20 Juli 2004

Allah Mengasihi Saya?

Topik : Kasih-Nya

Nats : Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19)
Bacaan : Roma 5:6-11

Tak mudah memahami dalamnya kasih Allah bagi kita. Karena kesombongan dan ketakutan kita, kita tak bisa memahami betapa tidak layaknya kita dan betapa luar biasa kasih-Nya yang diberikan dengan cuma-cuma.

Terkadang saya bergumul dengan kesombongan, sehingga saya cenderung percaya bahwa saya telah cukup berusaha mendapatkan kasih yang saya terima. Kesombongan mengatakan bahwa saya dikasihi hanya ketika saya menyenangkan, dihormati, dan layak dikasihi.

Di saat lain saya tersentak oleh rasa takut. Jauh di lubuk hati, saya merasa tidak layak mendapatkan kasih yang saya terima. Motivasi saya tak pernah murni, dan saya takut ditolak jika semuanya terbongkar. Jadi, meskipun saya gembira karena merasa diterima, saya hidup dalam ketakutan bila jati diri saya terbuka, ketahuan bahwa saya sebenarnya tak sebaik anggapan orang.

Karena itu, ketika merenungkan hubungan saya dengan Allah, saya cenderung mengukur kasih-Nya berdasarkan perbuatan saya. Ketika saya berbuat baik, Dia mengasihi saya; tetapi jika saya salah, saya membayangkan hanya akan mendapat cacian dari-Nya.

Namun, Allah tidak mengasihi karena kita layak mendapatkan kasih-Nya. Dia mengasihi, apa pun keadaan kita. Dalam 1 Yohanes 4:10 kita membaca, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” Karena apa yang dilakukan Yesus Kristus bagi kita, kita tahu bahwa Allah selalu mengasihi kita. Kebenaran sederhana itu menghancurkan kesombongan dan melenyapkan ketakutan kita —Haddon Robinson



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA