Teks -- Yudas 1:1-2 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yud 1:2
Full Life: Yud 1:2 - RAHMAT ... MELIMPAHI KAMU.
Nas : Yud 1:2
Kata "melimpahi" (Yun. _plethuno_) secara harfiah berarti "menjadi
berlipatganda". Pada saat kita menghampiri Allah, rahmat, sejahter...
Nas : Yud 1:2
Kata "melimpahi" (Yun. _plethuno_) secara harfiah berarti "menjadi berlipatganda". Pada saat kita menghampiri Allah, rahmat, sejahtera, dan kasih-Nya menjadi lipat dua, lipat tiga bahkan lipat empat.
Var: bangsa-bangsa lain yang terpanggil
Var: yang dikuduskan.
Ende -> Yud 1:1
Judas, lazim disebut Juda, untuk membedakan dia dari Judas pengchianat.
Ref. Silang FULL: Yud 1:1 - Dari Yudas // Yesus Kristus // yang terpanggil // Yesus Kristus · Dari Yudas: Mat 13:55; Yoh 14:22; Kis 1:13
· Yesus Kristus: Rom 1:1
· yang terpanggil: Rom 1:6,7
· Yesus Kristus: Yoh 17...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yud 1:1-2
Matthew Henry: Yud 1:1-2 - Berkat Kerasulan
Kita temukan di sini,
I. Uraian penulis surat ini, tabiat jemaat, serta berkat-berkat dan hak-hak istimewa perkumpulan orang-orang yang ber...
- Kita temukan di sini,
- I. Uraian penulis surat ini, tabiat jemaat, serta berkat-berkat dan hak-hak istimewa perkumpulan orang-orang yang berbahagia itu (ay. 1-2).
- II. Alasan mengapa ia menulis surat ini (ay. 3).
- III. Tabiat orang-orang fasik dan menyimpang, yang sudah muncul di dalam jemaat yang masih bayi itu, dan yang akan digantikan oleh orang-orang lain yang sama jahatnya di kemudian hari (ay. 4).
- IV. Peringatan supaya tidak mendengarkan dan menjadi pengikut orang-orang semacam itu, serta peringatan terhadap kedahsyatan murka Allah atas orang-orang Israel yang tidak percaya dan menggerutu dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir. Juga, peringatan yang diambil dari perkara para malaikat yang jatuh, serta dari perkara dosa dan penghukuman atas Sodom dan Gomora (ay. 5-7).
- V. Dengan orang-orang seperti inilah Rasul Yudas menyamakan para penyesat itu, yang mengenai mereka ia memperingatkan jemaat supaya berhati-hati. Ia menggambarkan mereka secara terperinci (termasuk ay. 8-13).
- VI. Kemudian (terutama karena sesuai dengan alasan Rasul Yudas) ia mengutip nubuat dari zaman dahulu tentang Henokh yang menubuatkan dan menggambarkan penghukuman yang akan datang (ay. 14-15).
- VII. Ia berbicara lebih lengkap perihal tabiat penyesat, dan berjaga-jaga terhadap pelanggaran yang bisa saja cenderung dilakukan orang-orang tulus karena diperbolehkan berbuat hal-hal seperti itu, dengan menunjukkan bahwa hal itu telah dinubuatkan jauh sebelumnya dan pasti akan terjadi (ay. 16-19).
- VIII. Ia menasihati mereka agar bertekun di dalam iman, bersungguh-sungguh di dalam doa, berjaga-jaga supaya tidak menjauh dari kasih Allah, dan tetap mengharapkan hidup kekal (ay. 20-21).
- IX. Ia menunjukkan cara bertindak terhadap orang-orang yang melakukan perbuatan salah dan memalukan (ay. 22-23).
- X. Mengakhiri dengan pujian penuh rasa takjub bagi Allah di dalam kedua ayat terakhir.
Berkat Kerasulan (1:1-2)
- Di sini kita melihat kata pengantar atau pendahuluan, dan di dalamnya terdapat,
- I. Uraian penulis surat ini, Yudas, atau Yehuda. Ia memiliki nama sama dengan salah satu leluhurnya, bapa gereja, putra Yakub, yakni putra paling terkenal meskipun bukan yang sulung, dan dari keturunannya inilah (sebagai ahli waris langsung) Sang Mesias datang. Ini merupakan nama yang bernilai, terkenal, dan terhormat, namun,
- 1. Ada juga orang bernama sama yang jahat. Seseorang bernama Yudas (salah satu dari kedua belas murid dengan nama belakang Iskariot, nama tanah kelahirannya) yang ternyata seorang pengkhianat jahat, yang mengkhianati Tuhannya dan Tuhan kita. Nama-nama yang sama bisa saja umum dipakai orang-orang yang terbaik dan terjahat. Mungkin baik untuk diberi nama sama dengan orang-orang baik yang terkenal, tetapi kita tidak dapat menarik kesimpulan dari situ apa jadinya kita nanti di kemudian hari, meskipun kita bisa tahu orang-orang macam apa yang diinginkan dan diharapkan orangtua atau leluhur kita bagi kita. Namun,
- 2. Yudas kita yang satu ini orang yang sama sekali berbeda. Ia seorang rasul, seperti halnya Iskariot. Namun, ia murid dan pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, tidak seperti Yudas yang satunya lagi. Ia pelayan Yesus Kristus yang setia, sedangkan yang lain seorang pengkhianat dan pembunuh. Itulah sebabnya di sini yang satu dibedakan dari yang lain dengan sangat hati-hati. Catatan Dr. Manton mengenai hal ini adalah bahwa Allah sangat memperhatikan nama baik para hambaNya yang tulus dan berjasa. Kalau begitu, mengapa kita harus membesar-besarkan nama baik dan jasa kita atau sesama kita? Di sini rasul kita ini menyebut dirinya sendiri sebagai hamba Yesus Kristus, dan memandang gelar ini sangat terhormat. Lebih terhormat menjadi hamba Kristus yang tulus dan berjasa daripada menjadi raja duniawi, tidak peduli sebesar apa pun kuasa dan kemakmurannya. Rasul Yudas bisa saja menyatakan diri bersaudara dengan Kristus secara jasmani, tetapi ia justru melepaskan hak ini dan lebih suka bermegah sebagai hamba-Nya. Amatilah,
- (1) Sungguh merupakan kehormatan yang lebih besar menjadi hamba Yesus Kristus yang setia daripada bersaudara dengan-Nya secara jasmani. Banyak dari antara saudara-saudara Kristus secara alami dan juga para leluhur-Nya, yang akhirnya binasa. Bukan karena tidak memiliki kasih sayang alami terhadap diri-Nya sebagai manusia, melainkan karena ketidaksetiaan dan kedegilan hati mereka. Karena itu, mereka yang merupakan keturunan serta kerabat dekat orang-orang paling terkenal seharusnya bisa menjadi contoh kesalehan yang baik dan membuat orang cemburu kepada mereka dengan cemburu ilahi. Anak laki-laki Nuh bisa saja selamat di dalam bahtera dari air bah penghancuran sementara, namun akhirnya hanyut di dalam air bah murka ilahi dan menanggung siksaan api kekal. Kristus sendiri berkata kepada kita bahwa orang yang mendengar dan melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibuKu (Mat. 12:48-50). Jadi, orang seperti ini lebih terhormat dan beruntung dalam memiliki hubungan dengan-Nya, dibandingkan dengan kerabat-Nya secara alami yang dianggap terdekat dan terkasih dengan-Nya (lihat Mat. 12:48-50).
- (2) Karena itu, Rasul Yudas menyebut diri sebagai hamba, meskipun ia seorang rasul, pejabat terhormat di dalam kerajaan Kristus. Merupakan kehormatan besar bagi pelayan Tuhan yang rendah namun tulus hati (dan ini juga berlaku bagi setiap orang Kristen yang tulus), bahwa ia adalah hamba Yesus Kristus. Sebelum ditunjuk sebagai rasul, mereka adalah hamba, dan sesudah menjadi rasul, mereka tetaplah hamba. Karena itu, singkirkan segala keinginan para pelayan Kristus untuk menguasai satu sama lain ataupun menguasai domba-domba yang dipercayakan kepada mereka. Biarlah kita senantiasa memperhatikan pesan Penebus kita, Tidaklah demikian di antara kamu (Mat. 20:25-26). Dan Rasul Yudas juga menyebut dirinya saudara Yakobus, yaitu orang yang digelari para penulis kuno sebagai penilik jemaat pertama Yerusalem, yang tabiat serta kesyahidannya disebut oleh Yosefus, yang menyatakan Yakobus sebagai salah satu penyebab utama penghancuran mengerikan atas kota dan bangsa itu dengan kejahatan yang sedemikian keji. Nah, dengan Yakobus inilah Yudas kita ini bersaudara, namun saya tidak bisa memastikan apakah ini dalam arti yang sebenar-benarnya atau dalam arti luas. Bagaimanapun, Rasul Yudas menganggapnya sebagai kehormatan karena ia adalah saudara dari tokoh seperti itu. Kita pun patut menghormati mereka yang melebihi kita dalam hal usia, karunia, anugerah, dan kedudukan. Janganlah merasa iri kepada mereka, menyanjung mereka, ataupun mengikuti teladan mereka semata apabila kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa mereka bertindak salah. Demikianlah Rasul Paulus menentang Rasul Petrus secara terang-terangan, meskipun ia sangat menghormati dan mengasihinya, ketika melihat bahwa Petrus pantas dipersalahkan, artinya, benar-benar patut dipersalahkan (Gal. 2:11 dst.).
- II. Di sini kita diberi tahu kepada siapa surat ini ditujukan, yakni kepada semua orang yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. Saya akan mengawali dengan kata yang terpanggil, yakni yang dipanggil sebagai orang-orang Kristen berdasarkan perasaan kasih, yang sebenarnya belum tentu pantas demikian, atau berdasarkan penilaian atau pendapat yang kita berikan satu sama lain. Sebab apa yang tidak tampak, tidak seharusnya kita perhitungkan ketika berurusan dan mengecam satu sama lain, sekalipun kita melakukannya dengan niat jujur tetapi sebenarnya salah melangkah. Gereja tidak menganggap diri (saya yakin tidak seharusnya) boleh menghakimi apa yang tersembunyi (hal-hal yang diungkapkan sebelum waktunya), supaya semangat kita yang gegabah dan tidak masuk akal tidak menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat. Lalang dan gandum itu (jika Kristus adalah Hakimnya) harus tumbuh bersama sampai waktu menuai (Mat. 13:28-30). Kemudian, dengan menggunakan sarana yang tepat, Dia sendirilah yang akan memisahkan keduanya pada waktunya nanti. Kita harus berpikiran yang terbaik sebaik mungkin tentang setiap orang, sampai hal yang sebaliknya tampak. Janganlah terburu-buru menerima atau menyebarkan, apalagi sampai mereka-reka sendiri, sifat-sifat buruk dari saudara-saudara kita. Paling tidak, inilah yang bisa kita perbuat menurut gambaran Rasul Paulus yang luas dan unggul perihal kasih terhadap sesama (1Kor. 13). Inilah yang patut kita perhatikan dalam bertindak. Sebelum kita lakukan itu, gereja-gereja Kristen akan (seperti yang sayang sekali terjadi dewasa ini) dipenuhi sikap iri hati dan mementingkan diri sendiri, kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (Yak. 3:16). Atau, Rasul Yudas boleh jadi berbicara tentang mereka sebagai yang terpanggil menjadi orang Kristen, melalui pemberitaan firman Tuhan, yang mereka terima dengan senang hati, dan mereka akui serta mereka percayai dengan sungguh hati, dan dengan demikian diterima di dalam perkumpulan dan persekutuan jemaat, dengan Kristus sebagai Kepala, dan orang-orang percaya sebagai anggota. Orang-orang percaya sejati adalah orang-orang percaya yang sungguh-sungguh dan diakui dengan nyata. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah orang-orang yang terpanggil, dipanggil keluar dari dunia, dari roh serta watak jahatnya, mengatasi dunia, ke hal-hal yang lebih luhur dan baik, ke sorga, dan ke hal-hal yang tidak kelihatan dan kekal. Mereka dipanggil keluar dari dosa kepada Kristus, dari kesia-siaan kepada kesungguhan hati, dari kecemaran kepada kekudusan. Dan ini dilakukan demi mengejar tujuan dan kasih karunia ilahi, dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya (Rm. 8:30). Nah, mereka yang terpanggil seperti itu adalah,
- 1. Mereka yang dikuduskan: dikasihi dalam Allah Bapa. Pengudusan biasanya disebut di dalam Kitab Suci sebagai karya Roh Kudus, namun di sini dihubungkan dengan Allah Bapa, sebab Roh Kudus mengerjakannya sebagai Roh Bapa dan Anak. Perhatikanlah, semua orang yang berhasil dipanggil adalah mereka yang telah dikuduskan, boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2Ptr. 1:4), sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14). Amatilah, kekudusan kita bukanlah hasil perbuatan kita sendiri. Jika ada orang yang dikuduskan, maka hal itu terjadi oleh Allah Bapa, termasuk Anak atau Roh, sebab mereka adalah satu, satu Allah. Kerusakan dan kecemaran kita berasal dari diri kita sendiri, tetapi pengudusan dan pembaharuan kita berasal dari Allah dan kasih karunia-Nya. Oleh karena itu, apabila kita binasa dalam kejahatan kita, maka kita sendirilah yang harus dipersalahkan. Namun, apabila kita dikuduskan dan dimuliakan, maka seluruh hormat serta kemuliaan haruslah diberikan kepada Allah, dan hanya kepada Dia saja. Saya mengakui bahwa sungguh sulit memberikan keterangan yang jernih dan jelas tentang hal ini, tetapi kita tidak boleh menyangkal ataupun mengabaikan kebenaran yang diperlukan, sebab kita tidak dapat sepenuhnya mempersatukan bagian-bagiannya. Apabila kita berpikir mampu melakukannya, kita bisa saja menyangkal bahwa kita dapat bergeser dari kedudukan kita sekarang ini, meskipun sebaliknyalah yang kita lihat setiap saat.
- 2. Orang-orang yang terpanggil dan dikuduskan dipelihara untuk Yesus Kristus. Sama seperti Allah sendiri yang telah mulai mengerjakan kasih karunia di dalam jiwa manusia, demikian juga Dia sendirilah yang memelihara dan menyempurnakannya. Apa yang telah dimulai oleh-Nya akan disempurnakanNya juga. Meskipun kita senantiasa berubah-ubah, Dia tetap sama selamanya. Janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu (Mzm. 138:8). Oleh sebab itu, janganlah kita mempercayakan diri kepada kemampuan kita, atau kepada kasih karunia yang telah kita terima, tetapi kepada Dia dan Dia saja, sambil tetap berusaha keras dengan semua sarana yang tepat dan telah ditetapkan, untuk menjaga diri sebagaimana kita berharap Dia akan menjaga kita. Perhatikanlah,
- (1) Orang-orang percaya dipelihara dari gerbang neraka, dan dibawa kepada kemuliaan sorga.
- (2) Semua orang yang dipelihara itu, dipelihara di dalam Yesus Kristus, di dalam Dia sebagai kubu dan benteng mereka, hanya apabila mereka ada di dalam-Nya, serta semata-mata melalui penyatuan dengan-Nya.
- III. Kita juga mendapati permohonan berkat rasuli: Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. Dari rahmat, damai sejahtera, dan kasih Allah sajalah mengalir semua penghiburan bagi kita, demikian juga kenikmatan sejati dalam hidup ini, dan semua pengharapan kita akan hidup yang lebih baik.
- 1. Rahmat Allah merupakan mata air bagi semua kebaikan yang kita miliki atau harapkan. Rahmat tidak saja tersedia bagi mereka yang merana, tetapi juga bagi yang bersalah.
- 2. Sesudah rahmat, terdapat damai sejahtera, yang kita peroleh ketika kita sadar telah menerima rahmat. Kita tidak dapat memiliki damai sejahtera sejati dan kekal, selain dari apa yang mengalir dari pendamaian kita dengan Allah melalui Yesus Kristus.
- 3. Sama seperti halnya rahmat menimbulkan damai sejahtera, demikian juga damai sejahtera menimbulkan kasih, kasih-Nya kepada kita, kasih kita kepada-Nya, dan kasih persaudaraan kita (kasih karunia bagi yang terlupakan dan yang sangat terabaikan) terhadap sesama. Rasul Yudas berdoa agar hal-hal ini terus berlipat ganda, supaya orang-orang Kristen tidak hanya memuaskan diri dengan serpihan-serpihannya, tetapi supaya jiwa-jiwa dan masyarakat dipenuhi dengannya. Perhatikanlah, Allah siap memenuhi kita dengan seluruh kasih karunia, dan kepenuhan di dalam setiap kasih karunia. Jika kita berkekurangan, maka kita tidak berkekurangan di dalam Dia, tetapi di dalam diri kita sendiri.
SH: Yud 1:1-4 - Berjuang mempertahankan iman (Senin, 10 Desember 2001) Berjuang mempertahankan iman
Maksud semula Yudas adalah menulis sepucuk surat mengenai
keselamatan kita bersama, tetapi kemudian ia harus mengubah
...
Berjuang mempertahankan iman
Maksud semula Yudas adalah menulis sepucuk surat mengenai keselamatan kita bersama, tetapi kemudian ia harus mengubah maksud tersebut karena para penyesat telah menyusup ke tengah-tengah jemaat dan mengacaukan orang Kristen (ayat 4a). Yudas kemudian mengubah maksudnya dengan menulis sepucuk surat yang berisi nasihat untuk berjuang mempertahankan iman (ayat 3b). Kata mempertahankan menggambarkan suasana pertempuran rohani yang harus diikuti oleh orang percaya yang setia mempertahankan iman.
Berjuang mempertahankan iman berarti: [1] Menentang mereka yang walaupun berada di dalam persekutuan gereja, namun menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati, sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul; [2] Memberitakan kebenaran kepada setiap orang (Yoh. 5:47) dan tidak membiarkan beritanya dilemahkan oleh orang-orang fasik yang memutarbalikkan kebenaran. Para penyesat yang Yudas maksudkan adalah mereka yang menyalahgunakan kasih karunia Allah dan menyangkal Yesus Kristus.
Salah satu parameter yang paling sederhana untuk mengukur skala benar-tidaknya suatu ajaran yang ada di dalam kehidupan anggota jemaat adalah dengan filter firman Tuhan yang dijabarkan dengan ringkas di dalam pengakuan iman rasuli. Bila mereka menolak Yesus di dalam penganiayaan, menolak Yesus demi kesenangan hidup, menolak Yesus di dalam penghiburan, atau menolak Yesus dengan mengembangkan gagasan palsu tentang Allah, berarti mereka telah menolak seluruh esensi ajaran firman Tuhan dan kredo gereja. Dengan demikian, kita dapat segera mengantisipasi para penyesat yang mencoba mengombang-ambingkan para pengikut Kristus di dalam suatu komunitas.
Renungkan: Perjuangan yang banyak memeras tenaga dan pikiran bukan hanya milik para prajurit militer yang sedang bertugas di medan pertempuran, tetapi juga berlaku di dalam peperangan rohani. Kristen perlu menyadari hal ini dan turut mengambil bagian dalam perjuangan yang nyata untuk membangun benteng pertahanan iman yang kokoh.
SH: Yud 1:1-2 - Yudas (Selasa, 13 Oktober 2009) Yudas
Sebagaimana surat Yunani pada umumnya, surat Yudas dimulai dengan
pernyataan identitas dirinya selaku penulis surat. Yudas menyebut
d...
Yudas
Sebagaimana surat Yunani pada umumnya, surat Yudas dimulai dengan pernyataan identitas dirinya selaku penulis surat. Yudas menyebut diri sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (ayat 1). Ini menjelaskan bahwa Yudas yang adalah saudara Yakobus, adalah saudara Yesus juga (bnd. Mat. 13:55; Mrk. 6:3). Namun bukan itu yang Yudas ingin tekankan. Meski tumbuh dalam satu rumah dengan Yesus, Yudas memilih untuk menggambarkan hubungannya dengan Yesus sebagai hamba. Bagi Yudas, sifat hubungannya yang baru dengan Yesus jauh lebih berharga. Padahal sebelum Yesus bangkit, sama seperti saudara-saudara Yesus yang lain, Yudas tak percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh. 7:5). Namun kemudian, Yudas menganggap bahwa darah yang tercurah di kayu salib, yang telah menyelamatkan dia, jauh lebih penting daripada hubungan kekeluargaan. Di sisi lain, penyebutan diri sebagai hamba Kristus memperlihatkan otoritas sebagai orang yang mewakili Kristus. Sementara pembacanya adalah orang-orang yang menjadi milik Kristus.
Apa tandanya bahwa mereka adalah milik Kristus? Mereka “dipanggil”, “dikasihi”, dan “dipelihara” (ayat 1). Orang menjadi milik Kristus karena Allah memanggil dia dan ia merespons panggilan itu. Panggilan itu menunjukkan bahwa Allah mengasihi dia. Selanjutnya Allah akan memelihara dia agar tetap setia dalam iman kepada Allah sampai kepada kesudahan zaman. Yudas juga mendoakan para pembacanya agar rahmat, damai sejahtera, dan kasih Allah melimpahi mereka (ayat 2). Yudas merasa perlu mendoakan hal ini karena ia tahu bahwa para pembacanya harus menghadapi guru-guru palsu yang berusaha menyesatkan mereka.
Dalam dunia yang penuh dengan berbagai penyesatan, kita memerlukan kasih Allah yang akan memampukan kita menghadapi peperangan rohani dan menguatkan kita untuk bertahan dalam iman. Sebagai sesama seiman, kita pun perlu saling mendoakan dan saling menguatkan, jangan sampai ada seorang pun dari antara kita yang jadi sesat.
SH: Yud 1:1-7 - Akibat Mengubah Anugerah (Minggu, 12 Juni 2022) Akibat Mengubah Anugerah
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah (Ef. 2:8-9). Itu sepenuhnya adalah pekerjaan dan pemberian...
Akibat Mengubah Anugerah
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah (Ef. 2:8-9). Itu sepenuhnya adalah pekerjaan dan pemberian Allah. Itulah yang ditegaskan Yudas ketika menyebut penerima suratnya sebagai orang-orang "yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus" (1, bdk. Yes. 42:6; 43:4; 49:8).
Sekalipun keselamatan adalah pemberian Allah, ada orang-orang yang mengubahnya. Alih-alih menggunakan anugerah untuk menjalani keselamatan, orang-orang ini "menyalahgunakan" (BIMK: "memutarbalikkan") kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu (4). Merekalah yang disebut sebagai orang-orang fasik yang menyangkal Yesus Kristus.
Terhadap orang-orang ini, ada satu hal yang pasti, yaitu hukuman Allah. Mereka akan dihukum seperti Allah menghukum Israel karena ketidakpercayaan mereka (5, bdk. Bil. 13:1-14:45); seperti Allah menghukum malaikat-malaikat karena tidak puas dengan kewenangan yang diberikan Allah (6); seperti Allah menghukum Sodom dan Gomora karena percabulan dan kepuasan yang tak wajar (7)-sekalipun tanahnya baik seperti taman Tuhan (Kej. 13:10), keindahan itu akan dihancurkan (bdk. Kej. 19:24-29).
Tiga penggambaran di atas menunjukkan bahwa penyelamatan (Israel), keistimewaan (malaikat), dan kesejahteraan (Sodom dan Gomora) dapat berubah menjadi kematian, kebinasaan, dan pemusnahan apabila umat bertindak melampaui batas yang diberikan. Demikianlah yang terjadi kepada umat Allah di PB yang tidak percaya kepada Yesus, hidup sekenanya, dan memuaskan hawa nafsu mereka. Hukuman pasti dialami orang yang memandang enteng anugerah Allah.
Oleh karena itu, bertobatlah jika hari-hari ini kita hanya memuaskan keinginan daging. Bertekadlah untuk tidak hidup sekenanya, melainkan hidup dengan menghargai anugerah Allah dan menghormati Allah. Anugerah diberikan Allah agar kita selamat dari dosa dan mampu hidup bagi Dia, bukan sebagai izin untuk melakukan dosa. [JMH]
Topik Teologia -> Yud 1:1
Topik Teologia: Yud 1:1 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
Pemeliharaan-Nya Me...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keselamatan
- Panggilan
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
TFTWMS -> Yud 1:1-4
TFTWMS: Yud 1:1-4 - Salam Dan Tujuan Salam Dan Tujuan(Yudas 1:1-4)
SALAM PEMBUKAAN (Yudas 1:1, 2)
1 Yudas, hamba Yesus Kristus, dan saudara Yakobus, kepada mereka yang dipanggil, yang ...
Salam Dan Tujuan(Yudas 1:1-4)
SALAM PEMBUKAAN (Yudas 1:1, 2)
1 Yudas, hamba Yesus Kristus, dan saudara Yakobus, kepada mereka yang dipanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan dipelihara untuk Yesus Kristus: 2 Semoga rahmat dan damai sejahtera dan kasih melimpahi kamu (NASB).
Kata-kata pembukaan surat ini mirip dengan surat-surat lain dari Surat Kiriman Umum. Penulis itu mengidentifikasi dirinya, menyapa pendengarnya, dan menyampaikan ucapan selamatnya.
Ayat 1. Yudas memulai suratnya dengan menyebut dirinya hamba Yesus Kristus, dan saudara Yakobus. "Yakobus" yang disebut itu kemungkinan mengacu kepada saudara Tuhan (Galatia 1:19; Yakobus 1:1).Pada hari-hari awal pelayanan Yesus, saudara-saudara-Nya menganggap Dia sudah gila (Markus 3:21, 31; Yohanes 7:5), tetapi belakangan orang-orang ini menjadi orang percaya (Kisah 1:14; 1 Korintus 9: 5). Keberadaan surat Yudas dan Yakobus, bersama dengan kata-kata sugestif dalam kitab Kisah dan penyebutan tulisan tertentu paska-rasuli, telah menyebabkan beberapa orang berpendapat bahwa keluarga Yesus memiliki peran yang lebih berpengaruh dalam kehidupan awal gereja Yerusalem sehari-hari daripada yang sering diakui.1
Dalam Matius 13:55, saudara-saudara itu dicantumkan sebagai "Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas." Dalam catatan Markus tercantum "Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon" (Markus 6:3). Tidak ada penjelasan yang memuaskan mengenai urutan yang berbeda itu. Apa yang jelas adalah bahwa Yudas bisa mengidentifikasi dirinya sebagai saudara Yesus. Tampaknya itu adalah lebih daripada yang ia ingin akui. Ia puas menjadi "hamba Yesus Kristus, dan saudara Yakobus." Bahwa ia mengidentifikasi dirinya dengan Yakobus menunjukkan bahwa Yakobus dikenal secara lebih jelas seba- gai orang yang berkausa dalam kalangan orang-orang Kristen Yahudi dibandingkan dengan Yudas sendiri. Namun begitu, bahkan seandainya nama Yakobus tidak disebut, jelas terlihat bahwa Yudas berharap untuk diakui oleh penyebutan namanya semata. Ia tidak berusaha untuk menjelaskan kepada para pembacanya mengapa ia berhak mengetengahkan pelbagai instruksi dan harus didengarkan.
Cara Yudas menyapa para pembacanya adalah luar biasa. Ia menggunakan dua kata kerja dalam perfect tense. Dikasihi (hjgaphme÷noiß, ēgapēmenois) secara harfiah "sudah dicintai," dan dipelihara (tethrhme÷noiß, tetērēmenois) secara harfiah "sudah dipelihara." Perfect tense dalam bahasa Yunani mengarahkan perhatian kepada keadaan mereka saat itu. Para pembaca Yudas adalah mereka yang berada dalam keadaan sedang dicintai oleh Allah Bapa. Selanjutnya, mereka berada dalam keadaan dipelihara oleh Yesus Kristus.
Yang dipanggil tidak berarti bahwa para pembaca Yudas bersikap pasif dalam hubungan mereka dengan Allah. Melalui partisipasi aktif mereka, kemauan mereka untuk mendengarkan dan menanggapi injil, mereka telah menjadi orang "yang dipanggil." I. Howard Marshall menulis bahwa "istilah ['dipanggil'] dapat mewakili umat Kristen sebagai akibat dari sebuah karakteristik penting, bahwa mereka telah dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat-Nya dan telah merespon panggilan itu (Roma 1:6, 7; 8:28; 1 Korintus 1:2, 24; lihat Wahyu 17:14)."2
Penggunaan perfect tense oleh Yudas merupakan indikasi awal dalam surat itu bahwa penulis itu memiliki keyakinan penuh terhadap status para pembacanya dengan Tuhan. Mereka harus memiliki juga keyakinannya. Karena mereka berada dalam keadaan dipelihara dan dikasihi oleh Allah, maka guru-guru yang baru-baru ini datang ke dalam gereja-gereja itu tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada mereka. Mereka tidak punya klaim pewahyuan yang melampaui saksi-saksi rasuli yang sudah memelopori penyampaian injil kepada mereka.
Ayat 2. Yudas tidak menggunakan salam umum "kasih karunia" (ca¿riß, charis) yang kita temui dalam surat-surat Paulus dan dalam dua surat Petrus. Sebaliknya ia menyampaikan keinginan agar rahmat, damai sejahtera, dan kasih melimpahi sesamanya orang-orang percaya. Kata yang diterjemahkan "melimpahi" (plhqu÷nw, plēthunō) adalah sama seperti yang ditemukan di dalam kedua surat Petrus (1 Petrus 1:2; 2 Petrus 1:2). Apakah pemilihan kata-kata itu merupakan pilihan gaya semata, atau haruskah kita memberikan arti tertentu kepada kata-kata itu? Meski pentingnya pemi- lihan kata-kata itu adalah tidak pasti, namun kita setidaknya bisa mengatakan ini: Ketika surat itu diungkap maka jelaslah bahwa gereja-gereja yang Yudas surati sedang menanggung kekacauan internal yang disebabkan oleh guru-guru palsu yang sama seperti yang kita temui dalam 2 Petrus. Hanya ada hal yang lebih menyedihkan bagi umat Kristen selain harus menangani guru-guru palsu. Hal itu menciptakan tekanan dan kekacauan di antara orang-orang yang berkomitmen kepada Tuhan damai sejahtera dan komunitas yang saling menghormati. Rahmat, damai sejahtera, dan kasih adalah sifat-sifat yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Kristen yang Yudas surati. Yudas menyampaikan kepada mereka keinginannya agar sifat-sifat yang baik ini kiranya melimpahi mereka.
MENJABARKAN TUJUAN SURAT ITU (Yudas 1:3, 4)
3 Saudara-saudara yang kekasih, ketika aku sedang berusaha keras untuk menyurati kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa perlu menyurati kamu untuk meminta kamu agar kamu berjuang dengan sungguh-sungguh demi iman yang pernah disampaikan kepada orang-orang kudus. 4Sebab orang-orang tertentu telah menyusup tanpa disadari, orang-orang yang sudah lama sebelumnya ditandai untuk hukuman ini, orang-orang fasik yang mengubah kasih karunia Allah menjadi pelampiasan hawa nafsu dan menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus (NASB).
Ayat 3. Setelah kata pengantar ini, Yudas nyaris minta maaf. Tampaknya ia telah lama ingin menyurati mereka dalam beberapa kesempatan, dengan berusaha keras untuk menyurati mereka.Keinginannya adalah ingin membangun mereka dalam iman yang mereka miliki bersama. Yudas tidak menulis surat yang tanpa ekspresi kepada gereja-gereja pada umumnya. Secara jelas ia memiliki pendengar khusus dalam pikirannya. Namun begitu, sebelum ia bisa menulis tentang hal-hal yang lebih damai, faktor-faktor lain telah memasuki gagasan itu. Ternyata, ia merasa terdorong untuk membahas situasi yang mengancam iman orang-orang Kristen yang ia sayangi.
Memang penting bahwa Yudas memuji iman yang pernah disampaikan. Di dalam pikiran Yudas tidak terlintas adanya kebutuhan apa saja untuk mendebat kasus bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya. Tidak diragukan lagi, ketika ia mengacu kepada "iman" itu, yang Yudas maksudkan adalah kumpulan ajaran Kristen yang datang melalui saksi-saksi rasuli dan dengan otoritas rasuli. Lebih penting lagi, itu adalah kumpulan kebenaran yang datang karena Allah menyatakan diri-Nya. Satu-satunya cara orang Kristen tahu apa yang harus dipercaya, cara menyembah, atau cara memperlakukan sesama mereka adalah bahwa Allah telah bicara. Apa yang Yudas maksudkan dengan "iman" sedikit berbeda dari penggunaan yang ditemukan di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Marshall mengulas, Jadi penekanannya di sini adalah pada isi pesan Kristen yang harus dipercaya ketimbang pada iman sebagai aktivitas keyakinan dan komitmen, tetapi penggunaan kata iman untuk injil menunjukkan bahwa aktivitas percaya adalah sangat penting bagi agama Kristen.3
Wahyu Allah dalam Kitab Suci menawarkan tautan yang nyata antara sang Pencipta dan yang diciptakan, antara Allah dan umat-Nya. Para pembaca mula-mula surat Yudas tidak bisa memiliki akses kepada semua kitab Perjanjian Baru. Namun begitu, mereka menyadari adanya Firman Allah yang diungkapkan yang telah sampai kepada mereka melalui para rasul. Perlu beberapa waktu sebelum Firman yang diungkapkan dan ditulis dalam bentuk Perjanjian Baru itu menjadi panduan bagi umat Allah dalam masalah "iman."
John Stott mengungkapkannya dengan baik: "Allah harus bicara kepada kita sebelum kita memiliki kebebasan untuk bicara dengan Dia. Ia harus mengungkapkan kepada kita siapa Ia sebelum kita dapat mempersembahkan diri kita kepada Dia dalam ibadah yang dapat diterima. Menyembah Allah selalu merupakan respon terhadap Firman Allah."4Masalah bagi para pembaca Yudas adalah bahwa baik guru-guru pertama mereka maupun orang-orang yang datang belakangan mengaku bicara untuk menyampaikan pesan dari Allah, tapi ada dua pesan yang berbeda. Yudas menulis untuk membantu mereka memilah pesan mana yang berasal dari Allah.
Tampaknya Yudas sebelumnya memang berniat untuk menyurati orang-orang Kristen ini tentang keselamatan bersama mereka. Namun begitu, pelbagai situasi telah meminta hadirnya surat ini yang menuntut mereka untuk berjuang sungguh-sungguh demi iman itu. Yudas menulis, aku merasa perlu. Dengan mengartikan partisip poiou÷menoß (poioumenos) sebagai bersifat konsesif, terjemahan itu akan terbaca, "Meski aku sangat ingin menulis tentang keselamatan bersama kita," ketimbang bersifat kausatif, "Karena aku sangat ingin …." Gagasannya adalah bahwa dengan rasa enggan Yudas sudah menyurati mereka dengan jenis surat yang datang belakangan. Untuk saat itu, orang-orang Kristen yang Yudas surati berada dalam bahaya meninggalkan Kristus. Setidaknya beberapa dari mereka telah diperdaya oleh guru-guru palsu itu. Mereka tidak dalam posisi untuk tumbuh dalam pelbagai kasih karunia Kristen sampai mereka telah menjadi teguh di dalam iman itu. Kita hanya bisa menebak jenis surat seperti apakah yang Yudas mungkin sudah tulis andaikan ia sudah menuliskan kata-kata dorongan tentang "keselamatan bersama" mereka.
"Iman" adalah, antara lain, digunakan untuk kumpulan ajaran Kristen yang datang melalui orang-orang yang diilhami. Paulus biasanya menggunakan istilah itu dalam pengertian percaya, tetapi dalam beberapa contoh ia juga menulis tentang "iman itu." Bagi Paulus, juga, itu bisa berarti keseluruhan iman dan praktik Kristen (Galatia 1:23; 1 Timotius 1:2; 3:9; 4:1, 6; 5:8; 6:10, 21; 2 Timotius 3:8; 4:7; Titus 1:13). Kumpulan doktrin Kristen, pengakuan dan praktik gereja, telah disampaikan kepada para pembaca Yudas oleh guru-guru rasuli. Yudas meletakkan dasar untuk apa yang akan datang. Ia menyiratkan bahwa "iman" yang disampaikan mereka, setidaknya sebagian, adalah dalam bentuk pelbagai kebenaran yang diusulkan dan peraturan etika yang harus jangan dikompromikan.
Dengan menggunakan kiasan yang diambil dari kompetisi atletik, saudara Yakobus itu mendesak para pembacanya untuk "berjuang dengan sungguh-sungguh demi iman" yang mereka telah terima. Seraya surat itu diungkap, jelas terlihat bahwa ia menghendaki mereka untuk tidak membolehkan hal itu dikompromikan oleh guru-guru yang digambarkan dalam paragraf-paragraf berikutnya. Ajaran rasuli yang mereka telah terima adalah lengkap, mampu membimbing mereka dengan sempurna. Meski tidak menyenangkan, ada saatnya ketika orang Kristen harus membela kebenaran, bahkan jika itu berarti perselisihan tajam dengan mereka yang mengaku sebagai saudara atau saudari Kristen.
Ayat 4. Mereka yang mengompromikan "iman" rupanya melakukanya terhadap keyakinan Kristen melalui cara-cara tipu daya dan kecurangan: Mereka menyusup tanpa disadari. Mungkin mereka adalah guru-guru/nabi-nabi keliling, tetapi mereka juga mungkin adalah orang-orang dengan sejarah panjang di sinagoga sebelum perubahan hidup mereka kepada Kristus. Dalam sinagoga-sinagoga pra-Kristen di sana jelas terdapat orang-orang yang dengan senang hati lebih cenderung kepada arus filosofi yang hanyut dalam dunia Helenistik. Ketika guru-guru Kristen datang, orang-orang seperti itu kemungkinan besar termasuk yang pertama kali menerima pesan mereka.
Orang dapat dengan mudah membayangkan bahwa orang-orang Yahudi yang lebih cenderung kepada budaya Yunani siap menerima kebebasan Kristen hingga ke titik di mana kebebasan itu menjadi lisensi moral. Yudas tidak punya waktu untuk mereka. Guru-guru palsu itu sudah lama sebelumnya ditandai untuk hukuman ini. Pernyataannya itu bersifat umum. Yudas tidak menyiratkan bahwa guru-guru khusus ini secara individu telah menjadi subyek nubuatan dari zaman-zaman sebelumnya. Ia tentunya tidak bermaksud mengatakan bahwa mereka telah ditakdirkan untuk menghina Allah sebelum dunia dijadikan. Sebaliknya, Yudas menegaskan bahwa guru-guru palsu itu tidak akan menggagalkan rencana Allah. Ia akan menangani mereka. Guru-guru palsu pernah muncul di tengah-tengah umat Allah di masa lalu. Seperti yang Ia selalu sudah lakukan, Allah akan memastikan kehancuran mereka.
Seperti dalam 2 Petrus, guru-guru palsu itu memperlihatkan sisi sensual sifat manusia guna memperoleh pengikut. Perhatikanlah kesamaan dengan 2 Petrus 2:1-3: (1) Mereka menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan; (2) mereka melakukan pelampiasan hawa nafsu; (3) kehancuran mereka sudah dari dulu; (4) dan mereka masuk melalui tipu daya.
Yudas berfokus pada dua karakteristik "orang-orang fasik." Pertama, mereka mengubah kasih karunia Allah menjadi pelampiasan hawa nafsu. Selain itu, katanya, mereka menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Tampaknya yang ia maksudkan adalah bahwa ada beberapa penegasan penting yang diperlukan oleh pengakuan Kristen sehingga guru-guru ini secara eksplisit menolak atau ajaran dan perilaku mereka secara tersirat dikompromikan. Yudas tidak merinci cara penolakan mereka. Sejauh ini saja yang ia buat jelas: Titik awal pengakuan Kristen adalah Yesus itu "Penguasa dan Tuhan." Implikasinya adalah bahwa bagi orang percaya secara pribadi maupun gereja sebagai suatu umat tidak ada otoritas yang lebih tinggi, tidak ada loyalitas yang lebih tinggi, dan tidak ada kesetiaan yang lebih tinggi selain daripada yang menjadi milik Yesus dari Nazaret.
"Menyebut Kristus 'Tuhan' memiliki dua implikasi penting. Itu menandakan pengakuan, pernyataan keyakinan tentang siapa Kristus. Tapi menyebut Kristus 'Tuhan' juga secara kuat menyiratkan komitmen."5Sikap guru-guru palsu itu, yang menganjurkan cara hidup tidak bermoral dan menyangkal ketuhanan Yesus, bukan masalah yang sepele. Mereka sudah mengompromikan pengakuan dasar iman Kristen dan cara hidup yang pengakuan itu minta. Jika Yudas mengarahkan berondongan kata-kata yang sengit dan tanpa kompromi itu kepada mereka, itu sesuai dengan serangannya terhadap pencemaran nama Yesus oleh mereka.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yudas (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yudas
Tema : Berjuang untuk Mempertahankan Iman
Tanggal Penulisan: 70-80 M
Latar Belakang
Yudas memperkenalkan dirin...
Penulis : Yudas
Tema : Berjuang untuk Mempertahankan Iman
Tanggal Penulisan: 70-80 M
Latar Belakang
Yudas memperkenalkan dirinya sekadar sebagai "saudara Yakobus" (ayat Yud 1:1). Satu-satunya pasangan saudara dalam PB yang bernama Yudas dan Yakobus adalah saudara tiri Yesus (Mat 13:55; Mr 6:3). Mungkin Yudas menyebutkan nama Yakobus karena kedudukannya sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem akan membantu menjelaskan identitas dan kekuasaannya sendiri.
Surat yang singkat namun tegas ini ditulis untuk menentang para guru palsu yang terang-terangan berhaluan antinomisme (yaitu mereka mengajarkan bahwa keselamatan melalui kasih karunia mengizinkan mereka untuk berdosa tanpa dijatuhi hukuman) dan yang menghina pernyataan rasuli tentang pribadi dan tabiat Yesus Kristus (ayat Yud 1:4). Dengan demikian mereka memecah-belah gereja mengenai apa yang harus dipercaya (ayat Yud 1:19,22) dan bagaimana harus berperilaku (ayat Yud 1:4,8,16). Yudas melukiskan guru palsu yang tak berprinsip ini sebagai "orang-orang fasik" (ayat Yud 1:15) dan juga sebagai orang "tanpa Roh Kudus" (ayat Yud 1:19).
Kemungkinan hubungan di antara Surat Yudas dengan 2Pet 2:1--3:4 mempunyai sangkut-pautnya dengan saatnya surat ini ditulis. Sangat mungkin Yudas mengetahui tentang 2 Petrus (ayat Yud 1:17-18) dan oleh karena itu ia menulis setelah 2 Petrus ditulis, yaitu sekitar tahun 70-80 M. Penerima surat ini tidak disebutkan secara khusus, tetapi mungkin sama dengan penerima surat 2 Petrus (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2PETRUS" 08245).
Tujuan
Yudas menulis surat ini
- (1) untuk sangat mengingatkan orang percaya mengenai ancaman serius dari para guru palsu dan pengaruh mereka yang merusak di dalam gereja, dan
- (2) untuk menantang orang percaya yang sejati dengan keras supaya mereka bangkit dan "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (ayat Yud 1:3).
Survai
Setelah memberikan salam (ayat Yud 1:1-2), Yudas menyatakan bahwa tujuannya mula-mula ialah menulis tentang sifat keselamatan (ayat Yud 1:3a). Akan tetapi, sebaliknya dia terdorong untuk menulis surat ini karena guru-guru palsu yang memutarbalikkan kasih karunia Allah dan dengan demikian melemahkan kebenaran dalam gereja (ayat Yud 1:4). Yudas menuduh mereka sebagai tidak suci secara seksual (ayat Yud 1:4,8,16,18), berkompromi seperti Kain (ayat Yud 1:11), serakah seperti Bileam (ayat Yud 1:11), suka memberontak seperti Korah (ayat Yud 1:11), congkak (ayat Yud 1:8,16), penipu (ayat Yud 1:4,12), sensual (ayat Yud 1:19) dan memecah-belah (ayat Yud 1:19). Yudas menyatakan kepastian hukuman Allah atas semua orang yang berbuat dosa seperti itu dan menggambarkannya dengan enam contoh dari PL (ayat Yud 1:5-11). Gambaran dua belas ciri kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerima murka Allah (ayat Yud 1:12-16). Orang percaya didorong untuk waspada dan untuk menaruh belas kasihan bercampur ketakutan bagi mereka yang goyah (ayat Yud 1:20-23). Yudas menutup suratnya dengan suatu peningkatan pengilhaman dalam ucapan berkatnya (ayat Yud 1:24-25).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi celaan yang paling blak-blakan dan bersemangat dari PB terhadap para guru palsu. Itu menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ajaran palsu terhadap iman yang sejati dan hidup yang kudus bagi segala angkatan.
- (2) Surat ini menunjukkan kesenangan untuk memberikan ilustrasi dengan memakai rangkaian tiga -- misalnya: tiga contoh penghukuman dalam PL (ayat Yud 1:5-7), tiga ciri guru palsu (ayat Yud 1:8), dan tiga contoh orang tidak kudus dalam PL (ayat Yud 1:11).
- (3) Di bawah pengaruh penuh dari Roh Kudus, Yudas dengan leluasa menunjuk kepada sumber-sumber tertulis:
- (a) Alkitab PL (ayat Yud 1:5-7,11),
- (b) tradisi Yahudi (ayat Yud 1:9,14-15) dan
- (c) 2 Petrus, serta mengutip langsung 2Pet 3:3, yang diakuinya sebagai berasal dari rasul-rasul (ayat Yud 1:17-18).
- (4) Surat ini berisi ucapan berkat PB yang paling agung.
Full Life: Yudas (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yud 1:1-2)
I. Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini
(Yud 1:3-4)
II. Menyingkapkan Guru-Guru P...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yud 1:1-2) - I. Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini
(Yud 1:3-4) - II. Menyingkapkan Guru-Guru Palsu
(Yud 1:5-16) - A. Ajal Mereka Digambarkan Dalam Masa Lampau
(Yud 1:5-7) - 1. Pengalaman Israel
(Yud 1:5) - 2. Pengalaman Malaikat-Malaikat Pemberontak
(Yud 1:6) - 3. Pengalaman Sodom dan Gomora
(Yud 1:7) - B. Penggambaran Mereka Sekarang Ini
(Yud 1:8-16) - 1. Bahasa yang Tidak Sopan
(Yud 1:8-10) - 2. Sifat yang Tidak Kudus
(Yud 1:11) - 3. Perilaku yang Salah
(Yud 1:12-16) - III.Nasihat bagi Orang-Orang Percaya Sejati
(Yud 1:17-23) - A. Ingat Nubuat Para Rasul
(Yud 1:17-19) - B. Peliharalah Dirimu di Dalam Kasih Allah
(Yud 1:20-21) - C. Tolonglah Orang Lain Dengan Kemurahan, Bercampur Dengan Takut
(Yud 1:22-23) - Lagu Pujian
(Yud 1:24-25)
Matthew Henry: Yudas (Pendahuluan Kitab)
Gaya penulisan surat ini dirancang (seperti halnya beberapa surat lain) secara umum atau am, sebab tidak ditujukan langsung kepada orang, keluarga,...
- Gaya penulisan surat ini dirancang (seperti halnya beberapa surat lain) secara umum atau am, sebab tidak ditujukan langsung kepada orang, keluarga, atau jemaat tertentu, tetapi kepada seluruh masyarakat Kristen pada masa itu, yang baru percaya kepada Kristus, baik dari agama Yahudi maupun penyembahan berhala. Surat ini sedang dan akan tetap berlangsung, kekal, dan sangat bermanfaat di dalam serta kepada jemaat selama Kekristenan, seperti halnya waktu, tetap berlangsung. Jangkauannya secara umum sangat mirip dengan pasal kedua dari surat kedua Petrus, yang karena sudah dijelaskan, tidak begitu perlu dibahas lagi. Surat ini dirancang untuk memperingatkan kita terhadap para penyesat dan penyesatan mereka, untuk mengilhami kita supaya mengasihi dan menaruh perhatian sungguh-sungguh pada kebenaran (kebenaran yang telah terbukti jelas dan penting). Hal ini harus dilakukan dalam kekudusan, yang di dalamnya, kasih terhadap sesama manusia, atau kasih persaudaraan yang tulus dan tidak berpihak, merupakan sifat paling penting dan perbuatan yang tidak terpisahkan. Kebenaran yang harus kita pegang teguh dan harus kita usahakan agar dikenal dan tidak boleh ditinggalkan orang lain, memiliki dua sifat khusus: yakni kebenaran yang nyata dalam Yesus (Ef. 4:21), dan juga kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita (Tit. 1:1). Injil adalah Injil Kristus. Ia telah mengungkapkannya kepada kita, dan Dialah yang merupakan pokok utamanya. Oleh karena itu mutlak wajib bagi kita untuk mempelajari sebisa-bisanya segala sesuatu tentang pribadi, sifat-sifat, dan jabatan-jabatan-Nya. Ketidakpedulian terhadap kewajiban ini sungguh tidak dapat dimaafkan bila dilakukan orang-orang yang menyebut diri orang Kristen. Kita tahu hanya dari mata air seperti apa kita dapat sepenuhnya menarik semua pengetahuan yang penting yang mendatangkan keselamatan. Selanjutnya, surat ini juga merupakan pengajaran perihal kesalehan. Pengajaran seperti apa pun yang menyetujui hawa nafsu cemar manusia tidak mungkin berasal dari Allah, tidak peduli seperti apa pun dalih dan kepura-puraan yang ditunjukkan. Kesalahan-kesalahan yang berbahaya bagi jiwa manusia juga muncul di tengah jemaat. Pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang. Namun, karena hikmat dan kebaikan hati dari Allah Sang Pemelihara maka ketika kesalahan-kesalahan itu mulai muncul dan menampakkan diri, ada setidaknya beberapa rasul yang masih hidup sehingga dapat menentangnya dan memperingatkan jemaat. Kita cenderung berpikir, andaikata kita hidup pada zaman mereka, kita tentunya akan sangat dilindungi terhadap upaya dan kelicikan para penyesat. Bagaimanapun, kita memiliki kesaksian dan peringatan mereka, dan ini sudah cukup. Jika kita tidak mau mempercayai tulisan mereka, kita tentunya juga tidak mempercayai atau memperhatikan perkataan mereka, seandainya kita hidup di tengah-tengah mereka dan bercakap-cakap secara pribadi dengan mereka.
Jerusalem: Yudas (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: Yudas (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL SANTU JUDAS
KATA PENGANTAR
Pengarang surat
Penulis memperkenalkan diri sebagai "Judas" abdi Jesus Kristus, dan saudara
Jakobus". Untuk men...
SURAT RASUL SANTU JUDAS
KATA PENGANTAR
Pengarang surat
Penulis memperkenalkan diri sebagai "Judas" abdi Jesus Kristus, dan saudara Jakobus". Untuk menundjukkan kafanatikannja, ia memperkenalkan diri sebagai saudara Jakobus, seorang fanatik pula, tokoh utama dan uskup Jerusalem, pengarang surat katolik jang pertama.
Markus 5:3 menjebut Jakobus dan Judas sebagai saudara Jesus. Entah penulis surat ini dimaksudkan Judas rasul (Kis. Ras. 1:13), jang djuga bernama Tadeus (Mk. 3:18), tidak pasti. Sardjana-sardjana katolik dimasa ini membedakan kedua Judas itu. Apakah surat ini ditulis oleh Judas ataukah oleh seorang lain jang tak ingin disebut namanja? Pemakaian nama samaran, lazim dalam Kitab Kudus. Masa, bilamana surat ini ditulis, dapat memberi djawaban seperlunja. Djika ditulis mendjelang achir abad pertama, hampir pasti bahwa pengarangnia tidak tjukup hidup semasa dengan Kristus.
Masa penulisan
Dalam ajat 17 kita batja bahwa para rasul sudah wafat, dan bersama mereka sudah berlalu pula generasi kristen jang pertama. Penulis sambil lalu menjebutkan suatu sekte sesat jang hidup dimasa itu. Karena kurang pasti sekte mana jang dimaksudkan, maka kesimpulan jang dapat diambil ialah bahwa dalam lingkungan umat kristen sendiri sudah timbul keretakan ketjil-ketjilan.
Tafsiran jang tjukup kena ialah bahwa surat ini ditulis antara tahun 70 dan 80. Dugaan ini tjukup pasti, karena memungkinkan bahwa surat ini dapat dikutip oleh penulis surat kedua Petrus, jang ditulis mendjelang achir abad pertama.
Judas, sebagai seorang Galilea, jang pendidikannja tak seberapa tinggi, tentu tak dapat menulis dalam bahasa Junani jang semudah dan selancar itu. Djadi, ia rasa. rasanja mempergunakan seorang djurutulis jang pandai bahasa Junani.
Pembatja dan pada kesempatan mana
Tidak mungkin menentukan umat manakah jang menerima surat itu. Beberapa orang mengira orang Jahudi kristen. Orang Jahudi kristen dengan dasar kejakinannja jang kuat, tak mudah tertipu begitu sadja oleh pengadjar-pengadjar palsu. Orang lain mengira orang kristen jang baru sadja bertobat dari kekafirannja. Orang- orang ini hampir tak dapat dipengaruhi oleh banjak asas dan adjaran Perdjandjian Lama dan tradisi Jahudi. Dimanakah umat jang dimaksudkan itu tinggal? Djuga tidak pasti. Bahaja adjaran sesat datangnja dari beberapa orang kristen jang mempropagandakan perbuatan-perbuatan taksusila. Judas menulis suratnja untuk memberanikan dan meneguhkan iman umat serani dalam menghadapi krisis achlak jang berbahaja ini.
Gajabahasa
Sebagaimana halnja dengan surat pertama dan kedua Petrus, surat Judas ini berbentuk kotbah. Bahwa ia bukan berbentuk surat dalam arti sebenarnja ternjata dari hal bahwa ia tidak dialamatkan kepada golongan umat tertentu. Salam penutup djuga tidak dikemukakan. Menurut djenisnja, surat Judas ini dapat digolongkan kedalam kotbah-kotbah Jahudi jang lazim diwaktu itu.
Adjaran
Sekalipun singkat, namun surat Judas berisikan kebenaran-kebenaran asasi kristen. Allah jang Esa (25), dikemukakan sebagai Bapa (1), mahakuasa lagi mulia (25), dan pembawa keselamatan manusia melalui Kristus (1,25), satu-satunja Tuhan dan Guru (4). Kristus inilah jang dipudja oleh orang kristen (1) dan jang akan menggandjar segala perbuatan jang baik (21). Iman jang benar, sebagaimana telah diwartakan oleh para rasul, (3,17), hendaknja mendjadi asas hidup kristen (20). Apabila orang kristen tekun membina iman ini (3), akan bertumbuhlah hidup rohani mereka dalam Roh Kudus (20). Iman ini tak terpisah dari tjinta akan Tuhan (21) dan tjinta akan sesama t,22). Orang kristen akan luput dari aniaja para pendjahat (4,14) dan memperoleh hidup abadi (21).
Achirnja, dengan terang dinjatakan bahwa ada Malaekat jang baik dan jang djahat .(6,9). Mereka itu takluk kepada Allah, sebagaimana njata dalam hukuman terhadap malaekat-malaekat jang memberontak (6).
TFTWMS: Yudas (Pendahuluan Kitab) Yudas: Kata Pengantar
Mungkin hanya kitab Kidung Agung yang menjadi saingan Surat Kiriman Yudas sebagai kitab dalam Alkitab yang paling diabaikan. M...
Yudas: Kata Pengantar
Mungkin hanya kitab Kidung Agung yang menjadi saingan Surat Kiriman Yudas sebagai kitab dalam Alkitab yang paling diabaikan. Meski akan sulit untuk menyatakan bahwa setiap kitab dalam Kitab Suci layak mendapat penekanan yang setara, namun tetaplah benar bahwa masing-masing kitab itu layak mendapatkan kajian tersendiri. Allah dalam pemeliharaan yang Ia sediakan memastikan Kitab Yudas masuk ke dalam kanon Perjanjian Baru. Jika tidak ada alasan lain selain itu, maka komunitas Kristen harus memberikan perhatian terhadap kitab itu. Namun begitu, kitab Yudas itu lebih daripada potongan pendek sastra polemik yang terjepit antara Surat-surat Umum dan kitab Wahyu. Kitab itu memiliki pesan yang orang Kristen perlu dengarkan.
Langkah pertama untuk menafsirkan surat Yudas, seperti untuk dokumen Alkitab mana saja, adalah dengan bertanya bagaimanakah dokumen itu menampilkan dirinya sendiri. Kesan apakah yang surat Yudas itu tinggalkan? Mengapakah pengarang itu ingin menggoreskan penanya di atas kertas? Apakah ia ingin memberi dorongan kepada para pembacanya? Apakah ia berniat untuk mengajar mereka dengan lebih sempurna? Apakah surat itu untuk membangun hubungan yang kekal dengan mereka? Apakah ia ingin memperingatkan mereka tentang pelbagai bahaya? Ketika orang Kristen moderen mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tingkat pemahamannya akan bertumbuh. Hidup dua ribu tahun setelah dokumen itu ditulis, bukan tugas ringan untuk mereproduksi keadaan yang mencetuskan lahirnya surat itu.
Para pembaca moderen akan memperoleh manfaat jika mereka dapat mereproduksi dinamika hubungan antara penulis Yudas dan pendengarnya langsung. Itulah sebabnya upaya itu dibenarkan. Para pembaca moderen ingin tahu, antara lain, bagaimanakah hubungan yang berkelanjutan antara Yudas dan para pendengarnya itu dilakukan bersama-sama. Kenapakah itu berlanjut terus? Melalui pemahaman latar belakang Yudas dan para pembacanya pada waktu mereka saat itu, para pembaca hari ini akan mencoba untuk membaca pesan surat itu seperti para pembaca mula-mula membacanya. Hanya setelah mereka menangani masalah sejarah dan sastra barulah para pembaca moderen dapat melanjutkan bertanya bagaimanakah pesan surat itu memiliki arti arahan untuk iman Kristen dan perilaku mereka sendiri.
TUJUANNYA
Diperlukan tidak lebih daripada pembacaan biasa atas surat Yudas untuk menyimpulkan bahwa pelbagai komunitas Kristen yang ia surati diancam oleh orang-orang yang penulis itu cap sebagai "orang-orang yang fasik" (Yudas 4). Yudas memang keras sekali dalam celaannya. Jika kita membaca kitab-kitab dalam Alkitab secara teratur, kata-katanya itu akan nyaris segera menyebabkan kita membalik beberapa halaman sebelumnya. Apa yang Yudas harus katakan tentang "orang-orang yang fasik" ini sangat mirip dengan orang-orang yang disebut Petrus "guru-guru palsu" (2 Petrus 2:1). Meski kedua penulis itu tidak merinci tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh orang-orang yang menimbulkan masalah pada pelbagai komunitas Kristen itu, namun mereka tampaknya telah menggambarkan orang-orang yang sama.
"Orang-orang fasik" dari Yudas dan "guru-guru palsu" dari Petrus menggunakan orang-orang Kristen untuk keuntungan mereka sendiri (Yudas 16; 2 Petrus 2:14), dan menghina kuasa Allah (Yudas 8; 2 Petrus 2:10). Mereka itu mesum. Mereka mengaburkan saling ketergantungan doktrin Kristen pada praktik Kristen (Yudas 12, 13, 18, 19; 2 Petrus 2:13, 14). Mereka akan dihakimi berdasarkan analogi malaikat (Yu-das 6; 2 Petrus 2:4). Ajaran yang sama, bahkan mungkin individu yang sama, tampak-nya telah mempengaruhi gereja-gereja yang Petrus surati dalam suratnya yang kedua dan gereja-gereja yang Yudas surati. Karena itu, orang mungkin bertanya-tanya apakah tujuan yang sama yang melahirkan surat 2 Petrus mungkin juga sudah menyebabkan Yudas menulis surat.
Menemukan tujuan yang menggerakkan seorang penulis untuk menulis bisa menyumbangkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan yang untuknya penulis lain menulis.
Surat-surat Yudas dan 2 Petrus jelas saling bertautan dalam cara tertentu. Kita diwarisi teks dua dokumen itu sebagai petunjuk. Bahwa kedua dokumen itu memiliki banyak kesamaan adalah fakta yang sebenarnya. Meski bukti perlu ditampilkan, jika memang ada, bukti itu akan memperkuat penjelasan tentang kesamaan di antara surat-surat itu jika kedua penulis itu tinggal di lokasi yang sama, dalam periode waktu yang sama, dan saling mengenal. Kemungkinan seperti itu hampir tidak terpikirkan. Selama tahun-tahun pertama usia gereja, Petrus dan Yudas sangat terlibat dalam pelbagai masalah gereja Yerusalem. Jika kedua surat itu bisa diberi tanggal pada dua atau tiga dekade pertama gereja, maka masing-masing mungkin telah saling mengenal karya satu sama lain. Jika kedua surat itu berasal dari periode yang cukup awal ketika agama Kristen Yahudi berkembang ke luar dari Yudea, maka itu akan berkontribusi untuk menjelaskan keterkaitan penulisan kedua penulis itu. Karena kita mempercayai surat-surat itu sebagai otentik-2 Petrus ditulis oleh rasul bernama Petrus dan Yudas oleh saudara Yakobus, dan karenanya adalah saudara Tuhan-sehingga surat itu sendiri menyiratkan bahwa keduanya tinggal di Yerusalem ketika mereka menuliskan suratnya masing-masing .
Pembaca sekarang ini menginginkan penjelasan bukan hanya untuk kesamaan antara Yudas dan 2 Petrus, tetapi juga perbedaan mereka. Pemeriksaan atas kedua surat itu mengungkapkan bahwa ancaman terhadap gereja-gereja yang penulis itu surati tidaklah persis sama. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa masing-masing penulis dikenal wajahnya atau reputasinya oleh gereja-gereja yang berbeda. Oleh karena itu kedua penulis itu memiliki bidang pengaruh yang berbeda. Petrus bisa menulis dengan dampak yang lebih banyak kepada beberapa gereja dan Yudas kepada beberapa gereja lainnya. Kedua surat itu sama dalam hal bahwa kedua penulisnya menulis untuk mengatasi situasi kacau yang sudah ditimbulkan oleh pengaruh yang dikerahkan oleh guru-guru palsu itu. Namun, unsur-unsur bahaya yang sangat umum yang dihadapi oleh gereja-gereja dalam 2 Petrus dan Yudas harus jangan mengarah kepada kesimpulan bahwa sepucuk surat umum sudah bisa membahas secara memadai keadaan yang berbeda yang dihadapi oleh gereja-gereja itu.
Kedua penulis itu ingin gereja mereka masing-masing tahu bahwa ketika guru-guru itu (pendatang baru di tempat kejadian) mengompromikan pesan rasuli itu, maka mereka memasang penghalang di antara komunitas-komunitas Kristen dan Tuhan mereka (Yudas 20, 21; 2 Petrus 2:20, 21). Baik Petrus maupun Yudas tidak mencincang kata-kata mereka ketika mereka menggambarkan guru-guru palsu. Terlepas dari cara mereka menampilkan diri mereka sendiri, mereka yang mengganggu gereja tidak lebih baik daripada binatang buas (2 Petrus 2:12) yang untuknya "kegelapan yang pekat telah disediakan selama-lamanyanya" (Yudas 13). Cukup jelas bahwa guru-guru yang menjadi masalah di dalam kedua surat itu berasal dari kelompok yang sama.
Meski kemiripan pengaturan Yudas dan 2 Petrus tidak bisa dipungkiri, namun masing-masing surat itu memiliki tujuan dan metodenya sendiri. Petrus, dibandingkan Yudas, lebih mencemaskan klaim yang guru-guru palsu itu buat tentang pengetahuan yang lebih tinggi daripada saksi-saksi rasuli (2 Petrus 1:3, 8). Mungkin ajaran eskatologi yang terlampau kuat diyakini sudah menyebabkan guru-guru palsu itu menolak kedatangan Tuhan (2 Petrus 3:3-10). Untuk bagian ini, Yudas mengacu kepada literatur Yahudi yang telah lama dihormati oleh para pendengarnya untuk menghadapi klaim dan perilaku orang-orang fasik yang menyusahkan gereja-gereja yang ia kenal baik. Setiap surat memiliki capnya sendiri.
Baik Yudas dan Petrus mengingatkan para pembacanya bahwa guru-guru mereka adalah yang pertama memiliki akses penuh kepada iman rasuli (Yudas 3; 2 Petrus 1:3). Meski ada banyak klaim yang bertentangan, namun pengetahuan mereka selama ini tentang kebenaran tidak kurang. Keduanya mendesak para pendengarnya masing-masing untuk menolak siapa saja yang memperkenalkan ajaran sesat yang merusak (Yudas 4; 2 Petrus 2:1). Hal itu akan membuat mereka perlu "berjuang dengan sungguh-sungguh bagi iman yang sekali untuk selamanya sudah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3).
PENDENGARNYA
Meski Yudas menujukan suratnya secara umum, "kepada mereka yang dipanggil, kekasih dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus" (Yudas 1), namun gambaran yang ia berikan tentang guru-guru palsu menunjukkan bahwa ia tidak sedang menulis surat kepada Kekristenan pada umumnya. Ia memiliki pendengar khusus dalam pikirannya. Salah satu indikasinya adalah kutipannya tentang pelbagai tulisan apokrifa Yahudi yang tidak terilham. Tampaknya ia mengharapkan para pendengarnya itu adalah orang-orang Yahudi yang percaya. Orang-orang percaya non-Yahudi sepertinya tidak akan mengenal baik kitab Henokh Etiopia atau Asumsi Musa, yang merupakan tulisan-tulisan apokrifa yang mungkin sudah Yudas kutip.
Masuk akal untuk berpendapat bahwa pendengar mula-mula surat 2 Petrus dan Yudas tinggal di wilayah geografis yang berdekatan satu sama lain. Hal itu akan menjelaskan, sebagian, keterkaitan penulisan kedua suart itu dan kepedulian yang sama yang mereka sampaikan. Masih bisa diperdebatkan apakah Yudas dan 2 Petrus, dan Yakobus juga, ditulis dekat periode waktu yang sama, di awal kehidupan gereja, sebelum orang-orang non-Yahudi datang kepada Kristus dalam jumlah yang besar. Kata-kata pembukaan Yudas menunjukkan hubungan pribadi antara dirinya dan para pembacanya. Ia menulis, "Aku berusaha keras untuk menyurati kamu." Kemudian ia berkata, "Aku merasa perlu menyurati kamu untuk menghimbau kamu supaya kamu berjuang dengan sungguh-sungguh bagi iman itu" (Yudas 3). Kata ganti "kamu" dan "Aku" sifatnya umum. Ada sedikit pengertian bahwa yang Yudas surati adalah khalayak umum.
PENULISNYA
Penulis surat ini mengidentifikasi dirinya sebagai "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus" (Yudas 1). Meski kata perkenalan itu mungkin kurang memuaskan dari perspektif pembaca moderen (Yudas adalah nama umum di kalangan Yahudi), namun penulis itu tampaknya menganggap cukup mengidentifikasi dirinya seperti itu kepada para pembaca pertamanya. Menyebut nama Yakobus dalam gereja mula-mula, setidaknya dalam gereja-gereja di mana terdapat orang-orang Kristen Yahudi, akan mengingatkan kepada orang yang sama yang menulis Surat Yakobus, yaitu saudara Tuhan. Karena Yakobus lebih dikenal, maka penulis Yudas itu mengidentifikasi dirinya dengan otoritas dan nama saudaranya itu. Dalam Markus 6:3, saudara dari Yesus dan Yakobus adalah Yudas. Kependekan nama Yudas adalah Jude. Ia berada dalam urutan ketiga dalam daftar saudara-saudara di Markus 6:3 dan urutan keempat dalam daftar di Matius 13:55. Siapa saja yang mengenal baik keluarga Yesus, pengidentifikasian Yudas atas dirinya sebagai saudara Yakobus sudahlah cukup.
Ketika Lukas memperkenalkan kitab kedua karyanya (Kisah Para Rasul), kitab yang berhubungan dengan pembentukan dan pertumbuhan gereja, Lukas menyajikan petunjuk pertama bahwa saudara-saudara Yesus itu telah menjadi orang percaya. Di ruang atas di Yerusalem, ia mengatakan saudara-saudara Yesus berkumpul dengan para rasul dan orang-orang percaya lainnya setelah kenaikan Yesus (Kisah 1:14). Kesimpulannya adalah bahwa pada saat ini mereka sudah percaya bahwa saudara mereka adalah juga Tuhan mereka, Mesias Israel. Seraya Lukas membuka kisahnya, ia membuat jelas bahwa Yakobus, salah satu saudara Yesus, menjadi seorang pemimpin dalam gereja Yerusalem. Yakobus muncul pada konferensi Yerusalem (Kisah 15:13-21), dan belakangan muncul juga dalam kitab ini (Kisah 21:18, lihat 1 Korintus 15:7; Galatia 1:19; 2:9, 12). Tidak ada penyebutan lebih lanjut tentang saudara-saudara Tuhan lainnya dalam Kisah Para Rasul.
Beberapa tahun setelah Paulus memulai perjalanan misinya, ia menulis 1 Korintus (sekitar 57 Masehi). Surat ini menunjukkan bahwa saudara-saudara Yesus, Yudas di antara mereka, telah menjadi misionaris keliling (1 Korintus 9:5). Sebanyak itu saja yang kita ketahui tentang Yudas, saudara Yakobus, di luar surat yang menyandang namanya. Dengan tidak adanya informasi lainnya, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa penulis Yudas adalah anak Yusuf dan Maria, saudara Yakobus, dan saudara tiri Yesus. Tentu saja kesimpulan ini diperdebatkan, tapi tidak ada satu pun dari pelbagai keberatan yang diajukan terhadap hal itu yang tidak dapat dijawab.
TANGGAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN 2 PETRUS
Tanggal kapan Yudas menulis suratnya adalah tidak pasti. Tidak ada satu hal pun di dalam surat itu yang mendukung adanya tanggal pasti penulisannya. Tidak ada tempat geografis atau peristiwa sejarah yang disinggung. Pelbagai pertanyaan tentang tanggal penulisan Yudas pada tingkatan yang cukup besar bergantung pada hubungannya dengan 2 Petrus.
Ketika Yudas dan 2 Petrus diperbandingkan, jelas terlihat bahwa ada kaitan sastra tertentu antara dua tulisan itu-yaitu, salah satu dari penulis itu tahu dan menggunakan surat yang ditulis oleh penulis yang lain. Alternatifnya, keduanya bisa saja sudah menggunakan sumber yang sama. Di samping itu, gambaran yang masing-masing penulis berikan tentang guru-guru yang mereka cela adalah terlalu mirip untuk dianggap sebagai kebetulan. Dari dua puluh lima ayat dalam Surat Yudas, lima belas dari mereka memiliki kesamaan yang signifikan dalam 2 Petrus. Selain itu, dua penulis itu menggunakan ilustrasi dan ide-ide yang sama dalam kecaman mereka terhadap guru-guru palsu itu. Mereka bahkan menempatkan guru-guru palsu itu dalam urutan yang nyaris sama. Mereka punya kesamaan pandangan mengenai ancaman terhadap gereja-gereja yang mereka surati. Keduanya menalar bahwa Allah akan menghakimi guru-guru palsu itu seperti Ia sudah menghakimi orang-orang yang tidak taat di masa lalu. Keduanya menggunakan penghakiman Allah atas malaikat dan Sodom dan Gomora untuk memperkuat pesan mereka. Dari sana poin-poin perbandingan berlanjut terus. Bahwa ada ketergantungan sastra antara 2 Petrus dan Yudas hampir tidak dipertanyakan oleh para sarjana Alkitab.
Selama bertahun-tahun siswa-siswa Alkitab menyatakan bahwa 2 Petrus ditulis lebih dulu dan Yudas menyadur beberapa dari kata-kata dan ilustrasi Petrus untuk keperluannya sendiri. Sebuah contoh yang baik dapat dibuat. Mereka yang mempertahankan bahwa Yudas menggunakan 2 Petrus mendasarkan alasan mereka pada dua hal yang prinsipil: (1) Yudas tampaknya meminta dukungan rasul-rasul untuk apa yang ia tulis (ay. 17, 18.). "Rasul-rasul" dalam ayat 17, begitulah yang selama ini dinyatakan, secara khusus mengacu kepada surat 2 Petrus. Yudas secara samar mengakui ketergantungannya pada kata-kata Petrus. (2) Karena Petrus adalah seorang pemimpin gereja yang lebih menonjol darpada Yudas, selain menjadi seorang rasul Kristus, maka lebih mungkin bahwa Yudas yang akan sudah menggunakan Surat Petrus daripada sebaliknya.
Baru-baru ini, berdasarkan pemeriksaan yang cermat atas hubungan sastra antara kedua surat itu, para sarjana berpendapat bahwa lebih mudah memahami sebagian 2 Petrus sebagai karya saduran dari kata-kata Yudas daripada sebaliknya. Untuk satu hal, sulit memahami mengapa Yudas akan menyingkat 2 Petrus jika ia menggunakannya untuk sumber tulisannya. Lebih mungkin Petruslah yang mengembangkan surat Yudas, berdasarkan penalaran, daripada Yudas meringkas 2 Petrus. Selain itu, argumentasi itu melibatkan perbandingan yang sangat baik, kata demi kata antara teks Yunani dari setiap surat itu. Hal itu memang meminta penilaian subyektif yang besar. Namun begitu, pandangan yang pada dasarnya menang dalam pelbagai komentari cendiakawan adalah bawah Yudas ditulis lebih dulu.1Tidak banyak yang berpendapat bahwa 2 Petrus dan Yudas menggunakan sumber umum ketiga, meski kemungkinan itu tidak dapat dengan serta merta diabaikan.
Mereka yang menolak Yudas, saudara Yakobus, sebagai penulis surat yang menyandang namanya biasanya mengabaikan Petrus sebagai penulis 2 Petrus. Karena melihat adanya guru-guru Gnostik dalam dua surat itu, sejumlah sarjana berpendapat bahwa kedua surat itu bertanggal dari abad pertama atau awal abad kedua. Namun, semakin banyak sarjana mengakui bahwa di dalam surat Yudas atau surat Petrus tidak ada bukti ajaran Gnostik. Penggunaan semata kata "pengetahuan" (gnwvsiß, gnōsis) tidak sama dengan penyangkalan Gnostikisme. Sebagai contoh, komponen penting Gnostikisme adalah dualisme. Dualisme membuat perbedaan yang tajam antara zat dan roh; fisik dipandang sebagai kejahatan yang melekat, sedangkan roh adalah baik. Tidak ada bukti adanya dualisme dalam 2 Petrus atau Yudas. Bahasa Yunani yang mencirikan 2 Petrus bukanlah alasan bahwa surat itu ditulis setelah waktu kematian Petrus, juga bukan alasan adanya pengaruh Gnostik di dalam gereja-gereja itu.
Asumsi tak terucapkan dari beberapa orang yang menemukan hubungan sastra antara Yudas dan 2 Petrus adalah bahwa dua surat itu dipisahkan oleh kurun waktu beberapa tahun, mungkin puluhan tahun. Argumentasi itu biasanya didasarkan pada kesimpulan bahwa 2 Petrus adalah nama samaran, berasal dari abad kedua. Yudas, katanya, ditujukan kepada pendengar Yahudi2dan 2 Petrus kepada pendengar non-Yahudi.3Oleh sebab itu, diperlukan waktu untuk peredaran surat Yudas sebelum bisa digunakan oleh orang atau orang-orang yang menulis 2 Petrus. Argumentasi itu kokoh jika 2 Petrus ditulis dengan nama samaran, dan jika ada rentang waktu yang panjang antara penulisan surat-surat itu. Namun begitu, tak satu pun dari kesimpulan itu yang tidak bisa dibantah; kedua surat itu terbuka terhadap tantangan yang serius.
Petrus mengatur ilustrasinya secara teratur, sementara Yudas tidak. |
|
Yudas |
2 Petrus |
1. Israel di padang gurun (ay. 5) |
1. - |
2. Para malaikat yang memberontak (ay. 6) |
2. Para malaikat yang memberontak (2:4) |
3. - |
3. Nuh (2:5) |
4. Sodom dan Gomora (ay. 7) |
4. Sodom dan Gomora (2:6) |
5. - |
5. Lot (2:7, 8) |
6. Musa (ay. 9) |
6. - |
7. Kain (ay. 11) |
7. - |
8. Bileam (ay. 11) |
8. Bileam (2:15, 16) |
9. Korah (ay. 11) |
9. - |
10. Henokh (ay. 14) |
10. - |
PERBANDINGAN YUDAS DAN 2 PETRUS |
||
Yudas |
2 Petrus |
|
4 |
Guru-guru palsu menyangkal Penguasa. |
|
4 |
Hukuman mereka sudah ditetapkan sejak dahulu. |
|
6 |
Malaikat-malaikat yang memberontak dibelenggu sampai hari penghakiman. |
|
7 |
Sodom dan Gomoro berfungsi sebagai contoh penghakiman. |
|
8 |
Orang-orang ini menajiskan tubuh mereka dan menghina kuasa Allah Penguasa. |
|
9 |
(Para) malaikat tidak melontarkan ejekan penghakiman ke atas orang lain. |
|
10 |
Orang-orang ini mencemooh apa yang mereka tidak pahami. |
|
10 |
Mereka adalah makhluk yang bertindak atas dasar naluri, binatang yang tidak punya nalar. |
|
11 |
Mereka mengikuti kesalahan Bileam. |
|
12 |
Mereka itu bagaikan batu karang tersembunyi ketika berpesta dengan kamu. |
|
12 |
Mereka itu seperti awan tanpa air yang dibawa angin. |
|
13 |
Bagi mereka kegekapan yang pekat sudah disediakan. |
|
16 |
Mereka menuruti hawa nafsu mereka sendiri dan bicara dengan sombongnya. |
|
17 |
Ingatlah perkataan yang disampaikan oleh rasul-rasul itu. |
|
18 |
Di waktu (hari-hari) terakhir akan muncul para pencemooh yang menuruti hawa nafsu mereka sendiri. |
Hampir tidak perlu mendalilkan jangka waktu yang diperlama antara penulisan 2 Petrus dan Yudas untuk menjelaskan ketergantungan sastra mereka. Orang boleh saja berpendapat bahwa pelbagai kesamaan di antara mereka menyiratkan bahwa mereka ditulis dekat waktu yang sama. Jika surat-surat itu ditulis selama waktu ketika kedua penulis itu berada di Yerusalem, yang berfungsi bukan hanya sebagai pemimpin gereja Yahudi di kota itu, tetapi di pelbagai daerah sekitarnya, maka tidak sulit untuk memahami bagaimana salah satu dari mereka itu mungkin telah memilih untuk menggunakan beberapa dari kata-kata penulis yang lain. Jika bukan untuk alasan lain, arah tindakan seperti itu akan sudah cenderung memperkuat otoritas kedua penulis itu. Surat yang mana yang datang lebih dulu, pada akhirnya, merupakan masalah konsekuensi kecil. Meski kita tidak bisa memastikan tanggal penulisan kedua surat itu, jika mereka, seperti halnya Yakobus, membahas tahap awal Kekristenan Yahudi di wilayah Diaspora, maka pelbagai kesamaan mereka hampir tidak sulit untuk dipahami. Dalam hal tidak adanya bukti yang lebih baik, kita menyarankan bahwa kedua surat itu bertanggal di akhir dua puluh tahun pertama sejarah gereja. Bahwa pendapat seperti itu kredibel adalah jelas dari apa yang kita ketahui tentang gereja mula-mula.
Kesaksian kitab Kisah membuat jelas bahwa gereja menyebar dengan cepat di pelbagai komunitas Yahudi yang berdekatan dengan Yudea pada tahun-tahun awal. Dari perjalanan Saul ke Damsyik untuk menangkapi orang-orang percaya jelas terlihat bahwa agama Kristen telah menyebar di kalangan orang-orang Yahudi Diaspora berbahasa Yunani yang berdekatan dengan Palestina di saat-saat awal (Kisah 9:1, 2). Untuk menjelaskan interval empat belas tahun dalam Galatia 2:1, kita harus memberi tanggal perubahan hidup Paulus dalam lima tahun pertama atau lebih setelah kematian Kristus. Ini berarti bahwa, dalam waktu lima tahun dari penyaliban, jumlah orang-orang Yahudi di Damsyik yang telah memeluk iman Kristen adalah sedemikian banyak sehingga menjadi perhatian para pejabat di Yerusalem. Selain itu, bukti penyebaran awal agama Kristen di kalangan Yahudi Diaspora datang dari laporan tentang menyebarnya orang-orang percaya Yahudi dari Yerusalem. Meski setelah kematian Stefanus orang-orang yang berpencar itu memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi di seputaran Antiokhia, namun jelas terlihat bahwa penjebolan terjadi juga di dalam komunitas Yahudi (Kisah 11:19, 20).
Kesimpulan amannya adalah bahwa dalam dua dekade pertama setelah penyaliban Yesus orang-orang Kristen Yahudi adalah unsur penting dalam banyak sinagoga Yahudi di pelbagai wilayah yang merentang ke Antiokhia di utara dan ke Damsyik di timur. Selanjutnya, tidak mungkin para penguasa Yahudi di Yerusalem membolehkan pesan Kristen di daerah ini disebarkan tanpa hambatan. Pesan Kristen itu kemungkinan menimbulkan kekacauan di dalam banyak sinagoga di Siria, utara Yudea. Orang menduga bahwa Saul bukan satu-satunya orang yang dikirim oleh para penguasa Yahudi untuk menghentikan pendarahan itu. Selanjutnya, tidak mungkin pihak berwenang di Yerusalem hanya mengambil langkah kekuatan brutal-penangkapan, pemenjaraan, dan pembunuhan orang-orang Kristen-untuk membendung gelombang pasang itu. Mereka mungkin juga mengirim atau menggiatkan guru-guru yang menyatakan bahwa para rasul dan para wakil mereka itu tidak mengetahui keadaan yang telah mengakibatkan penyaliban Yesus. Pengetahuan adalah masalahnya. Mereka yang memberitakan Kristus tidak tahu apa yang sudah terjadi di Yerusalem yang telah mengakibatkan kematian pionir Galilea ini.
Selain guru-guru Yahudi dari Yerusalem yang berusaha membendung pengaruh para misionaris Kristen, ada kemungkinan bahwa beberapa orang Yahudi Diaspora yang sudah memeluk pesan Kristen tidak bersedia membawa terlalu jauh kebebasan yang baru mereka temukan. Ilmu pengetahuan telah membuat jelas bahwa Yudaisme Palestina dan Diaspora adalah cukup beragam.4Kemungkinan banyak sinagoga memiliki unsur-unsur yang ingin mengubah agama nenek moyang mereka supaya lebih bisa menerima agama dan moralitas orang non-Yahudi. Mereka, juga, untuk alasan yang berbeda dari yang dimiliki oleh para penguasa Yahudi di Yerusalem, mengakui adanya pengetahuan yang melampaui para rasul dan kepemimpinan gereja di Yerusalem. Mereka yang bermain mata dengan pelbagai filosofi pagan melihat gangguan-gangguan dari guru-guru Kristen itu sebagai pintu terbuka untuk pelbagai pandangan yang lebih menyenangkan terhadap iklim keagamaan saat itu. Antara lain, mereka melihat ajaran Kristen sebagai pintu terbuka untuk etika moral yang lebih santai.
Ada satu unsur dari pesan rasuli yang membuatnya sangat rentan terhadap kecaman. Para rasul telah berjanji bahwa Yesus akan datang kembali, tetapi Ia belum datang. Yudas menulis surat dan Petrus menulis apa yang kita sebut 2 Petrus untuk menegaskan kembali pengetahuan para rasul, kesaksian mereka terhadap kebangkitan, tuntutan moral yang melekat dalam pesan Kristen, dan janji bahwa Tuhan akan datang kembali (2 Petrus 3:11-13). Dalam Yudas, kurang jelas apakah guru-guru palsu itu membantah kedatangan kembali Tuhan, meski itu bisa menjadi implikasi dari penolakan mereka terhadap "satu-satunya Tuan dan Tuhan kita, Yesus Kristus" (Yudas 4). Karena itu, wajar untuk menyarankan bahwa 2 Petrus, Yudas, dan Yakobus bertanggal dari periode awal dalam gereja, mungkin akhir 40-an atau awal 50-an.
Jika 2 Petrus dan Yudas membahas situasi yang sama, maka wajar untuk menganggap kedua surat itu ditulis pada waktu yang hampir bersamaan. Yudas tampaknya ditulis untuk pendengar Yahudi dan dari perspektif Yahudi. Bahasa surat Petrus yang kedua lebih Yunani daripada Yudas, tetapi surat itu juga meliput dunia pemikiran Yahudi. Ada banyak orang Yahudi, beberapa di Siria/Palestina, yang sepenuhnya tenggelam dalam budaya Yunani. Namun itu tidak secara otomatis berarti bahasa Yunani menyiratkan pendengar non-Yahudi.
KARAKTER DAN PERILAKU ORANG SESAT
Kualitas khas Yudas adalah bahwa ia sepertinya sudah punya gagasan untuk menulis jenis surat yang berbeda daripada yang akhirnya ia tulis. Krisis penting itu meminta dia untuk mengatasi masalah guru-guru palsu. Seperti halnya 2 Petrus, surat ini mengatakan lebih banyak tentang jenis karakter guru-guru itu daripada tentang apa yang mereka ajarkan. Mereka itu berani, angkuh, dan menyerah untuk memuaskan hawa nafsu (Yudas 16; 2 Petrus 2:14). Mereka tampaknya salah memahami doktrin kasih karunia (Yudas 4, 12, 13; 2 Petrus 2:19). Mereka tidak hanya dengan bebasnya memanjakan hawa nafsu, tetapi mereka juga mengajarkan bahwa pemanjaan seperti itu merupakan perilaku Kristen yang bisa diterima.
Yudas dan Petrus sama-sama menyinggung penghakiman Allah atas malaikat-malaikat (Yudas 6; 2 Petrus 2:4). Hal itu menyebabkan beberapa orang berkesimpulan bahwa guru-guru palsu itu sudah menganjurkan beberapa ajaran sesat tentang malaikat. Karena makhluk-makhluk yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia sangat ditonjolkan dalam ajaran Gnostik, maka beberapa orang memahami ini sebagai indikasi pengaruh Gnostik. Namun begitu, ada banyak sekali kesaksian dalam tulisan-tulisan Yahudi dari periode ini untuk berspekulasi tentang penghakiman Allah atas malaikat. Acuan kepada malaikat tidak secara otomatis merupakan tanda adanya pengaruh Gnostik.
PENGGUNAAN KARYA-KARYA APOKRIFA OLEH YUDAS
Yudas menggunakan literatur Yahudi non-kanon mungkin lebih banyak daripada penulis Perjanjian Baru lainnya. Untuk satu hal, surat itu menyinggung perselisihan antara "malaikat" Mikhael dan Iblis atas mayat Musa (ay. 9), perselisihan yang tidak dibahas di tempat lain dalam Perjanjian Lama. Secara luas diyakini bahwa penulis itu membuat acuan kepada suatu peristiwa yang dijelaskan lebih lengkap dalam sebuah karya yang dikenal di kalangan Kristen mula-mula sebagai Asumsi Musa. Namun begitu, ada banyak ketidakpastian di dalamnya.
Tidak ada kepastian apakah salinan Asumsi Musa masih ada yang selamat hingga kini. Ada dokumen yang selamat yang secara beragam dikenal sebagai Perjanjian Musa dan Asumsi Musa. Hanya sebagian dari dokumen itu yang bertahan dari termakan zaman. Tanggal dokumen itu tidak pasti. Beberapa orang memberi tanggal di awal kerajaan Makabis dan yang lainnya memberi tanggal di akhir abad kedua Masehi. Bagian yang selamat diakui sebagai nasihat perpisahan yang diberikan oleh Musa kepada Yosua. Di dalamnya tidak ada kisah Musa diangkat ke dalam sorga, seperti yang orang harapkan dari sebuah "Asumsi." Dalam bagian yang telah sampai kepada kita, tidak ada kisah tentang Mikhael dan pertempuran Iblis atas mayat Musa. Apakah cerita itu telah hilang sebab tidak bisa bertahan, atau Yudas mengacu kepada dokumen tertentu yang sudah hilang sama sekali. Beberapa penulis gereja mula-mula mengacu kepada tulisan yang mereka sebut Asumsi Musa.5Apakah tulisan itu sama dengan tulisan yang kita miliki adalah tidak jelas.
Yudas dengan jelas mengutip sebuah dokumen yang dikenal sebagai 1 Henokh atau Henokh Etiopia. Ada bukti bahwa tulisan itu digunakan secara luas dan dihormati di beberapa kalangan Kristen Yahudi mula-mula. Teks itu telah dilestarikan seluruhnya oleh gereja Etiopia yang menganggapnya sebagai kitab kanon. Di luar bahasa Etiopia, dokumen itu bertahan sebagian dalam naskah bahasa Yunani dan Latin. Yudas mengutip 1 Henokh 1:9. Henokh adalah karya tulis yang rumit yang menampilkan dirinya sebagai tulisan Henokh, yang merupakan generasi ketujuh dari Adam. Itu merupakan karya gabungan, di mana bagian awalnya mungkin ditulis sekitar 170 S. M. Beberapa bagian sisanya tampaknya ditulis setelah Kristus. Tulisan itu menjelaskan, antara lain, sejarah kaum Yahudi. Itu memang sebuah karya apokaliptik yang banyak mengandung perkataan tentang penghakiman Allah yang akan datang ke atas orang-orang jahat. (Untuk pembahasan yang lebih rinci tentang implikasi Yudas mengutip Henokh, lihat komentari tentang ay. 14, 15.)
GARIS BESAR
I. SALAM: KEPADA MEREKA YANG DIPANGGIL (ay. 1, 2)
II. MENDEFINISIKAN TUJUAN SURAT ITU (ay. 3, 4)
- A. Berjuang dengan sungguh-sungguh bagi iman (ay. 3)
- B. Guru-guru palsu telah menyusup ke dalam gereja (ay. 4)
III. PENOLAKAN TERHADAP GURU-GURU PALSU (ay. 5-16)
- A. Kecaman Allah terhadap orang yang tidak taat (ay. 5-7)
- 1. Bangsa Israel yang tidak percaya (ay. 5)
- 2. Malaikat-malaikat yang memberontak (ay. 6)
- 3. Sodom dan Gomora yang mesum (ay. 7).
- B. Gambaran tentang guru-guru palsu (ay. 8-13)
- 1. Menolak otoritas (ay. 8-10)
- 2. Di bawah penghakiman Allah (ay. 11)
- a. "Jalan yang ditempuh Kain"
- b. "Kesalahan Bileam"
- c. "Pemberontakan Korah"
- 3. Egois, tidak berbuah, dan mesum (ay. 12, 13)
- a. "Karang yang tersembunyi"
- b. "Awan tanpa air"
- c. "Pohon musim gugur yang tanpa buah"
- d. "Ombak laut yang ganas"
- e. "Bintang-bintang yang mengembara"
- C. Nubuatan Henokh tentang penghakiman orang-orang fasik (ay. 14-16)
IV. PERBEDAAN: PENGEJEK YANG MEMECAH BELAH VS. ORANG-ORANG PERCAYA YANG SETIA (ay. 17-23)
- A. Peringatan terhadap pengejek yang memecah belah (ay. 17-19)
- 1. Peringatan dari para rasul (ay. 17, 18)
- 2. Gambaran tentang orang-orang ini (ay. 19)
- a. "Orang-orang yang menyebabkan perpecahan"
- b. " Berpikiran duniawi"
- c. "Tanpa Roh"
- B. Nasihat kepada orang percaya yang setia (ay. 20-23)
V. DOKSOLOGI PENUTUP (ay. 24, 25)
Catatan Akhir:
- 1 Lihat J. N. D. Kelly, A Commentary on the Epistles of Peter and Jude, Black's New Testament Commentaries (London: Adam & Charles Black, 1969), 227. Kelly menyatakan bahwa "prioritas Yudas hampir diterima sepenuhnya sekarang ini."
- 2 Lihat Richard J. Bauckham, "Jude, Epistle of," in The Anchor Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman (New York: Doubleday, 1992), 3:1102. Bauckham berpendapat bahwa para pembaca awal surat Yudas adalah orang-orang Kristen Yahudi yang tinggal di lingkungan non-Yahudi.
- 3 Lihat John H. Elliot, "Peter, Second Epistle of," in The Anchor Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman (New York: Doubleday, 1992), 5:287. Elliot berpendapat bahwa pembaca awal 2 Petrus tinggal "di lingkungan Helenistik yang secara budaya bersifat pluralistik."
- 4 Pertimbangkanlah, misalnya, keragaman dokumen yang diperiksa oleh Leonhard Rost, Judaism Outside the Hebrew Canon , trans. David E. Green (Nashville: Abingdon, 1971).
- 5 Kelly menyantumkan Clement of Alexandria, Origen, dan yang lain-lainnya. (Kelly, 265.)
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yudas (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN (Yudas 1:1-4)
Berjuang Demi Iman (ay. 3, 4)
Setiap orang Kristen akan mengembangkan cara penanganan tertentu terhadap perselisihan, kesal...
PENERAPAN (Yudas 1:1-4)
Berjuang Demi Iman (ay. 3, 4)
Setiap orang Kristen akan mengembangkan cara penanganan tertentu terhadap perselisihan, kesalahpahaman, dan konflik yang timbul dalam tubuh orang-orang percaya. Hal ini terutama berlaku bagi para pengkhotbah dan guru yang mencurahkan seluruh waktu dan energi mereka untuk pekerjaan Kristus. Ada dua sikap ekstrem dalam menghadapi pelbagai kesulitan tersebut. Beberapa orang tanpa harapan merasa muak dengan pelbagai pertanyaan, perbedaan pendapat, dan konflik di dalam gereja, dan datang untuk bicara tentang "masalah persaudaraan" dengan sikap sinis yang terlihat di wajah mereka. Yang lain punya waktu dan energi untuk sedikit hal lain dan bersedia menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk mendengarkan sebuah debat yang baik. Surat Yudas mengarahkan kita ke arah pendekatan yang lebih seimbang.
Seperti kebanyakan dari kita, Yudas mengatakan bahwa ia telah lama menunggu ingin membagi pesan keselamatan bersama yang ia nikmati dengan para pembacanya. Bicara dan menulis tentang konsep-konsep hebat pemersatu agama Kristen adalah menggembirakan dan membangun iman. Mengapakah ada orang yang ingin bertengkar dengan guru-guru palsu ketika ia bisa merenungkan dan berbagi tema hebat tentang kasih, penebusan, dan keselamatan? Bagi Yudas itu adalah masalah kebutuhan. Ia mengerti bahwa pesan Kristus sedang dikompromikan dan para pembacanya berada dalam bahaya kehilangan keselamatan bersama yang mereka nikmati.
Meski tidak menyenangkan, ada saat-saat untuk berjuang demi iman. Yudas berjuang dengan sungguh-sungguh dalam surat kiriman yang ada di hadapan kita, dan ia mendesak para pembacanya untuk melakukan hal yang sama. Ini semua harus jangan dianggap sebagai ajaran sesat yang tidak menambahkan apa-apa selain pendapat pribadi. Pendapat guru-guru yang Yudas hadapi itu, seandainya diikuti terus, akan mengubah sifat dasar agama Kristen.
Liberalisme (ay. 3, 4)
Orang-orang Farisi Perjanjian Baru cenderung mengurangi hidup saleh dengan seperangkat aturan. Mereka ini sering menentang Yesus. Tuhan tidak peduli terhadap sebagian besar aturan mereka. Orang-orang Farisi sering dicap sebagai kaum "legalis." Definisi adalah penting. Seorang legalis bukanlah orang yang berhati-hati untuk melakukan apa yang Allah perintahkan. Ia adalah orang yang ingin adanya aturan kaku bagi setiap pertanyaan yang muncul dalam kehidupan gereja atau dalam kehidupan moralnya sendiri. Jika tidak ada aturan yang mencakup segala sesuatu, ia bersedia menuliskan beberapanya. Ia lebih ketat daripada Allah.
Dengan Alkitab mereka yang terbuka, orang Kristen harus menjaga keseimbangan antara (1) membolehkan adanya diskusi dan perbedaan sudut pandang antara orang-orang percaya, dan (2) bersikeras mengikuti ajaran Alkitab. Kita perlu menyadari bahwa legalisme adalah godaan nyata. Itu adalah bahaya nyata yang gereja hadapi, tapi kita harus berhati-hati tentang bagaimana kita menggunakan "legalisme" sebagai label untuk mencap seseorang yang kebetulan tidak sejalan dengan kita. Seseorang bukanlah legalis, misalnya, karena ia percaya Perjamuan Tuhan harus dilaksanakan setiap Hari Tuhan. Saya pernah bertemu orang-orang yang percaya Alkitab mengajarkan bahwa gereja seharusnya menggunakan hanya satu cawan untuk pelayanan air buah pokok anggur. Mereka tidak secara otomatis legalis karena mempercayai hal itu. Orang bisa salah tanpa menjadi legalis.
Ada kata lain selain "legalisme" yang digunakan secara sembarangan. Saya mendengar orang Kristen menyebut seseorang atau sesuatu sebagai "liberal," tapi saya sering tidak yakin apa yang orang itu sedang bicarakan. Jika "liberalisme" adalah kecenderungan untuk mengompromikan ajaran Alkitab sehingga gereja dapat mengakomodasi dunia, itu memang salah. Liberal bisa mengacu kepada kerangka pikiran yang lebih tertarik kepada apa yang orang pikirkan daripada apa yang Allah arahkan untuk dilakukan dan dihayati oleh gereja-Nya. Liberalisme menilai rendah Firman Allah dan arahan-Nya.
Sama seperti kita perlu berhati-hati dalam kita menggunakan kata "legalis," kita juga harus berhati-hati dalam kita mencap seseorang yang tidak sejalan dengan kita sebagai "liberal." Seseorang mungkin saja salah tanpa harus menjadi legalis; ia bisa saja salah tanpa menjadi liberal. Kita perlu berhati-hati dengan pelbagai label.
Ketika kita melihat kepada Kitab Suci untuk contoh studi legalisme, tidak sulit untuk menemukannya. Orang-orang Farisi Perjanjian Baru menggambarkan jenis penyakit rohani ini. Melihat kepada Kitab Suci untuk contoh studi liberalisme adalah sedikit lebih sulit. Di manakah kita harus menemukannya? Siapakah guru-guru palsu di dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan jenis penyakit rohani yang kita sebut liberalisme? Saya tahu tidak ada tempat yang lebih baik untuk menemukannya selain dalam gambaran guru-guru palsu dalam surat Yudas ini.
(1) Guru-guru yang Yudas hadapi memiliki kerangka pikiran yang mengabaikan atau mengompromikan ajaran Perjanjian Baru tentang moralitas, ibadah, dan integritas pribadi. Yudas menulis tentang "orang-orang fasik yang mengubah kasih karunia Allah menjadi pelampiasan hawa nafsu" (ay. 4). Ia mengatakan, "Di zaman akhir akan ada para pengejek, yang mengikuti hawa nafsu kefasikan mereka" (ay. 18).
Dunia Yunani-Romawi pastinya memang tidak bermoral seperti halnya dunia moderen. Pencurian, pembunuhan, perceraian, prostitusi, aborsi, sodomi, penyimpangan seksual dari semua jenisnya—kita tidak menciptakan mereka. Jenis perilaku ini tidak menghormati orang dan Allah selama berabad-abad. Paulus menulis, … Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain (Roma 1:26, 27a).
Ia menambahkan, "Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk … penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan" (Roma 1:28, 29).
Injil Kristus, dengan tuntutannya untuk kejujuran, kesetiaan perkawinan, dan kebaikan hati, mencapai penilaian yang baik. Pada abad kedua dan ketiga ketika orang-orang Kristen dianiaya dan dibenci, beberapa dari mereka menulis "pembelaan." Warga terbaik kerajaan itu, mereka berpendapat, adalah orang Kristen.
Ada orang-orang dari hari-hari awal gereja yang berpendapat bahwa jika gereja terlalu ketat dalam masalah moral maka orang-orang akan berpaling. Itulah orang-orang yang Yudas hadapi. Yudas menegaskan bahwa orang Kristen menyukakan Allah, bukan manusia. Allah menuntut integritas moral. Jika dunia menolaknya, mereka akan melakukan tidak lebih dari apa yang sudah selalu mencirikan dunia. Sejak zaman gereja yang paling awal sampai zaman moderen, telah ada dan ada orang-orang yang bersedia menerima dan mempraktikkan apa saja yang dunia lakukan. Itu adalah semangat liberalisme yang paling buruk.
Roh Kristus tidak menawarkan kompromi dengan dosa, tetapi ketika orang sesat dan terluka dalam dosa mereka, ketika mereka ingin mengubah dan mengarahkan hidup mereka di jalan yang baru, maka tidak ada orang yang mendengarkan Kristus akan mengabaikan Dia. Kebanyakan orang Kristen memiliki hal-hal dalam hidup mereka yang ingin mereka lupakan. Tidak ada orang Kristen yang ingin memukuli dosanya ke atas kepala orang berdosa. Kata-kata Yudas itu dipenuhi dengan rahmat: "Dan kasihanilah beberapa orang, yang ragu-ragu; selamatkanlah orang lain, rampaslah mereka dari api; dan pada beberapa orang kasihanilah dengan rasa takut, bahkan membenci pakaian yang tercemar oleh hawa nafsu "(ay. 22, 23).
Pertobatan menuntut pengampunan penuh kasih karunia, tapi para pengikut Kristus tidak bisa berpura-pura bahwa bukan masalah ketika suami Kristen berlaku curang terhadap istrinya atau ketika seorang pengusaha Kristen menipu orang karena ia bisa atau ketika percabulan dianggap hal biasa. "Liberalisme" bukanlah label yang harus digantungkan tanpa pandang bulu pada orang-orang yang berbeda dengan kita, tapi itu juga bukan kata tanpa makna. Liberalisme dapat dan memang merusak umat Kristen secara individu dan gereja-gereja secara keseluruhan.
(2) Yudas menghadapi guru-guru liberal yang punya sedikit minat tentang gereja yang mengikuti arahan Allah dalam hal ibadahnya, kesatuannya, dan pemerintahannya. Cara umat Allah menyembah Dia adalah penting. Jika Allah telah memberikan arahan mengenai suatu hal, umat Allah harus melakukan apa yang Ia katakan. Liberalisme yang sesat bersedia untuk berkompromi. Liberalisme macam ini akan membaca Alkitab dan berkata, "Itu hanya masalah penafsiran. Anda menafsirkan dengan cara Anda, dan saya akan menafsirkannya dengan cara saya. "
Menafsirkan Alkitab tidak persis sama dengan membaca buku instruksi, tetapi memang ada poin-poin perbandingan yang bermanfaat. Saya baru saja membeli kursi teras yang harus dirakit. Saya membaca buku petunjuk dengan seksama, dan terlepas dari itu semua, saya masih salah menafsirkan beberapa hal dan harus kembali dan melakukannya dari awal. Anda harus menafsirkannya dengan benar jika mereka mau membantu Anda. Hidup jauh lebih rumit daripada soal merakit kursi teras, tetapi Allah telah memberikan petunjuk. Petunjuk-petunjuk itu bermakna apa yang Allah maksudkan bagi mereka. Kita tidak bisa mengabaikan ajaran Alkitab deng-an mengklaim bahwa itu tidak penting karena hal itu "hanya masalah penafsiran."
Ketika jemaat berhimpun untuk beribadah, kapan mereka berhimpun dan apa yang orang Kristen lakukan dalam perhimpunan adalah penting. Bila dibiarkan menurut anggapan mereka sendiri, maka orang akan menyebut apa pun yang menyenangkan mereka sebagai "ibadah." Ada pelbagai kegiatan yang orang anggap sebagai ibadah namun tidak menghormati Allah. Saya baru-baru ini melihat di televisi tim binaragawan melakukan pertunjukan di hadapan perhimpunan besar gereja. Seorang pria menggunakan tangannya untuk menghancurkan blok semen dan papan yang tebal. Berbicara dengan seorang pewawancara setelah itu, ia berkata, "Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah untuk kemuliaan Allah." Saya bertanya-tanya apakah kata-katanya akan berlaku juga untuk pencopet atau mucikari. Tidak setiap tindakan yang kita lakukan—bahkan jika tindakan tersebut tidak mengandung kesalahan—secara otomatis adalah ibadah. Kita perlu membiarkan Allah memberitahu kita apa yang menyukakan hati-Nya. Di dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan gereja yang beribadah sebagaimana yang rasul-rasul ajarkan kepada mereka.
Ada orang-orang liberal yang mengabaikan gagasan bahwa Allah telah menetapkan di dalam Alkitab cara orang berdosa harus diselamatkan. Liberalisme yang paling buruk adalah mengompromikan rencana keselamatan yang ditetapkan dalam Alkitab. Apa yang para rasul katakan kepada orang sesat untuk dilakukan agar diselamatkan adalah penting. Apa yang Yesus katakan kepada para rasul-Nya ketika Ia mengutus mereka pada Amanat Agung adalah penting. Yudas memulai suratnya dengan meminta para pembacanya untuk "berjuang dengan sungguh-sungguh demi iman yang pernah disampaikan kepada orang-orang kudus" (ay. 3).
(3) Kita harus berhati-hati bagaimana kita menggunakan kata "liberal" dan "liberalisme" karena menjadi "liberal" tidak selalu buruk. Bersikap liberal/dermawan dalam memberi adalah baik. Yesus adalah liberal dalam hal Ia bebas memberikan diri-Nya kepada mereka yang kekurangan. Bersikap liberal mungkin berarti bahwa kita ingin berpikir baik tentang orang, memiliki pandangan terbaik tentang apa yang kita lihat sedang dilakukan orang lain. Ada cara-cara penting di mana gereja perlu lebih "liberal." Meski sulit, orang Kristen harus seimbang dalam bersikap "liberal" dalam pengertian terbaiknya terhadap liberalisme yang salah tempat sehingga meninggalkan tuntutan moral yang Allah berikan kepada umat-Nya atau perintah-perintah yang Ia sudah berikan untuk memandu kehidupan gereja.
Kesimpulan. Kebanyakan orang Kristen kadang-kadang akan gusar terhadap sesuatu yang mereka lihat sedang terjadi di dunia atau di gereja. Orang percaya harus berhati-hati bagaimana ia menggunakan kata-kata seperti "liberal" dan "legalis" ketika mengacu kepada seseorang yang kebetulan tidak sejalan dengan apa yang ia pikir. Kata-kata ini harus menandakan adanya bahaya nyata rohani.
TFTWMS: Yudas (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Tesis ini dikedepankan oleh John Painter, Just James: The Brother of Jesus in History and Tradition (Minneapolis: Fortress Press, ...
Catatan Akhir:
- 1 Tesis ini dikedepankan oleh John Painter, Just James: The Brother of Jesus in History and Tradition (Minneapolis: Fortress Press, 1999).
- 2 I. Howard Marshall, New Testament Theology: Many Witnesses, One Gospel (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 2004), 698-99.
- 3 Ibid., 666.
- 4 John Stott, The Contemporary Christian (Leicester, U.K.: Inter-Varsity Press, 1992), 174.
- 5 Charles H. H. Scobie, The Ways of Our God: An Approach to Biblical Theology (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2003), 460.
Pengarang: Duane Warden
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yudas (Pendahuluan Kitab) SURAT YUDAS
PENGANTAR
Surat Yudas ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada
terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kri
SURAT YUDAS
PENGANTAR
Surat Yudas ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulisnya memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman.
Isi
- Pendahuluan
Yud 1:1-2 - Sifat, pengajaran dan nasib guru-guru palsu
Yud 1:3-16 - Nasihat supaya tetap percaya
Yud 1:17-23 - Doa pujian
Yud 1:24-25
Ajaran: Yudas (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Yudas dan
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penu
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran yang ada dalam Kitab Yudas dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Yudas, saudara Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
Tahun : Sekitar tahun 70-80 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen (untuk semua yang percaya di seluruh dunia). Keadaan mereka (penerima pertama) sama dengan penerima Kitab I, II, III Yohanes, yaitu sedang menghadapi ajaran sesat yang tidak sesuai dengan Firman Allah.
Isi Kitab: Kitab Yudas hanya terdiri dari satu pasal. Di dalam Kitab ini Yudas menasehati setiap orang Kristen untuk tetap berjuang mempertahankan iman yang telah disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yudas
Ayat 1-4 (Yud 1:1-4).
Salam dan tujuan
Bagian ini berisi doa untuk pertumbuhan rohani jemaat, agar tetap berjuang dalam segala daya upaya bertahan pada iman yang teguh. Karena iman kepada Yesus Kristus menuntut adanya hidup yang suci.
Ayat 5-16 (Yud 1:15-16).
Pengajaran mengenal guru palsu
Bagian ini menjelaskan bahwa guru-guru palsu harus ditolak oleh orang Kristen. Akhir hidup daripada guru-guru itu sudah ditentukan, yaitu penghukuman. Hal ini disebabkan mereka telah merubah kasih karunia Allah dengan cara hidup di dalam dosa, dan mereka menyangkal Tuhan Yesus Kristus. Sifat-sifat mereka disamakan dengan tiga tokoh Alkitab yang jahat yaitu: Kain, Bileam, Korah.
Pendalaman
- Bagaimanakah caranya saudara mengenal guru-guru palsu/ajaran palsu?
- Ceritakanlah kejahatan yang dilakukan oleh Kain, Bileam dan Korah.
Ayat 17-23 (Yud 1:17-23).
Pengajaran tiga tugas orang Kristen dalam menghadapi guru-guru palsu
Bagian ini menjelaskan tugas orang-orang Kristen dalam menghadapi guru- guru palsu, yaitu:
_Pertama_, mengingat ajaran-ajaran Firman Allah, _Kedua_, membangun di atas dasar iman yang suci dan berdoa dalam Roh Kudus. _Ketiga_, menunjukkan kebaikan kepada orang lain, dengan disertai rasa takut kepada Tuhan, yaitu tidak mengikuti atau mengingini kejahatan/dosa, yang mencemarkan hidup.
Pendalaman
- Apakah tugas orang percaya dalam menghadapi ajaran sesat?
- Apakah tugas yang kedua dan ketiga sama dengan melakukan Firman Allah?
Ayat 24-25 (Yud 1:24-25).
Penutup
Pujian karena Allah akan menjaga anak-anak-Nya, karena dalam Yesus Kristus sajalah terletak kekuatan orang Kristen. Inilah dasar dari kemenangan akhir setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Siapakah yang menjagai kita, supaya tidak tersesat?
- Dengan apakah Allah menjagai kita?
- Apakah dasar kekuatan kemenangan dari orang Kristen?
- Apakah yang menjadi sandaran kekuatan saudara?
- Kalau seseorang Kristen masih tetap mengikuti upacara-upacara ada yang tidak sesuai dengan Alkitab, apakah itu sama dengan ia mendasar kekuatannya kepada Yesus Kristus?
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Yudas?
- Apakah pusat pengajaran Kitab Yudas?
- Apakah keadaan saudara sama dengan keadaan penerima Kitab ini?
Intisari: Yudas (Pendahuluan Kitab) Surat Pendek yang menggigit!
Yang kita hadapi saat ini adalah salah satu dari surat-surat terpendek dalam Perjanjian Baru, tetapi surat ini benar-ben
Surat Pendek yang menggigit!
Yang kita hadapi saat ini adalah salah satu dari surat-surat terpendek dalam Perjanjian Baru, tetapi surat ini benar-benar padat dengan makna. Surat ini mengingatkan kitajika kita mengasihi orang, kita kadang-kadang harus berlaku jujur, terus terang dan tegas terhadap mereka.
SIAPAKAH YUDAS?
Ia sendiri mengatakan bahwa ia 'saudara Yakobus' (1) atau dapat Anda anggap saudara Yakobus yang terkenal itu. Jadi, siapakah Yakobus? Hanya ada satu orang yang cocok dengan gambaran itu, yaitu Yakobus saudara Yesus. Berarti Yudas tentu adalah saudara dari Yesus juga (lihat Mar 6:3; Mat 13:55). Namun demikian, Yudas tidak pernah menyebut dirinya seorang rasul (walaupun ia berbicara tentang mereka)! Ini berarti kita sedang berhadapan dengan seorang yang rendah hati dan sederhana yang tidak ingin menonjolkan diri.
KAPAN DAN MENGAPA IA MENULIS?
Dari caranya ia membicarakan iman dan pengajaran para rasul, tampaknya Yudas menulis dengan baik pada zaman Perjanjian Baru, meskipun kita tidak dapat benar-benar memastikannya. Kita juga tidak tahu di mana teman-temannya tinggal, tetapi kita tahu pasti apa yang mereka lawan. Seperti juga banyak gereja-gereja dalam Perjanjian Baru, jemaat ini pun berada dalam kesulitan, dan yang lebih buruk lagi, masalah itu terjadi di dalam lingkungan gereja. Banyak orang mengaku bahwa mereka Kristen, tetapi mereka membawa jemaat pada kehidupan yang tidak senonoh, menyebarkan pemikiran-pemikiran yang palsu dan tidak bermoral. Pula, mereka seolah-olah terlihat sedang melakukan ajaran yang 'lebih rohani' dan 'yang lebih tinggi'. Yudas bermaksud untuk menulis kepada mereka surat yang lebih panjang dan tidak tergesa-gesa tentang ajaran Kristen, tetapi penulisan ini harus dilakukan dengan cepat. Inilah sebabnya mengapa surat Yudas dan 11 Petrus banyak kemiripannya. Entah Yudas yang mengutip Petrus dan menyesuaikannya dengan gaya tulisannya, atau mungkin ia dan Petrus mendapatkan beberapa traktat yang sama. Hasilnya adalah sepucuk surat yang penting, berbobot dan sarat dengan petunjuk.
BAGAIMANA TENTANG HENOKH?
Satu hal yang tidak biasa mengenai Yudas ialah bahwa ia tidak hanya mengutip Perjanjian Lama dan para rasul, tetapi ia juga mengutip kitab-kitab yang tidak kita punyai dalam Alkitab. Kitab Henokh (14, 15) adalah buku agama yang populer dan yang sangat banyak dikenal orang pada zaman itu. Pengangkatan Musa (9) merupakan contoh lainnya. (Ada cerita tentang Mikhael yang dikirim untuk menguburkan Musa dan bertemu dengan Iblis yang menuntut tubuhnya sebab Musa seorang pembunuh. Mikhael menyerahkan keputusan itu kepada Allah). Mungkin ada pula rujukan lainnya, tetapi semua ini tidak berarti bahwa Yudas menganggap kutipan itu setara dengan Alkitab. Dalam Perjanjian Baru terdapat beberapa kali penulis mengutip ucapan-ucapan atau tulisan-tulisan terkenal lain hanya untuk menegaskan suatu pendapat, sama seperti yang dilakukan oleh pengkhotbah-pengkhotbah dewasa ini yang mungkin mengutip dari karya Shakespeare atau Perjalanan Seorang Musafir, misalnya.
Pesan
1.Ada musuh didalam selimutMereka sudah
o menyelusup masuk. Yud 1:4
o menodai persekutuan. Yud 1:12
o memecah belah jemaat. Yud 1:19
o terbukti sebagai Kristen palsu. Yud 1:19
2. Mereka menyangkal iman.
o Menentang apa yang kita percayai. Yud 1:3
o Hidup dalam kejahatan. Yud 1:4, 11, 12, 16
3. Allah akan mengurus mereka.
o Ia telah melakukannya di masa lampau. Yud 1:4, 5, 6, 7, 11
o Ia akan melakukannya lagi. Yud 1:14, 15
4. Kristen sejati akan siap siaga.
o Berjuang demi iman. Yud 1:3
o Setia kepada Tuhan. Yud 1:4
o Ingat akan janji-janji. Yud 1:17
o Terus bertahan dan memelihara iman. Yud 1:20,21
o Menyelamatkan orang lain. Yud 1:22, 23
5. Allah akan memelihara kita.
o Ia memanggil kita. Yud 1:1
o Ia mengasihi kita. Yud 1:1, 2, 21
o Ia berkuasa memberikan apa yang kita perlukan. Yud 1:2
o Ia akan memelihara kita. Yud 1:24
o Ia yang memegang kendali. Yud 1:25
Penerapan
Yudas mengajar kita bagaimana menyelesaikan kesalahan...
1. Apa yang akan kita hadapi.o Ajaran palsu
o Orang yang tidak saleh
o Kebebasan dan nafsu
o Ketidakpercayaan
o Kesombongan
o Ketidakhormatan
o Ejekan
o Penolakan terhadap wibawa
o Egoisme
o Tidak adanya buah Roh
o Keluhan
o Bualan
o Rayuan
o Pemecahbelahan
o Keduniawian
o Kerohanian pura-pura
2. Bagalmana mengadakan perlawanan.
o Bergantung pada Alkitab
o Periksa ajaran mereka
o Jangan biarkan adanya penyimpangan
o Sadari bahwa hal itu serius
o Teruskan apa yang sudah dimulai
o Pegang janji janji Allah
o Berhati-hati walaupun Anda ingin menolong mereka
Tema-tema Kunci
1. Alkitab.
Yudas berbicara tentang 'iman' (3); menyimpulkan apa yang kita percayai. Oleh karena iman adalah 'pemberian Allah' dan sebab Allah tidak ingkar, maka sangatlah penting bagi kita untuk berpegang pada iman. Kita memilikinya tertulis dalam Alkitab bagi kita, dan Yudas menganggap bahwa semua kawannya telah mengetahuinya dan akan mempertahankannya. Lihat bagaimana Yudas mengacu baik ke Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (ayat-ayat Yud 1:3, 5, 6, 7, 11, 17, 18, 20) dan carilah acuan berikut ini: I Korintus 10:1-12; Kejadian 10:1-12; 6:1-4; 19:1-25; 4:1-16; Bilangan 22-23; 25:1-5; 31:15, 16; 16:1-35.
2. Hidup dan iman.
Apa yang kita percayai dan bagaimana kita hidup harus serasi. Para guru palsu mengatakan bahwa mereka percaya akan kasih karunia Allah (4) dan bahkan mereka mengaku mendapatkan wahyu khusus (8,lihat 19), tetapi kehidupan mereka sehari- hari menyangkal pengakuan tersebut. Buatlah daftar tentang gambaran yang berbeda-beda yang dipakai Yudas untuk menggambarkan Kristen palsu ini. Apa kesan yang Anda dapatkan secara menyeluruh?
3. Dosa tidak akan lepas dari hukuman.
Walaupun kelihatannya orang dapat meng hindarihukuman dosa, sejarah Alkitab mengatakan bahwa pada suatu hari Allah akan menghakimi mereka. Carilah hal-hal yang menunjuk kepada penghakiman Allah dalam surat ini.
4. Orang Kristen sejati akan selamat.
Tidak saja Allah sangat memperhatikan umat-Nya, tetapi Ia dapat memberikan segala sesuatu bagi mereka untuk tetap mempertahankan diri. Pikirkan ayat-ayat Yud 1:24, 25 dan carilah apa yang ingin Allah lakukan dan bagaimana Ia dapat melakukannya.
Garis Besar Intisari: Yudas (Pendahuluan Kitab) [1] 'YUDAS UNTUK SAHABAT-SAHABATNYA' Yud 1:1,2
Saudara-saudara adalah orang-orang yang istimewa
[2] 'DITULIS DENGAN TERBURU-BURU...' Yud 1:3,4
[1] 'YUDAS UNTUK SAHABAT-SAHABATNYA' Yud 1:1,2
Saudara-saudara adalah orang-orang yang istimewa
[2] 'DITULIS DENGAN TERBURU-BURU...' Yud 1:3,4
Yud 1:3 | a Apa yang ingin saya tulis |
Yud 1:3 | b Apa yang sedang saya tulis |
Yud 1:4 | Mengapa saya menulis seperti ini |
[3] 'TIGA PERINGATAN YANG MENGERIKAN' Yud 1:5-7
Yud 1:5 | Mesir |
Yud 1:6 | Para malaikat |
Yud 1:7 | Sodom dan Gomora |
[4] 'APA YANG KITA LAWAN' Yud 1:8-13
Yud 1:8-9 | Memberontak terhadap kekuasaan Allah |
Yud 1:10 | Berlaku seperti binatang |
Yud 1:11 | Kain, Bileam dan Korah dijadikan satu! |
Yud 1:12-13 | Berbahaya dan tak berguna |
[5] 'HENOKH BENAR!' Yud 1:14-16
Yud 1:14-15 | Hakim sedang datang |
Yud 1:16 | Kesombongan dan nafsu |
[6] 'PARA RASUL SUDAH MENGATAKANNYA PADAMU!' Yud 1:17-19
Yud 1:17-18 | Hari-hari jahat akan tiba |
Yud 1:19 | Hati-hati terhadap hal duniawi! |
[7] 'LANJUTKAN PEKERJAANMU!' Yud 1:20-23
Yud 1:20,21 | Kuatkan diri |
Yud 1:22,23 | Ulurkan tangan |
[8] 'ALLAH YANG SEPERTI APA YANG KITA MILIKI!' Yud 1:24,25
Mampu dan memelihara
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi