Mengenang Masa Kecil
Topik : -Nats : Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati (Yesaya 57:15)
Bacaan : Mazmur 24
Ketika menggembalakan sapi di ladang ayah saat berusia lima tahun, saya terpesona oleh suara-suara dan pemandangan Dakota Utara di musim panas. Hanya lenguhan sapi dan kicauan burung yang memecah keheningan. Kilau cahaya panas menari-nari di padang rumput yang luas, sementara tak jauh seekor anjing hutan dengan hati-hati bersembunyi. Burung-burung elang yang lapar berputar-putar saat awan seputih salju mengambang di langit.
Orangtua saya mengajarkan bahwa jauh di atas pemandangan menakjubkan itu terdapat Allah yang agung dan kudus, yang tak terbayangkan. Saya pun merasa kecil dan lemah. Namun, mereka juga mengajarkan bahwa karena Allah sangat mengasihi saya, Dia mengutus Yesus untuk mati bagi saya, sehingga saya mengalami kasih-Nya.
Anak-anak dapat memahami kebenaran yang sangat penting ini jauh sebelum mereka mengerti istilah-istilah seperti Allah yang transenden (Dia sangat berbeda dengan kita) dan Allah yang imanen (Dia dekat dengan kita). Kini saya mengerti istilah-istilah itu, tetapi saya lebih memahaminya dengan membayangkan kembali hal-hal menakjubkan yang saya lihat di ladang semasa kecil.
Kita tidak mungkin mengalami masa kecil lagi, dan memang tak
seharusnya kita menginginkan hal itu. Namun, ingatlah bahwa Tuhan
tinggal "bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati" (
Across the expanse God stretched out His creation --
Established the stars, gave the earth its foundation;
His strength claims our worship, His power our fear;
Yet Calvary's cross sets us free to draw near. --Gustafson