1 Full Life: TAKUTLAH (ELIA) ... DAN PERGI MENYELAMATKAN NYAWANYA.
  
Nas  : 1Raj 19:3
Ungkapan iman dan berbagai kemenangan adikodrati dalam pasal
1Raj 18:1-46 disusul ketakutan, pelarian untuk menyelamatkan diri, dan
keputusasaan -- semuanya adalah akibat dari maksud Izebel untuk membunuhnya
(ayat 1Raj 19:2).
    - 1) Karena Elia tidak menerima perintah Tuhan untuk tetap tinggal di
   Yizreel, maka tetap tinggal berarti membahayakan jiwanya tanpa guna (bd.
   1Raj 18:1); tujuan perjalanannya ialah Gunung Horeb (yaitu Gunung
   Sinai).
- 2) Kepergian terpaksa Elia dari Israel ke Yehuda dan padang gurun
   adalah contoh dari mereka yang "sebab kebenaran"
          (lihat cat. --> Mat 5:10) [atau ref.     Mat 5:10] dianiaya dan terpaksa tinggal di padang gurun, gunung, gua, dan lubang
   tanah (Ibr 11:37-38). Seperti Elia, ada juga nabi yang harus
   meninggalkan gereja mereka, pengkhotbah kehilangan mimbar mereka, para
   mahaguru siswa mereka dan orang awam pekerjaan mereka karena mereka
   menentang dosa, berbicara sesuai dengan Firman Allah dan mengikuti jalan
   kebenaran demi nama-Nya. Besarlah upah mereka di sorga
   (Mat 5:10-12).
2 Full Life: AMBILLAH NYAWAKU.
  
Nas  : 1Raj 19:4
Elia -- yang dikuasai kelelahan, keputusasaan, dan kesedihan --
berdoa agar Allah membebaskannya dari beban pelayanan nubuat yang berat dan
mengizinkannya memasuki perhentian sorgawi.
    - 1) Perasaan Elia tidak jauh berbeda dengan perasaan
        - (a) Paulus, ketika ia menyatakan keinginan untuk "pergi dan diam
       bersama-sama dengan Kristus" (Fili 1:23), atau
- (b) dengan para pahlawan iman yang "merindukan tanah air yang lebih
       baik, yaitu satu tanah air sorgawi" (Ibr 11:16; bd. juga Musa
       dalam Bil 11:15).
- 2) Berikut ada beberapa alasan mengapa Elia begitu patah semangat.
        - (a) Kelihatannya ia sudah gagal: ia mengharapkan pertobatan seluruh
       Israel dan bahkan mungkin juga Izebel, namun sekarang ia harus lari
       menyelamatkan nyawanya. Harapan, usaha keras, dan pergumulan seluruh
       hidupnya tampaknya berakhir dengan kegagalan (ayat 1Raj 19:1-4).
- (b) Kesepian: ia merasa sendirian dalam pergumulan demi kebenaran
       Allah (ayat 1Raj 19:10; bd. Paulus, 2Tim 4:16).
- (c) Kelelahan jasmani setelah perjalanan yang panjang dan berat
       (ayat 1Raj 19:3-4; 18:46).