1 Raja-raja 8:1-4
Tabut perjanjian dipindahkan dan kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Suci
8:1 Pada waktu itu raja Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin
puak orang Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian
TUHAN
1 dari kota Daud,
yaitu Sion.
8:2 Maka pada hari raya
di bulan Etanim, yakni bulan
ketujuh, berkumpullah di hadapan raja Salomo semua orang Israel.
8:3 Setelah semua tua-tua Israel datang, maka imam-imam
mengangkat tabut itu.
8:4 Mereka mengangkut tabut TUHAN dan Kemah Pertemuan
2 dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi.
1 Full Life: TABUT PERJANJIAN TUHAN.
Nas : 1Raj 8:1
Tabut perjanjian menjadi satu-satunya perabot di Tempat Yang
Mahakudus. Tabut itu merupakan sebuah kotak sepanjang 1 m 14 cm, lebar 68.5
cm dan setinggi 68.5 cm, terbuat dari kayu penaga dan dilapisi dalam dan
luar dengan emas murni. Tabut itu mula-mula berisi tiga benda pengingat
bahwa Allah adalah raja atas Israel:
- (1) loh-loh batu yang berukir Kesepuluh Hukum (bd. Kel 25:16,21;
Kel 40:20;
lihat cat. --> Kel 25:10);
[atau ref. Kel 25:10]
- (2) sebuah buli-buli emas penuh dengan manna, yaitu makanan yang
disediakan Allah setiap hari untuk Israel selama mereka mengembara
di padang gurun; dan
- (3) tongkat Harun yang bertunas secara adikodrati. Akan tetapi, pada
zaman Salomo tabut perjanjian hanya berisi dua loh batu
(2Taw 5:10).
Tabut itu ditutup dengan "tutup pendamaian," tempat darah dipercikkan
setiap tahun sekali oleh imam besar pada Hari Raya Pendamaian. Dua kerub
emas diukir seiras, ditempatkan dengan muka saling menghadap dengan sayap
terbentang ke depan, sambil menudungi tutup tabut dalam bentuk lingkungan.
Pada tengah tutup pendamaian, kehadiran Allah dilambangkan oleh terang
adikodrati yang sangat cemerlang disebut shekinah
(lihat art. KEMULIAAN ALLAH).
2 Full Life: KEMAH PERTEMUAN.
Nas : 1Raj 8:4
Kemah Pertemuan merupakan sebuah bangunan berbentuk tenda yang
merupakan tempat penyembahan orang Israel yang mudah dibawa selama
pengembaraan mereka di padang gurun. Setelah bangsa Israel menetap di
Kanaan, Daud mengungkapkan keinginannya untuk mendirikan sebuah rumah
ibadah yang permanen bagi Tuhan (lih. 2Sam 7:1-13;
lihat art. BAIT SUCI).