Allah, Keledai, dan Kita
Topik : -Nats : Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31)
Bacaan : Bilangan 22:21-35
Dengan mengendarai keledai, Pendeta Gumercindo mengunjungi desa demi desa di Brazil untuk mengabarkan Injil. Menurut penulis Don Hare, dalam suatu perjalanan pulang, sang penginjil begitu kelelahan sampai tertidur di atas pelana. Beberapa jam kemudian, ia terbangun karena guncangan yang keras. Ternyata keledainya telah meninggalkan jalan setapak dan sedang berjalan melalui medan yang berbatu-batu. Mulanya pendeta tersebut marah, namun ia kembali tenang ketika melihat bahwa mereka telah hampir tiba di desanya.
Ketika tiba di gerejanya, pendeta itu melihat teman-temannya sedang berkumpul untuk mendoakan keselamatannya. Mereka diberitahu bahwa seorang pemilik peternakan besar yang membenci Injil telah mengirim orang-orang untuk menyerang pendeta itu di tikungan jalan setapak yang biasa ia lalui. Maka mereka bersyukur kepada Allah yang telah membuat keledai itu mengambil jalan pintas untuk pulang.
Berabad-abad yang lalu, Allah memakai seekor keledai yang
lain. Keledai ini secara ajaib berbicara dan menyelamatkan nyawa
Bileam, seorang nabi yang tidak taat dan mata duitan (
Allah memperhatikan kita dan akan melaksanakan rencana-Nya yang baik bagi kita, bahkan jika perlu dengan perantaraan binatang dan orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Pernahkah Allah berbicara atau memperhatikan Anda melalui keadaan-keadaan yang tidak biasanya? Bagaimana caranya? Apa yang membuat Anda memuji Dia atas perlindungan dan pimpinan-Nya? --HVL
My times are in my Father's hand;
How could I wish or ask for more?
For He who has my pathway planned
Will guide me till my journey's o'er. --Fraser