Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Yak 3:2-10; Yak 3:3
Jerusalem: Yak 3:2-10 - -- Beberapa perbandingan disajikan dengan maksud memperlihatkan bahwa pengekangan lidah mengandaikan penguasaan diri secara menyeluruh. Pokok "pengekanga...
Beberapa perbandingan disajikan dengan maksud memperlihatkan bahwa pengekangan lidah mengandaikan penguasaan diri secara menyeluruh. Pokok "pengekangan lidah" adalah lazim pada para ahli akhlak Yunani dan dalam kitab-kitab kebijaksanaan.
Ref. Silang FULL -> Yak 3:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 3:1-12
Matthew Henry: Yak 3:1-12 - Mengendalikan Lidah
Dalam pasal ini Rasul Yakobus mengecam keinginan yang berlebihan, dan lidah yang sombong dan semena-mena. Ia juga menunjukkan kewajiban dan keuntu...
- Dalam pasal ini Rasul Yakobus mengecam keinginan yang berlebihan, dan lidah yang sombong dan semena-mena. Ia juga menunjukkan kewajiban dan keuntungan dari mengekang lidah, karena kekuatan lidah untuk merusak. Orang yang terutama mengaku beragama harus mengendalikan lidah mereka (ay. 1-12). Hikmat yang sejati membuat orang lemah lembut dan menghindari perselisihan dan iri hati. Dan dari sini hikmat sejati dapat dengan mudah dibedakan dari hikmat yang bersifat duniawi dan munafik (ay. 13, sampai selesai).
Mengendalikan Lidah (3:1-12)
- Pasal sebelumnya menunjukkan bagaimana iman tanpa perbuatan adalah iman yang tidak bermanfaat dan mati. Jelas tersirat dari apa yang pertama-tama disampaikan dalam pasal ini bahwa iman seperti itu juga cenderung membuat orang angkuh dan semena-mena dalam perilaku dan perkataan mereka. Orang yang menegakkan iman dengan cara yang dikecam dalam pasal sebelumnya adalah orang yang paling mudah jatuh ke dalam dosa-dosa lidah yang dikecam dalam pasal ini. Jadi orang-orang terbaik memang sungguh-sungguh perlu diperingatkan supaya tidak menggunakan lidah mereka untuk berbuat semena-mena, mencela, dan merusak. Oleh karena itu kita diajar,
- I. Untuk tidak menggunakan lidah kita sampai berkuasa atas orang lain: Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru, dst. (ay. 1). Perkataan ini tidak melarang kita untuk melakukan apa yang kita bisa untuk membimbing dan mengajar orang lain dalam kewajiban mereka, atau untuk menegur mereka atas apa yang salah dengan cara-cara kristiani. Tetapi kita tidak boleh bicara dan bertindak seperti orang yang senantiasa berkuasa. Kita tidak boleh mengatur-atur seorang terhadap yang lain, sehingga menjadikan perasaan kita sendiri sebagai patokan untuk menguji semua orang lain. Sebab Allah memberikan berbagai macam karunia kepada manusia, dan mengharapkan dari tiap-tiap orang sesuai dengan ukuran terang yang Ia berikan. “Oleh sebab itu, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi tuan” (atau guru, seperti sebagian orang membacanya). “Janganlah bersikap menggurui, seperti pihak yang berkuasa, dan hakim, tetapi berbicaralah dengan rendah hati dan dengan semangat untuk belajar. Janganlah mencela satu sama lain, seolah-olah semua orang harus mengikuti patokanmu.” Hal ini dipertegas dengan dua alasan.
- 1. Orang yang mau menjadi seperti hakim dan pencela seperti itu akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Menghakimi orang lain hanya akan membuat kita dihakimi dengan lebih keras dan berat (Mat. 7:1-2). Orang yang ingin mencari-cari kesalahan orang lain, dan angkuh dalam mencela mereka, hendaklah sadar bahwa Allah akan berlaku sama kerasnya dalam memperhitungkan kesalahan yang mereka katakan dan lakukan.
- 2. Alasan lain yang diberikan supaya kita tidak bersikap menggurui adalah karena kita semua adalah orang-orang berdosa: Kita semua bersalah dalam banyak hal (ay. 2). Kalau saja kita lebih memikirkan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran kita sendiri, kita tidak akan begitu mudah menghakimi orang lain. Sementara kita bersikap keras dalam mengecam apa yang kita anggap salah dalam diri orang lain, kita tidak mempertimbangkan seberapa banyak dalam diri kita sendiri yang secara wajar dianggap salah oleh orang lain. Orang yang suka membenarkan diri biasanya menipu diri sendiri. Kita semua bersalah di hadapan Allah. Jadi orang yang bermegah di atas kekurangan dan kelemahan orang lain, sedikit memikirkan berapa banyak mereka sendiri melakukan pelanggaran. Bahkan, bisa jadi kelakuan mereka sendiri yang sok berkuasa, dan lidah mereka yang suka mencela itu, ternyata lebih buruk daripada kesalahan-kesalahan apa saja yang mereka kecam dalam diri orang lain. Marilah kita belajar untuk keras dalam menghakimi diri sendiri, tetapi bermurah hati dalam menghakimi orang lain.
- II. Kita diajar untuk mengendalikan lidah kita sehingga dapat membuktikan bahwa kita adalah manusia yang sempurna dan lurus hati, orang yang sepenuhnya mengendalikan diri sendiri: Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Tersirat di sini bahwa orang yang hati nuraninya disadarkan akan dosa-dosa lidah, dan yang berusaha untuk menghindarinya, adalah orang yang lurus hati, dan tidak diragukan lagi beroleh tanda anugerah yang sesungguhnya. Akan tetapi, di sisi lain, jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, (seperti yang dinyatakan dalam pasal pertama) tetapi tidak mengekang lidahnya, maka apa pun pengakuan mulutnya, sia-sialah ibadahnya. Lebih jauh lagi, orang yang tidak bersalah dalam perkataannya akan membuktikan dirinya sebagai orang Kristen yang tidak hanya tulus, tetapi juga yang sudah sangat matang dan bertumbuh. Sebab hikmat dan anugerah yang memampukan dia untuk mengendalikan lidahnya akan memampukan dia juga untuk mengendalikan semua perbuatannya. Kita melihat hal ini digambarkan dalam dua perbandingan:
- 1. Seperti mengendalikan dan mengarahkan gerakan-gerakan kuda, dengan kekang yang dipasang pada mulutnya: Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya (ay. 3). Ada begitu besar keberingasan dan keliaran dalam diri kita. Hal ini dengan sendirinya ditunjukkan oleh lidah, sehingga lidah harus dikekang. Seperti yang dikatakan dalam 2, “Aku hendak menahan mulutku dengan kekang (atau, aku hendak mengekang mulutku) selama orang fasik masih ada di depanku.” Semakin gesit dan hidup lidah kita, semakin kita harus berusaha mengendalikannya. Jika tidak, sama seperti kuda yang liar dan susah diatur akan membawa kabur penunggangnya, atau melemparkan dia, demikian pula lidah yang liar akan melayani orang-orang yang dengan cara serupa tidak dapat mengendalikannya. Sementara, jika tekad dan kewaspadaan, dengan kuasa anugerah Allah, mengendalikan lidah, maka segala gerakan dan tindakan seluruh tubuh akan dapat dengan mudah diatur dan dikendalikan.
- 2. Seperti mengendalikan kapal dengan cara mengendalikan kemudinya dengan benar: Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar (ay. 4-5). Seperti halnya kemudi adalah bagian yang sangat kecil dari kapal, demikian pula lidah adalah anggota yang sangat kecil dari tubuh. Tetapi jika kemudi dikendalikan, maka kapal akan berjalan dan berbelok menurut kehendak si juru mudi. Jadi, mengendalikan lidah dengan benar berarti, dalam banyak hal, mengendalikan orang secara keseluruhan. Ada keindahan yang menakjubkan dalam perbandingan-perbandingan ini, untuk menunjukkan bagaimana benda yang kecil bisa mempunyai manfaat yang luar biasa. Maka dari itu, kita harus belajar untuk berusaha lebih lagi dalam mengatur lidah kita dengan benar, karena meskipun anggota tubuh yang kecil, lidah mampu melakukan kebaikan atau kerugian yang besar. Oleh karena itu,
- III. Kita diajar untuk ngeri terhadap lidah yang liar sebagai salah satu kejahatan terbesar dan paling merusak. Lidah yang liar dibandingkan dengan sepercik api di antara banyak bahan yang mudah terbakar, yang akan segera menyulut api dan menghanguskan semua yang ada di hadapannya: Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan, dst. (ay. 5-6). Ada begitu banyak dosa dalam lidah hingga lidah bisa disebut sebagai dunia kejahatan. Betapa banyak kecemaran yang ditimbulkannya! Betapa besar dan mengerikan api yang disulutnya! Demikianlah lidah mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh. Oleh karena itu perhatikanlah, ada kecemaran dan noda yang besar dalam dosa-dosa lidah. Nafsu-nafsu yang mencemarkan disulutkan, dilampiaskan, dan dimanjakan oleh anggota tubuh yang liar ini. Dan oleh lidah, seluruh tubuh sering kali diseret ke dalam dosa dan kebersalahan. Oleh sebab itu Salomo berkata, janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa (Pkh. 5:5). Perangkap yang kadang-kadang menjerat manusia karena lidah itu tidak tertahankan bagi diri mereka sendiri dan merusak bagi orang lain. Lidah menyalakan roda kehidupan kita. Perkara-perkara manusia dan masyarakat menjadi kacau-balau, dan semuanya terbakar, oleh lidah manusia. Sebagian orang membacanya, setiap angkatan terbakar oleh lidah. Tidak ada zaman di dunia ini, atau keadaan hidup, entah pribadi atau umum, yang di dalamnya tidak ditemukan contoh ini. Sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Dari sini perhatikanlah, neraka mempunyai andil yang besar dalam membesarkan api lidah lebih daripada yang disadari orang pada umumnya. Karena rancangan-rancangan setanlah maka lidah manusia disulut. Iblis secara tegas disebut sebagai pendusta, pembunuh, pendakwa saudara-saudara kita. Dan, setiap kali lidah manusia dipakai untuk berdusta, membunuh, atau mendakwa, lidah mereka dinyalakan oleh api neraka. Roh Kudus memang pernah turun dalam lidah-lidah seperti nyala api (Kis. 2). Dan, apabila lidah itu dibimbing dan dinyalakan oleh api sorga, ia menyalakan pikiran-pikiran yang baik, perasan-perasaan yang kudus, dan ibadah yang menyala-nyala. Tetapi apabila dinyalakan oleh api neraka, seperti halnya semua panas yang tidak pantas, maka ia melakukan kerusakan, menimbulkan kegeraman dan kebencian, dan segala hal yang memenuhi tujuan-tujuan Iblis. Oleh karena itu, sama seperti engkau ngeri terhadap nyala api, demikian pula engkau harus ngeri terhadap perselisihan, cercaan, fitnah, kebohongan, dan segala hal yang akan menyalakan api murka dalam rohmu sendiri atau roh orang lain. Akan tetapi,
- IV. Selanjutnya kita diajar mengenai betapa sulitnya mengendalikan lidah: Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia. Tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah (ay. 7-8). Seolah-olah Rasul Yakobus berkata, “Singa, dan binatang-binatang yang paling buas, serta kuda dan unta, dan makhluk-makhluk yang paling kuat, telah dijinakkan dan dikendalikan oleh manusia. Demikian pula halnya dengan burung-burung, meskipun mereka liar dan tidak jinak, dan sayap-sayap mereka senantiasa menjauhkan mereka dari jangkauan kita. Bahkan ular, kendati dengan segala bisa dan kelicikannya, telah dijinakkan dan dibuat tidak berbahaya. Binatang-binatang di laut pun telah ditangkap oleh manusia, dan dibuat berguna bagi mereka. Makhluk-makhluk ini tidak saja sudah ditaklukkan atau dijinakkan oleh mujizat (seperti singa-singa yang bertelut di samping Daniel, bukan melahap dia, dan burung-burung gagak yang memberi makan Elia, serta ikan besar yang membawa Yunus dari kedalaman laut ke tanah kering), tetapi juga apa yang dibicarakan di sini merupakan sesuatu yang lazim terjadi. Mereka ini tidak hanya sudah dijinakkan, tetapi juga sudah menjadi jinak terhadap manusia. Sekalipun begitu, masih saja lidah lebih buruk dari semua makhluk ini, dan tidak dapat dijinakkan oleh kekuatan dan keahlian yang bermanfaat untuk menjinakkan makhluk-makhluk ini. Tidak ada orang yang bisa menjinakkan lidah tanpa anugerah dan pertolongan adikodrati.” Rasul Yakobus tidak bermaksud menggambarkannya sebagai hal yang mustahil, tetapi sebagai hal yang luar biasa sulit. Oleh karena itu diperlukan banyak kewaspadaan, usaha, dan doa untuk tetap mengendalikan lidah. Namun kadang-kadang semua usaha ini pun masih saja kurang. Sebab ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Binatang-binatang buas dapat dipelihara dalam batas-batas tertentu, mereka dapat diatur dengan aturan-aturan tertentu, dan bahkan ular dapat digunakan, sehingga meskipun berbisa, ia tidak melukai. Tetapi lidah mudah menerobos semua batasan dan aturan, dan menyemburkan racunnya pada satu atau lain kesempatan, meskipun kita sudah bertindak dengan sangat hati-hati. Sehingga lidah bukan saja perlu diawasi, dijaga, dan dikendalikan, sama seperti binatang buas, atau makhluk yang berbahaya dan beracun, tetapi juga akan diperlukan jauh lebih banyak perhatian dan upaya untuk mencegah semburan-semburan dan dampak-dampak yang merusak dari lidah. Walaupun begitu,
- V. Kita diajar untuk merenungkan bagaimana kita menggunakan lidah kita di dalam agama dan dalam melayani Allah. Dengan permenungan ini, kita juga diajar bagaimana menjaga lidah supaya tidak mengutuk, mencela, dan melakukan apa saja yang jahat pada kesempatan-kesempatan lain: Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi (ay. 9-10). Betapa tidak masuk akal bahwa orang yang menggunakan lidah mereka untuk berdoa dan memuji, tetapi juga menggunakannya untuk mengutuk, memfitnah, dan sejenisnya! Jika kita memuji Allah sebagai Bapa kita, itu seharusnya mengajar kita untuk berbicara yang baik-baik mengenai dan ramah kepada semua orang yang mengenakan gambar-Nya. Lidah yang menyapa Yang Ilahi dengan rasa hormat harus tetap dijaga setia, supaya jangan berbalik kepada sesama dengan memakai bahasa yang mencerca dan mencaci maki. Dikatakan tentang para Serafim yang memuji Allah, bahwa mereka tidak berani menghakimi dengan kata-kata hujatan. Terlebih lagi, jika manusia mencela orang yang tidak hanya mengenakan gambar Allah dalam indra-indra alami mereka, tetapi juga yang diperbaharui menyerupai rupa Allah oleh anugerah Injil, maka ini merupakan perbuatan bertentangan yang paling memalukan bagi pengakuan bibir mereka bahwa mereka menghormati Yang Asali. Hal ini tidak boleh demikian terjadi. Dan jika permenungan-permenungan seperti itu selalu kita perhatikan, maka pasti tidak akan terjadi yang demikian. Kesalehan dipermalukan jika hanya dipamerkan tanpa ada kasih di dalamnya. Lidah menyangkal dirinya sendiri jika pada suatu waktu ia berlagak memuja kesempurnaan-kesempurnaan Allah, dan mengembalikan semuanya kepada Dia, sementara pada waktu lain ia mengutuk bahkan orang-orang baik sekalipun jika mereka tidak memakai kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang sama seperti yang digunakannya. Lebih jauh lagi, untuk menegaskan permenungan ini, Rasul Yakobus menunjukkan bahwa dampak-dampak yang berlawanan dari penyebab yang sama itu dahsyat, dan tidak ditemukan di dalam alam, dan karena itu tidak mungkin bersesuaian dengan anugerah: Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar (ay. 11-12). Agama yang benar tidak akan mengakui tindakan-tindakan yang bertentangan. Dan orang yang betul-betul beragama tidak akan pernah membiarkan adanya pertentangan entah dalam perkataan atau perbuatannya. Berapa banyak dosa yang akan dicegah, dan berapa banyak orang akan kembali bertobat, jika mereka senantiasa diingatkan untuk selalu setia dengan diri mereka sendiri!
SH: Yak 3:1-12 - Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! (Kamis, 7 Juni 2001) Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu!
Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam
posisi penting dan terhormat. Dari para pen...
Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu!
Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam posisi penting dan terhormat. Dari para pengajar ini jemaat mendapatkan banyak pengajaran-pengajaran tentang kehidupan - norma-norma etika yang berlaku, tentang hukum, dlsb. Sesuai dengan kedudukannya, para pengajar itu mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap isi ajaran yang diajarkannya, tetapi juga harus mampu mencerminkannya dalam sikap hidupnya.
Di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dlsb. Seperti halnya jemaat mula-mula, kita juga tahu bahwa profesi ini tidak hanya memikul tanggung jawab dalam isi pengajaran, tetapi juga bertanggungjawab untuk memperlihatkan sikap yang sesuai dengan pengajarannya, harus menjadi teladan, harus memperlihatkan sikap hidup yang sesuai dengan norma- norma hukum yang berlaku dalam masyarakat. Namun, sebenarnya tanggung jawab terhadap pengajaran itu juga menjadi tanggung jawab semua orang. Dalam hal ini semua orang dapat berfungsi sebagai pengajar karena hal yang paling penting adalah benar atau tidaknya pengajaran itu. Karena itu peringatan Yakobus tentang penguasaan lidah tidak hanya berlaku bagi jemaat penerima surat, tetapi berlaku juga bagi kita saat ini. "Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata" . Kalimat ini mengingatkan kita tentang fungsi lidah, ibarat api kecil yang dapat membakar hutan besar. Lidah juga dapat menodai seluruh tubuh, dan membakar roda kehidupan kita. Lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan. Bahkan lidah bisa mengakibatkan tercetusnya perang saudara, perang antarnegara, berjuta-juta manusia terbunuh, berjuta-juta manusia kehilangan tempat tinggal, berjuta- juta manusia mengarahkan hidupnya pada kesesatan, dlsb. Lihatlah akibat yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, kebinasaan menjadi bagiannya! Sebenarnya, lidah adalah alat saja.
Renungkan: Waspadai dan kendalikan lidah Anda dan lakukan perkara- perkara besar melalui bagian kecil dalam tubuh Anda tersebut. Dari kemurnian hati pancarkanlah mutiara- mutiara kata yang memuliakan Tuhan, membangun diri, dan menjadi berkat bagi orang lain!
SH: Yak 3:1-12 - Waspadai penggunaan lidah (Minggu, 5 Agustus 2007) Waspadai penggunaan lidah
Apa ukuran kerohanian yang baik? Rajin baca Alkitab, berdoa, dan
bergereja? Yakobus menuliskan bahwa ukuran kerohanian...
Waspadai penggunaan lidah
Apa ukuran kerohanian yang baik? Rajin baca Alkitab, berdoa, dan bergereja? Yakobus menuliskan bahwa ukuran kerohanian yang baik adalah pengendalian atas lidah!
Sesudah memberi peringatan agar tidak sembarangan orang ingin menjadi guru (1, pengajar iman Kristen), Yakobus menyoroti pentingnya memperhatikan penggunaan lidah. Lidah kecil, tetapi seperti halnya kekang dan api dapat berakibat besar (2-5). Apabila tidak terkendali, lidah dapat menyebabkan kerusakan besar seperti api dapat membakar hutan (6). Begitu seriusnya pengaruh lidah yang tidak terkendali, sampai-sampai Yakobus menyebutnya "dunia kejahatan" (6a) yang dinyalakan oleh api neraka (6b). Artinya berbagai ungkapan kejahatan dapat terjadi melalui lidah seperti mengutuk, berdusta, memfitnah, menghina, menyesatkan, menipu, dlsb. Ironisnya, manusia bisa menjinakkan binatang buas tetapi sulit untuk menjinakkan kebuasan lidah.
"Dengan lidah kita memuji Tuhan; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan Tuhan" (9). Ini tidak boleh terjadi sebab orang Kristen mengaku sudah mengalami pembaruan Tuhan atas hidupnya. Mustahil sumber air tawar mengeluarkan air pahit, pohon ara tidak mungkin menghasilkan buah zaitun, pokok anggur tidak mungkin menghasilkan buah ara, dan mata air asin tidak mungkin mengeluarkan air tawar (11-12). Pemakaian lidah bergantung pada sesuatu yang dapat mengendalikannya, yaitu hati. Tuhan Yesus berkata bahwa bukan yang masuk ke dalam mulut yang membuat orang najis, tetapi apa yang keluar dari seseorang, yakni segala kejahatan yang keluar dari hati (Mrk. 7:15-23). Dengan demikian, memelihara lidah dari dosa dan kejahatan harus dimulai dengan memelihara hati. Yakobus mendorong orang Kristen agar menggunakan lidah untuk hal-hal yang baik saja. Orang yang dapat mendisiplin lidahnya, niscaya akan dapat mengendalikan tubuhnya. Dan orang yang dapat mendisiplin dirinya, adalah orang yang dewasa.
Ingatlah: Jika hendak sempurna, kendalikan lidah Anda.
SH: Yak 3:1-12 - Lashon Hara (Selasa, 17 Agustus 2021) Lashon Hara
Ada banyak orang yang tidak pernah dipukul oleh orang tuanya, tetapi ternyata terluka begitu dalam. Luka itu terjadi karena perkataan yan...
Lashon Hara
Ada banyak orang yang tidak pernah dipukul oleh orang tuanya, tetapi ternyata terluka begitu dalam. Luka itu terjadi karena perkataan yang menyakitkan. Daya hancur perkataan itu mengakibatkan luka yang menghasilkan trauma; tidak kalah dengan pukulan.
Tidak heran, Alkitab sangat keras mengingatkan bahaya dan kuasa lidah. Dalam Yudaisme ada istilah lashon hara, artinya lidah yang jahat atau perkataan yang jahat. Lashon hara meliputi: gosip, fitnah, rumor, umpatan kasar, dan ucapan yang salah dan tidak pada tempatnya. Talmud pun dengan keras mengatakan, "Orang yang mengucapkan lashon hara, ia menyangkali Allah." Dosa lashon hara disejajarkan dengan dosa penyembahan berhala, perzinahan, dan pembunuhan.
Lidah, sekalipun kecil, sangat mematikan. Oleh sebab itu, lidah perlu dikendalikan.
Apabila tidak dikendalikan, kehidupan seseorang bisa hancur karenanya. Seperti api kecil dapat membakar hutan yang luas, demikianlah lidah yang kecil juga dapat membawa seseorang berhadapan dengan penghakiman Allah (6). Jadi, mengucapkan perkataan jahat tidak seharusnya dilakukan oleh para pengikut Kristus. Umat Allah tidak menggunakan mulutnya untuk memuja Allah dan mengutuki sesamanya-yang adalah gambar dan rupa Allah-secara bersamaan.
Pada zaman kita mungkin banyak orang yang tidak serius menganggap perkataan jahat seseorang. Namun, Alkitab mengingatkan, perkataan jahat sangatlah mengerikan dan bisa membinasakan orang lain. Oleh sebab itu, Allah menghendaki kita mengendalikan lidah.
Bersama dengan keluarga atau teman di dalam satu komunitas, kita dapat mulai berlatih dan saling mengingatkan tentang dosa perkataan yang jahat. Kita bisa membuat sistem penilaian apresiatif dalam kurun waktu tertentu bagi para saudara atau teman agar bisa menjauhi praktik perkataan yang jahat. Kita pun tetap memohon anugerah Tuhan supaya kita terlepas dari dosa mematikan tersebut.
Kiranya Tuhan menolong kita agar tidak mengatakan hal yang jahat tentang Allah dan sesama di dalam hidup kita.[JHN]
Galilah -> Yak 3:3-5
Galilah: Yak 3:3-5 - Lidah Kecil, tetapi Pengaruhnya Besar. Yakobus 3:3-5 Sub Tema: Lidah Kecil, tetapi Pengaruhnya Besar.
Kalau kita mengenakan kekang pada mulut kuda supaya ia mentaati kita, maka seluruh tu...
Yakobus 3:3-5 Sub Tema: Lidah Kecil, tetapi Pengaruhnya Besar.
Kalau kita mengenakan kekang pada mulut kuda supaya ia mentaati kita, maka seluruh tubuhnya kita kendalikan. Perhatikan juga kapal-kapal yang begitu besar dan digerakkan oleh angin kencang, dikendalikan oleh kemudi yang begitu kecil ke mana saja kehendak juru mudi, Demikian juga lidah, walaupun anggota kecil, dia bermegah mengenai perkara-perkara besar. Perhatikanlah, betapa pun kecilnya api, dia membakar hutan besar!
ay. 3 Kekang – Yakobus terus menggunakan gambaran dari ayat dua, bahwa orang yang mampu mengendalikan lidahnya, dapat juga mengendalikan tubuhnya. Di ayat tiga ini dia menggunakan ilustrasi kuda, yang walaupun besar dan kuat, bisa dikendalikan kalau mulutnya dikendalikan oleh kekang.
ay. 4 Kemudi – Di ayat ini ilustrasi berubah sedikit, tetapi mengatakan makna yang sama: Sama seperti kapal besar, yang bisa tahan banting dari ombak, bisa dikendalikan sepenuhnya oleh kemudi yang kecil, sama halnya dengan lidah di dalam tubuh.
Dikendalikan – Kata metago berarti memutarkan, menuntun,ataumengendalikan.170 Yakobus menggunakan kata ini di ay. 3 dan 4, seperti sering dia lakukan, sebagai kiasan untuk mengaitkan kedua contoh ini.
ay. 5 Sekali lagi Yakobus mengubahkan sedikit dari maksudnya di sini dan mulai bicara tentang bahaya lidah, walaupun dia kecil.
Dia bermegah mengenai perkara-perkara besar – Walaupun bermegah (aukheo) tidak selalu negatif, kalau dipakai dengan kata megas (hal-hal besar), biasanya menyangkut kesombongan.171
Api – Makin tegas ilustrasi ini, karena sekarang menuju kemampuan lidah untuk menghancurkan. Hal ini akan menjadi tema dari bagian berikut.
- Ajak jemaat memikirkan akibat perkataan mereka pada jalan hidup mereka. Ada yang baik, ada yang tidak.
- Ajak mereka memikirkan dampak dari perkataan orang kepada mereka, baik yang membangun, maupun yang menghancurkan.
- Satu ilustrasi yang membantu adalah pengaruh dari pidato-pidato yang terkenal di sejarah. Boleh bicara Proklamasi Kemerdekaan di Indonesia, atau yang lain.
- Perkataan kita mempunyai potensi besar untuk membangun dan juga menghancurkan. Yang mana yang dipilih?
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.