Daftar Isi
BROWNING: BINTANG-BINTANG
ENSIKLOPEDIA: BINTANG-BINTANG MINTAKULBURUJ

Mazzaroth

Dalam versi-versi Alkitab:

bintang-bintang: BIS
Buruj-asmani: TL
Mintakulburuj: TB

BINTANG-BINTANG [browning]

Di dunia Timur Tengah kuno dan dalam masyarakat Yunani !!- Romawi, bintang dipandang sebagai makhluk supranatural dan bertumbuhlah para ahli nujum, seperti di *Babel (Yes. 47:13). Nujum atau astrologi ditolak oleh para *nabi (Yes. 10:2), karena dianggap sebagai pengaruh asing yang tidak sehat. Pada saat muncul, astrologi itu dikutuk, misalnya oleh *Amos (Am. 5:26) dan ditindas oleh Raja *Yosia (2Raj. 23:4-14). Pernah diperkenalkan pada masa pemerintahan *Manasye (687-642 sM; 2Raj. 21:3-5).

BINTANG-BINTANG [ensiklopedia]

I. Pemakaian kata itu secara umum

Dalam Alkitab, bintang-bintang (Ibrani kokhavim, Yunani asteres) tak pernah merupakan subyek penelitian ilmiah secara sungguh-sungguh. Kata itu umumnya dipakai untuk setiap benda yg bercahaya di luar bumi ini, kecuali matahari dan bulan. Banyaknya jumlah bintang menjadi lambang dari kemahamurahan Allah (Kel 32:13; Ul 1:10; 10:22; 28:62; 1 Taw 27:23; Neh 9:23; Ibr 11:12). Allah berjanji kepada Abraham, bahwa keturunan Abraham akan seperti bintang di langit banyaknya (Kej 15:5; 22:17; 26:4).

Dalam anti puitis bintang-bintang dilihat sebagai manifestasi agung dari 'beda' Allah dalam hubungan dengan manusia. Hanya Dia sendirilah yg membuat, menguasai dan mengendalikan serta menentukan bilangan bintang-bintang itu. Kecongkakan hati manusia kadang-kadang berusaha merampas kekuasaan ini (Kej 1:16; Mzm 8:3; 136:9; 147:4; Am 5:8; Ayb 9:7; Yer 31:35; Yes 14:13; Ob 4; Nah 3:16; bnd Kej 37:9). Pencobaan yg terus-menerus ialah kecenderungan menyembah dewa-dewa bintang; padahal bintang-bintang tidak punya arti apa-apa dibandingkan dengan Yahweh sendiri (Ul 4:19; Yer 7:18; Am 5:26; Kis 7:43). Dialah yg bersemayam di langit yg tinggi (Ayb 22:12).

Tindakan final Allah dalam melepaskan dan menghakimi dunia ini akan didahului oleh tanda-tanda astronomis. Para nabi dan Tuhan Yesus menubuatkan tanda-tanda demikian; dan dalam Why tanda-tanda itu mencolok (Yes 13:10; Yeh 32:7; Dan 8:10; Yl 2:10; 3:15; Mat 24:29; Mrk 13:25; Luk 21:25; Why 6:13; 8:10-12; 9:1).

Kata 'bintang' dipakai juga secara kiasan tanpa menyinggung perbintangan, biasanya mengacu kepada pengertian keluhuran, baik kehalusan bawaan lahiriah ataupun perampasan kekuasaan (Ayb 38:7; Dan 12:3; Why 1:16, 20; 2:1; 3:1; 12:1; 22:16).

II. Gugusan Bintang yg disebut

Beberapa gugusan bintang disebut dalam Alkitab dengan namanya.

a. Bintang Biduk (Ayb 9:9; 38:32). Ursa Major (Inggris 'bear'), yaitu gugusan bintang yg mengelilingi kutub dan tak pernah terbenam. Beredar 'dengan pengiring-pengiringnya', yaitu 7 bintang utama dalam gugusan itu.

b. Bintang Mintakulhuruj (Ayb 38:32). Artinya masih gelap. Mungkin maksudnya (keduabelas) gugusan bintang, atau hanya yg di sebelah selatan (bh Aram Mazzaloth, 'bintang yg mengelilingi', yaitu lingkaran mintakulburuj).

c. Bintang Belantik (Ayb 9:9; 38:31; Am 5:8). 'Pemburu', yaitu gugusan bintang yg cerah, meliputi bintang-bintang utama terbesar Betelguse (atas kiri; merah) dan Rigel (bawah kanan, biru). Urutan warna dan terangnya cahaya dari kedua bintang ini beserta bintang-bintang di sekitarnya merupakan gambaran yg menarik dikaitkan dengan 1 Kor 15:41.

d. Kartika(Ayb 9:9; 38:31;Am 5:8). Sekelompok bintang yg samar-samar di Taurus, tersusun rapi, terdiri dari 7 bintang, yg membentuk kesatuan yg berkaitan erat, terselubung dalam zat yg nampak sebagai kabut di langit kr 300 thn cahaya jauhnya dari matahari. Ungkapan 'memberkas ikatan bintang Kartika' dan 'membuka belenggu bintang Belantik' (Ayb 38:31) mungkin merujuk kepada kepercayaan bahwa munculnya bintang-bintang itu menandai permulaan musim semi dan musim gugur. Kemungkinan lain yg menarik tapi sukar diterima akal, ialah bahwa 'keterikatan' Kartika karena keduanya saling menarik, atau (secara puitis) oleh selendang kabut yg mengelilingi mereka, adalah bertentangan dengan 'lepasnya' Belantik, yaitu bintang-bintang yg secara alami di antara keduanya tak punya hubungan apa-apa, dan yg bagi kita kelihatan berhubungan hanyalah karena garis pandangan mata kita.

e. Gugusan bintang Ruang Selatan (Ayb 9:9). Tidak jelas maksudnya; barangkali gugusan bintang yg nampak di atas kaki langit jika seseorang menempuh jalur perdagangan ke arah selatan menuju Arabia.

III. Bintang Betlehem

Bintang yg memberitakan kelahiran Tuhan Yesus disebut hanya dalam Mat 2, walaupun agaknya sudah dinubuatkan am Bil 24:17; Yes 60:3. Bintang ini ditafsirkan dengan tiga cara.

a. Mungkin bintang itu adalah bintang berekor Halley (thn 11 sM), atau bintang berekor lain yg muncul pada thn 4 sM. Arah gerak bintang berekor ini berlawanan dengan bintang-bintang lainnya, dan para astrolog pasti menganggapnya mempunyai arti penting. Tapi mungkinkah bintang itu kelihatan cukup lama di langit? Dan dapatkah penanggalan tahun dicocokkan dengan tanggal kelahiran yg paling mungkin dari Tuhan Yesus?

b. Mungkin bintang itu adalah gabungan dari beberapa planet. Penggabungan yg menarik dari Yupiter, Saturnus dan Venus terjadi pada awal thn 7 sM. Para astrolog tentu mencatatnya; tapi jangka waktu penggabungan itu singkat sekali, wujud seperti itu tentu tidaklah dapat disebut sebagai 'bintang'.

c. Bintang itu mungkin bintang supernova. Bintang-bintang nova (baru) muncul pada waktu-waktu tertentu; bintang yg samar-samar bisa tiba-tiba benderang, kemudian berangsur-angsur memudar dan hilang. Barangkali semua bintang mengalami hal ini pada suatu tahap dalam perkembangannya. Tapi, bintang supernova sangat jarang; belum pernah muncul satu pun dalam bimasakti kita, sejak teleskop diciptakan (abad ke-17). Bintang-bintang nova biasanya tidak terlihat oleh mata kita bila tanpa alat bantu (teropong). Tapi bintang supernova dalam bimasakti kita, bisa untuk suatu saat tertentu berjaya menerangi kegelapan malam, memancarkan lebih banyak cahaya dari semua bintang lain bersama-sama. Munculnya bintang nova dan bintang supernova sama sekali tak dapat diramalkan. Ahli-ahli perbintangan di Tiongkok mencatat adanya suatu bintang nova atau supernova kira-kira pada waktu kelahiran Tuhan Yesus.

Ungkapan en to anatole, 'pada waktu terbitnya' (TBI, 'di Timur', juga terjemahan lain; Mat 2:2), mungkin mencerminkan pengalaman dahsyat orang majus menyaksikan terbitnya bintang baru, yg muncul pertama kalinya. Posisi letak bintang itu di langit serta merta memberikan kepada mereka makna astrologisnya. Adalah pantas bahwa sekian triliun kali cahaya matahari harus dipancarkan untuk menyiarkan kelahiran Juruselamat dunia.

IV. Astronomi

Dalam Alkitab tidak ada 'astronomi' yg sesungguhnya; dan pendekatan ilmiah oleh ahli-ahli Babel, misalnya (yg pada abad 4 sM mampu meramalkan perubahan yg akan terjadi dlm perbintangan), tidak terdapat dalamnya. Yg ada ialah pandangan pra-dalil mengenai alam semesta ini, yg tidak bertentangan dengan kosmologi sains modem. Tentu mudah menjumpai acuan pandangan dunia purba yg tak dapat diterima, yg ump, dapat dibandingkan dengan mitos Babel tentang penciptaan. Tapi menuding Alkitab 'salah' hanya berdasarkan ini, adalah sama tidak sehat dengan menghakimi pengetahuan modem perihal alam semesta melulu berdasarkan nalar pemakaian kita akan istilah-istilah seperti 'terbitnya matahari' dan'kubah langit' (*CIPTA, PENCIPTAAN).

Kita hidup dalam suatu tatanan raksasa benda-benda langitan, yg jumlahnya barangkali sekian ribu juta bintang, seperti matahari, yg diatur dalam 'cakra raya' yg garis tengahnya 60.000 thn cahaya. Inilah 'alam semesta' atau 'bimasakti' kita. Tapi ada sekian puluh juta 'alam semesta' atau 'bimasakti' lain yg dapat dilihat, yg jauhnya sampai 1.000 juta thn cahaya, dan inilah batas kejauhan yg dapat dijangkau oleh teleskop paling canggih dan mutakhir dewasa ini. Perbedaan khas alam yg demikian ini dengan alam tiga lapis dalam mitos bangsa Sem mencolok sekali.

Secara rohani Alkitab kerap kali lebih dekat kepada nalar modern itu, daripada nalar yg lama. Sebab alam semesta yg diperkenalkan oleh para penulis Alkitab dapat dipahami oleh akal budi, dan kebesarannya membuat kita terperanjat. Ump Mzm 104, menceritakan suatu dunia yg sama sekali dapat dimengerti oleh akal budi, dan seluruhnya bergantung kepada hukum-hukum Allah; inilah ciri khas dari pandangan para penulis Alkitab. Dalam janji-Nya kepada Abraham, Allah memadankan bilangan bintang di langit dengan bilangan butir pasir di pantai (Kej 22:17). Tanpa alat bantu, mata kita mampu melihat hanya beberapa ribu bintang saja, dan perbandingan angka ini jelas sangat timpang. Tapi jumlah seluruh bintang di langit dapat dibandingkan dengan bilangan butir pasir di seluruh bumi! Alkitab penuh untaian pemikiran tentang alam semesta yg mahabesar seperti itu, yg sama sekali melampaui ilmu pengetahuan pada waktu itu.

Jelas pasti dan mantap, betapa Alkitab dengan teguh mempercayai suatu alam semesta yg sungguh-sungguh rasional, mahabesar dalam ukurannya, kontras dengan pandangan umum dunia pada waktu itu yg menganggap alam semesta ini khayalan, tidak lebih dari apa yg secara nyata dapat dibuktikan oleh indra manusia. Ada pun buku-buku karangan I Velikovsky (Worlds in Collision, 1950 dll) walaupun dikecam pedas, ditulis berdasarkan pandangan Yahudi, sangat menarik bagi orang yg mau mempelajari baik PL maupun astronomi.

KEPUSTAKAAN. G. V Schiaparelli, Astronomy in the Old Testament, 1905; 0 Neugebauer, The Exact Sciences in Antiquity, 1958; E. A Milne, Modern Cosmology and the Christian Idea of God, 1952; G. R Driver dan L. W Clarke, 'Stars', HDB2 1963, hlm 936 dst; R. A Rosenburg, The Star of the Messiah reconsidered, Bib 53, 1972, hlm 105 dst; W Foerster, TDNT 1, hlm 503-505;' D. A Hagner, NIDNTT 3, hlm 734-736. MTF/MHS

MINTAKULBURUJ [ensiklopedia]

Lihat BINTANG-BINTANG.




TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA