Teks -- Wahyu 2:14 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Why 2:14
Full Life: Why 2:14 - AJARAN BILEAM.
Nas : Wahy 2:14
Bileam adalah seorang nabi palsu yang menjual pelayanannya kepada
seorang raja kafir dan menasihati dia untuk mencobai Israel supay...
Nas : Wahy 2:14
Bileam adalah seorang nabi palsu yang menjual pelayanannya kepada seorang raja kafir dan menasihati dia untuk mencobai Israel supaya mencemarkan iman mereka dengan melakukan penyembahan berhala dan kebejatan (Bil 22:5,7; 25:1,2; 31:16;
lihat cat. --> 2Pet 2:15).
[atau ref. 2Pet 2:15]
Karena itu, ajaran Bileam ini menunjuk kepada guru-guru dan pengkhotbah yang korup, yang sedang memimpin umat ke dalam kompromi yang parah dengan kebejatan, keduniawian dan ideologi-ideologi palsu, yang kesemuanya hanya dimaksudkan demi keuntungan pribadi atau perolehan harta kekayaan. Jemaat di Pergamus rupanya memiliki guru-guru yang mengajarkan bahwa iman yang menyelamatkan dan gaya hidup yang amoral itu masih bisa berjalan bersama-sama.
Jerusalem: Why 2:1--3:22 - -- Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau anc...
Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau ancaman, yang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Ajaran yang termaktub dalam surat-surat ini sangat padat, khususnya ajaran mengenai Yesus Kristus. Surat-surat itu juga memberi informasi tentang hidup Kristen di kawasan Asia-Kecil sekitar th 90.
Jerusalem: Why 2:14 - ajaran Bileam Menurut suatu tradisi Yahudi, bdk Bil 31:16, Bileam menasihatkan kepada Balak untuk dengan pertolongan anak-anak perempuan suku Moab membujuk umat Isr...
Menurut suatu tradisi Yahudi, bdk Bil 31:16, Bileam menasihatkan kepada Balak untuk dengan pertolongan anak-anak perempuan suku Moab membujuk umat Israel menyembah berhala, Bil 25:1-3
Jerusalem: Why 2:14 - berbuat zinah Para nabi, bdk Hos 1-2; Yer 7:9; 23:10; Yeh 23:45; dll, biasa menyebut ketidak-setiaan Israel terhadap Allah sebagai "zinah", bdk Wah 17.
Para nabi, bdk Hos 1-2; Yer 7:9; 23:10; Yeh 23:45; dll, biasa menyebut ketidak-setiaan Israel terhadap Allah sebagai "zinah", bdk Wah 17.
Ende -> Why 2:14
Ende: Why 2:14 - Balaam ialah lambang nabi palsu. Disini dimaksudkan seorang pengandjur
mazhab "Nikolai", jang rupanja sangat bebas dan rendah taraf kesusilaannja.
ialah lambang nabi palsu. Disini dimaksudkan seorang pengandjur mazhab "Nikolai", jang rupanja sangat bebas dan rendah taraf kesusilaannja.
Ref. Silang FULL -> Why 2:14
Ref. Silang FULL: Why 2:14 - terhadap engkau // ajaran Bileam // persembahan berhala // berbuat zinah · terhadap engkau: Wahy 2:20
· ajaran Bileam: 2Pet 2:15; 2Pet 2:15
· persembahan berhala: Kis 15:20; Kis 15:20
· berbuat z...
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Why 2:14-15 - -- 2:14-15 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepa...
2:14-15 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Firman Tuhan Yesus seimbang dan sempurna. Dia tidak menutupi masalah yang harus dihadapi, walaupun kurang enak ataupun mengganggu perasaan orang. Ternyata jemaat di Pergamus membiarkan beberapa orang di antara mereka yang memegang ajaran Bileam dan ajaran Nikolaus. Ini berat sekali bagi Kristus, dan tidak dapat diabaikan-Nya.
Ternyata kesetiaan mereka, yang dipuji dalam pasal 2:13, tidak sempurna, karena rupanya mereka bersikap acuh tak acuh terhadap beberapa orang yang menganut ajaran Bileam. Jemaat Efesus dipuji karena mereka "tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat... yang menyebut dirinya rasul...." Sebaliknya jemaat Pergamus dicela karena mereka membiarkan ajaran sesat di tengah-tengah mereka.
Bilangan 22:24, 25:1-9 dan 31:16 menceritakan bagaimana Bileam diangkat Balak (musuh umat Israel) untuk mengutuk umat Israel, tetapi Bileam tidak mengutuknya, bahkan dia memberkati mereka. Lalu Bileam menyuruh Balak untuk memakai wanita-wanita dan berhala untuk menyesatkan Israel. Ajaran Bileam mendorong orang berzinah dengan menyembah berhala. Dalam situasi jemaat Pergamus, yakni saat mereka diwajibkan untuk menyembah Kaisar, rupanya ajaran Bileam juga memperbolehkan orang menyembah Kaisar.
Rincian mengenai ajaran Nikolaus tidak diketahui lagi. Hal ini telah dibahas dalam bahasan Wahyu 2:6.
4. Kritikan (2:14-15)
Hagelberg: Why 2:14-15 - -- 2:14-15 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepa...
2:14-15 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Firman Tuhan Yesus seimbang dan sempurna. Dia tidak menutupi masalah yang harus dihadapi, walaupun kurang enak ataupun mengganggu perasaan orang. Ternyata jemaat di Pergamus membiarkan beberapa orang di antara mereka yang memegang ajaran Bileam dan ajaran Nikolaus. Ini berat sekali bagi Kristus, dan tidak dapat diabaikan-Nya.
Ternyata kesetiaan mereka, yang dipuji dalam pasal 2:13, tidak sempurna, karena rupanya mereka bersikap acuh tak acuh terhadap beberapa orang yang menganut ajaran Bileam. Jemaat Efesus dipuji karena mereka "tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat... yang menyebut dirinya rasul...." Sebaliknya jemaat Pergamus dicela karena mereka membiarkan ajaran sesat di tengah-tengah mereka.
Bilangan 22:24, 25:1-9 dan 31:16 menceritakan bagaimana Bileam diangkat Balak (musuh umat Israel) untuk mengutuk umat Israel, tetapi Bileam tidak mengutuknya, bahkan dia memberkati mereka. Lalu Bileam menyuruh Balak untuk memakai wanita-wanita dan berhala untuk menyesatkan Israel. Ajaran Bileam mendorong orang berzinah dengan menyembah berhala. Dalam situasi jemaat Pergamus, yakni saat mereka diwajibkan untuk menyembah Kaisar, rupanya ajaran Bileam juga memperbolehkan orang menyembah Kaisar.
Rincian mengenai ajaran Nikolaus tidak diketahui lagi. Hal ini telah dibahas dalam bahasan Wahyu 2:6.
C. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
Hagelberg: Why 2:1--3:22 - -- II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincia...
II. Bagian Kedua: \"...apa yang terjadi sekarang...\" (2:1-3:22)
Fungsi pasal dua dan pasal tiga:
Bagian ini menjelaskan dan menerapkan rincian-rincian yang sulit dimengerti dari penglihatan tentang Tuhan Yesus dalam pasal satu. Juga perintah-perintah yang harus kita turuti untuk mengalami kebahagiaan yang disebutkan dalam pasal 1:3, terdapat dalam bagian ini. Kalau kita mau menerima berkat yang diucapkan di dalam pasal 1:3, maka kita perlu membaca bagian ini dan menaati perintah-perintah yang ada di dalamnya.
Isi bagian ini:
Bagian ini terdiri dari tujuh surat kepada tujuh jemaat. Setiap jemaat adalah sebuah gereja setempat yang harfiah. Oleh karena jemaat-jemaat sepanjang zaman ini mempunyai ciri-ciri yang diuraikan dalam pasal dua dan tiga, maka dapat dikatakan bahwa ketujuh jemaat itu juga mewakili setiap jemaat. Jadi, walaupun sesuatu ditulis untuk jemaat di Efesus, tetapi hal itu juga berlaku bagi kita "yang bertelinga". Wahyu 2:7 berbunyi, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Jadi, semua ini dikatakan kepada jemaat-jemaat Kristus, dan bukan kepada satu jemaat saja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa surat-surat ini milik kita juga.
Ketujuh Kota di Asia Kecil
Bentuk bagian ini:
Ketujuh surat disusun menurut suatu pola yang mempunyai tujuh bagian, yaitu:
1. Alamat Surat
2. Sifat Kristus
3. Pujian untuk Jemaat
4. Kritikan
5. Tuntutan
6. Ancaman
7. Janji
Ada perkecualian: jemaat di Laodikia tidak dipuji, dan jemaat di Smirna tidak dikritik.
Morris137 mengamati bahwa jemaat pertama dan jemaat ketujuh berada dalam keadaan yang amat parah, jemaat kedua dan keenam berada dalam keadaan yang sangat baik, dan keadaan jemaat yang ketiga, keempat, dan kelima sedang-sedang saja.
Beberapa penafsir berkata bahwa setiap jemaat melambangkan suatu masa dalam sejarah gereja. Misalnya jemaat di Efesus, yang ajarannya mantap, melambangkan gereja yang mula-mula, pada masa rasul-rasul. Menurut pola penafsiran itu, mungkin jemaat di Sardis (yang "dikatakan hidup, padahal engkau mati") melambangkan gereja pada zaman Reformasi. Penulis menolak tafsiran tersebut, berdasarkan atas lima alasan berikut. Pertama, sebenarnya tafsiran tersebut tidak berdasarkan pengamatan yang teliti. Alasannya karena sejarah gereja tidak begitu sesuai dengan jalannya dua pasal ini. Kedua, kita perlu mengerti bahwa ada jemaat seperti setiap ketujuh jemaat ini pada setiap generasi sejak kitab ini ditulis. Ketiga, tafsiran tersebut cenderung menarik perhatian kita dari penerapan nas ini dalam pribadi kita masing-masing dan dalam jemaat kita masing-masing. Keempat, tampaknya urutan kota yang ada dalam nas ini disamakan bukan dengan sejarah gereja tetapi dengan letaknya kota-kota ini di jalan raya di wilayah itu. Kelima, tidak ada satu petunjuk pun dalam nas ini yang dapat dipakai sebagai alasan atau bukti untuk menafsirkan secara alegoris (lambang).
Oleh karena setiap "surat" ini dimulai dengan kata "Inilah Firman dari Dia...",138 kata yang juga dipakai sebagai kata pengantar pada nubuatan dalam Perjanjian Lama (LXX),139 maka beberapa penafsir140 menegaskan bahwa apa yang kita sebut "surat" sebaiknya disebut "nubuatan". Menurut mereka, khas nubuatan ketujuh surat perlu ditegaskan.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Why 2:12-17
Matthew Henry: Why 2:12-17 - Surat kepada Jemaat di Pergamus Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
I. Kepala surat. Kepada malaikat jemaat di Pergamus. Jemaat Pergamus penuh dengan orang-orang yan...
Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
- I. Kepala surat. Kepada malaikat jemaat di Pergamus. Jemaat Pergamus penuh dengan orang-orang yang bobrok pikirannya, dan Kristus, karena menetapkan hati untuk berperang melawan mereka dengan pedang firman-Nya, menggunakan julukan, Dia yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua. Firman Allah adalah pedang. Firman Allah adalah senjata, baik untuk menyerang maupun membela diri. Firman Allah adalah pedang yang tajam. Sekeras apa pun hati, Firman Allah mampu melukainya. Firman adalah pedang bermata dua. Ada mata pedang hukum Taurat melawan para pelanggar di masa penyelenggaraan hukum yang lama, dan ada mata pedang Injil melawan para pencemooh di masa penyelenggaraan hukum yang baru.
- II. Isi surat ini.
- 1. Kristus memberi perhatian pada ujian-ujian dan kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh jemaat ini (ay. 13). Nah, apa yang menambah kemilau pada pekerjaan-pekerjaan baik jemaat ini adalah keadaan di mana jemaat ini ditanam, tempat di mana ada takhta Iblis. Iblis berkeliling ke seluruh dunia, tetapi ia berdiam di beberapa tempat yang terkenal dengan kefasikan, kesalahan, dan kekejamannya.
- 2. Kristus memuji keteguhan mereka. “Engkau berpegang kepada nama-Ku. Engkau tidak malu akan hubunganmu dengan-Ku, tetapi memandangnya sebagai kehormatanmu bahwa engkau dinamai dengan nama-Ku. Apa yang telah membuatmu demikian setia adalah anugerah iman: engkau tidak menyangkal, atau meninggalkan iman Kristen.” Mereka tetap teguh bahkan pada zaman Antipas, saksi-Nya yang setia kepada-Nya, yang dibunuh di hadapan mereka. Ia memeteraikan iman dan kesetiaannya dengan darahnya di tempat Iblis diam. Mereka tidak berkecil hati atau dijauhkan dari keteguhan mereka.
- 3. Ia menegur mereka atas kegagalan-kegagalan mereka yang penuh dosa (ay. 14). Kenajisan roh dan kenajisan daging sering kali berjalan berdampingan. Terus bersekutu dengan orang-orang yang mengikuti dasar-dasar pegangan dan perbuatan yang bobrok akan mendatangkan kesalahan dan noda atas seluruh masyarakat.
- 4. Ia berseru kepada mereka untuk bertobat (ay. 16). Bertobat adalah kewajiban bagi jemaat-jemaat dan masyarakat, dan juga bagi orang perorangan. Mereka yang berbuat dosa bersama-sama harus bertobat bersama-sama. Ketika Allah datang untuk menghukum anggota-anggota jemaat yang bobrok, Ia menegur seluruh jemaat itu sendiri karena sudah membiarkan orang-orang seperti itu terus berada dalam persekutuan dengan jemaat itu, dan terpaan-terpaan hujan badai akan menimpa seluruh perhimpunan itu secara keseluruhan. Firman Allah akan mencengkeram para pendosa, cepat atau lambat, untuk menginsyafkan mereka atau untuk mempermalukan mereka.
- III. Ada janji berupa rahmat yang besar bagi orang-orang yang menang (ay. 17).
- 1. Manna yang tersembunyi, yaitu pekerjaan dan penghiburan Roh Kristus, yang turun dari sorga ke dalam jiwa, dari waktu ke waktu. Hal ini tersembunyi dari seluruh dunia, dan tersimpan di dalam Kristus.
- 2. Batu putih, yang di atasnya terukir nama baru. Batu putih ini adalah pengampunan atas kesalahan dosa, yang merujuk pada kebiasaan kuno memberikan batu putih kepada orang-orang yang dibebaskan dalam pengadilan dan batu hitam kepada mereka yang dihukum. Nama baru itu adalah nama adopsi. Tak seorang pun bisa membaca bukti diadopsinya seseorang selain dirinya sendiri.
SH: Why 2:12-17 - Bahata pembusukan (Jumat, 25 Oktober 2002) Bahata pembusukan
Tuhan jelas tidak menafikan pergulatan hebat sidang jemaat Pergamus – yang diam di takhta iblis, yakni pusat penye...
Bahata pembusukan
Tuhan jelas tidak menafikan pergulatan hebat sidang jemaat Pergamus – yang diam di takhta iblis, yakni pusat penyembahan berhala Greko-Roman, Zeus alias Jupiter. Sidang jemaat tidak menyangkal nama Tuhannya di tengah gelombang aniaya. Lagi, kita baca tentang kesetiaan yang tabah-takwa. Bahkan salah seorang warga jemaatnya mati martir karena kesetiaan kepada Tuhannya. Tuhan, Raja Gereja senantiasa menghargai perjuangan Gereja-Nya.
Namun, pembusukan sedang terjadi di jemaat Pergamus. Ini jauh lebih berbahaya daripada badai aniaya sehebat apapun. Pembusukan terjadi dari dan atau di dalam jemaat Pergamus. Yang dimaksud adalah berkembangnya ajaran sesat yang memiliki implikasi dan konsekuensi moral yang sangat merusak jemaat bahkan meruntuhkannya. ‘Ajaran Bileam’ rupanya semacam ajakan untuk berkompromi dengan tuntutan-tuntutan duniawi, dan tentu saja menggemakan semangat permisif dalam moralitas. Inilah waktunya menjadi serupa dengan dunia, sehingga suatu saat Gereja dan orang percaya tidak lagi ada bedanya dengan dunia. Sementara itu ‘pengikut Nikolaus’ mengajarkan Kristus versi baru, sejenis Kristus-Gnosis, yang mengajarkan bukan Kristus yang historis, melainkan Kristus kosmis yang hanya dicapai lewat jalan mistik oleh orang-orang yang telah menerima terang atau pencerahan batin. Bagi para pengikut Nikolaus, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan barang remeh yang hanya cocok bagi para pemula dalam Agama Kristen. Bagi mereka, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan omong kosong. Kristus-Gnosis yang mistika-historis itulah yang mereka puja.
Renungkan: Awasi pembusukan dalam ajaran dan moral dalam Gereja! Tuhan Yesus menyerukan supaya warga jemaat yang telah termakan faham-faham sesat tersebut bertobat. Firman-Nya membongkar tuntas sehingga yang benar dan yang salah, yang sejati dan yang palsu, menjadi nampak sejelas-jelasnya, sehingga pertobatan dirasakan menjadi sesuatu yang sangat mendesak, tidak bisa ditawar, apalagi ditunda!
SH: Why 2:12-17 - Jangan mendua hati (Rabu, 17 Desember 2003) Jangan mendua hati
Kristus mengatakan bahwa jemaat Kristen di kota ini berada di
takhta Iblis, di tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhal...
Jangan mendua hati
Kristus mengatakan bahwa jemaat Kristen di kota ini berada di takhta Iblis, di tengah-tengah masyarakat yang menyembah berhala (ayat 13).
Kristus memperkenalkan diri sebagai yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua, yaitu Ia akan memerangi para pengikut Nikolaus, jika mereka tidak bertobat (ayat 12a,16). Di sini kita melihat gambaran Tuhan sebagai pejuang perang yang siap menghancurkan kesesatan. Jemaat ini dipuji karena tidak menyangkal iman mereka kepada Tuhan, bahkan tetap setia sekalipun di antara mereka ada yang terbunuh sebagai martir bagi Tuhan. Mereka memiliki keberanian dan kesetiaan untuk tetap setia kepada Tuhan. Meskipun demikian, Kristus masih mencela mereka karena ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam yang menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Praktik seperti ini membangkitkan murka Tuhan (ayat 14, bdk.
Tindakan menduakan Tuhan adalah sama dengan penyembahan berhala. Hal itu menyakitkan hati Tuhan, tetapi juga melecehkan kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Hukuman akan dijatuhkan kepada mereka yang melakukannya. Oleh sebab itu janganlah berlaku serong dalam ibadahmu.
Renungkan: Sikap Tuhan terhadap mereka yang menduakan-Nya tidak berubah. Ia akan menghunus pedang-Nya yang tajam kepada kita seperti yang Ia lakukan pada para pengikut Nikolaus.
SH: Why 2:12-17 - Bahaya kompromi dalam kehidupan gereja (Jumat, 16 Desember 2011) Bahaya kompromi dalam kehidupan gereja
Kompromi berarti menurunkan nilai kebenaran demi diterima oleh orang lain yang berbeda penilaiannya. Tujuan ko...
Bahaya kompromi dalam kehidupan gereja
Kompromi berarti menurunkan nilai kebenaran demi diterima oleh orang lain yang berbeda penilaiannya. Tujuan kompromi biasanya supaya diterima oleh orang lain, atau menghindari permusuhan. Dalam surat ketiga yang ditujukan kepada jemaat di Pergamus ini kita dipertemukan dengan gereja yang terlibat dalam kompromi. Gereja Pergamus adalah gambaran dari gereja yang mulai hanyut di dalam kehidupan duniawi.
Jemaat Pergamus diperhadapkan dengan pengaruh kuat dari pengajaran Bileam dan Nikolaus, yang menyesatkan beberapa orang di Pergamus (14-15). Dalam Perjanjian Lama, pada mulanya Bileam kelihatan sebagai nabi yang menolak untuk mengucapkan kutuk terhadap Israel (Bil. 22-24). Namun, dalam Bilangan 31:16 dan akibatnya kemudian dalam tradisi Yahudi dan kekristenan, ia dianggap sebagai nabi palsu yang menyesatkan bangsa Israel ke dalam penyembahan berhala dan perbuatan zinah. Hal ini dijelaskan dalam Bilangan 25 (bdk. 2Ptr. 2:15-16; Yud. 1:11). Seperti halnya Bileam, Nikolaus menyesatkan beberapa orang di jemaat untuk kompromi dengan nilai-nilai dan agama Romawi supaya mendapatkan penerimaan sosial, demi mencegah bencana ekonomi di kota-kota Asia.
Akan tetapi, tidak semuanya buruk pada jemaat di Pergamus dan tidak semua berlabel negatif. Tuhan Yesus mengakui bahwa mereka tetap setia dan tidak menyangkal iman mereka kepada-Nya, bahkan pada zaman Antipas, saksi yang setia, yang dihukum mati di kota Pergamus (13). Antipas, karena ia mengikuti jejak Yesus, ia disebut sebagai 'saksi yang setia' yakni sebutan yang dipakai di tempat lain bagi Yesus (Why. 1:5; 3:14).
Inilah pesan bagi kita melalui surat kepada jemaat di Pergamus. Yaitu, "kesetiaan", atau komitmen tegas kepada kebenaran firman Tuhan dan penolakan terhadap kompromi demi mendapatkan status sosial yang tinggi di tengah masyarakat yang tidak mengenal Tuhan. Inilah panggilan kita sebagai gereja Tuhan yang hidup di tengah-tengah dunia, setia mutlak pada Allah dan kebenaran-Nya.
SH: Why 2:12-17 - Cermat (Senin, 12 September 2022) Cermat
Jemaat ketiga yang mendapat surat adalah jemaat di Pergamus. Pujian bagi mereka sungguh hebat. Mereka disebut tinggal di tempat takhta Iblis, ...
Cermat
Jemaat ketiga yang mendapat surat adalah jemaat di Pergamus. Pujian bagi mereka sungguh hebat. Mereka disebut tinggal di tempat takhta Iblis, tetapi iman mereka tidak goyah (13). Hal itu berarti di sekitar mereka ada banyak godaan dan ancaman, tetapi mereka tetap setia. Sekalipun demikian, ada yang harus mereka cermati dari kehidupan jemaat mereka. Ada orang-orang yang mengikuti ajaran yang tidak benar (14-15). Hal itu berarti mereka menjadi anggota jemaat dan mengaku percaya, tetapi pada saat yang sama mereka telah menyimpang dan menjadi sesat.
Teguran itu mengajak jemaat Pergamus untuk menjadi cermat. Tidak cukup hanya mengikuti ajaran yang benar karena pada saat yang sama ajaran yang tidak benar juga harus benar-benar ditinggalkan. Tidak bisa mereka mendua dan mencampuradukkan; mengikuti ajaran benar dan tidak benar pada saat yang sama.
Kecermatan seperti itu juga sangat diperlukan pada saat ini. Kita bisa saja mengaku sebagai orang percaya, rajin beribadah, dan melakukan kehendak Tuhan, bahkan mungkin aktif dalam pelayanan di gereja. Namun, mari mencermati diri, apakah kita melakukan dan mencampuradukkan kebenaran iman kita dengan ajaran yang salah?
Ajaran yang salah di sini tidak harus dalam bentuk penyembahan berhala secara fisik seperti menyembah patung, tetapi bisa pula dalam wujud gaya hidup yang tampaknya wajar, tetapi sesungguhnya tidak benar. Contohnya, kita rajin beribadah dan berdoa, tetapi pada saat yang sama kita tidak peduli pada kondisi alam sekitar kita. Ibadah-ibadah kita justru menimbulkan banyak sampah dan menggunakan energi berlebihan. Contoh lain, kita aktif berpelayanan di gereja, tetapi pada saat yang sama kita senang sekali mencela orang lain yang sama-sama melakukan pelayanan, hanya karena cara pelayanannya berbeda dari cara kita.
Kiranya makin hari kita makin cermat, sehingga iman kita sungguh-sungguh kuat dalam kebenaran, bukan lagi bercampur dengan ketidakbenaran, sekalipun hal itu tampak sebagai sebuah kewajaran. [KRS]
Utley -> Why 2:12-17
Utley: Why 2:12-17 - --NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 2:12-1712 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermat...
NASKAH NASB (UPDATED): Wahy 2:12-17
12 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: 13 Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam. 14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. 15 Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. 16 Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. 17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya."
Wahy 2:12 "yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua" ini adalah referensi yang sama dengan Yesus yang dimuliakan ditemukan di Wahy 1:16. Itu adalah metafora PL untuk YHWH (lih. Yes 11:04; 49:2). Digunakan dalam PB untuk kuasa penetrasi Firman Allah (lih.Wahy 2:16; 2Tes 2:8; Ibr 4:12).
Wahy 2:13 "Aku tahu di mana engkau diam". "Diam" dalam PL tersirat "untuk hidup secara permanen dengan". Orang percaya menghadapi tekanan pemerintah lokal dan setan yang kuat. Allah mengenal mereka dan situasi berbahaya yang mereka hadapi. Dia ada bersama mereka.
□ "Di tempat takhta Iblis" Ada beberapa kemungkinan interpretasi dari kalimat ini:
- 1. bisa merujuk pada takhta besar dari Zeus yang terletak di Pergamus
- 2. bisa merujuk pada dewa penyembuhan, Asclepios, yang simbolnya adalah ular
- 3. kelihatannya bahwa seluruh kota tampak seperti singgasana raksasa karena Acropolis yang berdiri ratusan meter di atas kota itu sendiri
- 4. Bisa menjadi referensi ke Concilia, organisasi lokal untuk mempromosikan menyembah kaisar, yang sangat kuat di Pergamus
Karena konteks historis, baik # 1 atau # 4 tampaknya yang terbaik.
□ "engkau berpegang kepada nama-Ku" Ini merupakan PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Menunjukkan pentingnya sebuah nama mewakili karakter seseorang. Orang percaya menyebut nama-Nya dan percaya (lih. Yoh 1:12; 3:18; Rom 10:9-13) dan menyembah dengan menyebut nama-Nya (lih.Kej 4:26; 12:8; 26:25) dan berekun dengan menyebut nama-Nya (lih.Yoh 17:11-12).
□ "dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku" Ini merupakan AORIST MIDDLE (deponent) INDICATIVE. Selama abad-abad awal kekristenan, dan bahkan sekarang di masyarakat tertentu, ada godaan nyata untuk menyelamatkan kesejahteraan seseorang atau hidup dengan menyangkal iman kepada Kristus selama percobaan fisik atau yudisial. Gereja selalu berjuang dengan cara menangani kemurtadan.
□ "zaman Antipas, saksi-Ku" Kami tidak tahu apa-apa tentang orang ini. Sebutan yang diberikan kepadanya adalah sama yang digunakan bagi Kristus di Wahy 5:1. Istilah "Saksi " bisa berarti "martir" (lih.Wahy 11:3; 17:6). Tertulianus mengatakan bahwa Antipas dipanggang di kuningan bull, tapi ini hanyalah tradisi kemudian.
Wahy 2:14 "Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau" Yesus mempunyai pernyataan negatif bagi enam dari tujuh jemaat. Hidup Benar di beberapa daerah bukan alasan untuk dosa orang lain.
□ "di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam" Bileam adalah nabi Allah yang sejati (lih. Bil 24:2) yang terpikat kompromi membantu orang-orang Israel (lih. Bil 22-25; 31:16). Dia dikutuk baik dalam PL dan PB (lih. Bil 31:16; 2Pet 2:15; Yud 1:11).
Ada kemungkinan bahwa nama Bileam dalam bahasa Ibrani berarti "penakluk rakyat" dan nama Nikolaus mungkin berarti hal yang sama dalam bahasa Yunani (Nikodemus di Yoh 3 juga memiliki arti yang mirip). Hal ini akan mengidentifikasi kedua kelompok dalam praktek-praktek amoral mereka (lih. Izebel, Wahy 2:20).
□ "yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel" Saran Bileam kepada Balak, Raja Moab, adalah untuk melibatkan anak-anak Israel dalam pemujaan dewi kesuburan Ba'al (lih. Bil 25:1-3). Ada godaan terus menerus budaya praktek-praktek ibadah seksual penyembah berhala abad pertama.
□ "supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah" Kedua dosa tersebut melibatkan praktek penyembahan berhala (lih. Bil 25:1-3; 31:16). Tidak hanya makanan berhala di mana makanan tersebut dikorbankan untuk berhala (lih. 1Kor 8:1-13) tapi sering kali imoralitas seksual adalah praktik ibadah normal dan diharapkan pada majelis penyembah berhala ini. Aktivitas seksual manusia seharusnya merupakan alat untuk menjamin kesehatan dan kesuburan ternak, tanaman, dan masyarakat.
Wahy 2:15 "Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus" Karena kesamaan ajaran Bileam, Nikolaus (lih.Wahy 2:6), dan Izebel (lih. Wahy 2:20), ketiganya merujuk kepada penyembah berhala, praktek-praktek pemujaan berhala. Orang percaya tidak harus kembali ke, atau kompromi, dengan budaya penyembahan berhala.
Wahy 2:16 "Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini." Ini adalah AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Ada penekanan yang sedang berlangsung tentang pertobatan (lih. Wahy 2:5,16,22; 3:3,19). Kedatangan kembali bisa berarti penghakiman sementara terhadap jemaat atau Kedatangan Kristus yang Kedua kali untuk menghakimi dunia.
Penting bahwa jemaat secara keseluruhan dipanggil untuk bertobat (lih. 2Taw 7:14) karena dosa beberapa orang, jika mereka tidak bertobat, konsekuensi adalah disiplin bagi semuanya! Lihat Topik Khusus: Akan Segera Kembali di Wahy 1:2.
Wahy 2:17 "kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi" Manna adalah penyediaan supernatural Tuhan bagi anak-anak Israel selama periode pengembaraan di padang gurun (lih. Kel 16:14-15,31; Mazm 78:17-33, terutama ay. 24). Ada beberapa teori diusulkan untuk menafsirkan frasa yang samar ini: (1) dapat mengacu pada Tabut Perjanjian yang dibawa keluar dari persembunyiannya oleh Yeremia dari Gn. Nebo (lih.II Makabe Wahy 2:4-8) tentang guci berisi manna (lih. Kel 16:32-34; Ibr 9:4), atau (2) dapat mengacu pada makanan kebenaran masa yang baru (lih.Barukh II 29:8). Referensi yang tepat tidak pasti tapi jelas merupakan referensi untuk suatu zaman baru dari Roh diresmikan oleh Kristus. Beberapa bahkan menegaskan bahwa karena Yoh 6:31-35, manna yang tersembunyi disebut Kristus sendiri. Ini adalah contoh yang baik dari kesulitan dalam menafsirkan rincian spesifik dari kitab ini yang dimengerti pendengar kontemporer, tetapi referensi yang tepat sejak saat itu telah hilang.
□ "dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih" batu ini, juga disebut " Tessera ", memiliki banyak kegunaan di Timur Dekat kuno.
- 1. dapat digunakan untuk tiket ke pesta khusus
- 2. dapat digunakan oleh juri untuk memilih pembebasan
- 3. dapat digunakan sebagai simbol kemenangan bagi seorang atlet
- 4. dapat digunakan untuk menunjukkan kebebasan seorang budak.
Dalam konteks ini, # 1 tampaknya menjadi yang terbaik, mengacu pada Perjamuan Mesianik (tema umum dalam literatur apokaliptik Yahudi).
□ "yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya" Nama baru ini nampaknya merupakan simbol dari New Age atau gelar bagi Mesias (lih. Kel 28:36; Yes 56:5; 62:2; 65:15). Nama baru ini sering disebut dalam kitab Wahyu (lih.Wahy 3:12; 14:1; 19:12,13,16; 22:4).
Topik Teologia -> Why 2:14
Topik Teologia: Why 2:14 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Penipuan
Mencobai Orang Lain untuk Berdosa
Bil 25:1-2 Neh 6:13 Ams 1:10-16 A...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Penipuan
- Mencobai Orang Lain untuk Berdosa
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
TFTWMS -> Why 2:14-15
TFTWMS: Why 2:14-15 - Kota Yang Mempengaruhi Gereja KOTA YANG MEMPENGARUHI GEREJA (Wahyu 2:14, 15)
Saya berharap surat itu berakhir di sini, tapi ayat 14 dimulai dengan kata-kata mengerikan "Tetap...
KOTA YANG MEMPENGARUHI GEREJA (Wahyu 2:14, 15)
Saya berharap surat itu berakhir di sini, tapi ayat 14 dimulai dengan kata-kata mengerikan "Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau." Ketika Yesus memiliki "beberapa keberatan terhadap engkau," itulah saatnya untuk gugup! Pada tahun 1961, saya melakukan upacara pemakaman seorang pria yang telah memakan racun tikus. Racun tikus itu pada dasarnya adalah penganan jagung dengan hanya beberapa butir arsenik—tapi orang itu mati juga.27
"Beberapa hal" apakah yang Tuhan miliki terhadap umat Kristen di Pergamus?
… di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan28orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala29dan berbuat zinah.30Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus (ay. 14b, 15).
Umat Kristen di Pergamus secara jelas membolehkan para pengajar kesalahan masuk dan tinggal di tengah-tengah mereka. Yesus telah memuji jemaat di Efesus atas sikap non-toleransi mereka terhadap guru-guru palsu; sekarang Ia mengecam gereja di Pergamus atas sikap toleransi mereka.
Orang Yang Mengkhotbahkan Sikap Kompromi
Siapakah guru-guru palsu yang Yesus acukan itu? Julukan "ajaran Bileam" dan "ajaran pengikut Nikolaus" mungkin sekedar dua cara untuk mengacukan pesan kefasikan yang sama.31Para produsen terkadang membuat satu produk dan kemudian menempelkan merek-merek yang berbeda pada barang itu. Begitu juga halnya, Iblis memproduksi satu doktrin terkutuk yang beredar di bawah nama-nama yang berbeda.
Untuk mempelajari "ajaran Bileam," mulailah dengan kisah Bileam dan Balak di dalam Kitab Bilangan pasal 22 sampai 25: Balak menawarkan upah yang besar kepada Bileam jika ia mau mengutuk Israel, tetapi nabi itu tidak mampu melakukannya. Untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya, Anda harus pergi ke bagian lain Alkitab: Untuk mendapatkan harta yang ditawarkan oleh Balak (2 Petrus 2:15; Yudas 11), Bileam datang dengan sebuah rencana jahat. Pada dasarnya, ia memberitahu Balak, "Aku tidak bisa mengutuk bangsa Israel, tetapi jika engkau mau menggunakan perempuan-perempuanmu untuk merayu kaum laki-laki mereka ke dalam penyembahan berhala dan kemesuman seksual, Allah sendiri akan mengutuk mereka." Balak mengikuti saran Bileam, dan, sebagai hasilnya, Tuhan membunuh 24.000 orang Israel dengan bencana (Bilangan 25).32Musa belakangan menulis bahwa "atas nasihat Bileam" perempuan-perempuan kafir itu "menyebabkan anak-anak Israel … melanggar melawan Tuhan"(Bilangan 31:16a; NASB; huruf miring oleh saya).33Di Pergamus, para pengikut "Bileam" itu sudah pasti mengajarkan bahwa umat Kristen boleh melibatkan diri di dalam budaya berhala kota itu.
Kita pernah bertemu sebelumnya dengan para pengikut Nikolaus, dalam pelajaran kita tentang surat kepada jemaat di Efesus (2:6).34Para penulis Kristen mengidentifikasi Nikolaus sebagai kelompok Gnostik yang mempraktikkan kemesuman. Kata "Gnostik" berasal dari kata Yunani untuk "pengetahuan" (gnosis). Kaum Gnostik mengklaim memiliki pengetahuan dan wawasan yang tidak tersedia bagi orang lain. Satu doktrin Gnostik yang populer adalah bahwa anak Tuhan bisa berbuat dosa semaunya dan kasih karunia Allah masih akan menutupi dosanya itu, terlepas ia bertobat atau tidak. Dengan demikian mereka merubah "kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu mereka" (Yudas 4).35
Baik para pengikut Bileam dan Nikolaus sama-sama mengajarkan kesalahan, mendorong anak-anak Allah untuk berbuat dosa.
Para Anggota Yang Mempraktikkan Sikap Kompromi
Perjanjian Baru adalah jelas dalam hal bagaimana guru-guru palsu harus diperlakukan: Paulus mengatakan untuk menandai pengajaran mereka "dan hindarilah mereka" (Roma 16:17). Ia memberitahu orang Kristen, "supaya menarik dirimu dari setiap saudara yang hidupnya tidak tertib, dan yang tidak menuruti tradisi [ajaran terilham] yang ia terima dari kami" (2 Tesalonika 3:6; KJV). Yohanes bahkan mengatakan bahwa siapa saja yang mendukung guru yang mengajarkan kesalahan itu "mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat" (2 Yohanes 11).
Mengapakah umat Kristen di Pergamus tidak mendengarkan arahan yang jelas itu? Mungkin guru-guru palsu itu punya banyak teman di dalam jemaat, dan para pemimpin takut bahwa mendisiplinkan mereka akan menimbulkan masalah di dalam gereja. Mungkin para anggota berpikir bahwa penting untuk menghadirkan tampilan yang bersatu terhadap dunia yang bermusuhan, bahkan jika mereka harus menolerir kesalahan untuk melakukan hal itu. Mungkin mereka berpikir bahwa jika masalah dibiarkan saja, maka masalah itu akan hilang dengan sendirinya. Apapun alasan mereka, kebijakan mereka dalam membiarkan guru-guru palsu itu "hidup dan membiarkan orang lain hidup tanpa diganggu" tidak dapat diterima oleh Tuhan!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjan...
Penulis : Yohanes
Tema : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M
Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.
Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).
- (1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
- (2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
- (3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).
- (4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
- (5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy 1:4,11).
Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)
Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia "Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah "Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7; Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4).
Tujuan
Kitab ini mempunyai tiga tujuan.
- (1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.
- (2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.
- (3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.
Survai
Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis), binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar (pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).
Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian (jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22) meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.
Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama (pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya. Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21) menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19) berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).
Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga serangkai kejahatan, yang terdiri atas
- (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
- (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
- (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8) berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus. Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini, terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).
Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6). Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus (Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api" untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus (Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
- (2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
- (3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
- (4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
- (5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan ketetapan-ketetapan sorgawi.
- (6) Kitab ini bersifat polemik yang
- (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan dirinya sebagai allah, dan
- (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
- (7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan tegas.
- (8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal dari PL itu sendiri.
Penafsiran
Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.
- (1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
- (2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
- (3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah.
- (4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari sudut pandang futurist ini.
Full Life: Wahyu (Garis Besar) Garis Besar
Prolog
(Wahy 1:1-8)
I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22)
A. Penglihatan dar...
Garis Besar
- Prolog
(Wahy 1:1-8) - I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
(Wahy 1:9-3:22) - A. Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian
(Wahy 1:9-20) - B. Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat
(Wahy 2:1-3:22) - II. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah
(Wahy 4:1-11:19) - A. Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga
(Wahy 4:1-5:14) - 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona
(Wahy 4:1-11) - 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak
(Wahy 5:1-14) - B. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
dan Tujuh Sangkakala
(Wahy 6:1-11:19) - 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama
(Wahy 6:1-17)
SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak
(Wahy 7:1-17) - 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan Tujuh
Sangkakala
(Wahy 8:1-6) - 3. Enam Sangkakala yang Pertama
(Wahy 8:7-9:21)
SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil
(Wahy 10:1-11)
Dua Orang Saksi
(Wahy 11:1-14) - 4. Sangkakala yang Ketujuh
(Wahy 11:15-19) - III.Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis
(Wahy 12:1-22:5) - A. Perspektif mengenai Konflik Itu
(Wahy 12:1-15:8) - 1. Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi
(Wahy 12:1-13:18) - a. Naga Besar
(Wahy 12:1-17) - b. Binatang Laut
(Wahy 13:1-10) - c. Binatang Bumi
(Wahy 13:11-18) - 2. Dari Pandangan Sorga
(Wahy 14:1-20)
SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka
(Wahy 15:1-8) - B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu
(Wahy 16:1-19:10) - 1. Tujuh Cawan Murka Allah
(Wahy 16:1-21) - 2. Hukuman Atas Pelacur Besar
(Wahy 17:1-18) - 3. Jatuhnya Babel yang Besar
(Wahy 18:1-24) - 4. Sorak-Sorai di Sorga
(Wahy 19:1-10) - C. Puncak Konflik Itu
(Wahy 19:11-20:10) - 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus
(Wahy 19:11-18) - 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya
(Wahy 19:19-21) - 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan
(Wahy 20:1-10) - D. Sesudah Konflik
(Wahy 20:11-22:5) - 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar
(Wahy 20:11-15) - 2. Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar
(Wahy 20:14-15; 21:8) - 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
(Wahy 21:1-22:5) - Epilog
(Wahy 22:6-21)
Matthew Henry: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada u...
- Tidak semestinya mengurangi nama baik dan wewenang kitab ini bahwa ia sudah ditolak oleh orang-orang yang bobrok pikirannya. Jemaat Allah pada umumnya sudah menerima kitab ini, dan mendapatkan nasihat yang baik dan penghiburan yang besar di dalamnya. Kristus sendiri menubuatkan kehancuran Yerusalem. Dan, kira-kira pada saat kehancuran itu digenapi, Ia mempercayakan Kitab Wahyu ini kepada Rasul Yohanes untuk menyokong iman umat-Nya dan mengarahkan harapan mereka.
Jerusalem: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini...
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Kata "Wahyu" dalam judul Kitab ini menterjemahkan kata Yunani yang berbunyi "Apokalipsis". Kata ini berarti "penyingkapan" atau "wahyu". Maka setiap "apokalipsis" mengandaikan pewahyuan dari fihak Allah kepada manusia. Dalam pewahyuan itu disingkapkan hal-hal tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah saja. Hal-hal tersembunyi yang disingkapkan itu ialah terutama apa yang mengenai masa mendatang. Sukar sekali dengan jelas dan tepat membedakan jenis sastra yang disebut "apokalipsis" dengan jenis sastra yang disebut "nubuat". Memanglah apokalipsis l.k. merupakan lanjutan dari nubuat. Tapi nabi-nabi dahulu mendengar wahyu Allah dan menyampaikannya secara lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa lisan, sedangkan pengarang sebuah apokalipsis mendapat wahyunya berupa penglihatan yang lalu dicantumkannya ke dalam sebuah kitab. Tambahan pula bahwa penglihatan-penglihatan tidak bernilai sendiri, tetapi nilainya terletak dalam dirinya sebagai lambang; penglihatan- penglihatan itu melambangkan sesuatu yang lain. Segala sesuatu atau hampir segala sesuatu dalam sebuah apokalipsis merupakan lambang misalnya: angka, barang, anggota-anggota badan, tokoh-tokoh yang berperan dalam penglihatan itu. Dengan menulis apokalipsisnya si pengarang "menterjemahkan" ke dalam lambang itu gagasan-gagasan yang diilhamkan Allah; dan dalam menterjemahkan gagasan-gagasan itu pengarang menimbun-nimbun barang, warna-warni dan angka-angka yang semua berupa lambang, tanpa ambil pusing apakah keseluruhan yang dihasilkan tersusun rapi dan teratur baik. Maka untuk mengerti maksud pengarang, orang perlu ikut serta dalam cara kerjanya dan kembali menterjemahkan lambang-lambang itu ke dalam gagasan yang diketengahkan pengarang. Kalau orang tidak turut serta dalam cara kerja pengarang, maka maksudnya sering disalah-tafsirkan.
Dalam kedua abad yang mendahului tampilnya Kristus, apokalipsis-apokalipsis sangat laku di beberapa kalangan Yahudi (termasuk kaum Eseni di Qumran). Setelah sudah disiapkan oleh penglihatan-penglihatan kenabian pada nabi Yehezkiel atau nabi Zakharia, maka jenis sastra apokalipsis berkembang dalam karya nabi Daniel dan banyak karya lain yang menyusulnya sekitar awal tarikh Kristen. Dalam daftar kitab-kitab suci Perjanjian Baru hanya tercantum sebuah apokalipsis saja yang pengarangnya menamakan diri Yohanes, 1:9, yang waktu menggubah karyanya mengalami pembuangan di pualau Patmos oleh karena imannya akan Kristus. Ada sebuah tradisi yang sudah terdapat dalam karya Justinus dan pada akhir abad pertama tersebar-luas (seperti disaksikan Ireneus, Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius) dan yang menyamakan Yohanes pengarang Wahyu dengan Rasul Yohanes yang menulis Injil keempat. Hanya sampai abad kelima jemaat-jemaat di Siria, dan Kapadosia dan bahkan di Palestina rupanya tidak memasukkan Wahyu ke dalam daftar Kitab Suci. Dan ini menyatakan bahwa jemaat- jemaat itu tidak menganggap Kitab itu sebagai karya rasul Yohanes. Bahkan seorang imam di Roma yang bernama Kayus pada awal abad ketiga mengatakan bahwa Wahyu itu dikarang oleh seorang bida'ah yang bernama Kerintus. Tetapi Kayus berbuat demikian dengan maksud membela kepercayaan sejati terhadap serangan- serangan orang yang menggunakan Kitab itu sebagai dukungan ajaran palsunya. Tetapi benar juga bahwa Wahyu Yohanes dari satu fihak mempunyai kesamaan jelas dengan karangan-karangan Yohanes, sedangkan dari fihak lain ada perbedaan yang menyolok mata; perbedaan itu baik mengenai bahasa dan gaya bahasa maupun beberapa gagasan teologis (khususnya berhubungan dengan Parusia Kristus). Dan perbedaan itu sedemikian besar, sehingga karangan-karangan Yohanes dan Wahyu sukar dikembalikan secara langsung kepada pengarang yang sama. Namun demikian Wahyu berjiwa Yohanes, sehingga haruslah dituliskan oleh orang yang termasuk lingkungan rasul itu dan yang meresapkan ajarannya ke dalam hati. Bahwasannya Wahyu termasuk ke dalam Kitab Suci tak perlu di ragukan lagi. Mengenai waktu dituliskannya karya itu umum diterima bahwa digubah di zaman pemerintahan Kaisar Roma Domitianus, sekitar th. 95 Mas. Tetapi sementara ahli dengan alasan cukup kuat dengan condong menerima bahwa beberapa bagian Why ditulis dahulu, di zaman pemerintahan Kaisar Nero menjelang th. 70 Mas.
Entahlah dikarang dalam zaman pemerintahan Kaisar Domitianus atau Kaisar Nero, untuk memahami Why perlu sekali orang menempatkannya pada latar-belakang historisnya, yang menyebabkan Why ditulis. Zaman itu ialah zaman gangguan dan penganiayaan sengit terhadap jemaat Kristen yang masih muda. Sama seperti apokalipsis-apokalipsis yang mendahuluinya (khususnya Kitab Daniel) Why Yohanespun sebuah karangan yang mempunyai alasan khusus. Ia dimaksudkan untuk membina dan meneguhkan semangat orang-orang Kristen; kepercayaan mereka kiranya tergoncang akibat penganiayaan begitu hebat yang melanda jemaat Kristus yang pernah menegaskan: "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia", Yoh 16:33. Hendak melaksanakan maksudnya itu Yohanes memungut ajaran-ajaran pokok nabi-nabi dahulu, khususnya ajaran mereka tenang "Hari Besar" Yahwe (bdk Am 5:18): kepada umat yang suci yang diperbudak dahulu oleh orang Asyur dan Babel, lalu oleh orang-orang Yunani, kepada umat yang terpencar-pencar dan hampir-hampir saja musnah seluruhnya, para nabi menubuatkan Hari penyelamatan yang sudah mendekat; pada hari itu Allah datang menyelamatkan umatNya dari genggaman para penindas, dengan tidak hanya membebaskan umatNya tetapi juga memberinya kekuasaan dan pemerintahan atas musuh-musuhnya yang pada gilirannya dihukum dan hampir-hampir dibinasakan. Waktu Yohanes menulis Why maka Gereja, umat terpilih yang baru, dilanda suatu penganiayaan yang berdarah, 13; 6:10-11; 16:6; 17:6; penganiayaan itu dilontarkan oleh pemerintah Roma (Binatang), tetapi dihasut oleh Iblis, 12; 13:2-4, yang merupakan Lawan kawakan Kristus serta umatNya. Dalam penglihatan pembukaan Why digambarkanlah kebesaran Allah yang bersemayam di sorga, Penguasa mutlak atas segala hal-ihwal manusia, 4; Ia menyerahkan kepada Anak Domba kitab yang memuat penetapan ilahi tentang pemusnahan para pengejar, 5; penglihatan selanjutnya menubuatkan suatu penyerbuan oleh sebuah bangsa biadab (Partia) disertai bencana tradisionil: perang, kelaparan, 6. Tetapi mereka yang percaya dan setia pada Allah akan luput, 7:1-8; bdk 14:1-5, sedangkan masih menantikan kemenangannya yang akan dinikmati di sorga, 7:9-17; bdk 15:1-5. Tetapi oleh karena menghendaki keselamatan orang berdosa maka Allah tidak segera membinasakan mereka; terlebih dahulu Ia mengirim sederetan bencana untuk memperingatkan mereka, sama seperti dahulu Ia berbuat terhadap Firaun dan orang Mesir, 8-9; bdk 16. Tetapi percuma saja. Karena ketegaran hati para pengejar yang fasik Allah membinasakan mereka, 17, apa lagi oleh karena mereka berusaha memfasikkan dunia dengan memaksa bangsa-bangsa menyembah Iblis (yang dimaksudkan ialah penyembahan kepada Kaisar-kaisar Roma yang didewakan); menyusullah sebuah lagu ratapan karena Babel (Roma) yang jatuh binasa, 18, dan nyanyian kemenangan yang dilambangkan di sorga, 19:1-10. Sebuah penglihatan baru kembali memperlihatkan kemusnahan Binatang (Roma yang menganiaya umat), yang ditimpakan oleh Kristus yang mulai, 19:11-21. Kemudian Gereja menikmati zaman kedamaian dan kesejahteraan, 20:1-6, yang diakhiri oleh sebuah serangan baru dari pihak Iblis, 20:7-10, sampai Musuh itu dibinasakan sama sekali, orang-orang mati bangkit dan penghakiman terlaksana, 20:11-15. Akhirnya Kerajaan Sorga ditegakkan untuk selama-lamanya dengan sukacita sempurna, oleh karena maut sendiri dilenyapkan, 2:1-8. Dengan melayangkan pandangan kembali pengarang melukiskan kesempurnaan Yerusalem baru selama memerintah di bumi, 21:9-22:15.
Demikianlah penafsiran Why yang historis dan makna utama dan pertamanya. Tetapi dengan demikian isi Kitab Why belum digali seluruhnya. Sebab di dalamnya juga termaktub nilai-nilai abadi yang selalu dan setiap waktu dapat mendukung kepercayaan kaum beriman. Sudah dalam Perjanjian Lama andalan umat yang suci ialah janji Allah bahwa selalu akan "ada pada umatNya", bdk Kel 25:8, dll; dan kehadiranNya itu berarti bahwa Ia melindungi umatNya terhadap segala musuh untuk mengerjakan keselamatan. Sekarang juga dan dengan cara jauh lebih sempurna Allah tetap pada umatNya yang baru yang bersatu dalam diri Anak Allah, ialah Imanuel (Allah menyertai kita, bdk Mat 1:23); dan Gereja dapat hidup terus berkat janji Kristus yang dibangkitkan ini: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman", Mat 28:20. Kalau demikian halnya, maka kaum beriman tak perlu takut atau khawatir. Kalaupun untuk sementara waktu harus menderita oleh karena nama Kristus, namun akhirnya mereka akan mengalahkan Iblis dan segala tipu- dayanya. Wahyu merupakan Madah Agung pengharapan Kristen, nyanyian kemenangan yang dilambungkan Gereja yang dianiaya.
Seperti sekarang ada, teks Yunani Why sukar sekali. Di dalamnya ada sejumlah bagian kembar; kesinambungan penglihatan-penglihatan kerap terputus-putus; ada bagian-bagian yang nampaknya di luar konteks aslinya. Gangguan-gangguan semcam itu dapat diterangkan dengan berbagai jalan: ada yang berkata bahwa dalam Why dihimpun macam-macam sumber yang berlain-lainan ada juga yang berkata bahwa urutan asli dalam beberapa bab kebetulan dikacau-balaukan, dll. Bible de Jerusalem mengusulkan hipotesa ini: Bagian utama Why yang berupa nubuat, 4-22, terdiri atas dua Apokalipsis yang aslinya berbeda-beda: dua-duanya ditulis oleh pengarang yang sama tetapi pada waktu yang lain; akhirnya kedua apokalipsis itu dipersatukan oleh seseorang yang lain. Kedua apokalipsis asli tersusun sbb:
Teks I Teks II Prakata : Gulungan kitab kecil yang 10:1-2a, 3-4 dimakanIblis melawan Gereja.................. 12:1-6, 13-17 12:7-12 Binatang melawan Gereja............... 13 Hari Besar Kemurkaan serta pendahulu- pendahulu diberitahukan............... 4-9; 10:1, 2b, 14-16 5-7; 11:14-18 Hari Besar Kemurkaan : Babel diperkenalkan................... 17:1-9, 15-18 17:10, 12-14 Jatuhnya Babel........................ 18:1-3 (bdk 14:8) Orang pilihan terluput 18:4-8 Lagu ratapan atas Babel...............
18:9-13, 15-19, 18:14, 22-23 21, 24 Nyanyian kemenangan................... 19:1-10 18:20 (bdk 16:5-7) Kerajaan Mesias....................... 20:1-6 Pertempuran di akhir zaman............ 20:7-10 19:11-21 Penghakiman terakhir.................. 20:13-15 20:11-12 Yerusalem di masa mendatang...........21:9-22:2 21:1-4; 22:3-5; dan 22:6-15 21:5-8 Tambahan: Kedua saksi................. 11:1-13,19
Mengenai surat kepada ketujuh jemaat, 1-3: meskipun dimaksudkan supaya dibaca bersama dengan kedua teks lain tsb, namun ketujuh surat itu kiranya aslinya juga berupa sebuah teks tersendiri.
Pembagian teks Why yang diusulkan di atas tidak diikuti dalam terjemahan Indonesia ini. Memang tidak harus diikuti atau diperhatikan para pembaca. Sekarang kitab Wahyu kepada Yohanes berupa sebuah kesatuan dan dapat dibaca secara terus menerus. Hati pembaca dapat merasa terpikat oleh lambang-lambang yang serba majemuk dan ganjil. Tetapi di dalamnya terungkaplah kepastian dan pengharapan yang khusus Kristen. Korban Anak Domba sudah memperoleh kemenangan yang terakhir. Kesusahan dan kemalangan apapun yang melandanya, Gereja Kristus tidak dapat meragukan kesetiaan Allah hingga saat Tuhan "segera" akan datang, 1:1; 2:20. Memanglah Kitab Wahyu adalah kitab Pengharapan Kristen dan lagu Kemenangan Gereja yang dianiaya.
Ende: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus
Kristus". Selandjutnja dit...
WAHJU JOANES
KATA PENGANTAR
Tjorak chas karangan ini
Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes.
Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga.
Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang.
Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru.
Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan.
Siapa sebenarnja Joanes penulis itu
Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu.
Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu.
Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali.
Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini.
Alasan dan latar-belakang karangan ini
Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja.
Atjara pokok karangan ini
Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja".
Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan.
Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan
dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka
Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah,
Hagelberg: Wahyu (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Walaupun kitab ini seringkali ditafsirkan dengan pendekatan yang bermacam-macam, sangat diharapkan agar pembahasan berikut ini akan membawa berkat yang besar, karena di dalam setiap pembahasan Kitab Wahyu seyogyanya ditafsirkan untuk diterapkan di dalam kehidupan umat Allah. Memang, dalam kitab ini ada banyak hal yang sulit dimengerti. Tetapi yang menggelisahkan hati kita bukanlah apa yang tidak kita mengerti, melainkan justru apa yang dimengerti namun tidak diterapkan dalam kehidupan pribadi dan dalam jemaat Kristus.
Penulis Kitab Wahyu
Kitab Wahyu 1:1, 1:4, 1:9, dan 22:8 menyatakan tanpa penjelasan bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh "Yohanes". Oleh karena tidak ada keterangan tentang seorang Yohanes yang lain, maka menurut penulis, Yohanes yang dimaksudkan adalah Rasul Yohanes.1
Justinus Martyr menulis dalam Dialog dengan Trypho (tahun 135) bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu. Pernyataan itu dapat diterima kebenarannya, karena selama beberapa tahun Justinus tinggal di Efesus.2 Eusebius, Irenius,3 Clement, Origen, Tertullianus dan Hippolytus juga mendukung pengertian ini, yaitu bahwa Rasul Yohanes sendiri penulis Kitab Wahyu.
Pada pertengahan abad ketiga Dionysius, uskup Aleksandria, berkata bahwa Rasul Yohanes tidak mungkin menulis Kitab Wahyu karena kosa kata dan tata bahasa Kitab Wahyu berbeda dengan kosa kata dan tata bahasa Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes. Menurut dia, bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes adalah bahasa Yunani yang halus dan indah, tetapi bahasa Yunani yang dipakai dalam Kitab Wahyu tidak baku, malah ada "idiom yang tidak beradab".4
Memang betul, bahasa yang dipakai dalam Injil Yohanes dan ketiga Surat Yohanes jauh berbeda dibandingkan bahasa yang dipakai dalam Kitab Wahyu.5 Peraturan tata bahasa yang baku seringkali dilanggar dalam Kitab Wahyu, tetapi "pelanggaran" tersebut tidak sembarangan. Pelangaran peraturan tata bahasa yang ada dalam Kitab Wahyu menguatkan kesan dan suasana yang diciptakan oleh si penulis, sesuai dengan tujuan nas yang bersang-kutan.6
Pada zaman Rasul Paulus, penulis surat seringkali dibantu seorang ahli tulis. Kebiasaan ini nyata dalam 1 Korintus 16:21, di mana Rasul Paulus menulis, "Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus."7 Perincian kerjasama antara penulis surat dan jurutulis sulit dipastikan. Pimpinan perusahaan dapat menyuruh sekretarisnya menyusun surat undangan untuk rapat minggu depan, dan perumusan isi surat tersebut dapat diserahkan sepenuhnya kepada sekretaris, lalu dia tinggal menandatangani surat itu, atau dia dapat juga mendikte isi surat kata per kata. Demikian juga dengan ahli tulis pada zaman Rasul Yohanes. Ladd8 mengemukakan kemungkinan bahwa Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes dengan ditolong oleh sekretaris yang adalah muridnya sendiri, dan Kitab Wahyu ditulis tanpa sekretaris. Dengan demikian, Kitab Wahyu mencerminkan bahasa Yunani yang biasa digunakan Yohanes, seorang Yahudi. Kesimpulan ini dikuatkan dengan pengamatan bahwa di Pulau Patmos kemungkinan besar tidak ada sekretaris untuk membantu Rasul Yohanes!
Argumentasi Dionysius dan sarjana-sarjana lain yang menolak Rasul Yohanes sebagai penulis Kitab Wahyu tidak masuk akal. Bahasa Yunani yang seperti apa ditulis oleh seseorang yang baru "tersungkur di depan kaki-Nya sama seperti orang mati"! Pasti kalau orang menulis tentang topik atau hal yang begitu luar biasa, kosa kata dan tata bahasa yang dia pakai juga luar biasa.
Berdasarkan argumen di atas, jelaslah bahwa Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes.
Tahun Penulisan
Menurut sarjana zaman ini, Kitab Wahyu ditulis pada masa kerajaan Kaisar Domitianus di Roma (tahun 81-96), atau pada akhir kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68). Oleh karena faktor-faktor yang berikut ini, maka jauh lebih besar kemungkinan kitab ini ditulis pada kerajaan Kaisar Domitianus:
1. Irenius mengatakan bahwa Wahyu ditulis pada akhir Kerajaan Domitianus.
2. Sudah ada pengalaman yang matang dari ketujuh jemaat itu. Jika hal itu terjadi pada masa kerajaan Nero, belum ada waktu untuk memungkinkan terjadinya kemerosotan jemaat Tiatira, Sardis, dan Laodikia, ataupun ketekunan jemaat Efesus, Smirna, dan Filadelfia yang diceritakan dalam pasal 2-3.
3. Kota atau jemaat di Laodikia menganggap dirinya kaya (Wahyu 3:17), tetapi pada masa kerajaan Nero kota itu terkena gempa bumi (tahun 60 atau 61), sehingga pada saat itu mereka tidak lagi menganggap dirinya kaya.
4. Adanya penganiayaan (1:9; 2:10, 13; 3:10) cocok dengan zaman Domitianus. Setelah musibah kebakaran Kota Roma, Nero mengambinghitamkan orang Kristen di Kota Roma, dan mereka dianiaya secara kejam. Penganiayaan tersebut bukanlah yang diceritakan dalam Kitab Wahyu, karena penganiayaan tersebut hanya terjadi di Kota Roma, sedangkan yang disebutkan dalam Kitab Wahyu juga terjadi di Asia Kecil. Pada zaman kerajaan Kaisar Domitianus penyembahan kepada Kaisar sudah menjadi kewajiban yang membawa hukuman maut. Orang Kristen yang tidak siap menyembah Kaisar Domitianus dianiaya di setiap tempat.9
Data-data di atas menjadi bukti yang kuat bahwa Kitab Wahyu ditulis kira-kira tahun 95.
Penerima Kitab Wahyu
Secara khusus, kitab ini ditulis untuk tujuh jemaat tertentu di tujuh kota di "Asia Kecil", yaitu Propinsi Asia yang terletak di bagian barat negara Turki (Wahyu 1:11). Jarak antara tujuh kota itu sekitar 50-80 kilometer. Setiap tujuh kota tersebut mempunyai kantor pos besar untuk wilayah Propinsi Asia bagian barat-tengah.10 Secara umum, sebagai bagian dari Alkitab, kitab ini juga ditulis untuk setiap orang Kristen (Wahyu 2:7, 17, 29, dsb).
Tujuan Utama
Kitab Wahyu ditulis dan dikirim kepada orang-orang Kristen dari ketujuh jemaat (dan kepada kita) untuk mendorong, menegur, dan membesarkan hati mereka (dan hati kita). Hal ini diungkapkan secara jelas melalui teguran-teguran Tuhan Yesus dan janji kemenangan-Nya yang akan mengalahkan segala kejahatan yang mengancam mereka. Selain itu, kitab ini juga ditulis untuk menantang supaya mereka bertobat atau supaya mereka berdiri tegak, sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Dengan demikian, jika mereka menaati apa yang tertulis dalam kitab ini, mereka akan turut bersukacita karena Tuhan Yesus dan kemenangan-Nya (Wahyu 1:3; 2:7, 11, 17, dan 15-28). Dalam pasal 2 dan 3, tantangan dan pengobaran semangat sangat nyata. Penglihatan-penglihatan tentang kedatangan kedua dari Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kemenangan-Nya akan membawa kehancuran kepada "yang diam di bumi" dan membawa pahala kepada mereka yang setia. Jadi, penglihatan itu secara tidak langsung mendukung tantangan dan dorongan tersebut. Kristus Raja akan kembali dengan kemenangan, dan akan memberikan hadiah kepada mereka yang menang terhadap godaan dan pencobaan sebagaimana Dia pun menang. Dengan demikian, maksud kitab ini sangat praktis dan perlu diterapkan.
Kitab Wahyu tidak diberikan kepada kita sebagai bahan spekulasi/perkiraan, misalnya "Mengapa gulungan kitab kecil itu dimakan Yohanes?" "Tanggal berapa nanti Tuhan akan datang?" Yang menjadi tekanan penting dalam kitab ini adalah penerapan yang benar, dan bukan pikiran yang sia-sia.
Latar Belakang
1. Keadaan Sosial
Kekaisaran Romawi di puncak kejayaannya mengingatkan Babel yang diceritakan dalam Wahyu 18:11-14. Dalam Kekaisaran Romawi pada waktu Kitab Wahyu ditulis, ada yang kaya raya dan ada yang miskin sekali. Tingkat sosial-ekonomi menengah tidak ada. Jadi, ada jurang yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
2. Keadaan Pemerintahan
Kerajaan Kaisar Nero (tahun 54-68) ditandai dengan kebakaran Kota Roma dan penganiayaan orang Kristen setelah kebakaran tersebut. Pagi-pagi sekali pada tanggal 19 Juli 64 ada api di Circus Maximus (tempat perlombaan kereta pertempuran). Selama lima hari api memakan Kota Roma. Menurut beberapa saksi mata ada orang yang membesarkan api itu dengan sengaja, dan orang yang berusaha untuk memadamkannya dihalangi orang lain. Menurut kabar angin, api itu dinyalakan atas perintah Kaisar Nero, karena dia mau membangun kembali Kota Roma sesuai dengan impiannya. Nero menuduh orang Kristen dan menghukum orang-orang Kristen dengan sangat kejam. Ada yang disalibkan, ada yang dijahit dalam kulit binatang, kemudian diburu dan dimakan anjing yang lapar, ada yang dilumuri dengan ter dan dinyalakan sebagai obor. Menurut tradisi yang cukup kuat, Rasul Paulus dan Petrus juga mati syahid dalam penganiayaan yang dilakukan oleh Nero.11
Nero meninggal pada tanggal 9 Juni tahun 68. Selama satu tahun, yaitu antara kematian Nero dan kedatangan Vespasian, ada perang saudara di Roma, di mana empat kaisar naik takhta Kekaisaran Romawi. Dengan kedatangan Kaisar Vespasian, masa kekacauan politis tersebut diakhiri. Dengan demikian, wangsa Flavianus didirikan.
Menurut pengertian tahun penulisan yang diuraikan di atas, Kitab Wahyu ditulis pada akhir wangsa Flavianus, yang terdiri dari Kaisar Vespasian, (tahun 69-79), lalu Kaisar Titus (79-81) dan Kaisar Domitianus (81-96). Wilayah Kekaisaran Romawi sangat luas. Pada dinasti Flavianus, Kekaisaran Romawi mencapai kepulauan Inggris dan daerah Jerman. Sistem pemerintahannya totaliter, kaisar berkuasa mutlak.12 Pada waktu kitab ini ditulis, menyembah Kaisar Domitianus sudah diwajibkan sebagai tanda kesetiaan politis.
3. Keadaan Agama
a. Orang Yahudi: Oleh karena Bait Allah di Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 oleh pasukan Jenderal Titus, maka orang Israel tersebar sebagai pendatang, dan pada umumnya mereka dibenci. Pungutan pajak yang berat, khusus bagi orang Yahudi, diadakan oleh Raja Vespasian.
b. Orang Roma: Orang Roma menyembah banyak dewa-dewi, termasuk Raja Domitianus sendiri!
c. Orang Kristen: Pada tahun 95 agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan agama Yahudi. Agama Kristen dianggap ateis, karena orang Kristen tidak mau terlibat dalam agama Roma, dan tidak menyembah dewa-dewi Roma. Beberapa orang Kristen dan beberapa jemaat dianiaya (Wahyu 1:9; 2:10, dan 13).
4. Keadaan Kesusastraan:
Banyak sastra yang sejenis dengan Kitab Wahyu disusun antara tahun 200 SM sampai tahun 100 M. Pada masa kini jenis sastra tersebut disebut "apokaliptik"13 atau "penyingkapan". Kitab Daniel dan Kitab Zakharia mirip jenis sastra ini. Jenis ini berasal dari bangsa Yahudi. Karangan apokaliptik memakai banyak lambang yang aneh bagi pembaca modern, tetapi lambang-lambang tersebut sudah biasa bagi para pembaca pada zaman Yohanes. Pada umumnya, apokaliptik dikarang seolah-olah merupakan wahyu dari Allah melalui malaikat kepada seorang tokoh sejarah Israel, di mana Allah berjanji untuk meniadakan kesusahan dan menghancurkan segala kejahatan.14 Perlu dicatat juga, bahwa Kitab Wahyu dikategorikan sebagai sastra apokaliptik yang luar biasa, oleh karena empat faktor yang berikut:
a. Pada umumnya, ada penerangan yang panjang atau "pidato" yang panjang dari malaikat, tetapi dalam Kitab Wahyu tidak ada.
b. Biasanya karangan apokaliptik ditulis seolah-olah oleh tokoh sejarah Israel seperti Musa atau Abraham, tetapi Yohanes sendiri menulis Kitab Wahyu.
c. Pasal dua dan pasal tiga, yaitu ketujuh surat kepada ketujuh jemaat, sangat unik sekali. Pada umumnya dalam sastra apokaliptik pertanggungjawaban sama sekali tidak disebutkan, tidak seperti Kitab Wahyu 2 dan 3.
d. Dalam apokaliptik yang lain, zaman ini dianggap tanpa arti dan sia-sia saja, sedangkan dalam Kitab Wahyu perilaku umat Allah zaman ini, amat penting di hadapan Tuhan.15
Kitab Wahyu memiliki beberapa ciri khas dari golongan sastra surat, apokaliptik, dan nubuatan.16 Selain sarana komunikasi antara pribadi, bentuk surat sudah membudaya sebagai sarana bimbingan dari filosof dan ahli ilmu pengetahuan.17 Khas sastra surat terlihat dalam pasal 1:4. Salah satu aspek dari pengamatan ini adalah bahwa Kitab Wahyu ditujukan kepada si penerima, yaitu ketujuh jemaat di Asia Kecil.18 Hal ini menjadi penting dalam pembahasan penafsiran Kitab Wahyu, karena keadaan mereka di Asia Kecil harus dipertimbangkan dalam setiap tafsiran.
Kitab Wahyu juga memiliki khas sastra apokaliptik. Dalam karangan-karangan apokaliptik, sejarah Israel, ataupun sejarah manusia, dipamerkan untuk menyatakan bahwa walaupun kejahatan akan merusak, tetapi tujuan dan maksud Yang Mahakuasa akan diteruskan dan dikembangkan sampai puncak kemenangan yang mulia.19
Selain khas sastra surat dan apokaliptik, Kitab Wahyu juga memiliki khas nubuatan. Dalam pasal 1:3 dia berkata, Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya.... Ciri khas nubuatan, yang menuntut iman dan ketaatan dari para pendengar (ataupun para pembaca) jelas tampak dalam ketujuh surat, yang dapat dibandingkan dengan tujuh pesan dalam Amos pasal 1-2.20
Penafsiran
Sebelum Kitab Wahyu dipelajari, sebaiknya hal penafsiran dipikirkan secara matang, karena rumitnya Kitab Wahyu dan adanya banyak lambang, baik yang dijelaskan (1:20) maupun yang tidak dijelaskan (3:12), menyulitkan penafsirannya.
Pendekatan pada penafsiran Kitab Wahyu dapat digolongkan menjadi empat. Yang pertama disebut "Pandangan Preterist". Menurut mereka, seluruh Kitab Wahyu hanya menceritakan keadaan umat Allah pada zaman Kekaisaran Romawi saja. Segala tafsiran dari penafsir Preterist dikaitkan dengan jemaat Kristus dan lingkungan mereka pada zaman itu. Menurut mereka, nubuatan-nubuatan yang besar dalam Kitab Wahyu telah digenapi dengan jatuhnya Yerusalem pada tahun 70. Kebanyakan penafsir modern memakai pendekatan "Preterist". Kemenangan total yang diceritakan dalam pasal 18-22 sulit ditafsirkan oleh para penafsir yang mempergunakan pendekatan ini, karena tidak ada kemenangan yang seperti itu pada zaman Kekaisaran Romawi.
Golongan yang kedua disebut "Pandangan Historis". Menurut mereka, Kitab Wahyu merupakan nubuatan yang menguraikan sejarah Eropa Barat sampai kedatangan Tuhan Yesus pada hari kiamat. Banyak yang memakai pendekatan yang disebut "Historis", tetapi tafsiran mereka tidak menyatu.
Golongan yang ketiga disebut "Pandangan Futuris". Menurut pendekatan ini, pasal 1-3 menceritakan mengenai zaman penulis, dan pasal 4-22 merupakan nubuatan mengenai akhir zaman. Morris21 dan Mounce22 mengritik pandangan ini karena, menurut mereka, dengan pandangan ini pasal 4-22 tidak mempunyai arti bagi kita, kecuali kita terlibat langsung, sehingga Tuhan Yesus datang dalam masa kehidupan kita. Tetapi sebenarnya kritikan mereka tidak mempunyai dasar yang kuat. Berita mengenai kedatangan Tuhan Yesus tetap relevan pada setiap generasi umat Allah karena berita tersebut menghibur umat Allah yang setia, dan menakutkan orang Kristen yang tidak setia. Sama seperti orang tidak mengadakan pesta kebun kalau prakiraan cuaca berkata "hujan lebat", demikian juga kita tidak hidup untuk diri kita sendiri kalau Firman Allah berkata, "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Pendekatan "Futuris" adalah pendekatan yang dipakai dalam bahasan ini.23
Golongan yang keempat disebut "Pandangan Idealis". Menurut mereka, Kitab Wahyu tidak menceritakan kelakuan atau peristiwa, melainkan hanya menguraikan prinsip-prinsip yang bersifat teologis. Kitab Wahyu mereka tafsirkan untuk menyatakan prinsip-prinsip yang dipakai Allah sepanjang masa.
Morris dan Mounce menghargai keempat pendekatan tersebut di atas. Menurut mereka, setiap pendekatan mempunyai kekuatan dan kelemahan, dan kita harus belajar dari hasil penafsiran keempat golongan. Golongan "Preterist" dan "Historis" mengingatkan kita bahwa Kitab Wahyu mempunyai akar dalam sejarah dan bahwa latar belakang para pembaca mula-mula amat penting dalam proses penafsiran Kitab Wahyu. Dari golongan "Futuris" kita mengingat bahwa kegenapan utama dari pasal 4-22 harus terjadi pada akhir zaman. Dari golongan "Idealis" kita mengingat bahwa prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Kitab Wahyu sungguh berlaku sepanjang sejarah manusia. Penulis setuju dengan sikap Morris dan Mounce, tetapi akhirnya memihak golongan "Futuris" sebagai patokan yang menjaga kesatuan struktur Kitab Wahyu.
Para penafsir Kitab Wahyu yang awal, seperti Justinus Martyr, Irenius, dan Hippolytus, menulis bahwa Kitab Wahyu menubuatkan Kerajaan Seribu Tahun yang harfiah. Setelah Kerajaan Seribu Tahun, ada kebangkitan umum, penghukuman, dan pembaharuan surga dan bumi.24 Tafsiran mereka sesuai dengan tafsiran yang ada dalam bahasan ini.
Di wilayah Aleksandria, bapa-bapa gereja, termasuk Origen (tahun 185-254), mengembangkan metode penafsiran yang disebut "spiritual" atau alegoris. Metode penafsiran ini, tidak memperhatikan kebenaran harfiah, melainkan segalanya dipandang sebagai pembicaraan figuratif (kiasan) atau selalu merohanikan sesuatu. Agustinus meneruskan perkembangan alegoris, sehingga bagi dia arti harfiah sudah tidak diperhatikan. Selama seribu tahun metode alegoris merupakan pendekatan yang biasa. Pendekatan ini terkait erat dengan golongan yang keempat yang disebut "Pandangan Idealis".
Pada abad kedua belas Joachim, seorang Katolik di Floris, Italia, menolak tafsiran alegoris yang berpandangan bahwa zaman ini adalah Kerajaan Seribu Tahun yang disebutkan dalam Wahyu 20. Menurut dia, Kerajaan Seribu Tahun belum mulai.
Nicolas dari Lyra, seorang teolog di Paris yang meninggal pada tahun 1340, memakai "Pandangan Historis" yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai pendekatan untuk menafsirkan Kitab Wahyu.
Pada akhir abad keenam belas, seorang Yesuit di Spanyol yang bernama Alcasar mengikuti paham "Preterist". Menurut Alcasar, pasal 20-22 merupakan nubuatan mengenai kemenangan yang dinikmati oleh jemaat Kristus zaman ini, suatu kemenangan yang dimulai pada kerajaan Kaisar Konstantin.
Walaupun dalam Kitab Wahyu ada banyak simbol, tetapi itu tidak berarti setiap nas harus ditafsirkan dengan tafsiran kiasan ataupun alegoris. Pendekatan penafsiran harfiah tampaknya seperti menyingkirkan lambang-lambang; tetapi pada dasarnya pendekatan penafsiran harfiah itu mencakup juga arti kiasan yang dinyatakan melalui lambang-lambang. Jadi, dalam hal ini penulis menerima pandangan harfiah. Apa yang dapat diartikan secara harfiah, haruslah diartikan secara harfiah. Sebaliknya, apa yang tidak masuk akal sebagai kata-kata harfiah, haruslah dianggap kiasan, dan diartikan sebagai kiasan (misalnya, "tujuh bintang" yang Ia pegang di tangan kanan-Nya tidak mungkin ditafsirkan sebagai bintang harfiah.)
Dalam bahasan ini penulis selalu berusaha untuk berpegang pada empat prinsip penafsiran berikut:
1. Penafsiran berdasarkan konteks serta struktur.
2. Penafsiran dengan mempertimbangkan latar belakang si penulis dan para pembaca mula-mula.
3. Penafsiran yang cenderung menerima arti biasa, yaitu arti harfiah, kecuali ada alasan kuat yang menuntut arti kiasan.
4. Penafsiran secara menyeluruh (komprehensif), yaitu penafsiran dengan mempertimbangkan seluruh ajaran Alkitab.
Penafsiran Angka dan Pengulangan
Para pengarang dan filsuf zaman Rasul Yohanes, sangat tertarik dengan angka dan makna angka. Kepentingan angka-angka tertentu dalam segala bidang dibahas panjang lebar dalam karangan zaman tersebut. Pythagoras dianggap tokoh utama dalam ajaran tersebut. Dia lahir kira-kira tahun 570 SM, dan hidup di Italia selatan. Pengikut-pengikut Pythagoras menganggap angka 1, 2, 4, dan 10 sebagai angka yang paling penting.
Pada akhir abad keempat SM angka tujuh mulai dianggap penting, mungkin karena pengaruh dari Babel. Pada waktu yang sama, pengaruh pengikut Pythagoras berkurang, tetapi karangannya tetap dibaca pada abad ketiga dan kedua SM.25
Pada abad kedua SM seorang Yahudi yang bernama Aristobulus mengajar di Aleksandria, Mesir. Menurut dia, angka tujuh sangat penting. Oleh karena dia orang Yahudi, maka diduga bahwa dia dipengaruhi oleh pentingnya angka tujuh dalam Perjanjian Lama.
Philo, seorang filsuf Yahudi yang juga tinggal di Aleksandria, menganggap bahwa angka tujuh sebagai angka yang paling menarik. Dia lahir kira-kita tahun 25 SM.26
Menurut Collins, pakar-pakar sastra apokaliptik berpikir bahwa angka-angka tertentu dipakai dalam sastra apokaliptik untuk memberi kesan bahwa zaman dan semesta alam teratur, dan tidak kacau. Lebih lanjut, Collins menjelaskan bahwa angka-angka jauh lebih penting dalam Kitab Wahyu daripada kebanyakan apokaliptik yang lain. Juga, dalam sastra apokaliptik yang lain, yaitu apokaliptik yang di luar Alkitab, ada "seri tujuh" tetapi tidak dihitung secara tersurat, seperti "seri tujuh segel", "tujuh sangkakala", dan "tujuh cawan", yang dihitung satu per satu dalam Kitab Wahyu.27
Secara umum, dapat dikatakan bahwa adanya peristiwa-peristiwa besar yang berjumlah tujuh, memberi penghiburan kepada para pembaca mula-mula, karena membawa kesan bahwa zaman ini yang rupanya begitu kacau, sebenarnya akan berakhir dengan cara yang direncanakan dan diatur oleh Tuhan sendiri, yang "ditandai" oleh-Nya dengan "seri-seri tujuh", dan bahwa bentuk tempat kediaman orang-orang suci yang setia, yaitu Yerusalem Baru, diatur dan dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan, lengkap dengan "tandatangan-Nya", yaitu angka dua belas. Collins28 berkata, "Tidak ada yang acak-acakan. Segala sesuatu terukur dan terhitung. Ada rencana ilahi. Segala sesuatu ada di dalam kuasa Allah, dan hasilnya menjadi sangat baik bagi setiap orang yang setia pada kehendak Allah sebagaimana diilhamkan di dalam Kitab Wahyu."
Pembahasan makna angka di atas bersifat umum dan pasti. Pembahasan yang spesifik, mengenai makna angka-angka tertentu, lebih rumit. Collins29 sendiri berkata, "Sangat sulit untuk memastikan mengapa angka-angka tertentu begitu sering dipakai...."
Dalam bahasa sumber, angka dua dipakai 10 kali. Empat kali di antaranya dipakai menunjuk kepada kesaksian, yaitu dalam pasal 11:3, 4 (dua kali), dan 10.
Dalam bahasa sumber, angka tiga dipakai sebelas kali, tetapi menurut Bauckham,30 pemakaian angka tiga tidak mempunyai makna yang jelas.
Angka empat dipakai 19 kali dengan pembagian sebagai berikut:
"Empat makhluk" disebut 10 kali (dalam 4:6, 8; 5:6, 8, 14; 6:1, 6; 7:11; 14:3; 15:7 dan 19:4). Dalam pasal 9:13 "keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah" disebutkan. Selain yang tersebut di atas, angka empat berkaitan dengan ciptaan Allah dan malaikat yang diberi kuasa atas semesta alam: 7:1, 2; 9:14, 15; dan 20:8. Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur semesta alam menonjol dalam pemakaian angka empat, apalagi kalau kita mengingat bahwa empat makhluk itu mempunyai rupa binatang (atau manusia) yang ada dalam semesta alam, yaitu singa, anak lembu, manusia, dan "burung nasar yang sedang terbang".31
Angka tujuh dipakai 55 kali dalam Kitab Wahyu. Ada tujuh jemaat/kaki dian emas, disebutkan tujuh kali dalam pasal 1, dan sekali dalam pasal 2:1. (Jemaat dan kaki dian emas dihitung bersama-sama berdasarkan pasal 1:20.) Ada tujuh Roh/obor/tanduk/mata,32 disebutkan tujuh kali (pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6). Tujuh malaikat selalu disebutkan berkaitan dengan tujuh sangkakala atau tujuh cawan. (Tujuh malaikat tidak dikemukakan berhubungan dengan ketujuh segel, yang dibuka oleh Tuhan Yesus sendiri.) Ada tujuh guruh yang memperdengarkan suaranya, tetapi apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu disegelkan dan tidak ditulis. Tujuh guruh tersebut disebut tiga kali. Kata "celaka"33 (atau "celakalah") dipakai 14 (yaitu 7x2) kali.
Nama "Yesus" (yang sering terkait pada kesaksian)34 dipakai 14 kali. Demikian juga, Roh Kudus disebut 14 kali. {Kata roh/Roh35 dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu: satu kali (11:11) tentang napas Allah, satu kali tentang napas yang diberikan kepada patung (13:15), tiga kali tentang roh jahat (16:13, 14; dan 18:2), satu kali tentang roh manusia (22:6), empat kali tentang ketujuh Roh Allah (1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6), dan 14 kali mengenai Roh Allah.}
Ungkapan "Aku datang"36 dipakai oleh Tuhan Yesus tujuh kali dalam Kitab Wahyu.37
Bauckham38 mengamati bahwa istilah "Anak Domba" dipakai menunjuk kepada Tuhan Yesus 28 kali dalam bahasa sumber.39 Istilah tersebut dipakai tujuh kali dalam anak kalimat yang mengaitkan Anak Domba dan Allah, dengan pola yang sama dengan apa yang terlihat dalam pasal 5:13, yang berkata "...Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba..." atau pasal 14:4, "...korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu...." Mengingat bahwa angka empat mengacu pada semesta alam (yang dimenangkan melalui pengorbanan Anak Domba Allah), maka tepatlah bahwa Tuhan Yesus disebut "Anak Domba" 4x7 kali dalam Kitab Wahyu.
Kepentingan angka empat dan tujuh juga terlihat dalam ketujuh anak kalimat di mana empat istilah suku, bahasa, kaum, dan bangsa diulangi. Pengulangan tersebut diuraikan dalam pembahasan pasal 5:9.
Selain itu, kepentingan angka empat dan tujuh terlihat dalam ketujuh Roh, yang disebut empat kali, yaitu dalam pasal 1:4; 3:1; 4:5; dan 5:6. Jika angka tujuh mengacu pada kelengkapan, dan angka empat mengacu pada semesta alam atau dunia, maka Roh Allah adalah kelengkapan yang kita perlukan untuk menjangkau seluruh dunia.
Ternyata angka tujuh juga dipakai mengenai hal-hal yang jahat. Dalam pasal 12:3 naga mempunyai tujuh kepala dan tujuh mahkota, dan dalam pasal 13:1 Anti-Kristus mempunyai tujuh kepala (juga dalam 17:3, 7, dan 9). Dalam pasal 17:10 dan 11 tujuh kepala melambangkan tujuh raja, sekutu Anti-Kristus.
Kata-kata yang berikut ini diulangi tujuh kali: jurang maut,40 layak,41 memerintah sebagai raja (menjadi raja),42 penuh,43 sabit,44 zinah/percabulan,45 dan sebutan "Tuhan Allah yang Mahakuasa"46. Kata bintang47 diulangi 14 kali.
Dari segi makna tentang angka tujuh dalam Firman Tuhan, Collins48 tidak setuju adanya kaitan antara pemakaian angka tujuh dan pekan yang terdiri dari tujuh hari dalam hukum Taurat. Dia berpikir bahwa adanya tujuh planit menjadi alasannya di mana angka tujuh menonjol dalam Kitab Wahyu, dan rasi bintang (Zodiak) adalah sumber kepentingan angka dua belas, tetapi sikap Collins dalam hal ini terlalu membesarkan faktor di luar Alkitab, dan terlalu meremehkan latar belakang yang terlihat dalam Perjanjian Lama, di mana istilah dua belas (atau kedua belas atau seperdua belas) dipakai kira-kira 135 kali, dan istilah tujuh (atau ketujuh atau sepertujuh) dipakai kira-kira 436 kali!49
Dalam Perjanjian Lama ada suatu kesan yang cukup meyakinkan bahwa angka tujuh, baik sebagai angka yang ditetapkan oleh manusia (Kejadian 21:28-30 dsb.) maupun oleh Allah (Kejadian 4:15; 7:2-4; dsb.) sering mengacu pada "kelengkapan". Menurut Philo, angka tujuh "membawa kesempurnaan".50
Angka sepuluh atau kesepuluh dipakai sepuluh kali dalam Kitab Wahyu. Angka sepersepuluh dipakai sekali. Ada kesusahan selama sepuluh hari dalam pasal 2:10. Dalam pasal 21:20 batu yang kesepuluh adalah krisopras. Selain itu angka sepuluh/kesepuluh dipakai untuk menceritakan jumlah tanduk, mahkota dan raja, yang semuanya melawan Tuhan Allah dan umat-Nya. Berdasarkan pengamatan tersebut, rupanya angka sepuluh mengacu pada kejahatan atau penderitaan.
Kata-kata yang berikut diulangi sepuluh kali: benar,51 bilangan (jumlah),52 guruh,53 dan patung.54
Angka dua belas atau kedua belas dipakai 24 kali dalam Kitab Wahyu. Angka dua belas hanya dipakai berhubungan dengan umat Israel (pasal 7:5-8, 12 kali; dan pasal 12:1) dan Yerusalem Baru (pasal 21:12-22:2). Dalam visi yang terakhir, yaitu pasal 21:9-22:5, angka dua belas atau kedua belas, dipakai sebelas kali, dan angka tiga dipakai empat kali. Jika angka tiga yang disebut empat kali disamakan dengan dua belas, maka dalam visi terakhir itu angka atau gagasan dua belas muncul dua belas kali. Dalam visi tersebut, istilah "Anak Domba" dan istilah "Allah" dipakai tujuh kali! Tidak mungkin jumlah tersebut terjadi secara kebetulan.
Sebutan-sebutan "Tuhan Allah", "Kristus", dan "Roh Allah" dipakai dengan jumlah yang "baik", misalnya empat, tujuh, dan dua belas. Tetapi sebutan-sebutan Iblis dan Anti-Kristus dipakai dengan jumlah yang tampaknya acak-acakan, tanpa jumlah yang "baik"; misalnya kata "naga"55 dipakai 13 kali, kata Yunani yang sering diterjemahkan "Iblis"56 dipakai delapan kali, satu kata lagi yang juga diterjemahkan "Iblis"57 dipakai lima kali. Menurut Bauckham58 ada kesan bahwa angka yang "berarti" dihindari dalam kaitan dengan tokoh-tokoh yang jahat. Angka yang baik hanya dipakai untuk hal yang jahat jika mereka menirukan yang kudus, seperti misalnya dalam pasal 16:13; 12:3;13:1; dan 17:3.
Bauckham59 menjelaskan bahwa ada dua macam pengulangan dalam Kitab Wahyu, yang berbeda. Pengulangan yang pertama terdiri atas frase-frase tertentu, misalnya frase "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di....", dan "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat...." Frase ini diulangi tujuh kali dengan bentuk yang sama persis. Pengulangan seperti itu dipakai untuk menandai pembagian dalam struktur Kitab Wahyu. Dengan demikian, pengulangan frase "supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus terjadi dengan tiba-tiba" (pasal 1:1) dalam pasal 22:6 (yang sama persis dalam bahasa sumber) menandai bahwa apa yang dimulai dalam pasal 1:1 akan berakhir dalam pasal 22.
Selain pengulangan seperti yang disebutkan di atas, ada juga pengulangan yang kedua, yaitu pengulangan di mana ada sedikit perbedaan. Pengulangan ini seringkali terjadi dalam Kitab Wahyu. Pasangan frase yang diulangi dengan perbedaan kecil menjadi seperti acuan silang yang mengaitkan satu nas dengan nas yang lain, misalnya untuk menegaskan kontras. Bandingkanlah pasal 4:8, yang berkata, "Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang" dengan pasal 14:11, yang berkata, "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." Bandingkanlah juga pasal 14:11 dengan 19:3, atau pasal 14:10-11 dengan 20:10.60
Sebagai kata terakhir, perlu dikatakan bahwa pembahasan makna angka dan pengulangan dalam Kitab Wahyu masih kurang mantap, dan harus diselidiki lebih lanjut dan lebih dalam. Sungguh diharapkan supaya segala pembahasan dalam bidang ini didasari pada pengamatan yang akurat serta prinsip penafsiran yang konsekuen.
Kitab Wahyu dan Kanon Alkitab
Allah yang berfirman kepada umat-Nya, juga menjaga supaya hanya kitab-kitab yang Dia ilhamkan saja yang akhirnya dikumpulkan menjadi Alkitab. Proses itu disebut pembentukan Kanon. Dengan pertolongan Allah yang Mahakuasa, umat Allah mengakui surat-surat tertentu, dan karangan-karangan tertentu, sebagai ilham dari Allah. Proses pengakuan Kanon terjadi lebih cepat dengan kitab-kitab tertentu, dan lebih lamban dengan kitab-kitab yang lain.
Ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak rela menerima Kitab Wahyu sebagai Firman Allah pada zaman bapa-bapa gereja. Mounce61 menegaskan, bahwa ada tokoh Kristen yang melawan Montanisme karena ajaran mereka sering bersikap fanatis (mereka mengajar antara lain bahwa Kerajaan Seribu Tahun sudah dekat dan bahwa Yerusalem Baru akan turun atas Kota Pepuza). Mereka yang melawan Montanisme siap menolak Kitab Wahyu, hanya karena Montanus suka mengutip dari Kitab Wahyu untuk mendukung ajarannya yang mereka anggap ekstrem. Walaupun ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak menyukai Kitab Wahyu, Allah tidak minta izin dari kita untuk memasukkan Kitab Wahyu dalam Alkitab kita, dan Alkitab bukan merupakan kafetaria rohani di mana kita hanya mengambil makanan yang sesuai dengan selera kita masing-masing!
Ayat Kunci
Wahyu 1:3, yang berbunyi, "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat", merupakan ayat kunci bagi seluruh Kitab Wahyu. Kebahagiaan itu akan menjadi milik setiap orang yang menaati isi Kitab Wahyu, dan bentuk kebahagiaan itu berupa bermacam-macam pahala. Pahala/hadiah itu dijelaskan antara lain di dalam beberapa ayat berikut ini: Wahyu 2:7, 17, 26-28; 3:5, 11-12, 21; dan 6:11.
Risalah/Perkembangan Pemikiran Kitab Wahyu
Pengertian terhadap struktur seluruh Kitab Wahyu mempermudah pengertian terhadap rincian-rinciannya. Sudah disebutkan di atas bahwa Wahyu 1:3 merupakan ayat kunci: "Berbahagialah ia yang... menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Jika kita ingin mengalami kebahagiaan itu, maka kita harus "menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya". Tetapi ini perlu dipikirkan, karena hanya perintah saja yang dapat dituruti. Di dalam Kitab Wahyu perintah-perintah terdapat hanya di dalam pasal dua dan pasal tiga saja. Dalam pasal empat sampai dengan pasal 22 tidak ada perintah. Menurut Barclay,62 Luther sendiri seolah-olah marah waktu dia membaca Wahyu 1:3, dan dia mengeluh, karena dalam ayat itu ada janji bagi mereka yang menaati kitab ini, tetapi dia merasa Kitab Wahyu mustahil ditaati, karena mustahil dimengerti! Memang ada banyak sekali dalam kitab ini yang tidak akan kita mengerti sebelum digenapi, tetapi yang tidak dimengerti tidak menjadi masalah bagi kita. Yang harus menjadi "masalah" bagi kita adalah pasal dua dan tiga, di mana ada banyak perintah ditulis yang memang sangat mudah dimengerti, namun kadang-kadang sangat sulit ditaati!
Wahyu 1:19 merupakan kunci dari pembagian atau struktur Kitab Wahyu. Ayat tersebut merupakan perintah Tuhan Yesus kepada Yohanes supaya dia menulis kitab ini. "Karena itu tuliskanlah apa yang telah kau lihat, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi sesudah ini." Menurut terjemahan ini (yang bersifat harfiah) Kitab Wahyu terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Apa yang telah kaulihat (pasal 1).
2. Apa yang terjadi sekarang (pasal 2-3).
3. Apa yang akan terjadi sesudah ini (pasal 4-22).
Susunan/garis besar ini didukung oleh Wahyu 4:1, yang berbunyi, "...Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini." Kata-kata tersebut hampir sama dengan Wahyu 1:19, sehingga jelaslah bahwa pada ayat ini (Wahyu 4:1) Yohanes menginjak ke bagian yang berikutnya.
Inti dari bagian yang pertama (pasal satu) adalah penglihatan Yohanes tentang pribadi Tuhan Yesus. Penglihatan ini merupakan dasar Kitab Wahyu, dan fungsinya adalah untuk mengingatkan para pembaca akan sifat Tuhan Yesus. Untuk hidup bagi Tuhan Yesus kita harus tahu, siapakah Dia. Kita harus mengerti mengenai sikap-Nya terhadap apa yang kita alami.
Bagian yang kedua terdiri dari tujuh pesan/surat kepada ketujuh jemaat. Ketujuh surat itu menuntut penerapan dari penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, dan menjanjikan hadiah kepada yang menuruti tuntutan itu.
Bagian yang ketiga menjelaskan bagaimana caranya Tuhan Yesus akan kembali ke bumi ini dan mengalahkan "yang diam di bumi". Fungsi dari bagian ini adalah untuk membesarkan hati para pembaca, bahwa "Tuhan Yesus akan menang!" Kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya akan membuktikan kebenaran sifat-sifat-Nya seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 (khususnya penglihatan tentang Tuhan Yesus). Maka kemenangan-Nya akan memberi kesempatan untuk membagikan hadiah-hadiah yang dijanjikan itu di dalam bagian yang kedua (yaitu ketujuh surat).
Ringkasan:
Bagian pertama: pasal 1. Menyatakan, siapakah Tuhan Yesus.
Bagian kedua: pasal 2-3. Tujuh surat yang menuntut penerapan dan menjanjikan hadiah.
Bagian ketiga: pasal 4-22. Kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus, yang akan mengalahkan setiap musuh, dan membagikan hadiah.
Hubungan antarbagian:
Bagian pertama, penglihatan tentang pribadi Tuhan Yesus, merupakan dasar Kitab Wahyu. Dengan demikian, selayaknya sifat Tuhan Yesus merupakan dasar segala kegiatan dan pikiran kita. Selayaknya Yesus Kristus menjadi pusat keberadaan kita.
Bagian kedua didasari bagian pertama. Setiap surat dimulai dengan suatu fakta tentang Tuhan Yesus, yang sudah disebutkan di dalam penglihatan tentang diri-Nya. Tetapi bagian kedua, yaitu ketujuh surat, juga berhubungan erat dengan bagian ketiga, yang menceritakan kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus.
Bagian ketiga belum terjadi, tetapi sangat penting juga. Walaupun sulit hidup bagi Kristus, dan sulit menaati ketujuh surat-Nya, ketaatan sangat bermanfaat karena Ia akan kembali dengan kemenangan, hadiah, dan sukacita bagi yang menaati. Bagian ketiga ini menceritakan kedatangan-Nya dan kemenangan-Nya.
Hagelberg: Wahyu (Garis Besar) GARIS BESAR
wahyu
I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
A. Pembukaan Kitab (1:1-8)
...
GARIS BESAR
wahyu
- I. Bagian Pertama: "...apa yang telah kaulihat..." (1:1-20)
- II. Bagian Kedua: "...apa yang terjadi sekarang....." (2:1-3:22)
- A. Surat kepada Jemaat di Efesus (2:1-7)
- B. Surat kepada Jemaat di Smirna (2:8-11)
- C. Surat kepada Jemaat di Pergamus (2:12-17)
- D. Surat kepada Jemaat di Tiatira (2:18-29)
- E. Surat kepada Jemaat di Sardis (3:1-6)
- F. Surat kepada Jemaat di Filadelfia (3:7-13)
- G. Surat kepada Jemaat di Laodikia (3:14-22) Catatan: di setiap surat kepada ketujuh jemaat tersebut, berisi:
- 1. Alamat surat
- 2. Sifat Kristus
- 3. Pujian untuk Jemaat
- 4. Kritikan
- 5. Tuntutan
- 6. Ancaman
- 7. Janji
- III. Bagian Ketiga: "... apa yang akan terjadi sesudah ini..." (4-22)
- A. Visi Ruangan Takhta Sebagai Pendahuluan (4:1-5:14)
- 1. Peralihan (4:1-2)
- 2. Takhta dan sekelilingnya (4:3-11)
- 3. Gulungan Kitab dan Anak Domba (5:1-7)
- 4. Pujian kepada Dia yang mengambil gulungan kitab (5:8-14)
- B. Masa Kesengsaraan (6:1-20:3)
- 1. Ketujuh Segel (6:1-8:6)
- a. Segel Pertama (6:1-2)
- b. Segel Kedua (6:3-4)
- c. Segel Ketiga (6:5-6)
- d. Segel Keempat (6:7-8)
- e. Segel Kelima (6:9-11)
- f. Segel Keenam (6:12-17) Tambahan Pertama: 144.000 Orang Disegel (7:1-8) Tambahan Kedua: Orang banyak... yang keluar dari kesusahan besar (7:9-17)
- g. Segel Ketujuh (8:1-6)
- 2. Ketujuh Sangkakala (8:7-11:19)
- a. Keempat Sangkakala Pertama (8:7-12)
- b. Ketiga Sangkakala Terakhir (8:13-11:19)
- i. Sangkakala Kelima (8:13-9:12)
- ii. Sangkakala Keenam (9:13-21) Tambahan Ketiga: Gulungan Kitab (10:1-11) Tambahan Keempat: Dua Saksi (11:1-14)
- iii. Sangkakala Ketujuh (11:15-19) Tambahan Kelima: Seorang Perempuan, Anaknya, dan Naga (12:1-17) Tambahan Keenam: Binatang Pertama (13:1-10) Tambahan Ketujuh: Binatang Kedua (13:11-18) Tambahan Kedelapan: 144.000 Orang (14:1-5) Tambahan Kesembilan: Tiga Malaikat (14:6-13) Tambahan Kesepuluh: Tuaian Gandum di Bumi (14:14-16) Tambahan Kesebelas: Tuaian Buah Anggur di Bumi (14:17-20)
- 3. Ketujuh Cawan (15:1-16:21)
- 4. Babel Dikiaskan sebagai Pelacur (17:1-18)
- 5. Kota Babel Dimusnahkan (18:1-24)
- a. Pemusnahan Babel Diberitakan (18:1-8)
- b. Tanggapan Dunia (18:9-19)
- c. Babel Tidak akan Pulih (18:20-24)
- 6. Sukacita di Surga (19:1-10)
- 7. Dia Kembali (19:11-16)
- 8. Dia Mengalahkan Binatang itu serta Tentaranya (19:17-21)
- 9. Iblis Dikalahkan (20:1-3)
- C. Kerajaan Seribu Tahun (20:4-15)
- 1. Orang-orang yang Memerintah dengan Tuhan Yesus selama Seribu Tahun (20:4-6)
- 2. Pemberontakan Terakhir (20:7-10)
- 3. Penghakiman di Takhta Putih (20:11-15)
- D. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (21:1-22:5)
- 1. Pendahuluan: Yerusalem Baru (21:1-8)
- 2. Benteng dan Pintu Gerbang Yerusalem Baru (21:9-21)
- 3. Kemuliaan Yerusalem Baru (21:22-27)
- 4. Sungai Kehidupan dan Hamba Anak Domba di Yerusalem Baru (22:1-5)
- E. Penjelasan Akhir dari Penglihatan (22:6-17)
- F. Bagian Penutup dari Kitab (22:18-21)
Hagelberg: Wahyu DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 199...
DAFTAR PUSTAKA
wahyu
Daftar Kepustakaan
Bauckham, Richard, The Climax of Prophecy: Studies on the Book of Revelation, T & T Clark, Edinburgh, 1993.
Barclay, William, Letters to the Seven Churches, Abingdon Press, New York, 1957.
Barclay, William, The Revelation of John, vol. 1, The Westminster Press, Philadelphia, edisi perbaikan, 1976.
Beasley-Murray, G. R., Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1978.
Bruce, F. F., New Testament History, Doubleday & Co., Garden City, 1969.
Collins, Adela Yarbro, "Numerical Symbolism in Jewish and Early Christian Apocalyptic Literature", Aufstieg und Niedergang der romischen Welt, W. Haase, red., vol. 2/21/1, de Gruyter, New York/Berlin, 1984, hlm. 1221-1287.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Glickman, Craig, bahan kuliah, "Eschatology", di Dallas Theological Seminary, 1981.
Ladd, George Eldon, A Commentary on the Revelation of John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1972.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Morris, Leon, The Revelation of Saint John, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1969.
Mounce, Robert H., The Book of Revelation, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1977.
Newell, William R., Revelation: a Complete Commentary, World Bible Publishers, Inc., Iowa Falls, Iowa, 1935.
Ryrie, Charles Caldwell, Revelation, Moody Press, Chicago, 1968.
Stalker, James, "The Son of Man", dalam The International Standard Bible Encyclopedia, vol. V, hlm. 2828-2830, 1929.
Stanley, Charles, Eternal Security: Can You Be Sure?, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1990.
Toussaint, Stanley, bahan kuliah, "The Revelation of John", di Dallas Theological Seminary, 1983.
Walvoord, John F., The Revelation of Jesus Christ, Moody Press, Chicago, 1966.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Gereja Di Kota Dosa
WAHYU 2:12-17
Gereja di Pergamus telah disebut sebagai "Gereja Setia Yang Tidak Setia," "Gereja Di Markas Neraka...
Gereja Di Kota Dosa
Gereja di Pergamus telah disebut sebagai "Gereja Setia Yang Tidak Setia," "Gereja Di Markas Neraka," dan "Gereja Di Halaman Belakang Iblis." Saya mencoba meringkas pelbagai tantangannya yang unik dalam judul "Gereja Di Kota Dosa."
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 2:12-17)
Surat kepada jemaat di Pergamus menyatakan bahwa menjadi orang Kristen tidaklah mudah. Yesus masih sedang mencari orang-or...
KESIMPULAN (Wahyu 2:12-17)
Surat kepada jemaat di Pergamus menyatakan bahwa menjadi orang Kristen tidaklah mudah. Yesus masih sedang mencari orang-orang yang punya cukup keberanian untuk berpegang teguh, yang tidak akan mengingkari iman itu terlepas dari pelbagai konsekuensinya. Ia juga sedang mencari orang-orang yang punya cukup kasih untuk menentang saudara-saudari yang hidupnya dan ajarannya tidak sesuai dengan standar ilahi. Tuhan tidak bisa menolerir sikap kompromi.
Surat ini menantang kita semua untuk menjadi "pemenang": untuk mengatasi sifat takut dan gugup kita, ketidakpedulian kita, dan kurangnya keyakinan kita sehingga kita bisa menjadi seperti apa yang Yesus inginkan. Jika kita mau, Ia juga akan memberi kita pemeliharaan dalam bentuk "manna yang tersembunyi" dan persetujuan dalam bentuk "batu putih."
Jika Anda memiliki kebutuhan rohani dalam hidup Anda,50Saya berdoa semoga pedang Firman telah menyentuh hati Anda dan akan menggerakkan Anda untuk mematuhi Tuhan Anda sekarang juga-sehingga Ia tidak akan pernah harus berperang melawan Anda dengan pedang penghakiman-Nya yang mengerikan itu (Matius 25:41)!
PERTANYAAN UNTUK TINJAUAN & DISKUSI
- 1. Apa itu "pedang tajam bermata dua" yang keluar dari mulut Yesus? Diskusikanlah dua cara pedang Firman itu dapat digunakan.
- 2. Beberapa fitur apakah dari Pergamus yang secara khusus mengintimidasi orang Kristen?
- 3. Pelajaran ini menyatakan bahwa Pergamus adalah "pusat pemerintahan provinsi Romawi di Asia dan bertanggung jawab atas penegakan ibadah kaisar." Tekanan apakah yang akan dirasakan oleh umat Kristen yang tinggal di Pergamus?
- 4. Menurut Anda apakah "takhta Iblis" pada waktu itu? Apakah yang disarankan oleh pelajaran ini tentang "takhta Iblis" pada waktu itu? Apakah Iblis masih memiliki pusat-pusat pengaruhnya di zaman kini?
- 5. Siapakah Antipas? Apakah yang kita ketahui tentang dia? Apakah mengetahui tentang orang mana saja adalah cukup?
- 6. Bersiaplah untuk menceritakan kisah Bileam dan Balak. Bagaimanakah Bileam menimbulkan kejatuhan Israel?
- 7. Jika di zaman kini Iblis bisa membuat gereja berkompromi dengan dunia, akankah hal ini menimbulkan kejatuhan gereja? Diskusikanlah dosa kompromi.
- 8. Siapakah para pengikut Nikolaus itu? (Pastikan untuk meninjau ulang apa yang dikatakan tentang mereka di dalam pelajaran mengenai surat kepada jemaat di Efesus.)
- 9. Menurut Perjanjian Baru, bagaimanakah seharusnya guru-guru palsu diperlakukan?
- 10. Sebutkan beberapa alasan yang memungkinkan mengapa gereja di Pergamus tidak menangani guru-guru palsu? Mengapakah gereja-gereja di zaman kini tidak menerapkan disiplin gereja?
- 11. Apa perbedaan antara "disiplin pencegahan" dan "disiplin perbaikan"?
- 12. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan "manna yang tersembunyi" yang dijanjikan oleh Yesus? "batu putih"? "nama baru"? Apakah kita harus memahami secara tepat apa semuanya ini untuk mengetahui bahwa Yesus memiliki berkat yang disimpan untuk kita?
CATATAN UNTUK GURU & PENGKHOTBAH
Beberapa judul lain yang memungkinkan untuk pelajaran ini mencakup "Di Mana Iblis Berada," "Di Mana Takhta Iblis Berada," dan "Gereja Yang Dicobai." Judul lain yang kadang-kadang digunakan di Amerika adalah "Gereja Di Tempat Iblis."
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kota ini juga dikenal sebagai Pergamus, Pergamon, dan Pergamos. Alkitab KJV menulis "Pergamos."
2 Lihat peta di halama...
Catatan Akhir:
- 1 Kota ini juga dikenal sebagai Pergamus, Pergamon, dan Pergamos. Alkitab KJV menulis "Pergamos."
- 2 Lihat peta di halaman 18 di dalam edisi ini.
- 3 "Akropolis" adalah kata majemuk Yunani yang berarti "kota tinggi." Akropolis adalah situs kota pertama di atas gunung.
- 4 Kata Yunani yang diterjemahkan "diam" dan "sedang diam" di dalam kalimat ini berarti "memiliki tempat tinggal permanen."
- 5 Alkitab KJV menulis "kursi", tetapi kata Yunani biasa untuk "kursi" tidak yang digunakan di sini. Sebaliknya, teks itu memiliki kata Yunani thronos, yang darinya kita mendapatkan kata "throne" [takhta]. Kata yang sama digunakan di pasal 4 untuk mengacukan takhta Allah. Kata "takhta" menandakan "kursi kekuasaan."
- 6 Dalam Kisah Para Rasul 19:35 (NASB) neokoros diterjemahkan sebagai "penjaga kuil."
- 7 Di sebagian besar kota, warga negara hanya harus berikrar setia kepada kaisar setahun sekali; di Pergamus, tekanan itu berlangsung terus menerus. Di dalam surat kepada jemaat di Smirna, penganiayaan diprakarsai oleh orang-orang Yahudi; tetapi di Pergamus, yang mengeluarkan ancaman penganiayaan ituadalah para pejabat Romawi.
- 8 Satu kuil di daerah itu didedikasikan untuk Demeter, dewi pertanian. Dekat reruntuhan kuil itu, para arkeolog telah menemukan sebuah altar yang didedikasikan "kepada ilah yang tidak dikenal," sebuah prasasti yang sama dengan yang disinggung di dalam Kisah 17:23.
- 9 Bangsa Romawi menyebut dia Jupiter.
- 10 Sekarang ini, yang tersisa di akropolis hanya pondasinya. Mezbahnya sendiri telah dibangun ulang di Museum Pergamus di Berlin. Sebuah pohon besar, tumbuh di tengah-tengah pondasi itu, dapat dengan jelas dilihat dari dataran itu. Keberadaannya itu membantu para pengunjung untuk membayangkan keadaan mezbah itu pada abad pertama. Mezbah ini dapat dilihat dari jarak beberapa kilometer jauhnya.
- 11 Galen berada di peringkat kedua setelah Hippokrates (460-377 S. M.), yang dikenal sebagai "bapak kedokteran." Galen terkenal karena karyanya dalam bidang anatomi manusia. Buku-bukunya dianggap sebagai rujukan utama tentang masalah itu pada abad ketiga belas.
- 12 Para sarjana, dalam menggambarkan pengobatan yang diterima, memasukkan kata-kata seperti "penyembuhan iman" dan "auto-sugesti." Karena banyak penyakit bersifat psikosomatik (pelbagai gangguan yang memiliki gejala-gejala lahiriah tapi berasal dari sebab mental atau emosional), pusat pengobatan ini memiliki peranannya dalam "pelbagai penyembuhan." Banyak "kesaksian" tentang keefektifan pengobatan yang diterima dapat ditemukan di dalam tulisan-tulisan kuno. Padanan moderennya akan berupa apa yang disebut "para penyembuh iman" dengan "penyembuhan-penyembuhan" dan "kesaksian-kesaksian" mereka yang dipublikasikan.
- 13 Beberapa pengobatan benar-benar bermanfaat: diet, olahraga, istirahat, dan mandi air panas dan air dingin.
- 14 Ini adalah ejaan bahasa Latin untuk nama tersebut. Ejaan bahasa Yunaninya adalah "Asclepias." Pusat pengobatannya disebut Asclepieum.
- 15 Ular adalah simbol kesehatan kaum pagan karena ular bisa berganti kulit dan tampil muda kembali. Seekor atau lebih ular yang melilit sebuah tongkat masih merupakan simbol yang secara luas digunakan untuk profesi medis.
- 16 LaMar C. Berrett, Discovering the World of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1979), 528.
- 17 Grolier Multimedia Encyclopedia , 1997 ed., s.v. "Pergamum," by Louis L. Orlin.
- 18 Papirus adalah bahan tulis yang dibuat dari tanaman papirus yang tumbuh di sepanjang Sungai Nil. Kata "paper [kertas]" berkembang dari kata "papirus."
- 19 Perkamen dibuat dari kulit domba, kambing, dan anak lembu. Dalam proses untuk dikembangkan menjadi perkamen, kulit itu direntangkan, dikikis sampai setipis kertas, dan kemudian diolah.
- 20 Istilah "kodeks" digunakan untuk mengacukan sebuah buku yang berisi halaman-halaman. Oleh karena kecerdasan penduduk Pergamus, sekarang ini Anda bisa membuka halaman-halaman buku apa saja ketimbang membuka gulungan buku!
- 21 Berrett, 529. (Huruf miring oleh saya.)
- 22 Saya tidak sedang mengatakan bahwa setiap lokasi yang tercantum sepenuhnya dikuasai Iblis. Saya hanya mengatakan bahwa Iblis bekerja di dalam dan melalui tempat-tempat ini untuk mencapai tujuannya. Kita dapat bekerja di tempat-tempat yang sama ini untuk mencapai tujuan Allah, tetapi itu akan sulit-seperti halnya di Pergamus.
- 23 Kita bisa menambahkan Internet-jaringan internasional pemerintahan, pendidikan, dan jaringan bisnis komputer yang saling berhubungan.
- 24 Beberapa terjemahan menulis "imanmu kepada-Ku" atau yang setara, tapi frase "iman" adalah lebih luas daripada "sekedar" percaya kepada Yesus. Namun begitu, definisi yang diberikan mencakup iman kepada Yesus.
- 25 Kata Yunani yang diterjemahkan "saksi" adalah martus, kata yang darinya kita mendapatkan kata "martir." Kata itu mengacu kepada "orang yang menyaksikan atau bersaksi." Kadang-kadang, kata Yunani itu mengacu kepada orang yang bersaksi bagi imannya dengan rela mati untuknya-apa yang kita sebut martir. Karena Antipas rela mati demi imannya, di sini Alkitab KJV menulis "martir." Kata yang sama ditemukan di 17:6, di mana kata itu mengacu lagi kepada orang-orang yang bersaksi dengan kematian mereka.
- 26 Alkitab KJV menulis telah "dibunuh." Kata kerja Yunaninya menunjukkan kematian dengan kekerasan.
- 27 Ilustrasi lain bisa saja digunakan: Misalkan seseorang pergi ke dokter untuk pemeriksaan fisik. Setelah pemeriksaan itu, si dokter memberitahu orang itu hasil positif dari pemeriksaan itu. Kemudian ia menambahkan, "Tapi saya menemukan beberapa hal yang salah: Anda mengidap diabetes, gangguan jantung, dan kanker."
- 28 Kata Yunani yang diterjemahkan "menyesatkan" "menunjukkan bagian dari suatu perangkap di mana umpan ditempatkan. Ketika umpan dimakan, perangkap itu bekerja, menjerat korban" (Homer Hailey, Revelation [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1979], 131).
- 29 Paulus telah membahas masalah makanan daging yang dipersembahan kepada berhala (1 Korintus 8-10; Roma 14, 15), tetapi pembahasannya itu terutama berkaitan dengan daging yang sudah lebih dulu dipersembahkan kepada berhala dan kemudian dijual di pasar. Kelihatannya, dosa yang diacukan di dalam Wahyu 2:14 melibatkan partisipasi sungguhan dalam penyembahan berhala, yang waktu itu (dan juga sekarang) dihukum sepenuhnya oleh Allah (2 Korintus 6:16; Galatia 5:20; 1 Yohanes 5:21).
- 30 Kata Yunani yang diterjemahkan "berbuat zinah" secara harafiah berarti "melakukan percabulan" (lihat KJV). Ibadah pagan biasanya melibatkan kemesuman seksual, yang waktu itu (dan juga sekarang) dihukum oleh Tuhan (1 Korintus 6:13-20).
- 31 Kata "juga" di ayat 15 menyiratkan bahwa ada hubungan antara dua posisi itu.
- 32 Bileam sendiri akhirnya tewas oleh pedang (Bilangan 31:8).
- 33 Lihat Mikha 6:5.
- 34 Lihat catatan tentang para pengikut Nikolaus pada halaman 39 dan 40 di dalam edisi ini.
- 35 Kasih karunia Allah adalah cukup untuk dosa-dosa kita, tapi ini harus jangan menjadi dorongan untuk berbuat dosa. Lihat pembahasan Paulus tentang hal ini, dimulai di Roma 6:1. Pertobatan sejati akan menyebabkan kita mencoba, dengan bantuan Allah, melenyapkan dosa dari hidup kita.
- 36 Bandingkanlah ini dengan peringatan Paulus kepada jemaat Korintus di 1 Korintus 4:21.
- 37 Untuk pembahasan dua nas yang memakai konsep "kedatangan Tuhan," lihat pelajaran "Berapa Lamakah Lagi, Ya Penguasa?"
- 38 Kemungkinan lain ada. Misalnya, "mereka" bisa mengacu kepada siapa saja di dalam jemaat itu yang menolak untuk mendisiplinkan guru-guru palsu.
- 39 Disiplin pencegahan melibatkan pengajaran dan pelatihan, sedangkan disiplin perbaikan melibatkan koreksi dan hukuman. Jika kita bekerja lebih keras dalam disiplin pencegahan, disiplin perbaikan akan kurang dibutuhkan. Namun begitu, tidak peduli seberapa keras kita bekerja dalam disiplin pencegahan, disiplin perbaikan kadang-kadang dibutuhkan. Hal ini benar di dalam rumah tangga; hal ini benar di dalam gereja.
- 40 Lihat 1 Korintus 5:1, 5-7 untuk beberapa tujuan disiplin gereja.
- 41 Alkitab tidak memberitahu kita dengan tepat manna apa itu, tapi Keluaran 16:15 menjelaskan bahwa itu adalah penyediaan mujizatiah dari Allah. Saya telah diberitahu bahwa kata Ibrani untuk "manna" berarti (atau setidaknya menyiratkan) "Apakah itu?"
- 42 Tabut perjanjian itu adalah sebuah peti khusus berlapis emas yang ditempatkan di dalam Tempat Maha Kudus di dalam kemah suci. Di dalam peti itu terdapat tiga benda: loh batu bertuliskan Sepuluh Perintah Allah, buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun yang bertunas.
- 43 Karena manna adalah makanan fisik, "manna yang tersembunyi" itu bisa mengacu kepada makanan bagi jiwa. Banyak komentator mengaitkan janji ini kepada penegasan Yesus bahwa Ia adalah "roti hidup" (Yohanes 6:31, 35). Kata "tersembunyi" bisa menyiratkan bahwa berkat-berkat milik seorang Kristen adalah tersembunyi dari dunia- dalam artian bahwa dunia ini tidak menerima, mengenali, atau menghormati berkat-berkat itu.
- 44 Kata Yunani yang diterjemahkan "batu" hanya ditemukan di sini dan di dalam Kisah 26:10. Terjemahan harfiah dari bagian terakhir Kisah Para Rasul 26:10 akan berupa "saya melempar kerikil [pemberian suara]." Bahkan sekarang ini, orang Amerika masih berbicara tentang "melempar [baca: memberikan] suara kita," dan istilah "blackballed" masih mengacu kepada keadaan ditolak.
- 45 Selain praktik ini, batu-batu putih memiliki kegunaan lain di zaman Alkitab: Mereka digunakan untuk undangan, sebagai penghargaan, dan dalam perhitungan. Beberapa orang beranggapan bahwa batu putih itu adalah berlian: Berlian terbentuk ketika karbon berada di bawah tekanan yang luar biasa untuk jangka waktu yang lama sekali, dan umat Kristen di Pergamus berada di bawah tekanan yang kuat.
- 46 Lihat Filipi 2:9, 10.
- 47 Kemungkinan yang terkait adalah bahwa nama baru "Kristen" (Yesaya 62:2; Kisah Para Rasul 11:26)-atau nama itu bisa menjadi nama yang tidak diketahui yang disebut di dalam 19:12, sebuah nama yang akan dinyatakan kepada kita di sorga nanti.
- 48 F. Whitfield, "O How I Love Jesus," Songs of the Church, ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishers, 1977).
- 49 "Yesus" adalah bentuk Yunani dari kata Ibrani "Joshua" yang secara harfiah berarti "Yehova menyelamatkan."
- 50 Jika pelajaran ini digunakan sebagai khotbah, jelaskanlah perlunya pendosa non-Kristen percaya dan dibaptis (Markus 16:16) dan perlunya orang Kristen yang salah dipulihkan (Kisah Para Rasul 8:22; Yakobus 5:16).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Surat Cinta Terakhir Dari Tuhan
WAHYU 2-3
Perjanjian Baru penuh dengan surat: Dua puluh satu dari dua puluh tujuh kitab di dalam Perjanjian Baru ada...
Surat Cinta Terakhir Dari Tuhan
Perjanjian Baru penuh dengan surat: Dua puluh satu dari dua puluh tujuh kitab di dalam Perjanjian Baru adalah surat yang ditulis kepada gereja-gereja dan individu-individu. Semuanya itu adalah ungkapan kasih dan kepedulian Tuhan bagi umatNya. Beberapa surat terakhir yang Ia tulis ditemukan di dalam kitab yang kita sedang pelajari: Kitab Wahyu.1Di dalam pasal 2 dan 3, kita menemukan tujuh surat dari Yesus untuk jemaat-jemaat di Asia Kecil.2
Beberapa orang bertanya-tanya mengapa surat-surat itu disertakan di dalam kitab itu. Setelah kita melihat kemuliaan Yesus di pasal 1, kita siap untuk sorga yang megah di pasal 4 dan 5. Sebaliknya, di dalam pasal 2 dan 3 kita membaca tentang kesalahan gereja-gereja. Beberapa orang berpendapat bahwa surat-surat itu ditambahkan belakangan kepada kitab itu, tapi bukti naskah menunjukkan bahwa surat-surat itu adalah bagian dari kitab Wahyu dari awalnya.
Mengapakah surat-surat itu disertakan? Nilai apakah yang mereka miliki untuk umat Kristen di abad pertama, dan nilai apakah yang mereka miliki sekarang ini? Di dalam pelajaran ini, kita ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan lainnya, seraya kita mempersiapkan diri untuk melihat tujuh surat itu secara rinci.
TUJUANNYA DIJELASKAN
Surat-surat ini menyelesaikan beberapa tujuan. Pertama, mereka membantu kitab itu menjadi praktis. Tanpa surat-surat itu, tantangan di 1:3 untuk "mendengarkan" dan "memperhatikan" hal-hal tertulis itu akan memiliki arti yang jauh kurang menantang, karena pasal 2 dan 3 berisi lebih banyak perintah langsung dibandingkan sisa isi kitab itu digabungkan.
Kedua, surat-surat itu menyediakan transisi dari penglihatan tentang Tuhan yang dimuliakan dengan penglihatan di dalam pasal 4 sampai 22. Pesan Yesus kepada gereja-gereja itu memiliki fokus tiga arah:
Surat-Surat (Pasal 2; 3)
Kondisi Zaman Itu, Penglihatan Tentang Kristus (Pasal 1), Sisa Kitab Wahyu (Pasal 4-22)
(1) Pesan itu melihat ke belakang kepada pasal 1. Di awal setiap surat itu, kita memiliki gambaran tentang Kristus, dan umumnya ini diambil dari penglihatan pembukaan.3(2) Pesan itu melihat ke sekeliling kepada kondisi di zaman Yohanes. Di inti setiap surat itu, kita akan mendapatkan perasaan terhadap zaman itu, karena Yesus menyinggung tantangan unik setiap jemaat. (3) Pesan itu melihat ke depan kepada pasal 4 sampai 22. Kesimpulan dari surat-surat itu janji-janji yang mengantisipasi pelbagai tema di dalam sisa isi kitab itu.4Misalnya, surat kepada gereja di Efesus memiliki janji tentang makan dari pohon kehidupan (2:7), dan kita akan membaca tentang pohon kehidupan di pasal terakhir (22:2). "Yang menang" di jemaat Sardis dijanjikan bahwa mereka akan "dikenakan pakaian putih" (3:5); di pasal 7 kita akan membaca tentang "kumpulan besar orang banyak" berdiri penuh kemenangan "di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih" (ay. 9).
Yang paling penting, surat-surat ini sangat penting bagi penggenapan keseluruhan tujuan Kristus di dalam kitab itu: Ia ingin menyemangati orang Kristen yang tertindas dan mempersiapkan mereka bagi penganiayaan yang bahkan lebih besar; Ia ingin meyakinkan mereka bahwa, pada akhirnya, kebaikan akan menang. Sebelum Ia bisa melakukan itu, satu pertanyaan harus dijawab: Apakah mereka siap menghadapi badai yang mendekat? Tuhan tidak bisa memberkati orang-orang yang memberontak dan tidak taat.5Sebelum Tuhan dapat menyemangati gereja-gereja itu, Ia harus memeriksa mereka. Barulah kemudian Ia dapat menegaskan kekuatan mereka, memperbaiki kelemahan mereka, dan menghibur ketakutan mereka.
Karena itu, tujuan utama surat-surat itu adalah mempersiapkan jemaat-jemaat itu bagi konflik yang menanti di depan mereka. Sebelum kita selesai mempelajari surat-surat ini, kita akan melihat bahwa surat-surat itu dapat juga membantu kita untuk lebih siap menghadapi pertempuran rohani yang kita hadapi.
POLANYA DIUNGKAPKAN
Tidak sulit untuk mendeteksi pola di dalam surat-surat itu: Semua dimulai dengan cara yang sama, kata-kata yang sama tentang mendengarkan selalu digunakan hampir di bagian akhir, dan semua surat itu memiliki janji bagi mereka "yang menang." Namun begitu, cakupan penuh pola ini mungkin tidak langsung jelas. Untuk membantu Anda membandingkan surat-surat itu, tabel di bagian bawah halaman ini telah disediakan bagi Anda untuk diisi. Periksalah tabel itu dengan hati-hati, tuliskanlah di ruang yang sesuai pasal dan ayat di mana setiap unsur ditemukan.
Dengan beberapa pengecualian, setiap surat itu memiliki tujuh unsur: (1) salam atau ucapan, (2) gambaran tentang Yesus, (3) pujian untuk jemaat itu secara keseluruhan, (4) kecaman untuk jemaat itu secara keseluruhan, (5) peringatan dan ancaman, (6) nasihat, dan (7) janji.6
Salam itu pada dasarnya sama di setiap surat ("tuliskanlah kepada malaikat jemaat di [kota tertentu]"), dan begitu juga dengan nasihat itu ("Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat").Seperti kita telah lihat, dua dari unsur-unsur itu terkait dengan sisa isi kitab itu: Dalam sebagian besar surat-surat itu, gambaran tentang Yesus diambil dari penglihatan di pasal 1, dan janji-janji itu diperluas di pelbagai bagian belakangan kitab itu. Dengan demikian variasi utama di dalam surat-surat itu muncul di bagian (3), (4), dan (5). Pada tabel itu, secara khusus perhatikanlah bahwa dua dari gereja-gereja itu tidak memiliki pujian, sementara dua dari gereja-gereja itu tidak mendapat kecaman—dan karena itu tidak mendapat peringatan. Sebagaimana akan kita lihat, pelbagai perbedaan ini adalah penting.
Ada satu karakteristik lagi yang harus ditunjukkan tentang formatnya: Di dalam tiga surat yang pertama, dorongan diberikan sebelum janji, sementara di empat surat yang terakhir janji diberikan sebelum dorongan. Seperti yang telah kita singgung sebelumnya, daftar yang berisi tujuh hal di dalam kitab Wahyu sering dibentuk dari kelompok tiga dan empat (atau empat dan tiga). Kitab Wahyu bukanlah kekacauan pelbagai adegan yang tidak terkait seperti yang dipercayai oleh beberapa orang; tidak ada yang bersifat serampangan tentang hal itu.
Jika Anda ingin mendapat manfaat maksimal dari pelajaran kita tentang tujuh surat itu, Anda harus lebih dulu melengkapi tabel itu dengan mengisikan acuan Kitab Suci yang sesuai. Untuk membantu Anda memulainya, perhatikanlah acuan-acuan setelah judul utama pelajaran berikutnya, "Gereja Yang Hatinya Bermasalah." Acuan-acuan inilah yang Anda harus tuliskan di kotak-kotak kosong pada kolom "Efesus". Ketika Anda menyalin ayat-ayat itu, amatilah perbedaan dalam urutannya: Pujian kepada gereja Efesus dimulai di ayat 2 dan 3, tapi selesai di ayat 6. Anda akan menemukan beberapa variasi kecil seperti ini dari waktu ke waktu di dalam surat-surat itu.
Setelah Anda mengisi kotak-kotak di bawah "Efesus," kemungkinan besar Anda akan dapat mengisi sendiri sisa tabel itu. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, lihatlah pelajaran tentang Tiatira ("Gereja Dimana Izebel Adalah Anggotanya"). Saya juga mempertahankan pembagian tujuh-bagian dalam pelajaran itu untuk membantu Anda mendapatkan format itu dalam pikiran.
POIN-POIN DITELITI
Dengan mengisi sendiri tabel itu, Anda akan mendapatkan nuansa keseluruhan surat-surat itu sebelum kita mempelajarinya secara terperinci. (Anda dapat memeriksa jawaban Anda itu dengan kunci jawaban yang diberikan di dalam edisi ini.) Jangan kehilangan penglihatan tentang Yesus yang berjalan di antara gereja-gereja, memeriksa mereka, dan mempersiapkan mereka untuk cobaan di depan. Pelajaran apakah yang Anda kira mereka butuhkan? Harold Hazelip membuat saran ini:
Setiap surat memiliki catatan yang berbeda—satu kata yang menyentuh atau ungkapan yang menantang yang meringkas keseluruhan pesannya. Jika kita menggabungkan pelbagai catatan yang berbeda itu, kita akan memiliki gambaran tujuh poin yang baik tentang apa yang Kristus inginkan di gerejanya sekarang ini.7
Hazelip kemudian mengusulkan kata-kata kunci untuk masing-masing gereja itu: Gereja di Efesus perlu kembali kepada kasihnya yang semula (2:4); gereja di Smirna harus siap-siap menderita (2:10); jemaat di Pergamus perlu mendukung kebenaran (2:14, 15); gereja di Tiatira butuh kekudusan yang lebih besar (2:20); gereja di Sardis masih kurang dalam kemurnian (3:1); gereja di Filadelfia didesak untuk mengambil keuntungan dari pelbagai peluang untuk penginjilan (3:8a); dan gereja di Laodikia dikecam karena kurangnya dedikasi (3:15).8Hazelip menyimpulkan, "Jika kita bisa menggabungkan tujuh karakteristik ini di dalam satu jemaat—kasih, penderitaan, kebenaran, kekudusan, kemurnian, penginjilan dan dedikasi—kita akan memiliki satu komunitas umat Allah yang ideal."9
Seraya kita menelusuri surat-surat itu, saya rasa Anda akan terkesan dengan ajaran praktis untuk gereja zaman kini. Kita butuh pelajaran-pelajaran yang ditemukan di dalam surat-surat kepada tujuh jemaat di Asia itu.
TFTWMS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (Wahyu 2-3)
Masalah menghadang jalan umat Kristen di Asia Kecil. Masalah menanti kita juga. Jenis masalah yang mereka alami mungkin sama a...
KESIMPULAN (Wahyu 2-3)
Masalah menghadang jalan umat Kristen di Asia Kecil. Masalah menanti kita juga. Jenis masalah yang mereka alami mungkin sama atau mungkin tidak, tetapi masalah itu tetap saja mencobai jiwa kita. Yesus ingin umat Kristen mula-mula itu siap untuk menghadapi badai kehidupan; dengan demikian Ia memeriksa mereka supaya Ia bisa mengembangkan kekuatan mereka dan memperbaiki kelemahan mereka. Ingatlah: Tuhan tidak dapat memberkati orang-orang yang memberontak dan tidak taat.
Tuhan juga ingin kita siap terhadap apa pun yang mungkin datang. Persiapan masih tergantung pada tiga faktor: penilaian yang jujur tentang kekuatan dan kelemahan kita, pengembangan kekuatan kita, dan perbaikan kelemahan kita. Anda mungkin ingin menemukan seseorang yang Anda hormati dan percayai untuk membantu Anda melakukan evaluasi diri. Kemudian, mendedikasikan diri Anda untuk membangun kekuatan Anda dan memperbaiki pelbagai kekurangan.
Masing-masing dari kita perlu menanyakan dirinya sendiri: "Siapkah saya bagi pertempuran hidup?"; "Apakah yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan diri bagi pertempuran itu?"; "Apakah saya bersedia melakukan apa pun yang diperlukan?"10Tuhan memberkati Anda dalam tantangan itu!
PERTANYAAN UNTUK TINJAUAN & DISKUSI
- 1. Menurut bukti naskah, apakah tujuh surat itu selalu menjadi bagian Kitab Wahyu?
- 2. Menurut pelajaran ini, tiga tujuan apakah yang tujuh surat itu miliki? Dapatkah Anda memikirkan tujuan lain apa saja? Apakah tujuan utamanya?
- 3. Pelajaran itu menyiratkan bahwa surat-surat itu "memiliki fokus tiga-arah." Apakah artinya?
- 4. Pelajaran itu menyiratkan bahwa Yesus ingin menegaskan kekuatan gereja-gereja itu, memperbaiki kelemahan mereka, dan menghibur ketakutan mereka. Diskusikanlah bagaimana hal ini dibandingkan dengan apa yang Tuhan katakan kita harus lakukan untuk orang lain (2 Timotius 4:2).
- 5. Apa sajakah tujuh unsur di dalam surat-surat itu?
- 6. Bisakah Anda mengisi tabel itu? Jika mungkin, bandingkanlah tabel Anda dengan tabel yang diisi orang lain.
- 7. Kata-kata kunci apakah yang Harold Hazelip sarankan untuk merangkum situasi dari masing-masing tujuh jemaat itu?
- 8. Sudahkah Anda meluangkan waktu untuk memeriksa diri guna menemukan kekuatan dan kelemahan Anda? Apakah Anda butuh bantuan dalam evaluasi ini?
TFTWMS: Wahyu (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pernyataan ini mengasumsikan bahwa kitab Wahyu ditulis selama bagian akhir pemerintahan Domitianus.
2 Di dalam pelajaran "T...
Catatan Akhir:
- 1 Pernyataan ini mengasumsikan bahwa kitab Wahyu ditulis selama bagian akhir pemerintahan Domitianus.
- 2 Di dalam pelajaran "Tujuh Fakta Yang Anda Harus Ketahui Tentang Kitab Wahyu," saya menekankan bahwa kitab Wahyu aslinya ditujukan kepada "tujuh gereja yang ada pada waktu itu." Izinkan saya menekankan kembali bahwa tujuh gereja ini adalah jemaat sungguhan yang ada di zaman Yohanes dan tidak mewakili "tujuh" zaman gereja. "
- 3 Kita melihat satu pengecualian untuk ini: Surat kepada gereja di Laodikia hanya meminjam ungkapan dari pasal 1 (1:5; 3:14).
- 4 Kaitan beberapa janji terhadap isi kitab Wahyu lainnya adalah jelas; pelbagai kaitan yang lain adalah kurang jelas. Sebagian besar kaitan itu akan ditunjukkan saat kita mempelajari setiap surat itu.
- 5 Sebagai contoh, lihat Yosua 7:1-26.
- 6 Tujuh unsur ini elemen dapat dijudulkan lagi sehingga semua judul berawal dengan huruf yang sama. Misalnya: The Commission [Tugas] ("Kepada malaikat .…."), The Character [Karakter] (gambaran tentang Yesus), The Commendation [Pujian], The Condemnation [Kecaman], The Correction [Perbaikan] (peringatan), The Call [Panggilan] ("mendengarkan apa yang Roh katakan"). Dalam pengalaman saya, unsur-unsur itu lebih mudah diingat ketika semuanya tidak dimulai dengan huruf yang sama.
- 7 Harold Hazelip, The Lord Reigns: A Survey of the Book of Revelation (Abilene, Tex.: Herald of Truth, n.d.), 5.
- 8 Ibid., 5, 6 (pelbagai acuan ditambahkan).
- 9 Ibid., 6.
- 10 Jika pelajaran ini digunakan sebagai khotbah, mereka yang bukan orang Kristen harus diberitahu bahwa mereka perlu terlebih dahulu mengungkapkan iman mereka kepada Yesus dengan dibaptiskan (Kisah 2:36-38).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Wahyu (Pendahuluan Kitab) WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan
dianiaya karena percaya kepada Yesus Krist
WAHYU KEPADA YOHANES
PENGANTAR
Wahyu Kepada Yohanes ini ditulis pada masa orang-orang Kristen ditekan dan dianiaya karena percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Maksud utama penulisnya ialah untuk memberi harapan serta semangat kepada para pembacanya, dan juga untuk mendorong mereka supaya tetap percaya pada waktu dianiaya dan ditekan.
Isi buku ini sebagian besar terdiri dari beberapa rangkaian wahyu dan penglihatan yang dikemukakan dengan memakai bahasa perlambang yang dapat difahami artinya oleh orang-orang Kristen zaman itu, tetapi sulit dimengerti oleh orang-orang lain. Pokok pikiran yang dikemukakan dalam buku ini diulang-ulangi dalam bermacam-macam cara melalui berbagai-bagai rangkaian penglihatan. Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai tafsiran yang terperinci tentang isi buku ini, namun inti sari pokok pikirannya jelas, yaitu bahwa melalui Kristus, Allah akhirnya akan mengalahkan semua musuh-Nya, termasuk Iblis. Dan apabila kemenangan itu sudah tercapai, Allah akan memberikan surga yang baru dan bumi yang baru sebagai hadiah kepada umat-Nya yang setia.
Isi
- Pendahuluan
Wahyu 1:1-8 - Penglihatan permulaan dan surat-surat kepada ketujuh jemaat
Wahyu 1:9-3:22 - Gulungan buku dan tujuh segel
Wahyu 4:1-8:1 - Tujuh trompet
Wahyu 8:2-11:19 - Naga dan dua ekor binatang
Wahyu 12:1-13:18 - Berbagai-bagai penglihatan
Wahyu 14:1-15:8 - Tujuh wadah amarah Allah
Wahyu 16:1-21 - Hancurnya Babel, kalahnya binatang, nabi palsu dan Iblis
Wahyu 17:1-20:10 - Hukuman terakhir
Wahyu 20:11-15 - Langit baru, bumi baru, Yerusalem baru
Wahyu 21:1-22:5 - Penutup
Wahyu 22:6-21
Ajaran: Wahyu (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu,
sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pend
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Wahyu, sehingga mereka melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 95-96 sesudah Masehi.
Penerima : Ketujuh jemaat di Asia Kecil (tetapi juga semua jemaat Yesus Kristus di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Wahyu ini terdiri dari 22 pasal. Di dalam Kitab ini, kita dapat melihat dengan jelas apa yang diwahyukan Allah kepadanya tentang apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi kemudian atas seluruh umat manusia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Wahyu
Pasal 1 (Wahy 1:9-12).
Pengajaran tentang apa yang telah dilihat oleh Rasul Yohanes Bagian ini menceritakan tentang rahasia ketujuh bintang dan ketujuh kaki dian emas. (Wahy 1:17-20).
Pasal 2-3 (Wahy 2:1-3:22).
Pengajaran tentang apa yang terjadi sekarang
Bagian ini berisi pesan kepada ketujuh jemaat. Ketujuh jemaat ini menggambarkan keadaan jemaat Kristen di seluruh dunia.
Pasal 4-22 (Wahy 4:1-22:21).
Pengajaran tentang apa yang terjadi di masa depan
Bagian ini berisikan tentang masa depan yang terjadi di dunia, yaitu siksaan besar bagi isi dunia. Setelah malapetaka itu terjadi, Yesus Kristus datang untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun, dan sesudahnya Iblis dan pengikutnya dihancurkan akhirnya, dunia dan langit ini akan dijadikan baru. Puncak dari isi Kitab Wahyu ini adalah berita dan janji tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Pendalaman
- Kalau kenyataan akhir dunia ini sudah jelas, yaitu kedatangan kedua kali dari Yesus Kristus ke dunia ini, dengan membawa kemenangan, maka apakah yang akan saudara lakukan dalam penderitaan hidup sebagai orang Kristen? Setia? Ataukah mundur?
- Kalau orang-orang kudus akan diberkati saudara yang ada di dalam kekudusan dan kemenangan Kristuslah yang diberkati. Saudara sekarang berada di pihak yang mana?
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Wahyu?
- Apakah hasil dari mempelajari Kitab Wahyu?
- Bagaimanakah keadaan ketujuh jemaat itu?
- Apakah janji Tuhan Yesus akan kedatangan-Nya?
- Apakah yang akan dialami oleh orang percaya setelah dunia in diperbaharui?
Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui di
Apa yang akan terjadi pada masa depan
PENULIS.
Penulisnya disebut sebagai 'Yohanes' sebanyak empat kali (1:1, 4, 9; 22:8), tetapi ia tidak mengakui dirinya sebagai rasul Yohanes, dan beberapa orang mengemukakan bahwa penulisnya adalah Yohanes yang lain, sebab:
1. Bahasa Yunani yang dipakai dalam Wahyu sangat tidak biasa, tidak seperti bahasa Yunani yang dipakai dalam Injil Yohanes.
2. Dalam Injil, Yohanes tidak pernah menuliskan namanya.
3. Ciri-ciri tema dari Injil Yohanes, yaitu kasih dan kebenaran, hampir tidak muncul dalam Wahyu. Tetapi, keberatan-keberatan ini mudah dijawab. Bahasa Yunani yang dipakai sengaja tidak seperti biasanya -- bukan bahasa Yunani yang jelek -- karena menuliskan nubuatan. Kedua, Injil pada dasarnya adalah biografi dari Yesus, dan Yohanes tidak ingin memasukkan dirinya ke dalam tulisan itu. Tetapi, Wahyu merupakan penyataan yang diberikan kepada seseorang, tentu nama orang itu memberikan keabsahan pada wahyu itu. Ketiga, kita tidak mungkin mengharapkan kasih menjadi tema kunci dari suatu kitab yang berbicara mengenai penghakiman!
PENERIMANYA.
Kitab ini berisi tujuh surat kepada tujuh jemaat (lebih tegasnya kepada 'para malaikat' mereka) di Asia. Terdapat banyak jemaat di Asia, tetapi hanya tujuh yang dipilih, pertama karena angka tujuh menyatakan kesempurnaan atau keutuhan; tujuh melukiskan seluruh jemaat dalam sepanjang sejarah, dan kedua, sebab ke tujuh jemaat tersebut melambangkan seluruh ragam jemaat jemaat sepanjang zaman, mulai dari jemaat di Smirna, yang tidak ada hal buruk disebutkan, sampai jemaat di Laodikia, yang tidak ada satu hal baik pun disebutkan.
WAKTU PENULISAN.
Kitab ini ditulis pada saat yang bersamaan dengan memuncaknya penganiayaan atas jemaat-jemaat. Kristen sudah mengalami aniaya, tetapi sekarang mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Penganiayaan pertama yang terbesar terjadi di bawah pemerintahan Kaisar Nero dan seolah-olah tercermin dalam kitab itu -- mungkin dengan angka '666' yang misterius itu (13:18). Ada penganiayaan kedua yang lebih kejam, yaitu di bawah Kaisar Domitian yang berlangsung dari tahun 91-95 M. dan banyak orang berpendapat bahwa Yohanes menulis kitab ini pada masa tersebut.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Kitab ini mewakili tulisan Yahudi yang khusus. Kitab ini berisi wahyu; suatu penyingkapan, suatu penyataan, tetapi ditulis dalam bentuk yang gamblang dan puitis. Sukar untuk memahami tulisan ini, tetapi kitab ini sangat penting untuk dipelajari oleh Kristen jika ia ingin mempelajari sejarah dengan benar.
Pesan
1. Menafsirkan kitab Wahyu.Kitab ini berisi banyak simbol di antaranya yang paling menonjol adalah angka
tujuh:
o Tujuh gereja. Wah 1:4
o Tujuh roh. Wah 1:4
o Tujuh kaki dian. Wah 1:12
o Tujuh bintang. Wah 1:16
o Tujuh meterai. Wah 5:1
o Tujuh tanduk. Wah 5:6
o Tujuh malaikat. Wah 8:2
o Tujuh sangkakala. Wah 8:2
o Tujuh guruh. Wah 10:3
o Tujuh kepala. Wah 12:3
o Tujuh malapetaka. Wah 15:1
o Tujuh cawan emas. Wah 15:7
o Tujuh raja. Wah 17:10
Selain itu, masih mungkin kita temukan hal-hal yang berhubungan dengan angka
tujuh dalam kitab ini, yang tidak dijelaskan secara khusus. Angka tujuh berarti
keutuhan, kesempurnaan. Angka itu merupakan angka Allah, seperti juga halnya
dengan angka enam adalah angka manusia.
Kitab ini harus dimengerti sebagai kitab yang membangkitkan semangat pada
saatsaat penganiayaan. Bahkan kitab ini menandaskan bahwa keberadaan Nero dalam
sejarah adalah bagian dari rencana Allah.
Dan, kitab ini menekankan tentang penghakiman: pada puncaknya Allah akan
menuntut perliitungan. Pembohong, penipu, orang-orang yang amoral seakan-akan
terlepas dari penghukuman. Dan, kita sering kali menjadi tidak sabar' Berapa
lamakah?'(Wah 6:10). Hari penghakiman mereka sudahditetapkan.
2. Empat pola penafsiran.
o Wahyu sebagai sejarah menafsirkan Wahyu seolah-olah ditujukan kepada Kristen
penerimanya di abad pertama. Petunjuk-petunjuk sejarah hanya untuk orang dan
peristiwa-peristiwa saat itu. Semua rahasia tentang Wahyu dimengerti oleh para
pembaca pertamanya tetapi kita tidak perlu berharap untuk melihat kesesuaian
wahyu tersebut secara rind dengan zaman kita sekarang.
o Wahyu sebagai nubuatan menafsirkan Wahyu sebagai kitab yang membeberkan garis
besar jangka panjang jalannya sejarah, dimulai dari abad pertama dan melaju
dengan pasti sampai pada masa kini terus sampai pada akhir zaman.
o Wahyu sebagai pemaparan masa depan. Sama sekali tidak memandangnya sebagai
kitab yang menyinggung sejarah tetapi semata membicarakan akhir zaman.
o Wahyu berlsikan lambang-lambang. Wahyu dipandang sebagai sesuatu yang penuh
dengan lambang-lambang yang masing-masing harus ditafsirkan tersendiri dan
tidak mempunyai hubungan dengan sejarah dunia. Mungkin tak satu pun dari
pandangan- pandangan di atas yang memuaskan. Pandangan sejarah membuat Wahyu
hanya sedikit berguna bagi kita, dan pandangan masa depan membuat kitab ini
hanya cocok untuk Kristen yang hidup pada akhir zaman.
Tetapi nubuat-nubuat sering mempunyai dua pokok acuan, yaitu: kejadian yang
segera akan terjadi dan yang masih jauh. Nubuatan Yesaya yang terkenal tentang
seorang anak (Yes 7:14) menunjuk kepada seorang wanita muda pada zaman Yesaya
dan kepada Maria, ibu Tuhan Yesus. Nubuatan-nubuatan ini juga menunjuk ke
pemerintahan Domitian maupun ke kejadian-kejadian di akhir zaman.
3. Angka misterius 666 (Wah 13:10).
Teka-teki ini tergantung pada fakta bahwa baik bahasa Ibrani maupun Yunani,
huruf-huruf abjad juga dipakai untuk bilangan. Oleh karena itu, tiap-tiap kata
mempunyai nilai bilangan dan setiap angka bisa merupakan suatu kode untuk kata
tertentu. Kaisar Nero, jika ditulis dalam bahasa Ibrani, berjumlah 666. Titus
merupakan pemecahan lain, dan kali ini dalam bahasa Yunani, dan kata ini
menunjuk kepada kaisar ketiga yang bernama Titus Domitian.
Penerapan
Berita dalam Wahyu sederhana: semua sejarah adalah 'Sejarah-Nya', sudah ditulis dan akan berakhir dengan penghakiman untuk seluruh dunia. Dan dalam terang pengetahuan ini Kristen harus mendapatkan penghiburan, terutama di saat-saat penganiayaan.
Tema-tema Kunci
1. Babel.
Kejatuhan Babel di gambarkan secara rinci dalam pasal 18, 19. Pakailah konkordansi untuk mempelajari ajaran Alkitab tentang Babel. Mulailah dari Kejadian 11, perhatikan bahwa Babel adalah Babilonia. Terutama perhatikan nubuatan Yesaya mengenai Babilonia. Dalam Wah 18:1-24 tunjukkanlah tujuh ratapan untuk Babel, mulai dengan ratapan malaikat dalam ayat 1-3.
2. Malapetaka.
Bandingkan ketujuh malapetaka dalam pasal 16 dengan sepuluh malapetaka dalam Keluaran 7-11. Perhatikan bagaimana bagian Wahyu ini sengaja dihubungkan dengan kejadian dalam Keluaran (lihat Wah 15:2-4). Mengapa penglihatan mengenai penghakiman dihubungkan dengan Keluaran yang biasanya dianggap sebagai peristiwa penyelamatan?
3. Dua orang saksi.
Ada pasal yang membuat kita penasaran (Wah 11:1-13), yang menggambarkan dua orang saksi yang juga disebut sebagai dua orang nabi, walaupun nama mereka tidak pernah disebut. Beberapa penafsir menafsirkan bahwa dua saksi ini adalah dua jemaat; yang lain lebih cenderung untuk menafsirkan mereka sebagai nabi Perjanjian Lama yang kembali ke bumi. Musa dan Elia dianggap sebagai kedua saksi itu. Mengapa mereka berdua? Apa penjelasan lebih lanjut tentang hal ini yang dikemukakan dalam Zakharia 4?
4. Pohon kehidupan.
Alkitab dimulai dengan sebuah taman (Kej 2:8) dan berakhir dengan sebuah taman (Why 22). Bandingkan dan tunjukkan perbedaannya antara dua pasal pertama dengan dua pasal terakhir Alkitab.
5. Tuhan Yesus Kristus.
Pelajarilah seluruh kitab dan buatlah sebuah daftar dari nama-nama dan julukan bagi Yesus. Alfa dan Omega (huruf pertama dan ter akhir dalam abjad Yunani), keturunan Daud dan lain-lain. Khususnya perhatikan gelar utama: Anak Domba (28 kali). Apa arti penting dari gelar ini (lihat juga Yoh 1:29-37); Ibr 9:1-28; 1 Kor. 5:7; 1 Ptr. 1:18, 19)? Tetapi perhatikan cara indah kitab ini menggambarkan kemuliaan Yesus, ditutup dengan sebuah petunjuk sederhana kepada Tuhan (kemuliaan-Nya) Yesus (kerendahanhati-Nya). Amin.
Datanglah Tuhan Yesus!
Garis Besar Intisari: Wahyu (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3Pengantar
Wah 1:4-8Salam
Wah 1:9-20Penglihatan yang pertama
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:
[1] PENDAHULUAN Wah 1:1-20
Wah 1:1-3 | Pengantar |
Wah 1:4-8 | Salam |
Wah 1:9-20 | Penglihatan yang pertama |
[2] TUJUH SURAT KEPADA TUJUH JEMAAT Wah 2:1-3:22
[3] PENGLIHATAN TENTANG SURGA Wah 4:1-11
[4] TUJUH METERAI Wah 5:1-8 :5
Wah 5:1-14 | Pendahuluan: kitab dan singa |
Wah 6:1-17 | Enam meterai dibuka |
Wah 7:1-17 | Pemeteraian simbolis orang-orang kudus |
Wah 8:1-5 | Meterai ketujuh dibuka |
[5] TUJUH SANGKAKALA Wah 8:6-11:19
Wah 8:6-9:21 | Enam sangkakala berbunyi |
Wah 10:1-11:14 | Tujuh guruh dan dua saksi |
Wah 11:15-19 | Sangkakala ketujuh |
[6] TUJUH TANDA Wah 12:1-14:20
Wah 12:1-6 | Perempuan yang berselubungkan matahari |
Wah 12:7-12 | Setan diusir |
Wah 12:13-17 | Peperangan antara Setan dan Sang Putra |
Wah 13:1-10 | Binatang yang keluar dari laut |
Wah 13:11-18 | Binatang yang keluar dari bumi |
Wah 14:1-5 | Penglihatan tentang Anak Domba |
Wah 14:6-20 | Penglihatan tentang panen |
[7] TUJUH CAWAN Wah 15:1-16:21
Wah 15:1-8 | Tujuh malaikat |
Wah 16:1-21 | Tujuh cawan dan tujuh malapetaka |
[8] PEMERINTAHAN DAN KEHANCURAN ANTI KRISTUS Wah 17:1-20:15
Wah 17:1-18 | Penghakiman atas pelacur |
Wah 18:1-19:5 | Jatuhnya Babel |
Wah 19:6-10 | Pernikahan Anak Domba |
Wah 19:11-20:15 | Kemenangan Allah |
[9] KOTA ALLAH Wah 21:1-22:5
Wah 21:1-4 | Pernyataan tentang kota itu |
Wah 21:5-8 | Kemurnian kota itu |
Wah 21:9-27 | Kesempurnaan kota itu |
Wah 22:1-5 | Air kehidupan |
[10] PENUTUP Wah 22:6-21
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi