Sukacita Berbuah
Topik : -Nats : Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24)
Bacaan : Yohanes 12:20-36
Selama minggu Paskah, Yerusalem penuh dengan para pendatang,
termasuk beberapa orang Yunani yang bertanya kepada Filipus
apakah mereka dapat bertemu Yesus. Sebagai jawabannya, Yesus
berkata, "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan" (
Sebagai orang percaya dalam Kristus, kita sering menjauhkan pemikiran tentang mati terhadap sendiri. Pada dasarnya dengan mudah kita dapat menerima bahwa sebuah benih memang harus mati (lebih dahulu) agar dapat menghasilkan kehidupan baru di musim semi. Kita tahu bahwa benih-benih itu mulai tumbuh di bawah permukaan tanah, walaupun kita tidak melihat proses terjadinya pertumbuhan itu.
Berapa tahun yang lalu anak perempuan saya diberi seperangkat perlengkapan menanam benih. Yang dipakai sebagai tanah pada perangkat itu adalah jelly transparan, yang memungkinkan kami mengamati benih yang ditanam. Berhari-hari kemudian kami bergembira menyaksikan adanya tanda kehidupan yang pertama muncul dari biji itu sampai akhirnya tumbuh sempurna.
Pada masa kini, jika kita bersedia mati terhadap diri sendiri dan membiarkan Roh Kudus mengendalikan hasrat kita yang berdosa, maka kita dapat meyakini bahwa buah Roh akan tumbuh dalam diri kita meskipun kita tidak dapat melihat proses pertumbuhannya. Kita dapat bersukacita atas setiap benih diri kita yang mati, karena itulah tanda bahwa akan tiba masa berbuah dalam kehidupan kita [JEY]
Oh, may the life of the Savior flow through us,
Bearing rich fruit by His Spirit within;
And may each longing for selfish enjoyment
Be overcome lest it lead us to sin. --DJD

