1 Raja-raja 2:32
2:32 Dan TUHAN akan menanggungkan
darahnya
kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik
dari padanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa
bin Yeter, panglima Yehuda.
Amsal 25:26
25:26 Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.
Habakuk 1:4
1:4 Itulah sebabnya hukum
kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan
muncul terbalik.
Habakuk 1:12
Di manakah keadilan TUHAN?
1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu
1 Allahku, Yang Mahakudus?
Tidak akan mati
kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan
dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu,
telah Kautentukan dia untuk menyiksa.
Habakuk 1:1
Judul
1:1 Ucapan ilahi
dalam penglihatan nabi Habakuk
4 .
Yohanes 3:12
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
1 Full Life: BUKANKAH ENGKAU ... DARI DAHULU?
Nas : Hab 1:12
Habakuk terkejut sekali bahwa Allah akan memakai bangsa yang
demikian jahat untuk menyerbu Yehuda, namun dia yakin bahwa Allah tidak
akan membiarkan mereka memusnahkan umat-Nya sendiri dan melalui kebinasaan
itu membatalkan rencana penebusan-Nya bagi umat manusia.
1 Full Life: HABAKUK.
Nas : Hab 1:1
Habakuk bernubuat kepada Yehuda di antara kekalahan pasukan Asyur di
Niniwe dan penyerbuan Yerusalem oleh pasukan Babel (605-597 SM;
lih. Pendahuluan Habakuk).
- 1) Kitab ini unik karena bukan suatu nubuat yang diarahkan langsung
kepada Israel, tetapi malah sebuah dialog di antara Allah dan sang nabi.
Habakuk mengajukan pertanyaan, "Mengapa Allah tidak berbuat sesuatu
tentang kejahatan yang begitu menonjol di Yehuda?" Allah menjawabnya
dengan menyatakan bahwa Ia sedang mengutus orang Babel untuk menghukum
Yehuda.
- 2) Jawaban ini bahkan lebih membingungkan Habakuk sehingga ia ingin
mengetahui, "Mengapa Allah menghukum umat-Nya melalui bangsa yang lebih
jahat daripada mereka?" Pada akhirnya, Habakuk belajar mengandalkan
Allah dan hidup dengan iman dalam jalan Allah, tanpa menghiraukan
keadaan.