1 Tawarikh 15:17
15:17 Maka orang Lewi itu menyuruh berdiri Heman
bin Yoel; dan dari saudara-saudara sepuaknya: Asaf
bin Berekhya; dari bani Merari,
saudara-saudara sepuak mereka: Etan bin Kusaya;
1 Tawarikh 15:19
15:19 Para penyanyi, yakni Heman,
Asaf dan Etan harus memperdengarkan lagu dengan ceracap tembaga.
1 Tawarikh 16:41-42
16:41 Dan bersama-sama mereka ikut Heman
dan Yedutun dan selebihnya dari orang-orang yang terpilih, yang ditunjuk dengan disebut namanya untuk menyanyikan: "Syukur bagi TUHAN. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
16:42 Pada Heman dan Yedutun itu ada nafiri dan ceracap untuk para pemain, juga alat-alat musik pengiring nyanyian
untuk Allah. Dan anak-anak Yedutun
harus menjaga pintu gerbang.
1 Tawarikh 25:1-5
Para penyanyi
25:1 Selanjutnya untuk ibadah Daud dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf,
anak-anak Heman
dan anak-anak Yedutun.
Mereka bernubuat
dengan diiringi kecapi
1 , gambus dan ceracap.
Daftar orang-orang
yang bekerja dalam ibadah
ini ialah yang berikut:
25:2 dari anak-anak Asaf ialah Zakur, Yusuf, Netanya dan Asarela, anak-anak Asaf di bawah pimpinan Asaf, yang bernubuat dengan petunjuk raja.
25:3 Dari Yedutun ialah anak-anak Yedutun:
Gedalya, Zeri, Yesaya, Simei, Hasabya dan Matica, enam orang, di bawah pimpinan ayah mereka, Yedutun, yang bernubuat dengan diiringi kecapi
pada waktu menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi TUHAN.
25:4 Dari Heman ialah anak-anak Heman: Bukia, Matanya, Uziel, Sebuel, Yerimot, Hananya, Hanani, Eliata, Gidalti, Romamti-Ezer, Yosbekasa, Maloti, Hotir dan Mahaziot.
25:5 Mereka ini sekalian adalah anak-anak Heman, pelihat raja, menurut janji Allah untuk meninggikan tanduk kekuatannya; sebab Allah telah memberikan kepada Heman empat belas orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan.
1 Tawarikh 25:2
25:2 dari anak-anak Asaf ialah Zakur, Yusuf, Netanya dan Asarela, anak-anak Asaf di bawah pimpinan Asaf, yang bernubuat dengan petunjuk raja.
1 Tawarikh 5:12
5:12 Yoel adalah kepala dan Safam orang kedua; juga Yaenai dan Safat diam di Basan.
1 Tawarikh 29:14
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini?
Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu
sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Mazmur 88:1
Doa pada waktu sakit payah
88:1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mahalat Leanot. Nyanyian pengajaran Heman, orang Ezrahi. (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku,
siang hari aku berseru-seru,
pada waktu malam aku menghadap Engkau
2 .
1 Full Life: BERNUBUAT DENGAN DIIRINGI KECAPI.
Nas : 1Taw 25:1
Makna umum dari "bernubuat" ialah menggunakan suara seseorang untuk
melayani Allah dan kemuliaan-Nya di bawah dorongan ilahi. Di sini istilah
itu dipakai untuk menunjuk kepada menyanyi dan bermain musik untuk memuji
Allah, sangat mungkin di bawah pengaruh langsung Roh Kudus. Di bawah
perjanjian yang baru, bernubuat menjadi suatu manifestasi utama dari Roh
Kudus di antara mereka yang percaya kepada Kristus dan dipenuhi dengan Roh
(lihat cat. --> Kis 2:17;
[atau ref. Kis 2:17]
lihat art. KARUNIA ROHANI BAGI ORANG PERCAYA).
2 Full Life: SIANG HARI AKU BERSERU-SERU, PADA WAKTU MALAM AKU MENGHADAP ENGKAU
Nas : Mazm 88:2-19
(versi Inggris NIV -- Siang dan malam aku berseru-seru). Beberapa
kalangan beranggapan bahwa ini merupakan mazmur yang tersedih. Penggubahnya
telah banyak menderita (ayat Mazm 88:4), mungkin dia seorang penderita
kusta (bd. ayat Mazm 88:9). Ia merasa ajalnya sudah dekat dan bahwa
Allah telah menolaknya (ayat Mazm 88:8,15,17-19). Ia telah berseru siang
dan malam kepada Allah, tetapi tampaknya tidak dijawab (ayat
Mazm 88:2-3,14). Ia patah hati dan hampir tidak ada harapan lagi. Namun
dengan iman ia tidak mau melepaskan Allah; ia mengaku bahwa Tuhan tetaplah
Allah yang menyelamatkan dirinya (ayat Mazm 88:2).
- 1) Pengalaman pemazmur sangat mirip dengan pengalaman Ayub, walaupun di
dalam kasus ini tidak diberi tahu alasan di balik penderitaannya dan
diamnya Allah.
- 2) Mazmur ini menyatakan bahwa Allah kadang-kadang mengizinkan
saat-saat kesusahan dan putus asa di dalam kehidupan orang percaya.
Sungguh merupakan pengalaman yang suram bila tidak ada alasan yang jelas
untuk persoalan-persoalan kita dan bila Allah terasa jauh sekali.
Sepanjang penderitaan semacam itu ada unsur misteri yang baru tersingkap
waktu kita bersama Allah di sorga. Sementara itu, baik iman kepada Allah
sebagai Dia yang menyelamatkan kita maupun hubungan yang benar dengan
Dia adalah penting untuk mengatasi penderitaan itu. Kita tidak boleh
lupa bahwa pada akhirnya "baik maut maupun hidup ... baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang ... tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"
(Rom 8:38-39).