Kekristenan Kartu Pos
Topik : AtributNats : Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (Mazmur 13:2)
Bacaan : Mazmur 13
Saat saya bersama suami mengunjungi Gunung Rainier, yaitu puncak tertinggi di Amerika Serikat, saya berharap dapat melihat pemandangan yang spektakuler. Namun, selama dua hari gunung tersebut tertutup awan. Karena itu, bukannya memotret, saya justru membeli kartu pos.
Liburan tersebut membuat saya mempertanyakan cara saya melukiskan iman kepada orang lain. Apakah saya menyodorkan pemandangan “kartu pos” tentang kekristenan? Apakah saya memberikan kesan yang keliru bahwa hidup saya selalu cerah, dan bahwa pandangan saya terhadap Allah selalu jernih?
Bukan itu yang dilakukan oleh Daud. Melalui puisi yang penuh perasaan di dalam Mazmur 13, ia mengakui bahwa ia tidak dapat memandang Allah dan tidak mengerti apa yang sedang dilakukan-Nya (ayat 2). Namun di akhir doanya, ia yakin bahwa apa yang tidak kelihatan sebenarnya ada, karena ia telah melihat hal itu sebelumnya di dalam pemeliharaan Allah yang berlimpah (ayat 6).
Orang kristiani adalah seperti orang-orang yang hidup di kaki Gunung Rainier. Mereka telah melihat gunung itu sebelumnya, sehingga mereka tahu bahwa gunung tersebut tetap ada walaupun awan menutupinya.
Saat penderitaan atau kebingungan menghalangi pandangan kita akan Allah, kita dapat berterus terang kepada orang lain tentang keraguan kita. Namun, kita pun dapat mengungkapkan keyakinan kita bahwa Tuhan masih ada, dengan cara mengingat saat-saat ketika kita menyaksikan keagungan dan kebaikan-Nya. Hal itu lebih baik daripada “kekristenan kartu pos” —Julie Ackerman Link