Yunus 4:9
4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah
1 karena pohon jarak
itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."
Bilangan 20:11-12
20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air,
sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku
di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri
2 yang akan Kuberikan kepada mereka.
"
Bilangan 20:24
20:24 "Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya,
sebab ia tidak akan masuk ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel, karena kamu berdua telah mendurhaka kepada titah-Ku
dekat mata air Meriba.
Mazmur 106:32-33
106:32 Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba,
sehingga Musa kena celaka karena mereka;
106:33 sebab mereka memahitkan hatinya,
sehingga ia teledor dengan kata-katanya.
Mikha 6:3
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu
3 ? Dengan apakah engkau
telah Kulelahkan?
Jawablah Aku!
Matius 20:15
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Yakobus 1:19-20
Pendengar atau pelaku firman
1:19 Hai saudara-saudara
yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,
dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah
manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1 Full Life: LAYAKKAH ENGKAU MARAH.
Nas : Yun 4:9
Perbuatan Allah dengan pohon jarak dan angin timur yang panas terik
(ayat Yun 4:6-9) dimaksudkan untuk menunjukkan kontras dari perhatian
Yunus yang mementingkan kesejahteraan jasmaniahnya sendiri dengan ketiadaan
perhatiannya bagi Niniwe. Yunus lebih memperhatikan kenyamanan jasmaniahnya
sendiri daripada kehendak Allah bagi bangsa terhilang ini.
2 Full Life: KAMU TIDAK AKAN MEMBAWA JEMAAH INI MASUK KE NEGERI.
Nas : Bil 20:12
Musa dilarang memimpin umat Allah memasuki Kanaan karena ia tidak
mengikuti perintah Tuhan dengan cermat (bd. ayat Bil 20:8 dengan ayat
Bil 20:11). Musa merupakan pemimpin rohani umat Allah, yang dipakai
Allah ketika memberikan Taurat-Nya. Tanggung jawabnya untuk menaati
perintah Tuhan lebih besar karena kedudukan dan pengaruhnya lebih besar
(bd. Yak 3:1).
- 1) Musa berdosa dalam dua hal. Pertama, ia berbicara dengan gegabah
seakan-akan kemuliaan dan kuasa Allah tinggal di dalam dirinya dan Harun
(ayat Bil 20:10; bd. Mazm 106:33). Kedua, kemudian ia bertindak
dengan gegabah ketika ia dengan marah memukul batu karang itu dua kali
dan bukan dengan berbicara kepadanya sesuai dengan perintah Allah (ayat
Bil 20:11).
- 2) Dengan berbicara dan bertindak secara gegabah, Musa menunjukkan
bahwa ia tidak mempercayai Allah (ayat Bil 20:12) dan dengan
demikian "memberontak" terhadap perintah Allah (ayat Bil 20:24).
Pada saat yang kritis itu, Musa kehilangan iman dan ketaatannya, yang
selalu menjadi tanggapan yang tepat atas firman Allah yang dinyatakan
(bd. Ul 9:23; 1Sam 12:15; 1Raj 13:21; 2Raj 17:14; Mazm 106:33). Lagi
pula, Musa tidak memperlakukan Allah sebagai Allah yang kudus dan layak,
serta memilih untuk tidak takut kepada-Nya, dan tidak menaati
perintah-Nya.
- 3) Melalui ayat-ayat ini Allah mengingatkan semua pelayan Injil bahwa
tanggung jawab mereka untuk menaati firman Allah adalah lebih besar
karena kedudukan dan pengaruh mereka. Sama seperti Musa menjadikan
dirinya tidak layak menuntun bangsa Israel memasuki Kanaan, demikian
pula dengan sikap tidak setia kepada perintah Allah maka hamba-hamba
Allah dewasa ini dapat menjadikan diri tidak layak untuk selamanya dari
bagian kepemimpinan tertentu (1Tim 3:1-7;
lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).
3 Full Life: APAKAH YANG TELAH KULAKUKAN KEPADAMU?
Nas : Mi 6:3-5
Allah bertanya kepada umat-Nya apakah Dia telah mengecewakan mereka
dalam suatu hal.
- 1) Apakah itu salah-Nya jika mereka tidak menaati firman-Nya? Apakah Ia
telah mengabaikan mereka atau gagal mengasihi mereka sebagaimana
mestinya? Jawabnya jelas. Israel tidak ada dalih; Allah telah
memperlakukan umat-Nya dengan baik dan sabar sepanjang sejarah mereka.
- 2) Saat ini Allah bisa mengajukan pertanyaan yang sama kepada semua
orang yang berpaling dari-Nya. Jikalau kita menjadi tidak setia
kepada-Nya dan standar-standar kebenaran-Nya dan menerima cara-cara
dunia yang fasik, maka itu tidak akan disebabkan karena Allah tidak
setia kepada kita; sebaliknya, karena keinginan kita sendiri dan sikap
tidak berterima kasih atas kasih karunia dan kasih-Nya.