Ezra 3:2
3:2 Maka mulailah Yesua
bin Yozadak
beserta saudara-saudaranya, para imam itu, dan Zerubabel bin Sealtiel
beserta saudara-saudaranya membangun mezbah Allah Israel
1 untuk mempersembahkan korban bakaran di atasnya, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Taurat Musa,
abdi Allah.
Ezra 3:12
3:12 Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah
yang dahulu, menangis
dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan
2 .
Ezra 10:1
Tindakan Ezra terhadap perkawinan campuran
10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku
dosa, sambil menangis
dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.
Ezra 10:13-14
10:13 Tetapi orang-orang ini besar jumlahnya dan sekarang musim hujan, sehingga orang tidak sanggup lagi berdiri di luar. Lagipula pekerjaan itu bukan perkara sehari dua hari, karena dalam hal itu kami telah banyak melakukan pelanggaran.
10:14 Biarlah pemimpin-pemimpin kami bertindak mewakili jemaah seluruhnya, maka setiap orang di kota-kota kami yang memperisteri perempuan asing harus datang menghadap pada waktu-waktu tertentu, dan bersama-sama mereka para tua-tua dan para hakim
di tiap-tiap kota, sampai murka
Allah kami yang bernyala-nyala karena perkara ini dijauhkan dari kami."
1 Full Life: MEMBANGUN MEZBAH ALLAH ISRAEL.
Nas : Ezr 3:2
Prioritas utama orang buangan yang pulang itu ialah membangun mezbah
untuk Tuhan. Mezbah adalah pusat penyembahan Yahudi, karena di atasnya
korban dan darah pendamaian karena dosa dipersembahkan kepada Allah
(lihat cat. --> Kel 27:1).
[atau ref. Kel 27:1]
- 1) Umat itu terdorong untuk membangun mezbah, setidak-tidaknya
sebagian, karena bahaya dari "penduduk negeri" (ayat Ezr 3:3).
Mereka mengetahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari bahaya hanya
apabila mereka menghampiri-Nya dalam iman dan ketaatan (lih.
Kel 19:5; Kel 29:43; bd. Ibr 4:16).
- 2) Mereka juga memahami maksud pokok eksistensi mereka. Mereka harus
mempersembahkan korban kepada Allah selaku "kerajaan imam dan bangsa
yang kudus" (Kel 19:6). Hanya dengan memenuhi panggilan rohani ini
mereka dapat menjadi umat sebagaimana dikehendaki Allah. Demikian pula,
orang percaya kepada Kristus harus menjadi "imamat yang rajawi, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, sehingga kamu dapat
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"
(1Pet 2:9), dan untuk mempersembahkan "persembahan rohani, yang
karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah" (1Pet 2:5; lih.
Ibr 13:10). Dengan kata lain, gereja selaku umat Allah zaman PB
merupakan ahli waris dan penerus Israel.
2 Full Life: BANYAK ... MENANGIS DENGAN SUARA NYARING ... BANYAK ORANG BERSORAK-SORAI ... KARENA KEGIRANGAN.
Nas : Ezr 3:12
Sekalipun hukum Allah mendorong umat untuk beribadah dengan tertib,
hal itu tidak membatasi penyembahan pada satu bentuk atau pola tertentu.
Beberapa orang yang telah menyaksikan kemuliaan bait Salomo menangis,
niscaya karena merasa lega bahwa aib kehancurannya kini sudah tidak ada
lagi; yang lain bersorak-sorak kegirangan. Penyembahan kita hendaknya
senantiasa luwes sehingga memberi peluang untuk berbagai ungkapan yang
spontan. Allah menciptakan kita secara berbeda; kita tak perlu heran
melihat keanekaragaman ketika umat-Nya menyerah kepada Roh Kudus.