Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Rm 1:18--3:20; Rm 2:1--3:20
Jerusalem: Rm 1:18--3:20 - -- Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebal...
Uraian mengenai Kebenaran Allah yang menyatakan diri melalui Injil, yang nanti akan dilanjutkan dalam Rom 3:21 dst, disusul suatu uraian tentang kebalikannya ialah: di luar Injil hanya "kemurkaan Allah" yang menampakkan diri, baik dalam dunia orang-orang kafir, Rom 1:18-32, maupun dalam bangsa Yahudi, Rom 2:1-3:10. Kemurkaan itu pertama-tama menyatakan dirinya dalam diperbanyaknya dosa manusia. Dalam penghakiman terakhir akan disingkapkan seluruhnya, Rom 2:6+; Mat 3:7+.
Jerusalem: Rm 2:1--3:20 - -- Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan ter...
Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan terus terang. Orang-orang Yahudi mau main hakim terhadap orang-orang lain, tetapi mereka sendiri tidak terluput, kalau berlaku seperti orang-orang lain itu, Rom 2:1-5,17-24. Hukum Taurat, Rom 2:12-13, sunat, Rom 2:25-29, dan Kitab Suci yang berharga, Rom 3:1-8, tidak membebaskan mereka dari sikap hati yang tepat. Baik orang Yahudi maupun orang kafir dapat dituntut di hadapan pengadilan Allah, Rom 2:6-11; dan kenyataannya kedua-duanya telah menjadi hamba dosa, Rom 3:9-20.
Ref. Silang FULL -> Rm 2:28
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 2:28 - -- 2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat lahiriah.
Hodges135 menjelaskan hubungan a...
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat lahiriah.
Hodges135 menjelaskan hubungan antara pasal 2:25-27, mengenai sunat, dan pasal 2:28-29. Sudah dijelaskan (dalam 2:25-27) bahwa suatu upacara lahiriah yang tidak disertai ketaatan (seperti sunat) tidak memiliki arti, karena kenyataan batin adalah intisari dari agama yang sejati. Kalau begitu, maka Rasul Paulus dapat berkata bahwa sunat yang tidak disertai dengan ketaatan pada hukum Taurat sudah menjadi bukan sunat, dan orang Yahudi yang tidak taat dapat dikatakan bukan Yahudi. Upacara hanya dapat memiliki nilai kalau upacara tersebut disertai dengan keadaan batin yang benar.
Kepentingan keadaan hati orang bukan suatu tema baru bagi Rasul Paulus. Hal ini sudah ditegaskan dalam Perjanjian Lama.136
Hagelberg: Rm 2:1--3:8 - -- b. Murka Allah Dinyatakan melawan Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
Mungkin manusia dalam Adam kasar dan jahat, seperti ...
b. Murka Allah Dinyatakan melawan Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
Mungkin manusia dalam Adam kasar dan jahat, seperti apa yang digambarkan dalam pasal 1:18-1:32, dan mungkin juga dia halus dan beradab seperti yang digambarkan dalam pasal 2:1-3:20, tetapi dia pasti harus menghadap murka Allah karena dia berada dalam aiwn/aion maut.
Siapa yang dibicarakan dalam pasal 2:1-16 agak sulit ditentukan. Beberapa penafsir84 berpikir bahwa orang Yunani yang beradab, yang memiliki kebudayaan dan moril yang tinggi, yang dimaksudkan di sini. Menurut mereka, baru dengan pasal 2:17 Paulus mulai membicarakan orang Yahudi.
Cranfield85 mencatat beberapa faktor yang mendukung pengertian dia, yaitu bahwa di sini Paulus sudah beralih dari orang Yunani untuk membicarakan orang Yahudi secara khusus. Antara lain, Cranfield mencatat bahwa:
i) Kata-kata Paulus mirip dengan Kebijaksanaan Salomo 11-15, sebuah karangan Yahudi yang menjadi bagian dari Apokripa.
ii) Tegasnya pasal 2:4 mengenai kesabaran Allah sesuai dengan sikap Paulus terhadap bangsa Israel.
iii) Pola di mana manusia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu "Yahudi" dan "bukan Yahudi" (1:16, 2:9, 2:10, 3:9) sudah biasa untuk Paulus.
iv) Rasanya pasal 2:17 tidak disusun sebagai peralihan dari satu kelompok (bukan Yahudi) pada kelompok yang lain (Yahudi).
v) Sikap kesombongan terhadap orang bukan Yahudi sudah biasa untuk orang Yahudi, seperti nyata dalam pasal 2:18-20.
Orang Yahudi yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus pasti mengaminkan dengan penuh semangat apa yang dikatakan mengenai orang bukan Yahudi di atas. Akan tetapi Paulus menjelaskan bahwa agama mereka tidak melindungi mereka dari murka, karena hidup keagamaan mereka masih ada dalam aiwn/aion lama sehingga harus dimurkai.
i. Dia yang Menghakimi dan Melakukan yang Sama Tidak akan Luput dari Hukuman 2:1-11
Menurut karangan mereka sendiri, orang Yahudi tidak merasa terancam oleh hukuman Allah, walaupun mereka rela mengaku bahwa mereka juga berdosa.86
Hagelberg: Rm 2:28 - -- 2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat lahiriah.
Hodges135 menjelaskan hubungan a...
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat lahiriah.
Hodges135 menjelaskan hubungan antara pasal 2:25-27, mengenai sunat, dan pasal 2:28-29. Sudah dijelaskan (dalam 2:25-27) bahwa suatu upacara lahiriah yang tidak disertai ketaatan (seperti sunat) tidak memiliki arti, karena kenyataan batin adalah intisari dari agama yang sejati. Kalau begitu, maka Rasul Paulus dapat berkata bahwa sunat yang tidak disertai dengan ketaatan pada hukum Taurat sudah menjadi bukan sunat, dan orang Yahudi yang tidak taat dapat dikatakan bukan Yahudi. Upacara hanya dapat memiliki nilai kalau upacara tersebut disertai dengan keadaan batin yang benar.
Kepentingan keadaan hati orang bukan suatu tema baru bagi Rasul Paulus. Hal ini sudah ditegaskan dalam Perjanjian Lama.136
Hagelberg: Rm 1:18--3:20 - -- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang ...
1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20
(aiwn/aion kematian)
Dalam bagian ini Paulus membuktikan bahwa murka dari Allah menimpa setiap orang yang tidak mencari kebenaran dan setiap orang yang mencari kebenaran berdasarkan Taurat.
Nygren67 menjelaskan bahwa bagi kita garis besar yang masuk akal adalah seperti berikut:
1. Kebenaran dari Manusia
a) kefasikan manusia
b) kebenaran manusia melalui Taurat
2. Kebenaran dari Allah
Tetapi garis besar tersebut bukanlah garis besar yang dipakai oleh Rasul Paulus. Oleh karena Paulus selalu berpikir secara theosentris, maka garis besar yang dia pakai adalah seperti yang berikut:
1. Murka Allah...
a) ...melawan kefasikan
b) ...melawan kebenaran manusia yang berdasarkan Taurat
2. Kebenaran Allah
Maka dalam bagian ini (1:18-3:20) Paulus menguraikan apa yang dapat diharapkan dari aiwn/aion kematian yang berada di dunia ini. Aiwn/aion Adam harus dimengerti lebih dahulu, kemudian baru aiwn/aion Kristus dapat dimengerti. Paulus menegaskan bahwa sikap Allah terhadap segala sesuatu dari aiwn/aion ini dapat diringkaskan dengan satu kata, yaitu murka. Dia mulai dengan menguraikan sikap Allah terhadap manusia yang tidak berusaha untuk menjadi benar.
Hagelberg: Rm 1:18--4:25 - -- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengej...
A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengejar kebenaran dengan Taurat Musa. Yang dibenarkan hanyalah mereka yang percaya kepada Kristus.
Mulai di sini sampai dengan pasal 8 Paulus menguraikan tema yang dikemukakan di dalam pasal 1:16-17. Untuk menguraikan bagaimana kebenaran Allah dinyatakan dalam Injil yang menyelamatkan, dia harus lebih dahulu menyatakan bahwa murka Allah sedang dinyatakan atas dosa segala manusia. Dia harus membuktikan perlunya keselamatan itu. Kebenaran Allah adalah kebenaran yang satu-satunya, dan kebenaran itu hanya dinyatakan "dari iman kepada iman."
Di sini layak dicatat bahwa di dalam bagian ini bukanlah Paulus yang menghakimi angkatan itu, tetapi Injil Kristus yang menghakimi semua manusia. Bukan berarti angkatan itu lebih buruk dari pada angkatan-angkatan yang terdahulu, atau yang kemudian, tetapi mengingat kebenaran Allah semua manusia buruk.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 2:17-29
Matthew Henry: Rm 2:17-29 - Kesombongan dan Kebobrokan Orang Yahudi Kesombongan dan Kebobrokan Orang Yahudi (Roma 2:17-29)
Pada bagian akhir pasal ini Rasul Paulus mengarahkan pembahasannya lebih dekat kepada orang...
Kesombongan dan Kebobrokan Orang Yahudi (Roma 2:17-29)
- Pada bagian akhir pasal ini Rasul Paulus mengarahkan pembahasannya lebih dekat kepada orang Yahudi, dan menunjukkan dosa-dosa apa yang menjadi kesalahan mereka, tak peduli dengan pengakuan diri dan kesombongan mereka yang sia-sia. Sebelumnya dia sudah mengatakan (ay. 13) bahwa bukan pendengar melainkan pelaku hukum Taurat yang dibenarkan, dan di sini dia menerapkan kebenaran besar itu pada orang Yahudi. Perhatikanlah,
- I. Dia menerima pengakuan-pengakuan iman mereka (ay. 17-20) dan memerinci kesombongan tertentu mereka dan hak istimewa yang mereka bangga-banggakan, supaya mereka bisa melihat bahwa dia menyalahkan mereka bukan karena tidak tahu dalih mereka. Tidak, dia tahu betul perkara mereka.
- 1. Mereka adalah bangsa yang istimewa, terpisah dan berbeda dari semua bangsa lainnya, karena mereka memiliki hukum tertulis dan kehadiran Allah yang istimewa di tengah-tengah mereka.
- (1) Kamu menyebut dirimu orang Yahudi, terutama bukan dalam hal asal-usul, melainkan pengakuan diri. Itu adalah gelar yang sangat terhormat. Keselamatan datang dari bangsa Yahudi, dan inilah yang sangat mereka banggakan, menjadi sebuah bangsa yang istimewa. Tetapi banyak orang yang disebut demikian merupakan orang-orang paling kejam. Bukan hal baru jika perbuatan-perbuatan terburuk diselubungi dengan nama-nama terbaik, dan banyak rumah ibadat Iblis mengatakan bahwa mereka adalah orang Yahudi (Why. 2:9), dan keturunan ular beludak pun membual bahwa Abraham adalah bapa mereka (Mat. 3:7-9).
- (2) Dan bersandar kepada hukum Taurat. Artinya, mereka membanggakan bahwa mereka memiliki hukum Taurat, tertulis dalam buku-buku mereka, membacanya di rumah-rumah ibadat mereka. Mereka sangat menyombongkan hak istimewa ini, dan mengira hal ini cukup untuk membawa mereka ke sorga, walaupun mereka tidak hidup sesuai dengan hukum tersebut. Bersandar pada hukum Taurat dengan rasa puas dan setuju itu baik. Tetapi bersandar pada hukum Taurat dengan angkuh, malas, dan merasa aman secara duniawi, akan menghancurkan jiwa. Bait TUHAN (Yer. 7:11). Betel, kepercayaan mereka (Yer. 48:13). Meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus (Zef. 3:11). Adalah berbahaya jika bersandar pada hak-hak istimewa lahiriah, dan tidak berusaha memanfaatkannya.
- (3) Bermegah dalam Allah. Lihatlah bagaimana hal-hal terbaik bisa diselewengkan dan disalahgunakan. Memuliakan Allah dengan rasa percaya, kerendahan hati, dan rasa bersyukur, adalah akar dan ringkasan dari seluruh agama (Mzm. 34:3; Yes. 45:15; 1Kor. 1:31). Tetapi bermegah dalam Allah dengan angkuh dan sombong, dan mengakui nama-Nya secara lahiriah saja, adalah akar dan ringkasan dari semua kemunafikan. Kesombongan rohani adalah yang paling berbahaya dari semua jenis kesombongan.
- 2. Mereka adalah orang-orang yang berpengetahuan (ay. 18): dan tahu akan kehendak-Nya, to thelēma – kehendak. Kehendak Allah adalah kehendak tertinggi, kehendak yang berkuasa, mutlak dan tidak dapat ditolak. Dunia pada waktunya, dan tidak sebelum waktunya, akan diatur sebagaimana mestinya, ketika kehendak Allah adalah satu-satunya kehendak, dan semua kehendak lainnya larut ke dalamnya. Mereka bukan hanya mengetahui kebenaran Allah, namun juga kehendak Allah, apa yang Dia inginkan supaya mereka lakukan. Mungkin saja orang yang munafik banyak mengetahui kehendak Allah. Dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak (KJV: menyetujui hal-hal yang lebih baik) – dokimazeis ta diapheronta. Paulus mendoakan ini untuk teman-temannya sebagai sebuah pencapaian yang sangat besar (Flp. 1:10). Eis to dokimazein hymas ta diapheronta. Ini berarti,
- (1) Memahami dengan baik hal-hal tentang Allah, dalam arti demikian, Engkau mengetahui perbedaan hal-hal yang berbeda, mengetahui bagaimana membedakan antara baik dan jahat, memisahkan antara yang berharga dan yang hina (Yer. 15:19), membedakan antara yang najis dan yang tahir (Im. 11:47). Baik dan jahat terkadang sangat mirip sehingga tidak mudah untuk dibedakan. Namun orang Yahudi, karena mereka sudah memiliki batu ujian hukum Taurat, dapat, atau setidaknya mengira mereka dapat, membedakan, menguraikan hal-hal terkecil dalam perkara-perkara yang meragukan. Seseorang bisa saja pandai menafsirkan Kitab Suci namun merupakan orang Kristen yang buruk, tepat dalam memahami namun sembrono dan ceroboh dalam melaksanakannya. Atau, dengan De Dieu kita dapat memahami pertentangan-pertentangan dengan ta diapheronta. Seseorang mungkin saja ahli dalam hal pertentangan-pertentangan agama, namun tidak mengenal kuasa kesalehan.
- (2) Karena sangat mencintai hal-hal tentang Allah, seperti yang kita baca, menyetujui hal-hal yang lebih baik (KJV). Ada kebaikan dalam agama yang dapat disetujui seorang munafik. Mungkin saja dia setuju dengan penilaian praktis bahwa hukum Taurat itu baik, namun persetujuan itu dikalahkan oleh nafsu kedagingan dan nafsu dalam pikiran:
- Dan sudah biasa jika orang berdosa menjadikannya sebagai alasan yang sangat memperburuk kehidupan yang penuh dosa. Mereka mengenal dan suka dengan apa yang baik itu karena diajar dalam hukum Taurat, katechoumenos, diajar agama. Kata tersebut berarti mereka sudah diajar ketika masih kecil. Suatu hak istimewa dan keuntungan yang besar jika diajar dengan baik tentang agama pada masa kecil. Sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk bersusah payah mengajar anak-anak mereka ketika mereka masih kecil, dan semua pelajaran mereka diambil dari dalam hukum Taurat. Alangkah baiknya jika orang Kristen sama rajinnya dalam mengajar anak-anak mereka dari dalam Injil. Nah, ini disebut sebagai (ay. 20) kegenapan (KJV: bentuk pengetahuan, dan kebenaran dalam hukum Taurat – pen.), yaitu tampak dan penampilan dari segala kepandaian. Orang-orang yang pengetahuannya bersandar pada gagasan kosong, namun tidak meresap ke dalam hati mereka, berarti hanya memiliki bentuknya saja, seperti sebuah lukisan yang dilukis dengan bagus dan dengan warna-warna yang indah, namun tidak punya kehidupan. Pengetahuan lahiriah hanya menghasilkan kesalehan lahiriah (2Tim. 3:5). Pengetahuan lahiriah dapat menipu manusia, namun tidak dapat memperdayai mata Allah yang menembus dan memeriksa hati. Wujud lahiriah dapat menjadi sarana saluran kuasa, namun orang yang hanya memperhatikan itu saja sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
- 3. Mereka adalah orang-orang yang mengajar, atau setidaknya demikianlah menurut pendapat mereka (ay. 19-20): Dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta. Hal ini dapat diterapkan,
- (1) Pada orang Yahudi secara umum. Mereka menganggap diri mereka penuntun bagi bangsa-bangsa lain yang buta dan malang, yang ada dalam kegelapan. Dan mereka sangat bangga akan hal ini, bahwa siapa pun yang ingin memiliki pengetahuan tentang Allah harus berutang budi pada mereka untuk itu. Semua bangsa-bangsa lain harus datang bersekolah kepada mereka, untuk belajar apa yang baik, dan apa yang dituntut oleh Tuhan, karena mereka memiliki sabda-sabda yang hidup.
- (2) Pada rabi-rabi mereka, dan para alim ulama, dan pemimpin-pemimpin di antara mereka, terutama yang menghakimi orang lain (ay. 1). Kebanggaan pada diri sendiri yang besar ini mereka dapatkan dari kursi Musa, dan rasa hormat yang diberikan orang banyak atas perintah mereka. Dan Rasul Paulus menyatakan ini dengan beberapa istilah, penuntun orang buta, terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, pengajar orang yang belum dewasa, yang lebih menyatakan pendapat sombong mereka tentang diri sendiri, dan penghinaan mereka terhadap orang lain. Ini adalah senar harpa yang sangat suka mereka petik, menimbun sebutan kehormatan bagi diri mereka sendiri. Pekerjaan terbaik yang disombongkan tidak diterima oleh Allah. Memang baik jika mendidik orang bodoh dan mengajar orang yang belum dewasa, namun mengingat ketidaktahuan, kebodohan dan ketidakmampuan kita sendiri untuk berhasil mengajar tanpa Allah, tidak ada yang dapat dibanggakan dari pekerjaan itu.
- II. Rasul Paulus semakin menambah murka orang-orang Yahudi itu dengan dua hal (ay. 21-24):
- 1. Bahwa mereka berdosa melawan pengetahuan dan pengakuan diri mereka. Mereka melakukan sendiri apa yang mereka ajarkan kepada orang lain untuk menghindarinya: Bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Mengajar kebaikan harus dimulai dari diri sendiri, dan tidak boleh hanya berhenti di situ saja. Kemuna fikan orang Farisi adalah bahwa mereka tidak melakukan seperti yang mereka ajarkan (Mat. 23:3), justru merobohkan dengan cara hidup mereka apa yang mereka bangun dengan pengajaran mereka. Karena siapa yang mau percaya kepada orang-orang yang tidak mempercayai diri mereka sendiri? Teladan akan lebih menguasai daripada peraturan. Penghalang terbesar bagi keberhasilan kata-kata adalah orang-orang yang hidupnya buruk dan bertentangan dengan ajaran mereka yang baik, yang khotbahnya di atas mimbar sangat baik sehingga sayang mereka harus turun dari mimbar, namun hidupnya di luar mimbar sangat jahat sehingga sayang mereka pernah naik mimbar. Dia menyebutkan tiga dosa khusus yang sangat banyak terdapat di antara orang Yahudi:
- (1) Mencuri. Ini dituduhkan kepada beberapa orang yang mengumumkan ketetapan Allah (Mzm. 50:16,18): Jika engkau melihat pencuri, maka engkau berkawan dengan dia. Orang Farisi dituduh menelan rumah janda-janda (Mat. 23:14), dan itu adalah perampokan yang terburuk.
- (2) Perzinahan (ay. 22). Ini sama seperti yang dituduhkan kepada orang-orang berdosa (Mzm. 50:18), Engkau bergaul (KJV: ikut serta) dengan orang berzinah. Banyak rabi Yahudi yang dikatakan terkenal karena dosa ini.
- (3) Pencemaran dengan merampas hal-hal kudus, yang pada waktu itu, dengan hukum-hukum khusus, dipersembahkan dan dikhususkan untuk Allah. Dan ini dituduhkan kepada orang-orang yang mengaku jijik terhadap berhala-berhala. Hal inilah yang dilakukan orang Yahudi secara luar biasa, setelah penawanan mereka di Babel. Tungku perapian itu memisahkan mereka selamanya dari sisa penyembahan berhala mereka, namun mereka berlaku sangat curang dalam menyembah Allah. Pada hari-hari terakhir jemaat Perjanjian Lama, mereka dituduh menipu Allah mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus (Mal. 3:8-9), memakai hal yang secara istimewa dikhususkan untuk Allah bagi penggunaan mereka sendiri, dan untuk melayani segala nafsu mereka. Dan ini hampir sama dengan penyembahan berhala, walaupun pencemaran ini diselubungi dengan rasa jijik terhadap berhala-berhala. Orang yang akan dihakimi dengan keras pada suatu hari lain adalah yang mengutuki dosa orang lain namun melakukan sendiri hal yang sama, atau yang sama buruk, atau yang lebih buruk.
- 2. Bahwa mereka mempermalukan Allah dengan dosa mereka (ay. 23-24). Sementara Allah dan hukum-Nya adalah kehormatan bagi mereka, yang atasnya mereka membangga-banggakan dan menyombongkan diri, mereka malah justru memalukan Allah dan hukum-Nya, dengan memberi kesempatan kepada orang-orang luar untuk mencela agama mereka, seolah-olah agama memang mengizinkan dan memperbolehkan hal-hal seperti itu. Seperti halnya orang-orang yang menarik kesimpulan seperti itu berdosa (karena kesalahan seseorang yang mengaku beriman tidak boleh ditimpakan pada pengakuan imannya), demikian pula mereka yang memberi kesempatan timbulnya kesimpulan-kesimpulan itu juga berdosa, dan dosa ini akan sangat memperburuk kesalahan mereka. Inilah yang mendatangkan hukuman dalam perkara Daud, bahwa dia dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN (2 Sam. 12:14, KJV: telah memberi kesempatan kepada musuh-musuh Allah untuk menghujat – pen.). Dan Rasul Paulus di sini mengacu kepada tuduhan yang sama terhadap nenek moyang mereka: Seperti ada tertulis (ay. 24). Dia tidak menyebutkan tertulis di mana, karena dia menuliskan ini untuk orang-orang yang sudah diajar tentang hukum Taurat (ketika berusaha meyakinkan seseorang, suatu keuntungan jika berhadapan dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan mengenal kitab suci), namun tampaknya dia menunjuk kepada Yesaya 52:2; Yehezkiel 36:22-23; dan 2 Samuel 12:14. Ini adalah sebuah ratapan, bahwa orang-orang yang diciptakan untuk menjadi ternama dan terpuji bagi Allah justru mendatangkan aib dan malu bagi-Nya. Kejahatan besar dari dosa seorang yang mengaku beriman adalah penghinaan yang diberikan kepada Allah dan agama oleh karena pengakuan iman mereka. “Oleh karena kamulah nama Allah dihujat. Artinya, kamu memberi kesempatan untuk itu, dengan kebodohan dan kecerobohan kamu. Kecaman yang kamu akibatkan bagi dirimu sendiri merendahkan juga Allahmu, dan agama dirugikan melalui pihakmu.” Ini sebuah peringatan yang baik bagi orang-orang yang mengaku percaya supaya melangkah dengan hati-hati. Lihatlah 1 Timotius 6:1.
- III. Dia menegaskan bahwa pengakuan iman mereka sama sekali tidak cukup untuk membebaskan mereka dari kesalahan yang mendatangkan murka ini (ay. 25-29): Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat. Artinya, orang Yahudi yang taat tidak akan kehilangan upah ketaatan mereka, tetapi akan memperolehnya karena sebagai orang Yahudi mereka memiliki hukum ketaatan yang lebih jelas daripada yang dimiliki bangsa-bangsa lain. Allah tidak memberikan hukum Taurat atau memerintahkan sunat dengan sia-sia. Pernyataan ini harus dikaitkan dengan keadaan orang Yahudi sebelum ibadah yang hanya berdasar tata upacara lahiriah itu diakhiri, karena jika demikian sunat bagi orang yang mengaku percaya kepada Kristus tidak dilarang (Gal. 5:1). Namun di sini dia berbicara kepada orang Yahudi yang bisa mendapatkan manfaat dari agama Yahudi, jika mereka mau hidup sesuai ketetapan dan hukumnya. Tetapi jika tidak, “sunatmu tidak ada lagi gunanya. Artinya pengakuan imanmu tidak akan berguna bagimu. Kamu tidak akan lebih dibenarkan daripada bangsa-bangsa lain yang tidak disunat, melainkan justru lebih disalahkan karena berdosa terhadap terang yang lebih besar.” Orang yang tidak disunat dalam Kitab Suci dianggap sebagai orang najis (Yes. 52:1), tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan (Ef. 2:11-12), dan orang Yahudi yang jahat akan dihakimi sebagai orang yang tidak bersunat. Lihatlah Yeremia 9:25-26. Lebih jauh untuk menggambarkan hal ini,
- 1. Dia menunjukkan bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak disunat, jika mereka hidup sesuai terang yang mereka miliki, berdiri sederajat dengan orang Yahudi, jika mereka memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat (ay. 25), melakukan hukum Taurat (ay. 27). Artinya, dengan sungguh-sungguh tunduk kepada tuntunan terang alam, mereka melakukan isi pokok hukum Taurat. Sebagian orang memahaminya sebagai menilai perkara ketaatan yang sempurna terhadap hukum Taurat: ”Jika bangsa lain dapat mengikuti hukum Taurat dengan sempurna, mereka akan dibenarkan karenanya seperti orang Yahudi.” Namun tampaknya lebih cocok jika artinya adalah jenis ketaatan yang benar-benar dicapai sebagian orang bukan Yahudi. Perkara Kornelius akan memperjelas hal ini. Walaupun dia orang bukan Yahudi, dan tidak disunat, namun, karena ia saleh, dan ia serta seisi rumahnya takut akan Allah (Kis. 10:2), dia diterima (ay. 4). Sudah pasti, ada banyak contoh-contoh serupa, dan mereka adalah orang yang tak bersunat, yang memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat. Dan mengenai orang-orang seperti itu dia berkata,
- (1) Bahwa mereka diterima oleh Allah, seolah-olah mereka telah disunat. Mereka dianggap sama dengan orang yang telah disunat. Sunat memang kewajiban yang diperintahkan kepada orang Yahudi, tetapi hal itu bukanlah syarat bagi seluruh dunia untuk memperoleh pembenaran dan keselamatan.
- (2) Bahwa ketaatan mereka sangat memperburuk ketidaktaatan orang Yahudi, yang memiliki hukum Taurat tertulis (ay. 27). Menghakimi kamu, artinya ikut menambah hukuman kamu, yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar. Perhatikanlah, bagi orang duniawi yang mengaku percaya, hukum hanyalah tulisan. Mereka membacanya sebagai tulisan belaka, dan tidak diatur olehnya sebagai sebuah hukum. Mereka benar-benar telah melanggar hukum itu, bukan hanya tulisan dan sunat saja, tetapi juga olehnya. Artinya, mereka mengeraskan hati dalam dosa. Hak-hak istimewa lahiriah, jika tidak bermanfaat bagi kita, akan merugikan kita. Ketaatan orang-orang yang menikmati lebih sedikit sarana, dan membuat lebih sedikit pengakuan iman, akan menambah hukuman orang-orang yang menikmati lebih banyak sarana, dan membuat lebih banyak pengakuan iman namun tidak hidup sesuai dengan itu.
- 2. Dia menjelaskan sunat yang sesungguhnya (ay. 28-29).
- (1) Sunat yang sesungguhnya bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah, dan bukan secara hurufiah. Ini bukan berarti kita harus menghentikan ketaatan terhadap penetapan-penetapan lahiriah (yang baik jika dilakukan pada tempatnya), melainkan supaya kita tidak lagi mempercayai dan mengandalkan penetapan-penetapan itu sebagai hal yang cukup untuk membawa kita ke sorga, dan ti dak menerima begitu saja apa yang disebut hidup tanpa benar-benar hidup. Orang seperti itu bukan yang disebut Yahudi, dan tidak akan diterima Allah sebagai keturunan Abraham yang percaya, atau diakui sudah memenuhi maksud hukum Taurat. Menjadi anak-anak Abraham berarti mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Abraham (Yoh. 8:39-40).
- (2) Sunat yang sesungguhnya adalah yang tidak nampak, di dalam hati, dan secara rohani. Allah melihat hati, dan hati yang disunat membuat kita dapat diterima oleh-Nya. Lihat Ulangan 30:6. Ini bukan sunat yang dilakukan oleh manusia (Kol. 2:11). Penanggalan akan tubuh yang berdosa, berarti dilakukan secara rohani, dengan roh kita sebagai pelaku, dan dikerjakan oleh Roh Allah sebagai penciptanya.
- (3) Pujian baginya datang bukan dari manusia, yang menghakimi menurut penampilan lahiriah, melainkan dari Allah. Artinya, Allah sendiri akan mengakui, dan menerima, dan memahkotai ketulusan ini, karena bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah. Kepura-puraan yang menarik hati dan pengakuan iman yang tampak meyakinkan bisa memperdayai manusia, tetapi Allah tidak bisa diperdayai seperti itu. Allah bisa melihat menembus penampilan untuk melihat yang sesungguhnya. Ini sama seperti Kekristenan sejati. Orang Kristen sejati bukanlah orang yang Kristen secara lahiriah, atau yang dibaptis secara lahiriah pada tubuhnya, melainkan orang yang Kristen secara batiniah, dan dibaptis di dalam hati, secara rohani, dan bukan secara hurufiah, dan mendapatkan pujian bukan dari manusia melainkan dari Allah.
SH: Rm 2:17-29 - Pengajar dan pelaku Firman Allah. (Rabu, 13 Mei 1998) Pengajar dan pelaku Firman Allah.
Apa sebab orang Yahudi cenderung merasa diri lebih dari orang kafir? Karena merasa diri berpegang pada Taurat, tahu...
Pengajar dan pelaku Firman Allah.
Apa sebab orang Yahudi cenderung merasa diri lebih dari orang kafir? Karena merasa diri berpegang pada Taurat, tahu kehendak Allah, tahu mana benar mana salah (ayat 17-18). Tetapi Firman Allah adalah kehendak Allah yang tidak cukup dipelajari dan diketahui tetapi harus ditaati. Dengan sikap yang angkuh mereka mengajarkannya dengan sangat menekankan segi hukum (legalistis)nya, agar orang kain mematuhi dengan sungguh-sungguh (ayat 20) tetapi mereka yang mengajarkannya itu, mengkhianati dan melanggarnya sendiri (ayat 21-22). Akibatnya mencemarkan nama Allah di hadapan bangsa-bangsa lain (ayat 23-24).
Bukan lambangnya, tetapi maknanya. Kemunafikan orang Yahudi itu langsung menelanjangi ketidakberdayaan manusia. Manusia memang tidak mampu menaati kehendak Allah dan menyenangkan hati Allah bila hanya bergantung pada kekuatan sendiri. Bukan Taurat yang menyelamatkan tetapi anugerah Allah. Bukan sunat menyelamatkan sebab sunat hanyalah lambang yang menunjuk kepada kuasa Injil Yesus yang mampu menyunat hati manusia menjadi tahir.
Renungkan: Dosa sudah sedemikian merusak manusia. Bagaimanapun kita berupaya mengatasinya, akhirnya hanya Nama Tuhan saja dipermalukan. Hanya kuasa Injil dapat sungguh menciptakan hati yang tulus berniat memuliakan Tuhan.
Doa: Tuhan, sadarkan kami dari segala kemunafikan kami.
SH: Rm 2:17-29 - Kesejatian umat Allah (Sabtu, 27 Mei 2006) Kesejatian umat Allah
Adalah suatu kenyataan ironis, di negara hukum penegak-penegak
hukumnya justru nomor satu dalam melanggar hukum. Perikop ini...
Kesejatian umat Allah
Adalah suatu kenyataan ironis, di negara hukum penegak-penegak hukumnya justru nomor satu dalam melanggar hukum. Perikop ini jelas ditujukan Paulus kepada orang-orang berlatar belakang Yahudi. Bagi mereka, dosa-dosa seperti yang dipaparkan di pasal 1:18-32 tidak mungkin mereka lakukan. Hanya orang kafirlah yang melakukannya. Alasan mereka adalah karena mereka umat yang memiliki Hukum Taurat.
Paulus dengan tegas mengecam kesimpulan seperti itu karena walaupun mereka menyebut diri penerima Taurat bahkan pengajar Taurat, kenyataannya mereka adalah pelanggar nomor satu Taurat (ayat 17-22). Justru fakta sejarah Perjanjian Lama menunjukkan kebobrokan moral umat Israel yang membusukkan nama Tuhan mereka di tengah-tengah bangsa kafir (Yes. 52:5; Rm. 2:24). Memiliki Taurat memang berguna karena dapat memberikan petunjuk hidup bagaimana sesuai dengan kehendak Allah. Bersunat pun berguna karena menjadi tanda seseorang anggota umat Perjanjian Allah. Namun semua hal itu tidak ada gunanya, kecuali mereka benar-benar umat Allah. Tanda kesejatian umat Allah adalah bukan bersunat atau berhukum Taurat melainkan melakukan Taurat sebagaimana yang Allah kehendaki. Kesejatian umat Allah adalah sunat hati, yaitu hati yang mengalami pembersihan dan dihidupkan oleh Roh sehingga motivasinya adalah untuk memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan.
Tanda-tanda lahiriah kekristenan, seperti dibaptis, memiliki nama Kristen, memakai kalung salib, dll., tidak menjadi jaminan seseorang adalah Kristen sejati. Kristen sejati adalah ia yang memiliki Kristus di dalam hatinya yang mewujud nyata dalam tindakannya yang kudus dan benar. Orang demikian akan menerima pujian dari Allah bukan manusia (ayat 29b).
Responsku: _________________________________________________
SH: Rm 2:17-29 - Bukan Taurat, bukan sunat (Kamis, 7 Mei 2009) Bukan Taurat, bukan sunat
Manusia punya banyak cara untuk mencari keselamatan. Ada yang
melakukan ritual agama, perbuatan baik, dan lain-lain.
...
Bukan Taurat, bukan sunat
Manusia punya banyak cara untuk mencari keselamatan. Ada yang melakukan ritual agama, perbuatan baik, dan lain-lain.
Orang Yahudi sangat membanggakan Hukum Taurat. Wajar, karena Taurat diberikan Tuhan secara khusus hanya kepada mereka. Taurat membuat mereka merasa lebih beradab dibanding bangsa-bangsa di sekitar mereka (ayat 19), dan membuat mereka merasa punya posisi istimewa di hadapan Tuhan. Namun mereka lupa bahwa memiliki Taurat tidak serta merta membuat manusia benar di mata Allah. Memiliki Taurat harus disertai kesetiaan untuk melakukannya (ayat 21-22). Dan mereka gagal dalam hal itu. Mereka gagal memberikan kesaksian tentang hidup benar di antara bangsa-bangsa nonYahudi dan mereka gagal beroleh perkenan Allah.
Orang Yahudi juga membanggakan sunat. Sunat adalah tanda perjanjian yang menunjukkan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Namun mereka lalai memelihara perjanjian itu dan hidup tidak sesuai dengan panggilan sebagai umat Allah. Orang yang bersunat tanpa melakukan ketetapan Taurat, maka sunatnya itu tidak berguna. Sunat yang benar bukanlah sunat lahiriah, tetapi sunat di dalam hati (band. Ul. 30:6). Artinya, apa yang ada dalam hati seseorang jauh lebih penting. Paulus seolah ingin menegaskan bahwa, adalah lebih baik bila orang tidak bersunat, tetapi melakukan ketentuan Taurat dari pada orang yang bersunat, tetapi tidak melakukan ketetapan Taurat.
Lalu apa yang membuat orang diselamatkan? Bukan etika, ikut aturan, perbuatan baik, atau apapun. Keanggotaan gereja, baptisan, atau ikut perjamuan kudus pun hanya merupakan simbol hubungan dengan Tuhan. Namun bukan jaminan bahwa kita beroleh keselamatan. Hanya jika kita telah sampai pada titik di mana kita tahu bahwa tidak ada satu pun yang dapat kita lakukan untuk memperoleh keselamatan, maka saat itulah kita menyadari bahwa hanya Tuhan dan iman kepada Dia saja yang memungkinkan kita diselamatkan.
SH: Rm 2:17-29 - Kesaksian luar-dalam (Sabtu, 14 April 2012) Kesaksian luar-dalam
Kita bukan orang Yahudi yang mengikuti hukum Yahudi. Namun jika kita sudah lama (apalagi turun-temurun) menjadi Kristen dan menj...
Kesaksian luar-dalam
Kita bukan orang Yahudi yang mengikuti hukum Yahudi. Namun jika kita sudah lama (apalagi turun-temurun) menjadi Kristen dan menjadi bagian dari gereja, mungkin teguran Paulus kepada orang Yahudi ini sama absahnya dan relevannya bagi kita. Ay. 17-21 berisi seruntutan pertanyaan: jika kita merasa tahu Alkitab, bisa mengenali mana kehendak Allah, percaya diri bahwa kita bisa memberikan terang kepada mereka yang ada dalam gelap dan mengajar orang untuk bertumbuh dalam iman, sudahkah kita sendiri menjalani apa yang kita ajarkan itu?
Sejak kecil kita diajar berbagai kebenaran firman Tuhan. Di kelas katekisasi, dalam kelas pembinaan dan kelompok tumbuh bersama kita diajarkan berbagai doktrin dan pengetahuan Alkitab yang mungkin pada awalnya entah memukau atau menakutkan, tetapi setelah menahun dalam kehidupan beriman, ada ancaman yang nyata bahwa semua pengetahuan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi kita. Ketika ada orang bertanya tentang iman Kristen mungkin bisa kita jelaskan dengan gamblang, sementara bagi hidup kita sendiri semua kebenaran itu sudah tawar. Inilah yang diingatkan Paulus, jangan sampai karena kita "nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain" (24).
Bagi orang Kristen memang tidak ada kewajiban sunat, tetapi ada berbagai tanda lahiriah yang biasa digunakan, misalnya kalung salib atau tato dengan kata-kata tertentu. Berpakaian rapi setiap hari Minggu pun bisa menjadi penanda bagi sekitar kita bahwa kita adalah Kristen. Adakah tanda-tanda itu berkorelasi positif dengan sikap kita? Adakah mereka melihat bahwa orang-orang yang berpakaian rapi di setiap hari Minggu ini adalah orang-orang yang sehari-harinya bersikap baik dan ramah, berbeda dari orang-orang lainnya. Adakah mereka melihat bahwa orang yang memakai kalung salib ini memancarkan karakter yang menyenangkan, berbeda dari orang-orang lainnya? Kesejatian iman kita diukur bukan dari simbol dan penampilan fisik, tetapi dari pujian yang datang kepada Allah waktu orang berinteraksi dengan kita dalam hidup sehari-hari.
SH: Rm 2:17-29 - Kristen NATO (Jumat, 14 Oktober 2016) Kristen NATO
Sorotan Paulus terhadap orang Yahudi menjadi lebih tajam, sekalipun ia sendiri adalah orang Yahudi (lih. 2Kor. 11:22; Fil. 3:5-6) dan be...
Kristen NATO
Sorotan Paulus terhadap orang Yahudi menjadi lebih tajam, sekalipun ia sendiri adalah orang Yahudi (lih. 2Kor. 11:22; Fil. 3:5-6) dan berisiko untuk dinilai dengan hal-hal yang ia soroti. Namun, Paulus tidak mundur. Ia tetap menyampaikan kebenaran firman Allah kepada orang Yahudi. Terhadap orang-orang sebangsanya, Paulus menegaskan bahwa hukum Taurat dan sunat bukan jaminan keselamatan mereka. Bukan tanpa alasan Paulus menegaskan hal ini.
Pertama-tama, Paulus memperlihatkan kepada orang Yahudi mengenai apa yang mereka miliki, antara lain: mereka memiliki panggilan dan hak sebagai orang Yahudi (17), mereka punya hukum Taurat (17), mereka punya kebanggaan agamawi (17), punya kepandaian dan pengetahuan agamawi (18), punya keyakinan akan kebenaran (19-20), punya tanda lahiriah sebagai orang Yahudi, yaitu sunat (25b). Secara lahiriah, mereka sah sebagai orang Yahudi dan tak perlu diragukan.
Akan tetapi dalam pandangan Paulus, semua itu sia-sia belaka. Pada kenyataannya, hidup mereka sama sekali tidak memiliki keteladanan sebagai orang Yahudi (21-25). Mereka tahu banyak soal hukum dan aturan dari Allah, tetapi mereka tidak melakukannya (21-25). Tidak heran jika Paulus mengkontraskan sikap hidup mereka dengan orang non-Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat dan tidak bersunat (26-27). Bagi Paulus, mereka tidak memiliki tanda sunat rohani (28-29). Itulah sebabnya, keyahudian lahiriah tidak ada gunanya. Bahkan, Paulus menyebut sikap hidup orang Yahudi seperti itu sebagai bentuk penghujatan terhadap nama Tuhan (24). Yang terpenting adalah kesungguhan percaya dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari (29).
Biarlah hal ini menjadi peringatan keras bagi kita. Jangan hidup keagamaan kita hanya sebatas KTP belaka di mana iman percaya kita tidak terwujud dalam perbuatan sehari-hari. Tuhan tidak menebus kita hanya untuk menjadi orang Kristen NATO (No actions, talk only). [MFS]
SH: Rm 2:17-29 - Mempermuliakan Versus Mempermalukan (Rabu, 22 Juni 2022) Mempermuliakan Versus Mempermalukan
Orang Yahudi merasa diri lebih baik dan benar daripada orang kafir karena mereka memiliki hukum Taurat, hukum yan...
Mempermuliakan Versus Mempermalukan
Orang Yahudi merasa diri lebih baik dan benar daripada orang kafir karena mereka memiliki hukum Taurat, hukum yang Tuhan berikan kepada mereka sebagai bangsa pilihan. Orang Yahudi sangat bangga atas hukum Taurat. Tetapi, Paulus menjelaskan bahwa yang penting bukan sekadar memiliki hukum Taurat, melainkan melakukan hukum Taurat.
Bangsa Yahudi menganggap bangsa-bangsa non-Yahudi itu buta, berada dalam kegelapan, bodoh, belum dewasa, dan tidak berpengetahuan karena mereka hidup tanpa hukum Taurat. Namun, apakah orang-orang Yahudi lebih dewasa dan tidak berbuat dosa? Ternyata tidak demikian.
Mereka bermegah atas hukum Taurat yang mereka miliki, tetapi mereka sendiri menghina Tuhan dengan melanggar hukum Taurat (21-23). Sekalipun mereka sudah mengenal Tuhan dan memiliki hukum Taurat, tetapi karena mereka hidup dalam dosa, mereka mempermalukan nama Tuhan (24). Melalui bagian ini, Paulus ingin menegur orang-orang Kristen Yahudi saat itu bahwa mereka seharusnya menjadi teladan bagi bangsa-bangsa kafir, supaya dapat mendidik orang-orang non-Yahudi yang mereka anggap bodoh. Mereka seharusnya mempermuliakan Tuhan lewat hidup mereka, dan dengan demikian, menjadi terang yang menuntun bangsa-bangsa kafir untuk mengenal Tuhan (19-20).
Hari ini banyak orang Kristen yang hidup seperti orang-orang Kristen di Roma: mereka mengaku Kristen, tetapi hidupnya jauh dari teladan yang Kristus berikan. Akibatnya, banyak orang yang belum percaya menghina nama Tuhan dan tidak mau percaya kepada Tuhan. Mereka melihat hidup orang percaya yang tidak baik.
Kita yang sudah mengenal Tuhan seharusnya menjadi teladan bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Jangan sampai melalui hidup kekristenan kita nama Tuhan dipermalukan. Sebaliknya, mari kita mempermuliakan nama Tuhan dengan hidup seturut firman-Nya. Nyatakanlah kasih dan kebenaran Kristus dengan benar sehingga kita dapat dipakai Tuhan untuk menuntun mereka yang belum percaya datang kepada-Nya. [STG]
Utley -> Rm 2:25-29
Utley: Rm 2:25-29 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 2:25-2925 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka suna...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 2:25-29
25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? 27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. 28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. 29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Rom 2:25 "sunat" Paulus masih menggunakan diatribe (serangan kata-kata). Seseorang akan mengangkat suatu pernyataan bahwa, paling tidak saya telah disunat (lih. Kej 17:10-11). Kita adalah keturunan Abraham. Paulus secara tegas dan penyakitkan menelanjangi pengharapan yang sangat disukai orang Yahudi. (Mat 3:7-10; Yoh 8:31-59).
Seluruh tetangga Israel kecuali Filistin adalah orang-orang bersunat. Bukanlah tindakannya itu sendiri yang penting artinya; namun adalah iman yang terus-menerus dari penerimanya (ay. Rom 2:26-27). Hal ini berlaku bagi semua ritual agama. Orang beragama sering menginginkan berkat perjanjian Allah, namun tanpa adanya suatu tanggung jawab.
Rom 2:25-26 "jika…jika…jika" Ini adalah tiga buah kalimat THIRD CLASS CONDITIONAL yang menunjuk kepada kemungkinan tindakan di masa depan. Ketaatan (lih. Ul 27; 28; 29; 30) adalah kunci dalam argument Paulus di pasal Rom 2, namun bukan di Rom 3:21-31 (lih. Gal 3)
Rom 2:26-27 Ayat-ayat ini menawarkan pengharapan bahwa beberapa orang bukan Yahudi telah menanggapi terang yang mereka miliki. Satu-satunya contoh Alkitabiah dari hal ini adalah Kornelius dalam Kis 10. Meskipun ia tidak cocok betul dengan ayat ini karena ia adalah orang yang takut pada Allah dan menyembah di sinagog setempat.
Ayat-ayat ini dalam kenyataannya adalah suatu point yang saling melengkapi dengan argument Paulus tentang perlunya keselamatan bagi orang Yahudi. Rom 3:23 adalah ringkasan bahwa semua manusia akan terhilang secara rohani tanpa Kristus. Jika ada orang bukan Yahudi yang hidup sesuai dengan terang yang mereka miliki dari ciptaan dan suatu kesadaran moral batiniah, Allah akan menyediakan kesempatan bagi mereka untuk menanggapi Kristus – entah bagaimana, dengan cara tertentu, pada waktu tertentu.
Rom 2:28-29 "bukan orang Yahudi. . .orang Yahudi" Ini adalah diskusi yang sangat penting sekali karena perkembangan teologi modern tentang dispensasionalisme dan upayanya untuk memisahkan dan mengkotak-kotakkan uamt Allah dalam PL dari umat Allah dalam PB. Hanya ada satu perjanjian dan satu umat (lih. Rom 9:6; Gal 3:7-9,29; 6:16; 1Pet 3:6). Perjanjian Baru adalah mengembangan dan penggenapan dari yang lama. Umat Allah telah selalu menjadi umat oleh iman dan bukan karena keturunan. Mereka adalah "manusia hati", bukan manusia ritual atau rasial. Iman, bukan orang tua, inilah kuncinya. Pikiran perjanjian dan bukannya tanda perjanjian, idilah tandanya.
□ "lahiriah" Lihat Topik Khusus pada Rom 1:3
Rom 2:29 Tanda perjanjian sunat (lih. Kej 17:14) adalah penggambaran dalam PL untuk keperbukaan seseorang kepada Allah. Penggambaran ini berkembang dalam beberapa cara (1) sunat hati (lih. Ul 10:16; Yer 4:4); (2) sunat telinga (lih.Yer 6:10); dan (3) sunat bibir (lih. Kel 6:12,30). Hukum Taurat tidak pernah dimaksudkan sebagai aturan-aturan lahiriah, melainkan suatu prinsip yang mengubahkan kehidupan. Lihat Topik Khusus: Pandangan Paulus terhadap Hukum Taurat" pada Rom 13:9.
- NASB "sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah"
- NKJV "sunat di dalam hati, dalam Roh, bukan dalam tulisan/surat"
- NRSV "adalah hal di dalam hati – rohani dan bukan hurufiah"
- TEV "adalah pekerjaan Roh Allah, bukan Hukum tertulis"
- JB "dalam hati – sesuatu yang bukan dari yang tertulis, namun dari roh"
Frasa ini mendua dalam bahasa Yunani. Beberapa terjemahan menunjuk pada pertentangan antara hal rohani dan hokum tertulis (bandingkan NRSV, The Twentieth Century New Testament, terjemahan Knox, terjemahan George A. Lamsa dari Peshitta, terjemahan Willam dan Versi New Berkeley). Terjemahan-terjemahan lain melihatnya sebagai kontras antara Roh Kudus (lih. Rom 7:6; 2Kor 3:6, di mana penyusunan yang serupa muncul) dan naskah tertulis (bandingkan NASB, NKJV, NEB, NIV, dan TEV).
Paulus telah mendiskusikan kenyataan bahwa beberapa orang bukan Yahudi mungkin memiliki perbuatan yang menyukakan Allah, terlepas dari Hukum Taurat. Jika ini benar, maka anak-anak Allah akan mencakup lebih dari mereka yang telah disunat secara fisik (lih. Galatia). Keluarga Allah lebih lebae dari ras Yahudi (Kej 3:15; 12:3; Kel 19:5); Ayub, Melkisedek, Jetro, Kaleb, Rahab, dan Rut adalah bukan dari ras Yahudi. Bahkan suku Efraim dan Manase adalah setengah Mesir (lih. Kej 41:50-52).
Topik Teologia -> Rm 2:28
Topik Teologia: Rm 2:28 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Flesh adalah Substansi Jasmaniah
Ima 13:38 Ima 17:15-16 Bil 8:7 2Ra 6:30 Ayu 4:15 Ayu 14:22 Ayu 21:6 ...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Keselamatan
- Pembenaran
- Sarana Pembenaran
- Pembenaran adalah Bukan dari Usaha Manusia
- Pembenaran adalah Bukan dari Sunat
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Sisi Dalam Dan Sisi Luar (Roma 2:28, 29)
Yang secara khusus ada dalam pikiran Paulus adalah orang-orang Yahudi lahiriah ketika ia menulis kata-kata d...
Sisi Dalam Dan Sisi Luar (Roma 2:28, 29)
Yang secara khusus ada dalam pikiran Paulus adalah orang-orang Yahudi lahiriah ketika ia menulis kata-kata dalam Roma 2:28, 29. Ia mengatakan, pada dasarnya, "Engkau boleh saja menyebut dirimu orang Yahudi, tetapi engkau bukan orang Yahudi sejati sampai sisi dalam dan sisi luar dirimu sejalan. Namun begitu, ada kemungkinan bahwa ia sedang mengantisipasi ajaran yang belakangan di surat itu bahwa orang Kristen adalah keturunan rohani Abraham (lihat 4:12, 16). Misalnya, jika "Roh" dalam ayat 29 mengacu kepada Roh Kudus, ini akan lebih berarti bagi orang Kristen daripada bagi orang Yahudi. Selanjutnya, kita tahu bahwa, dalam tulisan yang belakangan, Paulus mengacukan orang Kristen sebagai "sunat sejati" (Flp. 3:3; lihat Kol. 2:11).96
Apakah Paulus juga memikirkan Israel rohani atau tidak, kita yang Kristen perlu mempelajari pelajaran yang ia ajarkan kepada Israel lahiriah: Mengamati bentuk luar tidak pernah cukup; sesuatu harus terjadi di dalam hati. Misalnya, orang boleh saja diselamkan ke dalam air; tetapi jika ia tidak menaati "dengan segenap hati" (6:17, 18; lihat 6:3, 4), maka baptisan itu hanya membuat dia basah. Orang boleh saja makan Perjamuan Tuhan—makan roti tidak beragi dan minum air buah anggur—tapi kecuali ia berfokus pada makna kedua unsur itu, ia "makan dan minum … [yang] mendatangkan hukuman atas dirinya" (1 Kor. 11:29; lihat 11:23-30). Orang boleh saja menyanyikan lagu-lagu tanpa alat musik mekanis; tetapi jika ia gagal "menyanyi dan memuji dengan roh … [dan] menyanyi dan memuji juga dengan akal budi" (1 Kor. 14:15), ia hanya membuat kebisingan. Orang bisa saja berbicara fasih, bekerja rajin, dan memberi penuh pengorbanan; tetapi jika ia melakukan semua ini tanpa kasih dalam hatinya, semua itu tidak ada gunanya bagi dia (lihat 1 Kor. 13:1-3). Untuk menjadi "Kristen sejati," kita tidak hanya perlu melakukan hal-hal yang benar, tetapi juga melakukannya dengan cara yang benar—yaitu, kita perlu melakukannya dengan segenap hati.
Perhatikanlah bahwa saya mengatakan "tidak hanya" dan "juga." Untuk menyukakan Allah, sisi luar dan di sisi dalam diri kita harus benar. Beberapa orang menyalahgunakan Roma 2:28, 29 untuk mengajarkan bahwa benar tidaknya "sisi luar" seseorang adalah tidak penting; yang penting hanya "sisi dalam" orang itu. Misalnya, beberapa orang bersikeras bahwa pesan utama Roma 2:28, 29 adalah "hurufiah vs. rohaniah." Orang-orang ini menyimpulkan bahwa "hurufiah hukum Taurat" (apa yang sebenarnya Alkitab katakan) tidak memiliki konsekuensi dan apa yang penting adalah "rohaniah hukum Taurat" (memiliki motivasi yang benar). Apakah Paulus mengajarkan bahwa "tidak ada konsekuensinya" apakah orang Yahudi, di bawah pengaturan Perjanjian Lama, disunat atau tidak disunat? Tidak! Sudah dipahami bahwa laki-laki Yahudi akan disunat. Tujuan Paulus adalah untuk menekankan bahwa sunat lahiriah saja tidak cukup; orang Yahudi perlu juga sunat hati.
Yang lainnya menggunakan Roma 2:28, 29 sebagai kesempatan untuk menyerang ajaran Alkitab tentang baptisan dalam rencana Allah. Karena baptisan tidak disinggung dalam nas ini, penerapan baptisan secara otomatis diragukan. Jika Anda ingin mengetahui apa yang Alkitab ajarkan mengenai topik tertentu, bukalah nas-nas yang menyinggung hal itu, bukan membuka nas-nas yang tidak menyinggungnya. Untuk menemukan apa yang Paulus ajarkan tentang baptisan, bukalah Roma 6:3-7 atau Galatia 3:26, 27, jangan membuka Roma 2:28, 29. Namun demikian, beberapa orang menggunakan ayat 28 dan 29 dalam upaya mereka untuk mendiskreditkan baptisan.
Beberapa orang menggunakan argumentasi umum yang berkaitan dengan pandangan "hurufiah vs. rohaniah" yang telah disebutkan. Mereka bersikeras bahwa baptisan adalah bagian dari "hurufiah hukum Taurat" dan oleh karena itu tidak penting.
"Jika roh [hati] seseorang adalah benar," mereka menyimpulkan, "apakah ia dibaptis atau tidak secara relatif tidaklah penting." Masalah dengan argumentasi ini adalah bahwa tidak ada sedikit pun petunjuk dalam ayat 28 dan 29 bahwa Paulus memiliki kesimpulan seperti itu dalam pikirannya. Seperti yang akan kita lihat ketika kita mempelajari Roma 6, Paulus mengajarkan bahwa baptisan adalah bagian penting dari rencana Allah bagi penebusan manusia.
Yang lainnya menggunakan argumentasi yang lebih khusus, mencoba untuk menyamakan sunat dan baptisan. Argumentasi mereka terlihat seperti ini:
Lahir dalam keluarga Yahudi adalah apa yang membuat laki-laki Yahudi menjadi Yahudi. Disunat delapan hari kemudian hanya tanda (atau meterai) bahwa ia adalah seorang Yahudi (lihat 4:11). Oleh karena itu, sunat tidak ada hubungannya dengan dirinya yang menjadi anak Allah.
Begitu juga halnya, "dilahirkan kembali" (Yoh. 3:3)—yang, mereka katakan, dicapai "dengan iman saja"—adalah apa yang membuat seseorang menjadi anak Allah. Dibaptis belakangan hanyalah tanda atau meterai bahwa orang itu sudah menjadi anak Allah. (Beberapa orang mengacukan baptisan sebagai "tanda lahiriah dari penyucian batiniah.") Oleh karena itu, mereka meng-klaim bahwa baptisan tidak ada hubungannya dengan seseorang menjadi anak Allah.
Penyamaan ini mengandung begitu banyak kesalahan sehingga sulit untuk mengetahui dari mana memulainya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Alkitab tidak mengajarkan bahwa kelahiran baru adalah "oleh iman saja." Yesus berkata bahwa kita harus "dilahirkan dari air dan Roh" (Yoh. 3:5). Selama abad-abad permulaan gereja, ada kesepakatan umum bahwa "air" dalam Yohanes 3:5 mengacu kepada baptisan air. Petrus memberitahu para pembacanya bahwa ketika mereka menaati kebenaran, mereka "dilahirkan kembali" (1 Pet. 1:22, 23). Selanjutnya, Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa baptisan adalah "tanda" atau "meterai" yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan. Sebaliknya, Yesus berkata, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16; huruf miring ditambahkan). Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengam-punan dosamu" (Kisah 2:38; huruf miring ditambahkan). Namun begitu, mari kita berfokus pada upaya untuk menyamakan baptisan dan sunat. Upaya apa saja untuk menarik kesamaan antara baptisan dan sunat bisa menimbulkan ketidaklogisan. Hanya orang-orang Yahudi yang disunat; haruskah kita membaptis orang-orang Yahudi saja? Hanya laki-laki yang disunat; haruskah kita membaptis laki-laki saja? Umumnya, anak bayi disunat; haruskah kita membaptis anak bayi? (Beberapa orang berupaya menggunakan argumentasi "sunat = baptisan" untuk membenarkan apa yang mereka sebut "baptisan" anak bayi.) Sejauh yang saya tahu, hanya satu nas di dalam Alkitab yang menggunakan analogi sunat dalam kaitannya dengan baptisan. Paulus menyurati jemaat Kolose, … Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, (Kol. 2:11-13).
Dalam nas ini, baptisan dan sunat rohani berhubungan, tetapi mereka tidak sama. Baptisan (penyelaman dalam air) adalah aktivitas manusia, sementara sunat rohani (yang mencakup pengampunan atas pelanggaran) adalah aktivitas ilahi. Sunat rohani berlangsung sebagai akibat dari orang yang dibaptis, pada saat orang dibaptis— tetapi dua tindakan itu berbeda. Baptisan tidak pernah diacukan sebagai tanda atau meterai keselamatan kita, tetapi Roh yang menetap diacukan sebagai tanda. Paulus memberitahu jemaat Korintus bahwa Allah "memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan" (2 Kor. 1:22). Ia menyurati jemaat Efesus, "Di dalam Dia [Kristus] kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita" (Efe. 1:13, 14). Kita diberi "meterai" Roh Kudus ketika kita menaati Tuhan dan dibaptis (Kisah 2:38; lihat 5:32). Jika saya mencoba untuk mengaitkan antara apa yang membuat seseorang menjadi orang Yahudi dan apa yang membuat seseorang menjadi orang Kristen, mungkin itu akan terlihat seperti ini:
Lahir ke dalam keluarga Yahudi membuat laki-laki Yahudi menjadi orang Yahudi. Sunat adalah tanda atau meterai bahwa ia adalah orang Yahudi.
Kelahiran baru (yang mencakup baptisan air; Yoh. 3:5) membuat seseorang menjadi orang Kristen. Ketika seseorang dilahirkan kembali, ia diberi Roh Kudus (Kisah 2:38) sebagai tanda atau meterai bahwa ia adalah orang Kristen (lihat Roma 8:9).
Tentu saja, kesamaan itu tidak sempurna. Sebagai tambahan bagi fakta bahwa sunat adalah untuk laki-laki Yahudi, ada perbedaan ini: Sebagai aturan, sunat lahiriah terjadi delapan hari setelah kelahiran lahiriah, sementara Allah memberi kita Roh Kudus pada saat kita dilahirkan dari air dan Roh, tidak delapan hari kemudian. Namun demikian, ada kesamaan antara dua prosedur itu.
Agar seorang Yahudi menjadi "Yahudi sejati," tidak cukup bagi dia untuk disunat dalam daging; ia juga perlu disunat dalam hati. Hatinya terhadap Tuhan perlu diperbaiki; ia perlu berkomitmen kepada Dia. Begitu juga halnya, untuk menjadi "Kristen sejati," kita tidak hanya harus "benar" pada sisi luar, tetapi kita juga perlu "benar" pada sisi dalam diri kita.
Saya berkomitmen terhadap tantangan memulihkan Kristen Perjanjian Baru. Salah satu aspek pemulihan ini sifatnya eksternal: Kita perlu "melakukan hal-hal dalam Alkitab dengan cara-cara Alkitabiah." Pada saat yang sama, saya sadar akan bahaya yang selalu timbul dari menekankan sisi eksternal untuk mengabaikan sisi internal. Bagaimanapun, lebih mudah memulihkan bentuk-bentuk agama Kristen abad pertama daripada memulihkan jati dirinya. Jadi saya katakan lagi bahwa, untuk menjadi "Kristen sejati," kita tidak hanya harus "benar" pada sisi luar, tetapi kita perlu juga "benar" pada sisi dalam diri kita!
Jika Anda punya "kebutuhan luar" atau "kebutuhan dalam," saya dorong Anda untuk menangani hal itu sekarang juga! Datanglah kepada Kristus dan biarkan darah-Nya menyucikan Anda dari segala dosa (6:3-7; Gal. 3:26, 27; Kol. 1:14; 1 Yoh. 1:7, 9)!
Ringkasan
Dalam Roma 1, Paulus menekankan bahwa Allah tidak meninggalkan dunia bukan Yahudi tanpa wahyu. Allah telah menyatakan diri-Nya kepada orang bukan Yahudi dalam berbagai cara. Wahyu itu, yang mungkin dianggap sebagai "tradisi patriarkh," mencakup kebutuhan untuk mempersembahkan korban. Namun begitu, bahkan jika ingatan terhadap tradisi-tradisi itu telah menjadi redup, bangsa-bangsa bukan Yahudi masih punya bukti tentang Ilah dalam dunia yang diciptakan (1:18-20).
Dalam pasal 2, Paulus menambahkan bahwa orang bukan Yahudi secara naluriah menjalankan beberapa ajaran moral hukum Musa karena Allah telah memberi mereka hati nurani. Thomas menegaskan bahwa "tidak ada satu orang pun yang pernah [hidup] tanpa hukum di hadapan Allah!"97Jika orang Yahudi telah menjalankan hukum Taurat mereka secara sempurna, mereka tidak akan membutuhkan keselamatan. Jika orang bukan Yahudi tidak bersalah terhadap hukum mereka, maka tidak ada kebutuhan bagi Yesus untuk mati di kayu salib bagi mereka. Argumentasi Paulus dalam pasal-pasal pertama kitab Roma adalah bahwa tidak satu orang pun yang sudah hidup sesuai dengan terang yang Allah sudah berikan kepada mereka. Oleh karena itu, semua orang—orang Yahudi dan orang bukan Yahudi—sudah selalu membutuhkan kebenaran Allah!
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Israel Rohani (Roma 2:25-29)
Pernyataan Paulus diarahkan kepada orang Yahudi lahiriah, tetapi akan tepat juga untuk diarahkan kepada diri kita sendir...
Israel Rohani (Roma 2:25-29)
Pernyataan Paulus diarahkan kepada orang Yahudi lahiriah, tetapi akan tepat juga untuk diarahkan kepada diri kita sendiri. Dalam pasal 4, Paulus mengatakan bahwa mereka yang memiliki iman Abraham—baik orang Yahudi atau orang bukan Yahudi— adalah keturunan rohani Abraham (4:12, 16; lihat Gal. 3:29). Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus menyebut orang Kristen sebagai "Israel milik Allah" (Gal. 6:15, 16).
Sebagai Israel rohani, kita tidak lagi terikat oleh hukum Musa (lihat 7:4), tetapi kita memiliki "hukum Kristus" (1 Kor. 9:21.), "hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang" (Yak. 1:25). (Jika kita tidak memiliki hukum, kita tidak dapat dihukum sebagai orang berdosa [lihat 4:15; 5:13].) Secara khusus, Allah telah memberi kita Perjanjian (wasiat) Baru Yesus (lihat Ibr. 9:15-17)—untuk mengajar kita, menegur kita, mengoreksi kita, melatih kita, dan memperlengkapi kita (lihat 2 Tim. 3:16, 17). Betapa ini merupakan suatu berkat! John Fawcett mengatakan ini dalam sebuah lagu:
Betapa berharganya Kitab ilahi, Yang diberikan lewat inspirasi! Ajarannya bersinar terang seperti pelita, Memimpin jiwaku menuju sorga.
Kitab Suci ilahi!
Tambang hartaku yang berharga! Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku Memimpin dengan selamat ke rumahku.94
Namun begitu, sekedar memiliki Alkitab, sementara mengabaikan ajarannya, adalah tidak berguna. Lebih buruk daripada itu, sikap itu menggelikan. Itu seperti orang tersesat di padang gurun, yang memiliki kompas tetapi tidak pernah dilihatnya … atau seperti orang yang bepergian di wilayah asing dengan peta di sakunya, namun ia tidak pernah membuka peta itu … atau seperti pelancong yang berdiri di tiang petunjuk arah yang menunjuk ke arah ia harus pergi, tapi tidak mau beranjak dari tiang itu. Sekedar memiliki hukum Musa tidak membuat seseorang menjadi Yahudi sejati— dan hanya memiliki salinan Perjanjian Baru tidak akan membuat seseorang menjadi Kristen sejati.
Sebagai Israel rohani, kita bisa belajar dari kata-kata Paulus kepada orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi mengira bahwa melakukan ritual tertentu menjamin kedudukan benar mereka dengan Allah. Apakah memiliki Taurat ada nilainya? Ya, ada (lihat 3:1, 3). Haruskah laki-laki Yahudi disunat? Pasti. Ia tidak akan menjadi orang Yahudi tanpa salah satu dari ini. Namun begitu, dapatkah memiliki Taurat dan disunat menggantikan ketaatan kepada Allah? Tidak pernah bisa!
Mereka yang telah berdedikasi memulihkan Kristen Perjanjian Baru membaptis orang-orang yang bisa bertanggung jawab melalui penyelaman untuk pengampunan dosa. Kita mengambil Perjamuan Tuhan pada hari pertama setiap minggu. Dalam ibadah kita kepada Allah, kita bernyanyi tanpa alat musik mekanis. Apakah semua ini penting? Ya, semua penting. Bagaimana bisa kita mengaku sebagai gereja Tuhan dan berbuat sebaliknya? Namun begitu, bisakah semua itu menjadi pengganti bagi ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan lainnya—perintah-perintah seperti berikut ini?
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi (1 Yoh. 4:7).
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang (Gal. 6:10).
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni (Efe. 4:32).
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18).
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku (Mat. 28:19).
Tidak pernah dapat! Untuk menjadi "orang Kristen sejati," orang harus serius melakukan semua yang Tuhan telah perintahkan.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang ma...
Berita Buruk Lebih Dulu (Roma 1:18-3:20)
Pada suatu kesempatan, seseorang berkata kepada saya, "Saya punya berita baik dan berita buruk. Yang mana yang Anda inginkan lebih dulu?" Paulus memiliki "berita baik" dan "berita buruk" bagi para pembacanya. Kabar baiknya adalah bahwa mereka bisa diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman. Pertama, bagaimanapun, ia memberi mereka berita buruk: Tanpa Allah, mereka ditakdirkan untuk tenggelam lebih dalam dan lebih dalam ke dalam dosa, tanpa harapan penebusan. Kebenaran ini sangat penting sehingga ia menyita dua pasal lebih untuk membangun kebenaran itu (1:18-3:20).
Mengapakah Paulus tidak sekedar berkata, "Kita semua adalah orang berdosa," dan kemudian memberikan berita baik? Karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka adalah orang-orang berdosa.
Kebanyakan orang merasa bahwa mereka, secara keseluruhan, adalah orang yang cukup layak. Mereka mungkin tidak sempurna, tapi mereka tidak melakukan kesalahan besar. Mereka tidak membunuh siapa saja atau merampok bank apa saja. Mereka tidak berselingkuh atau mengasari anak-anak mereka. Mereka jujur dan pekerja keras, dan mereka mencoba untuk menjadi tetangga yang baik. Karena mereka sadar tidak memiliki dosa yang benar-benar mendatangkan bencana, mereka mengira hubungan mereka dengan Allah pasti benar. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mungkin telah memenuhi standar mereka sendiri, tetapi mereka belum memenuhi standar Allah.10
Bayangkanlah seseorang pergi ke dokter karena sakit kepala, mengharapkan untuk diberikan pil untuk meredakan rasa sakitnya. Sebaliknya, dokter memberitahu dia bahwa ia perlu dioperasi—dengan segera. Setelah orang itu pulih dari keterkejutannya, ia mungkin akan bersikeras agar dokter itu menjelaskan mengapa operasi diperlukan. Paulus ingin para pembacanya memahami bahwa "penyakit" rohani manusia begitu berat sehingga tidak ada obat "moralis" sederhana (seperti "menjalani kehidupan yang lebih baik" atau "melakukan pekerjaan yang lebih baik") akan menyembuhkan masalah itu. Tanpa "operasi radikal rohani" (kasih karunia Allah sebagaimana diungkapkan dalam Yesus), umat manusia berada di bawah hukuman.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Yahudi Sejati (Roma 2:17-29)
Ketika saya berpikir tentang ungkapan "orang Yahudi sejati," pikiran saya teringat kepada program televisi Ame...
Yahudi Sejati (Roma 2:17-29)
Ketika saya berpikir tentang ungkapan "orang Yahudi sejati," pikiran saya teringat kepada program televisi Amerika dari tahun 50-an dan 60-an yang berjudul "Mengatakan Kebenaran." Tiga kontestan akan berdiri di hadapan beberapa juri. Yang pertama akan berkata, "Nama saya adalah [kita akan panggil dia Joe Smith], dan saya [telah melakukan sesuatu yang tidak biasa atau khusus]." Kandidat kedua dan ketiga akan juga mengaku sebagai Joe Smith. Setelah mereka duduk, juri-juri itu menanyai mereka dengan pelbagai pertanyaan dan kemudian menebak siapa yang mengatakan kebenaran dan siapa yang tidak. Pada akhirnya, pembawa acara akan berkata, "Akankah Joe Smith sejati berkenan untuk berdiri?" Dan Joe Smith akan berdiri.
Bayangkanlah tiga orang dari masa lalu. Semuanya mengenakan pakaian yang khas, dan memiliki fitur fisik orang Yahudi, di zaman Paulus. Yang pertama berkata, "Saya adalah orang Yahudi sejati. Saya memiliki Taurat Musa." Yang kedua berkata, "Saya adalah orang Yahudi sejati. Saya memiliki Taurat Musa, dan saya telah disunat." Yang ketiga berkata, "Saya adalah orang Yahudi sejati. Saya memiliki Taurat Musa, saya telah disunat, dan saya berkomitmen dalam hati kepada Allah. "
Dalam pertunjukan permainan khayalan kita, ketika kita berkata, "Akankah orang Yahudi sejati berkenan untuk berdiri?" Peserta pertama tetap duduk. Hanya memiliki Taurat tidak cukup untuk menjadikan dia "seorang Yahudi sejati."
Ketika pembawa acara berkata, "Akankah orang Yahudi sejati berkenan untuk berdiri?" peserta kedua (orang yang berkata, "Saya memiliki Taurat, dan saya telah disunat") juga tetap duduk. Hanya memiliki Taurat dan disunat tidak menjadikan dia orang Yahudi sejati.
Ketika pertanyaan diajukan, orang yang berkata, "Saya memiliki Taurat Musa, saya telah disunat, dan saya berkomitmen dalam hati kepada Allah" tersenyum dan bangkit dari tempat duduknya. Menurut Paulus, orang Yahudi jenis inilah yang adalah orang Yahudi sejati .
Untuk menerapkan ilustrasi ini kepada diri kita sendiri, anggaplah pertanyaan ini dilontarkan: "Akankah orang Kristen sejati berkenan berdiri?" Jika Anda duduk di depan sekelompok orang yang mengenal Anda—mengenal Anda luar dalam—dan pertanyaan itu ditanyakan, akankah Anda berdiri? Akankah Anda berani berdiri?
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 2
BAGAIMANA TENTANG ORANG-ORANG YAHUDI?
Dalam pasal ini, Paulus mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi untuk menunjukkan bahwa mereka, s...
PASAL 2
BAGAIMANA TENTANG ORANG-ORANG YAHUDI?
Dalam pasal ini, Paulus mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi untuk menunjukkan bahwa mereka, seperti halnya orang bukan Yahudi, sesat dalam dosa mereka. Pasal 1 menceritakan murka Allah yang sedang dinyatakan terhadap orang-orang fasik (1:18), tapi pasal 2 menekankan murka yang akan datang (2:5)—"pada hari, bilamana Allah … akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus" (2:16).
Tidak sulit untuk membayangkan bahwa, ketika Paulus membahas keberdosaan dunia bukan Yahudi, orang-orang Yahudi dengan penuh semangat mengangguk-anggukkan kepala mereka tanda setuju: "Itu benar! Amin! Beritakanlah, saudara!" Betapa terkejut mereka pastinya ketika Paulus secara tiba-tiba mengarahkan lampu sorot dari orang bukan Yahudi kepada mereka: "Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama"(2:1).
Ada beberapa pertanyaan tentang apakah Paulus sedang menyapa orang-orang Yahudi di 2:1-16, atau apakah komentar khususnya tentang orang-orang Yahudi belum dimulai sampai ayat 17. Ayat 1 sampai 16 dapat diterapkan kepada siapa saja yang bergantung pada kejujuran moral untuk keselamatan mereka. Namun begitu, target utama Paulus dalam bagian pertama pasal 2 tampaknya sama seperti pada bagian akhir pasal itu—orang-orang Yahudi. Berikut adalah lima alasan untuk kesimpulan itu:
- 1. Tujuan pertama Paulus dalam isi suratnya adalah untuk menuduh bahwa "baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, … ada di bawah kuasa dosa" (3:9). Setelah menetapkan bahwa orang bukan Yahudi adalah pendosa, maka akan wajar bagi dia untuk selanjutnya mengalihkan perhatiannya kepada orang Yahudi—untuk menunjukkan bahwa mereka juga adalah pendosa.
- 2. Paulus menggunakan kata ganti orang ketiga ("mereka") pada bagian terakhir pasal 1. Dalam 2:1, ia beralih kepada orang kedua ("engkau/kamu"): "Karena itu … engkau sendiri tidak bebas dari salah." Ayat 17 melanjutkan pendekatan yang sama: "Kamu menyebut dirimu orang Yahudi." Sebutan "Yahudi" dalam ayat 17 tampaknya untuk mengidentifikasi kata "engkau" di ayat 1.
- 3. Dalam Roma 2:1-16, meski orang bukan Yahudi disebut, namun mereka itu digambarkan, bukan disapa. Mereka itu secara beragam disebut sebagai "orang Yunani" (2:9, 10), orang-orang "tanpa hukum Taurat" (2:12), dan "bangsa-bangsa lain" (2:14, 15). Namun begitu, mereka tidak pernah disapa dalam bentuk orang kedua ("engkau/ kamu").
- 4. Dalam 2:1, Paulus menuduh orang-orang yang ia sapa melakukan hal-hal yang mereka kecam. Dalam 2:21-23, Paulus memberi contoh spesifik tentang sikap plinplan—pada sisi orang Yahudi. Sekali lagi, tampaknya ada korelasi antara mereka yang disapa dalam 2:1-16 dan orang-orang Yahudi dalam 2:17-29.
- 5. Dosa-dosa dalam 2:1-16 tidak sepenuhnya dosa-dosa orang Yahudi, tapi itu adalah dosa-dosa yang dengannya orang-orang Yahudi dikenali. Orang Yahudi mudah menghakimi orang lain (2:1, 3; Mat. 7:1, 2). Mereka mengecam orang lain untuk dosa-dosa yang mereka sendiri lakukan (2:1, 3; Mat. 7:3-5). Mereka mengira bahwa mereka bisa luput dari hukuman Allah karena mereka adalah keturunan Abraham (2:3; Mat. 3:9). Mereka dituduh memiliki hati yang keras, tak mau bertobat (2:5; Mrk. 3:5).
Jika yang Paulus pikirkan sejak awal pasal 2 adalah orang-orang Yahudi, mengapa ia tidak mengidentifikasi mereka sampai ayat 17? Mungkin rasul itu menggunakan pendekatan yang sama yang Natan gunakan terhadap Raja Daud. Natan pertama-tama membangkitkan rasa keadilan Daud dan kemudian berkata, "Engkaulah orang itu!" (2 Sam. 12:1-7)
Komentar-komentar yang menyusul berasumsi bahwa yang secara khusus Paulus pikirkan dalam keseluruhan pasal itu adalah orang-orang Yahudi.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN Roma 2(ROMA 2)
Lima ayat pertama Roma 2 menyatakan bahwa Allah akan menghakimi orang yang suka menghakimi (2:1-3) dan yang tidak menyesali ...
PENERAPAN Roma 2(ROMA 2)
Lima ayat pertama Roma 2 menyatakan bahwa Allah akan menghakimi orang yang suka menghakimi (2:1-3) dan yang tidak menyesali dosanya (2:4, 5). Dalam ayat-ayat berikutnya, Paulus menyatakan bahwa Tuhan akan menghakimi "setiap orang" (2:6), "setiap jiwa" (2:9; NASB), "semua orang" (2:10), baik orang Yahudi dan bukan Yahudi (2:10, 11). Ketika Yesus duduk di kursi pengadilan-Nya, "semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya" (Mat. 25:32; huruf miring ditambahkan). Orang mati, baik kecil maupun besar, akan berdiri di depan takhta itu, dan semua orang akan "dihakimi. . . menurut perbuatan mereka" (Why. 20:12, 13; lihat RSV).
Sebuah lagu lama, yang akrab bagi banyak orang, "There's a Great Day Coming," menyatakan, Ada hari besar yang akan datang, Hari besar akan datang, Hari besar akan datang tak lama lagi;
Ketika orang-orang kudus dan orang-orang berdosa dipisahkan kanan dan kiri, Siapkah Anda untuk kedatangan hari itu? Siapkah Anda? Siapkah Anda?
Siapkah Anda untuk hari penghakiman? Bait terakhir memiliki kata-kata yang bijaksana:
Ada hari menyedihkan yang akan datang, Hari menyedihkan akan datang, Ada hari menyedihkan yang akan datang tak lama lagi; Ketika orang berdosa akan mendengar azab-Nya, "Enyahlah, Aku tidak mengenal engkau,"
Siapkah Anda untuk kedatangan hari itu?69
Kita tidak tahu kapan hari itu akan datang (Mat. 24:36). Kita hanya tahu bahwa hari itu akan datang—dan hari itu sekarang ini lebih dekat daripada kemarin!
Penulis kitab Ibrani berkata, "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibr. 9:27). Paulus memberitahu para filsuf Atena bahwa Allah "telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya" (Kisah 17:31). Ia menulis bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus" (2 Kor. 5:10). Sejarah bergerak tanpa henti menuju hari klimaks ketika keadilan akan ditegakkan dan semua kesalahan harus dikoreksi. Apakah Anda siap untuk hari itu?
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (N...
Catatan Akhir:
- 1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 119.
- 2 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 58.
- 3 Vine, 388.
- 4 Diadaptasi dari William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 41.
- 5 Dikutip dalam Barclay, 41.
- 6 Ibid.
- 7 Mishnah Sanhedrin 10.1.
- 8 Akedath Jizehak ; dikutip dalam Charles Hodge, Romans , The Crossway Classic Commentaries (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1993), 60.
- 9 John MacArthur, Jr., Romans 1-8, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1991), 120.
- 10 Ayat 7 dan 8 masing-masing memiliki "elipsis" di dalamnya. Ini berarti kata-kata itu harus dipasok untuk mengomplitkan pokok pikiran itu. Dalam kasus ini, gagasan bahwa "Allah akan membalaskan" dari ayat 6 harus dipasok dalam ayat 7 dan 8.
- 11 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 84.
- 12 Vine, 462.
- 13 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 116.
- 14 F. Büchsel, "eritheía," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 256.
- 15 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rap-ids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 75.
- 16 Vine, 26.
- 17 Moo, 75.
- 18 Vine, 17.
- 19 19Ibid., 27.
- 20 C. K. Barrett, A Commentary on the Epistle to the Romans, Harper's New Testament Commentaries (N.p.: Harper & Row, 1957; reprint, Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1987), 51.
- 21 Dalam teks Yunani, tidak ada kata sandang pasti sebelum "hukum Taurat," tapi ada satu kata sandang pasti sebelum "hukum Taurat" berikutnya. Konteksnya menunjukkan bahwa keduanya mengacu kepada hukum Musa.
- 22 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 660.
- 23 Karena ada kesamaan dalam kata-kata, maka beberapa orang menyimpulkan bahwa Roma 2:14, 15 adalah penggenapan janji Tuhan dalam Yeremia 31:31-34. Beberapa dari kata-kata itu memang sama, tetapi yang ada di dalam pikiran Paulus adalah hukum "alami" bangsa-bangsa bukan Yahudi selama periode perjanjian (wasiat) lama, sementara nasa dalam Yeremia mengacu kepada "perjanjian baru" orang Kristen yang diungkapkan-perjanjian baru Yesus Kristus (lihat Ibr. 8:7-13).
- 24 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 213.
- 25 Vine, 122.
- 26 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 967.
- 27 Morris, 128.
- 28 Alfred Tennyson, "Sea Dreams," The Works of Tennyson, ed. Hallam Tennyson (New York: Macmillan Co., 1923), 155. Tennyson (1809-1892) adalah penyair Inggris yang menonjol pada zamannya.
- 29 Dikutip dalam Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), 51.
- 30 Briscoe, 63-64.
- 31 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 81.
- 32 Vine, 71.
- 33 Morris, 131.
- 34 Lihat Vine, 328.
- 35 Morris, 132; Vine, 35. Kata itu diterjemahkan "merasa perlu" dalam 1:28.
- 36 Lihat Morris, 132; Vine, 214.
- 37 Lihat Jay Lockhart and David L. Roper, Ephesians and Philippians, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2009), 394-95.
- 38 Ibid., 443.
- 39 C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 55.
- 40 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 314.
- 41 Diadaptasi dari Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 94.
- 42 Morris, 137; lihat Talmud Abodah Zarah 53b; Mishnah Abodah Zarah 4.5.
- 43 Josephus Antiquities 18.3.5.
- 44 Richard A. Batey, The Letter of Paul to the Romans, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 41.
- 45 Hodge, 59-60.
- 46 Morris, 131.
- 47 John D. White, Sr., Class Notes, Romans, Tri-State School of Preaching and Biblical Studies, Evansville, Indiana (1988).
- 48 Banyak penulis juga menunjukkan bahwa sentimen itu adalah tentang Yehezkiel 36:20, 21.
- 49 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 88.
- 50 Diadaptasi dari Stott, 92.
- 51 Lard, 95.
- 52 Rudyard Kipling, "The Disciple," Rudyard Kipling's Verse, def. ed. (Garden City, N.Y.: Doubleday and Co., 1940), 782. Kipling (1865-1936) adalah novelis, penulis cerpen, dan penyair Inggris yang terkenal.
- 53 Vine, 102.
- 54 Sunat sangat penting bagi orang Yahudi sehingga hal itu menjadi isu utama dalam gereja mula-mula. Beberapa orang Kristen Yahudi bersikeras bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi harus disunat (lihat Kisah 15:1).
- 55 Dikutip dalam Briscoe, 71; lihat Mishnah Sanhedrin 10.1.
- 56 Dikutip dalam Stott, 92.
- 57 Dikutip dalam MacArthur, 160.
- 58 Morris, 140, n. 151.
- 59 Vine, 340.
- 60 Morris, 140.
- 61 Vine, 133. Logizomai adalah kata kunci dalam pasal 4.
- 62 Stott, 93.
- 63 Diadaptasi dari Morris, 141.
- 64 The Analytical Greek Lexicon , 82.
- 65 McGarvey dan Pendleton, 316
- 66 Bentuk jamak krupto֧ ( kruptos ) diterjemahkan "segala sesuatu yang tersembunyi" dalam 2:16.
- 67 Belakangan di Roma, terutama dalam pasal 8, Paulus bicara tentang pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang Kristen; namun dalam pasal 2 ia bicara tentang Allah yang bekerja dalam hati orang-orang Yahudi.
- 68 Morris, 142.
- 69 Will L. Th ompson, "There's a Great Day Coming," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishers, 1977).
- 70 Disadur dari J. W. MacGorman, Layman's Bible Book Commentary, vol. 20, Romans, 1 Corinthians (Nashville: Broadman Press, 1980), 32.
- 71 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1 -5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 31.
- 72 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 44.
- 73 Stott, 83 -84.
- 74 Morris, 116.
- 75 J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 19.
- 76 MacArthur, 128 (huruf miring ditambahkan).
- 77 Thomas, 19 (huruf miring ditambahkan).
- 78 Diadaptasi dari Briscoe, 56
- 79 Prentice Meador, Jr., pelajaran tanpa judul yang dikhotbahkan di gereja Kristus Prestoncrest, Dallas, Texas, nd, kaset.
- 80 Kata "hati nurani" tidak ditemukan dalam Roma 14 dan 15, tetapi konsep ini terdapat pada inti dari apa yang banyak Paulus katakan di sana (lihat 14:14, 23).
- 81 Banyak pernyataan dalam bagian ini diambil dari "Acts, 11," Truth for Today 17, no. 2 (July 1996): 29 -43.
- 82 The Interlinear Greek-English New Testament: The Nestle Greek Text with a New Literal English Translation by Alfred Marshall (London: Samuel Bagster & Sons, 1958), 580 (huruf miring ditambahkan).
- 83 Moo, 126.
- 84 Stott, 86.
- 85 Batey, 38.
- 86 Chris Bullard, "A Universe Reverse," pelajaran yang dikhotbahkan di gereja Kristus Overland Park, Overland Park, Kansas, 10 February 1991, kaset.
- 87 Thomas, 15.
- 88 "Menurut injil saya" bisa berarti bahwa kita akan dihakimi menurut kebenaran yang ditemukan dalam injil itu (lihat Yoh. 12:48), tapi di sini mungkin berarti bahwa kisah injil itu mencakup fakta bahwa kita akan dihakimi.
- 89 "Voltaire" (1694 -1778) adalah nama pena dari Franćois-Marie Arouet , seorang penulis Perancis yang terkenal.
- 90 Diadaptasi dari Moo, 80. Pernyataan ini juga telah dikaitkan kepada filsuf Jerman Heinrich Heine (1797 -1856).
- 91 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 53.
- 92 Vine, 520.
- 93 Stott, 67.
- 94 John Fawcett, "The Precious Book Divine," Songs of Faith and Praise , comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 95 Lard, 97.
- 96 Banyak nas menunjukkan bahwa saat ini gereja adalah "Israel rohani." Dalam 1 Korintus 10:1, Paulus menulis kepada jemaat orang bukan Yahudi tentang orang-orang Yahudi di padang gurun dan menyebut mereka "nenek moyang kita" (huruf miring ditambahkan).
- 97 Thomas, 14.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi