Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Yoh 5:19-46
Jerusalem: Yoh 5:19-46 - -- Dalam wejangan ini diutarakan dua pokok:
1). Bapa telah menyerahkan kepada Anak kekuasaan untuk memberi hidup Yoh 19:30.
2). Bapa memberi kesaks...
Dalam wejangan ini diutarakan dua pokok:
1). Bapa telah menyerahkan kepada Anak kekuasaan untuk memberi hidup
Ref. Silang FULL -> Yoh 5:38
Ref. Silang FULL: Yoh 5:38 - dalam dirimu // tidak percaya // yang diutus-Nya · dalam dirimu: 1Yoh 1:10; 2:14
· tidak percaya: Yes 26:10
· yang diutus-Nya: Yoh 3:17; Yoh 3:17
· dalam dirimu: 1Yoh 1:10; 2:14
· tidak percaya: Yes 26:10
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 5:38 - -- 5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
Namun karena mereka tidak percaya kepada Allah...
5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
Namun karena mereka tidak percaya kepada Allah, kesaksian itupun tidak mengena. Tuhan Yesus menegaskan bahwa iman mutlak diperlukan untuk mengalami kesaksian-kesaksian yang disediakan oleh Allah. Firman Allah, jika dibaca tetapi tidak dipercaya, tidak menetap di dalam diri orang itu, melainkan hilang seperti benih yang jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung.
Hagelberg: Yoh 5:31-47 - -- b. Kesaksian tentang Yesus (5:31-47)
Dalam pasal 5:16-30 Tuhan Yesus menyatakan beberapa hal yang sangat pokok, misalnya mengenai hubungan-Nya dengan ...
b. Kesaksian tentang Yesus (5:31-47)
Dalam pasal 5:16-30 Tuhan Yesus menyatakan beberapa hal yang sangat pokok, misalnya mengenai hubungan-Nya dengan Allah Bapa, Injil, dan bahwa Dia memiliki hidup ilahi dalam diri-Nya sendiri. Dalam bagian ini Dia menguraikan dasar pernyataan ini, supaya mereka percaya kepada-Nya. Istilah "bersaksi" (atau "kesaksian") dipakai sebelas kali dalam bagian ini.522 Dia membahas hal kesaksian, karena Dia mau supaya mereka percaya.523
Hagelberg: Yoh 5:38 - -- 5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
Namun karena mereka tidak percaya kepada Allah...
5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
Namun karena mereka tidak percaya kepada Allah, kesaksian itupun tidak mengena. Tuhan Yesus menegaskan bahwa iman mutlak diperlukan untuk mengalami kesaksian-kesaksian yang disediakan oleh Allah. Firman Allah, jika dibaca tetapi tidak dipercaya, tidak menetap di dalam diri orang itu, melainkan hilang seperti benih yang jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung.
Hagelberg: Yoh 5:16-47 - -- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
Dalam bagian ini, oposisi yang disebutkan secara sepintas dalam pasal 1:10-11490 sudah berkembang sampai mer...
Hagelberg: Yoh 5:1--7:52 - -- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
Dalam bagian ini pertentangan antara Tuhan Yesus dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi ti...
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 5:31-47
Matthew Henry: Yoh 5:31-47 - Kristus Membuktikan Pengutusan-Nya; Ketidaksetiaan Orang-orang Yahudi Dikecam Kristus Membuktikan Pengutusan-Nya; Ketidaksetiaan Orang-orang Yahudi Dikecam (5:31-47)
Di dalam ayat-ayat ini Yesus Tuhan kita membuktikan dan men...
Kristus Membuktikan Pengutusan-Nya; Ketidaksetiaan Orang-orang Yahudi Dikecam (5:31-47)
- Di dalam ayat-ayat ini Yesus Tuhan kita membuktikan dan meneguhkan penugasan yang telah dilaksanakan-Nya. Dengan cara ini Ia menjelaskan bahwa Dia diutus Allah untuk menjadi Mesias.
- I. Ia mengesampingkan kesaksian-Nya terhadap diri-Nya sendiri (ay. 31): "Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, sekalipun kesaksian-Ku itu benar (8:14), kamu tetap tidak akan mau mengakuinya sebagai bukti sah atau membiarkannya dipakai sebagai bukti. Hal ini sudah menjadi peraturan umum di kalangan peradilan manusia."
- Sekarang:
- . Hal ini mencerminkan teguran terhadap anak-anak manusia, terhadap sikap setia akan kebenaran dan integritas mereka. Memang, bisa saja kita memakai perkataan Daud (yang diucapkan secara sembrono itu) sebagai alasan, bahwa semua manusia pembohong, sebab bila tidak, orang tidak akan menerima pepatah yang mengatakan bahwa kesaksian seseorang tentang dirinya sendiri patut dicurigai dan tidak dapat diandalkan. Ini merupakan tanda bahwa mencintai diri sendiri lebih kuat daripada mencintai kebenaran. Meskipun demikian,
- . Perkataan Kristus itu mencerminkan kehormatan pada Anak Allah, dan memperlihatkan sikap merendah-Nya yang luar biasa, bahwa meskipun Ia sebenarnya adalah saksi yang benar, Sang Kebenaran itu sendiri, yang boleh mengambil kehormatan itu bagi diri-Nya dan kesaksian tunggal-Nya sendiri, Ia dengan senang hati melepaskan hak istimewa-Nya itu, dan demi untuk meneguhkan iman kita, Ia menyerahkan diri-Nya hanya pada apa yang tertulis atau disaksikan mengenai diri-Nya, supaya kita beroleh kepuasan penuh.
- II. Ia mengajukan beberapa saksi lain yang memberikan kesaksian bahwa Dia diutus oleh Allah.
- . Bapa sendiri memberikan kesaksian tentang diri-Nya (ay. 32): Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku. Saya percaya bahwa yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa, sebab Kristus menyebut kesaksian Bapa-Nya itu dengan kesaksian-Nya sendiri (8:18): Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, bersaksi tentang Aku.
- Perhatikanlah:
- (1) Meterai yang dibubuhkan Bapa pada penugasan-Nya: Ia bersaksi tentang Aku, bukan hanya melalui suara yang datang dari sorga, tetapi juga masih melakukannya melalui tanda-tanda hadirat-Nya bersama-Ku. Lihatlah tentang siapa saja Allah mau bersaksi.
- [1] Orang-orang yang diutus dan dipekerjakan oleh-Nya.
- Ketika Ia memberikan penugasan, Ia juga akan memberikan mandat.
- [2] Orang-orang yang bersaksi tentang Dia. Demikianlah yang dilakukan Kristus. Allah akan mengakui dan menghormati orang-orang yang mengakui dan menghormati-Nya.
- [3] Orang-orang yang menolak bersaksi tentang dirinya sendiri. Begitulah yang dilakukan Kristus. Allah akan menjaga orang-orang yang rendah hati dan merendahkan diri dan yang tidak mencari kemuliaan bagi diri sendiri. Ia menjaga supaya orang-orang demikian tidak menderita kerugian apa-apa karena perbuatan mereka itu.
- (2) Kepuasan yang dirasakan Kristus melalui kesaksian ini: "Aku tahu bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Aku sangat yakin bahwa aku memiliki misi ilahi dan sama sekali tidak meragukannya. Demikianlah Ia memiliki kesaksian itu dalam diri-Nya." Iblis mencobai-Nya untuk mempertanyakan keberadaan-Nya sebagai Anak Allah, tetapi Ia tidak pernah menyerah dengan pencobaan Iblis itu.
- . Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Kristus (ay. 33 dst.) Yohanes datang untuk memberi kesaksian tentang terang itu (1:7). Tugasnya adalah untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, dan untuk memimpin orang banyak kepada-Nya: Lihatlah Anak Domba Allah.
- (1) Kesaksian Kristus tentang Yohanes adalah:
- [1] Kesaksian yang penuh kesungguhan dan terbuka di depan umum: "Kamu telah mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepada Yohanes, yang memberinya kesempatan untuk mengumumkan apa yang harus dikatakannya. Karena itu kesaksian itu memang resmi dan sah secara hukum."
- [2] Kesaksian Yohanes itu adalah kesaksian yang benar: Ia bersaksi tentang kebenaran, sebagaimana yang patut dilakukan seorang saksi. Ia menyaksikan seluruh kebenaran, dan tidak ada yang lain selain kebenaran saja. Kristus tidak berkata, Ia bersaksi tentang Aku (walaupun setiap orang tahu Yohanes melakukannya), tetapi sebagai orang yang jujur, Ia bersaksi tentang kebenaran. Yohanes diakui sebagai orang yang begitu kudus dan baik, begitu mati raga terhadap dunia dan begitu dekat dengan perkara-perkara ilahi, hingga orang tidak mungkin bisa membayangkan bahwa ia bersalah melakukan pemalsuan dan penipuan dengan mengatakan hal-hal tentang Kristus yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan kalau ia tidak yakin dengan hal-hal tersebut.
- (2) Dua hal ditambahkan berkaitan dengan kesaksian Yohanes:
- [1] Bahwa ini adalah kesaksian ex abundanti -- lebih daripada yang perlu ditegaskan-Nya (ay. 34): Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia. Meskipun Kristus melihat bahwa kesaksian Yohanes itu layak dikutip-Nya, tindakan-Nya ini tidak bisa dipandang sebagai ketidakmampuan-Nya dalam memberi bukti terhadap diri-Nya sendiri. Kristus tidak membutuhkan surat ataupun penghargaan, pujian ataupun surat keterangan. Nilai dan keunggulan yang ada pada diri-Nya sendiri sudahlah mencukupi. Kalau begitu, mengapa di sini Kristus sangat mementingkan kesaksian Yohanes? Namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Inilah tujuan utama-Nya dalam seluruh percakapan itu, bukan untuk menyelamatkan diri sendiri, melainkan jiwa-jiwa orang lain. Ia mengetengahkan kesaksian Yohanes karena sebagai salah seorang dari mereka, diharapkan mereka mau mendengarkan perkataannya.
- Perhatikanlah:
- Pertama, Kristus merindukan dan merancang keselamatan, bahkan untuk para musuh dan penganiaya-Nya.
- Kedua, perkataan Kristus merupakan sarana yang biasa bagi keselamatan kita.
- Ketiga, dalam perkataan-Nya, Kristus mempertimbangkan kelemahan-kelemahan kita dan merendahkan diri supaya setara dengan kemampuan kita. Ia tidak peduli dengan kedudukan-Nya sendiri, sebaliknya yang dipentingkan-Nya adalah apa yang bisa kita tanggung dan apa yang bisa mendatangkan kebaikan bagi kita.
- [2] Bahwa ini adalah kesaksian ad hominem -- bagi manusia, sebab Yohanes Pembaptis adalah salah seorang yang mereka hormati, karena (ay. 35): Ia adalah pelita yang menyala di antara kamu.
- Pertama, watak Yohanes Pembaptis: Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya. Kristus sering kali berbicara penuh hormat tentang Yohanes. Sekarang ia sedang dipenjarakan tak dikenal, namun Kristus memberinya pujian yang menjadi haknya, sesuatu yang patut kita lakukan juga terhadap semua orang yang dengan setia melayani Allah.
- . Yohanes disebut pelita, bukan phōs -- terang (seperti Kristus yang adalah terang), melainkan lyknos -- lucerna, lentera, suatu bentuk terang, suatu terang bawaan yang berasal dari terang yang lain. Tugasnya adalah untuk menerangi dunia yang gelap melalui pemberitahuan tentang kedatangan Mesias, yang bagi-Nya ia adalah bagaikan si bintang timur.
- . Dia adalah pelita yang menyala, yang menunjukkan ketulusan hati. Api yang dilukis bisa saja dibuat bercahaya, tetapi yang menyala hanyalah api yang asli. Ini juga menunjukkan kegiatan, semangat, dan ketekunannya yang menyala penuh kasih terhadap Allah dan jiwa-jiwa manusia. Api senantiasa menyala pada dirinya sendiri atau pada benda lain, begitu pula halnya dengan seorang pelayan Tuhan yang baik.
- . Dia adalah terang yang bercahaya. Ini menunjuk pada perbuatannya yang patut diteladani. Perbuatan kita selayaknya demikian pula adanya (Mat. 5:16). Ini juga menunjukkan pengaruhnya yang sangat luar biasa dan menyebar ke mana-mana. Di mata orang, Yohanes sangat terkenal, meskipun ia tidak mau demikian dan lebih suka mengasingkan diri. Ia tinggal di padang gurun, tetapi pengajaran, baptisan, dan kehidupannya begitu luar biasa dan menarik perhatian seluruh bangsa.
- Kedua, rasa senang orang-orang kepadanya: kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
- . Mereka merasa sangat senang dengan kemunculan Yohanes: "Kamu sangat ingin -- ēthelēsate, kamu senang menikmati cahayanya, kalian merasa sangat bangga karena mempunyai orang seperti itu di antara kalian, yang merupakan kehormatan bagi bangsamu. Kamu sangat ingin agalliasthenai -- ingin menari, dan bersorak sorai di sekeliling cahaya ini, seperti anak-anak di sekeliling api unggun."
- . Tetapi ini hanya untuk sementara waktu saja, dan akan segera berlalu: "Kamu merasa senang kepadanya, pros hōran -- untuk satu jam, untuk seketika saja, seperti anak-anak kecil yang merasa senang dengan suatu barang baru. Kamu senang dengan kehadiran Yohanes untuk beberapa waktu saja, tetapi segera tidak lama kemudian merasa bosan dengan dia dan pelayanannya, dan berkata bahwa ia kerasukan setan. Dan sekarang kamu memenjarakan dia." Perhatikanlah, banyak orang pada awalnya tampak tersentuh dan senang dengan Injil, tetapi kemudian memandang rendah dan menolaknya. Sudah menjadi hal biasa bahwa orang-orang percaya yang tadinya berbicara lantang kemudian menjadi dingin dan mundur. Orang-orang ini bersukacita dalam cahaya Yohanes tetapi tidak pernah berjalan di dalamnya sehingga tidak memeliharanya. Mereka bagaikan tanah yang berbatu-batu. Ketika Herodes masih bersikap seperti teman bagi Yohanes Pembaptis, orang-orang peduli dengan dia, tetapi ketika Herodes tidak menyukainya lagi, ia pun kehilangan simpati mereka: "Kamu hanya mau mendukung Yohanes pros hōran, karena tujuan-tujuan sementara" (begitulah yang ditangkap sementara orang). "Kamu senang padanya dengan harapan bisa memperalatnya, melalui usahanya dan dengan berlindung di balik namanya, untuk melepaskan kuk orang Romawi dan mendapatkan kembali kebebasan sipil dan kehormatan negerimu."
- Sekarang:
- (1) Kristus menyebut-nyebut rasa hormat mereka terhadap Yohanes untuk mengecam mereka, karena sekarang mereka melawan Dia, padahal justru mengenai diri-Nyalah Yohanes bersaksi. Seandainya mereka terus menunjukkan rasa hormat kepada Yohanes, seperti yang seharusnya, mereka tentunya sudah menyambut Kristus.
- (2) Ia menyebut-nyebut tentang padamnya rasa hormat mereka untuk membenarkan Allah yang menjauhkan mereka dari pelayanan Yohanes, seperti yang dilakukan-Nya sekarang, dan menaruh pelita itu di bawah gantang.
- . Pekerjaan Kristus sendiri bersaksi tentang diri-Nya (ay. 36): Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, sebab jika kita menerima kesaksian manusia yang diutus Allah seperti Yohanes, maka kesaksian Allah sendiri dan bukan melalui pelayanan manusia, akan lebih kuat (1Yoh. 5:9). Perhatikanlah, walaupun kesaksian Yohanes kurang kuat dan kurang begitu meyakinkan, Tuhan kita tetap senang menggunakan pelayanannya itu. Kita harus mensyukuri semua hal yang meneguhkan iman kita, meskipun hal-hal itu tampaknya kurang meyakinkan. Janganlah kita meniadakan satu hal pun dengan alasan bahwa masih ada hal-hal lain yang lebih meyakinkan. Kita memerlukan semuanya. Nah, kesaksian yang lebih penting adalah segala pekerjaan yang diserahkan Bapa supaya dilaksanakan oleh-Nya, yakni:
- (1) Seluruh bagian kehidupan dan pelayanan-Nya secara umum -- bagaimana Ia menyatakan Allah dan kehendak-Nya kepada kita, menegakkan kerajaan-Nya di antara manusia, mengubahkan dunia, menghancurkan kerajaan Iblis, memulihkan manusia yang jatuh supaya kembali kepada kesucian dan kebahagiaan semula, dan melimpahkan kasih terhadap Allah dan kasih terhadap satu sama lain dalam hati manusia. Pendeknya, semua pekerjaan yang dikatakan-Nya di atas salib. Sudah selesai. Mulai dari awal sampai akhir, semuanya opus Deo dignum -- pekerjaan yang layak bagi Allah. Semua yang dikatakan dan dilakukan-Nya adalah kudus dan sorgawi. Di dalam semua karya-Nya itu bersinar kesucian, kuasa, dan kasih karunia ilahi, yang membuktikan dengan berlimpah bahwa Ia diutus oleh Allah.
- (2) Secara khusus. Mujizat-mujizat yang diadakan-Nya sebagai bukti bagi misi ilahi-Nya itu bersaksi tentang diri-Nya. Di sini dikatakan:
- [1] Bahwa semua pekerjaan ini diserahkan Bapa kepada-Nya. Artinya, Ia ditunjuk dan diberi kuasa untuk mengerjakannya, sebab sebagai Pengantara, Ia memperoleh baik penugasan maupun kekuatan dari Bapa-Nya.
- [2] Semua pekerjaan ini diberikan kepada-Nya untuk dirampungkan. Ia harus melaksanakan semua pekerjaan ajaib ini yang dari semula sudah ditetapkan oleh kebijaksanaan dan pengetahuan Allah. Dengan merampungkan pekerjaan itu, terbuktilah adanya kuasa ilahi, sebab bagi Allah, pekerjaan-Nya itu sempurna.
- [3] Pekerjaan-pekerjaan ini sungguh bersaksi tentang diri-Nya, membuktikan bahwa Ia diutus oleh Allah, dan bahwa apa yang dikatakan-Nya tentang diri-Nya itu memang benar (lih. Ibr. 2:4; Kis. 2:22). Bahwa Bapa mengutus-Nya sebagai seorang Bapa, bukan sebagai tuan yang menyuruh pelayannya untuk suatu keperluan, melainkan sebagai seorang bapa yang mengutus putranya untuk menggantikan dirinya. Seandainya Allah tidak mengutus-Nya, Ia tentunya tidak akan mendukung-Nya, dan tidak akan memeterai-Nya, seperti yang dilakukan-Nya melalui pekerjaan-pekerjaan yang diberikan-Nya kepada Dia untuk dilaksanakan, karena Pencipta dunia ini tidak akan pernah menjadi penipu bagi dunia yang diciptakan-Nya sendiri.
- . Ia menyatakan kesaksian Bapa tentang diri-Nya dengan lebih lengkap daripada sebelumnya (ay. 37): Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Raja biasanya tidak pergi menyertai utusannya sendiri untuk meneguhkan pengutusannya viva voce -- dengan berbicara. Namun, Allah berkenan bersaksi tentang Anak-Nya sendiri melalui suara dari sorga pada saat Ia dibaptis (Mat. 3:17): Inilah utusan-Ku, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Orang Yahudi memandang Bath-kol -- putri sebuah suara, suara dari sorga, sebagai salah satu cara yang dipakai Allah guna menyatakan pikiran-Nya. Dengan cara itulah Ia telah mengakui Kristus di depan umum penuh kesungguhan, dan kemudian diulangi-Nya lagi (Mat. 17:5).
- Perhatikanlah:
- (1) Ketika Allah mengutus seseorang, Ia akan bersaksi tentang orang tersebut. Bila Ia memberikan penugasan, Ia akan selalu mengesahkannya (memeteraikannya). Dia yang tidak pernah tidak menyatakan diri-Nya tanpa kesaksian (Kis. 14:17), Ia juga tidak akan pernah meninggalkan pelayan-Nya demikian, yang pergi untuk menjalankan tujuan-Nya.
- (2) Jika Allah menuntut kepercayaan, Ia pasti akan memberikan cukup bukti, seperti yang telah dilakukan-Nya dengan Kristus. Kesaksian yang diberikan perihal Kristus terutama adalah bahwa Allah yang telah kita sakiti itu bersedia menerima Dia sebagai Pengantara. Dan Allah sendiri sungguh telah meyakinkan kita mengenai hal ini (dan memang Dialah yang paling sesuai untuk melakukannya), dengan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada Kristus. Jika kita juga percaya dengan kesaksian-Nya itu, maka genaplah sudah pengungkapan diri-Nya itu. Sekarang, bolehlah kita bertanya, bahwa kalau Allah sendiri telah bersaksi sedemikian tentang Kristus, bagaimana mungkin Ia sampai tidak diterima oleh seluruh bangsa Yahudi dan para pemimpin mereka? Atas pertanyaan ini Kristus menjawab supaya janganlah hal ini dianggap aneh. Ketidaksetiaan mereka tidak akan dapat menurunkan kredibilitas-Nya (mutu diri-Nya yang membuat orang percaya kepada-Nya), karena dua alasan:
- [1] Karena mereka tidak terbiasa dengan dan tidak mengenal penyataan-penyataan dan kehendak Allah yang luar biasa seperti ini: Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat. Mereka menunjukkan betapa mereka tidak mengenal Allah, meskipun mereka mengaku mempunyai hubungan dengan-Nya. Keadaannya seperti kita yang belum pernah melihat atau mendengar mengenai seseorang. "Tetapi mengapa Aku berbicara kepadamu tentang Allah yang bersaksi tentang Aku? Dia sama sekali tidak kamu kenal. Kamu tidak tahu apa-apa tentang Dia, juga tidak mempunyai hubungan apa pun dengan-Nya." Perhatikanlah, tidak mengenal Allah merupakan alasan sebenarnya mengapa manusia menolak penyataan yang telah diberikan-Nya tentang Anak-Nya. Kalau orang sungguh memahami agama alamiah (yang berdasarkan akal), maka dia akan melihat sungguh banyak kesesuaian dalam agama itu dengan agama Kristen, dan dengan demikian tidaklah sulit bagi dia untuk menerima kebenaran yang ada dalam agama Kristen. Beberapa orang memberi pengertian sebagai berikut: "Bapa bersaksi tentang Aku melalui suara dan burung merpati yang turun. Begitu luar biasanya peristiwa ini sampai kamu tidak pernah melihat atau mendengar hal yang demikian. Namun, hanya demi Akulah, maka terjadilah suara dan penampakan seperti itu. Kamu bahkan bisa saja mendengar suara itu, kamu bisa melihat penampakan itu seperti orang lain, seandainya saja kamu mengikuti pelayanan Yohanes dengan cermat. Namun, karena meremehkan pelayanannya itu, kamu tidak mengalami kesaksian itu."
- [2] Berhubung mereka tidak terpengaruh oleh cara-cara biasa yang digunakan Allah untuk menyatakan diri kepada mereka: Firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu (ay. 38). Mereka memiliki Kitab Suci Perjanjian Lama, jadi bukankah seharusnya mereka menerima Kristus? Ya, benarlah demikian seandainya ayat-ayat itu berpengaruh pada diri mereka.
- Namun:
- Pertama, firman Allah tidak menetap di dalam diri. Firman itu ada di antara mereka, di negeri mereka, di tangan mereka, tetapi tidak di dalam mereka, tidak di dalam hati mereka. Firman itu tidak memerintah dalam jiwa mereka, hanya bercahaya di mata mereka dan berbunyi di telinga mereka. Apa gunanya bagi mereka jika mereka memiliki sabda Allah yang dipercayakan kepada mereka (Rm. 3:2), tetapi tidak membiarkan sabda ini memerintah di dalam diri mereka? Seandainya sabda itu memerintah dalam diri mereka, pastilah mereka akan menyambut Kristus.
- Kedua, firman itu tidak menetap di dalam diri mereka. Ada banyak orang yang didatangi firman Allah dan mengalami pengaruhnya untuk beberapa waktu, tetapi firman itu tidak menetap di dalam diri mereka. Firman itu tidak senantiasa tinggal dalam diri mereka, seperti orang yang hanya sekali-sekali saja tinggal di rumah, seperti seorang pelancong. Jika firman itu menetap di dalam diri kita, jika kita sering bercakap-cakap dengannya melalui perenungan, mencari nasihat darinya dalam setiap kesempatan, serta menyesuaikan perbuatan kita dengannya, kita akan dengan senang hati menerima kesaksian Bapa tentang Kristus (lih. 7:17). Akan tetapi, bagaimana kita bisa tahu bahwa firman-Nya tidak menetap di dalam diri mereka? Kita tahu karena mereka tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Sudah banyak diberitakan dalam Perjanjian Lama tentang Kristus, untuk mengarahkan orang supaya tahu kapan dan di mana mereka harus mencari-Nya, sehingga dengan demikian memudahkan mereka untuk menemukan-Nya. Karena itu, jika orang sungguh memikirkan semua arahan ini, mereka pasti akan yakin bahwa Kristus diutus oleh Allah. Dengan demikian, ketidakpercayaan mereka kepada Kristus merupakan tanda jelas bahwa firman Allah tidak menetap di dalam diri mereka. Perhatikanlah, cara terbaik untuk menguji apakah firman, Roh, dan kasih karunia Allah berdiam dalam diri kita adalah dengan melihat efek atau pengaruhnya pada diri kita, terutama dengan melihat apakah kita mau menerima semua yang diutus-Nya kepada kita, seperti perintah, utusan-utusan, dan pemeliharaan-Nya, teristimewa Kristus yang telah diutus-Nya.
- . Saksi terakhir yang disebut Kristus adalah Perjanjian Lama, yang bersaksi tentang diri-Nya, dan yang diserukan-Nya kepada orang banyak (ay. 39 dan seterusnya): Selidikilah Kitab-kitab Suci, ereunate.
- (1) Hal ini bisa diartikan sebagai:
- [1] "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, dan perbuatanmu itu baik. Kamu membacanya setiap hari di dalam rumah ibadat, kamu mempunyai rabi dan ahli-ahli Taurat dan ahli-ahli hukum yang giat mempelajarinya dan sangat kritis mengenainya." Orang Yahudi sangat membangga-banggakan berkembangnya studi Kitab Suci pada masa Rabi Hillel, yang mati sekitar dua belas tahun setelah kelahiran Kristus. Beberapa ahli Taurat pada masa itu, yang kemudian menjadi anggota Majelis Agama (Sanhedrin) dipandang mereka sebagai keindahan hikmat dan kemuliaan hukum Taurat mereka. Kristus mengakui bahwa mereka ini memang menyelidiki Kitab Suci, tetapi sayangnya hanya dengan tujuan untuk mencari kemuliaan bagi diri sendiri: "Karena, kalau kamu menyelidiki Kitab Suci dan tidak buta karena kehendakmu sendiri, kamu tentunya akan percaya kepada-Ku." Perhatikanlah, bisa saja orang sangat giat menyelidiki Kitab Suci namun tidak mengenal kuasa dan pengaruhnya. Atau,
- [2] Seperti yang kita baca: Selidikilah Kitab-kitab, yang maksudnya:
- Pertama, sebagai seruan kepada mereka: "Kamu mengaku untuk menerima dan mempercayai Kitab Suci. Di sini Aku hendak mempersoalkannya denganmu. Biarlah ini yang menjadi hakim bagimu, janganlah kamu hanya berhenti pada hurufnya saja" (hærere in cortice), "tetapi selidikilah sampai ke dalamnya." Perhatikanlah, ketika seruan dikumandangkan supaya orang berpaling kepada Kitab Suci, ini berarti bahwa isinya harus diselidiki. Selidikilah seluruh Alkitab sampai tuntas, bandingkan perikop yang satu dengan perikop lainnya, jelaskan satu perikop dengan perikop yang lain. Begitu pula, kita harus menyelidiki perikop atau bagian tertentu sampai ke dasarnya, dan janganlah hanya melihat apa yang tampak prima facie -- pada pandangan pertama, melainkan apa yang sesungguhnya dimaksudkan.
- Kedua, perkataan Kristus untuk menyelidiki Kitab-kitab Suci itu dimaksudkan sebagai suatu nasihat atau perintah kepada semua orang Kristen supaya menyelidiki Alkitab. Perhatikanlah, semua orang yang hendak menemukan Kristus haruslah menyelidiki Kitab Suci. Bukan hanya membaca dan mendengarkannya, melainkan juga menyelidikinya. Hal ini menunjukkan,
- . Ketekunan dalam mencari, bersusah payah, mempelajari, dan memperhatikan dengan cermat.
- . Kerinduan dan rancangan hati untuk menemukan. Kita harus berkeinginan untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan rohani ketika membaca dan mempelajari Kitab Suci, dan sering bertanya, "Apa yang sekarang hendak kucari?" Kita harus melakukannya seperti hendak mencari harta terpendam (Ams. 2:4), seperti mereka yang menggali tambang untuk mencari emas atau perak, atau yang menyelam untuk mendapatkan mutiara (Ayb. 28:1-11). Hal inilah yang mendatangkan kemuliaan bagi orang-orang di Berea (Kis. 17:11).
- (2) Ada dua hal yang diarahkan di sini untuk kita amati dalam menyelidiki Kitab Suci: sorga sebagai tujuan kita, dan Kristus sebagai jalan kita.
- [1] Kita harus menyelidiki Kitab Suci dengan sorga sebagai tujuan utama kita: sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal. Kitab Suci menjamin bahwa bagi kita telah disediakan keadaan yang kekal dan menawarkan kepada kita hidup yang kekal dalam keadaan itu. Kitab Suci berisi peta yang menjelaskannya, ketetapan yang meneguhkannya, arah yang menunjukkan jalannya, dan dasar tempat pengharapan akan hidup kekal itu dibangun di atasnya. Sungguh berharga untuk mencari di tempat di mana kita pasti dapat menemukannya. Namun, kepada orang Yahudi Kristus hanya bisa berkata, Kamu menyangka bahwa kamu mempunyai hidup kekal di dalam Kitab Suci. Ini dikatakan-Nya karena meskipun mereka tetap mempertahankan kepercayaan dan harapan akan hidup yang kekal dan mendasarkan pengharapan mereka itu pada Kitab Suci, namun tetap saja mereka kehilangan hidup kekal itu, karena mereka mencarinya hanya melalui membaca dan mempelajari Kitab Suci. Ada ungkapan umum yang salah kaprah di antara mereka, barangsiapa mempunyai perkataan hukum Taurat, mempunyai hidup yang kekal. Mereka menyangka pasti akan masuk ke sorga bila mereka mampu mengucapkan isi Kitab Suci di luar kepala, atau lebih tepat, dengan menghafalkan tanpa berpikir bagian-bagian Kitab Suci seperti yang diajarkan melalui adat istiadat para tua-tua. Sama seperti mereka menyangka bahwa semua orang biasa akan terkutuk karena tidak mengenal hukum Taurat seperti mereka (7:49), begitu pula mereka menyimpulkan bahwa semua orang terpelajar pasti akan diberkati.
- [2] Kita harus menyelidiki Kitab Suci untuk menemukan Kristus, sebagai jalan yang baru dan yang hidup, yang membawa kepada tujuan ini. Inilah mereka, saksi-saksi yang agung dan utama, yang memberi kesaksian tentang Aku.
- Perhatikanlah:
- Pertama, ayat-ayat Kitab Suci, bahkan yang terdapat dalam Perjanjian Lama, bersaksi tentang Kristus, dan melalui ayat-ayat itu Allah bersaksi tentang Dia. Roh Kristus dalam kitab para nabi terlebih dahulu memberi kesaksian tentang Dia (1Ptr. 1:11), tentang tujuan dan janji-janji Allah mengenai Dia, serta keterangan-keterangan sebelumnya mengenai Dia. Orang Yahudi tahu betul bahwa Perjanjian Lama bersaksi tentang Mesias, dan mereka sangat kritis/tajam dalam memperhatikan bagian-bagian yang mengarah ke sana. Namun, mereka bersikap ceroboh dan sangat lalai dalam menerapkan apa yang ada tertulis di sana.
- Kedua, itulah sebabnya kita harus menyelidiki Kitab Suci, dan boleh berharap menemukan hidup kekal dalam penyelidikan itu, karena Kitab Suci memberi kesaksian tentang Kristus. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bila kita mengenal Dia (lih. 1Yoh. 5:11). Kristus adalah harta yang terpendam di ladang Kitab Suci, air di dalam sumur, air susu di dalam buah dada.
- (3) Kepada kesaksian-Nya ini, Ia membubuhkan teguran atas ketidaksetiaan dan kejahatan mereka mengenai empat hal, khususnya:
- [1] Pengabaian mereka terhadap diri-Nya dan ajaran-Nya: "Kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (ay. 40). Kamu menyelidiki Kitab Suci, kamu percaya kepada nabi-nabi yang tidak dapat kamu sangkal telah bersaksi tentang Aku. Namun, tetap saja kamu tidak mau datang kepada-Ku. Padahal kepada-Kulah mereka menuntun kamu." Kesalahan mereka dalam menjauhkan diri dari Kristus terutama bukan karena mereka tidak mengerti, melainkan karena itulah yang menjadi keinginan mereka sendiri. Hal ini diungkapkan Kristus sebagai sebuah keluhan. Kristus menawarkan hidup, namun ditolak.
- Perhatikanlah:
- Pertama, bagi jiwa-jiwa yang merana, disediakan hidup dalam Yesus Kristus. Kita dapat memperoleh hidup, hidup yang penuh dengan pengampunan, kasih karunia, penghiburan, dan kemuliaan: hidup yang menyempurnakan keberadaan kita, merangkum seluruh kebahagiaan, dan Kristuslah kehidupan kita itu.
- Kedua, orang-orang yang menginginkan kehidupan ini harus datang kepada Yesus Kristus guna mendapatkannya. Kita bisa memperolehnya dengan datang kepada-Nya. Untuk datang kepada-Nya dan memperoleh kehidupan ini, orang harus setuju untuk memahami ajaran Kristus dan kesaksian yang diberikan mengenai Dia. Orang harus setuju untuk menerima pemerintahan dan anugerah-Nya, dan perasaan serta perbuatannya harus sesuai dengan kesediaannya tersebut.
- Ketiga, satu-satunya alasan mengapa orang berdosa akan binasa adalah karena mereka tidak mau datang kepada Kristus untuk memperoleh hidup dan kebahagiaan. Bukan karena mereka tidak dapat, melainkan karena mereka tidak mau. Mereka tidak mau menerima hidup kekal yang ditawarkan karena sifatnya rohani dan ilahi. Mereka juga tidak mau menyetujui persyaratan yang mendasari tawaran itu ataupun tunduk pada sarana anugerah yang telah ditetapkan: mereka tidak mau disembuhkan karena tidak mau mengikuti cara-cara yang dipakai untuk menyembuhkan.
- Keempat, kebebalan dan kekerasan hati orang berdosa dalam menolak tawaran cuma-cuma kasih karunia sangatlah mendukakan dan dikeluhkan Tuhan Yesus. Kata-kata itu (ay. 41), Aku tidak memerlukan hormat dari manusia, diselipkan-Nya dengan maksud untuk melawan keberatan orang terhadap Dia, bahwa seakan-akan Ia mencari kemuliaan bagi diri-Nya sendiri dan mengangkat diri sebagai kepala sebuah gerombolan dan mewajibkan semua orang untuk datang kepada-Nya dan menghormati-Nya.
- Perhatikanlah:
- . Dia tidak mendambakan ataupun mencari pujian dan hormat manusia. Dia sama sekali tidak menyukai kemegahan dan semarak duniawi seperti yang diharapkan orang-orang Yahudi duniawi ada dalam diri Mesias mereka. Ia memerintahkan kepada orang-orang yang telah disembuhkan-Nya agar tidak menyebarkan berita tentang Dia. Ia menyingkir dari orang-orang yang hendak mengangkat-Nya menjadi raja.
- . Ia tidak mendapatkan hormat dari manusia. Bukannya menerima hormat dari manusia, Ia malah menerima aib dan celaan dari manusia. Ini terjadi karena memang Ia tidak mencari nama bagi diri-Nya sendiri.
- . Ia tidak memerlukan hormat manusia. Hormat manusia tidak menambah apa-apa pada kemuliaan-Nya yang disembah oleh semua malaikat Allah. Tidak ada yang Ia senangi selain bila kemuliaan itu sesuai dengan kehendak Bapa-Nya dan tertuju untuk kebahagiaan orang-orang yang dengan memberikan hormat kepada-Nya, menerima hormat yang jauh lebih besar dari Dia.
- [2] Tidak adanya kasih akan Allah dalam diri mereka (ay. 42): "Aku tahu betul bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku sama sekali tidak merasa heran mengapa kamu tidak datang kepada-Ku, karena kamu memang tidak memiliki asas pertama agama alamiah, yakni kasih akan Allah?" Perhatikanlah, alasan mengapa orang-orang meremehkan Kristus adalah karena mereka tidak mengasihi Allah. Sebab jika kita benar-benar mengasihi Allah, kita juga harus mengasihi Dia yang adalah citra langsung-Nya dan bergegas menuju Dia, satu-satunya yang mampu memulihkan kita agar berkenan di mata Allah. Sebelumnya Ia menegur mereka (ay. 37) karena mereka tidak mengenal Allah, dan di sini Ia menegur mereka karena mereka tidak mempunyai kasih akan Dia. Sebabnya manusia tidak memiliki kasih akan Allah adalah karena mereka tidak ingin memiliki pengetahuan akan Dia.
- Perhatikanlah:
- Pertama, kejahatan yang didakwakan-Nya kepada mereka: Di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Mereka berlaku seakan-akan sangat mengasihi Allah, dan menyangka telah membuktikannya melalui semangat mereka akan hukum Taurat, Bait Allah, dan hari Sabat. Namun, sebenarnya mereka tidak memiliki kasih akan Allah. Perhatikanlah, walaupun ada banyak orang yang mengaku-ngaku beragama, mereka ini hanya mengabaikan Kristus dan meremehkan perintah-perintah-Nya, dan dengan begitu tidak mengasihi Allah sama sekali. Mereka membenci kekudusan-Nya dan tidak menghargai kebaikan-Nya. Perhatikanlah, kasih akan Allah di dalam diri kita, kasih yang berdiam di dalam hati, sikap hidup yang bergerak di dalam hati itu sajalah yang mau diterima oleh Allah, yakni kasih yang telah dicurahkan di dalamnya (Rm. 5:5).
- Kedua, bukti dari dakwaan atas mereka ini: yaitu melalui pengetahuan pribadi Kristus, yang menguji batin dan hati (Why. 2:23) serta mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia: Aku kenal kamu. Kristus melihat menembus semua penyamaran kita dan bisa berkata kepada kita masing-masing, Aku kenal kamu.
- . Kristus mengenal manusia lebih baik daripada sesamanya mengenal dirinya. Orang-orang menyangka bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi sangat saleh dan baik, tetapi Kristus tahu bahwa mereka tidak mempunyai kasih akan Allah di dalam diri mereka.
- . Kristus mengenal manusia lebih baik daripada mereka mengenal diri sendiri. Orang-orang Yahudi menilai diri mereka sendiri tinggi, tetapi Kristus tahu betapa jahat batin mereka, meskipun dari luar mereka tampak hebat. Kita bisa saja menipu diri sendiri, tetapi kita tidak dapat menipu Dia.
- . Kristus mengenal orang-orang yang tidak dan tidak mau mengenal Dia. Ia memandang orang-orang yang dengan giat menghindar dari-Nya, dan memanggil orang-orang yang belum mengenal Dia dengan nama mereka sendiri, yaitu nama mereka yang sesungguhnya.
- [3] Kejahatan lain yang didakwakan kepada mereka adalah kesediaan mereka untuk menyambut kristus-kristus dan nabi-nabi palsu, sementara mereka dengan keras kepala melawan Dia yang adalah Mesias yang sejati (ay. 43): Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Tertegunlah atas hal itu, hai langit (Yer. 2:12-13), sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat, kejahatan yang sangat besar.
- Pertama, mereka telah meninggalkan sumber air yang hidup, sebab mereka tidak mau menerima Kristus yang datang dalam nama Bapa-Nya, menerima penugasan dari Bapa-Nya, dan melaksanakan semuanya bagi kemuliaan-Nya.
- Kedua, mereka telah menggali kolam yang bocor. Mereka mendengarkan setiap orang yang datang dengan namanya sendiri. Mereka mencampakkan belas kasih bagi diri mereka sendiri. Sungguh buruk. Lebih buruk lagi, mereka melakukannya demi berhala kesia-siaan.
- Perhatikanlah di sini:
- . Mereka adalah nabi-nabi palsu yang datang dengan nama mereka sendiri, yang pergi tanpa diutus, dan hanya bekerja untuk diri mereka sendiri.
- . Sungguh adillah apabila Allah membiarkan orang-orang yang tidak mau menerima dan mengasihi kebenaran itu tertipu oleh nabi-nabi palsu (2Tes. 2:10-11). Kesalahan-kesalahan antikristus menjadi hukuman yang adil bagi orang-orang yang tidak taat kepada ajaran Kristus. Oleh penghakiman Allah, mereka yang menutup mata terhadap terang yang sejati itu akan dibiarkan mengembara tanpa henti dalam mencari terang yang palsu, dan disesatkan oleh setiap ignis fatuus (pengharapan atau terang yang palsu -- pen.).
- . Banyak orang sungguh teramat bodoh, mereka muak dengan kebenaran-kebenaran kuno dan menyukai kesalahan-kesalahan baru. Mereka membenci manna, tetapi pada saat yang sama makan abu. Sesudah menolak Kristus dan Injil-Nya, orang Yahudi terus-menerus dihantui oleh pikiran untuk mencari Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu (Mat. 24:24). Kecenderungan mereka untuk mengikuti orang-orang seperti itu menyebabkan terjadinya kebingungan dan pendurhakaan yang mempercepat kehancuran mereka.
- [4] Di sini mereka didakwa atas tindakan kesombongan dan kemuliaan yang sia-sia, dan ketidakpercayaan yang merupakan akibatnya (ay. 44). Setelah dengan tajam menegur mereka atas ketidakpercayaan mereka itu, seperti seorang tabib yang bijaksana Ia pun mencari-cari penyebabnya dan menetakkan kapak ke akarnya. Itulah sebabnya mereka meremehkan dan mengecilkan Kristus karena mereka mengagumi dan terlampau menilai tinggi diri mereka sendiri.
- Inilah:
- Pertama, ambisi atau keinginan mereka yang amat sangat untuk memperoleh kehormatan duniawi. Kristus membenci sikap ini (ay. 41). Mereka mengarahkan hati untuk hal ini: Kamu menerima hormat seorang dari yang lain, artinya, "Kamu hanya mencari Mesias yang memiliki kegemahan duniawi, dan berharap untuk mendapatkan kehormatan duniawi dari dia." Kamu menerima hormat:
- . "Kamu sangat ingin menerimanya dan pikiranmu hanya tertuju pada hal ini saja dalam segala hal yang kamu lakukan."
- . "Kamu memberi hormat kepada orang lain dan menyanjung mereka hanya supaya mereka akan membalasnya dengan menyanjungmu juga." Petimus dabimusque vicissim -- Kami meminta dan karena itu kami memberi. Inilah keahlian orang sombong, yaitu melontarkan hormat kepada orang lain hanya supaya hormat itu terpantul kembali kepada mereka.
- . "Kamu sangat cermat dalam menyimpan semua kehormatan bagi dirimu sendiri dan membatasinya hanya untuk kelompokmu sendiri, seolah-olah hanya kamu sajalah yang berhak penuh atas segala yang terhormat."
- . "Kehormatan apa pun yang ditunjukkan kepadamu kamu terima bagi dirimu sendiri dan tidak meneruskannya kepada Allah, seperti yang dilakukan Herodes." Memuja manusia dan pikiran mereka dan senang dipuja-puji oleh mereka merupakan bentuk penyembahan berhala yang sangat bertentangan dengan Kekristenan, seperti halnya dengan bentuk penyembahan berhala lainnya.
- Kedua, pengabaian mereka terhadap kehormatan rohani yang di sini disebut hormat yang datang dari Allah yang Esa. Mereka tidak mencari ataupun memedulikan hal ini.
- Perhatikanlah:
- . Kehormatan sejati adalah yang datang dari Allah yang esa. Itulah kehormatan yang sesungguhnya dan yang kekal. Orang-orang yang disambut-Nya ke dalam kovenan dan persekutuan dengan diri-Nya sendiri adalah mereka yang benar-benar terhormat.
- . Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Melalui Kristus, semua orang yang percaya kepada-Nya menerima kehormatan yang datang dari Allah. Ia tidak bersikap berat sebelah, tetapi akan memberikan kemuliaan bilamana Ia memberikan kasih karunia-Nya.
- . Kita harus mencari, bertujuan dan bertindak untuk mendapatkan kehormatan yang datang dari Allah, dan itu saja yang harus kita lakukan, tidak boleh ada yang lain (Rm. 2:29). Itulah yang harus kita perhitungkan sebagai upah kita, seperti orang Farisi menganggap pujian manusia sebagai upah mereka.
- . Orang-orang yang tidak mau datang kepada Kristus dan orang-orang yang sangat menginginkan kehormatan duniawi, jelas-jelas tidak mencari hormat yang datang dari Allah, dan inilah kebodohan dan kehancuran mereka.
- Ketiga, pengaruh hal ini terhadap ketidaksetiaan mereka. Kamu yang mempunyai pikiran seperti ini, bagaimana mungkin kamu dapat percaya?
- Perhatikanlah di sini:
- . Kesulitan untuk percaya timbul dari dalam diri dan oleh karena kecemaran kita sendiri. Kita mempersulit diri sendiri, lalu mengeluh bahwa percaya itu sungguh tidak mungkin untuk dilaksanakan.
- . Keinginan berlebihan dan kegemaran akan kehormatan duniawi merupakan halangan besar untuk beriman kepada Kristus. Bagaimana mungkin orang yang memuja pujian dan hormat manusia bisa menjadi percaya? Bila iman dan hidup saleh dianggap ketinggalan zaman dan ditentang di mana-mana, bila Kristus dan para pengikut-Nya dipandang aneh, dan bila menjadi orang Kristen dianggap seperti menjadi burung belang (ini sudah biasa terjadi), bagaimana mungkin orang-orang yang berpandangan demikian bisa percaya? Mereka ini hanya lebih suka menonjolkan diri secara lahiriah.
- . Saksi terakhir yang diajukan di sini adalah Musa (ay. 45 dst.). Orang Yahudi sangat memuja Musa dan menilai diri sendiri tinggi karena menjadi murid-murid Musa. Mereka mengaku-ngaku taat kepada Musa dan menentang Kristus. Namun, di sini Kristus menunjukkan kepada mereka,
- (1) Bahwa Musa adalah saksi yang melawan orang-orang Yahudi yang tidak mau percaya, dan ia mendakwa mereka di hadapan Bapa. Yang mendakwa kamu adalah Musa. Ini dapat dipahami sebagai:
- [1] Menunjukkan perbedaan antara hukum Taurat dan Injil. Musa, yakni hukum Taurat itu, mendakwa kamu, karena melalui hukum itu orang mengenal dosa. Hukum itu menghukum kamu. Bagi kamu yang percaya kepada hukum itu, ada hukuman mati dan kutukan. Namun sebaliknya, rancangan Injil Kristus bukanlah untuk mendakwa kita: Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu. Kristus bukan datang ke dunia sebagai Momus (dewa Yunani yang kerjanya hanya mencela dan mengecam -- pen.), untuk mencari-cari kesalahan dan bertengkar dengan semua orang, atau sebagai mata-mata untuk memantau tindakan manusia, atau sebagai jaksa penuntut yang mencari kejahatan orang. Tidak, Ia datang untuk menjadi pembela, bukan pendakwa, untuk memperdamaikan Allah dengan manusia, bukan untuk membuat mereka lebih berselisih lagi. Alangkah bodohnya mereka itu jadinya, yang taat kepada Musa tetapi justru melawan Kristus, dan mau hidup di bawah hukum Taurat! (Gal. 4:21). Atau,
- [2] Menunjukkan sikap tidak masuk akal ketidaksetiaan mereka: "Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan menuntut kamu di hadapan pengadilan Allah dan meminta pertanggungan jawab dari kamu atas apa yang kamu lakukan terhadap-Ku, seperti yang biasa dilakukan oleh orang yang tidak bersalah yang menderita akibat tindak kejahatan. Tidak, Aku tidak perlu melakukannya. Kamu sudah didakwa di pengadilan sorga, dan terbuang. Musa sendiri telah cukup membuktikan kebersalahanmu dan mengecam kamu, karena ketidak-percayaanmu itu." Janganlah sekali-kali mereka salah mengerti tentang Kristus. Walaupun Ia seorang nabi, Ia tidak ingin menggunakan hak-Nya di sorga untuk melawan mereka yang menganiaya-Nya. Ia tidak seperti Elia yang mengadukan Israel kepada Allah (Rm. 11:2), ataupun seperti Yeremia yang ingin melihat pembalasan Allah terhadap mereka. Jangan pula sampai mereka dibiarkan begitu saja salah mengerti tentang Musa, seolah-olah ia akan memihak mereka dan menolak Kristus. Tidak, ada yang akan mendakwa kamu, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
- Perhatikanlah:
- Pertama, biasanya, hak istimewa dan keuntungan lahiriah merupakan keyakinan sia-sia orang-orang yang menolak Kristus dan anugerah-Nya. Orang Yahudi percaya kepada Musa dan menyangka bahwa dengan memiliki hukum-hukumnya dan ketetapan-ketetapannya mereka akan diselamatkan.
- Kedua, orang-orang yang mempercayakan diri kepada hak-hak istimewa mereka dan tidak berusaha memanfaatkannya dengan baik, bukan saja akan mendapati bahwa keyakinan mereka itu dikecewakan, tetapi juga bahwa hak-hak istimewa itu justru akan menjadi saksi-saksi yang melawan mereka.
- (2) Bahwa Musa adalah saksi bagi Kristus dan pengajaran-Nya (ay. 46-47): Ia telah menulis tentang Aku. Musa terutama bernubuat tentang Kristus, bahwa Dia adalah keturunan perempuan itu, keturunan Abraham, Silo, Sang Nabi yang agung itu. Tata upacara dalam hukum Taurat Musa merupakan gambaran Dia yang akan datang. Orang Yahudi menjadikan Musa sebagai pelindung atau pendukung mereka dalam perlawanan mereka terhadap Kristus, tetapi di sini Kristus menunjukkan kesalahan mereka, bahwa Musa sama sekali tidak menulis suatu pun yang bertentangan dengan Kristus, bahwa ia menulis bagi Dia, dan tentang Dia.
- Di sini:
- [1] Kristus mendakwa orang-orang Yahudi bahwa mereka tidak percaya kepada Musa. Sebelumnya Ia berkata (ay. 45) bahwa mereka menaruh pengharapan kepada Musa, namun di sini Ia berusaha menjelaskan bahwa sebenarnya mereka tidak percaya kepada Musa. Mereka menaruh pengharapan pada namanya, tetapi tidak menerima pengajarannya dalam arti dan maksud yang sebenarnya. Mereka tidak memahaminya dengan benar atau pun menghargai apa yang ditulis Musa tentang Mesias itu.
- [2] Ia membuktikan dakwaan ini berdasarkan ketidakpercayaan mereka terhadap-Nya: Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku. Perhatikanlah,
- pertama, ujian yang paling tepat bagi iman adalah melalui akibat yang dihasilkannya. Banyak yang berkata bahwa mereka percaya, tetapi tindakan-tindakan mereka membuktikan bahwa perkataan mereka tidak benar, sebab seandainya mereka percaya kepada Kitab Suci, mereka tentu akan bertindak lain.
- Kedua, Orang yang benar-benar percaya kepada satu bagian Kitab Suci, akan menerima setiap bagian lainnya juga. Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama telah digenapi di dalam Kristus hingga orang-orang yang menolak Kristus sebenarnya telah menyangkali nubuat-nubuat itu juga dan mengabaikannya.
- [3] Dari ketidakpercayaan mereka kepada Musa, Ia mengambil kesimpulan bahwa sungguh tidak aneh bila mereka menolak-Nya: Jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan? Bagaimana bisa dipikirkan bahwa kamu akan percaya?
- Pertama, "Jika kamu tidak percaya kepada tulisan-tulisan yang kudus itu, sabda yang ditulis hitam di atas putih dan merupakan cara paling pasti untuk menyampaikannya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan, karena kata-kata yang diucapkan biasanya kurang dipedulikan?"
- Kedua, "Jika kamu tidak percaya kepada Musa, yang sangat kamu hormati itu, bagaimana mungkin kamu akan percaya kepada-Ku, yang kamu pandang dengan penuh hina seperti ini?" (lih. Kel. 6:11).
- Ketiga, "Jika kamu tidak percaya pada apa yang dikatakan dan ditulis Musa tentang Aku, yang merupakan kesaksian yang kuat dan meyakinkan tentang Aku, bagaimana mungkin kamu akan percaya kepada Aku dan misi-Ku?" Jika kita tidak mengakui pernyataan-pernyataan yang disebutkan sebelumnya, bagaimana mungkin kita bisa mengakui kesimpulannya? Kebenaran agama Kristen, yang murni merupakan wahyu ilahi, bergantung pada otoritas atau kewenangan ilahi Kitab Suci. Karena itu, jika kita tidak percaya pada ilham ilahi tulisan-tulisan dalam Kitab Suci itu, bagaimana mungkin kita bisa menerima ajaran-ajaran Kristus?
- Maka, semua hal di atas mengakhiri kesaksian Yesus bagi diri-Nya sendiri. Kesaksian tersebut dilakukan untuk menjawab tuduhan yang diberikan kepada-Nya. Apa dampak dari kesaksian-Nya kita tidak tahu, tetapi mungkin seperti ini: mulut mereka terhenti sejenak, dan mereka terpaksa karena malu menarik tuduhan mereka, namun hati mereka tetap keras.
SH: Yoh 5:30-47 - Bapa mengutus putra-Nya (Jumat, 8 Januari 1999) Bapa mengutus putra-Nya
Setiap hasil pekerjaan membutuhkan pengakuan yang sah agar
pekerjaan tersebut layak dinyatakan sempurna. Siapa yang akan...
Bapa mengutus putra-Nya
Setiap hasil pekerjaan membutuhkan pengakuan yang sah agar pekerjaan tersebut layak dinyatakan sempurna. Siapa yang akan mensahkan kebenaran tentang Kristus? Banyak yang mengatakan bahwa pernyataan sah atau tidak kebenaran tentang Kristus, didasarkan pada banyaknya pengikut Kristus (kuantitas), semua yang tertulis dalam Alkitab dapat diterima akal, dlsb. Sebenarnya, apapun pendapat manusia, Kristus tidak memerlukan semua itu. Satu-satunya yang dapat mensahkan keabsahan siapa Kristus hanya Bapa-Nya, bukan manusia, bukan pula kesaksian Yohanes; sebab pekerjaan Kristus adalah pekerjaan Ilahi yang berotoritas.
Menerima Kristus. Benarkah ada orang yang percaya kepada Kristus tetapi tidak dapat menerima kebenaran pekerjaan-Nya? Ada yang percaya pada Kristus karena keturunan, kenyamanan, kekenyangan, dlsb. Orang-orang yang berciri demikian tidak jauh berbeda dengan orang pada zaman Kristus. Secara fisik mereka telah melihat Dia yang Mahatinggi, Mesias, telah hadir di tengah-tengah mereka, namun mereka tetap mengeraskan hati. Hanya orang-orang yang rindu mengenal Allah yang akan tiba pada pengenalan akan Kristus sebagai kebenaran yang paling tinggi.
Doa: Terima kasih Tuhan, Engkau sendiri menyatakan keabsahan Yesus.
SH: Yoh 5:30-47 - Saksi-saksi untuk Yesus (Senin, 7 Januari 2002) Saksi-saksi untuk Yesus
Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis, Allah Bapa,
Kitab Suci, dan Musa bersaksi tentang-Nya. Pada renung...
Saksi-saksi untuk Yesus
Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis, Allah Bapa, Kitab Suci, dan Musa bersaksi tentang-Nya. Pada renungan hari ini kita melihat secara lebih dalam lagi saksi-saksi yang disebutkan oleh Tuhan Yesus.
Yohanes Pembaptis disebut sebagai saksi. Kita telah melihat pada renungan sebelumnya bahwa salah satu ciri yang paling menonjol dalam diri Yohanes Pembaptis adalah tugas sebagai saksi. Malah kita mendapat kesan bahwa bersaksi merupakan hal yang paling utama. Mungkin ini yang merupakan alasan mengapa penulis Injil Yohanes tidak melukiskan Yohanes sebagai pembaptis. Mungkin lebih tepat jika menurut pelukisan Yohanes, Yohanes disebut sebagai Yohanes sang saksi ketimbang Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa Yohanes adalah seorang saksi (ayat 33,35-36).
Tidak hanya Yohanes, tetapi juga Bapa, yang bersaksi tentang Yesus. Mukjizat dan pengajaran Yesus adalah saksi-saksi bahwa Ia diutus Bapa (ayat 36-37). Lebih dari itu, bahkan Bapa sendiri bersaksi bahwa Yesus berasal dari-Nya. Jika percaya pada Yesus, maka mereka akan melihat Bapa. Namun, karena mereka tidak percaya pada Yesus, meski mereka mengaku menyembah Allah, mereka sesungguhnya tidak berallah.
Di samping Allah, Kitab Suci juga bersaksi tentang Yesus (ayat 39). Kitab Suci yang dimaksud di sini adalah Perjanjian Lama karena pada saat itu Perjanjian Baru belum ditulis. Yesus adalah pusat Perjanjian Lama. Ia adalah kunci untuk membuka semua rahasia Perjanjian Lama. Meski Kitab Suci bersaksi tentang Kristus, pemimpin-pemimpin agama tidak mau percaya pada Yesus sehingga mereka tidak memperoleh hidup kekal (ayat 40).
Musa yang merupakan tokoh penting dalam kehidupan orang Yahudi juga bersaksi tentang Kristus (ayat 46). Musa menulis gambar Kristus dalam tulisan-tulisannya. Sama seperti Yohanes sang saksi, ia juga digambarkan sebagai seorang saksi. Meski ia merupakan tokoh penting dalam sejarah Israel, ia adalah seorang saksi. Semua perbuatan dan karyanya menunjuk ke satu arah, yakni kesaksian tentang Kristus.
Renungkan: Bisa mengambil bagian sebagai saksi Yesus adalah kemuliaan besar dalam hidup. Jika di ujung perjalanan hidup orang banyak mengenal kita sebagai saksi Kristus, maka hidup telah mencapai tujuannya.
SH: Yoh 5:30-47 - Kesaksian dari atas (Selasa, 10 Januari 2006) Kesaksian dari atas
Hukum Taurat mengajarkan bahwa dakwaan di pengadilan hanya sah kalau
didukung oleh dua saksi yang dapat dipercaya (Ul. 17:...
Kesaksian dari atas
Hukum Taurat mengajarkan bahwa dakwaan di pengadilan hanya sah kalau didukung oleh dua saksi yang dapat dipercaya (Ul. 17:6). Dengan mengacu kepada lebih banyak saksi yang menguatkan kesaksian-Nya, Tuhan Yesus kini balik meneguhkan otoritas-Nya dan menyalahkan para pemimpin Yahudi yang mempersalahkan Dia.
Pertama, Tuhan Yesus menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan-Nya menjadi
saksi bahwa Dia melayani berdasarkan kehendak Allah Bapa (
Bagi kita orang percaya masa kini, baik PL maupun PB adalah kesaksian yang nyata dan hidup akan hidup, pengajaran, dan karya penyelamatan Tuhan Yesus yang melengkapi semua saksi yang ada lebih dahulu (PL). Jadi, tidak perlu lagi orang meragukan kebenaran Yesus dalam memercayai Dia sungguh-sungguh.
Renungkan: Hanya satu cara meyakinkan orang lain bahwa Kristus adalah Juruselamat satu-satunya, yaitu melalui hidup kita yang sudah diubahkan-Nya!
SH: Yoh 5:30-47 - Kesaksian-kesaksian tentang Yesus (Kamis, 31 Januari 2008) Kesaksian-kesaksian tentang Yesus
Pernyataan Yesus tentang hubugan unik-Nya dengan Allah tidak dapat
diterima oleh para pemimpin Yahudi. Mereka ...
Kesaksian-kesaksian tentang Yesus
Pernyataan Yesus tentang hubugan unik-Nya dengan Allah tidak dapat
diterima oleh para pemimpin Yahudi. Mereka hanya tahu siapa Dia
secara manusiawi, maka pernyataan Yesus merupakan penghujatan
terhadap Allah! Dan hukuman terhadap penghujat adalah mati! Meski
demikian, hukum Taurat mensyaratkan adanya 2-3 orang saksi untuk
menyatakan kelayakan seseorang menerima vonis hukuman mati (
Saksi pertama ialah Yohanes Pembaptis (33-35). Sebenarnya kesaksian manusia bukan hal yang utama, tetapi Yesus mengajukan saksi ini karena Ia ingin agar orang-orang Yahudi diselamatkan (34). Banyak dari antara mereka yang sudah mendengar dia dan menikmati terangnya (35). Namun mereka tetap tidak mau menerima kesaksiannya. Saksi berikut lebih penting, yaitu karya-Nya yang ajaib. Setiap aspek dari karya-Nya membuktikan keilahian-Nya. Lalu saksi yang terbesar adalah Bapa sendiri. Namun kesaksian itu mereka tolak juga, baik yang tertulis di dalam Kitab Suci maupun melalui Musa (37-40, 45-47). Padahal mereka selalu membanggakan status mereka sebagai umat Allah, yang pernah mengalami pimpinan Musa. Mereka juga rajin membaca dan menyelidiki Kitab Suci (39). Tetapi menolak isinya yang utama, yang menunjuk kepada Yesus, sang Mesias.
Klaim Yesus bahwa diri-Nya adalah Anak Allah jelas beroleh dukungan kuat melalui tiga kesaksian ini. Untuk zaman ini ada kesaksian Roh Kudus yang membimbing orang untuk paham dan percaya penyataan Allah di dalam Yesus. Penolakan terhadap klaim ini terjadi bukan karena kurang-nya bukti, melainkan karena kekerasan hati manusia. Sebalik-nya orang yang percaya akan menerima pengampunan dosa dan karunia hidup kekal. Bagaimana respons Anda? Menerima atau menolak?
SH: Yoh 5:30-47 - Bukan hanya membaca dan mempelajari (Kamis, 9 Januari 2014) Bukan hanya membaca dan mempelajari
Di dalam Ulangan 19:15 dituliskan bahwa "... baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak dis...
Bukan hanya membaca dan mempelajari
Di dalam Ulangan 19:15 dituliskan bahwa "... baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan." Berdasarkan hal ini, Yesus yang telah bersaksi kepada orang Yahudi bahwa Ia adalah Anak Allah (Yoh. 5:19-29), memaparkan kesaksian lain tentang diri-Nya (31-47).
Pertama, kesaksian Yohanes Pembaptis (33-35). Dia adalah saksi yang benar, tetapi para pemimpin agama tidak menerima kesaksiannya. Kedua, kesaksian dari karya-karya Yesus (36) yang memperlihatkan belas kasihan dan kasih karunia-Nya kepada mereka yang membutuhkan. Sementara orang-orang Yahudi menginginkan seorang mesias yang akan menggunakan mukjizat untuk melepaskan Israel dari musuh mereka. Itulah sebabnya mereka tidak mau menerima kesaksian dari karya-karya Yesus. Ketiga, kesaksian dari Bapa (37-38) bahwa Yesus adalah Anak Allah, dalam setiap karya dan perkataan Yesus.
Meski ada kesaksian dari Yohanes Pembaptis, karya-karya Yesus, kitab suci, dan Bapa sendiri, para pemimpin Yahudi tetap menolak Yesus. Namun orang yang menolak Yesus akan mendapat dakwaan. Bukan oleh Yesus, tetapi oleh orang yang memberikan kesaksian tentang Yesus, yaitu Musa (bdk. Ul. 18:15-19), orang yang mereka hormati, yang hukum-hukumnya mereka pertahankan dengan begitu ketat. Dengan menolak Yesus, berarti mereka menolak kesaksian Musa (45-46).
Ternyata membaca dan mempelajari kitab suci saja tidaklah cukup. Para pemimpin Yahudi juga melakukannya, tetapi mereka kehilangan makna utamanya yaitu janji tentang kedatangan Mesias, yang adalah Yesus. Karena itu kita harus berpaut pada firman dengan iman. Di dalam dan melalui Alkitab, kita akan menemukan Kristus lalu mengasihi dan menaati Dia. Maka ingatlah, Alkitab diberikan bukan supaya kita menimbun pengetahuan tentang Allah, melainkan supaya kita dapat mengenal, mengasihi, dan melayani Dia. Kiranya Roh Allah memampukan kita untuk menemukan Kristus di dalam Alkitab. Kiranya Roh menolong kita agar dapat mendengarkan suara Kristus melalui Alkitab yang kita baca setiap hari.
SH: Yoh 5:19-47 - Dari Maut ke Hidup (Senin, 6 Januari 2020) Dari Maut ke Hidup
Konflik antara orang Yahudi dan Yesus muncul pertama kali ketika Yesus merayakan Paskah di Yerusalem (2:18). Pada hari raya itu, k...
Dari Maut ke Hidup
Konflik antara orang Yahudi dan Yesus muncul pertama kali ketika Yesus merayakan Paskah di Yerusalem (2:18). Pada hari raya itu, kehadiran Yesus memunculkan konflik yang menegangkan. Konflik itu memicu mereka untuk membunuh-Nya (5:18).
Konflik memanas karena Yesus mengajarkan tentang siapakah Dia yang berkuasa “merombak” di Bait Allah (2:13-25). Kini, Ia “menyamakan diri-Nya” dengan Allah. Yesus menyebut diri-Nya Anak (Inggris: The Son, artikel “the” menunjukkan satu-satunya, tidak ada yang lain). Status Anak Allah ini menyatakan kesatuan Allah Bapa dan Yesus. Bapa memercayai Anak dan menyerahkan penghakiman atas manusia berdosa kepada-Nya. Posisi Anak ini seharusnya membuat mereka menghormati-Nya, sebagaimana mereka menghormati Bapa. Kesamaan dengan Bapa ditunjukkan Anak dengan mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya.
Tanda-tanda datangnya Mesias yang sudah dinubuatkan para nabi digenapi oleh Yesus yang disebut Anak Manusia. Segala kuasa ada pada-Nya (Dan. 7:13-14). Ia berkuasa menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Yes. 35:5; Ul. 32:39; 1Sam. 2:6). Tidak hanya memberikan hidup dalam kesementaraan dan kefanaan, Anak Manusia juga mempunyai hidup dalam diri-Nya. Ia menjamin akan memberikan hidup kekal kepada mereka yang mendengar perkataan-Nya dan percaya kepada Bapa yang mengutus-Nya.
Ia mengatakan ada kesaksian manusia tentang diri-Nya, yaitu Yohanes, Musa, dan Kitab Suci. Tetapi, kesaksian-kesaksian itu terbatas dan tidak dapat membawa manusia yang mendengar mempunyai hidup kekal. Hidup kekal yang disaksikan oleh Yohanes, Musa maupun Kitab Suci harus direspons dengan mendengar kebenaran dan perkataan yang disampaikan serta percaya pada Yesus, Anak Manusia, yang telah dijanjikan berabad-abad lamanya. Ia adalah Mesias itu.
Doa: Tolong kami bukan hanya menjadi penyelidik Kitab Suci, tetapi juga datang dan memercayakan diri kepada Kristus. [IKS]
Utley -> Yoh 5:31-47
Utley: Yoh 5:31-47 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 5:31-4731I Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi te...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 5:31-47
31I Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. 35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? 45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Yoh 5:31 Dalam Perjanjian Lama ada keperluan akan dua saksi untuk meneguhkan suatu perkara (lih. Bil 35:30; Ul 19:15). Dalam konteks ini Yesus memberikan lima saksi bagi diriNya: (1) Bapa (ay. Yoh 5:32,37); (2) Yohanes Pembaptis (ay. Yoh 5:33, lih. Yoh 1:19-51); (3) karya Yesus sendiri (lih. ay. Yoh 5:36); (4) Kitab Suci (lih. ay. Yoh 5:39); dan (5) Musa (lih. ay. Yoh 5:46) yang mencerminkan Ul 18:15-22.
□ "jika" Ini adalah suatu KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berbicara mengenai kemungkinan tindakan.
"kesaksian-Ku itu tidak benar" Ini sepertinya berlawanan dengan Yoh 8:14. Konteksnya menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan ini dibuat dalam latar-belakang yang berbeda. Di sini Yesus menunjukkan berapa banyaknya saksi-saksi yang lain, namun dalam Yoh 8:14 Ia menyatakan bahwa cukup kesaksianNya saja yang dibutuhkan!
Yoh 5:32 "ada yang lain yang bersaksi tentang Aku" Ini menunjuk pada Allah Bapa (lih. 1Yoh 5:9) karena penggunaan kata allos, yang artinya adalah "yang lain namun sejenis" dalam perbedaan menyolok dengan kata heteros, yang berarti "satu dari yang berbeda jenis." Lihat Topik Khusus: Saksi-saksi Yesus pada Yoh 1:8.
Yoh 5:33 "Yohanes" ini menunjuk pada Yohanes Pembaptis.
Yoh 5:34 "Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan" Ini ialah suatu AORIST PASSIVE SUBJUNCTIVE. Bentuk PASSIVE VOICE mengisyaratkan pelakunya adalah Allah atau Roh (lih. Yoh 6:44,65). Ingat Injil adalah proklamasi penginjilan dan bukan biografi kesejarahan. Selalu ada maksud penginjilan dalam apapun yang telah dicatat. (lih. Yoh 20:30-31).
Yoh 5:35 "Ia adalah pelita" (lih. Yoh 1:6-8).
Yoh 5:36 "Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku" Tindakan Yesus adalah penggenapan nubuatan PL tentang Mesias. Orang Yahudi pada jamanNya semestinya mengenali tanda-tanda ajaib: mencelikkan mata orang buta, memberi makan orang miskin, menyembuhkan orang timpang (lih. Yes 29:18; 32:3-4; 35:5-6; 42:7). Kuasa pengajaran Yesus, gaya hidup kebenaran, belas kasih, dan mujizat yang dahsyat (lih. Yoh 2:23; 10:25,38; 14:11; 15:24) menjadi saksi yang jelas akan siapa Dia sebenarnya, darimana Ia berasal, dan Siapa yang mengutusNya.
Yoh 5:37 "Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat" Yesus sedang menegaskan bahwa meskipun orang Yahudi mestinya telah mengenal Allah melalui Kitab Suci dan pengalaman penyembahan pribadi, mereka tidak mengenal Dia sama-sekali (lih. Yes 6:9-10; Yer 5:21). Dalam PL, melihat Tuhan adalah pikiran untuk mendatangkan maut. Satu-satunya orang yang berbicara kepada YHWH muka dengan muka adalah Musa dan itupun pertemuannya diselimuti oleh tabir Awan. Banyak orang yang berpikir bahwa Kel 33:23 berlawananan dengan Yoh 1:18. Namun demikian, istilah Ibrani dalam Keluaran berarti "pasca kemuliaan". Bukan bentuk jasmani.
Yoh 5:38 "firman-Nya…menetap di dalam dirimu. Ini adalah dua penggambaran yang sangt kuat dalam tulisan- tulisan Yohanes. Firman Allah (logos) harus diterima, setelah diterima (cf. Yoh 1:27) harus tetap tinggal (tinggal, lih. Yoh 8:31; 15:4,5,6,7,10; 1Yoh 2:6,10,14,17,24,27,28; 3:6,14,15,24). Yesus adalah pernyataan penuh Allah (lih. Yoh 1:1-18; Fili 2:6-11; Kol 1:15-17; Ibr 1:1-3. Keselamatan diteguhkan oleh suatu hubungan yang berkelanjutan (pengertian Bahasa Ibrani Hebrew tentang "mengenal" lih. Kej 4:1; Yer 1:5) dan peneguhan dari kebenaran- kebenaran injil (pengertian Yunani atas "mengenal" lih. 2Yoh 1:9).
Kata "tinggal" ini digunakan dalam pengertian keintiman, hubungan pribadi yang disertai ketekunan. "Tinggal" adalah syarat bagi keselamatan yang sungguh (lih. pasal Yoh 15) Ini digunakan beberapa kali di Yohanes:
- 1. Anak di dalam Bapa (lih. Yoh 10:38; 14:10,11,20,21; 17:21)
- 2. Bapa di dalam Anak (lih. Yoh 10:38; 14:10,11,21; 17:21,23)
- 3. orang percaya di dalam Anak (lih. 2Yoh 1:10)
- 5. orang percaya di dalam Anak dan Bapa (lih. Yoh 14:23)
- 5. orang percaya di dalam firman (lih. Yoh 5:41; 8:31; 15:7; I Yoh 2:41). Lihat Topik Khusus pada 1Yoh 2:10.
Yoh 5:39 "Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci" Ini dapat merupakan suatu PRESENT ACTIVE INDICATIVE atau suatu PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Karena ini ada di dalam daftar dari saksi-saksi yang telah ditolak orang Yahudi barangkali ini adalah suatu INDICATIVE. Inilah tragedi dari para pemimpin Yahudi: merekamemiliki Kitab Suci, membacanya, mempelajarinya, mengingatnya, dan masih saja tidak mengerti menunjuk pada siapa semua hal tersebut! Tanpa Roh, bahkan Kitab Suci tidak akan efektif.!
□ "Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" Ini menunjuk pada Kitab-kitab Suci PL. Kebanyakan dari khotbah awal Petrus (lih. Kis 3:18; 10:43) dan Paulus (lih. Kis 13:27; 17:2-3; 26:22-23,27) dalam Kisah menggunakan penggenapan nubuatan sebagai suatu bukti keMesiasan Yesus. Semua kecuali satu bagian (1Pet 3:15-16), yang meneguhkan otoritas Kitab Suci yang didapati dalam PB (lih. 1Kor 2:9-13; 1Tes 2:13; 2Tim 3:16; 1Pet 1:23-25; 2Pet 1:20-21), menunjuk pada PL. Yesus secara jelas melihat DiriNya sendiri sebagai penggenapan dan sasaran (dan penafsir yang paling tepat, lih. Mat 5:17-48) dari PL.
Yoh 5:41-44 Ayat-ayat ini sepertinya mencerminkan fakta bahwa para pemimpin agama Yahudi menikmati dukungan kehormatan dari rekan-rekan mereka. Mereka dimuliakan dalam pengutipan para rabi dari masa lalu, namun karena kebutaan rohani mereka tidak menemukan guru yang terbesar dari para guru besar, yang ada di tengah- tengah mereka. Inilah satu dari pengaduan keras Yesus mengenai kerabian Yudaisme abad pertama.
- NASB NRSV "Aku tidak memerlukan hormat dari manusia"
- NKJV "Aku tidak menerima hormat dari manusia"
- TEV "Aku tidak mencari pujian manusia"
- NJB "Kemuliaan manusia tak berarti bagiku"
Istilah "kemuliaan," doxa, sukar diterjemahkan secara konsisten. Kata ini mencerminkan "kemuliaan" dalam bahasa Ibrani kabodh, yang digunakan (1) sebagai cara untuk menyatakan cahaya kecemerlangan hadirat Allah (lih. Kel 16:10; 24:17; 40:34; Kis 7:2) dan (2) untuk memuji dan menghormati Allah karena sifat dan perbuatanNya. Sebuah ayat yang bagus yang mengkombinasikan konotasi-konotasi ini adalah 2Pet 1:17.
Aspek kecemerlangan hadirat dan karakter Allah berhubungan dengan (1) para malaikat (lih. Luk 2:9; 2Pet 2:10); (2) kebesaran kekuasaan Yesus (lih. Yoh 1:14; 8:54; 12:28; 13:31; 17:1-5,22,24; 1Kor 2:8; Fili 3:17; dan
1. menurun kepada orang percaya (lih. Rom 8:18,21; 1Kor 2:7; 15:43; 2Kor 4:17; Kol 3:4; 1Tes 2:12; 2Tes 2:10; Ibr 2:10; 1Pet 5:1,4).
Juga menarik untuk dicatat bahwa Yohanes menunjuk pada penyaliban Yesus sebagai saat dipermuliakanNya Ia. (lih. Yoh 7:39; 12:16,23; 13:31). Namun demikian, ini dapat pula diterjemahkan sebagai "hormat" atau "ucapan syukur" (lih. Luk 17:18; Kis 12:23; Rom 4:20; 1Kor 10:31; 2Kor 4:15; Fili 1:11; 2:11; Wahy 11:13; 14:7; 16:9;
Yoh 19:7). Inilah bagaimana kata ini digunakan dalam konteks ini.
Yoh 5:43 "kamu tidak menerima Aku" Di keseluruhan Injil Yohanes, fokus percaya Yesus bikan merupakan resep pengakuan iman secara teologis namun suatu perjumpaan pribadi dengan Dia. Kepercayaan bermula dengan keputusan untuk mempercayai Dia. Ini memulai suatu hubungan pemuridan pribadi yang bertumbuh yang berpuncak dalam kedewasaan doktrin dan kehidupan seperti Kristus.
Yoh 5:44 Lihat catatan pada Yoh 17:3.
Yoh 5:45-47 Yesus sedang menegaskan bahwa tulisan-tulisan Musa menyatakan diriNya. Ini mungkin adalah suatu rujukan pada Ul 18:15-22. Dalam ay. Yoh 5:45 Kitab Suci dipersonifikasikan sebagai seorang pendakwa. Ini dimaksudkan sebagai pemandu (lih. Luk 16:31). Pemandu ditolak, menjadi suatu musuh (lih. Gal 3:8-14,23-29).
Yoh 5:46,47 "jikalau. . .jikalau" Ayat Yoh 5:46 adalah sebuah KALIMAT SECOND CLASS CONDITIONAL yang disebut "berlawanan dengan fakta" yang menegaskan bahwa para pemimpin Yahudi tidak percaya secara sungguh-sungguh bahkan di dalam tulisan-tulisan Musa dan bahwa Yesus akan menjadi hakim mereka pada akhir jaman. Kata "jikalau" dari ayat Yoh 5:47 mengantar sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar (NIV menuliskannya "since/berhubung").
Topik Teologia -> Yoh 5:38
Topik Teologia: Yoh 5:38 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Inspirasi Kitab Suci
Inspirasi Perjanjian Baru
Pandangan Inspirasi Perjanjian Baru dari Yesus
...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Inspirasi Kitab Suci
- Inspirasi Perjanjian Baru
- Pandangan Inspirasi Perjanjian Baru dari Yesus
- Pengajaran Kristus dan Inspirasi Perjanjian Baru
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah Tindakan Allah yang Terbesar dan Keputusan Manusia yang Terpenting
TFTWMS -> Yoh 5:30-47
TFTWMS: Yoh 5:30-47 - Pernyataan Saksi-saksi-nya PERNYATAAN SAKSI-SAKSI-NYA (Yohanes 5:30-47)
Atas dasar apakah Anda percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah? Seandainya Anda dipanggil untuk ...
PERNYATAAN SAKSI-SAKSI-NYA (Yohanes 5:30-47)
Atas dasar apakah Anda percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah? Seandainya Anda dipanggil untuk bersaksi tentang iman Anda dalam ruang pengadilan, bagaimanakah Anda akan menjawab pertanyaan "Mengapa engkau percaya?" Ravi Zacharias, seorang pembela iman Kristen zaman sekarang, baru-baru ini berkata, "Kita ini sedang hidup di dalam dunia keragu-raguan tingkat sarjana. Jawaban tingkat prasarjana tidak akan memuaskan. Kita harus diperlengkapi untuk menjawab pelbagai pertanyaan dunia yang paling sulit."1
Ketika ditanya tentang keputusannya mengambil kedudukan sebagai sarjana tamu di Cambridge University dengan maksud untuk belajar di bawah beberapa kaum atheis di situ, Zacharias memberikan jawaban ini. Sebagian besar penginjilan diarahkan kepada orang-orang yang sedang menghadapi krisis. Tetapi bagaimanakah kita menggapai orang-orang yang tak terhitung jumlahnya di luar sana yang tidak merasa membutuhkan Allah? Hal ini menyebabkan saya ingin belajar di bawah para pemikir atheis yang terbaik di zaman kita sehingga saya dapat merespon dengan argumentasi yang masuk akal dan meyakinkan. Saya ingin menjadi penginjil bagi kaum pemikir—bagi orang ragu-ragu yang jujur, bagi apa yang saya sebut Penyembah Berhala Yang Bahagia.2
Di dalam teks kita, Yesus menghadirkan saksi-saksi bagi identitas-Nya sebagai Anak Allah, hampir seperti yang dilakukan oleh pengacara pengadilan yang baik. Pertama, Ia mengutip kesaksian Bapa itu sendiri (5:32, 37). Lalu, ada kesaksian Yohanes Pembaptis (5:33). Kesaksian Yohanes bisa jadi terlihat tidak penting bagi kita di zaman sekarang, namun dalam abad pertama kesaksian itu merupakan kesaksian perdana seorang tokoh umum di zaman itu. Yesus juga menghadirkan pelbagai pekerjaan mujizatiah-Nya sebagai saksi atas gelarnya sebagai Anak Allah (5:36). Saksi keempat Yesus adalah Kitab Suci (5:39). Bila disatukan, keempat saksi ini membentuk satu kasus yang kuat yang mendukung pelbagai pernyataan Yesus itu.
Yesus mencatat ironi dari cara para pemimpin Yahudi itu menyelidiki isi Kitab Suci yang hanya untuk mengabaikan tujuan utama Kitab Suci itu: kesaksian untuk Yesus Kristus sendiri! Baru-baru ini saya membaca tentang satu lukisan yang tergantung pada sebuah dinding dekat pintu masuk sebuah gedung gereja di Atlanta, Georgia. Lukisan ini, yang berupa gambar Yesus, disumbangkan oleh beberapa perwira tentara Korea Selatan. Diperlukan pandangan sekilas yang biasa saja bagi seseorang untuk dapat mengenali gambar Yesus sebagai Gembala Yang Baik yang sedang mengawasi kawanan domba-Nya. Seraya orang lebih mendekat ke lukisan itu, ia pun sadar bahwa si pelukis membuat lukisan itu dengan menggunakan semua kata Perjanjian Baru! Namun begitu, ketika si pemerhati itu berdiri cukup dekat lagi untuk melihat semua judul kata-kata itu, ia tidak akan bisa melihat lukisan itu lagi. Itulah yang sudah dilakukan oleh para pemimpin Yahudi! Mereka memperbesar pelbagai pernyataan individual dan melupakan apa yang diungkapkan oleh seluruh pekerjaan yang tersusun menyatu itu!
Saksi terakhir yang Yesus ajukan untuk pembelaan-Nya adalah Musa (5:46). Para lawan Yesus melihat Dia sebagai musuh dari pemberi taurat yang mulia (Musa), tetapi Yesus berkata "Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku" (5:46). Jika sebelumnya ada keragu-raguan, sekarang Yesus secara meyakinkan "menyeberangi Rubicon" ketika Ia membuat pelbagai pernyataan itu. Setelah membuat pelbagai pernyataan tentang Allah Bapa, Yohanes Pembaptis, pekerjaan-Nya, Kitab Suci, dan Musa, Yesus tidak dapat berbalik lagi!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) "BAPA MENGASIHI ANAK" (Yohanes 5:19-47)
Pada 49 S. M., Julius Caesar telah menjadi orang yang paling berkuasa di Roma. Selama dua tahun ia...
"BAPA MENGASIHI ANAK" (Yohanes 5:19-47)
Pada 49 S. M., Julius Caesar telah menjadi orang yang paling berkuasa di Roma. Selama dua tahun ia berada di luar kota Roma untuk memerangi suku-suku yang suka berperang dan untuk memperlihatkan keterampilannya sebagai seorang jendral dan pemimpin. Keberadaannya di Gaul itu hanya membuat Caesar lebih kuat ketika ia kembali ke Roma, dan hal itu membuat lawan-lawan politiknya menjadi semakin cemas.
Ketika Caesar diperintahkan pulang oleh Senat Romawi, ia sadar bahwa musuh-musuhnya sedang berusaha untuk menghancurkan dia. Untuk pulang ke rumah ia harus menyeberangi Sungai Rubicon dan meninggalkan di belakang dia bala tentaranya yang setia. Selama bertahun-tahun sungai itu sudah berfungsi sebagai garis batas yang mutlak, yang selepas itu seorang jendral tidak boleh membawa serta bala tentaranya. Karena musuh-musuhnya diizinkan untuk tetap mempertahankan bala tentara mereka, maka Caesar sudah menduga bahwa memasuki kota Roma sendirian sama saja dengan menerima hukuman mati. Akibatnya, ia membuat keputusan berani untuk membawa serta bala tentaranya bersama dia untuk menyeberangi Rubicon menuju Roma! Ketika tersiar kabar di dalam kota itu bahwa Caesar telah "menyeberangi Rubicon," setiap orang tahu bahwa perang saudara sudah dimulai. Tindakan Caesar itu jelas menentang Senat Roma, dan musuh-musuhnya dengan segera melarikan diri dari kota Roma. Dalam dua bulan, Julius Caesar sudah berhasil menghancurkan semua perlawanan dan membuat seluruh Italia berada di bawah kekuasaannya. Oleh karena kisah ini, "menyeberangi Rubicon" merupakan ungkapan yang bahkan digunakan di zaman sekarang untuk menggambarkan suatu keputusan yang tidak dapat ditarik kembali atau tindakan tegas yang tidak dapat diubah.
Sampai titik ini dalam Injil Yohanes, kita sedang memperhatikan pelbagai kisah tentang Yesus dan sikap-Nya terhadap orang banyak. Kita senang melihat Dia menyembuhkan penderitaan mereka, menghibur orang-orang yang patah semangat, dan memimpin mereka kepada kehidupan. Di awal pasal 5, Yesus menyembuhkan orang lumpuh dan menyulut perlawanan yang berapi-api dari pihak para pemimpin Yahudi. Di dalam teks kita, 5:19-47, tidak terdapat satu cerita pun. Sebaliknya, nas itu merupakan bagian pengajaran yang di dalamnya hanya Yesus saja yang melakukan semua pembicaraan. Kita harus jangan melompati bagian ini dalam ketergesa-gesaan kita untuk menemukan bagian cerita lainnya, sebab sesuatu yang amat penting sedang terjadi si sini: Yesus sedang "menyeberangi Rubicon"!
Dalam teks ini, Yesus sedang membuat pelbagai pernyataan yang dinyatakan kepada semua orang, "Inilah peperangan!" Dengan kemarahan mereka yang menggelegak terhadap apa yang Ia telah lakukan dalam bagian pertama pasal ini, Yesus dapat dengan mudah menarik diri atau mencoba meredakan kemarahan orang-orang Yahudi itu. Sebaliknya, Ia "menyeberangi Rubicon," karena Ia tahu bahwa penyaliban sedang menunggu Dia di sisi lainnya. Nas ini secara alami terbagi ke dalam tiga bagian, yang semuanya memperlihatkan Yesus sedang membuat pernyataan yang berani yang membuat marah para penguasa dan akhirnya membawa Dia kepada salib.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (YOHANES 5:19-47)
Sekarang ini, sebagian besar orang tidak berusaha keras untuk membela kebenaran. Kekuatan utama budaya adalah pluralisme...
KESIMPULAN (YOHANES 5:19-47)
Sekarang ini, sebagian besar orang tidak berusaha keras untuk membela kebenaran. Kekuatan utama budaya adalah pluralisme—suatu gerakan yang menjauh dari konsep kebenaran mutlak dan menuju kepada relativisme dalam segala sesuatu. Semua orang dan semua agama dipandang sebagai benar dalam cara mereka sendiri. Tugas kita, kita diberitahu, adalah memahami kehidupan dari sudut pandang orang lain dan menerima pandangan orang lain. Dalam teks yang sudah kita pelajari, Yesus melangkah ke dalam dunia kita dan berkata, pada intinya, "Umat-Ku harus menghormati semua manusia, mengasihi semua manusia, dan berusaha untuk memahami semua manusia. Namun begitu, ada beberapa prinsip yang tidak dapat dikompromikan. Beberapa hal adalah benar dan harus dinyatakan sebagai kebenaran yang mutlak, terlepas dari apa pendapat orang lain mana saja tentang hal itu."
G. Campbell Morgan, "begawan eksposisi Alkitab," pernah berkata tentang teks ini, "Pada tingkatan manusia, apa yang Yesus lakukan pada waktu itu dan apa yang Ia katakan pada waktu itu meminta korban nyawa-Nya sendiri. Mereka tidak pernah mengampuni Dia."3Itu merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa dalam pasal 5 Yesus "telah menyeberangi Rubicon." Kita tidak dapat berbuat kurang daripada apa yang Yesus telah lakukan dengan salib sebagai akibatnya.
TFTWMS: Yohanes (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ravi Zacharias, "Reaching the Happy Pagans," Christianity Today (14 November 1994), 18.
2 Ibid.
3 Leon Morris, Ex...
Catatan Akhir:
- 1 Ravi Zacharias, "Reaching the Happy Pagans," Christianity Today (14 November 1994), 18.
- 2 Ibid.
- 3 Leon Morris, Expository Reflections on the Gospel of John (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1988), 193.
Pengarang: Bruce McLarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi