Di Mana Letak Kebaikannya?
Topik : -Nats : Kita...diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya (Roma 5:10)
Bacaan : Matius 27:41-54
Saat menghadapi suatu masalah yang tak kunjung berakhir, seringkali kita berseru, "Saya perlu mukjizat!" Sebuah mukjizat mungkin akan terjadi, tetapi bila tidak, apakah itu berarti kebaikan Allah tidak berlaku?
Izinkan saya mengajukan sebuah pertanyaan lain: Mengapa
Jumat Agung, hari tatkala Yesus digantung di atas kayu salib
disebut "agung"? Jika sekiranya pada saat itu suatu mukjizat
terjadi, mungkin istilah itu tepat digunakan. Bahkan para
pengejek yang ada di situ menantang, "Ia Raja Israel? Baiklah Ia
turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya" (
Sebenarnya Yesus tak pantas disalibkan. Namun Allah, sesuai
dengan tujuan-Nya yang penuh kasih, menggunakan penderitaan yang
harus ditanggung Yesus untuk memenuhi kebutuhan utama kita, yaitu
"diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya" (
Apakah Anda merasa bahwa mukjizat merupakan satu-satunya pengharapan Anda untuk dapat menyaksikan kebaikan Allah? Renungkanlah apa yang telah Kristus lakukan--sekalipun lewat penderitaan, Dia menggenapi rencana keselamatan. Renungkan pula bahwa Jumat Agung merupakan hari Kristus yang "tanpa mukjizat." Suatu saat Anda akan mampu melihat kembali masa-masa kelam dalam hidup Anda dan dengan jujur menyebutnya "baik" --JEY