1 Full Life: KATAKANLAH ... KEPADA BUKIT BATU ITU.
Nas : Bil 20:8
Musa dan Harun diperintahkan oleh Allah untuk berbicara kepada bukit
batu itu dan bukan memukulnya sebagaimana dilakukan di Horeb
(Kel 17:1-7;
lihat cat. --> Bil 20:12 selanjutnya).
[atau ref. Bil 20:12]
1 Full Life: KAMU TIDAK AKAN MEMBAWA JEMAAH INI MASUK KE NEGERI.
Nas : Bil 20:12
Musa dilarang memimpin umat Allah memasuki Kanaan karena ia tidak
mengikuti perintah Tuhan dengan cermat (bd. ayat Bil 20:8 dengan ayat
Bil 20:11). Musa merupakan pemimpin rohani umat Allah, yang dipakai
Allah ketika memberikan Taurat-Nya. Tanggung jawabnya untuk menaati
perintah Tuhan lebih besar karena kedudukan dan pengaruhnya lebih besar
(bd. Yak 3:1).
- 1) Musa berdosa dalam dua hal. Pertama, ia berbicara dengan gegabah
seakan-akan kemuliaan dan kuasa Allah tinggal di dalam dirinya dan Harun
(ayat Bil 20:10; bd. Mazm 106:33). Kedua, kemudian ia bertindak
dengan gegabah ketika ia dengan marah memukul batu karang itu dua kali
dan bukan dengan berbicara kepadanya sesuai dengan perintah Allah (ayat
Bil 20:11).
- 2) Dengan berbicara dan bertindak secara gegabah, Musa menunjukkan
bahwa ia tidak mempercayai Allah (ayat Bil 20:12) dan dengan
demikian "memberontak" terhadap perintah Allah (ayat Bil 20:24).
Pada saat yang kritis itu, Musa kehilangan iman dan ketaatannya, yang
selalu menjadi tanggapan yang tepat atas firman Allah yang dinyatakan
(bd. Ul 9:23; 1Sam 12:15; 1Raj 13:21; 2Raj 17:14; Mazm 106:33). Lagi
pula, Musa tidak memperlakukan Allah sebagai Allah yang kudus dan layak,
serta memilih untuk tidak takut kepada-Nya, dan tidak menaati
perintah-Nya.
- 3) Melalui ayat-ayat ini Allah mengingatkan semua pelayan Injil bahwa
tanggung jawab mereka untuk menaati firman Allah adalah lebih besar
karena kedudukan dan pengaruh mereka. Sama seperti Musa menjadikan
dirinya tidak layak menuntun bangsa Israel memasuki Kanaan, demikian
pula dengan sikap tidak setia kepada perintah Allah maka hamba-hamba
Allah dewasa ini dapat menjadikan diri tidak layak untuk selamanya dari
bagian kepemimpinan tertentu (1Tim 3:1-7;
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).