjaran Indjil dan tokoh-tokoh sutji dalam
mata mereka. Kalau misalnja ia mengambil alih dari Markus, ia bukan sadja sering
memperbaiki babasanja, melainkan djuga memperhalus gaja bahasanja. Lukas lebih
suka memudji dari pada mengeritik. la nampak segan mengambil alih tjatatan-
tjatatan tentang kurang pengertian dan kelemahan watak rasul-rasul sebelum
Pentekosta, jang djustru ditondjolkan dalam Markus, tentu sadja berdasarkan
tjeritera-tjeritera Petrus. Demikian pula ia mengbindarkan utjapan atau lukisan
segi-segi sikap Jesus, jang barangkali dapat dianggap sebagai suatu kelemahan
pada pribadi Jesus. Bandingkanlah misalnja Mk. 1:45 dengan Lk. 5:14; Mk. 3:5
dengan Lk. 6:10; MI. 9:56 lagi 10:16 dengan Lk. 9:47-48 lagi 18:16; Mk. 14:53-34
dengan Lk. 22:40-41. Tetapi betapapun halus perikemanusiaan Lukas, namun
sedikitpun tidak ia melemahkan sabda Jesus mengenai tuntutan dan sjarat-sjarat
jang harus dipenuhi murid-murid Jesus, jaitu segala penganutnja. Kata
penjalahannja terhadap para pentjinta mamon lebih keras dari pada ungkapan
Mateus terhadap mereka. Djuga menurut Lukas tuntutan dasar dari Keradjan Allah,
ialah roh kemiskinan, apa djuga berarti sikap rendah hati. Lih.
BIS: Lukas (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang
dijanjikan Allah untuk I
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di dalam buku Kisah Rasul-rasul.
Bagian 2 dan 6 (lihat Isi buku di bawah ini) berisi banyak unsur cerita yang hanya terdapat dalam buku Kabar Baik ini. Misalnya, cerita tentang nyanyian para malaikat serta kunjungan para gembala pada saat kelahiran Yesus, Yesus di Rumah Tuhan ketika masih anak-anak, dan juga perumpa maan tentang Orang Samaria yang baik hati dan Anak yang hilang. Buku ini sangat menekankan juga hal doa, Roh Allah, peranan wanita dalam pelayanan Yesus dan pengampunan dosa oleh Allah.
Isi
- Pendahuluan
Luk 1:1-4 - Kelahiran dan masa kanak-kanak dari Yohanes Pembaptis dan Yesus
Luk 1:5-2:52 - Pelayanan Yohanes Pembaptis
Luk 3:1-20 - Baptisan Yesus dan cobaan terhadap diri-Nya
Luk 3:21-4:13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Luk 4:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Luk 9:51-19:27 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Luk 19:28-23:56 - Kebangkitan Yesus dari kematian, penampakan diri-Nya
dan terangkat-Nya ke surga
Luk 24:1-53
Ajaran: Lukas (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah
kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelah
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelahiran-Nya sampai kepada kematian-Nya. Dan mengenal akan kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia yang sejati dan suci, penuh kesederhanaan dan ketulusan hati, sebagai teladan mereka dalam hidup kekristenan.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 62 SM.
Penerima : Theofilus (artinya sahabat Allah) Dan juga kepada orang-orang yang percaya pada Yesus.
Isi Kitab: Injil Lukas terdiri atas 24 pasal. Isi Injil ini menjelaskan kasih karunia Allah bagi segala bangsa. Orang-orang yang dipandang rendah oleh dunia, tidak dipandang rendah oleh Allah, seperti kaum wanita dan juga orang-orang miskin. Di dalam Injil ini juga nampak kesucian, kesederhanaan, dan keluhuran budi Tuhan Yesus sebagai manusia sejati. Bagi orang Kristen Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan sempurna. Karena itu, orang Kristen dipanggil untuk hidup seperti Yesus hidup.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Lukas
_Bagian Pertama_
Pengajaran tentang Yesus Kristus sebagai anak manusia, yang dibuktikan dengan perasaan dan sikap yang diperlihatkannya terhadap orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat
Pendalaman
- Bacalah pasal Luk 7:13. Nats ini menceritakan tentang seorang janda yang kematian anaknya. Tuhan Yesus yang melihat kesedihan janda itu, merasa kasihan sehingga ia menghidupkan anak yang sudah mati itu. Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah manusia sejati dan juga Allah sejati. Selain itu ayat ini juga mengajarkan setiap orang percaya untuk mengasihi orang lain. _Tanyakan_: pernahkah saudara mengasihi orang lain?
- Bacalah pasal Luk 7:37-50. Tuhan Yesus memperhatikan dan mengampuni wanita berdosa yang bertobat.
- Bacalah pasal Luk 10:25-37. Bagian ini menjelaskan perumpamaan Tuhan Yesus, tentang seorang Samaria yang lebih baik hati dari para imam Yahudi. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untuk mengasihi dengan tidak memandang suku bangsa, atau kaya miskin. Sudahkah saudara menolong orang lain?
- Bacalah pasal Luk 15:1-7. Tuhan Yesus bergaul dengan para pemungut cukai, karena mereka mau mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan bertobat dari perbuatan pemerasan yang mereka lakukan.
- Bacalah pasal Luk 16:20-21. Bagian ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua manusia, sampai kepada para pengemis. Bagaimanakah dengan kasih saudara? Apakah saudara mengasihi orang-orang yang dapat memberikan sesuatu kepada saudara saja?
- Bacalah pasal Luk 17:12. Bagian ini menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengasihi dan memperhatikan orang-orang sakit. Apakah yang saudara lakukan terhadap seorang saudara/anggota/jemaat yang sedang sakit lagi miskin?
- Bacalah pasal Luk 23:40-43. Tuhan Yesus memperhatikan seorang penjahat dan juga mengampuni dosanya, karena ia mau bertobat.
_Bagian Kedua_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, memberikan teladan dalam kehidupan doa, khususnya berhubungan dengan peristiwa/kegiatan penting
Pendalaman
- Ia berdoa di saat pembaptisan (Luk 3:21).
- Ia berdoa sesudah mujizat-mujizat dilaksanakan (Luk 5:15-16).
- Ia berdoa sebelum memilih murid-murid-Nya (Luk 6:12).
- Ia berdoa sebelum memberikan nubuat pertama tentan penderitaan-Nya (Luk 9:18-22).
- Ia berdoa pada saat permuliaan-Nya di bukit (Luk 9:29).
- Ia berdoa di saat ketujuh puluh murid-Nya kembal (Luk 10:17-21).
- Ia berdoa sebelum mengajar murid-murid-Nya tentang car berdoa (Luk 11:1).
- Ia berdoa di Taman Getsemani menjelang penderitaan-Ny (Luk 22:39-46).
- Ia berdoa di atas salib (Luk 23:34,46).
Tuhan Yesus selalu berdoa dalam setiap keadaan dan keperluan, maka apakah yang saudara lakukan pada saat-saat menghadapi keperluan/kepentingan dalam hidup?
_Bagian Ketiga_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, mengasihi semua manusia di dunia
Pendalaman
Bacalah pasal Luk 3:6; 24:46-53. Bagian ini menjelaskan, bahwa keselamatan adalah untuk setiap manusia yang percaya pada Tuhan Yesus. Dengan demikian setiap orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, haruslah juga memberitakan keselamatan itu kepada orang lain. Berdasarkan pasal Luk 24:47-48, siapakah yang bertugas untuk meneruskan berita pengampunan dosa ini kepada semua manusia? Sudahkah saudara menginjili?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Lukas jelaslah kita lihat bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Manusia sejati, yang dibuktikan melalui kehidupan-Nya sehari-hari.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Lukas?
- Apakah pokok pengajaran Injil Lukas?
- Buktikanlah bahwa Yesus Kristus adalah anak manusia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dari mempelajari Injil Lukas?
Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan se
Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?
Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan sekerja rasul Paulus (Kol 4:14; File 24 dan 2Tim 4:11). Lukas sendiri bukanlah seorang saksi mata dari kehidupan Yesus (Luk 1:1-4). Tradisi mengatakan bahwa ia seorang bukan Yahudi, berstatus bujangan dan hidup sampai usia delapan puluh empat tahun.
MENGAPA INJIL INI DITULIS?
Lukas mempunyai beberapa tujuan:
1. Ia ingin menulis kisah kehidupan Yesus secara teratur yang berdasarkan bukti dari saksi mata yang benar (Luk 1:1-4).
2. Ia ingin mencatat permulaan dan perkembangan Kekristenan, yang dikerjakannya dalam dua bagian. Kisah para Rasul merupakan buku kedua. Lukas menunjukkan bagaimana Allah bekerja di sepanjang sejarah dan khususnya mengenai cara bagaimana para pengikut Yesus dengan cepat tersebar dari Galilea ke Roma.
3. Ia ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi semua golongan manusia dan bukan hanya bagi sekelompok orang.
4. Ia ingin menunjukkan kepada para penguasa Romawi bahwa Kekristenan bukanlah ancaman bagi tatanan politik yang baik.
SIAPA SAJA PEMBACA INJIL LUKAS?
1. Lukas menujukan Injilnya kepada Teofilus (Luk 1:3), yang boleh jadi adalah seorang bukan Yahudi dari golongan menengah atas yang sudah bertobat dan menjadi Kristen. Namanya berarti 'dikasihi Allah', tetapi selain itu tidak ada lagi yang kita ketahui tentang dia.
2. Disamping itu Lukas berharap mendapatkan sidang pembaca yang lebih luas, yang mencakup orang-orang bukan Yahudi lainnya dan mungkin khususnya para aparat pemerintahan Romawi.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Cara Lukas bercerita tak ada bandingannya. Kemampuannya menyusun kata-kata tampak dalam gaya bahasa Yunaninya yang sangat baik.
2. Lukas juga lebih tertarik dengan kehidupan manusiawi Yesus dan lebih banyak bercerita mengenai awal hidup dan masa kanak-kanak Yesus dibanding dengan Injil-injil lainnya.
3. Dalam hal-hal lain, Injil Lukas juga lebih lengkap mencatat lebih banyak perumpamaan, kisah tentang banyak orang, serta kebangkitan Yesus dibanding dengan Injil lainnya.
4. Lukas lebih menunjukkan perhatiannya kepada pribadi-pribadi, khususnya anak-anak dan orang-orang yang tersingkir dari masyarakat, daripada para penulis Injil lainnya.
5. Lukas juga mempunyai perhatian khusus lainnya, sebagai contoh tentang: doa, Roh Kudus dan tema sukacita.
Pesan
1. Kabar baIk tentang keselamatan.Berita dari Lukas ialah bahwa Allah telah datang untuk menyelamatkan manusia
dari dosa dan keadaan mereka.
o Allah adalah Juruselamat. Luk 1:47
o Kristus dilahirkan untuk menyelamatkan. Luk 2:11, 30; 3:6
o Dia datang untuk menyelamatkan yang hilang. Luk 19:9, 10
o Keselamatan datang oleh iman. Luk 7:50;8:12
o Keselamatan berarti kehilangan nyawa sekarang. Luk 9:24
o Keselamatan dimungkinkan karena Kristus tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri. Luk 23:35-43
o Keselamatan tersedia saat ini. Luk 4:21; 19:9
2. Kabar baik tentang Kerajaan Allah.
Bagian pusat Injil Lukas (Luk 9:51-19:44) banyak
berbicara mengenai Kerajaan Allah yang menjadi pusat dari khotbah Yesus. Luk 4:43; 8:1
o Kerajaan Allah itu kekal. Luk 1:33
o Kerajaan Allah milik orang yang miskin. Luk 6:20
o Murid-murid-Nya harus memberitakan
o Kerajaan Allah. Luk 9:2, 11
o Kepentingan Kerajaan Allah harus didahulukan. Luk 9:60-62; 12:31
o Umat harus berdoa untuk Kerajaan Allah. Luk 11:2
o Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah. Luk 12:32; 22:29
o Kerajaan Allah seperti... Luk 13:18-30
o Orang kaya sukar untuk masuk. Luk 18:18-30
o Kerajaan Allah sudah dekat sekarang. Luk 10:9, 11; 11:20; 17:20, 21
o Tetapi, Kerajaan Allah juga akan datang. Luk 24:31
3. Kabar baik terlIhat dalam diri Yesus.
Kabar baik bukanlah suatu dongeng atau cerita anak-anak tetapi didukung oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus.
o Sejarah itu penting. Luk 1:1-4
o Allah telah merencanakannya sejak dahulu kala. Luk 3:23-38
o Allah bekerja di dalam kehidupan Yesus.
Banyak saksi mata melihatnya:
- pada saat kelahiran-Nya. Luk 2:30
- pada saat Yesus dibaptis. Luk 3:22
- dalam mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Luk 4:36; 7:16
- dalam kematian-Nya. 23:39-49
- dalam kebangkitan-Nya. Luk 24:1-49 Yesus masih bekerja melalui murid-murid-Nya. Luk 24:48
Yesus sedang bekerja di seluruh dunia. Yerusalem hanyalah permulaan saja. Luk 24:47
Penerapan
Berita Injil Lukas dapat diterapkan kepada dua golongan utama:1. Kepada mereka yang tidak percaya kepada Yesus.
Percaya kepada Yesus berarti:
o mempercayai kesaksian sejarah
o mengenaI pengampunan Allah
o mampu untuk hidup baru
o ikut ambil bagian dalam Kerajaan Allah
o tidak menuntut segala yang terbaik atau terhormat
o dituntut untuk rendah hati dan mau mengorbankan segalanya bagi Yesus
o mendapat anugerah besar pada masa yang akan datang
2. Kepada mereka yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus. Iman kepada Yesus
berarti Anda harus:
o bersukacita dan bersyukur dalam kehidupan
o meneladani kasih Yesus kepada semua orang
o ikut ambil bagian dalam penyebaran kabar baik tentang Kerajaan Allah.
o "mematikan" diri sendiri setiap hari
o berdoa seperti yang diajarkan Yesus
o menjadikan Kerajaan Allah prioritas Anda yang jelas
o percaya bahwa Allah mengendalikan dunia
Tema-tema Kunci
Inilah sebagian dari ajaran-ajaran penting dalam Injil Lukas: 1. Doa. Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus: Luk 3:21; 5:16; 6:12; 9:18-22, 29; 10:17-21; 11:1; 22:39-46; 23:34, 46. Ia juga mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tentang doa: Luk 11:5-13; 18:1-8. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat tersebut tentang kapan Anda harus berdoa, bagaimana berdoa dan apa yang didoakan?
2. Roh Kudus. Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan Yesus. Tulislah saat-saat dalam kehidupan Yesus ketika Roh Kudus disebut: contoh Luk 1:35; 4:1, 14, 18; 10:21, 22; 24:49. Apa yang diajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai Roh Kudus?
3. Pujian dan sukacita. Injil Lukas diawali dengan sejumlah lagu pujian: Luk 1:46-55, 68-79; 2:14; dan Luk 2:29- 32. Sebutkan bagian-bagian lain dalam Injil yang berbicara tentang sukacita. 4. Pengampunan. Pada dasarnya kabar baik berisi berita tentang pengampunan dosa. Mengapa pengajaran Yesus mengenai pengampunan menimbulkan perubahan secara besar-besaran? Pelajarilah dengan saksama apa yang Yesus katakan mengenai pengampunan dalam: Luk 5:17-25; 6:37; 7:36-50; 11:4; 17:3-4; 23:34; 24:47.
5. Uang. Lukas lebih banyak berbicara mengenai uang dibandingkan dengan Injil-injil lainnya dan menempatkan masalah orang miskin secara khusus. Lagi-lagi pesannya sangat revolusioner. Carilah ajaran tersebut dalam ayat-ayat berikut: Luk 1:53; 4:18; 6:20; 12:13-34; 15.8-10; 16:1-15, 19-31; 18:1-14; 19:1-27; 20:19-26.
6. Wanita dan anak-anak. Catatlah mengenai beberapa wanita yang terdapat dalam Injil Lukas. Masyarakat pada zaman Yesus biasanya tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian. Tetapi, Lukas menekankan mengenai kasih Allah terhadap semua orang bahkan terhadap wanita, orang-orang yang tersingkir dan anak-anak. Pelajarilah ayat-ayat tentang anak-anak berikut ini dan buatlah ringkasan dari ajaran yang terdapat di dalamnya: Luk 8:40-56; 9:37-43, 46-48; 18:15-17.
Garis Besar Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis
Luk 1:26-
[1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 1:26-38 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus |
Luk 1:39-56 | Kunjungan Maria ke rumah Elizabet |
Luk 1:57-80 | Kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 2:1-38 | Kelahiran Yesus |
Luk 2:39-52 | Masa kanak-kanak Yesus |
Luk 3:1-22 | Khotbah Yohanes Pembaptis |
Luk 3:23-38 | Silsilah Yesus |
Luk 4:1-13 | Pencobaan Yesus |
[3] SANG JURUSELAMAT DI GALILEA Luk 4:14-9:50
Luk 4:14-30 | Yesus memulai pelayanan-Nya |
Luk 4:31-44 | Yesus menyembuhkan di Kapernaum |
Luk 5:1-26 | Yesus melakukan mukjizat |
Luk 5:27-39 | Panggilan dan di rumah perjamuan |
Luk 6:1-11 | Lewi Perdebatan mengenai hari Sabat |
Luk 6:12-16 | Yesus memilih murid-murid-Nya |
Luk 6:17-49 | Yesus berkhotbah di depan orang banyak |
Luk 7:1-17 | Mukjizat kesembuhan dan kebangkitan orang mati |
Luk 7:18-35 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes terjawab |
Luk 7:36-50 | Seorang pelacur menyembah Yesus |
Luk 8:1-21 | Mengajar firman Allah |
Luk 8:22-56 | Tiga mukjizat lagi |
Luk 9:1-6 | Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk misi penginjilan |
Luk 9:7-9 | Reaksi Herodes terhadap Yesus |
Luk 9:10-17 | Pemberian makan kepada lima ribu orang |
Luk 9:18-27 | Yesus menanyakan pertanyaan yang penting |
Luk 9:28-36 | Transfigurasi (perubahan rupa) Yesus |
Luk 9:37-50 | Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya |
[4] SANG JURUSELAMAT PERGI KE YERUSALEM Luk 9:51-19:44
Luk 9:51-62 | Harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus |
Luk 10:1-24 | Pengutusan tujuh puluh murid |
Luk 10:25-37 | Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik |
Luk 10:38-42 | Maria dan Marta |
Luk 11:1-13 | Ajaran tentang doa |
Luk 11:14-36 | Ajaran tentang roh-roh dan tanda-tanda |
Luk 11:37-54 | Kecaman terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat |
Luk 12:1-59 | Mengajar orang banyak |
Luk 13:1-9 | Kecuali jika engkau bertobat... |
Luk 13:10-17 | Seorang wanita cacat disembuhkan |
Luk 13:18-30 | Kerajaan Allah itu seperti... |
Luk 13:31-35 | Yerusalem dan para nabi |
Luk 14:1-24 | Makan malam bersama seorang Farisi |
Luk 14:25-35 | Harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang murid |
Luk 15:1-32 | Tiga kisah tentang yang hilang |
Luk 6:1-31 | Ajaran tentang uang |
Luk 17:1-10 | Ajaran tentang pelayanan |
Luk 17:11-19 | Penyembuhan sepuluh orang kusta |
Luk 17:20-37 | Kedatangan Kerajaan Allah |
Luk 18:1-17 | Ajaran mengenai keadilan dan kerendahan hati |
Luk 18:18-34 | Yesus bertemu dengan seorang penguasa muda yang kaya-raya |
Luk 18:35-43 | Mata seorang pengemis dicelikkan |
Luk 19:1-10 | Yesus bertemu Zakheus |
Luk 19:11-27 | Perumpamaan tentang uang mina |
Luk 19:28-44 | Masuk ke Yerusalem |
[5] JURUSELAMAT DI YERUSALEM Luk 9:45-24:53
Luk 19:45-21:4 | Yesus mengajar di Bait Allah |
Luk 21:5-38 | Yesus berbicara mengenai akhir zaman |
Luk 22:1-38 | Perjamuan Malam Terakhir |
Luk 22:39-53 | Kejadian di taman Getsemani |
Luk 22:54-62 | Penyangkalan Petrus |
Luk 22:63-23:25 | Pengadilan atas Yesus |
Luk 23:26-56 | Penyaliban dan penguburan |
Luk 24:1-49 | Kebangkitan |
Luk 24:50-53 | Kenaikan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi