Lihat definisi kata "Umpama" dalam Studi Kata
: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Ular | Ular Beludak | Ulla | Uma | Ummah | Umpama | Unak | Uni | Unni | Unno | Unsur-unsur Dunia
Daftar Isi
PEDOMAN: Umpama, Perumpamaan
ENSIKLOPEDIA: UMPAMA, PERUMPAMAAN

Umpama

Umpama, Perumpamaan [pedoman]

  1. 1. Perumpamaan-perumpamaan yang menarik dalam Perjanjian Lama.
  2. Hak 9:8-15; 2Sam 12:1-4; 14:5-7
  3. 2. Perumpamaan-perumpamaan Kristus:
    1. 2.1 Orang yang hendak membangun rumah.
    2. Mat 7:24-27
    3. 2.2 Sahabat-sahabat mempelai.
    4. Mat 9:15
    5. 2.3 Kain yang baru dan pakaian yang lama.
    6. Mat 9:16
    7. 2.4 Air anggur yang baru dan kantong kulit yang tua.
    8. Mat 9:17
    9. 2.5 Roh jahat.
    10. Mat 12:43
    11. 2.6 Seorang penabur.
    12. Mat 13:3,18; Luk 8:5,11
    13. 2.7 Benih lalang.
    14. Mat 13:24-30,36-43
    15. 2.8 Sebiji sesawi.
    16. Mat 13:31,32; Luk 13:19
    17. 2.9 Ragi.
    18. Mat 13:33
    19. 2.10 Harta yang terpendam di ladang.
    20. Mat 13:44
    21. 2.11 Mutiara yang sangat berharga.
    22. Mat 13:45,46
    23. 2.12 Pukat yang dilabuhkan di laut.
    24. Mat 13:47-50
    25. 2.13 Makanan yang tidak menajiskan.
    26. Mat 15:10-15
    27. 2.14 Seorang hamba yang tidak mengasihi kawannya.
    28. Mat 18:23-35
    29. 2.15 Orang-orang upahan di kebun anggur.
    30. Mat 20:1-16
    31. 2.16 Dua orang anak laki-laki.
    32. Mat 21:28-32
    33. 2.17 Penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat.
    34. Mat 21:33-45
    35. 2.18 Perjamuan kawin.
    36. Mat 22:2-14
    37. 2.19 Pohon ara yang daunnya bertunas.
    38. Mat 24:32-34
    39. 2.20 Tuan rumah yang berjaga-jaga.
    40. Mat 24:43
    41. 2.21 Hamba yang setia dan hamba yang jahat.
    42. Mat 24:45-51
    43. 2.22 Sepuluh anak gadis.
    44. Mat 25:1-13
    45. 2.23 Talenta.
    46. Mat 25:14-30
    47. 2.24 Kerajaan yang terpecah-pecah.
    48. Mr 3:24
    49. 2.25 Satu rumah tangga yang terpecah-pecah.
    50. Mr 3:25
    51. 2.26 Seorang yang kuat.
    52. Mr 3:27; Luk 11:21
    53. 2.27 Benih yang tumbuh.
    54. Mr 4:26-29
    55. 2.28 Pelita yang menyala.
    56. Mr 4:21; Luk 11:33-36
    57. 2.29 Seorang yang bepergian.
    58. Mr 13:34-37
    59. 2.30 Orang buta yang menuntun orang buta.
    60. Luk 6:39
    61. 2.31 Selumbar dan balok.
    62. Luk 6:41,42
    63. 2.32 Pohon dan buahnya.
    64. Luk 6:43-45
    65. 2.33 Seorang pelepas uang dan orang-orang yang berhutang.
    66. Luk 7:41-47
    67. 2.34 Seorang Samaria yang murah hati.
    68. Luk 10:30-37
    69. 2.35 Seorang sahabat yang meminta dengan tidak merasa malu.
    70. Luk 11:5-9
    71. 2.36 Seorang kaya yang bodoh.
    72. Luk 12:16-21
    73. 2.37 Awan dan angin.
    74. Luk 12:54-57
    75. 2.38 Pohon ara yang tidak berbuah.
    76. Luk 13:6-9
    77. 2.39 Orang-orang yang diundang.
    78. Luk 14:7-11
    79. 2.40 Orang yang mendirikan sebuah menara.
    80. Luk 14:28-30,33
    81. 2.41 Raja yang hendak pergi berperang.
    82. Luk 14:31-33
    83. 2.42 Garam yang menjadi tawar.
    84. Luk 14:34,35
    85. 2.43 Domba yang hilang.
    86. Luk 15:3-7
    87. 2.44 Dirham yang hilang.
    88. Luk 15:8-10
    89. 2.45 Anak yang hilang.
    90. Luk 15:11-32
    91. 2.46 Bendahara yang tidak jujur.
    92. Luk 16:1-8
    93. 2.47 Orang kaya dan Lazarus.
    94. Luk 16:19-31
    95. 2.48 Janda yang tidak putus harap.
    96. Luk 18:1-8
    97. 2.49 Seorang Farisi dan seorang pemungut cukai.
    98. Luk 18:9-14
    99. 2.50 Sepuluh mina.
    100. Luk 19:12-27
    101. 2.51 Gembala yang baik.
    102. Yoh 10:1-6
    103. 2.52 Pokok anggur yang benar.
    104. Yoh 15:1-5

UMPAMA, PERUMPAMAAN [ensiklopedia]

I. Perumpamaan dan penafsirannya

Kata Yunani untuk perumpamaan ialah parabole, artinya 'meletakkan barang-barang berdampingan'. Padanan bh Indonesianya, yakni 'perumpamaan', artinya perbandingan, ibarat. Dalam dunia kristiani istilah 'perumpamaan' dikhususkan untuk cerita-cerita atau lukisan-lukisan yg digunakan Tuhan Yesus guna mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani.

Pengkhotbah kristiani sepanjang abad selalu berusaha -- demi tujuan khotbahnya -- menggali dalam perumpamaan-perumpamaan itu lebih banyak ajaran atau kebenaran, dibandingkan pertama kalinya Yesus mengajarkannya. Cara yg biasa dipedomani dalam hal ini ialah menganggap bahwa sampai dengan rincian perumpamaan itu mempunyai arti atau melambangkan sesuatu, walaupun nyatanya hal itu tidak berkaitan dengan ceritanya sendiri. Sebagai akibatnya timbul perlawanan kritis dari para ahli, ump Julicher, yg tegas menyatakan bahwa maksud suatu perumpamaan adalah hendak mengajarkan hanya satu ajaran atau kebenaran (walaupun mereka sendiri tidak sepakat yg mana ajaran tunggal itu!). Menurut mereka keterangan mengenai perumpamaan 'penabur' dan 'lalang di antara gandum' ump, yg disajikan dalam PB cenderung mencari-cari arti khusus dalam perincian perumpamaan itu, yg terjadi kemudian sesudah zaman Tuhan Yesus. Dan menurut mereka hal itu sangat merugikan gereja Kristen. Tapi nyatanya tak mungkin menentukan perbedaan yg gamblang antara perumpamaan dan alegori dalam cerita-cerita yg diucapkan Tuhan Yesus. Dan dari beberapa perumpamaan-Nya dapat digali beberapa pelajaran, mis perumpamaan 'anak yg hilang'; di situ ditekankan sukacita Allah Bapak mengampuni anak-anak-Nya, sifat pertobatan, dosa kecemburuan dan pembenaran diri sendiri (Luk 15:11-32).

Beberapa ahli zaman sekarang, seperti Yeremias, berusaha membedakan Kitab-kitab Injil perihal ajaran-ajaran sederhana yg Yesus maksudkan untuk disampaikan melalui perumpamaan-Nya, dan pada pihak lain pengertian-pengertian rumit yg diberikan kepada perumpamaan itu oleh guru-guru Kristen pertama, sebelum perumpamaan-perumpamaan itu akhirnya mendapat bentuknya dalam Kitab-kitab Injil. Tapi usaha-usaha demikian untuk memisahkan unsur asli dari unsur tambahan tidak boleh tidak lebih bersifat subyektif daripada bersifat ilmiah. Jelas bahwa Kitab-kitab Injil tidak selalu menyebut pada peristiwa apa pertama kalinya suatu perumpamaan diucapkan, atau kepada siapa ditujukan perumpamaan itu pada pertama kalinya diucapkan. Dalam hal perumpamaan 'orang Samaria yg murah hati' (Luk 10:25), 'Dua orang yg berhutang' (Luk 7:41), 'Anak-anak yg bermain di pasar' (Luk 7:31-32), dan 'perumpamaan uang mina', kait naskahnya jelas sekali dan memberikan kunci untuk menafsirkannya. Tapi kelihatannya sering terjadi, bahwa cerita-cerita Yesus baru timbul dalam ingatan kembali, sesudah peristiwa-peristiwa yg terkait dengannya lama terlupakan. Dan para penginjil kadang-kadang mencocokkannya dengan pemberitaan mereka, sambil mengungkapkan hal yg pertama-tama mendorong Tuhan Yesus mengungkapkannya (lih Luk 18:19). Suatu kumpulan dari 7 perumpamaan, terlepas dari kait naskahnya, terdapat dalam Mat 13.

Sikap terlalu mengorek-ngorek dan terlalu menyederhanakan -- kedua-duanya harus disingkirkan dalam menafsirkan perumpamaan. 'Mis, mengatakan bahwa perumpamaan Anak yg hilang adalah injil dalam Injil, lalu menarik kesimpulan dari perumpamaan ini bahwa dalam agama Kristen tidak penting ajaran pendamaian, jelas adalah menyesatkan. Halnya sama menyesatkan juga, jika berdasarkan perumpamaan Orang Samaria yg murah hati kita menganggap bahwa pelayanan praktis terhadap sesama kita adalah inti utama dan satu-satunya tujuan agama Kristen' (R. V. G Tasker, The Nature and Purpose of the Gospels, 1957, hlm 57-58). Sama juga salahnya menerapkan pertimbangan susila dan ekonomi untuk menafsirkan perumpamaan, bila pertimbangan seperti itu ternyata tidak berhubungan dengan cerita perumpamaan terkait. Ump 'perumpamaan tentang bendahara yg tidak jujur' (Luk 16:1-9) mengajarkan bahwa ihwal hari kemudian adalah penting, dan bahwa manusia harus bersiap-siap untuk itu; tapi ihwal moralitas dari perbuatan bendahara itu tidak ada hubungannya dengan ajaran utama cerita ini. Juga menyimpang, jika berdasarkan kaidah moral dipertanyakan apakah dapat dibenarkan orang yg menjumpai 'harta yg terpendam di ladang' membeli tanah itu, dengan harga yg jauh lebih rendah dari nilainya (Mat 13:44). Ajaran dalam perumpamaan ini ialah, bahwa tidak ada harta yg harganya sebanding dengan harta Kerajaan Allah, dan jika seseorang tiba-tiba 'menjumpainya', hal itu menimbulkan sukacita besar baginya. Sekali lagi, sia-sia untuk menyatakan, bahwa perumpamaan tentang pekerja kebun anggur adalah menyoroti perihal gaji sekarang. Perumpamaan itu menggambarkan kebaikan Allah, yg memperlakukan orang selaras kasih karunia-Nya, dan tidak menurut jasa orang itu.

III. Sifat-sifat perumpamaan

Untuk melukiskan perumpamaan-Nya kadang-kadang Yesus mengambil ilustrasi dari alam sekitar, seperti perumpamaan penabur (Mrk 4:1-9), benih bertumbuh tak diketahui orang (Mrk 4:26-29), biji sesawi (Mrk 4:30-32), dan lalang (Mat 13:24-30). Kadang-kadang dari kebiasaan umum dalam hidup sehari-hari, seperti perumpamaan tentang ragi (Mat 13:33), pelita yg ditempatkan di atas kaki dian (Mrk 4:21), domba dan dirham (mata uang) yg hilang (Luk 15:3-10), orang yg bertalu-talu meminta (Luk 11:5-8), dan kesepuluh anak dara (Mat 25:1-13); juga dari peristiwa sejarah yg diketahui umum yg baru saja terjadi (Luk 19:14); pada waktu yg lain dari peristiwa yg dibayangkan pernah terjadi, atau yg mungkin saja terjadi, seperti perumpamaan hakim yg lalim (Luk 18:2-8), anak-anak yg bermain-main di pasar (Luk 7:31-35), para pekerja di kebun anggur (Mat 20:1-16), bendahara yg tidak jujur (Luk 16:1-9), dan anak yg hilang (Luk 15:11-32).

Bila kebenaran yg hendak diajarkan adalah sesuatu di luar pengalaman para pendengar-Nya, maka perumpamaan itu tidak hanya lebih bersifat fiktif, tapi juga lebih bersifat didaktis, seperti perumpamaan orang kaya dengan Lazarus (Luk 16:19-31); di situ Yesus mengakhiri cerita-Nya dengan menekankan, 'Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yg bangkit dari antara orang mati' (ay 31).

Kadang-kadang ajaran suatu perumpamaan jelas dari ceritanya sendiri, seperti dalam cerita orang kaya yg bodoh, dimana reductio ad absurdum -- pembuktian kesalahannya tatkala orang kaya itu mati -- tepat pada saat semua persediaannya sudah lengkap, agar ia bisa hidup aman dan bersenang-senang pada hari tuanya (Luk 12:16-21); tapi di sini pun masih ada ucapan, 'Demikianlah jadinya dengan orang yg mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah' (ay 21).

Pada peristiwa lain, kita jumpai Yesus memancing seorang pendengar agar mengungkapkan inti perumpamaanNya dengan bertanya, 'Siapakah di antara mereka yg akan terlebih mengasihi dia?' (Luk 7:42). Atau Dia sendiri menerangkan ajaran itu sebagai kesimpulan dari suatu cerita (seperti dim Mat 18:23; Dia menyimpulkan perumpamaan 'hamba yg tak mau mengampuni saudaranya' dgn perkataan, 'Maka BapakKu yg di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu').

Ada kalanya Yesus menjawab pertanyaan yg menyusul yg meminta penjelasan (seperti dim Mat 15:15; Petrus meminta Yesus menjelaskan makna: 'apa yg masuk ke dalam mulut seseorang, bukan itu yg menajiskannya, tetapi apa yg keluar dari mulutnya, itulah yg menajiskannya'). Yg lebih sering ialah, suatu cerita diceritakan tanpa keterangan apa-apa, dan para pendengar dibiarkan sendiri mengambil kesimpulannya. Bahwa sering kesimpulan yg ditarik adalah benar, walaupun tidak diterima, ternyata dari keterangan Mrk 12:12. Di situ disadari oleh pemimpin agama Yahudi, bahwa perumpamaan yg diucapkan Yesus tentang pekerja-pekerja atau para penggarap kebun anggur itu, dimaksudkan terhadap mereka.

IV. Kerajaan Allah

Banyak perumpamaan Tuhan Yesus berhubungan dengan suatu segi Kerajaan Allah, misalnya kodratnya, kedatangannya, nilainya, perkembangannya, pengorbanan yg dituntutnya, lingkungan kegiatannya, dst. Sangat wajar jika tafsiran atas perumpamaan-perumpamaan itu kebanyakannya dipengaruhi oleh pandangan tentang Kerajaan Allah, yg dianut oleh penafsir perseorangan. Para ahli teologi, ump penganut aliran eskatologi 'bongkar-bangkir' seperti Schweitzer, berkata bahwa Yesus menganggap kedatangan Kerajaan Allah sebagai peristiwa supra alami, yg akan terjadi mendadak dan merupakan bencana semesta di hari depan yg dekat sekali.

Pandangan ini mereka gunakan sebagai kunci untuk memahami semua perumpamaan Kerajaan Allah. Bahkan perumpamaan yg kelihatannya menunjukkan pertumbuhan atau perkembangan Kerajaan Allah, diartikan sesuai pandangan tadi. Ump makna perumpamaan tentang ragi mereka cari, bukan dalam sifatnya yg bekerja secara lambat dan diam-diam, tapi dalam pemuaian adonan itu secara tiba-tiba. Di pihak lain para ahli penganut aliran 'eskatologi kenyataan', menganggap bahwa Kerajaan Allah seluruhnya hadir dalam pengajaran dan perbuatan Yesus. Jadi bagi mereka perumpamaan tentang Kerajaan pada intinya adalah perumpamaan penggenapan Kerajaan itu. Tuaian yg disediakan pada abad-abad silam sekarang sudah tiba; biji sesawi yg dahulu ditanam, kini sudah setinggi semak, pada cabang-cabangnya dapat bertengger bermacam-macam burung. Ternyata, satu pun dari jenis tafsiran yg ekstrim ini tidak memberi tempat yg sewajarnya bagi bahan perumpamaan itu. Kedua-duanya terlalu disederhanakan.

Memperhatikan arti yg jelas dari perumpamaan Kerajaan ini, harus diakui bahwa di satu pihak memang Yesus memandang Kerajaan Allah itu telah hadir dalam ucapan-ucapan dan perbuatan-Nya. Tapi di pihak lain Ia memberitakan suatu kurun waktu, yg Ia sendiri tidak tahu panjangnya waktu itu (Mrk 13:32), pada kurun waktu mana Kerajaan Allah akan menjadi realita di tengah-tengah persekutuan pengikut-Nya, yaitu gereja-Nya di seluruh dunia. Ia menubuatkan bahwa Kerajaan Allah tidak akan diwujudkan lengkap seutuhnya, sebelum Ia sendiri datang kembali dalam kemuliaan-Nya.

Mula-mula kelihatannya ajaran Yesus itu kurang diacuhkan, tapi pada akhirnya menimbulkan pertentangan seperti tersirat dalam perumpamaan penabur, benih yg tumbuh diam-diam dan biji sesawi. Perumpamaan-perumpamaan ini diberitakan oleh Markus pada bagian pelayanan Yesus yg Dia batasi hanya kepada orang yg mau mendengarkan Dia. Yesus berbicara dengan perumpamaan-perumpamaan yg artinya hanya jelas bagi orang 'yg kepadanya diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah'. Sifat 'rahasia' ini digambarkan dalam perumpamaan penabur: 'Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian, bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yg lain?' (Mrk 4:13).

Rahasia itu ialah misteri dari aneka ragam tanggapan terhadap pemberitaan Kerajaan Allah. Perilaku yg diharapkan dari orang-orang yg mengikuti Kristus pada kurun waktu antara kedatangan-Nya yg pertama kali dan yg kedua kali, diungkapkan dalam beberapa perumpamaan; beberapa di antaranya disebut perumpamaan Kerajaan Allah dan yg lain tanpa keterangan. Murid-murid-Nya harus tekun berdoa, mengampuni orang lain, melayani sesamanya, menggunakan karunia Allah yg dikaruniakan kepada mereka, menjauhi ketamakan, tetap waspada, menjadi hamba yg setia, dan mengingat bahwa penghakiman terakhir terhadap mereka ditentukan oleh perilaku mereka sekarang ini.

V. Tujuan perumpamaan

Ada pendapat mengatakan bahwa Mrk 4:10-12 sangat sukar dipahami. Karena nampaknya bagian ini mengajarkan bahwa tujuan khas yg mendorong Yesus mengajar dengan memakai perumpamaan, bukanlah untuk menjelaskan apa yg rumit, melainkan agar orang yg tak percaya berkeras dalam kedurhakaannya. Tapi apa yg kelihatan sebagai keterangan tujuan dalam Mrk 4:12 ternyata adalah keterangan akibat (demikian Mat 13:11). Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus mungkin berakibat, dan sering sudah berakibat, mengeraskan hati orang durhaka. Sebab, sebenarnya perumpamaan Tuhan Yesus unik. Perumpamaan guru-guru lain dan para moralis sampai batas tertentu dapat dipisahkan dari diri mereka sendiri. Tapi Tuhan Yesus dengan perumpamaan-Nya sama sekali tak terpisahkan.

Gagal memahami Dia berarti gagal memahami perumpamaan-Nya. Akibatnya, barangsiapa tetap tidak menyadari siapa Yesus sesungguhnya, atau tetap tidak mengetahui sifat karunia yg dibawa-Nya bagi umat manusia, maka bagi orang itu rahasia Kerajaan Allah akan tetap tinggal rahasia, betapa banyaknya pun perumpamaan yg dia dengar tentang itu.'

Kepada orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan' (Mrk 4:11). Bagi mereka -- seluruh pelayanan jabatan Yesus, segala sesuatu yg Dia ucapkan, tidak hanya bagian ajaran-Nya yg Dia ucapkan dalam 'perumpamaan', juga semua mujizat-Nya -- tetap tinggal sebagai cerita duniawi biasa saja, sama sekali tidak mempunyai arti yg lebih dalam. Semuanya itu adalah karena 'sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti' (Mat 13:14), dengan demikian kata-kata nubuat nabi Yesaya yg dikutip dalam Mat 13:14-15 dan Mrk 4:12 digenapi dalam diri mereka. Penting dicatat di sini, bahwa kutipan yg sama dari Yesaya terdapat juga dalam Yoh 12:40, untuk menjelaskan mengapa orang Yahudi tidak man percaya kepada Yesus, 'meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di hadapan mereka' (Yoh 12:37).

VI. Injil Yoh

Dalam Yoh 10:6 kiasan gembala yg benar dan gembala penipu disebut paroimia, harfiah 'sesuatu yg diucapkan sekilas'. Kata ini diterjemahkan 'perumpamaan'. Tapi dalam Yoh 16:25 paromia diterjemahkan 'kiasan', dan memang benar, tidak ada perumpamaan dalam Injil keempat. Yg ada ialah beberapa kiasan tentang Yesus, ump Gembala yg Baik, Pohon Anggur yg Benar, Pintu, Terang Dunia, Jalan, Kebenaran dan Hidup.

KEPUSTAKAAN. F Hauck, TDNT5, hlm 744-761; C. H Dodd, The Parables of the Kingdom2, 1961; C. W. F Smith, The Jesus of the Parables, 1948; A. M Hunter, Interpreting the Parables, 1960; The Parables Then and Now, 1971; H Thielicke, Tlr Waiting Father, 1960; J Jeremias, The Parables of Jesus, 1963; G. V Jones, The Art and Truth of the Parables, 1964; E Linnemann, Parables of Jesus, 1966; J. D. M Derrett, Law in the NT, 1970; D. O Via Jr., The Parables; Their Literary and Existential Dimension, 1967; J. D Crossan, In Parables: The Challenge of the Historical Jesus, 1973; N Perrin, Jesus and the Language of the Kingdom, 1976. Mengenai Yoh, lih C. H Dodd, Historical Tradition in the Fourth Gospel, 1963; A. M Hunter, According to John, 1968. Tentang hermeneutika dan perumpamaan, lih A. C Thiselton, SJT 23, 1970, hlm 437-468. RVGT/IHM/MHS/HAO


Lihat definisi kata "Umpama" dalam Studi Kata



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA