Teks -- Wahyu 17:11 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Why 17:11
Full Life: Why 17:11 - RAJA KEDELAPAN.
Nas : Wahy 17:11
Binatang, yaitu antikristus (pasal Wahy 13:1-18), akan menjadi
kepala kekaisaran dunia yang terakhir. Ia adalah "satu dari ketujuh...
Nas : Wahy 17:11
Binatang, yaitu antikristus (pasal Wahy 13:1-18), akan menjadi kepala kekaisaran dunia yang terakhir. Ia adalah "satu dari ketujuh raja"
(lihat cat. --> Wahy 17:10 sebelumnya),
[atau ref. Wahy 17:10]
tetapi juga merupakan "yang kedelapan". Ia menjadi bagian dari sistem dunia yang tidak mengenal Allah sama seperti ketujuh raja yang pertama, namun ia bukanlah salah satu daripadanya
(lihat cat. --> Wahy 17:8).
[atau ref. Wahy 17:8]
Antikristus itu akan dibinasakan pada akhir masa kesengsaraan.
Jerusalem -> Why 17:1-18; Why 17:8-18
Bagian ini memang sukar dimengerti secara terperinci, Wah 16:9.
Jerusalem: Why 17:8-18 - -- Dalam lambang binatang itu dapat dibedakan dua arti yang berlainan, Wah 17:8-9,15-18, dan Wah 17:10,12-14. Perempuan yang menunggangi binatang itu men...
Dalam lambang binatang itu dapat dibedakan dua arti yang berlainan, Wah 17:8-9,15-18, dan Wah 17:10,12-14. Perempuan yang menunggangi binatang itu menyangka diri berkuasa, tetapi menuju ke pembinasaannya.
Ref. Silang FULL -> Why 17:11
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 17:11 - -- 17:11 Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu, dan ia ...
17:11 Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu, dan ia menuju kepada kebinasaan.
Simbolisme yang dipakai menjadi rumit. Semula binatang itu mempunyai tujuh kepala, tetapi dalam ayat ini binatang itu sepertinya menjadi satu dengan ketujuh kepala. Dalam sastra apokaliptik gambar-gambar tidak dapat diartikan sebagai foto! Rupanya Anti-Kristus "turun" menjadi raja yang sejajar dengan ketujuh raja itu.
Janganlah pembaca berpikir bahwa Yohanes tidak sadar bahwa tulisan yang dia tulis sangat rumit untuk diartikan. Dengan sengaja Yohanes menulis bagian ini sehingga tafsirannya sulit untuk dipastikan.
Walaupun sangatlah sulit untuk mengidentifikasikan binatang itu, tetapi yang pokok, yang ditekankan oleh Yohanes, adalah bahwa binatang itu menuju kepada kebinasaan.
Hagelberg: Why 17:1-18 - -- 4. Babel Dikiaskan sebagai Pelacur (17:1-18)
Sebagian dari hukuman cawan yang ketujuh, yaitu hukuman atas Babel, diuraikan lebih lanjut dalam pasal 17...
4. Babel Dikiaskan sebagai Pelacur (17:1-18)
Sebagian dari hukuman cawan yang ketujuh, yaitu hukuman atas Babel, diuraikan lebih lanjut dalam pasal 17-18.
Identitas Babel menjadi pokok penafsiran yang menonjol dalam pasal 17:1-19:10. Apakah Babel adalah seorang perempuan, sebuah kota, sebuah kerajaan, sebuah sistem atau budaya? Apa hubungan antara Babel dalam pasal 17 dan Babel dalam pasal 18? Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, kita harus mengamati unsur-unsur yang dapat dibanding-kan antara Babel dalam pasal 17 dan Babel dalam pasal 18, seperti yang tertera dalam ayat-ayat berikut ini:
· percabulan dengan raja di bumi 17:2 dan 18:3
· sebutan "kota besar" 17:18 dan 18:16
· kekayaan 17:4 dan 18:12-13
· darah orang-orang kudus 17:6 dan 18:24
· pakaian yang mewah 17:4 dan 18:16
· cawan 17:4 dan 18:6
· dimusnahkan dengan api 17:16 dan 18:8
· dimusnahkan atas kehendak Allah 17:17 dan 18:5, 8
Jadi, banyak sekali persamaan antara "kedua" Babel ini. Hubungan antara Babel pasal 17 dan Babel pasal 18 menjadi lebih jelas kalau kita melihat peralihan antara pasal 17 dan pasal 18, yaitu penjelasan seorang malaikat: "Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi" (pasal 17:18). Sesudah malaikat itu menunjukkan perempuan itu sebagai Kota Babel, kemudian ia mengisahkan jatuhnya Kota Babel serta dukacita para pedagang.
Rupanya Babel dalam pasal 17 dan Babel dalam pasal 18 adalah satu. Pasal 17 memakai gaya apokaliptik sehingga Babel dilukiskan sebagai pelacur yang menjijikkan, dan dinyatakan begitu buruk rohaninya. Dalam pasal 18, Babel yang sama dipandang dari sudut pedagang-pedagang di bumi, dinyatakan sebagai kota besar dan kaya, yang jatuh secara tiba-tiba.
Jadi Babel itu satu, baik dipandang sebagai pelacur atau sebagai kota, hanya ada satu Babel dalam Kitab Wahyu. Tetapi masih harus dipertim-bangkan, apakah Babel itu merupakan kota, atau kota itu pun hanya merupakan lambang?
Salah satu prinsip penafsiran yang akurat berkata demikian,"Tafsirkan dengan arti biasa, arti harfiah, kecuali arti itu tidak masuk akal." Babel disebut "kota" dalam pasal 17:18; 18:10, 16, 18, 19, dan 21. Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka haruslah ada alasan yang kuat untuk menolak tafsiran harfiah.
Dalam pasal 17:16 dan 18:8 Babel dibakar dengan api, dan dalam pasal 18:9-19 raja-raja dan pedagang-pedagang di bumi melihat "asap api yang membakarnya". Pengamatan ini sesuai dengan tafsiran harfiah.
Mungkin Babel adalah sebuah kota jasmani, tetapi bukan sebuah kota yang biasa. Dalam pasal 17:18 seorang malaikat berkata, "Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi." Kuasa Babel luar biasa, dan pengaruhnya sangatlah luas dan buruk.
Dalam Yesaya 47:7-10, Babel yang sebenarnya digambarkan sebagai wanita yang sombong, maka menggambarkan sebuah kota sebagai seorang wanita tidaklah aneh di dalam Alkitab.
Tetapi ada suatu kesulitan dengan tafsiran harfiah. Kalau Babel hanya merupakan sebuah kota saja, mengapa pedagang-pedagang di bumi merasa bahwa "tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka" (pasal 18:11)? Tanggapan ini cukup kuat untuk menyatakan, bahwa Babel melambangkan sebuah kerajaan yang luas, ataupun suatu sistem perdagangan dunia. Tetapi apakah tanggapan ini masuk akal kalau Babel hanya satu kota saja?
Sebenarnya tanggapan tersebut masuk akal kalau Babel adalah sebuah kota yang memiliki pengaruh dan perdagangan yang luas. Barang dagangan mereka adalah barang-barang yang sangat mewah dan mahal. Kalau sebuah "kota kunci" jatuh, maka pasaran di seluruh bumi dapat ikut jatuh juga. Kalau kota yang besar hancur, tentu kota-kota yang lain akan penuh dengan ketakutan, karena mereka akan ikut hancur. Oleh karena itu kota-kota lain tidak akan membeli barang-barang yang mewah, sehingga pedagang-pedagang di bumi rugi besar. Dengan sendirinya pasaran mereka ikut hancur.
Mungkin nama Babel merupakan nama samaran, dan nama yang sebenarnya bagi kota itu tetap dirahasiakan dalam Kitab Wahyu. Ada penafsir yang berkata bahwa sebutan Babel menunjuk pada Kota Roma, karena Kota Roma terletak di atas tujuh gunung (pasal 17:9). Penafsir yang lain berkata bahwa Kota Babel yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama harus dibangun kembali, sesuai dengan nubuatan dalam Yesaya 13:19-22 dan Yeremia 50-51, sehingga Kitab Wahyu pasal 17-18 berkisah tentang Babel yang dipulihkan kembali tersebut.
Ada juga satu kemungkinan lain. Walaupun penulis segan mempertimbangkan berita masa kini untuk mengartikan Firman Tuhan, tetapi dalam era globalisasi ini haruslah diakui bahwa mungkin kota-kota yang sudah mengalami globalisasi, yaitu kota-kota yang semakin mewah dan amoral, disebut "Babel" dalam Kitab Wahyu. Kalau begitu, maka istilah "Babel" menunjuk bukan pada satu kota yang identitasnya masih samar-samar, tetapi pada semua kota modern di bumi, seperti Hollywood, Hong Kong, San Fransisco, Shanghai, dan sebagainya!
Identitas Kota Babel sulit dipastikan, namun demikian garis besar berikut ini sangat menolong kita untuk dapat memahaminya secara jelas:
Pasal 16:19b Babel dihukum.
Pasal 17 Jatuhnya Babel dipandang sebagai rahasia apokaliptik yang dinyatakan.
Pasal 18 Jatuhnya Babel dipandang dari bumi.
Pasal 19:1-6 Tanggapan surga mengenai jatuhnya Babel.
Hagelberg: Why 17:11 - -- 17:11 Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu, dan ia ...
17:11 Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu, dan ia menuju kepada kebinasaan.
Simbolisme yang dipakai menjadi rumit. Semula binatang itu mempunyai tujuh kepala, tetapi dalam ayat ini binatang itu sepertinya menjadi satu dengan ketujuh kepala. Dalam sastra apokaliptik gambar-gambar tidak dapat diartikan sebagai foto! Rupanya Anti-Kristus "turun" menjadi raja yang sejajar dengan ketujuh raja itu.
Janganlah pembaca berpikir bahwa Yohanes tidak sadar bahwa tulisan yang dia tulis sangat rumit untuk diartikan. Dengan sengaja Yohanes menulis bagian ini sehingga tafsirannya sulit untuk dipastikan.
Walaupun sangatlah sulit untuk mengidentifikasikan binatang itu, tetapi yang pokok, yang ditekankan oleh Yohanes, adalah bahwa binatang itu menuju kepada kebinasaan.
Hagelberg: Why 6:1--20:3 - -- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan...
B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
Bentuk Bagian Ini
Bentuk bagian yang mengisahkan masa kesengsaraan ini menarik. Ada tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. (Mungkinkah Mazmur 79:12, yang berkata, "Dan balikkanlah ke atas pangkuan tetangga kami tujuh kali lipat cela yang telah didatangkan kepada-Mu, ya Tuhan!" melatarbelakangi hukuman tujuh segel, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan?) Segel, sangkakala, dan cawan ini merupakan kerangka atau garis besar dari bagian ini. Enam segel itu dibuka Tuhan, disertai hukuman atas bumi. Lalu segel yang ketujuh terdiri dari tujuh sangkakala.299 Keenam sangkakala pertama diceritakan, lalu yang ketujuh terdiri dari tujuh cawan. Struktur ini menekankan dahsyatnya hukuman atas "mereka yang diam di bumi". Segel yang ketujuh merupakan ketujuh sangkakala, dan sangkakala yang ketujuh merupakan ketujuh cawan.300 Jadi, sesudah "yang diam di bumi" mengalami hukuman-hukuman dahsyat yang mulai dari segel yang pertama sampai dengan segel yang keenam, mungkin mereka akan berpikir, "Tinggal hanya satu hukuman lagi, bukankah ada tujuh segel?" Tetapi mereka akan heran, sebab yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang ditandai dengan tujuh sangkakala. Lalu, sesudah hukuman-hukuman dari enam sangkakala, mungkin mereka akan berpikir, "Akhirnya, hanya satu hukuman lagi..." tetapi mereka akan heran, karena yang "satu" lagi itu terdiri dari tujuh hukuman lagi, yang disebut tujuh cawan.301
Struktur ini menekankan betapa dahsyatnya hukuman-hukuman itu. Selain itu, ternyata segel, sangkakala, dan cawan menjadi garis besar, kerangka, atau "rantai" kisah ini. Selain "rantai kisah" ini ada beberapa hal lain yang juga disisipkan. Setiap "tambahan" ini juga merupakan dorongan untuk ketujuh jemaat itu.
Bagian ini menceritakan "Masa Kesengsaraan", yang merupakan "minggu" yang ke-70 dalam Kitab Daniel pasal 9, suatu masa yang berkelanjutan tujuh tahun. Di antara nas-nas yang lain, Amos 5:18-20 menceritakan kesengsaraan yang akan dialami umat Israel pada masa itu.
Menurut tafsiran lain, keenam segel dalam Wahyu 6 melambangkan masa ini, "zaman gereja", yang penuh dengan peperangan dan penderitaan seperti dikatakan di dalam Markus 13:5-13 ("Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru").
Tetapi paham tersebut agak sulit diterima, kalau kita membaca 6:8, "Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang ada di bumi." Jadi kalau segel yang keempat dibuka, paling tidak kira-kira satu milyar orang akan dibunuh. Itu bukan zaman sekarang. Alasan lain berkaitan dengan permintaan Tuhan Yesus, yang disebutkan dalam Wahyu 5 dan Mazmur 2:8. Seandainya enam segel itu menceritakan keadaan kita dalam "zaman gereja", artinya gulungan kitab itu sudah diminta Tuhan, dan segel itu sedang dibuka. Dengan demikian, menurut tafsiran tersebut, pembukaan enam segel menghabiskan waktu 2000 tahun, tetapi tujuh sangkakala dan tujuh cawan hanya makan waktu kurang dari tiga tahun. Ini tidak mustahil, tetapi agak aneh.
Lebih baik, sesuai dengan dahsyatnya pembukaan segel dan kepentingan pengambilan gulungan kitab, pengambilan gulungan kitab dianggap permulaan Masa Kesengsaraan, dan pembukaan segel dianggap sebagai sebagian dari hukuman Allah atas "yang diam di bumi" pada Masa Kesengsaraan. Hukuman yang dahsyat harus mendahului pendirian Kerajaan Allah di bumi, sangat jelas dalam Amos 5:18-20 dan Yesaya 2:12-21.
Isi Bagian Ini
Dari segi isi (bukan bentuk), bagian ini ada kesamaannya dengan Markus 13 (juga Matius 24 dan Lukas 21), saat Tuhan Yesus bernubuat mengenai akhir zaman. Beasley-Murray302 mencatat kesamaan-kesamaan tersebut sebagai berikut:
1. Perang-perang |
1. Perang-perang |
2. Perselisihan inter- nasional |
2. Perselisihan inter- nasional |
3. Gempa bumi |
3. Kelaparan |
4. Kelaparan |
4. Wabah/sampar |
5. Penganiayaan |
5. Penganiayaan |
6. Gerhana, bintang berjatuhan, goncangan kuasa-kuasa langit |
6. Gempa bumi, gerhana, bintang berjatuhan, pembesar bersembunyi di gua, langit menyusut |
Hagelberg: Why 4:1--22:21 - -- III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi s...
III. Bagian Ketiga: \"... apa yang akan terjadi sesudah ini...\" (4:1-22:21)
Dengan membandingkan Wahyu 1:19 ("Tuliskanlah... apa yang akan terjadi sesudah ini") dan 4:1 ("Naiklah kemari dan Aku akan menunjuk kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini") kita mengetahui bahwa pasal 4 merupakan permulaan dari bagian ketiga. Bagian ketiga ini akan menceritakan "apa yang akan/harus terjadi sesudah" hal-hal mengenai ketujuh jemaat. Apa yang dibahas dalam pasal 1-3 sudah terjadi. Ketujuh jemaat itu sudah tidak ada lagi, sedangkan apa yang digambarkan dalam pasal 4-22 belum terjadi.
Fungsi bagian ini:
Memang Tuhan Yesus sudah menjanjikan pahala yang indah dan hebat kepada yang setia, kepada "barangsiapa yang menang", kepada "yang menuruti apa yang tertulis di dalam" Kitab Wahyu. Dalam bagian ketiga ini dibuktikan bahwa janji-janji itu bukan omong kosong, tetapi Dia mampu menggenapi janji-Nya, karena Dia akan mengalahkan musuh-Nya dan mendirikan Kerajaan-Nya. Juga, mereka yang menganiaya anggota jemaat Kristus akan dikalahkan oleh Raja atas segala raja, sehingga mereka yang dianiaya akan dihibur dan didorong untuk setia di dalam penganiayaan.
Struktur bagian ini:
Struktur bagian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, sebagai berikut:
Visi Takhta sebagai Pendahuluan, 4:1-5:14
Masa Kesengsaraan, 6:1-20:3
Kerajaan Seribu Tahun, 20:4-15
Yerusalem yang Baru, 21:1-22:5
Penjelasan Akhir dari Penglihatan, 22:6-17
Bagian Penutup dari Kitab, 22:18-21
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Why 17:7-13
Matthew Henry: Why 17:7-13 - Rahasia tentang Binatang Berkepala Tujuh dan Bertanduk Sepuluh Rahasia tentang Binatang Berkepala Tujuh dan Bertanduk Sepuluh (17:7-13)
Di sini rahasia dari penglihatan ini dijelaskan. Namun, penjelasannya di...
Rahasia tentang Binatang Berkepala Tujuh dan Bertanduk Sepuluh (17:7-13)
- Di sini rahasia dari penglihatan ini dijelaskan. Namun, penjelasannya dibuat sedemikian rupa sehingga masih memerlukan penjelasan lagi.
- 1. Binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. Ia telah ada dan dahulu ia menjadi tempat penyembahan berhala dan penganiayaan. Namun tidak ada, tidak dalam bentuk zaman dahulu, dan akan muncul lagi menjadi tempat penyembahan berhala dan kesewenang-wenangan yang sesungguh-sungguhnya. Ia akan muncul dari jurang maut, dan ia akan kembali ke sana dan menuju kepada kebinasaan.
- 2. Ia binatang yang berkepala tujuh, yang punya dua pengertian. Tujuh gunung, dan tujuh raja, yaitu tujuh macam pemerintahan. Lima darinya sudah musnah. Satu lagi ada pada zaman Rasul Yohanes, dan satu lagi masih akan datang (ay. 10). Binatang ini sendiri merupakan pemerintahan yang kedelapan.
- 3. Binatang ini punya sepuluh tanduk, yang disebut sebagai sepuluh raja, yang belum mulai memerintah.
SH: Why 17:1-18 - Gereja Tuhan, tetaplah waspada! (Rabu, 13 November 2002) Gereja Tuhan, tetaplah waspada!
Wahyu 17 secara terbuka menerangkan tentang suatu keadaan yang
menjurus kepada penghukuman atas musuh-musuh Alla...
Gereja Tuhan, tetaplah waspada!
Wahyu 17 secara terbuka menerangkan tentang suatu keadaan yang menjurus kepada penghukuman atas musuh-musuh Allah. Jelas dikatakan bahwa Babel, yang digambarkan dengan ‘pelacur’ adalah sebuah kerajaanâ€â€yang memiliki kekuasaanâ€â€yang telah berhasil menggabungkan kekuatan ekonomi-politik-kebudayaan dan agama, dalam sistem masyarakatnya akan hancur (ayat 1 6). Kehancuran ini merupakan wujud dari kemurkaan Allah terhadap sikap mereka yang tidak setia kepada Allah dan mengandalkan kekuatan yang menghujat Allah. Kekuatan tersebut digambarkan dengan ‘binatang’ yang mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk sebagai lambang kewibawaan dan kekuatannya, dan yang pernah ada, tidak ada, lalu muncul kembali (ayat 8). Kemunculannya yang kemudian ini bahkan dikatakan dengan kekuatan penuh, seolah menjanjikan kedamaian, tetapi itu hanya kedok, sebab maksud mereka sebenarnya adalah berperang melawan Anak Domba Allah. Upaya untuk menghancurkan takhta Anak Domba Allah, dilakukan dengan terlebih dahulu menghancurkan para pengikut-Nya, yaitu gereja sebagai persekutuan orang percaya. Bila kita menemukan perseteruan yang tiada henti dalam persekutuan orang percaya, kejatuhan para pemimpin Kristen dalam zinah dan serakah, penindasan orang percaya dengan alasan agama, waspadalah, sebab Iblis sedang menancapkan pengaruh jahat dan kejinya di tengah-tengah kehidupan gereja Tuhan masa kini.
Tidak sedikit di antara kita, orang Kristen yang terlibat dalam permainan cantik Iblis. Biasanya yang dijadikan ‘bola’ dalam permainan itu adalah kekuasaan, harta, harga diri karena hal-hal tersebut yang ‘dikejar’ manusia. Karena itu kita sebagai gereja Tuhan masa kini teruslah berpegang pada kebenaran Kristus, sebab tidak ada kuasa yang mampu mengalahkan-Nya apalagi menurunkan- Nya dari takhta Raja di atas segala raja.
Renungkan:
Hanya orang yang tercatat sebagai milik Kristus yang akan luput
dari bahaya tersebut karena Yesus Kristus bertindak sebagai
Perisai, dan ada bersama-sama dengan dia.
SH: Why 17:1-18 - Awas persekongkolan jahat! (Kamis, 14 Desember 2006) Awas persekongkolan jahat!
Pasal 17:1-19:10 menafsirkan lebih rinci penglihatan tentang cawan
keenam dan ketujuh. Penglihatan ini menelanjangi p...
Awas persekongkolan jahat!
Pasal 17:1-19:10 menafsirkan lebih rinci penglihatan tentang cawan keenam dan ketujuh. Penglihatan ini menelanjangi persekongkolan antara "pelacur besar" (1) dengan binatang buas (3), dalam dosa-dosa najis dan keji mereka melawan Allah. Pelacur atau Babel besar (5) atau Roma dengan tujuh gunung adalah simbol keduniawian (9). Dengan bantuan si jahat mereka membangun kekuatan religius (anggur percabulan memabukkan, ay. 3) - bersatu dengan kekuatan daya tarik keberhasilan ekonomi (pakaian merah ungu dan perhiasan mahal-mahal, ay. 4) untuk menghujat Allah. Seiring perlawanan mereka terhadap Allah, mereka juga menganiaya dahsyat para pengikut Kristus (6). Daya jahat mereka sangat kuat dan dahsyat seolah tujuh kepala dengan sepuluh tanduk (3b).
Pelacur ini sebenarnya umpan Iblis untuk memperbudak dunia jadi penyembahnya (4-5). Kebudayaan tanpa Allah (18) menghasilkan berbagai dosa jahat. Masa kini kehidupan ala "dugem" dan berbagai bentuk spiritualitas yang tidak serasi Alkitab adalah contoh gaya hidup yang didorong oleh pemberontakan terhadap Allah. Iblis juga memakai pemerintahan dunia ini yang dilambangkan dengan binatang yang menyokong wanita itu (3, 8-14). Sistem pemerintahan dunia yang antiKristus ini menghasilkan rupa-rupa konspirasi dan kejahatan politis agar seluruh dunia diperhambakan pada Iblis. Orang Kristen harus waspada terhadap persekongkolan dan tipuan daya jahat yang menggunakan kekuatan politis, ekonomi, budaya, sosial, spritual-religius!
Namun, Allah tetap pegang kendali atas semua ini. Pertama, konspirasi tingkat tinggi ini tetap tak akan mampu melawan Anak Domba Allah (14). Kedua, konspirasi itu sendiri tidak tahan lama karena benih perpecahan yang Allah taruh di dalamnya (15-17). Jadi, gereja tidak perlu takut dan tertekan sebab gereja ada dalam perlindungan Sang Penolong.
Camkan: Gereja sejati sudah ditebus Kristus adalah Agen Allah membongkar kejahatan dunia yang gelap ini.
SH: Why 17:1-18 - Babel yang bebal (Sabtu, 6 Desember 2014) Babel yang bebal
Ada apa dengan kata "Babel"? Banyak nubuatan mengenai akhir zaman dikaitkan dengan kata "Babel."
Peristiwa menara Babel dalam Keja...
Babel yang bebal
Ada apa dengan kata "Babel"? Banyak nubuatan mengenai akhir zaman dikaitkan dengan kata "Babel."
Peristiwa menara Babel dalam Kejadian 11:5-9 memperlihatkan pemberontakan manusia kepada Allah. Manusia ingin mengklaim kemandirian dan kebebasannya. Manusia seolah-olah ingin mengatakan bahwa dirinya telah dewasa dan tidak perlu bimbingan Allah. Manusia ingin menjadi Allah bagi dirinya. Karena itu, manusia membangun menara Babel agar manusia tidak begitu saja dimusnahkan oleh Allah dalam peristiwa Air Bah.
Semangat Babel ini dilukiskan dalam simbolisasi figur seorang pelacur besar yang sedang asyik duduk di atas seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh (3-5, 7). Pelacur ini memiliki daya pikat yang luar biasa. Ia menjanjikan kemakmuran, kemerdekaan asasi manusia, dan kebebasan beragama (4). Pelacur ini memiliki kelicikan yang mampu menawan, membuai, dan menaklukkan pikiran manusia. Dengan kepintaran berbahasa dan berpidatonya, semua bangsa-bangsa bertekuk lutut di hadapannya (5). Pelacur besar itu ialah kaisar Romawi yang mengangkat dirinya menjadi Allah atas semua bangsa.
Binatang yang dilihat Yohanes ini sama dengan yang di 13:1, yaitu si Kristus palsu, alias anti-Kristus. Ia bisa mewujud apa atau siapa saja. Namun dalam konteks gereja di abad pertama, itu menunjuk kepada kekaisaran Romawi.Kekaisaran Romawi merupakan perwujudan dari kuasa jahat yang silih berganti terlahir kembali ke dunia (7-11). Mereka membius semua bangsa dengan dewa-dewi mereka. Mereka melegalkan pelacuran. Mereka meracuni semua bangsa dengan tontonan kekerasan dan kebengisan gladiator di amfiteater (Colosseum).
Sejahat dan sekejam apa pun kuasa si jahat, Allah tidak lepas kendali. Kejahatan si Iblis dapat dipakai Allah untuk menggenapkan apa yang direncanakan-Nya tentang keadilan bagi orang benar, kehancuran kuasa si Iblis, dan penghukuman bagi bangsa-bangsa (12-18). Hal ini menunjukkan bahwa Allah berkuasa dan berdaulat atas sejarah manusia.
SH: Why 17:1-18 - Jangan Menduakan Sang Raja! (Selasa, 11 Oktober 2022) Jangan Menduakan Sang Raja!
Salah satu sistem pemerintahan di dunia adalah kerajaan, yang mana ada satu tokoh yang menjabat sebagai raja, penguasa ya...
Jangan Menduakan Sang Raja!
Salah satu sistem pemerintahan di dunia adalah kerajaan, yang mana ada satu tokoh yang menjabat sebagai raja, penguasa yang berdaulat mutlak dalam kehidupan rakyatnya. Raja diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Syarat apa saja yang menjadikan satu tokoh memiliki kekuasaan yang berdaulat atas hidup kita? Jaminan apa yang dapat kita pegang dari kehidupan manusia yang terbatas?
Wahyu pasal 17 memberikan penyataan mengenai keberadaan Allah sebagai Raja di atas segala raja (14), yang berarti Allah memiliki kekuasaan melebihi penguasa kerajaan dunia mana pun.
Para penguasa kerajaan dunia dilukiskan mendapat kekuasaan mereka dari satu tokoh yang digambarkan dengan wujud pelacur besar yang membagi-bagikan kekuasaan kepada banyak raja (1-2, 8-13). Semarak sang pelacur besar ini akan menarik perhatian banyak orang, yaitu mereka yang terpikat kepada kebesaran dan kekuasaan duniawi (4-6, 15-18). Mereka akan menggunakan kekuatan dan kebesaran mereka untuk membunuh para pengikut Kristus (6). Akan tetapi, sekalipun memiliki banyak kemegahan, mereka tidak akan dapat mengalahkan kekuasaan Anak Domba Allah.
Sejarah Kerajaan Allah berbicara tentang Allah sebagai satu-satunya Raja yang berkuasa, yang kebesaran-Nya tidak dapat dibandingkan ataupun ditandingi. Setiap manusia, sebagai ciptaan, dipanggil untuk menaati Allah, dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Raja yang tidak ada duanya.
Dalam sepuluh hukum Tuhan, tercantum perintah untuk tidak menyembah ilah lain selain Allah (lih. Kel. 20:3). Iman kristiani mengakui keberadaan Allah yang hidup, yang berelasi dengan umat-Nya. Untuk dapat mengalami Allah, mereka perlu memberikan kehidupan mereka kepada Allah, mengakui keterbatasan dan ketidakmampuan mereka, serta menyerahkan masa depan kehidupan mereka ke dalam tangan Tuhan. Yesus Kristus yang adalah Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan, layak dimuliakan, disembah, dan tidak boleh diduakan! [IBS]
Utley -> Why 17:8-14
Utley: Why 17:8-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 17:8-148 Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menu...
NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 17:8-14
8 Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. 9 Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, 10 ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja. 11 Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan. 12 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu. 13 Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu. 14 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Wahy 17:8 "Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul" deskripsi kronologis ini menyebabkan kekhawatiran besar di antara para komentator.
- 1. Beberapa dari mereka melihatnya dalam arti sejarah yang berlaku, khususnya legenda kembalinya Nero.
- 2. Orang lain melihatnya sebagai perkembangan kerajaan dunia yang berkaitan dengan Dan 2, memuncak pada sistem dunia anti-Tuhan-. akhir zaman
- 3. Yang lain melihatnya terkait dengan aktivitas akhir-waktu binatang yang dijelaskan dalam Wahy 13:3,12,14, yang berkaitan dengan meniru atau memparodikan pelayanan Kristus.
- 4. Ini mungkin berhubungan dengan konsep 1 Yohanes tentang roh antikristus di segala masa, yang berpuncak pada hari terakhir Antikristus (lih.1Yoh 2:18,22; 4:3; 2Yoh 1:7). Hal ini juga parodi lain pada nama YHWH (lih.Wahy 1:4,8).
□ "jurang maut" ini adalah istilah Yunani untuk "kedalaman" dengan ALPHA PRIVATIVE. Pertama kali disebutkan dalam Wahy 9:1; 11:7. Ini adalah tempat tinggal kejahatan dan setan. Lihat catatan di Wahy 9:1.
□ "kitab kehidupan" Lihat catatan pada Wahy 5:1; 13:8.
□ "sejak dunia dijadikan" Lihat catatan pada Wahy 3:5; 13:8.
- NASB NKJV "yang penting disini ialah akal yang mengandung hikmat"
- NRSV "dalam hal ini perlu ada akal yang mengandung hikmat"
- TEV "dalam hal ini perlu ada hikmat dan pengertian"
- NJB "dalam hal ini perlu ada ketajaman pikiran"
Frase ini mirip dengan Wahy 13:18, yang berhubungan dengan nama bilangan binatang itu. Penggoda Kitab Suci ini telah menyebabkan semua orang untuk mengemukakan teorinya sendiri! Namun, kenyataan bahwa ada semacam multiplisitas interpretasi menunjukkan bahwa tidak terlalu banyak kebijaksanaan di antara kita! (Lih. 1Kor 1:26-31). Bagi saya, itu hanyalah cara lain bagi Yohanes untuk menegaskan, kerahasiaan, simbolik, sifat samar penulisan (lih.Frank Stagg, New Testament Theology, hal 317).
□ "ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk" Ini merupakan acuan untuk Roma. Roma, seperti Yerusalem, dibangun di atas tujuh bukit. frasa ini muncul dalam banyak tulisan- tulisan kuno untuk menggambarkan kota Roma. Oleh karena itu, kewajiban interpreter untuk paling tidak melihat ini dalam Kekaisaran Romawi, walaupun jelas kiasan seluruh pasal Wahy 17; 18 adalah sistem dunia anti-Tuhan yang akan diberlakukan pada akhir zaman dan pada kenyataannya adalah di tempat di setiap zaman.
Wahy 17:10-11 Beberapa komentator melihat ini sebagai serangkaian kaisar Romawi: Augustus, Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero sebagai "lima yang telah jatuh". Vespasianus adalah "orang saat ini" dan Titus adalah "orang yang akan datang sesaat saja "(lih.FF Bruce, Answers to Questions, hal 141). Penafsiran ini agak sewenang- wenang; tiga Kaisar relatif kecil (Galba, Otho, dan Vitellius) yang bersaing untuk takhta di tahun 68-69 Masehi telah dihapus. Namun, bahkan dengan masalah, tampaknya menjadi fokus ay. 10,11, dengan penekanan pada mitos resusitasi Nero dan kembali dengan gerombolan Parthia untuk menyerang Roma (ini mungkin menjelaskan ay. 16, lih. The Sibyllian Oracles, 5:361-368). Orang lain melihat penggenapan nubuatan ini dalam penganiayaan Domitianus. Ada beberapa kendala utama untuk interpretasi: (1) Diperlukan Wahyu yang telah ditulis pada masa pemerintahan Vespasianus, yang berbeda dengan tradisi gereja kuno bahwa Yohanes menulis selama masa pemerintahan Domitianus dan (2) Penggunaan angka simbolik dalam kitab ini. Mengapa membuat sejarah literal? Sekali lagi, mungkin ini sesuatu yang telah dilakukan Yohanes dengan sengaja untuk menunjukkan sifat simbolik dari penglihatannya, yang tidak dimaksudkan untuk menjadi benar-benar terkunci dalam setiap periode sejarah.
Arti lain yang memungkinkan adalah bahwa hal ini mengacu pada serangkaian kerajaan PL yang menjadi musuh-musuh umat Allah: Mesir, Asyur, Babel, Persia, Yunani ("lima yang telah jatuh"), Roma ("yang satu"), kerajaan anti- Allah akhir zaman ("yang lain yang belum datang"). Penafsiran ini cocok ke dalam pola keseluruhan dari serangkaian kerajaan dunia anti-Allah dari Dan 2:1-8 (lih.George Ladd, Revelation, hal 227- 231).
Tafsiran kuno lain adalah sifat simbolis dari semua bilangan dan rincian Wahyu, yang akan mengubah pasal ini menjadi contoh lain dari konflik utama antara Tuhan dan si jahat (lih. Alan Johnson’s Revelation, hal. 152- 153, 157-161).
Ini adalah contoh yang baik dari konflik batin saya sebagai penterjemah. Ada begitu banyak interpretasi yang berbeda oleh para sarjana yang saleh yang saya percayai. Teori pertama adalah penulis favorit saya, F.F. Bruce. Dua orang berikutnya adalah komentator favorit saya di Wahyu, George Ladd dan Alan Jo. Mereka semua tidak sepakat! Masalah krusialnya adalah apakah naskah merupakan acuan ke Roma abad pertama (FF Bruce), PL (George Ladd), atau gambaran apokaliptik (Alan Johnson). Pada saat ini dalam studi pribadi saya, saya pikir pandangan Johnson adalah yang terbaik.
Wahy 17:12 "Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja" ini merupakan acuan kepada Dan 7:7,23-24. Dan 7 adalah gambaran dari Antikristus akhir zaman. Beberapa orang melihat ini terkait secara historis dengan sepuluh raja-raja pengikut Roma, sementara yang lain melihatnya sebagai gerombolan iblis dari Wahy 9. Bagi banyak orang, sifat simbolik dari angka-angka dalam kitab Wahyu hanya membuat ay. 12 merujuk ke para pemimpin dunia akhir zaman, tapi tanpa suatu kekhususan.
- Banyak kerumitan, penafsiran harfiah dari kitab Wahyu ini didasarkan pada rincian spesifik ay. 10-12. Nubuatan ini sangat spesifik, yang cenderung menyiratkan penggenapan literal di akhir zaman. Namun, sifat titik genre literatur menunjuk kepada interpretasi simbolik dari angka dan rincian (setidaknya bagi kami yang bukan generasi terakhir orang percaya yang dianiaya).
Wahy 17:13 Ayat ini menunjukkan kesatuan kejahatan, sedangkan ay. Wahy 17:15-16 menunjukkan perpecahan kejahatan. Kejahatan pada akhirnya akan berbalik melawan dirinya sendiri seperti dalam Wahy 16:12.
Wahy 17:14 "Mereka akan berperang melawan Anak Domba" Anak Domba diidentifikasikan dengan umat-Nya (lih.Mat 25:35-40; Kis 9:4).
□ "tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka.. . dan mereka yang bersama-sama dengan Dia"
Perhatikan identifikasi erat antara kemenangan Kristus dan kemenangan umat-Nya
□ "Dia adalah Tuan diatas segala tuan, dan Raja diatas segala raja" Titel yang sama disebutkan juga dalam Wahy 19:16 sebagai karakterisasi kedatangan kembali Mesias. Sejarahnya ditemukan dalam (1) deskripsi YHWH dari Ul 10:17 atau (2) SebutanBabel digunakan untuk Nebukadnezar dalam Dan 2:37. Nilai angka dari frasa ini sama dengan 777 dalam bahasa Aram, meskipun hal ini tidak disebutkan dalam naskah.
□ "mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia" Perhatikan acuan untuk predestinasi yang ditemukan dalam istilah "dipilih" dan "dipanggil", tapi perhatikan juga mereka dipanggil untuk bertekun terkait dengan "kesetiaan". Kuita adalah milik-Nya oleh karena panggilan dan iman (baik awal dan lanjutan). Lihat Topik Khusus Ketekunan di Wahy 2:2.
TFTWMS: Why 17:6-11 - Penjelasan Malaikat PENJELASAN MALAIKAT (Wahyu 17:6-11)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, Yohanes melihat seorang perempuan duduk di atas binatang merah ungu. Kita menyim...
PENJELASAN MALAIKAT (Wahyu 17:6-11)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, Yohanes melihat seorang perempuan duduk di atas binatang merah ungu. Kita menyimpulkan bahwa pada waktu itu perempuan itu adalah kota Roma,6sedangkan binatang itu adalah Kekaisaran Romawi.
Ketika Yohanes melihat perempuan itu, ia "sangat heran" (ay. 6b).7Alkitab NIV menulis "Aku benar-benar takjub." Mungkin rasul itu heran karena, atas dasar janji malaikat itu, ia berharap melihat sebuah kota dalam kobaran api, tetapi sebaliknya melihat seorang perempuan di puncak kekuatannya. Mungkin ia tercengang-cengang karena perempuan itu memancarkan kekuatan dan keyakinan; Ia tampaknya tak terkalahkan.8
Apa pun alasan bagi reaksi Yohanes itu, reaksi itu memberikan kesempatan bagi malaikat itu untuk mendiskusikan perempuan itu dan gunungnya: "Lalu kata malaikat itu … 'Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia9perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu'" (ay. 7). Keheranan Yohanes diarahkan kepada perempuan itu, tapi malaikat itu mengusulkan untuk menjelaskan baik perempuan sundal itu dan binatang itu. Perempuan itu tidak dapat dipahami secara terpisah dari kudanya—sebagaimana empat penunggang kuda tidak dapat dipahami terpisah dari kuda-kuda mereka.
Malaikat itu memulai, Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada,10ia akan muncul dari jurang maut,11dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi,12yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan13sejak dunia dijadikan,14akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi (ay. 8 ).
Beberapa kali dinyatakan bahwa binatang itu "telah ada, namun tidak ada," tapi masih akan datang. Ini bisa memiliki beberapa arti. Ketika kita mempelajari pasal 13, kita menunjukkan bahwa binatang laut melambangkan pemerintah anti-Kristen. Kita juga melihat bahwa binatang itu menggabungkan fitur-fitur dari empat binatang yang melambangkan Babel, Medo-Persia, Yunani, dan Kekaisaran Romawi di Daniel 7.15
Dalam satu arti, binatang itu "tidak ada" karena tiga dari empat kekaisaran itu ada di masa lalu. Namun begitu, dalam pengertian lain, ia terus ada (dan selalu akan terus ada16) karena selalu ada versi pemerintah anti-Kristen "yang baru dan lebih canggih" menunggu di sayap.17Di zaman Yohanes, binatang itu adalah Kekaisaran Romawi, tapi penghancuran Kekaisaran Romawi tidak menandakan kematian binatang itu. Iblis sudah terus memiliki sekutu politiknya bahkan sampai hari ini.
Arti lain yang mungkin bagi ayat 8 disiratkan oleh perkataan "Dan mereka yang diam di bumi, … akan heran." "Di pasal 13, ketika Yohanes menggambarkan binatang laut, ia berkata, "Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, …" (ay. 3). Dalam teks aslinya, kata yang diterjemahkan "heran" adalah kata dasar yang sama yang diterjemahkan "heran" di 17:8. Ketika kita mempelajari penyembuhan luka binatang itu, kita mencatat bahwa beberapa orang yakin bahwa ini berkaitan dengan legenda "Nero redivivus"—bahwa Nero suatu hari nanti akan kembali dengan tentara ke melampiaskan dendam pada kota Roma.18
Menurut pandangan ini, Nero dipandang sebagai lambang perlawanan terhadap agama Kristen: Ia "telah ada" (ia hidup) dan "tidak ada" (ia meninggal), tapi "ia akan muncul lagi" (dalam pribadi Domitianus, yang melanjutkan dan mengintensifkan penganiayaan yang dimulai oleh Nero).
Ketika kita membahas 13:3, setelah menjelaskan mitos "Nero redivivus [hidup kembali]," saya mengusulkan bahwa nas itu mungkin hanya mengacu kepada kekuatan penyembuhan menakjubkan dari Kekaisaran Romawi. Pada saat Nero mati, kekaisaran itu masuk ke dalam era kekacauan (dengan tiga "kaisar" dalam satu tahun); tapi setelah Vespasianus naik tahta, kerajaan itu pulih dan mengalami kemuliaan yang bahkan lebih besar.19Mungkin kalimat "telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi" harus dipahami secara keseluruhan, dan Roh bermaksud untuk menyiratkan bahwa binatang itu (dilambangkan oleh Kekaisaran Romawi) sulit dihancurkan. Sosok yang tampaknya tidak dapat dihancurkan ini sudah selalu dikagumi orang-orang yang menyembah kesuksesan.
Masih ada kemungkinan lain mengenai mengapa binatang itu digambarkan sebagai orang yang "telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi": Dalam kitab Wahyu Tuhan sudah terus menerus diacukan sebagai Pihak yang "telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi." (1:4; lihat juga 1:8; 4:8). James Efird menyarankan bahwa kata-kata dari ayat 8 itu pada prinsipnya ditujukan sebagai "antitesis dari gambaran kesukaan Yohanes untuk Allah."20Jika hal ini terjadi, amatilah perbedaan yang signifikan dalam terminologi yang digunakan mengenai binatang itu dan yang digunakan untuk menggambarkan Tuhan: Ayat 8b mengungkapkan bahwa binatang itu akan menuju kepada kehancuran21—tetapi Tuhan pada akhirnya datang dalam kemenangan.
Hal lain apa pun yang malaikat itu maksudkan untuk dilakukan dalam gambaran yang ditemukan di ayat 8, ia secara efektif mengikat binatang pasal 17 dengan binatang laut pasal 13 (lihat ayat 3, 12, 14). Setelah melakukan itu, ia siap untuk memulai penjelasan rincinya. Ia mendahului ini dengan kata-kata "Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat" (ay. 9a).22Alkitab NIV menulis "Ini butuh pikiran yang bijaksana." Kita memiliki ungkapan yang sama di 13:18. Itu membolehkan kita tahu bahwa petunjuk-petunjuk penting akan menyusul, petunjuk-petunjuk yang hanya dapat diuraikan oleh orang yang bijaksana. (Pernyataan itu membuat saya merasa tidak bijaksana sepenuhnya!)
Kita mungkin bersyukur bahwa memahami bagian pertama dari penjelasan malaikat itu tidak memerlukan banyak kebijaksanaan: "ketujuh kepala itu [yaitu tujuh kepala binatang itu] adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk" (ay. 9b). Kita sudah lihat sebelumnya bahwa tujuh kepala binatang itu menunjukkan secara umum kelicikan dan kecerdikannya yang berlimpah. Dalam ayat 9b malaikat itu memberikan arti khusus kepada kepala itu: "Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung." Dalam pelajaran sebelumnya, kita menyimpulkan bahwa, di zaman Yohanes, perempuan itu adalah Roma, yang terkenal di dunia sebagai "kota yang dibangun di atas tujuh bukit."
Jika malaikat itu berhenti di sana, kita akan memiliki sedikit kesulitan dalam memahami bahwa Babel kota besar adalah kota Roma dan menuju kepada bencana yang pasti. "Tapi," seperti yang Robert Mounce katakan, "sekarang plot itu mengental.23Alih-alih berhenti, malaikat itu malah memberikan penafsiran tambahan tentang tujuh kepala itu:
Ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja. Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan (ay. 10, 11).
Apa yang membingungkan kita bukanlah fakta bahwa kepala-kepala itu diberikan lebih dari satu arti. Bahasa simbol bisa seperti ilusi optik yang awalnya terlihat seperti satu hal dan kemudian bila dilihat dari sudut yang berbeda, muncul menjadi sesuatu yang lain. Henry Alford menyatakan bahwa dalam acuan kepada perempuan itu (kota Roma), kepala-kepala itu adalah bukit-bukit di mana ia duduk; tetapi dalam acuan kepada binatang itu (Kekaisaran Romawi), mereka adalah raja.24
Apakah yang membuat ayat 10 "salah satu ayat yang paling diperdebatkan di dalam kitab Wahyu?"25Untuk memulai nya, kebanyakan dari kita bingung dengan penjelasan dalam ayat 11 bahwa binatang itu "raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu." Bagaimana bisa binatang itu memiliki tujuh kepala dan, pada saat yang sama, menjadi satu kepala? (Coba bayangkan ini dalam pikiran Anda.) Mengenai kata-kata "salah dari tujuh," J. W. Roberts (salah satu sarjana Yunani terbaik yang saya tahu) berkata bahwa ungkapan itu "sulit [dimengerti] dalam bahasa Yunani dan mungkin berarti 'ia setara dengan salah satu dari tujuh.'"26Michael Wilcock menganggap klausa itu berarti "yang lain dari jenis yang sama."27Bahkan jika para ahli ini benar, hal ini tidak menghapus kesulitan. Siapa atau apa kepala "kedelapan" itu masih tergantung pada penafsiran kata-kata yang mengikuti.
Perdebatan utama pada ayat tersebut adalah tentang identitas tujuh raja (atau apakah delapan?).
TFTWMS: Why 17:10-13 - Perkiraan Manusia PERKIRAAN MANUSIA (Wahyu 17:10-13)
Rincian terminologinya— lima raja sudah jatuh, yang satu ada, dan yang lain akan datang, ditambah ada satu lagi...
PERKIRAAN MANUSIA (Wahyu 17:10-13)
Rincian terminologinya— lima raja sudah jatuh, yang satu ada, dan yang lain akan datang, ditambah ada satu lagi—sudah menyakinkan sebagian besar komentator bahwa kita harus mengidentifikasi dengan tepat siapa (atau apa) yang telah jatuh, siapa (atau apa) yang tetap, dan seterusnya.
Karena binatang itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa kerajaan universal, beberapa orang yakin bahwa apa yang dibutuhkan adalah daftar kerajaan di seluruh dunia. Daftar itu bervariasi, namun yang berikut ini adalah cukup khas pendekatan ini:
Lima telah jatuh: |
Yang satu adalah: |
Satu yang datang: |
Yang kedelapan: |
1. Mesir28 2. Asyur 3. Babel 4. Media-Persia 5. Yunani |
6. Roma |
7. Kekaisaran Romawi dibuat "Kristen" oleh Konstantinus (?)29 |
8. Semua pemerintah anti-Kristen di masa depan (?) |
Kelemahan pendekatan ini adalah bahwa seseorang harus menebak tentang Kerajaan "yang akan datang" dan yang kedelapan "satu dari ketujuh itu."30
Pendekatan yang lebih populer adalah menjadikan kepala-kepala itu sebagai melambangkan para kaisar Romawi.31Sayangnya, pada saat kitab Wahyu ditulis, sudah lebih dari tujuh kaisar yang ada. Dengan kaisar yang manakah orang harus memulai? Kaisar yang manakah yang harus masuk daftar itu, dan kaisar yang manakah yang harus dikeluarkan? Dalam materi pengantar dalam edisi 1, saya memberikan sinopsis singkat sejarah Kekaisaran Romawi, termasuk para penguasa sebelumnya.32Salah satu tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang latar belakang pasal 17. Anda mungkin ingin meninjau kembali bagian tersebut sebelum melanjutkan.
Sekali lagi, pendekatan ini memiliki banyak variasi, tapi daftar berikut ini lebih atau kurang biasa:
Lima telah jatuh: |
Yang satu adalah: |
Satu yang datang: |
Yang kedelapan: |
1. Augustus (Octavius) (27 S. M. [atau 31]-14 M.) 2. Tiberius (14-37 M.) 3. Gayus Caligula (37-41 M.) 4. Claudius (41-54 M.) 5. Nero (54-68 M.) |
6. Vespasianus (69-79 M.) |
7. Titus (79-81 M.) |
8. Domitianus (81-96 M.) |
Daftar yang diberikan memiliki beberapa poin yang kuat: Menurut teks kita, yang ketujuh hanya "bertahan sebentar," dan Titus memerintah hanya sebentar. Karena di tempat lain kita menekankan bahwa binatang itu tidak bisa hanya melambangkan kekaisaran, tetapi juga kaisarnya (dengan kata lain, Domitianus), maka bisalah dikatakan bahwa binatang itu adalah yang kedelapan sementara tetap menjadi "satu dari ketujuh itu" (dengan kata lain, seorang kaisar seperti tujuh kaisar sebelumnya).
Daftar khusus ini memiliki kelemahan juga: Daftar itu dengan semaunya memulai dengan Augustus33dan mengabaikan Galba, Otho, dan Vitellius, yang secara berurutan dan cepat menduduki takhta pada 68-69 Masehi.34Masalah yang paling penting adalah bahwa daftar itu tampaknya menempatkan penulisan kitab Wahyu pada zaman Vespasianus,35meskipun faktanya kita tidak memiliki bukti lain bahwa kitab itu ditulis pada zamannya dan banyak bukti menunjukkan bahwa kitab itu ditulis pada zaman Domitianus.36Kita tidak punya alasan untuk percaya bahwa pengasingan Yohanes ke Patmos atau martirnya Antipas disebabkan oleh jenis penganiayaan yang terjadi selama pemerintahan Vespasianus (1:9; 2:13).
Mounce menunjukkan, "Dengan cara apa saja seseorang mencoba menghitung tujuh raja sebagai kaisar Romawi, ia menemukan kesulitan yang menyebarkan keraguan cukup besar terhadap keseluruhan pendekatan itu."37Jika Anda ingin, Anda bisa memainkan sendiri permainan daftar-para-kaisar.38
Beberapa gagasan lain pernah diusulkan untuk identifikasi tujuh/delapan kepala itu,39tapi untuk saat ini, kita akan beralih ke ayat 12 dan 13. Setelah memberikan penafsiran khusus kepada kepala-kepala binatang itu, malaikat itu berpaling kepada makhluk bertanduk sepuluh. Tanduk biasanya melambangkan kekuatan, sehingga sepuluh tanduk menunjukkan bahwa binatang itu memiliki kekuatan besar. Sekarang malaikat itu memberikan tambahan penting kepada fitur anatomi binatang itu:
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.40Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu (ay. 12, 13).41
Sepuluh raja ini mungkin adalah "raja-raja di bumi" yang disebutkan di ayat 2, yang telah dipikat oleh pelacur besar—para penguasa bawahan yang tidak memiliki otoritas mereka sendiri tetapi yang hak untuk memerintah berasal dari Roma.42Mereka berdiri di belakang Roma karena Roma menguntungkan mereka secara ekonomi dan politik.43
Para komentator bervariasi dalam penafsiran mereka tentang raja-raja itu,44tetapi sebagian besar sepakat bahwa jumlah "sepuluh" tidak harus dipahami secara harfiah, tetapi simbolik.45Mounce, misalnya, menulis, "Angka sepuluh adalah simbolik dan menunjukkan kekomplitan. Itu tidak menunjuk kepada sepuluh raja tertentu atau sepuluh kerajaan Eropa dari Kekaisaran Romawi yang dihidupkan kembali."46
Dalam pembacaan saya, saya telah melihat sarjana demi sarjana bersikeras bahwa angka sepuluh tidak harus dipahami secara harfiah. Saya tidak bisa membantu selain berpikir, "Mengapa, kemudian, kita merasa perlu mengartikan angka 'tujuh' di dalam nas itu secara harfiah juga? Bagaimanapun, di dalam kitab Wahyu, hampir segala sesuatu dengan satu atau lain cara dikaitkan kepada angka tujuh." Saya juga bertanya-tanya apakah mayoritas pembaca Yohanes bisa diharapkan untuk membuat daftar setiap Kaisar selama lima puluh tahun sebelumnya. (Bagaimanakah jawaban Anda terhadap pertanyaan tentang pemimpin bangsa Anda selama lima puluh tahun terakhir?) Bahkan jika mereka mengenal mereka, bagaimanakah mereka tahu yang mana yang harus dimasukkan ke dalam daftar itu dan yang mana yang dikeluarkan?
Mungkin kita tidak seharusnya mencoba untuk mengidentifikasi kaisar-kaisar (atau kerajaan-kerajaan) tertentu. Mungkin pesannya adalah serupa dengan yang ada di ayat 8: Tadinya ada banyak kepala tapi tidak ada lagi (kepala satu sampai lima). Namun begitu, ini tidak berarti bahwa binatang itu (pemerintah anti-Kristen) tidak ada lagi. Ia masih ada (kepala enam) dan akan terus ada (kepala tujuh dan delapan) sampai akhirnya masuk ke dalam kebinasaan kekal.
Bagaimanapun, jika yang ada di dalam pikiran Yohanes adalah kaisar (atau kerajaan) tertentu, kita tidak dapat secara dogmatik berbicara tentang siapa (atau apa) mereka itu. Mengenai soal kerajaan versus kaisar, Leon Morris menulis, "Pandangan yang mana saja adalah mungkin, tapi mungkin yang lebih baik adalah pandangan bahwa kita harus mengartikan angka-angka itu secara simbolik."47Mounce sependapat: "Mungkin penjelasan yang paling memuaskan tentang tujuh raja itu adalah bahwa angka tujuh pada prinsipnya bersifat simbolik dan berdiri untuk melambangkan kekuasaan Kekaisaran Romawi sebagai keseluruhan sejarah."48
TFTWMS: Why 17:1-18 - Keinginannya Tidak Bisa Dibantah KEINGINANNYA TIDAK BISA DIBANTAH (Wahyu 17:1-6, 9, 15, 18)
Nas itu dimulai dengan, "Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa k...
KEINGINANNYA TIDAK BISA DIBANTAH (Wahyu 17:1-6, 9, 15, 18)
Nas itu dimulai dengan, "Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: 'Mari ke sini'" (ay. 1a). Kita tidak diberitahu malaikat yang manakah ini dari tujuh malaikat itu.5
Ibu Dari Wanita-Wanita Pelacur & Dari Kekejian Bumi (17:5)
Perempuan Penggoda
Malaikat itu memberitahu Yohanes, "Aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya" (ay. 1b).6Di ayat 5 ini "pelacur besar" itu diidentifikasi sebagai. "Babel besar." Malaikat itu kemudian menafsirkan perkataan "banyak airnya": "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa" (ay. 15).7
Klasifikasi lipat empat tentang "bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa" mencakup setiap orang.8Ungkapan "duduk di" menunjukkan bahwa pelacur besar itu memerintah atas orang banyak di dunia yang gelisah.
Istilah "pelacur" dengan segera memberitahu kita bahwa bisnisnya adalah pembujukan. (Jika ada keraguan bahwa tipu muslihat seorang pelacur bisa memikat, bacalah Amsal 5, 7, dan 9.) Keberhasilan profesinya yang ia nikmati ditekankan di ayat 2: "Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul" (ay. 2a).9"Raja-raja di bumi" adalah para penguasa yang berpengaruh di seluruh dunia.10Ke mana saja orang-orang itu menuntun, rakyat mereka mengikuti: "Dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya"11(ay. 2b). Alkohol dapat menurunkan daya tahan terhadap godaan, dan pelacur besar itu mengetahui setiap trik pelacuran.
Malaikat itu lalu membawa rasul itu "jauh dalam Roh menuju padang gurun" (ay. 3a; NASB).12Yohanes terus berada di bawah kendali Roh Kudus.13Padang gurun adalah tempat di mana perempuan pasal 12 telah diambil untuk dilindungi oleh Allah (12:14). Mungkin Yohanes dibawa ke sana sehingga ia akan aman dari pelacur besar itu. Mungkin itu adalah sudut pandang yang darinya ia bisa melihat dengan jelas.14
Sesampai di sana, ia melihat pemandangan yang menakjubkan: "seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu,15yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk" (ay. 3b). Binatang merah ungu itu di atas mana ia duduk adalah binatang pertama yang disebut dalam pasal 13:16"… Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat" (13:1).17Pasal 17 memasok rincian tambahan mengenai makhluk mengerikan ini: Ia berwarna merah seperti tuannya, si naga (Iblis) (12:3).18Sebelumnya, nama-nama penuh hujat hanya terdapat di atas kepalanya, sekarang dirinya dipenuhi dengan penghujatan.19Lagi, "duduk di" menunjukkan kekuasaan dan kendali: Perempuan ini memiliki kendali atas binatang itu seperti penunggang berpengalaman memiliki kontrol atas kudanya.20
Perempuan itu sendiri digambarkan di dalam ayat 4 dan 5a: "Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas … dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia:21'BABEL BESAR, ….'"
Ungu dan merah ungu adalah warna yang dikenakan oleh kelompok kerajaan dan bangsawan.22Emas, batu mulia, mutiara hanya dapat dibeli oleh orang kaya. Babel berpakaian "seperti Ratu" (18:7). Ini bukan pelacur murahan; ia berbaur dengan masyarakat tinggi. Sekarang ini, ia akan menjadi bagian dari kelompok "jet set" yang canggih, bosanan, kendor moral. Ia akan ditampilkan pada program televisi "Gaya Hidup Orang Kaya Dan Terkenal."
Kota
Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita perlu mengidentifikasi "pelacur besar" itu. Berkali-kali di dalam teks kita, ia disebut "Babel."23Kota Babel di Mesopotamia kuno adalah salah satu kota paling terkenal di masa lalu. Di sanalah, "perkotaan yang mewah, pembelajaran, dan perdagangan pertama kali mulai melibatkan perhatian manusia."24Kota itu adalah "ibu kota politik dan agama kerajaan dunia, yang terkenal akan … kebejatan moralnya."25Bagi pemikiran Yahudi, Babel identik dengan kefasikan dan kebencian terhadap umat Allah. Bangsa Babel telah menghancurkan Yerusalem pada tahun 586 S.M. dan telah menawan bangsa Israel dan mengangkut mereka ke negeri asing. Istilah "Babel besar" berasal dari Daniel 4:30 dan bukan menunjukkan pada nilai Babel yang sebenarnya, melainkan pentingnya Babel yang dibayangkan itu.
Tampaknya tidak ada keraguan bahwa ada sebuah kota di dalam pikiran Roh Kudus (ay. 18; 16:19), sebuah kota dengan semangat Babel. Pertanyaannya adalah "Kota apa?" Untuk menjawab itu, kita perlu bertanya kota apakah yang akan sudah terlintas di dalam pikiran para pembaca Yohanes ketika mereka membaca kata-kata "kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi" (ay. 18)? Satu-satunya kota yang memenuhi syarat adalah kota Roma. (Perhatikan kata "memerintah," yang berbentuk present tense; "kota besar" itu sedang memerintah pada waktu kitab Wahyu ditulis.) James Efird menulis, "Jelas sekali, perempuan itu adalah Roma.… Yohanes tidak bisa bersikap jauh lebih jelas jika ia telah membuat sebuah gambar dan mencap gambar itu dengan huruf-huruf besar."26
Jika pembaca mula-mula memiliki pertanyaan apa saja tentang hal ini, pertanyaan itu pastinya terjawab oleh "petunjuk" yang tidak terlalu buram di ayat 9: "Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk." Henry Swete menulis, "Tidak ada keraguan yang masuk akal dapat diterima mengenai arti kata-kata ini. Tujuh bukit Roma adalah tempat umum [bentuk umum] bagi para penyair Latin.…"27Homer Hailey setuju: "Tujuh bukit yang mengelilingi [sungai] Tiber di atas mana Roma dibangun sudah lama menjadi tema para penyair dan penulis Romawi.…
Roma akan segera terlintas di pikiran para pembaca Yohanes."28
Bahkan para penulis yang tidak percaya bahwa Babel besar mengacu kepada kota Roma setuju bahwa kota ini akan menjadi obyek pertama yang terlintas di pikiran umat Kristen mula-mula. Jika Roh Kudus tidak ingin para pembaca Yohanes berpikir tentang Roma, Ia mungkin akan sudah perlu menambahkan penyangkalan, "Yang saya maksudkan bukan Roma." Bruce Metzger menulis, "Sama seperti Babel bagi orang Ibrani melambangkan semua yang jahat dan penganiayaan, begitu juga halnya Roma bagi Yohanes adalah Babel lain, sumber dan air mancur segala kemewahan yang menggoda dan kejahatan, hidup dalam materialisme yang menggairahkan dan keegoisan."29
Godaan
Namun begitu, sebagian besar dari kita akan setuju dengan Frank Pack bahwa "Babel Besar melambangkan jauh lebih banyak daripada kota Roma kuno dengan penyembahan berhalanya yang jahat dan penyembahan kaisarnya yang bobrok. Itu melambangkan semua pengaruh dan kekuasaan dunia yang menolak Allah di bawah beragam bentuknya selama berabad-abad."30
Karena tempat kita memulai adalah sebuah kota, penerapan pertama yang terlintas di pikiran saya adalah sebuah megapolitan seperti yang pernah saya kunjungi—tidak hanya menjadi pusat seni dan budaya, tetapi juga sumber kejahatan dan korupsi. Contoh-contoh dapat diperbanyak tentang kaum muda (dan beberapa tidak terlalu muda) yang mendengar panggilan sirene "kota besar," pindah ke sana, dan segera memeluk gaya hidup kota itu.
Bagaimanapun, kita harus memahami bahwa kita tidak harus pindah ke kota New York, Los Angeles, London, Paris atau Jakarta untuk dibujuk oleh pelacur besar.
Babel besar ada di mana saja dan di mana-mana sehingga kegembiraan, kenyamanan, dan keuntungan adalah tujuan utama dalam hidup. Apakah Anda tinggal di Lampung, Nias, atau Papua, pelacur itu masih berbisik di telinga Anda, mencoba untuk memikat Anda dari jalan yang "lurus dan sempit" (lihat Matius 7:14; KJV). Clarence Macartney menulis tentang daya tarik Babel:
Oh dunia, Oh dunia, engkau ini penipu! … engkau merayu kami dengan pujianmu dan mempesona kami dengan wajah beriasmu, sehingga, dalam keberahian buta dan cinta membara kami kepadamu, untuk sesaat demi kesenangan bejadmu yang tidak nyata, kami dengan senang hati menjual jiwa kami, melupakan Allah kami, menyalibkan lagi Tuhan kami, dan mengorbankan harapan kami akan kebahagiaan kekal.31
Jangan pernah meragukan bahwa Babel tahu kelemahan Anda (Yakobus 1:14) dan akan mencoba untuk mengeksploitasi kelemahan itu.
Supaya tidak dirayu, pertama-tama kita harus mengerti bahwa godaan itu menggiurkan, dosa dapat menyenangkan, dan yang dilarang jadi memikat. Jika rasul itu saja "benar-benar takjub" (Wahyu 17:6; NLT)32ketika ia melihat Babel yang penuh hawa nafsu, Anda dan saya seharusnya mengantisipasi akan terpesona. Ketika ia bergumam, "Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya" (Amsal 9:17), kita jangan coba-coba untuk ragu-ragu. Kita harus "lari" (2 Timotius 2:22)—seperti yang Yusuf lakukan dahulu sekali (Kejadian 39:12).
TFTWMS: Why 17:1-16 - Penerangan Sorgawi PENERANGAN SORGAWI (Wahyu 17:1, 8, 11, 14, 16)
Adalah mungkin bahwa, dalam usaha keras kita terhadap pasal 17, kami telah menempatkan penekanan di te...
PENERANGAN SORGAWI (Wahyu 17:1, 8, 11, 14, 16)
Adalah mungkin bahwa, dalam usaha keras kita terhadap pasal 17, kami telah menempatkan penekanan di tempat yang salah. Alih-alih berkonsentrasi pada pelbagai kesulitan nas itu, kita seharusnya menekankan apa yang jelas dan tidak bisa salah. Di antara pelajaran yang jelas yang diajarkan di dalam pasal 17 adalah: (1) Kejahatan mungkin terlihat menarik, tetapi membawa bencana. (2) Kejahatan mungkin terlihat tidak bisa ditolak, tetapi dapat dielakkan. (3) Kejahatan sering terlihat tak terkalahkan, tetapi pada akhirnya ia akan jatuh.
Pelajaran ketiga adalah, saya percaya, pesan utama nas itu. Kembali kepada tema kalimat itu: "Aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar" (ay. 1). Pasal ini menekankan penghakiman pada pelacur dan binatang itu. Ayat 8 dan 11 menegaskan bahwa binatang itu menuju "kepada kebinasaan." Kata Yunani yang diterjemahkan "kebinasaan" (Alkitab KJV menulis "kerusakan") berarti "runtuh sepenuhnya, hilangnya kesejahteraan."49Istilah itu sering digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk mengacukan keadaan akhir, azab yang kekal (Matius 7:13; Filipi 1:28; 3:19; Ibrani 10:39; 2 Petrus 3:7).
Kita mungkin tidak yakin tentang banyak hal dalam pasal 17 ini, tapi kita bisa yakin akan hal ini: Pada akhirnya, Allah akan menghukum kejahatan. Morris mencatat bahwa malaikat itu "tidak berkata cukup bagi kita untuk membuat identifikasi tegas [tentang kepala-kepala binatang itu]. Minatnya tidak pada apa yang binatang itu lakukan atau pada kekuasaannya. Ini ada dalam fakta itu bahwa ia sedang menuju kepada kebinasaan. Jadi akhirnya segala kejahatan binasa."50
Dalam pelajaran berikutnya, kita akan melihat Anak Domba mendapat kemenangan atas orang-orang yang menentang Dia (ay. 14). Kita akan melihat binatang itu dan para pengikutnya menyerang Babel kota besar: "Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api" (ay. 16). Inilah isi tentang pasal itu. Janganlah kita menghabiskan begitu banyak upaya dalam mencoba mengidentifikasi pepohonan satu per satu sehingga kita melupakan hutan itu sendiri!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjan...
Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.
Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).
- (1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
- (2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
- (3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).
- (4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
- (5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy 1:4,11).
Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)
Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia "Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah "Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7; Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4).
Tujuan
Kitab ini mempunyai tiga tujuan.
- (1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.
- (2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.
- (3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.
Survai
Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis), binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar (pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).
Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian (jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22) meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.
Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama (pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya. Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21) menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19) berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).
Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga serangkai kejahatan, yang terdiri atas
- (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
- (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
- (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8) berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus. Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini, terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).
Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6). Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus (Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api" untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus (Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
- (2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
- (3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
- (4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
- (5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan ketetapan-ketetapan sorgawi.
- (6) Kitab ini bersifat polemik yang
- (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan dirinya sebagai allah, dan
- (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
- (7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan tegas.
- (8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal dari PL itu sendiri.
Penafsiran
Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.
- (1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
- (2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
- (3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah.
- (4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari sudut pandang futurist ini.
Full Life: Wahyu (Garis Besar) Garis Besar
Prolog
(Wahy 1:1-8)
I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22)
A. Penglihatan dar...
Garis Besar
- Prolog
(Wahy 1:1-8) - I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22) - A. Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian
(Wahy 1:9-20) - B. Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat
(Wahy 2:1-3:22) - II. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah
(Wahy 4:1-11:19) - A. Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga
(Wahy 4:1-5:14) - 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona
(Wahy 4:1-11) - 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak
(Wahy 5:1-14) - B. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
dan Tujuh Sangkakala
(Wahy 6:1-11:19) - 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama
(Wahy 6:1-17)
SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak
(Wahy 7:1-17) - 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan Tujuh
Sangkakala
(Wahy 8:1-6) - 3. Enam Sangkakala yang Pertama
(Wahy 8:7-9:21)
SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil
(Wahy 10:1-11)
Dua Orang Saksi
(Wahy 11:1-14) - 4. Sangkakala yang Ketujuh
(Wahy 11:15-19) - III.Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis
(Wahy 12:1-22:5) - A. Perspektif mengenai Konflik Itu
(Wahy 12:1-15:8) - 1. Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi
(Wahy 12:1-13:18) - a. Naga Besar
(Wahy 12:1-17) - b. Binatang Laut
(Wahy 13:1-10) - c. Binatang Bumi
(Wahy 13:11-18) - 2. Dari Pandangan Sorga
(Wahy 14:1-20)
SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka
(Wahy 15:1-8) - B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu
(Wahy 16:1-19:10) - 1. Tujuh Cawan Murka Allah
(Wahy 16:1-21) - 2. Hukuman Atas Pelacur Besar
(Wahy 17:1-18) - 3. Jatuhnya Babel yang Besar
(Wahy 18:1-24) - 4. Sorak-Sorai di Sorga
(Wahy 19:1-10) - C. Puncak Konflik Itu
(Wahy 19:11-20:10) - 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus
(Wahy 19:11-18) - 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya
(Wahy 19:19-21) - 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan
(Wahy 20:1-10) - D. Sesudah Konflik
(Wahy 20:11-22:5) - 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar
(Wahy 20:11-15) - 2. Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar
(Wahy 20:14-15; 21:8) - 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
(Wahy 21:1-22:5) - Epilog
(Wahy 22:6-21)
Matthew Henry: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada u...
- Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada umumnya sudah menerima kitab ini, dan mendapatkan nasihat yang baik dan penghiburan yang besar di dalamnya. Kristus sendiri menubuatkan kehancuran Yerusalem. Dan, kira-kira pada saat kehancuran itu digenapi, Ia mempercayakan Kitab Wahyu ini kepada Rasul Yohanes untuk menyokong iman umat-Nya dan mengarahkan harapan mereka.
Jerusalem: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini...
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini berarti "penyingkapan" atau "wahyu". Maka setiap "apokalipsis" mengandaikan pewahyuan dari fihak Allah kepada manusia. Dalam pewahyuan itu disingkapkan hal-hal tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah saja. Hal-hal tersembunyi yang disingkapkan itu ialah terutama apa yang mengenai masa mendatang. Sukar sekali dengan jelas dan tepat membedakan jenis sastra yang disebut "apokalipsis" dengan jenis sastra yang disebut "nubuat". Memanglah apokalipsis l.k. merupakan lanjutan dari nubuat. Tapi nabi-nabi dahulu mendengar wahyu Allah dan menyampaikannya secara lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa penglihatan yang lalu dicantumkannya ke dalam sebuah kitab. Tambahan pula bahwa penglihatan-penglihatan tidak bernilai sendiri, tetapi nilainya terletak dalam dirinya sebagai lambang; penglihatan- penglihatan itu melambangkan sesuatu yang lain. Segala sesuatu atau hampir segala sesuatu dalam sebuah apokalipsis merupakan lambang misalnya: angka, barang, anggota-anggota badan, tokoh-tokoh yang berperan dalam penglihatan itu. Dengan menulis apokalipsisnya si pengarang "menterjemahkan" ke dalam lambang itu gagasan-gagasan yang diilhamkan Allah; dan dalam menterjemahkan gagasan-gagasan itu pengarang menimbun-nimbun barang, warna-warni dan angka-angka yang semua berupa lambang, tanpa ambil pusing apakah keseluruhan yang dihasilkan tersusun rapi dan teratur baik. Maka untuk mengerti maksud pengarang, orang perlu ikut serta dalam cara kerjanya dan kembali menterjemahkan lambang-lambang itu ke dalam gagasan yang diketengahkan pengarang. Kalau orang tidak turut serta dalam cara kerja pengarang, maka maksudnya sering disalah-tafsirkan.
Dalam kedua abad yang mendahului tampilnya Kristus, apokalipsis-apokalipsis sangat laku di beberapa kalangan Yahudi (termasuk kaum Eseni di Qumran). Setelah sudah disiapkan oleh penglihatan-penglihatan kenabian pada nabi Yehezkiel atau nabi Zakharia, maka jenis sastra apokalipsis berkembang dalam karya nabi Daniel dan banyak karya lain yang menyusulnya sekitar awal tarikh Kristen. Dalam daftar kitab-kitab suci Perjanjian Baru hanya tercantum sebuah apokalipsis saja yang pengarangnya menamakan diri Yohanes, 1:9, yang waktu menggubah karyanya mengalami pembuangan di pualau Patmos oleh karena imannya akan Kristus. Ada sebuah tradisi yang sudah terdapat dalam karya Justinus dan pada akhir abad pertama tersebar-luas (seperti disaksikan Ireneus, Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius) dan yang menyamakan Yohanes pengarang Wahyu dengan Rasul Yohanes yang menulis Injil keempat. Hanya sampai abad kelima jemaat-jemaat di Siria, dan Kapadosia dan bahkan di Palestina rupanya tidak memasukkan Wahyu ke dalam daftar Kitab Suci. Dan ini menyatakan bahwa jemaat- jemaat itu tidak menganggap Kitab itu sebagai karya rasul Yohanes. Bahkan seorang imam di Roma yang bernama Kayus pada awal abad ketiga mengatakan bahwa Wahyu itu dikarang oleh seorang bida'ah yang bernama Kerintus. Tetapi Kayus berbuat demikian dengan maksud membela kepercayaan sejati terhadap serangan- serangan orang yang menggunakan Kitab itu sebagai dukungan ajaran palsunya. Tetapi benar juga bahwa Wahyu Yohanes dari satu fihak mempunyai kesamaan jelas dengan karangan-karangan Yohanes, sedangkan dari fihak lain ada perbedaan yang menyolok mata; perbedaan itu baik mengenai bahasa dan gaya bahasa maupun beberapa gagasan teologis (khususnya berhubungan dengan Parusia Kristus). Dan perbedaan itu sedemikian besar, sehingga karangan-karangan Yohanes dan Wahyu sukar dikembalikan secara langsung kepada pengarang yang sama. Namun demikian Wahyu berjiwa Yohanes, sehingga haruslah dituliskan oleh orang yang termasuk lingkungan rasul itu dan yang meresapkan ajarannya ke dalam hati. Bahwasannya Wahyu termasuk ke dalam Kitab Suci tak perlu di ragukan lagi. Mengenai waktu dituliskannya karya itu umum diterima bahwa digubah di zaman pemerintahan Kaisar Roma Domitianus, sekitar th. 95 Mas. Tetapi sementara ahli dengan alasan cukup kuat dengan condong menerima bahwa beberapa bagian Why ditulis dahulu, di zaman pemerintahan Kaisar Nero menjelang th. 70 Mas.
Entahlah dikarang dalam zaman pemerintahan Kaisar Domitianus atau Kaisar Nero, untuk memahami Why perlu sekali orang menempatkannya pada latar-belakang historisnya, yang menyebabkan Why ditulis. Zaman itu ialah zaman gangguan dan penganiayaan sengit terhadap jemaat Kristen yang masih muda. Sama seperti apokalipsis-apokalipsis yang mendahuluinya (khususnya Kitab Daniel) Why Yohanespun sebuah karangan yang mempunyai alasan khusus. Ia dimaksudkan untuk membina dan meneguhkan semangat orang-orang Kristen; kepercayaan mereka kiranya tergoncang akibat penganiayaan begitu hebat yang melanda jemaat Kristus yang pernah menegaskan: "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia", Yoh 16:33. Hendak melaksanakan maksudnya itu Yohanes memungut ajaran-ajaran pokok nabi-nabi dahulu, khususnya ajaran mereka tenang "Hari Besar" Yahwe (bdk Am 5:18): kepada umat yang suci yang diperbudak dahulu oleh orang Asyur dan Babel, lalu oleh orang-orang Yunani, kepada umat yang terpencar-pencar dan hampir-hampir saja musnah seluruhnya, para nabi menubuatkan Hari penyelamatan yang sudah mendekat; pada hari itu Allah datang menyelamatkan umatNya dari genggaman para penindas, dengan tidak hanya membebaskan umatNya tetapi juga memberinya kekuasaan dan pemerintahan atas musuh-musuhnya yang pada gilirannya dihukum dan hampir-hampir dibinasakan. Waktu Yohanes menulis Why maka Gereja, umat terpilih yang baru, dilanda suatu penganiayaan yang berdarah, 13; 6:10-11; 16:6; 17:6; penganiayaan itu dilontarkan oleh pemerintah Roma (Binatang), tetapi dihasut oleh Iblis, 12; 13:2-4, yang merupakan Lawan kawakan Kristus serta umatNya. Dalam penglihatan pembukaan Why digambarkanlah kebesaran Allah yang bersemayam di sorga, Penguasa mutlak atas segala hal-ihwal manusia, 4; Ia menyerahkan kepada Anak Domba kitab yang memuat penetapan ilahi tentang pemusnahan para pengejar, 5; penglihatan selanjutnya menubuatkan suatu penyerbuan oleh sebuah bangsa biadab (Partia) disertai bencana tradisionil: perang, kelaparan, 6. Tetapi mereka yang percaya dan setia pada Allah akan luput, 7:1-8; bdk 14:1-5, sedangkan masih menantikan kemenangannya yang akan dinikmati di sorga, 7:9-17; bdk 15:1-5. Tetapi oleh karena menghendaki keselamatan orang berdosa maka Allah tidak segera membinasakan mereka; terlebih dahulu Ia mengirim sederetan bencana untuk memperingatkan mereka, sama seperti dahulu Ia berbuat terhadap Firaun dan orang Mesir, 8-9; bdk 16. Tetapi percuma saja. Karena ketegaran hati para pengejar yang fasik Allah membinasakan mereka, 17, apa lagi oleh karena mereka berusaha memfasikkan dunia dengan memaksa bangsa-bangsa menyembah Iblis (yang dimaksudkan ialah penyembahan kepada Kaisar-kaisar Roma yang didewakan); menyusullah sebuah lagu ratapan karena Babel (Roma) yang jatuh binasa, 18, dan nyanyian kemenangan yang dilambangkan di sorga, 19:1-10. Sebuah penglihatan baru kembali memperlihatkan kemusnahan Binatang (Roma yang menganiaya umat), yang ditimpakan oleh Kristus yang mulai, 19:11-21. Kemudian Gereja menikmati zaman kedamaian dan kesejahteraan, 20:1-6, yang diakhiri oleh sebuah serangan baru dari pihak Iblis, 20:7-10, sampai Musuh itu dibinasakan sama sekali, orang-orang mati bangkit dan penghakiman terlaksana, 20:11-15. Akhirnya Kerajaan Sorga ditegakkan untuk selama-lamanya dengan sukacita sempurna, oleh karena maut sendiri dilenyapkan, 2:1-8. Dengan melayangkan pandangan kembali pengarang melukiskan kesempurnaan Yerusalem baru selama memerintah di bumi, 21:9-22:15.
Demikianlah penafsiran Why yang historis dan makna utama dan pertamanya. Tetapi dengan demikian isi Kitab Why belum digali seluruhnya. Sebab di dalamnya juga termaktub nilai-nilai abadi yang selalu dan setiap waktu dapat mendukung kepercayaan kaum beriman. Sudah dalam Perjanjian Lama andalan umat yang suci ialah janji Allah bahwa selalu akan "ada pada umatNya", bdk Kel 25:8, dll; dan kehadiranNya itu berarti bahwa Ia melindungi umatNya terhadap segala musuh untuk mengerjakan keselamatan. Sekarang juga dan dengan cara jauh lebih sempurna Allah tetap pada umatNya yang baru yang bersatu dalam diri Anak Allah, ialah Imanuel (Allah menyertai kita, bdk Mat 1:23); dan Gereja dapat hidup terus berkat janji Kristus yang dibangkitkan ini: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman", Mat 28:20. Kalau demikian halnya, maka kaum beriman tak perlu takut atau khawatir. Kalaupun untuk sementara waktu harus menderita oleh karena nama Kristus, namun akhirnya mereka akan mengalahkan Iblis dan segala tipu- dayanya. Wahyu merupakan Madah Agung pengharapan Kristen, nyanyian kemenangan yang dilambungkan Gereja yang dianiaya.
Seperti sekarang ada, teks Yunani Why sukar sekali. Di dalamnya ada sejumlah bagian kembar; kesinambungan penglihatan-penglihatan kerap terputus-putus; ada bagian-bagian yang nampaknya di luar konteks aslinya. Gangguan-gangguan semcam itu dapat diterangkan dengan berbagai jalan: ada yang berkata bahwa dalam Why dihimpun macam-macam sumber yang berlain-lainan ada juga yang berkata bahwa urutan asli dalam beberapa bab kebetulan dikacau-balaukan, dll. Bible de Jerusalem mengusulkan hipotesa ini: Bagian utama Why yang berupa nubuat, 4-22, terdiri atas dua Apokalipsis yang aslinya berbeda-beda: dua-duanya ditulis oleh pengarang yang sama tetapi pada waktu yang lain; akhirnya kedua apokalipsis itu dipersatukan oleh seseorang yang lain. Kedua apokalipsis asli tersusun sbb:
Teks I Teks II Prakata : Gulungan kitab kecil yang 10:1-2a, 3-4 dimakanIblis melawan Gereja.................. 12:1-6, 13-17 12:7-12 Binatang melawan Gereja............... 13 Hari Besar Kemurkaan serta pendahulu- pendahulu diberitahukan............... 4-9; 10:1, 2b, 14-16 5-7; 11:14-18 Hari Besar Kemurkaan : Babel diperkenalkan................... 17:1-9, 15-18 17:10, 12-14 Jatuhnya Babel........................ 18:1-3 (bdk 14:8) Orang pilihan terluput 18:4-8 Lagu ratapan atas Babel...............
18:9-13, 15-19, 18:14, 22-23 21, 24 Nyanyian kemenangan................... 19:1-10 18:20 (bdk 16:5-7) Kerajaan Mesias....................... 20:1-6 Pertempuran di akhir zaman............ 20:7-10 19:11-21 Penghakiman terakhir.................. 20:13-15 20:11-12 Yerusalem di masa mendatang...........21:9-22:2 21:1-4; 22:3-5; dan 22:6-15 21:5-8 Tambahan: Kedua saksi................. 11:1-13,19
Mengenai surat kepada ketujuh jemaat, 1-3: meskipun dimaksudkan supaya dibaca bersama dengan kedua teks lain tsb, namun ketujuh surat itu kiranya aslinya juga berupa sebuah teks tersendiri.
Pembagian teks Why yang diusulkan di atas tidak diikuti dalam terjemahan Indonesia ini. Memang tidak harus diikuti atau diperhatikan para pembaca. Sekarang kitab Wahyu kepada Yohanes berupa sebuah kesatuan dan dapat dibaca secara terus menerus. Hati pembaca dapat merasa terpikat oleh lambang-lambang yang serba majemuk dan ganjil. Tetapi di dalamnya terungkaplah kepastian dan pengharapan yang khusus Kristen. Korban Anak Domba sudah memperoleh kemenangan yang terakhir. Kesusahan dan kemalangan apapun yang melandanya, Gereja Kristus tidak dapat meragukan kesetiaan Allah hingga saat Tuhan "segera" akan datang, 1:1; 2:20. Memanglah Kitab Wahyu adalah kitab Pengharapan Kristen dan lagu Kemenangan Gereja yang dianiaya.
Ende: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus
Kristus". Selandjutnja dit...
WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes.
Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga.
Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang.
Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru.
Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan.
Siapa sebenarnja Joanes penulis itu
Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu.
Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu.
Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali.
Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini.
Alasan dan latar-belakang karangan ini
Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja.
Atjara pokok karangan ini
Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja".
Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan.
Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan
dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka
Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah,
Hagelberg: Wahyu (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini akan membawa berkat yang besar, karena di dalam setiap pembahasan Kitab Wahyu seyogyanya ditafsirkan untuk diterapkan di dalam kehidupan umat Allah. Memang, dalam kitab ini ada banyak hal yang sulit dimengerti. Tetapi yang menggelisahkan hati kita bukanlah apa yang tidak kita mengerti, melainkan justru apa yang dimengerti namun tidak diterapkan dalam kehidupan pribadi dan dalam jemaat Kristus.
Penulis Kitab Wahyu
Kitab Wahyu 1:1, 1:4, 1:9, dan 22:8 menyatakan tanpa penjelasan bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh "Yohanes". Oleh karena tidak ada keterangan tentang seorang Yohanes yang lain, maka menurut penulis, Yohanes yang dimaksudkan adalah Rasul Yohanes.1
Justinus Martyr menulis dalam Dialog dengan Trypho (tahun 135) bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu. Pernyataan itu dapat diterima kebenarannya, karena selama beberapa tahun Justinus tinggal di Efesus.2 Eusebius, Irenius,3 Clement, Origen, Tertullianus dan Hippolytus juga mendukung pengertian ini, yaitu bahwa Rasul Yohanes sendiri penulis Kitab Wahyu.
Pada pertengahan abad ketiga Dionysius, uskup Aleksandria, berkata bahwa Rasul Yohanes tidak mungkin menulis Kitab Wahyu karena kosa kata dan tata bahasa Kitab Wahyu berbeda dengan kosa kata dan tata bahasa Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes. Menurut dia, bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes adalah bahasa Yunani yang halus dan indah, tetapi bahasa Yunani yang dipakai dalam Kitab Wahyu tidak baku, malah ada "idiom yang tidak beradab".4
Memang betul, bahasa yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes jauh berbeda dibandingkan bahasa yang dipakai dalam Kitab Wahyu.5 Peraturan tata bahasa yang baku seringkali dilanggar dalam Kitab Wahyu, tetapi "pelanggaran" tersebut tidak sembarangan. Pelangaran peraturan tata bahasa yang ada dalam Kitab Wahyu menguatkan kesan dan suasana yang diciptakan oleh si penulis, sesuai dengan tujuan nas yang bersang-kutan.6
Pada zaman Rasul Paulus, penulis surat seringkali dibantu seorang ahli tulis. Kebiasaan ini nyata dalam 1 Korintus 16:21, di mana Rasul Paulus menulis, "Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus."7 Perincian kerjasama antara penulis surat dan jurutulis sulit dipastikan. Pimpinan perusahaan dapat menyuruh sekretarisnya menyusun surat undangan untuk rapat minggu depan, dan perumusan isi surat tersebut dapat diserahkan sepenuhnya kepada sekretaris, lalu dia tinggal menandatangani surat itu, atau dia dapat juga mendikte isi surat kata per kata. Demikian juga dengan ahli tulis pada zaman Rasul Yohanes. Ladd8 mengemukakan kemungkinan bahwa Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes dengan ditolong oleh sekretaris yang adalah muridnya sendiri, dan Kitab Wahyu ditulis tanpa sekretaris. Dengan demikian, Kitab Wahyu mencerminkan bahasa Yunani yang biasa digunakan Yohanes, seorang Yahudi. Kesimpulan ini dikuatkan dengan pengamatan bahwa di Pulau Patmos kemungkinan besar tidak ada sekretaris untuk membantu Rasul Yohanes!
Argumentasi Dionysius dan sarjana-sarjana lain yang menolak Rasul Yohanes sebagai penulis Kitab Wahyu tidak masuk akal. Bahasa Yunani yang seperti apa ditulis oleh seseorang yang baru "tersungkur di depan kaki-Nya sama seperti orang mati"! Pasti kalau orang menulis tentang topik atau hal yang begitu luar biasa, kosa kata dan tata bahasa yang dia pakai juga luar biasa.
Berdasarkan argumen di atas, jelaslah bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes.
Tahun Penulisan
Menurut sarjana zaman ini, Kitab Wahyu ditulis pada masa kerajaan Kaisar Domitianus di Roma (tahun 81-96), atau pada akhir kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68). Oleh karena faktor-faktor yang berikut ini, maka jauh lebih besar kemungkinan kitab ini ditulis pada kerajaan Kaisar Domitianus:
1. Irenius mengatakan bahwa Wahyu ditulis pada akhir Kerajaan Domitianus.
2. Sudah ada pengalaman yang matang dari ketujuh jemaat itu. Jika hal itu terjadi pada masa kerajaan Nero, belum ada waktu untuk memungkinkan terjadinya kemerosotan jemaat Tiatira, Sardis, dan Laodikia, ataupun ketekunan jemaat Efesus, Smirna, dan Filadelfia yang diceritakan dalam pasal 2-3.
3. Kota atau jemaat di Laodikia menganggap dirinya kaya (Wahyu 3:17), tetapi pada masa kerajaan Nero kota itu terkena gempa bumi (tahun 60 atau 61), sehingga pada saat itu mereka tidak lagi menganggap dirinya kaya.
4. Adanya penganiayaan (1:9; 2:10, 13; 3:10) cocok dengan zaman Domitianus. Setelah musibah kebakaran Kota Roma, Nero mengambinghitamkan orang Kristen di Kota Roma, dan mereka dianiaya secara kejam. Penganiayaan tersebut bukanlah yang diceritakan dalam Kitab Wahyu, karena penganiayaan tersebut hanya terjadi di Kota Roma, sedangkan yang disebutkan dalam Kitab Wahyu juga terjadi di Asia Kecil. Pada zaman kerajaan Kaisar Domitianus penyembahan kepada Kaisar sudah menjadi kewajiban yang membawa hukuman maut. Orang Kristen yang tidak siap menyembah Kaisar Domitianus dianiaya di setiap tempat.9
Data-data di atas menjadi bukti yang kuat bahwa Kitab Wahyu ditulis kira-kira tahun 95.
Penerima Kitab Wahyu
Secara khusus, kitab ini ditulis untuk tujuh jemaat tertentu di tujuh kota di "Asia Kecil", yaitu Propinsi Asia yang terletak di bagian barat negara Turki (Wahyu 1:11). Jarak antara tujuh kota itu sekitar 50-80 kilometer. Setiap tujuh kota tersebut mempunyai kantor pos besar untuk wilayah Propinsi Asia bagian barat-tengah.10 Secara umum, sebagai bagian dari Alkitab, kitab ini juga ditulis untuk setiap orang Kristen (Wahyu 2:7, 17, 29, dsb).
Tujuan Utama
Kitab Wahyu ditulis dan dikirim kepada orang-orang Kristen dari ketujuh jemaat (dan kepada kita) untuk mendorong, menegur, dan membesarkan hati mereka (dan hati kita). Hal ini diungkapkan secara jelas melalui teguran-teguran Tuhan Yesus dan janji kemenangan-Nya yang akan mengalahkan segala kejahatan yang mengancam mereka. Selain itu, kitab ini juga ditulis untuk menantang supaya mereka bertobat atau supaya mereka berdiri tegak, sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Dengan demikian, jika mereka menaati apa yang tertulis dalam kitab ini, mereka akan turut bersukacita karena Tuhan Yesus dan kemenangan-Nya (Wahyu 1:3; 2:7, 11, 17, dan 15-28). Dalam pasal 2 dan 3, tantangan dan pengobaran semangat sangat nyata. Penglihatan-penglihatan tentang kedatangan kedua dari Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kemenangan-Nya akan membawa kehancuran kepada "yang diam di bumi" dan membawa pahala kepada mereka yang setia. Jadi, penglihatan itu secara tidak langsung mendukung tantangan dan dorongan tersebut. Kristus Raja akan kembali dengan kemenangan, dan akan memberikan hadiah kepada mereka yang menang terhadap godaan dan pencobaan sebagaimana Dia pun menang. Dengan demikian, maksud kitab ini sangat praktis dan perlu diterapkan.
Kitab Wahyu tidak diberikan kepada kita sebagai bahan spekulasi/perkiraan, misalnya "Mengapa gulungan kitab kecil itu dimakan Yohanes?" "Tanggal berapa nanti Tuhan akan datang?" Yang menjadi tekanan penting dalam kitab ini adalah penerapan yang benar, dan bukan pikiran yang sia-sia.
Latar Belakang
1. Keadaan Sosial
Kekaisaran Romawi di puncak kejayaannya mengingatkan Babel yang diceritakan dalam Wahyu 18:11-14. Dalam Kekaisaran Romawi pada waktu Kitab Wahyu ditulis, ada yang kaya raya dan ada yang miskin sekali. Tingkat sosial-ekonomi menengah tidak ada. Jadi, ada jurang yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
2. Keadaan Pemerintahan
Kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68) ditandai dengan kebakaran Kota Roma dan penganiayaan orang Kristen setelah kebakaran tersebut. Pagi-pagi sekali pada tanggal 19 Juli 64 ada api di Circus Maximus (tempat perlombaan kereta pertempuran). Selama lima hari api memakan Kota Roma. Menurut beberapa saksi mata ada orang yang membesarkan api itu dengan sengaja, dan orang yang berusaha untuk memadamkannya dihalangi orang lain. Menurut kabar angin, api itu dinyalakan atas perintah Kaisar Nero, karena dia mau membangun kembali Kota Roma sesuai dengan impiannya. Nero menuduh orang Kristen dan menghukum orang-orang Kristen dengan sangat kejam. Ada yang disalibkan, ada yang dijahit dalam kulit binatang, kemudian diburu dan dimakan anjing yang lapar, ada yang dilumuri dengan ter dan dinyalakan sebagai obor. Menurut tradisi yang cukup kuat, Rasul Paulus dan Petrus juga mati syahid dalam penganiayaan yang dilakukan oleh Nero.11
Nero meninggal pada tanggal 9 Juni tahun 68. Selama satu tahun, yaitu antara kematian Nero dan kedatangan Vespasian, ada perang saudara di Roma, di mana empat kaisar naik takhta Kekaisaran Romawi. Dengan kedatangan Kaisar Vespasian, masa kekacauan politis tersebut diakhiri. Dengan demikian, wangsa Flavianus didirikan.
Menurut pengertian tahun penulisan yang diuraikan di atas, Kitab Wahyu ditulis pada akhir wangsa Flavianus, yang terdiri dari Kaisar Vespasian, (tahun 69-79), lalu Kaisar Titus (79-81) dan Kaisar Domitianus (81-96). Wilayah Kekaisaran Romawi sangat luas. Pada dinasti Flavianus, Kekaisaran Romawi mencapai kepulauan Inggris dan daerah Jerman. Sistem pemerintahannya totaliter, kaisar berkuasa mutlak.12 Pada waktu kitab ini ditulis, menyembah Kaisar Domitianus sudah diwajibkan sebagai tanda kesetiaan politis.
3. Keadaan Agama
a. Orang Yahudi: Oleh karena Bait Allah di Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 oleh pasukan Jenderal Titus, maka orang Israel tersebar sebagai pendatang, dan pada umumnya mereka dibenci. Pungutan pajak yang berat, khusus bagi orang Yahudi, diadakan oleh Raja Vespasian.
b. Orang Roma: Orang Roma menyembah banyak dewa-dewi, termasuk Raja Domitianus sendiri!
c. Orang Kristen: Pada tahun 95 agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan agama Yahudi. Agama Kristen dianggap ateis, karena orang Kristen tidak mau terlibat dalam agama Roma, dan tidak menyembah dewa-dewi Roma. Beberapa orang Kristen dan beberapa jemaat dianiaya (Wahyu 1:9; 2:10, dan 13).
4. Keadaan Kesusastraan:
Banyak sastra yang sejenis dengan Kitab Wahyu disusun antara tahun 200 SM sampai tahun 100 M. Pada masa kini jenis sastra tersebut disebut "apokaliptik"13 atau "penyingkapan". Kitab Daniel dan Kitab Zakharia mirip jenis sastra ini. Jenis ini berasal dari bangsa Yahudi. Karangan apokaliptik memakai banyak lambang yang aneh bagi pembaca modern, tetapi lambang-lambang tersebut sudah biasa bagi para pembaca pada zaman Yohanes. Pada umumnya, apokaliptik dikarang seolah-olah merupakan wahyu dari Allah melalui malaikat kepada seorang tokoh sejarah Israel, di mana Allah berjanji untuk meniadakan kesusahan dan menghancurkan segala kejahatan.14 Perlu dicatat juga, bahwa Kitab Wahyu dikategorikan sebagai sastra apokaliptik yang luar biasa, oleh karena empat faktor yang berikut:
a. Pada umumnya, ada penerangan yang panjang atau "pidato" yang panjang dari malaikat, tetapi dalam Kitab Wahyu tidak ada.
b. Biasanya karangan apokaliptik ditulis seolah-olah oleh tokoh sejarah Israel seperti Musa atau Abraham, tetapi Yohanes sendiri menulis Kitab Wahyu.
c. Pasal dua dan pasal tiga, yaitu ketujuh surat kepada ketujuh jemaat, sangat unik sekali. Pada umumnya dalam sastra apokaliptik pertanggungjawaban sama sekali tidak disebutkan, tidak seperti Kitab Wahyu 2 dan 3.
d. Dalam apokaliptik yang lain, zaman ini dianggap tanpa arti dan sia-sia saja, sedangkan dalam Kitab Wahyu perilaku umat Allah zaman ini, amat penting di hadapan Tuhan.15
Kitab Wahyu memiliki beberapa ciri khas dari golongan sastra surat, apokaliptik, dan nubuatan.16 Selain sarana komunikasi antara pribadi, bentuk surat sudah membudaya sebagai sarana bimbingan dari filosof dan ahli ilmu pengetahuan.17 Khas sastra surat terlihat dalam pasal 1:4. Salah satu aspek dari pengamatan ini adalah bahwa Kitab Wahyu ditujukan kepada si penerima, yaitu ketujuh jemaat di Asia Kecil.18 Hal ini menjadi penting dalam pembahasan penafsiran Kitab Wahyu, karena keadaan mereka di Asia Kecil harus dipertimbangkan dalam setiap tafsiran.
Kitab Wahyu juga memiliki khas sastra apokaliptik. Dalam karangan-karangan apokaliptik, sejarah Israel, ataupun sejarah manusia, dipamerkan untuk menyatakan bahwa walaupun kejahatan akan merusak, tetapi tujuan dan maksud Yang Mahakuasa akan diteruskan dan dikembangkan sampai puncak kemenangan yang mulia.19
Selain khas sastra surat dan apokaliptik, Kitab Wahyu juga memiliki khas nubuatan. Dalam pasal 1:3 dia berkata, Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya.... Ciri khas nubuatan, yang menuntut iman dan ketaatan dari para pendengar (ataupun para pembaca) jelas tampak dalam ketujuh surat, yang dapat dibandingkan dengan tujuh pesan dalam Amos pasal 1-2.20
Penafsiran
Sebelum Kitab Wahyu dipelajari, sebaiknya hal penafsiran dipikirkan secara matang, karena rumitnya Kitab Wahyu dan adanya banyak lambang, baik yang dijelaskan (1:20) maupun yang tidak dijelaskan (3:12), menyulitkan penafsirannya.
Pendekatan pada penafsiran Kitab Wahyu dapat digolongkan menjadi empat. Yang pertama disebut "Pandangan Preterist". Menurut mereka, seluruh Kitab Wahyu hanya menceritakan keadaan umat Allah pada zaman Kekaisaran Romawi saja. Segala tafsiran dari penafsir Preterist dikaitkan dengan jemaat Kristus dan lingkungan mereka pada zaman itu. Menurut mereka, nubuatan-nubuatan yang besar dalam Kitab Wahyu telah digenapi dengan jatuhnya Yerusalem pada tahun 70. Kebanyakan penafsir modern memakai pendekatan "Preterist". Kemenangan total yang diceritakan dalam pasal 18-22 sulit ditafsirkan oleh para penafsir yang mempergunakan pendekatan ini, karena tidak ada kemenangan yang seperti itu pada zaman Kekaisaran Romawi.
Golongan yang kedua disebut "Pandangan Historis". Menurut mereka, Kitab Wahyu merupakan nubuatan yang menguraikan sejarah Eropa Barat sampai kedatangan Tuhan Yesus pada hari kiamat. Banyak yang memakai pendekatan yang disebut "Historis", tetapi tafsiran mereka tidak menyatu.
Golongan yang ketiga disebut "Pandangan Futuris". Menurut pendekatan ini, pasal 1-3 menceritakan mengenai zaman penulis, dan pasal 4-22 merupakan nubuatan mengenai akhir zaman. Morris21 dan Mounce22 mengritik pandangan ini karena, menurut mereka, dengan pandangan ini pasal 4-22 tidak mempunyai arti bagi kita, kecuali kita terlibat langsung, sehingga Tuhan Yesus datang dalam masa kehidupan kita. Tetapi sebenarnya kritikan mereka tidak mempunyai dasar yang kuat. Berita mengenai kedatangan Tuhan Yesus tetap relevan pada setiap generasi umat Allah karena berita tersebut menghibur umat Allah yang setia, dan menakutkan orang Kristen yang tidak setia. Sama seperti orang tidak mengadakan pesta kebun kalau prakiraan cuaca berkata "hujan lebat", demikian juga kita tidak hidup untuk diri kita sendiri kalau Firman Allah berkata, "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Pendekatan "Futuris" adalah pendekatan yang dipakai dalam bahasan ini.23
Golongan yang keempat disebut "Pandangan Idealis". Menurut mereka, Kitab Wahyu tidak menceritakan kelakuan atau peristiwa, melainkan hanya menguraikan prinsip-prinsip yang bersifat teologis. Kitab Wahyu mereka tafsirkan untuk menyatakan prinsip-prinsip yang dipakai Allah sepanjang masa.
Morris dan Mounce menghargai keempat pendekatan tersebut di atas. Menurut mereka, setiap pendekatan mempunyai kekuatan dan kelemahan, dan kita harus belajar dari hasil penafsiran keempat golongan. Golongan "Preterist" dan "Historis" mengingatkan kita bahwa Kitab Wahyu mempunyai akar dalam sejarah dan bahwa latar belakang para pembaca mula-mula amat penting dalam proses penafsiran Kitab Wahyu. Dari golongan "Futuris" kita mengingat bahwa kegenapan utama dari pasal 4-22 harus terjadi pada akhir zaman. Dari golongan "Idealis" kita mengingat bahwa prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Kitab Wahyu sungguh berlaku sepanjang sejarah manusia. Penulis setuju dengan sikap Morris dan Mounce, tetapi akhirnya memihak golongan "Futuris" sebagai patokan yang menjaga kesatuan struktur Kitab Wahyu.
Para penafsir Kitab Wahyu yang awal, seperti Justinus Martyr, Irenius, dan Hippolytus, menulis bahwa Kitab Wahyu menubuatkan Kerajaan Seribu Tahun yang harfiah. Setelah Kerajaan Seribu Tahun, ada kebangkitan umum, penghukuman, dan pembaharuan surga dan bumi.24 Tafsiran mereka sesuai dengan tafsiran yang ada dalam bahasan ini.
Di wilayah Aleksandria, bapa-bapa gereja, termasuk Origen (tahun 185-254), mengembangkan metode penafsiran yang disebut "spiritual" atau alegoris. Metode penafsiran ini, tidak memperhatikan kebenaran harfiah, melainkan segalanya dipandang sebagai pembicaraan figuratif (kiasan) atau selalu merohanikan sesuatu. Agustinus meneruskan perkembangan alegoris, sehingga bagi dia arti harfiah sudah tidak diperhatikan. Selama seribu tahun metode alegoris merupakan pendekatan yang biasa. Pendekatan ini terkait erat dengan golongan yang keempat yang disebut "Pandangan Idealis".
Pada abad kedua belas Joachim, seorang Katolik di Floris, Italia, menolak tafsiran alegoris yang berpandangan bahwa zaman ini adalah Kerajaan Seribu Tahun yang disebutkan dalam Wahyu 20. Menurut dia, Kerajaan Seribu Tahun belum mulai.
Nicolas dari Lyra, seorang teolog di Paris yang meninggal pada tahun 1340, memakai "Pandangan Historis" yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai pendekatan untuk menafsirkan Kitab Wahyu.
Pada akhir abad keenam belas, seorang Yesuit di Spanyol yang bernama Alcasar mengikuti paham "Preterist". Menurut Alcasar, pasal 20-22 merupakan nubuatan mengenai kemenangan yang dinikmati oleh jemaat Kristus zaman ini, suatu kemenangan yang dimulai pada kerajaan Kaisar Konstantin.
Walaupun dalam Kitab Wahyu ada banyak simbol, tetapi itu tidak berarti setiap nas harus ditafsirkan dengan tafsiran kiasan ataupun alegoris. Pendekatan penafsiran harfiah tampaknya seperti menyingkirkan lambang-lambang; tetapi pada dasarnya pendekatan penafsiran harfiah itu mencakup juga arti kiasan yang dinyatakan melalui lambang-lambang. Jadi, dalam hal ini penulis menerima pandangan harfiah. Apa yang dapat diartikan secara harfiah, haruslah diartikan secara harfiah. Sebaliknya, apa yang tidak masuk akal sebagai kata-kata harfiah, haruslah dianggap kiasan, dan diartikan sebagai kiasan (misalnya, "tujuh bintang" yang Ia pegang di tangan kanan-Nya tidak mungkin ditafsirkan sebagai bintang harfiah.)
Dalam bahasan ini penulis selalu berusaha untuk berpegang pada empat prinsip penafsiran berikut:
1. Penafsiran berdasarkan konteks serta struktur.
2. Penafsiran dengan mempertimbangkan latar belakang si penulis dan para pembaca mula-mula.
3. Penafsiran yang cenderung menerima arti biasa, yaitu arti harfiah, kecuali ada alasan kuat yang menuntut arti kiasan.
4. Penafsiran secara menyeluruh (komprehensif), yaitu penafsiran dengan mempertimbangkan seluruh ajaran Alkitab.
Penafsiran Angka dan Pengulangan
Para pengarang dan filsuf zaman Rasul Yohanes, sangat tertarik dengan angka dan makna angka. Kepentingan angka-angka tertentu dalam segala bidang dibahas panjang lebar dalam karangan zaman tersebut. Pythagoras dianggap tokoh utama dalam ajaran tersebut. Dia lahir kira-kira tahun 570 SM, dan hidup di Italia selatan. Pengikut-pengikut Pythagoras menganggap angka 1, 2, 4, dan 10 sebagai angka yang paling penting.
Pada akhir abad keempat SM angka tujuh mulai dianggap penting, mungkin karena pengaruh dari Babel. Pada waktu yang sama, pengaruh pengikut Pythagoras berkurang, tetapi karangannya tetap dibaca pada abad ketiga dan kedua SM.25
Pada abad kedua SM seorang Yahudi yang bernama Aristobulus mengajar di Aleksandria, Mesir. Menurut dia, angka tujuh sangat penting. Oleh karena dia orang Yahudi, maka diduga bahwa dia dipengaruhi oleh pentingnya angka tujuh dalam Perjanjian Lama.
Philo, seorang filsuf Yahudi yang juga tinggal di Aleksandria, menganggap bahwa angka tujuh sebagai angka yang paling menarik. Dia lahir kira-kita tahun 25 SM.26
Menurut Collins, pakar-pakar sastra apokaliptik berpikir bahwa angka-angka tertentu dipakai dalam sastra apokaliptik untuk memberi kesan bahwa zaman dan semesta alam teratur, dan tidak kacau. Lebih lanjut, Collins menjelaskan bahwa angka-angka jauh lebih penting dalam Kitab Wahyu daripada kebanyakan apokaliptik yang lain. Juga, dalam sastra apokaliptik yang lain, yaitu apokaliptik yang di luar Alkitab, ada "seri tujuh" tetapi tidak dihitung secara tersurat, seperti "seri tujuh segel", "tujuh sangkakala", dan "tujuh cawan", yang dihitung satu per satu dalam Kitab Wahyu.27
Secara umum, dapat dikatakan bahwa adanya peristiwa-peristiwa besar yang berjumlah tujuh, memberi penghiburan kepada para pembaca mula-mula, karena membawa kesan bahwa zaman ini yang rupanya begitu kacau, sebenarnya akan berakhir dengan cara yang direncanakan dan diatur oleh Tuhan sendiri, yang "ditandai" oleh-Nya dengan "seri-seri tujuh", dan bahwa bentuk tempat kediaman orang-orang suci yang setia, yaitu Yerusalem Baru, diatur dan dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan, lengkap dengan "tandatangan-Nya", yaitu angka dua belas. Collins28 berkata, "Tidak ada yang acak-acakan. Segala sesuatu terukur dan terhitung. Ada rencana ilahi. Segala sesuatu ada di dalam kuasa Allah, dan hasilnya menjadi sangat baik bagi setiap orang yang setia pada kehendak Allah sebagaimana diilhamkan di dalam Kitab Wahyu."
Pembahasan makna angka di atas bersifat umum dan pasti. Pembahasan yang spesifik, mengenai makna angka-angka tertentu, lebih rumit. Collins29 sendiri berkata, "Sangat sulit untuk memastikan mengapa angka-angka tertentu begitu sering dipakai...."
Dalam bahasa sumber, angka dua dipakai 10 kali. Empat kali di antaranya dipakai menunjuk kepada kesaksian, yaitu dalam pasal 11:3, 4 (dua kali), dan 10.
Dalam bahasa sumber, angka tiga dipakai sebelas kali, tetapi menurut Bauckham,30 pemakaian angka tiga tidak mempunyai makna yang jelas.
Angka empat dipakai 19 kali dengan pembagian sebagai berikut:
"Empat makhluk" disebut 10 kali (dalam 4:6, 8; 5:6, 8, 14; 6:1, 6; 7:11; 14:3; 15:7 dan 19:4). Dalam pasal 9:13 "keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah" disebutkan. Selain yang tersebut di atas, angka empat berkaitan dengan ciptaan Allah dan malaikat yang diberi kuasa atas semesta alam: 7:1, 2; 9:14, 15; dan 20:8. Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur semesta alam menonjol dalam pemakaian angka empat, apalagi kalau kita mengingat bahwa empat makhluk itu mempunyai rupa binatang (atau manusia) yang ada dalam semesta alam, yaitu singa, anak lembu, manusia, dan "burung nasar yang sedang terbang".31
Angka tujuh dipakai 55 kali dalam Kitab Wahyu. Ada tujuh jemaat/kaki dian emas, disebutkan tujuh kali dalam pasal 1, dan sekali dalam pasal 2:1. (Jemaat dan kaki dian emas dihitung bersama-sama berdasarkan pasal 1:20.) Ada tujuh Roh/obor/tanduk/mata,32 disebutkan tujuh kali (pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6). Tujuh malaikat selalu disebutkan berkaitan dengan tujuh sangkakala atau tujuh cawan. (Tujuh malaikat tidak dikemukakan berhubungan dengan ketujuh segel, yang dibuka oleh Tuhan Yesus sendiri.) Ada tujuh guruh yang memperdengarkan suaranya, tetapi apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu disegelkan dan tidak ditulis. Tujuh guruh tersebut disebut tiga kali. Kata "celaka"33 (atau "celakalah") dipakai 14 (yaitu 7x2) kali.
Nama "Yesus" (yang sering terkait pada kesaksian)34 dipakai 14 kali. Demikian juga, Roh Kudus disebut 14 kali. {Kata roh/Roh35 dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu: satu kali (11:11) tentang napas Allah, satu kali tentang napas yang diberikan kepada patung (13:15), tiga kali tentang roh jahat (16:13, 14; dan 18:2), satu kali tentang roh manusia (22:6), empat kali tentang ketujuh Roh Allah (1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6), dan 14 kali mengenai Roh Allah.}
Ungkapan "Aku datang"36 dipakai oleh Tuhan Yesus tujuh kali dalam Kitab Wahyu.37
Bauckham38 mengamati bahwa istilah "Anak Domba" dipakai menunjuk kepada Tuhan Yesus 28 kali dalam bahasa sumber.39 Istilah tersebut dipakai tujuh kali dalam anak kalimat yang mengaitkan Anak Domba dan Allah, dengan pola yang sama dengan apa yang terlihat dalam pasal 5:13, yang berkata "...Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba..." atau pasal 14:4, "...korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu...." Mengingat bahwa angka empat mengacu pada semesta alam (yang dimenangkan melalui pengorbanan Anak Domba Allah), maka tepatlah bahwa Tuhan Yesus disebut "Anak Domba" 4x7 kali dalam Kitab Wahyu.
Kepentingan angka empat dan tujuh juga terlihat dalam ketujuh anak kalimat di mana empat istilah suku, bahasa, kaum, dan bangsa diulangi. Pengulangan tersebut diuraikan dalam pembahasan pasal 5:9.
Selain itu, kepentingan angka empat dan tujuh terlihat dalam ketujuh Roh, yang disebut empat kali, yaitu dalam pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6. Jika angka tujuh mengacu pada kelengkapan, dan angka empat mengacu pada semesta alam atau dunia, maka Roh Allah adalah kelengkapan yang kita perlukan untuk menjangkau seluruh dunia.
Ternyata angka tujuh juga dipakai mengenai hal-hal yang jahat. Dalam pasal 12:3 naga mempunyai tujuh kepala dan tujuh mahkota, dan dalam pasal 13:1 Anti-Kristus mempunyai tujuh kepala (juga dalam 17:3, 7, dan 9). Dalam pasal 17:10 dan 11 tujuh kepala melambangkan tujuh raja, sekutu Anti-Kristus.
Kata-kata yang berikut ini diulangi tujuh kali: jurang maut,40 layak,41 memerintah sebagai raja (menjadi raja),42 penuh,43 sabit,44 zinah/percabulan,45 dan sebutan "Tuhan Allah yang Mahakuasa"46. Kata bintang47 diulangi 14 kali.
Dari segi makna tentang angka tujuh dalam Firman Tuhan, Collins48 tidak setuju adanya kaitan antara pemakaian angka tujuh dan pekan yang terdiri dari tujuh hari dalam hukum Taurat. Dia berpikir bahwa adanya tujuh planit menjadi alasannya di mana angka tujuh menonjol dalam Kitab Wahyu, dan rasi bintang (Zodiak) adalah sumber kepentingan angka dua belas, tetapi sikap Collins dalam hal ini terlalu membesarkan faktor di luar Alkitab, dan terlalu meremehkan latar belakang yang terlihat dalam Perjanjian Lama, di mana istilah dua belas (atau kedua belas atau seperdua belas) dipakai kira-kira 135 kali, dan istilah tujuh (atau ketujuh atau sepertujuh) dipakai kira-kira 436 kali!49
Dalam Perjanjian Lama ada suatu kesan yang cukup meyakinkan bahwa angka tujuh, baik sebagai angka yang ditetapkan oleh manusia (Kejadian 21:28-30 dsb.) maupun oleh Allah (Kejadian 4:15; 7:2-4; dsb.) sering mengacu pada "kelengkapan". Menurut Philo, angka tujuh "membawa kesempurnaan".50
Angka sepuluh atau kesepuluh dipakai sepuluh kali dalam Kitab Wahyu. Angka sepersepuluh dipakai sekali. Ada kesusahan selama sepuluh hari dalam pasal 2:10. Dalam pasal 21:20 batu yang kesepuluh adalah krisopras. Selain itu angka sepuluh/kesepuluh dipakai untuk menceritakan jumlah tanduk, mahkota dan raja, yang semuanya melawan Tuhan Allah dan umat-Nya. Berdasarkan pengamatan tersebut, rupanya angka sepuluh mengacu pada kejahatan atau penderitaan.
Kata-kata yang berikut diulangi sepuluh kali: benar,51 bilangan (jumlah),52 guruh,53 dan patung.54
Angka dua belas atau kedua belas dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu. Angka dua belas hanya dipakai berhubungan dengan umat Israel (pasal 7:5-8, 12 kali; dan pasal 12:1) dan Yerusalem Baru (pasal 21:12-22:2). Dalam visi yang terakhir, yaitu pasal 21:9-22:5, angka dua belas atau kedua belas, dipakai sebelas kali, dan angka tiga dipakai empat kali. Jika angka tiga yang disebut empat kali disamakan dengan dua belas, maka dalam visi terakhir itu angka atau gagasan dua belas muncul dua belas kali. Dalam visi tersebut, istilah "Anak Domba" dan istilah "Allah" dipakai tujuh kali! Tidak mungkin jumlah tersebut terjadi secara kebetulan.
Sebutan-sebutan "Tuhan Allah", "Kristus", dan "Roh Allah" dipakai dengan jumlah yang "baik", misalnya empat, tujuh, dan dua belas. Tetapi sebutan-sebutan Iblis dan Anti-Kristus dipakai dengan jumlah yang tampaknya acak-acakan, tanpa jumlah yang "baik"; misalnya kata "naga"55 dipakai 13 kali, kata Yunani yang sering diterjemahkan "Iblis"56 dipakai delapan kali, satu kata lagi yang juga diterjemahkan "Iblis"57 dipakai lima kali. Menurut Bauckham58 ada kesan bahwa angka yang "berarti" dihindari dalam kaitan dengan tokoh-tokoh yang jahat. Angka yang baik hanya dipakai untuk hal yang jahat jika mereka menirukan yang kudus, seperti misalnya dalam pasal 16:13; 12:3;13:1; dan 17:3.
Bauckham59 menjelaskan bahwa ada dua macam pengulangan dalam Kitab Wahyu, yang berbeda. Pengulangan yang pertama terdiri atas frase-frase tertentu, misalnya frase "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di....", dan "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Frase ini diulangi tujuh kali dengan bentuk yang sama persis. Pengulangan seperti itu dipakai untuk menandai pembagian dalam struktur Kitab Wahyu. Dengan demikian, pengulangan frase "supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus terjadi dengan tiba-tiba" (pasal 1:1) dalam pasal 22:6 (yang sama persis dalam bahasa sumber) menandai bahwa apa yang dimulai dalam pasal 1:1 akan berakhir dalam pasal 22.
Selain pengulangan seperti yang disebutkan di atas, ada juga pengulangan yang kedua, yaitu pengulangan di mana ada sedikit perbedaan. Pengulangan ini seringkali terjadi dalam Kitab Wahyu. Pasangan frase yang diulangi dengan perbedaan kecil menjadi seperti acuan silang yang mengaitkan satu nas dengan nas yang lain, misalnya untuk menegaskan kontras. Bandingkanlah pasal 4:8, yang berkata, "Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" dengan pasal 14:11, yang berkata, "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." Bandingkanlah juga pasal 14:11 dengan 19:3, atau pasal 14:10-11 dengan 20:10.60
Sebagai kata terakhir, perlu dikatakan bahwa pembahasan makna angka dan pengulangan dalam Kitab Wahyu masih kurang mantap, dan harus diselidiki lebih lanjut dan lebih dalam. Sungguh diharapkan supaya segala pembahasan dalam bidang ini didasari pada pengamatan yang akurat serta prinsip penafsiran yang konsekuen.
Kitab Wahyu dan Kanon Alkitab
Allah yang berfirman kepada umat-Nya, juga menjaga supaya hanya kitab-kitab yang Dia ilhamkan saja yang akhirnya dikumpulkan menjadi Alkitab. Proses itu disebut pembentukan Kanon. Dengan pertolongan Allah yang Mahakuasa, umat Allah mengakui surat-surat tertentu, dan karangan-karangan tertentu, sebagai ilham dari Allah. Proses pengakuan Kanon terjadi lebih cepat dengan kitab-kitab tertentu, dan lebih lamban dengan kitab-kitab yang lain.
Ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak rela menerima Kitab Wahyu sebagai Firman Allah pada zaman bapa-bapa gereja. Mounce61 menegaskan, bahwa ada tokoh Kristen yang melawan Montanisme karena ajaran mereka sering bersikap fanatis (mereka mengajar antara lain bahwa Kerajaan Seribu Tahun sudah dekat dan bahwa Yerusalem Baru akan turun atas Kota Pepuza). Mereka yang melawan Montanisme siap menolak Kitab Wahyu, hanya karena Montanus suka mengutip dari Kitab Wahyu untuk mendukung ajarannya yang mereka anggap ekstrem. Walaupun ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak menyukai Kitab Wahyu, Allah tidak minta izin dari kita untuk memasukkan Kitab Wahyu dalam Alkitab kita, dan Alkitab bukan merupakan kafetaria rohani di mana kita hanya mengambil makanan yang sesuai dengan selera kita masing-masing!
Ayat Kunci
Wahyu 1:3, yang berbunyi, "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat", merupakan ayat kunci bagi seluruh Kitab Wahyu. Kebahagiaan itu akan menjadi milik setiap orang yang menaati isi Kitab Wahyu, dan bentuk kebahagiaan itu berupa bermacam-macam pahala. Pahala/hadiah itu dijelaskan antara lain di dalam beberapa ayat berikut ini: Wahyu 2:7, 17, 26-28; 3:5, 11-12, 21; dan 6:11.
Risalah/Perkembangan Pemikiran Kitab Wahyu
Pengertian terhadap struktur seluruh Kitab Wahyu mempermudah pengertian terhadap rincian-rinciannya. Sudah disebutkan di atas bahwa Wahyu 1:3 merupakan ayat kunci: "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Jika kita ingin mengalami kebahagiaan itu, maka kita harus "menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya". Tetapi ini perlu dipikirkan, karena hanya perintah saja yang dapat dituruti. Di dalam Kitab Wahyu perintah-perintah terdapat hanya di dalam pasal dua dan pasal tiga saja. Dalam pasal empat sampai dengan pasal 22 tidak ada perintah. Menurut Barclay,62 Luther sendiri seolah-olah marah waktu dia membaca Wahyu 1:3, dan dia mengeluh, karena dalam ayat itu ada janji bagi mereka yang menaati kitab ini, tetapi dia merasa Kitab Wahyu mustahil ditaati, karena mustahil dimengerti! Memang ada banyak sekali dalam kitab ini yang tidak akan kita mengerti sebelum digenapi, tetapi yang tidak dimengerti tidak menjadi masalah bagi kita. Yang harus menjadi "masalah" bagi kita adalah pasal dua dan tiga, di mana ada banyak perintah ditulis yang memang sangat mudah dimengerti, namun kadang-kadang sangat sulit ditaati!
Wahyu 1:19 merupakan kunci dari pembagian atau struktur Kitab Wahyu. Ayat tersebut merupakan perintah Tuhan Yesus kepada Yohanes supaya dia menulis kitab ini. "Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi sesudah ini." Menurut terjemahan ini (yang bersifat harfiah) Kitab Wahyu terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Apa yang telah kaulihat (pasal 1).
2. Apa yang terjadi sekarang (pasal 2-3).
3. Apa yang akan terjadi sesudah ini (pasal 4-22).
Susunan/garis besar ini didukung oleh Wahyu 4:1, yang berbunyi, "...Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini." Kata-kata tersebut hampir sama dengan Wahyu 1:19, sehingga jelaslah bahwa pada ayat ini (Wahyu 4:1) Yohanes menginjak ke bagian yang berikutnya.
Inti dari bagian yang pertama (pasal satu) adalah penglihatan Yohanes tentang pribadi Tuhan Yesus. Penglihatan ini merupakan dasar Kitab Wahyu, dan fungsinya adalah untuk mengingatkan para pembaca akan sifat Tuhan Yesus. Untuk hidup bagi Tuhan Yesus kita harus tahu, siapakah Dia. Kita harus mengerti mengenai sikap-Nya terhadap apa yang kita alami.
Bagian yang kedua terdiri dari tujuh pesan/surat kepada ketujuh jemaat. Ketujuh surat itu menuntut penerapan dari penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, dan menjanjikan hadiah kepada yang menuruti tuntutan itu.
Bagian yang ketiga menjelaskan bagaimana caranya Tuhan Yesus akan kembali ke bumi ini dan mengalahkan "yang diam di bumi". Fungsi dari bagian ini adalah untuk membesarkan hati para pembaca, bahwa "Tuhan Yesus akan menang!" Kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya akan membuktikan kebenaran sifat-sifat-Nya seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 (khususnya penglihatan tentang Tuhan Yesus). Maka kemenangan-Nya akan memberi kesempatan untuk membagikan hadiah-hadiah yang dijanjikan itu di dalam bagian yang kedua (yaitu ketujuh surat).
Ringkasan:
Bagian pertama: pasal 1. Menyatakan, siapakah Tuhan Yesus.
Bagian kedua: pasal 2-3. Tujuh surat yang menuntut penerapan dan menjanjikan hadiah.
Bagian ketiga: pasal 4-22. Kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus, yang akan mengalahkan setiap musuh, dan membagikan hadiah.
Hubungan antarbagian:
Bagian pertama, penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, merupakan dasar Kitab Wahyu. Dengan demikian, selayaknya sifat Tuhan Yesus merupakan dasar segala kegiatan dan pikiran kita. Selayaknya Yesus Kristus menjadi pusat keberadaan kita.
Bagian kedua didasari bagian pertama. Setiap surat dimulai dengan suatu fakta tentang Tuhan Yesus, yang sudah disebutkan di dalam penglihatan tentang diri-Nya. Tetapi bagian kedua, yaitu ketujuh surat, juga berhubungan erat dengan bagian ketiga, yang menceritakan kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus.
Bagian ketiga belum terjadi, tetapi sangat penting juga. Walaupun sulit hidup bagi Kristus, dan sulit menaati ketujuh surat-Nya, ketaatan sangat bermanfaat karena Ia akan kembali dengan kemenangan, hadiah, dan sukacita bagi yang menaati. Bagian ketiga ini menceritakan kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya.
Hagelberg: Wahyu (Garis Besar) GARIS BESAR
wahyu
I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
A. Pembukaan Kitab (1:1-8)
...
GARIS BESAR
wahyu
- I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
- II. Bagian Kedua: "...apa yang terjadi sekarang....." (2:1-3:22)
- A. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7)
- B. Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11)
- C. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
- D. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-29)
- E. Surat kepada Jemaat di Sardis (3:1-6)
- F. Surat kepada Jemaat di Filadelfia (3:7-13)
- G. Surat kepada Jemaat di Laodikia (3:14-22) Catatan: di setiap surat kepada ketujuh jemaat tersebut, berisi:
- 1. Alamat surat
- 2. Sifat Kristus
- 3. Pujian untuk Jemaat
- 4. Kritikan
- 5. Tuntutan
- 6. Ancaman
- 7. Janji
- III. Bagian Ketiga: "... apa yang akan terjadi sesudah ini..." (4-22)
- A. Visi Ruangan Takhta Sebagai Pendahuluan (4:1-5:14)
- 1. Peralihan (4:1-2)
- 2. Takhta dan sekelilingnya (4:3-11)
- 3. Gulungan Kitab dan Anak Domba (5:1-7)
- 4. Pujian kepada Dia yang mengambil gulungan kitab (5:8-14)
- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
- 1. Ketujuh Segel (6:1-8:6)
- a. Segel Pertama (6:1-2)
- b. Segel Kedua (6:3-4)
- c. Segel Ketiga (6:5-6)
- d. Segel Keempat (6:7-8)
- e. Segel Kelima (6:9-11)
- f. Segel Keenam (6:12-17) Tambahan Pertama: 144.000 Orang Disegel (7:1-8) Tambahan Kedua: Orang banyak... yang keluar dari kesusahan besar (7:9-17)
- g. Segel Ketujuh (8:1-6)
- 2. Ketujuh Sangkakala (8:7-11:19)
- a. Keempat Sangkakala Pertama (8:7-12)
- b. Ketiga Sangkakala Terakhir (8:13-11:19)
- i. Sangkakala Kelima (8:13-9:12)
- ii. Sangkakala Keenam (9:13-21) Tambahan Ketiga: Gulungan Kitab (10:1-11) Tambahan Keempat: Dua Saksi (11:1-14)
- iii. Sangkakala Ketujuh (11:15-19) Tambahan Kelima: Seorang Perempuan, Anaknya, dan Naga (12:1-17) Tambahan Keenam: Binatang Pertama (13:1-10) Tambahan Ketujuh: Binatang Kedua (13:11-18) Tambahan Kedelapan: 144.000 Orang (14:1-5) Tambahan Kesembilan: Tiga Malaikat (14:6-13) Tambahan Kesepuluh: Tuaian Gandum di Bumi (14:14-16) Tambahan Kesebelas: Tuaian Buah Anggur di Bumi (14:17-20)
- 3. Ketujuh Cawan (15:1-16:21)
- 4. Babel Dikiaskan sebagai Pelacur (17:1-18)
- 5. Kota Babel Dimusnahkan (18:1-24)
- a. Pemusnahan Babel Diberitakan (18:1-8)
- b. Tanggapan Dunia (18:9-19)
- c. Babel Tidak akan Pulih (18:20-24)
- 6. Sukacita di Surga (19:1-10)
- 7. Dia Kembali (19:11-16)
- 8. Dia Mengalahkan Binatang itu serta Tentaranya (19:17-21)
- 9. Iblis Dikalahkan (20:1-3)
- C. Kerajaan Seribu Tahun (20:4-15)
- 1. Orang-orang yang Memerintah dengan Tuhan Yesus selama Seribu Tahun (20:4-6)
- 2. Pemberontakan Terakhir (20:7-10)
- 3. Penghakiman di Takhta Putih (20:11-15)
- D. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (21:1-22:5)
- 1. Pendahuluan: Yerusalem Baru (21:1-8)
- 2. Benteng dan Pintu Gerbang Yerusalem Baru (21:9-21)
- 3. Kemuliaan Yerusalem Baru (21:22-27)
- 4. Sungai Kehidupan dan Hamba Anak Domba di Yerusalem Baru (22:1-5)
- E. Penjelasan Akhir dari Penglihatan (22:6-17)
- F. Bagian Penutup dari Kitab (22:18-21)
Hagelberg: Wahyu DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 199...
DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 1993.
Barclay, William, Letters to the Seven Churches, Abingdon Press, New York, 1957.
Barclay, William, The Revelation of John, vol. 1, The Westminster Press, Philadelphia, edisi perbaikan, 1976.
Beasley-Murray, G. R., Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1978.
Bruce, F. F., New Testament History, Doubleday & Co., Garden City, 1969.
Collins, Adela Yarbro, "Numerical Symbolism in Jewish and Early Christian Apocalyptic Literature", Aufstieg und Niedergang der romischen Welt, W. Haase, red., vol. 2/21/1, de Gruyter, New York/Berlin, 1984, hlm. 1221-1287.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Glickman, Craig, bahan kuliah, "Eschatology", di Dallas Theological Seminary, 1981.
Ladd, George Eldon, A Commentary on the Revelation of John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1972.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Morris, Leon, The Revelation of Saint John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1969.
Mounce, Robert H., The Book of Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1977.
Newell, William R., Revelation: a Complete Commentary, World Bible Publishers, Inc., Iowa Falls, Iowa, 1935.
Ryrie, Charles Caldwell, Revelation, Moody Press, Chicago, 1968.
Stalker, James, "The Son of Man", dalam The International Standard Bible Encyclopedia, vol. V, hlm. 2828-2830, 1929.
Stanley, Charles, Eternal Security: Can You Be Sure?, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1990.
Toussaint, Stanley, bahan kuliah, "The Revelation of John", di Dallas Theological Seminary, 1983.
Walvoord, John F., The Revelation of Jesus Christ, Moody Press, Chicago, 1966.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Pertempuran Yang Tak Pernah & Tak Akan Pernah Ada
WAHYU 16:13, 14, 1 6-21
Meriam bertendum, bom meledak, udara dipenuhi dengan bau mesiu dan kem...
Pertempuran Yang Tak Pernah & Tak Akan Pernah Ada
Meriam bertendum, bom meledak, udara dipenuhi dengan bau mesiu dan kematian, bala tentara yang sangat besar, menyerang dan menyerang balik, awalnya satu pihak menang dan kemudian pihak yang lain—itulah cara banyak orang membayangkan "pertempuran Armagedon." Saya pernah dituduh memiliki imajinasi yang berlebihan, tapi saya tidak punya imajinasi sama sekali dibandingkan dengan mereka yang menggambarkan "pertempuran" ini.
Konsep "pertempuran Armagedon" sangat populer dan membuat begitu banyak hati manusia berdebar-debar, saya hampir menyesali apa yang saya harus katakan sekarang—tapi saya harus mengatakannya: Tidak ada pertempuran Armagedon. Berdasarkan definisi apa saja atas kata "pertempuran" yang umumnya diterima, tidak akan ada pertempuran Armagedon secara harfiah. Bahkan di dalam penglihatan yang ditemukan di dalam Wahyu 16, tidak ada pertempuran Armagedon yang terjadi. Saya tahu ini mengecewakan, tapi tetaplah bersama saya. Saya masih harus membuktikan pernyataan saya. Saya juga harus menjelaskan apa yang Tuhan benar-benar ajarkan di Wahyu 16:13-16. (Ia memiliki tujuan yang lebih penting daripada memprediksi tembak-tembakan global antara "orang baik" dan "orang jahat.")
Kitab Wahyu menyinggung pertempuran yang sedang dibahas ini sebanyak tiga kali: di 16:14, 19:19, dan 20:8.1Dalam bahasa Inggris, berbagai istilah digunakan di dalam nas-nas itu, tetapi dalam bahasa Yunani, ungkapan yang sama digunakan di semua tiga ayat itu: ton polemon, yang secara harfiah berarti "pertempuran" (atau "peperangan").2Penggunaan kata sandang pasti3menunjukkan hanya ada satu pertempuran—dilihat dari tiga aspek yang berbeda. Saya minta Brian Watts untuk menggambar adegan dasar yang akan digunakan untuk mengilustrasikan masing-maing tiga nas itu. Kemudian saya meminta dia untuk meragamkan rinciannya agar sesuai dengan penglihatan tertentu yang sedang dipelajari. Ini mungkin bukan pendekatan terbaik untuk memproduksi karya seni, tapi saya harap pendekatan itu memperkuat kebenaran bahwa kitab Wahyu berbicara tentang satu "pertempuran" saja yang menentukan.
Kisah sepenuhnya "pertempuran" itu ditemukan di pasal 19, jadi saya biasanya akan menunggu sampai pasal itu untuk membahasnya secara rinci. Namun begitu, karena manusia telah melekatkan kata "Armagedon" kepada "pertempuran" (tidak akan diragukan lagi hal itu akan dikenal sebagai "pertempuran Armagedon" selama dunia ini masih ada), kita harus meluangkan waktu untuk hal itu pada titik ini dalam pelajaran kita.
Tetaplah bersama saya sambil kita melakukan perjalanan melalui 16:13-16. Kita akhirnya akan tiba di "gunung Megido": Armagedon.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 16:13, 14, 1 6-21)
Jika Anda adalah anak Allah yang setia, Anda tidak perlu khawatir tentang apa yang disebut "pertempuran Arm...
KESIMPULAN (Wahyu 16:13, 14, 1 6-21)
Jika Anda adalah anak Allah yang setia, Anda tidak perlu khawatir tentang apa yang disebut "pertempuran Armagedon." Tuhan akan membereskan pertempuran itu.
Di sisi lain, ada perjuangan yang Anda harus peduli tentangnya "perjuangan … melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efesus 6:12).43Ini adalah peperangan, bukan tentang "tembakan dan peledak tapi tentang jiwa dan roh."44
Ini adalah perang "yang terjadi di atas medan perang hati manusia."45(Lihat Roma 7:21.) Ini adalah pertempuran yang terjadi setiap hari ketika kita memilih siapa yang akan kita layani (Yosua 24:15). Namun begitu, ini adalah pertempuran yang kita bisa menangkan dengan Allah di pihak kita:46"Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (1 Korintus 15:57)!
PERTANYAAN UNTUK ULASAN & DISKUSI
- 1. Berapa banyakkah kisah "pertempuran" yang ditemukan di dalam kitab Wahyu? Berapa banyakkah "pertempuran" seperti itu di gambarkan di dalam kitab itu?
- 2. Mengapakah Anda berpikir tiga roh jahat itu dibicarakan sebagai "menyerupai katak"? (Apakah Anda menyukai katak?)
- 3. Para katak itu mengumpulkan bangsa-bangsa bersama-sama untuk "perang" (yaitu, pertempuran), tapi pertempuran milik siapakah itu? Dengan syarat-syarat siapakah pertempuran itu akan dilakukan?
- 4. Mengapakah beberapa terjemahan menulis "Armagedon" dan yang lainnya" "Har-Magedon"?
- 5. Apa kemungkinan arti "Har-Magedon"?
- 6. Dapatkah Anda menemukan tempat di dunia ini bernama "gunung Megido"?
- 7. Dikenal sebagai apakah Megido itu? Mengapa Anda pikir istilah "gunung Megido" digunakan untuk mengidentifikasi tempat di mana pasukan Iblis berkumpul?
- 8. Setelah para tentara berkumpul, apa yang terjadi? Apakah pasal 16 menceritakan tentang pertempuran yang benar-benar terjadi? Apakah pasal 19 atau pasal 20 menceritakan hal itu?
- 9. Apakah Alkitab punya apa saja untuk dikatakan tentang pertempuran fisik antara pasukan manusia yang harus bertempur di Palestina utara di masa depan?
- 10. Pertempuran apakah yang harus menjadi kepedulian kita?
CATATAN UNTUK GURU & PENGKHOTBAH
Sebuah judul alternatif untuk pelajaran ini adalah "Bukan-Pertempuran Armagedon" atau "Armagedon!" saja. Jika Anda ingin berkhotbah dengan penerapan yang lebih pribadi, Anda bisa berbicara tentang "Pertempuran Yang Tidak Perlu Anda Risaukan—dan Pertempuran Yang Anda Harus Risaukan." Luangkanlah waktu pada paruh pertama pelajaran itu untuk apa yang disebut "pertempuran Armagedon" dan paruh keduanya untuk pertempuran di hati individu. West47dan Baldinger48menulis materi yang sangat baik tentang pertempuran di dalam hati manusia.
SALAH MENEMPATKAN TEKANAN
"Bergalon-galon minyak terbakar habis di tengah malam oleh para siswa yang [belajar] penuh semangat untuk mencoba mengungkap teka-teki '666,' atau untuk menjelaskan … 'Armagedon' atau 'Milenium' … Bukan karena terkenalnya hal-hal ini dalam penglihatan Santo Yohanes, tetapi karena terkenalnya mereka di … literatur saat ini, mereka layak mendapatkan perhatian khusus dalam setiap kajian Apocalypse."
Preaching From Revelation: Timely Messages for Troubled Hearts Albert H. Baldinger
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Mereka yang menggunakan pendekatan sejarah-berlanjut umumnya menafsirkan ketiga pertempuran ini sebagai tiga pertempuran terpisah ...
Catatan Akhir:
- 1 Mereka yang menggunakan pendekatan sejarah-berlanjut umumnya menafsirkan ketiga pertempuran ini sebagai tiga pertempuran terpisah yang telah terjadi dalam sejarah. Karena sekarang ini tidak banyak yang menganut pandangan ini, saya tidak akan meluangkan waktu untuk membahas hal itu dalam pelajaran ini. Untuk diskusi tentang pelbagai kelemahan pendekatan sejarah-berlanjut, lihat halaman 31-33 dalam "Wahyu, 1."
- 2 Kitab Wahyu mengandung banyak acuan lain tentang "memerangi," namun tidak satu pun dari nas-nas itu dalam teks Yunaninya bicara tentang "pertempuran."
- 3 Kata ton dalam frase ton polemon setara dengan kata "itu" dalam bahasa Indonesia.
- 4 "Pemain figuran" mengacu kepada mereka yang hanya memiliki peranan kecil dalam sebuah drama (mereka hanya punya "sedikit" hal untuk dikatakan dan/atau dilakukan). Naga, binatang, nabi palsu, katak-katak, raja, dan tentara itu mengira mereka punya peranan besar, tapi hanya Tuhan yang punya peran utama.
- 5 Baik naga dan binatang itu memiliki tujuh kepala, namun masing-masing disebut sebagai memiliki satu "mulut" (tunggal). Kita kembali diingatkan bahwa kita sedang melihat sebuah penglihatan, bukan sesuatu yang benar secara harfiah.
- 6 Kata "keluar" ditambahkan oleh para penerjemah. Beberapa penulis berpendapat bahwa katak-katak itu dimuntahkan.
- 7 Yohanes tidak mengatakan bahwa roh-roh najis itu adalah katak, tetapi mereka menyerupai katak. Diasumsikan bahwa, dalam penglihatan itu, mereka mirip katak (sehingga ilustrasi kita menunjukkan tiga katak), tapi itu mungkin tidak benar sama sekali. Apa yang ada di dalam pikiran Yohanes mungkin karakteristik roh-roh lain tertentu yang mengingatkan dia kepada katak.
- 8 Katak tidak secara khusus disebut di dalam Imamat 11; tetapi jika katak dianggap sebagai makhluk darat, binatang ini haram karena tidak memiliki kuku belah dan tidak memamah biak. Jika ia dianggap sebagai makhluk air, binatang ini haram karena tidak memiliki sirip dan sisik.
- 9 Para komentator lainnya hanya menekankan sifat menjijikkan dari katak; bahkan hari ini, katak secara universal dianggap makhluk yang menjijikkan. Beberapa penulis mencatat bahwa katak secara khusus tepat untuk bertindak sebagai wakil binatang laut dan binatang darat karena mereka adalah amfibi (bisa hidup di darat dan di air).
- 10 West Point adalah sebuah fasilitas yang melatih para pejabat untuk tentara Amerika. Gantilah dengan fasilitas serupa yang terdapat di negara Anda sendiri.
- 11 Kermit adalah boneka katak yang terkenal di Amerika Serikat, bagian dari program hiburan pendidikan anak-anak yang disebut "The Muppet Show." Gantilah istilah katak dengan istilah yang familiar bagi pendengar Anda.
- 12 Ya, saya tahu bahwa katak memiliki fungsi yang dimaksudkan Allah bagi mereka dan bahwa mereka punya peranan mereka di dunia milik Allah. Saya juga tahu bahwa kaki katak dimakan oleh manusia, bahwa katak adalah bagian dari rantai makanan di alam, bahwa racun yang berguna diambil dari katak tertentu, dan bahwa katak digunakan dalam penelitian. Saya sudah terlalu banyak menuliskan hal ini.
- 13 Karena demon adalah roh, pernah dikatakan bahwa terjemahan yang lebih pas adalah "roh-roh jahat." Terjemahan Phillips (J. B. Phillips, The New Testament in Modern English) menulis "roh-roh diabolical."
- 14 Lihat komentar tentang 13:13-15 dalam pelajaran "Penipu Ulung," dalam "Wahyu, 7."
- 15 Pasal 17 menekankan pengaruh yang Roma miliki atas penguasa-penguasa lain di dunia (17:02, 12, 13).
- 16 D. T. Niles, As Seeing the Invisible: A Study of the Book of Revelation (New York: Harper & Brothers, 1961), 85.
- 17 Leon Morris, Revelation, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 192-93. (Emphasis his.)
- 18 Jim McGuiggan, The Book of Revelation (Lubbock, Tex.: International Biblical Resources, 1976), 242.
- 19 Jika Anda menggunakan pelajaran ini sebagai khotbah tanpa mendahuluinya dengan pelajaran sebelumnya, Anda mungkin ingin mengomentari ayat 15, yang saya bahas secara singkat dalam pelajaran sebelumnya. Ayat itu juga menekankan bahwa pertempuran yang direncanakan ditakdirkan gagal.
- 20 Tanda untuk "napas lembut" bentuknya seperti apostrofi; tanda untuk "napas berat" bentuknya seperti apostrofi terbalik.
- 21 Satu masalah mengenai ejaan dan arti kata "Armagedon" adalah bahwa kata itu tidak muncul di tempat lain di dalam Kitab Suci dan hanya muncul sekali ini di dalam kitab Wahyu.
- 22 Arti sebenarnya "Megido" masih diperdebatkan. Beberapa orang beranggapan artinya adalah "tempat tentara" atau "tempat pembantaian."
- 23 John D. Davis, A Dictionary of the Bible, 4th rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1956), 489.
- 24 Sejarawan tanpa nama dikutip dalam Albert H. Baldinger, Preaching From Revelation: Timely Messages for Troubled Hearts (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1960), 91. Banyak pertempuran penting telah terjadi di Megido selain yang disebutkan di dalam Alkitab (termasuk yang melibatkan Napoleon Bonaparte), tetapi pertempuran itu tidak disinggung karena tampaknya tidak berhubungan dengan nas itu.
- 25 Henry B. Swete, The Apocalypse of St. John (Cambridge: MacMillan Co., 1908; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 209.
- 26 Baldinger, 90.
- 27 Homer Hailey, Revelation: An Introduction and Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1979), 336.
- 28 Kota Megido meminjamkan namanya untuk wilayah dataran terdekat dengannya.
- 29 George Eldon Ladd, A Commentary on the Revelation of John (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 216.
- 30 Robert Mounce, The Book of Revelation, The New International Commentary on the New Testament Series (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 301.
- 31 Morris, 193.
- 32 G. R. Beasley-Murray, The Book of Revelation, The New Century Bible Commentary Series (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1974), 245.
- 33 M. Robert Mulholland Jr., Holy Living in an Unholy World: Revelation, The Francis Asbury Press Commentary Series (Grand Rapids, Mich.: Francis Asbury Press, Zondervan Publishing House, 1990), 271.
- 34 Lihat catatan tentang "perbedaan" dalam pelajaran "Menyalahkan Allah Atas Masalah Kita."
- 35 Burton Coffman, Commentary on Revelation (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1979), 376.
- 36 James M. Efird, Revelation for Today (Nashville: Abingdon Press, 1989), 101.
- 37 Karena kitab Wahyu menggunakan istilah "peperangan," mungkin pendengar Anda akan bingung mendengar Anda mengatakan "tidak ada peperangan." Intinya adalah bahwa kekuatan jahat berkumpul dengan tujuan melancarkan "perang," tapi perang itu tidak pernah terjadi. Saya ingat kejadian waktu taman kanak-kanak ketika dua bocah laki-laki bersiap untuk berkelahi, tapi seorang guru turun tangan dan menghentikan mereka. Jadi sebenarnya tidak ada perkelahian yang terjadi.
- 38 Hailey, 336-37.
- 39 Coffman, 376.
- 40 Ray Summers, Worthy Is the Lamb (Nashville: Broadman Press, 1951), 189.
- 41 Rubel Shelly, The Lamb and His Enemies: Understanding the Book of Revelation (Nashville: 20th Century Christian Foundation, 1983), 98.
- 42 Pasal 16 juga memberikan kita jaminan bahwa musuh-musuh kita akan dikalahkan oleh Tuhan.
- 43 Beberapa penulis mengacukan peperangan rohani di mana setiap orang terlibat sebagai "Armagedon." Tujuan mereka adalah (1) untuk menunjukkan bahwa Armagedon bukanlah pertempuran yang terjadi di suatu tempat di Palestina; (2) untuk menekankan bahwa pertempuran yang penting adalah bersifat rohani, bukan fisik; (3) untuk membuat penerapan pribadi. Namun demikian, mengacukan pergumulan kita sebagai "Armagedon" membingungkan masalah itu, dan saya memilih untuk tidak melakukannya. Beberapa orang membatasi istilah mereka dan menggunakan frase seperti "Armagedon pribadi Anda" dan "Armagedon mini." Anda perlu menggunakan penilaian Anda sendiri dalam hal ini
- 44 Owen L. Crouch, Expository Preaching and Teaching: Revelation (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1985), 287.
- 45 W. B. West Jr., Revelation Through First-Century Glasses, ed. Bob Prichard (Nashville: Gospel Advocate Co., 1997), 110.
- 46 Jika pelajaran ini digunakan sebagai khotbah, Anda tentu ingin memberitahu para pendengar Anda cara untuk memiliki hubungan yang benar dengan Allah, sehingga Ia dapat membantu mereka memperoleh kemenangan.
- 47 West, 110-13.
- 48 Baldinger, 92-94.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) "PENGANGKATAN"
Meskipun banyak tokoh agama berbicara tentang Pengangkatan, jutaan orang tetap bingung dengan istilah itu. Sebenarnya, kata...
"PENGANGKATAN"
Meskipun banyak tokoh agama berbicara tentang Pengangkatan, jutaan orang tetap bingung dengan istilah itu. Sebenarnya, kata "pengangkatan" tidak ada di dalam Alkitab; ajaran tentang Pengangkatan adalah anti-Alkitab. Dr Robert Kuat memberikan definisi doktrin itu:
Yang dimaksud dengan Pengangkatan adalah kedatangan Kristus yang tiba-tiba dan kemungkinan rahasia di angkasa untuk membawa pergi dari bumi tubuh-tubuh yang dibangkitkan dari orang-orang yang telah mati dalam iman dan juga orang-orang kudus yang hidup.1
Namun begitu, menurut Wahyu 1:7, setiap mata akan melihat Tuhan ketika Ia datang-bahkan orang-orang fasik yang telah menikam lambung-Nya! Tidak satu pun tentang masalah ini akan menjadi rahasia! Juga, seperti yang 1 Tesalonika 4:16 tegaskan, akan ada sorak-sorai pujian atas kembalinya Tuhan!
Kaum dispensasi menyatakan bahwa periode Pengangkatan berlangsung selama tujuh tahun. Selama masa ini orang-orang kudus hidup dalam damai, sementara orang-orang berdosa mengalami kesusahan besar di bumi. Sebaliknya, Tuhan mengajarkan di dua perumpamaan Matius 13 bahwa tidak akan ada pemisahan orang baik dan orang jahat sampai hari kiamat tiba. Bacalah dengan seksama cerita tentang lalang dan pukat tersebut. Juruselamat kita menekankan bahwa orang benar dan orang fasik akan hidup berdampingan sampai dipisahkan selamanya ke dalam sorga atau neraka. Di dalam Yohanes 6 Kristus sebanyak empat kali mengacukan hari kiamat itu. Sebelumnya, di dalam Yohanes 5:28, 29, Yesus berjanji bahwa semua orang yang berada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya dan bangkit pada waktu yang sama untuk menerima penghakiman. Di sana hanya akan ada satu kebangkitan-terdiri dari orang baik dan orang jahat (Kisah 24:15).
Di dalam 1 Tesalonika 4 Paulus membahas secara khusus apa yang akan terjadi terhadap orang-orang kudus itu-baik yang mati maupun yang hidup-ketika sang Penebus datang. Pada halaman berikutnya Alkitab saya, di dalam 2 Tesalonika 1:4-10, rasul yang sama, mengenai masalah yang sama tentang kedatangan Kristus, kepada para pendengar yang sama-gereja Tesalonika-memberitahu kita bahwa ketika (keterangan waktu) Tuhan datang, Ia akan dikagumi oleh orang-orang kudus sementara orang fasik dibanjiri oleh murka Allah! Tidak ada tempat atau waktu yang telah disisihkan untuk apa yang disebut Pengangkatan. (Lihat Ibrani 9:27, 28.)
Di Efesus 4:4 kita ketahui bahwa di dalam agama Kristen ada satu harapan- bukan dua atau tiga, tapi hanya satu! Beberapa orang mengharapkan "bumi Allah yang dimuliakan," sementara yang lainnya dengan penuh gairah mengantisipasi Pengangkatan. Umat Kristen Perjanjian Baru mengharapkan sorga-tempat Maha Kudus (Ibrani 6:19, 20).
Di dalam 1 Timotius 6:13 14 dan 2 Timotius 4:8, kita menemukan beberapa ajaran yang menggabungkan kebangkitan orang mati, upah orang-orang kudus, penampakan Kristus yang penuh kemuliaan (Titus 2:13). Semua ini akan terjadi pada waktu yang sama (1 Korintus 15:52).
Dalam nas langsung setelah teks-bukti utama yang digunakan oleh guru-guru Pengangkatan, 1 Tesalonika 5:2, kita membaca kata-kata yang sangat jelas yang selamanya mengajarkan bahwa orang benar tidak akan diangkat sebelum Hari Penghakiman. (Secara khusus perhatikanlah 1 Tesalonika 5:3, 4, 10.) Sebaliknya, mereka akan hadir bersama orang-orang fasik sampai waktu ketika orang-orang fasik menerima hukuman. Pada waktu yang sama orang-orang benar akan menerima upah mereka.
Injil harus diberitakan oleh anak-anak Allah sampai akhir zaman (Matius 28:20), tetapi ini akan menjadi mustahil jika orang-orang kudus sudah diangkat tujuh tahun sebelum akhir zaman! Ada terlalu banyak masalah dengan pengajaran seperti itu bagi para pengiman Alkitab untuk menerima pelbagai gagasan anti-Alkitab seperti itu. Seperti yang dengan keraskan dinyatakan oleh Dr. Loraine Boettner, Yesus "mengatakan bahwa Ia akan membangkitkan mereka yang percaya kepada Dia pada hari kiamat (Yohanes 6:39, 40, 44, 54). Secara jelas tidak akan ada hari-hari lain setelah hari kiamat.2
Pada suatu hari nanti-pada hari yang hanya diketahui oleh Yehovah-(Matius 24:36), akhir dunia akan datang. Hanya mereka yang hidup dan mati dalam Kristus (lihat Yohanes 8:21; Wahyu 14:13) yang akan siap sedia dan dengan demikian sanggup berdiri (Wahyu 6:17). Betapa tragisnya bila tidak siap dan tidak mampu menyanyikan lagu manis penebusan!
Catatan Akhir:
- Robert Strong, The Presbyterian Guardian (25 February 1942), dikutip dalam Loraine Boettner, The Millennium(Philadelphia: Presbyterian and Reformed Publishing Co., 1957), 159.
- Disadur dari Johnny Ramsey Boettner, 169. (Huruf miring oleh dia.)
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KETIKA BABEL MENCOBA MEMIKAT ANDA
WAHYU 17:1-6, 9, 15, 18
Anda sedang menonton TV di suatu petang ketika seorang penyiar tiba-tiba muncul: "Kam...
KETIKA BABEL MENCOBA MEMIKAT ANDA
Anda sedang menonton TV di suatu petang ketika seorang penyiar tiba-tiba muncul: "Kami mengganggu program ini untuk berita Channel 6. Tornado telah menyapu habis kota Ridge Cedar. Rinciannya pada pukul 10.00 nanti." Kemudian pada malam harinya, sebuah tayangan promosi muncul saat jeda iklan, menunjukkan beberapa kehancuran, memberikan beberapa rincian, dan menjanjikan "kisah lengkapnya pada pukul 10:00 nanti." Pada pukul 10.00 malam, berita malam dimulai dengan laporan lengkap tentang tornado itu—kerusakan yang ditimbulkan, jumlah korban yang tewas, dan dampaknya terhadap masyarakat Ridge Cedar.1
Kita memiliki skenario yang sama di dalam Kitab Wahyu mengenai kehancuran Babel, kota besar itu: Di pasal 14 malaikat yang terbang di angkasa, mengumumkan, ""Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya" (ay. 8). Babel itu tidak diidentifikasi atau digambarkan. Tidak ada rincian yang diberikan mengenai kejatuhannya. Kita hanya memiliki pengumuman tanpa isi.
Di pasal 16 cawan murka diklimakskan oleh penghancuran Babel: "Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya" (Wahyu 16:19). Di segmen ini, Babel digambarkan sebagai sebuah kota. Allah jelas tidak senang terhadap dia, tapi banyak pertanyaan yang tetap tidak terjawab: "Apakah Babel itu benar suatu kota, dan jika ya, kota apa?"; "Apakah yang sudah Babel lakukan sehingga mendatangkan murka Allah?"; "Tepatnya bagaimanakah ia dihancurkan?"
Akhirnya, di pasal 17 sampai 19, kita diberi "cerita penuh" tentang kehancuran Babel, kota besar itu: Di pasal 17 kita memiliki penjelasan mengenai siapa (dan apa) Babel itu. Di pasal 18 kejatuhannya digambarkan secara jelas. Di pasal 19 kita akan melihat sukacita di antara umat beriman atas kejatuhannya. (Jumlah ruang yang dikhususkan untuk kejatuhan Babel menunjukkan pentingnya peristiwa ini bagi umat Kristen mula-mula—dan bagi kita.)
Pelajaran ini akan berpusat pada enam ayat pertama dari pasal 17. Kita ingin mengidentifikasi Babel, kota besar itu: siapa ia dahulu dan siapa ia kini. Kita secara khusus ingin menekankan kedudukan unik Babel dalam rencana iblis: Ia adalah sekutu ketiga Iblis. Sekutu pertama adalah binatang laut (biasanya disebut "binatang"), yang kedua adalah binatang darat (juga disebut "nabi palsu"); Babel kota besar adalah yang ketiga. Binatang itu (di zaman Yohanes, Kekaisaran Romawi) melambangkan salah satu pendekatan yang Iblis gunakan: intimidasi.2Nabi palsu (di zaman Yohanes, antek-antek yang memaksakan penyembahan kaisar) melambangkan pendekatan kedua yang digunakan oleh Iblis: penipuan.3Babel, kota besar itu mengetengahkan pendekatan ketiga: bujukan.
Hati Anda (wujud pribadi Anda yang terdalam) terdiri dari kecerdasan, emosi, dan kehendak. Iblis mencoba menekuk kehendak Anda dengan intimidasi. Jika itu tidak berhasil, ia mencoba mengotori kecerdasan Anda dengan penipuan. Namun, jika Anda terlalu keras kepala untuk menyerah kepada tekanannya dan terlalu penuh nalar untuk mempercayai kebohongannya, ia tidak menyerah: Ia masih memiliki Babel, kota besar itu yang akan muncul di sisi gelap emosi Anda. Ia akan mencoba membujuk Anda—dan ia lebih sering berhasil daripada gagal.
Babel adalah lawan yang tangguh. Saya menjudulkan pelajaran ini "Ketika Babel Mencoba Memikat Anda." Supaya judul ini punya dampak yang diinginkan, gantilah kata "Babel," dengan nama seorang wanita yang menarik.4Pilihlah seseorang selain istri cantik Anda. Untuk tujuan kita, bayangkanlah seorang wanita pemikat dunia. Bagaimana jika orang itu mencoba memikat Anda? Bagaimana jika ia mencoba merayu Anda agar melanggar hukum manusia dan Allah? Bagaimanakah tanggapan Anda?
Pelajaran ini akan berfokus pada tiga kebenaran yang diambil dari teks kita. Anda dan saya harus mengetahui tiga kebenaran ini jika kita ingin berhasil dalam menolak pesona maut Babel.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) PENJELASAN PERKIRAAN DAN PENERANGAN
WAHYU 17:1, 6-14, 16
Seraya kita berusaha keras memahami simbol-simbol dalam kitab Wahyu, tugas kita kadang-kada...
PENJELASAN PERKIRAAN DAN PENERANGAN
Seraya kita berusaha keras memahami simbol-simbol dalam kitab Wahyu, tugas kita kadang-kadang telah disederhanakan dengan penjelasan terilham.
Sungguh membantu untuk mengetahui bahwa tujuh kaki dian melambangkan tujuh jemaat di Asia (1:20) dan naga itu adalah Iblis (12:9). Mungkin Anda berharap bahwa kitab Wahyu akan menjelaskan lebih banyak lagi. Jika demikian, keinginan Anda dikabulkan di pasal 17, sebab di pasal ini kita memiliki pernyataan yang bersifat menjelaskan daripada bagian lain mana saja dari kitab ini. Sayangnya, beberapa penjelasan itu lebih sulit untuk dipahami daripada simbol-simbol itu.
William Barclay mengatakan, "Pasal 17 adalah salah satu yang paling sulit di dalam kitab Wahyu."1Homer Hailey menyebut 17:8-11 "mungkin nas yang paling sulit untuk ditafsirkan di seluruh kitab itu."2Henry Swete berkata bahwa nas itu adalah "sebuah teka-teki, yang untuknya lebih dari satu solusi dapat ditemukan."3Edward McDowell menulis bahwa" kita hanya bisa menebak [arti] teka-teki" tentang "tujuh raja" dan "binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada."4
Kesulitannya mungkin terletak pada fakta bahwa sebagian besar dari kita tidak terbiasa dengan (dan bahkan tidak nyaman dengan) literatur apokaliptik.5Mungkin kata-kata malaikat itu dimaksudkan lebih untuk para pembaca abad pertama. Kemungkinan lainnya adalah bahwa kita mungkin membuat pasal itu lebih rumit daripada yang sebenarnya. Mungkin nas itu tidak dimaksudkan untuk menjadi kuis tentang seberapa banyak kita tahu tentang para kaisar Romawi. Mungkin kita tidak perlu mengidentifikasi setiap pribadi raja di ayat 10 sampai 12.
Dalam pelajaran ini, kita akan membahas beragam penafsiran tentang penjelasan malaikat itu. Seraya kita melakukannya, kita perlu ingat tema kalimat pasal 17 sampai 19: "Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, … dan berkata kepadaku: 'Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya'"(17:1). Tujuan pasal 17 bukan untuk mengidentifikasi Kaisar yang sedang bertakhta ketika kitab Wahyu ditulis, atau memberikan umat Kristen perbedaan makna tentang mitos "Nero redivivus" (gagasan bahwa Nero akan datang lagi). Tujuan untuk para pembaca Yohanes adalah meneguhkan bahwa Roma sedang menuju kehancuran, dan pesan bagi kita adalah bahwa semua perlawanan terhadap Tuhan pada akhirnya akan dipadamkan.
Seraya kita melintasi bagian tengah pasal 17, berpeganglah kepada tema ayat 1. Hal itu dapat mencegah Anda hanyut dalam banjir dugaan.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 17:1-6, 9, 15, 18)
Pelbagai rekomendasi lainnya bisa diberikan tentang cara menghindari rayuan pelacur besar, seperti, "Tetapl...
KESIMPULAN (Wahyu 17:1-6, 9, 15, 18)
Pelbagai rekomendasi lainnya bisa diberikan tentang cara menghindari rayuan pelacur besar, seperti, "Tetaplah pandang Yesus, sehingga Engkau tidak akan dipesona oleh dunia." Namun begitu, untuk saat ini, kita menekankan tiga pedoman yang disarankan oleh teks kita: (1) Jangan meremehkan pelbagai kesenangan dari dosa; mereka itu menggoda. (2) Jangan abaikan hakikat dosa; dosa itu menistakan. (3) Jangan mengasihi dunia ini; dunia ini sedang lenyap.
Paulus menyadari kelemahan daging (Roma 7:14, 15). Ia terus menerus harus mendisiplinkan tubuhnya—untuk tetap tunduk—supaya jangan setelah berkhotbah kepada orang lain, ia sendiri menajdi sesat (1 Korintus 9:27). Jika Paulus memiliki pertempuran dengan tubuhnya, betapa lebihnya lagi kita ini!
Selama Abad Pertengahan, para inkuisitor Spanyol menggunakan alat penyiksa yang disebut "Sang Perawan." Alat itu memiliki bentuk wanita cantik yang mengenakan jubah indah. Di wajahnya ada senyum mengundang, dan kedua tangannya terentang. Korban didorong ke tangannya "untuk mencium Perawan itu." Kedua tangan alat itu kemudian merengkuh orang itu dalam pelukan maut, dan orang itu ditikam dengan ratusan pisau yang tersembunyi.51Begitu juga halnya, Babel kota besar memperlihatkan wajah cantik saat ia mengundang manusia untuk menikmati pelbagai kesenangannya yang terlarang. Bagaimanapun, pada akhirnya, ia menikam mereka dengan ribuan duka dan mengirim jiwa mereka ke neraka (Roma 6:23). Ketika ia mengundang, lari! (Lihat 1 Korintus 6:18; 10:14; 1 Timotius 6:11; 2 Timotius 2:22.)52
PERTANYAAN UNTUK ULASAN & DISKUSI
- 1. Sebutkanlah tiga sekutu naga. Tiga pendekatan apakah (cara Iblis mencoba untuk membuat kita melakukan kehendak-Nya) yang mereka lambangkan?
- 2. Tiga rekomendasi diberikan di dalam pelajaran ini untuk menghindar dirayu oleh pelacur besar. Apakah yang pertama? Apakah Anda setuju bahwa godaan bisa sangat "memikat"?
- 3. Apakah arti dari "banyak airnya" di ayat 1?
- 4. Perempuan itu duduk di atas seekor binatang merah ungu. Menurut pelajaran itu, melambangkan apakah binatang itu di zaman Yohanes?
- 5. Pelacur itu disebut "Babel, kota besar itu." Beritahukanlah apa yang Anda ketahui tentang sejarah Babel. Melambangkan apakah Babel di pikiran orang Yahudi?
- 6. Siapa atau apakah yang dilambangkan oleh "Babel, kota besar itu" pasal 17? Apa sajakah kemungkinannya? Menurut pelajaran itu, melambangkan apakah Babel besar di zaman Yohanes? Apakah Anda setuju atau tidak?
- 7. Menurut pelajaran itu, sekarang ini Babel kota besar melambangkan dunia tak bertuhan yang mengisi jalan kita dengan pelbagai godaan. Diskusikanlah godaan dan daya tariknya. Apakah Anda setuju bahwa Iblis tahu kelemahan Anda dan mencoba untuk mengeksploitasi mereka?
- 8. Apakah rekomendasi kedua yang diberikan supaya tidak dirayu oleh pelacur besar?
- 9. Pelacuran sering disajikan dalam terang positf oleh dunia, tapi apakah yang Alkitab ajarkan tentang hal itu? Apakah seorang pelacur melakukan "dosa yang tak dapat diampuni"? Dapatkah seorang pelacur diselamatkan? Jika demikian, bagaimana?
- 10. Bisakah kita bersalah karena "pelacuran" selain pelacuran seksual? Sebutkanlah beberapa cara ini bisa terjadi.
- 11. Apakah rekomendasi ketiga yang diberikan supaya tidak dirayu oleh pelacur besar?
- 12. Telah dikatakan bahwa 1 Yohanes 2:15-17 adalah ringkasan yang baik untuk Wahyu 17 dan 18. Diskusikanlah bagian ini dan penerapannya dalam hidup kita.
CATATAN UNTUK GURU & PENGKHOTBAH
Sebuah bagan tentang "Dua Binatang (Sekutu Naga)" muncul di halaman 17 edisi "Wahyu, 7" dari Truth for Today. Anda mungkin ingin menambahkan Babel pada bagan ini sebagai sekutu ketiga naga: Pada kolom pertama, Anda bisa memasukkan "BABEL KOTA BESAR, pelacur besar." Pada kolom kedua, Anda bisa memasukkan "GODAAN DAN BUJUKAN" ("gaya hidup Anti-Kristen"). Kolom ketiga bisa berisi kata-kata ini: "KOTA ROMA dengan daya tarik duniawinya." Kolom terakhir bisa berisi perkataan "PEMBUJUKAN: Iming-iming kedagingan"
Pelbagai judul lainnya bisa digunakan untuk pelajaran ini: "Babel Kota Besar Itu Roboh!"; "Pencobaan Dipersonifikasikan", atau "Tampilan Kejahatan." William Barclay memiliki judul "Kota Yang Menjadi Pelacur." Kemungkinan lain (disadur dari Beasley-Murray) adalah "Kekuasaan & Kehancuran Pelacur Besar." Jika Anda tertarik dengan judul yang aneh, inilah judulnya: "Mencari Cinta Di Semua Tempat Yang Salah."
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 17:1, 6-14, 16)
Telah dikatakan bahwa kebenaran yang paling diperlukan untuk keselamatan kita adalah kebenaran yang paling jelas di...
KESIMPULAN (Wahyu 17:1, 6-14, 16)
Telah dikatakan bahwa kebenaran yang paling diperlukan untuk keselamatan kita adalah kebenaran yang paling jelas di dalam Kitab Suci. Anda mungkin (atau mungkin tidak) mendapatkan kepuasan intelektual dari mencoba untuk mengungkapkan kompleksitas ayat 10 sampai 13 dari pasal 17, tapi saya ragu bahwa ayat-ayat ini punya banyak kaitan dengan keselamatan Anda. Anda dapat masuk sorga tanpa mengidentifikasi tujuh (atau apakah delapan?) kepala, tetapi Anda tidak bisa masuk sorga tanpa mematuhi perintah-perintah yang sederhana dan jelas ini:
Anda harus percaya pada Yesus Kristus dengan segenap hati Anda (Yohanes 3:16; 8:24).
Anda harus bertobat dari dosa-dosa Anda dan kembali kepada Tuhan (Lukas 13:3, Kisah 17:30).
Anda harus mengakui iman Anda kepada Yesus, menyerahkan hidup Anda kepada Dia (Matius 10:32; Roma 10:9, 10).
Anda harus dibaptis (diselamkan) ke dalam Yesus untuk pengampunan dosa-dosa Anda (Markus 16:16; Kisah 2:38; Galatia 3:26, 27).
Anda kemudian harus hidup sesuai dengan komitmen yang telah Anda buat (Lukas 9:62; Wahyu 2:10).
Mark Twain pernah berkata bahwa apa yang mengganggu dia bukan isi Alkitab yang ia tidak pahami; melainkan apa yang ia sungguh pahami. Anda dapat mengerti bagaimana menjadi seorang Kristen, bagaimana menjalani kehidupan Kristen, dan bagaimana menuju sorga setelah Anda meninggal. Jika Anda tidak melakukan apa yang Tuhan ingin Anda lakukan, itulah yang seharusnya mencemaskan Anda.
Dua kali sebulan, beberapa anggota jemaat Judsonia pergi ke panti jompo lokal untuk melakukan kebaktian Minggu. Salah satu saudari yang manis di sana tidak yakin tentang namanya sendiri, apalagi nama-nama para penguasa kuno—apakah dari Amerika atau Roma—tapi ia tahu nama Yesus, kepada siapa ia memasrahkan hidupnya bertahun-tahun yang lalu. Ini Anda harus tahu. Ini Anda harus lakukan.51
PERTANYAAN UNTUK ULASAN & DISKUSI
- 1. Tinjaulah kembali dan diskusikan pernyataan tema yang ditemukan di 17:1.
- 2. Mengapakah Anda pikir Yohanes heran terhadap pelacur besar itu?
- 3. Setelah Yohanes heran terhadap perempuan itu itu, menurut Anda mengapakah malaikat itu membahas baik perempuan dan binatang itu? Mengapakah Anda pikir malaikat itu membahas binatang itu lebih dulu?
- 4. Apakah kemungkinan arti dari kalimat "telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul"?
- 5. Bandingkan kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan binatang di 17:8 dengan gambaran Tuhan di 1:4. Bagaimanakah istilah-istilah gambaran itu mirip? Bagaimanakah mereka itu berbeda?
- 6. Apakah kemungkinan arti dari rincian bahwa perempuan itu duduk di tujuh gunung?
- 7. Apa sajakah kekuatan dan kelemhana dalam membuat ayat 10 mengacu kepada kerajaan?
- 8. Apa sajakah kekuatan dan kelemahan dalam mencoba membuat ayat 10 mengacu kepada kaisar?
- 9. Apa sajakah kemungkinan arti sepuluh raja?
- 10. Apakah makna simbolis angka "tujuh"? Jika angka "tujuh" di ayat 10 harus dipahami secara simbolik bukan numerik, apakah yang mungkin ayat itu ajarkan?
- 11. Pelajaran apa sajakah yang bisa kita pelajari dari pasal 17? Apa pesan utama bagian yang kita pelajari dalam pelajaran ini?
- 12. Jika kita tidak dapat mengungkap kebingungan ayat 10 sampai 13, bagaimanakah hal ini akan mempengaruhi keselamatan kita? Hal apa sajakah yang akan mempengaruhi keselamatan kita?
CATATAN UNTUK GURU & PENGKHOTBAH
Ketika saya sedang mengerjakan pelajaran ini, sebuah kartun kecil terlintas di pikiran saya yang dapat digunakan sebagai bagian dari pengantar pelajaran: seorang digambarkan tenggelam di kolam "penjelasan" dan "perkiraan," menengadah ke atas mencari "penerangan. "
Sebuah ilusi optik—ilusi yang awalnya terlihat seperti sesuatu dan kemudian berubah menjadi sesuatu yang lain—dapat digunakan dalam kaitannya dengan salah satu poin dalam pelajaran ini. Ilusi ini banyak tersedia. Berikut ini adalah yang umum:
Yang manakah bagian bukaan depan kotak itu?
TENTANG SATU PIKIRAN
"Sebagaimana orang-orang kudus harus disempurnakan bersama-sama dalam satu pikiran dan satu roh, dengan satu jiwa, berjuang untuk iman injil (1 Korintus 1:10; Filipi 1:27), yang pikirannya adalah pikiran Kristus ( Filipi 2:5), begitulah binatang itu dan rekan-rekannya memiliki satu pikiran—pikiran naga itu."
Revelation: An Introduction and Commentary Homer Hailey
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Jika Anda tinggal di sebuah komunitas di mana ilustrasi televisi tidak cocok, Anda bisa menggambar tiga orang yang berlari ke sebu...
Catatan Akhir:
- 1 Jika Anda tinggal di sebuah komunitas di mana ilustrasi televisi tidak cocok, Anda bisa menggambar tiga orang yang berlari ke sebuah desa, seorang demi seorang, dengan membawa berita bencana: Orang pertama hanya tahu bahwa bencana terjadi. Orang yang kedua memiliki beberapa fakta. Orang ketiga akhirnya mampu memberikan rinciannya.
- 2 Tinjaulah kembali pelajaran "Lihat, Dengar, Dan Simak." Terutama, lihat kembali bagan tentang "Dua binatang (Sekutu Naga)," dalam "Wahyu, 7."
- 3 Tinjaulah kembali pelajaran "Penipu Ulung," dalam "Wahyu, 7."
- 4 Jika Anda menggunakan pelajaran ini di kelas atau sebagai materi khotbah, Anda mungkin ingin menggunakan nama perempuan tertentu yang dianggap menarik oleh sebagian besar kaum laki-laki di negara Anda. Saya menggunakan ilustrasi seorang perempuan karena Babel, kota besar itu digambarkan sebagai seorang perempuan; tetapi untuk kepentingan para pendengar perempuan, Anda juga mungkin ingin menyebut seorang laki-laki terkenal yang dianggap tampan.
- 5 Cawan yang berdampak pada Babel mungkin adalah cawan ketujuh (16:17-19)-tetapi ini bukan rincian yang penting. Apa yang penting adalah bahwa bahasa yang hampir identik digunakan dalam memperkenalkan perempuan lain, mempelai Kristus di 21:9. Kelihatannya kita diharapkan untuk membandingkan kedua perempuan itu. Kita akan bahas lebih lanjut hal ini nanti.
- 6 Sebagian besar gambaran yang digunakan untuk Babel, kota besar itu mirip dengan gambaran yang digunakan di dalam Perjanjian Lama tentang Babel di Eufrat. Misalnya, bandingkanlah ayat 1 dengan Yeremia 51:13.
- 7 Beberapa penulis telah mengatakan bahwa pelacur itu tidak mungkin kota Roma karena Roma tidak terletak dekat air yang berlimpah. Namun begitu, ayat 15 membolehkan kita tahu bahwa Roh Kudus tidak mengacu kepada air literal, tetapi kepada orang banyak.
- 8 Kita pernah memiliki daftar serupa sebelumnya: 5:9; 7:9; 10:11; 11:9; 13:7; 14:6. Penggunaan istilah empat memperkuat gagasan bahwa seluruh umat manusia terlibat. ("Empat" adalah angka kemanusiaan.) Untuk penjelasan bagi istilah seperti "bangsa" dan "lidah," lihat pelajaran "Anak Domba Itu Layak," dalam "Wahyu, 3."
- 9 Bandingkanlah gambaran Babel, kota besar itu dengan Tirus di Perjanjian Lama (Yesaya 23:15-17).
- 10 Mempertahankan kepemimpinan lokal sedapat mungkin adalah kebijakan Roma. Tentu saja, para penguasa lokal itu tunduk pada penguasa Romawi dan bisa disingkirkan oleh mereka jika mereka tidak bekerja sama dengan Roma. Contoh dari raja-raja yang memerintah atas kebijakan Roma adalah dinasti Herodes. (Lihat bagan "Dinasti Herodes.")
- 11 Bandingkanlah dengan Yeremia 51:7.
- 12 Terlepas dari apa arti "dalam Roh" (lihat catatan kaki berikutnya), nas itu mungkin tidak bermaksud bahwa malaikat itu membawa tubuh Yohanes. Pikirannya "diangkut" menuju adegan yang mengikuti dalam teks itu.
- 13 Naskah aslinya hanya menulis "dalam roh": Tidak ada kata sandang tertentu ("itu") digunakan, juga tidak ada indikasi diberikan, apakah kata "roh" harus dimulai dengan huruf besar "R" atau tidak. Lihat catatan tentang 1:10 dalam pelajaran "Seorang Seperti Anak Manusia," dalam "Wahyu, 2." Kalimat yang sama ini ditemukan di dalam 4:2 dan 21:10.
- 14 Banyak penulis percaya bahwa Yohanes dibawa ke sana karena di sanalah pelacur itu berada. Hal ini dimungkinkan, tetapi hal ini akan butuh arti yang berbeda bagi"padang gurun" dibandingkan dengan yang ditemukan sebelumnya dalam kitab ini.
- 15 Jangan khawatir tentang fakta bahwa dalam ayat 1, perempuan itu "duduk di tempat yang banyak airnya," dan dalam ayat 3, ia "duduk di atas seekor binatang yang merah ungu." Mengenai hubungannya dengan manusia, ia duduk di tempat yang banyak airnya; tentang hubungannya dengan kekaisaran, ia duduk di atas seekor binatang. Dalam penglihatan, gambaran bersifat fleksibel; ia dapat bergeser tanpa pemberitahuan (dalam ayat 9 tersirat bahwa perempuan itu duduk di kepala binatang itu, suatu tempat yang agak tidak wajar untuk diduduki-tetapi kita tidak mengartikan ini secara harfiah).
- 16 Beberapa orang menganggap ini adalah naga (yang juga memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk); tetapi seperti yang akan kita lihat sambil kita menelusuri teks itu, binatang itu (kekaisaran Roma) lebih cocok daripada naga itu.
- 17 Untuk makna simbolis umum tentang tujuh kepala dan sepuluh tanduk, lihat pelajaran "Lihat, Dengar, Dan Simak," dalam "Wahyu, 7." Fitur-fitur ini belakangan akan mengambil makna khusus dalam pasal 17. Lihat pelajaran berikutnya dalam edisi ini.
- 18 Kata Yunani yang diterjemahkan "merah padam" di 12:3 bukanlah kata Yunani yang sama yang diterjemahkan "merah ungu" di 17:3; tetapi, dalam konteks ini, dua kata itu dapat dianggap sebagai sinonim. Untuk makna simbolik warna merah, lihat pelajaran "Kenalilah Musuh Anda," dalam "Wahyu, 6."
- 19 Ketika kita mempelajari pasal 13, kita menyarankan bahwa "nama-nama hujat" itu mungkin adalah gelar-gelar ilahi yang digunakan oleh para kaisar untuk diri mereka sendiri. Fakta bahwa binatang itu sekarang "penuh nama hujat" mungkin menunjukkan bahwa penggunaan gelar-gelar ilahi secara menghujat telah menyebar ke seluruh kekaisaran itu.
- 20 Untuk saat ini, Babel memegang kendali. Nanti dalam pasal itu, binatang itu itu akan memusuhi perempuan itu.
- 21 Kata "rahasia," seperti yang digunakan di dalam Perjanjian Baru, mengacu kepada apa yang tidak dapat diketahui kecuali melalui perwahyuan. (Lihat catatan tentang 10:7 dalam pelajaran "Kitab Kecil Berisi Pesan Besar," dalam "Wahyu, 5." Dalam 17:5 "rahasia" dapat menjadi istilah yang menggambarkan nama yang menyusul, atau itu dapat menjadi bagian nama itu. Alkitab KJV mengartikannya sebagai bagian nama itu; Alkitab NASB mengartikannya sebagai istilah yang menggambarkan nama itu. Yang mana saja, hal itu menunjukkan bahwa nama pelacur itu harus diartikan secara simbolik, bukan secara harfiah.
- 22 Mengenai warna ungu, lihat Lukas 16:19. Jubah yang dikenakan kepada Yesus ketika Ia diejek disebut "ungu" dalam satu catatan Injil (Matius 27:28, 29). Pakaian warna ungu dan merah adalah mahal karena pewarnanya mahal.
- 23 Lihat catatan tentang 14:8 di halaman 74 dan 75 dalam edisi "Wahyu, 7" dari Truth for Today.
- 24 Merrill C. Tenney, Proclaiming the New Testament: The Book of Revelation (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1963), 92.
- 25 Robert Mounce, The Book of Revelation, The New International Commentary on the New Testament Series (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 273.
- 26 James M. Efird, Revelation for Today (Nashville: Abingdon Press, 1989), 103.
- 27 Henry B. Swete, The Apocalypse of St. John (Cambridge: MacMillan Co., 1908; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 220. Bukit-bukit ini adalah Palatine, Capitoline, Quirinal, Aventine, Esquiline, Viminal, dan Caelian. Forum Romawi terletak antara bukit Palatine dan Capitoline.
- 28 Homer Hailey, Revelation: An Introduction and Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1979), 350. Pernah dikatakan bahwa kota-kota lain di dunia telah dibangun di atas tujuh bukit atau pegunungan. Bahkan jika itu benar, kota yang "cocok" dengan semua rincian dalam Wahyu 17, yang segera terlintas di pikiran sebagai yang dibangun di atas tujuh bukit, adalah Roma. Beberapa komentator yang dikutip merupakan khas banyak komentator.
- 29 Bruce M. Metzger, Breaking the Code: Understanding the Book of Revelation (Nashville: Abingdon Press, 1993), 85.
- 30 Frank Pack, Revelation, Part 2 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 16. Dalam generasi masa lalu, penafsiran paling populer tentang "Babel besar" adalah bahwa ia melambangkan Gereja Katolik Roma. Saya tidak keberatan untuk membuat penerapan ini satu dari banyak cara "menggoda" yang Iblis coba untuk memanggil kita keluar dari jalan Allah. Namun begitu, bagi saya tampaknya Katolik lebih baik dilambangkan oleh nabi palsu. (Lihat pelajaran "Penipu Ulung," dalam "Wahyu, 7.") Babel besar adalah seorang pelacur, bukan seorang pezinah yang tidak setia kepada Suaminya (Allah). Ia tidak digambarkan dalam pasal 17 sampai 19 sebagai orang yang saleh, tetapi sebagai entitas komersial, politik. "Agama"nya adalah agama yang tidak agamis: menyembah ketenaran dan kekayaan.
- 31 Clarence E. Macartney, Macartney's Illustrations (New York: Abingdon Press, 1965), 413-14.
- 32 Kata yang diterjemahkan "takjub" (New Living Translation) atau "bertanya-tanya" (NASB) di 17:6 digunakan di 13:3 untuk menggambarkan mereka yang "kagum" kepada binatang itu.
- 33 Porn -adalah akar kata, bukan hanya "percabulan" (diterjemahkan "kemesuman" dalam NASB), tetapi juga "pelacuran." Dalam teks aslinya, "porn -ditemukan lima kali di dalam ayat 1, 2, 4, dan 5. Beberapa versi menerjemahkan porn sebagai "perzinahan" di dalam ayat-ayat ini, tetapi ada sebuah kata Yunani yang berbeda untuk "perzinahan."
- 34 Michael Wilcock, I Saw Heaven Opened: The Message of Revelation, The Bible Speaks Today Series (Downers Grove, Ill.: Intervarsity Press, 1975), 159.
- 35 Kita memiliki beberapa contoh nama (dan tanda-tanda atau meterai-meterai lainnya) yang ditempelkan pada dahi (3:12; 7:3; 9:4; 13:17; 14:1; 22:4). Ada kemungkinan bahwa kita harus melihat nama pelacur yang ditulis langsung di dahinya daripada di sebuah ikat kepala.
- 36 "kekejian" sering digunakan di dalam Kitab Suci untuk mengacu kepada penyembahan berhala dan praktik-praktik yang berhubungan dengan penyembahan berhala (Ulangan 32:16; 2 Raja 21:11; Yeremia 44:22). Penyembahan berhala adalah bagian integral dari penyembahan kaisar.
- 37 Jika Anda tinggal di mana istilah itu memiliki arti, Anda bisa mengatakan "untuk membenarkan pelacuran."
- 38 Dalam Kitab Suci, perempuan sundal secara konsisten digunakan sebagai contoh ketidaktaatan yang menyolok (misalnya, lihat Amsal 5:3-5; 23:27, 28; Yeremia 5:7, 9; Hosea 3:3; 1 Korintus 6:15, 16). Dosa pelacuran tercakup di dalam hukuman umum dosa-dosa seksual (misalnya, Galatia 5:19). Mengenai dosa pelacuran, dua hal harus ditekankan: (1) Dosa itu tidak secara otomatis menjadi dosa yang terbesar (seperti tampaknya dipercayai beberapa orang), tetapi itu adalah dosa yang dapat memusnahkan jiwa. (2) Jika pelacur bertobat dari dosanya, berpaling kepada Allah, dan mengubah hidupnya, ia dapat diampuni (1 Korintus 6:9-11; lihat Ibrani 11:31; Yakobus 2:25).
- 39 Ibadah bait suci (termasuk penyembahan kaisar) selalu melibatkan dosa seksual. (Lihat catatan tentang 2:14 dalam pelajaran "Gereja Di Kota Dosa," dalam "Wahyu, 2.")
- 40 Kata "pelacuran" dapat digunakan dalam pengertian umum untuk mengacu kepada "penjualan kemampuan, bakat, atau nama seseorang untuk penyebab yang tidak patut."
- 41 Mounce, 307. (Huruf miring oleh saya.)
- 42 Kalimat ini dan tiga berikutnya disadur dari Hailey, 343.
- 43 Lihat catatan kaki 5 sebelumnya. Perempuan sundal ini dibedakan juga dengan perempuan pasal 12, yang sedikit berbeda melambangkan gereja. (Lihat "Catatan Untuk Guru & Pengkhotbah" dalam pelajaran "Kenalilah Musuh Anda," dalam "Wahyu, 6.")
- 44 Perbedaan lain dapat dibuat: Perempuan sundal itu dimanjakan sementara mempelai perempuan dianiaya, dll. Juga, keduanya disebut sebagai kota: Yang satu adalah Babel "baru" sementara yang satu lagi adalah "Yerusalem baru" (21:2). Mempelai perempuan adalah lambang gereja (secara khusus, yang setia dalam gereja).
- 45 Tidak ada perbedaan yang harus dibuat antara "orang-orang kudus" dan "saksi-saksi" karena kedua kelompok itu telah dibunuh oleh perempuan sundal itu. Ini adalah cara puitis dalam mengacukan setiap orang Kristen yang dijadikan martir oleh Roma.
- 46 Kalimat ini disadur dari Daniel Russell, Preaching the Apocalypse (New York: Abingdon Press, 1935), 197.
- 47 Tacitus Ann 15.44. Dikutip dalam Mounce, 310. Cornelius Tacitus (Masehi c.56-c.115) adalah seorang senator Romawi dan salah satu sejarawan Romawi terbesar. Ia hidup melewati pemerintahan tiran Domitianus. Mounce juga mencatat bahwa "Catatan Juvenal tentang keadaan tak bermoral yang keji dan hina dari Ratu Romawi Messalina yang bertugas secara menyamar di bordil-bordil umum merupakan indikasi tentang kedalaman kemesuman di ibukota kuno itu." (Ibid.)
- 48 Dikutip dalam William Barclay, The Revelation of John, vol. 2, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 145. Lucius Annaeus Seneca (c.4 B.C.-A.D. 65) adalah salah satu penulis filsafat yang paling luas pengaruhnya dalam tradisi Stoik Yunani.
- 49 Swete, 217.
- 50 J. W. Roberts, The Revelation to John (The Apocalypse), The Living Word Commentary Series (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1974), 136.
- 51 Ilustrasi ini disadur dari David F. Burgess, comp. Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 186.
- 52 Jika Anda menggunakan pelajaran ini sebagai materi khotbah, Anda tentu ingin memberitahu para pendengar Anda cara mereka dapat melarikan diri kepada Allah dalam iman dan ketaatan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Revelation of John, vol. 2, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 1...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Revelation of John, vol. 2, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 134.
- 2 Homer Hailey, Revelation: An Introduction and Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1979), 349.
- 3 Henry B. Swete, The Apocalypse of St. John (Cambridge: MacMillan Co., 1908; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 220.
- 4 Edward A. McDowell, The Meaning and Message of the Book of Revelation (Nashville: Broadman Press, 1951), 169.
- 5 Sebuah ilustrasi yang terlintas di pikiran adalah para ahli komputer yang mencoba menjelaskan kepada saya mengapa komputer saya akan atau tidak akan berfungsi dengan cara tertentu. Karena saya tidak tahu banyak tentang komputer, penjelasan mereka tidak mencerahkan saya.
- 6 Kita juga mengatakan bahwa perempuan itu melambangkan lebih daripada itu. (Lihat pelajaran sebelumnya.)
- 7 Teks aslinya secara harfiah berkata "Aku terheran-heran dengan keheranan besar" atau "Aku kagum dengan kekaguman besar." Pengulangan isitilah "heran" adalah untuk memberikan penekanan. Sekarang ini, kita bisa mengatakan, "Aku terperangah!" Alkitab KJV menulis "kekaguman," kata yang maknanya telah berubah. Yohanes tidak "mengagumi" perempuan itu dalam pengertian kata itu yang kita gunakan sekarang. Alkitab NKJV menulis "Aku takjub dengan ketakjuban besar." (Huruf miring oleh saya.)
- 8 Saya ingat merasa tercengang-cengang ketika saya mengunjungi New York City dan kali pertama saya melihat pusat kota Sydney, Australia. Yohanes mungkin takjub karena alasan lain.
- 9 "Rahasia" mengacu kepada suatu kebenaran yang sebelumnya tidak dimengerti, tapi sekarang terungkap. Lihat catatan tentang 10:7 dalam pelajaran "Kitab Kecil Berisi Pesan Besar," dalam "Wahyu, 5."
- 10 Beberapa mengartikan frase "tidak ada" (di ayat 8 dan 11) untuk menunjukkan bahwa binatang itu tidak ada sama sekali sewaktu Yohanes sedang menulis. Hal ini tidak mungkin dalam terang bukti yang sebaliknya: pembahasan binatang di pasal 13; fakta bahwa perempuan itu duduk di atas binatang itu, dan fakta bahwa binatang itu memiliki kepala yang ada (ay. 9, 10). Jika ada makna khusus apa saja harus dilekatkan pada perkataan "tidak ada," itu mungkin karena Yohanes menulis selama periode singkat penangguhan penganiayaan. Jika ini adalah makna ucapan itu, Yohanes ingin orang Kristen mengetahui bahwa penganiayaan itu belum selesai, bahwa yang paling buruk masih akan datang.
- 11 "Lubang jurang maut" digunakan dalam kitab Wahyu untuk mengacukan tempat tinggal roh-roh jahat. (Lihat catatan tentang 9:2 dalam pelajaran "Sifat Dosa Yang Merusak Diri," dalam "Wahyu, 5.") Itu tidak mengacu kepada neraka (Yun.: gehenna).
- 12 "Mereka yang diam di bumi" mengacu kepada orang-orang tak percaya, non-Kristen. Arti itu adalah jelas dalam nas ini, yang menekankan bahwa nama mereka tidak ditulis di dalam kitab kehidupan.
- 13 Untuk komentar tentang kitab kehidupan, lihat catatan tentang 3:5 dalam pelajaran "Gereja Yang Hidup Menurut Masa Lalu," dalam 'Wahyu, 3." Kitab kehidupan akan juga dibahas dalam edisi berikutnya, dalam kaitannya dengan 20:12, 15.
- 14 Ungkapan "sejak dunia dijadikan" menekankan maksud kekal Allah; tetapi itu tidak mengajarkan penetapan takdir seseorang atau ketidakmungkinan murtad. (Lihat catatan tentang 13:8 dalam pelajaran "Lihat, Dengar, Dan Simak," dalam "Wahyu, 7.") Tuhan telah menyinggung kemungkinan nama seseorang dihapus dari kitab kehidupan (3:5). G. B. Caird menyarankan bahwa "Yohanes tidak punya minat terhadap pernyataan yang rumit, yang akan menunjukkan bagaimana predestinasi dan kehendak bebas saling terkait satu sama lainnya, [ia] hanya menetapkan dua keyakinan itu secara berdampingan tanpa kualifikasi dan membolehkan yang satu mempengaruhi yang lain" (A Commentary on the Revelation of St. John the Divine [London: Adam & Charles Black, 1966], 168).
- 15 Lihat pelajaran "Lihat, Dengar, Dan Simak Belajar," dalam "Wahyu, 7."
- 16 Sebelumnya, binatang itu digambarkan sebagai "binatang yang muncul dari jurang maut" (11:7). Dalam teks aslinya, kata "muncul" berbentuk present tense, menunjukkan bahwa binatang itu terus menerus muncul dari jurang maut. Lihat catatan tentang 11:7 dalam pelajaran "Bersediakah Anda Mati?" dalam "Wahyu, 6."
- 17 "Sayap" adalah istilah teater yang mengacu kepada daerah di luar panggung tepat di balik tirai di sisi panggung.
- 18 Izinkan saya menekankan lagi bahwa, apakah Yohanes memanfaatkan legenda itu atau tidak, hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia mempercayai legenda itu.
- 19 Lihat informasi tentang dinasti Flavianus dalam pelajaran "Tanda-Tanda Penting Dan Simbol-Simbol Mengejutkan," dalam "Wahyu, 1."
- 20 James M. Efird, Revelation for Today (Nashville: Abingdon Press, 1989), 103.
- 21 Rincian tentang binatang itu yang menuju kepada kebinasaan akan diberikan menjelang akhir pasal 19.
- 22 "Pikiran terdiri dari kecakapan untuk persepsi dan pemahaman yang, bila dikombinasikan dengan hikmat (kemampuan untuk menemukan makna yang mendasari hal-hal itu), menyediakan wawasan kepada wahyu Yohanes" (Hailey, 350).
- 23 Robert Mounce, The Book of Revelation, The New International Commentary on the New Testament Series (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1977), 314.
- 24 Henry Alford, Alford's Greek Testament: An Exegetical and Critical Commentary (Grand Rapids, Mich.: Guardian Press, 1976), 710.
- 25 George Eldon Ladd, A Commentary on the Revelation of John (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 228.
- 26 J. W. Roberts, The Revelation to John (The Apocalypse), The Living Word Commentary Series (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1974), 141.
- 27 Michael Wilcock, I Saw Heaven Opened: The Message of Revelation, The Bible Speaks Today Series (Downers Grove, Ill.: Intervarsity Press, 1975), 164.
- 28 Di sini beberapa orang menggantinya dengan "Babel lama" (sebagai lawan dari "Babe Baru" Nebukadnezar).
- 29 Kaum premilenialis sering menggunakan istilah "Kekaisaran Romawi yang dihidupkan kembali" (atau sesuatu yang serupa itu) yang akan terwujud di masa depan-sebuah konsep yang tidak diajarkan di dalam Alkitab.
- 30 Kelemahan lain adalah bahwa upaya untuk mengidentifikasi kekaisaran ketujuh dan kedelapan sering menimbulkan antisipasi bagi kekaisaran seluruh dunia yang lain terlepas dari fakta bahwa Daniel 2:44 menunjukkan bahwa setelah pembentukan Kerajaan Allah (yang terjadi saat gereja didirikan pada hari Pentakosta pertama setelah Kebangkitan), tidak akan ada lagi kerajaan universal insani.
- 31 Istilah "raja-raja" (ay. 10) adalah sebutan umum untuk para kaisar Romawi (lihat, misalnya, 1 Petrus 2:17).
- 32 Hal ini ditemukan dalam pelajaran "Tanda-Tanda Penting Dan Simbol-Simbol Mengejutkan," dalam "Wahyu, 1."
- 33 Para cendekiawan berdebat apakah Julius Caesar itu seorang kaisar atau bukan. Lihat pelajaran "Tanda-Tanda Penting Dan Simbol-Simbol Mengejutkan," dalam "Wahyu, 1."
- 34 Beberapa penulis kuno menyantumkan mereka sebagai kaisar yang sebenarnya; yang lain menganggap mereka sebagai para perampas dan penuntut takhta.
- 35 Beberapa penulis menghindari masalah ini dengan menegaskan bahwa bagian wahyu ini ditulis pada zaman Vespasianus dan disatukan ke dalam kitab itu di zaman Domitianus-terlepas dari fakta bahwa tidak ada bukti yang ada untuk mendukung hipotesis ini. Yang lainnya menangani masalah ini dengan memulai daftar itu di tempat yang berbeda sehingga Vespasianus bukan nomor 6, tapi ini menciptakan lebih banyak masalah daripada memecahkannya. Tentu saja, beberapa orang percaya bahwa kitab Wahyu ditulis secara keseluruhan di zaman Vespasianus; tetapi seperti yang dijelaskan dalam pelajaran ini, itu juga menciptakan masalah.
- 36 Lihat pelajaran "Tujuh Fakta Kitab Wahyu Yang Anda Harus Ketahui," dalam "Wahyu, 1."
- 37 Mounce, 315.
- 38 Perlunya permainan potongan-potongan (yaitu, informasi) ditemukan dalam pelajaran "Tanda-Tanda Penting Dan Simbol-Simbol Mengejutkan," dalam "Wahyu, 1."
- 39 Pendekatan lain adalah dengan mencap kepala-kepala itu sebagai bentuk-bentuk pemerintahan yang berbeda.
- 40 "Satu jam" menunjukkan waktu yang relatif singkat yang berlalu dengan cepat. Perkataan ini akan ditemukan tiga kali di dalam pasal 18. Lihat catatan tentang makna simbolik angka "satu" dalam pelajaran ""Di Sinilah Keberadaan Naga-Naga Itu!" dalam "Wahyu, 1."
- 41 Bandingkanlah ayat 12 dengan Daniel 7:7, 20, 24.
- 42 Jika ini benar, mereka ini adalah para gubernur provinsi dan raja-raja di Kekaisaran Romawi. (Lihat catatan tentang 17:2 dalam pelajaran "Ketika Babel Mencoba Memikat Anda.")
- 43 Mengenai fakta bahwa pengaruh mereka diberikan kepada Roma, lihat ayat 17. Seorang penulis mengacu kepada "peran yang para penguasa dan pejabat lokal bermain dalam penganiayaan umat Kristen" (Roberts, 143).
- 44 Beberapa orang mengaitkan ayat-ayat ini dengan mitos "Nero redivivus" dan mengidentifikasi sepuluh raja sebagai wakil raja (penguasa) Partia. Karena teks itu mengatakan "belum mulai memerintah," beberapa orang percaya bahwa ini melambangkan para penguasa masa depan, yang tidak disebut namanya yang akan memusuhi agama Kristen (dan dengan demikian memberikan kekuatan dan kekuasaan mereka kepada binatang itu). Namun begitu, tampaknya lebih baik untuk menjaga penafsiran mendasar di zaman Yohanes.
- 45 Beberapa orang mengartikan angka "sepuluh" secara harfiah. Beberapa orang menganggap ini mengacu kepada tujuh kaisar yang dicantumkan sebelumnya ditambah tiga lagi (mungkin tiga "perampas" takhta pada 68-69 M.)- terlepas dari fakta bahwa nas itu mengatakan sepuluh raja tidak punya otoritas dari diri mereka sendiri.
- 46 Mounce, 317. Kaum premilenialis mengklaim untuk mengartikan nas ini secara harfiah dan berbicara tentang masa depan "federasi sepuluh kerajaan," kadang-kadang membuat acuan kepada Pasar Bersama Eropa. Penafsiran ini akan membuat bagian ini tidak dapat dimengerti dan tidak memiliki penghiburan bagi para pembaca abad pertama.
- 47 Leon Morris, Revelation, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1987), 204.
- 48 Mounce, 315.
- 49 Hailey, 350.
- 50 Morris, 205. (Huruf miring oleh dia.)
- 51 Jika Anda menggunakan pelajaran ini sebagai materi khotbah, doronglah para pendengar Anda untuk menaati Tuhan sesegera mungkin.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan
dianiaya karena percaya kepada Yesus Krist
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan.
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia.
Isi
- Pendahuluan
Wahyu 1:1-8 - Penglihatan permulaan dan surat-surat kepada ketujuh jemaat
Wahyu 1:9-3:22 - Gulungan buku dan tujuh segel
Wahyu 4:1-8:1 - Tujuh trompet
Wahyu 8:2-11:19 - Naga dan dua ekor binatang
Wahyu 12:1-13:18 - Berbagai-bagai penglihatan
Wahyu 14:1-15:8 - Tujuh wadah amarah Allah
Wahyu 16:1-21 - Hancurnya Babel, kalahnya binatang, nabi palsu dan Iblis
Wahyu 17:1-20:10 - Hukuman terakhir
Wahyu 20:11-15 - Langit baru, bumi baru, Yerusalem baru
Wahyu 21:1-22:5 - Penutup
Wahyu 22:6-21
Ajaran: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu,
sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pend
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu, sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 95-96 sesudah Masehi.
Penerima : Ketujuh jemaat di Asia Kecil (tetapi juga semua jemaat Yesus Kristus di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Wahyu ini terdiri dari 22 pasal. Di dalam Kitab ini, kita dapat melihat dengan jelas apa yang diwahyukan Allah kepadanya tentang apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi kemudian atas seluruh umat manusia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Wahyu
Pasal 1 (Wahy 1:9-12).
Pengajaran tentang apa yang telah dilihat oleh Rasul Yohanes Bagian ini menceritakan tentang rahasia ketujuh bintang dan ketujuh kaki dian emas. (Wahy 1:17-20).
Pasal 2-3 (Wahy 2:1-3:22).
Pengajaran tentang apa yang terjadi sekarang
Bagian ini berisi pesan kepada ketujuh jemaat. Ketujuh jemaat ini menggambarkan keadaan jemaat Kristen di seluruh dunia.
Pasal 4-22 (Wahy 4:1-22:21).
Pengajaran tentang apa yang terjadi di masa depan
Bagian ini berisikan tentang masa depan yang terjadi di dunia, yaitu siksaan besar bagi isi dunia. Setelah malapetaka itu terjadi, Yesus Kristus datang untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun, dan sesudahnya Iblis dan pengikutnya dihancurkan akhirnya, dunia dan langit ini akan dijadikan baru. Puncak dari isi Kitab Wahyu ini adalah berita dan janji tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Pendalaman
- Kalau kenyataan akhir dunia ini sudah jelas, yaitu kedatangan kedua kali dari Yesus Kristus ke dunia ini, dengan membawa kemenangan, maka apakah yang akan saudara lakukan dalam penderitaan hidup sebagai orang Kristen? Setia? Ataukah mundur?
- Kalau orang-orang kudus akan diberkati saudara yang ada di dalam kekudusan dan kemenangan Kristuslah yang diberkati. Saudara sekarang berada di pihak yang mana?
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Wahyu?
- Apakah hasil dari mempelajari Kitab Wahyu?
- Bagaimanakah keadaan ketujuh jemaat itu?
- Apakah janji Tuhan Yesus akan kedatangan-Nya?
- Apakah yang akan dialami oleh orang percaya setelah dunia in diperbaharui?
Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui di
Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.
Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui dirinya sebagai rasul Yohanes, dan beberapa orang mengemukakan bahwa penulisnya adalah Yohanes yang lain, sebab:
1. Bahasa Yunani yang dipakai dalam Wahyu sangat tidak biasa, tidak seperti bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes.
2. Dalam Injil, Yohanes tidak pernah menuliskan namanya.
3. Ciri-ciri tema dari Injil Yohanes, yaitu kasih dan kebenaran, hampir tidak muncul dalam Wahyu. Tetapi, keberatan-keberatan ini mudah dijawab. Bahasa Yunani yang dipakai sengaja tidak seperti biasanya -- bukan bahasa Yunani yang jelek -- karena menuliskan nubuatan. Kedua, Injil pada dasarnya adalah biografi dari Yesus, dan Yohanes tidak ingin memasukkan dirinya ke dalam tulisan itu. Tetapi, Wahyu merupakan penyataan yang diberikan kepada seseorang, tentu nama orang itu memberikan keabsahan pada wahyu itu. Ketiga, kita tidak mungkin mengharapkan kasih menjadi tema kunci dari suatu kitab yang berbicara mengenai penghakiman!
PENERIMANYA.
Kitab ini berisi tujuh surat kepada tujuh jemaat (lebih tegasnya kepada 'para malaikat' mereka) di Asia. Terdapat banyak jemaat di Asia, tetapi hanya tujuh yang dipilih, pertama karena angka tujuh menyatakan kesempurnaan atau keutuhan; tujuh melukiskan seluruh jemaat dalam sepanjang sejarah, dan kedua, sebab ke tujuh jemaat tersebut melambangkan seluruh ragam jemaat jemaat sepanjang zaman, mulai dari jemaat di Smirna, yang tidak ada hal buruk disebutkan, sampai jemaat di Laodikia, yang tidak ada satu hal baik pun disebutkan.
WAKTU PENULISAN.
Kitab ini ditulis pada saat yang bersamaan dengan memuncaknya penganiayaan atas jemaat-jemaat. Kristen sudah mengalami aniaya, tetapi sekarang mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Penganiayaan pertama yang terbesar terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Nero dan seolah-olah tercermin dalam kitab itu -- mungkin dengan angka '666' yang misterius itu (13:18). Ada penganiayaan kedua yang lebih kejam, yaitu di bawah Kaisar Domitian yang berlangsung dari tahun 91-95 M. dan banyak orang berpendapat bahwa Yohanes menulis kitab ini pada masa tersebut.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Kitab ini mewakili tulisan Yahudi yang khusus. Kitab ini berisi wahyu; suatu penyingkapan, suatu penyataan, tetapi ditulis dalam bentuk yang gamblang dan puitis. Sukar untuk memahami tulisan ini, tetapi kitab ini sangat penting untuk dipelajari oleh Kristen jika ia ingin mempelajari sejarah dengan benar.
Pesan
1. Menafsirkan kitab Wahyu.Kitab ini berisi banyak simbol di antaranya yang paling menonjol adalah angka
tujuh:
o Tujuh gereja. Wah 1:4
o Tujuh roh. Wah 1:4
o Tujuh kaki dian. Wah 1:12
o Tujuh bintang. Wah 1:16
o Tujuh meterai. Wah 5:1
o Tujuh tanduk. Wah 5:6
o Tujuh malaikat. Wah 8:2
o Tujuh sangkakala. Wah 8:2
o Tujuh guruh. Wah 10:3
o Tujuh kepala. Wah 12:3
o Tujuh malapetaka. Wah 15:1
o Tujuh cawan emas. Wah 15:7
o Tujuh raja. Wah 17:10
Selain itu, masih mungkin kita temukan hal-hal yang berhubungan dengan angka
tujuh dalam kitab ini, yang tidak dijelaskan secara khusus. Angka tujuh berarti
keutuhan, kesempurnaan. Angka itu merupakan angka Allah, seperti juga halnya
dengan angka enam adalah angka manusia.
Kitab ini harus dimengerti sebagai kitab yang membangkitkan semangat pada
saatsaat penganiayaan. Bahkan kitab ini menandaskan bahwa keberadaan Nero dalam
sejarah adalah bagian dari rencana Allah.
Dan, kitab ini menekankan tentang penghakiman: pada puncaknya Allah akan
menuntut perliitungan. Pembohong, penipu, orang-orang yang amoral seakan-akan
terlepas dari penghukuman. Dan, kita sering kali menjadi tidak sabar' Berapa
lamakah?'(Wah 6:10). Hari penghakiman mereka sudahditetapkan.
2. Empat pola penafsiran.
o Wahyu sebagai sejarah menafsirkan Wahyu seolah-olah ditujukan kepada Kristen
penerimanya di abad pertama. Petunjuk-petunjuk sejarah hanya untuk orang dan
peristiwa-peristiwa saat itu. Semua rahasia tentang Wahyu dimengerti oleh para
pembaca pertamanya tetapi kita tidak perlu berharap untuk melihat kesesuaian
wahyu tersebut secara rind dengan zaman kita sekarang.
o Wahyu sebagai nubuatan menafsirkan Wahyu sebagai kitab yang membeberkan garis
besar jangka panjang jalannya sejarah, dimulai dari abad pertama dan melaju
dengan pasti sampai pada masa kini terus sampai pada akhir zaman.
o Wahyu sebagai pemaparan masa depan. Sama sekali tidak memandangnya sebagai
kitab yang menyinggung sejarah tetapi semata membicarakan akhir zaman.
o Wahyu berlsikan lambang-lambang. Wahyu dipandang sebagai sesuatu yang penuh
dengan lambang-lambang yang masing-masing harus ditafsirkan tersendiri dan
tidak mempunyai hubungan dengan sejarah dunia. Mungkin tak satu pun dari
pandangan- pandangan di atas yang memuaskan. Pandangan sejarah membuat Wahyu
hanya sedikit berguna bagi kita, dan pandangan masa depan membuat kitab ini
hanya cocok untuk Kristen yang hidup pada akhir zaman.
Tetapi nubuat-nubuat sering mempunyai dua pokok acuan, yaitu: kejadian yang
segera akan terjadi dan yang masih jauh. Nubuatan Yesaya yang terkenal tentang
seorang anak (Yes 7:14) menunjuk kepada seorang wanita muda pada zaman Yesaya
dan kepada Maria, ibu Tuhan Yesus. Nubuatan-nubuatan ini juga menunjuk ke
pemerintahan Domitian maupun ke kejadian-kejadian di akhir zaman.
3. Angka misterius 666 (Wah 13:10).
Teka-teki ini tergantung pada fakta bahwa baik bahasa Ibrani maupun Yunani,
huruf-huruf abjad juga dipakai untuk bilangan. Oleh karena itu, tiap-tiap kata
mempunyai nilai bilangan dan setiap angka bisa merupakan suatu kode untuk kata
tertentu. Kaisar Nero, jika ditulis dalam bahasa Ibrani, berjumlah 666. Titus
merupakan pemecahan lain, dan kali ini dalam bahasa Yunani, dan kata ini
menunjuk kepada kaisar ketiga yang bernama Titus Domitian.
Penerapan
Berita dalam Wahyu sederhana: semua sejarah adalah 'Sejarah-Nya', sudah ditulis dan akan berakhir dengan penghakiman untuk seluruh dunia. Dan dalam terang pengetahuan ini Kristen harus mendapatkan penghiburan, terutama di saat-saat penganiayaan.
Tema-tema Kunci
1. Babel.
Kejatuhan Babel di gambarkan secara rinci dalam pasal 18, 19. Pakailah konkordansi untuk mempelajari ajaran Alkitab tentang Babel. Mulailah dari Kejadian 11, perhatikan bahwa Babel adalah Babilonia. Terutama perhatikan nubuatan Yesaya mengenai Babilonia. Dalam Wah 18:1-24 tunjukkanlah tujuh ratapan untuk Babel, mulai dengan ratapan malaikat dalam ayat 1-3.
2. Malapetaka.
Bandingkan ketujuh malapetaka dalam pasal 16 dengan sepuluh malapetaka dalam Keluaran 7-11. Perhatikan bagaimana bagian Wahyu ini sengaja dihubungkan dengan kejadian dalam Keluaran (lihat Wah 15:2-4). Mengapa penglihatan mengenai penghakiman dihubungkan dengan Keluaran yang biasanya dianggap sebagai peristiwa penyelamatan?
3. Dua orang saksi.
Ada pasal yang membuat kita penasaran (Wah 11:1-13), yang menggambarkan dua orang saksi yang juga disebut sebagai dua orang nabi, walaupun nama mereka tidak pernah disebut. Beberapa penafsir menafsirkan bahwa dua saksi ini adalah dua jemaat; yang lain lebih cenderung untuk menafsirkan mereka sebagai nabi Perjanjian Lama yang kembali ke bumi. Musa dan Elia dianggap sebagai kedua saksi itu. Mengapa mereka berdua? Apa penjelasan lebih lanjut tentang hal ini yang dikemukakan dalam Zakharia 4?
4. Pohon kehidupan.
Alkitab dimulai dengan sebuah taman (Kej 2:8) dan berakhir dengan sebuah taman (Why 22). Bandingkan dan tunjukkan perbedaannya antara dua pasal pertama dengan dua pasal terakhir Alkitab.
5. Tuhan Yesus Kristus.
Pelajarilah seluruh kitab dan buatlah sebuah daftar dari nama-nama dan julukan bagi Yesus. Alfa dan Omega (huruf pertama dan ter akhir dalam abjad Yunani), keturunan Daud dan lain-lain. Khususnya perhatikan gelar utama: Anak Domba (28 kali). Apa arti penting dari gelar ini (lihat juga Yoh 1:29-37); Ibr 9:1-28; 1 Kor. 5:7; 1 Ptr. 1:18, 19)? Tetapi perhatikan cara indah kitab ini menggambarkan kemuliaan Yesus, ditutup dengan sebuah petunjuk sederhana kepada Tuhan (kemuliaan-Nya) Yesus (kerendahanhati-Nya). Amin.
Datanglah Tuhan Yesus!
Garis Besar Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3Pengantar
Wah 1:4-8Salam
Wah 1:9-20Penglihatan yang pertama
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:
[1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3 | Pengantar |
Wah 1:4-8 | Salam |
Wah 1:9-20 | Penglihatan yang pertama |
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:1-3:22
[3] PENGLIHATAN TENTANG SURGA Wah 4:1-11
[4] TUJUH METERAI Wah 5:1-8 :5
Wah 5:1-14 | Pendahuluan: kitab dan singa |
Wah 6:1-17 | Enam meterai dibuka |
Wah 7:1-17 | Pemeteraian simbolis orang-orang kudus |
Wah 8:1-5 | Meterai ketujuh dibuka |
[5] TUJUH SANGKAKALA Wah 8:6-11:19
Wah 8:6-9:21 | Enam sangkakala berbunyi |
Wah 10:1-11:14 | Tujuh guruh dan dua saksi |
Wah 11:15-19 | Sangkakala ketujuh |
[6] TUJUH TANDA Wah 12:1-14:20
Wah 12:1-6 | Perempuan yang berselubungkan matahari |
Wah 12:7-12 | Setan diusir |
Wah 12:13-17 | Peperangan antara Setan dan Sang Putra |
Wah 13:1-10 | Binatang yang keluar dari laut |
Wah 13:11-18 | Binatang yang keluar dari bumi |
Wah 14:1-5 | Penglihatan tentang Anak Domba |
Wah 14:6-20 | Penglihatan tentang panen |
[7] TUJUH CAWAN Wah 15:1-16:21
Wah 15:1-8 | Tujuh malaikat |
Wah 16:1-21 | Tujuh cawan dan tujuh malapetaka |
[8] PEMERINTAHAN DAN KEHANCURAN ANTI KRISTUS Wah 17:1-20:15
Wah 17:1-18 | Penghakiman atas pelacur |
Wah 18:1-19:5 | Jatuhnya Babel |
Wah 19:6-10 | Pernikahan Anak Domba |
Wah 19:11-20:15 | Kemenangan Allah |
[9] KOTA ALLAH Wah 21:1-22:5
Wah 21:1-4 | Pernyataan tentang kota itu |
Wah 21:5-8 | Kemurnian kota itu |
Wah 21:9-27 | Kesempurnaan kota itu |
Wah 22:1-5 | Air kehidupan |
[10] PENUTUP Wah 22:6-21
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi