Teks -- Matius 13:31 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mat 13:31
BIS -> Mat 13:31
BIS: Mat 13:31 - sawi sawi: Sawi yang dimaksudkan di sini ialah sejenis tanaman yang dapat tumbuh setinggi kira-kira tiga meter.
sawi: Sawi yang dimaksudkan di sini ialah sejenis tanaman yang dapat tumbuh setinggi kira-kira tiga meter.
Jerusalem -> Mat 13:3-51; Mat 13:31-33
Jerusalem: Mat 13:3-51 - banyak hal dalam perumpamaan Pada dua perumpamaan yang juga terdapat dalam Markus, Matius masih menambah lima perumpamaan lain, sehingga jumlahnya genap tujuh.
Pada dua perumpamaan yang juga terdapat dalam Markus, Matius masih menambah lima perumpamaan lain, sehingga jumlahnya genap tujuh.
Jerusalem: Mat 13:31-33 - -- Seperti biji sesawi dan ragi, demikianpun Kerajaan Allah mula-mula sangat sederhana, tetapi kemudian mengalami perkembangan yang besar.
Seperti biji sesawi dan ragi, demikianpun Kerajaan Allah mula-mula sangat sederhana, tetapi kemudian mengalami perkembangan yang besar.
Ende -> Mat 13:31-32
Perumpamaan ini menilik perkembangan lahiriah umat Allah.
Ref. Silang FULL -> Mat 13:31
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 13:24-43
Matthew Henry: Mat 13:24-43 - Perumpamaan tentang Lalang, Biji Sesawi, Ragi, dan Lain-lain Perumpamaan tentang Lalang, Biji Sesawi, Ragi, dan Lain-lain (13:24-43)
Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang:
I. Alasan lain mengapa Kristus...
Perumpamaan tentang Lalang, Biji Sesawi, Ragi, dan Lain-lain (13:24-43)
- Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang:
- I. Alasan lain mengapa Kristus mengajar dalam perumpamaan (ay. 34-35). Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, sebab waktunya belum tiba untuk mengungkapkan rahasia-rahasia Kerajaan Sorga secara lebih jelas dan lebih terang-terangan. Untuk membuat orang banyak terus mengikuti-Nya dan tetap berharap kepada-Nya, Kristus berkhotbah dalam perumpamaan dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, yaitu, pada waktu itu dan dalam khotbah ini. Perhatikanlah, Kristus mencoba segala macam jalan dan cara untuk membawa kebaikan kepada jiwa-jiwa manusia dan untuk meninggalkan kesan-kesan yang baik dalam diri mereka. Jika orang tidak dapat diajar dan dijamah dengan khotbah yang jelas dan sederhana, maka Ia akan mencoba menggunakan perumpamaan kepada mereka, dan alasan yang diberikan di sini adalah supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi. Bagian yang dikutip ini diambil dari bagian pembuka dalam kitab Mazmur 78:2, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan." Apa yang dikatakan Pemazmur Daud, atau Asaf, dalam bagian Mazmur itu, diterapkan ke dalam khotbah Kristus, dan teladan yang agung dalam Mazmur ini pada jauh hari sebelumnya sudah ada untuk membenarkan cara mengajar dengan menggunakan perumpamaan, untuk melawan orang yang tidak menyukainya. Berikut ini kita melihat,
- . Isi khotbah Kristus. Ia mengajarkan hal-hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan. Rahasia Injil tersembunyi dalam Allah, dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan hukum-hukum-Nya, sejak permulaan dunia (Ef. 3:9; bdk. Rm. 16:25; 1Kor. 2:7; Kol. 1:26). Jika kita senang dengan catatan-catatan mengenai hal-hal purbakala dan dengan penyataan hal-hal yang rahasia, maka kita pasti akan menerima Injil dengan sangat sukacita, sebab di dalamnya terdapat berbagai hal dari zaman purbakala dan rahasia-rahasia yang begitu mengagumkan! Dari permulaan dunia Injil diselubungi dengan contoh-contoh dan bayangan-bayangan yang kini telah diungkapkan, dan rahasia-rahasia itu sekarang telah menjadi hal-hal yang dibukakan bagi kita dan bagi anak-anak kita (Ul. 29:29).
- . Cara Kristus berkhotbah. Ia berkhotbah dalam perumpamaan, dalam perkataan-perkataan yang bijak, namun berbentuk kiasan, sehingga mampu menarik perhatian dan membuat orang ingin menyelidikinya dengan lebih giat lagi. Ungkapan-ungkapan Salomo yang bijak dan padat, yang dipenuhi dengan berbagai perbandingan, disebut dengan amsal atau perumpamaan. Ini kata yang sama yang dipakai oleh Kristus. Akan tetapi, dalam perumpamaan, seperti juga dalam hal-hal lainnya, sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo, dan di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat.
- II. Perumpamaan tentang lalang dan penjelasannya. Keduanya harus dilihat secara bersama-sama, sebab penjelasan menerangkan perumpamaan, dan perumpamaan menggambarkan penjelasan.
- Perhatikanlah:
- . Permintaan murid-murid kepada Guru mereka agar perumpamaan ini dijelaskan kepada mereka (ay. 36). Yesus meninggalkan orang banyak itu; dikhawatirkan banyak dari mereka pergi tanpa menjadi lebih bijaksana daripada ketika mereka datang. Mereka sudah mendengar bunyi kata-kata, dan cuma itu saja. Sangatlah menyedihkan kalau kita memikirkan betapa banyaknya orang yang pergi tanpa memiliki firman anugerah dalam hati mereka setelah mendengarkan khotbah. Kristus pulang, bukan karena Ia ingin beristirahat, melainkan terlebih untuk berbicara secara pribadi dengan murid-murid-Nya, yang kepada mereka perintah-perintah dalam semua pengajaran-Nya terutama dimaksudkan. Kristus bersedia berbuat baik di mana saja, dan dalam hal ini murid-murid-Nya mengambil kesempatan baik yang ada, dan mereka pun datang kepada-Nya. Perhatikanlah, orang yang ingin bijaksana dalam segala hal harus bijaksana untuk mengetahui dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang mereka dapatkan, terutama untuk berbicara dengan Kristus, berbicara dengan-Nya secara pribadi, dalam renungan dan doa pribadi. Sangatlah baik bagi kita apabila setelah kembali dari ibadah bersama, kita membicarakan apa yang kita dengarkan di sana. Dalam pembicaraan yang akrab itu kita berusaha membantu satu sama lain untuk mengerti dan mengingatnya, supaya bisa dijamah olehnya, sebab kita akan kehilangan banyak keuntungan dari sebuah khotbah jika setelah mendengarkannya kita malah membicarakan hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat (Luk. 24:32; Ul. 6:6-7). Bila memang memungkinkan, maka jauh lebih baik lagi jika kita bisa bertanya langsung kepada para pelayan firman itu apa arti dari khotbah yang baru mereka sampaikan, sebab bibir mereka memelihara pengetahuan (Mal. 2:7). Perbincangan secara pribadi seperti ini banyak membantu kita mengambil manfaat dari khotbah yang disampaikan secara umum. Dalam percakapan pribadilah Natan menunjuk kepada Daud, "Engkaulah orang itu," dan perkataan ini sungguh menyentuh hati Daud.
- Permintaan murid-murid kepada Guru mereka adalah, "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ini mengisyaratkan bahwa mereka mengaku kalau mereka tidak tahu, dan mereka mengatakannya tanpa malu-malu. Mungkin saja mereka memahami perumpamaan itu secara umum, tetapi mereka ingin mengertinya secara lebih khusus, dan ingin memastikan bahwa pengertian mereka itu sudah benar. Perhatikanlah, orang yang sadar akan ketidaktahuan mereka dan yang benar-benar ingin diajar sudah bertindak benar dengan mau mendengarkan ajaran Kristus. Ia akan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati (Mzm. 25:8-9), tetapi juga untuk itu Ia akan banyak ditanyai. Jika ada orang yang butuh pengajaran, biarlah ia memintanya kepada Allah. Kristus menjelaskan perumpamaan sebelumnya tanpa diminta, namun untuk perumpamaan ini, murid-muridlah yang meminta penjelasannya kepada-Nya. Perhatikanlah, belas kasihan yang sudah kita terima haruslah kita manfaatkan, baik untuk memberi kita petunjuk akan apa yang harus didoakan maupun untuk memberi kita dorongan di dalam doa. Terang dan anugerah yang diberikan pertama kali adalah untuk mencegah kita dari hal-hal yang tidak diinginkan, namun pengembangan-pengembangan selanjutnya dari terang dan anugerah itu harus kita doakan setiap hari.
- . Penjelasan Kristus mengenai perumpamaan itu, dalam memenuhi permintaan mereka. Lihatlah betapa siapnya Kristus memenuhi keinginan-keinginan seperti itu dari para murid-Nya. Nah, inti dari perumpamaan itu adalah untuk memberi kita gambaran mengenai keadaaan saat ini dan keadaan akan datang dari Kerajaan Sorga, mengenai gereja Injil: kepedulian Kristus terhadapnya, permusuhan Iblis terhadapnya, dan percampuran antara kebaikan dan kejahatan yang ada di dalamnya. Perhatikanlah, gereja yang bisa terlihat oleh mata kita adalah Kerajaan Sorga, dan meskipun ada banyak orang munafik di dalamnya, Kristus tetap memerintah di dalamnya sebagai Raja. Ada sisa-sisa umat Allah di dalamnya, yang merupakan pelaku dan ahli waris sorga, dan mereka inilah yang membentuk bagian yang baik dari gereja itu. Gereja adalah Kerajaan Sorga di bumi.
- Sekarang marilah kita lihat hal-hal khusus yang dijelaskan Kristus mengenai perumpamaan itu.
- (1) Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia.
- Yesus Kristus adalah Tuan atas ladang itu, Tuan yang empunya tuaian, Penabur benih yang baik. Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia memberikan pemberian-pemberian kepada dunia, bukan hanya kepada hamba-hamba Tuhan yang baik, melainkan juga kepada orang-orang lain yang baik. Perhatikanlah, semua benih baik yang ada di dunia berasal dari tangan Kristus, dan Dialah yang menaburkannya. Kebenaran-kebenaran yang diberitakan, anugerah yang ditanamkan, dan jiwa-jiwa yang dikuduskan adalah benih-benih yang baik, dan semuanya berasal dari Kristus. Hamba-hamba Tuhan adalah alat-alat di tangan Kristus untuk menaburkan benih yang baik. Mereka dipekerjakan oleh-Nya dan berada di bawah-Nya, dan keberhasilan pekerjaan mereka hanya bergantung pada berkat-Nya. Dengan demikian dapatlah kita berkata bahwa Kristuslah, dan tidak ada yang lain, yang menaburkan benih yang baik. Ia adalah Anak Manusia, salah satu dari kita, agar kita tidak dibuat takut dengan kedahsyatan-Nya. Ia adalah Anak Manusia, Sang Pengantara, yang mempunyai kuasa.
- (2) Ladang ialah dunia, dunia umat manusia, ladang yang luas, yang mampu menghasilkan buah yang baik. Namun, sangat disesalkan bahwa ladang itu menghasilkan begitu banyak buah yang buruk. Dunia di sini adalah gereja yang terlihat oleh mata, tersebar di seluruh dunia dan tidak terbatas pada satu bangsa. Perhatikanlah, dalam perumpamaan ini dunia disebut ladang-Nya, dunia adalah ladang Kristus, sebab semua telah diserahkan kepada-Nya oleh Bapa. Apa pun kuasa dan kepentingan yang dimiliki Iblis di dunia ini, semuanya merupakan barang rampasan, yang diperoleh dengan cara yang tidak benar. Ketika Kristus datang untuk mengambilnya, Ia datang untuk mengambil apa yang menjadi hak-Nya. Dunia ini adalah ladang-Nya, dan karena merupakan milik-Nya, Ia memeliharanya dengan menaburinya dengan benih yang baik.
- (3) Benih yang baik itu ialah anak-anak Kerajaan, orang-orang kudus sejati. Mereka adalah:
- [1] Anak-anak kerajaan. Mereka bukan hanya mengaku-ngaku demikian, seperti halnya orang-orang Yahudi (8:12), melainkan dengan segala ketulusan hati. Mereka adalah orang-orang Yahudi rohani, orang-orang Israel sejati, yang disatukan dalam iman dan ketaatan kepada Yesus Kristus, Sang Raja gereja yang agung.
- [2] Mereka adalah benih yang baik, benih yang berharga (Mzm. 126:6). Benih adalah bagian inti dari ladang, begitu pula dengan tunas yang kudus (Yes. 6:13). Benih itu ditebarkan, begitu pula dengan orang-orang kudus, tersebar di sana-sini, walaupun sebagian tempat memiliki lebih banyak benih yang ditaburkan dibandingkan dengan tempat-tempat lain. Benih adalah sesuatu yang darinya buah diharapkan tumbuh. Buah kehormatan dan pelayanan yang diperoleh Allah dari dunia ini didapati-Nya dari orang-orang kudus, yang telah Ia taburkan sendiri di bumi (Hos. 2:23).
- (4) Lalang adalah anak-anak si jahat. Inilah ciri-ciri orang berdosa, orang munafik, dan semua orang yang cemar dan jahat.
- [1] Mereka adalah anak-anak Iblis, si jahat. Walaupun mereka tidak mengakui namanya, mereka membawa citranya, melampiaskan hawa nafsunya, dan memperoleh pengajaran darinya. Ia berkuasa atas mereka, dan ia bekerja di dalam diri mereka (Ef. 2:2; Yoh. 8:44).
- [2] Mereka adalah lalang di ladang dunia ini. Mereka tidak berbuat baik, mereka hanya menyakiti. Mereka merugikan diri sendiri, dan melukai benih yang baik, entah itu dengan godaan atau dengan penganiayaan. Mereka adalah rumput liar di ladang, mereka disirami dengan hujan yang sama, disinari dengan matahari yang sama, dan tumbuh di tanah yang sama dengan tanaman-tanaman yang baik, namun mereka sama sekali tidak berguna. Mereka adalah lalang di tengah gandum. Perhatikanlah, Allah sudah mengaturnya sedemikian rupa sehingga kebaikan dan kejahatan bercampur bersama di dunia ini, supaya yang baik dapat digunakan, dan yang jahat tidak dapat berdalih apa-apa, dan dengan demikian dibuat suatu perbedaan antara sorga dan bumi.
- (5) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis, musuh bebuyutan bagi Kristus dan bagi semua hal yang baik, bagi kemuliaan Allah yang baik, dan bagi penghiburan serta kebahagiaan semua orang yang baik. Ia adalah musuh bagi ladang dunia ini, yang berusaha ia miliki dengan menaburkan lalang ke dalamnya. Sejak menjadi roh jahat, ia selalu giat menyebarkan kejahatan, dan menjadikannya sebagai pekerjaannya, dengan maksud untuk menghalau pekerjaan Kristus.
- Nah, mengenai lalang yang ditaburkan, perhatikanlah dalam perumpamaan itu:
- [1] Bahwa lalang itu ditaburkan pada waktu semua orang tidur. Para pejabat gereja, dengan kuasa mereka, dan para pelayan Tuhan, dengan pengajaran mereka tertidur, padahal seharusnya mereka bisa mencegah kejahatan ini. Namun mereka tertidur. Perhatikanlah, Iblis mencari-cari segala kesempatan dan memanfaatkan segala keuntungan untuk menyebarkan berbagai macam kejahatan dan kecemaran. Prasangka yang ia tanamkan pada diri orang-orang tertentu terjadi ketika akal budi dan hati nurani tertidur, ketika keduanya lengah. Karena itu kita perlu sadar dan berjaga-jaga. Hal itu terjadi pada malam hari, karena inilah waktunya orang tidur. Perhatikanlah, Iblis berkuasa di dalam kegelapan dunia ini, sebab kegelapan memberinya kesempatan untuk menaburkan lalang (Mzm. 104:20). Ini terjadi ketika orang tidur, dan ini tidak bisa dicegah sebab orang memang memerlukan waktu untuk tidur. Perhatikanlah, tidaklah mungkin bagi kita untuk mencegah orang-orang munafik masuk ke dalam gereja, seperti halnya tidak mungkin bagi seorang petani untuk mencegah musuhnya merusak ladangnya ketika ia sedang tidur.
- [2] Setelah si musuh menaburkan lalang, ia lalu pergi (ay. 25), supaya tidak ada yang tahu siapa yang melakukannya. Perhatikanlah, ketika Iblis melakukan suatu kejahatan yang sangat besar, ia berusaha sebisanya untuk menyembunyikan diri, sebab rancangannya akan hancur jika ia terlibat di dalamnya, dan karena itu, ketika ia datang menaburkan lalang, ia menyamar sebagai malaikat Terang (2Kor. 11:13-14). Ia pergi, seolah-olah tidak berbuat kejahatan apa-apa; seperti itulah jalan perempuan yang berzinah (Ams. 30:20). Perhatikanlah, demikianlah kecenderungan orang yang sudah jatuh di dalam dosa untuk berbuat dosa. Setelah menaburkan lalang, si musuh itu akan pergi begitu saja, sebab lalang itu pasti akan tumbuh sendiri dan melakukan kejahatan. Lain halnya dengan benih yang baik, setelah ditaburkan, harus diurusi, disirami, dan dipagari, kalau tidak, ia akan mati.
- [3] Lalang tidak tumbuh sebelum gandum tumbuh dan mulai berbulir (ay. 26). Ada banyak kejahatan tersembunyi dalam hati manusia, yang lama terkubur di balik jubah pengakuan iman, tetapi pada akhirnya akan meluap juga. Seperti halnya dengan benih yang baik, begitu pula dengan lalang, keduanya tergeletak dalam segumpal tanah selama beberapa waktu, dan ketika pertama kali tumbuh, keduanya sulit dibedakan. Tetapi ketika masa pencobaan datang, yaitu ketika bulirnya muncul, ketika kebaikan harus diperlihatkan di tengah-tengah kesulitan dan bahaya, kita akan menjadi sadar dan dapat melihat perbedaan antara orang yang tulus hati dan orang munafik. Ketika itulah kita bisa berkata, ini gandum dan itu lalang.
- [4] Hamba-hamba, setelah sadar akan keberadaan lalang, mengeluh kepada tuan ladang mereka (ay. 27), "Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan?" Tentu saja, ya. Apa pun yang salah dalam gereja, kita yakin bahwa itu bukanlah karena perbuatan Kristus. Dengan melihat benih yang ditaburkan Kristus, kita dapat bertanya dengan keheranan, "Dari mana datangnya lalang-lalang ini?" Perhatikanlah, timbulnya kesalahan-kesalahan, merajalelanya kejahatan-kejahatan, dan bertumbuhnya berbagai macam kecemaran merupakan persoalan yang sangat membuat sedih semua hamba Kristus, terutama hamba-hamba-Nya yang setia yang ditunjuk untuk mengeluhkan hal itu kepada Dia yang empunya ladang. Sungguh menyedihkan melihat lalang dan rumput liar seperti itu tumbuh di ladang Tuhan, sementara tanah yang baik menjadi sia-sia begitu saja, dan benih yang baik dihimpit. Dan ini semua membawa gambaran buruk terhadap nama dan kehormatan Kristus, seolah-olah ladang-Nya tidak lebih baik daripada ladang seorang pemalas yang semuanya ditumbuhi onak.
- [5] Tuan ladang itu langsung tahu dari mana datangnya lalang itu (ay. 28), "Seorang musuh yang melakukannya." Ia tidak mempersalahkan hamba-hambanya atas hal itu. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mereka sudah melakukan sebisanya untuk mencegahnya. Perhatikanlah, hamba-hamba Kristus yang setia dan rajin tidak akan dihakimi oleh Kristus, dan karena itu mereka juga tidak boleh dipersalahkan oleh manusia atas terjadinya percampuran antara yang jahat dan yang baik, orang munafik dan orang jujur di ladang gereja. Kejahatan-kejahatan itu harus terjadi, dan kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban karenanya jika kita tetap melakukan kewajiban kita, meskipun apa yang kita lakukan itu tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Walaupun mereka tidur, dan asalkan bukan karena mereka suka tidur, walaupun lalang ditaburkan, asalkan bukan mereka yang menaburkannya atau menyiraminya atau membiarkannya ditaburkan, mereka tidak akan dipersalahkan karenanya.
- [6] Hamba-hamba itu sangat ingin mencabut lalang itu. "Maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu sekarang juga?" Perhatikanlah, semangat yang membara dan tanpa pertimbangan dari hamba-hamba Kristus, tanpa bertanya dulu kepada Tuan mereka, kadang-kadang membuat mereka langsung ingin mencabut semua hal yang mereka anggap sebagai lalang, tanpa melihat bahaya akan mengancam gereja, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit?"
- [7] Tuan itu dengan bijak mencegahnya (ay. 29), "Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu." Perhatikanlah, siapa pun tidak mungkin dapat membedakan dengan benar antara lalang dan gandum, pasti ia bisa keliru, dan karena itu Kristus dalam hikmat dan anugerah-Nya mau membiarkan saja lalang itu daripada melakukan sesuatu yang dapat membahayakan gandum. Memang orang-orang yang suka melakukan kejahatan harus diperingatkan, dan kita tidak boleh bergaul dengan mereka. Mereka yang jelas-jelas merupakan anak-anak si jahat tidak boleh dibiarkan mengikuti upacara-upara sakramen di gereja. Akan tetapi, kita harus berhati-hati jangan sampai tindakan ketat itu malah terlalu berlebihan atau keliru pelaksanaannya sehingga membuat jengkel banyak orang yang saleh dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, dalam memberikan hukum gereja kita harus bersikap waspada dan berhati lembut, sebab jika tidak maka gandum akan ikut terinjak-injak, atau malah ikut tercabut. Hikmat dari atas selain murni juga mendamaikan; karena itu, orang yang suka melawan janganlah dikeluarkan, melainkan harus dituntun dengan lemah lembut (2Tim. 2:25). Jika lalang terus dibiarkan berada dalam sarana anugerah, maka mungkin saja ia dapat menjadi gandum yang baik, karena itu bersabarlah dengan mereka.
- (6) Waktu menuai ialah akhir zaman (ay. 39). Dunia ini akan berakhir. Walaupun sudah berlangsung lama, dunia tidak akan berlanjut untuk selamanya; waktu akan segera tertelan dalam kekekalan. Pada saat akhir dunia akan ada masa tuaian yang besar, suatu hari penghakiman. Pada masa tuaian semua sudah matang dan siap untuk dituai, yang baik dan yang buruk semuanya matang pada hari penghakiman (Why. 6:11). Hari itu adalah masa tuaian di bumi (Why. 14:15). Pada masa tuaian, para penuai menuai semua yang ada di hadapan mereka, tidak ada satu pun ladang yang tertinggal, bahkan sampai di sudut-sudut. Pada hari penghakiman besar semua orang akan dihakimi (Why. 20:12-13). Allah telah menentukan penuaian (Hos. 6:11), dan ketentuan-Nya itu tidak akan gagal (Kej. 8:22). Pada masa tuaian setiap orang menuai apa yang ia tabur. Ladang, benih, keahlian, dan ketekunan setiap orang akan diungkapkan (Gal. 6:7-8). Maka orang yang menabur benih yang berharga, pasti akan pulang dengan sorak-sorai (Mzm. 126:5-6), dengan sukacita di waktu panen (Yes. 9:2), sementara si pemalas, yang tidak membajak dengan alasan musim dingin, akan mencari namun tidak mendapat apa-apa (Ams. 20:4), dan ia akan berteriak, "Tuhan, Tuhan," namun sia-sia. Masa tuaian bagi orang yang menabur daging akan menjadi hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah (Yes. 17:11).
- (7) Para penuai itu ialah para malaikat. Pada hari penghakiman besar, mereka akan dipekerjakan sebagai hamba-hamba pengadilan Kristus (25:31) untuk menjalankan penghukuman-Nya yang adil, untuk menerima orang yang terbukti benar maupun menjatuhkan hukuman atas yang salah. Para malaikat adalah hamba-hamba Kristus yang ahli, kuat, cekatan, dan taat, musuh-musuh yang kudus dari si jahat, dan sahabat-sahabat yang setia bagi semua orang kudus. Karena itulah mereka pantas diberi pekerjaan seperti itu. Orang yang menuai menerima upahnya, dan para malaikat juga akan mendapat imbalan untuk pekerjaan mereka, sebab penabur dan penuai akan sama-sama bersukacita (Yoh. 4:36), itulah sukacita di sorga di hadapan para malaikat Allah.
- (8) Siksaan-siksaan neraka itu berupa api, dan ke dalamnya lalang akan dibuang dan dibakar di situ. Pada hari penghakiman besar akan dibuat suatu pemisahan, sangat lebar jaraknya. Sungguh, hari itu akan menjadi hari yang sangat luar biasa.
- [1] Lalang itu kemudian akan dikumpulkan. Para penuai (yang tugas utamanya adalah mengumpulkan gandum) akan diberi tugas pertama-tama untuk mengumpulkan lalang. Perhatikanlah, walaupun kejahatan dan kebaikan di dunia ini tidak dapat dibedakan, pada hari penghakiman besar keduanya akan dipisahkan. Tidak akan ada lalang di antara gandum. Tidak akan ada orang berdosa di antara orang-orang kudus, maka barulah kita akan melihat dengan jelas perbedaan antara orang benar dan orang fasik, yang di dunia ini terkadang sangat sulit dibedakan (Mal. 3:18, 4:1). Kristus tidak akan terus berdiam diri (Mzm. 50:1 dst.). Para malaikat akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Apabila Kristus memulai suatu pekerjaan, Ia akan menyelesaikannya dengan tuntas. Semua ajaran, ibadah, dan kebiasaan jahat yang merusak, yang sudah mendatangkan kecemaran bagi gereja, dan menjadi batu sandungan bagi hati nurani manusia akan dihukum pada hari itu oleh Hakim yang adil, dan dihanguskan oleh terang-benderangnya kedatangan-Nya; semua kayu, rumput kering, atau jerami (1Kor. 3:12). Maka celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan, yang memperjualbelikannya, dan yang terus melakukannya, bukan hanya orang-orang yang hidup pada zaman akhir Kerajaan Kristus di bumi, tetapi juga semua orang dari segala zaman. Mungkin ini merujuk kepada Zefanya 1:3, "Aku akan merebahkan orang-orang fasik."
- [2] Lalang itu akan diikat berberkas-berkas (ay. 30). Orang-orang yang melakukan dosa yang serupa akan diikat bersama-sama pada hari penghakiman. Akan ada seberkas orang yang tidak percaya kepada Tuhan, seberkas orang yang memberhalakan kesenangan duniawi, seberkas orang yang suka menganiaya, dan seberkas besar orang-orang munafik. Para sobat dalam berbuat dosa akan dipermalukan dan dibuat berduka secara bersama-sama, dan hal itu akan menambah sengsara mereka, ketika ikatan orang-orang kudus yang dimuliakan akan semakin berbahagia karena mereka bersama-sama dengan orang kudus lain. Karena itu marilah kita berdoa, seperti Daud, "Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa (Mzm. 26:9), tetapi biarlah nyawaku terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN" (1Sam. 25:29).
- [3] Lalang itu akan dicampakkan ke dalam dapur api. Begitulah akhir dari orang-orang berdosa, yang jahat, dan yang keberadaan mereka di gereja seperti lalang di ladang. Tidak ada yang pantas bagi mereka selain api. Ke sanalah mereka akan menuju, itulah tempat yang paling sesuai bagi mereka. Perhatikanlah, neraka adalah dapur api, yang dinyalakan oleh murka Allah dan yang akan tetap menyala oleh berkas-berkas lalang yang dicampakkan ke dalamnya, yang akan terus memusnahkan, tetapi tidak akan pernah musnah. Setelah mengucapkan hal-hal itu, Kristus langsung beralih dari kiasan ke gambaran mengenai siksaan-siksaan yang dirancang untuk disampaikan oleh kiasan itu, "Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." Duka yang tiada henti-hentinya, dan kemarahan yang tiada berkesudahan terhadap Allah, terhadap diri mereka sendiri, dan terhadap satu sama lain, akan menjadi siksaan tanpa akhir bagi jiwa-jiwa yang terkutuk. Oleh karena itu, dengan mengetahui siksaan-siksaan Tuhan ini, marilah kita bertekad untuk tidak mau lagi berbuat jahat.
- (9) Sorga adalah lumbung yang ke dalamnya semua gandum Allah akan dikumpulkan pada masa panen. Kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku, begitulah yang dikatakan dalam perumpamaan itu (ay. 30). Perhatikanlah:
- [1] Di ladang dunia ini orang-orang yang baik adalah gandum, bulir yang paling mulia, dan bagian yang bernilai dari ladang itu.
- [2] Gandum ini akan segera dikumpulkan, dikumpulkan dari antara lalang dan rumput liar. Semua akan dikumpulkan bersama-sama dalam suatu sidang umum, semua orang kudus dari masa Perjanjian Lama, semua orang kudus dari masa Perjanjian Baru, dan tidak akan ada satu pun yang tertinggal. Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi (Mzm. 50:5).
- [3] Semua gandum Allah akan dikumpulkan bersama-sama di dalam lumbung-Nya. Jiwa-jiwa tertentu diantar sebagai seberkas gandum pada saat kematian (Ayb. 5:26), tetapi secara bersama-sama semuanya akan dikumpulkan pada akhir zaman. Gandum Allah akan dikumpulkan bersama-sama, dan tidak lagi tersebar. Akan ada berkas-berkas gandum, seperti juga akan ada berkas-berkas lalang, dan berkas-berkas gandum itu akan diamankan, tidak akan lagi dibiarkan di luar diembus angin dan badai, dosa dan kesedihan. Mereka tidak lagi saling berjauhan di ladang, melainkan saling berdekatan di lumbung. Malah, sorga adalah lumbung tempat penyimpanan (3:12), yang di dalamnya gandum bukan hanya dipisahkan dari kehadiran lalang yang jahat, melainkan juga ditampi dari sekam-sekam keburukan mereka sendiri.
- Dalam penjelasan mengenai perumpamaan itu, hal ini digambarkan dengan begitu mulia (ay. 43), pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.
- Pertama, adalah kehormatan bagi mereka pada saat ini bahwa Allah adalah Bapa mereka. Sekarang kita adalah anak-anak Allah (1Yoh. 3:2), Bapa kita yang ada di sorga adalah Raja di sana. Ketika Kristus pergi ke sorga, Ia pergi kepada Bapa-Nya dan Bapa kita (Yoh. 20:17). Sorga adalah rumah Bapa kita, malah terlebih lagi, istana Bapa kita, takhta-Nya (Why. 3:21).
- Kedua, kehormatan yang disimpan bagi mereka adalah bahwa mereka akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan itu. Di bumi mereka tidak dikenal dan tersembunyi (Kol. 3:3), keindahan mereka terselubung oleh kemiskinan dan kehinaan keadaan lahiriah mereka. Kelemahan dan kebodohan mereka serta penghinaan dan celaan yang ditimpakan kepada mereka menyelubungi mereka bagaikan awan. Tetapi nanti mereka akan bercahaya seperti matahari dari balik awan yang gelap. Pada waktu kematian mereka akan bercahaya bagi diri mereka sendiri, pada hari penghakiman besar mereka akan bercahaya di depan umum di hadapan seluruh dunia, tubuh mereka akan diubah menjadi seperti tubuh Kristus yang mulia. Mereka akan bercahaya karena pantulan sinar, dengan meminjam terang dari Sang Sumber Terang. Pengudusan mereka akan disempurnakan dan pembenaran mereka akan dinyatakan. Allah akan mengakui mereka sebagai anak-anak-Nya dan Ia akan mengeluarkan catatan yang berisi semua pelayanan dan penderitaan yang telah mereka berikan bagi nama-Nya. Mereka akan bercahaya seperti matahari, benda yang paling berkilauan dari semua benda yang kelihatan. Kemuliaan orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama biasanya dibandingkan dengan kemuliaan langit dan bintang-bintang, namun dalam perumpamaan ini kemuliaan itu dibandingkan dengan kemuliaan matahari, sebab kehidupan dan kekekalan dibuat lebih bersinar oleh terang Injil daripada oleh hukum Taurat. Orang yang bersinar di dunia ini seperti lampu, untuk memuliakan Allah, akan bercahaya seperti matahari di dunia yang akan datang, supaya mereka dapat dimuliakan. Juruselamat kita menutup perumpamaan ini, seperti sebelum-sebelumnya, dengan meminta suatu perhatian, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar." Ini merupakan perkara-perkara yang akan membawa kebahagiaan apabila kita mendengarkannya, dan yang merupakan kewajiban bagi kita untuk mendengarkannya.
- III. Setelah ini adalah sebuah perumpamaan tentang biji sesawi (ay. 31-32). Maksud perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Injil itu pada mulanya sangat kecil, namun pada akhirnya akan bertumbuh dan menjadi sangat besar. Seperti inilah gereja Injil, yaitu Kerajaan Allah di tengah-tengah kita, akan didirikan di dunia. Seperti ini pulalah pekerjaan anugerah di dalam hati, yaitu Kerajaan Allah dalam diri kita, akan bekerja dalam pribadi-pribadi tertentu.
- Nah, mengenai pekerjaan Injil, perhatikanlah:
- . Bahwa Injil biasanya sangat lemah dan sangat kecil pada mulanya, seperti biji sesawi, yang paling kecil dari segala jenis benih. Kerajaan Mesias yang pada saat itu sedang didirikan hanyalah merupakan sebuah sosok kecil. Kristus dan para rasul, jika dibandingkan dengan para pembesar dunia, tampak seperti biji sesawi, yang lemah di dunia ini. Di tempat-tempat tertentu, terbitnya surya Injil yang pada awalnya hanyalah seperti fajar pagi hari; dan dalam jiwa-jiwa tertentu, Injil pada mulanya hanyalah merupakan hari yang berisi peristiwa-peristiwa kecil, seperti buluh yang patah terkulai. Orang-orang yang baru percaya adalah seperti anak-anak domba yang harus dibawa dalam pangkuan-Nya (Yes. 40:11). Mereka mempunyai sedikit iman, namun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya (1Tes. 3:10), dan mereka mempunyai keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, karena begitu kecilnya. Mereka mempunyai keyakinan mengenai kehidupan rohani dan mereka hidup menurutnya, namun hampir tidak terlihat karena terlalu sedikit.
- . Walaupun demikian, benih itu bertumbuh dan semakin tampak. Kerajaan Kristus secara ajaib maju. Orang-orang dengan mudah memasukinya, dan bangsa-bangsa pun terlahir seketika, kendati dengan segala perlawanan yang dijumpainya baik dari neraka maupun dari bumi. Dalam jiwa yang mempunyai anugerah sejati, kerajaan itu akan benar-benar bertumbuh, walaupun mungkin tidak terasa. Biji sesawi itu kecil, tetapi bagaimanapun juga biji itu adalah benih yang mempunyai daya untuk bertumbuh. Anugerah akan menancapkan akarnya pada tanah dan semakin bercahaya dan bercahaya (Ams. 4:18). Kebiasaan-kebiasaan mulia semakin diperkuat, perbuatan-perbuatan yang benar semakin dipergiat, pengetahuan semakin diperjelas, iman semakin diteguhkan, dan kasih semakin dikobarkan; itulah tandanya benih sedang bertumbuh.
- . Benih itu pada akhirnya bertumbuh menjadi sangat kuat dan berguna. Apabila sudah tumbuh dalam kematangan, biji itu akan menjadi pohon, yang ukurannya jauh lebih besar di negara-negara di Timur Tengah daripada di negara Inggris. Gereja, seperti pohon anggur yang diambil dari Mesir, telah berakar dan memenuhi negeri (Mzm. 80:10-12). Gereja itu seperti pohon yang besar, yang dijadikan sarang bagi burung-burung. Umat Allah datang kepadanya untuk mendapat makanan dan beristirahat, berteduh dan berlindung. Prinsip anugerah dalam diri sebagian orang, bila mereka sungguh memilikinya, akan bertahan dan disempurnakan pada akhirnya. Anugerah yang bertumbuh akan menjadi anugerah yang kuat dan akan membawa banyak buah. Orang-orang Kristen yang bertumbuh harus memiliki keinginan untuk menjadi berguna bagi orang lain, seperti halnya biji sesawi yang bertumbuh bagi burung-burung di udara, sehingga orang-orang yang tinggal di dekat atau di bawah bayangan mereka akan dibuat menjadi lebih baik (Hos. 14:8).
- IV. Berikut ini adalah perumpamaan tentang ragi (ay. 33). Maksud perumpamaan ini banyak kesamaannya dengan maksud dari perumpamaan sebelumnya, yaitu untuk menunjukkan bahwa Injil dengan perlahan-lahan akan menang dan berjaya, namun ini terjadi secara diam-diam dan tidak terasa. Pemberitaan Injil itu seperti ragi, dan bekerja seperti ragi di dalam hati orang-orang yang menerimanya.
- . Seorang perempuan mengambil ragi ini; itulah pekerjaannya. Hamba-hamba Tuhan dipekerjakan untuk meragi berbagai tempat dan jiwa dengan Injil. Perempuan adalah bejana yang lebih lemah, dan kita bisa menemukan harta karun seperti ragi ini dalam bejana-bejana lemah demikian.
- . Ragi itu tersembunyi dalam tepung terigu tiga sukat. Seperti tepung terigu, hati itu lembut dan lentur. Hati yang lembutlah yang berkemungkinan mendapat keuntungan dari firman. Ragi yang dicampurkan ke dalam gandum yang tidak tumbuh di tanah tidak akan berhasil, begitu juga dengan Injil di dalam jiwa yang tidak rendah hati dan tidak hancur terhadap dosa. Hukum Taurat menggiling hati dan kemudian Injil mencampurkan ragi ke dalamnya. Tepung terigu itu sebanyak tiga sukat, jumlah yang sangat besar, namun ragi yang sedikit akan membuat khamir seluruh adonan. Tepung terigu itu harus diaduk-aduk terlebih dulu sebelum menerima ragi. Seperti halnya hati harus dihancurkan dulu, supaya berkabung dan menderita rasa sakit sehingga siap untuk menerima firman, supaya bisa menerima kesan-kesan yang ditanamkannya. Ragi harus disimpan di dalam hati (Mzm. 119:11), bukan untuk dirahasiakan (karena ragi itu akan muncul dengan sendirinya), tetapi supaya aman. Pikiran-pikiran batiniah kita harus tertuju kepada firman, dan kita harus menyimpannya, seperti Maria yang menyimpan perkataan-perkataan Kristus di dalam hatinya (Luk. 2:51). Ketika seorang perempuan menaruh ragi dalam tepung terigu, itu dilakukannya supaya ragi itu memberikan rasa dan kelezatannya ke dalam tepung terigu itu. Begitu pula halnya, kita harus menyimpan baik-baik firman di dalam jiwa kita, supaya kita dapat dikuduskan olehnya (Yoh. 17:17).
- . Ragi yang tersembunyi dalam adonan itu bekerja di dalamnya, ia meragi di dalamnya. Demikianlah, firman Allah itu hidup dan kuat (Ibr. 4:12). Ragi bekerja dengan cepat, demikian pula firman, namun secara perlahan-lahan. Betapa cepatnya perubahan yang ditimbulkan oleh jubah Elia atas Elisa (1Raj. 19:20). Tetapi, firman bekerja dengan diam-diam dan tanpa terasa (Mrk. 4:26), namun kuat dan tidak tertahankan. Firman itu melakukan pekerjaannya tanpa kebisingan, karena begitulah cara kerja Roh, tetapi ia melakukannya tanpa kegagalan. Sembunyikanlah ragi di dalam adonan, maka seluruh dunia sekali pun tidak dapat mencegahnya memberikan rasa dan kelezatannya kepada adonan itu; namun begitu, tidak ada orang yang melihat bagaimana caranya bekerja, semuanya terjadi secara perlahan, lalu seluruh adonan menjadi khamir.
- (1) Seperti itulah ragi bekerja di dalam dunia. Para rasul, dengan pemberitaan mereka, tanpa terlihat menaruh segenggam ragi ke dalam banyak umat manusia, dan ragi itu mempunyai dampak yang ajaib. Dengan ragi itu dunia dibuatnya menjadi khamir, dalam pengertian tertentu ia membuat dunia jungkir balik (Kis. 17:6), dan secara perlahan membuat perubahan yang indah dalam rasa dan kelezatannya. Keharuman Injil tersebar di mana-mana (2Kor. 2:14; Rm. 15:19). Dengan demikian, keberhasilan Injil terjadi bukan oleh kekuatan lahiriah, yang dapat dilawan dan ditaklukkan, melainkan oleh Roh Tuhan yang bekerja dan tiada yang dapat menghalangi-Nya.
- (2) Begitu pula halnya dengan ragi di dalam hati. Ketika Injil masuk ke dalam jiwa:
- [1] Injil melakukan perubahan, bukan terhadap tubuh jasmaninya, sebab adonannya tetap sama, melainkan dalam hal mutunya. Injil membuat kita menikmati kelezatan yang tidak pernah kita nikmati sebelumnya, dan membuat segala sesuatu yang sebelumnya tidak terasa lezat menjadi lezat. (Rm. 8:5).
- [2] Injil melakukan perubahan yang menyeluruh. Injil meresap dalam-dalam ke seluruh kekuatan dan kemampuan jiwa, dan bahkan mengubah sifat anggota-anggota tubuh (Rm. 6:13).
- [3] Perubahan ini terjadi sedemikian rupa sampai membuat jiwa turut mengambil sifat dari firman itu, seperti adonan yang mengambil rasa dari ragi. Kita diserahkan kepada firman seperti tanah liat yang disiapkan untuk dibentuk (Rm. 6:17), supaya diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya (2Kor. 3:18), seperti cetakan gambar yang dibuat pada lilin. Keharuman Injil Allah dan Kristus serta anugerah dan dunia yang akan datang, semua hal ini sekarang memberi kenikmatan kepada jiwa. Ini adalah firman iman dan pertobatan, kekudusan dan kasih, dan semuanya ini dikerjakan di dalam jiwa oleh Injil. Keharuman ini meresap dengan tidak terasa, sebab hidup kita ini tersembunyi; namun, keharuman dan hidup itu tidak terpisahkan, sebab anugerah adalah bagian yang baik yang tidak akan pernah diambil dari orang-orang yang memilikinya. Ketika adonan sudah meragi, ia lalu dimasukkan ke dalam tempat pembakaran; begitulah, pencobaan dan penderitaan biasanya menyertai perubahan ini; namun dengan cara demikian barulah orang-orang kudus pantas menjadi roti di meja Tuhan kita.
SH: Mat 13:31-35 - Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan (Rabu, 7 Februari 2001) Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan
Minoritas seringkali dianggap remeh dan tidak
masuk hitungan. Namun perlu ditilik terlebih
dahulu s...
Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan
Minoritas seringkali dianggap remeh dan tidak masuk hitungan. Namun perlu ditilik terlebih dahulu siapakah di balik yang minoritas. Yang terkecil belum pasti kalah, seperti: Daud yang ternyata sanggup mengalahkan Goliat, si raksasa, karena ada Tangan Tuhan di balik kelemahan Daud; Gideon dengan hanya 300 pasukan Israel berhasil mengalahkan tentara Midian dan Amalek yang jumlahnya sangat besar bagaikan pasir di tepi laut, karena Tangan Tuhan yang berperang bagi mereka; dan masih banyak lagi contoh lain. Jadi dapat dikatakan bahwa perannya bukan pada yang minoritas, tetapi Siapa di balik yang minoritas, sehingga yang minoritas berhasil dimaksimalkan- Nya.
Yesus kembali mengatakan perumpamaan kepada orang banyak tentang Kerajaan Sorga dalam aspek yang lain, melalui ilustrasi biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang terkecil di antara biji lainnya. Namun setelah tumbuh, ukuran daunnya lebih besar dari jenis sayuran lainnya dan bertumbuh menjadi sebuah pohon, sehingga cabang-cabangnya menjadi tempat bersarang burung-burung. Kita mengakui bahwa di balik proses pertumbuhan dari benih menjadi tumbuhan, ada Tangan Illahi yang mengerjakannya. Perumpamaan ini menggambarkan bagaimana Gereja Tuhan yang minoritas dalam dunia, namun ada Tangan Tuhan yang sanggup memaksimalkan fungsi dan perannya, sehingga seperti pohon sesawi yang menjadi tempat bersarangnya burung-burung, demikian pula Gereja Tuhan harus menjadi berkat bagi lingkungannya. Hal ini lebih ditegaskan lagi dengan perumpamaan seorang perempuan yang memasukkan ragi ke dalam adonan tepung terigu 3 sukat (ayat 36 liter). Ragi yang sedikit mampu mengkhamirkan seluruh adonan. Yang minoritas dapat berfungsi dan berperan maksimal mempengaruhi sekitarnya bila mau mengidentifikasikan diri bersama sekitarnya, tanpa mengubah jati diri menjadi sama dengan lingkungan.
Kehadiran Gereja yang minoritas di Indonesia tidak akan tenggelam ditelan tantangan arus zaman, bila tetap berada dalam Tangan yang berkuasa memaksimalkan. Walaupun kondisi dan tantangan semakin menghimpit, namun gema kebenaran harus terus disuarakan, agar semakin banyak orang datang mencari damai sejati.
Renungkan: Gereja-Nya memang minoritas, namun dapat `mengkhamirkan' dunia.
SH: Mat 13:31-35 - Rahasia Kerajaan Allah (Kamis, 3 Februari 2005) Rahasia Kerajaan Allah
Yesus mengajar dengan berbagai perumpamaan tidak saja kepada
orang banyak, tetapi juga kepada para murid-Nya. Lima
p...
Rahasia Kerajaan Allah
Yesus mengajar dengan berbagai perumpamaan tidak saja kepada orang banyak, tetapi juga kepada para murid-Nya. Lima perumpamaan yang kita baca kini berbicara tentang Kerajaan Surga. Dua yang pertama untuk orang banyak, tiga yang terakhir untuk para murid.
Perumpamaan pertama menegaskan daya pertumbuhan dahsyat Kerajaan Surga. Seperti halnya benih sesawi awalnya seolah kecil, tetapi sesudah bertumbuh pasti akan menjadi pohon teramat besar (ayat 31-32), demikian juga dengan pewartaan Kerajaan Surga yang Yesus beritakan. Tekanan lain kita jumpai dalam perumpamaan ragi. Transformasi menyeluruh Kerajaan Surga berlangsung secara diam-diam namun nyata (ayat 33). Kata kunci adalah kata menyeluruh. Proses transformasinya tidak kelihatan, tetapi akibatnya terhadap seluruh dunia jelas terlihat. Seluruh alam semesta mengalami transformasi. Kerajaan Surga bekerja dahsyat memperbarui seluruh ciptaan.
Kerajaan Surga harus direspons dengan benar. Pengurbanan seperti yang dilakukan penemu harta terpendam mutlak dilakukan oleh mereka yang ingin menjadi warga Kerajaan Surga. Kerajaan Surga menjadi yang terutama dan pertama dalam hidup sehingga segala sesuatu menjadi tidak berharga (ayat 44-45). Pengurbanan itu akan tidak sebanding dengan nilai Kerajaan Surga dan sukacita mendapatkannya (ayat 44b). Warta Kerajaan Surga bukan untuk ditanggapi sambil lalu. Respons orang terhadap warta Kerajaan Surga itu akan menentukan nasib kekalnya. Maka warta Kerajaan Surga sekaligus menjanjikan hidup kekal dan binasa kekal (ayat 47-50). Yesus tidak saja mengajarkan tentang Kerajaan Surga, Ia sendiri adalah Kerajaan Surga itu. Ia menjalani pemerintahan Allah dalam hidup-Nya, mewujudkan Kerajaan Surga dengan mati dan bangkit mengalahkan dosa dan maut.
Renungkan: Memang dari kita dituntut kesediaan melepas hal-hal yang kita anggap berharga. Itu bukan lagi kerugian, sebab yang kita dapatkan adalah hidup Yesus sendiri.
SH: Mat 13:31-35 - Bagai biji sesawi dan ragi (Selasa, 5 Februari 2013) Bagai biji sesawi dan ragi
Di kalangan Yahudi, biji sesawi banyak dipakai sebagai istilah untuk menggambarkan sesuatu yang kecil. Kontras antara keci...
Bagai biji sesawi dan ragi
Di kalangan Yahudi, biji sesawi banyak dipakai sebagai istilah untuk menggambarkan sesuatu yang kecil. Kontras antara kecilnya benih dan begitu besarnya pohon di kemudian hari merupakan hal yang ingin ditekankan Yesus melalui perumpamaan biji sesawi.
Perumpamaan itu merupakan gambaran Kerajaan Allah yang dinyatakan melalui kehadiran dan pelayanan Yesus. Semula dianggap sepele dan diragukan oleh para pemimpin Yahudi, karena Yesus tampil bukan sebagai seorang raja yang berkuasa. Ia tampil hanya dengan rupa seorang hamba, dan berkeliling dengan sekelompok murid yang terdiri dari orang-orang yang tidak terkenal. Namun banyak orang yang kemudian mengalami kuasa Kerajaan Allah itu melalui pengajaran dan mukjizat yang Dia lakukan.
Perumpamaan tentang ragi juga menggambarkan tentang jumlah yang kecil dibandingkan adonannya. Namun, ragi yang tersembunyi di dalam adonan itu memiliki potensi untuk membuat adonan mengembang. Benih sesawi dan ragi menggambarkan kuasa kerajaan yang tersembunyi, tetapi secara diam-diam kuasa itu bekerja dan menjadi nyata bagi banyak orang. Bahkan kita tahu bahwa dikemudian hari -melalui pelayanan para murid Yesus- Kerajaan Allah itu dinyatakan juga ke ujung-ujung bumi dan membawa dampak besar bagi orang-orang yang mau mendengar beritanya. Benih yang tertanam di dalam tanah itu memang kemudian bertumbuh menjadi sebuah pohon besar, tempat burung-burung bersarang.
Sampai kini pun banyak orang yang menganggap remeh Kerajaan Allah yang dinyatakan melalui karya Yesus. Bagi mereka, Yesus seolah tokoh dongeng yang ceritanya enak didengar, tetapi bukan untuk diimani. Maka bisa saja orang-orang itu mengejek orang-orang yang beriman kepada Yesus. Kita tidak perlu kecil hati karena suatu saat Kerajaan Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya, bagaimanapun perspektif orang terhadap Kerajaan Allah itu. Sebab itu kita perlu mendoakan agar kuasa Kerajaan Allah berkarya juga di dalam diri mereka hingga mereka terbuka mendengar berita Injil Kerajaan.
SH: Mat 13:31-35 - Kecil Tapi Berpengaruh (Jumat, 10 Februari 2017) Kecil Tapi Berpengaruh
Biji sesawi dan ragi mendapat giliran dipakai oleh Yesus dalam perumpamaan. Biji sesawi disebut sebagai biji yang paling kecil...
Kecil Tapi Berpengaruh
Biji sesawi dan ragi mendapat giliran dipakai oleh Yesus dalam perumpamaan. Biji sesawi disebut sebagai biji yang paling kecil. Namun, ketika tumbuh menjadi tanaman dapat menjadi tempat berlindung burung-burung. Sedangkan ragi adalah sesuatu yang tidak terlihat dalam adonan. Tetapi, ragi yang sedikit dapat mengembangkan seluruh adonan dan membuat roti berasa lebih enak.
Pada umumnya, sesuatu yang kecil sering kali diremehkan karena dianggap tak berarti. Melalui perumpamaan Yesus mengenai biji sesawi dan ragi, sesuatu yang kecil dapat berpengaruh besar, asalkan mau berfungsi sebagaimana mestinya. Mungkin kita merasa kecil ketika membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sebab kita merasa tidak memiliki kekayaan, kepandaian, keterampilan, dan kemampuan diri. Kita merasa lemah dan tidak berdaya.
Sebenarnya, tidak ada seorang pun yang tak berguna. Artinya, Allah memberikan potensi dalam diri setiap manusia sehingga setiap orang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Karena itu, kita patut melihat ke dalam diri bahwa ada sesuatu yang dapat berpengaruh dalam kehidupan bersama. Misalnya, hanya bisa bermain gitar? Keahlian bermain gitar dapat dipakai memuji Tuhan, baik dalam ibadah umum atau pun sekolah minggu. Hanya bisa mendengarkan? Banyak orang sangat membutuhkan pendengar yang baik sehingga ia dapat menceritakan kegelisahan hatinya tanpa merasa dirinya dihakimi. Sesuatu yang "hanya" itu bisa berpengaruh besar bagi orang lain. Dengan demikian, tak ada sesuatu yang bisa disebut sebagai "hanya". Semuanya akan berguna saat difungsikan sebagaimana mestinya.
Bersyukurlah atas keberadaan diri kita apa adanya. Kondisi apa adanya dapat menjadi sesuatu yang berguna dalam kehidupan bersama. Karena itu, bersyukurlah saat kita hanya memiliki sesuatu yang kecil. Sebab yang kecil dapat memberikan pengaruh positif dan baik bagi kehidupan orang lain. Jika hal itu terjadi, saat itulah Kerajaan Allah terwujud dalam dunia ini. [THIE]
SH: Mat 13:31-35 - Gereja yang Berpengaruh (Rabu, 27 Januari 2021) Gereja yang Berpengaruh
Perumpamaan biji sesawi dan ragi merupakan penjelasan Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah yang akan makin memberikan pengaruhn...
Gereja yang Berpengaruh
Perumpamaan biji sesawi dan ragi merupakan penjelasan Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah yang akan makin memberikan pengaruhnya.
Perumpamaan pertama, Kerajaan Surga seumpama biji sesawi (31). Biji ini berdiameter kurang dari setengah milimeter. Biji yang sedemikian kecil bertumbuh perlahan dengan warna yang tidak mencolok. Setelah bertumbuh pohonnya menjadi sangat besar (3-5 meter) sehingga burung-burung pun datang dan bisa bersarang padanya (32).
Perumpamaan kedua, ragi yang dicampurkan dalam adonan tepung terigu (33). Ragi berguna untuk membuat adonan mengembang dan siap dibakar menjadi roti. Ragi begitu sedikit, tetapi setelah ditaburkan, ragi itu memengaruhi seluruh adonan.
Demikian juga Kerajaan Surga, dimulai dari apa yang sangat kecil dan tidak diperhatikan. Yesus memulai dengan mengumpulkan sekelompok nelayan sederhana untuk menyebarkan berita tentang Kerajaan-Nya. Kemudian, kematian dan kebangkitan-Nya disaksikan dan dikisahkan oleh para murid.
Gereja mula-mula dimulai dengan beberapa orang pengikut Yesus yang masih setia. Mereka kemudian menjadi golongan yang tertindas. Namun demikian, Tuhan menyertai mereka sehingga mereka makin giat mewartakan Kerajaan Surga. Berita Injil kemudian mulai memengaruhi rakyat di dalam Kekaisaran Romawi, sampai kemudian Kristen menjadi agama negara.
Pengikut Kristus makin banyak dan berkembang sampai saat ini, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pergerakan Injil yang terus dikerjakan oleh para pekerja Kerajaan Surga dilakukan supaya orang mengenal Kristus. Dengan menebarkan cinta kepada sesama, kita memberi kontribusi positif bagi kebersamaan sosial di tengah masyarakat.
Seperti pohon yang menjadi tempat berteduh burung-burung, demikian pula kehadiran kita menjadi peneduh bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Langkah awal bagi kita adalah merelakan diri untuk hadir menjadi pendengar yang empatik bagi rekan yang belum mengenal Kristus. [MKG]
SH: Mat 13:24-43 - Jadilah gandum sampai masa menuai (Selasa, 6 Februari 2001) Jadilah gandum sampai masa menuai
Di dalam ladang
yang sama tumbuh gandum dan lalang. Karena
keduanya tumbuh bersama-sama, maka sebelum masa
menua...
Jadilah gandum sampai masa menuai
Di dalam ladang yang sama tumbuh gandum dan lalang. Karena keduanya tumbuh bersama-sama, maka sebelum masa menuai, lalang yang mengganggu tumbuhnya gandum tidak boleh dicabut. Gandum dan lalang dikondisikan tumbuh bersama-sama, tetapi pada masa menuai, keduanya tidak akan mendapatkan perlakuan yang sama. Yang akan dituai adalah gandum, sedangkan lalang akan dikumpulkan untuk dibakar dalam api. Inilah perumpamaan Yesus yang kedua tentang Kerajaan Sorga dengan penekanan akhir zaman, kepada orang banyak dan kemudian menjelaskan artinya kepada murid-murid-Nya.
Hal Kerajaan Sorga bagaikan seorang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya (ayat 24). Yesus menekankan bahwa yang ditaburkan adalah benih yang terpilih, berkualitas, dan akan memberikan hasil yang memuaskan. Gandum adalah jenis makanan yang penting bagi Israel dan sering melambangkan kebajikan atau pemeliharaan Allah. Tetapi musuh sang penabur mencuri kesempatan disaat semua orang tidur untuk menaburkan benih lalang di antara benih yang baik itu. Iblis memang sengaja mengacaukan bahkan menggagalkan rencana Allah. Iblis memilih benih lalang, karena pada awal pertumbuhannya sangat mirip dengan gandum. Bila keduanya tumbuh bersama, sangat sulit dibedakan. Yang pasti adalah gandum tetap tumbuh sebagai gandum dan lalang tumbuh sebagai lalang, tidak akan terjadi sebaliknya. Keduanya akan tampak jelas berbeda ketika musim menuai. Itulah sebabnya sang penabur melarang hamba-hambanya mencabut lalang pada saat pertumbuhan, karena kemungkinan besar gandumnya pun ikut tercabut.
Dalam dunia ini, orang-orang benar hidup bersama-sama orang-orang yang menyesatkan dan yang melakukan kejahatan. Secara kasat mata sulit membedakan manakah yang sungguh-sungguh orang-orang benar dan yang sungguh-sungguh penyesat. Itulah sebabnya untuk sementara waktu sampai Kristus datang, para penyesat dan pembuat kejahatan dibiarkan hidup bersama orang-orang benar. Namun orang-orang benar harus bertahan sampai musim menuai dan akan muncul sebagai pemenang, bercahaya bagaikan matahari dalam Kerajaan Bapa. Renungkan: Hai orang-orang benar, pertahankan mutu gandum Anda sampai tiba musim menuai dan Dia akan menyambut Anda.
SH: Mat 13:24-43 - Lalang dan gandum (Minggu, 7 Februari 2010) Lalang dan gandum
Orang yang suka berkebun tentu tahu bagaimana gemasnya melihat
tanaman liar lain yang tiba-tiba tumbuh di antara tanaman yang
...
Lalang dan gandum
Orang yang suka berkebun tentu tahu bagaimana gemasnya melihat tanaman liar lain yang tiba-tiba tumbuh di antara tanaman yang disukai. Selain mengganggu mata, tanaman liar juga menghisap sari makanan yang seharusnya hanya untuk konsumsi tanaman yang sedang dipelihara. Biasanya orang akan segera mencabut tanaman liar itu.
Namun perumpamaan Yesus menyebutkan hal berbeda. Seseorang yang menabur benih gandum di ladangnya kemudian mengetahui bahwa ada tumbuhan lain yang terselip di antaranya (ayat 27). Ia tahu bahwa musuhlah yang menebarkan benih lalang itu. Ketika hambanya mengusulkan untuk mencabut lalang itu, dia melarang. Mengapa? Ia tidak mau gandum ikut tercabut. Maka ia membiarkan kedua tanaman itu tumbuh bersama.
Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajarkan bahwa di antara komunitas orang beriman, terselip orang-orang yang tidak percaya Kristus. Walau demikian kita tidak bisa mengamat-amati sekeliling kita untuk mencari siapa yang kiranya termasuk golongan gandum dan siapa yang termasuk golongan lalang. Kita tak akan tahu siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak. Hanya Allah yang tahu. Hanya Dia yang kemudian dapat memisahkan gandum dari lalang, memisahkan yang diselamatkan dan yang tidak. Sementara itu Ia akan membiarkan orang yang beriman dan yang tidak, hidup bersama-sama sampai tiba waktu dilakukan seleksi.
Namun mungkinkah gandum dapat tumbuh dengan baik dalam suasana yang tidak kondusif seperti itu? Melalui ilustrasi ragi (ayat 33) kita bisa melihat bahwa Tuhan bekerja dengan kuasa yang tidak terlihat oleh mata manusia. Sama seperti ragi yang mengembangkan adonan dengan cara yang tidak terlihat oleh mata. Maka bila Anda memang beriman, tak perlu khawatir akan terlindas oleh kaum lalang. Tetaplah pelihara iman Anda dan setialah. Selebihnya, Allah yang akan mengerjakan pertumbuhan dalam iman Anda sampai Kristus datang untuk memisahkan kita dari kaum lalang.
Topik Teologia -> Mat 13:31
Topik Teologia: Mat 13:31 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kedaulatan Pemerintahan Allah
Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjia...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Natur dan Kehidupan Kerajaan
TFTWMS -> Mat 13:31-32
TFTWMS: Mat 13:31-32 - Biji Sesawi Biji Sesawi (Matius 13:31, 32)
31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji...
Biji Sesawi (Matius 13:31, 32)
31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. 32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Ayat 31, 32. Dalam perumpamaan berikutnya, kerajaan sorga diperbandingkan dengan biji sesawi. Biji ini tidak benar-benar paling kecil dari segala jenis benih [lainnya], tapi biji itu memang biji "herbal" yang terkecil. Sebagai contoh, ukuran biji anggrek liar dan biji pohon cemara adalah lebih kecil. Yesus tidak sedang membandingkan biji sesawi dengan semua biji tanaman, tetapi hanya untuk tanaman herbal asli Palestina. Ukuran biji sesawi yang kecil adalah bersifat pepatah ("sekecil biji sesawi").2Yesus menggunakan ilustrasi ini pada kesempatan lain dalam pengajaran-Nya (17:20; Luk. 17:6).
Tanaman sesawi adalah tanaman yang tumbuh baik terutama di iklim kering Palestina. Varietasnya yang tumbuh dekat laut, tidak seperti yang dibudidayakan di daerah lain, bisa mencapai ukuran yang sedemikan besar sehingga bentuknya menyerupai pohon.3W. F. Albright dan C. S. Mann menulis, "semak sesawi biasanya tumbuh hingga ketinggian tiga meter di tepi Laut Galilea."4Bila dirawat dengan benar, semak itu dapat tumbuh menacapi lima meter. Varietas sesawi ini memiliki cabang- cabang yang pada waktu tertentu dalam setahun menjadi keras dan dapat dengan mudah menyediakan sarang bagi burung-burung.
Acauan hiperbolik kepada tanaman sesawi sebagai "pohon" memberi persamaan bagi pelbagai acuan Perjanjian Lama yang mengaitkan kerajaan dengan pohon. Misalnya, dalam Yehezkiel, Tuhan akan mengambil satu carang pohon aras dan menanamnya di atas sebuah gunung yang tinggi. Tangkai itu akan menjadi "pohon aras yang hebat" dan burung-burung akan datang dan bersarang di cabang-cabangnya (Yeh. 17:22-24; lihat 31:2-18; Dan. 4:10-12, 19-22).
Seperti biji sesawi, kerajaan sorga itu kecil pada awalnya tapi akhirnya akan menjadi besar. Yesus memulai dengan dua belas rasul, namun kerajaan-Nya itu akhirnya akan tersebar ke seluruh bumi (28:19; Mrk. 16:15). Burung-burung di langit kadang-kadang digunakan dalam literatur Yahudi untuk menunjuk kepada bangsa-bangsa Kafir.5
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Perumpamaan Kerajaan Sorga 13:24-52
Tambahan Perumpamaan Kerajaan
Obyek yang digunakan dalam perumpamaan kerajaan berikutnya akan cukup jela...
Matius: Perumpamaan Kerajaan Sorga 13:24-52
Tambahan Perumpamaan Kerajaan
Obyek yang digunakan dalam perumpamaan kerajaan berikutnya akan cukup jelas dan familiar bagi para pendengar Yesus.
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 F. N. Hepper, "Plants," in New Bible Dictionary, 2d ed., ed. J. D. Douglas and Norman Hillyer (Wheaton, Ill.: Tyndale Ho...
Catatan Akhir:
- 1 F. N. Hepper, "Plants," in New Bible Dictionary, 2d ed., ed. J. D. Douglas and Norman Hillyer (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1982), 948.
- 2 Mishnah Tohoroth 8.8; see Niddah 5.2.
- 3 Talmud Ketuboth 111b.
- 4 W. F. Albright and C. S. Mann, Matthew, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday & Co., 1971), 169.
- 5 1 Enoch 90.30, 33, 37.
- 6 Lihat Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. Eerdmans Publishing Co., 1992), 353.
- 7 Craig S. Keener, The IVP Bible Background Commentary (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1993), 84.
- 8 Beberapa naskah kuno secara khusus menamakan nabi itu sebagai "Yesaya," tapi ini jelas tidak benar. Lihat pembahasan di Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2d ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 27.
- 9 Pemazmur Daud juga disebut sebagai "nabi" dalam Kisah Para Rasul 2:29, 30.
- 10 Eddie Cloer, Psalms 51-89, Truth for Today Commen-tary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2006), 484.
- 11 Beberapa naskah tidak menyantumkan "dari dunia" (Metzger, 28).
- 12 Albright and Mann, 170.
- 13 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 238.
- 14 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 124.
- 15 Mishnah Baba Bathra 4.8, 9.
- 16 Para rabi juga memperdebatkan barang-barang apa saja yang boleh disimpan oleh si penemu (Talmud Baba Metzia 25a; Jerusalem Talmud Baba Metzia 2.5.)
- 17 Albright and Mann, 170.
- 18 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 325.
- 19 Ibid., 913.
- 20 Keener, Matthew, 392.
- 21 Disadur dari Neil R. Lightfoot, Lessons from the Parables (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 40-41.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Hak. 9:7-20; 2 Sam. 12:1-14; 2 Raja 14:8-14; Yes. 5:1-7; 27:2-6; Yer. 13:1-11; Yeh. 15:1-8; 17:1-10; 19:1-14; 23:1-49. Beber...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Hak. 9:7-20; 2 Sam. 12:1-14; 2 Raja 14:8-14; Yes. 5:1-7; 27:2-6; Yer. 13:1-11; Yeh. 15:1-8; 17:1-10; 19:1-14; 23:1-49. Beberapa dari contoh ini mungkin secara teknis lebih dicap sebagai kiasan, perumpamaan yang dipraktikkan, atau ratapan.
- 2 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 224.
- 3 Klyne R. Snodgrass, "Parable," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 593.
- 4 Lihat Sirach 39:2; 47:17; 1 Enoch 1.2, 3; and Mishnah Sotah 9.15.
- 5 Mereka yang menghitung tujuh tidak menyertakan perkataan dalam 13:52 sebagai perumpamaan, sedangkan mereka yang menghitung delapan menganggap itu sebuah perumpamaan.
- 6 Disadur dari H. Leo Boles, A Commentary on the Gospel According to Matthew (Nashville: Gospel Advocate Co., 1936), 305.
- 7 Disadur dari R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 216.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi