Teks -- Yehezkiel 1:24 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yeh 1:16-25
Full Life: Yeh 1:16-25 - RUPA RODA-RODA ITU.
Nas : Yeh 1:16-25
Yehezkiel melihat sebuah kereta-takhta adikodrati yang bergerak
terus. Allah digambarkan di atas takhta yang bergerak terus yang ...
Nas : Yeh 1:16-25
Yehezkiel melihat sebuah kereta-takhta adikodrati yang bergerak terus. Allah digambarkan di atas takhta yang bergerak terus yang pergi ke mana Roh memerintah; gambaran ini melambangkan kedaulatan Allah atas segala sesuatu dan kehadiran-Nya di seluruh bagian ciptaan-Nya. Ia hadir bersama dengan para buangan di tepi Sungai Kebar.
Jerusalem -> Yeh 1:4-28; Yeh 1:24
Jerusalem: Yeh 1:4-28 - -- Pastilah sudah penglihatan yang tercantum dalam bab 1 ini teruntuk bagi kaum buangan. Dalam ceriteranya ada beberapa hal yang kurang jelas maksud dan ...
Pastilah sudah penglihatan yang tercantum dalam bab 1 ini teruntuk bagi kaum buangan. Dalam ceriteranya ada beberapa hal yang kurang jelas maksud dan artinya. Namun maksud umum cukup terang juga. Mau ditandaskan bahwa Tuhan Israel dapat "berpindah-pindah", sehingga tidak terikat pada baitNya di Yerusalem. Ke mana-mana Tuhan dapat menyertai mereka yang percaya kepadaNya, sampai di tanah pembuangan mereka. Digambarkan semacam kereta yang dikendarai Tuhan.
Ende -> Yeh 1:4-28; Yeh 1:24
Ende: Yeh 1:4-28 - -- Penampakan itu menjatakan kepada nabi dan kaum buangan, bahwa Allah hadir bukan
sadja di Bait Allah di Jerusjalem, tetapi djuga di Babel. Allah nampak...
Penampakan itu menjatakan kepada nabi dan kaum buangan, bahwa Allah hadir bukan sadja di Bait Allah di Jerusjalem, tetapi djuga di Babel. Allah nampak duduk diatas sebuah tachta jang dipasang diatas sebuah kereta jang dapat berdjalan (Allah tidak terikat pada tempat tertentu)
Kereta adjaib itu terdiri atas empat machluk gaib, Kerub namanja. Kerub2 jang sedemikian itu berupa patung dan di Babel terdapat sebagai pendjaga kuil2 dewa dan istana radja. Di Babel kerub2 itu adalah machluk jang setelah dewa dengan mempunjai badan binatang (siapa atau anak sapi) dan muka insani dengan sajap2. Kadang2 berdiri tegak sebagai manusia. Agaknja Jeheskiel memindjam gambarannja dari patung2 Babel itu dengan membuatnja lebih adjaib lagi. Gambarannja kadang2 sukar untuk dipahami dan dibajangkan.
ialah gemuruh.
Ref. Silang FULL -> Yeh 1:24
Ref. Silang FULL: Yeh 1:24 - air terjun // seperti suara // keributan laskar · air terjun: Mazm 46:4; Mazm 46:4; Yeh 3:13
· seperti suara: Yeh 10:5; 43:2; Dan 10:6; Wahy 1:15; 14:2; 19:6
· keributan laskar:...
· air terjun: Mazm 46:4; [Lihat FULL. Mazm 46:4]; Yeh 3:13
· seperti suara: Yeh 10:5; 43:2; Dan 10:6; Wahy 1:15; 14:2; 19:6
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yeh 1:15-25; Yeh 1:1-3
Matthew Henry: Yeh 1:15-25 - Penglihatan tentang Roda-roda Penglihatan tentang Roda-roda (1:15-25)
Sang nabi membuat pengamatan-pengamatan tentang penglihatan ini dan mencatatnya dengan sangat tepat. Dan ...
Penglihatan tentang Roda-roda (1:15-25)
- Sang nabi membuat pengamatan-pengamatan tentang penglihatan ini dan mencatatnya dengan sangat tepat. Dan di sini kita mendapati,
- I. Gambaran yang diperhatikannya mengenai roda-roda (ay. 15-21). Kemuliaan Allah tidak tampil hanya dalam kemegahan para pelayan-Nya di dunia atas, melainkan juga dalam tegaknya pemerintahan-Nya di sini di dunia bawah ini. Setelah melihat bagaimana Allah bertindak sesuai kehendak-Nya di antara bala tentara sorga, sekarang marilah kita lihat bagaimana Ia bertindak sesuai kehendak-Nya di antara para penduduk bumi. Sebab di sanalah, di atas tanah, sang nabi melihat roda-roda (ay. 15). Sewaktu ia melihat makhluk-makhluk hidup itu, dan merenungkan kemuliaan dari penglihatan itu, dan menerima pengajaran darinya, penglihatan yang lain ini menampakkan diri ke hadapannya. Perhatikanlah, orang yang memanfaatkan dengan baik penyingkapan-penyingkapan yang berkenan diberikan Allah kepada mereka, dapat menantikan penyingkapan-penyingkapan yang lebih jauh. Sebab setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi. Adakalanya kita tergoda untuk berpikir bahwa tidak ada yang mulia selain apa yang ada di dunia atas, padahal, jika kita dengan mata iman dapat memahami keindahan Pemeliharaan ilahi, dan kebijaksanaan, kekuasaan, serta kebaikan yang bersinar dalam pemerintahan kerajaan itu, maka kita akan melihat, dan berkata, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi dan yang bertindak sebagaimana Dia adanya. Ada banyak hal dalam penglihatan ini yang memberi kita suatu terang mengenai Pemeliharaan ilahi.
- 1. Penyelenggaraan-penyelenggaraan ilahi dibandingkan dengan roda-roda, entah roda-roda kereta, yang ditunggangi sang penakluk dalam kemenangan, atau lebih tepatnya roda-roda jam, atau arloji, yang berperan untuk menggerakkan mesinnya secara teratur. Kita membaca tentang peredaran alam atau roda kehidupan (Yak. 3:6), yang di sini diketengahkan kepada kita sebagai sesuatu yang berada di bawah pimpinan Allah dari alam. Roda-roda, meskipun tidak bergerak sendiri, seperti halnya makhluk hidup, dibuat dapat bergerak dan hampir tak pernah putus bergerak. Pemeliharaan ilahi, yang digambarkan melalui roda-roda ini, menghasilkan perubahan. Kadang-kadang orang berbicara tentang roda yang ada di atas, dan kadang-kadang roda yang di bawah. Tetapi gerakan roda pada porosnya, seperti gerakan bola-bola yang di atas, sangat teratur dan tetap. Gerakan roda-roda itu berputar dari satu titik dan kembali ke titik itu lagi dan begitu seterusnya. Oleh perputaran-perputaran Pemeliharaan ilahi, segala sesuatu dibawa ke dalam kedudukannya yang semula, dan melewati tempat yang sudah mereka lalui sebelumnya. Sebab apa yang pernah ada akan ada lagi, tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari (Pkh. 1:9-10).
- 2. Roda itu dikatakan berada di samping makhluk hidup, yang mengiringinya untuk mengarahkan gerakannya. Sebab malaikat-malaikat dipekerjakan sebagai pelayan-pelayan untuk menjalankan pemeliharaan Allah, dan memiliki peran yang lebih besar daripada yang kita sangkakan dalam mengarahkan gerakan-gerakan berbagai hal di dunia untuk memenuhi tujuan ilahi. Demikianlah eratnya hubungan yang ada antara makhluk hidup dan roda-roda sehingga mereka bergerak dan beristirahat secara bersamaan. Apakah malaikat-malaikat sangat sibuk dipekerjakan? Manusia sangat giat dipekerjakan sebagai alat-alat di tangan mereka, entah untuk mendapatkan belas kasihan atau penghakiman, meskipun mereka sendiri tidak sadar akan hal itu. Atau, apakah manusia giat bekerja untuk mewujudkan rencana-rencana mereka? Para malaikat pada saat yang sama bertindak untuk mengendalikan dan mengatasi rencana-rencana manusia itu. Hal ini banyak ditegaskan di sini (ay. 19): Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, untuk melaksanakan pekerjaan apa saja, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka. Apabila Allah mempunyai pekerjaan untuk dilakukan melalui pelayanan para malaikat, hal-hal lain di dunia akan didapati, atau dijadikan, siap untuk sejalan dengannya. Dan (ay. 21) kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti. Setelah malaikat-malaikat melakukan pekerjaan mereka, hal-hal lain di dunia pun selesai melakukan pekerjaannya. Kalau makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari tanah, terangkat untuk melakukan pelayanan apa saja yang melampaui cara kerja alam seperti biasa dan di luar jalan yang biasa (seperti misalnya dalam mengerjakan mujizat-mujizat, membelah air, dan memberhentikan matahari), maka roda-roda itu, bertentangan dengan kecenderungan alami mereka sendiri, yang selalu mengarah ke bumi, bergerak bersama-sama dengan makhluk-makhluk hidup itu, dan sama-sama terangkat dengan mereka. Hal ini disebutkan sebanyak tiga kali (ay. 19-21). Perhatikanlah, semua makhluk yang lebih rendah berada, bergerak, dan bertindak mengikuti sang Pencipta, melalui pelayanan para malaikat, yang mengarahkan dan mempengaruhi mereka. Akibat-akibat yang terlihat diatur dan dipimpin oleh sebab-sebab yang tak terlihat. Alasan yang diberikan untuk ini adalah karena roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya. Hikmat, kuasa, dan kekudusan Allah yang sama, serta kehendak dan keputusan hikmat-Nya yang sama, yang membimbing dan memerintah para malaikat dan semua pekerjaan mereka, melalui mereka, juga mengatur dan menentukan semua gerak-gerik makhluk-makhluk di dunia bawah ini, dan menentukan berbagai peristiwa dan masalah-masalahnya. Allah adalah jiwa dunia, yang menghidupkan keseluruhannya, baik yang di atas maupun yang di bawah, sehingga mereka bergerak dalam keselarasan yang sempurna, sama seperti bagian atas dan bagian bawah tubuh alami, sehingga ke arah mana Roh itu hendak pergi, (apa saja yang dikehendaki dan diinginkan Allah untuk terjadi dan terwujud) ke sanalah mereka pergi. Yaitu, para malaikat, secara sadar dan sengaja, menetapkan hati mereka untuk mewujudkannya. Dan roh mereka berada di dalam roda-rodanya, yang karena itu terangkat dengan mereka. Yaitu, baik kekuatan-kekuatan alam maupun kehendak-kehendak manusia semuanya dibuat untuk memenuhi maksud ilahi, yang secara pasti dan tak terelakkan mereka pengaruhi, meskipun mungkin mereka sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya (Yes. 10:7; Mi. 4:11-12). Dengan demikian, meskipun kehendak dari aturan Allah tidak terjadi di bumi seperti di sorga, namun kehendak dari tujuan dan keputusan hikmat-Nya terjadi, dan akan terjadi.
- 3. Roda itu dikatakan memiliki empat muka, yang melihat ke empat arah (ay. 15), yang menunjukkan bahwa pemeliharaan Allah bekerja di semua belahan dunia, timur, barat, utara, dan selatan, dan melebarkan dirinya ke ujung-ujung dunia yang terpencil. Ke mana pun kamu melihat roda Pemeliharaan ilahi, ia mempunyai muka yang mengarah padamu, muka yang indah, yang dapat kamu kagumi roman mukanya. Ia melihat kepadamu dan siap berbicara kepadamu, kalau saja kamu siap mendengarkan suaranya. Seperti lukisan yang digambar dengan baik, ia memiliki mata yang menatap ke semua mata yang tertuju padanya. Roda itu memiliki empat muka, dan di dalamnya ada empat roda, yang menuju keempat jurusan (ay. 17). Pada awalnya Yehezkiel melihatnya sebagai satu roda (ay. 15), satu bola. Tetapi sesudahnya ia melihat empat, tetapi keempatnya adalah serupa (ay. 16). Mereka bukan saja serupa satu sama lain, melainkan juga seolah-olah satu. Ini menyiratkan,
- (1) Bahwa satu peristiwa pemeliharaan ilahi serupa seperti peristiwa yang lain. Apa yang terjadi pada kita adalah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia, yang terjadi kepada semua orang, dan karena itu janganlah kita memandangnya aneh.
- (2) Bahwa berbagai peristiwa cenderung mengenai masalah yang sama, dan semuanya memenuhi maksud yang sama.
- 4. Rupa dan buatan mereka dikatakan seperti kilauan permata pirus (ay. 16), warna Tarsis (demikian kata yang dipakai), yaitu warna laut. Itulah warna pemata pirus itu, hijau laut, atau yang biasa kita sebut biru laut. Hakikat dari segala sesuatu di dunia ini adalah seperti hakikat dari segala sesuatu di dalam laut, yang terus-menerus mengalir, namun ada keselarasan dan pergantian terus-menerus dari bagian-bagiannya. Ada rantai peristiwa yang selalu menarik ke satu atau lain arah. Laut pasang surut, demikian pula Pemeliharaan ilahi dalam tindakan-tindakannya, tetapi selalu terjadi masa-masa dan dalam takaran-takaran yang ditentukan dan ditetapkan. Laut terlihat biru, seperti udara, oleh karena pendek dan lemahnya pandangan kita, yang hanya dapat melihat sedikit saja darinya. Oleh karena itu, dengan warna itulah rupa dan buatan Pemeliharaan ilahi pantas dibandingkan, sebab kita tidak bisa mengetahui apa yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pkh. 3:11). Kita hanya melihat ujung-ujung jalan-Nya (Ayb. 26:14), sementara segala sesuatu di seberangnya tampak biru, jadi jangankan kita memahaminya, mengetahuinya dengan benar saja tidak. Jalan-Nya tinggi sekali, jauh dari kita.
- 5. Rupa dan buatan mereka juga dikatakan seolah-olah roda yang satu ada di tengah-tengah yang lain. Amatilah lagi di sini, rupa roda-roda yang dilihat sang nabi dimaksudkan untuk memperlihatkan apa pekerjaan mereka sebenarnya. Rupa manusia dan pekerjaannya sering kali berbeda, tetapi rupa pemeliharaan Allah dan pekerjaannya sesuai satu sama lain. Jika keduanya tampak berbeda, itu karena ketidaktahuan dan kekeliruan kita. Nah, keduanya seperti roda yang satu di tengah-tengah yang lain, roda yang lebih kecil digerakkan oleh roda yang lebih besar. Kita tidak berlagak untuk memberikan uraian matematis tentang itu. Maknanya adalah bahwa tindakan-tindakan Pemeliharaan ilahi tampak rumit bagi kita, membingungkan, dan tak terjelaskan, namun semua itu pada akhirnya akan tampak sebagai sesuatu yang sudah diatur dengan bijak untuk yang terbaik. Sehingga meskipun apa yang diperbuat Allah, kita tidak tahu sekarang, tetapi kita akan mengertinya kelak (Yoh. 13:7).
- 6. Gerakan roda-roda ini, seperti gerakan makhluk-makhluk hidup itu, mantap, teratur, dan tetap: Mereka tidak berbalik kalau berjalan (ay. 17), karena mereka tidak pernah keliru, atau melakukan hal sebaliknya dari yang harus mereka lakukan. Allah, dalam pemeliharaan-Nya, menempatkan pekerjaan-Nya di hadapan-Nya, dan Ia ingin pekerjaan itu berjalan maju. Pekerjaan itu berjalan terus sekalipun bagi kita tampak mundur. Mereka berjalan sebagaimana Roh mengarahkan mereka, dan karena itu tidak berbalik. Kita seharusnya tidak perlu berbalik seperti yang sudah kita lakukan, dan harus bertobat lagi akibat kesalahan yang kita perbuat, dan mengulang lagi dari awal, kalau saja kita dipimpin oleh Roh dan mengikuti pimpinan-Nya. Roh kehidupan (demikian sebagian orang membacanya) berada di dalam roda-rodanya, yang terus membuat roda-roda itu melaju dengan tenang dan selaras, sehingga mereka tidak berbalik kalau berjalan.
- 7. Lingkaran, atau bulatan, dari roda-roda itu begitu tinggi sehingga menakutkan (ay. 18, KJV). Kelilingnya luas, sehingga ketika roda-roda itu diangkat, dan digerakkan, sang nabi bahkan takut memandangnya. Perhatikanlah, pikiran Allah yang luas cakupannya, dan rancangan-Nya yang jauh jangkauannya, sungguh-sungguh menakjubkan. Ketika kita hendak menggambarkan lingkaran Pemeliharaan ilahi, kita tersentak kagum dan bahkan tertelan di dalam pusarannya. Oh betapa tinggi dan dalamnya keputusan-keputusan hikmat Allah! Merenungkan hal ini haruslah membuat kita takjub.
- 8. Sekeliling lingkar itu penuh dengan mata. Keadaan di seputar penglihatan itu paling mengejutkan dari semuanya, tetapi juga paling penting, yang menunjukkan dengan jelas bahwa semua gerak-gerik Pemeliharaan ilahi dipimpin oleh hikmat yang tak terbatas. Perkara dari segala sesuatu tidaklah ditentukan oleh keberuntungan yang buta, melainkan oleh mata TUHAN yang menjelajah seluruh bumi, dan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik. Perhatikanlah, suatu kepuasan besar bagi kita, dan memang harus demikian, bahwa, meskipun kita tidak dapat menjelaskan sumber dan arah dari berbagai macam peristiwa, namun semua itu berada di bawah pengawasan dan pimpinan Allah yang mahabijaksana dan mahamelihat.
- II. Perhatian yang dia berikan terhadap cakrawala di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu. Ketika ia melihat makhluk-makhluk hidup itu bergerak, beserta roda-roda di samping mereka, ia menengadah, seperti yang patut kita lakukan ketika kita mengamati berbagai gerakan pemeliharaan ilahi di dunia bawah ini. Setelah menengadah, ia melihat cakrawala terbentang di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu (ay. 22). Apa yang terjadi di atas bumi terjadi di bawah langit (seperti yang sering kali dikatakan Kitab Suci), di bawah pengawasan dan pengaruhnya. Cermatilah,
- 1. Apa yang dilihatnya: Cakrawala itu kelihatan seperti hablur es yang mendahsyatkan, benar-benar mulia, tetapi juga mengerikan. Luas dan terang cakrawala itu membuat sang nabi takjub dan menyergapnya dengan rasa hormat dan takut. Es atau embun beku yang mengerikan (demikian ayat itu dapat dibaca), warna salju yang membeku, atau seperti gunung-gunung es di lautan utara, yang sangat menakutkan. Orang-orang berdosa yang kurang ajar bertanya, dapatkah Allah mengadili dari balik awan-awan yang gelap (Ayb. 22:13). Tetapi apa yang kita anggap sebagai awan hitam adalah bagi-Nya tembus pandang seperti kristal, yang melaluinya, dari tempat kediaman-Nya, Ia melihat semua penduduk bumi (Mzm. 33:14, KJV). Di bawah cakrawala itu sang nabi melihat sayap makhluk-makhluk hidup itu yang dikembangkan lurus (ay. 23). Mereka memakai sayap-sayap mereka sesuai yang mereka inginkan, untuk terbang atau untuk menutupi diri. Allah berada di tempat tinggi, di atas cakrawala. Para malaikat berada di bawah cakrawala, yang menunjukkan ketundukan mereka pada pemerintahan Allah dan kesiapan mereka untuk terbang memenuhi tugas-tugas yang diberikan-Nya melintasi cakrawala, dan untuk melayani Dia dengan suara bulat.
- 2. Apa yang dia dengar.
- (1) Ia mendengar suara sayap malaikat (ay. 24). Lebah dan serangga-serangga lain mengeluarkan suara yang sangat ribut dengan getaran sayap-sayap mereka. Di sini para malaikat melakukannya, untuk menggugah perhatian sang nabi pada apa yang hendak disampaikan Allah kepadanya dari cakrawala (ay. 25). Para malaikat, melalui pemeliharaan-pemeliharaan ilahi yang di dalamnya mereka bekerja, membunyikan tanda-tanda bahaya dari Allah kepada anak-anak manusia, dan menggugah mereka untuk mendengar suara-Nya. Sebab suara itulah yang berseru-seru di kota dan yang didengar dan dipahami oleh orang-orang bijaksana. Suara sayap mereka nyaring dan mengerikan, seperti suara air terjun yang menderu (seperti kecamuk dan deru laut), dan seperti keributan laskar yang besar, suara perang. Tetapi suara itu jelas dan dapat dimengerti, dan tidak memberikan bunyi yang tidak terang, sebab suara itu adalah suara orang berbicara. Bahkan, suara itu seperti suara Yang Mahakuasa, karena Allah, melalui pemeliharaan-pemeliharaan-Nya, berfirman dengan satu dua cara, supaya kita dapat memperhatikannya (Ayb. 33:14). TUHAN berseru (Mi. 6:9).
- (2) Ia mendengar suara dari atas cakrawala, dari Dia yang duduk di atas takhta di sana (ay. 25). Ketika malaikat-malaikat bergerak, mereka membuat keributan dengan sayap-sayap mereka. Tetapi, ketika dengan suara itu mereka telah membangunkan dunia yang bersikap masa bodoh, mereka berhenti, dan membiarkan sayap mereka terkulai, supaya ada keheningan yang mencekam, dan dengan demikian suara Allah dapat didengar dengan lebih baik. Suara Pemeliharaan ilahi dimaksudkan untuk membuka telinga manusia pada suara firman. Suara itu membantu pekerjaan seorang pembaca hukuman, yang dengan nyaring menyuruh orang diam sewaktu hakim menjatuhkan hukuman. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar. Perhatikanlah, keributan-keributan di bumi haruslah menggugah perhatian kita pada suara dari atas cakrawala. Sebab bagaimana kita akan luput, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
Matthew Henry: Yeh 1:1-3 - Penglihatan Yehezkiel yang Pertama di Tepi Sungai Kebar
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Keadaan-keadaan biasa di seputar nubuat yang akan disampaikan, waktu disampaikannya (ay. 1), tempat ...
- Dalam pasal ini kita mendapati,
- I. Keadaan-keadaan biasa di seputar nubuat yang akan disampaikan, waktu disampaikannya (ay. 1), tempat disampaikannya (ay. 2), dan oleh siapa disampaikannya (ay. 3).
- II. Kata-kata pendahuluan yang tidak biasa mengenai nubuat itu, dalam bentuk sebuah penglihatan tentang kemuliaan Allah,
- 1. Bagaimana Ia dilayani dan didampingi di dunia atas, di mana takhta-Nya dikelilingi oleh para malaikat, yang di sini disebut “makhluk-makhluk hidup” (ay. 4-14).
- 2. Bagaimana pemeliharaan-pemeliharaan-Nya menyangkut dunia bawah, yang digambarkan melalui roda-roda dan gerak-geriknya (ay. 15-25).
- 3. Bagaimana wajah Yesus Kristus yang duduk di atas takhta (ay. 26-28). Semakin kita mengenal dan akrab dengan kemuliaan Allah dalam tiga hal ini, semakin berkuasa pengaruh wahyu ilahi terhadap diri kita, dan semakin kita siap untuk tunduk padanya. Dan itulah yang menjadi tujuan diberikannya pengantar berupa penglihatan-penglihatan ini pada nubuat-nubuat dalam kitab ini. Apabila Allah yang sedemikian mulia berbicara, maka kita berkepentingan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan hormat. Kita sendiri yang akan terancam bahaya jika tidak melakukannya.
Penglihatan Yehezkiel yang Pertama di Tepi Sungai Kebar (1:1-3)
- I. Waktu ketika Yehezkiel mendapat penglihatan ini dicatat di sini. Itu terjadi pada tahun ketiga puluh (ay. 1). Sebagian orang memahaminya sebagai tahun ketiga puluh usia sang nabi. Sebagai imam, di usia itu ia mulai menjalankan secara penuh jabatan imamat, tetapi karena terhalang untuk melakukannya oleh karena pelanggaran dan malapetaka yang terjadi di masa-masa itu, dan terlebih lagi sekarang ketika mereka tidak lagi memiliki bait suci ataupun mezbah, maka Allah memanggilnya di usia itu untuk menerima martabat seorang nabi. Sebagian yang lain memahaminya sebagai tahun ketiga puluh dari awal pemerintahan Nabopolasar, ayah Nebukadnezar, yang dari situ orang-orang Kasdim memulai penghitungan waktu yang baru, seperti yang sudah mereka lakukan sebelumnya dari zaman Nabonasar, 123 tahun sebelumnya. Nabopolasar memerintah selama sembilan belas tahun, dan ini merupakan tahun kesebelas dari pemerintahan anaknya, jadi semuanya tiga puluh tahun. Dan memang sudah sepantasnya Yehezkiel, ketika berada di Babel, memakai penghitungan waktu yang mereka pakai di sana, sama seperti kalau kita berada di negeri asing, kita akan menghitung waktu dengan cara yang baru. Dan setelah itu ia memakai penghitungan waktu yang menyedihkan dari negerinya sendiri, dengan mengamati (ay. 2) bahwa itu adalah tahun kelima dari pembuangan Yoyakhin. Tetapi penjelasan dalam Alkitab bahasa Kasdim mengalihkannya ke zaman lain, dan berkata bahwa itu adalah tahun ketiga puluh setelah imam Hilkia menemukan kitab Taurat di rumah TUHAN, di tengah malam, setelah bulan terbenam, dalam zaman raja Yosia. Dan memang benar bahwa itu tepat tiga puluh tahun sesudah waktu itu. Itu merupakan peristiwa yang begitu luar biasa (karena peristiwa itu memberikan ujian baru bagi pemerintahan Yahudi) dan memang pantas untuk menghitung waktu mulai dari situ. Dan mungkin karena itulah sang nabi berbicara mengenai tiga puluh tahun secara tak tentu, dengan mengarahkan pandangan baik pada peristiwa itu maupun pada penghitungan orang Kasdim, yang kebetulan bertepatan. Pada bulan yang keempatlah, bertepatan dengan bulan Juni menurut penghitungan kita, dan pada tanggal lima bulan itu, Yehezkiel mendapat penglihatan ini (ay. 2). Ada kemungkinan bahwa itu terjadi pada hari Sabat, karena kita membaca (3:16) bahwa sesudah tujuh hari, yang dapat kita anggap sebagai hari Sabat berikutnya, firman TUHAN datang kepadanya lagi. Demikian pula Yohanes dikuasai oleh Roh pada hari Tuhan, ketika ia melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa (Why. 1:10). Allah dengan ini mau memberikan kehormatan pada hari-hari Sabat-Nya, saat para lawan menertawakannya (Rat. 1:7). Dan Ia dengan demikian mau mendorong umat-Nya untuk terus mengikuti pelayanan nabi-nabi-Nya setiap hari Sabat, dengan menyatakan diri-Nya secara luar biasa pada hari-hari Sabat tertentu.
- II. Keadaan-keadaan menyedihkan yang meliputinya ketika Allah memberinya kehormatan, dan dengan demikian menganugerahi umat-Nya, dengan penglihatan ini. Ia berada di negeri orang Kasdim, bersama-sama dengan para buangan, di tepi sungai Kebar, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang. Amatilah,
- 1. Umat Allah pada waktu itu, sebagian dari mereka, menjadi para tawanan di negeri orang Kasdim. Bangsa Yahudi sebagai satu tubuh masih tinggal di negeri mereka sendiri, tetapi orang-orang ini adalah buah-buah pertama dari pembuangan, dan mereka adalah beberapa dari yang terbaik. Sebab dalam penglihatan Yeremia orang-orang ini adalah buah ara yang baik, yang telah dibawa Allah ke negeri orang-orang Kasdim untuk kebaikan mereka (Yer. 24:5). Dan, demi kebaikan mereka pula, Allah membangkitkan seorang nabi di antara mereka, untuk mengajari mereka dari Taurat, pada saat Ia menghajar mereka (Mzm. 94:12). Perhatikanlah, suatu rahmat yang besar jika firman Allah dibawa kepada kita, dan suatu kewajiban yang besar untuk memberi perhatian kepada firman-Nya itu dengan tekun, ketika kita sedang menderita. Firman pengajaran dan tongkat hajaran, yang diberikan secara bersamaan dan sepakat satu sama lain, bisa sangat berguna bagi kita, firman untuk menjelaskan tongkat dan tongkat untuk menegaskan firman: kedua-duanya secara bersama-sama akan memberikan hikmat. Berbahagialah orang, ketika sedang sakit dan menderita, ia mendapat seorang utusan bersamanya, seorang penengah, satu di antara seribu, kalau saja ia mau membukakan telinganya bagi ajaran (Ayb. 36:10). Salah satu perseteruan Allah dengan orang-orang Yahudi, ketika Ia mengirim mereka ke dalam pembuangan, adalah karena mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah dan mengejek nabi-nabi-Nya. Namun demikian, ketika mereka sedang menderita karena dosa ini, Ia justru menganugerahi mereka dengan rahmat yang telah mereka hilangkan ini. Buruk bagi kita seandainya Allah di waktu-waktu tertentu tidak melemparkan kepada kita sarana-sarana anugerah dan keselamatan, yang dengan bodoh telah kita lempar jauh dari diri kita sendiri. Dalam pembuangan mereka, mereka tidak mendapat pertolongan-pertolongan yang biasa didapat bagi jiwa mereka, dan karena itu Allah membangkitkan bagi mereka orang-orang yang luar biasa ini. Sebab jika pendidikan untuk anak-anak Allah terhambat di satu jalan, akan terbuka jalan lain untuk menggantinya. Tetapi amatilah, pada tahun kelima pembuanganlah Yehezkiel dibangkitkan di antara mereka, dan bukan sebelumnya. Begitu lama Allah membiarkan mereka tanpa seorang nabi sekalipun, sampai mereka mulai meratap kepada Tuhan dan mengeluh bahwa tanda-tanda mereka tidak mereka lihat, dan tak ada orang yang memberi tahu mereka berapa lama lagi (Mzm. 74:9). Pada saat itulah mereka tahu bagaimana menghargai seorang nabi, dan penyingkapan-penyingkapan Allah tentang diri-Nya sendiri kepada mereka oleh sang nabi akan lebih diterima dan menghibur. Orang-orang Yahudi yang tetap tinggal di negeri mereka sendiri memiliki Yeremia bersama mereka, sementara orang-orang yang telah dibawa ke dalam pembuangan memiliki Yehezkiel bersama mereka. Sebab di mana saja anak-anak Allah tersebar, Allah akan menemukan guru-guru pembimbing untuk mereka.
- 2. Sang nabi sendiri berada di antara orang-orang buangan, di antara mereka yang ditempatkan di tepi sungai Kebar. Sebab di tepi sungai-sungai Babellah mereka duduk, dan pada pohon-pohon gandarusa di tepi sungailah mereka menggantungkan kecapi mereka (Mzm. 137:1-2). Penanam-penanam di Amerika tetap tinggal di sepanjang tepi-tepi sungai, dan mungkin orang-orang buangan itu dipekerjakan oleh tuan-tuan mereka untuk mengolah beberapa bagian negeri itu yang belum digarap yang terletak di tepi-tepi sungai, sebab para penduduk asli pada umumnya dipekerjakan untuk berperang. Atau tuan-tuan itu mempekerjakan mereka di pabrik-pabrik, dan karena itu memilih untuk menempatkan mereka di tepi-tepi sungai, supaya barang yang mereka buat dapat lebih mudah diangkut melalui jalur air. Para penafsir tidak sependapat yang mana sungai Kebar ini, tetapi bersama-sama dengan para buangan di tepi sungai itulah Yehezkiel berada, dan dia sendiri adalah orang buangan. Amatilah di sini,
- (1) Orang-orang yang terbaik, dan orang-orang yang paling dikasihi Allah, sering kali ikut berbagi bukan hanya dalam malapetaka-malapetaka bersama dalam hidup ini, melainkan juga dalam penghakiman-penghakiman kepada bangsa secara keseluruhan yang ditimpakan karena dosa. Orang-orang yang tidak menyumbang kesalahan apa-apa ikut merasakan penderitaannya. Dengan ini tampak bahwa perbedaan antara kebaikan dan keburukan tidak muncul dari peristiwa-peristiwa yang menimpa mereka, melainkan dari watak dan kecenderungan roh mereka di bawah peristiwa-peristiwa itu. Dan karena bukan hanya orang-orang benar, melainkan juga nabi-nabi, ikut berbagi dengan penjahat-penjahat terbesar dalam hukuman-hukuman yang ditimpakan saat ini, kita dapat menarik kesimpulan dari situ, dengan yakin seyakin-yakinnya, bahwa ada upah yang disediakan bagi orang-orang benar dalam kehidupan yang akan datang.
- (2) Kata-kata yang menyatakan kesalahan, yang memberikan nasihat dan penghiburan kepada orang yang sedang menderita, paling baik datang dari sesama yang juga menderita. Orang-orang buangan itu akan diajar dengan paling baik oleh orang buangan juga dari antara mereka, dan yang ikut mengalami sendiri penderitaan-penderitaan mereka.
- (3) Roh nubuat tidak terbatas hanya di negeri Israel, sebaliknya, sebagian dari wahyu ilahi yang paling terang disingkapkan di negeri orang Kasdim. Ini merupakan pertanda yang membahagiakan bahwa jemaat, bersama dengan wahyu ilahi yang di atasnya ia dibangun, akan dibawa kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Dan seperti halnya sekarang, demikian pula sesudahnya, ketika kerajaan Injil didirikan, tersebarnya orang-orang Yahudi ikut membantu tersebarnya pengenalan akan Allah.
- (4) Di mana pun kita berada, kita dapat terus menjaga persekutuan dengan Allah. Undique ad cœlos tantundem est viæ– Dari pelosok-pelosok bumi yang terpencil, kita dapat menemukan jalan terbuka menuju sorga.
- (5) Walaupun hamba-hamba Allah terbelenggu, firman Allah tidak terbelenggu (2Tim. 2:9). Walaupun Rasul Paulus ditahan, Injil bebas bergerak. Walaupun Rasul Yohanes dibuang ke Pulau Patmos, Kristus mengunjunginya di sana. Bahkan, hamba-hamba Allah yang menderita pada umumnya diperlakukan sebagai orang-orang kesayangan, dan penghiburan bagi mereka jauh lebih berlimpah-limpah apabila kesengsaraan sudah berlimpah-limpah (2Kor. 1:5).
- III. Penyingkapan-penyingkapan yang berkenan dinyatakan Allah tentang diri-Nya kepada sang nabi ketika ia berada dalam keadaan-keadaan ini, untuk dia sampaikan kepada umat-Nya. Sang nabi di sini memberi tahu kita apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya, dan apa yang dirasakannya.
- 1. Ia melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah (ay. 1). Tidak ada orang yang memandang Allah dapat hidup. Tetapi banyak orang telah melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah, tampilan-tampilan kemuliaan ilahi yang sedemikian rupa sehingga sudah memberi mereka pengajaran dan menggerakkan hati mereka. Dan biasanya, ketika Allah pertama-tama menyatakan diri-Nya kepada seorang nabi, Ia melakukannya melalui suatu penglihatan yang luar biasa, seperti kepada Yesaya (ps. 6), kepada Yeremia (ps. 1), dan kepada Abraham (Kis. 7:2), untuk menetapkan suatu hubungan dan suatu cara berhubungan yang memuaskan, sehingga sesudahnya tidak diperlukan penglihatan setiap kali ada pewahyuan. Yehezkiel diberi tugas untuk membuat hati orang banyak berbalik kepada Tuhan Allah mereka, dan karena itu ia sendiri harus melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah. Perhatikanlah, orang-orang yang pekerjaannya membawa orang lain untuk mengenal dan mengasihi Allah, mereka sendiri berkepentingan untuk mengenal Allah, dan hatinya haruslah yang paling tergerak dengan apa yang mereka ketahui tentang Dia. Supaya ia bisa melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah, terbukalah langit. Kegelapan dan jarak yang menghalangi pandangannya ditaklukkan, dan ia dibiarkan memasuki terang segala kemuliaan dunia atas, sedekat dan sejelas seolah-olah sorga terbuka untuknya.
- 2. Ia mendengar suara Allah (ay. 3): Firman TUHAN datang dengan jelas kepadanya, dan apa yang dilihatnya dimaksudkan untuk mempersiapkan dirinya bagi apa yang akan ia dengar. Ungkapannya tegas. Essendo fuit verbum Dei – Firman Tuhan datang dengan senyata-nyatanya kepada dia. Tidak ada kesalahan di dalamnya. Firman itu datang kepada-Nya dalam terang dan kuasanya yang penuh, dalam bukti dan penampakan Roh. Firman itu datang kepadanya dekat-dekat, bahkan, firman itu datang ke dalam dirinya, menguasai dirinya dan berdiam di dalam dia dengan limpahnya. Firman itu datang dengan jelas, atau dengan tepat, kepadanya. Ia sendiri memahami dengan jelas apa yang dikatakan-Nya, dan meyakini penuh kebenarannya. Firman yang hakiki (demikian kita dapat memahaminya), Firman yang ada, yang ada sebagaimana adanya Dia, datang kepada Yehezkiel, untuk mengutusnya melakukan tugas-Nya.
- 3. Ia merasakan kuasa Allah yang membuka matanya untuk melihat penglihatan-penglihatan itu, membuka telinganya untuk mendengarkan suara itu, dan membuka hatinya untuk menerima keduanya: Di sana tangan kekuasaan TUHAN meliputi dia. Perhatikanlah, tangan Tuhan berjalan berdampingan dengan firman Tuhan, dan dengan demikian firman Tuhan akan berhasil. Orang-orang yang diberi penyataan tangan kekuasan TUHAN, mereka ini sajalah yang memahami dan percaya kepada berita yang disampaikan. Tangan kekuasaan TUHAN meliputi dia, seperti meliputi Musa, untuk menutupi dia, supaya dia tidak kepayahan oleh terang dan kemilau yang menyilaukan dari penglihatan-penglihatan yang dilihatnya (Kel. 33:22). Tangan TUHAN meliputi dia, seperti meliputi Rasul Yohanes (Why. 1:17), untuk membangunkannya kembali dan menyokong dia, supaya ia bertahan, dan tidak jatuh lemas, menghadapi penyingkapan-penyingkapan ini, supaya ia tidak terangkat ataupun terlempar oleh melimpahnya pewahyuan-pewahyuan itu. Cukuplah kasih karunia Allah bagi dia, dan sebagai pertanda akan hal itu, tangan kekuasaan-Nya meliputi dia.
SH: Yeh 1:15-28 - Kemuliaan Tuhan (Minggu 28 September 2008) Kemuliaan Tuhan
Bayangkan betapa terpukau dan terbata-batanya Yehezkiel melihat
kemuliaan Tuhan. Penyair terbaik sekalipun takkan dapat
men...
Kemuliaan Tuhan
Bayangkan betapa terpukau dan terbata-batanya Yehezkiel melihat kemuliaan Tuhan. Penyair terbaik sekalipun takkan dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Pelukis sekaliber Picasso juga takkan mampu menuangkannya di atas kanvas. Pemahat patung kualitas dunia takkan sanggup memahat sosok mulia Ilahi.
Gambar kemuliaan Tuhan terlalu dahsyat untuk dapat diuraikan. Maka tidak heran ketika kita membaca upaya Yehezkiel menggambarkannya, semakin banyak kata digunakan akan semakin bingung membayangkannya. Coba bayangkan: Empat makhluk dengan masing-masing empat wajah dan empat sayap yang kalau berjalan masing-masing lurus ke depan dan yang di tengah-tengah mereka ada seperti suluh yang bernyala (ayat 5-14). Di samping masing-masing makhluk ada roda-roda yang memiliki relasi hidup dengan keempat makhluk tersebut (ayat 15-21). Di atas keempat makhluk itu ada cakrawala yang menopang takhta mulia. Di sanalah duduk sosok serupa manusia (band. Dan. 7:13) yang dilukiskan penuh dengan sinar yang kemilauan (ayat 22-27).
Hanya satu hal yang bisa Yehezkiel perbuat tatkala diperhadapkan dengan kemuliaan Tuhan yang begitu dahsyat: sujud menyembah dalam kerendahan (ayat 28). Yang Yehezkiel lihat adalah gambaran Allah yang transenden (luar biasa). Allah yang jauh melampaui pikiran manusia, yang tidak bisa digambarkan oleh apapun di muka bumi ini. Itu sebabnya hukum kedua dari sepuluh perintah Allah tegas melarang pembuatan benda apapun untuk menggambarkan Allah apalagi disembah! Sebaliknya, justru sosok serupa manusia yang Yehezkiel lihat mengingatkan kita akan manusia yang memang satu-satunya ciptaan Allah yang disebut gambar Allah (Kej. 1:26-27). Manusia diciptakan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Maka pertanyaan untuk kita adalah apakah hidup kita: perkataan, perbuatan, serta semua aspek lainnya sudah memuliakan Tuhan? Oleh Yesus Kristus, Manusia sejati, kita dikuduskan untuk layak memuliakan Allah!
SH: Yeh 1:1-28 - Allah dalam pembuangan (Senin, 16 Juli 2001) Allah dalam pembuangan
Setelah menjalani kehidupan dalam pembuangan selama 5 tahun,
Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari Allah.
Y...
Allah dalam pembuangan
Setelah menjalani kehidupan dalam pembuangan selama 5 tahun, Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari Allah. Yehezkiel melihat penglihatan tentang takhta kemuliaan Allah yang begitu agung dan dahsyat sehingga membuat Yehezkiel sujud menyembah.
Memperhatikan penglihatan yang dipaparkan Yehezkiel, mungkin kita akan terheran-heran sebab Yehezkiel banyak menggunakan simbol- simbol dan menjabarkannya secara detil. Namun demikian kita harus memperhatikan bahwa Yehezkiel secara jelas berusaha untuk tidak memberikan deskripsi secara spesifik dan pasti, khususnya ketika menggambarkan kemuliaan Allah. Karena itu ia banyak menggunakan kata-kata `kelihatan seperti, menyerupai, seperti, kelihatan'. Terlebih ketika ia menggambarkan kemuliaan Tuhan, ia hanya mengatakan `seperti busur pelangi ... begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan' (ayat 28). Apa makna semua itu? Makna semua itu adalah Allah jauh di luar deskripsi manusia. Manusia tidak akan mampu mendeskripsikan kemuliaan Allah. Yehezkiel hanya dapat melihat gambaran kemuliaan seperti busur pelangi. Mengapa Yehezkiel sujud menyembah ketika ia melihat penglihatan itu? Semakin dekat matanya ditarik pada figur utama dalam penglihatan itu maka semakin buta matanya oleh sinar kemuliaan. Bagi Yehezkiel lebih mudah memperhatikan 4 makhluk hidup beserta roda-rodanya daripada memperhatikan figur utama dalam busur pelangi.
Allah yang bersemayam di bukit Zion, Allah yang bersemayam di Bait-Nya di Yerusalem, menampakkan diri-Nya kepada umat-Nya yang ada dalam pembuangan di Babel adalah Allah yang memang jauh di luar deskripsi manusia, namun Ia bukanlah Allah yang jauh dari umat sekalipun di tanah asing. Masa depan bangsa Israel masih ada bahkan masih ada pelayanan yang harus dilakukan oleh Yehezkiel sebagai imam di tanah pembuangan.
Renungkan: Kemuliaan Allah memang jauh dari bayangan manusia, namun tidak ada tempat yang jauh dari jangkauan Allah. Tidak ada situasi manusia yang jauh dari pengadilan-Nya. Dia akan datang kepada kita di saat kita gagal, kecewa, depresi, maupun mengalami malapetaka. Kita mungkin hanya dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya, namun Ia senantiasa ada bersama kita.
SH: Yeh 1:1-28 - Penglihatan tentang Allah (Sabtu, 16 Juli 2016) Penglihatan tentang Allah
Ketika menerima panggilan dari TUHAN, Yehezkiel sedang berada di tepi sungai Kebar di negeri orang Kasdim (1-3). Ia bersama...
Penglihatan tentang Allah
Ketika menerima panggilan dari TUHAN, Yehezkiel sedang berada di tepi sungai Kebar di negeri orang Kasdim (1-3). Ia bersama raja, para pembesar, dan para pemimpin agama harus meninggalkan Bait Allahnya, bahkan terusir dari negerinya. Mereka berada dalam situasi tanpa pengharapan akan siapa pun, bahkan terhadap Allah.
Di tengah situasi itu, Yehezkiel dipanggil TUHAN untuk melakukan tugas pelayanannya. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 bulan yang ke-4 tahun ke-30 (1; bdk. Bil. 4:3-4, 30, 35, 39, 43, 47). Ini merupakan tahun ke-5 pembuangan Yoyakhin, yaitu 592 sM (2). Panggilan Allah terhadapnya dinyatakan melalui kekuasaan Allah yang meliputinya (3) dan penglihatan berupa angin badai dan empat makhluk hidup yang menyerupai manusia (bdk. 10:20 Kerub, 1Taw. 28:18; Mz. 18:11) yang mengikuti arah roh itu pergi (4-12, "roh" mengacu kepada Roh Allah ay.20). Ia juga melihat bara api yang menyala-nyala dan dan roda-roda yang berjalan di samping dan mengikuti makhluk-makhluk hidup itu (13-21) dan cakrawala yang dapat memperdengarkan seperti suara yang Maha Kuasa di atas kepala mahkluk hidup itu (22-24). Di atas cakrawala itu, ada takhta yang diduduki oleh seorang manusia yang mengkilap seperti sinar (25-28). Kemuliaan ini membuat Yehezkiel bersujud dan mendengarkan suara-Nya.
Allah tahu bahwa umat dan hamba-Nya sedang dalam kelemahan dan putus asa. Meski pembuangan itu merupakan akibat pelanggaran mereka, Allah datang membangkitkan hamba dan umat-Nya untuk kembali bersandar kepada-Nya. Sebelum memerintahkan Yehezkiel, Allah terlebih dahulu memberi penglihatan akan kemuliaan-Nya untuk membangkitkan mereka. Allah tetap ada dan sama berdaulat, bahkan di tempat pembuangan umat-Nya sekalipun. Allah kita tidak dibatasi oleh situasi dan wilayah.
Meski tidak mengalami penglihatan spektakuler, kasih Allah tetap atas umat-Nya. Kuasa dan kemuliaan-Nya tetap sama, bahkan dalam "pembuangan." [TNT]
SH: Yeh 1:1-28 - Melihat Kemuliaan Allah (Kamis, 9 Desember 2021) Melihat Kemuliaan Allah
Dalam Perjanjian Lama, Allah menampakkan diri melalui penglihatan yang menunjukkan kemuliaan-Nya. Ini disebut "teofani", yakn...
Melihat Kemuliaan Allah
Dalam Perjanjian Lama, Allah menampakkan diri melalui penglihatan yang menunjukkan kemuliaan-Nya. Ini disebut "teofani", yakni manifestasi Allah yang dapat disadari oleh indra manusia.
Allah pun menyatakan diri-Nya kepada Yehezkiel ketika Yehezkiel berada di negeri orang Kasdim (1-3). Bukan karena Yehezkiel hebat, melainkan karena kekuasaan Allah yang meliputi dia. Penglihatan Yehezkiel digambarkan lebih terperinci daripada sejumlah nabi lainnya. Meski demikian, Yehezkiel tidak menyebutkan penglihatannya secara spesifik, melainkan menggunakan kata "seperti", "yang menyerupai", dan "kelihatan" (4-28a).
Yehezkiel memakai benda dan binatang yang ia ketahui untuk mencoba menjelaskan apa yang disaksikannya. Awan dan api menunjukkan kehadiran dan kemuliaan Allah. Makhluk-makhluk menggambarkan Allah Yang Mahahadir dan Mahatahu. Roda-roda penuh mata melambangkan Allah yang dapat melihat segalanya. Mengapa? Karena Yehezkiel menyadari bahwa pemahaman manusia tentang Allah sangatlah terbatas. Firman Allah datang kepada Yehezkiel secara nyata, maka ia sembah sujud dan memasang telinganya untuk mendengarkan Allah berfirman (28b).
Allah memang jauh melampaui pemikiran manusia. Yoh. 1:18 mencatat: "Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah". Namun, Allah ingin menyatakan diri-Nya kepada manusia, supaya manusia dapat mengenal-Nya. Ia pun memperdengarkan kehendak-Nya kepada orang-orang pilihan-Nya.
Mungkin Allah tidak secara langsung menyatakan diri-Nya kepada kita, tetapi firman-Nya selalu nyata melalui Alkitab yang kita baca. Ketika Allah menyatakan diri-Nya, Yehezkiel merespons dengan tepat. Ia tidak melarikan diri, tetapi bersiap untuk mendengarkan Allah. Respons inilah yang harus dimiliki setiap orang percaya. Bukan sekadar tahu, tetapi ada tindakan nyata untuk menaati dan menyembah-Nya, karena kehadiran Allah nyata dalam hidup kita dan Ia hendak berfirman kepada kita.
Mari kita menilik hati dan mengoreksi diri. Apakah selama ini kita mengabaikan penyataan Allah? Sudahkah kita berdiam diri untuk melihat kemuliaan Allah di dalam hidup kita? [SLM]
Topik Teologia -> Yeh 1:24
Topik Teologia: Yeh 1:24 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama Allah
Nama-nama Tunggal Allah
Mahakuasa (Ibr.: Shaddai)
Kej 49:2...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Nama Allah
- Nama-nama Tunggal Allah
- Mahakuasa (Ibr.: Shaddai)
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Sebutan-sebutan Yang Menggambarkan Para Malaikat Baik
- Ciptaan-ciptaan yang Hidup
TFTWMS -> Yeh 1:22-25; Yeh 1:4-28
TFTWMS: Yeh 1:22-25 - Cakrawala Cakrawala (Yehezkiel 1:22-25)
21 Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu berjalan; kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti; dan...
Cakrawala (Yehezkiel 1:22-25)
21 Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu berjalan; kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti; dan kalau mereka terangkat dari tanah, roda-roda itu sama-sama terangkat dengan mereka; sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya. 22Di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala, yang kelihatan seperti hablur es yang mendahsyatkan, terbentang di atas kepala mereka. 23 Dan di bawah cakrawala itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang menutupi badan mereka. 24 Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. 25Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
Ayat 22. Cakrawala adalah bagian ketiga dari penglihatan itu. Kata ini adalah kata Ibrani rakia' kata yang sama yang digunakan di Kejadian 1:6-8 untuk bidang keras yang memisahkan bagian atas dari air di bagian bawah. Kata "cakrawala" digunakan di dalam Alkitab KJV, meskipun ini bukan terjemahan yang baik. Cakrawala itu tampaknya menggambarkan pengaruh luas Allah. Yehezkiel tidak menetap di cakrawala itu. Ia hanya menggambarkan apa yang memberikan latar belakang pengilhaman untuk seluruh adegan itu. Namun demikian, tampaknya cakrawala itu menyediakan suatu permukaan yang kokoh, rata yang di atasnya tahta Allah berdiri (lihat Wahyu 4:6).
Ayat 23, 24. Sudah jelas bahwa sayap-sayap keempat makhluk hidup itu membuat Yehezkiel tetap terkesan (ay. 23). Dalam bagian ini ia mengulangi lokasi mereka, tetapi kali ini merinci suara yang luar biasa (ay. 24) yang dikeluarkan oleh sayap-sayap itu. Ia mengetengahkan tiga analogi: Kebisingannya itu seperti suara air terjun yang menderu, yang memberikan suara gemuruh yang luar biasa—hampir suara yang memekakkan telinga bagi orang yang berdiri dekat air terjun itu. Suara itu seperti suara Yang Mahakuasa—suara yang benar-benar membuat takut mereka yang berkumpul di sekitar Gunung Sinai di dalam Keluaran 20, tapi kadang-kadang suatu istilah yang mengacu kepada guntur. Suara keributan itu seperti suara dari perkemahan tentara— yang akan melibatkan berbagai suara, dari dentingan peralatan dan senjata hingga dengusan, erangan, dan teriakan para prajurit. Yehezkiel tidak hanya terkesan dengan apa yang sedang ia lihat, tapi ia juga takjub dengan apa yang ia sedang dengar. Ia mampu menyaksikan kemuliaan Allah dalam pelbagai cara yang berbeda.
Ayat 25. Terlepas dari semua kebisingan yang ditimbulkan oleh sayap-sayap dari keempat makhluk hidup itu, Yehezkiel mampu mendengar suara dari atas cakrawala— dari lokasi takhta Allah. Yehezkiel diam seribu kata, setidaknya belum bicara, tapi Allah berbicara kepada dia (lihat psl. 2).
TFTWMS: Yeh 1:4-28 - Penglihatan PENGLIHATAN (Yehezkiel 1:4-28)
Yehezkiel menggambarkan penglihatannya dalam bahasa kiasan ("apokaliptik"). Banyak orang telah memutuskan un...
PENGLIHATAN (Yehezkiel 1:4-28)
Yehezkiel menggambarkan penglihatannya dalam bahasa kiasan ("apokaliptik"). Banyak orang telah memutuskan untuk membaca kitab itu, hanya untuk berkecil hati setelah menghadapi pasal pertama. Sementara beberapa orang menemukan pelbagai gambaran kiasan adalah menarik dan menantang, yang lainnya akan lebih suka menerima informasi tentang pelbagai gambaran itu tanpa susah payah. Sederhananya, tujuan penglihatan ini adalah untuk mendemonstrasikan Allah dan kemuliaan-Nya yang megah (ay. 1, 28). Mengapakah Allah tidak menyatakan saja kebenaran tentang kemuliaan-Nya itu dalam ungkapan yang jelas? Mengapakah Ia menggunakan metode kiasan dalam membangun konsep-konsep seperti itu?
Pertama, kita harus mengingatkan diri kita sendiri tentang sifat sempurna Allah dan kemahatahuan-Nya. Allah tahu cara terbaik dan paling sempurna untuk mengomunikasikan kebenaran penting. Karena Allah adalah roh (Yoh. 4:23, 24), maka ungkapan-ungkapan insani tidak dapat sepenuhnya mengungkapkan kemuliaan-Nya. Oleh karena itu, penggunaan penglihatan-penglihatan apokaliptik seperti yang satu ini membuat kita bisa melihat kedahsyatan-Nya dan kemuliaan-Nya yang luar biasa dalam pelbagai ungkapan yang lebih mungkin untuk kita hargai.
Kedua, tugas yang sulit menanti Yehezkiel. Ia sedang diutus kepada umat yang keras kepala dan degil (3:7). Penglihatan ini akan membantu dia untuk mengingat kebesaran Allah yang ia sedang layani. Dengan mengingat penglihatan ini, Yehezkiel akan terus diperkuat dan dimotivasi untuk menghadapi pelbagai hambatan dalam memberitakan pesan Tuhan kepada umat itu.
Ketiga, kita harus ingat bahwa banyak orang selama masa Perjanjian Lama percaya bahwa dewa-dewa milik bangsa-bangsa penakluk adalah dewa-dewa yang lebih kuat. Ini adalah alasan mereka meninggalkan dewa-dewa mereka untuk melayani dewa-dewa tentara penakluk. Hal ini diilustrasikan di seluruh Perjanjian Lama. Apa yang luar biasa adalah bagaimana Israel begitu cenderung kepada penyembahan berhala sampai-sampai mereka melakukan apa yang bangsa lain tidak lakukan; mengadopsi dewa-dewa milik bangsa-bangsa pecundang! (Lihat 2 Raja 16:3; 17:8).
Sebagai akibat dari penglihatan itu, Yehezkiel akan memiliki cukup bukti bahwa dewa-dewa Babel itu—dewa lain mana saja—tidak berdaya, tidak seperti Allah sejati. Ia akan dimotivasi untuk mewartakan keunggulan-keunggulan Tuhan dan mendorong umat itu untuk memperbarui perjanjian mereka dengan Tuhan. Jika mereka bersedia, mereka akan menemukan sosok Allah yang rela mengampuni dan membangun kembali mereka di negeri mereka.
Hal apakah yang harus kita ingat ketika kita menafsirkan jenis sastra ini? Yehezkiel sedang melukis sebuah gambar, dan semua bagian membantu untuk membentuk keseluruhan gambar itu. Bagian-bagian ini tidak harus memiliki makna dalam dan tentang diri mereka sendiri. Banyak kali, pelbagai ungkapan dengan kata "seperti" atau "sebagai" digunakan. Konstruksi ini, disebut "simile," memberitahu kita bahwa gambaran Yehezkiel adalah, terbaiknya, suatu keserupaan—suatu perkiraan— tentang apa yang ia sedang benar-benar melihat. "Keserupaan" (Ibr.: demuth) muncul enam belas kali di dalam Yehezkiel, dan "seperti" adalah preposisi Ibrani ke, ditemukan delapan belas kali di dalam pasal 1 (166 kali di dalam Yehezkiel.). Selain itu, perhatikan penggunaan "seperti" dengan "tampaknya" (Ibr.: kemar'eh).
Dalam persiapan untuk mempelajari penglihatan yang luar biasa ini, kita harus memperhatikan empat aspek dominan tentang penglihatan itu. Masing-masing harus dipertimbangkan dengan memperhatikan bagaimana aspek itu berkontribusi terhadap gambar kemuliaan, keagungan, dan kuasa Allah.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yehezkiel
Tema : Hukuman dan Kemuliaan Allah
Tanggal Penulisan: 590-570 SM
Latar Belakang
Latar belakang sejarah Kit...
Penulis : Yehezkiel
Tema : Hukuman dan Kemuliaan Allah
Tanggal Penulisan: 590-570 SM
Latar Belakang
Latar belakang sejarah Kitab Yehezkiel ialah Babel pada tahun-tahun awal pembuangan (593-571 SM). Nebukadnezar telah membawa tawanan orang Yahudi dari Yerusalem ke Babel dalam tiga tahap:
- (1) pada tahun 605 SM, pemuda-pemuda Yahudi pilihan dibawa ke Babel, antara lain Daniel dan ketiga sahabatnya;
- (2) pada tahun 597 SM, 10.000 tawanan dibawa ke Babel, di antaranya Yehezkiel; dan
- (3) pada tahun 586 SM, pasukan Nebukadnezar telah membinasakan kota dan Bait Sucinya, lalu membawa sebagian besar orang yang tidak terbunuh ke Babel.
Pelayanan Yehezkiel sebagai nabi terjadi pada masa sejarah PL yang paling gelap: tujuh tahun sebelum kebinasaan itu pada tahun 586 SM (593-586 SM) dan 15 tahun setelah kebinasaan itu (586-571 SM). Kitab ini mungkin selesai sekitar tahun 570 SM.
Yehezkiel, yang namanya berarti "Allah menguatkan", berasal dari keluarga imam (Yeh 1:3) dan tinggal di Yerusalem sepanjang 25 tahun pertama hidupnya. Dia sedang dalam pendidikan untuk menjadi imam di Bait Suci ketika dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. Sekitar lima tahun kemudian, pada umur 30 tahun (Yeh 1:2-3), Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi dan penugasan ilahinya, setelah itu ia melayani dengan setia selama sekurang-kurangnya 22 tahun (Yeh 29:17); Yehezkiel berusia sekitar 17 tahun ketika Daniel dibawa pergi, sehingga keduanya kurang lebih sama umurnya. Baik Yehezkiel maupun Daniel merupakan rekan sezaman yang lebih muda daripada Yeremia dan sangat mungkin banyak dipengaruhi oleh nabi Yerusalem yang lebih tua ini (bd.Dan 9:2). Pada saat Yehezkiel tiba di Babel, Daniel sudah terkenal sebagai orang yang memiliki hikmat nubuat yang luar biasa; Yehezkiel menyebutnya tiga kali di dalam kitab ini (Yeh 14:14,20; Yeh 28:3). Berbeda dengan Daniel, Yehezkiel berkeluarga (Yeh 24:15-18) dan hidup sebagai warga biasa di antara para buangan Yahudi di tepi Sungai Kebar. (Yeh 1:1; Yeh 3:15,24; bd.Mazm 137:1).
Kitab ini dengan jelas menyebutkan bahwa nubuat-nubuatnya adalah dari Yehezkiel (Yeh 1:3; Yeh 24:24). Pemakaian kata ganti "aku" dalam seluruh kitab, bersama dengan kesatuan kitab ini dalam gaya dan bahasa yang dipakai, menunjuk kepada Yehezkiel sebagai penulis tunggalnya. Nubuat-nubuatnya dapat diberi tanggal dengan tepat karena cara penanggalannya yang teratur (bd. Yeh 1:1-2; Yeh 8:1; Yeh 20:1; Yeh 24:1; Yeh 26:1; Yeh 29:1,17; Yeh 30:20; Yeh 31:1; Yeh 32:1,17; Yeh 33:21; Yeh 40:1). Pelayanannya dimulai bulan Juli tahun 593 SM dan berlangsung sampai sekurang-kurangnya nubuat terakhir yang dicatat pada bulan April, 571 SM.
Tujuan
Tujuan nubuat-nubuat Yehezkiel terutama bersifat ganda:
- (1) untuk menyampaikan berita Allah mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang sudah murtad (pasal 1-24; Yeh 1:1--24:27) dan tujuh bangsa asing di sekitar mereka (pasal 25-32; Yeh 25:1--32:32) dan
- (2) untuk menopang iman sisa umat Allah dalam pembuangan mengenai pemulihan umat perjanjian-Nya dan kemuliaan akhir dari kerajaan-Nya (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35). Sang nabi juga menekankan tanggung jawab pribadi setiap orang di hadapan Allah dan bukan memikirkan hukuman pembuangan sebagai sekadar akibat dosa-dosa leluhur saja (Yeh 18:1-32; Yeh 33:10-20).
Survai
Kitab Yehezkiel disusun dengan baik, dan ke-48 pasalnya dengan sendirinya terbagi menjadi empat bagian utama.
- (1) Bagian pengantar (pasal 1-3; Yeh 1:1--3:27) menguraikan penglihatan penuh kuasa Yehezkiel tentang kemuliaan dan takhta Allah (pasal 1; Yeh 1:1-28) dan dilanjutkan dengan penugasan ilahi sang nabi ke dalam tugas kenabian (pasal 2-3; Yeh 2:1--3:27); perhatikan pengalaman Musa di semak yang menyala (Kel 3:1--4:31) dan penglihatan Yesaya di Bait Suci (Yes 6:13) sebagai penyataan luar biasa yang sama dari Allah pada permulaan tugas-tugas kenabian mereka.
- (2) Bagian kedua (pasal 4-24; Yeh 4:1--24:27) mencatat amanat Yehezkiel yang keras dan menghilangkan harapan mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang tidak terelakkan lagi karena mereka terus memberontak dan murtad. Sepanjang tujuh tahun terakhir dari Yerusalem (593-586 SM), Yehezkiel memperingatkan orang Yahudi di Yerusalem dan para buangan di Babel tentang harapan palsu bahwa Yerusalem akan lolos dari hukuman. Dosa-dosa Yerusalem pada masa lalu dan masa kini memastikan kehancurannya yang sekarang. Yehezkiel mengumandangkan amanat kenabian tentang malapetaka dahsyat ini melalui berbagai penglihatan, perumpamaan, dan tindakan simbolik. Ps Yeh 8:1--11:25 menggambarkan Yehezkiel dibawa Allah ke Yerusalem dalam penglihatan untuk menyampaikan nubuat-nubuat kepada kota itu. Dalam pasal 24 (Yeh 24:1-27) kematian istri tercinta Yehezkiel menjadi suatu perumpamaan dan tanda tentang akhir Yerusalem.
- (3) Bagian ketiga (pasal 25-32; Yeh 25:1--32:32) berisi nubuat-nubuat hukuman terhadap tujuh bangsa asing yang bersukacita atas malapetaka Yehuda. Dalam nubuat yang cukup panjang terhadap Tirus muncul suatu penggambaran samar-samar tentang Iblis (Yeh 28:11-19) sebagai kekuatan sesungguhnya di belakang raja Tirus.
- (4) Bagian terakhir (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35) menandai suatu peralihan dalam berita sang nabi dari hukuman suram ke penghiburan dan harapan di masa depan (bd. Yes 40:1--66:24). Setelah Yerusalem jatuh, Yehezkiel bernubuat tentang kebangunan rohani dan pemulihan di masa depan, ketika Allah akan menjadi gembala yang sejati bagi umat-Nya (pasal 34; Yeh 34:1-31) dan memberi mereka "hati yang baru" dan "roh yang baru" (pasal 36; Yeh 36:1-38). Di dalam konteks ini terdapat penglihatan Yehezkiel yang terkenal mengenai sejumlah besar tulang yang secara nubuat dihidupkan kembali (pasal 37; Yeh 37:1-28). Kitab ini ditutup dengan melukiskan bahwa pada akhir zaman Bait Suci, kota suci, dan tanah suci akan dipulihkan (pasal 40-48; Yeh 40:1--48:35).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yehezkiel.
- (1) Kitab ini penuh dengan penglihatan misterius, perumpamaan yang berani dan perbuatan simbolik yang aneh sebagai sarana penyataan nubuat Allah.
- (2) Isinya diatur dan diberi tanggal dengan saksama; terdapat lebih banyak tanggal daripada kitab nubuat PL lainya.
- (3) Dua frase khusus muncul berkali-kali:
- (a) "Mereka akan tahu bahwa Aku ini Tuhan" (65 kali dengan aneka variasi) dan
- (b) "kemuliaan Tuhan" (19 kali dengan aneka variasi).
- (4) Yehezkiel secara khusus disapa oleh Allah dengan sebutan "anak manusia" dan "penjaga".
- (5) Kitab ini mencatat dua penglihatan luar biasa mengenai Bait Suci -- yang pertama sebagai Bait Suci yang dinajiskan dan menanti kebinasaan (pasal 8-11; Yeh 8:1--11:25) dan yang lain sebagai dipulihkan dan disucikan dengan sempurna (pasal 40-48; Yeh 40:1--48:35).
- (6) Lebih dari nabi lain, Yehezkiel disuruh oleh Allah untuk menyatukan dirinya secara pribadi dengan sabda kenabian dengan melakukannya selaku lambang nubuat.
- (7) Yehezkiel menekankan tanggung jawab pribadi kepada Allah.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Nubuat pasal 33-48 (Yeh 33:1--48:35) pada hakikatnya mengenai karya penebusan Allah di masa depan sebagaimana dinyatakan di dalam PB. Bagian ini bukan hanya berbicara tentang pemulihan Israel secara jasmaniah ke negeri mereka, tetapi juga suatu pemulihan akhir di masa depan yang mencakup penggenapan sempurna dari tujuan Allah bagi Israel rohani dalam hubunganya dengan kemuliaan dan kuasa Allah di Bait Suci (penyembahan), dan tujuan Allah bagi bangsa-bangsa sebagai hasil pekabaran Injil. Nubuat-nubuat Yehezkiel yang penting mengenai Mesias PB ialah Yeh 17:22-24; Yeh 21:26-27; Yeh 34:23-24; Yeh 36:16-38 dan Yeh 37:1-28.
Full Life: Yehezkiel (Garis Besar) Garis Besar
I. Panggilan dan Penugasan Yehezkiel
(Yeh 1:1-3:27)
A. Penglihatan Tentang Kemuliaan Allah
...
Garis Besar
- I. Panggilan dan Penugasan Yehezkiel
(Yeh 1:1-3:27) - A. Penglihatan Tentang Kemuliaan Allah
(Yeh 1:1-28) - B. Ditugaskan untuk Menjadi Nabi
(Yeh 2:1-3:27) - II. Nubuat Tentang Hukuman atas Yehuda dan Yerusalem
(Yeh 4:1-24:27) - A. Tanda-Tanda Nubuat Tentang Hukuman yang Akan Datang
(Yeh 4:1-5:17) - 1. Batu Bata
(Yeh 4:1-3) - 2. Yehezkiel Berbaring pada Sisi Kiri
(Yeh 4:4-8) - 3. Makanan yang Kurang
(Yeh 4:9-17) - 4. Pedang Tajam Ilahi
(Yeh 5:1-17) - B. Berbagai Nubuat Tentang Hukuman yang Akan Datang
(Yeh 6:1-7:27) - C. Aneka Penglihatan Tentang Hukuman yang Akan Datang
(Yeh 8:1-11:25) - 1. Penglihatan Tentang Berhala Kekejian di Dalam Bait Suci
(Yeh 8:1-18) - 2. Penglihatan Tentang Kebinasaan Yerusalem
(Yeh 9:1-11) - 3. Penglihatan Tentang Kemuliaan Allah yang Pergi
(Yeh 10:1-22) - 4. Penglihatan Tentang Pemimpin Fasik dan Kemuliaan yang Telah Hilang
(Yeh 11:1-25) - D. Aneka Tanda, Amanat, dan Perumpamaan Tentang Hukuman yang Akan Datang
(Yeh 12:1-24:27) - 1. Tanda-Tanda Pembuangan Yerusalem
(Yeh 12:1-28) - 2. Amanat Terhadap Nabi-Nabi Palsu
(Yeh 13:1-23) - 3. Amanat Terhadap Tua-Tua Penyembah Berhala
(Yeh 14:1-23) - 4. Perumpamaan Tentang
Pohon Anggur yang Tidak Berguna,
(Yeh 15:1-8)
Wanita Pezinah,
(Yeh 16:1-23)
dan Dua Ekor Rajawali
(Yeh 17:1-24) - 5. Satu Pelajaran
(Yeh 18:1-32)
dan Sebuah Ratapan
(Yeh 19:1-14) - 6. Berita Selanjutnya dan Tanda-Tanda Tentang Penghukuman
Terhadap Yerusalem
(Yeh 20:1-24:27) - III.Nubuat Tentang Hukuman atas Bangsa-Bangsa Asing
(Yeh 25:1-32:32) - A. Amon
(Yeh 25:1-7) - B. Moab
(Yeh 25:8-11) - C. Edom
(Yeh 25:12-14) - D. Filistin
(Yeh 25:15-17) - E. Tirus
(Yeh 26:1-28:19) - F. Sidon
(Yeh 28:20-26) - G. Mesir
(Yeh 29:1-32:32) - IV. Nubuat Mengenai Pemulihan
(Yeh 33:1-48:35) - A. Penjaga Pemulihan
(Yeh 33:1-33) - B. Janji-Janji Pemulihan
(Yeh 34:1-39:28) - C. Penglihatan Tentang Pemulihan
(Yeh 40:1-48:35)
Jerusalem: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) YEHEZKIEL
Berbeda dengan kitab Yeremia, kitab Yehezkiel tampaknya sebuah kitab yang tersusun rapih. Sesudah pendahuluan, Yeh 1-3, yang berisikan kisah...
YEHEZKIEL
Berbeda dengan kitab Yeremia, kitab Yehezkiel tampaknya sebuah kitab yang tersusun rapih. Sesudah pendahuluan, Yeh 1-3, yang berisikan kisah mengenai panggilan Yehezkiel untuk menjadi nabi, Yehezkiel dapat dibagi atas 4 bagian yang jelas, yaitu:
1. Bab 4-24 hampir seluruhnya berisikan tuduhan-tuduhan dan ancaman-ancaman yang dilontarkan kepada orang-orang Israel dan diucapkan nabi sebelum kota Yerusalem dikepung.
2. Bab 25-32 memuat nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain. Dalam bab-bab ini nabi berkata, bahwa hukuman Allah akan menimpa juga bangsa-bangsa yang bersekongkol dengan membujuk umat yang tidak setia.
3. Bab 33-39 berisikan nubuat-nubuat dsb. yang dibawakan nabi selama kota Yerusalem dikepung dan sesudahnya. Nabi menghibur bangsanya dan menjanjikan kepada saudara-saudara sebangsanya suatu masa depan yang lebih cemerlang.
4. Bab 40-48 menggambarkan tata-negara dan agama jemaat di negeri Palestina kelak.
Tetapi susunan logis ini menutupi sejumlah besar kekurang. Banyak bagian kitab-Yehezkiel terulang-ulang, seperti Yeh 3;17-21 = 33;7-9; 18:25-29 = 33:17- 20, dll. Beberapa kali dikatakan, bahwa yehezkiel dilarang untuk berbicara, Yeh 3:26; 24:27; 33:22 tetapi catatan-catatan ini terpisah satu dari yang lain dengan wejangan-wejangan. Bagian yang mengisahkan penglihatan kereta ilahi, Yeh 1;4-3:15, disela kisah mengenai penglihatan sebuah gulungan-kitab, Yeh 2:1- 3:9. Gambar kedosaan Yerusalem, Yeh 11;1-21,melanjutkan 8 dan memutuskan kisah mengenai berangkatnya kereta ilahi yang mulai dalam Yeh 10:22 lalu diteruskan dalam Yeh 11:22. Tanggal-tanggal yang disebut dalam Yeh 26-33 tidak berurutan. Sukar diterima, bahwa semua kekurangan tsb berasal dari seorang pengarang yang langsung menulis seluruh kitab itu. Jauh lebih masuk akal, kalau dikatakan, bahwa kekurangan-kekurangan ini berasal dari sejumlah murid nabi yang mengerjakan tulisan-tulisannya atau tradisi lisan dengan mempersatukan dan melengkapinya. Maka kiranya dapat disimpulkan, bahwa kitab Yehezkiel mengalami hal-ihwal sama seperti kitab-kitab nabi lainnya. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa para murid Yehezkiel berpegang teguh pada gagasan-gagasan, dan pada umumnya malahan pada perkataan-perkataan gurunya. Hal ini terbukti oleh kesamaan gaya bahasa dan ajaran kitab Yehezkiel. Tangan para penyusun tampak sekali dalam bagian terakhir kitab Yehezkiel, Yeh 40-48. Tetapi pada pokoknya bagian inipun berasal dari Yehezkiel sendiri.
Menurut penyelidikan ilmiah dewaa ini, Yehezkiel hanya menunaikan tugasnya sebagai nabi di tengah-tengah kaum buangan di Babel melulu, antara thn. 593 dan 571. Inilah tanggal-tanggal patokan yang disebut kitabnya, Yeh 1:2 dan 29:17. Kalau demikian orang tentu merasa heran sedikit tentang nubuat-nubuat yang terdapat dalam bagian pertama kitab ini dan yang nampaknya ditujukan kepada para penduduk Yerusalem, sedangkan juga Yehezkiel sendiri kadang-kadang nampaknya bertempat tinggal di kota tsb (hal ini paling jelas dari Yeh 11:13). Kesulitanl ini membawa orang kepada sebuah kesimpulan berupa hipotesa mengenai tugas-tugas Yehezkiel. Menurut hipotesa itu, Yehezkiel tinggal di Palestina dan berkarya di sana sampai saat musnahnya kota Yerusalem di thn. 587. Baru pada tahun itulah ia menggabungkan diri dengan kaum buangan di Babel. Penglihatan tentang gulungan-kitab, yang dikisahkan dalam Yeh 2:1-3:9, menurut hipotesa ini tidak lain kecuali cerita mengenai panggilan Yehezkiel di Palestina. Penglihatan mengenai kereta ilahi, Yeh 1:4-28 serta Yeh 3:10-15, berpautan dengan kedatangan nabi ke Babel. Tetapi dengan ditempatkan penglihatan mengenai kereta ilahi itu pada awal kitab dirubah arah pandangan seluruh kitab dan urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu. Hipotesa mengenai tugas-rangkap nabi tsb memang memecahkan beberapa kesulitan, namun sekaligus menimbulkan kesulitan-kesulitan baru. Seandainya hipotesa ini diteruma, maka perlu teks kitab Yehezkiel dirubah sekali. Harus diterima pula, bahwa selama tugasnya di Palestina, Yehezkiel biasanya tinggal di luar kota Yerusalem, sebab ia "diangkat" ke sana oleh Roh, Yeh 8:3. Selain itu aneh sekali, mengapa Yehezkiel maupun Yeremia sama sekali tidak berkata apa-apa tentang rekannya, padahal, menurut hipotesa tsb, mereka berdua berkarya di kota yang sama dan pada waktu yang sama.
Di lain pihak kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pandangan tradisionil tidak perlu dilebih-lebihkan. Sebab tuduhan-tuduhan yang dilontarkan nabi terhadap penduduk kota Yerusalem sudah tentu dimaksudkan sebagai sebuah pengajaran yang ditujukan kepada kaum buangan; bila dikatakan, bahwa Yehezkiel berada di kota suci, Yerusalem, maka dengan jelas ditegaskan pula, bahwa ia diangkat ke sana "dalam penglihatan", Yeh 8:3, dan bahwa ia dibawa kembali ke Babel" dalam penglihatan", Yeh 11:24. Memang hipotesa mengenai tugas rangkap nabi dewasa ini didukung oleh sejumlah kecil ahli saja.
Bagaimanapun juga dari dalam kitabnya Yehezkiel tampil sebagai seorang tokoh besar. Ia adalah seorang imam, Yeh 1:3. Sebagian besar perhatiannya berpusat pada Bait Suci, yang pada waktu hidupnya dicemarkan dengan upacara-upacara kafir, Yeh 8, dan ditinggalkan oleh kemuliaan Tuhan, Yeh 10. Tetapi Yehezkiel berbicara pula mengenai bait Suci di masa depan. Ia membuat rencana terperinci mengenai bentuk bangunan bait Suci itu, Yeh 40-42, yang akan didiami Allah lagi, Yeh 43. Yehezkiel menjunjung tinggi hukum Taurat. Maka dalam membentangkan sejarah ketidak-setiaan umat Israel, Yeh 20, berulang kali ia melontarkan tuduhan berupa ulangan ini: "mereka telah melanggar kekudusan hati SabatKu". Yehezkiel merasa jijik terhadap segala sesuatu yang najis menurut hukum Taurat, Yeh 4:14, dan dengan saksama ia memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus, Yeh 45:1-6. Selaku imam Yehezkiel memecahkan soal-soal hukum dan masalah-masalah moril yang diajukan kepadanya, sehingga ajarannya sering bernada kasuistik, Yeh 18. Gagasan-gagasan Yehezkiel serta kosa-kata yang dipakainya berdekatan nadanya dengan Hukum Kekudusan, Im 17-26. Tidak dapat ditentukan sejauh mana Yehezkiel mengambil inspirasi dari Hukum Kekudusan itu atau sejauh mana Hukum tsb bergantung pada Yehezkiel. Memang kesamaan antara Yehezkiel dan Hukum Kekudusan yang paling menyolok justru terdapat dalam bagian-bagian Yehezkiel yang berasal dari tangan penyusun kitab tsb. Dengan tenang hanya dapat disimpulkan, bahwa kedua karya tsb terpelihara dalam lingkungan-lingkungan yang sangat berdekatan pemikirannya karya Yehezkiel termasuk "tradisi para Imam", seperti karya Yeremia berpautan dengan "tradisi kitab Ulangan".
Selain seorang imam, Yehezkiel juga seorang nabi yang berbuat. Lebih banyak dari pada nabi-nabi lainnya ia melakukan perbuatan-perbuatan yang berupa lambang. Ia memainkan pengepungan Yerusalem, Yeh 4:1-5:4, keberangkatan kaum buangan ke Babel, Yeh 12:1-7, raja Babel di persimpangan jalan, Yeh 21:19 dst, dan pemersatuan Yehuda dan Israel, Yeh 37:15 dst. Sama seperti nabi Hosea dan Yeremia, demikianpun Yehezkiel sampai dalam percobaan pribadi yang menurut kehendak Allah mendatanginya menjadi sebuah lambang bagi Israel, Yeh 24:24. Hanya perbuatan-perbuatan Yehezkiel yang berupa lambang itu jauh lebih berbelit- belit dari pada perbuatan-perbuatan sederhana dan bersahaja yang dilakukan pendahulu-pendahulunya.
Namun Yehezkiel terutama seorang pelihat. Meskipun kitab Yehezkiel sebenarnya hanya berisikan empat buah penglihatan, namun penglihatan-penglihatan itu diceritakan dengan panjang-lebar, Yeh 1-3; 8-11; 37; 40-48. Penglihatan- penglihatan itu membuka sebuah dunia gaib: empat binatang yang terpasang pada kereta Tuhan; tarian keagamaan dalam Bait Suci yang penuh dengan macam-macam hewan dan berhala; tulang-tulang yang bertaburan di sebuah lembah, lalu hidup kembali; Bait Allah di masa mendatang yang seolah-olah digariskan pada papan gambar seorang ahli bangun-bangunan dan yang dari padanya mengalirlah sebuah sungai gaib di daerah yang gaib pula. Daya khayal itupun menghasilkan gambar- gambar berupa lambang yang dilukiskan Yehezkiel: dua perempuan bersaudara, Oholiba, Yeh 23; kota Tirus yang bagaikan kapal karam, Yeh 27; sang buaya yang melambangkan Firaun, Yeh 29 dan 32; pohon raksasa yang mengibaratkan Firaun, Yeh 31, dan turunnya Firaun ke dalam dunia orang mati, Yeh 32.
Berbeda dengan daya khayal yang kuat itu dan mungkin sebagai tebusannya seolah-olah gambar yang hebat-hebat ini mematikan daya pengungkapannya, maka gaya bahasa Yehezkiel adalah lemah, bertele-tele tanpa semangat. Gaya bahasanya terasa luar biasa miskin dan kurus dibandingkan dengan gaya bahasa Yesaya yang murni padat berisi atau dengan gaya bahasa Yeremia yang hangat mengharukan hati. Daya seni Yehezkiel terletak dalam ukuran gambar-gambar timbulnya yang seolah- olah menciptakan suasana rasa segan yang suci di hadapan Allah yang rahasia.
Walaupuanl dalam banyak hal menyerupai nabi-nabi yang terdahulu, namun Yehezkiel membuka jalan yang baru. Ajarannyapun khas dan agak baru. Ciri khas yang paling menonjol ialah: Yehezkiel memutuskan hubungan dengan masa lampau bangsanya. Sepintas lalu ia memang menyinggung janji-janji Allah kepada para bapa bangsa serta Perjanjian yang diadakan di gunung Sinai. Akan tetapi, menurut Yehezkiel, bila Allah masih sampai sekarang melindungi dan menyelamatkan umatNya yang berdosa sejak awal-mula itu, Yeh 16:3 dst, maka sebabnya bukanlah karena Allah mau memenuhi janji-janjiNya, melainkan karena Allah membela NamaNya yang kudus, Yeh 20; bila Allah terpaksa mengganti perjanjian lama dengan sebuah perjanjian, Yeh 16:60; 37:26 dst, maka maksudNya bukanlah untuk mengganjar umatNya yang bertobat. Perjanjian baru itu adalah sebuah karunia kerelaan Allah belaka, sebuah karunia yang mendahului bertobatnya umat Israel, Yeh 16:62-63.
Ajaran Yehezkiel mengenai Mesias kurang menonjol. Bagi Yehezkiel Mesiasbukanlah seorang raja yang jaya. Ia tentu saja menubuatkan seorang Daud yang baru, tetapi Daud yang baru itu hanya seorang "gembala" bangsanya, Yeh 34:23; 37:24, bukan seorang raja melainkan seorang "pangeran" saja, Yeh 34L24 (terj: raja). Dalam pandangan nabi mengenai teokrasi di masa mendatang tidak ada tempat lagi bagi seorang raja, Yeh 45:7. Yehezkiel meninggalkan juga ajaran trardisionil mengenai kesetia-kawanan dalam hukuman. Sebaliknya, ia mengemukakan prinsip, bahwa masing-masing orang dibalas sesuai dengan perbuatan-perbuatan pribadinya, Yeh 18; bdk Yeh 33. Pemecahan masalah pembalasan ini hanya sementara, sebab sering tidak sesuai dengan kenyataan. Namun lambat lain ajaran Yehezkiel itu akan mencetuskan gagasan baru tentang pembalasan di alam baka.
Meskipun Yehezkiel seorang imam yang sangat cinta Bait Suci, namun ia menolak pendapat, bahwa Allah terikat pada Bait Suci. Dalam hal ini Yehezkiel sependapat dengan nabi Yeremia. Dalam diri Yehezkiel bersatu-padulah pandangan para nabi dan pandangan para imam yang dahulu sering kali bertentangan satu sama lain. Upacara-upacara yang terus dipertahankan mendapat nilainya dari semangat yang menjiwainya.
Seluruh ajaran Yehezkiel berpusatkan pembaharuan batiniah. Manusia harus membuat bagi dirinya sebuah hati yang baru dan suatu roh yang baru, Yeh 18:31, atau lebih tepat, Allah sendiri akan memberi manusia "Hati yang lain", yakni "hati yang baru" dan "roh yang baru", Yeh 11;19; 36:26. Ajaran nabi mengenai karunia Allah yang mendahului bertobatnya manusia dan mengenai hati baru yang dikurniakan TUhan merintis jalan menuju teologi tentang kasih-karunia yang diperkembangkan Yohanes dan Paulus.
Begitulah Yehezkiel merohanikan segala hal keagamaan. Dan justru itulah sumbangan khas yang disampaikannya. Kalau ia kadang-kadang disebut "bapa agama Yahudi", orang berpikir kepada ketelitiannya dalam memisahkan yang kudus dari yang tidak kudus, kepada kesaksamaannya dalam hal upacara-upacara dan peraturan, yang tidak kudus, kepada kesaksamaannya dalam hal upacara-upacara dan peraturan, sehingga serta-merta orang berpikir kepada orang Farisi juga. Tetapi pendekatan itu sungguh tidak tepat. Sama seperti nabi Yeremia, demikianpun nabi Yehezkiel dengan caranya sendiri menjadi pangkal suatu aliran kerohanian yang murni. Aliran itu tetap mengalir dalam agama Yahudi dan bermuara dalam Perjanjian Baru. Yesuslah Gembala yang baik, yang dinubuatkan Yehezkiel. Dan Iapun memulai ibadat rohani yang dianjurkan Yehezkiel.
Dilihat dari segi lain, Yehezkiel menjadi juga bapak aliran apokaliptik. Penglihatan-penglihatan hebat yang dialami Yehezkiel mendahului penglihatan- penglihatan nabi Daniel dan tidak mengherankan, bahwa pengaruhnya sering terasa pula dalam kitab Wahyu, karangan Yohanes.
Ende: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) JEHESKIEL
PENDAHULUAN
Diantara para tokoh kenabian di Israil Jeheskiel (artinja: Allah menguatkan,
ataupun: Semoga Allah mengguatkan, jakni anak ini) ...
JEHESKIEL
PENDAHULUAN
Diantara para tokoh kenabian di Israil Jeheskiel (artinja: Allah menguatkan, ataupun: Semoga Allah mengguatkan, jakni anak ini) merupakan seseorang jang ada tjorak-tjirinja sendiri. Ajahnja bernama Buzi (1,3) dan ia sendiri termasuk kelangan imam di Israil. Nabi itu beristeri (24,2) dan ia njata menjtinta isterinja, kesukaan matanja, sehingga kematian isterinja (24,16-18) ketika Jerusjalem dikepung dialaminja sebagai bentjana jang menjedihkan, sekalipunia dilarang oleh Jahwe untuk berkabung karenanja. Tiada dikatakan Jeheskiel beranak, tapi hal itu kiranja boleh diterima djuga. Diantara para nabi, jang nubuat2nja terpelihara bagi kita, Jeheskiel bersama dengan Jeremia menggabungkan didalam dirinja dua djabatan, jakni imam dannabi. Tapi Jeremia kiranja termasuk kalangan imam, di Anatot (Jr.1,1), jang tidak diidjinkan oleh para imam di Jerusjalem untuk ikut serta dalam ibadah di Bait Allah, sehinga Jeremia tak pernah mendjabat sebagai imam di Jerusjalem. Ia njata terus-menerus berbentrokan dengan imam2 itu dan mereka tidak suka apabila Jeremia muntjul dalam Bait Allah. Lain halnja dengan Jeheskiel. Agaknja ia berasal dari kalangan keimanan di Jerusjalem dan pernah mendjabat disitu. Dalam seluruh kitabnja ia menaruh perhatian chas pada Bait Allah serta ibadahnja lagi suka akan perundingan para imam (8;10;18;20;4,14;44,7;45,1-6;48,9-10). Ada orang jang menjangka, bahwa kitab para imam, jakni Levita pas. 19-26 adalah hasil dari nabi Jeheskiel serta murid2nja, jangkemudian mentjiptakan kitab itu sesuai dengan adjaran dan pandangan gurunja, Jeheskiel. Anggapan itu tentu sadja mem-besar2kan halnja melewati batas. Sekalipun kitab Levita baru disusun didjalam sesudah Jeheskiel dan walaupun ada kesamaan njata antara kitab Jeheskiel dan kitab Levita (Jehesk. 11,20;20,19-20;36,27 = Lv. 26,3; Jehesk. 5,12;6,11-12;7,15 = Lv. 26,25-26; Jehesk. 45,10 = Lv. 19,36; Jehesk. 46,7 = Lv. 14,22.30), namun hal itu belum djuga membuktikan, bahwa Levita bergantung pada Jeheskiel. Sebab sebagian kitab Levita tentu sadja berasal dari djaman dahulu. Tapi kesamaan antara Kitab Jeheskiel dengan kitab Levita tjukup menjatakan bahwa Jeheskiel termasuk kalangan imam2 jang menghasilkan kitab Levitika, sebagaimana Jeremia termasuk golongan orang2 jang menelurkan kitab Ulang-tutur. Nabi Jeheskiel demikian kuat dan besar tjorak keimamannja, sehingga ia tidak mampu membajangkan djaman keselamatan dankebahagiaan kelak selain dengan gambaran dan gagasan2 keimaman (pas. 40-48).
Menurut keterangan kitabnja sendiri (1,1) Jeheskiel, kiranja masih agak muda, dibawa ke Babel masuk pembuangan bersama dengan radja Jojakin serta kaum terkemuka dari negeri Juda (tahun 598/597). Dengan demikian dapat dipahami djuga, bahwa nabi Jeremia dan nabi Jeheskiel sungguhpun orang sedjaman, namun rupa2nja tidak saling mengenal. Sudah lima tahun Jeheskiel di Babel ketika dalam tahun 593 ia dipanggil mendjadi nabi. Panggilan itu terdjadi dalam sebuah penglihatan adjaib dekat sebuah terusan pengairan di Babel, Kebar namanja (1,3) dekat pada kota Nippur. Tempat tinggalnja serta rumahnja kiranja jang sudah lama runtuh). Disitu ia mempunjai hubungan tetap dengan kaum buangan Jahudi di negeri Babel.
Selain keterangan2 tersebut tidak ada banjak dari riwajat hidup nabi itu jang diketahui. Masih ada berita lain jang kemudian muntjul tapi berita2 itu tidak boleh dipertjajai. Dalam tahun 571 ia masih hidup dan bekerdja sebagai nabi (29,17), tapi tidak diketahui dan dimana ia meninggal.
Tapi diri nabi Jeheskiel lebih baik dikenal berkat bahan jang terkumpul dalam kitabnja. Ia sungguh2 seorang nabi sedjati dan ia diangkat Jahwe mendjadi penindjau umatNja (3,17;33,7). Maka dari itu sudah barang tentu ia sedikit banjak mirip nabi2 jang mendahuluinja. Itu chususnja berkenaan dengan tugas jang diserahkan kepadanja. Seperti nabi2 lain ia mengantjam atas nama Jahwe serta menubuatkan bentjana jang akan menimpa Jerusjelam erta bangsanja karena dosa jang dilakukan, teristimewanja penjembahan berhala dan pelanggaran hukum keigamaan. Nabi Jeremia sampai runtuhnja Jerusjalem masih terus berharap dan mengadjak agar Jerusjalem bertobat dan dengan demikian meluputkan diri dari hukuman jang mendekat. Demikianpun nabi Jesaja. tapi pengharapan jang serupa itu pada Jeheskiel tidak terdapat. Ia menubuatkan keruntuhan umat Jahwe jang tak terelakkan lagi. Itu pasti akan datang dan tak terhindari (pas. 1-24). Iapun seperti nabi2 lain menelah keselamatan dan pemulihan umat Jahwe kelak (11,14-21; pas.34-39). Masa depan jang bahagia itu sama pasti seperti keruntuhan dulu. Akan tetapi nabi Jeheskiel toh sangat berbeda dengan nabi2 lain pula. Wataknja sendiri tidak dirobohkan oleh anugerah kenabian dan watak itu nampak di-mana2 dalam tjaranja ia menjampaikan kabarnja. Nabi Jeremia adalah tokoh jang amat halus perasaaannja. Ia sendiri sangat menderita karena kabarnja jang berat. Nabi Hoseapun amat halus perasaan hatinja dan amat mesra tjintanja kepada Jahwe dan umatNja. Jesaja punja sifat keakalan jang menjelami serta memikirkan persoalan dan mengeluarkan pikirannja dalam bahasa sastera jang indah sekali. Para nabi jang mendahului Jeheskiel membawakan kabarnja dengan perkataan jang singkat dan padat. Pepatah dan ungkapan tegang jang menumbuk hati para pendengar laksana pukulan palu. Jang paling penting baginja ialah sabda Jahwe jang diterima mereka langsung dari Tuhannja dan itu diilhamkan kepada hatinja tanpa banjak gedjala ekstatis, penglihatan dan penampakan. Lain halnja dengan Jeheskiel. Perasaan halus hampir tidak ada padanja. Ia merupakan tokoh jang agak dingin wataknja. Antjaman2 dan djandji dikeluarkannja dengan hebatnja tapi dengan hampir tidak tersinggung hatinja sendiri. Keterharuan jang menggelorakan hati tidak ada padanja. Hanja satu kali ia berdoa untuk bangsanja jang akan binasa (9,8;11,13). Pikiran2 jangmendalam pertjuma sadja ditjari dalam kitabnja. Memang pada nabi2 pendahuluannja kita menemukan penglihatan dan ekstase (Js. 6; Jr.1). Tetapi dalam keseluruhan hal itu kurang penting dan tidak memegang peranan jang besar. Jeheskiel tidak suka akan pepatah dan ungkapan singkat-padat. Daja chajalnja terlalu kuat untuk merasa puas dengan itu. Sebalikja, Jeheskiel suka menggambarkan dan melukiskan segala sesuatu dengan pandjang sampai hal jang ketjil2 dan dengan sangat terperintji. Dan apa jang dikatakannja tidak sadja didengarnja dari Jahwe tapi dilihatnja dahulu dalam penglihatan2 jang diterimanja dalam ekstase (1-3;8-11;40-48). Ekstase, jangdapat berlangsung sampai tjudjuh hari lamanja (3,15) itu, memang peranan amat besar dalam hidup Jeheskiel (1,3;2,2;3,14.22-23;8,1;33,22;37,1;40,1). Dalam ekstase itu ia membuat perdjadjian sampai ke Jerusjalem, seperti kemudian Muhammat (3,22-24;37,1-2;8,1- 9,11;11,24-25;40,2). Dalam hal2 ini, jakni penglihatan dan ekstase Jeheskiel merupakan perintis djalan dan pendahuluan untuk apa jang kemudian berkembang dalam sastera jang disebut "apokaliptik", sebagaimana terdapat misalnja dalam kitab Zakarja dan Daniel. alat wahju dalam kitab2 itu ialah penglihatan. Karena sifatnja jang kuat daja chajalnja Jeheskiel djuga suka akan gambaran2 kiasan jang disadjikan dengan pandjang lebar dan dengan agak terperintji (15;16;19;23;13,10-16;34). Chususnja ia senang dengan nubuat2 dalam perbuatan, perbuatan jang merupakan lambang. Memang djuga nabi Jeremia menggunakan alat itu (Jr. 13,1-11;18,1-12;19,1-15;27-28;32;35;51,63) dan itupun tidak asing sama sekali bagi nabi2 lain pula (Js. 7,15;8,1-4;20,1-10; Hos.1), tapi pada nabi2 lain perbuatan2 itu agak sedikit sadja dan sabda jang menjertainja selalu djauh lebih penting daripada perbuatan sendiri. Tapi Jeheskiel berpendapat bahwa perbuatan2 itu sendiri djauh lebih terang dan bermakna daripada perkataan sadja. Seringkali alat itu digunakan da setjara terperintji semua ditjeritakannja, meskipun tidak selalu terang apakah ada penglihatan atau perbuatan jang njata (2,8;4,9-17;5;12,3-16;3,25-27;4,1-3.4-8;21,23-29;24,1-14.15-17;37,15-28). Ia se- akan2 memainkan didepan mata para menontonnja apa jang akan terdjadi dimasa depan. Dan perbuatan2 itu sesungguhnja lebih penting daripada keterangan jang menjertainja. Karena kesukaannja akan bahasa kiasan dan lambang2 itupun Jeheskiel karib dengan sastera apokaliptik jang djuga penuh denganlambang2 aneh dan sukar dipahami. Jeheskiel sendiri mentjeritakan apa jang dilihatnja dan diperbuatnja dan demikianpun para apokaliptisi sendiri mentjeritakan semuanja. Maka itu tidaklah mengherannkan bahwa dalam kitab Jeheskiel terdapatlah suatu apokalips belaka, jakni nubuat tentag Gog dari Magog (Pas. 38-39). Dengan demikian nabi Jeheskiel se-akan2 berdiri diantara para nabi jang mendahuluinja dan para apokaliptisi jang kemudian tampil kemuka. Sifat2 dari kedua2nja terdapat pada Jeheskiel.
Berdampingan dengan ekstase beberapa gedjala aneh lain lagi memegang peranan dalam riwajat hidup nabi Jeheskiel. Ber-hari2 lamanja ia tetap berbaring dengan tidak dapat bergerak sedikitpun; beberapa lamanja ia tidak dapat berbitjara selain atas perintah Jahwe sendiri (3,15.25-27;4,8;24,27); dari kedjauhan ia melihat hal tertentu terdjadi di Jerusjalem (11,13). Beberapa ahli pernah mengambil kesimpulan, bahwa nabi itu sesungguhnja kena panjakit djiwa; bahkan ada jang tahu akan nama penjakit itu, jakni epilepsi. Tapi ekstase, djuga ekstase dalam mana orang dipindahkan ketempat lain, belum djuga menudnjukkan suatu penjakit djiwa dan mengingat bahwa Jeheskiel suka akan perbuatan beribarat, maka keanegan2 lain itu sama sekali tjotjok dengan sifatnja itu. Kiranja tidak ada dasar untuk menernagkan nabi itu seseorang jang miring otaknja dan tidak sehat djiwa dan urat-sarafnja. Memang seorang nabi sedjatipun dapat menderita penjakit djiwapun pada dirinja dapat dibarengi dengan anugerah kenabian. Tapi apa jang kita tahu tentang diri Jeheskiel tidak mengidjinkan kesimpulan jang sedemikian itu. Kita djuga tahu hanja sedikit sekali tentang tjaranja anugerah kenabian dapat bekerdja.
Walaupun Jeheskiel ada daja chajal jang kuat padanja, namun ia bukan seorang sasterawan. Beberapa nabi lain meninggalkan karja sastera jang termasuk kedalam jang paling bagus dan paling indah. Tapi karja Jeheskiel tidak boleh dihitung diantaranja. Ada bagian2 dalam kitabnja jang betul bagus (26,2-14;27,8-9.25-36), tapi umumnja gaja bahasanja tidak meninggalkan kesan jang mendalam. Djang ia pakai puesi, biasanja prosa sadjaBahasanja sedikit banjak membosankan. Ia terlalu berpandjang kalam, sering mengulang jang sama dan bahasa kiasnja agak ruwet. Ia miskin akan perkataan jang sesungguhnja hanja sedikit djumlahnja dan susunan kalimatnja sering sama sadja. Sebagai sasterawan Jeheskiel adalah seorang dari antara para pengarang Perdjandjian Lama jang paling lemah. Gaja bahasanja sangat serupa dengan gaja bahasa para imam jang menelurkan kitab2 undang, seperti Levitika. Dan kitab hukum tentu sadja bukan sastera jang dibatja dengan senang hati.
Rangka djangka waktu riwajat hidup Jeheskiel dengan baik2. Sebab dalam kitabnja banjak tanggal tertjatat (1,1- 3;3,16;8,1;20,1;24,1;26,1;29,1;29,17;30,20;31,1;32,17;38,21;40,1). Sungguhpun naskah Hibrani tidak selalu amat djelas dan dalam terdjemahan Junani kadang2 ada perbedaan tanggal (8,1;20,1;29,1;32,1;33,21), kalau dibandingkan dengan naskah Hibrani, namun ada tjukup kepastian untuk menanggalkan djangka waktu pekerdjaan Jeheskiel sebagai nabi. Menurut 1,2-3 ia dipanggil dalam "tahun kelima pembuangan radja Jojakin," djadi dalam tahun 593 seb.Maseh. Nubuat terachir diutjapkannja dalam tahun Keduapuluh tudjuh" (29,17), jakni tahun keduapuluh tudjuh radja Jojakin, ialah tahun 571. Dengan demikian djangka waktu pekerdjaan Jeheskiel adalah duapuluh dua tahun mulai dari tahun 593.
Riwajat hidup Jeheskiel dengan demikian terang2 dibagi atas dua bagian besar, jakni sebelum keruntuhan Jerusjalem (tahun 587) dan sesudahnja. Peristiwa itu memang maha penting baik untuk sedjarah Israil maupun untuk tjorak pekerdjaan Jeheskiel.
Djaman itu adalah djaman jang memutuskan bagi Israil, baik dibidang kenegaraan maupun dibidang keigamaan. Keadaan politik dan keigamaan bangsa Israil pada masa itu sudah digambarkan dalam pendahuluan untuk Kitab Radja2. Si pembatja hendaknja membatja kembali. Pengetahuan tentang keadaan di Palestina itu memang perlu sekali untuk mengerti Kitab Jeheskeil. Sebab nubuat2nja diutjapkan dilatar belakang itu serta terus menjindirnja.
Akan tetapi nabi Jeheskiel tidak bekerdja dinegeri Juda melainkan diantara kaum buangan di Babel-demikianlah keterangan kitab sendiri dan pendapat jang lebih umum dianuti para ahli. Maka itu perlu kiranja disini dilukiskan keadaan kaum buangan di negeri Babel itu. Keadaan itupun adalah latar belakang pekerdjaan Jeheskiel.
Sebagaimana dari kaum buangan Jahudi oleh radja Babel dikerdjakan dalam perusahaan2 negara sebagai pekerdja paksa atau rodi. Negeri Babel kan barusan sadja mengalami banjak kerusakan, oleh sebab direbut dan dibinasakan oleh radja Asjur Sanherib (688) dan radja Asjurbanipal 9648). Radja2 baru (Nebupolassar, Nebukadnezar) sekuat tenaga berusaha untuk memulihkan semuanja serta memadjukan kemakmuran negaranja. Maka itu mereka membutuhkan banjak orang. Orang2 Babel sendiri sering dipaksa tapi chususnja bangsa2 jang ditaklukkan dan lalu dipindahkan ke Babel, antara lain sebagian dari bangsa Juda. Dari keadaan itu kiranja datang berita tentang penganiajaan jang dialami orang2 Jahudi jang disiksa oleh orang Babel (Jr. 29,22; Neh.5,8; Js. 42,22;49,9;52,2).Keadaan itu tidak selalu sama buruknja. banjak bergantung pada radja jang berkuasa serta sikapnja terhadap orang2 Jahudi.
Kebanjikan orang Jahudi dipergunakan untuk membangun negeri pada umumnja. Maka mereka ditempatkan dipedalaman, dalam kota2 dn desa2 jang sudah runtuh dengan maksud agar mereka membangun kota2 dan desa itu serta mengerdjakan tanah, sehingga itu mendjadi subur kembali. Dengan demikian kelompok2 orang2 Jahudi, lebih kurang besar, tersebar, diseluruh negeri. Orang mendapat kesan, bahwa koloni2 itu mendapat kesempatan untuk berkembang dan madju dalam pertania (Jr. 29,5-6) dan djuga dalam perdaganga. Rupa2nja koloni itu boleh hidup dengan tjukup tenang dan malah menikmati sedikit kebebasan untuk mengurus dirinja sendiri. Dalam kitab Jeheskiel berulang kali muntjullah "kaum tua2" Israil (8,1;14,1;20,1), kepala2 orang2 Jahudi, meski kedudukannja tidak mendjadi amat djelas sekalipun. Djadi keadaan orang2 Jahudi tidak amat buruk. Waktu radja Parsi, Cyrus, kemudian mengidjinkan mereka untuk pulang ketanah airnja, maka banjak tidak mau pergi oleh sebab merasa tjukup senang di Babel dan terlalu terikat pada miliknja disitu (Esr. 1,6). Dalam Kitab Jeheskiel orang2 Jahudi ada rumahnja sendiri (3,24) dan mereka berpakaian tjukup baik (24,17). Tak pernah muntjullah pegawai Babel atau gangguan dari pihak negara. Si nabi dapat bergerak bebas tanpa diusik oleh instansi Babel. Dan ia tentu sadja "berchptbah" diantara kaum buangan dan tidak hanja diam2 menulus nubuat2nja supaja dengantjuri dibatja.
Keadaan keigamaan kaum buangan memang lebih penting untuk memahami Kitab Jeheskiel. Menurut pendapat Jeheskiel, sebagaimana djuga anggapan Jeremia (Jr.24), kaum buangan di Babel lebih baik dari pada orang2 Juda jang masih di Jerusjelam (11,16-20). Mereka itu menganggap dirinja lebih baik daripada kaum buangan jang njata ditolak dan dihukum oleh Jahwe karena dosa2 nja (11,5.3;33,24), akan tetapi kebalikannja jang benar. Tapi lain pendapat kaum buangan sendiri. Mereka masih membawa anggapannja dahulu. Jerusjalem adalah kediaman Jahwe jang meradja hanja disitu. Hanja dikota sutji itu Ia boleh dihormati semestinja denga ibadah meriah dan gemilang dalam BaitNja disitu. Maka itu orang2 jang tertinggal di jerusjalem sesungguhnja orang jang bahagia dan kaum buangan sungguh orang buangan Jahwe (11,15). Dinegeri asing, Babel, mereka merasa diri malang dan sangat ingin pulang ketanah airnja (24,21-25). Mereka jakin, bahwa tidak dapat meninggalkan Jerusjelam dan membiarkan kota sutjiNja binasa. Ia pasti akan menjelamatkan Jerusjalem dan membinasakan musuhnja, jakni Babel. Setelah waktu hukuman dan pertjobaan sudah lewat - sudah barang tentu lekaslah itu akan terdjadi - maka Israil akan dipulihkan. Kaum buangan dapat kembali dan berbakti kepada Jahwe dalam BaitNja jang sutji. Hati kaum buangan sungguh ada di Jerusjelam. Pendiriannja itu masih dikuatkan oleh nabi2 palsu di Babel (13,1-16). Tetapi ada djuga orang jang sedikit putus harapan. Dinegeri jang asing itu mereka tidak dapat berbakti kepada Jahwe, jang njata lebih lemah daripada dewata kafir (36,20). Karena itu mereka merentjanakan untuk berbakti kepada dewata itu dan meninggalkan Allahnja sendiri (20,32). Ibarat kafir di Babel membudjuk hatinja (Bar.6,3-6). Ilmu sihirpun subur berkembang diantara mereka (13,17-23). Dahulu ditanah airnja sudah begitu, tapi dengan melihat adatistiadat di Babel mereka lebih tertarik lagi.
Jeheskiel merasa diri dipanggil untuk atas nama Jahwe menentang pendapat dan pendirian tersebut. Bagian pertama kabarnja terus-menerus menekan, bahwa sesungguhnja Jerusjalem jang buruk sekali. Penduduknja sama sekali tidak bertobat dari djalannja jang djahat kendati nasib kota dalam tahun 597. Mereka pertjaja sadja pada Bait Allah dan perlindungannja dan serentak berbakti kepada matjam2 dewa2 asing, bahkan di Bait Allah sendiri (8). Nabi Jeheskiel berusaha mejakinkan kaum buangan, bahwa Jerusjalem pasti dan lekas akan runtuh sama sekali serta binasa lenjap karena dosanja itu (7,9;8,18;5,11;9,10). Tidak ada harapan lagi bagi penduduknja jang djahat. Karena itu pengharapan kaum buangan sia2 belaka, tanpa dasar apapun djua. Akan ganti berharap lebih baiklah mereka menjediakan dirinja untuk menerima keruntuhan kota sutji sebagai hukuman jang adil (14,22-23). Tetapi kaum buangan tidak suka mendengarkan kabar Jeheskiel jangkeras itu. Mereka mengedjek dan menentang nabi itu (12,21.26;33,30;2,6). Karena itulah mereka disebut "bangsa degil" oleh Jeheskiel (2,3.6.7;4,7-8;12,2 dan seterusnja).
Setelah antjaman nabi terhadap Jerusjalem terlaksana dan kota sutji sesungguhnja binasa sesuai dengan nubuatnja, maka ada bahaja bahwa kaum buangan sama sekali berubah sikapnja. akan ganti optimisme tanpa dasar dan tanpa alasan, suatu pessimisme jang terlalu mengantjam kaum buangan. Sekarang mereka berpendapat, bahwa Jahwe sama sekali tidak berkuasa lagi, bahwa harapan Israil lenjap sama sekali (37,11). Jahwe njata tidak mampu menjelamatkan. Ia sudah menolak umatNja. Berhadapan denganpessimisme itu Jeheskiel terpaksa mengambil sikap jang kebaikannja dari kabarnja dahulu. Kini ia menekan, bahwa Jahwe tentu sadja akan menjelamatkan sisa umatNja di masa depan (11,17-19); bahwa Allah memang setia pada djandjiNja (20,42;16,60) dan tidak menolak umatNja. Ia pasti akan menjelamatkan (37,1-14.15-27;34,12) dan membinasakan musuh2 (25-32;38-39). Sebagaimana kaum buangan (6,8;20,37-38) akan pulang ketanahairnja dan disitu lalu akan hidup dengan sutji, tenang dan bahagia (34,11-16.25-31;36,1-38). Masa depan jang bahagian itu sekarang digambarkan oleh si nabi sebagaimana ia dahulu melukiskan keruntuhan Jerusjelam. Dan seperti Jahwe dahulu melaksanakan antjamanNja demikianpun sekarang Ia akan berteguh pada djandjiNja.
Adapun kedua bagian perkabaran Jeheskiel jang termuat dalam kedua bagian kitabnja (1-24;25-48) itu terikat satu sama lain se-erat2nja. Kabarnja jang dahulu bermaksud melindungi kaum buangan terhadap kepertjajaan jang sia2 pada Jerusjalem dan perlindungan Jahwe. Dengan demikian mereka mungkin tidak hilang pengharapan dan kepertjajaannja apabila Jerusjalem punah. Setelah nasib itu menimpa kota itu, nabi itu lalu bekerdja tenaga untuk menguatkan iman kaum buangan jang tergontjang oleh peritiwa itu. Sekali lagi Jeheskiel menundjukkan kekuasaan Jahwe jang dahulu njata dalam hukuman tapi jang pasti akan njata pula dalam penjelamatan djuga. Pengalaman buruk jang sudah mendjadi djaminan untuk masa depan jang bahagia.
Kitab Jeheskiel tentu sadja memberikan kesan, bahwa nabi itu tampil dan bekerdja sebagai nabi hanja di Babel sadja. Banjak ajat dari kitabnja menundjuk kepada hal itu dengan kentara (1,1-3;3,11,10,22;8,3;11,24;14,22;20,34- 38.42;21,6;24,26;33,21;40,1-2). Dalam gambaran jang diatas ini kami sadjikan itu kesan tersebut diterima sadja sebagai kebenaran. Ber-abad2 lamanja orang begitu sadja menerima hal itu jang tak pernah di-ragu2kan. Baru dalam abad kita ini, muntjul ahli2 jang menjerang dan menolak anggapan umum itu. Ada orang jang sampai mempertahankan, bahwa Jeheskeil tidak pernah ada di Babel, bahkan kaum buangan Jahudi di Babel tak pernah ada. Kesemuanja itu merupakan dongengan belaka. Jeheskiel - kalau2 ia sungguh seorang nabi jang pernah hidup-bekerdja hanja di Jerusjalem sadja. Tentu Kitab Jeheskiel menempatkannja di Babel, akan tetapi itu merupakan hasil dan akibat susunan kitab jang sekarang ada dan jang dibuat oleh orang jang ingin menempatkannja disitu, manapun djua sebabnja. Semuanja ajat jang memuat keterangan2 itu merupakan tambahan belaka dari tangan si penjusun kitab itu dan tidaklah berasal dari Jeheskiel sendiri. Pandangan jang radikal itu tidak ada banjak ahli jang menerimanja.
Tapi beberapa ahli jang penting menerima bahwa Jeheskiel dahulu bekerdja di Jerusjalem, Kemudian pindah ke Babel dan meneruskan pekerdjaan kenabiannja disitu. Bagian pertama kitabnja (1-24), jang memuat antjaman lawan Jerusjalem (adapun djandji2 jang terdapat disitu tidak ada pada tempatnja) diutjapkan nabi dalam kota itu sendiri. Bagian kedua dibawakannja di Babel, jakni djandji2 keselamatan. Ada orang jang berpendapat, bahwa Jeheskiel bernubuat di Jerusjalem sampai tahun 597. Dengan pembuangan pertama ia pergi ke Babel.Orang lain mengira, bahwa Jeheskiel dalam tahun 597 dibuang ke Babel tapi lalu kembali ke Jerusjalem ia kembali ke Babel untuk melandjutkan pekerdjaannja ditengah kaum buangan disitu. Orang lain achirnja berpendapat, bahwa nabi terus tinggal di Jerusjalem sampai tahun 587. Dalam itu djuga ia dibuang ke Babel dan melangsungkan tugas kenabiannja disitu hingga tahun 571. Kesan jang sekarang ditinggalkan oleh kitabnja sendiri, jakni Jeheskiel di Babel sadja merupakan hasil dari susunan kitab, jang dibuat orang lain sesudah Jeheskiel. Si penjusun menaruh panggilan Jaheskiel mendjadi nabi di Babel pada ambang kitabnja, sebagai pembukaan. Maka itu si pembatja jang tidak hati2 mendapat kesan, bahwa Jeheskiel terus sadja di Babel. Djikalau panggilan itu dipindahkan ketempat lain dalam kitabnja,maka dalam bagian pertama kitab itu orang sama sekali tidak mendugai, bahwa nabi itu tinggal di Babel, melainkan di Jerusjalem.
Memang tidak dapat disangkal, bahwa kitab Jeheskiel melahirkan beberapa kesulitan, djikalau diterima bahwa nabi itu bekerdja hanja di Babel sadja. Kesulitan jang paling besar ialah: nubuat2 jang terkumpul dalam bagian pertama kitabnja berbitjara tentang Jerusjalem melulu. Dosa2 penduduknja dilukiskan dengan pandjang lebar dan hukumnja digambarkan setjara terperintji. Kesemuanja itu dimengerti baik2 seandainja Jeheskiel berbitjara di Jerusjalem dan kepada penduduknja. Akan tetapi sedikit sukar dipahami makna dan maksudnja,djikalau diterima bahwa ia ada di Babel dan berbitjara kepada kaum buangan disitu. Mengapa ia tidak pernah berbitjara tentang kaum buangan sendiri dan sama sekali tidak memperhatikan keadaan serta keperluan mereka?
Akan tetapi untuk mempertahankan dirinja, anggapan tersebut harus sangat menjentuh teks kitab Jeheskiel sebagaimana jang terdapat dalam kitab Sutji. Banjak ajat dan bagaimana harus dipindahkan ketempat lain atau harus dihapus sebagai tambahan dari tangan si (para) penjusu. Ajat2 lain lagi harus ditafsirkan dengan tjara jang sedikit aneh jang dengan sukar dapat dipaksakan kepada teks itu. Maka dari itu pendapat jang baru itu menemui banjak pertentangan dari pihak ahli2 jang terus membela anggapan tradisional kendati kesulitan jang memang ada.
Adapun pendapat tradisional sungguh2 bersandar pada keterangan kitab Jaheskiel sendiri. Kalaupun diterima bahwa 1-3 tidak ada pada tempatnja ataupun tjampuran dua panggilan tersendiri, namun dalamkitab itu masih ada banjak keterangan lain jang mendukung pendapat itu. Ajat2 diatas ini dikutip hampir atau sama sekali tidak dapat dipahami, seandainja nabi itu tidak di Babel, melainkan di Jerusjalem. Manghapus semua atau menafsirkannja begitu rupa, sehingga dapat dikenakan pad Jeheskiel di Jerusjalem, tentu sadja tidak amat menjakinkan. Jeheskiel dalam bagian pertama kitabnja sesungguhnja berbitjara hanja tentang Jerusjalem. Tapi hal itu tidak begitu aneh bagi nabi, jang djuga berbitjara tentang bangsa2 kafir, bahkan kepada mereka (25,3;27,3;28,12;31,2;32,2). Tidak ada seorangpun jang lalu mengambil kesimpulan, bahwa ia djuga hidup di-tengah2 bangsa2 itu serta berpidato kepada mereka. Demikianpun halnja dengan nubuat2 tentang Jerusjalem dan untuk penduduknja. Kalau keadan batin kaum buangan sesungguhnja ada sebagaimana diatas ini kami gambarkan, maka nubuat2 tentang keruntuhan Jerusjalem tentu bermakna bagi mereka djuga: kepertjajaan jang sia2 dan jang berbahaja harus digojangkan. Maka itu kami menuruti sadja anggapan tradisionil, jakni: nabi Jeheskiel tampil dan bekerdja di-tengah2 kaum buangan di Babel. Pendapat ini memang harus berusaha menerangkan beberapa ajat jang rupa2nja menjatakan ia di Jerusjalem, seperti 12,22;14,2-8;18,1;20,30- 31;23,23;44,6-9. Dan keterangan sedemikian itu memang tidak gampang djuga.
Kitab Jeheskiel merupakan kitab jang baik sekali susunannja, lebih baik teratur dari pada kitab2 nabi lainnja, jang kadang2 meninggalkan kesan kekatjauan. Kitab Jeheskiel boleh dibagikan sebagai berikut: Panggilan si nabi (1,1-3,21). Bagian pertama (3,22-24,27): Nubuat2 perihal Juda dan Jerusjalem sebelum kota itu dikepung, sebuah kumpulan nubuat dan perbuatan beribadat jang menelah keruntuhan Jerusjalem jang terachir. Terdapatlah dalam bagian ini: Beberapa perbuatan beribadat (4,1-5,7); antjaman2 (5,5-7,27); penglihatan Bait Allah (8,1-11,25); beberapa perbuatan beribadat lagi (12,1-20); nabi benar dan nabi2 palsu (12,21- 14,11); adjaran tentang pembalasan pribadi (14,12-23); empat gambaran kiasan (15,1-17,24); pembalasan pribadi dan pertobatan (18,1-32); lagu ratap (19,1-14); kedjahatan Israil (20,1-44); pedang Jahwe (21,1-37); dosa2 Jerusjalem (22,1-31); dan gambaran kiasan (23,1-31).
Bagian kedua (25,1-32); Nubuat2 lawan bangsa2 kafir jang ikut meruntuhkan umat Jahwe atau jang merasa senang karena kebinasaannja.
Bagian ketiga (33,1-39,29) Nubuat2 jang dibawakan Jeheskiel waktu Jerusjalem dikepung hingga binasa dan nubuat2 jang diutjapkannja sesudahnja. Dalam nubuat2nja ini ia menelah kebinasaan Israil tapi chususnja pemulihanja kelak.
Bagian jang paling penting ialah: Gambaran kiasan tentang para gembala Israil jang buruk dan Gembala jang baik (31,1-31); penglihatan tulang2 jang dihidupkan kembali oleh roh Jahwe (37,1-14); nubuat tentang Gog dan Magog (38,1-39,20).
Bagian keempat dan terakhir dari kitab Jaheskiel 940,1-48,35) menggambarkan masa bahagia jang akan datang. Keradjaan Allah jang baru ditjiptakan: Bait Allah jang baru, pusat negeri dan sumber sesuburan adjaib (40,1-47,12); pembagian tanah kepada keduabelas suku Israil (47,13-48,35).
Kesatuan kitab dan susunannja jang djitu rupa2nja kentara sekali. Ada orang jang membajangkan nabi itu sendiri duduk menjusun kitabnja dengan tenang hati dikamarnja kerdjanja dan rentjana dan rangka danjang ditetapkan sebelumnja. Jeheskiel nampak bukannja sebagai nabi pengchotbah jang dengan hangat mengutjapkan nubuat2nja dan melakukan lambangnja, melainkan nabi pengarang dan pengubah jang lebih suka menerbitkan kitab daripada tampil dimuka orang banjak.
Akan tetapi denganmembatja kitabnja dengan teliti dan saksama kesanjang pertama itu hilang. Maka mendjadi njata bahwa Jeheskiel adalah seorang nabi seperti jang lain2 jang tampil kedepan kaum sebangsa, bukan sebagai sasterawan melainkan sebagai pengchotbah. Njata djuga, bahwa susunan kitabnja tidak begitu baik dan teratur. Tidak terdapatlah bagian jang sedjadjar tapi dengan perbedaan ketjil (3,16b-21 = 33,7-9;18,25-29 = 33,17-20;11,16-21 = 36,16-18;1,3-28 = 10,1-22). Orang berkesan, bahwa bagian2 itu aselina satu dan sama djua tapi dalam tradisi mendapat bentuk jang sedikit berbeda, bahkan agak berbeda djuga, oleh sebab jang aseli disadur oleh siapapun djua. Ada djuga bagian jang memutuskan djalan pikiran, seperti misalnja 3,16b-21 jang diselipkan kedalam kesatuan aseli, sehingga 3,22 meneruskan 3,16b. Djuga 2,1-3,9 kiranja dimaksudkan kedalam penglihatan kereta Jahwe ditepi sungai Kebar. Lagi 11,1-21 memutuskan djalan pikiran dari 10-22 jang diteruskan 11-22. Demikianpun 4-10-11 aseli kiranja bersambung dengan 4,16-17 sehingga 4,12-15 tidak ada pada tempatnja disitu. ada djuga bagian2 jang memberikan kesan, bawha kemudian ditambahkan enatah oleh nabi itu sendiri entah oleh orang lain, misalnja: 6,8-10;16,30-34;22,23-31;40,38- 43;41,15b-26 dll. Maka itu harus dikatakan,bahwa kitab Jeheskiel tidak dengan sekaligus sadja dikarang oleh Jeheskiel sendiri. Sebagaimana halnja dengan kitab nabi2 lain, kitab Jeheskielpun merupakan suatu kumpulna nubuat2 jang aselinja setjara lisan (mungkin djuga salah satu bagian dengan tulisan sadja) dibawakan oleh nabi itu. Baru kemudian dikumpulkan dan disusun dalam satu kitab.
Maka itu dengan sendirinja muntjul pertanjaan ini: Siapa penjusun kitab itu dan adakah kitab itu, sekurang2nja isinja berasal dari tokoh kenabian jang bernama Jeheskiel dan jang bekerdja pada kaum buangan Israil di Babel? Memang ada ahli2 jang sama sekali menjangkal, bahwa seorang nabi dari pembuangan adalah asal-usul kitab ini. Kata ahli2 itu: Kitab Jeheskiel adalah karangan agak belakangan jang hanja ditaruh dalam mulut seorang tokoh kenabian dari pembuangan, jang sesungguhnja buah chajal belaka. Kitab Jeheskeil dikatakan berasal dari Jeheskiel seperti misalnja kitab Kebidjaksanaan atau Madah Agung berasal dari radja Sulaiman. Tetapi pendapat itu pasti djauh melewati batas dan berakar dalam prasangka tertentu. Tidak ada alasan sjah untuk memungkiri, bahwa Jeheskiel sungguh seorang nabi sedjati dari djaman pembuangan. Analysa kitabnja tjukup membuktikan bahwa bagian besar sungguh berasal dari orang jang satu dan sama, jang hidup dan bekerdja sebagai nabi waktu pembuangan. Antara lain bukti terdapat djuga bahasa jang dipakai dalam kitab ini. Bahasa Hibrani sangat dipengaruhi bahasa Babel. Gedjala itu lebih baik diterangkan, djikalau nabi sungguh hidup di Babel. Kitab Jeheskiel djuga berulang kali menjindir peristiwa2 jang terdjadi pada djaman itu di Palestina dan diluar Palestina. Seseorang jang hidup dan mengarang didjaman kemudian tak mungkin menulis begini. Maka dari itu kebanjakan ahli mempertahankan berita dari kitab itu sendiri, jakni: umumnja kitab itu berasal dari seorang nabi jang bernama Jeheskiel.
Akan tetapi hal itu belum berarti, bahwa segala sesuatu jang terdapat dalam kitab itu berasal dari orang jang satu dan sama itu djua. Diatas ini sudah ditundjukan beberapa jang kiranja berasal dari tangan lain dan tidak dari Jeheskiel sendiri. Hal jang sedemikian itu terdjadi pada pelbagai kitab Perdjandjian Lama jang dalam sedjarahnja mengalami perobahan dan saduran ketjil- besar dan djuga tambahan2 diselipkan kedalam naskah jang aseli. Itupun tidak mengurangi harga Kitab Sutji, oleh sebab djuga bagian2 itu dikarang dan dimasukkan kedalam Kitab Sutji atas dorongan Allah sendiri. Maka itu tidak ada keberatan untuk menerima tambahan2 pada kitab Jeheskiel jang aseli, asal dibuktikan setjukupnja. Lalu pemeriksaan isi dan bahasa kitab menjatakan dua hal jakni: Bagian terbesar dari satu orang sadja; tapi djuga ada bagian2 ketjil jang pasti dikarang orang lain atau jang keaseliannja boleh diragukan.
Ada beberapa ahli jang menerima, bahwa Jeheskiel sendiri menjusun, kitabnja. Sekalipun seluruh kitab itu tentu sadja tidak dikarang dengan sekaligus, namun menurut ahli2 tersebut nabi itu sediri kemudian mengumpulkan nubuat2 jang pernah diutjapkan dan berita tentang perbuatan beribarat jang pernah dilakukannja. Mungkin sekali ia mentjatat dahulu nubuat danberita itu tersendiri dan bahan jang dengan demikian tersedia kemudian disusunnja dalam satu kumpulan besar, jakni kitab Jeheskiel. Bahkan ada hli jang menjangka mereka sanggup menundjukkan tanggannja kitab selesai. Dalam 1,1 terdapat tanggal: "dalam tahun ketigapuluh". Sudah barang tentu tangal itu suatu teka-teki, akan tetapi menurut ahli2 tersebut tanggal itu menundjukkan ke tahun ketigapuluh pembuangan radja Jojakim, sehingga mendjadi tahun 586 seb. Mas.,maksud tjatatan itu ialah: dalam tahun itu kitab Jeheskiel selesai disusun dan diterbitkan dan itupun oleh nabi itu sendiri. Memang boleh diterima, menurut ahli2 itu, bahwa kemudian kitab jang sudah selesai itu masih disadur sedikit dan disana sini ditambahi oleh orang lain, tapi umumnja kitab itu disusun dan diterbitkan oleh nabi Jeheskiel sendiri.
Adapun pendapat tersebut sukar dipertahankan djika kitab Jeheskiel dipeladjari. Susunan kitab disana-sini agak katjau dan kekatjauan itu sukar dipahami, seandainja nabi sendiri menggubah kitabnja. Diatas ini beberapa tjontoh sudah disadjikan dan boleh ditambahkan lagi misalnja: Nubuat tentang Edom (pas 35) lebih pada tempatnja diantara nubuat2 tentang bangsa2 kafir dalam pasal 25. Lagu tentang Tyrus djalannja oleh daftar pedagang (27,9-24). 3,22-27 kiranja harus dihubungkandengan24,24-27 dan 33,21-22. Dipasal 3 pasti tidak pada tempatnja, oleh sebab sukar diterima, bahwa nabi baru sadja menerima tugasnja, lalu segera dilarang untuk berbitjara. 34,23-24 merupakan bagian tersendiri dan memutuskan djalan pikiran: 34,22 diteruskan 34,25. Demikianpun 12,12-15 merupakan tambahan pada 12,8-11. Bagian2 lain lagi dari kitab Jeheskiel memberikan kesan kekatjauan.
Mungkin kedjadian kitab Jeheskiel kira2 sebagai berikut. Jeheskiel sendiri mengutjapkan nubuat2nja, mentjeritakan penglihatan2 danperbuatan2nja. Lalu ditjatat oleh Jeheskiel sendiri. Kemudian tjatatan2 itu dikumpulkan oleh tjanterik2 nabi. Lebih terdahulu muntjul beberapa kumpulan ketjil, misalnja sebuah kumpulan berita tentang penglihatan2 dan ekstase nabi; kumpulan perbuatan2 beribarat; sebuah kumpulan nubuat2nja tentang bangsa kafir dan kumpulan lain perihal kebinasaan Jerusjalem dan lagi sekumpulan berkenaan dengan pemulihan umat Allah. Mungkin sekali bahwa Jeheskiel sendiri kadang2 menambahkan tjatatan2nja ataupun menjadurnja sedikit, tapi rupa2nja ia sendiri tidak ikut mengumpulkan tjatatan2nja mendjadi kumpulan2 ketjil. Kesemuanja,baik kumpulan2 ketjil itu maupun seluruhnja merupakan hasil usaha murid2 Jeheskiel.
Kapan kitab lalu selesai dalam bentuknja sekarang sukar sekali untuk ditetapkan. Sudah barang tentu kitab seluruhnja digubah sesudah tahun 571 seb. Mas. (nubuat terachir jang diberi bertanggal), tapi selandjutnja tidak ada banjak kepastian lagi. tapi tentu sadja kelirulah orang jang berpendapat, bahwa kitab Jeheskiel baru dikarang pada djaman Parsi (440-400) atau pada djaman Iskandar Agung (330- 300) atau bahkan sesudah tahuan 262. Orang2 jang berpegang pada anggapan itu memang tidak menerima, bahwa kitab Jeheskiel bagaimanapun djua berasal dari seorang nabi jang bekerdja dipembuangan dan jang bernama Jeheskiel. Dengan tjukup pasti boleh dikatakan, bahwa kitab Jeheskiel seesai disusun sebelum pembuangan berachir (538). Sebab dalam seluruh kitab itu tidak ad sindiran sedikitpun, bahwa orang2 Israil sudah pulang ketanah-airnja. Itu memang sukar dipahami, andaikata si (para) penjusun tahu, bahwa nubuat2 Jeheskiel terpenuhi. Maka itu boleh diambil kesimpulan, bahwa kitab Jeheskiel disusun dari bahan jang sudah ada dan jang bagian besar berasal dari nabi itu sendiri antara tahun 571 dan 538, sekalipun boleh diterima, bahwa kemudian masih diselipkan tambahan chususnja dalam pasal 40-48.
Adapun adjaran kitab Jeheskiel umumnja sama dengan adjaran nabi2 lain, tapi ada perbedaan djuga. Gagasan Jeheskiel ad sifat danseginja sendiri. Allah Jeheskiel adalah Allah jang mahamulia, jang mahabesar. Manusia harus berbakti dan mengabdi kepada Allah jang mahasutji itu. Kerahiman, belaskasihan, tjintakasih Allah pada Jeheskiel tidak amat penting. Allah jang marah (5,13;7,14), jang tjemburu (15,13) dan jang menghukum dosa manusia, lebih ditekan. Allah jang mahatinggi dan jang mengatasi segala sesuatu bertindak dan berlaku bukanlah karena manusia, melainkan demi untuk diriNja sendiri, karena namaNja jang kudus (20,9.14.22;36,22), baik apabila Ia berbelaskasihan maupun bila Ia menghukum, meskipun Ia tidak menginginkan kematian si pendosa (18,23.33;33,11). Manusia jang ketji memang harus mentaati Allah jang mahabesar itu dan kepatuhan itu sangat ditekankan oleh Jeheskiel (5,13;2,5;5,16;11,20;20,40). Tapi manusia jang mentjari Jahwe, jang pertjaja padaNja, jang berlindung dibawah naungan sajap2Nja, apabila jang mentjintai Allah, manusia itu hampir tidak dikenal oleh Jeheskiel. Sekalipun orang melewati batas dengan berkata, bahwa Jeheskiel merupakan bapak paham Jahudi kemudian hari, sebagaimana jang terdapat didjaman Kristen, namun sedikit benar djuga anggapan itu. Jeheskiel sungguh seorang perintis bagi tanggapan Jahudi tentang Allah jang mahatinggi dan mahabesar, jang boleh dan harus diabdi oleh manusia hamba dan budakNja. Kemesraan dalam hubungan manusia dengan Allahnja sudah hilang. Dan itupun tidak terdapat pada nabi Jeheskiel.
Nabi Jeheskiel, seperti nabi2 lain, menekan dosa2 Israil jang tidak berdjawab kepada Allah sesuai dengan pilihannja. Tapi Jeheskiel sangat sekali menitikberatkan kedjahatan Israil itu. Sedangkan nabi2 lain, seperti Jeremia, Jesaja dan Hosea masih memperhatikan kemungkinan untuk bertobat, sehingga hukuman dosa masih dapat ditjegahkan, maka Jeheskiel djarang sekali memperhatikan kemungkinan itu (18,30-32;16,61-63,33,11). Ia tidak mengadjak Jerusjalem, agar ia bertobat, melainkan ia menubuatkan hanja hukuman jang tak terhindarkan lagi (6,1-7;7,1-5;9,10;23,14). Pertobatan masing2 orang sadjalah jang menarik perhatian nabi ini (18,21-28;3,19-21). Memang ia menelah djuga keselamatan dimasa depan dan mendjandjikannja atas nama Jahwe dan, seperti halnja dengan nabi2 lain, iapun membuatkan keselamatan itu hanja untuk "sisa" bangsanja (6,9;9,4). Tapi ia tidak memperhatikan, bahwa keselamatan itu bukan hanja hasil belaskasihan Jahwe, tetapi bersandarkan pertobatan umat Jahwe. Allah menjelamatkan Israil demi tjemburunNja (36,2.5.6). Israil dan Jahwe memang suatu kesatuan. Israil adalah umatNja dan Jahwe adalah Allah Israil (34,30;20,5;27,24). Dahulu demikian adanja dan demikianpun halnja kelak. Itulah dasarnja maka Jahwe memulangkan Israil (36,8;37,16-32), sisa Israil dari pembuangan. Ia akan mentjutjikan umatNja (37,23.27), memberinja hati dan roh jang baru (36,26;37,14;39,29). Tapi kesemuanja itu demi untuk Allah sendiri dan kekudusan Jahwe (20,44;36,21-23.32;39,21.25).
Jahwe memang Allah Israil, tapi Iapun berkuasa atas bangsa2 lain, tetangga Israil, bahkan Mesir tidak terluput dari kuasaNja (25-32). Sekalipun Bait Allah di Jerusjelam kediamanNja jang sutji, namun Ia tidak terikat pada tempat itu atau pada tempat manapun djua. Penglihatan jang didapati si nabi tentang kereta tachta Jahwe maksudnja ialah: menjatakan, bahwa Allah dapat bergerak, bahwa Iapun hadir di Babel dan lebih berkuasa daripada dewata disitu. Dalam seluruh kitabnja penglihatan itu berulang kali kembali (1,4-28;3,25;8-10;43,k2-4;21,22- 25), sehingga gagasan jang dirumuskan olehnja penting sekali bagi Jeheskiel. Jahwe jang tidak terikat itu memang menghibur bagi kaum buangan, jang umumnja berpendapat, bahwa Jahwe hanja hadir dan berkuasa di Jerusjalem sadja. tapi nabi itu sama sekali lain pendapatnja. Jahwe tidak terikat pada Jerusjalem dan Ia bahkan meninggalkan kota sutji itu akan hukuman dosa umatNja (11,22-25).
Berkenaan dengan adjaran susila Jeheskiel membawa suatu gagasan jang baru betul di Israil. Umumnja berlangsung "asa solidarita", artinja: kesatuan jang penting: ialah bukan orang masing2, melainkan kollektivita sadja. Keluarga, marga, suku, bangsa itulah jang diperhatikan. Maka dari itu masing2 orang dihukum dan digandjari dalam kollektivita sadja. Apabila bangsa pada umumnja berdoa, maka seluruh bangsa dihukum, termasuk jang baik; apabila bangsaumumnja setia, semua lalu diselamatkan, djuga jang djahat. Asas itu sesungguhnja sudah pernah ditentang (Ul.24,16;II Rdj. 14,6) dan Jeremiapun membantahi (Jr. 12,1;31,29-30). Akan tetapi sampai dalam kitab Jeheskiel sendiri terdapat asa solidarita itu (21,3-5). Namun demikian dalam penglihatan tentang Jerusjalem jang akan musnah (pas.8-11) hanja orang djahat sadja dihukum dan jang baik diberi bertanda, agar mereka selamat dari kebinasan kota. Lalu Jeheskiel mengembangkan adjarannja jang djelas sekali; tak pernah sedjelas itu diulang lagi dalam Perdjadjian Lama: Masing2 orng diperlakukan sekedar perbuatannja sendiri (18;33,1-20). Adjaran itu sukar dipertahankan selama pandangan orang terbatas pada dunia fana ini, sebagaimana masih halnja dengan Jeheskiel sendiri. Kebenaran adjaran itu menuntut dunia baka, tempat asas itu se-utuh2nja akan dikenakan. Adjaran Jeheskiel mendjadi pangkalan untuk perkembangan kedjurusan itu. Tapi baru dikemudian hari (kitab Daniel, II Makabe) akan dirumuskan, hingga diambil alih serta disempurnakan oleh Perdjadjian Baru.
Kebanjakan nubuat Jeheskiel perihal keselamatan umat Jahwe dimasa depan sungguhpun menganai pemulihan sesudah pembuangan, namun pandangan nabi melajang lebih djauh djuga sampai keachir djaman. Tokoh jang aneh dari pasal 38-39, jakni Gog, tentu seorang jang memegang peranannja diachir djaman. Nubuat2 lainpun demikian sifatnja, sehingga tidak terlaksana se-penuh2 nja dimasa sesudah pembuangan itu. Chususnja "Gembala" Israil jang baru (34,23-24) bukan radja politik lagi, melainkan seorang gembala jang menggembalakan umat Jahwe jang sutji dengan keadilan dan kelurusan. Mungkin gembala itu bukan al-Masih, sebagaimana jang ditelah oleh misalnja nabi Jejasa,jaitu seorang jang membawa keselamatan terachir sebagai utusan jahwe. Sabeb menurut Jeheskiel Jahwe sendirilah jang mewudjudkan keselamatan umatNja,lalu mengangkat sebagai wakilNja gembala jang baik itu. Namun demikian Jesus dengan menggambarkan dirinja sebagai Gembala sedjati pasti bersandar pada gagasan Jeheskiel. Gembala jang dinubuatkan oleh nabi itu terlaksana maupun diatas oleh Gembala jang muntjul dalam Indjil Johanes itu (Jh. 10).
Jeheskiel dalam nubuat2nja itu merumuskan kepertjajaan seluruh perdjandjian Lama akan keselamatan dimasa depan, walaupun ia belum tahu dengan terang2an bagaimana keselamatan itu sifatnja dan pelaksananja. Dalam lukisannja tentang masa depan Jeheskiel terikat pada pikirannja sendiri, sehingga dilukiskan seteru gagasan2 Perdjanjian Lama: Tanah Sutji dengan Bait Allah ditengahnja; dan situ Allah memberkati umatNja dan membuat tanah itu subur sekali dan lagi mengangkat wakilNja untuk memerintahkan umatNja (40-48).Tapi gambaran Jeheskiel itu memberikan lowongan untuk sesuatu jang djauh melebihi gambaran kepertjajaan dan pengharapan itu. Dengan demikian Jeheskiel sungguh2 menjiapkan Perdjandjian Baru dengan Radja-gembala jang mengalahkan segenap harapan dulu.
Ende: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Suara Tuhan (Yehezkiel 1:24, 25)
Di dalam ayat 24 dan 25 kita melihat dua acuan kepada suatu suara. Satu suara adalah "seperti suara Yang Mahaku...
Suara Tuhan (Yehezkiel 1:24, 25)
Di dalam ayat 24 dan 25 kita melihat dua acuan kepada suatu suara. Satu suara adalah "seperti suara Yang Mahakuasa," dan yang lain adalah "suara" dari takhta Tuhan. Teofani ini pastilah telah menjadi pengalaman yang luar biasa dan menakutkan. Di beberapa tempat di dalam Kitab Suci, suara kuat Allah dibandingkan dengan guntur yang mengguncang bumi.
Di dalam Keluaran 20, ketika Tuhan mengumumkan Sepuluh Perintah, kita membaca bahwa "Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabungmenyabung, … bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh" (ay. 18).
Ketika Allah menginterogasi Ayub dari angin puyuh, Ia bertanya, "Apakah lenganmu seperti lengan Allah, dan dapatkah engkau mengguntur seperti Dia?" (Ayub 40:9).
Mazmur 29 adalah mungkin salah satu penggambaran yang paling rumit di dalam Alkitab tentang suara Allah yang seperti guntur. Di dalam Mazmur ini Allah digambarkan sebagai badai yang bergerak melintasi Palestina, dan "suara Tuhan" berfungsi sebagai kiasan untuk guntur. Ketika kita baca "suara Tuhan penuh kekuatan" dan "suara Tuhan membuat padang gurun gemetar," kita membayangkan kehadiran-Nya dan kekuatan-Nya sama mengagumkannya seperti cuaca buruk yang merusak di padang gurun.
Yang mahaperkasa tahu bagaimana menangkap perhatian kita. Ketika Firman-Nya dibawa ke hadapan kita, pertanyaan yang kita harus tanyakan kepada diri sendiri adalah apakah kita siap dan bersedia untuk mematuhi atau tidak.
Timothy Paul Westbrook
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Kata Pengantar
Kitab Yehezkiel telah dipuji-puji oleh para sarjana dan para siswa Alkitab selama berabad-abad. Teksnya menawan hati; pesannya mempes...
Kata Pengantar
Kitab Yehezkiel telah dipuji-puji oleh para sarjana dan para siswa Alkitab selama berabad-abad. Teksnya menawan hati; pesannya mempesona. Ketika kita membaca pasal-pasal ini, kita ditarik ke dalam persekutuan dengan Yehezkiel-lelaki, nabi, imam, suami. Hati kita dipenuhi dengan kesedihan ketika keberdosaan umat Allah dirinci; kita bersukacita ketika Allah mengumumkan pengampunan dan pemulihan. Kita berjuang bersama Yehezkiel saat ia dibebani dengan pesan tentang murka Allah. Kita tersenyum bersama Yehezkiel saat ia menyaksikan janji-janji Allah tentang kebangkitan gemilang dari suatu bangsa yang mati.
Pembaca pesan Yehezkiel yang rajin akan diubah selamanya. Kuasa Firman Allah yang terilham secara jelas terlihat di dalam kitab yang kaya ini. Tidak ada manusia yang bisa menciptakan karya seni sastra seperti itu. Bukti-bukti pengilhaman membanjiri kitab itu, dari keakurasian sejarah dan ketepatan pelbagai nubuatannya hingga kepada keindahan puisi dan prosanya.
Di tengah-tengah pelbagai atribut yang hebat ini, kita diingatkan tentang hubungan antara Yehezkiel dan Yesus. Yehezkiel adalah "anak manusia" Perjanjian Lama. Ungkapan ini, yang muncul luar biasa sebanyak sembilan puluh tiga kali di dalam kitab ini, memberikan latar belakang yang menarik bagi kajian tentang Yesus, yang sering mengacukan diri-Nya sebagai "Anak Manusia" (tiga puluh satu kali di dalam kitab Matius saja, dua puluh enam kali di dalam Lukas).
Yehezkiel adalah pelayan unggul umat manusia. Seperti Yesus, ia menyerahkan dirinya secara total kepada kehendak dan maksud Allah dalam upayanya untuk menyediakan jembatan antara Allah dan manusia. Sementara Yesus mengambil julukan ini dari nas terkenal di dalam Daniel 7:13, 14, kaitannya dengan Yehezkiel jelas tidak bisa salah.
PENGARANGNYA
Yehezkiel: Namanya
Arti nama Yehezkiel (Ibr.: yechezqe'l) adalah "Allah menguatkan" (24:21; 30:18; 33:28). Ini didasarkan pada kata Ibrani chazak, yang berarti "kekuatan, kekuasaan, atau keperkasaan." Seperti semua nabi, Yehezkiel memiliki nama yang signifikan. Lemah dan dipatahkan oleh Penawanan Babel, di manakah bangsa Yehuda harus menemukan kekuatan? Sesungguhnya, seperti yang dengan indahnya diilustrasikan oleh nama Yehezkiel, kekuatan bangsa itu akan datang dari Allah (34:16), sebagaimana juga halnya di dalam perjanjian baru (Efesus 6:10). Andaikan saja Israel mengandalkan kekuatan Tuhan sewaktu di Tanah Perjanjian, ia tentu akan masih menetap di sana. Sebaliknya, para pemimpinnya itu mendorong dan menguatkan kaum itu untuk berbuat dosa terhadap perjanjian itu, dan dengan demikian mereka telah memimpin kaum itu kepada Penawanan dan akhirnya kehancuran Yerusalem oleh bangsa-bangsa yang memusuhi mereka (lihat 13:22; 33:28; 34:8). Bangsa-bangsa ini sukses melawan Israel karena Allah menguatkan bangsa-bangsa itu (30:24). Agar Israel memiliki kembali kemuliaannya yang semula, ia harus kembali kepada Allah dan bergantung lagi pada kekuatan-Nya.
Yehezkiel: Orangnya
Yehezkiel adalah seorang imam (1:3). Sebagai seorang imam sejati Allah, ia sudah tentu sangat prihatin terhadap ketidaktaatan yang terbuka dan terang-terangan kepada hukum Allah. Fakta bahwa ia adalah seorang imam memperparah kesedihannya ketika ia melihat kekejian yang terjadi di Yerusalem (ps. 8).
Ketika Allah memanggil Yehezkiel untuk menjadi nabi, ia berusia tiga puluh tahun dan berada di pengasingan di Babel. Pada usia dua puluh lima, ia dideportasi dari Yerusalem pada tahun 598(7) S. M.,1di antara sepuluh ribu tawanan (2 Raja 24:14).
Ia seangkatan dengan Daniel, yang diangkut dalam pembuangan pertama pada 606(5) S. M., dan Yeremia, yang tetap tinggal bersama orang-orang paling miskin di Yudea. Ia dipengaruhi oleh khotbah Yeremia, dan ia mengenal Daniel (14:14, 20). Yehezkiel adalah juru bicara Allah selama dua puluh dua tahun, melayani sampai usia lima puluh dua (1:1-3; 40:1; 29:17). Ia adalah salah satu nabi Allah yang paling mengesankan dan ditempatkan di antara para juru bicara Perjanjian Lama Allah yang paling terkenal.
Ia menikah (24:15-18). Nabi ini sungguh yakin bahwa tangan Allah teracung kepada dia. Ia adalah orang yang berwawasan dan bijaksana-orang yang merenung; semua yang ia lakukan memiliki arti. Dalam celaannya terhadap dosa, ia tegas dan terus terang-baik dalam perkataan maupun tindakan. Seorang moralis yang ketat, sangat giat bagi kebenaran, ia dengan berani memberitakan firman Allah. Ia tak kenal kompromi (dan tidak populer), namun peka terhadap penderitaan kaumnya di penawanan.
PESAN DAN TANGGALNYA
Pesan yang disampaikan oleh Yehezkiel berisi petaka. Ia menjelaskan alasan penawanan Yehuda (1-24). Pada saat yang sama, pesannya itu berisi harapan. Ia menubuatkan bahwa pemulihan Yehuda adalah pasti (25-48).
Pelbagai nubuatan Yehezkiel disajikan antara 593(2) dan 571(0) S. M. (1:2; 29:17). Kitab itu memasukkan juga tiga belas tanggal, tujuh di antaranya diberi tanggal selama nubuatan yang menentang bangsa-bangsa (25-32). Tanggal-tanggal sisanya diberikan dalam urutan kronologis. John B. Taylor mengusulkan tanggal yang tepat berikut ini bagi pelbagai nubuatan itu, dalam kaitannya dengan kalender Julian:2
- 1:2 31 Juli 593 S. M.
- 8:1 17 September 592 S. M.
- 20:1 9 Agustus 591 S. M.
- 24:1 15 Januari 588 S. M.
- 26:1 12 Februari 586 S. M.
- 29:1 7 Januari 587 S. M.
- 29:17 26 April 571 S. M.
- 30:20 29 April 587 S. M.
- 31:1 21 Juni 587 S. M.
- 32:1 3 Maret, 585 S. M.
- 32:17 17 Maret, 585 S. M.
- 33:21 19 Januari 586 S. M.
- 40:1 28 April 573 S. M.
Yehezkiel menggunakan beberapa metode untuk menyampaikan pesan Allah: simbolik (apokaliptik) penglihatan, gambaran (alat bantu peraga), kiasan, perumpamaan, tindakan simbolis, teka-teki/peribahasa, dan nubuatan. Pelbagai metode ini akan dibahas ketika kita sampai pada contoh-contoh di dalam teks itu. Beberapa kategori yang tumpang tindih akan terjadi.
TUJUAN DAN TEMANYA
Para siswa Firman Allah sering melakukan pendekatan terhadap kitab-kitab di dalam Alkitab dengan mengenali tema-tema yang disarankan oleh kata-kata kunci dan/atau frasa. Karya eksegetis yang berkualitas mengenali adanya penekanan yang terus menerus oleh pengarang terilham terhadap pelbagai gagasan penting. Ini merupakan ciri khas Yehezkiel. Kitab yang berisi empat puluh delapan pasal ini penuh dengan kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang berulang:
- • "Darah" (Ibr.: dam-muncul 55 kali)
- • "Bawa," "dibawa" (Ibr.: bo'-56 kali)
- • "Pedang" (Ibr.: chereb-83 kali)
- • "Berhala" (Ibr.: gillul-39 kali)
- • "Kekejian" (Ibr.: tho'ebah-43 kali)
- • "Tengah," "di tengah-tengah" (Ibr.: thawek-118 kali)
- • "Dibunuh" (Ibr.: chalal-32 kali)
- • "[Ke]benar[an]" (Ibr.: tsedeq-29 kali)
- • "Nubuatan"/"nabi" (Ibr.: naba'-54 kali)
- • "Datanglah Firman TUHAN kepadaku" (46 kali); "firman Tuhan" (60 kali)
- • "Akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN" (63 kali)
- • "Hidup" (61 kali); variasi dari "'Demi Aku yang hidup," (16 kali)
- • "Anak Manusia" (93 kali)3
Kesadaran terhadap penggunaan kata-kata dan ungkapan-ungkapan ini akan membantu kita untuk memahami tujuan dan tema kitab itu. (Lihat kata-kata yang dicetak miring di bawah ini.)
Tujuannya
Tugas Yehezkiel adalah menekankan firman Tuhan (yaitu, bernubuat) kepada orang-orang buangan, dengan menjelaskan bahwa perbudakan mereka disebabkan oleh keberdosaan mereka sendiri. Mereka telah melakukan pelbagai kekejian dengan sikap mereka yang terus menerus menyembah berhala. Oleh karena itu, Allah sedang menjatuhkan ke atas mereka sebilah pedang yang akan menumpahkan darah mereka- hukuman bagi keberdosaan mereka. Allah berkata bahwa pelbagai peristiwa ini terjadi supaya mereka "tahu bahwa Akulah TUHAN."
Yehezkiel harus menghancurkan harapan palsu kaum itu tentang kepulangan yang lebih cepat (lihat Yer. 28:1-17). Namun begitu, ia memiliki pesan yang berisi harapan bagi kepulangan dan pemulihan mereka. Jika mereka mau kembali kepada Tuhan dalam kebenaran, maka Ia akan membawa pulang mereka ke rumah.
Temanya
Tema utama kitab ini adalah "orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati" tetapi orang yang "berbalik [bertobat] akan hidup" (18:20-23; 33:7-16). Yehezkiel mengetengahkan tanggung jawab individu (pribadi), tema yang tidak ditekankan oleh nabi-nabi lainnya. Bangsa Israel, sewaktu dalam penawanan, telah berketetapan bahwa penawanan mereka itu bukan karena dosa mereka sendiri, tetapi dosa nenek moyang mereka. Yehezkiel mengingatkan mereka tentang pemberontakan mereka sendiri yang melawan hukum Allah.
Pesan Yehezkiel itu menekankan janji tentang kesetiaan Allah dalam melaksanakan maksud kekal-Nya: Bangsa berdosa ini harus mati, tetapi kaum tersisa yang sungguh-sungguh menyesal akan diiselamatkan. Ada lima tema yang dominan:
(1) Kekudusan Allah. Di tengah-tengah suatu bangsa yang jahat, sifat kebenaran kekal Allah dinyatakan.
(2) Keberdosaan Israel. Kata "dosa" muncul dua puluh kali di dalam kitab ini. Keberdosaan Israel dicatat dalam tiga pasal. Perkembangan kejahatan Yerusalem dirinci di dalam pasal 1, empat kekejian Israel disebut di dalam pasal 8, dan dua saudari Ohola dan Oholiba yang jahat dibahas di dalam pasal 23.
(3) Allah tidak akan membiarkan dosa berlanjut: Ia akan menghukum dosa. Yehezkiel sering menggambarkan dosa Israel sebagai sudah berakumulasi, sampai akhirnya "cangkir" itu penuh. Israel sekarang akan menerima kepenuhan murka Allah, yang Ia akan "lampiaskan" (lihat 5:13 [dua kali]; 6:12; 7:8; 13:15) atau "curahkan" (lihat 7:8; 9:8; 14:19; 20:8, 13, 21; 30:15; 39:29).
(4) Tanggung jawab individu.Meskipun tema ini sering diulang di dalam teks itu, namun nabi itu secara khusus berfokus pada tema itu di pasal 18: "Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati."
(5) Tuhan akan memulihkan. Sifat pemaaf Allah dengan indahnya diilustrasikan. Kebenaran Allah meminta hukuman, namun belas kasihan-Nya membolehkan pengampunan dan pemulihan. Kebenaran ini digambarkan dengan sangat kuatnya dalam penglihatan tentang lembah yang berisi tulang-tulang kering (ps. 37).
Gagasan penting lainnya adalah Roh Allah, atau "kemuliaan," undur dan kembali. Ia meninggalkan bait suci di pasal 8 sampai 11 dan kembali di pasal 43. Ia pergi ketika ada penghakiman kemudian kembali setelah pemulihan.
TEKSNYA
Mungkin tidak ada kitab lain yang telah mengalami kecaman sebanyak yang kitab Yehezkiel alami. Dalam waktu lima puluh tahun terakhir, banyak penulis mengetengahkan kecaman berskala luas tentang kesatuannya,4keasliannya, dan keakurasiannya, serta kredibilitas nabi itu sendiri.5Namun demikian, para pengecam itu sendiri menerima banyak kecaman, karena penulis-penulis lainnya menemukan kesalahan signifikan dalam penilaian mereka atas kitab Yehezkiel. Sementara Kitab Yehezkiel tetap tegak berdiri, para pengecam ini telah mati. Tidak ada teori kritis yang muncul yang merongrong pandangan tradisional bahwa kitab Yehezkiel ditulis oleh seorang nabi Yahudi sekitar 570 S. M., hidup bersama orang-orang Yahudi tawanan di Babel.6
Teks Ibrani kitab Yehezkiel memang diakui sulit. Kitab ini dipenuhi dengan kata-kata yang artinya masih tidak pasti bagi para sarjana Ibrani moderen. Hal ini menjelaskan mengapa beberapa terjemahan bahasa Inggris memiliki bacaan alternatif di catatan tepinya. Secara umum, masalahnya bukan kebingungan tentang kata Ibrani apa yang muncul di dalam teks aslinya. Gulungan Laut Mati, misalnya, menyediakan kesaksian penting bagi teks Ibrani kitab Yehezkiel. Gua 4 saja memberikan penggalan-penggalan dari tiga naskah Yehezkiel, menegaskan keakurasian Masoretic Text (standar teks Perjanjian Lama Ibrani yang disingkat sebagai "MT"). Yang sulit ditetapkan adalah arti kata-kata yang jarang muncul ini. Akibatnya, para penerjemah moderen sangat bersandar pada Septuaginta (terjemahan Yunani atas Alkitab Ibrani, sekitar 150 S. M., disingkat sebagai "LXX").
LATAR BELAKANG SEJARAHNYA
Dalam peralihan pelbagai peristiwa yang sangat cepat, bangsa Babel melucuti bangsa Asyur yang kuat pada 612 S. M. Pergeseran kekuasaan ini memiliki dampak yang mendalam terhadap Yehuda, dan Yehezkiel akan sudah menjadi seorang saksi bagi banyak perubahan yang sedang terjadi. Selama hidupnya lima raja memerintah, dengan Yosia sebagai raja yang paling penting:
- Yosia (640-609 S. M.)
- Yoahas (juga disebut Salum-609 S. M.)
- Yoyakim (609-598 [7] S. M.)
- Yoyakhin (juga disebut Konya dan Yekhonya-598 [7] S. M.)
- Zedekia (598 [7]-587 [6] S. M.)
Sebagaimana kesaksian Kitab 2 Raja-Raja dan Yeremia, raja-raja ini berusaha membawa sekedar stabilitas kepada Yehuda selama masa kesusahan ini. Sayangnya, kebanyakan dari mereka berusaha memperoleh stabilitas ini dari sekutu asing (dengan Mesir yang terbukti paling populer-dan juga tidak bisa diandalkan). Namun begitu, membentuk persekutuan asing terbukti menimbulkan bencana dalam beberapa bidang:
- 1. Merupakan pemberontakan langsung terhadap kehendak Allah.
- 2. Melemahkan ekonomi, karena kaum itu harus membayar upeti kepada bangsa-bangsa lain.
- 3. Memperkenalkan kepercayaan pagan dan cara hidup bangsa-bangsa kafir.
- 4. Mendorong pemberontakan terhadap bangsa yang memerintah dan "melompat" kepada bangsa lain untuk perlindungan. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan atas Yehuda dan menimbulkan kehancuran final di tangan Nebukadnezar dan bala tentara Kasdimnya.
Sejarah mencatat bahwa Nebukadnezar berusaha bekerja sama dengan raja-raja Yehuda. Ia membolehkan mereka menjabat sebagai pemimpin atas negeri mereka yang ditaklukkan, tetapi pemberontakan mereka yang berkelanjutan yang menetang Babel menimbulkan tiga deportasi:
- 1. 606(5) S. M. Orang-orang yang paling kaya dan paling kuat diangkut ke pembuangan Babel. Daniel berada di antara kelompok pertama ini.
- 2. 598(7) S. M. Raja Yoyakhin yang berusia delapan belas tahun menyerah dan diasingkan bersama dengan kelompok lain yang terdiri dari orang-orang kuat Yehuda (2 Raja 24:12-14).
- 3. 587(6) S. M. Raja Zedekia membentuk persekutuan dengan Firaun Mesir.
Tindakan ini mendorong Nebukadnezar mengirim pasukannya untuk menghancurkan kota-kota berkubu Yehuda yang tersisa-Yerusalem, Lakhis, Azeka. Pasukan Babel tiba di Yerusalem pada bulan Januari 589(8) S. M. (Yehezkiel 24:1, 2). Butuh waktu delapan belas bulan, tetapi akhirnya pasukan Babel itu berhasil mendobrak tembok Yerusalem pada bulan Juli 587(6) S. M. dan menghancurkan kota itu dalam beberapa minggu berikutnya (lihat 33:21). Mayoritas penduduk Yehuda yang tersisa diangkut ke Babel. Namun begitu, nabi Yeremia, gubernur Gedalya yang terpilih, dan beberapa orang paling miskin dari kaum itu diizinkan untuk tinggal di Yehuda.
Selama pelbagai peristiwa ini, Allah memiliki tiga nabi yang melayani pada waktu yang sama. Daniel bekerja di istana raja-raja Babel, dan Yehezkiel hidup bersama dengan para tawanan Yudea di Babel. Yeremia bernubuat kepada orang-orang yang tetap tinggal di Yerusalem yang hancur dan daerah sekitarnya.7(Lihat peta "Babel Di Zaman Yehezkiel "dalam pelajaran ini.)
SIMBOLISME ALKITAB DAN APOKALIPTIK8
Kitab Yehezkiel diklasifikasikan sebagai sastra "apokaliptik". Istilah "apokaliptik" berasal dari kata Yunani apokalupsis, yang berarti "wahyu" (Lihat 1 Kor. 14:6). Kitab-kitab suci lainnya yang menggunakan bahasa apokaliptik mencakup Yesaya, Yeremia, Daniel, Yoel, Amos, Zakharia, dan Wahyu. Dalam mencatat penglihatannya, Yohanes sering menggunakan simbol-simbol apokaliptik Perjanjian Lama.
Kitab-kitab apokaliptik terkenal dengan angka-angka, simbol-simbol, dan kiasan mereka. Mereka memiliki penataan dan pengakhiran tersendiri yang artistik, dan mereka menampilkan "penglihatan ganda."
Kitab seperti ini menekankan intervensi ilahiyat Allah dalam urusan manusia dan bangsa-bangsa. Ditulis selama masa pencobaan, kitab-kitab penghiburan ini meyakinkan umat Allah bahwa para pengikut-Nya yang setia akan dibebaskan-dan penghakiman akan dijatuhkan ke atas musuh-musuh mereka. Penglihatan ganda itu terlihat dalam hal dibolehkannya para penulis terilham itu melihat melampaui zaman mereka sendiri, kepada kedatangan hari Tuhan, ketika setiap kesalahan akan dibalaskan. Menyatu di dalam gambar-gambar aneh ini adalah janji bahwa kebenaran, kemuliaan, sukacita, dan perdamaian akan kembali kepada umat Allah yang setia.
Dalam menafsirkan simbolisme apokaliptik, kita harus jangan tersesat di dalam simbol-simbol itu sendiri tetapi harus memahami kebenaran besar yang mereka lambangkan. Apokalipsis-apokalipsis itu harus dibandingkan antara satu sama lainnya. Metode pengkajian ini tidak bisa terlalu ditekankan karena simbol-simbol hampir selalu memiliki arti yang sama. Penafsiran yang kompeten dapat dibuat berdasarkan simbol-simbol yang dijelaskan atau ditafsirkan di tempat lain.
Inilah tiga aturan mendasar untuk menafsirkan bahasa simbolis:
- 1. Nama-nama simbol harus dipahami secara harfiah.
- 2. Ketika simbol-simbol itu ditafsirkan oleh penulis terilham, penafsiran yang diberikan itu harus diterima (lihat, misalnya, Dan. 2:31, 36; Why. 1:12, 13, 20).
- 3. Harus dicari kemiripan antara simbol dan hal yang dimaksudkan. Ketika Yehezkiel melihat kebangkitan tulang-tulang kering, itu menggambarkan pemulihan Israel dari pembuangan (Yeh. 37). Daniel melihat seekor kambing jantan yang melambangkan penakluk Yunani Alexander Agung (Dan. 2 8:5, 21). Zakharia melihat dua pohon zaitun yang melambangkan orang-orang yang diurapi Allah, Yosua dan Zerubabel (Zakharia 4:2-4; lihat ayat 11-14.).
Pertanyaan utama yang harus dijawab adalah "Apa sajakah poin-poin kemiripan yang mungkin terdapat antara simbol (atau tanda) dan hal yang simbol itu ingin gambarkan?" Dalam beberapa simbol, terdapat kemiripan yang banyak dan rinci, sementara pada yang lainnya kemiripannya sedikit dan insidentil (lihat Yeh. 1-3; Yes. 6:1-8).
Pertimbangan yang ketat harus diberikan kepada sudut pandang sejarah penulis itu, cakupan dan konteks tulisan itu, dan makna simbol-simbol yang mirip di tempat lain di dalam Kitab Suci. Penerapan simbol harus konsisten dan seragam, jangan bergeser dari simbolis ke literal tanpa adanya petunjuk di dalam teks aslinya. Pengabaian terhadap peraturan ini menimbulkan kebingungan. Tanpa mengikuti aturan tersebut, tidak akan ada kepastian mengenai penafsiran; arti yang disimpulkan akan tak terhitung jumlahnya dan saling bertentangan!
Setiap simbol harus dipertimbangkan dalam aspeknya yang lebih luas dan lebih umum, sebagaimana simbol itu akan secara alami mengetengahkan dirinya dalam pandangan orang-orang yang mengenal baik kebiasaan Allah. Suatu lambang harus jangan dikaitkan dengan pelbagai insiden kecil atau pemakaian khusus yang hanya diketahui sedikit orang.
Arti dari suatu simbol harus ditentukan oleh pengetahuan yang akurat tentang sifatnya. Pentingnya masing-masing simbol yang terpisah harus dicari dari namanya. Secara umum, suatu simbol hanya memiliki satu makna. (Satu pengecualian terjadi dalam Wahyu 17:9, 10, yang memiliki dua makna.)
GARIS BESAR
I. NUBUATAN PENGHAKIMAN ATAS YEHUDA DAN PERNYATAAN TENTANG DOSA (1-24)
A. Pemanggilan Nabi Yehezkiel Dan Penglihatan Pertama (1-3)
- 1. Penglihatan Pertama: Kemuliaan Tuhan (1)
- 2. Panggilan-Nya dari Tuhan (2; 3)
B. Nubuatan Penghakiman Melalui Tanda-Tanda dan Ramalan (4-7)
- 1. Nubuatan Penghakiman Didramatisir (4; 5)
- 2. Nubuatan Petaka Israel Dan Janji Untuk Kaum Tersisa (6; 7)
C. Ucapan Nubuatan Tentang Dosa Yerusalem dan Penghakiman (Penglihatan Kedua)-Undurnya Kemuliaan Tuhan (8-11)
- 1. Penyembahan Berhala Di Bait Suci (8)
- 2. Hukuman Tuhan Oleh Enam Algojo (9)
- 3. Undurnya Kemuliaan Tuhan Dari Bait Suci (10)
- 4. Janji Bagi Kaum Tersisa Dan Undurnya Kemuliaan-Nya Dari Kota Itu (11)
D. Ucapan Nubuatan Yang Menentang Yerusalem Dilanjutkan (12-24)
- 1. Teguran Dan Peringatan Dan Pesan Tentang Penghakiman Pribadi (12-19)
- 2. Bukti Yang Diperbarui Dan Prediksi Petaka Atas Yehuda Dan Yerusalem (20-24)
II. PELBAGAI NUBUATAN MENENTANG BANGSA-BANGSA ASING (25-32)
A. Nubuatan Menentang Empat Bangsa Sekitarnya: Amon, Moab, Edom, dan Filistea (25)
B. Nubuatan Menentang Tirus (dan Sidon) (26-28)
C. Nubuatan Menentang Mesir (29-32)
III. NUBUATAN PEMULIHAN ISRAEL-KEMBALINYA KEMULIAAN TUHAN (33-48)
A. Kejatuhan Yerusalem Dan Pemulihan Israel Dijanjikan (33-37)
- 1. Penjaga Dan Kabar Kejatuhan Yerusalem (33)
- 2. Kepulangan Israel Ke Negeri Mereka Sendiri (34-37)
B. Gog Magog Dikalahkan Dan Umat Allah Dibebaskan (38; 39)
C. Bait Suci Dan Umat Di Kerajaan Allah (40-48)
- 1. Bait Suci Baru (40-43)
- 2. Ibadah Baru (44-46)
- 3. Negeri Baru (47; 48)
Bangsa Israel terpecah menjadi"
Kerajaan Utara |
Kerajaan Selatan |
||
- |
10 suku |
- |
2 suku |
- |
jatuh pada 722(1) S. M. |
- |
jatuh pada 587(6) S. M. |
- |
disebut "Israel" |
- |
disebut "Yehuda" |
Kerajaan Israel sudah lenyap pada zaman Yehezkiel. Namun begitu, mereka yang di Yehuda masih bagian dari bangsa pilihan Allah dan oleh karena itu sering diacukan sebagai "Israel."
Catatan Akhir:
- 1 Para sarjana terpecah tentang bagaimana memberi tanggal terhadap pelbagai peristiwa yang banyak ini. Ketika suatu tahun dipertanyakan, tahun itu akan disajikan dalam bentuk ini dengan tahun yang lebih kemudian ditempatkan di dalam tanda kurung. (Lihat juga "Garis Waktu Yehezkiel" di halaman 12.)
- 2 John B. Taylor, Ezekiel: An Introduction and Commentary,Tyndale Old Testament Commentaries (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1969), 36. Memberi tanggal pada pelbagai acuan ini bukanlah suatu ilmu pasti. Bukan hanya kita tidak yakin mengenai jenis kalender yang Yehezkiel gunakan (dari musim gugur ke musim gugur atau musim semi ke musim semi), tetapi kita juga tidak yakin mengenai hari dan bulan ketika tidak ada acuan yang jelas diberikan. Dalam 1:1 terdapat acuan kepada suatu tanggal, tapi itu merupakan cara lain untuk menghitung tanggal itu di 1:2.
- 3 Jumlah teks dapat diperoleh dalam beberapa cara berbeda. Meskipun jumlah bisa bervariasi, pengulangan kata-kata kunci dan ungkapan menunjukkan pentingnya mereka dalam pesan Allah yang diberikan melalui Yehezkiel. Perhitungan dalam rangkaian ini didasarkan pada pencarian di dalam edisi terbaru New American Standard Bible dan Hebrew Masoretic Text (MT), dengan menggunakan Accordance, 5.6.1 [CD-ROM] (Altamonte Springs, Fla.: OakTree Software, 2002).
- 4 Penilaian S. R. Driver masih tetap benar: "Tidak ada pertanyaan kritis timbul dalam kaitannya dengan kepengarangan kitab itu, keseluruhannya dari awal sampai akhir memperlihatkan cap pikiran tunggal yang tidak diragukan lagi" (S. R. Driver, An Introduction to the Literature of the Old Testament [New York: C. Scribner, 1891; reprint, New York: Meridian Books, 1956], 279).
- 5 Mungkin yang paling radikal adalah di Charles Cutler Torrey, Pseudo-Ezekiel and the Original Prophecy (New York: KATV Publishing House, 1970).
- 6 Sebuah gambaran yang baik tentang posisi-posisi itu ditemukan di dalam William H.Brownlee, "Ezekiel," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:250-63. Ia juga menegaskan bahwa beberapa nubuatan Yehezkiel mungkin telah disampaikan di Gilgal serta Mesir.
- 7 Jelas sekali, Yeremia dan Yehezkiel cukup akrab dengan nubuatan dan pekerjaan satu sama lainnya. Sebuah perbandingan tentang pesan mereka diberikan di Taylor, 34-35.
- 8 Sebagian besar informasi ini adalah dari D. S. Russell, TheMethod and Message of Jewish Apocalyptic (Philadelphia: Westminster Press, 1964) and Edward P. Myers, "Interpreting Figurative Language," in Biblical Interpretation: Principles and Practices, ed. F. Furman Kearley, Edward P. Myers, and Timothy D. Hadley (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1986), 91-92.
Pengarang: Denny Petrillo
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Garis Besar Diperluas
I. NUBUATAN PENGHAKIMAN ATAS YEHUDA DAN PERNYATAAN TENTANG DOSA (1-24)
A. Pemanggilan Nabi Yehezkiel Dan Penglihatan Pertama...
Garis Besar Diperluas
I. NUBUATAN PENGHAKIMAN ATAS YEHUDA DAN PERNYATAAN TENTANG DOSA (1-24)
A. Pemanggilan Nabi Yehezkiel Dan Penglihatan Pertama (1-3)
- 1. Penglihatan Pertama: Kemuliaan Tuhan (1)
- 2. Panggilannya dari Tuhan (2; 3)
B. Nubuatan Penghakiman Melalui Tanda-Tanda dan Ramalan (4-7)
- 1. Nubuatan Penghakiman Didramatisir (4; 5)
- a. Tindakan Simbolis Pertama: Pengepungan Terhadap Model Yerusalem (4:1-3)
- b. Tindakan Simbolis Kedua: Berbaring Di Sisi-Nya (4:4-8)
- c. Tindakan Simbolis Ketiga: Makan Roti Najis (4:9-17)
- d. Tindakan Simbolis Keempat: Membagi Rambutnya Yang Dipangkas Menjadi Tiga bagian (5:1-4)
- e. Penjelasan Atas Tindakan-Tindakan Itu (5:5-17)
- 2. Nubuatan Petaka Israel Dan Janji Untuk Kaum Tersisa (6; 7)
C. Ucapan Nubuatan Tentang Dosa Yerusalem dan Penghakiman (Penglihatan Kedua)-Undurnya Kemuliaan Tuhan (8-11)
- 1. Penyembahan Berhala Di Bait Suci (8)
- 2. Hukuman Tuhan Oleh Enam Algojo (9)
- 3. Undurnya Kemuliaan Tuhan Dari Bait Suci (10)
- a. Instruksi Kepada Orang Berpakaian Lenan dan Kegiatan Kerub (10:1, 2, 5-17)
- b. Dari Tempat Mahakudus Menuju Ambang Pintu Bait Suci (10:3, 4)
- c. Dari Ambang Pintu Bait Suci Menuju Gerbang Timur (10:18-22)
- 4. Janji Bagi Kaum Tersisa Dan Undurnya Kemuliaan-Nya Dari Kota Itu (11)
D. Ucapan Nubuatan Yang Menentang Yerusalem Dilanjutkan (12-24)
- 1. Teguran Dan Peringatan Dan Pesan Tentang Penghakiman Pribadi (12-19)
- a. Tanda Barang-Barang Bagi Mereka Di Yerusalem (12:1-16)
- b. Tanda Teror (12:17-20)
- c. Peringatan Mengenai Pesan Allah (12:21-28)
- d. Pesan Menentang Nabi-Nabi Dan Nabiah-Nabiah Palsu (13)
- e. Pesan Menentang Tua-Tua (14:1-11)
- f. Penghakiman Allah Diilustrasikan (14:12-23)
- g. Perumpamaan Tentang Kayu Pohon Anggur (15)
- h. Perumpamaan Tentang Istri Yang Tak Setia (16)
- (1) Yerusalem Diangkat Anak(16:1-7)
- (2) Kasih Allah Diperlihatkan (16:8-14)
- (3) Yerusalem Menolak Allah (16:15-34)
- (4) Hukuman Allah (16:35-59)
- (5) Janji Allah Tentang Pemulihan (16:60-63)
- i. Perumpamaan Tentang Dua Rajawali(17)
- (1) Penyampaian Perumpamaan (Atau Teka-Teki) (17:1-10)
- (2) Penafsiran Perumpamaan (Atau Teka-Teki) (17:11-21)
- (3) Pesan Berisi Harapan (17:22-24)
- j. Pesan Tentang Penghakiman Pribadi (18)
- (1) Deklarasi (18:1-4)
- (2) Lima Contoh (18:5-29)
- (a) Bapa Yang Baik (18:5-9)
- (b) Anak Yang Fasik (18:10-13)
- (c) Cucu Yang Baik (18:14-20)
- (d) Orang Yang Fasik (18:21-23)
- (e) Orang Yang Benar (18:24-29)
- (3) Perintah Untuk Bertobat (18:30-32)
- k. Ratapan Bagi Raja-Raja Yehuda (19)
- 2. Bukti Yang Diperbarui Dan Prediksi Petaka Atas Yehuda Dan Yerusalem (20-24)
- a. Tua-Tua Israel Menanyakan Petunjuk Tuhan Melalui Yehezkiel Dan Dasar Bagi Jawaban (20:1-4)
- b. Mengungkapkan Kekejian Umat Itu Melalui Survei Sejarah (20:5-32)
- (1) Kemurtadan Di Mesir (20:5-9)
- (2) Kemurtadan Di Padang Gurun (20:10-26)
- (3) Kemurtadan Di Tanah Perjanjian (20:27-32)
- c. Akibat Kemurtadan Mereka-Israel Harus Dibersihkan (20:33-44)
- d. Nubuatan Tentang Pedang (20:45-21:32)
- (1) Pedang Tuhan Dihunus (20:45-21:7)
- (2) Nyanyian Pedang (21:8-17)
- (3) Pedang Nebukadnezar Sedang Menuju Yerusalem (21:18-27)
- (4) Penaklukan Pedang Kasdim (21:28-32)
- e. Dosa Yerusalem (22)
- (1) Dakwaan Atas Kota Itu (22:1-16)
- (2) Tungku Peleburan (22:17-22)
- (3) Kejahatan Seluruh Populasi (22:23-31)
- f. Perumpamaan Penghakiman Atas Yerusalem: Dua Saudari (23)
- (1) Kata Pengantar Bagi Dua Saudari (23:1-4)
- (2) Persundalan Ohola (23:5-10)
- (3) Persundalan Oholiba (23:11-21)
- (4) Nasib Oholiba (23:22-35)
- (5) Penghakiman Allah (23:36-49)
- g. Perumpamaan Tentang Penghakiman Atas Yerusalem: Kuali Yang Mendidih (24:1-14)
- h. Yehezkiel Sendiri Merupakan Tanda Atas Kematian Istrinya (24:15-27)
- (1) Kematiannya Dan Reaksi Yehezkiel (24:15-18)
- (2) Arti Tanda Itu (24:19-21)
- (3) Penerapan Pesan Yehezkiel (24:22-27; lihat 33:21, 22; 34-39)
II. PELBAGAI NUBUATAN MENENTANG BANGSA-BANGSA ASING (25-32)
A. Nubuatan Menentang Empat Bangsa Sekitarnya (25)
B. Nubuatan Menentang Tirus (dan Sidon) (26-28)
- 1. Penghancuran Tirus Diramalkan (26)
- a. Gambaran keseluruhan Tentang Penghancuran Tirus (26:1-6)
- b. Kampanye Militer Khusus Nebukadnezar (26:7-11)
- c. Penghancuran Tirus Di Masa Depan (26:12-21)
- 2. Ratapan Untuk Tirus (27)
- a. Gambaran Tirus Sebagai Sebuah Kapal (27:1-9)
- b. Daftar Mitra Dagang Tirus (27:10-25)
- c. Reruntuhan Tirus (27:26-36)
- 3. Penghakiman Atas Sidon Dan Para Pemimpin Tirus (28)
C. Nubuatan Menentang Mesir (29-32)
- 1. Dosa Mesir (29:1-16)
- 2. Mesir Menjadi Kompensasi Bagi Babel (29:17-21)
- 3. Nebukadnezar Menginvasi Mesir (30:1-19)
- 4. Kekalahan Firaun (30:20-26)
- 5. Firaun Diadili: Kiasan Pohon Aras (31)
- 6. Ratapan Untuk Firaun (32:1-16)
- 7. Ratapan Akhir Untuk Mesir Dan Sekutunya (32:17-32)
III. NUBUATAN PEMULIHAN ISRAEL-KEMBALINYA KEMULIAAN TUHAN (33-48)
A. Kejatuhan Yerusalem Dan Pemulihan Israel Dijanjikan (33-37)
- 1. Penjaga Dan Kabar Kejatuhan Yerusalem (33)
- a. Tugas Penjaga Dinyatakan Kembali (33:1-20)
- b. Reputasi Yehezkiel Ditetapkan Oleh Laporan Tentang Kejatuhan Yerusalem (33:21-33)
- 2. Kepulangan Israel Ke Negeri Mereka Sendiri (34-37)
- a. Gembala Sejati, Gembala Palsu, Dan Kawanan Allah (34)
- (1) Gembala_gembala Yang Jahat (34:1-10)
- (2) Gembala Yang Peduli (34:11-16)
- (3) Gembala Yang Baik (34:17-24)
- (4) Perjanjian Perdamaian (34:25-31)
- b. Pelenyapan Ancaman Bagi Perdamaian: Edom (35)
- c. Pemulihan Israel (36)
- (1) Penghakiman atas Musuh-Musuhnya (36:1-7)
- (2) Allah Berjanji Memberkati Negeri Itu (36:8-15)
- (3) Melindungi Nama Allah: Sebuah Tinjauan Historis (36:16-23)
- (4) Allah Berjanji Membersihkan Israel (36:24-32)
- (5) Allah Membangun Kembali Bangsa Itu Dan Mempopulasikan Kembali Negeri Itu (36:33-38)
- d. Hidup Baru Untuk Umat Itu (37)
B. Gog Magog Dikalahkan Dan Umat Allah Dibebaskan (38; 39)
- 1. Ramalan 1: Gambaran Tentang Gog Dan Pasukannya (38:1-9)
- 2. Ramalan 2: Rencana Jahat Gog (38:10-13)
- 3. Ramalan 3: Pasukan Gog Dimobilisasi (38:14-16)
- 4. Ramalan 4: Penghancuran Gog (38:17-23)
- 5. Ramalan 5: Kekalahan Dan Penguburan Gog (39:1-16)
- 6. Ramalan 6: Perjamuan Burung Besar Allah (39:17-24)
- 7. Ramalan 7: Pemulihan Israel (39:25-29)
C. Bait Suci Dan Umat Di Kerajaan Allah (40-48)
- 1. Bait Suci Baru (40-43)
- a. Pelataran Luar (40:1-27)
- (1) Seorang Dengan Tongkat Pengukur (40:1-4)
- (2) Tembok Dan Gerbang Timur (40:5-16)
- (3) Pelataran Luar Itu Sendiri (40:17-19)
- (4) Gerbanag Utara Dan Selatan (40:20-27)
- b. Pelataran Dalam (40:28-47)
- (1) Tiga Pintu Gerbang (40:28-37)
- (2) Peralatan Untuk Korban Bakaran (40:38-43)
- (3) Bilik Para imam (40:44-47)
- c. Serambi Bait Suci (Atau Vestibulum) (40:48, 49)
- d. Bait Suci Itu Sendiri (41)
- (1) Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus (41:1-4)
- (2) Bilik-Bilik Samping (41:5-12)
- (3) Pengukuran, Perlengkapan Dan Dekorasi (41:13-26)
- e. Bangunan Bilik Para Imam Di Pelataran Luar (42:1-14)
- f. Pengukuran Area Bait Suci (42:15-20)
- g. Kembalinya Kemuliaan Allah Ke Bait Suci (43:1-12)
- (1) Kemuliaan Tuhan Turun Ke Bait Suci (43:1-5)
- (2) Tuhan Berbicara Dari Dalam Bait Suci-Nya (43:6-12)
- h. Mezbah Korban Bakaran (43:13-27)
- 2. Ibadah Baru (44-46)
- a. Tugas Dan Warisan Untuk Imam (44:1-45:8)
- (1) Gerbang Timur Yang Tertutup (44:1-3)
- (2) Syarat Bagi Ibadah Di Bait Suci (44:4-27)
- (a) Orang Asing Tidak Termasuk (44:4-9)
- (b) Kaum Lewi Hanya Diberi Pekerjaan Kasar (44:10-14)
- (c) Kaum Zadok Terpilih Melayani sebagai imam (44:15-27)
- (3) Warisan Tanah Untuk Para Imam (44:28-31)
- (4) Tanah Yang Dikhususkan Sebagai "Bagian Kudus" (45:1-8)
- b. Peraturan Mengenai Bait Suci Dan Masyarakat (45:9-46:24)
- (1) Himbauan Untuk Bersikap Adil Dan Benar (45:9-12)
- (2) Korban-Korban Persembahan Dan Hari-Hari Suci (45:13-46:15)
- (a) Kewajiban Rakyat kepada Raja (45:13-17)
- (b) Peraturan Korban Penghapus Dosa (45:18-20)
- (c) Paskah (45:21-24)
- (d) Hari Raya Pondok Daun (45:25)
- (e) Korban Persembahan Untuk Sabat Dan Bulan Baru (46:1-8)
- (f) Pengendalian Orang Banyak Bait Suci (46:9, 10)
- (g) Peraturan-Peraturan Selanjutnya (46:11-15)
- (3) Memberikan Tanah Sebagai Hadiah (46:16-18)
- (4) Memasak Makanan Korban Persembahan (46:19-24)
- 3. Negeri Baru (47; 48)
- a. Sungai Air Hidup Dari Bait Suci (47:1-12)
- b. Pembagian Negeri Itu (47:13-48:29)
- (1) Batas-Batasnya (47:13-21)
- (2) Warisan Untuk Orang Asing (47:22, 23)
- (3) Penjatahan Bagi Suku-Suku (48:1-29) (a) Tujuh Suku Utara (48:1-7) (b) Suku Tengah, "Bagian Yang Kudus," Kepemilikan Kota, Dan Area Sekitarnya (48:8-22) (c) Lima Suku Selatan (48:23-29)
- c. Kota Itu: Ukurannya, Pintu-Pintu Gerbangnya, Dan Namanya (48:30-35)
Pengarang: Denny Petrillo
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Sheol, Dunia Orang Mati
Kata "Sheol" (Ibr.: loav=) muncul enam puluh tujuh kali di dalam Perjanjian Lama, lima kali di dalam Yehezkiel (31...
Sheol, Dunia Orang Mati
Kata "Sheol" (Ibr.: loav=) muncul enam puluh tujuh kali di dalam Perjanjian Lama, lima kali di dalam Yehezkiel (31:15-17; 32:21, 27). Kata ini menandakan gelapnya1"dunia orang mati,"2yang terletak di bawah bumi (Kejadian 37:35; 42:38; Ayub 26:5; Yesaya 14:11, 15; Yehezkiel 31:15). Sementara beberapa nas mengaitkan Sheol dengan kuburan, keduanya itu tidaklah selalu sama. Seseorang dikatakan pergi ke Sheol pada saat kematian. "Sheol adalah cara Perjanjian Lama dalam menegaskan bahwa kematian tidak melenyapkan keberadaan manusia."3Untuk menerjemahkan "Sheol" ke dalam bahasa Yunani, para penerjemah Septuaginta selalu menggunakan "Hades." Kata ini hanya ditemukan sepuluh kali di dalam Perjanjian Baru Yunani.. Kata itu berasal dari idein ("melihat") dan berarti "alam gaib."4Sebuah kajian tentang kata "Sheol" dan "Hades" menghasilkan observasi berikut ini:
(1) Sheol atau Hades, adalah tempat tujuan semua orang, terlepas apakah mereka itu hidup benar atau jahat. Ini adalah "tempat segala yang hidup dihimpunkan" (Ayub 30:23), tempat yang tidak pernah mengatakan, "Cukup" (Amsal 30:15, 16). Korah yang jahat dan para pengikutnya ditelan bumi dan dikirim ke dunia orang mati (Bilangan 16:30-33). Allah mengirim firaun yang jahat dan rakyat Mesirnya "turun ke dunia orang mati" (Yehezkiel 31:15), namun Yakub yang saleh mengakui bahwa ia juga akan turun ke Sheol (Kejadian 37:35). Pemazmur mengatakan tentang orang fasik, ""mereka turun langsung ke kubur" dan "perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka" (Mazmur 49:14). Mazmur 16:10 mengatakan, "Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan." Meskipun mungkin ia melihat penerapan itu untuk dirinya sendiri, pemazmur juga membuat nubuatan yang kemudian akan diterapkan kepada kebangkitan Kristus (Kisah 2:27, 31), yang menunjukkan bahwa Yesus sendiri pergi ke Sheol waktu Ia mati.
(2) Ini adalah tempat kesadaran. Mungkin nas paling jelas yang menggambarkan apa yang terjadi setelah kematian, orang kaya di Lukas 16 terlihat menyadari rasa sakitnya sendiri, kehadiran Lazarus dan Abraham, dan ingatan terhadap saudara-saudaranya. Daud tahu bahwa bahkan di Sheol ia akan mengenalie hadirat Allah (Mazmur 139:8). Di dalam Wahyu 6:9-11, "jiwa-jiwa di bawah mezbah" yang telah martir karena injil sadar bahwa darah mereka belum terbalaskan. Yehezkiel 32:21 mengindikasikan bahwa Firaun dan orang Mesir akan dikenali oleh bangsa-bangsa kuat lainnya yang mendahului dia ke Sheol.
(3) Penghuninya tidak lagi mengetahui peristiwa dunia. Salomo menyatakan bahwa "orang yang mati tak tahu apa-apa, "bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap" (Pengkhotbah 9:5). Meskipun orang mati akan mengingat keadaan di bumi (lihat Lukas 16:27, 28), namun mereka tidak akan memiliki pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi di situ karena mereka sudah mati.
(4) Itu adalah tempat di mana tidak ada lagi kesempatan untuk mengubah nasib kekal seseorang. Mereka yang di dalam Sheol tidak bisa memuji Allah (Yesaya 38:18; Mazmur 6:5; 30:9; 88:10-12; 115:17) atau berharap untuk mengubah nasib kekal mereka. Salomo mungkin memberi gambaran keseluruhan yang terbaik tentang Sheol: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi" (Pengkhotbah 9:10). Meskipun orang kaya di dalam Lukas 16 menyadari bahwa ia tida bisa berbuat apa-apa untuk mendatangkan kenyamanan atau perubahan lokasi, Yehezkiel 32 berkata bahwa Firaun akan "dihibur" di Sheol ketika melihat bahwa ia tidak sendirian di tempat pembantaian ini (ay. 31).
(5) Itu adalah tempat yang tak punya jalan keluar. Ayub mengulas bahwa "orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali"(Ayub 7:9, 10; lihat 10:21; 16:22; 20:9). Setelah seseorang meninggal, ia tidak dapat kembali ke bumi sebagai dirinya sendiri, sebagai orang lain, atau bahkan sebagai binatang atau serangga. Ibrani 9:27 menegaskan bahwa setelah kematian setiap orang akan menghadapi penghakiman. Menurut 1 Tesalonika 4:13-17, orang mati beristirahat ( "tidur") sampai Yesus datang.
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Ayub 10:21, 22.
- 2 Joachim Jeremias, "Hades," Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 1:146.
- 3 George Eldon Ladd, A Theology of the New Testment (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1974; reprint, 1989), 194.
- 4 Jack P. Lewis, "The Intermediate State of the Dead," Exegesis of Difficult Passages (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1988), 182.
Pengarang: Denny Petrillo
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Apa Yang Terjadi Setelah Pembuangan?
Jumlah orang yang diangkut ke pembuangan di Babel sulit ditentukan. Kitab Suci hanya memberikan angka tentang d...
Apa Yang Terjadi Setelah Pembuangan?
Jumlah orang yang diangkut ke pembuangan di Babel sulit ditentukan. Kitab Suci hanya memberikan angka tentang deportasi kedua: 10.000. (Kelompok ini mencakup 7.000 orang yang gagah perkasa dan 1.000 tukang dan pandai besi; lihat 2 Raja 24:14-16) Mereka yang diangkut pada deportasi pertama adalah "orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela" (Daniel 1:4). Selama deportasi ketiga, ada dikatakan bahwa semua orang ditangkap kecuali "beberapa orang miskin dari negeri itu" (2 Raja 25:12). Bahwa ribuan orang diangkut terlihat dari jumlah orang yang pulang: 49.897 dipimpin pulang oleh Sesbazar (Ezra 2:64, 65; Nehemia 7:66, 67), lebih banyak lagi oleh Ezra, dan beberapa oleh Nehemia.
Hidup selama Penawanan sebenarnya cukup menyenangkan. Orang-orang buangan itu tidak dikurung di kamp-kamp konsentrasi; mereka diberi kebebasan bergerak di negeri itu. Mereka bisa menulis surat kepada teman dan kerabat di Yehuda (lihat Yeremia 29:25). Kesempatan kerja yang baik terbuka untuk mereka. Mereka diizinkan tinggal di tanah yang subur. Faktanya, ketika Penawanan itu usai, beberapa orang tidak mau meninggalkan rumah baru mereka itu.
Namun begitu, Penawanan itu adalah hukuman. Mazmur 137 mencatat kesedihan dan kegetiran para tawanan itu karena dipisahkan dari Yerusalem. Yeremia telah meramalkan bahwa hukuman itu akan berlangsung selama tujuh puluh tahun (Yeremia 25:11, 12; lihat 29:10).
Penawanan Babel berakhir sekitar 539 S.M., ketika kekuatan dunia Babel diganti oleh kekuatan dunia Media-Persia. Setelah raja Persia, Koresh, menjadi penguasa tunggal Kerajaan Persia, ia bertindak di bawah kebijakan yang berbeda dari bangsa Asyur dan Babel, dengan mengeluarkan dekrit yang memungkinkan warga negara pengungsi pulang ke tanah air mereka masing-masing.
"Yesaya telah mengatakan bahwa Koresh akan menjadi hamba Allah: Akulah yang berkata tentang Koresh: Dia gembala-Ku; Segala kehendak-Ku akan digenapinya Dengan mengatakan tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! Dan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya!" (Yesaya 44:28).
Nubuatan ini adalah nubuatan nama, digenapi dua ratus tahun atau lebih setelah ditulis. Yesaya mulai bernubuat sekitar 739 S.M., dan Koresh mengeluarkan dekrit itu sekitar 536 S.M.
"Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem" (Ezra 1:2-4).
Salinan pertama dekrit itu di dalam kitab Ezra ditulis dalam bahasa Ibrani dan dalam bentuk proklamasi kerajaan (Ezra 1:1). Salinan kedua, dalam bahasa Aram, berbentuk memorandum atau keputusan kerajaan secara lisan (Ezra 6:3-5). Salinan lain lagi yang disebut di dalam 2, Tawarikh 36:22, 23 tidaklah lengkap.
Selama penggalian di Babel (1879-82), Hormuzd Rassam menemukan prasasti bejana tanah liat di dalam mana Koresh menjelaskan dan membenarkan kebijakannya itu. Mengenai penaklukan Babel, Koresh mengatakan bahwa [dewa] Marduk mencari pemimpin dunia di seluruh negeri dan memilih dia. Setelah mengambil Babel, Koresh membolehkan orang-orang tawanan itu pulang ke tanah air mereka dan membangun kembali kuil-kuil mereka. Silender Koresh mengatakan, "Saya juga mengumpulkan seluruh penduduk mereka sebelumnya dan mengembalikan kepada mereka tempat tinggal mereka." Koresh tampaknya orang yang mendukung semua ilah.1
Perintah apakah yang terkandung di dalam dekrit Koresh itu? Pertama, ia mengatakan bahwa Yerusalem harus dibangun kembali. Kedua, biaya pembangunan kembali itu akan diambil dari perbendaharaan Koresh sendiri. Ketiga, semua orang yang ingin pulang ke Yerusalem akan diizinkan pulang. Keempat, mereka yang tetap tinggal didesak untuk membantu mereka yang pulang ke Yehuda. Perkakas emas dan perak yang diambil oleh Nebukadnezar ketika ia menghancurkan Yerusalem harus dikembalikan.
Ezra menceritakan kepulangan dua kelompok orang buangan; Kitab Nehemia bercerita tentang kepulangan kelompok yang ketiga. Yang pertama adalah kepulangan yang dipimpin oleh Sesbazar pada 536 S.M. (Ezra 1:1). Yang kedua terjadi sekitar delapan puluh tahun kemudian, pada tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta Longimanus (458 S.M.; lihat Ezra 7:7). Kelompok ketiga, dipimpin oleh Nehemiah, pulang tiga belas tahun setelah kepulangan kedua, dalam tahun kedua puluh pemerintahan Artahsasta Longimanus (445 S.M.; Nehemia 2:1).
Tidak semua orang Yahudi2yang direlokasi pulang. Pemberian sukarela diberikan kepada mereka yang Allah gerakkan untuk pulang (Ezra 1:5, 6). Para tetangga mereka menolong mereka dengan barang dari perak dan emas, dengan sembako dan ternak, dan dengan hadiah-hadiah berharga selain pemberian sukarela.
Perkakas yang diambil dari bait suci oleh Nebukadnezar diberikan kepada Sesbazar oleh Koresh (Ezra 1:7-11). Jumlah seluruh perkakas itu adalah 5.400, menurut Alkitab NASB.
Kepulangan Pertama
Mereka yang pulang ke Yehuda dipimpin oleh Sesbazar dan Zerubabel (1:8; 2:2). Sesbazar tampaknya orang yang bertanggung jawab, meskipun "Zerubabel" dan "Sesbazar" mungkin saja merupakan dua nama untuk satu orang yang sama. Keduanya disebut "gubernur" Yehuda (Ezra 5:14; Hagai 1:1). Namun begitu, pandangan yang lebih mungkin adalah bahwa Sesbazar digantikan oleh Zerubabel. Mereka mungkin pergi ke Yerusalem bersama kelompok yang sama. Pada awal kepulangan itu pemimpinnya mungkin Sesbazar namun ia meninggal tak lama setelah tiba di Yerusalem, dan kemudian Zerubabel mengambil posisi kepemimpinan itu.
Sebanyak 49.897 orang meninggalkan Babel: 42.360 dari perhimpunan orang Yahudi, 200 penyanyi, dan 7.337 pelayan. Ternak yang dibawa termasuk 736 kuda; 245 bagal; 435 unta; dan 6.720 keledai, yang totalnya akan menjadi 8.136 hewan (lihat Ezra 2:64-67; Nehemia 7:66-69).
Ini merupakan suatu rombongan besar, tapi itu bahkan mungkin bukan mayoritas orang Yahudi di penawanan. Sewaktu zaman Ester, orang Yahudi masih hidup di seluruh tanah Persia. Mereka ini mampu membunuh 75.000 orang dari musuh mereka dalam dua hari (Ester 9:16). Pertempuran semacam itu akan membutuhkan sejumlah besar orang Yahudi.
Ketika orang-orang Yahudi tba di negeri mereka, mereka menetap di kota mereka masing-masing. Namun begitu, pada bulan ketujuh dari tahun pertama kepulangan mereka, mereka berkumpul di Yerusalem. Di sana, Zerubabel dan imam besar Yesua mendirikan sebuah mezbah dan mempersembahkan korban bakaran di atasnya (Ezra 3:1-6). Kaum itu juga merayakan Hari Raya Pondok Daun. Dari waktu ini seterusnya, mereka mulai merayakan hari-hari raya dan mengadakan korban-korban yang hukum Musa perintahkan.
Pondasi bait suci diletakkan pada bulan kedua tahun kedua (Ezra 3:7-13). Mereka menyewa tukang batu, tukang kayu, dan orang-orang Tirus dan Sidon untuk membawa pohon aras dari Lebanon ke Yope, berdasarkan izin Koresh (ayat 7). Ketika pondasi ini diletakkan, beberapa orang bersukacita dan yang lainnya lagi menangis. Kaum itu tidak bisa membedakan sorak sukacita dari jerit tangisan (ay. 12, 13).
Segera, kekecewaan datang dari orang Samaria ("rakyat negeri"; Ezra 4:4), dan pekerjaan di bait suci itu dihentikan. Kaum itu berpaling dari membangun kembali bait suci kepada membangun rumah mereka sendiri (Hagai 1:3-11). Pondasi bait suci tetap tidak selesai sampai 520 S.M., enam belas tahun kemudian (Hagai 1:1).
Saat itu, Hagai mulai bernubuat. Zakharia muncul tak lama setelah Hagai. Pesannya untuk kaum itu, meskipun lebih bersifat kiasan, pada dasarnya sama seperti Hagai. Dengan dorongan dari nabi-nabi ini, kaum itu memulai kembali pekerjaan membangun bait suci (Ezra 5:1-3).
Tattenai (atau Tatnai), gubernur itu, dengan asistennya Shethar-bozenai, bertanya mengapa pekerjaan itu dimulai lagi. Mereka diberitahu untuk melihat dekrit Koresh, yang memberikan hak orang Yahudi untuk mengerjakan bait suci. Mereka menyurati raja Darius, yang menyelidiki dekrit Koresh dan memberi mereka kebebasan untuk melanjutkan pembangunan. Pada titik ini dekrit Koresh bahkan diulang dalam narasi Ezra itu (6:3-5).
Pengerjaan bait suci itu lalu dilanjutkan, pada 520 S.M., pada masa pemerintahan Darius (522-486 SM). Bangunan ini selesai pada 516 S.M., tahun keenam masa pemerintahan Darius. Setelah kaum itu mulai bekerja lagi, mereka hanya butuh waktu empat tahun untuk menyelesaikan bait suci itu. Bait suci ini tidak memiliki kemuliaan yang kuil Salomo miliki, tapi setidaknya bait suci itu telah dibangun kembali.
Sebuah perayaan penuh sukacita diadakan setelah bait suci itu selesai dibangun. Umat itu mengorbankan seratus ekor lembu jantan, dua ratus ekor domba jantan, dan empat ratus ekor anak domba. Bandingkan dengan pentahbisan bait suci Salomo di dalam 2 Tawarikh 7:1-3. Salomo mempersembahkan 22.000 sapi dan 120.000 domba di perayaan ini (2 Tawarikh 7:5).
Mereka yang pulang ke Yehuda juga merayakan Paskah di Negeri itu:
Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah. Karena para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri. Orang-orang Israel yang pulang dari pembuangan memakannya dan demikian juga setiap orang yang memisahkan diri dari kenajisan bangsa-bangsa negeri itu lalu menggabungkan diri kepada mereka, untuk berbakti kepada TUHAN, Allah Israel. Lagipula mereka merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan sukacita, tujuh hari lamanya, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita; Ia telah memalingkan hati raja negeri Asyur kepada mereka, sehingga raja membantu mereka dalam pekerjaan membangun rumah Allah, yakni Allah Israel (Ezra 6:19-22).
Kepulangan Kedua
Lima puluh delapan tahun berlalu antara selesainya bait suci dan kepulangan kedua orang Yahudi. Hanya ada sedikit petunjuk tentang apa yang terjadi selama tahun-tahun ini. Namun begitu, kisah Ester pastilah terjadi selama tahun-tahun ini, antara peristiwa Ezra 6 dan Ezra 7.
Artahsasta Longimanus memerintah atas Kerajaan Persia 465 hingga 424 S.M. Dengan cara tertentu, Ezra mendapat tempat dalam diri raja ini dan meyakinkan raja untuk membolehkan sekelompok orang Yahudi pergi ke Yerusalem. Jadi Ezra memimpin kelompok kedua pulang ke Yehuda.
Seperti Sesbazar, delapan puluh tahun sebelumnya, Ezra menerima surat dari raja yang mengizinkan dia pergi (Ezra 7:11-26). Isinya adalah ia diberi kuasa untuk membawa pulang sesamanya orang Yahudi sebanyak yang ia mau.
Jumlah orang yang lebih kecil menjadi bagian kepulangan ini: kurang dari 1.800 orang. Tidak ada wanita atau anak-anak yang termasuk dalam hitungan ini. Ezra mengumpulkan mereka yang ingin pergi di Sungai Ahava (sungai yang tidak diketahui lagi di zaman kini). Orang-orang itu berjumlah 1.500 (Ezra 8:1-14). Bila tidak ada orang Lewi yang ditemukan di dalam kelompok itu, Ezra menunda perjalanan itu sampai tiga puluh delapan orang Lewi bisa dibujuk untuk pergi (Ezra 8:15-19). Orang-orang Lewi ini diiringi oleh 220 pembantu (Ezra 8:20). Sekitar empat bulan kemudian, rombongan ini tiba di Yehuda.
Tugas Ezra adalah memulihkan kehidupan rohani kota suci itu. Reformasi utama adalah menghentikan kawin campur orang Yahudi dengan orang-orang di sekitar mereka.
Kepulangan Ketiga
Kelompok ketiga menuju Yehuda dipimpin oleh Nehemia. Ia adalah juru minum Raja Artahsasta. Kita tidak tahu berapa banyak orang Yahudi yang pulang bersama Nehemia. Fakta bahwa dia ditemani oleh "perwira militer dan kavaleri" mungkin menunjukkan bahwa sekelompok orang yang cukup besar pergi bersama dia.
Nehemia tiba di Yerusalem dua belas atau tiga belas tahun setelah kepulangan Ezra. Ia tinggal di Yerusalem selama dua belas tahun, dari tahun kedua puluh hingga tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta (445 sampai 433 S.M.; lihat Nehemia 2:1; 5:14). Misi Nehemia adalah membangun kembali tembok-tembok kota Yerusalem. Ia kembali ke Susa pada 433 S.M. Kemudian, pada 430 S.M., ia melakukan perjalanan lain ke Yerusalem, yang selama waktu itu ia meluncurkan berbagai reformasi (Nehemia 13:6-31).
Selama masa Nehemia, Maleakhi menulis untuk mendorong kaum itu dengan menegaskan bahwa Allah masih mengasihi Israel. Pada saat yang sama, ia menguraikan doktrin kekudusan dan kebenaran Tuhan. Semangat dan kegembiraan yang telah menandai orang-orang buangan pada saat kepulangan mereka ke Yerusalem telah memudar. Kaum itu telah tumbuh acuh tak acuh. Mereka mengorbankan hewan yang cacat kepada Allah; mereka sedang merampok Dia dalam persepuluhan dan persembahan. Mereka tidak mengindahkan hukum-hukum perkawinan. Banyak yang kecewa karena zaman keemasan yang telah dinubuatkan tidak datang.
Namun begitu, zaman yang lebih hebat akan datang. Maleakhi mengakhiri kitabnya, dan demikianlah Perjanjian Lama berakhir, dengan menggambarkan kehancuran terakhir orang fasik dan kemenangan orang benar. Tidak ada lagi pesan yang datang dari Allah sampai Gabriel mengumumkan kelahiran Yohanes kepada Zakharia di dalam bait suci (Lukas 1). Semua sudah dikatakan dan dilakukan-tidak ada yang tersisa kecuali mempersiapkan kedatangan Mesias yang dijanjikan.
Eddie Cloer
Catatan Akhir:
- 1 Charles F. Pfeiffer, ed., The Biblical World (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1966), 178.
- 2 Dari zaman Ezra seterusnya, bangsa Israel biasanya disebut sebagai "orang Yahudi." Kebanyakan dari mereka yang pulang dari pembuangan adalah dari suku Yehuda, dan kata "Yehuda" memunculkan nama "Yahudi."
Pengarang: Denny Petrillo
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Sifat-Sifat Agung Allah(Yehezkiel 1)
Penglihatan apokaliptik ini menyajikan kebesaran dan keagungan Allah.
Ada tiga kebenaran yang diajarkan tentang...
Sifat-Sifat Agung Allah(Yehezkiel 1)
Penglihatan apokaliptik ini menyajikan kebesaran dan keagungan Allah.
Ada tiga kebenaran yang diajarkan tentang sifat dan atribut Allah: (1) Ia dapat mendatangkan penghakiman. Ia memiliki kuasa—mahakuasa—untuk melakukan hal ini, seperti yang digambarkani oleh empat makhluk hidup itu. (2) Ia dapat mendatangkan penghakiman yang benar. Ia memiliki pengetahuan—mahatahu—untuk melakukan hal ini, yang diwakili oleh roda-roda dan mata-mata itu (lihat Pkh. 12:13, 14). (3) Ia akan mendatangkan penghakiman universal. Karena Ia mampu berada di mana saja—mahaberada—kuasa-Nya tidak terbatas di Yudea, dan tidak ada manusia yang bisa lolos dari keadilan (lihat Why. 20:11-14).
Pelangi itu mengingatkan kita kepada belas kasihan Allah. Allah menjadikan pelangi sebagai tanda perjanjian-Nya dengan Nuh. Meskipun kita berdosa, Allah telah menunjukkan belas kasihan kepada kita. Perjanjian baru-Nya menawarkan harapan keselamatan melalui darah Yesus (lihat 1 Yoh 1:7; Efe 1:7).
Denny Petrillo
TFTWMS: Yehezkiel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Anthony D. York menawarkan beberapa penjelasan mengenai arti "tahun ketiga puluh" di dalam "Ezekiel 1: Inaugural an...
Catatan Akhir:
- 1 Anthony D. York menawarkan beberapa penjelasan mengenai arti "tahun ketiga puluh" di dalam "Ezekiel 1: Inaugural and Restoration Visions?" Vetus Testamentum 27 (January 1977):82-98.
- 2 Walther Zimmerli, Ezekiel 1: A Commentary on the Book of the Prophet Ezekiel, Chapters 1-24, trans. Ronald E. Clements, Hermeneia (Philadelphia: Fortress Press, 1979), 54.
- 3 Ralph H. Alexander, "Ezekiel," in The Expositor's Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1986), 6:755.
- 4 Moshe Greenberg, Ezekiel 1-20: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 22 (Garden City, N.Y.: Doubleday & Co., 1983), 44.
- 5 Lihat Daniel C. Fredericks, "Diglossia, Revelation, and Ezekiel's Inaugural Rite," Journal of the Evangelical Theological Society 41 (June 1998): 197.
- 6 Targum dalam hal tertentu seperti ringkasan terjemahan dari bagian Perjanjian Lama dalam bahasa Aram. Tg. Ezek. 1:9 [Targum of Ezekiel].
- 7 Carl G. Howie, The Book of Ezekiel, The Book of Daniel, The Layman's Bible Commentary, vol. 13 (Richmond, Va.: John Knox Press, 1961), 22.
- 8 Exodus Rabba 23:13. Midrash adalah komentari Kitab Suci. Kata yang ditransliterasi "Midrash" muncul dua kali di dalam Perjanjian Lama (2 Taw. 13:22; 24:27).
- 9 John B. Taylor, Ezekiel: An Introduction and Commentary, Tyndale Old Testament Commentaries (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1969), 56-57.
- 10 Nahum M. Waldman, "A Note on Ezekiel 1:18," Journal of Biblical Literature 103 (December 1984): 614-18. Waldman menawarkan terjemahan ini: "Mengenai pelek-peleknya-semua ini memiliki kemuliaan dan kengerian-pelek-pelek mereka itu dipenuhi dengan mata diseluruh lingkarannya, semua empat roda itu" (617).
- 11 Ibid., 618.
- 12 S. Fisch, Ezekiel: Hebrew Text and English Translation with an Introduction and Commentary, Soncino Books of the Bible (London: Soncino Press, 1950), 8.
- 13 Everett F. Harrison, "A Neglected Apologetic," Bibliotheca Sacra 95 (October-December 1938): 478.
Pengarang: Denny Petrillo
Hak Cipta © 2012 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) YEHEZKIEL
PENGANTAR
Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun
sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi.
YEHEZKIEL
PENGANTAR
Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Buku Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:
- (1) Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur.
- (2) Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya.
- (3) Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah.
- (4) Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui.
Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.
Isi
- Yehezkiel dipanggil menjadi nabi
Yeh 1:1-3:27 - Pesan-pesan tentang hukuman bagi Yerusalem
Yeh 4:1-24:27 - Penghakiman Allah terhadap bangsa-bangsa
Yeh 25:1-32:32 - Janji Allah kepada umat-Nya
Yeh 33:1-37:28 - Pesan tentang hukuman bagi Gog
Yeh 38:1-39:29 - Penglihatan tentang Rumah TUHAN dan tanah Israel di kemudian hari
Yeh 40:1-48:35
Ajaran: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Yehezkiel, anggota jemaat dapat mengerti dan
yakin bahwa Allah yang memilih bangsa Israel sebagai umat pilih
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Yehezkiel, anggota jemaat dapat mengerti dan yakin bahwa Allah yang memilih bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya, adalah Allah yang dikenal dalam Tuhan Yesus Kristus, yaitu Allah Yang Mahakuasa dan yang mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan seseorang.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Yehezkiel.
Isi Kitab: Kitab Yehezkiel terdiri dari 48 pasal. Isi Kitab ini merupakan pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa Israel dan bangsa- bangsa lain.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yehezkiel
Pasal 1-3 (Yeh 1:1-3:27).
Allah memanggil Yehezkiel menjadi hambanya
- Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Yehezkie (pasal 1; Yeh 1-28).
- Allah memberikan tugas kepada Yehezkiel dalam melayani-Ny (pasal 2-3; Yeh 2:1-3:27).
Pendalaman
Bacalah pasal Yeh 2:1-7. Apakah tugas Yehezkiel? Dan orang-orang macam apakah yang ia layani?
Pasal 4-24 (Yeh 4:1-24:27).
Pemberitaan tentang penghukuman yang akan dialami oleh bangsa Israel
- Perumpamaan-perumpamaan tentang penghukuman yang aka dialami bangsa Israel (pasal 3-7; Yeh 3:1-7:27).
- Pemberitaan tentang penglihatan Yehezkiel atas dos bangsa Israel (pasal 8-11; Yeh 8:1-11:25).
- Pemberitaan tentang penghakiman yang akan dialami bangs Israel (pasal 12-19; Yeh 12:1-19:14).
- Gambaran tentang dosa-dosa daripada bangsa Israe (pasal 20-24; Yeh 20:1-24:27).
Pendalaman
Bacalah pasal Yeh 24:1-11. Apakah sebabnya penghukuman akan dialami oleh orang-orang Israel?
Pasal 25-32 (Yeh 25:1-32:32).
Pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa-bangsa
Pendalaman
Sebab-sebab bangsa-bangsa lain dihukum: Amon Yeh 25:1-3. Moab Yeh 25:8. Edom Yeh 25:12. Filistin Yeh 25:15. Tirus Yeh 26:1-2. Sidon Yeh 28:20-22. Mesir dan Firaun Yeh 29:1-3.
Pasal 33-39 (Yeh 33:1-39:29).
Pemberitaan akan pembaharuan yang akan diterima bangsa Israel setelah penghakiman
Pendalaman
Bacalah pasal Yeh 36:1-10. Apakah pendapat saudara tentang ayat 9 (Yeh 36:9)?
Pasal 40-48 (Yeh 40:1-48:35).
Pemberitaan tentang keadaan masa depan dari zaman baru
- Pemberitahuan tentang ukuran dari pada Bait Alla (pasal 40-42; Yeh 40:1-42:20).
- Petunjuk-petunjuk dalam ibada (pasal 43-46; Yeh 43:1-46:24).
- Pemberitahuan tentang keadaan dan pembagian tana (pasal 47-48; Yeh 47:1-48:35).
Pendalaman
Bacalah pasal 48:35; Yeh 48:35. Siapakah yang akan memerintah secara langsung dalam zaman baru itu?
II. Kesimpulan/penerapan
Panggilan atas Yehezkiel untuk menjadi pemberita Firman Allah, mengajarkan bahwa Allah juga memanggil setiap orang percaya untuk bersaksi tentang Kristus.
Tuntutan Allah terhadap tanggung jawab Yehezkiel dalam pemberitaannya, mengajarkan juga bahwa Allah menuntut pertanggungjawaban setiap orang Kristen dalam hal memberitakan Injil.
Pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain telah digenapi, membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh Firman Allah itu benar.
Apabila kehidupan di dalam zaman yang baru penuh dengan persekutuan, maka sudah selayaknyalah setiap orang percaya untuk memulai hidup dengan penuh persekutuan di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Yehezkiel?
- Apakah isi Kitab Yehezkiel?
- Untuk apakah Yehezkiel dipanggil Allah?
- Pelajaran apakah yang saudara terima setelah mempelajar Kitab Yehezkiel?
Intisari: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) Laporan seorang penjaga
LATAR BELAKANGDalam tahun 597 SM raja Babel, Nebukadnezar mengangkut raja Yoyakim ke Babel bersama dengan sepuluh ribu pendud
Laporan seorang penjaga
LATAR BELAKANG
Dalam tahun 597 SM raja Babel, Nebukadnezar mengangkut raja Yoyakim ke Babel bersama dengan sepuluh ribu penduduk utama bangsa Israel. Pemerintahan boneka yang ditinggalkannya di Yerusalem memberontak, dan dalam tahun 587 SM Nebukadnezar menghancurkan seluruh kota dan mengangkut lebih banyak penduduk ke pembuangan.
PENULIS
Diperkirakan bahwa kitab Yehezkiel disusun oleh beberapa pengarang atau ditulis lama sesudah pengarangnya meninggal, tetapi pemakaian kata ganti orang pertama, waktu yang tepat, data pribadi yang diberikan secara rinci, dan gaya penulisan yang sama dalam keseluruhan kitab merupakan indikasi kuat bahwa Yehezkiel sendiri yang memastikan bahwa semua nubuatannya ditulis dan menjelang akhir hidupnya ia menyusunnya dengan cermaat ke dalam bentuk buku. Yehezkiel dibesarkan di Yehuda dan boleh jadi pada masa remajanya ia dipengaruhi oleh pembaruan raja Yosia dan nubuatan Yeremia. Dia seorang imam yang dibuang ke Babel pada tahun 597 SM, kemungkinan bersama-sama dengan raja Yoyakim, dan tulisannya sangat dipengaruhi oleh latar belakang keimamannya. Dalam pembuangan ia bermukim di Tel-Abib di tepi sungai Kedar. Lima tahun kemudian, pada waktu ia berumur tiga puluh tahun, ia mendapat penglihatan dari Tuhan dan dipanggil menjadi nabi. Dia mungkin saja mempunyai kedudukan penting (Yeh 8:1; 14:1), walaupun kebanyakan orang menolak peringatannya (Yeh 3:25), atau tidak menganggapnya denganserius (Yeh 33:30-32).
ISI KITAB
Dalam kitab Yehezkiel, kita dapat membaca kisah kehidupan nabi itu dan nubuat-nubuatnya yang mencakup kurun waktu mulai dari tahun 597 sampai 570 SM. Kitab Yehezkiel terbagi dalam empat bagian penting. Pasal Yeh 1-24 khususnya berisi nubuatan yang diberikan sebelum tahun 587 SM pada waktu Yehezkiel memperhadapkan umat dengan dosa mereka, serta menunjukkan bahwa kejatuhan Yerusalem tidak dapat dihindari dan merupakan dosa yang sepatutnya mereka terima. Pasal Yeh 25:1-32:32 merupakan nubuatan tentang penghakiman terhadap bangsa- bangsa yang ada di sekeliling Yerusalem. Pasal Yeh 33:1-39:29 ditulis setelah kejatuhan Yerusalem dan Yehezkiel mendorong orang-orang buangan untuk bertobat dari dosa-dosa lama mereka, dan menjadi anggota masyarakat baru yang menyerahkan diri untuk melayani Tuhan. Bagian akhir berisi harapan tentang kembalinya bangsa Israel dari pembuatan sampai padda akhir zaman, dan berisi penglihatan Yehezkiel tentang Yerusalem baru. Kita akan lebih banyak belajar dari kitab Yehezkiel jika kita melihatnya sebagai pesan kepada suatu bangsa yang istimewa, yang sungguh-sungguh memerlukan pertolongan dalam suatu keadaan yang nyata.
Pesan
1. Sifat AllahRakyat yang berada dalam pembuangan mungkin saja tergoda untuk meragukan kuasa Tuhan. Yehezkiel sangat ingin memberitakan kebesaran Tuhan dalam situasi yang jelas sangat tidak menguntungkan sekalipun.
o Allah itu penuh kemuliaan dan mengagumkan. Yeh 1:25-28; 3:23
o Allah itu kudus. Yeh 5:11; 36:23
o Allah berkuasa di mana-mana. Yeh 3:12-27; 5:5
o Allah berkuasa atas segala bangsa. Yeh 25:1-32:32
o Allah itu adil. Yeh 18:25; 33:20
o Allah memimpin dan menunjukkan jalan bagi umat-Nya. Yeh 2:2; 11:1,5
o Allah bertindak agar umat-Nya mengenal Dia. Yeh 6:7, 14; 20:38
o Allah memelihara umat-Nya seperti seorang gembala yang baik. Yeh 34:11-16
o Allah memberikan hidup baru. Yeh 36:25-32
2. Bahaya dosa
Pesan Yehezkiel mengenai kematian dan hukuman kelihatannya keras dan tidak berperasaan apabila kita berpikir tentang rakyat yang sedang menderita di pembuangan, tetapi hal itu penting untuk membuat mereka mengerti bahwa pembuangan itu merupakan hukuman. Dengan maksud untuk mempermalukan mereka sampai mereka bertobat, Yehezkiel menganggap mereka busuk sampai ke akar-akarnya.
o Mereka telah mempermalukan nama Allah. Yeh 20:9; 36:20
o Mereka telah mencemarkan rumah Allah. Yeh 5:11; 23:38
o Mereka pemuja berhala. Yeh 20:7,18; 22:4
o Mereka mengambil bagian dalam upacara mengurbankan anak-anak. Yeh 20:26,31
o Mereka mengabaikan hukum. Yeh 44:6-8
o Mereka menekan orang miskin. Yeh 22:7,12
3. Pentingnya penghakiman
Oleh karena Allah itu adil, maka Israel harus dihukum. Hanya karena kesabaran Tuhan yang besar saja Dia masih dapat mentoleransi bangsa yang sudah bobrok itu sekian lamanya, tetapi Yehezkiel membawa pesan bahwa kesabaran Tuhan terhadap bangsa Israel akhirnya habis juga.
o Penghakiman tidak dapat dihapuskan. Yeh 12:22,27
o Penghakiman tidak dapat dihindari. Yeh 7:4-27; 22:14
o Penghakiman tidak datang "nanti", tetapi "sekarang". Yeh 9:10; 24:14
4. Janji kehidupan baru
Tuhan masih rindu untuk menyelamatkan bangsa Israel. Penghakiman dan pembuangan berarti bahwa dosa mereka dihukum dan sekarang akan ada berita pengampunan. Semua orang ditantang untuk bertobat dan dengan iman bergabung ke dalam komunitas umat Tuhan yang:
o Terbentuk dari orang-orang yang hatinya telah diubahkan oleh Tuhan. Yeh 36:25-27
o Diberi hidup oleh Roh Allah. Yeh 37:5
o Tidak terpecah-belah. Yeh 37:15-17
o Mempunyai perjanjian kekal dengan Allah. Yeh 14:11; 37:23
o Dipimpin oleh Raja Mesias keturunan Daud. Yeh 37:24-28
o Membawa hidup baru kepada dunia. Yeh 47:1-12
Penerapan
Yehezkiel banyak berbicara mengenai kegagalan para penguasa Israel untuk bertindak sebagai wakil Tuhan, dan bangsa Israel gagal untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Namun demikian, ia juga menunjukkan cara bagaimana menjalani kehidupan.
1. Ciri-ciri manusia yang sudah diperbaruio Dia dipimpin oleh Tuhan
o Hatinya ditujukan kepada Tuhan
o Tujuan hidupnya untuk memuliakan Tuhan
o Dia dengan penuh sukacita menerima kehendak Tuhan
o Dia dikenal oleh kesucian hatinya dan ketaatannya kepada Tuhan
o Dia hidup dengan perasaan aman, karena tahu Tuhan memeliharanya
o Dia menunjukkan keprihatinannya terhadap sesama
2. Ciri-ciri seorang pemimpin yang baik
o Dia taat kepada Tuhan dalam segala hal
o Dia berpaling kepada Tuhan untuk memperoleh kekuatan
o Dia tekun menjalankan tugasnya
o Dia mengerti orang yang dipimpinnya
o Dia mengambil keputusan berdasarkan keadilan
o Dia tidak takut untuk berbicara
Tema-tema Kunci
1. Kebesaran Allah
Bangsa Israel berpikir bahwa kebesaran Israel adalah sama dengan kebesaran Allah, sehingga Allah tidak akan membiarkan Israel dihancurkan. Pendapat ini salah; Israel sendiri telah mencemarkan nama Allah. Demi untuk kemuliaan-Nya sendiri Allah bertindak, pertama-tama menghukum dan kemudian menyelamatkan. Bacalah Yeh 20:40-44; 28:25,26; 36:16-23; 38:17-23; 39:7,8,25-29. Dengan cara bagaimana orang Kristen dewasa ini mencemarkan nama Allah?
2. Allah memelihara
Allah terus memelihara bangsa Israel, bahkan pada waktu Dia harus menghukum mereka sekalipun. Bacalah: Yeh 11:17; 16:60-63; 28:24-26; 34:11-31; 37:25-27. Bandingkan gambaran Allah sebagai gembala Israel yang terdapat pada pasal Yeh 34, dengan pengajaran mengenai Gembala Agung dalam Yohanes 10:7-18.
3. Tanggung jawab
Setiap orang harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah. Bukan keluarga atau keadaan yang akhirnya harus dipersalahkan tentang apa yang terjadi pada seseorang. Ia sendiri yang harus memilih untuk melayani Allah dan terus melayani atau tidak. Baca Yeh 18:1-32; 33:7-20.
4. Penjaga
Yehezkiel menerima panggilan sebagai seorang penjaga atau "pengawas" dengan penuh kesungguhan dan ia memperingatkan bangsanya bahwa penghakiman Allah sudah dekat, dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk berbalik serta menerima jalan keselamatan yang Allah sediakan. Carilah ayat-ayat: Yeh 3:12-21; 33:1-9. Dari ayat-ayat di atas dan ayat-ayat lainnya, buatlah daftar mengenai tanggung jawab yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya di dunia.
Garis Besar Intisari: Yehezkiel (Pendahuluan Kitab) [1] PANGGILAN YEHEZKIEL Yeh 1:1-3:27
Yeh 1:1-3Waktu terjadinya
Yeh 1:4-24Penglihatan mengenai makhluk hidup
Yeh 1:25-28Kemuliaan Tuhan
Yeh 2:1-3
[1] PANGGILAN YEHEZKIEL Yeh 1:1-3:27
Yeh 1:1-3 | Waktu terjadinya |
Yeh 1:4-24 | Penglihatan mengenai makhluk hidup |
Yeh 1:25-28 | Kemuliaan Tuhan |
Yeh 2:1-3:15 | Yehezkiel menerima pengutusan |
Yeh 3:16-27 | Ia harus memberi peringatan kepada bangsa Israel |
[2] NUBUATAN MENGENAI PENGHAKIMAN ATAS YERUSALEM Yeh 4:1-12:28
Yeh 4:1-5:17 | Gambaran mengenai pengepungan terhadap Yerusalem |
Yeh 6:1-14 | Nubuatan tentang gunung-gunung Israel |
Yeh 7:1-27 | Kehancuran telah tiba |
Yeh 8:1-9:11 | Pemujaan berhala di Rumah Allah |
Yeh 10:1-22 | Hukuman terhadap pemimpin-pemimpin Israel |
Yeh 11:16-25 | Bangsa Israel yang sudah diperbarui akan kembali |
Yeh 12:1-28 | Gambaran mengenai pembuangan |
[3] DOSA-DOSA ISRAEL DAN YERUSALEM Yeh 13:1-24:27
Yeh 13:1-23 | Nabi-nabi palsu akan dihukum |
Yeh 14:1-11 | Pemuja berhala akan dihukum |
Yeh 14:12-23 | Penghakiman tidak dapat dihindarkan |
Yeh 15:1-8 | Yerusalem seperti kebun anggur yang tak berguna |
Yeh 16:1-63 | Yerusalem sebagai pelacur |
Yeh 17:1-24 | Perumpamaan tentang dua ekor elang dan kebun anggur |
Yeh 18:1-32 | Tanggung jawab pribadi terhadap dosa |
Yeh 19:1-14 | Ratapan untuk dua pangeran Israel |
Yeh 20:1-29 | Masa lalu Israel yang penuh pemberontakan |
Yeh 20:30-44 | Penghakiman dan pemulihan Tuhan |
Yeh 20:45-21:32 | Penghakiman dengan api dan pedang |
Yeh 22:1-31 | Yerusalem sudah berdosa besar |
Yeh 23:1-49 | Israel dan Yehuda merupakan dua kakak beradik yang berdosa |
Yeh 24:1-14 | Yerusalem bagaikan periuk berkarat |
Yeh 24:15-27 | Istri Yehezkiel meninggal |
[4] NUBUATAN TENTANG HUKUMAN BAGI BANGSA-BANGSA Yeh 25:1-32:32
Yeh 25:1-7 | Terhadap Amon |
Yeh 25:8-11 | Terhadap Moab |
Yeh 25:12-14 | Terhadap Edom |
Yeh 25:15-17 | Terhadap bangsa Filistin |
Yeh 26:1-28:19 | Terhadap Tirus |
Yeh 28:20-26 | Terhadap Sidon |
Yeh 29:1-32:32 | Terhadap Mesir |
[5] NUBUATAN TENTANG HARI DEPAN Yeh 33:1-39:29
Yeh 33:1-20 | Yehezkiel, si penjaga |
Yeh 33:21-33 | Penjelasan tentang jatuhnya Yerusalem |
Yeh 34:1-31 | Gembala yang baik menggantikan gembala yang buruk |
Yeh 35:1-15 | Pengkhianatan Edom akan dibalas |
Yeh 36:1-14 | Hidup baru bagi tulang-tulang yang kering |
Yeh 37:15-28 | Bangsa yang dibangkitkan dengan raja yang baru |
Yeh 38:1-39:20 | Nubuatan tentang Gog |
Yeh 39:21-29 | Rencana Tuhan untuk bangsa Israel |
[6] GAMBARAN MENGENAI YERUSALEM BARU Yeh 40:1-48:35
Yeh 40:1-42:20 | Rumah Tuhan yang baru |
Yeh 43:1-12 | Kemuliaan Tuhan kembali ke rumah-Nya |
Yeh 43:13-46:24 | Pengaturan ibadah |
Yeh 47:1-12 | Sungai yang memberi hidup |
Yeh 47:13-48:35 | Pembagian tanah di antara suku-suku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi