Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 29:1-11; Mzm 29:8
Jerusalem: Mzm 29:1-11 - Kebesaran Allah dalam badai Lagu pujian ini bertemakan badai yang memperlihatkan kekuasaan dan kebesaran Allah, bdk Kel 19:16+; Kel 13:22+; Maz 18:14; 68:9; 77:17; 97:4; 29:3-10,...
Lagu pujian ini bertemakan badai yang memperlihatkan kekuasaan dan kebesaran Allah, bdk Kel 19:16+; Kel 13:22+; Maz 18:14; 68:9; 77:17; 97:4; 29:3-10, yang menghancurkan musuh Israel dan menjamin damai sejahtera, Maz 29:11.
Jerusalem: Mzm 29:8 - Kadesy Letaknya di sebelah selatan kota Bersyeba di Negeb, Kej 14:7; Bil 13:26; 20:1, jadi di bagian selatan negeri Palestina. Badai Tuhan itu melanda seluru...
Letaknya di sebelah selatan kota Bersyeba di Negeb, Kej 14:7; Bil 13:26; 20:1, jadi di bagian selatan negeri Palestina. Badai Tuhan itu melanda seluruh negeri.
Ende -> Mzm 29:1-11; Mzm 29:8
Ende: Mzm 29:1-11 - -- Mazmur ini memuliakan Jahwe jang menampakkan kekuasaanNja dalam taufan jang
hebat. taufan itu dengan pandjang lebar dilukiskan. ia adalah djuga lamban...
Mazmur ini memuliakan Jahwe jang menampakkan kekuasaanNja dalam taufan jang hebat. taufan itu dengan pandjang lebar dilukiskan. ia adalah djuga lambang hukuman jang didjatuhkan allah pada musuh2Nja.
letaknja disebelah Selatan Palestina, bertentangan dengan Libanon tadi.
Ref. Silang FULL -> Mzm 29:8
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 29:1-11
Matthew Henry: Mzm 29:1-11 - Kemuliaan Tuhan
Beberapa penafsir yang handal menarik kemungkinan bahwa Daud menorehkan mazmur ini pada saat terjadinya badai besar yang disertai guntur, kilat dan ...
Beberapa penafsir yang handal menarik kemungkinan bahwa Daud menorehkan mazmur ini pada saat terjadinya badai besar yang disertai guntur, kilat dan hujan, karena kemudian pasal yang kedelapan berisikan saat teduhnya di malam yang bermandikan cahaya rembulan, dan pasal kesembilan dituliskannya pada pagi hari yang cerah. Baiklah kalau kita mengamati pekerjaan kuasa Allah yang bisa kita saksikan di dalam kerajaan alam semesta ini untuk memuliakan Dia. Daud begitu tenggelam dalam saat menyaksikan kejadian itu dan bersukacita, bahkan saat badai tengah menerjang sekalipun, saat orang lain gemetar ketakutan, Dia justru menuliskan mazmur ini. “Sebab, sekalipun bumi berubah, kita tidak akan takut.”
- I. Dia berseru kepada bani orang yang berkuasa di dunia ini untuk memberikan kemuliaan kepada Allah (ay. 1-2).
- II. Untuk meyakinkan mereka mengenai kebaikan Allah yang harus mereka puja, dia memperhatikan kuasa-Nya yang menakutkan di dalam guntur, kilat, hujan lebat yang bergemuruh (ay. 3-9), kekuasaan mutlak-Nya atas dunia ini (ay. 10), dan kebaikan istimewa-Nya kepada jemaat-Nya (ay. 11). Pikiran yang agung dan mulia mengenai Allah harus memenuhi diri kita pada saat menyanyikan mazmur ini.
- I. Perintah supaya orang-orang yang berkuasa di bumi ini memberi hormat kepada Allah yang agung. Daud menganggap setiap gemuruh guntur sebagai panggilan baginya dan para raja lain untuk memberikan kemuliaan kepada Allah yang Mahabesar.
- Perhatikanlah:
- 1. Siapa yang dipanggil untuk menjalankan kewajiban ini: “Hai bani orang yang berkuasa (ay. 1, tl), kamu sekalian anak-anak bani yang berkuasa, yang memiliki kuasa yang diwariskan turun-temurun, kamu sekalian yang memiliki darah biru!” Hanya demi kehormatan Allah yang agung sajalah manusia di bumi ini harus menyembah Dia. Mereka wajib melakukan itu bukan hanya karena Dia masih tetap jauh lebih tinggi dari mereka, setinggi apa pun posisi mereka sehingga mereka pun harus membungkuk di hadapan-Nya, tetapi juga karena mereka memperoleh kuasa mereka dari-Nya dan harus mempergunakan kuasa itu bagi-Nya, serta harus mengakui hal itu dengan cara menghormati-Nya.
- 2. Betapa seringnya panggilan itu diulang-ulang, Berilah kepada Tuhan, dan lagi, dan lagi untuk yang ketiga kalinya, Kepada Tuhan. Hal itu bukan berarti bahwa orang-orang yang berkuasa itu lalai dalam kewajiban ini dan perlu terus dibujuk-bujuk untuk melakukannya, tetapi bahwa kewajiban itu sangat berkaitan dengan kepentingan kerajaan Allah di antara anak-anak manusia sehingga para raja harus benar-benar melaksanakannya. Yerusalem berkembang ketika raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya(Why. 21:24).
- 3. Panggilan apa yang harus mereka laksanakan – untuk memberikan kepada Tuhan, bukannya karena Dia membutuhkan sesuatu atau dapat mengambil keuntungan dari pemberian yang kita berikan kepada-Nya, atau karena kita memiliki sesuatu yang bukan milik-Nya (Siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya ?), melainkan sebagai pengakuan atas kemuliaan-Nya dan kekuasaan-Nya atas kita. Dia berkenan untuk menganggapnya sebagai pemberian dari kita bagi Dia: “Berikanlah kepada Tuhanpertama-tama dirimu sendiri, barulah kemudian pelayananmu. Kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan. Akuilah kemuliaan dan kekuatan-Nya, dan pujilah Dia sebagai Allah yang memiliki keagungan yang tidak terbatas serta kuasa yang tidak terpatahkan. Kemuliaan dan kekuatan apa pun yang telah Dia percayakan kepadamu melalui pemeliharaan-Nya, persembahkanlah kembali kepada-Nya untuk dipakai bagi kehormatan-Nya, dalam pelayanan bagi-Nya. Berikanlah mahkotamu kepada-Nya. Letakkanlah di bawah kaki-Nya. Berikanlah kepada-Nya tongkatmu, pedangmu, kuncimu, dan serahkanlah semua itu ke dalam tangan-Nya, supaya saat kamu menggunakan semua itu, kamu menjadi kenamaan dan pujian bagi-Nya.” Para raja menilai diri mereka sendiri berdasarkan kemuliaan dan kekuatan mereka. Kedua hal itu harus mereka serahkan kepada Allah sebagai pengakuan bahwa Dia jauh lebih mulia dan berkuasa dibandingkan mereka. Perintah supaya orang-orang yang berkuasa itu menaruh hormat terhadap Allah harus dianggap sebagai arahan bagi para pejabat dalam kerajaan Daud sendiri, kawan-kawan sebangsanya, para pemimpin suku bangsa (dengan maksud untuk menggerakkan mereka supaya lebih bertekun dan bergiat lagi melayani di mezbah Allah, sebab telah diamatinya bahwa mereka sudah mulai lalai dalam hal itu), ataupun bagi raja-raja negeri tetangga yang telah dia taklukkan dengan pedangnya sehingga mereka menjadi bagian dari wilayah Israel dan kini hendak ia bujuk untuk menjadi pengikut Allah Israel juga. Kepala-kepala yang bermahkota harus tunduk di hadapan Raja segala raja. Apa yang dikatakan di sini juga ditujukan bagi semua orang: Sembahlah Allah. Hal ini merupakan rangkuman dan intisari dari Injil yang kekal (Why. 14:6-7). Di sini kita mendapati,
- (1) Hakikat atau sifat inti dari penyembahan rohani, yaitu memberikan kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya(ay. 2). Nama Allah adalah nama yang dipakai-Nya untuk membuat diri-Nya sendiri dikenal. Di dalamnya ada kemuliaan yang layak dilayangkan bagi-Nya. Memang tidak mungkin bagi kita untuk dapat memberikan semua kemuliaan yang layak diterima oleh nama-Nya, sebab sekalipun kita telah mengatakan dan melakukan segala yang kita bisa demi kehormatan nama Allah, tetap saja kita tidak akan sanggup melakukannya. Akan tetapi, saat kita menanggapi pewahyuan yang Dia bukakan kepada kita dengan kasih sayang dan pemujaan yang layak kita berikan kepada-Nya, maka dengan begitu kita memberikan kepada-Nya sebagian dari kemuliaan yang layak dilayangkan bagi nama-Nya. Jika kita hendak menerima anugerah dari Allah dengan mendengarkan, berdoa dan melakukan perbuatan-perbuatan saleh lainnya, maka kita pun harus bergiat dalam memberikan kemuliaan kepada Allah.
- (2) Peraturan pelaksanaan ibadah-ibadah rohani. Sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, yang menunjukkan,
- [1] Sasaran penyembahan kita. Keagungan Tuhan yang mulia juga disebut sebagai pakaian kudus yang semarak (2 Taw. 20:21). Dalam menyembah Allah, kita harus mengarahkan pandangan kita kepada kesemarakan-Nya dan mengagumi-Nya, bukan hanya karena Dia begitu dahsyat sehingga harus ditakuti lebih dari segalanya, tetapi juga karena Dia mahapengasih sehingga harus dikasihi dan menjadi sumber sukacita kita lebih dari segalanya. Tetapi yang terutama adalah kita harus mengarahkan pandangan kita kepada keindahan kekudusan-Nya. Inilah yang dipuja-puji oleh para malaikat (Why. 4:8). Atau,
- [2] Tempat penyembahan. Tempat kudus Allah disebut sebagai tempat yang berhiaskan kekudusan(Mazmur 48:1-2; Yer. 17:12). Keindahan tempat kudus Allah berasal dari penyembahan yang dilakukan di sana dengan ketetapan ilahi – pola seperti di bukit. Kini, di bawah Injil, perkumpulan orang-orang Kristen yang khidmat (yang dihiasi dengan kesucian) merupakan tempat di mana Allah harus disembah. Atau,
- [3] Tata cara penyembahan. Kita harus suci di dalam segala ibadah rohani kita, berbakti kepada Allah dan kepada kehendak serta kemuliaan-Nya. Ada keindahan di dalam kekudusan, dan hal inilah yang menghiasi segala tindakan penyembahan.
- II. Alasan yang tepat bagi perintah di atas. Kita pasti akan mengakui kewajiban kita untuk memberikan kemuliaan kepada Allah jika kita mempertimbangkan,
- 1. Kemampuan mencukupi di dalam diri-Nya sendiri, yang dinyatakan dengan jelas di dalam nama-Nya Yehovah– Aku adalah Aku, yang diulangi tidak kurang dari delapan belas kali di dalam mazmur pendek ini, dua kali di setiap ayat kecuali tiga ayat, dan sekali di dalam dua dari ketiga ayat tersebut. Saya tidak ingat ada yang seperti ini lagi di dalam keseluruhan buku mazmur. Biarlah orang-orang yang berkuasa di bumi ini mengenal Dia melalui nama-Nya dan memberikan kepada-Nya kemuliaan yang layak Ia terima.
- 2. Kedaulatan-Nya atas segala sesuatu. Biarlah orang-orang yang berkuasa atas manusia mengetahui bahwa masih ada Allah yang berkuasa atas mereka, yang berkuasa atas segala sesuatu. Di sini, sang pemazmur mengetengahkan kekuasaan Allah,
- (1) Di dalam kerajaan alam semesta. Di dalam akibat-akibat dahsyat yang timbul akibat peristiwa-peristiwa alam dan di dalam kekuatan alam yang bekerja, kita harus memperhatikan kemuliaan dan kekuatan Allah. Kita harus mengakui bahwa semuanya itu berasal dari Dia. Dalam guntur, kilat, dan hujan, kita dapat melihat,
- [1] Kemuliaan-Nya. Allah segala kemuliaanlah yang mengguntur (gegap gempita suara-Nya bergemuruh, Ayb. 37:2; kjv: guntur adalah suara-Nya –pen.). Dahsyatnya bunyi guruh, dan benderangnya cahaya yang menyertainya menyatakan bahwa Dialah Allah yang mulia. Tidak ada lagi yang begitu menghentakkan bagi pendengaran dan penglihatan manusia selain bunyi guruh dan cahaya kilat ini, seakan-akan melalui kedua indera itu Allah ingin membuktikan kemuliaan-Nya kepada akal budi manusia-manusia supaya mereka meninggalkan kebodohan mereka yang tidak beralasan. Beberapa orang mengamati bahwa ada beberapa alasan tertentu mengapa guruh disebut sebagai suara Tuhan, yaitu, bukan hanya karena guruh berasal dari atas, tidak dapat dikendalikan atau diramalkan oleh seorang pun, suaranya keras dan menjangkau sampai di kejauhan, tetapi juga karena Allah sering kali berbicara di dalam guruh. Terutama di Gunung Sinai, dan melalui guruh pulalah Ia mengacaubalaukan para musuh Israel. Untuk menyampaikan bahwa guruh itu suara Allah segala kemuliaan, di sini disebutkan bahwa suara itu bergema di atas air, di atas air yang besar (ay. 3). Suara itu menjangkau lautan yang luar biasa luas, air di bawah cakrawala. Suara itu bergeletar di antara awan-awan tebal, yaitu air di atas cakrawala. Setiap orang yang mendengar suara guntur (telinga mereka berdenging karenanya) akan mengakui bahwa suara TUHAN penuh semarak (ay. 4), cukup untuk membuat yang terhebat merendahkan diri (sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengguntur seperti suara-Nya ), dan yang terangkuh menjadi gemetar, sebab, jika suara-Nya saja sudah begitu mengerikan, apalagi tangan-Nya? Setiap kali kita mendengar suara-Nya mengguntur, biarlah hati kita dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang agung, luhur, dan penuh hormat mengenai Allah. Biarlah hati kita dipenuhi dengan pemujaan dan kekaguman yang kudus terhadap Dia yang kuasa keilahiannya sungguh dahsyat seperti itu. TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar!
- [2] Kuasa-Nya (ay. 4): Suara TUHAN penuh kekuatan, sebagaimana tampak dari dampak suara-Nya tersebut, sebab suara-Nya menghasilkan pekerjaan yang ajaib. Orang-orang yang menulis mengenai sejarah alam menceritakan dampak luar biasa yang ditimbulkan oleh guntur dan kilat, bahkan melebihi peristiwa-peristiwa alam biasa, dan sudah pasti ini semua terjadi karena kemahakuasaan Allah semesta alam.
- Pertama, pepohonan patah dan tumbang karena badai guntur yang disertai kilat (ay. 5-6). Suara Tuhan, dalam guntur, sering kali mematahkan pohon aras, bahkan pohon aras Libanon yang terkuat dan terkokoh sekalipun. Sebagian orang memahaminya sebagai angin ribut yang mengguncangkan pohon aras dan kadang kala merobohkan bagian atasnya. Gempa bumi juga mengguncangkan tanah di mana pepohonan tumbuh, membuat Gunung Libanon dan Gunung Siryon seperti menari-nari. Padang gurun Kadesh pun sampai gemetar (ay. 8). Saya sendiri cenderung memahaminya demikian, yaitu pepohonan rubuh karena angin, tanah bergoncang karena gempa, dan keduanya disebabkan oleh guntur dan gemuruh. Cendekiawan Dr. Hammond memahaminya sebagai kegentaran dan penaklukan kerajaan-kerajaan sekitar yang berperang melawan Israel dan menentang Daud, seperti orang-orang Siria, yang wilayahnya terletak di dekat hutan Libanon, orang-orang Amorit yang tinggal di perbatasan Bukit Hermon, dan orang-orang Moab dan Amon yang tinggal di sekitar padang gurun Kades.
- Kedua, api telah sering dipicu oleh kilat dan karena itulah rumah-rumah dan gedung-gedung gereja dilalap olehnya. Karena itulah kita membaca tentang halilintar yang menyambar ( 78:48). Itulah sebabnya suara Tuhan di dalam guntur dikatakan di sini sebagai menyemburkan nyala api (ay. 7), yang artinya, mengeluarkan api ke segala penjuru bumi sesuai dengan bidikan Allah ke tempat-tempat tertentu untuk menjalankan tugasnya.
- Ketiga, kegentaran yang diakibatkan oleh guntur membuat rusa betina beranak sebelum waktunya, atau menurut beberapa orang, artinya beranak dengan lebih mudah. Rusa betina adalah binatang yang amat penakut dan mudah sekali terpengaruh oleh suara guntur. Jadi, tidaklah mengherankan jika terkadang orang-orang yang paling gagah dan tinggi hati pun telah dibuat gemetar oleh guntur itu. Kaisar Kaligula bersembunyi di bawah tempat tidurnya setiap kali mendengar bunyi guntur. Horace, sang penyair itu, mengaku bahwa dia bertobat dari atheismenya karena kengerian yang ditimbulkan oleh guntur dan kilat, yang digambarkannya agak mirip dengan apa yang dituliskan oleh Daud di sini (Horace lib.1, ode34). Dalam mazmur di sini, guntur disebutkan mampu menggunduli hutan, yang artinya, suara itu begitu menakutkan binatang-binatang buas sehingga mereka pun meninggalkan sarang dan semak belukar yang selama ini mereka pakai sebagai tempat persembunyian. Atau, suara itu merobohkan pepohonan sehingga tanah yang sebelumnya dinaungi oleh pepohonan itu menjadi gundul. Setiap kali guntur bergemuruh, marilah kita merenungkan mazmur ini. Dan setiap kali kita menyanyikan mazmur ini, marilah kita mengingat suara guntur yang bergemuruh yang kadang kala kita dengar, dan dengan begitu kita mengingat firman Allah dan juga pekerjaan-Nya secara bersamaan. Dengan cara ini, kita dapat diarahkan dan didorong untuk memberikan kepada-Nya kemuliaan yang layak diterima oleh nama-Nya. Dan marilah kita juga memuji-Nya karena masih ada suara lain lagi milik-Nya selain dari suara yang menakutkan itu, yang kini dipakai-Nya untuk berbicara kepada kita, yaitu suara lembut Injil-Nya. Dan kengerian suara ini tidak akan membuat kita ketakutan.
- (2) Dalam kerajaan pemeliharaan-Nya (ay. 10). Allah harus dipuji sebagai penguasa dunia umat manusia. Dia bersemayam di atas air bah, Dia bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. Dia bukan bersemayam di sana untuk menyukakan diri-Nya saja, tetapi bersemayam sebagai Raja di takhta yang telah ditegakkan-Nya di sorga( 103:19). Dari sanalah Dia mengamati dan mengatur segala perkara anak-anak manusia sesuai dengan kehendak dan rancangan-Nya.
- Perhatikanlah:
- [1] Kuasa kerajaan-Nya itu: Dia bersemayam di atas air bah. Sebagaimana Ia telah mendirikan bumi ini, demikian pula Ia telah menegakkan takhta-Nya sendiri di atas air bah ( 24:2). Pasang surut dunia bawah ini, dan kekacauan serta kehirukpikukan segala perkara di dalamnya tidak mampu sedikit pun menggoyahkan kedudukan atau rancangan Sang Akal Budi yang Kekal itu. Perlawanan musuh-musuh-Nya diibaratkan sebagai air bah (93:3-4). Namun, Tuhan bersemayam di atas semuanya. Dia menghancurkannya, menaklukkannya dan menunaikan tujuan-Nya mengatasi segala rancangan yang ada di dalam hati manusia. Kata yang diartikan sebagai air bah di sini tidak pernah dipakai kecuali untuk menggambarkan air bah di masa Nuh. Oleh sebab itulah sebagian orang berpikir bahwa itulah hal yang dibicarakan di sini. Allah memang bersemayam di atas air bah sebagai Sang Hakim yang menjalankan hukuman keadilan-Nya terhadap dunia orang fasik yang tersapu oleh air bah itu. Dan Dia masih tetap bersemayam di atas air bah itu, menahan banjir besar zaman Nuh tersebut supaya tidak lagi menutupi bumi ini, sesuai dengan janji-Nya untuk tidak pernah lagi mendatangkan air bah untuk memusnahkan bumi (Kej. 9:11; Yes. 54:9).
- [2] Keberlangsungan kerajaan-Nya itu. Dia bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. Pemerintahan-Nya tidak akan dapat dan tidak akan pernah terhenti. Kerajaan-Nya terus berlangsung sesuai dengan rancangan-Nya sejak kekekalan dan seturut dengan tujuan-Nya untuk selama-lamanya.
- (3) Di dalam kerajaan anugerah. Di sini kemuliaan-Nya bersinar paling terang benderang,
- [1] Dalam pemujaan yang diterima-Nya dari orang-orang yang menjadi umat-Nya di dalam kerajaan itu (ay. 9). Di dalam bait-Nya, di mana orang-orang berkumpul untuk menjumpai-Nya dan mengetahui pikiran-Nya serta untuk melayani-Nya dengan puji-pujian mereka. Setiap orang berseru: “Hormat!”. Di dunia ini setiap orang dapat melihat-Nya, atau paling tidak, manusia dapat memandang-Nya dari jauh (Ayb. 36:25). Tetapi hanya di dalam bait-Nya sajalah, yaitu di dalam gereja-Nya, penghormatan terhadap-Nya bergema. Segala buatan-Nya memuji Dia (maksudnya, segala buatan atau pekerjaan-Nya menimbulkan puji-pujian bagi-Nya). tetapi, hanya orang-orang kudus-Nya sajalah yang memuji-Nya dan mengumandangkan kemuliaan segala pekerjaan-Nya ( 145:10).
- [2] Dalam kebaikan yang Ia anugerahkan kepada orang-orang yang menjadi umat-Nya dalam kerajaan itu (ay. 11).
- Pertama, Dia akan melayakkan mereka untuk melayani-Nya: Tuhan kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, untuk membentengi mereka dari segala pekerjaan jahat dan untuk memperlengkapi mereka supaya dapat melakukan segala pekerjaan baik. Mereka akan dijadikan kuat di dalam kelemahan mereka. Bahkan, Dia akan menyempurnakan kekuatan di dalam kelemahan.
- Kedua, Dia akan membesarkan hati mereka dalam melayani-Nya: TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera. Damai sejahtera merupakan berkat tidak ternilai yang dirancangkan Allah bagi semua umat-Nya. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera (Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu ). Tetapi, terlebih lagi ada mahkota kebenaran, yaitu akhir dari kebenaran adalah damai sejahtera, damai sejahtera tanpa akhir. Saat gemuruh murka Allah membuat semua pendosa gemetar, para kudus akan mengangkat kepala mereka dengan penuh sukacita.
Kemuliaan Tuhan (29:1-11)
Dalam mazmur ini kita mendapati,SH: Mzm 29:1-11 - Panggilan untuk seluruh umat manusia (Jumat, 23 Maret 2001) Panggilan untuk seluruh umat manusia
Sebuah film yang berjudul 'The Perfect Storm'
menegaskan bahwa tidak ada fenomena alam yang sedahsyat
topan ba...
Panggilan untuk seluruh umat manusia
Sebuah film yang berjudul 'The Perfect Storm' menegaskan bahwa tidak ada fenomena alam yang sedahsyat topan badai. Bahkan hampir semua penyair besar dunia menggambarkannya dengan kekuatan kata-kata puitis mereka. Daud pun terinspirasi untuk menulis sebuah puisi tentang topan badai setelah ia sendiri melihat dan mengalami kedahsyatannya (3-9).
Ada perbedaan besar antara Daud dengan para penyair dunia. Suara gemuruh topan badai bagi Daud bagaikan suara TUHAN, tanda dari kehadiran Allah dan aktivitas dari Allah yang hidup, sebab kata 'suara Tuhan' diikuti dengan kata kerja yang konkrit, demikian pula penggambaran tentang Tuhan. Daud mampu melihat dan mau mengakui bahwa di balik kedahsyatan alam ada Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta. Kata 'air bah' dalam ayat 10 di dalam bahasa Ibraninya, selain dalam Mazmur ini, hanya dipakai dalam peristiwa air bah zaman Nuh. Ini menegaskan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta karena Ia dapat menggunakan kekuatan alam mendatangkan penghakiman-Nya. Karena itulah tujuan Daud menulis mazmur ini bukan untuk mengajak pembacanya mengagumi puisinya ataupun topan badai itu, namun untuk melihat kebesaran dan kemuliaan Allah, serta memuliakan dan mengagungkan-Nya (1-2). Tindakan Daud adalah tindakan yang sangat mulia sebab memimpin manusia memenuhi panggilannya yaitu diciptakan untuk mengenal dan memuji Allah Sang Pencipta. Ajakannya juga menyatakan bahwa kebesaran dan keagungannya tidak membutakan matanya untuk melihat dan mengakui kebesaran dan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta termasuk di dalamnya adalah dirinya dan seluruh rakyatnya yang menjadi umat Allah sehingga ia tetap bergantung kepada pemeliharaan-Nya (11). Ini berarti Daud tetap menaati tatanan kehidupan di dunia yang dikehendaki oleh Allah yaitu manusia menyembah dan mengagungkan Allah, bukan dirinya sendiri, harta, teknologi, maupun ideologis sehingga Allah ditepikan.
Renungkan: Dalam masyarakat kita saat ini, hal-hal apa yang dapat membuat manusia tidak menaati tatanan kehidupan yang dikehendaki Allah? Jika Daud menggubah sebuah puisi, apa yang akan Anda lakukan untuk mendorong dan membimbing orang lain agar mereka mau mengenal dan memuliakan Allah?
SH: Mzm 29:1-11 - Tidak tuli terhadap Allah! (Sabtu, 1 Maret 2003) Tidak tuli terhadap Allah!
Beberapa ahli menyoroti suatu fenomena psikologis yang menarik
pada anak-anak: "tuli terhadap ibu"/mother deafness. B...
Tidak tuli terhadap Allah!
Beberapa ahli menyoroti suatu fenomena psikologis yang menarik pada anak-anak: "tuli terhadap ibu"/mother deafness. Beberapa anak kelihatannya tidak dapat mendengar suara ibu mereka sendiri yang sedang berbicara, tetapi kemudian tanggap ketika dipanggil oleh orang lain. Bukan kurang ajar, atau cuek, tetapi entah bagaimana seakan otak mereka telah terlatih untuk menganggap suara ibu mereka sebagai suara rutin yang tidak penting (seperti suara nafas sendiri, deru mobil), lalu secara refleks mengabaikannya.
Kristen masa kini banyak mengeluh tentang sulitnya mendengarkan suara Allah. Sayangnya, sebagian kesulitan itu paralel dengan "tuli ibu" yang kita baca di atas: beragamnya suara-suara dalam hidup dan hati kita telah membuat kita secara refleks mengabaikan suara Allah. Zaman ini cenderung membuat kita menganggap suara Allah, dorongan dan bahkan peringatan Roh-Nya, sebagai bagian dari kebisingan batiniah yang rutin terdengar dan tidak terlalu penting untuk disimak.
Mazmur ini menyatakan suara Allah sebagai kekuatan dahsyat yang mengatasi dan membuat gentar alam semesta dengan segenap isinya. Suara-Nya mengguntur bagai badai di atas perairan (ayat 3), bagai guruh di atas Gunung Libanon dan padang gurun (ayat 5-9). Ini bukan mazmur biasa, tetapi pengakuan pemazmur dan umat Israel atas kedahsyatan Allah dalam sejarah Israel. Suara Allah, yang menjadi lambang kedahsyatan kuasa dan keagungan Allah, mampu mereka saksikan nyata dalam dunia riil mereka. Dan kesadaran akan kedahsyatan suara Allah membawa berkat bagi umat; mereka yakin Allah yang dahsyat itu juga akan menyertai mereka. Kesadaran, perendahan diri, kepekaan dan keberserahan kepada Allah akan bermuara pada penyertaan-Nya (ayat 10-11).
Renungkan: Orang yang menempatkan Allah sebagai Raja atas hati dan hidupnya akan tanggap mendengar suara dan kehendak Allah.
SH: Mzm 29:1-11 - Raja atas alam semesta (Selasa, 6 Mei 2008) Raja atas alam semesta
Dari beberapa mazmur yang memuji dan menyembah Allah sebagai Raja
(ayat 29, 93, 96-99), Mazmur 29 ini unik karena dua ha...
Raja atas alam semesta
Dari beberapa mazmur yang memuji dan menyembah Allah sebagai Raja
(ayat 29, 93, 96-99), Mazmur 29 ini unik karena dua hal.
Pertama, ajakan memuji Tuhan sebagai Raja ditujukan kepada semua
makhluk ciptaan Allah penghuni sorgawi. Kata "penghuni sorgawi"
secara harfiah adalah anak-anak Allah (band. Kej. 6:2;
Dalam karya penciptaan-Nya, karena Tuhan bersabda maka semua menjadi ada (Kejadian 1). Dalam mazmur ini, kuasa firman dinyatakan lebih eksplisit sebagai "Suara Tuhan". Suara yang menggelegar itu mampu membuat unsur-unsur alam yang menakutkan bagi manusia, tunduk dan taat. Air yang oleh orang zaman dulu dianggap sebagai kuasa kekacauan (ayat 3, 10a), gunung-gunung yang dipercaya sebagai tempat bersemayam dewa dewi (ayat 6), dan padang gurun yang diyakini sebagai tempat roh-roh jahat (ayat 8), tidak berdaya menghadapi Sang Pencipta yang Mahakuasa.
Sebagaimana alam semesta dan segala makhluk ciptaan-Nya tunduk pada kedaulatan Tuhan, Sang Raja, demikian seharusnya umat Israel dan juga umat Tuhan masa kini tunduk pada-Nya. Ketundukan kita harus terwujud dalam bentuk ketaatan dalam berbagai aspek. Dengan menjaga bumi ciptaan Allah ini tetap baik dan asri sebagaimana dulu Tuhan ciptakan, sesungguhnya kita sedang memuliakan Sang Raja Pencipta. Dengan menghormati sesama manusia dan memperlakukannya adil, kita meninggikan Tuhan Sang Raja atas segala makhluk yang berakal budi. Mari, jadilah duta Sang Raja bagi segala bangsa di dunia milik-Nya ini.
SH: Mzm 29:1-11 - Tuhan Mahadahsyat! (Minggu, 28 Agustus 2011) Tuhan Mahadahsyat!
Suatu pertanyaan menarik muncul ketika membaca mazmur pujian ini: siapakah penghuni surgawi yang diajak pemazmur untuk memuji Tuha...
Tuhan Mahadahsyat!
Suatu pertanyaan menarik muncul ketika membaca mazmur pujian ini: siapakah penghuni surgawi yang diajak pemazmur untuk memuji Tuhan (1)? Apakah yang pemazmur maksudkan adalah para malaikat dan ciptaan Tuhan lain yang ada di surga? Atau pemazmur menunjuk pada semua roh di alam supernatural, baik roh yang baik maupun roh-roh jahat (bnd. Ay. 1:6; 2:1)? Sesungguhnya istilah penghuni surgawi lebih tepat bila diterjemahkan menjadi anak-anak Allah.
Satu hal yang pasti, Mazmur 29 adalah pujian kepada Allah, yang bertakhta melampaui segala apa pun di alam ciptaan, baik yang di bumi maupun yang di langit di atas! Hanya Allah yang layak menerima segala kemuliaan dan hormat baik di bumi maupun di surga. Di bumi, Tuhan menyatakan kedaulatan-Nya atas segala makhluk. Suara Tuhan melambangkan kuasa-Nya yang dahsyat seperti bunyi guruh yang mengerikan, yang membuat setiap ciptaan tidak dapat tahan menghadapi Dia.
Alam tidak tahan menghadapi kemahakuasaan Tuhan (3-8), air yang besar (3) dan air bah (10) ada di bawah kendali Allah. Dalam kepercayaan nonIsrael air melambangkan kuasa kekacauan. Pohon di hutan dan gunung serta padang gurun tak berdaya menghadapi kedahsyatan-Nya. Juga rusa betina sampai beranak oleh karena gentar mendengar suara-Nya. Dan segala sesuatu membuat semua yang ada di Bait-Nya yang kudus menyerukan "Hormat!"
Tuhan yang dahsyat itulah yang menjadi andalan umat-Nya. Ya, segala makhluk lain boleh gemetar ketakutan bila menghadapi kedahsyatan-Nya, tetapi umat Tuhan justru dipenuhi dengan damai sejahtera oleh karena kedahsyatan-Nya itu justru melindungi mereka.
Betapa aman berada dalam naungan Tuhan yang berkuasa. Maka marilah kita melantunkan Mazmur 29 sebagai hormat dan sembah kita kepada Tuhan yang satu-satunya.
SH: Mzm 29:1-11 - Menyembah TUhan (Minggu, 2 Agustus 2015) Menyembah TUhan
"Tuhan, aku memuji-Mu karena siapa Engkau, bukan hanya karena segala perbuatan hebat yang telah Kau lakukan. Tuhan, aku menyembah-Mu ...
Menyembah TUhan
"Tuhan, aku memuji-Mu karena siapa Engkau, bukan hanya karena segala perbuatan hebat yang telah Kau lakukan. Tuhan, aku menyembah-Mu karena siapa Engkau, Engkaulah alasan yang kuperlu untuk menyuarakan pujianku." Demikianlah terjemahan dari petikan lagu yang pernah dipopulerkan oleh Sandi Patty. Makna dari lagu ini sangat dalam, karena berbicara mengenai siapa yang seharusnya jadi fokus penyembahan kita, yaitu pribadi Tuhan, bukan hanya karena kebaikan-Nya di hidup kita.
Pesan yang sama juga disuarakan Daud dalam mazmur ini. Perhatikan bagaimana Daud menekankannya di ayat 1 dan 2: "Kepada Tuhan, hai penghuni sorgawi, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!" Kepada Tuhan yang mulia dan kuat, Daud mengalamatkan penyembahannya. Kemuliaan dan kekuatan Tuhan digambarkan dengan ketujuh suara Tuhan yang mengguntur di atas segala ciptaan-Nya (3-9), yang menegaskan betapa sempurnanya kemuliaan dan kekuatan Tuhan itu. Kepada Tuhan, demikianlah Daud menyembah dengan kekudusan (2). Daud menyadari bahwa Allah yang ia sembah bukanlah Allah yang sembarangan, karena itu ia tidak ingin menghampiri-Nya dengan sembarangan, melainkan dengan kekudusan.
Bagaimana dengan penyembahan kita kepada Tuhan? Adakah kita menjaga kekudusan hidup ketika kita menyembah Dia? Atau kita sembarangan menyembah karena kita tetap hidup di dalam dosa? Dalam Roma 12:1 Paulus mendorong kita: "… demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." Sembahlah Tuhan karena pribadi-Nya, bukan hanya karena perbuatan baik-Nya.
SH: Mzm 29:1-11 - Tuhan, Raja Semesta Alam (Jumat, 10 Agustus 2018) Tuhan, Raja Semesta Alam
Ada lirik lagu yang berbunyi demikian: "Bila kulihat bintang gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar. Ya Tuhanku tak putus...
Tuhan, Raja Semesta Alam
Ada lirik lagu yang berbunyi demikian: "Bila kulihat bintang gemerlapan, dan bunyi guruh riuh kudengar. Ya Tuhanku tak putus aku heran, melihat ciptaan-Mu yang besar. Maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar Kau Allahku." Lirik lagu ini menggambarkan kekaguman penulis kepada Allah ketika melihat karya ciptaan Tuhan. Ia begitu kagum akan kebesaran Tuhan sehingga tidak tahan untuk tidak memuji-Nya. Syair dengan judul asli "O store Gud" ini ditulis oleh Carl Gustaf Boberg.
Dalam Mazmur ini, Daud mengawalinya dengan seruan kepada seluruh penghuni surgawi (mungkin yang dimaksud adalah segenap bangsa Israel sebagai anak-anak Allah) untuk memuji dan sujud menyembah TUHAN. Mengapa? Sebab TUHAN adalah Allah semesta alam. Daud memberikan gambaran betapa besarnya kuasa TUHAN. Suara-Nya mampu mengatasi segala air, baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah (3). Suara TUHAN penuh kuasa dan kekuatan (4). Suara-Nya mampu mematahkan pohon aras Libanon yang ukurannya sangat besar itu (5). Suara TUHAN menggetarkan gunung-gunung. Suara TUHAN itu seperti kilat yang menyambar dan menggetarkan padang gurun Kadesh dan sebagainya.Di bagian akhir Daud menutup mazmurnya dengan pengakuan bahwa TUHAN adalah Raja dan permohonan berkat kepada seluruh umat-Nya.
Carl dan Daud adalah dua penyair yang beda zaman. Akan tetapi mereka memiiki satu kesamaan, yaitu keduanya mengagumi Tuhan ketika melihat karya dan kedahsyatan-Nya atas ciptaan. Bagaimana dengan kita hari ini? Apakah kekaguman kita berhenti sampai pada keindahan ciptaan saja? Ataukah kita mampu mengarahkan rasa hormat dan kekaguman kita kepada Sang Pencipta? Ketika kita mengakui bahwa Tuhan adalah Raja semesta alam, maka sikap hormat dan kagum kita tunjukkan dengan hidup bersahabat terhadap alam dengan cara tidak mengeksploitasi alam.
Doa: Tuhan, aku mengagumi kuasa dan keagungan-Mu yang mengatasi segala alam. [IVT]
Utley -> Mzm 29:3-9
Utley: Mzm 29:3-9 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 29:3-93 Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. 4 Suara TUHAN penuh kekuatan, ...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 29:3-9
3 Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar. 4 Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak. 5 Suara TUHAN mematahkan pohon aras, bahkan, TUHAN menumbangkan pohon aras Libanon. 6 Ia membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, dan gunung Siryon seperti anak banteng. 7 Suara TUHAN menyemburkan nyala api. 8 Suara TUHAN membuat padang gurun gemetar, TUHAN membuat padang gurun Kadesh gemetar. 9 Suara TUHAN membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya. dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: "Hormat!"
Mazm 29:3-9 Bait ini didominasi oleh "suara TUHAN." Tampaknya ada dua cara untuk melihatnya.
- 1. YHWH Sang pencipta, lih. ay. Mazm 29:3,10 (lih. Kej 1, Mazm 93)
- 2. YHWH Allah badai yang sejati dan pemberi hujan (lih. ay. Mazm 29:3-9, yaitu, bertentangan dengan klaim Ba'al)
Perhatikan cara suara YHWH ditandai (ayat Mazm 29:4-9).
- 1. kuat (BDB 470)
- 2. semarak (akar yang sama dalam ay. Mazm 29:2b, BDB 214)
- 3. mematahkan pohon aras (KATA KERJA, BDB 990, KB 1.402 diulang dalam ay. Mazm 29:5)
- 4. membuat Lebanon dan Sirion (yaitu, Mt. Hermon, lih. Ul 3:9) melompat
- 5. nyala apir (lih. Mazm 18:12,14) membakar pohon
- 6. membuat gemetar padang gurun (KATA KERJA, BDB 296, KB 297, diulang dalam ay. Mazm 29:8)
- 7. membuat beranak rusa betina
- 8. menggunduli hutan (BDB 362 I)
Pentinglah untuk diingat bahwa kata yang diucapkan adalah sebuah konsep teologis yang sangat penting dan meresap ke orang Ibrani kuno.
- 1. penciptaan oleh kata yang diucapkan - Kej 1
- 2. kekuatan kata yang diucapkan Allah - Yes 14:24; 25:1; 45:23; 46:10; 55:11; 59:21, Mat 24:35
- 3. Mesias disebut "Firman" dalam Yoh 1:1-5,14; Wahy 19:13
- 4. gambaran dari Mesias yang akan kembali dengan berlidahkan pedang bermata dua - Wahy 1:16; 2:12
Mazm 29:6 "Libanon... Sirion" Ini adalah referensi geografis di utara dari Tanah Perjanjian Kanaan. Istilah "Sirion" untuk G. Hermon jarang terjadi (lih. Ul 3:9). Karena hal ini dan konteksnya yang jelas atau citra "badai", banyak sarjana modern telah melihat ini sebagai Mazmur pengerjaan ulang dari sebuah himne yang aslinya untuk Ba'al (dewa badai Kanaan). Naskah Ras Shamra membuka banyak citra terselubung dari PL dalam terang mitologi Kanaan. Para penulis Ibrani sering mengambil deskripsi dari dewa kafir dan mengubahnya menjadi deskripsi dan gelar dari YHWH. Mereka tahu bahwa Ia adalah satu-satunya Allah yang benar (lihat Topik Khusus: Monoteisme di Mazm 2:7).
Untuk diskusi singkat yang baik dari kosmologi kuno lihat IVP Kamus Pencitraan Alkitab, hal. 169-174.
Mazm 29:9 KATA KERJA yang sama (BDB 296, KB 297) yang diterjemahkan "goyang" dalam ayat Mazm 29:8 (dua kali) sekarang digunakan untuk beranak (lih. Ayub 39:1) dan Sarah melahirkan di Yes 51:2.
Jika seseorang mencoba untuk menjaga paralelisme sinonim antara Mazm 29:9b Yes 29:5b, maka ia harus mengubah "rusa betina" (MT, Proyek Naskah UBS memberinya peringkat "B") dengan "ek" (lih. TEV, NJB, konsonan yang sama, hanya perubahan vokal). Ini dilakukan untuk mencoba melanjutkan kemungkinan pola kiastiknya.
Alkitab NET (hal. 885 # 21) menunjukkan sebuah perbaikan dari "hutan" ke "kambing gunung betina" untuk mempertahankan paralelisme sinonim antara ayat Mazm 29:9a Yes 6. JPSOA memiliki catatan kaki, "menyebabkan domba lahir dini" sebagai sebuah pilihan (BDB 362 II).
Mazm 29:9c Ringkasan dari semua tindakan ini (yaitu, hasil fisik dari badai yang kuat) adalah bahwa dalam bait-Nya semua berkata, "Hormat!.
YHWH sang pencipta menyediakan kelimpahan pertanian melalui hujan pada musimnya. Pencipta ini juga Pemelihara! (Lihat artikel yang bagus tentang "Penyediaan" di IVP Kamus dari Pencitraan Alkitab, hal. 681-683..
NJB membuat ay. Mazm 29:9c awal dari ay. Yes 29:10-12.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.