2 Raja-raja 10:4
10:4 Tetapi mereka sangat takut dan berkata: "Sedangkan kedua raja itu tidak dapat bertahan menghadapinya, bagaimana mungkin kita ini dapat bertahan?"
2 Raja-raja 10:1
Yehu memunahkan keluarga Ahab
10:1 Ahab mempunyai tujuh puluh orang anak laki-laki
di Samaria.
Yehu menulis surat
1 , dan mengirimnya ke Samaria, kepada pembesar kota
itu, kepada para tua-tua dan kepada para pengasuh
anak-anak Ahab, bunyinya:
2 Raja-raja 16:5
16:5 Pada waktu itu majulah Rezin,
raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja Israel, untuk memerangi Yerusalem. Dan mereka mengepung Ahas, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan dia.
2 Raja-raja 19:15
19:15 Hizkia berdoa
2 di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim!
Hanya Engkau sendirilah
Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.
2 Raja-raja 23:8
23:8 Disuruhnyalah datang semua imam dari kota-kota Yehuda, lalu ia menajiskan bukit-bukit pengorbanan, tempat para imam itu membakar korban, dari Geba
sampai Bersyeba; dirobohkannya pula bukit-bukit pengorbanan di pintu-pintu gerbang yang ada dekat lobang pintu gerbang Yosua, penguasa kota itu, yang ada pada sebelah kiri kalau orang memasuki pintu gerbang kota itu.
2 Raja-raja 10:5
10:5 Sebab itu kepala istana dan kepala kota, juga para tua-tua dan para pengasuh mengirim pesan kepada Yehu, bunyinya: "Kami ini hamba-hambamu
dan segala yang kaukatakan kepada kami akan kami lakukan; kami tidak hendak mengangkat seseorang menjadi raja; lakukanlah apa yang baik menurut pemandanganmu."
1 Full Life: YEHU MENULIS SURAT.
Nas : 2Raj 10:1
Yehu menantang para pembesar Samaria untuk memilih seorang raja dari
antara anak-anak Ahab lalu menghadapi akibat-akibat pertentangan dengan
Yehu sendiri (ayat 2Raj 10:1-4). Akan tetapi, para pembesar menjadi
ketakutan dengan perang saraf ini sehingga bersumpah setia kepada Yehu;
mereka kemudian menuruti pesan Yehu untuk membunuh keturunan Ahab (ayat
2Raj 10:5-8).
2 Full Life: HIZKIA BERDOA.
Nas : 2Raj 19:15
Hizkia membawa surat tantangan yang menuntut penyerahan Yerusalem,
membentangkannya di hadapan Tuhan dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika
kesulitan melanda kehidupan kita dan situasi tampaknya tidak terkendalikan
lagi, kita harus bertindak seperti yang dilakukan Hizkia -- menghampiri
Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Allah telah
berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh mereka dan
tidak membiarkan terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya
(Mat 6:25-34); dengan berpegang erat-erat kepada Allah dalam iman dan
kepercayaan, kita akan memiliki damai sejahtera-Nya yang memelihara hati
dan pikiran kita (Fili 4:6-7).