Yeremia 44:7-8
44:7 Maka sekarang, beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Allah Israel: Mengapakah kamu mendatangkan celaka
besar kepada dirimu sendiri? Kamu mau melenyapkan laki-laki, perempuan,
anak-anak dan bayi dari Yehuda dengan tidak meninggalkan sisa
apapun?
44:8 Mengapa kamu mau menimbulkan sakit hati-Ku dengan perbuatan tanganmu,
yakni membakar korban
kepada allah lain
1 di tanah Mesir
yang kamu masuki untuk tinggal
sebagai orang asing di sana? Mengapa kamu mau menjadi kutuk dan aib
di antara segala bangsa di bumi?
Yehezkiel 18:23
18:23 Apakah Aku berkenan
kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
Hosea 11:8
11:8 Masakan Aku membiarkan
engkau, hai Efraim
2 ,
menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim?
Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku
bangkit serentak.
Yoel 2:12
Seruan untuk bertobat
2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah
kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
Yoel 2:1
2:1 Tiuplah sangkakala
3 di Sion
dan berteriaklah di gunung-Ku
yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN
datang, sebab hari itu sudah dekat;
1 Timotius 2:4
2:4 yang menghendaki
supaya semua orang
diselamatkan
4 dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
1 Full Life: MEMBAKAR KORBAN KEPADA ALLAH LAIN.
Nas : Yer 44:8
Para buangan di Mesir mengesampingkan perjanjian dengan Allah mereka
dan berbalik kepada dewa-dewa Mesir dengan harapan memperoleh kemakmuran
dan perlindungan yang mereka inginkan. Yeremia memohon agar mereka kembali
kepada Tuhan dan memperbaharui perjanjian itu (ayat Yer 44:7-10). Dasar
dari teologi dan perilaku Yeremia ialah kebenaran bahwa seseorang hanya
dapat melayani Allah dengan kesetiaan penuh dan dengan berusaha menaati
sabda-Nya yang dinyatakan.
2 Full Life: MASAKAN AKU MEMBIARKAN ENGKAU, HAI EFRAIM?
Nas : Hos 11:8
Ayat ini termasuk ayat Alkitab yang paling mengesankan, yang
menunjukkan kasih mendalam, belas kasihan dan kesedihan yang diderita oleh
Tuhan demi orang berdosa. Ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa
kasih dan belas kasihan-Nya adalah bagaikan Bapa yang memperhatikan
anak-anaknya (Yer 31:9). Dia tidak mau melepaskan umat-Nya yang tidak
patuh, dan Ia merasa sedih bila terpaksa harus menghukum mereka.
3 Full Life: TIUPLAH SANGKALALA.
Nas : Yoel 2:1-2
Yoel memperkuat peringatannya dengan mengacu kepada "gelap gulita
dan kelam kabut", lambang-lambang hukuman dan kebinasaan. Tanggapan yang
tepat terhadap hari hukuman Allah ialah ketakutan dan kegentaran.
4 Full Life: YANG MENGHENDAKI SUPAYA SEMUA ORANG DISELAMATKAN.
Nas : 1Tim 2:4
Alkitab menyatakan dua aspek kehendak Allah untuk manusia berhubung
dengan masalah keselamatan: kehendak-Nya yang sempurna dan kehendak-Nya
yang mengizinkan (lih. Mat 7:21; Luk 7:30; 13:34; Yoh 7:17; Kis 7:51;
lihat art. KEHENDAK ALLAH).
- 1) Kehendak Allah yang sempurna sungguh-sungguh menginginkan "supaya
semua orang diselamatkan". Allah tidak mau seorang pun binasa,
"melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Pet 3:9).
Aspek kehendak Allah ini berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh-Nya,
dan bukan apa yang diizinkan-Nya.
- 2) Kehendak Allah yang mengizinkan berkaitan dengan apa yang dibiarkan
atau diizinkan oleh-Nya, dan bukan apa yang sebenarnya diinginkan-Nya.
Bahwa banyak orang tetap terhilang dalam dosa berhubungan dengan aspek
kehendak Allah ini dan bukan karena kehendak-Nya yang sempurna. Kalau
ada orang yang memilih untuk tetap tidak selamat, Allah akan mengizinkan
hal itu karena Dia tidak memaksa mereka yang menolak untuk menerima
keselamatan dari Anak-Nya. Dengan demikian, banyak hal yang terjadi di
dunia ini sebenarnya bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna
(yaitu dosa, hawa nafsu, kekerasan, kebencian, dan ketegaran hati),
tetapi dalam kehendak-Nya yang mengizinkan.
- 3) Kedua aspek kehendak Allah ini juga berfungsi dalam pengalaman hidup
yang menyedihkan dan mendukakan. Banyak penderitaan dan kesulitan
pribadi diizinkan Allah, tetapi belum tentu menjadi maksud atau
kehendak-Nya yang utama untuk orang itu. Karena dosa, pemberontakan, dan
kesembronoan, maka kesulitan dan kesukaran dapat terjadi tanpa
diinginkan Allah. Penderitaan pribadi kadang-kadang dapat disebabkan
karena prinsip ilahi "yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya"
(Gal 6:7).