2 Tawarikh 3:10
3:10 Ia membuat dua
kerub berupa pahatan di ruang maha kudus dan melapisinya dengan emas.
2 Tawarikh 3:15
Benda-benda logam Bait Suci
3:15 Di depan rumah itu dibuatnya dua tiang,
yang tingginya tiga puluh lima hasta, dengan ganja
di kepalanya masing-masing setinggi lima hasta.
2 Tawarikh 16:8
16:8 Bukankah tentara orang Etiopia
dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak?
Namun TUHAN telah menyerahkan
mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya.
2 Tawarikh 28:6
28:6 Sebab dalam sehari Pekah
bin Remalya menewaskan di Yehuda
seratus dua puluh ribu orang, semuanya orang-orang yang tangkas, oleh karena mereka telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
2 Tawarikh 28:21
28:21 Walaupun Ahas
merampas barang-barang dari rumah TUHAN, dari rumah raja dan dari rumah-rumah para pemimpin dan menyerahkan semua itu kepada raja negeri Asyur, namun perbuatannya itu tidak menguntungkan dia.
2 Tawarikh 32:31
32:31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel
datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib
yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya
1 ,
supaya diketahui segala isi hatinya.
1 Full Life: UNTUK MENCOBAINYA.
Nas : 2Taw 32:31
Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat
dalam 2Raj 29:12-19 dan pasal Yes 39:1-8. Allah kadang-kadang
menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan
keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji
kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan
hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih
besar.
- 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
- (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir
(Kej 39:1-40:23),
- (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub
(Ayub 1:1-2:13),
- (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan
Sara (pasal Kej 15:1-21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf
(Kej 37:1-36; 42:6; bd. Mazm 105:17-19),
- (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak
(Kej 22:1-24) atau Raja Saul (1Sam 15:1-35), dan
- (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami
sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
- 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah
pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak
teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bd. 2Kor 12:7-10). Di
tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan
hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas"
(Ayub 23:10; bd. Za 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi
tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin
menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya
sedang diuji oleh-Nya.